Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PENAHAN GAYA LATERAL

A. Sistem Struktur Penahan Beban Gempa

Ada empat macam tipe sistem struktur yang berfungsi meningkatkan ketahanan bangunan
terhadap beban gempa yaitu:
1. Rangka pemikul momen (momen resisting frame)
Rangka pemikul momen adalah sistem rangka ruang dimana komponen-komponen
struktur dan join-joinnya menahan gaya-gaya yang bekerja melalui aksi lentur geser dan
aksial. Sistem ini terdiri dari tiga jenis, yaitu: rangka pemikul momen biasa, rangka
pemikul momen menengah, dan rangka pemikul momen khusus. Fungsi dan penggunaan
ketiga rangka pemikul tersebut tergantung dari resiko gempa di wilayah struktur berada.
2. Portal dinding (walled frame)
Portal dinding adalah dinding luar gedung yang ditujukan untuk bekerja sebagai balok dan
kolom serta penahan gaya gempa. Sistem struktur ini berfungsi mengendalikan simpangan
antar tingkat yang berlebihan akibat pembebanan gempa.
3. Rangka bresing (Braced frame)
Rangka bresing biasa disebut juga rangka berpengaku terdiri dari balok atau kolom
ditambah dengan diagonal bracing. Aplikasi dari sistem ini sangat banyak ditemui pada
kayu dan baja tetapi sedikit sekali diterapkan pada bangunan beton.
4. Dinding geser (Shear Wall)
Dinding geser adalah salah satu elemen struktur berupa dinding vertikal menerus dari
beton bertulang yang memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemikul beban gravitasi dan
beban lateral. Secara struktural dinding geser dapat dianggap sebagai balok kantilever
vertikal yang terjepit bagian bawahnya pada pondasi atau basemen.

B. Berkenalan Dengan SRPM ( Momen Resisting Frame )

SRPM adalah singkatan dari Sistem Rangka Pemikul Momen, atau Moment Resisting
Frame kalo istilah daerah sana. Istilah ini sering kita dengar pada pembahasan mengenai
struktur gedung tahan gempa. Istilah ini juga digunakan pada peraturan-peraturan SNI yang
membahas tata cara perencanaan bangunan gedung, misalnya SNI Beton, SNI Baja, dan SNI
Gempa. SRPM merupakan salah satu "pilihan" sewaktu merencanakan sebuah bangunan
tahan gempa. Ciri-ciri SRPM antara lain: * Beban lateral khususnya gempa, ditransfer
melalui mekanisme lentur antara balok dan kolom. Jadi, peranan balok, kolom, dan
sambungan balok kolom di sini sangat penting. * Tidak menggunakan dinding geser.
Kalaupun ada dinding, dinding tersebut tidak didesain untuk menahan beban lateral. * Tidak
menggunakan bresing (bracing). Untuk struktur baja, penggunaan bresing kadang sangat
diperlukan terutama pada arah sumbu lemah kolom. Dalam hal ini, bangunan tersebut dapat
dianalisis sebagai SRPM pada arah sumbu kuat kolom, dan sistem bresing pada arah lainnya.

Struktur tersebut kita beri beban lateral V yang dibagi-bagi ke tiap lantai menjadi V1 dan V2.

Pada tumpuan kolom, muncul reaksi gaya geser Vc1 dan Vc2 yang jika dijumlahkan
besarnya sama dengan V. V ini biasa disebut dengan Base Shear, alias Gaya Geser Lantai
Dasar. Cara menghitung V ada di SNI Gempa. Akibat beban V tersebut, terjadi juga
displacement di tiap lantai. Untuk pembahasan ini kita hanya perlu memperhatikan
displacement pada lantai paling atas, kita simbolkan saja sebagai Delta.

Jika V-nya kecil, maka Delta-nya juga kecil. Selama struktur tersebut masih elastik,
maka besarnya Delta berbanding lurus dengan V. Sendi Plastis Sekarang kita masuk ke
intinya, soalnya kalimat terakhir di atas sudah nyinggung kata-kata ELASTIK. Perbedaan
SRPM itu ada di sini. Struktur juga punya sifat "elastis", tapi sifat elastis ini nggak sama
dengan elastis pada material. Makanya nggak ada istilah modulus elastisitas struktur. Tapi
kalo modulus elastisitas bahan pasti ada. :) Sendi plastis itu "kronologisnya" kira-kira seperti
ini: 1. Misalkan ada model balok-kolom sederhana seperti di bawah ini. Sambungan antara
balok dan kolom adalah rigid/kaku

2. Jika balok diberi beban, akan muncul momen lentur di ujung balok-kolom, yang juga akan
diterikma oleh kolom.

3. Jika beban itu bertambah, momen lentur juga bertambah. 4. Pada akhirnya penampang
beton tidak kuat lagi menahan momen. Tulangan tarik sudah jauh dari leleh atau sudah dalam
kondisi PLASTIS, dan daerah tekan beton menjadi retak, sehingga tegangan tekan dipikul
oleh tulangan. 5. Pada saat ini, kondisi sudah tidak rigid lagi. Sambungan balok ke kolom
menjadi SENDI.

6. Tidak ada lagi momen yang ditransfer ke kolom. Kalaupun ada, itu sangat kecil. 7. Pada
kondisi ini kita nggak boleh mengatakan bahwa Balok Gagal, karena balok masih mengikat
ke kolom, walopun sudah tidak rigid lagi... Yang jelas, struktur masih stabil kan? Itu contoh
sederhana. Contoh yang agak kompleks misalnya seperti gambar di bawah.
Oke, kita kembali ke contoh di atas. Jika beban V bertambah, momen lentur juga
bertambah, simpangan lantai atap juga bertambah. Ketika terjadi sendi plastis yang pertama,
pada saat itu mulai terjadi perubahan perilaku struktur. Salah satu yang bisa diamati adalah
simpangan lantai atap, yaitu Delta. Delta sudah tidak linear lagi terhadap V.

