Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas muka
tanah. Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok dan dinding geser, yang masing-masing
mempunyai peran yang sangat penting.
Komponen – komponen Struktus Atas Gedung
1. Kolom
Kolom merupakan komponen yang memiliki peran penting dalam suatu bangunan.
Keruntuhan pada kolom merupakan lokasi paling kritis yang dapat menyebabkan keruntuhan pada
bangunan. Fungsi kolom adalah penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Kolom termasuk
struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup , serta beban
hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara
material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton
adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya.
Panjang Kolom
Pada umumnya, kapasitas pikul-beban kolom berbanding terbalik dengan kuadrat panjang
elemennya. Selain itu, faktor lain yang menentukan besar beban tekuk adalah yang berhubungan
dengan karakteristik kekakuan elemen struktur (jenis material, bentuk, dan ukuran penampang).
Kekakuan
Kekakuan elemen struktur sangat dipengaruhi oleh banyaknya material dan distribusinya. Pada
elemen struktur persegi panjang, elemen struktur akan selalu menekuk pada arah seperti yang
diilustrasikan pada di bawah bagian (a). Namun bentuk berpenampang simetris (misalnya
bujursangkar atau lingkaran) tidak mempunyai arah tekuk khusus seperti penampang segiempat.
Ukuran distribusi material (bentuk dan ukuran penampang) dalam hal ini pada umumnya dapat
dinyatakan dengan momen inersia (I).
2. Balok
Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian
struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah
sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban. Balok juga memiliki beberapa
jenis yaitu :
Balok sederhana, balok yang bertumpu pada kolom ujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas
berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainya nilai dari semua reaksi
pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung bentuk penampang
material.
Balok Kantilever, balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung dengan hanya
satu ujung tetap.
Balok Teritisan, balok sederhanya yang memanjang yang melewati kolom tumpuannya.
Balok Bentang Tersuspensi, balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua bentang
dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
Balok Kontinu, balok yang memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan
untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian
balok tidak menerus dengan beban yang sama.
Balok terbagi beberapa macam yaitu:
a) Balok Kayu
Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang oleh balok induk, tiang,
atau dinding penopang beban.
b) Balok Baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat ditopang oleh balok induk
( girder ), kolom, atau dinding penopang beban.
c) Balok Beton
Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk cetakannya.
3. Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai
tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Ketebalan plat lantai di tentukan oleh :
Besar lendutan yang diijinkan.
Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
Bahan konstruksi dan plat lantai.
Berdasarkan aksi strukturalnya, pelat dibedakan menjadi empat, yaitu :
a) Plat Kaku
Pelat kaku merupakan pelat tipis yang memilikki ketegaran lentur (flexural rigidity), dan
memikul beban dengan aksi dua dimensi, terutama dengan momen dalam (lentur dan puntir) dan
gaya geser transversal, yang umumnya sama dengan balok. Pelat yang dimaksud dalam bidang
teknik adalah pelat kaku, kecuali jika dinyatakan lain.
b) Membran
Membran merupakan pelat tipis tanpa ketegaran lentur dan memikul beban lateral dengan gaya
geser aksial dan gaya geser terpusat. Aksi pemikul beban ini dapat didekati dengan jaringan kabel
yang tegang karena ketebalannya yang sangat tipis membuat daya tahan momennya dapat
diabaikan.
c) Plat Fleksibel
Pelat flexibel merupakan gabungan pelat kaku dan membran dan memikul beban luar dengan
gabungan aksi momen dalam, gaya geser transversal dan gaya geser terpusat, serta gaya aksial.
Struktur ini sering dipakai dalam industri ruang angkasa karena perbandingan berat dengan
bebannya menguntungkan.
d) Plat Tebal
Pelat tebal merupakan pelat yang kondisi tegangan dalamnya menyerupai kondisi kontinu tiga
dimensi.
4. Dinding Geser
Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis yang langsing
vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya dinding geser berbentuk persegi
panjang, Box core suatu tangga, elevator atau shaft lainnya. Dan biasanya diletakkan di sekeliling
lift, tangga atau shaft guna menahan beban lateral tanpa mengganggu penyusunan ruang dalam
bangunan.
Usaha untuk memonolitkan antara profil dengan beton pada struktur dinding geser,
diberikan kabel pada dinding yang berupa baja mutu tinggi. Dengan pemberian profil sebagai
tambahan untuk pengaku dalam menahan gaya lateral. Dinding geser dengan penambahan profil
memberikan hasil kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan penampang dinding geser biasa
dengan selisih beda 100% yang bisa dilihat pada diagram interaksi momen (Mn) dan beban
axial(Pn). Perbedaan tersebut didapat dengan menarik garis linear pada diagram tersebut.
Dengan adanya dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian besar beban gempa akan
terserap oleh dinding geser tersebut. Perencanaan geser pada dinding structural untuk bangunan
tahan gempa didasarkan pada besarnya gaya dalam yang terjadi akibat beban gempa. Namun,
dalam prakteknya masih terdapat keraguan akan keandalan hasil desain dinding geser berdasarkan
konsep ini. Hal ini menyebab kan masih disyaratkannya konsep desain kapasitas untuk
perencanaan dinding geser dalam berbagai proyek gedung tinggi di Indonesia. Menurut konsep
desain kapasitas, kuat geser dinding didesain berdasarkan momen maksimum yang paling
mungkin terjadi di dasar dinding.
Dalam prakteknya dinding geser selalu dihubungkan dengan system rangka pemikul
momen pada gedung. Dinding struktural yang umum digunakan pada gedung tinggi adalah dinding
geser kantilever dan dinding geser berangkai. Dinding geser beton bertulang kantilever adalah
suatu subsistem struktur gedung yang fungsi utamanya adalah untuk memikul beban geser akibat
pengaruh gempa rencana. Kerusakan pada dinding ini hanya boleh terjadi akibat momen lentur
(bukan akibat gaya geser), melalui pembentukkan sendi plastis di dasar dinding.
5. Atap
Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi gedung dan
penghuninya secara fisik maupun metafisik (mikrokosmos/makrokosmos).
Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan
konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Di daerah tropis atap merupakan salah satu bagian
terpenting. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap
berfungsi menahan beban dari bahan penutup. Penopang rangka atap adalah balok kayu / baja yang
disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda.
Kuda-kuda Kayu
Digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang sekitar 12 m.
Kuda-kuda Bambu
Pada umumnya mampu mendukun beban atap sampai dengan 10 m.
Kuda-kuda Baja
Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapar mendukung beban atap
sampai beban atap sampai dengan bentang 75 m, seperti pada hanggar pesawat, stadion olahraga,
bangunan pabrik, dan lain-lain.
Kuda-kuda dari Beton Bertulang
Dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 m.
Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu membentuk
segitiga. Kuda-kuda diletakkan di atas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa
tembok diusahakan tidak menerima gaya horizontal maupun momen, karena tembok hanya
mampu menerima beban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-
beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu
berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada
saat memasang/memperbaiki atap).