Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ KUNJUNGAN RUMAH ”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kegiatan Pendukung BK
Dosen Pengampu: Rizki Ananda Syafitri, M.Pd

DISUSUN
OLEH KELOMPOK VI :

Azur Aini Harahap ( 0303192066 )


Putri Evita Sari Nasution ( 0303192065 )
Nikene Sampin ( 0303192076 )
Sinta Amalia ( 0303192049 )
Lila Madani Monthana ( 0303192078 )

BKPI - 2 SEMESTER IV
PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, dan karunianya, penulis masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Kunjungan Rumah”. makalah ini penulis buat untuk memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah “Kegiatan Pendukung dalam Bimbingan dan
Konseling”, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati meminta maaf
dan mengharap kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.

Akhir kata penulis sampaikan terimakasih dan penulis berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.

Medan, 11 Juni 2021

PEMAKALAH

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2

A. Pengertian dan Tujuan Kunjungan Rumah ........................................ 2


B. Teknik Kunjungan Rumah ................................................................. 3
C. Operasionalisasi ................................................................................. 5
D. Komponen dan Asas Kunjungan Rumah ........................................... 6
E. Hal Yang Perlu Diperhatikan ............................................................. 8

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10

A. Kesimpulan ........................................................................................ 10
B. Saran ................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11

MIND MAPPING ........................................................................................ 12

ANALISIS KASUS ...................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kunjungan rumah termasuk salah atau kegiatan pendukung bk untuk mendapatkan
data yang akurat tentang siswa /peserta didik yang bermasalah. Kunjungan rumah ini dapat
berlangusng jika ada persetujuan dari pihak wali atau orang tua. Tetap dengan asas
keterbukaan dan asas kesukarelaan. Berpatokkan dengan itu kunjungan rumah yang
dilakukan oleh guru bk harusnya mendapatkan izin dan kemauan siswa itu sendiri.
Menurut Prayitno (2012) kujungan rumah merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi
keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung
jawab konselor dalam pelayanan konseling. Kunjungan rumah tidak perlu dilakukan untuk
seluruh siswa, hanya untuk siswa yang permasalahannya menyangkutdengan kadar yang
cukup kuat peranan rumah atau orang tua sajalah yang memerlukan kunjungan rumah
(Prayitno dan Erman Amti, 2004). Ifdil (2007) juga menyebutkan bahwa kunjungan rumah
adalah upaya yang dilakukan Konselor untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya
dengan permasalahan anak individu agar mendapat berbagai informasi yang dapat digunakan
lebih efektif.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dan tujuan kunjungan rumah ?


2. Bagaimana teknik kunjungan rumah ?
3. Bagaimana operasional kunjungan rumah ?
4. Apa saja komponen dan asas kunjungan rumah ?
5. Apa saja yang yang perlu diperhatikan dalam kunjungan rumah?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dan tujuan kunjungan rumah.
2. Mengetahui teknik kunjungan rumah.
3. Mengetahui operasional kunjungan rumah.
4. Mengetahui komponen dan asas kunjungan rumah.
5. Mengetahui halynag perlu diperhatikan dalam melakukan kunjungan rumah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KUNJUNGAN RUMAH


Kunjungan rumah bisa bermakna upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam
kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung jawab Konselor
dalam pelayanan bimbingan dan konseling (Prayitno, 2004). Kunjungan rumah dilakukan
apabila data siswa/klien untuk kepentingan pelayanan bimbingan dan konseling sebelum atau
tidak diperoleh melalui wawancara dan angket. Selain itu, kunjungan rumah juga perlu
dilakukan untuk melakukan cek silang berkenaan dengan data yang diperoleh melalui angket
dan wawancara.

Menurut Prayitno (2012) kujungan rumah merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi
keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung
jawab konselor dalam pelayanan konseling. Kunjungan rumah tidak perlu dilakukan untuk
seluruh siswa, hanya untuk siswa yang permasalahannya menyangkutdengan kadar yang
cukup kuat peranan rumah atau orang tua sajalah yang memerlukan kunjungan rumah
(Prayitno dan Erman Amti, 2004). Ifdil (2007) juga menyebutkan bahwa kunjungan rumah
adalah upaya yang dilakukan Konselor untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya
dengan permasalahan anak individu agar mendapat berbagai informasi yang dapat digunakan
lebih efektif.

