Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PRIBADI

KUNJUNGAN RUMAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kegiatan Pendukung BK

Disusun oleh:

ZALZA FARADILLA (0303192055)

BKPI 2 SEMESTER IV

PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt, sehingga laporan bimbingan dan konseling
dengan judul “KUNJUNGAN RUMAH ” ini dapat di selesaikan dalam waktu yang relative
singkat .dan ucapan salam kepada nabiyullah SAW para keluarga sahabatnya sebagai tanda rasa
kepada beliau.

Dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, terutama dosen pembimbing mata kuliah Kegiatan Pendukung BK yakni Ibu Rizky
Ananda Syahfitri, M.Pd, hingga selesainya makalah ini dengan baik. Untuk itu
juga   diucapkan   terima kasih kepada beliau serta juga kepada semua pihak  yang telah
berkonstribusi hingga terbitnya makalah ini

Pada prinsipnya apabila penulisan ini ada unsur kebenarannya maka kebenaran itu
datangnya dari allah SWT dan kalau ada kekeliruannya maka itu adalah kekeliruan penulis
sendiri sebagai manusia biasa yang tak luput dari segala kehilafan. Oleh karena itu apabila ada
kekeliruannya dalam penulisan ini mohon saran secara konstruktif dari para pembacanya

Medan, 17 Juni 2021

Zalza Faradilla

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................................2

Daftar isi.....................................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan..................................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................4

BAB II Pembahasan..................................................................................................................6

A. Pengertian kunjungan rumah......................................................................................6


B. Tujuan kunjungan rumah............................................................................................7
C. Komponen kunjungan rumah......................................................................................7
D. Tekhnik kunjungan rumah..........................................................................................8
E. Pelaksanaan kunjungan rumah.................................................................................10
F. Kelebihan dan kekurangan kunjungan rumah........................................................11

STUDI KASUS........................................................................................................................12

BAB III Penutup.....................................................................................................................22

A. Kesimpulan..................................................................................................................22
B. Saran............................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum tentang kegiatan-kegiatan pendukung pelayanan bimbingan dan konseling


disekolah dan madrasah. Untuk lebih jelas lagi,layanan Bimbingan dan Konseling disekolah dan
madrasah tidak akan dapat dilaksanakan secara efektif dan tujuannya tercapai sesuai yang
direncanakan tanpa kegiatan-kegiatan pendukung. Adapun kegiatan-kegiatan pendukung
pelayanan bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah adalah kunjungan rumah.

Kunjungan rumah diartikan sebagai suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan
petani dan keluarganya dengan dilakukannya suatu kunjungan oleh penyuluh ke rumah sasaran
penyuluhan dengan tujuan tertentu.

Hanya sebagian kecil waktu anak berada di sekolah dan selebihnya berada di rumah.
Untuk melengkapi pengalaman membimbing tentang seseorang perlu mengetahui kehidupan
keluarga di mana anak itu tinggal dan banyak melakukan kegiatan sesudah pulang sekolah. Tidak
sedikit masalah yang timbul di sekolah, berasal dari rumah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kunjungan rumah?
2. Apa tujuan kunjungan rumah?
3. Apa komponen-komponen kunjungan rumah?
4. Bagaimana tekhnik kunjungan rumah?
5. Bagaimana pelaksanaan kunjungan rumah?
6. Apa kelebihan dan kekurangan kunjungan rumah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian kunjungan rumah
2. Untuk mengetahui apa tujuan kunjungan rumah

4
3. Untuk mengetahui Apa komponen-komponen kunjungan rumah
4. Untuk mengetahui Bagaimana tekhnik kunjungan rumah
5. Untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan kunjungan rumah
6. Untuk mengetahui Apa kelebihan dan kekurangan kunjungan rumah

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kunjungan rumah

Menurut Prayitno kujungan rumah merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga
dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung jawab
konselor dalam pelayanan konseling.

Ifdil juga menyebutkan bahwa kunjungan rumah adalah upaya yang dilakukan Konselor
untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak/individu agar
mendapat berbagai informasi yang dapat digunakan lebih efektif.

Kunjungan rumah di lakukan apabila data siswa untuk kepentingan pelayanan bimbingan
dan konseling belum atau tidak diperoleh melalui wawancara dan angket. Selain itu kunjungan
rumah juga perlu di lakukan untuk melakukan cek silang berkenaan dengan data yang di peroleh
melalui angket dan wawancara. Siswa yang bersangkutan dapat dilibatkan secara langsung
dilibatkan dalam proses kunjungan rumah dan pembicaraan hasilhasilnya untuk kepentingan
pemecahan masalah siswa yang bersangkutan. Kunjungan rumah perlu dilaksanakan oleh Guru
Kelas apabila untuk permasalahan siswa yang sedang ditangani diperlukan keterangan lebih jauh
dari dan tentang orang tuanya Serta tentang kondisi keluarganya, dan Guru Kelas ingin
menyampaikan sesuatu kepada orang tua siswa tentang permasalahan anaknya itu. Hasil
kunjungan rumah dapat dipergunakan oleh Guru Kelas untuk melanjutkan pelajarannya terhadap
siswa yang bersangkutan. Lebih jauh, dengan kunjungan rumah itu orang tua dapat diajak
bekerja sama untuk mengentaskan permasalahan siswa tersebut.

