DESAIN INTERIOR
BALI WEDDING HOUSE
JLN. COKROAMINOTO N0. 115, UBUNG – DENPASAR BALI
OLEH :
1
ARTIKEL ILMIAH
DESAIN INTERIOR
BALI WEDDING HOUSE
JLN. COKROAMINOTO N0. 115, UBUNG – DENPASAR BALI
OLEH :
1
ABSTRAK
Semakin berkembangnya jaman, Pulau Bali sebagai Kota Pariwisata mengalami pertumbuhan
yang pesat. Salah satunya dalam perancangan interior Wedding House yang turut mendukung
kebutuhan masyarakat domestik dan internasional akan mode – mode gaun pengantin khas
Pulau Bali. Umumnya suatu upacara pernikahan dapat memberikan inspirasi bagi pasangan
pengantin dalam memilih busana pengantin, di Bali beragam model busana pengantin
memiliki model unik dan berbeda disetiap daerahnya. Disamping itu Bali juga memiliki
pemandangan dan filosofi alam yang mendukung konsep Romantis pada ruangan. Mengingat
hal – hal ini diperlukan desainer untuk merancang “Wedding House” yang dapat memenuhi
semua kebutuhan customer dalam acara – acara pernikahan maupun prawedding.
2
PENDAHULUAN
Wedding atau Pernikahan merupakan salah satu event yang paling penting dalam kehidupan
setiap manusia dan juga merupakan sebuah moment sakral yang tak terlupakan dan diharap
hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Para mempelai akan sangat mengharapkan
kesempurnaan pada hari bersejarah tersebut. Dalam mewujudkannya dibutuhkan perhatian
khusus dan perlu perencanaan yang matang, sehingga mempelai yang akan melaksanakan
pernikahan akan memerlukan jasa dari para ahli yang khusus menangani event tersebut.
Dengan latar belakang tersebut, maka berkembanglah trend Wedding House di pulau Bali.
Bali merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia, dengan daya tarik wisata
alam seperti keindahan alam, tradisi, dan budaya masyarakat setempat, serta aneka hasil
karya kerajinan yang memiliki keunikan tersendiri. Oleh karena itu banyaknya permintaan
masyarakat lokal maupun internasional untuk melaksanakan prawedding dan wedding
mereka di Pulau Dewata. Wedding House di Bali memiliki tuntutan yang lebih besar
untuk menyediakan perawatan tubuh dan juga tata rias yang lebih lengkap. Belum
banyaknya tempat yang menyediakan berbagai macam paket properti untuk
melangsungkan kegiatan wedding dan berbagai macam paket perawatan kesehatan tubuh
dan wajah dalam satu kesatuan, akan menjadikan ‘Bali Wedding House’ sebagai tempat
favorit bagi kalangan menengah atas merencanakan pernikahan mereka.
‘Bali Wedding House’ diharapkan dapat menjadi ‘rumah’ yang dapat menaungi berbagai
macam aktivitas dalam mempersiapkan pernikahan. Dimulai dari dari konsultasi
penampilan (wedding dress, make up, tata rambut untuk mempelai wanita), treatment pra
pernikahan (salon dan massage khusus untuk mempelai wanita), display area sampai pada
Wedding Organiser (WO) yang akan menangani segala macam teknis lapangan pada hari H.
Tidak lupa juga akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang aktivitas, utilitas, serta dekorasi
yang didesain mengacu pada konsep Romantis sehingga dapat memenuhi segala tuntutan
aktivitas dan memberikan kenyamanan serta menarik perhatian pengunjung sehingga
nantinya memberikan keuntungan secara ekonomis untuk pihak pengelola.
3
Mengingat hal – hal tersebut maka saya selaku mahasiswa tertarik mengambil kasus “ Bali
Wedding House” untuk tugas akhir di jurusan Interior dimana konsep yang saya pilih nanti
dalam perancangan Desain Interior Bali Wedding House adalah Romantis.
Agar tidak menimbulkan salah pengertian terhadap judul “ Desain Interior Bali Wedding
House “ maka akan dipaparkan pengertian dari judul tersebut.
1. Desain
Desain, diartikan sebagai aktivitas merancang sebagai pemecahan masalah/problem yang
kreatif, yang membawa suatu pembaharuan dan berguna serta belum ada sebelumnya.
