Anda di halaman 1dari 34

BANGUNAN BENTANG LEBAR

A. PENGERTIAN

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang
selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secar umum menjadi 2 yaitu
bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi
bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan
modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang
lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap
beberapa sistem struktur bentang lebar.

 Guna dan fungsi bangunan bentang lebar


Bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruang bebas
kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa
gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau gedung exhibition.

 Tingkat kerumitan, masalah dan teknik pemecahan masalah dlm bangunan bentang lebar, dan
struktur yang digunakan pada bangunan bentang lebar

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan yang
timbul dipenaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut dan beberapa hal lain yang akan di bahas
di masing-masing bab. Secara umum, gaya dan macam struktur bentang lebar dapat dilihat pada gambar
di bawah ini: (Frick, 1998)

1. Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu:
a. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang
b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
c. Struktur Plan dan Grid
d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan net (jaring)
e. Struktur Cangkang

2. Sedangkan Sutrisno, 1989, membagi ke dalam 3 bagian yaitu:


a. Struktur ruang, yang terdiri atas:
o Konstruksi bangunan petak (Struktur rangka batang)
o Struktur Rangka Ruang
b. Struktur permukaan bidang, terdiri atas:
o Struktur Lipatan
o Struktur Cangkang
o Membran dan Struktur Membran
o Struktur Pneumatik
c. Struktur Kabel dan Jaringan
B. STRUKTUR RANGKA BATANG

1. STRUKTUR CANGKANG
Cangkang adalah bentuk struktural berdimensi tiga yang kaku dan tipis serta mempunyai
permukaan lengkung. Permukaan cangkang dapat mempunyai bentuk sembarang. Bentuk yang umum
adalah permukaan yang berasal dari kurva yang diputar terhadap satu sumbu (misalnya, permukaan
bola, elips, kerucut, parabola). Bentuk cangkang tidak selalu harus memenuhi persamaan matematis
sederhana. Segala bentuk cangkang mungkin saja digunakan untuk suatu struktur. Bagaimapun,
tinjauan konstruksional mungkin akan membatasi hal ini.

Beban-beban yang bekerja pada permukaan cangkang diteruskan ketanah dengan menimbulkan
tegangan geser, tarik dan tekan pada arah dalam bbidang(in-plane) permukaan tersebut. Tipisnya
permukaan cangkang menyebabkan tidak adnya tahanan momen yang berarti , struktur cangkang tipis
cocoknya digunakan untuk memikul beban terbagi merata pada atap gedung. Struktur ini tidak cocok
untuk memikul beban terpusat.

Struktur kubah Masjid yang ada di sekitar kita adalah contoh yang paling umum dari salah satu
jenis struktur cangkang. Banyak bangunan mempergunakan struktur cangkang, seperti struktur
bangunan Keong Mas, struktur atap gedung DPR-MPR RI dan lain-lainnya. Apasih sebenarnya struktur
cangkang itu? Dan apakah kelebihannya?
Yang dimaksud dengan Struktur Cangkang adalah bentuk structural tiga dimensional yang kaku dan
tipis yang mempunyai permukaan lengkung. Permukaan cangkang dapat mempunyai sembarang
bentuk. Bentuk yang paling umum adalah permukaan yang berasal dari kurva yang diputar terhadap
satu sumbu (misalnya, permukaan bola, elips, kerucut, dan parabola).

Cerita masalah kelebihan daripada struktur cangkang, saya kira yang paling sederhana dan
setiap harinya berhadapan dengan kita apabila ingin isi perut atau makan adalah “tudung saji”. Coba
perhatikan struktur tudung nasi, dengan ketebalan hanya beberapa milimeter ternyata cukup kuat
untuk memikul beban dengan bentang beberapa puluh sentimeter. Walaupun material struktur itu
hanya terbuat dari rotan ataupun fiber glass, bukan terbuat dari beton atau baja. kalau material itu
berbentuk struktur cangkang akan mempunyai kekuatan yang luar biasa, bisa mempunyai kekutan
sampai berpuluh-puluh kali lipat dibandingkan dengan struktur berbentuk datar atau rata saja.
Tudung saji dengan ketebalan tidak sampai 3 milimeter bisa memikul beban sampai dengan
bentang 90 centimeter atau 900 milimeter, jadi bisa berbentang 300 kali ketebalannya. Jadi apabila kita
hendak membuat kubah dari material beton bertulang dengan ketebalan 10 centimeter saja, seharusnya
kita sudah bisa membuat struktur kubah itu dengan diameter 3.000 centimeter alias 30 meter.
Bandingkan apabila pelat beton dengan ketebalan yang sama itu hanya bisa memikul beban untuk
bentang 4 sampai 5 meter saja.
Struktur cangkang ini akan sangat kuat untuk memikul beban terbagi rata, telur juga merupakan
suatu struktur cangkang, misalnya, apabila saudara mengenggam telur ayam dengan kedua telapak
tangan, coba tekan dengan sekuat tenaga, telur yang kulitnya begitu tipis itu tidak akan pecah. Tetapi
struktur cangkang tidak kuat menahan beban terpusat, misalnya, saudara bisa saja mebenturkan benda
padat ke salah satu titik sisi telur, maka dengan begitu mudah telur itu akan pecah.
Cerita masalah perilaku struktur. Schodek(1991) dalam bukunya banyak membahas tentang
perilaku teknis struktur cangkang, mulai dari Beban-beban dan gaya-gaya kerja sampai dengan asal
muasal struktur cangkang. Adapun beban-beban yang bekerja pada permukaan cangkang diteruskan ke
tanah dengan menimbulkan tegangan geser, tarik, dan tekan pada arah dalam-bidang (in-plane)
permukaan tersebut. Tipisnya permukaan cangkang menyebabkan tidak adanya tahanan momen yang
cukup berarti. Struktur cangkang tipis khususnya cocok digunakan untk memikul beban terbagi rata
pada atap gedung. Struktur ini tidak cocok untuk memikul beban terpusat.
Sebagai akibat cara elemen struktur ini memikul beban dalam-bidang (terutama dengan cara
tarik dantekan), struktur cangkang dapat dibuat sangat tipis dan mempunyai bentang relatif besar.
Perbandingan bentang-tebal sebesar 400 atau 500 dapat saja digunakan, misalnya tebal 3 in (8 cm)
mungkin saja digunakan untuk kubah yang berbentang 100 sampai 125 ft (30 sampai 38 meter).
Cangkang demikian tipis ini menggunakan material yang relatif baru dikembangkan, misalnya beton
bertulang yang didesain khusus untuk membuat permukaan cangkang.
Bentuk-bentuk tiga dimensional juga dapat dibuat dari batang-batang kaku dan pendek.
Struktur demikian baru ini pertama kali digunakan pada abab XIX.Kubah Schwedler, yang terdiri atas
jarring-jaring batang bersendi tak teratur, misalnya, diperkenakan pertama kali oleh Schwedler di
Berlin pada tahun 1863, pada saat ia mendesain kubah dengan bentang 132 ft (48 m). Struktur baru
lainnya adalah menggunakan batang-bantang yang diletakkan pada kurva yang dibentuk oleh garis
membujur dan melintang dari suatu permukaan putar. Banyak kubah besar di dunia yang menggunakan
cara demikian.
Untuk menghindari kesulitan konstruksi yang ditimbulkan dari penggunaan batang-batang
yang berbeda dalam membentuk permukaan cangkang, kita dapat menggunakan cara-cara lain yang
menggunakan batang-batang yang panjangnya sama. Salah satu di antaranya adalah kubah
geodesik yang diperkenalkan oleh Buckminster Fuller. Karena permukaan bola tidak dapat dibuat, maka
banyaknya pola berulang identik yang akan dipakai untuk membuat bagian dari permukaan bola itu
terbatas. Icosohedron bola, misalnya, terdiri atas 20 segitiga yang dibentuk dengan menghubungkan
lingkaran-lingkaran besar yang mengelilingi bola.
Bentuk-bentuk lain yang bukan merupakan permukaan putaran juga dapat dibuat dengan
menggunakan elemen-elemen batang. Beberapa diantaranya adalah atap barrel ber rib dan atap
lamella yang terbuat dari grid miring seperti pelengkung yang membentuk elemen-elemen diskret.
Bentuk yang disebut terakhir ini dari meterial kayu sangat banyak dijumpai, tetapi baja maupun beton
bertulang juga dapat digunakan. Dengan demikian sistem lamella, kita akan dapat mempunyai bentang
yang saangat besar.