Kegiatan kunjungan rumah dapat diganti dengan pemanggilan orang tua ke sekolah.
Namun demikian, kunjungan rumah secara langsung akan lebih menguntungkan, karena
penerimaan orang tua terhadap guru di rumahnya sendiri akan lebih akrab sehingga lebih
memungkinkan dijalinnya kerja sama. Di samping itu, kunjungan I memungkinkan rumah lebih
memungkinkan Guru Kelas melihat secara langsung dan memahami lebih mendalam suasana
rumah dan keluarga siswa yang sedang dibimbingnya itu.

6
B. Tujuan kunjungan rumah

Secara umum, kunjungan rumah bertujuan untuk memperoleh data yang lebih lengkap
dan akurat tentang siswa berkenaan dengan masalah yang di hadapinya. Selain itu, juga
bertujuan untuk menggalang komitmen antara orang tua dan anggota keluarga lainnya dengan
pihak sekolah atau madrasah, khususnya berkenaan dengan pemecahan masalah klien. Kunungan
rumah bertujuan untuk mengenal lebih dekat lingkungan hidup siswa sehari-hari.

Secara khusus tujuan kunjungan rumah berkenaan dengan fungsi-fungsi bimbingan.


Dengan memahami siswa secara lebih luas dan komitmen orang tua serta anggota keluarga
lainnya, maka pelayanan bimbingan dan konseling akan dapat terwujud secara Efektif dan
evisien. Dan pada gilirannya dapat mengentaskan siswa dari kondisi bermasalah kepada kondisi
yang lebih baik.

Kunjungan rumah dilakukan dalam rangka mengumpulkan data atau melengkapi data
siswa yang terkait dengan keluarga. Dengan data yang lebih lengkap dan terbinanya komitmen
orang tua maka upaya pencegahan masalah terutama yang disebabkan oleh faktor-faktor
keluarga, lebih memungkinkan untuk data dilaksanakan. Dengan demikian, berkaitan dengan
fungsi pencegahan, kunjungan rumah bertujuan untuk mencegah timbulnya atau atau
memecahkan masalah siswa terutama yang disebabkan oleh faktor-faktor keluarga. Melalui
kunjungan rumah, akan terbina kerjasama yang baik antar konselor dengan orang tua siswa,
sehingga akan terwujud situasi yang kondusif bagi pengembangan dan pemeliharaan potensi
siswa. Apabila tujuan-tujuan berkaitan dengan fungsi-fungsi diatas tercapai, maka berkenaan
dengan fungsi advokasi, melalui kunjungan akan lebih memungkinkan tegaknya hak-hak siswa.

C. Komponen-komponen kunjungan rumah

Ada tiga komponen pokok berkenaan dengan kunjungan rumah, yaitu kasus, keluarga
dan konselor.

1) Kasus. Kunjungan rumah difokuskan pada penanganan kasus yang dialami oleh klien
(siswa) yang terkait dengan faktor-faktor keluarga, kasus siswa terlebih dahulu dianalisis,
dipahami, disikapi dan diberikan (dilaksanakan) perlakuan awal tertentu, dan selanjutnya

7
diberikan pelayanan bimbingan konseling yang memadai. Perlakuan awal terhadap kasus
dilakukan melalui kunjungan rumah. Hasil kunjungan rumah digunakan dalam pelayanan
bimbingan dan konseling. Kunjungan rumah juga dapat merupakan bagian langsung atau
tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling terlebih dahulu terhadap kasus yang
dimaksud.
2) Keluarga. Keluarga yang menjadi fokus kunjungan rumah meliputi kondisi-kondisi yang
menyangkut: a. Orang tua atau wali siswa, b) anggota keluarga yang lain, c) orang-orang
yang tinggal dalam lingkungan keluarga yang bersangkutan, d) kondisi fisik rumah,
isinya dan lingkungannya, e) kondisi ekonomi dan hubungan sosioemosional yang terjadi
dalam keluarga.
3) Konselor. Konselor atau pembimbing bertindak sebagai perencana, pelaksana dan
sekaligus pengguna-pengguna hasil kunjungan rumah. Seluruh kegiatan kunjungan
rumah dikaitkan langsung dengan pelayanan bimbingan dan konseling dan kegiatan
pendukung layanan bimbingan dan konseling lainnya.

