Anda di halaman 1dari 12

TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe

TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI


SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK TOBA PADA


BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA.

Studi Kasus : Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Medan, Indonesia

Ghamanuel Fanalisi Nehe


Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Email: ghamanuelfanalisi@gmail.com

ABSTRAK
Transformasi arsitektur yang terjadi pada saat ini sangatlah penting untuk di
amati,terutama transformasi arsitektur tradisional agar keunikan arsitektur tradisional tetap di
lestarikan. Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara merupakan Museum terbesar di Sumatera
Utara yang berbagai peninggalan sejarah budaya bangsa, hasil seni dan kerajinan dari berbagai
suku di Sumatera Utara. Museum Negeri Sumatera Utara diresmikan tanggal 19 April 1982 oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, namun peletakan koleksi pertama dilakukan oleh Presiden
Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, tahun 1954 berupa makara. Oleh karena itu museum ini
terkenal dengan nama Gedung Arca. Penelitian ini akan mencoba melakukan kajian Elemen
Arsitektur tradisional suku batak toba pada bangunan museum provinsi sumatera utara yang
terletak di Jalan H.M.Joni no. 15, Medan. Jenis penelitian yang digunakan tergolong dalam jenis
penelitian komparatif. Dari hasil penelitian ini diharapkan menemukan data tentang elemen
arsitektur tradisional suku batak toba pada bangunan museum provinsi sumatera utara dan di
analisa menggnakan teori transformasi arsitektur. Setelah di lakaukan nya penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa Banyak elemen-elemen pada Arsitektur tradisional batak toba yang tidak di
temukan di bangunan Museum provinsi Sumatera utara.

Kata kunci: Transformasi,Elemen Arsitektur Tradisional Batak Toba,Museum Negeri Provinsi


Sumatera Utaraa.

PENDAHULUAN terkenal dengan nama Gedung Arca.


Berdasarkan koleksi yang dimiliki, Museum
Museum Negeri Provinsi Sumatera Sumatera Utara dikategorikan sebagai
Utara merupakan Museum terbesar museum umum. Sebagian besar koleksinya
di Sumatera Utara yang berbagai berasal dari daerah Sumatera Utara.
peninggalan sejarah budaya bangsa, hasil Bangunan Museum Sumatera Utara
seni dan kerajinan dari berbagai suku berdiri di atas lahan seluas 10.468 meter
di Sumatera Utara. Museum Negeri persegi, terdiri dari bangunan induk dua
Sumatera Utara diresmikan tanggal 19 April lantai yang difungsikan sebagai ruang
1982 oleh Menteri Pendidikan dan pameran tetap, ruang pameran temporer,
Kebudayaan, namun peletakan koleksi ruang audio-visual/ceramah, ruang Kepala
pertama dilakukan oleh Presiden Republik Museum, tata usaha, ruang seksi
Indonesia pertama, Ir. Soekarno, tahun 1954 bimbingan, perpustakaan, ruang mikro
berupa makara. Oleh karena itu museum ini film, ruang komputer, serta gudang.

1
TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe
TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

Yang menarik pada Museum Negeri 4. Transformasi bersifat (merancukan).