Tegangan- tegangan membrane yang terjadi sedemikian kecil sehingga dalam kasus
Sydney Opera House, ketebalan kulit kerang ditentukan oleh gangguan- gangguan lentur
perbatasan, meskipun demikian tegangan- Momen tahanan internal = momen
eksternal Resultan gaya melingkar tekan Gambar 14. Regangan dan tegangan
yang terjadi pada tumpuan atap

Penebalan pada kaki tegangan yang ada harus tetap dievaluasi dalam usaha untuk:
1. Tegangan- tegangan tarik yang mungkin terjadi dan menyediakan tulangan tarik yang cukup kuat
disepanjang lengkungan atap
2. Tegangan tekan tertinggi terjadi pada puncak atap yang diselesaikan dengan membuat perkuatan.
Sedangkan untuk tekanan tekuk terjadi pada sudut pertemuan atap

2. SPACE FRAME

Dari sekian banyak sistem struktur, Rangka Ruang (space frame) merupakan salah satu sistem yang
sering diterapkan pada bangunan pencakar langit. Space frame terdiri dari susunan tiga dimensi dari
batang-batang lurus. Batang-batang space frame bisa kaku atau dihubungkan dengan sendi, atau dapat
pula berupa gabungan antara keduanya. Dalam suatu sistem sambungan sendi, beban yang terjadi
kesambungan dari berbagai arah akan dilawan secara aksial. Lentur dihasilkan oleh efek scunder. Space
frame adalah struktur paling kaku yang menggunakan bahan paling sedikit karena batang-batang
bereaksi langsung terhadap beban.
Space frame terutama digunakan sebagai sistem bentang panjang untuk rangka atap di mana
diperlukan ruang bebas antar kolom yang besar (gelanggang renang, pabrik, bangsal pertemuan, dll).
Space frame juga sering digunakan untuk menara transmisi listrik dan kubah geodesi dengan perakitan
ganda. Space frame dapat berfungsi pada bangunan tinggi, ia bisa menggantikan batang/komponen
standar konevensional seperti dinding, balok dan lantai.
Vehicle Assembly Building di Cape Kennedy, Florida, yang dirancang oleh Arsitek Max O. Urban
(Wolgang Schueller: Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi), menggunakan jenis konstruksi space frame
untuk pertama sekalinya pada bangunan ini. Bangunan Vechile Assembly Building ini merupakan
terbesar di dunia dalam volume yang dilingkup olehnya: tinggi setara dengan pencakar langit 50 lantai,
dan demikian besar sehingga kadang-kadang awan mengembun di dalamnya dan hujan turun.
Bangunan ini terdiri dari tiga menara yang merupakan kantilever vertikal yang melawan gaya-gaya
lateral. Susunan dalam denah (tampak atasnya) seperti huruf “E” yang saling membelakangi.
Dengan cara yang sama, Afred T. Swenson merencanakan kantor-apartemen 150 lantai. Rangka
ruang eksternal ini memikul 100 persen dari beban gravitasi dan 65 persen dari baja struktur pada
keliling bangunan, suatu langkah yang amat perlu untuk mengimbangi persoalan guling oleh angin
terhadap struktur yang demikian tinggi. Pipa-pipa di bagian dasar bangunan berdiameter 4 (empat) inci
dengan ketebalan dinding pipa 1,5 inci. Yang sangat menarik di sini, ialah pada bagian pipa yang kosong
diisi air yang mengalir mengikuti prinsip gravitasi ketika terjadi kebakaran sehingga mengendalikan
suhu di dalam struktur space frame.

3. STRUKTUR KABEL

 Definisi
Struktur kabel adalah struktur yang mengalami gaya tarik akibat pembebanan baik dari dalam
maupun dari luar

 Prinsip
Menarik beban (mengalami gaya tarik)
Pokok – pokok permasalahan

 Kelemahan :
o Hanya mengalami gaya tarik, tidak mampu menahan gaya tekan
o Mudah mengalami deformasi (perubahan bentuk)
Solusi: Untuk deformasi semi permanen (melendut) dengan menguatkan gaya tarik pada
kedua ujung kabel. Untuk deformasi permanen (putus) dengan penarikan jung kabel dengan
kekuatan tarik yang seimbang untuk menghindari perbedaan beban tarik yang besar.