D. Tekhnik kunjungan rumah


1. Format. Kunjungan rumah dapat dilakukan mengikut format lapangan dan politik.
Melalui kunjungan rumah konselor memasuki lapangan permasalahan klien yang
menjangkau kehidupan keluarga klien. Dengan jangkauan yang lebih luas di harapkan
penanganan masalah klien dapat dilakukan secara lebih komprehensif dan intensif.
Strategi politik pun dapat dilakukan yaitu menghubungi pihak-pihak lain yang terkait
dalam keluarga. peran positif pihak-pihak lain yang terkait dibangkitkan untuk
penuntasan pengentasan (pemecahan masalah) klien serta optimalisasi pengembangan
potensi-potensinya. Kunjungan rumah menjangkau lapangan permasalahan klien yang
menjangkau kehidupan keluarga dan terlaksanakan politik yaitu menghubungi pihak-
pihak terkait dengan keluarga.
2. Materi. Materi Yang perlu diperhatikan saat di hadapan keluarga : Tidak melanggar asas
kerahasiaan klien, Semata-mata untuk memperdalam masalah klien, Tidak merugikan
klien. Dalam kaitannya dengan kedudukan hubungan kekeluargaan dalam keluarga yang
bersangkutan, hubungan sosioemosional, pemberian kesempatan dan fasilitas serta
keterkaitan kerja materi yang dibicarakan meliputi kondisi-kondisi: orang tua atau wali

8
siswa, anggota keluarga lainnya, orang-orang yang tinggal dalam lingkungan keluarga
yang dimaksud. Kondisi fisik rumah, isinya dan lingkungannya, kondisi ekonomi dan
hubungan sosio-emosional yang terjadi dalam keluarga. Keseluruhan materi diatas,
dirangkai secara sistematis baik dalam penggaliannya bersama anggota keluarga yang
dikunjungi maupun dalam menyusun hasil kunjunganrumah nantinya.
3. Peran klien. Menyetujui Kunjungan Rumah yang akan dilakukan klien dan
mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan rumah. Keterbukaan,
objektifitas, kenyamanan, suasana kelancaran kegiatan, serta dampak positif bagi siswa
dan keluarganya, menjadi pertimbangan dan kriteria keterlibatan siswa.
4. Kegiatan. Melakukan wawancara dan pengamatan dan memeriksa dokumen-dokumen
yang dimiliki keluarga. Konselor tidak diperbolehkan memeriksa berbagai dokumen yang
dimiliki keluarga, kecuali keluarga yang bersangkutan menghendakinya. Format atau
teknik layanan kelompok dapat diselenggarakan oleh konselor dengan mengikutsertakan
sejumlah anggota keluarga dalam pembicaraan tentang masalah siswa.
5. Undangan terhadap keluarga. Keluarga dapat diundang ke sekolah sesuai dengan
permasalahan klien. Pelaksanaan undangan ini memperhatikan: izin dari klien, perlu
dipersiapkan materi pembicaraan dan peran klien. Undangan terhadap keluarga tidak
boleh dilakukan oleh pembimbing atau konselor dengan tujuan untuk menyampaikan
kepada anggota yang diundang keputusan tertentu yang isinya merugikan siswa. Orang
tua diundang untuk di beritau atau hanya untuk menandatangani perjanjian bahwa
anaknya diskors, tidak naik kelas dan lain sebagainya.
6. Waktu dan tempat. kapan maupun berapa lama kunjungan rumah dilakukan tergantung
kepada perkembangan proses pelayanan terhadap siswa. Kunjungan rumah dapa
dilakukan di lakukan dari awal atau bahkan sebelum pelayanann, ketika proses pelayanan
sedang berlangsung atau sebagai tindak lanjut dari pelayanan tertentu. Lamanya
pembimbing atau konselor berkunjung berkunjung kerumah keluarga siswa juga
tergantung materi yang dibicarakan dan kegiatan yang dilakukan dalam keluarga yang
bersangkutan. Apabila kunjungan rumah diganti dengan kunjungan rumah diganti dengan
undangan keluarga, maka tempat pertemuannya bisa dilakukan ditempat pembimbing
atau konselor bekerja.

9
7. Evaluasi. Untuk mengetahui hasil dari kunjungan rumah, harus dilakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan kunjungan rumah. Dalam konteks pelayanan bimbingan dan
konseling., dapat mencakup proses dan hasil-hasilnya. Evaluasi terhadap unsur-unsur
proses dilakukan secara berkelanjutan selama proses kunjungan rumah berlangsung.
Penilaian terhadap hasil-hasil kunjungan rumah dapat diarahkan pada kelengkapan dan
akurasi data yang diperoleh serta manfaat data tersebut dalam pelayanan terhadap siswa.
Komitmen seluruh anggota keluarga juga perlu mendapat perhatian secara seksama untuk
pemecahan masalah siswa.

E. Pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah


1. Pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah juga menempuh tahap-tahap kegiatan seperti:
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut dan laporan.
2. Perencanaan. Pada tahap perencanaan, hal-hal yang dilakukan adalah a). Menetapkan
kasus dan klien yang mengalaminya yang memerlukan kunjungan rumah, b).Meyakinkan
klien tentang pentingnya kunjungan rumah, c).Menyiapkan data atau informasi pokok
yang perlu dikomunikasikan kepada keluarga, d) menetapkan materi kunjungan rumah
atau data yang perlu diungkapkan dan peranan masing-masing anggota keluarga yang
akan ditemui, e). Menyiapkan kelengkapan administrasi.
3. Pelaksanaan. Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah a) mengomunikasikan rencana
kegiatan kunjungan rumah kepada berbagai pihak yang terkait, b) melakukan kunjungan
rumah dengan melakukan kegiatan-kegiatan; 1. Bertemu orang tua atau wali siswa atau
anggota keluarga lainnya, 2. Membahas permasalahan siswa, 3. Melengkapi data, 4.
Mengembangkan komitmen orang tua atau wali siswa atau anggota keluarga lainnya, 5.
Menyelenggarakan konseling keluarga apabila memungkinkan, 6. Merekam dan
menyimpulkan hasil kegiatan.
4. Evaluasi. Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah; a. Mengevaluasi proses
pelaksanaan kunjungan rumah, b. Mengevaluasi kelengkapan dan keakuratan hasil
kunjungan rumah, serta komitmen orang tua/ wali/ anggota keluarga lain, c.
Mengevaluasi penggunaan data hasil kunjungan rumah dalam pengentasan masalah klien,
d. Analisis terhadap efektifitas penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap penanganan
kasus, khususnya pengentasan masalah klien.

10
5. Analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan anlisis
terhadap evektifitas penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap pemecahan kasus siswa.
6. Tindak lanjut. a. Mempertimbangkan apakah diperlukan kunjungan rumah ulang atau
lanjutan. b. Mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan menggunakan data hasil
kunjungan rumah yang lebih atau akurat.
7. Laporan. Pada tahap ini pembimbing atau konselor melakukan kegiatan. a. Menyusun
laporan kegiatan KRU, b. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait, c.
Mendokumentasikan laporan.

F. Kelebihan dan kekurangan kunjungan rumah


a. Kelebihan
 Mendapatkan secara langsung data dan masalah yang dihadapi oleh siswa.
 Dapat untuk mencocokkan data yang sebelumnya telah diperoleh dari siswa.
 Memperoleh hubungan timbal balik / kerjasama yang sehat antara pembimbing dan orang
tua.
b. Kekurangan
 Menyita banyak waktu dari pembimbing di luar jam kerjanya.
 Orang tua mudah merasa tidak enak dipancingi informasi macam-macam tentang
keadaan keluarganya.
 Informasi yang dapat diperoleh terbatas, sebab petugas bimbingan hanya melihat ruang
tamu.
 Pada umumnya orang tua cenderung memberikan kesan yang baik tentang keluarganya,
sehingga informasi yang diberikan tidak / belum tentu menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya.
 Orang tua siswa belum menyadari pentingnya kunjungan rumah.
 Hambatan bagi pembimbing yang belum matang secara pribadi dan dalam pemahaman
sosial yaitu adanya kesukaran ketika berhubungan dengan orang tua. Adanya perasaan
curiga dari orang tua jika tujuan home visit tidak jelas.

STUDI KASUS KUNJUNGAN RUMAH


Studi Kasus Pada Siswa Yang Kurang Mendapat Perhatian Orang Tua Pada SMK

11
PENDAHULUAN

Orang tua yang memberikan perhatian yang baik terhadap anak mampu memberikan
pengaruh yang positif terhadap anak, sedangkan orang tua yang kurang memberikan perhatian
terhadap anak akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap anak. Hal ini telah terbukti
dalam banyak hasil penelitian. Sebagai salah satu faktor penting dalam pengasuhan anak dalam
keluarga, maka berikut ini tabel tentang pekerjaan dan pengahasilan orang tua wali murid pada
SMK Negeri 1 Sikur.

Dari tabel diatas didapat pekerjaan orang tua wali murid pada SMK Negeri 1 Sikur
dominan bekerja pada tiga bidang pekerjaan yakni 83 orang wali murid berkerja sebagai
wiraswasta, 75 orang sebagai petani dan 57 orang wali murid bekerja sebagai buruh, dengan
penghasilan + Rp.500.000 s/d Rp.1.000.000 / bulan. Hal ini merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kurangnya tingkat perhatian orang tua pada anak terutama dalam hal pendidikan
baik di rumah, di masyarakat maupun di sekolah.