provinsi Sumatera Utara ini adalah Yaitu: Memiliki bentuk yang tidak
terdapat pada bentuk bangunan induk sesuai namun masih bisa di kenali.
Museum yang terlihat seperti bentuk
rumah tradisional etnis batak toba, Dalam mendesain sebuah karya
sehingga menjadi gagasan ataupun tujuan sangat berkaitan erat dengan munculnya
untuk mengkaji tentang Transformasi ide-ide baru, setiap ide baru yang muncul
Elemen Arsitektur Tradisional Batak Toba pastilah mempertimbangkan akan strategi
Pada Bangunan Museum Negeri Provinsi yang digunakan. Dalam teori Anthony
Sumatera Utara. Antoniades tentang Transformasi, beliau
Metode penelitian yang dipilih pada menggambarkan ada tiga strategi
penelitian dengan judul “Transformasi Transformasi arsitektur, yakni:
Arsitektur Tradisional Suku Batak Toba  Strategi Tradisional.
Pada Bangunan Museum Negeri Provinsi Adalah evolusi progresif dari sebuah
Sumatera Utara” tergolong dalam jenis bentuk melalui penyesuaian langkah
penelitian komparatif,dengan menggunakan demi langkah terhadap batasan.
teori transformasi arsitektur untuk  Strategi Peminjaman (borrowing).
menganalisanya. Adalah meminjam dasar bentuk dari
lukisan, patung,obyek benda - benda
KAJIAN PUSTAKA lainnya.
 Dekonstruksi atau dekomposisi.
1. Transformasi Arsitektur Adalah sebuah proses dimana sebuah
Transformasi bentuk dalam susunan yang ada dipisahkan untuk
arsitektur terutama sekali merupakan hasil dicari cara baru dalam kombinasinya.
dari proses sosial budaya. Termasuk
didalamnya adalah perubahan-perubahan Transformasi arsitektur di sebabkan
yang paling berguna terhadap lingkungan beberapa Faktor – faktor yang menyebabkan
fisik. Perubahan bentuk terjadi salah satunya terjadinya transformasi (Pakpahan, 2010)
karena penetrasi (Krier,2001). adalah:
Kategori transformasi dapat 1. Kebutuhan identitas diri (identification).
dibedakan menjadi empat Jenis Pada dasarnya orang ingin dikenal dan
Transformasi yang memiliki sifat yang ingin memperkenalkan diri terhadap
berbeda-beda ini diungkapkan Laseau lingkungan.
(1980) dalam Loebis (2002). Kategori 2. Perubahan gaya hidup (life style).
tersebut adalah: Perubahan struktur dalam masyarakat,
1. Transformasi bersifat (geometri). pengaruh kontak dgn budaya lain dan
Yaitu: Bentuk telah berubah,namun munculnya penemuan-penemuan baru
memiliki komponen ataupun fungsi mengenai manusia dan lingkungannya.
ruang yang sama. 3. Penggunaan teknologi baru.
2. Transformasi bersifat hiasan Timbulnya perasaan ikut mode, dimana
(ornamental). Yaitu: Hanya sebagai bagian yang masih dapat dipakai secara
hiasan ataupun hanya sebagai teknis.
pelengkap saja. 4. Perubahan sosial.
3. Transformasi bersifat (kebalikan) Faktor lingkungan fisik, perubahan
pembalikan citra pada figur objek penduduk, isolasi dan kontak, struktur
dirubah menjadi citra sebaliknya. masyarakat, sikap dan nilai-nilai,

2
TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe
TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

kebutuhan yang dianggap perlu dan Ari. dalam bentuk struktur


dasar budaya masyarakat. segitiga atap pelana,
5. Perubahan ekonomi. juga disebut
Karena Kekuatan yang paling dominan Sibombong Anting
dalam menentukan perubahan 4. Sitindangi. Papan tegak - untuk
lingkungan fisik adalah kekuatan menjaga frame tegak.
ekonomi. 5. Halang Pendukung Drum di
6. Perubahan politik. gordang. balkon.
Karena Peran aspek politis melalui 6. Songsong Balok horisontal dari
bentuk intervensi non fisik melalui rak. balkon
kebijakan pengembangan kawasan. 7. Songsong Juga disebut
boltok. Pamoltoki, bagian
2. Elemen Arsitektur Suku Batak Toba balok utama yang
Menurut Loebis (2002) Elemen-element dilambangkan sebagai
pada bangunan dibagi sebagai berikut: Perut.
1. Elemen pada bagian Depan bangunan: 8. Tomboman Papan depan terletak di
adopadop belakang Dorpi Jolo.
9. Dorpi jolo. Sepotong kecil kayu
vertikal yang disebut
papan tengah
10. Singasinga. Makhluk mitos
ornamen yang
menggambarkan
Makhluk mitos
ornamen yang
menggambarkan
Gambar.1. Elemen pada bagian depan bangunan Mangala Bulan.
Sumber: Loebis (2002). 11. Parhongkom. Papan horisontal
sebagai dasar dorpi
Jolo
Tabel.1. Elemen bagian depan. 12. Tureture Pendukung papan
No. Elemen Deskripsi lantai, bertopang pada
Bagian balok.
Depan Sumber: Loebis (2002).
1. Ulu paung Ulu paung merupakan
ornamen yang 2. Elemen pada bagian Samping
berbentuk raksasa bangunan:
setengah manusia
setengah hewan. Ulu
paung sekilas mirip
wajah manusia
bertanduk kerbau.
2. Dilapaung. Lidah seperti papan
tegak melambangkan
payung
(Santungsantung)
3. Sibombong Perisai atau kasau