 Kelebihan :
- Low cost
- Efisiensi waktu
- Bahan lebih ringan

 Klasifikasi/ jenis struktur


Berdasarkan desain
- Sistem kabel sederhana : mempunyai bentang sangat besar
- Struktur kabel ganda : terdiri atas dua pasang kabel struktur dan elemen tekan / tarik yang
berperan bersama dalam memikul gaya eksternal.
- Cable stayed stucture : mempunyai sederetan kabel linier dan memikul elemen horizontal
kaku.
Ada 3 jenis :
- Struktur berkelengkungan tunggal
- Struktur berkelengkungan ganda
- Struktur kabel ganda
Berdasarkan bahan:
- Kabel baja ringan
- Kabel berkekuatan tinggi (baja karbon)
- Kabel baja stainless
- Polyester/ serabut aramid

SISTEM KABEL

Struktur kabel yang mengalami beban eksternal akan mengalami deformasi yang bergantung
pada besar dan lokasi beban eksternal. Bentuk yang didapat khusus untuk beban itu adalah bentuk
funicular (sebutan bahasa Latin yang berarti 'tali'). Hanya gaya tarik yang timbul pada kabel. Dengan
membalik bentuk struktur yang diperoleh tersebut, kita akan mendapatkan struktur baru yang benar-
benar analog dengan struktur kabel, hanya sekarang yang dialami adalah gaya tekan.

Secara teoritis, bentuk yang terakhir ini dapat diperoleh dengan menumpuk elemen-elemen
yang dihubungkan secara tidak kaku (rantai tekan) dan struktur yang diperoleh akan stabil. Akan tetapi
sedikit variasi pada beban akan berarti bahwa strukturnya tidak lagi merupakan bentuk funicular,
sehingga akan timbul momen
lentur dan gaya geser akibat beban yang baru tersebut.

Beberapa prinsip sistem kabel dan penyaluran beban dapat ditunjukkan pada gambar-gambar
di bawah ini:

Gambar 1. Aksi dan reaksi pada sistem kabel

Gambar 2. Penyaluran beban pada sistem kabel

Gambar 3. Variasi pembebanan pada sistem struktur kabel

Hal terpenting dan mendasar dalam mempelajari sistem kabel adalah pengetahuan
tentang kurva atau kumpulan segmen elemen-garis-lurus yang membentuk funicular untuk
pembebanan yang diberikan. Secara alami, bentuk funicular akan diperoleh apabilakabel yang bebas
berubah bentuk ketika dibebani. Kabel yang berpenampang melintang konstan dan hanya memikul
berat sendirinya akan mempunyai bentuk catenary (Gambar 2). Kabel yang memikul beban vertikal
yang terdistribusi secara horizontal di sepanjang kabel, seperti beban utama pada jembatan gantung
yang memikul dek horizontal, akan mempunyai bentuk parabola. Kabel yang memikul beban terpusat
(dengan mengabaikan berat sendirinya), akan mempunyai bentuk segmen-segmen garis
lurus(Gambar 2). Kombinasi berbagai beban akan memberikan bentuk kombinasi dimana beban
terbesar akan memberikan bentuk yang dominan.

Gambar 4. Contoh bangunan dengan pemakaian sistem struktur kabel

Kabel adalah elemen struktur fleksibel (Gambar 3). Bentuknya sangat bergantung dari besar
dan perilaku beban yang bekerja padanya. Apabila kabel ditarik pada kedua ujungnya saja, maka
bentuknya akan lurus. Jenis kabel demikian disebut tie-rod. Jika kabel digunakan pada bentang antara
dua titik dan memikul beban titik eksternal, maka bentuk kabel akan berupa segmen-segmen garis
(Gambar 1). Jika yang dipikul beban terbagi, maka kabel akan mempunyai bentuk lengkung. Berat
sendiri kabel dapat menyebabkan bentuk lengkung tersebut.

Ada hubungan yang cukup erat antara bentuk kabel dengan bentuk pelengkung. Jika bebannya sama,
bentuk kabel akiba beban tersebut akan sama dengan bentuk pelengkung yang memikul beban sama
tersebut. Bentuk yang satu merupakan inversi bentuk yang lain. Apabila terjadi tarik pada kabel, maka
pada pelengkung terjadi tekan.

Kabel dapat digunakan pada bentang yang sangat panjang. Biasanya kabel digunakan pada jembatan
yang memikul dek jalan raya beserta lalu lintas di atasnya. Karena beban lalu lintas selalu menyebabkan
kabel utama mengalami perubahan bentuk karena berubah-ubahnya posisi beban, maka dek jembatan
dibuat kaku sehingga permukaan jalan pada dasarnya tetap datar, dan beban yang diterima oleh kabel
pada dasarnya konstan. Kabel juga dapat dipakai untuk memikul permukaan atap pada gedung,
khususnya pada situasi bentang besar
(Gambar 4).
4. STRUKTUR MEMBRAN

 Definisi
Struktur membran adalah sebuah struktur yang mempunyai permukaan fleksibel tipis yang
memikul beban terutama melalui proses tegangan tarik.
 Prinsip
Selalu mengalami gaya tarikm Memerlukan struktur lain untuk mempertahankan bentuk
permukaanya, yaitu:
o Rangka penumpu dalam yang kaku
o Prategang pada permukaan yang memberikan gaya eksternal yang menarik membrane (jika
bentuknya lembaran)
o Tekanan internal (apabila bentuknya volume tetutup (pneumatic)
 Pokok – pokok permasalahan Kelemahan :
o Sangat peka terhadap efek aerodinamika sehingga mudah mengalami getaran
o Tidak dapat menahan beban vertikal Kelebihan
o Struktur ini bisa digunakan untuk membuat bentukan – bentukan mulai dari yang sederhana
sampai yang kompleks, contoh: seperti permukaan bola
o Struktur ini sifatnya ringan sehingga tidak memberatkan bangunan, contoh: tenda
o Sangat cocok untuk bangunan yang tidak permanen atau semi permanen
o Bisa untuk bentang yang lebar
 Klasifikasi
Berdasarkan tegangan tarik yang dapat dilakukan dengan system prategang
o Membran berbentuk bidang pelana
o Membran berbentuk bidang kerucut dengan setengah tiang tenda
o Membran yang dikombinasikan secara bebas dengan hasil tenda gergaji atau atap gantungan
Berdasarkan penopangnya
o Kabel, contoh: struktur tenda
o Udara, contoh: struktur pneumatis