Dari himpunan data yang didapatkan dari guru BK, siswa pada SMK Negeri 1 Sikur
kelas XII berjumlah 238 dengan 7 kelas dan 7 jurusan (XII-UPM, XII-TSM, XII-TB,XII-
MM1,XII-MM2,XII-TN dan XII-TKJ). Dari jumlah siswa 238 tersebut terdapat (10%) siswa
kurang mendatkan perhatian orang tua di sekolah maupun di rumah. Dari siswa yang berjumlah
(10%) tersebut diambil 1 orang siswa yang sangat kurang mendapatkan perhatian orang tua yaitu
siswa (R) kelas XII Usaha perjalana wisata/UPW.

12
Perhatian merupakan pemusatan perhatian tehadap segala aktivitas yang di lakukan
kepada anak oleh orang tua, dengan sepenuh jiwa dan kesadaran. Perhatian adalah pemusatan
tenaga psikis tertuju kepada suatu objek, banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas yang dilakukan Slameto (dalam Endriani, 2016: 107-108).

Perhatian Orang tua terhadap anak dalam pendidikan sangat penting karena keluarga
adalah pendidikan informal yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Misalnya orang
tua yang kurang perhatian terhadap anaknya karena sibuk dengan pekerjaanya atau yang lainya
maka anak malas belajar dan tidak berminat untuk belajar, karena tidak ada yang mengarahkan/
memberi semangat untuk belajar Slameto (dalam Hasgimianti, 2017: 56-75).

UU nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan anak pasal 26 (dalam Ridwan (2019:68)
mengemukakan bahwa kewajiban orangtua adalah (a) mengasuh, memlihara, mendidik, dan
melindungi anak; (b) menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya; (c) menegah terjadinya perkawinan pada usia anak (dibawah aturan Negara); (d)
memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi peketi pada anak. Tanggung jawab
orang tua adalah sebagai pendidik yang pertama bagi seorang anak untuk menjadi pribadi yang
berakhlak, mempuyai sosial pada keluarga dan masyarakat.

Seorang anak memiliki kewajiban berbakti kepada orang tua, bertanggung jawab kepada
orang tua dan orang tua berhak mendapatkan cinta, kasih sayang, dihormati, nafkah dan
mendapatkan do’a dari anaknya. Kewajiban anak sendiri merupakan hal yang harus dilakukan
oleh seorang anak kepada orang tua dan hal ini kemudian diatur di dalam pasal 46 Ayat (1) dan
(2) Undang-Undang Perkawinan yang berisi: (a) Anak Wajib menghormati orang tua dan
mentaati kehendak mereka yang baik. (b) Jika anak telah dewasa, ia wajib memelihara menurut
kemampuannya UU perkawinan (dalam Yasmin, 2017:15-16).

Perlakuan otoriter dan permisif anak akan menjadi pribadi yang membantah orang tua,
tidak berbakti dan suka melawan orang tua karena cara memperlakukan anak tidak sesuai dengan
karakter anak. Menurut (Ridwan, 2019:60) mengemukakan bahwa “kegagalan menanamkan
akidah berartimenjadikan anak sebagai musyrik. Kegagalan itu adalah kegagalan terbesar karena
ia adalah kezaliman yang terbesar”. Upaya-upaya yang di lakukan oleh seorang konselor untuk
menangani kasus, adanya penyikapan,pemahaman dan penanganan, sebelum tahap itu terlebih

13
dahulu adaya gejala pada kasus. Dalam menghadapi suatu kasus yang di alami oleh seseorang
ada tiga hal yang perlu diselenggarakan,yaitu peyikapan, pemahaman dan penanganan terhadap
kasus tersebut (Prayitno, 2013:53).

METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2014:7) penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada pupulasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian. Dengan demikian
laporan penelitian akan berisi kutipan data-data, untuk memberi gambaran penyajian laporan
tersebut. Data – data tersebut berasal dari leger nilai, observasi, wawancara, instrument dan
kunjungan rumah, kemudian menjadi acuan untuk menjadi analisis.

Selain itu Ridwan (2019:29) metode studi kasus adalah suatu proses yang diawali dengan
melakukan sejumlah asesmen, di mana hasilnya disintesis ( dirangkum). Hasil sistesis data
kemudian dilakukan diagnosa, setelah dilakukan diagnosa maka dilanjutkan dengan prognosis
dan selanjutnya dilakukan penanganannya.

Adapun yang dijelaskan pada desain studi kasus proaktif, di mana desain ini
memperkenalkan konsep perbuatan salah, kedurhakaan, subab-sebab dan penyebab yang berasal
dari faktor eksternal dan internal.

14
Langkah - langkah prosedur studi kasus, langkah asesmen, langkah analisis, langkah
sintesis, langkah diagnosis dan Langkah Prognosis.

