ACUAN PERANCANGAN
Oleh:
GRACE OLIVIA
E1B1 15 015
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Pernikahan adalah suatu prosesi yang sacral yang dilakukan sekali seumur
hidup. Oleh karena itu, banyak pasangan calon pengantin selalu berusaha
mempersiapkan resepsi pernikahannya sebaik mungkin.
Pernikahan juga merupakan sesuatu yang sudah ada sejak dulu dan menjadi
tradisi khusus dalam kehidupan manusia. Sampai saat ini, pernikahan masih dianggap
sebagai sesuatu yang sakral, yang tentu saja tidak ingin dilupakan seumur hidup. Di
Indonesia sendiri, budaya pernikahan itu beraneka ragam. Ada yang masih
memakai adat tradisional tetapi ada juga yang memilih memakai budaya Barat
(internasional).
Resepsi pernkahan merupakan suatu rangkaian acara pesta yang dihadiri para
tamu dan sanak keluarga dengan tujuan untuk mengumumkan kepada banyak orang
bahwa pada tempat tersebut sedang terjadi pernikahan.
B. RUMUSAN MASALAH
b. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan pokok perancangan dalam perencanaan
Gedung Pusat Pernikahan adalah dalam proses perancangan ini harus dapat
menyesuaikan dengan keadaan kota Kendari, dan juga perancangan di fokuskan
dalam ilmu arsitektur dan hal-hal lain terutama ilmu struktur sebagai penunjang
pembahasan. Sedangkan hal-hal lain yang terkait di jadikan pelengkap dalam
pembahasan.
E. METODE PEMBAHASAN
1. Studi Literatur
Melalui literatur-literatur dan buku-buku yang berkaitan dengan
pembahasan untuk mendapatkan teori, peraturan dan standar bangunan yang
dapat dijadikan landasan dalam proses perancangan.
2. Studi Komparasi
Melakukan studi banding terhadap bangunan yang akan dirancang dengan
bangunan yang telah ada dan dijadikan perbandingan dalam suatu perancangan
terkait bangunan pernikahan.
3. Studi Observasi
a. Menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
b. Pengamatan langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I : PENDAHULUAN
Mengungkapkan latar belakang, ungkapan masalah, tujuan dan sasaran
pembahasan, lingkup dan batasan masalah serta metode dan sistematika
pembahasan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Nikah
B. Tujuan Pernikahan
Tujuan perkawinan menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan adalah membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal. Yang
dimaksud dengan keluarga adalah satu kesatuan yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak atau
anak-anak yang merupakan sendi dasar susunan masyarakat Indonesia. Rumah tangga
merupakan unit terkecil dalam sektor masyarakat, di mana terdapat anggota keluarga
yang tinggal di dalamnya. Rumah tangga pada umumnya terdiri sepasang pria dan wanita
yang hidup bersama membentuk satu keluarga dan memiliki anak.
Kebahagiaan, keharmonisan, kerukunan, dan kesejahteraan pada umumnya menjadi
idaman bagi setiap pasangan suami istri. Resepsi pernikahan menjadi salah satu momen
yang penting bagi pasangan suami istri dalam mendukung kebahagiaan dalam rumah
tangga. Resepsi pernikahan yang berjalan dengan lancar akan menjadi kenangan yang
membahagiakan bagi pasangan suami istri.
Lokasi pernikahan turut berperan penting dalam mencetak memori pernikahan
sebab keindahan dari lokasi resepsi pernikahan akan dikenang seumur hidup bagi
pasangan pengantin. Pada saat ini lokasi pernikahan tidak lagi diadakan di rumah,
melainkan diadakan di tempat-tempat yang lebih unik, kreatif, dan memiliki nilai estetika
yang lebih tinggi dari rumah biasa.
C. Syarat Pernikahan
Dalam pernikahan, yang dimaksud dengan ijab kabul adalah seorang wali atau wakil
dari mempelai perempuan mengemukakan kepada calon suami anak
perempuannya/perempuan yang dibawah perwaliannya, untuk menikahkannya dengan
lelaki yang mengambil perempuan tersebut sebagai istrinya. Lalu lelaki yang
bersangkutan menyatakan menerima pernikahannya itu.
Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa: Sahl bin Said berkata, seorang perempuan
datang kepada Nabi saw. untuk menyerahkan dirinya, dia berkata, “Saya serahkan
diriku kepadamu.” Lalu ia berdiri lama sekali (untuk menanti). Kemudian seorang
laki-laki berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah kawinkanlah saya dengannya jika
engkau tidak berhajat kepadanya.” Lalu Rasulullah saw. bersabda “Aku kawinkan
engkau kepadanya dengan mahar yang ada padamu.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadis Sahl tersebut menerangkan bahwa Rasulullah saw. telah mengijabkan seorang
perempuan kepada Sahl dengan mahar atau maskawinnya ayat alquran dan Sahl
menerimanya.
Menurut jumhur ulama, akad nikah minimal dihadiri oleh dua orang saksi. Saksi
dalam akad nikah harus memenuhi syarat-syarat berikut.
-Cakap bertindak secara hukum (balig dan berakal).
-Minimal dua orang.
-Laki-laki.
-Merdeka.
-Orang yang adil.
-Muslim.
-Dapat melihat (menurut ulama mazhab Syafii).
4. Adanya wali.
Dari Abu Musa r.a., Nabi saw. bersabda, “Tidaklah salahsatu pernikahan tanpa wali.”
(H.R. Abu Dawud dan disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam sahih Sunan Abu
Dawud no. 1.836). Wali yang mendapat prioritas pertama di antara sekalain wali-wali
yang ada adalah ayah dari pengantin wanita. Kalau tidak ada barulah kakeknya
(ayahnya ayah), kemudian saudara lelaki seayah seibu atau seayah, kemudian anak
saudara lelaki. Sesudah itu barulah kerabat-kerabat terdekat yang lainnya atau hakim.
Wali nikah harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat wali nikah tersebut adalah
antara lain sebagai berikut.
-Laki-laki.
-Balig dan berakal sehat.
-Beragama islam.
-Merdeka.
-Memiliki hak perwalian.
-Tidak ada halangan untuk menjadi wali.
-Adi
D. Jenis dan Bentuk Pernikahan
1. Bentuk Perkawinan Menurut Jumlah Istri / Suami
1. Monogami
Monogami adalah suatu bentuk perkawinan / pernikahan di mana si suami tidak
menikah dengan perempuan lain dan si isteri tidak menikah dengan lelaki lain. Jadi
singkatnya monogami merupakan nikah antara seorang laki dengan seorang wanita
tanpa ada ikatan penikahan lain.
2. Poligami
Poligami adalah bentuk perkawinan di mana seorang pria menikahi beberapa wanita
atau seorang perempuan menikah dengan beberapa laki-laki.
Berikut ini poligami akan kita golongkan menjadi dua jenis :
a. Poligini : Satu orang laki-laki memiliki banyak isteri.
Disebut poligini sororat jika istrinya kakak beradik kandung dan disebut non-sororat
jika para istri bukan kakak adik.
b. Poliandri : Satu orang perempuan memiliki banyak suami.
Disebut poliandri fraternal jika si suami beradik kakak dan disebut non-fraternal bila
suami-suami tidak ada hubungan kakak adik kandung.
2. Eksogami
Eksogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan dalam
lingkungan yang berbeda. Eksogami dapat dibagi menjadi dua macam, yakni :
a. Eksogami connobium asymetris terjadi bila dua atau lebih lingkungan bertindak
sebagai pemberi atau penerima gadis seperti pada perkawinan suku batak dan ambon.
b. Eksogami connobium symetris apabila pada dua atau lebih lingkungan saling tukar-
menukar jodoh bagi para pemuda.
Eksogami melingkupi heterogami dan homogami. Heterogami adalah perkawinan
antar kelas sosial yang berbeda seperti misalnya anak bangsawan menikah dengan
anak petani. Homogami adalah perkawinan antara kelas golongan sosial yang sama
seperti contoh pada anak saudagar / pedangang yang kawin dengan anak saudagar /
pedagang.