3
TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe
TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang dipilih pada


penelitian dengan judul “Transformasi
Arsitektur Tradisional Suku Batak Toba
Pada Bangunan Museum Negeri Provinsi
Sumatera Utara” tergolong dalam jenis
penelitian komparatif.
Variabel dalam penelitian ini adalah:
Elemen Arsitektur pada bangunan Museum
Gambar.2. Elemen pada bagian depan bangunan Negeri Provinsi Sumatera Utara.
Sumber: Loebis (2002). Data yang dikumpulkan kemudian di
bandingkan dengan Elemen Arsitektur Batak
Tabel.2. Elemen Bagian Samping.
No. Elemen Deskripsi toba. Setelah itu dianalisa dengan teori
Bagian Transformasi Arsitektur.
Samping Kawasan penilitian adalah Bangunan
1. Pandingding Bagian ini adalah Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
an. bagian yang paling terletak di Jalan H.M.Joni no. 15, Medan.
penting dari dinding,
itu adalah bagian
paling tebal dari sisa
dinding, itu berdiri di
Tureture. Bentuknya
mirip dengan perahu
dayung tradisional
Toba.
2. Dorpi Papan tengah yang
sandesande. bisa dipindahkan,
berdiri di atas
Pandingdingan.
3. Dinding Pendukung dari papan
Parginjang. tengah tembok
4. Urur Kasau.
Hodahoda. Gambar 3. Kawasan Penelitian
5. Pangumbari. Balok utama.
6. Sundalap. Balok jaring.
7. Niggor atau Ring balok.
bungkulan. HASIL DAN PEMBAHASAN
8. Lais-lais. Rentang reng.
9. Sendal- Balok canopy. A. Elemen Pada Bagian Depan
sendal. Bangunan.
10. Rassang. Papan yang di
masukkan ke dalam
kolom.
Sumber: Loebis (2002).

4
TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe
TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

1.Ulu Paung. Analisis Transformasi:


Ulu paung merupakan ornamen Jenis transformasi: Jenis transformasi yang
yang berbentuk raksasa setengah manusia terjadi pada elemen ulu apung adalah
setengah hewan. Ulu paung sekilas mirip Transformasi bersifat (geometri) karena
wajah manusia bertanduk kerbau. bentuk geometri yang berubah dengan
komponen pembentuk dan fungsi ruang
yang sama.
Strategi transformasi: Strategi transformasi
yang di gunakanan adalah Dekonstruksi atau
dekomposisi. Merupakan sebuah proses dimana
sebuah susunan yang ada dipisahkan untuk
dicari cara baru dalam kombinasinya dan
menimbulkan sebuah kesatuan baru dan tatanan
baru dengan strategi struktural dalam komposisi
yang berbeda. Itu terlihat dari bentuk yang
berbeda tetapi masi tetap memiliki khas sebagai
elemen ulu paung.
Gambar 4. Elemen Ulu paung
Sumber: Loebis (2002) Faktor penyebab transformasi: Faktor

Pada lokasi penelitian di temukan


penyebab perubahan adalah kebutuhan
elemen ulu paung seperti pada Gambar 5. identitas diri (identification). Karena
peletakan dari ulu paung pada lokasi
penelitian tetap sama namun bentuk yang
telah sedikit berubah. Ulu paung pada lokasi
penelitian mengambil bentuk dasar dari ulu
paung yang sebenarnya,ini di lakukan utuk
mempertahankan identitas arsitektur
tradisional batak toba pada lokasi penelitian.

Gambar 5. Elemen ulu paung pada lokasi 2.Dilapaung.


penelitian. Lidah seperti papan tegak
Sumber: Data pribadi (2015) melambangkan payung (Santungsantung).

5
TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe
TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

Pada lokasi penelitian di temukan


elemen sihombong ari (Gambar 8).

Gambar 6. Elemen Dila paung.


Sumber: Loebis (2002)
Gambar 8. Elemen sihombong ari.
Pada lokasi penelitian tidak ditemukan Sumber: Data pribadi (2015)
elemen dila paung.

3.Sihombong Ari. Analisis Transformasi:

Sihombong Ari merupakan Perisai Pada elemen sihombong ari tidak terjadi

atau kasau dalam bentuk struktur segitiga transformasi dalam bentuk peletakan

atap ataupun fungsi.