(Suptandar,1999,12)
2. Interior
Menurut kamus Inggris – Indonesia, Interior adalah ruang bagian dalam rumah (Echols,
1998, 326). Menurut Suptandar (1985: 4) perancangan ruang dalam sebenarnya sangat luas,
menyangkut berbagai macam aspek, teknik, ekonomi, sosial budaya. Dalam perwujudan
bentuknya, perancangan interior mencerminkan kehidupan manusia, karena berisi pemikiran
– pemikiran dan konsepsi – konsepsi dari masa lalu, saat sekarang dan untuk masa yang akan
datang.
3. Bali
Merupakan nama Pulau dengan ibukota Denpasar. (Wikipedia)
4. Wedding
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan. (Wikipedia)
5. House
- House adalah rumah, yang artinya bangunan tempat tinggal.
- Banguna pada umumnya seperti gedung dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
4
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mendesain Desain Interior Bali Wedding House yang dapat memberikan
kenyamanan serta menampung seluruh jenis aktivitas para customernya?
2. Bagaimana merancang Desain Interior Bali Wedding House sesuai dengan konsep
Romantis?
Ruang lingkup permasalahan pada interior Desain Interior Bali Wedding House mencakup
pemenuhan kebutuhan manusia dalam melakukan aktivitasnya seperti berikut :
a. Organisasi ruang
b. Zoning dan sirkulasi
c. Tata letak perabot
d. Elemen pembentuk ruang
e. Elemen pelengkap pembentuk ruang
f. Desain fasilitas
g. Utilitas
1.5 Tujuan
5
1.6 Metode
1. Observasi
Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (
Notoatmojo, 2002;138 ). Dalam observasi, penulis mengamati desain-desain Wedding House
yang sudah ada dalam bentuk tulisan dan gambar sehingga dapat dimengerti dan digunakan
dalam mendesain Bali Wedding House.
2. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung atau
tidak langsung (melalui telepon) dengan orang yang bergerak dibidangnya dan mampu
memberikan data serta informasi tentang objek desain. Dalam hal ini penulis telah
mengadakan tanya jawab dengan manager, staf dan karyawan, dan pihak-pihak yang terkait
dengan perusahaan Bali Wedding House tersebut.
3. Kepustakaan
Mencari literatur yang diperlukan sebagai data komparatif yang didapatkan dari berbagai
sumber kepustakaan untuk memperoleh teori-teori dan mempelajari peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan penulisan ini dan menunjang keabsahan data yang diperoleh di
lapangan. Untuk hal ini, peneliti sudah mempelajari tentang buku-buku atau dari media
informasi lainnya yang memiliki kaitan erat dengan obyek penelitian Desain Bali Wedding
House..
4. Dokumentasi
Menurut Surakhmad, Winarno (1980; 123) dokumen di sini berarti segala macam bentuk atau
benda yang tertulis maupun tidak tertulis. Menjadi keterangan dalam memperoleh data yang
digunakan untuk melengkapi data-data yang lainnya. Maksud penggunaan metode ini adalah
agar dapat mendokumentir (data visual berupa foto) objek-objek yang ada guna melengkapi
data yang diperoleh melalui metode observasi dan wawancara dengan mempergunakan alat
(kamera).
6
1.6.2 Metode Analisa Data
1. Kualitatif
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan
ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari
pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998;15).
Moleong juga mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (2007;3). Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan
bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif peneliti harus memiliki bekal teori dan
wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti
menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian
kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi,
untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran
data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Metode desain yang digunakan pada Desain Interior Bali Wedding House dalam mengkaji
permasalahan yang ada yaitu metode Glass Box dengan prinsip cara menganalisis desain
secara sistematik. Proses berpikir desain mengacu pada metode Glass Box dengan sistematika
proses sebagai berikut :
1. Penentuan Kasus
Mencari beberapa judul kasus yang dianggap menarik untuk diangkat. Judul – judul
tersebut akan dipilih dan salah satunya akan ditentukan sebagai kasus.
7
2. Survey lapangan
Judul kasus ditentukan judul kasus, selanjutnya diadakan survey lapangan guna
mengumpulkan data yang diperlukan. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan
beberapa metoda, seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Setelah data hasil survey terkumpul, dilakukan klasifikasi dan analisis dengan
menggunakan data literatur serta parameter yang tersedia.
5. Evaluasi
Selanjutnya yaitu tahap evaluasi, tahap ini akan mendapatkan masukan dan koreksi yang
bertujuan untuk menyempurnakan kasus yang diambil.