3. Pernikahan Adat
Pernikahan adat yang ada di Indonesia sangatlah beragam, beberapa adat pernikahan
tradisional besar yang sering di gunakan untuk mensakralkan acara pernikahan adalah
pernikahan adat jawa, pernikahan adat minangkabau, pernikahan adat betawi,
pernikahan adat tionghoa, pernikahan adat melayu, pernikahan adat sunda, pernikahan
adat batak, pernikahan modern dan masih banyak adat pernikahan lainnya.
Seperti kita tahu bahwa Indonesia memiliki beragam suku dan kebudayaan, jadi tidak
heran apabila kita sering melihat upacara-upacara adat yang sangat unik. Upacara
pernikahan adalah termasuk upacara adat yang harus kita jaga, karena dari situlah
akan tercermin jati diri kita, bersatunya sebuah keluarga bisa mencerminkan
bersatunya sebuah negara.
a. Nontoni
Nontoni merupakan suatu tata cara adat pernikahan ketika pihak keluarga
pengantin pria melakukan proses penyelidikan dan peninjauan mengenai
kondisi pengantin wanita dan latar belakangnya. Hal ini disebabkan karena
pada zaman dahulu tidak semua calon pengantin saling mengenal akibat
adanya perjodohan. Peninjauan yang dilakukan terkait dengan kondisi bibit,
bebet, dan bobot dari calon pengantin wanita. Bibit adalah faktor darah dan
keturunan. Bebet adalah faktor status sosial calon mempelai dan keluarganya
terkait dengan asal usul perilaku dan tindakannya. Bobot adalah faktor harta
benda yang menyangkut kesiapan kedua calon pengantin dalam hal materi saat
berkeluarga kelak. Setelah pihak pengantin pria dan keluarganya setuju
dengan keadaaan atau kondisi pengantin wanita maka langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah penentuan jadwal lamaran dengan keluarga pengantin
wanita.
b. Prosesi Lamaran
Lamaran berarti meminang, terjadi pertemuan antara dua keluarga saat
orangtua dari pengantin pria menanyakan kepada orangtua pengantin wanita
perihal status putrinya, apakah sudah memiliki calon suami atau belum, yang
kemudian jika belum memiliki calon suami dilanjutkan dengan penentuan
tanggal untuk proses meminang. Pada saat meminang, terjadi peristiwa
rombongan keluarga pria beserta calon pengantin pria datang ke rumah
keluarga calon mempelai wanita dengan membawa sejumlah bingkisan. Jenis
bingkisan yang dibawa adalah cincin yang kemudian dipakai oleh calon
pengantin wanita sebagai bentuk ikatan. Pada saat upacara lamaran juga
terjadi pembicaraan mengenai penentuan hari, tanggal, waktu, dan
pekaksanaan upacara pernikahan.
c. Upacara Peningset
Adalah upacara yang berisi penyerahan sesuatu sebagai tanda pengikat
dari keluarga pihak pengantin pria kepada keluarga pihak pengantin wanita.
Jenis ikatan yang dimaksud adalah hati, lisan, dan perbuatan keluarga calon
pengantin wanita untuk tidak menerima lamaran dari pria lain.
Jenis Upacara Peningset ada 2, yaitu Peningset utama dan Peningset
tambahan. Peningset utama adalah sepasang cincin untuk calon pengantin pria
dan calon pengantin wanita serta kain kemben. Peningset tambahan dapat
berupa uang, emas, pakaian, buah-buahan, jajan pasar, kue, dan lain-lain
sesuai dengan kemampuan perekonomian keluarga calon pengantin pria.
Sumber : Google
e. Siraman
Siraman berasal dari kata “siram” yang berarti guyur/mandi. Siraman
berisi upacara atau ritual mandi dan memakai kain basahan yang disebut
lawon atau pethakan. Maksud dan tujuan dari Siraman adalah agar calon
pengantin menjadi bersih secara spiritual dan berhati suci.
Sumber : Google
Sumber : Google
g. Langkahan
Sumber : Google
h. Ijab Kabul
i. Upacara Panggih
Ngunjuk Degan lan Tilik Pitik adalah upacara yang dilakukan oleh
ayah mempelai pengantin putri diikuti istrinya dan kemudian dilanjutkan oleh
kedua mempelai. Ritual ini memiliki arti bahwa ayah dan ibu pengantin
merasa puas atas perta perkawinan yang diselenggarakan. Setelah upacara
ngunjuk degan, dilakukan upacara tilik pitik. Upacara tilik pitik dilakukan
dengan ritual orang tua dari pihak mempelai putri menjemput kedua orang tua
dari pihak mempelai pria yang berada di depan pintu sehingga dapat
memasuki ruangan pesta. Upacara tilik pitik ini memiliki makna kedua orang
tua pengantin putra menengok putranya yang sedang melaksanakan upacara
pernikahan sekaligus memberikan restu. Selain itu, upacara tilik pitik juga
menunjukkan keingian besan untuk lebih mempererat persaudaraan di antara
kedua keluarga besar.
j. Upacara Resepsi
Upacara resepsi pernikahan ditujukan bagi para hadirin/tamu
undangan. Upacara ini memiliki makna pihak keluarga besar dari kedua
mempelai mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas doa restu
maupun bantuan yang diberikan sehingga acara dapat berlangsung dengan
sukses. Acara resepsi pernikahan berisi jamuan makan yang berisi hidangan
untuk tamu undangan.
Dalam adat Jawa, terdapat 2 jenis Kirab, yaitu Kirab Kanarendran dan
Kirab Kesatriyan. Acara kirab diawali dengan kehadiran Cucuk Lampah,
Senopati Kembar, Patah Sakembaran, Putri Domas, dan Manggalayuda yang
berjalan menuju ke pelaminan kemudian mempelai diikuti kedua orang tua
pengantin putri dan pria turun dari pelaminan menuju ke ruang ganti pakaian.
Setelah selesai berganti pakaian, mempelai dan orang tua kembali ke
pelaminan sama seperti saat prosesi turun.
2. Prnikahan Modern
Pernikahan modern di Indonesia merupakan jenis pernikahan yang tata
caranya mengadopsi dari budaya Tionghoa dan budaya Amerika. Pernikahan dengan
gaya modern bersifat lebih sederhana daripada pernikahan tradisional. Secara garis
besar susunan acara pernikahan modern adalah pra wedding, prosesi blessing, dan
resepsi pernikahan. Meskipun bersifat sederhana dan ringkas, namun pernikahan
dengan gaya modern tetap mempertahankan nilai-nilai sakral yang terdapat dalam
upacara pernikahan. Jika dilihat secara runtut, upacara pernikahan gaya modern dapat
dilihat pada penjelasan berikut ini.
a. Pra Wedding
Pra wedding merupakan rangkaian acara yang dilaksanakan mulai dari
pagi-pagi buta saat pengantin harus memulai untuk berias hingga sebelum
acara blessing dimulai. Pada saat pra wedding terdapat beberapa rangkaian
acara dan prosesi yang harus dijalani oleh pengantin maupun keluarga.
Rangkaian acara dan upacara yang terjadi saat pra wedding antara lain
adalah rias pengantin, ritual oleh calon pengantin pria dan calon pengantin
wanita, dan ritual temu pengantin. Rias pengantin atau make up dilakukan
oleh pengantin dan keluarga. Make up pada umumnya dilakukan di salon.
Pada saat make up, kedua pengantin dalam kondisi dipingit (tidak boleh
bertemu) sehingga make up pengantin dilakukan secara terpisah antara
pengantin wanita dengan pengantin pria.
Setelah kedua pengantin bertemu, dilakukan ritual makan mie swa dan
ronde. Ritual ini dilakukan oleh kedua pengantin dengan tujuan sebagai tanda
bahwa dalam mengarungi kehidupan berumahtangga akan ada suka duka yang
harus dihadapi bersama.
c. Resepsi Pernikahan
Acara Resepsi pernikahan terdiri dari beberapa ritual dan kegiatan.
Rangkaian acara yang dilaksanakan pada acara resepsi pernikahan tersusun
sebagai berikut :
1. Make Up Ulang (Retouch)
Retouch dilakukan oleh keluarga dan mempelai di hotel
ataupun di salon.
2. Persiapan Resepsi
Koordinator lapangan melakukan pengecekan terhadap seluruh
komponen pendukung acara seperti dekorasi, lighing, sound sistem,
layout meja tamu, tempat parkir, souvenir, alat tulis, buku tamu, kotak
sumbangan, hingga gembok dan kunci kotak sumbangan.
3. Upacara Tea Pai / Pai Ciu
Upacara ini sebagai tanda bahwa pengantin meminta restu dari
sanak saudara yang lebih tua dan keluarga memberi restu kepada
pengantin yang melaksanakan pernikahan.
4. Foto bersama sebelum acara
Foto bersama dilakukan oleh mempelai bersama dengan
keluarga, kemudian sebelum kegiatan resepsi mulai pegantin menuju
ke ruang tunggu untuk menunggu pesta resepsi pernikahan dimulai.
5. Penerimaan Tamu
Penerimaan tamu dilakukan oleh orang tua dan petugas
penerima tamu dengan diiringi alunan lagu dari band pendukung acara.
6. Welcome speech oleh MC
MC naik ke panggung untuk memberikan kata sambutan
kepada tamu undangan, sementara orang tua pengantin mempersiapkan
diri untuk memasuki ruang pesta.
7. Prosesi masuk orang tua dan saudara kandung
Urutan atau tatanan masuk orang tua dan saudara kandung
dalam memasuki ruangan tersusun mulai dari orang tua mempelai pria,
orang tua mempelai wanita, saudara kandung mempelai pria, dan
saudara kandung mempelai wanita.
8. Prosesi masuk kedua mempelai
Prosesi masuk kedua mempelai diiringi dengan alunan musik
dari band pendukung acara. Pengantin dengan bergandengan tangan
memasuki ruang resepsi pernikahan dan berjalan menuju ke atas
panggung yang kemudian disusul oleh orang tua.
9. Kata sambutan
Kata sambutan dilakukan oleh perwakilan dari pihak keluarga
di atas panggung.
10. Doa bersama
Doa bersama dapat dipimpin oleh perwakilan dari pihak
keluarga atau dari petugas pemberkatan pernikahan.
11. Tuang Shampagne
Pada prosesi tuang shampagne terdapat botol dan gelas-gelas
shampagne yang telah disusun dengan rapi. Shampagne dituang oleh
kedua mempelai di meja shampagne.
12. Wedding toast
Pada saat wedding toast, petugas membagikan gelas kepada
keluarga dan mempelai, MC memberikan instruksi kepada tamu undangan
untuk mempersiapkan gelas minuman dan melakukan toast.
Sumber : google
Sumber : google
Sumber : google
4. Resepsi Pernikahan Cia ciu
Resepsi pernikahan cia ciu adalah rangkaian kegiatan resepsi pernikahan yang
proses pelaksanaannya disediakan meja berbentuk lingkaran dengan kapasitas 8-12
orang per meja. Penyajian hidangan dilakukan per menu dengan kurun waktu tertentu
dan diletakkan di tengah-tengah meja untuk kemudian disantap bersama-sama oleh
tamu undangan.
Sumber : google
Berdasarkan tujuannya, konsep one stop service dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu first stop, convenience store, dan true one stop. Ketiga konsep one stop service
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. First stop
Pelayanan berisi informasi yang bersifat memandu masyarakat atau pelanggan
untuk mengetahui jenis-jenis pelayanan yang dibutuhkan.
b. Convenience store
Berbagai jenis transaksi pelayanan dilokasikan di satu kantor atau jika
memungkinkan di satu situs internet. Jenis pelayanan yang menggunakan sistem
convenience store adalah pelayanan administratif yang tidak terlalu kompleks serta
tidak membutuhkan pengetahuan dan waktu yang banyak.
c. True One Stop
Jenis pelayanan true one stop mengintegrasikan berbagai jenis pelayanan dan
melibatkan berbagai kewenangan. Mode pelayanan ini digunakan untuk jenis-jenis
pelayanan yang cukup kompleks.
Berdasarkan media yang digunakan untuk memberikan pelayanannya, model one-
stop service memiliki beberapa alternatif, yaitu sebagai berikut:
Gedung Resepsi pernikahan paripurna menerapkan konsep one stop service dengan
adanya pelayanan first stop yang kemudian dilanjutkan dengan adanya lokasi fisik
kantor dan kios-kios pelayananan sebagai pendukung.
3. Strategi Desain
Ada 6 strategi utama yang bisa diterapkan dalam desain green architecture yaitu :
1. Envelope : berkaitan dengan pelingkup ruang
2. Lighting : berkaitan dengan pencahayaan
3. Heating : berkaitan dengan pemanasan
4. Cooling : berkaitan dengan pendinginan
5. Energy production : berkaitan dengan produksi energi
6. Water and waste : berkaitan dengan air dan sampah
1. Envelope
Insulation Material
Double envelopes
a. Outer façade : berfungsi sebagai pelindung dari cuaca dan isolasi akustik
awal
b. Intermediate space : berfungsi sebagai buffer thermal
c. Inner façade : berfungsi sebagai optimum thermal barrier
Dengan pengunaan double envelope ini, transfer energi panas dapat dihambat.
Green Roof
Adalah penggunaan atap bertanaman. Dengan menggunakan atap
bertanaman bisa menurunkan suhu pada bagian atap dan ruangan dibawahnya
beberapa derajat.
2. Lighting
Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan lighting
(pencahayaan) adalah :
Daylight Factor (DF)
Adalah perbandingan intensitas di dalam ruangan dengan di luar ruangan.
Faktor yang mempengaruhi DF antara lain :
h. Dan lain-lain
Daylight zoning
Toplighting
Adalah strategi pencahayaan alami dengan lubang masuk cahaya
berada di atas / atap Perkiraan ukuran lubang masuk cahaya untuk
mendapatkan DF tertentu dapat dihitung dengan persamaan :
A = required area of aperture, ft2 [m2]
DFavg = target daylight factor
Afloor = illuminated floor area, ft2 [m2]
AE = aperture effectiveness factor
Sidelighting
Adalah strategi pencahayaan alami dengan lubang masuk cahaya
berada di samping. Efek dalam desain adalah penentuan ukuran jendela.
Perkiraan ukuran lubang masuk cahaya untuk mendapatkan DF tertentu dapat
dihitung dengan persamaan
A = required area of aperture, ft2 [m2]
DFtarget = target daylight factor
Afloor = illuminated floor area, ft2 [m2]
F = 0.2 if the target is an average DF OR
= 0.1 if the target is a minimum DF
Light shelves
Adalah permukaan yang digunakan untuk mendistribusikan dan
mengurangi penerangan berlebih cahaya matahari yang masuk dari
sidelighting.
Internal reflectances
Adalah permukaan yang digunakan untuk memantulkan cahaya yang
ada / masuk dalam ruang.permukaan ini akan mempengaruhi kualitas
pencahayaan dalam ruang.
Shading devices
Adalah permukaan yang digunakan untuk menghalangi cahaya
matahari
Ada 2 macam :
1. Shading devices tetap
2. Shading devices bergerak
Efek penggunaan:
1. Mengurangi beban pendinginan
2. Solar access when desired
3. Mengurangi silau
Electric lighting
Adalah pencahayaan tambahan menggunakan energi listrik
3. Heating
Tidak semua strategi pemanasan diterapkan di daerah tropis seperti
Indonesia. Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan heating
(pemanasan) adalah :
Direct gain
Adalah sistem pemanasan pasif dengan panas yang langsung berasal dari sinar
matahari melalui bukaan dan digunakan untuk menghangatkan ruangan.
Indirect gain
Adalah sistem pemanasan pasif dengan panas yang tidak langsung, tetapi
berasal penyerapan sinar matahari oleh pelingkup ruang
Isolated gain
Adalah sistem pemanas pasif menggunakan panas yang terperangkap dalam
sebuah ruangan (efek rumah kaca), berasal penyerapan sinar matahari sebelum
dialirkan ke ruangan lain
Active solar thermal energy system
Adalah penyerapan energi panas matahari untuk kebutuhan pemanasan air,
pemanasan kolam, pemanasan udara dan atau pemanasan ruang.
4. Cooling
Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan cooling (pendinginan)
adalah :
Cross ventilation
Adalah airan udara dingin dari luar ruangan ke dalam ruang dan membawa
udara panas keluar ruangan
Stack ventilation
Adalah sistem ventilasi yang bekerja berdasarkan sifat udara terhadap
temperature Prinsip dasar :
1. Udara panas punya kerapatan rendah, bersifat ringan dan bergerak ke atas.
2. Udara lain yang lebih dingin akan mengisi ruang kosong yang ditinggalkan
udara panasyang bergerak ke atas
Earth cooling tubes
Adalah pendinginan ruangan menggunakan udara yang dilewatkan dibawah
tanah. Selama perjalanan dibawah tanah udara didinginkan sesuai suhu tanah
Earth sheltering
Adalah pendinginan ruangan menggunakan suhu tanah karena sebagian
pelingkup ruang langsung berbatasan dengan tanah.
5. Energy production
Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan energy production
(produksi energi) adalah :
Photovoltaics
Adalah sel untuk mengkonversi energi sinar matahari menjadi energi listrik
Pemasangan sel surya bisa dilakukan pada atap, fasade, sebagai sun shading
dan di ruang terbuka
Wind turbines
Adalah alat untuk mengkonversi energi angin menjadi energi listrik
Microhydro turbines
Adalah alat untuk mengkonversi energi aliran air menjadi energi listrik
b. Luas Wilayah
Luas wilayah Kota Kendari adalah 29.589 Ha atau 0,78% yang terdiri
dari 10 Kecamatan dan 64 Kelurahan dengan topografi bervariasi antara datar
dan bukit dengan ketinggian mencapai 459 meter di atas permukaan laut.Suhu
udara rata-rata 22” – 31” C, curah hujan rata-rata 2.517 mm dengan rata-rata
hari hujan sebanyak 174 hari pertahun dengan curah hujan tertinggi pada
sekitar bulan juni.
Gambar III.1. Peta Administratif Kota Kendari
Sumber : Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Kendari, 2012
c. Keadaan Iklim
Musim
Suhu Udara
Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Perbedaan ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah
pesisir mengakibatkan keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-
masing tempat dalam suatu wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota
Kendari merupakan bersuhu tropis.
Keadaan Penduduk
1) Jumlah Penduduk.
2) Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pemerintahan
Luas wilayah yang dimiliki Kota Kendari adalah 29.589 Ha
atau 0.78% dari luas wilayah Sulawesi Tenggara. Secara administrasif
Kota Kendari terbagi atas 10 Kecamatan yaitu:
Kecamatan Poasia, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu : Anduonohu,
Rahandouna, Anggoeya dan Matabubu.
Kecamatan Baruga, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Baruga, Lepo-lepo,
Watubangga dan Wundudopi
Kecamatan Mandonga, terdiri atas 6 Kelurahan yaitu : Mandonga,
Korumba, Anggilowu, Alolama, Wawombalata dan Labibia.
Kecamatan Kendari, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kandai, Gunung
jati, Kendari Caddi, Kasilampe, Kampung Salo, Mangga Dua, Mata,
Purirano dan Jati Mekar.
Kecamatan Kendari Barat, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kemaraya,
Watu-watu, Tipulu, Punggaloba, Benu-benua, Sodohua, Sanua, Dapu-
Dapura, Lahundape.
Kecamatan Abeli terdiri dari 13 Kelurahan yaitu Benua Nirae, Puday,
Lapulu, Abeli, Anggalomelai, Tobimeita, Poasia, Talia, Petoaha,
Nambo, Bungkutoko, Sambuli dan Tondonggeu.
Kecamatan Wua-Wua terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Wua-Wua,
Bonggoeya, Mataiwoi dan Anawai.
Kecamatan Puwatu terdiri dari 6 Kelurahan yaitu: Puwatu,
Watulondo, Pungolaka, Tobuuha, Abeli Dalam dan Lalodati.
Kecamatan Kambu terdiri dari 4 Kelurahan yaitu: Kambu, Mokoau,
Padaleu dan Lalolara.
Kecamatan Kadia terdiri dari 5 Kelurahan yaitu: Kadia, Bende,
Pondambea, Wawo Wanggu dan Anaiwoi.
Rencana Pola Ruang yang telah dibuat oleh Dinas Tata Kota dan Perumahan
Kota Kendari mengatur penzonningan pada wilayah-wilayah Kota Kendari tahun
2010 sampai tahun 2030. Hal tersebut diatas dapat dilihat pada peta berikut ini:
Gambar III.3. Peta Rencana Pola Ruang 2010-2-30
Sumber :Dinas Tata Kota Perumahan, 2013