Menurut Arikunto (2006:156) Subyek penelitian adalah suatu yang sangat penting
kedudukanya dalam penelitian, subyek penelitian harus didata sebelum peneliti siap untuk
mengumpulkan data. Subyek penelitian dapat berupa benda, hal atau orang dengan demikian
subyek penelitian pada umunya menusia atau apa saja yang menjadi urusan manusia. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XI sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 Sikur yang
memiliki permasalah yakni kurangnya mendapat perhatian orang tua.

Sementara itu Sugiyono (2012:5) instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan
penelitian. Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang diinginkan dalam penelitian.
Instrumen berfungsi sebagai alat pada waktu penelitian yang menggunakan suatu metode. Dalam
penelitian ini menggunakan Instrumen seperti instrumen kedurhakaan, instrumen DCM,
instrumen sosiometri, angket orang tua, wawancara, observasi, leger nilai dan kunjungan rumah.

Selanjutnya Purwanto (1991) analisi data yang digunakan adalah deskriptif dimana
mendeskripsikan atau menggambarkan dari hasil analisis data, adapun penyajiannya
menggunakan, tabel, sosiogram, dan lain sebagainya. Dan untuk menghitung profil jumlah %
dalam penelitian ini maka dilakukan pengolahan data hasil skor capaian responden yang
didasarkan hasil dari masing-masing item pertanyaan untuk setiap indikator dengan formulasi
rumus persentase.

HASIL PENELITIAN

1. Hasil analisis observasi menunjukkan bahwa siswa (R), tanpak pada saat bertemu dengan
guru ia tidak mengur, mengucapkan salam serta bersalaman kepada guru, dan siswa (R)
juga kurang memiliki perilaku sopan saat memasuki rusng kerja guru, seperti pada saat
siswa (R) masuk ke ruang BK tanpa salam.
2. Hasil analisis leger nilai menunjukkan siswa (R) ini terdapat tiga yang diberi kode (C)
yakni, (1) mata pelajaran pendidikan agama & budi pekerti, (2) matematika dan (3)

15
pemesanan dan penghitungan tarif penerbangan. Sedangkan terdapat delapan nilai yang
diberi kode (B), yakni (a) bahasa indonesia, (b) produk kreatif dan kewira usahaan, (c)
panduan perjalanan wisata, (d) pengelolaan meeting, insentif, conference dan exhibition
(e) bahasa inggris dan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Dari hasil leger nilai
yang didapat siswa (R) maka bisa dibilang siswa (R) ini memiliki nilai yang cukup
rendah dibandingkan dengan nilai siswa yang lain, siswa (R) mendapatkan peringkat ke
25 dari 34 siswa di kelasnya.
3. Hasil analisis wawancara dengan guru BK dan guru mapel menunjukkan bahwa : siswa
(R) di Sekolah sering melanggar peraturan sekolah seperti dalam satu minggu sekolah
bisa sampai 1-2 kali tidak masuk tanpa keterangan, sering bolos sekolah 2-4 kali dalam
satu bulan, dan sering melanggar peraturan seperti : a. Menggunakan rok sempit, b.
Menggunakan make-up dan lipstik, c. sering bermasalah dengan guru.

Siswa (R) ini sering tidak mendapatkan keadilan dirumah seperti, selalu dimarah-
marahi oleh kedua orang tua tanpa alasan. Siswa (R) ini juga sering merasa tidak pernah
di perlakukan adil oleh guru di sekolah, seperti saat dia melakukan kesalahan dia selalu di
marahi didepan teman-temannya.

4. Hasil analisis instrumen kedurhakaan menunjukkan bahwa siswa ( R) ini memiliki


permasalah dengan ketaatan kepada Tuhan dan orang tua. Siswa (R) ini bermasalah
dengan ketaatan kepada orang tua, yang di buktikan dengan menjawab pertanyaan
instrument kedurhakaan yaitu, menyatakan bahwa dirinya tidak nyaman tinggal dengan
orang.
5. Hasil analisis angket DCM menunjukkan bahwa siswa (R) memiliki hasil persentase
jawaban angket DCM, didapat hasil adalah 10 % yang berarti kualifikasi/kreteria jawaban
responden adalah sangat rendah.
6. Hasil analisis sosiometri menunjukkan bahwa dari hasil sosiogram diatas menujukkan
bahwa terdapat 2 orang yang memilih siswa (R) dan ada 9 orang yang menolak siswa (R),
dapat dilihat dari sosiogram diatas bahwa lebih bayak yang menolak siswa dari pada yang
memilih, dengan demikian maka siswa (R) bayak bermasalah dengan teman kelas.