Pembahasan sistem struktur tenda biasanya dimasukkan ke dalam kelompok struktur


membran, bersama dengan dua jenis struktur yang lain, yaitu pneumatis dan jaring.
Membran adalah struktur permukaan yang fleksibel dan tipis yang memikul beban dengan mengalami
terutama tegangan tarik. Gelembung sabun adalah contoh klasik yang dapat dipakai untuk
mengilustrasikan apakah struktur membran itu dan bagaimana perilakunya. Struktur membran
cenderung dapat menyesuaikan diri dengan cara struktur tersebut dibebani. Selain itu, struktur ini
sangat peka terhadap efek aerodinamika dari angin. Efek ini dapat menyebabkan terjadinya fluttering
(getaran). Dengan demikian, membran yang digunakan pada gedung harus distabilkan dengan cara
tertentu hingga bentuknya dapat tetap dipertahankan pada saat memikul berbagai kondisi
pembebanan.

Terdapat beberapa cara dasar untuk menstabilkan membran. Rangka penumpu dalam yang kaku,
misalnya, dapat digunakan, atau dapat juga penstabilan dengan menggunakan pra-tegang pada
permukaan membran. Hal ini dapat dilakukan baik dengan memberikan gaya eksternal yang menarik
membran, maupun dengan menggunakan tekanan internal apabila membrannya berbentuk volume
tertutup.

Contoh pemberian pra-tegang yang menggunakan gaya eksternal adalah struktur tenda. Akan tetapi
ada pula tenda yang tidak mempunyai permukaan yang benar-benar ditarik oleh kabel sehingga dapat
bergerak apabila dibebani. Sekalipun dapat memikul beban angin normal, banyak permukaan tenda
yang dapat bergetar sebagai akibat efek aerodinamika dari angin kencang. Karena itulah tenda banyak
digunakan sebagai struktur sementara, bukan sebagai struktur permanen. Sekalipun demikian, kita
dapat memberi pra-tegang pada membran dengan memberikan gaya jacking yang cukup untuk
menegangkan membran pada berbagai kondisi pembebanan. Biasanya, membran itu diberi tegangan
dalam arah tegak lurus di seluruh permukaannya.

Gambar 1. Struktur tenda pada Olympia Stadium di Muenchen, Jerman

5. STRUKTUR PNEUMATIK
adalah suatu sistem struktur yang memperoleh kestabilannya dari tekanan internal yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tekanan eksternal. Media yang digunakan dapat bermacam-macam,
diantaranya zat cair, busa atau butiran. Namun yang paling banyak digunakan adalah media gas atau
udara. Prinsip ini berlaku seperti pada balon udara, dimana tekanan udara internal di dalam balon lebih
tinggi dibandingkan tekanan udara di luarnya. Keberhasilan penerapan pada sarana transportasi
mendorong orang untuk menerapkannya pula pada bangunan arsitektural. Pelopornya adalah seorang
engineer Inggris Sir William Lanchester dengan desain field hospitalnya pada tahun 1917. Karakter dari
struktur pneumatik adalah murah dalam investasi awal, cepat pembangunannya dan ringan bobotnya
karena material utamanya adalah lembaran kain dengan tebal tidak lebih data 0,5 mm.
Penerapan struktur pneumatik di Indonesia, khususnya untuk bangunan arsitektural hingga
saat ini belum banyak dilakukan. Kendala yang dihadapi adalah jenis struktur ini masih kurang populer
yang diikuti dengan kurangnya nara sumber serta belum adanya peraturan-peraturan yang khusus
mengatur pembangunan menggunakan struktur pneumatik.
Padahal dari banyak sisi, Indonesia sebenarnya merupakan lahan yang subur bagi
pengembangan struktur pneumatik. Rehm tropis di Indonesia rnemungkinkan bangunan terbebas dari
beban salju yang merupakan musuh utama struktur pneumatik. Selain itu di Indonesia banyak event
yang pengadaannya berkesesuaian dengan karakter struktur pneumatik. Pengadaan material utama
bangunan berupa kain 1)cl-lapis PVC juga sudah bukan merupakan barang baru di industri pertekstilan
Indonesia.
Tujuan utama dari tesis ini adalah memperkenalkan struktur pneumatik sebagai salah satu altematif
struktur non konvensional yang dapat digunakan di Indonesia untuk mengatasi rnasalah-masalah yang
berkaitan dengan kecepatan membangun, kemudahan dalam transportasi dan harga yang bersaing,
khususnya dal= kazanah struktur bentang lebar.
Untuk itu dipilih dua kasus uji yang mewakili jenis-jenis utama struktur pneumatik yaitu
struktur pneumatik lapisan ganda yang didukung udara serta struktur pneumatik tabung yang
digelembungkan udara. Sistem pertama memiliki keunggulan dalam lebar bentangan sementara sistem
kedua memiliki keunggulan pada fleksibilitas ruang dan bukaan.
Pembahasan mengenai detail eara pembuatan, penyimpanan, transportasi, proses ereksi serta
pembongkaran di lokasi juga disertakan, dengan harapan dapat lebih memberikan gambaran
bagaimana bangunan pneumatik dapat diproduksi di Indonesia.
S6. .zhncbv z
6. STRUKTUR LIPAT
Strukture bidang lipat merupakan bentuk struktur yang memiliki kekuatan satu arah yangdiperbesar dengan
menghilangkan permukaan pelanar sama sekali dan membuat deformasi besarpada plat sehingga tinggi struktural pelat
semakin besar.Karakteristik suatu struktur bidang lipat adalah masing-masing elemen plat berukuran relatif rata
(merupakansederetan elemen tipis yang saling dihubungkan sepajang tepinya ) Struktur bidang lipat akanmengusahakan
sebanyak mungkin material terletak jauh daribidang tengah struktur. Elemen pelat lipat ini mempunyai kapasitas pikul
beban besar hanya jikatekuk lateral daerah yang tertekan dapat dicegah sehingga daerah tekan pada setiap
pelat akanselalu dapat dikekang pelat sebelahnya.Bentuk bidang pelat mempunyai kekuatan yang lebih besar dari
bidang pelat datarkarenamomen energinya lebih besar.
Gaya-gaya yang bekerja pada bidang lipat

Sistem struktur bidang lipat pada umumnya berfungsi sebagai atap. Gaya-gaya yang timbulpada sistem struktur ini :

o Gaya/beban mati dan strukturnya sendiri


o Gaya/beban hidup lebih banyak di akibatkan beban air hujan dan angin
o Gaya/beban lain

C. STRUKTUR BENTANG LEBAR

Apakah anda pernah melihat Sydney Opera House, Gedung DPR/MPR, Wembley Stadium, atau Hanggar
Pesawat?? Apakah anda pernah memperhatikan struktur di dalamnya?? Jika pernah, apakah anda berpikir
bagaimana bangunan seluas itu dapat berdiri tanpa adanya kolom di tengahnya?? Dengan Struktur Bentang
Lebar, itulah jawabannya.

