Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KULIAH ONLINE

STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT RENDAH

Oleh :
Febri wahfiudin alfian (17.84.0065)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI S1 ARSITEKTUR


UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
TAHUN 2020
Jenis jenis system struktur bangunan bertingkat
A. Sistem struktur Rigrid Frame (Rangka Kaku)
Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri
dari balok horizontal dan kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang
dengan menggunakan sambungan kaku (rigid). Sistem Rangka Kaku (Frame)
atau sering disebut sebagai Struktur Portal, banyak digunakan pada bangunan
gedung. Struktur Portal sepintas memiliki konfigurasi bentuk yang sama
dengan jenis Struktur Balok-Kolom, tetapi sebenarnya mempunyai aksi
struktural yang berbeda karena adanya titik hubung atau sambungan yang kaku
antara elemen balok dan elemen kolom. Adanya sambungan ini memberikan
kestabilan Struktur terhadap gaya lateral.
Prinsip Rangka Kaku :
• Cara yang paling tepat untuk memahami perilaku struktur rangka sederhana
adalah dengan membandingkan perilakunya terhadap beban dengan struktur
post and beam.
• Perilaku kedua macam struktur ini berbeda dalam hal titik hubung, dimana titik
hubung ini bersifat kaku pada rangka dan tidak kaku pada struktur post and
beam.

B. Sistem struktur Rigrid Frame and Core


Struktur rigid frame and core merupakan rangka hybrid dimana adanya
penggabungan sistem struktur rangka kaku (rigid frame) an sistem struktur inti
(core). Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur
balok dan kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar
pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi, apabila dilengkapi
dengan struktur inti, ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena
interaksi inti dan rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem mekanis dan
transportasi vertikal.
Kelebihan :
• Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid
frame and core menjadi lebih stabil. Terutama bertahan terhadap gaya
torsi atau puntir pada bangunan
• Sistem utiitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat
pengawasan dan maintenance yang mudah, serta lebih simple, efisien dan
praktis.
• Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.
Kekurangan :
• Bila dibandingkan dengan jenis sistem struktur lain, rigod frame and core
termasuk baik, namun hanya dapat digunakan pada bangunan dengan
ketinggian kurang dari 50 lantai.
• Dari sedi desain kurangnya pandangan keluar secara bebas karena adanya
penghalang berupa rangka kaku.

C. System struktur pararel bearing wall


Struktur Paralell bearing wall dapat dibiliang sebagai struktur yang
sistemnya paling tradisional yang telah digunakan pada bangunan high rise.
Struktur ini terdiri dari elemen-elemen struktur vertical yang mengangkut
semua beban langsung menuju pondasi. Pada beberapa titik, daya tekan yang
dikarenakan beban dinding, beban mati, dan beban hidup melampaui daya
tahan dari dinding itu sendiri. Dindingnya menjadi sangat tebal sehingga lantai
bawah menjadi tidak berguna.

Sistem struktur ini bergantung pada beban yang massif untuk menahan
beban lateral. Sistem ini terdiri dari unsur-unsur bidang vertical yang di pra-
tekan oleh beratnya sendiri sehingga dapat menyerap gaya aksi lateral secara
efisien. Oleh karena sistem tersebut, denah per lantai pada bangunan yang
menggunakan sistem dinding pendukung adalah seragam, serta tidak
memerlukan ruang bebas yang luas sehingga sistem struktur bangunan tinggi
ini cocok jika digunakan untuk bangunan residensial seperti hotel dan
apartemen.
Terdapat beberapa jenis sitem struktur dinding pendukung, dan dapat
dikelempokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Sistem struktur dinding melintang.
Sistem struktur ini terbentuk dari dinding-dinding linear yang disusun
secara tegak lurus terhadap panjang bangunan.
2. Sistem struktur dinding panjang.
Merupakan dinding-dinding linear yang disusun secara sejajar dengan
panjang bangunan.

3. Sistem struktur dua arah.


Sistem struktur ini terdiri dari dinding-dinding linear yang diletakkan pada
kedua arah.

Gambar 7.4
Struktur Dua Arah
Sumber: Sebastian, 2004

Melihat ciri khas sistem struktur dinding pendukung, dimana dindingnya


berperan sebagai penopang, maka penentuan ketebalan dinding juga menjadi
bagian yang penting karena berkaitan dengan berapa beban yang dipikul oleh
dinding per lantai. Jika dipraktekan dalam bangunan tinggi, dinding di lantai
paling bawah biasanya memiliki ketebalan yang paling besar dikarenakan
dinding tersebut menerima paling banyak beban dari lantai-lantai diatasnya.
Semakin ke atas, ketebalan dinding juga biasanya menjadi semakin menipis.
Bukaan dinding seharusnya ditempatkan pada sumbu vertikal yang sama agar
dapat terhindar dari tegangan beban. Beban vertikal diteruskan sebagai momen
melalui struktur lantai langsung ke dinding. Dinding tersebut berperan seperti
kolom tipis yang memanjang.