Begitu pula ketika V makin besar, terbentuk lagi sendi plastis kedua, ketiga, dan
seterusnya. Hingga akhirnya semua ujung-ujung balok mengalami sendi plastis. Besarnya
Delta pun semakin bertambah.
C. Berkenalan Dengan Rangka bresing ( Braced Frame )

Perencanaan daerah yang mengalami leleh tersebut ditentukan berdasarkan jenis struktur.
Dalam hal ini ada 3 jenis struktur, yaitu sistem rangka pemikul momen, struktur rangka
bresing konsentrik, struktur rangka bresing eksentrik. Untuk lebih jelasnya, bagian yang
mengalami kelelehan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar A: Struktur Rangka Bresing Eksentrik

Gambar B: Struktur Rangka Bresing Eksentrik

Gambar C: Struktur Rangka Bresing Konsentrik

Daerah-daerah yang telah kita tentukan akan terjadi leleh tersebut harus dapat dijamin dapat
menyerap energi gempa secara baik dan tidak boleh terjadi keruntuhan getas ataupun fraktur
pada komponen tersebut.
D. Berkenalan Dengan Dinding Geser ( Shear Wall )

Sebuah dinding geser atau shear wall merupakan dinding yang dirancang untuk
menahan geser, gaya lateral akibat gempa bumi. Banyak bangunan mandat penggunaan
dinding geser untuk membuat rumah yang lebih aman dan lebih stabil, dan belajar tentang
dinding geser adalah bagian penting dari pendidikan arsitektur. Arsitek diwajibkan untuk
berpikir tentang dinding geser dan fitur-fitur keselamatan lain ketika mereka merancang
struktur, sehingga mereka dapat mengakomodasi dinding untuk membuat struktur suara
sementara juga estetis menyenangkan. Ketika dinding geser dibangun, itu dibangun dalam
bentuk garis berat menguatkan dan diperkuat panel.

Masalah Stabilitas

Efek beban lateral pada desain struktur, ketidak stabilan lateral adalah hal yang
mendasar yang amat penting untuk dihindari. Hal ini sangat penting diperhatikan untuk
bangunan dengan tinggi berapapun, tetapi lebih penting lagi pada bangunan bertingkat tinggi.
Bagaimana suatu struktur menahan gaya lateral, tidak saja mempengaruhi desain elemen-
elemen vertikal struktur, tetapi juga elemen horisontalnya. Mekanisme dasar untuk
menjamin adanya kestabilan lateral dapat diperoleh dengan menggunakan hubungan kaku
pada struktur bertingkat rendah sampai menengah dan penggunaan (dinding geser, bracing
diagonal dan aksi rangka) pada gedung bertingkat menengah dan tinggi. Rangka-rangka dapat
kurang efisien sebagai pemikul beban lateral dibandingkan dengan dinding geser atau bracing
diagonal. Gedung-gedung bertingkat menengah dan tinggi seringkali mempunyai rangka
dasar yang diperkaku pada tepi gedung atau disekitar daerah service.

Susunan Dinding Geser

Gambar dibawah ini memperlihatkan dinding geser sebagai dinding luar atau dalam,
ataupun berupa inti yang memuat ruang lift atau tangga. Susunan geometri sistem dinding
geser tidak terbatas, bentuk-bentuk dasar yang umum diperlihatkan pada lingkaran pusat.
Bentuk segitiga, persegi panjang, sudut, kanal dan flens lebar adalah contoh-contoh bentuk
yang dikenal dalam bahasa arsitektur. Sistem dinding geser pada dasarnya dapat dibagi
menjadi sistem terbuka dan tertutup. Sistem terbuka terdiri dari unsur linear tunggal atau
gabungan unsur yang tidak lengkap melingkupi ruang geometris, seperti bentuk : L, X, V, Y,
T, H. Sebaliknya sistem tertutup melingkupi ruang geometris seperti bentuk : bujur sangkar,
segitiga, persegipanjang dan bulat.
Susunan Geometri Dinding Geser
Shear Wall Layouts
Menurut pakar struktur, sebuah bangunan tinggi dapat didefinisikan sebagai bangunan
yang sistem strukturnya harus dimodifikasikan sedemikian rupa sehingga dapat menahan
gaya-gaya lateral yang disebabkan oleh gempa atau angin di dalam kriteria terhadap
kekuatan, simpangan dan kenyamanannya. Pada bangunan berlantai banyak, dinding geser
adalah salah satu bentuk struktur yang dapat menahan gaya lateral yang disebabkan oleh
gempa atau angin. Stabilitas bangunan lantai banyak diterima oleh dinding geser.
Untuk dapat menahan gaya lateral yang disebabkan oleh gempa atau angin maka dinding
geser harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Dalam sebuah bangunan paling sedikit terdapat tiga buah dinding geser sebagai
penahan gaya lateral.
2. Garis pengaruh dari dinding geser tersebut tidak boleh berpotongan pada satu titik.

Dinding geser yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dapat menyebabkan struktur
menjadi labil, antara lain seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Dinding geser yang memenuhi syarat-syarat diatas tersebut akan memberikan


stabilitas yang baik pada bangunan berlantai banyak. Dinding geser yang memenuhi
syaratsyarat antara lain seperti terlihat dibawah ini.

Anda mungkin juga menyukai