Struktur bentang lebar adalah suatu struktur yang diciptakan untuk bangunan yang memiliki
bentangan yang sangat lebar atau luas, dengan pemanfaatan ruang secara maksimal (dapat berupa
pentiadaan kolom di tengahnya). Jenis-jenis struktur bentang lebar pun sangat beragam. Beberapa yang saya
pelajari adalah Struktur Portal, Struktur Kabel, Struktur Membran, Struktur Cangkang, Struktur Rangka
Ruang, Struktur Pneumatik (Balon). Berikut ini adalah sedikit gambaran mengenai struktur-struktur
tersebut.

1. Struktur Portal

Struktur Portal adalah struktur yang terdiri dari rangka batang-batang dan saling berhubungan
satu sama lain, biasanya struktur tersebut membentuk segitiga yang statis 2 dimensi ( contoh seperti
kuda-kuda). Dimana untuk menghubungkan batang-batang tersebut harus menggunakan sistem joint.
Jenis-jenis sistem joint tersebut adalah :

- Sistem Mero
- Sistem Oktaplate
- Sistem Mannesman
- Sistem Unistrut
- Sistem Tridome
- Sistem Triodetik
- Sistem Conrad Wachsmann

2. Struktur Kabel

Adalah salah satu jenis struktur yang kuat terhadap gaya tarik.

3. Struktur Membran

Adalah struktur yang menyerupai tenda, biasanya struktur ini berdiri dengan bantuan struktur
kabel. Terbuat dari bahan yang ringan seperti contoh paying dari kain, sangat cocok untuk daerah
berangin kencang dan beriklim ekstrim seperti daerah gurun yang terdapat di Timur Tengah. Seklet
dari rusuk-rusuk baja menerima tarikan dari kain dan memperkuat seluruh permukaan bidang
terhadap tekanan angin.

4. Struktur Rangka Ruang

Adalah struktur yang terbentuk dari batang-batang juga, hampir sama dengan struktur portal.
Namun, pada struktur ini batang-batang yang terbentuk, membentuk suatu ruang 3 dimensi seperti
limas. Untuk penghubungnya tetap menggunakan sistem joint.
5. Struktur Cangkang

Adalah struktur yang terinspirasi dari bentuk-bentuk cangkang yang berada di alam, contohnya
saja seperti cangkang telur, cangkang kura-kura, kepiting, dll. Struktur ini dapat terbentuk dari berbagai
macam bahan seperti beton bertulang dan bentuknya melengkung sehingga tampak dinamis. Beban
seutuhnya disalurkan melalui dinding strukturnya.

6. Struktur Lipat

Adalah struktur yang terbentuk dari lipatan-lipatan, semakin banyak lipatan maka semakin kuat
struktur yang menopang beban. Lipatan tersebut dihubungkan dengan pengaku atau yang disebut
Steffener. Contoh Struktur ini adalah Mesjid Raya di Kuala Lumpur, Malaysia.

7. Struktur Pneumatik (balon)

Adalah struktur dimana ruang yang ada terbentuk dengan memanfaatkan tekanan udara
lengkungan kubah adalah bentuk yang cocok untuk struktur ini, karena dapat menutupi ruang dan
dapat ditekan oleh udara yang besarnya atau kecepatannya sama ke semua arah.
8. Struktur Hibrid
Adalah sturktur campuran, yang menggunakan 2 buah sistem struktur atau lebih.
REFERENSI BANGUNAN
A. BANDARA

Nama proyek : Queen Alia International Airport / Foster + Partners

Architects : Foster + Partners


Location : Amman, Jordan
Collaborating Architect : Maisam - Dar Al-Omran JV
Project Year : 2013
Photographs : Courtesy of Nigel Young / Foster + Partners

TAMPAK

DENAH
POTONGAN

 Pembagian ruanagan
a. Ruangan public
 Tempat parkir
 Taman
 Halaman
b. Ruang Semi public
 Ruang lobi
 Ruang tata suara
 Ruang pemeriksaan
 Ruang tunggu dala
 Ruang
c. Ruang Privat
 Kamar kepala bandara
 Ruang penyimpanan
 Ruang pemeriksaan
d. Ruang servis
 Toilet
 kamar mandi,wc
 tempat wuduk
 kantin

B. KAMPUS

Nama Proyek : Chu Hall - Solar Energy Research Center / SmithGroupJJR

Architects: SmithGroupJJR
Location: Lawrence Berkeley National Laboratory, Berkeley, CA, USA
General Contractor: McCarthy Building Companies
Area: 39000.0 ft2
Project Year: 2015
Photographs: Bruce Damonte
DENAH

POTONGAN

3 DIMENSI
 Pembagian ruanagan
a. Ruangan public
 Tempat parker
 Taman
 Halaman
 lapangan
b. Ruang Semi public
 Lobi
 Ruangan rektorat
 Ruangan secret
 coridor
c. Ruang Privat
 Ruangan pimpinan
 Ruang ruang dosen
 Ruang dosen
d. Ruang servis
 Toilet
 Pelayanan
 Musalla
 Perasarana

C. AUDITORIUM

Auditorium Princess Alexandra


Proyek : 2 FEBRUARI 2014
Arsitek : Associated Architects LLP

SITE PLAN
POTONGAN

DIAGRAM 3D
D. RUMAH SAKIT

Nanjing Drum tower Hospital


Tampak

Denah
Potongan
BANGUNAN TINGKAT TINGGI
A. PENGERTIAN

Bangunan Tinggi adalah istilah untuk menyebut suatu bangunan yang memiliki struktur tinggi.
Penambahan ketinggian bangunan dilakukan untuk menambahkan fungsi dari bangunan tersebut.
Contohnya bangunan apartemen tinggi atau perkantoran tinggi.

