Anda di halaman 1dari 8

TEKNOLOGI STRUKTUR DAN KONTRUKSI SISTEM

BANGUNAN
BANGUNAN TINGGI
Mata Kuliah :

TEKNOLOGI STRUKTUR DAN KONTRUKSI SISTEM BANGUNAN

Nama Dosen :
Dr.Yose Rizal
S.T.M.T

Nama Mahasiswa :

M. Azizul Hakim 2123201005

FAKULTAS TEKNIK PRODI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
SEMESTER GENAP 2023-2024
1. PENGERTIAN SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI.
Secara umum dalam kajian analisis, sistem struktur dibedakan pada dua kategori dasar sistem, yaitu
Struktur Kerangka (Portal) dan Struktur Kontinum. Sistem Struktur Kerangka merupakan rakitan beberapa
elemen struktur, yang terdiri dari elemen balok, kolom, atau dinding geser membentuk kerangka yang disebut
Portal. Sambungan antara elemen pembentuk portal ini biasanya kaku atau monolit, serta ukuran penampang
elemen (lebar atau tinggi) kecil dibandingkan dengan bentang elemen. Sedangkan sistem struktur yang tidak
dapat dibedakan unsur elemennnya, seperti pelat, cangkang, atau tangki dinamakan Sistem Struktur
Kontinum.

Bangunan tinggi biasanya juga disebut dengan bangunan bertingkat/berlantai banyak. Pada suatu
bangunan gedung bertingkat banyak, kecil kemungkinannya semua lantai tingkat akan dibebani secara penuh
oleh beban hidup. Untuk bangunan tinggi termasuk Apartemen 30 lantai yang direncanakan ini digolongkan
ke dalam Sistem Struktur Kerangka (Portal) yang terdiri dari elemen struktur berupa pelat lantai, balok,
dinding pemikul, dan kolom yang tersusun beraturan, saling tegak lurus, serta beban/gaya vertikal dan
horizontal disalurkan melalui tiang/kolom untuk disalurkan menuju pondasi. Sistem struktur bangunan tinggi
selain memiliki sistem struktur utama juga sistem struktur advanced (lanjutan). Dimana komponen dan
dimensinya bersifat non-konvensional, seperti aspek utilitas yang menghubungkan antar lantai. Pada
umumnya tiap jenis utilitas diletakkan pada core bangunan gedung dengan transportasi vertikal berupa lift dan
tangga.

Sistem struktur bangunan tinggi selain memiliki sistem struktur utama juga sistem struktur advanced
(lanjutan). Dimana komponen dan dimensinya bersifat non-konvensional, seperti aspek utilitas yang
menghubungkan antar lantai. Pada umumnya tiap jenis utilitas diletakkan pada core bangunan gedung dengan
transportasi vertikal berupa lift dan tangga.

Secara umum, terdapat 3 unsur dasar dari sistem struktur bangunan tinggi yang membentuk struktur
tulang bangunan, antara lain yaitu:
a) Unsur Linier: kolom dan balok yang menahan gaya aksial dan rotasi
b) Unsur Permukaan: dinding berlubang/berangka dan plat padat/beruas
c) Unsur Spasial: Pembungkus fasad (inti/core) yang mengikat bangunan

Selain itu, dalam mendesain suatu bangunan tinggi harus memenuhi kriteria kriteria sesuai sistem
fungsional gedung dan masalah-masalah seperti berikut:
a) Arsitektural, Estetika, dan Fungsi Bangunan. Aspek ini dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan
dari jiwa manusia akan sesuatu hal yang terlihat indah. Bentuk-bentuk struktur yang direncanakan sudah
semestinya mengacu pada pemenuhan kebutuhan yang dimaksud.
b) Aspek Fungsional. Perencanaan struktur yang baik sangat memperhatikan fungsi daripada bangunan
tersebut. Dalam kaitannya dengan penggunaan ruang, aspek ini sangat mempengaruhi besarnya dimensi
bangunan yang direncanakan.
c) Kekuatan dan Kestabilan. Struktur harus cukup kuat dan stabil dalam mendukung beban rencana
yang bekerja dan penampang mempunyai kuat rencana minimum sama dengan kuat perlu yang dihitung
berdasarkan kombinasi beban dan gaya-gaya yang bekerja.Pelaksanaan dan pembangunan di lapangan harus
menggunakan skala dan presisi dalam pengerjaannya.
d) Kemampuan Layan. Komponen struktur harus memenuhi kemampuan layanan terhadap tingkat
beban kerja dan kemampuan layan bagi keamanan serta kenyamanan pengguna bangunan tersebut. Hal-hal
yang perlu diperhatikan yaitu lendutan, retak, korosi tulangan, rusaknya permukaan balok atau pelat beton
bertulang.
e) Faktor Ekonomis dan kemudahan pelaksanaan, serta dampak terhadap lingkungan sekitar wilayah
proyek, baik dampak di masa pelaksanaan maupun dampak yang akan terjadi setelah masa pelaksanaan
berakhir.
SHEAR WALL