16
7. Hasil analisis kunjungan rumah menunjukkan bahwa siswa (R) kurang baik dan di sekitar
rumahnya bayak orang yang melakukan hal-hal negatif seperti mengkonsumsi miras dan
narkoba. Orang tua siswa (R) mengemukakan bahwa anaknya sering tidak mau
mendengar nasihat, atupun larangannya, dan siswa (R) tidak mau membentu orang tua di
rumah seperti membersihkan rumah, masak dan mengambil air disumur.
8. Hasil analisis angket orang tua menunjukkan bahwa siswa (R) menunjukkan bahwa
pendidikan orang tua, pekerjaan, pendapatan, lingkungan dan tingkat ketaatan orang tua
kepada Tuhan adalah sebagai penyebab yang dominan atas permasalahan kurangnya
perhatian orang tua pada siswa.

Kasus mengalami permasalah mental dan suka membantah, inti masalahnya adalah
pada masalah spiritual, durhaka kepada Tuhan dan orang tua. Kasus mengalami salah
pergaulan yang mengakibatkanya menjadi pribadi yang tidak bisa mengontrol diri pada
pergaulan, di lingkungan rumah maupun di sekolah. Dan kasus juga mengalami
permasalahan dalam belajar yang menjadikan ia mendapat nilai yang rendah pada
beberapa mata pelajaran, seperti beberapa nilai mendapatka poin C. Juga kasus
mengalami permasalah pada prencanaan diri dalam melanjutkan sekolah dan keinginan
untuk berkerja.

Berdasarkan hasil analisis diatas, berikut disajikan sistesisnya :

1. Rincian Masalah Kasus


a) Kasus Umum

17
Kelebihan yang dimiliki siswa (R) ialah dia memiliki kemampuan berbahasa inggris
yang baik dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya. Dan dengan kemampuan
tersebut siswa (R) pernah mengikuti lomba debat bahasa inggris tingkat SMK
sekabupaten Lombok Timur mewakili SMK Negeri 1 Sikur. Kelemahan yang dimiliki
siswa (R) ialah dia tidak bisa mengontrol diri dalam pergaulan, seperti memilih teman
dan media sosial.

Masalah kasus terletak pada sikap siswa (R) dalam menghadapi sesuatu dengan
santai, tidak terlalu peduli dengan akibat dari sesuatu hal yang dilakukan akan menjadi
negativ. Seperti melanggar peraturan sekolah yaitu : (a) bolos, (b) alpa, (c) mengecat
rambut dan (d) mengaplod foto yang tidak berahlak, pada media sosial seperti facebook.
Siswa (R) tidak mau tau bahwa yang dilakukannya salah dan akan menjadi msalah besar.

Sebab internal ini berupa hasil dari asuhan/pendidikan yang diberikan kepada anak
oleh orang tua baik secara langsung atupun tidak langsung. Berupa orang tua siswa tidak
memberikan contoh yang baik kepada siswa (R), seperti pada jawaban angket orang tua
yakni, orang tua siswa jarang mengikuti sholat berjamaah, menghadiri dakwah, wirid dan
dzikir.

Sebab external ini berupa pengasuhan keluarga, pengaruh teman sebaya dan medsos,
dimana hasil dari analisis dari beberapa instrument, observasi, wawancara dan kunjungan
rumah menghasilkan data bahwa. Siswa (R) ini memiliki permasalahan dengan
pengasuhan keluarga, masalah inti kasus, yakni menunda nunda melaksanakan perintah
Tuhan. Dengan itu juga ia durhaka kepada orang tua (sering membantah orang tua), suka
cekcok dengan mereka, dengan kata lain kasus hidupnya tidak sesuai fitrah.

2. Penyebab Masalah Kasus

Penyebab masalah kasus siswa (R) ialah dikarenakan siswa (R) tidak mau mendengar
nasehat dari orang tua, dan tidak mau memperdulikannya dan juga menolak/melawan
orang tua dan bila diingatkan bahwa yang dilakukannya salah. Juga apa bila siswa (R)
diingatkan oleh orang tua/guru ia tidak mau peduli terhadap peringatan tersebut dan
cendrung melawan.

18
3. Akibat-Akibat Yang Mungkin Terjadi Jika Kasus Tidak Ditangani
 Konseli menjadi anak yang malas dalam segala hal.
 Konseli menjadi anak yang durhaka kepada Tuhan dan orang tua.
 Tidak adanya motivasi berubah.
 Kenakalan siswa akan semakin bertambah
 Siswa cendrung mencari perhatian-perhatian dengan hal-hal yang tidak baik/
melanggar norma agama.

Berdasarkan hasil sintesis diatas, berikut ini disajikan diagnosisnya :

 Kasus mengalami permasalah mental dan suka membantah, inti masalahnya adalah pada
masalah spiritual, durhaka kepada Tuhan dan orang tua.
 Kasus mengalami salah pergaulan yang mengakibatkanya menjadi pribadi yang tidak bisa
mengontrol diri pada pergaulan dan kasus mengalami permasalahan dengan teman kelas.
 Kasus mengalami permasalahan dalam belajar yang menjadikan ia mendapat nilai yang
rendah pada beberap mata pelajaran seperti beberapa nilai mendapatka poin C.
 Kasus mengalami permasalah pada prencanaan diri dalam melanjutkan sekolah dan
keinginan untuk berkerja.

