Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1 PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL

“PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG”

Dosen Pengampu: Ir. H. Rony Ardiansyah, M.T

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Agustriadi


NPM : 193110562
Kelas : VII D

U N I V E R S I T A S I S L A M R I A U
F A K U L T A S T E K N I K
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2022/2023
Penjelasan Sistem Struktur Bangunan Gedung

1. Sistem Struktur Rangka Bertulang Dengan Bracing (Braced Frame Structural


System) Braces
Sistem ini cocok untuk bangunan bertingkat di kisaran ketinggian rendah hingga
menengah. efisien dan ekonomis untuk meningkatkan kekakuan lateral dan ketahanan
sistem rangka kaku. Sistem ini memungkinkan penggunaan anggota yang ramping di
sebuah Gedung.
 Frame adalah rangka vertikal yang menahan gaya lateral membentuk diagonal yang
bersama-sama dengan girder, membentuk "web" dari rangka vertikal, dengan kolom
bertindak sebagai "chords".

 Struktur bracing menghilangkan lentur di balok dan kolom.

 Biasanya digunakan dalam konstruksi baja.

 Sistem ini cocok untuk bangunan bertingkat dalam kisaran ketinggian rendah hingga
pertengahan.

 Efisien dan ekonomis untuk meningkatkan kekakuan dan ketahanan lateral sistem
rangka kaku.

 Sistem ini memungkinkan penggunaan struktur ramping pada gedung.

 Keuntungan luar biasa dari bingkai atau bracing yang diperkuat ini adalah, struktur
dapat berulang-ulang sampai ketinggian bangunan tertentu supaya bernilai ekonomi
yang jelas dalam desain dan fabrikasi.

2. Sistem Struktur Rangka Kaku (Rigid Frame Structural System)


Sistem rangka kaku pada umunya berupa grid persegi teratur terdiri dari balok
horizontal dan kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan
sambungan kaku (rigid).
 Dalam struktur rangka yang kaku, balok dan kolom dibangun secara monolitik untuk
menahan momen yang dikenakan karena beban.
 Kekakuan lateral dari kerangka kaku tergantung pada kekakuan lentur dari kolom,
girder dan koneksi di dalam perencanaannya.
 Sangat cocok untuk bangunan beton bertulang.
 Ini dapat digunakan dalam konstruksi baja juga, tetapi koneksinya/sambungannya
akan mahal.
 Salah satu keuntungan dari bingkai kaku adalah kemungkinan perencanaan dan
pemasangan jendela karena pengaturan persegi panjang terbuka.
 Struktur sistem rangka kaku menahan momen lentur, gaya geser, dan beban aksial.
 Ketinggian lantai 20 hingga 25 bangunan bertingkat dapat dibangun menggunakan
sistem rangka kaku.
 Keuntungan dari kerangka kaku termasuk kemudahan konstruksi, pekerja dapat
mempelajari keterampilan konstruksi dengan mudah, membangun dengan cepat dan
dapat dirancang secara ekonomis.
 Bentang balok maksimum biasanya adalah 12.2m dan balok bentang yang lebih besar
akan mengalami defleksi lateral.
 Kerugiannya adalah bahwa self-weight/berat sendiri ditentang oleh aksi dari frame
yang kaku.
 Burj Al Khalifa yang merupakan salah satu struktur tertinggi di dunia dibangun
menggunakan sistem bingkai kaku.

3. Sistem Bingkai Dinding - Sistem Ganda (Wall-Frame System – Dual System)


Struktur ini tersiri dari dinding frame yang berinteraksi secara horizontal untuk
menyediakan sistem yang lebihkuat dan lebih kaku. Dinding biasanya padat (tidak
berlubang yang disebabkan oleh bukaan) dan dapat ditemukan di sekitar tangga, lubang
lift, atau parimeter bangunan. Sistem rangka tembok yang ada pada sistem tersebut cocok
untuk bangunan dengan jumlah lantaiberkisar dari 40-60 lantai yang lebih besar daripada
frame geser atau kaku secara terpisah
Keuntungan dari sistem tersebut adalah efek yang dimiliki dari dinding, bingkai
penguat dan rangka baja kaku pada dapat mencegah keruntuhan lantai yang lemah.
 Struktur ini terdiri dari dinding dan frame yang berinteraksi secara horizontal untuk
menyediakan sistem yang lebih kuat dan lebih kaku.
 Dinding biasanya padat (tidak berlubang oleh bukaan) dan dapat ditemukan di sekitar
tangga, lubang lift, dan / atau di perimeter bangunan.
 Dinding mungkin memiliki efek positif pada kinerja frame seperti dengan mencegah
keruntuhan lantai yang lemah.
 Sistem rangka tembok yang cocok untuk bangunan dengan jumlah lantai berkisar dari
40-60 lantai yang lebih besar daripada frame geser atau kaku secara terpisah.
 Bingkai penguat dan rangka baja kaku memberikan keuntungan serupa dari interaksi
horizontal.

