Anda di halaman 1dari 31

STRUKTUR KONSTRUKSI 4

STRUKTUR BANGUNAN
TINGKAT TINGGI
SISTEM STRUKTUR
BANGUNAN TINGGI
DAN
PERILAKU
PEMBEBANAN
SISTEM STRUKTUR

Sistem struktur merupakan penggabungan berbagai elemen


struktur secara tiga dimensi yang cukup rumit.

Fungsi utama dari sistem struktur adalah


untuk memikul secara aman dan efektif beban
yang bekerja pada bangunan,serta
menyalurkan ke tanah melalui pondasi.
SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI
- Beban gravitasi berasal dari beban mati struktur da beban hidup
yang besarnya disesuaikan dengna fungsi bangunan.

- Portal penahan momen terdiri dari komponen ( subsistem )


horizontal berupa balok dan komponen ( subsistem ) vertikal
berupa kolom yang dihubungkan secara kaku ( rigid joints ).

- Dinding geser ( shear wall ) didefinisikan sebagai komponen


struktur vertikal yang relatif sangat kaku. Dinding geser hanya
boleh mempunyai bukaan sedikit ( 5% ) agar tidak mengurangi
kekakuannya. Fungsi dinding geser berubah menjadi dinding
penahan beban ( bearing wall ), jika dinding geser menerima
beban tegak lurus dinding geser.

- Rangka pengaku ( braced frame ) terdiri dari balok dan kolom


yang ditambahkan pengaku diagonal yang akan berpengaruh
pada fleksibilitas perpanjangan atau perpendekan lantai dimana
pengaku tersebut diletakkan.
Semakin tinggi suatu bangunan, pentingnya aksi
gaya lateral menjadi semakin berarti. Pada
ketinggian tertentu ayunan lateral bangunan menjadi
demikian besar sehingga pertimbangan kekakuan,
alih-alih kekuatan bahan struktur, menentukan
rancangan. Derajat kekakuannya terutama
bergantung pada jenis sistem struktur yang dipilih.
PERILAKU
PEMBEBANAN
PADA
SISTEM STRUKTUR
TINGKAT TINGGI
STRUKTUR DINDING PENDUKUNG
Struktur dinding yang pada umumnya terdiri
dari susunan dinding linear. Sistem ini dibagi
menjadi 3 kelompok utama :
1. Sistem dinding melintang
contoh pada bangunan Consorcio Building
Concepcion

Pembebanan dinding-dinding linear diletakan


tegak lurus terhadap panjang bangunan sehingga
tidak membatasi tampak bangunan.
2. Sistem dinding memanjang
contoh pada bangunan Rene Van Zuuk
Architekten

Pembebanan dinding-dinding linear


diletakan sejajar dengan panjang bangunan
sehingga membentuk tampak depan
3. Sistem dua arah, terdiri dari peletakan
dinding-dingding pada kedua arah

Reaksi struktur dinding pendukung terhadap pembebanan


bergantung pada bahan yang diunakan serta jenis interaksi
yang digunakan serta jenis interaksi yang terjadi antara
biadang lantai horizontal dengan bidang dinding vertikal.
Artinya perilaku struktur adalah fungsi dari tingkat
kontinuitas antara dinding –dinding dan antara dinding
dengan plat
STRUKTUR INTI GESER
 Sistem inti yang terdapat di tengah yang
difungsikan untuk sistem-sistem transportasi
vertikal dan distribusi energi (lift,tangga,wc,dan
shaff) sehingga membentuk sutu atau
beberapa inti , bergantung pada ukuran dan
fungsi bangunan. Inti-inti ini digunakan sebagai
sistem dinding geser untuk memenuhi
kekakuan lateral yang diperlukan oleh
bangunan .
Di setiap lantai terdapat bukaan pada inti dan tingkat
kesinambungan yang diberikan oleh balok pengikat akan
menentukan perilaku inti serta bisa berlaku sebagai
penampang terbuka dan berubah bentuk (menekuk) pada
bagian atasnya tampa mampu melawan , terutama apabila
menghadapi beban asimetris sehingga menyebabkan
puntiran.
SISTEM KANTILEVER
 Sistem inti pusat bertindak terhadap beban gravitasi dan
angin. Beban –beban graviasi pada sistem kantilever
meningkat melai dari nol di bagian atas dan maksimum di
bagian bawah.
SISTEM BANGUNAN GANTUNG
 Beban dari kabel harus dibawa kebagian atas inti sehingga
menginduksi lebih banyak gaya prategang pada bagian atas
inti .
SISTEM TRUSS INTERSPASIAL DAN
STAGGERED
 Truss Interspasial Rangka digunakan pada lantai antara
serta mendukung bagian atas dan bagian bawah plat
lantai
BANGUNAN RANGKA STAGGERED lebih kokoh dari pada
sistem interpasial. Pada rangka staggered digunakan pada
setiap lantai, dan disusun menurut pola berselang. Dengan
rangka berselang seling pada satu lantai dengan lantai
lainnya, dapat dihasilkan ruang bebas yag cukup besar. Plat-
plat lantainya menumpu pada bagian bawah lantai di atasnya
SISTEM PLAT RATA
Sistem plat rata terdiri atas plat beton padat ataupun
jenis wafel sehingga tidak memerlukan pembalokan
lantai. Sifatnya menerus dengan dinding geser dan
kolom.
Beberapa keterbatasan dari sistem plat rata adalah
sebagai berikut