D. System struktur Bearing Wall and Core


Dinding geser yang diletakkan didalam bangunan, misalnya
mengelilingi core yang berfungsi area service, shaft dan tangga darurat yang
menyerupai bentuk kotak atau bentuk lain yang kaku sebagai tipe dari struktur.
Core Bearing Wall dibuat agar semua alur sistem utilitas, lift, tangga, dll
berjalur dengan teratur pada arahnya, lebih efisien karena pada bagunan tinggi
butuh suatu alur yang terarah agar alirannya tidak mampet dan cepat sampai
pada tujuannya, sehingga jikalau terjadi kerusakan tidak terlalu susah untuk
mencari sumber masalahnya
E. Sistem struktur Flate Plate
Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu-arah atau pelat
dua arah. Pelat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat
satu-arah. Jika pelat dipikul oleh kolom yang disusun berbaris sehingga pelat
dapat berdefleksi dalam dua-arah, pelat disebut pelat dua-arah. Pelat dua-arah
merupakan panel-panel beton bertulang yang perbandingan antara panjang dan
lebarnya lebih kecil dari 2 (dua). Pelat dua-arah
dapat diperkuat dengan menambahkan balok di
antara kolom, dengan mempertebal pelat di
sekeliling kolom (drop panel), dan dengan
penebalan kolom di bawah pelat (kepala kolom /
capital).
Flat plate (pelat datar) adalah pelat beton
pejal dengan tebal merata yang mentransfer beban
secara langsung ke kolom pendukung tanpa
bantuan balok atau kepala kolom atau drop panel.
Flate plate dapat dibuat dengan cepat karena
bekisting dan susunan tulangan yang sederhana. Pelat ini memerlukan tinggi
lantai terkecil untuk memberikan persyaratan tinggi ruangan dan memberikan
fleksibilitas terbaik dalam susunan kolom dan partisi. Pelat ini juga
memberikan sedikit penghalang untuk pencahayaan dan ketahanan api yang
tinggi karena hanya ada sedikit sudut-sudut tajam dimana pengelupasan beton
dapat terjadi. Flat plate mungkin merupakan sistem pelat yang paling umum
dipakai saat ini untuk hotel beton bertulang bertingkat banyak, motel,
apartemen, rumah sakit, dan asrama.
Flat plate kemungkinan memunculkan masalah dalam transfer geser
disekeliling kolom. Dengan kata lain , ada bahaya dimana kolom akan
menembus pelat. Oleh karena itu seringkali perlu memperbesar dimensi kolom
atau ketebalan pelat atau menggunakan shear head. Shear head terbuat dari baja
I atau kanal yang ditempatkan dalam pelat melintasi kolom. Meskipun prosedur
ini tampak mahal, bekisting sederhana yang digunakan untuk flat plate biasanya
menghasilkan konstruksi yang ekonomis sehingga biaya ekstra untuk shearhead
tergantikan. Tetapi untuk beban yang berat atau bentang yang panjang
diperlukan beberapa jenis sistem lantai lain.
Flat slab (pelat slab) termasuk
pelat beton dua-arah dengan kapital, drop
panel, atau keduanya. Pelat ini sangat
sesuai untuk beban berat dan bentang
panjang. Meskipun bekisting lebih mahal
dibandingkan untuk flat plate (pelat
datar), flat slab akan memerlukan beton
dan tulangan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan flat plate untuk
beban dan bentang yang sama. Flat slab
biasanya ekonomis untuk bangunan gedung, parkir dan pabrik, dan bangunan
sejenis dimana drop panel atau kepala kolom yang terbuka diizinkan.
Pada gambar di samping,
diperlihatkan pelat dua-arah dengan balok.
Sistem lantai seperti ini digunakan karena
lebih murah dibandingkan dengan flat plate
atau flat slab. Dengan kata lain, jika beban
atau bentang atau keduanya sangat besar,
ketebalan pelat dan ukuran kolom yang
diperlukan untuk flat plate dan flat slab
menjadi besar dan lebih ekonomis jika
digunakan pelat dua-arah dengan balok,
meskipun biaya bekisting lebih mahal.