STUDI KASUS :
Bali Wedding
House
F
E DATA LAPANGAN DATA LITERATUR
(Fisik & Nonfisik)
E
D
IDENTIFIKASI DATA PARAMETER
(Tentang Bali Wedding
B MASALAH
House)
A
C
K
KONSEP
C
O
N
T GAGASAN IDE PRA DESAIN KRITERIA
R DESAIN
O
L DESAIN
Bagan 1. Metode Desain Bali Wedding
House
8
1.7 Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, metode desain serta sistematika pengantar desain yang merupakan gambaran
umum dari isi secara keseluruhan.
Bab ini berisi tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan Desain Interior Bali Wedding
House, yang akan menunjang dari objek yang menjadi fokus penelitian.
Merupakan penjabaran tentang data factual yang ada di lapangan. Bab ini terdiri atas potensi
site kasus, perkembangan studi kasus, aplikasi ilmu, konsep desain interior kasus , isu dan
permasalahan yang terdapat di daerah lokasi kasus.
Bab IV Pembahasan
Pada bab ini merupakan pemaparan tentang data-data yang sudah masuk dibahas secara
runtut untuk menjawab semua permasalahan pada penelitian ini.
Bab V Penutup
Berisi tentang uraian atau jawaban dari permasalahan, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
9
TINJAUAN DATA
3.1.1 Lokasi
LOKASI Bali
Wedding House
Rencana lokasi Bali Wedding House beralamat di Jalan Cokroaminoto Ubung, dipilih karena
letaknya cukup strategis. Sebagai bidang usaha yang menyasar pangsa pasar masyarakat
umum, daerah ini mudah dicapai dan berada di pusat keramaian.
10
Gambar 3 : Denah Situasi Lokasi
Sumber : Survey Lapangan
Denah yang akan digunakan pada Desain Interior Bali Wedding House merupakan
pengalihfungsian denah Plasa Telkom Ubung yang memiliki dua bangunan dalam satu lahan.
Dimana masing – masing bangunan tersebut memiliki keluasan 715 m2 dan 225 m2, dengan
luas keseluruhan lahan 2372 m2.
11
Gambar 4 : Layout Bangunan Keseluruhan
Sumber : Survey Lapangan
12
Foto Bangunan
13
4 Display Accessories Display Accessories wedding Area
wedding Area ditempatkan di Area Publik agar
memudahkan pengunjung melihat – lihat
model – model perhiasan dan pakaian
pengantin yang ingin dipakai saat wedding
maupun foto – foto.
14
3.2 Data Non Fisik
Segmen Pasar : Kebanyakan pasangan berasal dari Bali dan juga luar Bali yang
memang ingin melangsungkan pernikahannya disini dan mencoba
konsep pakaian pengantin Bali.
15
Pola Aktivitas Pengunjung dan Pengelola
Receptionist
PENGUNJUNG (reservasi dan customer
service)
Budgeting
Decorating
16
KONSEP DAN ANALISIS
Konsep berasal dari kata ”concept” dalam bahasa inggris yang artinya adalah pengertian,
bagan, gambaran, atau konsep. ( Suparto, 1979 : 5). Konsep desain dapat pula diartikan
sebagai ide dasar dari suatu pemikiran yang melandasi proses perancangan sebuah desain.
Dalam perancangan desain interior Bali Wedding House ini, konsep yang digunakan adalah
Romantis, Dapat dijabarkan pengertian dari Concept Romantis adalah sebagai berikut
Romantis merupakan sesuatu kesetiaan yang memiliki sifat feminine, lemah lembut serta
memiliki efek penyeimbang dan memberikan inspirasi.
Berdasarkan pengertian diatas maka konsep Romantis yang dimaksud adalah, sebuah konsep
perpaduan suasana feminine dengan tema modern baik dari segi pola ruang, garis, bidang,
bentuk, material yang mencerminkan karakter Romantis. Romantis divisualisasikan dengan
mengaplikasikan karakter dan pola ruang serta mengadopsi suasana yang dengan sifat
feminine dan lemah lembut. Serta Tema Modern yang menerapkan suasana kekinian, serba
praktis dan fungsional.