➢ TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum kunjungan rumah adalah diperolehnya data yang lebih lengkap dan
akurat berkenaan dengan masalah klien serta digalangkannya komitmen orang tua dan
anggota keluarga lainnya dalam rangka penanggulangan masalah klien. Dengan data yang
lebih lengkap dan komitmen itu penanganan masalah klien khususnya dan penyelenggaraan
pelayanan konseling pada umumnya akan lebih efektif dan efisien.

2. Tujuan Khusus

2
Ditinjau dari fungsi-fungsi pelayanan konseling, kegiatan kunjungan rumah terfokus
kepada lebih dipahaminya kondisi klien, khususnya terkait dengan kondisi rumah dan
keluarganya (fungsi pemahaman). Dengan data yang lebih lengkap, mendalam dan akurat ini
upaya pengentasan masalah klien akan dapat lebih intensif. Komitmen dari orangtua dan
anggota keluarga lainnya akan lebih mengefektifkan dan mengefisienkan pelayanan terhadap
klien (fungsi pengentasan).
Dengan data yang lebih lengkap dan komitmen orang tua, upaya pencegahan masalah,
khususnya yang disebabkan oleh faktor-faktor keluarga, lebih mungkin untuk dilaksanakan
(fungsi pencegahan). Demikian pula, kerja sama antara Konselor dan orang tua memberikan
fasilitas yang lebih baik bagi pengembangan dan pemeliharaan potensi anak (fungsi
pengembangan dan pemeliharaan), serta lebih memungkinkan tegaknya hak-hak mereka
(fungsi advokasi).

B. TEKNIK DALAM KUNJUNGAN RUMAH

Pertama, format. Kunjungan rumah dapat dilakukan mengikut format lapangan dan
politik. Melalui kunjungan rumah konselor memasuki lapangan permasalahan klien yang
menjangkau kehidupan keluarga klien. Dengan jangkauan yang lebih luas di harapkan
penanganan masalah klien dapat dilakukan secara lebih komprehensif dan intensif.

Strategi politik pun dapat dilakukan yaitu menghubungi pihak-pihak lain yang terkait
dalam keluarga. peran positif pihak-pihak lain yang terkait dibangkitkan untuk penuntasan
pengentasan (pemecahan masalah) klien serta optimalisasi pengembangan potensi-potensinya.
Kunjungan rumah menjangkau lapangan permasalahan klien yang menjangkau kehidupan
keluarga dan terlaksanakan politik yaitu menghubungi pihak-pihak terkait dengan keluarga.

➢ Kedua, Materi. Materi Yang perlu diperhatikan saat di hadapan keluarga :


Tidak melanggar asas kerahasiaan klien, Semata-mata untuk memperdalam masalah klien,
Tidak merugikan klien. Dalam kaitannya dengan kedudukan hubungan kekeluargaan dalam
keluarga yang bersangkutan, hubungan sosioemosional, pemberian kesempatan dan fasilitas
serta keterkaitan kerja materi yang dibicarakan meliputi kondisi-kondisi: orang tua atau wali
siswa, anggota keluarga lainnya, orang-orang yang tinggal dalam lingkungan keluarga yang
dimaksud. Kondisi fisik rumah, isinya dan lingkungannya, kondisi ekonomi dan hubungan
sosio-emosional yang terjadi dalam keluarga.keseluruhan materi diatas, dirangkai secara

3
sistematis baik dalam penggaliannya bersama anggota keluarga yang dikunjungi maupun
dalam menyusun hasil kunjunganrumah nantinya.
➢ Ketiga, peran klien. Menyetujui Kunjungan Rumah yang akan dilakukan klien
dan mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan rumah. Keterbukaan,
objektifitas, kenyamanan, suasana kelancaran kegiatan, serta dampak positif bagi siswa dan
keluarganya, menjadi pertimbangan dan kriteria keterlibatan siswa.
➢ Keempat, kegiatan. Melakukan wawancara dan pengamatan dan memeriksa
dokumen-dokumen yang dimiliki keluarga. Konselor tidak diperbolehkan memeriksa
berbagai dokumen yang dimiliki keluarga, kecuali keluarga yang bersangkutan
menghendakinya. Format atau teknik layanan kelompok dapat diselenggarakan oleh konselor
dengan mengikutsertakan sejumlah anggota keluarga dalam pembicaraan tentang masalah
siswa.
➢ Kelima, undanga terhadap keluarga.Keluarga dapat diundang ke sekolah sesuai
dengan permasalahan klien. Pelaksanaan undangan ini memperhatikan: izin dari klien, perlu
dipersiapkan materi pembicaraan dan peran klien.