4. Sistem Dinding Geser (Shear Wall System)


Dinding Geser (Shear Wall) adalah jenis struktur dinding yang berbentuk beton
bertulang yang biasanya dirancang untuk menahan geser, gaya lateral akibat gempa bumi.
Dengan adanya Shear Wall / dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian besar
beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut.
 Sistem ini adalah dinding vertikal berlanjut/menerus yang dibangun dari beton
bertulang atau dinding pasangan bata.
 Dinding geser menahan gravitasi dan beban lateral dan berfungsi sebagai balok
kantilever.
 Umumnya, dibangun sebagai inti bangunan.
 Ini sangat cocok untuk menguatkan bangunan tinggi baik beton bertulang atau
struktur baja karena dinding geser memiliki kekakuan dan kekuatan bidang yang
besar.
 Sistem dinding geser cocok untuk hotel dan bangunan tempat tinggal di mana
perencanaan berulang lantai demi lantai memungkinkan dinding menjadi terus
menerus secara vertikal.
 Ini dapat berfungsi sebagai insulator acoustic dan api yang sangat baik antara kamar
dan apartemen.
 Sistem struktur dinding geser dapat bernilai ekonomis hingga 35 lantai bangunan
struktur.
 Dinding geser tidak perlu simetris dalam rencana, tetapi simetri lebih disukai untuk
menghindari efek torsional.

5. Sistem Struktural Inti Dan Outrigger (Core And Outrigger Structural System)
Core dan outrigger system adalah suatu sistem yang terdiri atas core sebagai inti
bangunan yang bersifat struktural dan outrigger yang dipasang pada tiap-tiap lantai
tertentu pada bangunan tinggi dan mempunyai hubungan langsung dengan core. Selain
sebagai pengaku gaya lateral, outrigger system juga digunakan untuk memperkecil ukuran
kolom sehingga biaya bangunan bisa menjadi lebih ekonomis. Gaya lateral yang bekerja
pada bangunan diterima dan ditahan oleh outrigger yang kemudian disalurkan ke core
sebagai inti bangunan yang meneruskannya ke pondasi sehingga gaya lateral tersebut
dapat ditahan.
 Outrigger adalah struktur horizontal kaku yang dirancang untuk meningkatkan
bangunan menjungkirbalikkan/overtuning kekakuan dan kekuatan dengan
menghubungkan inti atau tulang punggung ke kolom luar yang berjarak dekat.
 Inti pusat berisi dinding geser atau bingkai yang diperkuat.
 Sistem outrigger berfungsi dengan cara mengikat bersama dua sistem struktural
(sistem inti dan sistem perimeter) dan membuat bangunan berperilaku hampir sebagai
kantilever komposit.
 Outrigger dalam bentuk dinding di bangunan beton bertulang dan gulungan dalam
struktur baja.
 Sistem outrigger multilevel dapat menyediakan hingga lima kali resistansi/ketahanan
saat dari satu sistem outrigger.
 Secara praktis, sistem Outrigger digunakan untuk bangunan hingga 70 lantai bahkan
dapat digunakan untuk bangunan yang lebih tinggi.
 Tidak hanya sistem outrigger yang menurunkan deformasi bangunan yang dihasilkan
dari momen-momen menjungkirbalikkan tetapi juga efisiensi yang lebih besar dicapai
dalam melawan gaya.