Bangunan tinggi menjadi ideal dihuni oleh manusia sejak penemuan elevator (lift) dan bahan
bangunan yang lebih kuat. Berdasarkan beberapa standard, suatu bangunan biasa disebut sebagai
bangunan tinggi jika memiliki ketinggian antara 75 kaki dan 491 kaki (23 m hingga 150 m). Bangunan yang
memiliki ketinggian lebih dari 492 kaki (150 m) disebut sebagai pencakar langit. Tinggi rata-rata satu
tingkat adalah 13 kaki (4 meter), sehingga jika suatu bangunan memiliki tinggi 79 kaki (24 m) maka
idealnya memiliki 6 tingkat.

Bahan yang digunakan untuk sistem struktural bangunan tinggi adalah beton kuat dan besi. Banyak
pencakar langit bergaya Amerika memiliki bingkai besi, sementara blok menara penghunian dibangun
tanpa beton.

Meskipun definisi tetapnya tidak begitu jelas, banyak lembaga mencoba mengartikan pengertian
'bangunan tinggi', antara lain:

 International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan tinggi sebagai
"struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap evakuasi"
 New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan yang memiliki
banyak tingkat"
 Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21 m)
 Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan bangunan tinggi
sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m).

Struktur bangunan tinggi memiliki tantangan desain untuk pembangunan struktural dan geoteknis,
terutama bila terletak di wilayah seismik atau tanah liat memiliki faktor risiko geoteknis seperti tekanan
tinggi atau tanah lumpur. Tantangan yang tidak kalah besar lainnya adalah bagaimana pemadam
kebakaran bertugas selama keadaan darurat pada struktur tinggi. Desain baru dan lama bangunan, sistem
bangunan seperti sistem pipa berdiri bangunan, sistem HVAC (Heating, Ventilation and Air Conditioning),
sistem penyiram api dan hal lain seperti evakuasi tangga dan elevator mengalami masalah seperti itu.

Salah satu contoh peristiwa tantangan terhadap pemadam kebakaran yang pernah terjadi adalah
ketika pemadam kebakaran diarahkan ke sebuah hotel tinggi di Lexington, Kentucky dengan laporan
adanya asap pada bangunan tersebut. Ketika pemadam mencari sumbernya, mereka menemukan asap di
lorong, bukan di kamar tamu. Ini membantu pemadam mengetahui bahwa masalahnya berasal dari sistem
HVAC dan bahaya asli tidak terjadi.[butuh rujukan]

Bangunan tinggi mulai dibangun pada waktu awal berdirinya Amerika selama kebangkitan
industri. Menggunakan bahan ringan, mereka mampu membuat bangunan bertingkat 8. Asch Building
memiliki 10 tingka

B. SISTEM STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI


Dalam perencanaan pembangunan gedung bertingkat ada beberapa factor yang dipertimbangkan
sebelum membangunan, yaitu Sistem Konstruksi Bangunan yang merupakan factor pendukung utama agar
dapat berdirinya bangunan bertingkat sesuai yang diharapkan tetapi ada bebrapa hal yang perlu diketahuai
dalam sistem konstruksi Bangunan.

1. Type sistem struktur bangunan bertingkat tinggi :


 Dinding pendukung sejajar
Pararel bearing wall
 Inti dan dinding pendukung fasade
Core and fasade bearing wall
 Boks Berdiri sendiri
Self support box
 Plat terkantilever
Cantilevered slab
 Plat rata
Flat slab
 Interspasial
interspatial
 Gantung
suspention
 Rangka Selang Seling
Staggered truss
 Rangka Kaku
Rigid frame
 Rangka Kaku dan Inti
Rigid frame and core
 Rangka Trussed
Trussed frame
 Rangka Belt trussed dan inti
Belt trussed frame and core
 Tabung dalam tabung
Tube in tube
 Kumpulan tabung
Bundled tubi

Dari ke_!4 tipe system konstruksi memiliki peranan penting dalam berdirinya suatu bangunan
karena system konstruksi yang dipaparkan diatas saling berkaitan antara satu dengan yang lain demi
keutuhan dalam struktur konstruksi bangunannya.

2. Adapun beberapa type struktur konstruksi yang dapat dijelaskan yaitu :


a. Desain Rangka Kaku
Struktur rangka adalah jenis struktur yang tidak efisien apabila digunakan untuk beban lateral
yang sangat besar. Untuk memikul beban yang demikian akan lebih efisien menambahkan dinding
geser (shear wall) atau pengekang diagonal (diagonal bracing) pada struktur rangka. Apabila
persyaratan fungsional gedung mengharuskan penggunaan rangka, maka dimensi dan geometri
umum rangka yang akan didesain sebenarnya sudah dipastikan. Masalah desain yang utama adalah
pada penentuan tiitik hubung, jenis material dan ukuran penampang struktur.
Sistem rangka kaku murni dalam perkembangannya tidak praktis untuk bangunan yang lebih
tinggi dari 30 lantai. Berbagai sistem telah diterapkan dengan menggunakan dinding geser didalam
rangka untuk menahan beban lateral. Dinding ini terbuat dari beton atau rangka baja. Bentuknya
bisa berupa inti interior tertutup, mengelilingi ruang lift atau ruang tangga, atau bisa berupa
dinding sejajar di dalam bangunan, bahkan bisa juga berupa rangka fasade vertikal.
Beberapa bangunan tinggi menggunakan inti dan rangka. Dari segi perilaku denah ini
diterapkan untuk memuaskan sistem plat datar atau dinding rangka geser bersama belt trusses.
Inti dapat terbuat dari beton , baja atau konbinasi antara betoin dan baja. Keuntungan inti baja,
dalam perakitan lebih cepat karena pabrikasi. Sedangkan inti dari beton menghasilkan ruang yang
sekaligus memikul beban. Juga dapat dipakai untuk perlindungan saat kebakaran.
Bentuk denah yang bermcam-macam menungkinkan perletakan sejumlah inti bangunan.