Undangan terhadap keluarga tidak boleh dilakukan oleh pembimbing atau konselor
dengan tujuan untuk menyampaikan kepada anggota yang diundang keputusan tertentu yang
isinya merugikan siswa. Orang tua diundang untuk di beritau atau hanya untuk
menandatangani perjanjian bahwa anaknya diskors, tidak naik kelas dan lain sebagainya.

➢ Keenam, waktu dan tempat. kapan maupun berapa lama kunjungan rumah
dilakukan tergantung kepada perkembangan proses pelayanan terhadap siswa. Kunjungan
rumah dapa dilakukan di lakukan dari awal atau bahkan sebelum pelayanann, ketika proses
pelayanan sedang berlangsung atau sebagai tindak lanjut dari pelayanan tertentu. Lamanya
pembimbing atau konselor berkunjung berkunjung kerumah keluarga siswa juga tergantung
materi yang dibicarakan dan kegiatan yang dilakukan dalam keluarga yang bersangkutan.
Apabila kunjungan rumah diganti dengan kunjungan rumah diganti dengan undangan
keluarga, maka tempat pertemuannya bisa dilakukan ditempat pembimbing atau konselor
bekerja.
➢ Ketujuh, evaluasi. Untuk mengetahui hasil dari kunjungan rumah, harus
dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kunjungan rumah. Dalam konteks pelayanan
bimbingan dan konseling., dapat mencakup proses dan hasil-hasilnya. Evaluasi terhadap
unsur-unsur proses dilakukan secara berkelanjutan selama proses kunjungan rumah
berlangsung. Penilaian terhadap hasil-hasil kunjungan rumah dapat diarahkan pada

4
kelengkapan dan akurasi data yang diperoleh serta manfaat data tersebut dalam pelayanan
terhadap siswa. Komitmen seluruh anggota keluarga juga perlu mendapat perhatian secara
seksama untuk pemecahan masalah siswa.

C. OPERASIONALISASI
Kunjungan rumah harus dilakukan secara cermat, mulai dari perencanaanya, sampai
dengan diakhirinya kegiatan itu. Kelancaran dan hasil-hasil kunjugan rumah sangat
ditentukan oleh kecermatan tersebut.
1. Perencanaa
a. Menetapkan kasus (dan klien yang mengalaminya) yang memerlukan kunjungan
rumah
b. Meyakinkan klien tentang pentingnya kunjungan rumah
c. Menyiapkan data atau informasi pokok yang perlu dikomunikasikan kepada
keluarga
2. Pengorganisasian unsur-unsur dan sarana kegiatan
a. Menetapkan materi kunjungan rumah (data yang perlu diungkapkan dan peranan
masing-masing anggota keluarga yang akan ditemui)
b. Menyiapkan kelengkapan administrasi
3. Pelaksanaan Mengkomunikasikan (rencana) kegiatan kunjungan rumah kepada pihak-
pihak terkait:
a. Bertemu orangtua/wali dan anggota keluarga lain
b. Membahas permasalahan klien
c. Melengkapi data
d. Mengembangkan komitmen orangtua/wali anggota
e. Keluarga lain
4. Penilaian
a. Mengevaluasi proses pelaksanaan kunjungan rumah
b. Mengevaluasi kelengkapan dan keakuratan hasil kunjungan rumah, serta komitmen
orangtua/ wali/ anggota keluarga lain
c. Mengevaluasi penggunaan data hasil kunjungan rumah dalam pengentasan masalah
klien
d. Analisis terhadap efektivitas penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap
penanganan kasus, khususnya pengentasan masalah klien.
5. Tindak lanjut dan laporan
5
a. Mempertimbangkan apakah diperlukan kunjungan rumah ulang atau lanjutan
b. Mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan menggunakan data hasil
kunjungan rumah yang lebih lengkap atau akurat
c. Menyusun laporan kegiatan kunjungan rumah
d. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait

D. KOMPONEN DAN ASAS


Kegiatan kunjungan rumah melibatkan tiga komponen pokok, yaitu kasus yang
ditengani, keluarga yang dikunjungi, dan Konselor.
1) Kasus
Menurut Prayitno (2012) kujungan rumah merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi
keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi
tanggungjawab konselor dalam pelayanan konseling. Kunjungan rumah tidak perlu dilakukan
untuk seluruh siswa, hanya untuk siswa yang permasalahannya menyangkut dengan kadar
yang cukup kuat peranan rumah atau orang tua sajalah yang memerlukan kunjungan rumah
(Prayitno dan Erman Amti, 2004). Ifdil (2007) juga menyebutkan bahwa kunjungan rumah
adalah upaya yang dilakukan Konselor untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya
dengan permasalahan anak/individu agar mendapat berbagai informasi yang dapat digunakan
lebih efektif.