4.Sitindangi.
Papan tegak - untuk menjaga frame
tegak,

Gambar 7. Elemen sihombong ari.


Sumber: Loebis (2002)

6
TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe
TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

Analisis Transformasi:
Jenis transformasi: Jenis transformasi
yang terjadi pada elemen sitindangi
adalah: Transformasi yang bersifat
(geometri) bentuk geometri yang berubah
dengan komponen pembentuk dan fungsi
ruang yang sama.
Strategi transformasi:
Strategi transformasi yang terjadi pada
elemen sitindangi adalah: Dekonstruksi atau
dekomposisi adalah sebuah proses dimana
sebuah susunan yang ada dipisahkan untuk
dicari cara baru dalam kombinasinya dan
menimbulkan sebuah kesatuan baru dan
tatanan baru.
Faktor penyebab transformasi:
Gambar 9. Elemen sitindangi. Faktor penyebab transformasi yang terjadi
Sumber: Loebis (2002) pada elemen sitindangi adalah:
Pada lokasi penelitian di temukan Kebutuhan identitas diri (identification).
elemen sitindangi (Gambar 10).
Karena secara keseluruhan bentuknya telah
berbeda,namun peletakanya masih tetap
sama ini untuk menjaga elemen sitindangi
tetap berada dalam bangunan ini, untuk tetap
menjaga khas arsitektur tradisional batak
toba pada bangunan museum provinsi
sumatera utara.

5.Halang Gordang.
Halang gordang Merupakan
Gambar 10. Elemen sitindangi. Pendukung Drum di balkon.
Sumber: Data pribadi (2015)

7
TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe
TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

Pada lokasi penelitian di temukan


elemen songsong rak(Gambar 13).

Gambar 11. Halang gordang.


Sumber: Loebis (2002)
Gambar 13. Songsong rak.
Pada lokasi penelitian tidak ditemukan Sumber: Data pribadi (2015)
elemen halang gordang.
Analisis Transformasi:
6.Songsong rak. Jenis transformasi: Jenis transformasi
Songsong rak merupakan Balok yang terjadi pada elemen songsong rak
horisontal dari balkon. adalah:
Transformasi yang bersifat hanya sebagai
hiasan (ornamental).
Strategi transformasi: Strategi transformasi
yang terjadi pada elemen songsong rak
adalah: Strategi Peminjaman (borrowing)
karena meminjam bentuk dan peletakan
elemen songsong rak yang sesungguhnya.
Faktor penyebab transformasi: Faktor
penyebab transformasi yang terjadi pada
elemen songsong rak adalah:
Kebutuhan identitas diri (identification),
Gambar 12. Songsong rak. karena songsong rak telah berubah fungsi
Sumber: Loebis (2002) nya. Namun tetap di jaga bentuknya untuk
menunjukan identitas bangunan sebagai

8
TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe
TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

museum provinsi sumatera utara. Dimana


seperti yang kita tau bahwa sebagian besar
penduduk sumatera utara merpakan suku
batak toba.

7.Songsong Boltok.
Songsong boltok Juga disebut
Pamoltoki Merupakan bagian balok utama
yang dilambangkan sebagai Perut.

Gambar 15. Element Songsong boltok pada


lokasi penelitian.
Sumber: Data pribadi (2015)

Analisis Transformasi:
Jenis transformasi: Jenis transformasi yang
terjadi pada elemen Songsong boltok adalah:
Gambar 14. Songsong Boltok. Jenis Transformasi yang bersifat hiasan
Sumber: Loebis (2002) (ornamental). Karena jika di lihat dari
fungsinya Songsong boltok Merupakan
Pada lokasi penelitian di temukan bagian balok utama yang dilambangkan
elemen songsong boltok(Gambar 15). sebagai Perut. Tetapi di kawasan penelitian
songsong boltok bukan merupakan balok
utama.
Strategi transformasi: Strategi transformasi
yang terjadi pada elemen Songsong boltok
adalah:
Strategi Peminjaman (borrowing) karena
elemen songsong boltok pada lokasi
penelitian hanya bersifat ornamental yang
meminjam dasar bentuk dari songsong
boltok sesungguhnya.
Faktor penyebab transformasi: Faktor
penyebab transformasi yang terjadi pada
elemen Songsong boltok adalah: Kebutuhan
identitas diri (identification). Karena tujuan
9
TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe
TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

nya hanya untuk mempertahankan bentuk


arsitektur tradisional batak toba pada gedung
museum ini.