Sistem inti ini dikaitkan dengan bentuk bangunan yang diatur menurut letaknya.
Letak inti :
- inti fasade eksterior (diluar)
- intiM interior : inti fasade (sekeliling)
- inti didalam bangunan
Jumlah inti :
- inti tunggal
- inti terpisah
- inti banyak
Bentuk inti :- inti tertutup : bujur sangkar, persegi panjang, bulat, segitig
- inti bentuk terbuka : bentuk X, I dan [
- Brntuk inti disesuaikan dengan bentuk bangunan
Susunan inti :
- Simetris
- Asimetris

b. Dinding dan Plat


Dinding dan pelat datar adalah struktur kaku pembentuk permukaan. Dinding pemikul
beban biasanya dapat memikul baik beban arah vertikal maupun beban lateral (gempa, angin dan
lain-lain)

Pelat datar biasanya digunakan secara horisontal dan memikul beban sebagai lentur, dan
meneruskannya ke tumpuan. Struktur pelat biasanya terbuat dari beton bertulang atau baja.

Gambar 3.13 Pelat bangunan gedung.


c. Struktur Tabung
Perkembangan mutakhir dalam rancangan struktur tabung, dikembangkan oleh Fazlur
Khan. Saat ini , 4 dari 5 bangunan tinggi di dunia menggunakan struktur tabung. Bangunan tinggi
itu diantaranya Hancock Building, Sears Building, Standard Oil Building. Sistem ini lebih efisien
karena penggunaan bahan bangunan per m2 hampir sebanding dengan dengan jumlah yang
digunakan untuk bangunan rangka yang besarnya separuh dari bangunan diatas.
Dalam sistem ini, tabung dianggap fasade struktur bertindak terhadap beban lateral. Dinding
eksterior dapat berfungsi sebagai penahan beban angin sehingga pengaku diagonal interior dapat
ditiadakan.
Dinding tabung terbuat dari kolom berjejer yang berdekatan di sekeliling bangunan yang
diikat oleh balok pengikat. Sehingga kekakuan dinding fasade ini sedemikian tinggi
Tabung eksterior ini dapat memikul semua beban lateral.

Pada dasarnya struktur tabung terbagi menjadi 2 besar yaitu :


• Tabung Kosong
• Tabung dengan pengaku interior

Tabung kosong terbagi dalam :


1. Tabung rangka (frame tube)
2. Tabung truss (trussed tube), dalam sistem ini terbagi menjadi :

Tabung rangka kolom diagonal dan tabung rangka lattice

d. Hubungan kolom dengan balok;

 Konstruksi kolom dalam struktur berhubungan dengan balok, terus sampai kepada
ketinggian bangunan yang direncanakan. Dapat juga kolom konstruksi dipasangkan stek
sebagai pekerjaan kolom konstruksi selanjutnya, tetapi pemasangannya kurang efisien.

 Pemasangan konstruksi kolom pada saat dipasangkan bekisting, harus betul - betul
berdirinya tegak dan pemasangan beton deking harus baik sehingga jika bekisting kolom ini
dibuka hasil pengecoran kolomnya tidak mengalami kropos.
a. Hal lain yang perlu diperhatikan pemasangan stek pada kolom tersebut untuk keperluan
dalam pemasangan dinding bata sebagai perkuatannya.
b. Pembesian balok portal yang berhubungan dengan kolom - kolom konstruksi agar
memperhatikan posisi pembesian di daerah momen positip atau pada daerah tarikan begitu
juga jarak dari sengkang atau cincinnya harus diperhatikan.
i. Jika pada konstruksi balok portal yang membentang cukup panjang harus memperhatikan
ZAKING, atau antisipasi pada kejadian lentur dikemudian hari setelah bekisting dibuka
setelah umur beton sudah diliwati.
ii. Hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan khusus mengenai mutu beton yang
akan dipakai agar melakukan percobaan slump test, begitu juga pada saat pengecoran
berlangsung, harus menggunakan adukan 1 Pc: 2 Ps:3 Kr serta melakukan test kubus beton
atau test silinder agar karakteristik betonnya dapat dicapai sesuai dengan persyaratan.

e. Kolom Portal
Kolom portal harus dibuat menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak
kolom - kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat
kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak
sama untuk tiap - tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan
beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perobahan dimensi kolom
harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada satu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama
Balok portal merangkai kolom - kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh
beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom - kolom pendukung. HUbungan balok dan kolom
adalah jepit - jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan Momen, Gaya vertical dan
Gaya horizontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan
kolom, boleh di tambah tebalnya.

C. UTILITAS BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI


Dalam pembangunan gedung tinggi tentunya dibutuhkan teknologi yangtinggi juga untuk
mendukung menciptakan kenyamanan bagi pengguna, salahsatunya adalah masalah utilitas bangunan.
Utilitas Bangunan adalah suatukelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-
unsurkenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitasdalam
pembangunanPerancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakanfasilitas utilitas yang
dikoordinasikan dengan perancangan lain (struktur,arsitektur, interior dan lain-lain). Berikut perencanaan
utilitas bangunan yangharus dipenuhi pada sebuah pembangunan konstruksi:
1. Perancangan Plambing dan Sanitasi
Sedangkan sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistempembuangan air
kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yangmemenuhi syarat, yang berupa peraturan
dan perundangan, pedoman pelaksanaan,standar tentang peralatan dan instalasinya .Sistem plambing
yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaanyang baik pula. Selain pemipaan, terdapat
hubungan yang erat juga antara masalahpenyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan
langsung denganbeberapa aspek berikut:1. Kesehatan.2. Penggunaan air.3. Pengolahan dan pembuangan
limbah.

2. Perancangan Pencegahan Kebakaran


Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukansuata cara atau
sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran dapatmenimbulkan kerugian berupa korban
manusia, harta benda, terganggunya prosesproduksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan
terganggunya masyarakat.

Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu

 Bahaya kebakaran ringan


Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yangmempunyai nilai
kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaranmelepaskan panas rendah dan
menjalarnya api lambat.2.

 Bahaya kebakaran sedang.

 Bahaya kebakaran berat.

Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yangmempunyai nilai
kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaranmelepaskan panas sangat tinggi dan
menjalarnya api sangat cepat.Perancangan sistem ini erat kaitannya dengan sistem plumbing
karena agarmeminimalisir bahaya bencana kebakaran maka dikembangkan sistem-istemyang
melingkupi pengaliran air, sebagai media pemadaman guna mencegahbahaya kebakaran skala
besar, sistem pencegahan tersebut diantaranya adalah:
1.Sistem hidran
2.Sistem sprinkle
3. Perancangan Pengudaraan/penghawaan
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumahtinggal atau
bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukanpada daerah yang beriklim tropis dengan
udaranya yang panas dan kelembabanudaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan
udara segar darialiran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan pengudaraan
ataupenghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang tepatuntuk ruangan serta
1. Perancangan Penerangan/pencahayaan

Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agarbangunan tersebut mendapat
pencahayaan dan penerangan yang baik pada sianghari maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan
pencahayaandigunakansumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03
– 2396
– 2001 tentang “Tatacara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung”.
Selain itu dalam perencanaan penerangan atau pencahayaan jugamempertimbangkan tentang
standar pencahayaan buatan yang diatur pada SNI 03-6575-
2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung”.