•Beban mati yang besar tidak menguntungkan apabila


menghadapi kondisi pondasi yang sulit
• Kemampuan bentangan yang relatif pendek
SISTEM RANGKA KAKU
Rangka kaku adalah rangka berupa grid persegi teratur,
terdiri dari balok horizontal dan kolom vertikal yang
dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan
sambungan kaku
Contoh beberapa gambar denah yang
menunjukkan penerapan sistem-sistem struktur
dari berbagai bentuk ;

• Rangka melintang sejajar pada dua sumbu


• Bungkus eksternal dengan rangka inti internal
• Bungkus lingkaran eksternal dan internal
(rangka melintang pada grid radial)
Lendutan disebababkan oleh lentur kantilever. Ketika
melawan momen guling, rangka ini berlaku sebagai
kantilever vertikal yang melentur melalui deformasi
aksial serat-seratnya. Pemanjangan dan pemendekan
kolom akan menghasilkan ayunan lateral.

Deflaksi karena lentur balok dan kolom. Fenomenal


ini dikenal sebagai shear lag atau frame wracking.
Gaya horizontzl dan vertikal yang bekerja pada
kolom dan balok menyebabkan terjadinya momen
lentur pada batang-batang tersebut

Deformasi total struktur sebenarnya. Superposisi dari


kurva lendutan pada gambar a dan b menghasilkan
deformasi akhir dari struktur
SISTEM BANGUNAN DINDING
RANGKA GESER
 Menurut reaksinya terhadap beban geser , sistem rangka
dinding geser dibagi menjadi 3 tipe :
1. Sistem rangka bersendi dinding geser
2. Sistem interaksi rangka bersendi Vierendeel dinding geser
3. Interaksi rangka kaku – dinding geser
SISTEM INTERAKSI DINDING GESER –RANGKA
DENGAN BELT TRUSS KAKU
Sistem ini tidak efisien lagi diatas ketinggian 40 lantai
karena banyak sekali diperlukan pengaku yang kuat,
efisiensi struktur akan meningkat sebesar 30% dengan
menggunakan rangka sabuk ( belt truss ) untuk mngikat
rangka ke inti.
SISTEM TABUNG
Sistem tabung sangat efisiensi sehingga penggunaan
bangunan,hampir sebanding dengan jumlah yang
digunakan untuk bangunan rangka yang besarnya
separuh dari bangunannya, macam – macam sistem
tabung :
1. Tabung kosong
a. Tabung rangka atau frame tube
b. Tabung truss
2. Tabung pengaku interior.
SINGLE CORE
Sistem struktur bangunan tinggi dengan inti tunggal
(single core) dan kolom kolom berjarak pendek(
mullion ) yang memikul lantai bersama inti gedung .
Inti gedung kecuali memikul sebagian beban vertikal
juga dibebani gaya horizontal akibat gempa bumi dan
angin.
Pemilihan sistem struktur bangunan tinggi tidak hanya
berdasarkan atas pemahamana struktur dalam konteksnya
semata, tetapi lebih kepada faktor fungsi terkait dengan
kebutuhan budaya, sosial, ekonomi dan teknologi.

Beberapa faktor dalam perencanaan sistem pembangunan


struktur bangunan tinggi adalah :
1. Pertimbangan umum ekonomi
2. Kondisi tanah
3. Rasio tinggi lebar suatu bangunan
4. Pertimbangan fabrikasi dan pembangunan
5. Pertimbangan mekanis (sistem utilitasnya)
6. Pertimbangan tingkat bahaya kebakaran
7. Pertimbangan peraturan bangunan setempat
8. Ketersediaan dan harga bahan konstruksi utama
THE END
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai