Anda di halaman 1dari 46

PERENCANAAN GEDUNG PUSAT PERNIKAHAN DENGAN

PENDEKATAN GREEN ARCHITECTURE DI KOTA KENDARI

ACUAN PERANCANGAN

DiajukanUntukMemenuhiSyarat dalam Rangka


Menyelesaikan Studi pada JurusanArsitektur
FakultasTeknik
UniversitasHalu Oleo Kendari

Oleh:

GRACE OLIVIA

E1B1 15 015

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Pernikahan adalah suatu prosesi yang sacral yang dilakukan sekali seumur
hidup. Oleh karena itu, banyak pasangan calon pengantin selalu berusaha
mempersiapkan resepsi pernikahannya sebaik mungkin.

Pernikahan juga merupakan sesuatu yang sudah ada sejak dulu dan menjadi
tradisi khusus dalam kehidupan manusia. Sampai saat ini, pernikahan masih dianggap
sebagai sesuatu yang sakral, yang tentu saja tidak ingin dilupakan seumur hidup. Di
Indonesia sendiri, budaya pernikahan itu beraneka ragam. Ada yang masih
memakai adat tradisional tetapi ada juga yang memilih memakai budaya Barat
(internasional).

Resepsi pernkahan merupakan suatu rangkaian acara pesta yang dihadiri para
tamu dan sanak keluarga dengan tujuan untuk mengumumkan kepada banyak orang
bahwa pada tempat tersebut sedang terjadi pernikahan.

Masyarakat kota Kendari biasanya melakukan resepsi pernikahan di Gedung


serbaguna dan ballroom hotel. Dan ada juga yang masih melangsungkan resepsi
pernikahan dengan mmenggunakan tenda trowongan yang di didirikan di halaman
rumah calon pengantin. Namun banyak kasus yang terjadi di Kota Kendari yang mana
tenda yang didirikan berada di bahu jalan, bahkan menggunakan seluruh badan jalan,
sehingga arus lalu lintas terganggu. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya lahan
atau halaman yang tersedia untuk mendirikan tenda.

Pernikahan adalah satu momen terpenting dalam hidup manusia. Dalam


pernikahan biasanya calon pengantin diributkan dengan berbagai macam persiapan
yang rumit. Akan lebih baik jika calon pengantin dapat mempersiapkan segala
persiapan dengan praktis dalam satu lokasi yang menyediakan layanan persiapan
pernikahan dengan lengkap.
Gedung pernikahan seharusnya mampu mewadahi seluruh komponen
persiapan hingga pelaksanaan pernikahan dengan tuntas. Mulai dari persiapan, yang
terdiri dari penyedia jasa perlengkapan pernikahan, pelaksanaan kegiatan yang terdiri
dari ruang resepsi pernikahan dan tempat menginap bagi kerabat keluarga yang
berasal dari luar daerah, hingga proses administrasi akhir setelah rangkaian acara
berlangsung.

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan dalam perencanaan pembangunan Gedung Pusat Pernikahan di


Kota Kendari adalah :
1. Bagaimana merancang bangunan pernikahan di kota Kendari yang dapat
menunjang kebutuhan masyarakat.
2. Bagaimana merancang gedung pernikahan yang di dalamnya memiliki fasilitas
dan penyedia kebutuhan pernikahan.
3. Bagaimana menciptakan tampilan fisik gedung pernikahan yang modern serta
memiliki ciri khas daerah Kendari.

C. TUJUAN DAN SASARAN


1. Merancang bangunan pernikahan di kota kendari yang dapat menunjang
kebutuhan masyarakat
2. Merancang gedung pernikahan yang di dalamnya memiliki fasisilitas dan
penyedia kebutuhan pernikahan.
3. Menciptakan tampilan fisik gedung pernikahan yang modern serta memiliki ciri
khas daerah kota Kendari.
D. LINGKUP PEMBAHASAN
a. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan dalam penulisan ini lebih dititik beratkan pada aspek-
aspek perencanaan dan perancangan arsitektur, terutama yang menyangkut
dengan bangunan yang direncanakan. Dengan melihat hal-hal atau faktor-faktor
lain diluar disiplin ilmu yang dimaksud apabila dianggap penting dalam
perencanaan akan dibahas sesuai dengan kaitan dan permasalahannya.

b. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan pokok perancangan dalam perencanaan
Gedung Pusat Pernikahan adalah dalam proses perancangan ini harus dapat
menyesuaikan dengan keadaan kota Kendari, dan juga perancangan di fokuskan
dalam ilmu arsitektur dan hal-hal lain terutama ilmu struktur sebagai penunjang
pembahasan. Sedangkan hal-hal lain yang terkait di jadikan pelengkap dalam
pembahasan.

E. METODE PEMBAHASAN
1. Studi Literatur
Melalui literatur-literatur dan buku-buku yang berkaitan dengan
pembahasan untuk mendapatkan teori, peraturan dan standar bangunan yang
dapat dijadikan landasan dalam proses perancangan.
2. Studi Komparasi
Melakukan studi banding terhadap bangunan yang akan dirancang dengan
bangunan yang telah ada dan dijadikan perbandingan dalam suatu perancangan
terkait bangunan pernikahan.
3. Studi Observasi
a. Menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
b. Pengamatan langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I : PENDAHULUAN
Mengungkapkan latar belakang, ungkapan masalah, tujuan dan sasaran
pembahasan, lingkup dan batasan masalah serta metode dan sistematika
pembahasan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


Merupakan tinjauan dari beberapa pengertian yang terkait dengan judul,
tinjauan organisasi ruang dan pola hubungan ruang serta mengemukakan hal
hal yang menjadi dasar pemikiran dalam perancangan dan perencanaan.

BAB III : TINJAUAN LOKASI PERENCANAAN


Merupakan Bab yang menjelaskan tentang keadaan kota kendari, keadaan
topografi Kota Kendari yang meliputi keadaan geografis Kota Kendari,
keadaan topografi kota, sosial kependudukan, pola penggunaan lahan, serta
analisa-analisa yang dapat dikembangkan dan disimpulkan pada konsep
bangunan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan merupakan sebuah pernyataan singkat dirangkum seluruh
permasalahan dari pendahuluan, tinjauan pustaka, dan landasan teori
yang akan digunakan membahas permasalahan yang ada dalam laporan ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Nikah

Nikah menurut bahasa berarti menghimpun atau mengumpulkan. Pengertian nikah


menurut istilah adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan yang
bukan muhrim sebagai suami istri dengan tujuan membina suatu rumah tangga yang bahagia
berdasarkan tuntunan Allah Swt.
Menurut KBBI, pernikahan merupakan suatu ikatan perkawinan yang dilakukan oleh
seorang laki-laki dan perempuan berdasarkan ketentuan hukum dan ajaran agama.
Purwa Hadiwardoyo dalam bukunya yang berjudul “Perkawinan Menurut Islam dan
Katolik” menjelaskan definisi perkawinan dari segi agama Islam dan Katolik. Bagi Agama
Islam, perkawinan merupakan suatu bentuk perjanjian teguh dan ibadat yang dilakukan oleh
sepasang suami istri, di mana mereka melakukan hubungan timbal-balik sehingga
menimbulkan adanya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Bagi Agama Katolik,
pernikahan merupakan sebuah perjanjian antara pria dan wanita di hadapan Tuhan untuk
membentuk suatu kebersamaan hidup baru yang dilandaskan pada kasih Kristus
Pengertian pernikahan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun1974 tentang
Perkawinan, perkawinan yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.

B. Tujuan Pernikahan
Tujuan perkawinan menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan adalah membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal. Yang
dimaksud dengan keluarga adalah satu kesatuan yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak atau
anak-anak yang merupakan sendi dasar susunan masyarakat Indonesia. Rumah tangga
merupakan unit terkecil dalam sektor masyarakat, di mana terdapat anggota keluarga
yang tinggal di dalamnya. Rumah tangga pada umumnya terdiri sepasang pria dan wanita
yang hidup bersama membentuk satu keluarga dan memiliki anak.
Kebahagiaan, keharmonisan, kerukunan, dan kesejahteraan pada umumnya menjadi
idaman bagi setiap pasangan suami istri. Resepsi pernikahan menjadi salah satu momen
yang penting bagi pasangan suami istri dalam mendukung kebahagiaan dalam rumah
tangga. Resepsi pernikahan yang berjalan dengan lancar akan menjadi kenangan yang
membahagiakan bagi pasangan suami istri.
Lokasi pernikahan turut berperan penting dalam mencetak memori pernikahan
sebab keindahan dari lokasi resepsi pernikahan akan dikenang seumur hidup bagi
pasangan pengantin. Pada saat ini lokasi pernikahan tidak lagi diadakan di rumah,
melainkan diadakan di tempat-tempat yang lebih unik, kreatif, dan memiliki nilai estetika
yang lebih tinggi dari rumah biasa.

C. Syarat Pernikahan

Syarat syarat nya yaitu sebagai berikut.

1. Calon suami telah balig dan berakal.


2. Calon istri yang halal dinikahi.
3. Lafal ijab dan kabul harus bersifat selamanya.

Ijab artinya mengemukakan atau menyatakan suatu perkataan. Kabul artinya


menerima. Jadi, ijab kabul artinya seseorang menyatakan sesuatu kepada lawan
bicaranya, kemudian lawan bicaranya menyatakan menerima.

Dalam pernikahan, yang dimaksud dengan ijab kabul adalah seorang wali atau wakil
dari mempelai perempuan mengemukakan kepada calon suami anak
perempuannya/perempuan yang dibawah perwaliannya, untuk menikahkannya dengan
lelaki yang mengambil perempuan tersebut sebagai istrinya. Lalu lelaki yang
bersangkutan menyatakan menerima pernikahannya itu.

Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa: Sahl bin Said berkata, seorang perempuan
datang kepada Nabi saw. untuk menyerahkan dirinya, dia berkata, “Saya serahkan
diriku kepadamu.” Lalu ia berdiri lama sekali (untuk menanti). Kemudian seorang
laki-laki berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah kawinkanlah saya dengannya jika
engkau tidak berhajat kepadanya.” Lalu Rasulullah saw. bersabda “Aku kawinkan
engkau kepadanya dengan mahar yang ada padamu.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadis Sahl tersebut menerangkan bahwa Rasulullah saw. telah mengijabkan seorang
perempuan kepada Sahl dengan mahar atau maskawinnya ayat alquran dan Sahl
menerimanya.

3. Dua orang saksi.

Menurut jumhur ulama, akad nikah minimal dihadiri oleh dua orang saksi. Saksi
dalam akad nikah harus memenuhi syarat-syarat berikut.
-Cakap bertindak secara hukum (balig dan berakal).
-Minimal dua orang.
-Laki-laki.
-Merdeka.
-Orang yang adil.
-Muslim.
-Dapat melihat (menurut ulama mazhab Syafii).

4. Adanya wali.

Dari Abu Musa r.a., Nabi saw. bersabda, “Tidaklah salahsatu pernikahan tanpa wali.”
(H.R. Abu Dawud dan disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam sahih Sunan Abu
Dawud no. 1.836). Wali yang mendapat prioritas pertama di antara sekalain wali-wali
yang ada adalah ayah dari pengantin wanita. Kalau tidak ada barulah kakeknya
(ayahnya ayah), kemudian saudara lelaki seayah seibu atau seayah, kemudian anak
saudara lelaki. Sesudah itu barulah kerabat-kerabat terdekat yang lainnya atau hakim.

Wali nikah harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat wali nikah tersebut adalah
antara lain sebagai berikut.
-Laki-laki.
-Balig dan berakal sehat.
-Beragama islam.
-Merdeka.
-Memiliki hak perwalian.
-Tidak ada halangan untuk menjadi wali.
-Adi
D. Jenis dan Bentuk Pernikahan
1. Bentuk Perkawinan Menurut Jumlah Istri / Suami
1. Monogami
Monogami adalah suatu bentuk perkawinan / pernikahan di mana si suami tidak
menikah dengan perempuan lain dan si isteri tidak menikah dengan lelaki lain. Jadi
singkatnya monogami merupakan nikah antara seorang laki dengan seorang wanita
tanpa ada ikatan penikahan lain.

2. Poligami
Poligami adalah bentuk perkawinan di mana seorang pria menikahi beberapa wanita
atau seorang perempuan menikah dengan beberapa laki-laki.
Berikut ini poligami akan kita golongkan menjadi dua jenis :
a. Poligini : Satu orang laki-laki memiliki banyak isteri.
Disebut poligini sororat jika istrinya kakak beradik kandung dan disebut non-sororat
jika para istri bukan kakak adik.
b. Poliandri : Satu orang perempuan memiliki banyak suami.
Disebut poliandri fraternal jika si suami beradik kakak dan disebut non-fraternal bila
suami-suami tidak ada hubungan kakak adik kandung.

2. Bentuk Perkawinan Menurut Asal Isteri / Suami


1. Endogami
Endogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan dalam
lingkungan yang sama.

2. Eksogami
Eksogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan dalam
lingkungan yang berbeda. Eksogami dapat dibagi menjadi dua macam, yakni :
a. Eksogami connobium asymetris terjadi bila dua atau lebih lingkungan bertindak
sebagai pemberi atau penerima gadis seperti pada perkawinan suku batak dan ambon.
b. Eksogami connobium symetris apabila pada dua atau lebih lingkungan saling tukar-
menukar jodoh bagi para pemuda.
Eksogami melingkupi heterogami dan homogami. Heterogami adalah perkawinan
antar kelas sosial yang berbeda seperti misalnya anak bangsawan menikah dengan
anak petani. Homogami adalah perkawinan antara kelas golongan sosial yang sama
seperti contoh pada anak saudagar / pedangang yang kawin dengan anak saudagar /
pedagang.

3. Pernikahan Adat

Pernikahan adat yang ada di Indonesia sangatlah beragam, beberapa adat pernikahan
tradisional besar yang sering di gunakan untuk mensakralkan acara pernikahan adalah
pernikahan adat jawa, pernikahan adat minangkabau, pernikahan adat betawi,
pernikahan adat tionghoa, pernikahan adat melayu, pernikahan adat sunda, pernikahan
adat batak, pernikahan modern dan masih banyak adat pernikahan lainnya.

Seperti kita tahu bahwa Indonesia memiliki beragam suku dan kebudayaan, jadi tidak
heran apabila kita sering melihat upacara-upacara adat yang sangat unik. Upacara
pernikahan adalah termasuk upacara adat yang harus kita jaga, karena dari situlah
akan tercermin jati diri kita, bersatunya sebuah keluarga bisa mencerminkan
bersatunya sebuah negara.

E. Jenis-Jenis Pernikahan Berdasarkan Gayanya


Indonesia termasuk dalam Negara kepulauan terbesar di dunia yang
memiliki beranekaragam kebudayaan, adat istiadat, suku, dan bangsa. Pelaksanaan
upacara penikahan di Indonesia tidak dapat dipungkiri masih menganut adat istiadat
dan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang. Secara garis besar, upacara
pernikahan di Indonesia dapat dikategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu pernikahan
dengan gaya tradisional dan pernikahan gaya modern. Tata cara pernikahan gaya
tradisional menganut sistem yang telah diwariskan oleh nenek moyang, yang
dianggap sakral dan akan memiliki dampak dalam pernikahan jika tidak dilaksanakan
dengan benar. Tata cara pernikahan gaya modern mengombinasikan antara tata cara
upacara adat dengan upacara pernikahan dari budaya Tionghoa dan budaya Amerika
yang bersifat lebih sederhana dan praktis.
1. Pernikahan Tradisional
Upacara pernikahan tradisional merupakan jenis upacara pernikahan yang
dilakukan berdasarkan peraturan adat setempat. Di Indonesia terdapat berbagai
macam adat istiadat yang berbeda di setiap daerahnya. Tata cara upacara pernikahan
adat Jawa memilikibeberapa tahapan yang terdiri dari kegiatan Nontoni, Prosesi
Lamaran, Upacara Peningset, Upacara Pasang Tarub, Upacara Siraman, Midodareni,
Langkahan, Ijab Kabul, Upacara Panggih, Upacara Resepsi, Upacara Kirab Temanten,
dan Upacara Ngundhuh Mantu16. Rangkaian upacara pernikahan tersebut yang
terjabar sebagai berikut :

a. Nontoni
Nontoni merupakan suatu tata cara adat pernikahan ketika pihak keluarga
pengantin pria melakukan proses penyelidikan dan peninjauan mengenai
kondisi pengantin wanita dan latar belakangnya. Hal ini disebabkan karena
pada zaman dahulu tidak semua calon pengantin saling mengenal akibat
adanya perjodohan. Peninjauan yang dilakukan terkait dengan kondisi bibit,
bebet, dan bobot dari calon pengantin wanita. Bibit adalah faktor darah dan
keturunan. Bebet adalah faktor status sosial calon mempelai dan keluarganya
terkait dengan asal usul perilaku dan tindakannya. Bobot adalah faktor harta
benda yang menyangkut kesiapan kedua calon pengantin dalam hal materi saat
berkeluarga kelak. Setelah pihak pengantin pria dan keluarganya setuju
dengan keadaaan atau kondisi pengantin wanita maka langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah penentuan jadwal lamaran dengan keluarga pengantin
wanita.

b. Prosesi Lamaran
Lamaran berarti meminang, terjadi pertemuan antara dua keluarga saat
orangtua dari pengantin pria menanyakan kepada orangtua pengantin wanita
perihal status putrinya, apakah sudah memiliki calon suami atau belum, yang
kemudian jika belum memiliki calon suami dilanjutkan dengan penentuan
tanggal untuk proses meminang. Pada saat meminang, terjadi peristiwa
rombongan keluarga pria beserta calon pengantin pria datang ke rumah
keluarga calon mempelai wanita dengan membawa sejumlah bingkisan. Jenis
bingkisan yang dibawa adalah cincin yang kemudian dipakai oleh calon
pengantin wanita sebagai bentuk ikatan. Pada saat upacara lamaran juga
terjadi pembicaraan mengenai penentuan hari, tanggal, waktu, dan
pekaksanaan upacara pernikahan.

c. Upacara Peningset
Adalah upacara yang berisi penyerahan sesuatu sebagai tanda pengikat
dari keluarga pihak pengantin pria kepada keluarga pihak pengantin wanita.
Jenis ikatan yang dimaksud adalah hati, lisan, dan perbuatan keluarga calon
pengantin wanita untuk tidak menerima lamaran dari pria lain.
Jenis Upacara Peningset ada 2, yaitu Peningset utama dan Peningset
tambahan. Peningset utama adalah sepasang cincin untuk calon pengantin pria
dan calon pengantin wanita serta kain kemben. Peningset tambahan dapat
berupa uang, emas, pakaian, buah-buahan, jajan pasar, kue, dan lain-lain
sesuai dengan kemampuan perekonomian keluarga calon pengantin pria.

d. Upacaraa Pasang Tarub


Pasang Tarub merupakan upacara pemasangan janur kuning di tepi tratag.
Pada umumnya upacara Pasang Tarub bersamaan dengan upacara Siraman,
yaitu sehari sebelum upacara pernikahan dilaksanakan. Upacara Pasang Tarub
sebagai simbol menolak bala.

Gambar : pemasangan tarub

Sumber : Google
e. Siraman
Siraman berasal dari kata “siram” yang berarti guyur/mandi. Siraman
berisi upacara atau ritual mandi dan memakai kain basahan yang disebut
lawon atau pethakan. Maksud dan tujuan dari Siraman adalah agar calon
pengantin menjadi bersih secara spiritual dan berhati suci.

Gambar : prosesi Siraman

Sumber : Google

Siraman dilakukan sehari sebelum acara pernikahan berlangsung.


Siraman pengantin pria dan pengantin wanita pada umumnya dilakukan di
kediaman masing-masing, atau dengan kata lain dilakukan secara terpisah.
Namun tidak menutup kemungkinan Siraman dilakukan secara bersamaan.
Bagi calon pengantin wanita, setelah Siraman selesai, pengantin wanita
dibopong oleh ayahnya menuju ke kamar pengantin untuk dirias. Namun
apabila kondisi ayah dari pengantin wanita tidak memungkinkan untuk
membopong, maka dapat dilakukan dengan berjalan di depan pengantin
wanita.
f. Midodareni
Midodareni memiliki arti putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat
harum baunya. Malam Midodareni dilakukan sehari sebelum upacara
pernikahan dan setelah Siraman dilangsungkan. Pada upacara ini pengantin
wanita harus berada di dalam kamar pengantin dan dilarang untuk keluar.
Sedangkan pengantin pria datang ke rumah pengantin wanita tanpa disertai
dengan kedua orang tua untuk mendengarkan wejangan dari ayah pengantin
wanita terkait rumah tangga yang akan dijalaninya bersama dengan sang anak.

Gambar : prosesi midodareni

Sumber : Google

g. Langkahan

Langkahan dilakukan jika pengantin memiliki kakak yang belum menikah.


Langkahan berisi permohonan ijin dan restu dari pengantin kepada kakaknya
untuk dapat menikah lebih dahulu. Pada umumnya Langkahan disertai dengan
cara sungkeman dan dilengkapi dengan adanya kado atau hadiah kepada sang
kakak.
Gambar : Prosesi Langkahan

Sumber : Google

h. Ijab Kabul

Ijab Kabul merupakan tahapan terpenting dalam upacara pernikahan.


Dalam Ijab Kabul terjadi pengesahan pernikahan secara agama dan negara sesuai
dengan agama pengantin. Pada upacara ini terdapat saksi pernikahan dan keluarga
pengantin wanita menyerahkan pengantin wanita kepada pengantin pria,
kemudian pengantin pria menyerahkan emas kawin kepada pengantin wanita serta
mengucapkan janji untuk hidup bersama seumur hidup. Upacara Ijab Kabul
dilakukan di hadapan pemuka agama dan dihadapan pengurus catatan sipil/KUA.

Gambar : Prosesi Ijab Kabul


Sumber : Google

i. Upacara Panggih

Upacara Panggih merupakan terjadinya pertemuan antara pengantin


pria dengan pengantin wanita. Upacara Panggih terdiri dari beberapa
rangkaian acara, yaitu adicara Bucalan Gantal, Ngidak Tigan, Wisuhan,
Kacar-Kucur, Pangkon Timbang, Dhahar Saklimah, Ngunjuk Degan lan Tilik
Pitik, dan Sungkeman.

Upacara Bucalan Gantal adalah upacara saat terjadi proses saling


melempar sirih antar pengantin. Upacara ini memiliki arti bahwa kedua
mempelai secara lahir batin telah menyatukan tekad dan rasa yang utuh untuk
menghadapi suka duka bersama dalam kehidupan berumahtangga.

Ngidak Tigan merupakan upacara saat pengantin pria menginjak telur


yang diletakkan di atas nampan dan kemudian pengantin wanita mencuci dan
mengeringkan kaki pengantin pria. Setelah itu acara dilanjutkan dengan
pengantin wanita sungkem kepada pengantin pria sebagai tanda hormat yang
kemudian dibagunkan oleh pengantin pria sebagai bukti bahwa tanda hormat
pengantin putri sangat dihargai oleh suaminya. Upacara Ngidak Tigan
melambangkan peralihan dari masa lajang kedua pengantin yang akan
memasuki dunia kehidupan baru yang penuh tantangan. Disamping itu,
upacara Ngidak Tigan juga sebagai lambang kewajiban suami-istri secara
biologis dalam melanjutkan keturunan.

Wisuhan merupakan acara saat mempelai menyucikan tangannya ke


dalam bokor berisi kembang setaman sebagai simbol kesucian niat lahir batin
dalam menempuh hidup baru. Upacara Wisuhan dilanjutkan dengan acara
mempelai saling berjabat tangan sebagai tanda saling menghormati dan
mencintai. Upacara Wisuhan diakhiri dengan mempelai wanita mengitari
mempelai pria sebagai simbol pelindung. Dalam hal ini pelindung yang
dimaksudkan adalah istri berkewajiban melindungi suaminya agar tidak
tergoda oleh wanita lain.
Kacar-Kucur melambangkan bahwa suami bertugas mencari nafkah
untuk keluarga, secara simbolik menyerahkan hasil jerih payah kepada
istrinya. Ritual yang dilakukan saat upacara kacar-kucur adalah pengantin pria
berdiri di depan pengantin wanita dalam posisi agak menunduk lalu
mengucurkan bungkusan kacar-kucur ke dalam bentangan Sapu Tangan Tuak
di atas pangkuan pengantin putri. Bungkusan kacarkucur berisi beras, kedelai,
kacang, uang, dll yang melambangkan hasil jerih payah suami.

Pangkon Timbang merupakan upacara yang melambangkan kedua


orang tua pengantin putri tidak membeda-bedakan antara anak sendiri dengan
menantu. Tata acara pangkon timbang adalah ayah pengantin putri duduk di
pelaminan dengan posisi lutut tegak siku-siku, kemudian pengantin duduk di
atas kedua kaki ayah pengantin putri. Setelah itu, ayah pengantin putri
didampingi istrinya mendudukkan pengantin di pelaminan yang ditunjukkan
dengan gerakan menekan pundak pengantin.

Dhahar Saklimah adalah upacara yang memiliki makna agar kedua


mempelai dapat hidup rukun, saling mengisi, dan tolong menolong. Upacara
ini dilakukan dengan ritual pengantin membuat kepelan dari nasi punar lalu
saling menyuapi pasangannya sebanyak tiga kali.

Ngunjuk Degan lan Tilik Pitik adalah upacara yang dilakukan oleh
ayah mempelai pengantin putri diikuti istrinya dan kemudian dilanjutkan oleh
kedua mempelai. Ritual ini memiliki arti bahwa ayah dan ibu pengantin
merasa puas atas perta perkawinan yang diselenggarakan. Setelah upacara
ngunjuk degan, dilakukan upacara tilik pitik. Upacara tilik pitik dilakukan
dengan ritual orang tua dari pihak mempelai putri menjemput kedua orang tua
dari pihak mempelai pria yang berada di depan pintu sehingga dapat
memasuki ruangan pesta. Upacara tilik pitik ini memiliki makna kedua orang
tua pengantin putra menengok putranya yang sedang melaksanakan upacara
pernikahan sekaligus memberikan restu. Selain itu, upacara tilik pitik juga
menunjukkan keingian besan untuk lebih mempererat persaudaraan di antara
kedua keluarga besar.

Sungkeman adalah wujud bahwa kedua mepelai akan patuh dan


berbakti kepada kedua orang tua, baik kepada orang tua pengantin putri
maupun orang tua pengantin pria. Ritual dilakukan dengan cara pengantin pria
melepas keris dan mempela putri melepas selop yang kemudian dilakukan
sungkeman kepada kedua orang tua mempelai putri dan orang tua mempelai
pria.

j. Upacara Resepsi
Upacara resepsi pernikahan ditujukan bagi para hadirin/tamu
undangan. Upacara ini memiliki makna pihak keluarga besar dari kedua
mempelai mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas doa restu
maupun bantuan yang diberikan sehingga acara dapat berlangsung dengan
sukses. Acara resepsi pernikahan berisi jamuan makan yang berisi hidangan
untuk tamu undangan.

k. Upacara Kirab Temanten

Dalam adat Jawa, terdapat 2 jenis Kirab, yaitu Kirab Kanarendran dan
Kirab Kesatriyan. Acara kirab diawali dengan kehadiran Cucuk Lampah,
Senopati Kembar, Patah Sakembaran, Putri Domas, dan Manggalayuda yang
berjalan menuju ke pelaminan kemudian mempelai diikuti kedua orang tua
pengantin putri dan pria turun dari pelaminan menuju ke ruang ganti pakaian.
Setelah selesai berganti pakaian, mempelai dan orang tua kembali ke
pelaminan sama seperti saat prosesi turun.

l. Upacara Ngundhuh Mantu

Upacara Ngundhuh Mantu dilakukan 5 hari/sepasar setelah upacara


Panggih dan diselenggarakan oleh keluarga temanten pria. Upacara biasanya
tidak sebesar upacara Panggih dan hanya dikhususkan bagi keluarga dan
kerabat dekat saja. Upacara ini memiliki maksud untuk memberi pengalaman
bagi temanten putri agar dapat hidup di lingkungan keluarga pria.

2. Prnikahan Modern
Pernikahan modern di Indonesia merupakan jenis pernikahan yang tata
caranya mengadopsi dari budaya Tionghoa dan budaya Amerika. Pernikahan dengan
gaya modern bersifat lebih sederhana daripada pernikahan tradisional. Secara garis
besar susunan acara pernikahan modern adalah pra wedding, prosesi blessing, dan
resepsi pernikahan. Meskipun bersifat sederhana dan ringkas, namun pernikahan
dengan gaya modern tetap mempertahankan nilai-nilai sakral yang terdapat dalam
upacara pernikahan. Jika dilihat secara runtut, upacara pernikahan gaya modern dapat
dilihat pada penjelasan berikut ini.
a. Pra Wedding
Pra wedding merupakan rangkaian acara yang dilaksanakan mulai dari
pagi-pagi buta saat pengantin harus memulai untuk berias hingga sebelum
acara blessing dimulai. Pada saat pra wedding terdapat beberapa rangkaian
acara dan prosesi yang harus dijalani oleh pengantin maupun keluarga.

Rangkaian acara dan upacara yang terjadi saat pra wedding antara lain
adalah rias pengantin, ritual oleh calon pengantin pria dan calon pengantin
wanita, dan ritual temu pengantin. Rias pengantin atau make up dilakukan
oleh pengantin dan keluarga. Make up pada umumnya dilakukan di salon.
Pada saat make up, kedua pengantin dalam kondisi dipingit (tidak boleh
bertemu) sehingga make up pengantin dilakukan secara terpisah antara
pengantin wanita dengan pengantin pria.

Ritual Calon Pengantin Pria adalah prosesi pemasangan jas dan


serangkaian kegiatan adat istiadat yang dilakukan oleh pengantin pria dalam
kegiatan yang tersusun sebagai berikut :

1. Pemberian hormat dari mempelai pria kepada orang tua


2. Kedua orang tua memasangkan jas kepada mempelai pria
3. Kedua orang tua memasangkan sarung tangan kepada mempelai
pria.
4. Orang tua memasangkan bross korsase, bross korsase dipasang
dengan posisi terbalik
5. Orang tua memberi hand bouquette
6. Orang tua mengapit mempelai pria kemudian berjalan menuju ke
pintu masuk kamar.
7. Pengapit memberikan hormat kepada orang tua mempelai pria
8. Pengapit bersalaman dengan mempelai pria
9. Orang tua menyerahkan mempelai pria kepada pengapit
10. Mempelai pria bersama dengan pengapit berjalan menuju ke mobil
untuk menjemput mempelai wanita

Ritual Calon Pengantin Wanita adalah prosesi penutupan waring dan


serangkaian kegiatan adat istiadat yang dilakukan oleh pengantin wanita
dalam kegiatan yang tersusun sebagai berikut :

1. Mempelai wanita memberi hormat kepada kedua orang tua


2. Mempelai wanita duduk di kursi dengan diapit oleh kedua orang
tua
3. Orang tua merapikan mahkota, anting, kalung, dan sarung tangan
mempelai wanita
4. Orang tua menutup waring dan mempelai wanita ikut merapikan
waring

Setelah melaksanakan ritual pengantin, terdapat prosesi yang bersifat


optional, yaitu prosesi langkahan. Pada prosesi langkahan, pengantin ijin
kepada saudara yang lebih tua dan belum menikah untuk mendahului
melangsungkan pernikahan. Upacara ini dilakukan jika terdapat saudara yang
lebih tua dan belum menikah saja, dan jika tidak memiliki saudara yang belum
menikah, upacara ini tidak perlu dilakukan. Tata cara upacara/prosesi
langkahan dilakukan sebagai berikut :

1. Kedua mempelai bersalaman dengan kakak


2. Kakak menggunting pita langkahan
3. Kedua mempelai menyerahkan bingkisan pelangkahan

Prosesi temu pengantin adalah ritual saat kedua mempelai


dipertemukan di pagi hari untuk kemudian dapat melanjutkan pada upacara
blessing dan resepsi pernikahan. Kegiatan prosesi temu pengantin terdiri dari :

1. Pengapit turun dari mobil dan membukakan pintu bagi mempelai


pria
2. Orang tua mempelai wanita menunggu mempelai pria di depan
pintu masuk kamar mempelai wanita
3. Mempelai pria berjalan menghampiri kamar mempelai wanita
dengan diapit oleh pengapit
4. Mempelai pria dan pengapit memberi hormat kepada orang tua
mempelai wanita
5. Pengapit menyerahkan mempelai pria kepada orang tua mempelai
wanita
6. Orang tua mengapit mempelai pria masuk ke kamar pengantin
wanita
7. Mempelai pria memegang dan mencium tangan mempelai wanita
8. Orang tua mundur ke belakang
9. Mempelai wanita memutar bross korsase mempelai pria yang
sebelumnya terpasang terbalik
10. Mempelai pria memberikan hand bouquette kepada mempelai
wanita

Setelah kedua pengantin bertemu, dilakukan ritual makan mie swa dan
ronde. Ritual ini dilakukan oleh kedua pengantin dengan tujuan sebagai tanda
bahwa dalam mengarungi kehidupan berumahtangga akan ada suka duka yang
harus dihadapi bersama.

b. Blessing atau Pemberkatan Pernikahan

Pada prosesi blessing, kedua mempelai mengalami bagian terpenting


dalam upacara pernikahan. Proesesi blessing adalah suatu kegiatan di mana
pengantin pria mengucapkan janji setia untuk hidup bersama seumur hidup.
Pada prosesi blessing ini juga terjadi penandatanganan surat nikah secara
agama dan kenegaraan. Pada proses pemberkatan pernikahan dihadiri oleh
kedua mempelai, saksi, seluruh keluarga pengantin, dan petugas pemberkatan
pernikahan dan dilakukan di lokasi pemberkatan pernikahan.
Gambar : prosesi pemberkatan
Sumber : Google
Pelaksanaan prosesi catatan sipil dihadiri oleh kedua mempelai,
orang tua mempelai, saksi, dan petugas catatan sipil. Prosesi catatan
sipil dipimpin oleh petugas catatan sipil. Prosesi catatan sipil pada
umumnya dilakukan setelah acara pemberkatan pernikahan dan berada
di lokasi pemberkatan pernikahan.

c. Resepsi Pernikahan
Acara Resepsi pernikahan terdiri dari beberapa ritual dan kegiatan.
Rangkaian acara yang dilaksanakan pada acara resepsi pernikahan tersusun
sebagai berikut :
1. Make Up Ulang (Retouch)
Retouch dilakukan oleh keluarga dan mempelai di hotel
ataupun di salon.
2. Persiapan Resepsi
Koordinator lapangan melakukan pengecekan terhadap seluruh
komponen pendukung acara seperti dekorasi, lighing, sound sistem,
layout meja tamu, tempat parkir, souvenir, alat tulis, buku tamu, kotak
sumbangan, hingga gembok dan kunci kotak sumbangan.
3. Upacara Tea Pai / Pai Ciu
Upacara ini sebagai tanda bahwa pengantin meminta restu dari
sanak saudara yang lebih tua dan keluarga memberi restu kepada
pengantin yang melaksanakan pernikahan.
4. Foto bersama sebelum acara
Foto bersama dilakukan oleh mempelai bersama dengan
keluarga, kemudian sebelum kegiatan resepsi mulai pegantin menuju
ke ruang tunggu untuk menunggu pesta resepsi pernikahan dimulai.
5. Penerimaan Tamu
Penerimaan tamu dilakukan oleh orang tua dan petugas
penerima tamu dengan diiringi alunan lagu dari band pendukung acara.
6. Welcome speech oleh MC
MC naik ke panggung untuk memberikan kata sambutan
kepada tamu undangan, sementara orang tua pengantin mempersiapkan
diri untuk memasuki ruang pesta.
7. Prosesi masuk orang tua dan saudara kandung
Urutan atau tatanan masuk orang tua dan saudara kandung
dalam memasuki ruangan tersusun mulai dari orang tua mempelai pria,
orang tua mempelai wanita, saudara kandung mempelai pria, dan
saudara kandung mempelai wanita.
8. Prosesi masuk kedua mempelai
Prosesi masuk kedua mempelai diiringi dengan alunan musik
dari band pendukung acara. Pengantin dengan bergandengan tangan
memasuki ruang resepsi pernikahan dan berjalan menuju ke atas
panggung yang kemudian disusul oleh orang tua.
9. Kata sambutan
Kata sambutan dilakukan oleh perwakilan dari pihak keluarga
di atas panggung.
10. Doa bersama
Doa bersama dapat dipimpin oleh perwakilan dari pihak
keluarga atau dari petugas pemberkatan pernikahan.
11. Tuang Shampagne
Pada prosesi tuang shampagne terdapat botol dan gelas-gelas
shampagne yang telah disusun dengan rapi. Shampagne dituang oleh
kedua mempelai di meja shampagne.
12. Wedding toast
Pada saat wedding toast, petugas membagikan gelas kepada
keluarga dan mempelai, MC memberikan instruksi kepada tamu undangan
untuk mempersiapkan gelas minuman dan melakukan toast.

13. Makan bersama


Makan bersama dilakukan oleh seluruh anggota keluarga,
pengantin dan tamu undangan.
14. Prosesi Wedding cake
Prosesi wedding cake dilakukan oleh kedua mempelai. Jenis
peralatan yang dibutuhkan adalah pedang dan kue suap sayang. Kue
pernikahan dipotong oleh mempelai dengan menggunakan pedang
yang diberikan oleh petugas, kemudian mempelai melakukan suap
sayang dengan menggunakan kue.
15. Prosesi Wedding kiss
Wedding kiss biasanya dilakukan di area tengah pelaminan,
dipimpin oleh MC dan diiringi oleh musik band. Setelah wedding kiss
selesai, mempelai melakukan suap sayang kepada orang tua mempelai
pria dan wanita.
16. Foto bersama dan hiburan
Foto bersama dipandu oleh MC, biasanya dilakukan oleh
pengantin dan tamu undangan atau keluarga.
17. Clossing
Clossing acara berupa ucapan terima kasih yang disampaikan
melalui perwakilan MC dengan posisi orang tua dan mempelai berada
di atas panggung. Setelah itu orang tua dan mempelai berjalanan
menuju ke pintu keluar untuk bersalaman dengan tamu undangan.

F. Jenis Resepsi Pernikahan


Kegiatan resepsi pernikahan adalah suatu kegiatan pesta yang diadakan setelah
upacara pernikahan secara agama dan negara telah selesai diselenggarakan. Resepsi
pernikahan memiliki peranan yang cukup penting dalam membentuk memori atau
kenangan bagi pengantin. Penyelenggaraan kegiatan resepsi pernikahan dapat dilakukan
pada lokasi terbuka ataupun tertutup. Kegiatan resepsi pernikahan yang dilakukan pada
area terbuka (luar ruangan) disebut dengan kegiatan resepsi outdoor sedangkan kegiatan
resepsi pernikahan yang diselenggarakan di dalam ruangan disebut dengan kegiatan
resepsi indoor. Kegiatan resepsi pernikahan berdasarkan cara penyelenggaraanya dapat
dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu secara prasmanan dan cia ciu.

1. Resepsi Pernikahan Outdoor

Resepsi pernikahan outdoor merupakan rangkaian kegiatan resepsi pernikahan


yang proses pelaksanaannya dilakukan di ruang terbuka. Resepsi pernikahan outdoor
membutuhkan penataan ruang eksterior, seperti pada area taman atau tepi kolam.
Kendala yang sering terjadi pada acara resepsi pernikahan outdoor adalah cuaca,
terutama angin dan hujan.

Gambar : Resepsi pernikahan outdoor

Sumber : google

2. Resepsi Penikahan Indoor


Resepsi pernikahan indoor adalah rangkaian kegiatan resepsi pernikahan yang
proses pelaksanaannya dilakukan dalam ruang tertutup, pada umumnya dilakukan di
dalam gedung serbaguna atau ruang aula. Kegiatan resepsi pernikahan indoor lebih
fleksibel untuk dilaksanakan sebab tidak terkendala oleh faktor cuaca.
Gambar : Resepsi pernikahan indoor

Sumber : google

3. Resepsi Pernikahan Prasmanan

Resepsi pernikahan prasmanan adalah rangkaian kegiatan resepsi pernikahan


yang proses pelaksanaannya tamu undangan dijamu dengan hidangan yang disediakan
pada meja buffet dan pondok-pondok yang melayani hidangan dengan jenis tertentu.
Pada jenis resepsi pernikahan prasmanan umumnya tamu undangan diberi kesempatan
untuk berkeliling ruangan dalam menentukan jenis makanan yang akan disantap.

Gambar : Meja Buffet Resepsi Pernikahan Prasmanan

Sumber : google
4. Resepsi Pernikahan Cia ciu

Resepsi pernikahan cia ciu adalah rangkaian kegiatan resepsi pernikahan yang
proses pelaksanaannya disediakan meja berbentuk lingkaran dengan kapasitas 8-12
orang per meja. Penyajian hidangan dilakukan per menu dengan kurun waktu tertentu
dan diletakkan di tengah-tengah meja untuk kemudian disantap bersama-sama oleh
tamu undangan.

Gambar : Resepsi Pernikahan Cia ciu

Sumber : google

G. Tinjauan Gedung Resepsi Pernikahan Paripurna One Stop Service


1. Gedung Resepsi Pernikahan
Gedung resepsi pernikahan merupakan suatu gedung atau area yang berfungsi
untuk mewadahi seluruh rangkaian kegiatan resepsi pernikahan mulai dari persiapan
resepsi hingga clossing acara. Dalam gedung resepsi pernikahan diperlukan ruangan
yang dapat menampung kebutuhan ruang saat berjalannya acara maupun ruangan
yang bersifat mendukung keberlangsungan acara resepsi pernikahan.

2. Gedung Resepsi Pernikahan Paripurna

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia18, kata “Paripurna” berarti lengkap,


penuh lengkap, pepak. Jika sifat paripurna diterapkan dalam bangunan maka
paripurna berarti suatu bangunan mampu mewadahi seluruh rangkaian kegiatan yang
akan diwadahinya secara lengkap, total atau tuntas.

Gedung resepsi pernikahan paripurna yaitu merupakan suatu gedung yang


berfungsi sebagai wadah kegiatan upacara pernikahan, terutama resepsi. Bagianbagian
kegiatan yang diwadahi dalam gedung resepsi pernikahan paripurna adalah kegiatan
yang bersifat sebagai persiapan hingga proses pelaksanaan beserta komponen-
komponen dan kebutuhan yang bersifat mendukung keberlangsungan acara upacara
pernikahan.

3. Gedung Resepsi Pernikahan Paripurna One Stop Service


One stop service merupakan istilah yang berarti “pelayanan satu kali selesai”.
Yang dimaksud dengan one stop service adalah sistem pelayanan yang dilakukan oleh
suatu kantor saat masyarakat memerlukan pelayanan apa saja dapat dilakukan dengan
menghubungi dan menerima layanan dari kantor tersebut yang berfungsi sebagai front
line yang juga sebagai back line. Sistem pelayanan yang dilakukan yaitu dengan cara
mengintegrasi pelayanan publik dari sudut pandang dan kepentingan masyarakat atau
pelanggan.

Berdasarkan tujuannya, konsep one stop service dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu first stop, convenience store, dan true one stop. Ketiga konsep one stop service
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. First stop
Pelayanan berisi informasi yang bersifat memandu masyarakat atau pelanggan
untuk mengetahui jenis-jenis pelayanan yang dibutuhkan.
b. Convenience store
Berbagai jenis transaksi pelayanan dilokasikan di satu kantor atau jika
memungkinkan di satu situs internet. Jenis pelayanan yang menggunakan sistem
convenience store adalah pelayanan administratif yang tidak terlalu kompleks serta
tidak membutuhkan pengetahuan dan waktu yang banyak.
c. True One Stop
Jenis pelayanan true one stop mengintegrasikan berbagai jenis pelayanan dan
melibatkan berbagai kewenangan. Mode pelayanan ini digunakan untuk jenis-jenis
pelayanan yang cukup kompleks.
Berdasarkan media yang digunakan untuk memberikan pelayanannya, model one-
stop service memiliki beberapa alternatif, yaitu sebagai berikut:

1. Lokasi fisik kantor

Yaitu dengan menyediakan satu bangunan perkantoran atau lembaga di mana


pelanggan memperoleh pelayanan langsung secara tatap muka, yang didukung oleh
adanya bagian front-line dan bagian back office.

2. Internet atau website

Yaitu pelaksanaan transaksi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi


dan komunikasi yakni melalui media internet atau website. Situs pelayanan publik ini
dapat diakses oleh masyarakat dari rumah, kantor ataupun tempat-tempat umum

3. Kios-kios pelayanan (one-stop kios)

Yaitu media pelayanan mandiri berupa kios-kios di mana masyarakat atau


pelanggan dapat memperoleh pelayanan publik secara otomatis termasuk melakukan
transaksi pembayaran.

4. Pusat informasi (call center)

Yakni aplikasi atau penggunaan telepon untuk menyampaikan informasi tentang


pelayanan publik atau bahkan juga transaksi.

Gedung Resepsi pernikahan paripurna menerapkan konsep one stop service dengan
adanya pelayanan first stop yang kemudian dilanjutkan dengan adanya lokasi fisik
kantor dan kios-kios pelayananan sebagai pendukung.

H. Tinjauan Green Architecture


Konsep ‘Green Architecture’ atau arsitektur hijau menjadi topik yang
menarik saat ini, salah satunya karena kebutuhan untuk memberdayakan potensi site
dan menghemat sumber daya alam akibat menipisnya sumber energi tak terbarukan.
Berbagai pemikiran dan interpretasi arsitek bermunculuan secara berbeda-beda, yang
masing-masing diakibatkan oleh persinggungan dengan kondisi profesi yang mereka
hadapi.

1. Definisi Green Architecture


Green Architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha
meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan
menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan
dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien
dan optimal.
‘Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan),
earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan
dengan performa sangat baik). Ukuran 'green' ditentukan oleh berbagai faktor,
dimana terdapat peringkat yang merujuk pada kesadaran untuk menjadi lebih
hijau. Di negara-negara maju terdapat award, pengurangan pajak, insentif yang
diberikan pada bangunan-bangunan yang tergolong 'green'.
Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek
arsitektur antara lain penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang dapat
diperbaharui, passive-active solar photovoltaic (sel surya pembangkit listrik),
teknik menggunakan tanaman untuk atap, taman tadah hujan, menggunakan
kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan sebagainya.
Konsep 'green' juga bisa diaplikasikan pada pengurangan penggunaan
energi (misalnya energi listrik), low energy house dan zero energy building
dengan memaksimalkan penutup bangunan (building envelope). Penggunaan
energi terbarukan seperti energi matahari, air, biomass, dan pengolahan limbah
menjadi energi juga patut diperhitungkan. Dari pengertian diatas, Green
Architecture sangat berpengaruh penting terhadap kehidupan manusia, baik di
masa lampau, sekarang terutama akan datang.

2. Prinsip Green Architecture


Menurut Brenda dan Robert Vale dalam buku “Green Architecture :
Design for A Sustainable Future” , ada 6 prinsip dasar dalam perencanaan Green
Architecture:
1. Conserving energy
1. Conserving energy
A building should be constructed so as to minimized the need for fossil
fuels to run it (Sebuah bangunan seharusnya didesain / dibangun dengan
pertimbangan operasi bangunan yang meminimalisir penggunaan bahan bakar
dari fosil.)
2. Working with climate
Building should be design to work with climate and natural energy
resources. (Bangunan seharusnya didesain untuk bekerja dengan baik dengan
iklim dan sumber daya energy alam.)
3. Minimizing new resources
A building should be designed so as to minimized the use of resources and
at the end of its useful life to form the resources for other architecture. (Bangunan
seharusnya didesain untuk meminimalisir penggunaan sumber daya dan pada
akhir penggunaannya bisa digunakan untuk hal (arsitektur) lainnya.)
4. Respect for users
A green architecture recognizes the importance of all people envolved with
it. (Green architecture mempertimbangkan kepentingan manusia didalamnya )
5. Respect for site
A building will touch the earth lightly (Bangunan didesain dengan
sesedikit mungkin merusak alam.)
6. Holism
All the green principles need to be embodied in a holistic approach to
build environment. (Semua prinsip diatas harus secara menyeluruh dijadikan
sebagai pendekatan dalam membangun
sebuah lingkungan.)

3. Strategi Desain
Ada 6 strategi utama yang bisa diterapkan dalam desain green architecture yaitu :
1. Envelope : berkaitan dengan pelingkup ruang
2. Lighting : berkaitan dengan pencahayaan
3. Heating : berkaitan dengan pemanasan
4. Cooling : berkaitan dengan pendinginan
5. Energy production : berkaitan dengan produksi energi
6. Water and waste : berkaitan dengan air dan sampah

1. Envelope

Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan envelope (pelingkup)


adalah :

 Insulation Material

Adalah material tambahan yang berfungsi menghambat transfer energi


panas melalui pelingkup ruang.

 Structural Insulated Panels (SIPs)

Adalah panel struktur yang telah dilengkapi dengan material insulasi


sehingga dapat menghambat transfer energi panas.

 Double envelopes

Adalah penggunaan pelingkup ganda. Biasanya digunakan pada


pelingkup transparan. Terdiri dari 3 bagian :

a. Outer façade : berfungsi sebagai pelindung dari cuaca dan isolasi akustik
awal
b. Intermediate space : berfungsi sebagai buffer thermal
c. Inner façade : berfungsi sebagai optimum thermal barrier

Dengan pengunaan double envelope ini, transfer energi panas dapat dihambat.

 Green Roof
Adalah penggunaan atap bertanaman. Dengan menggunakan atap
bertanaman bisa menurunkan suhu pada bagian atap dan ruangan dibawahnya
beberapa derajat.

2. Lighting
Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan lighting
(pencahayaan) adalah :
 Daylight Factor (DF)
Adalah perbandingan intensitas di dalam ruangan dengan di luar ruangan.
Faktor yang mempengaruhi DF antara lain :

a. Ukuran lubang pemasuk cahaya (seperti jendela, skylight dan lain-lain)

b. Lokasi lubang pemasuk cahaya (seperti sidelighting, toplighting dan lain-


lain)

c. Akses untuk cahaya matahari (seperti pertimbangan site, bangunan,


furniture dan lain-lain)

d. Geometri ruang ( seperti tinggi, lebar dan kedalaman)

e. Lokasi daerah yang menarik dari lubang pemasuk cahaya.

f. Pantulan permukaan ruang dan isinya.

g. Pantulan benda-benda diluar ruang yang mempengaruhi pada cahaya


matahari yang masuk

h. Dan lain-lain

 Daylight zoning

Adalah pengelompokan ruangan dengan kebutuhan penerangan yang


sama. Efeknya adalah pada penempatan posisi ruang terhadap sumber cahaya.

 Toplighting
Adalah strategi pencahayaan alami dengan lubang masuk cahaya
berada di atas / atap Perkiraan ukuran lubang masuk cahaya untuk
mendapatkan DF tertentu dapat dihitung dengan persamaan :
A = required area of aperture, ft2 [m2]
DFavg = target daylight factor
Afloor = illuminated floor area, ft2 [m2]
AE = aperture effectiveness factor

 Sidelighting
Adalah strategi pencahayaan alami dengan lubang masuk cahaya
berada di samping. Efek dalam desain adalah penentuan ukuran jendela.
Perkiraan ukuran lubang masuk cahaya untuk mendapatkan DF tertentu dapat
dihitung dengan persamaan
A = required area of aperture, ft2 [m2]
DFtarget = target daylight factor
Afloor = illuminated floor area, ft2 [m2]
F = 0.2 if the target is an average DF OR
= 0.1 if the target is a minimum DF

 Light shelves
Adalah permukaan yang digunakan untuk mendistribusikan dan
mengurangi penerangan berlebih cahaya matahari yang masuk dari
sidelighting.
 Internal reflectances
Adalah permukaan yang digunakan untuk memantulkan cahaya yang
ada / masuk dalam ruang.permukaan ini akan mempengaruhi kualitas
pencahayaan dalam ruang.
 Shading devices
Adalah permukaan yang digunakan untuk menghalangi cahaya
matahari
Ada 2 macam :
1. Shading devices tetap
2. Shading devices bergerak
Efek penggunaan:
1. Mengurangi beban pendinginan
2. Solar access when desired
3. Mengurangi silau
 Electric lighting
Adalah pencahayaan tambahan menggunakan energi listrik

3. Heating
Tidak semua strategi pemanasan diterapkan di daerah tropis seperti
Indonesia. Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan heating
(pemanasan) adalah :
 Direct gain
Adalah sistem pemanasan pasif dengan panas yang langsung berasal dari sinar
matahari melalui bukaan dan digunakan untuk menghangatkan ruangan.
 Indirect gain
Adalah sistem pemanasan pasif dengan panas yang tidak langsung, tetapi
berasal penyerapan sinar matahari oleh pelingkup ruang
 Isolated gain
Adalah sistem pemanas pasif menggunakan panas yang terperangkap dalam
sebuah ruangan (efek rumah kaca), berasal penyerapan sinar matahari sebelum
dialirkan ke ruangan lain
 Active solar thermal energy system
Adalah penyerapan energi panas matahari untuk kebutuhan pemanasan air,
pemanasan kolam, pemanasan udara dan atau pemanasan ruang.

4. Cooling
Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan cooling (pendinginan)
adalah :
 Cross ventilation
Adalah airan udara dingin dari luar ruangan ke dalam ruang dan membawa
udara panas keluar ruangan
 Stack ventilation
Adalah sistem ventilasi yang bekerja berdasarkan sifat udara terhadap
temperature Prinsip dasar :
1. Udara panas punya kerapatan rendah, bersifat ringan dan bergerak ke atas.
2. Udara lain yang lebih dingin akan mengisi ruang kosong yang ditinggalkan
udara panasyang bergerak ke atas
 Earth cooling tubes
Adalah pendinginan ruangan menggunakan udara yang dilewatkan dibawah
tanah. Selama perjalanan dibawah tanah udara didinginkan sesuai suhu tanah
 Earth sheltering
Adalah pendinginan ruangan menggunakan suhu tanah karena sebagian
pelingkup ruang langsung berbatasan dengan tanah.

5. Energy production
Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan energy production
(produksi energi) adalah :
 Photovoltaics
Adalah sel untuk mengkonversi energi sinar matahari menjadi energi listrik
Pemasangan sel surya bisa dilakukan pada atap, fasade, sebagai sun shading
dan di ruang terbuka
 Wind turbines
Adalah alat untuk mengkonversi energi angin menjadi energi listrik
 Microhydro turbines
Adalah alat untuk mengkonversi energi aliran air menjadi energi listrik

6. Water And Waste


Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan water and waste (air dan
sampah/limbah) adalah :
 Water reuse / recycling
Adalah penggunaan kembali air setelah melalui pengolahan. Biasanya air yang
diolah berasal dari grey water dan bukan dari black water.
Water reuse : penggunaan kembali air untuk aplikasi yang lain
Water recycling : penggunaan kembali air untuk aplikasi yang sama
 Living machines
Adalah sistem pengolahan limbah dengan melalui serangkaian tangki
anaerobik dan aerobic sebagai rumah bakteri yang menkonsumsi patogen,
karbon, dan nutrisi lainnya dalam air limbah. Tipe living machines yang sering
digunakan adalah sistem hidroponik yang menggunakan bakteri
 Rainwater harvesting
Adalah mengumpulkan air hujan untuk berbagai keperluan
Ada 2 skala penggunaan :
1. Sistem kecil : mengumpulkan air hujan pada atap untuk penggunaan
domestik.
2. Sistem besar : menggunakan penyaring besar untuk keperluan pengairan
tanaman
 Pervious surfaces
Adalah penutup permukaan tanah yang memungkinkan air masuk dan
mengalir ke lapisan yang
lebih bawah
 Bioswales
Adalah penanaman tumbuhan pada aliran air dangkal terbuka yang berguna
sebagai penyaring dan memperlambat aliran air permukaan.
 Retention ponds
Adalah kolam yang digunakan untuk mengontrol dan menghilangkan polutan
dari air dalam site. Fungsi umum adalah menangkap, menyimpan,
membersihkan, memperlambat aliran air dan memungkinnya meresap ke
dalam tanah
BAB III

TINJAUAN LOKASI PERENCANAAN

A. Tinjauan Makro Lokasi


1. Gambaran Umum Kota Kendari
a. Letak Geografis
Kota Kendari secara administratif berkedudukan sebagai ibukota
Provinsi Sulawesi Tenggara terbentuk berdasarkan undang-undang nomor 6
tahun 1995. Secara geografis, Kota Kendari terletak membujur dari Barat ke
Timur antara 122o,55o – 122o,39o Bujur Timur dan 03o,55o – 4o,05o Lintang
Selatan yang membentang mengelilingi Teluk Kendari.
Secara administratif, Kota Kendari berbatasan dengan :
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia.
2) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda.
3) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto dan
KecamatanSampara.
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo dan Laut
Banda.

b. Luas Wilayah
Luas wilayah Kota Kendari adalah 29.589 Ha atau 0,78% yang terdiri
dari 10 Kecamatan dan 64 Kelurahan dengan topografi bervariasi antara datar
dan bukit dengan ketinggian mencapai 459 meter di atas permukaan laut.Suhu
udara rata-rata 22” – 31” C, curah hujan rata-rata 2.517 mm dengan rata-rata
hari hujan sebanyak 174 hari pertahun dengan curah hujan tertinggi pada
sekitar bulan juni.
Gambar III.1. Peta Administratif Kota Kendari
Sumber : Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Kendari, 2012

c. Keadaan Iklim
 Musim

Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Kendari


hanya musimnya hanya dua yaitu Musim Kemarau dan Musim Hujan.
Keadaan musim dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas
wilayahnya.
Sekitar bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan
curah hujan yang tidak merata. Musim semacam di atas dikenal sebagai
Musim Pancaroba atau Peralihan antara Hujan dan musim Kemarau. Pada
bulan Mei sampai dengan bulan Agustus, angina bertiup dari arah Timur
berasal dari Benua Australia yang kurang mengandung uap air.
Hal ini mengakibatkan kurangnya curah hujan di daerah ini.
Pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober terjadi musim
Kemarau.Pada bulan November sampai dengan bulan Maret, angin
bertiup dari barat ke timur dan banyak mengandung uap air yang berasal
dari Benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah melewati beberapa lautan.
Pada bulan-bulan tersebut di wilayah Kota Kendari dan sekitarnya
biasanya terjadi musim hujan.

 Suhu Udara
Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Perbedaan ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah
pesisir mengakibatkan keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-
masing tempat dalam suatu wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota
Kendari merupakan bersuhu tropis.
 Keadaan Penduduk
1) Jumlah Penduduk.
2) Laju Pertumbuhan Penduduk.

 Pemerintahan
Luas wilayah yang dimiliki Kota Kendari adalah 29.589 Ha
atau 0.78% dari luas wilayah Sulawesi Tenggara. Secara administrasif
Kota Kendari terbagi atas 10 Kecamatan yaitu:
 Kecamatan Poasia, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu : Anduonohu,
Rahandouna, Anggoeya dan Matabubu.
 Kecamatan Baruga, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Baruga, Lepo-lepo,
Watubangga dan Wundudopi
 Kecamatan Mandonga, terdiri atas 6 Kelurahan yaitu : Mandonga,
Korumba, Anggilowu, Alolama, Wawombalata dan Labibia.
 Kecamatan Kendari, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kandai, Gunung
jati, Kendari Caddi, Kasilampe, Kampung Salo, Mangga Dua, Mata,
Purirano dan Jati Mekar.
 Kecamatan Kendari Barat, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kemaraya,
Watu-watu, Tipulu, Punggaloba, Benu-benua, Sodohua, Sanua, Dapu-
Dapura, Lahundape.
 Kecamatan Abeli terdiri dari 13 Kelurahan yaitu Benua Nirae, Puday,
Lapulu, Abeli, Anggalomelai, Tobimeita, Poasia, Talia, Petoaha,
Nambo, Bungkutoko, Sambuli dan Tondonggeu.
 Kecamatan Wua-Wua terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Wua-Wua,
Bonggoeya, Mataiwoi dan Anawai.
 Kecamatan Puwatu terdiri dari 6 Kelurahan yaitu: Puwatu,
Watulondo, Pungolaka, Tobuuha, Abeli Dalam dan Lalodati.
 Kecamatan Kambu terdiri dari 4 Kelurahan yaitu: Kambu, Mokoau,
Padaleu dan Lalolara.
 Kecamatan Kadia terdiri dari 5 Kelurahan yaitu: Kadia, Bende,
Pondambea, Wawo Wanggu dan Anaiwoi.

1. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kendari


a. Rencana Tata Guna Lahan
Sebagai suatu sistem wilayah, kota terbentuk oleh adanya interaksi antara
bagian wilayah kota (BWK) ataupun pembagian zona wilah tertentu yang
direncakan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari 2010-2030.
Sehubungan dengan perkembangan kebutuhan lahan kegiatan-kegiatan perkotaan,
maka fungsi eksisting BWK di Kota Kendari di masa mendatang mengalami
perubahan sebagaimana yang telah di lakukan oleh Dinas Tata Kota dan
Pemukiman Kota Kendari yang telah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Kendari 2010-2030 yakni membagi wilayah-wilayah Kota Kendari
melalui penzoningan wilayah.
Pembangunan wilayah kota kendari didasarkan pada Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota agar pembangunannya lebih berdaya guna, berhasil guna, serasi,
selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang tertib, aman, dan berkeadilan.

b. Fungsi dan Peran Kota


Berdasarkan potensi yang dimiliki Kota Kendari, maka kemampuan pelayanan
seluruh kegiatan potensial yang ada secara internal dan eksternal akan dapat
menentukan fungsi dan peran kota.
Kota Kendari dalam masa yang akan datang berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota kendari 2010-2030 dalam peta sistem pusat-pusat pelayanan kota akan
berfungsi sebagai:
1) Pusat pelayanan kota:
a) Pusat Pemerintahan Kota
b) Perdagangan dan Jasa
c) Pariwisata
d) Pendidikan
e) Transportasi
f) Industri
g) Kesehatan
2) Sub Pusat Pelayanan Kota
3) Pusat Lingkungan

Gambar III.2. Peta Sistem Pusat Pelayanan Kota


Sumber :Dinas Tata Kota dan Perumahan, 2013

c. Rencana Pola Ruang


Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kendari tahun 2010
– 2030, pembagian pola ruang Kota Kendari terbagi atas beberapa zona peruntukan,
yakni :
1) Kawasan Pertanahan
2) Pertanian Tanaman Hortikultura
3) Kawasan Hutan Lindung
4) RTH
5) Sempadan Pantai
6) Kawasan Resapan Air
7) Sempadan Sungai
8) Taman Wisata Alam
9) Kebun Raya
10) Hutan Kota
11) Taman Kota
12) Perumahan Kepadatan Tinggi
13) Perumahan Kepadatan Sedang
14) Perumahann Kepadatan Rendah
15) Perkantoran Pemerintah
16) Kawasan Pendidikan Tinggi
17) Pelayanan Kesehatan
18) Perdagangan dan Jasa
19) Sector Informal
20) Pelayanan Pendidikan
21) Kawasan Pelayanan Umum
22) Kawasan Industri Terbatas
23) Kawasan Industri & Pergudangan
24) Kawasan Pelabuhan
25) Kawasan Pariwisata
26) Terminal Type A
27) TPA
28) Pertanian Taman Pangan
29) Pertanian Hortikultura
30) Zona Kepentingan Pariwisata
31) Zona Kepentingan Pariwisata & Nelayan
32) Zona Kepentingan Pelabuhan

Rencana Pola Ruang yang telah dibuat oleh Dinas Tata Kota dan Perumahan
Kota Kendari mengatur penzonningan pada wilayah-wilayah Kota Kendari tahun
2010 sampai tahun 2030. Hal tersebut diatas dapat dilihat pada peta berikut ini:
Gambar III.3. Peta Rencana Pola Ruang 2010-2-30
Sumber :Dinas Tata Kota Perumahan, 2013

B. Tinjauan Mikro Lokasi


1. Tinjauan Lokasi Perancangan
Untuk melayani masyarakat Kota Kendari pada umumnya, maka Perencanaan
Gedung Rumah Sakit dengan Pendekatan Sustainable Building di Kota Kendari.
ini sebaiknya berlokasi di kawasan perdagangan atau Jasa. Pertimbangan utama yaitu
pada lokasi yang memiliki view dan lingkungan yang dapat menunjang keberadaan
fasilitas ini.
Untuk menentukan lokasi bangunan, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Segi pencapaian, kemudahan dalam pencapaian ke lokasi dari seluruh bagian kota
Kendari, yaitu pertimbangan fasilitas jalur transportasi maupun prasarana yang
memudahkan pengunjung mencapai Fasilitas tersebut dengan mudah, cepat dan
aman.
b. Segi view, pemandangan ke luar yang menarik dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan bagi pengguna dan pengunjung.
c. Segi teknis, tersedianya luasan site yang dapat memenuhi kebutuhan luasan
bangunan, area taman sebagai area kegiatan outdoor dan area parkir yang memadai.
d. Kondisi lingkungan dan luasan site, perlunya pertimbangan integrasi dengan kondisi
lingkungan dan luasan site harus mampu menunjang Konsep Arsitektur Hijau serta
menampung seluruh program kegiatan yang telah direncanakan.
e. Utilitas, pertimbangan pelayanan utilitas yang ada pada lingkungan tersebut, seperti
pembuangan air kotor, jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon dan lain-
lain.

2. Ketentuan Teknis Site Perancangan


Beberapa ketentuan teknis yang harus diperhatikan pada site perencanaan
bangunan yaitu:
a. Arah Intensitas Pengunaan Ruang
Intensitas penggunaan ruang lebih memberikan pengertian secara kuantitatif
dari pemanfaatan ruang. Tolak ukur kuantitatif dari pemanfaatan ruang adalah
berupa koefisien pemanfaatan ruang yang lebih bersifat horizontal (KDB) dan
koefisien yang lebih menunjukan dimensi vertikal/ ketinggian (KLB). Kota yang
tidak terencana intensitas bangunannya akan menimbulkan adanya daerah-daerah
yang mempunyai kepadatan bangunan tinggi yang mengakibatkan memburuknya
kualitas lingkungan pada daerah-daerah tersebut. Oleh karena itu masalah kepadatan
bangunan perlu mendapatkan perhatian serius. Dengan lebih teraturnya kepadatan
bangunan diharapkan akan memperoleh kualitas lingkungan yang baik.
Klasifikasi Kepadatan Bangunan
1 2
Sangat Rendah < 10 bangunan/ha
Rendah 11 – 40 bangunan/ha
Sedang 41 – 60 bangunan /ha
Tinggi 61 – 80 bangunan/ha
Sangat Tinggi > 81 bangunan/ha

Tabel III.1. Klasifikasi Kepadatan Bangunan


Sumber: Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987

Beberapa strategi untuk pengaturan kepadatan dan ketinggian bangunan antara


lain:
1) Penataan ketinggian yang dicerminkan dari jumlah lantai bangunan, disesuaikan
dengan daya dukung lahan dan fungsi lahan yang telah ditetapkan.
2) Untuk kawasan yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (pusat pelayanan,
jalan utama dan lain-lain) dimungkinkan untuk memiliki KLB yang lebih tinggi
dari kawasan lainnya.
3) Dalam kaitannya dengan ketinggian bangunan, kontruksi bangunan harus
didukung oleh teknologi konstruksi yang tepat.

b.Ketentuan Garis Sempadan Bangunan (GSB)

Selain kepadatan dan ketinggian bangunan, ketentuan garis sempadan juga


bertujuan mewujudkan keteraturan bangunan, memperkecil resiko penjalaran
kebakaran, memperlancar aliran udara segar dan penentuan cahaya matahari.
Beberapa acuan yang dipergunakan dalam penetapan Garis Sempadan Bangunan di
Kota Kendari adalah:
1) Garis Sempadan bangunan (GSB) dan Garis Sempadan (GSP) berdasarkan status
jalan: (Sumber: Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987).
 Jalan Arteri GSP : > 20 Meter dari as Jalan.
: > 25 Meter dari as jalan.
 Jalan Kolektor GSP : > 15 Meter dari as jalan.
: > 20 Meter dari as jalan.
 Jalan Lokal I GSP : > 10 Meter dari as jalan.
: > 15 Meter dari as jalan.
 Jalan Lokal II GSP : > 7 Meter dari as jalan.
: > 12 Meter dari as jalan.
2) Rencana pengaturan Garis Sempadan Bangunan yang ditentukan untuk Kota
Kendari didasarkan pada pertimbangan dan Pengaturan Bangunan Nasional
DPMB-PU.

Anda mungkin juga menyukai