Semakin berkembangnya jaman, Pulau Bali sebagai Kota Pariwisata mengalami pertumbuhan
yang pesat. Salah satunya dalam perancangan interior Wedding House yang turut mendukung
kebutuhan masyarakat domestik dan internasional akan mode – mode gaun pengantin khas
Pulau Bali. Umumnya suatu upacara pernikahan dapat memberikan inspirasi bagi pasangan
pengantin dalam memilih busana pengantin, di Bali beragam model busana pengantin
memiliki model unik dan berbeda disetiap daerahnya. Disamping itu Bali juga memiliki
pemandangan dan filosofi alam yang mendukung konsep Romantis pada ruangan.
17
4.1.3 Penjabaran Konsep
Berdasarkan konsep yang telah dipilih yaitu Romantis dalam balutan modern style, adapun
prinsip-prinsip dasar dalam perancangan yang akan diterapkan yaitu:
1. Organisasi Ruang
Organisasi ruang yang digunakan pada desain layout ruangan Bali Wedding House, yaitu
organisasi ruang grid. Sebuah organisasi ruang yang terdiri dari sederetan ruang. Ruang-
ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan
melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. (http://ocw.gunadarma.ac.id/).
2. Bentuk Fasilitas
Bentuk dasar yang digunakan yaitu lingkaran, baik yang diterapkan pada pola ruang, pola
lantai, pola plafon dan bentuk fasilitas. Pemilihan bentuk lingkaran tersebut dimaksudkan
untuk menciptakan suasana ruang yang tidak kaku.
18
Foto 4.2 Contoh Ruangan & Fasilitas dengan Bentuk Lingkaran
Sumber : www.google.com
3. Bahan
Menggunakan bahan – bahan modern olahan pabrik, seperti kalsiboard, kaca, fiberglass,
blockboard, akrilik, dan aluminium, untuk memberikan kesan modern.
Sumber : www.google.com
Sumber : www.google.com
19
4. Warna
Sebagai warna dasar digunakan warna putih agar ruangan berkesan luas dan mudah di
padukan dengan warna lain. Selain itu penggunaan warna putih dimaksudkan untuk
menonjolkan kesan modern.
Selain putih, dalam perancangan interior Bali Wedding House ini digunakan pula warna –
warna lain seperti; gradasi ungu, untuk menciptakan suasana ruang yang feminine dan lemah
lembut
5. Tekstur
Menggunakan tekstur halus dengan permukaan glossy, yang sebagian besar berasal dari
finishing cat duco yang akan banyak diterapkan kedalam desain fasilitas. Dengan permukaan
yang glossy fasilitas akan terlihat lebih modern.
Sumber : www.google.com
20
6. Estetik Dekoratif
Desain Bali Wedding House menggunakan unsur dekoratif baik pada elemen pembentuk
ruang maupun pada elemen lainnya. Khususnya pada partisi receptionist dimana
menggunakan sentuhan dekoratif dengan mengaplikasikan bentuk-bentuk pepatran bunga.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab – bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Mendesain interior Bali Wedding House yang dapat memberikan kenyamanan pada
customer dan pegawai. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan, baik menyangkut ukuran
antropometri, sirkulasi, maupun penerapan utilitas kedalam ruangan; keamanan yang
berhubungan dengan konstruksi, penerapan bahan, serta system keamanan ruangan; serta
desain yang memiliki daya tarik, berkaitan dengan unsur dekorasi pada ruangan. Serta Desain
‘Bali Wedding House’ yang berkonsep Romantic mencangkup perancangan fasilitas dan
utilitas mampu mendukung konsep yang diterapkan dengan patern-patern yang telah
ditetapkan, diaplikasikan pada setiap bidang desain baik itu bentuk, warna, tekstur, dan
bahan.
2 Mendesain interior Bali Wedding House sesuai dengan konsep Romantis yang diawali
dengan menganalisa dan mengelompokkan kegiatan, sehingga didapatkanlah kebutuhan
ruang ideal. Hal inilah yang nantinya menjadi dasar dari proses desain selanjutnya.
5.2 Saran
1. Kualitas pelayanan yang baik dan memuaskan pengunjung adalah sesuatu yang penting.
Tetapi penerapan konsep ruangan yang tepat, akan semakin memperkuat citra sebuah
Wedding House dalam memberi pelayanan terbaik.
2. Untuk merancang sebuah Wedding House diperlukan analisa yang tepat. Oleh karena itu
diperlukan data-data yang lengkap berupa data fisik dan non fisik, serta data literatur dan data
parameter sebagai acuan desain. Jadi hasil perancangan dapat menjawab permasalahan yang
ada dan berguna bagi masyarakat.
22
DAFTAR PUSTAKA
- Majalah
23