KASUS ANALISIS PEMAHAMAN

PENYIKAPAN

PELAYANAN KUNJUGAN
KONSELING RUMAH

6
2) Keluarga
"Keluarga yang menjadi fokus kunjungan rumah meliputi kondisi yang
menyangkut:
a. Orangtua atau wali
b. Anggota keluarga yang lain
c. Orang-orang yang tinggal dalam lingkungan keluarga yang dimaksud
d. Kondisi fisik rumah, isinya dan lingkungan
e. Kondisi ekonomi dan hubungan sosio-emosional yang terjadi dalam keluarga
Semuahal yang berkenaan dengan keluarga di atas dicermati dalam hubungannya
dengan diri dan permasalahan klien. Dalam kaitan ini, keterkaitan kondisi-kondisi tersebut
serta langsung diperkuat oleh komitmen seluruh komponen keluarga demi kepentingan klien.
3) Konselor
Konselor adalah perencana, pelaksana dan sekaligus pengguna hasil-hasil kunjungan
rumah. Seluruh kegiatan itu dikaitkan langsung dengan layanan dan kegiatan pendukung
konseling lainnya.

Ada tiga komponen pokok berkenaan dengan kunjungan rumah, yaitu kasus, keluarga
dan konselor.

Pertama, kasus. Kunjungan rumah difokuskan pada penanganan kasus yang dialami
oleh klien (siswa) yang terkait dengan faktor-faktor keluarga, kasus siswa terlebih dahulu
dianalisis, dipahami, disikapi dan diberikan (dilaksanakan) perlakuan awal tertentu, dan
selanjutnya diberikan pelayanan bimbingan konseling yang memadai. Perlakuan awal
terhadap kasus dilakukan melalui kunjungan rumah. Hasil kunjungan rumah digunakan
dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Kunjungan rumah juga dapat merupakan bagian
langsung atau tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling terlebih dahulu terhadap
kasus yang dimaksud.

Kedua, keluarga. Keluarga yang menjadi fokus kunjungan rumah meliputi kondisi-
kondisi yang menyangkut: a. Orang tua atau wali siswa, b) anggota keluarga yang lain, c)
orang-orang yang tinggal dalam lingkungan keluarga yang bersangkutan, d) kondisi fisik
rumah, isinya dan lingkungannya, e) kondisi ekonomi dan hubungan sosioemosional yang
terjadi dalam keluarga.

7
Ketiga, konselor. Konselor atau pembimbing bertindak sebagai perencana, pelaksana
dan sekaligus pengguna-pengguna hasil kunjungan rumah. Seluruh kegiatan kunjungan
rumah dikaitkan langsung dengan pelayanan bimbingan dan konseling dan kegiatan
pendukung layanan bimbingan dan konseling lainnya.

➢ ASAS
Pertama-tama asas kesukarelaan dan keterbukaan ditegakkan. Dalam hal ini terlebih
dahulu klien diminta persetujuannya untuk dilakukan kunjungan rumah. Dengan klien
dibahas kegunaan kunjungan rumah, khususnya dalam kaitannya dengan masalah yang alami.
Selanjutnya keluarga yang akan dikunjungi pun diminta persetujuannya, dilengkapi dengan
informasi tentang waktu dan hal-hal teknis kedatangan Konselor. Lebih jauh, asas
keterpaduan, yaitu keterpaduan antara kunjungan rumah dengan berbagai aspek pelayanan
konseling terhadap klien, perlu mendapat perhatian.
Berkenaan dengan data yang diperoleh sebagai hasil kunjungan rumah, asas
kerahasiaan diperlakukan. Apa yang menjadi rahasia keluarga benar-benar dilindungi.

E. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Kegiatan pendukung diperlukan untuk memperoleh berbagai data, keterangan dan


informasi, terutama tentang peserta didik dan lingkungannya. Salah satu bentuk kegiatan
pendukung layanan BK tersebut adalah kunjungan rumah atau “Home Visit”. Yusuf
Gunawan (1992:237) menyatakan perlunya dilaksanakan kunjungan rumah, adalah sebagai
berikut: 1) Jika permasalahan yang dihadapi siswa ada sangkut pautnya dengan masalah
keluarga, 2) Keluarga sebagai salah satu sumber data yang dapat dipercaya tentang keadaan
peserta didik, 3) Dalam kegiatan bimbingan diperlukan kerjasama antara guru BK/Konselor
dengan orang tua, 4) Faktor situasi keluarga memegang peranan penting terhadap
perkembangan kesejahteraan peserta didik.

Sehubungan dengan itu Slameto (1988:52) mengatakan lingkungan rumah sebagai


tempat pendidikan pertama bagi peserta didik hendaklah dapat memberikan peranan yang
baik untuk perkembangannya. Kenyataannya, disadari masih banyak keluarga atau
lingkungan rumah yang bermasalah sehingga menimbulkan permasalahan bagi peserta didik
terutama dalam proses belajar di sekolah.Uraian terdahulu dapat dirumuskan bahwa
permasalahan yang dialami peserta didik yang berkaitan dengan kondisi keluarga peserta

8
didik perlu dilakukan kunjungan rumah oleh guru BK/Konselor sekolah untuk melihat
sendiri kondisi keluarga atau lingkungan rumah peserta didik.

Selanjutnya Winkel (1991:298) mengatakan dalam melakukan kunjungan rumah guru


BK haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Mengadakan persiapan mental dan persiapan yang bersangkutan dengan kunjungan


rumah seperti: surat tugas dan blangko tentang kunjungan rumah, yang akan diisi oleh
guru BK.
2. Menghindari memberikan kesan seolah-olah diadakan pemeriksaan dan pengeledahan
(dengan memperhatiakn masalah-masalah yang akan dihadapi dalam kunjungan
rumah).
3. Harus ada kepastian sebelum kunjungan rumah bahwakedatangan petugas bimbingan
akan disambut dengan baik. Kepastian ini dapat diperoleh dengan menanyai siswa
bersangkutan tentang rencana kunjungan rumah.
4. Informasi yang di dapat dikumpulkan biasanya mencakup hal-hal: letak rumah dan
keadaan rumah, fasilitas belajar, kebiasaan belajar siswa dan suasana keluarga, dan.
5. Sesudah kembali dari kunjungan rumah, petugas bimbingan menyusun laporan
singkat tentang informasi yang diperoleh, dengan membedakan antara fakta serta data
dan kesan Pribadi yang merupakan interprestasi terhadap informasi.
Bertolak dari permasalan yang telah dipaparkan di atas, kenyataannya berdasarkan
wawancara itu satu guru BK/Konselor. Kunjungan rumah dilakukan tanpa adanya
persetujuan dari peserta didik dan orangtua, guru BK/Konselor langsung melakukan
kunjungan rumah ke rumah orangtua peserta didik.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kunjungan rumah bisa bermakna upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam


kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung jawab Konselor
dalam pelayanan bimbingan dan konseling (Prayitno, 2004). Kunjungan rumah dilakukan
apabila data siswa/klien untuk kepentingan pelayanan bimbingan dan konseling sebelum atau
tidak diperoleh melalui wawancara dan angket. Selain itu, kunjungan rumah juga perlu
dilakukan untuk melakukan cek silang berkenaan dengan data yang diperoleh melalui angket
dan wawancara.

Menurut Prayitno (2012) kujungan rumah merupakan upaya untuk mendeteksi


kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi
tanggung jawab konselor dalam pelayanan konseling. Kunjungan rumah tidak perlu
dilakukan untuk seluruh siswa, hanya untuk siswa yang permasalahannya menyangkutdengan
kadar yang cukup kuat peranan rumah atau orang tua sajalah yang memerlukan kunjungan
rumah (Prayitno dan Erman Amti, 2004). Dan tetap menggunakan asas keterbukaan dan
kesukarelaan.

B. SARAN

Demikian makalah yang dapat penulis buat, sebagai manusia biasa penulis menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini
berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para para pembaca dan
kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.

Slameto. 1988. Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara.