6. Sistem Struktur Rangka Yang Telah Diisi (Infilled Frame Structural System)
 Sistem struktur rangka yang diisi terdiri dari kerangka balok dan kolom yang sebagian
dari ‘teluknya’ diisi dengan pasangan bata, beton bertulang atau dinding blok.
 Dinding pengisi dapat menjadi bagian-tinggi atau sepenuhnya mengisi bingkai.
 Dinding mungkin atau mungkin tidak terhubung ke bekisting.
 Bagus dalam kekakuan dan kekuatan dinding mencegah pembengkokan balok dan
kolom di bawah beban horizontal. Akibatnya, kinerja struktural frame akan
meningkat.
 Selama gempa bumi, struts kompresi diagonal terbentuk di infill sehingga struktur
berperilaku lebih seperti Braced Frame daripada Frame Moment.
 Dapat membangun hingga 30 gedung bertingkat.
7. Plat Datar Dan Sistem Struktural Pelat Datar (Flat Plate And Flat Slab Structural
System)
Perencanaan plat lantai sangatlah penting dalam dunia konstruksi. Salah satu aspek ini
berfungsi dalam menyalurkan beban-beban yang bekerja sehingga bisa menuju struktur
lain dan selanjutnya ke tanah keras.
Flat slab sendiri merupakan jenis plat lantai yang pemasangannya tanpa memakai balok
secara langsung yang ditumpu oleh pondasi maupun kolom. Karena itulah, maka bagian
kritis sekitar kolom penumpu perlu dipertebal guna memberikan perkuatan pada gaya
geser dan lentur pada plat.
 Sistem ini terdiri dari lempengan (datar atau pelat) yang terhubung ke kolom (tanpa
menggunakan balok).
 pelat datar adalah sistem rangka beton bertulang dua arah yang menggunakan pelat
tebal yang seragam, bentuk struktural yang paling sederhana.
 Slab datar adalah sistem struktur dua arah yang diperkuat yang mencakup panel jatuh
atau kolom utama di kolom untuk menahan beban yang lebih berat dan dengan
demikian memungkinkan rentang yang lebih panjang.
 Resistensi lateral tergantung pada kekakuan lentur komponen dan koneksinya dengan
pelat yang terkait dengan gelagar kerangka kaku.
 Cocok untuk membangun hingga 25 lantai.

8. Sistem Struktural Tabung (Tube Structural System)


 Sistem ini terdiri dari kolom eksterior dan balok yang menciptakan bingkai kaku dan
bagian interior sistem yang merupakan bingkai sederhana yang dirancang untuk
mendukung beban gravitasi.
 Bangunan ini berfungsi seperti tabung hampa yang setara.
 Secara substansial ekonomi, hanya membutuhkan setengah dari material yang
diperlukan dibandingkan pembangunan bangunan berbingkai biasa.
 Beban lateral ditentang oleh berbagai koneksi, kaku atau semi kaku, disuplementasi
bila diperlukan oleh elemen bracing dan truss.
 Digunakan untuk pembangunan gedung hingga 60 lantai.
 Sistem tabung trussed terbentuk ketika bracing eksternal ditambahkan untuk membuat
struktur lebih kaku. Tipe struktur ini cocok untuk membangun hingga 100 lantai.
 Sistem tabung bundar terdiri dari tabung terhubung dan menahan beban besar.
9. Sistem Dinding Berpasangan (Coupled Wall System)
 Sistem ini terdiri dari dua atau lebih dinding geser yang saling berhubungan.
 Dinding geser terhubung pada lantai dengan balok atau lembaran kaku.
 Kekakuan keseluruhan sistem jauh lebih besar daripada komponennya.
 Efek dari struktur sambungan yang tahan geser adalah menyebabkan set dinding
berperilaku sebagai cantilever komposit namun hanya sebagian, membengkok di
sekitar sumbu centroidal umum dari dinding.
 Sistem ini cocok untuk bangunan dengan ketinggian hingga 40 lantai.
 Karena dinding geser planer mendukung beban di planer saja, dinding dalam dua arah
ortogonal harus menahan beban lateral dalam dua arah.

10. Sistem Struktural Hybrid (Hybrid Structural System)


 Ini adalah kombinasi dari dua atau lebih bentuk struktural dasar baik dengan
kombinasi langsung atau dengan mengadopsi bentuk yang berbeda di berbagai bagian
struktur.
 Kurangnya kekakuan torsional mengharuskan tindakan tambahan diambil, yang
menghasilkan one bay bracing eksterior vertikal dan sejumlah tingkat perimeter
vierendeel "perban"
 Ini dapat digunakan untuk bangunan setinggi 300 m.
 Menurut kode chines (JGJ3-2002), sistem hybrid dapat digunakan untuk konstruksi
bangunan dengan ketinggian maksimum 150m di daerah seismik.

Anda mungkin juga menyukai