8.Tomboman Adopadop.
Tomboman adopadop Merupakan
Papan depan terletak di belakang Dorpi
Jolo.

Gambar 17. Elemen dorpi jolo.


Sumber: Loebis (2002)

Pada lokasi penelitian tidak ditemukan


elemen dorpi jolo.

10.Singasinga.
Singasinga merupakan Makhluk
mitos ornamen yang menggambarkan
Mangala Bulan

Gambar 16. Elemen tomboman adop-adop.


Sumber: Loebis (2002)

Pada lokasi penelitian tidak ditemukan


elemen halang gordang.

9.Dorpi jolo.
Dorpi jolo merupakan Sepotong kecil kayu
vertikal yang disebut papan tengah.

Gambar 18. Elemen singasinga.


Sumber: Loebis (2002)

10
TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe
TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

Pada lokasi penelitian di temukan


elemen singasinga (Gambar 19).

Gambar 20. Elemen parhongkom.


Sumber: Loebis (2002)

Pada lokasi penelitian tidak ditemukan


elemen parhongkom.

12.Ture-ture.
Ture-ture Merupakan Pendukung
papan lantai, bertopang pada balok.
Gambar 19. Element singasinga pada lokasi
penelitian.
Sumber: Data pribadi (2015)

Analisis Transformasi:
Pada elemen singa-singa tidak terjadi
transformasi dalam bentuk peletakan
ataupun fungsi.

11.Parhongkom.
Parhongkom merupakan Papan
horisontal sebagai dasar dorpi Jolo.

Gambar 20. Elemen ture-ture.


Sumber: Loebis (2002)

11
TRANSFORMASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK Ghamanuel Fanalisi Nehe
TOBA PADA BANGUNAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SUMATERA UTARA.
STUDI KASUS: MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA,
MEDAN, Indonesia

Pada lokasi penelitian tidak ditemukan kebudayaan ataupun arsitektur tradisional


elemen ture ture. yang kita miliki.

B. Elemen Pada Bagian Samping DAFTAR PUSTAKA


Bangunan. Antoniades, Anthony, (1990). Poetics of
Architecture, New York Van Nostrand
Untuk bagian samping bangunan Reinhold.
museum provinsi sumatera utara ini tidak
ada di temukan elemen arsitektur Krier, R, (2001). Komposisi Arsitektur,
tradisional suku batak toba. Jakarta, Penerbit Erlangga

Loebis, Nawawiy (2002) Architecture In


KESIMPULAN DAN SARAN Tranformation The Case of Batak Toba,
Universitas Sains Malaysia.
1. Kesimpulan
Banyak elemen-elemen pada Pakpahan, R., (2010). Evaluasi Pasca Huni
Arsitektur tradisional batak toba yang Perumnas Mandala, Tesis USU, Medan.
tidak di temukan di bangunan Museum
provinsi Sumatera utara. Untuk bagian Wahid, Julaihi. & Alamsyah, Bhakti (2013)
samping Museum Provinsi Sumatera Utara Teori Arsitektur, Graha Ilmu,
tidak di temukan elemen Arsitektur Yogyakrta.
tradisional batak toba, Hanya pada bagian
depan saja yang di temukan Beberapa Wahid, Alamsyah, (2013). Arsitektur dan
Elemen Arsitektur Batak toba. Elemen sosial Budaya Sumatera Utara, Yogyakarta,
yang di temukan adalah: Elemen Ulu Penerbit Graha Ilmu.
paung,SihombongAri,Sitindangi,Songsong
Rak,Songsong Boltok,Singasinga.
Transformasi yang terjadi pada setiap
elemen bervariasi sifatnya. Namun
kebanyakan faktor penyebabnya adalah
identitas diri,untuk menunjukan bahwa
bangunan tersebut merupakan kebanggaan
masyarakat sumatera utara.

2. Saran
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi maupun inspirasi khususnya
mengenai Transformasi Elemen Arsitektur
tradisional Batak toba pada bangunan
Museum Provinsi sumatera utara. Penulis
juga berharap agar penelitian ini dapat
menjadi masukan bagi masyarakat agar
dapat lebih mempertimbangkan apabila
bangunan di bangun harus tetap menunjukan
identitas diri melalui kebudayaan masing-
masing, dan mempertahankan keunikan

12

Anda mungkin juga menyukai