Wahyuni, Meri, Dkk, Pelaksanaan Kunjungan Rumah Oleh Guru Bk/Konselor Di Sma
Negeri Kota Padang, Konselor Jurnal Ilmiah Konseling, No. 2 vol 2

Yusuf Gunawan. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT. Gramedia.

Syafitrin Rizki Ananda. 2021. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling. Medan

11
MIND MAPPING

KUNJUNGAN RUMAH

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS

Untuk memperoleh data lengkap dan membuat komitmen dengan orang tua,
akurat terkait dengan masalah ynag upaya pencegahan masalah, khususnya
dialami klien yang disebabkan oleh faktor - faktor
keluarga

KOMPONEN ASAS

➢ Kasus TEKNIK KUNJUNGAN RUMAH ➢ Keterbukaan


➢ Keluarga ➢ Kesukarelaan
➢ Konselor ➢ Kerahasiaan
➢ Kenormatifan

➢ Membuat format lapangan dan politik


➢ Membuat materi yang tidak melanggar asas dan memperdalam
masalah klien
➢ Meminta Persetujuan dari klien atau pihak keluarga yang
bersangkutan
➢ Melakukan wawancara dan pengamatan dan memeriksa dokumen-
dokumen yang dimiliki keluarga.
➢ Undngan terhadap keluarga
➢ Menyiapkan mengatur waktu dan tempat pelayanan
➢ Dan yangterakhir evaluasi

12
ANALISIS KASUS

CONTOH KASUS

Heron adalah siswa kelas XI di sekolah SMAN I Jakarta, Heron merupakan salah satu
murid yang dibanggakan oleh para guru dan teman- temannya karena prestasinya yang
mengagumkan, baik dalam akademik maupun non akademik (organisasi ekstrakurikuler).

Pujian dan simpati masyarakat sekolah membuat Heron merasa bahwa hanya Heron
lah yang paling pandai diantara teman- temannya yang lain, terlebih hal itu hingga membuat
Heron menjadi seseorang yang suka membangkang kepada kedua orang tuanya, tidak mau
membantu orang tuanya , Heron menganggap tanpa orang tua ia dapat menjadi orang yang
dibanggakan atau diandalkan orang lain. Terbukti dengan pengakuan teman – teman Heron
kepihak sekolah yang melihat kelakukan Heron dirumahnya.

IDENTIFIKASI KASUS

Dalam hal ini kami mempelajari dan mencari sebab- sebab yang kemungkinan menjadi latar
belakang kasus.

Dugaan sementara dari opini masyarakat sekolah yang berkembang ; “Kepandaian dan
prestasi heron yang menjadi kebanggaan para guru dan teman- temannya membuat Heron
merasa paling pandai dari teman- temannya yang kemudian juga menimbulkan sifat sombong
dan membangkang kepada orang tuanya (karena sudah menemukan “kemandirian” menurut
konsep dirinya) .”
HIMPUNAN DATA

Himpunan data dilakukan dalam rangka mencari bukti- bukti administrasi yang menguatkan
bahwa Heron merupakan murid yang berprestasi di sekolah (seperti yang diungkapkan pada
opini masyarakat sekolah). yang dilakukan antara lain :

1. Pengamatan terhadap raport dan laporan hasil evaluasi kegiatan belajar siswa, dengan
tujuan untuk melihat grafik perkembangan prestasi akademiknya.

2. Pengamatan terhadap data induk dan kartu pribadi, antara lain

(1). guna untuk melihat data yang tertulis mengenai latar belakang keluarganya?, dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi keluarga secara sosial dan ekonomi, juga untuk mengetahui

13
kedudukan anak atau status heron di dalam keluarga (sebagai anak tunggal/ anak sulung/
anak bungsu).

(2). melihat data yang tertulis mengenai rentangan kecerdasan dari tes khusus psikologi
(IQ/EQ/AQ/SQ)?, dengan tujuan untuk mengetahui rentang kecerdasan psikologisnya, minat,
emosi dsb.

(3). melihat data yang tertulis mengenai minat dan rencana karirnya dimasa depan?, yaitu
untuk mengetahui minat khusus dan rencana karirnya dimasa depan, dari sini saya ingin
mempelajari bahwa adakah kemungkinan dari minat dan cita- citanya yang tinggi sebagai
obsesi dan ambisiusmenya sehingga harga dirinya begitu tinggi (sombong/ambisiusme/sok
hebat/irrational believe).