2. Perancangan Telepon
Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepadaperencanaan sistem komunikasi
antara ruangan (intercom) dan perencanaansistem komunikasi luar. Perancangan ini juga harus
memperhatikan sistempengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga
tidak menggangu estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam perawatan.Perencanaan
arus lemah telepon, sistem telepon harus menggunakan sistemhubungan seperti saluran untuk daya
pembangkit komputer, yaitu aliran di dalamlantai (floor duct).
3. Perancangan CCTV dan Sekuriti Sistem
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor
suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang menampilkangambar dari rekaman kamera
yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanyatersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan.
Sistem kameran dan televisiini terbatas pada gedung tersebut (closed). Semua kegiatan di dalamnya
dapatdimonitor di suatu ruangan sekuriti.Gambar 2.9 Sistem Keamanan CCTV

4. Perancangan Penangkal Petir


Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu dilakukandengan
memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut.Penangkal petir ini harus
dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimalbangunan 2 lantai, terutama yang paling
tinggi di antara sekitarnya.
Gambar 2.10 Komponen Istalasi Penangkal Petir
5. Perancangan Tata Suara
Sistem tata suara perlu direncanakan untuk memberikan fasilitas kelengkapanpada
bangunan. Tata suara ini dapat berupa background music dan announcingsystem (public address)
yang berfungsi sebagai penghias keheningan ruangan ataukalau ada pengumuman-pengumuman
tertentu. Selain itu juga ada sistem untuk car call, bagi bangunan-bangunan umum. Peralatan dari
sistem tata suara tersebut dapat berupa, microphone, cassette deck, mix amplifier, speaker, speaker
selector switch, volume control, dan horn speaker (untuk car call).
6. Perancangan Transportasi dalam bangunan
Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat angkuttransportasi untuk
memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang dibangunan tersebut. Alat transportasi tersebut
mempunyai sifat berdasarkan arahgeraknya sebagai alat angkut dalam bentuk arah vertikal berupa
elevator, arahhorizontal berupa konveyor, arah diagonal berupa eskalator.Gambar 2.11 Elevator
7. Perancangan Landasan Helikopter
Bangunan yang tinggi, lebih dari 40 m, dianjurkan untuk membuat suatulandasan helikopter.
Landasan ini berfungsi sebagai tempat helikopter mendaratsupaya dapat dengan mudah dan cepat
memberikan pertolongan apabila terjadikecelakaan, seperti kebakaran atau terjebak diruang atas.
8. Perancangan Alat Pembersih bangunan
Perancangan alat pembersih bangunan yang diterapkan pada bangunan tinggibiasanya
menggunakan gondola. Sistem gondola digunakan untuk membersihkandebu pada dinding dan kaca
bangunan, sehingga warnanya tetap terjaga danterawat.Gambar 2.12 GondolaBegitu pula pada pembangunan
Signature Tower yang akan menjadigedung tertinggi di Indonesia dan tertinggi ke-5 dunia, yang
direncanakan mulaidibangun tahun ini. Semua utilitas bangunan tersebut harus dilengkapi,
dantentunya akan dibutuhkan teknologi utilitas bangunan yang tepat untuk memenuhikebutuhan
bangunan yang direncanakan mempunyai tinggi 638 meter dengan jumlah 111 lantai.
REFERENSI BANGUNAN
1. HOTEL
 Luasnya 800 m2

Denah hotel :

Tampak hotel

Potongan

 Pembagian ruanagan
a. Ruangan public
 Tempat parker
 Taman
 halaman
b. Ruang Semi public
 Lobi
 Ruangan tunggu
 Ruangan setap yang bekerja
 selasar
c. Ruang Privat
 Ruangan direktur atau pimpinan
 Ruang tidur
d. Ruang servis
 Toilet
 Pelayanan

2. APARTEMENT
 Luas lahannya 800m2
Site plan

Denah apartement:

Tampak apartement
Potongan

 Pembagian ruanagan
a. Ruangan public
 Tempat parker
 Taman
 halaman
b. Ruang Semi public
 Lobi
 Ruangan tunggu
 Ruangan setap yang bekerja
 selasar
c. Ruang Privat
 Ruangan direktur atau pimpinan
 Ruang tidur
 Ruang kerja
d. Ruang servis
 Toilet
 Pelayanan
3. Kampus
 Luas lahannya 1,5 hektar
Denah kampus:

Tampak kampus:
 Pembagian ruanagan
e. Ruangan public
 Tempat parker
 Taman
 Halaman
 lapangan
f. Ruang Semi public
 Lobi
 Ruangan rektorat
 Ruangan secret
 coridor
g. Ruang Privat
 Ruangan pimpinan
 Ruang ruang dosen
 Ruang dosen
h. Ruang servis
 Toilet
 Pelayanan
 Musalla
 Perasarana

4. Rumah sakit

 Luasannya 1.2 hektar


Denah rumah sakit:
Tampak rumah sakit

 Pembagian ruanagan
a. Ruangan public
 Tempat parkir
 Taman
 Halaman
 Ruang tunggu
b. Ruang Semi public
 Lobi
 Ruangan apotik
 coridor
c. Ruang Privat
 Ruangan pimpinan
 Ruang ruang dokter
 Ruang I s u
 Ruang rawat inap
d. Ruang servis
 Toilet
 Pelayanan
 Musalla
 Perasarana
 Kantin

5. PERKANTORAN
 Luasnya 900m2
tampak

\
denah

Potongan

 Pembagian ruanagan
a. Ruangan public
 Tempat parker
 Taman
 halaman
b. Ruang Semi public
 Lobi
 Ruangan tunggu
 Ruangan setap yang bekerja
 selasar
c. Ruang Privat
 Ruangan direktur atau pimpinan
 Ruang kerja
d. Ruang servis
 Toilet
 Pelayanan
 kantin

Anda mungkin juga menyukai