Sistem lantai lainnya adalah waffle


slab, yang contohnya pada gambar di
samping. Lantai dibuat dengan menyusun
fiberglass persegi atau cetakan logam
dengan sisi-sisi mengecil dan jarak
diantaranya, ketika beton dicor di dalam
dan diantara cetakan akan terbentuk
waffle. Jarak antar cetakan akan
membentuk web balok. Web ini agak
tinggi dan memberikan lengan momen
besar untuk tulangan. Dengan waffle slab,
berat beton akan sangat tereduksi tanpa banyak merubah tahanan momen dari
sistem lantai. Seperti halnya dalam flat plate, geser dapat menjadi masalah
dekat kolom. Akibatnya, lantai waffle biasanya dibuat solid didekat kolom
untuk meningkatkan tahanan geser.
F. Sitem struktur Kantilever
Balok kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat
tumpuan jepit dan ujung lain menggantung (bebas). Balok kantilever yang
menahan beban gavitasi menerima momen negatif pada keseluruhan panjang
balok tersebut. Akibatnya tulangan balok kantilever ditempatkan pada bagian
atas atau sisi tariknya seperti yang diperlihatkan pada gambar 1 untuk batang
seperti pada gambar, momen maksimum terjadi pada penampang di bagian
peletakan. Akibatnya sejumlah besar tulangan diperlukan pada titik ini.
Tulangan tidak tidak dapat hanya sampai pada tumpuan, harus dipanjangkan
atau diangkur pada beton di sebelah luar tumpuan. Perpanjangan ini disebut
sebagai panjang penyaluran (development length). Panjang penyaluran ini tidak
harus lurus seperti yang diperlihatkan pada gambar, karena tulangan akat
dikaitkan pada 90 derajat atau 180 derajat.

Hingga saat ini hanya batang statis tertentu yang telah banyak
dibicarakan, namun situasi yang sering terjadi untuk balok dan pelat adalah
menerus di atas bebarapa perletakan seperti pada gambar 1.2. Karena tulangan
diperlukan pada daerah tarik balok, tulangan tersebut ditempatkan pada bagian
bawah ketika momen positif dan pada bagian atas ketika momen negatif. Ada
beberapa cara dalam mengatur letak tulangan untuk menahan momen positif
dan negatif pada beban menerus.

G. Sitem struktur Interparsial


Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan
pada setiap lantai antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di
atas rangka. Ruangan yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di
gunakan sebagai wadah untuk kegiatan aktivitas lainya.

H. System struktur Suspension


Yaitu sistem struktur yang menggunakan kabel Baja sebagai penggantung
(menahan gaya tarik) suatu konstruksi.
Sistem gantung (suspension), Sistem ini memanfaatkan bahan secara
efisien dengan memanfaatkan penggantung untuk mendukung beban. Beban
grafitasi didukung oleh kabel-kabel untuk membentuk rangka konsol pada core
pusat.
Pada dasarnya sistem gantung ini meniru konstruksi jembatan gantung
pada umunya
Fungsi
A. Digunakan untuk konstruksi jembatan, atap, penggantung untuk lantai
bangunan tinggi.
B. Sistem dengan pembebanan vertikal tidak langsung sistem gantung (suspension
C. Sistem dengan beberapa lantai gantung pada balok di tengah
D. Sistem dengan gantung yang menerus
E. Sistem dengan kombinasi penggantung dan pendukung pada beberapa
kelompok lantai
I. System struktur Supporting Boxes
Struktur self supporting boxes atau yang sering disebut struktur box
berdiri sendiri ini adalah struktur cetakan pabrik (pra cetak) yang dibuat
berdasarkan pemesanan.

J. System struktur Stagged Truss (selang-seling)


Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada
setiap lantai bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka
begitupun di bagian bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal,
susunan rangka ini akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan
cara mengarahkan beban angin ke dasar bangunan melalui struktur balok-balok
dan plat lantai.
Konsep dasar sistem staggered truss yaitu perilaku keseluruhan
kerangka (frame) sebagai balok kantilever ketika sistem diberi beban lateral.
Dalam konteks ini, seluruh kolom yang terletak pada sisi eksterior dari gedung
berfungsi sebagai sayap balok, sementara truss yang membentang dalam arah
transversal pada keseluruhan lebar di antara kolom berfungsi sebagai badan dari
balok kantilever.
Dengan kolom hanya pada sisi eksterior dari
gedung dan biasanya kolom interior dihilangkan, maka
sistem staggered truss memberikan suatu bentang lebar
yang bebas kolom. Pengaturan bergantian dari rangka
batang tersusun setinggi lantai (floor-deep trusses)
terletak pada level-level alternatif garis kolom yang
berdekatan, yang mengijinkan bentang pelat lantai
adalah sejarak kedua kolom yang menjadi tumpuan
truss. Sehingga sistem tersebut menyediakan kebebasan pengaturan fungsi lantai
bagi arsitek.
K. Sistem stuktur Rangka Ruang (Space Frame)
Struktur Space Frame ialah konstruksi rangka ruang dengan suatu
sistem sambungan antara batang / member satu sama lain yang menggunakan
bola / ball joint sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul
segitiga
Space Frame adalah suatu rangka ruang yang terbuat dari bahan pipa
besi hitam berikut conus, hexagon dan baut baja yang dihubungkan satu dengan
lainnya dengan ball joint / bola sebagai mediatornya.Ball joint ini dapat terbuat
dari baja padat atau stainless steel. Finishing untuk ball joint dan member yaitu
dengan Elektrostatic powder coating, duco atau hotdip zincalume galvanized
Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini adalah:
➢ Rangka batang bidang
➢ Piramid dengan dasar segiempat membentuk octahedron
➢ Piramid dengan dasarsegitiga membentuk tetrahedron