Shear wall mungkin terdengar asing bagi orang awam. Tapi, jika Anda sudah lama
masuk dalam dunia proyek pembangunan bangunan tinggi dan tahan gemap, maka pasti
tidak asing dengan istilah ini. Bahkan mungkin Anda juga paham apa
fungsi shear wall itu sendiri.
Shear wall biasa disebut juga dengan dinding geser. Ini adalah jenis struktur
dinding erbentuk beton bertulang. Ia dirancang secara khusus untuk bisa menahan
geser gaya lateral saat terjadi gempa bumi.
Jadi, jika suatu bangunan menggunakan shear wall, maka sebagian besar beban
gempa tadi akan diserap oleh dinding geser. Desain dinding geser ini sendiri rata-rata
diatur oleh International building Code dan International Residential Code.
Selain Menggunakan Beton Betulang, Shear Wall Juga Bisa Menggunakan
Pasangan Bata Bertulang, Pelat Baja Dan Juga Kayu Yang Dibingkai Ringan Atau
Diperkuat Dengan Panel Geser. Penggunaan Baja Lembaran Dan Panel Geser Yang
Didukung Baja Ringan Untuk Menggantikan Kayu Lapis Struktural Dalam Shear
Wall Nyatanya Bisa Memberikan Ketahanan Seismik Yang Lebih Kuat Lho.
Pada Dasarnya, Ada 3 Jenis Shear Wall Yang Diklasifikasikan Sesuai Dengan
Letak Dan Fungsinya Yaitu:

 Bearing Walls
Jenis Shear Walls Yang Satu Ini Akan Mendukung Sebagian Besar Beban Gravitasi. Bearing
Walls Ini Ternyata Juga Menggunakan Dinding Partisi Antar Apartemen Yang Berdekatan.

 Frame Walls
Jenis Kedua Adalah Frame Walls Yang Menahan Beban Lateral. Dalam Hal Ini, Beban
Gravitasinya Berasal Dari Frame Beton Bertulang Ya. Frame Walls Dibangun Di Antara Baris
Kolom Namun Di Era Modern Saat Ini Penggunaannya Sudah Beralih Ke Material Baja Ringan.
 Core Walls

Dinding geser yang satu ini biasanya diletakkan di bagian inti gedung. Misalkan di bagian
tengah yang diisi poros lift dan tangga. Pemilihan shear walls jenis ini biasanya didasari
dengan alasan ekonomis dan fungsi ganda yang dimilikinya.

 Fungsi shear wall pada bangunan


Fungsi dari dinding geser sebenarnya ada dua yaitu sebagai berikut:
 Dari sisi kekuatan, shear wall berfungsi untuk memberikan kekuatan lateral untuk
melawan gempa horizontal. Saat dinding geser kokoh atau kuat maka ia akan mentransfer
gaya horizontal tadi ke elemen berikutnya dalam jalur beban di bawahnya. Contohnya
dinding geser lain, pondasi dinding, footings dan juga lantai.
 Dari sisi kekakuan, dinding geser bisa memberikan kekakuan lateral yang berfungsi
untuk mencegah lantai dan atap mengalami goyangan atau gerakan berlebih.

 Keuntungan menggunakan shear wall


Ada beberapa keuntungan yang bisa Anda peroleh saat menggunakan shear wall dalam struktur
bangunan yaitu sebagai berikut:

 Meredam Guncangan Saat Gempa


Sama halnya dengan Jepang, Indonesia merupakan negara yang rawan gempa. Hal ini karena
kondisi geografis negara kita yang memiliki banyak gunung berapi dan terletak di atas
lempengan bumi. Dengan menggunakan shear wall, maka Anda bisa mengurangi guncangan
gempa sehingga dampaknya terhadap bentuk bangunan bisa diminimalisir.

 Memperkuat Bangunan
Eksistensi dinding geser tidak hanya bisa membagi ruang saja. Lebih dari itu, dengan struktur
dinding beton bertulang Anda juga bisa memanfaatkannya untuk struktur bangunan yang
menanggung beban kerja beams dan columns di sekitarnya.

 Meminimalisir Biaya Pemeliharaan Gedung


Kenapa penggunaan shear wall ini bisa membantu meminimalisir biaya pemeliharaan gedung?
Anda harus kembali mengingat bahwa salah satu fungsi dari shear wall untuk menahan
guncangan saat gempa. Jika bangunan Anda menggunakan shear wall, maka saat gempa terjadi,
resiko bangunan rusak terbilang kecil. Ini menjadi alasan kenapa Anda bisa meminimalisir
biaya.

 Meningkatkan Daya Beban Pikul Dinding


Saat suatu bangunan menggunakan shear wall, maka lantai akan menerima beban tumbuh. Nah,
besarnya kekuatan lantai inilah yang berbanding lurus dengan ketebalan shear wall. Jadi secara
tidak langsung ini akan meningkatkan daya beban pikul dari dinding.

Elemen Struktur Dinding Geser Dinding geser juga dapat dikategorikan berdasarkan geometrinya, yaitu:

1. Flexural wall (dinding langsing), yaitu dinding geser yang memiliki rasio hw/lw ≥ 2 dan desainnya
dikontrol oleh perilaku lentur.

2. Squat wall (dinding pendek), yaitu dinding geser yang memiliki rasio hw/lw ≤ 2 dan desainnya dikontrol
oleh perilaku geser.

3. Coupled shear wall (dinding berangkai), dimana momen guling yang terjadi akibat beban gempa ditahan
oleh sepasang dinding, yang dihubungkan oleh balok-balok perangkai, sebagai gaya-gaya tarik dan tekan
yang bekerja pada masing-masing dasar pasangan dinding tersebut.

Contoh Bangunan yang Mengunakan Struktur Shear Wall : Binus Square National
Commercial Bank McKinley Tower, Alaska Wuhan Saiboyuan Residence Community
strukt
bumi.

Desain
Pengg
kuat l
Pada d

Anda mungkin juga menyukai