APLIKASI INSTRUMENTASI YANG DIGUNAKAN :

A. Wawancara

Menurut Prayitno (1999:370) melakukan pertemuan dengan orangtua siswa dalam


kunjungan rumah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Berkonsultasi dengan pihak-pihak yang terkait berkenaan kegiatan kunjungan
rumah.
2) Memperoleh izin dari pihak-pihak yang terkait untuk pelaksanaan kegiatan
kunjungan rumah.
3) Melibatkan personil sekolah seperti wali kelas dalam kegiatan kunjunganrumah.
Dalam hal ini guru BK dapat menjalankan peran dengan baik jika guru BK dapat
melibatkan dan menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan
kunjungan rumah, pada kenyataannya masih ada guru BK yang belum melaksanakan peran
dengan semestinya.

Wawancara dimaksudkan untuk mencari keterangan atau informasi mengenai subyek yang
ingin kita ketahui/ teliti. wawancara yang dilakukan antara lain :

1. Wawancara terhadap Pembina organisasi ekstrakurikuler (Konselor langsung datang


menemui yang dimaksud), tujuannya adalah untuk mengetahui perkembangan prestasi
Heron pada bidang organisasi yang diikutinya. Jenis wawancara adalah wawancara
terbuka dengan mendorong subyek untuk menceritakan banyak hal mengenai sosok
Heron diorganisasi dan prestasinya.

14
2. Wawancara terhadap wali kelas dan teman- teman dekat Heron, wawancara dilakukan
dalam rangka mencari keterangan mengenai perubahan sikap dan prilaku heron akhir-
akhir ini. wawancara bersifat terbuka dengan mendorong subyek (wali kelas/ teman-
teman Heron) untuk menceritakan banyak hal mengenai sosok Heron dimata mereka
dan prestasinya.

SELANJUTNYA GURU BK MELAKUKAN HOME VISIT (Kunjungan rumah)

Home visit dilakukan dalam rangka untuk mencari keterangan atau informasi terhadap
diri klien yang sedang konselor tangani. Tahapan itu antara lain :
1. Mengajukan surat Pemberitahuan Kunjungan Rumah kepada wali murid (orang tua
Heron). Surat pemberitahuan kunjungan rumah berisikan tentang maksud- maksud
kedatangan dan tujuan kunjungan yang akan dilakukan.
2. Mengajukan Surat Tugas Kunjungan Rumah, ditujukan pada wali kelas yang ditugaskan
melakukan pencarian informasi pada kunjungan rumah.

Wawancara terhadap orang tua Heron, tujuannya adalah untuk mengetahui latar
belakang Si kasus (Heron) didalam rumah tinggal, paling tidak adalah informasi- informasi
perubahan prilaku yang ditunjukkan heron belakangan ini ketika berada bersama
keluarganya. Jenis wawancara adalah wawancara tertutup (terpedoman/ terpandu sesuai
kebutuhan data yang dibutuhkan konselor). Jenis pertanyaan wawancara, antara lain (dalam
format 5W + 1H) :
1. Apa aktifitas yang paling disukai Heron ketika berada dirumah?
2. Kapan saja (diwaktu apa saja) ketika heron berada dirumah?
3. Siapakah orang terdekat heron didalam keluarga?
4. Dimana saja tempat yang paling sering dikunjungi heron ketika tidak sedang berada
dirumah?
5. Bagaimana sikap heron selama dirumah kepada ibu, bapak dan saudara- saudara lainnya?,
(Improvisasi) Mengapa demikian? apakah Ibu mengetahui sebab- sebab perubahan prilaku
Heron?

Setelah melakukan kunjungan rumah guru BK melakukan BIMBINGAN PRIBADI kepada


Heron :

15
Setelah didapat ternyata masalah ini lebih dominan terhadap kehidupan pribadinya
yaitu naiknya ukuran self/ harga diri heron karena lingkungan sekolah yang terlalu
mengapresiasi keistimewaan heron sehingga merubah pandangan heron menjadi seorang
yang hedonis, buta karena kedudukan, dan menolak aktualisasi diri yang lebih positif dan
bijaksana.

Bimbingan pribadi dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada heron mengenai cara
pandang yang bijaksana kepada Heron agar dalam menanggapi segala pujian itu lebih dapat
digunakan sebagai motivasi positif untuk lebih membanggakan nama sekolah dan bermanfaat
bagi keluarga.

16

Anda mungkin juga menyukai