Beberapa sistem selanjutnya dikembangkan model rangka ruang


berdasarkan pengembangan sistem konstruksi sambungannya,antaralain:
--‐Sistem Mero
--‐Sistem space deek
--‐Sistem Triodetic
--‐Sistem Unistrut
--‐Sistem Oktaplatte
--‐Sistem Unibat
--‐Sistem Nodus
--‐Sistem NS SpaceTruss

Kelebihan dari struktur Space Frame


Struktur space frame memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
1. Salah satu keuntungan yang paling besar dari sebuah
struktur space frame adalah strukturnya yang ringan. Hal ini
dikarenakan setiap materi didistribusikan secara spasial dengan
sedemikian rupa sehingga mekanisme transfer beban bekerja
menjadi beban-beban aksial. Akibatnya, semua bahan di setiap
elemen yang dipasang dapat digunakan secara maksimum.
Selain itu juga, struktur space frame saat ini dibangun dengan
bahan baja atau aluminium, dengan berat sendiri bahan yang
relatif ringan. Hal ini menjadi dasar yang sangat penting dalam
perencanaan atap bentang besar.
2. Batang-batang space frame biasanya diproduksi secara massal
di pabrik sehingga dapat memberikan keuntungan sistem
industri konstruksi. Space frame dapat diproduksi secara
sederhana melalui prefabrikasi unit, sesuai dengan ukuran dan
bentuk standar yang sering digunakan. Unit-unit tersebut dapat
lebih mudah diangkut dan lebih cepat dirakit oleh tenaga kerja
semi-terampil. sehingga struktur space frame dapat dibangun
dengan biaya yang lebih rendah.
3. Sebuah struktur space frame memiliki kekakuan yang cukup
meskipun memiliki struktur yang ringan. Hal ini disebabkan
oleh adanya elemen tiga dimensi unsur-unsur penyusunnya yang
bekerja secara penuh dalam menahan beban beban terpusat
simetris. Struktur space frame juga memungkinkan fleksibilitas
yang lebih besar dalam tata letak dan posisi kolom.
4. Struktur space frame memiliki bentuk yang fleksibel. Para
Arsitek pun
mengakui keindahan visual dan kesederhanaan yang
mengesankan dari struktur space frame.

Kekurangan Struktur Space Frame


a. Mahal. Elemen-elemenya dipesan dari pabrik, sehingga mahal.
b. Tenaga ahlinya masih sedikit. Struktur Space Frame jarang digunakan,
hanya pada bangunan-bangunan tertentu saja. Sehingga ahli dalam bidang
ini masih sedikit.
c. Tidak tahan api. Struktur yang digunakan berbahan dasar logam. Kita
tahu bahwa logam tidak tahan panas, dapat leleh akibat panas.

L. System struktur Belt Truss Frame and Core


Sistem struktur belt truss frame dan core merupakan gabungan dari 2
sistem struktur dimana sistem struktur belt truss berfungsi mengikat kolom
fasade ke inti sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti. Pengakuan
ini dinamai cap trussing apabila berada pada bagian atas bangunan, dan belt
trussing apabila berada di bagian bawahnya.

Denah struktur penempatan rangka pada struktur belt truss serta analisis
model sistem belt truss frame and core.
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/301730202/Pengertian-Struktur-Rangka-Kaku
https://id.scribd.com/doc/187274376/Rigid-Frame-and-Core
https://id.scribd.com/doc/269005933/Parallel-Bearing-Wall\
https://www.slideshare.net/RatnaDhani/struktur-interspasial
http://billywijayainsanjamil.blogspot.com/2016/10/jembatan-suspension-bridgei-
gantung.html
https://id.scribd.com/document/359497509/Staggered-Truss
https://id.scribd.com/doc/100799352/SPACE-FRAME
https://id.scribd.com/presentation/261915538/SELF-SUPPORTING-BOXES-
STRUCTURE-pptx
Peletakan struktur pada studi kasus :
A.

B.

Anda mungkin juga menyukai