Berdasarkan hasil diagnosis diatas, berikut ini disajikan prognosisnya :

 Bidang Pribadi : Kasus mengalami permasalah mental dan suka membantah, inti
masalahnya adalah pada masalah spiritual, durhaka kepada Tuhan dan orang tua.
Layanan yang digunakan adalah konseling individu dengan pendekatan spiritual dan
kunjungan rumah. Yang terlibat guru BK dan Wali murid.
 Bidang Sosial : Kasus mengalami salah pergaulan yang mengakibatkanya menjadi
pribadi yang tidak bisa mengontrol diri pada pergaulan, dan kasus mengalami
permasalahan dengan teman kelas. Layanan yang digunakan adalah konseling individu
dengan pendekatan realitas. Yang terlibat guru BK, wali kelas dan guru bidang studi
 Bidang Belajar : Kasus mengalami permasalahan dalam belajar yang menjadikan ia
mendapat nilai yang rendah pada beberap mata pelajaran seperti beberapa nilai
mendapatka poin C. layanan yang diberikan adalah konseling kelompok dengan
pendekatan. Yang terlibat wali kelas dan guru bidang studi

19
 Bidang Karir : Kasus mengalami permasalah pada prencanaan diri dalam melanjutkan
sekolah dan keinginan untuk berkerja. Layanan yang diberikan ialah konseling karir.
Yang terlibat guru BK dan wali murid.

PEMBAHASAN

Berdasarkan tujuan dan hasil dari penelitian, maka akan dibahas tentang gambaran
bagaimana kurangnya perhatian orang tua pada siswa pada SMK Negeri 1 Sikur. Bentuk
kurangnya perhatian orang tua pada siswa, seperti tidak memberikan peringatan terhadap
perilaku anak, dan orang tua tidak memberikan pengasuhan yang baik yang menyebabkan anak
melakukan prilaku yang menyimpang.

Faktor penyebab kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa adalah faktor ekonomi
keluarga yang kurang baik, menyebabkan siswa kurang mendapat perhatian orang tua. Dan juga
faktor ketaatan orang tua kepada Tuhan dan tidak tanggung jawab kepada amanah Tuhan yang
menjadi salah stu sebab. Juga faktor sosial orang tua yang sangat kurang memberi andil terhadap
kurangnya tingkat perhatian orang tua kepada siswa.

Pengaruh kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa, ialah pada prestasi belajar siswa
yang menurun, dikarenakan siswa jarang berada dirumah untuk belajar, lebih bayak berada diluar
lingkungan rumah. Kemudian hubungan sosia siswa menjadi terisolir pada keluarga, dan
lingkungan yang menjadikan siswa menjadi kurang bersosialisasi dengan keluarga atau tetangga
Prognosis yang di lakukan guru bimbingan dan konseling terhadap siswa yang kurang mendapat
perhatian orang tua ialah memberikan layanan-layana seperti : (a). Layanan konseling individu.
(b). Konseling kelompok, (c).Konseling karir, dan (d). Kunjungan rumah.

Berdasarkan penelitian yang relevan bahwa perhatian orang tua sangat penting dan sangat
berpengaruh terhadap tingkah laku,kecerdasan,kepribadian dan tingkak ketaatan siswa kepada
Tuhan dan orang tua. Maka setelah melakukan studi kasus pada siswa yang kurang mendapat
perhatian orang tua, di dapatkan faktor dan penyebab kurangnya perhatian orang tua kepada
siswa.

20
KESIMPULAN STUDI KASUS

Berdasarkan analisis data sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk
kurangnya perhatian orang tua kepada siswa ialah kurangnya perhatian orang tua dalam
mengasuh anak. Seperti orang tua tidak memberikan perhatian terhadap pendidikan, sosial, dan
tumbuh kembang anak. Faktor penyebab kurangnya siswa mendapat perhatian orang tua,
dikarenaka keadaan ekonomi, sosial dan tingkat ketaatan orang tua dalam beribadah yang kurang
baik.

Pengaruh kurangnya perhatian orang tua kepada siswa ialah prestasi belajar siswa yang
menjadi menurun, serta hubungan sosial siswa juga menjadi bermasalah baik dirumah maupun
disekolah. Dan kasus mengalami permasalahan mental dan suka membantah Tuhan dan orang
tua, kemudian juga kasus mengalami permasalahan pada perencanaan diri dalam melanjutkan
sekolah dan keinginan bekerja. Layanan yang diberikan kepada siswa seperti, layanan konseling
individu dan konseling kelompok untuk mengentaskan permasahan sosial, belajar, pribadi dan
karir yang ada pada diri siswa, dan melakukan kunjungan rumah untuk lebih menguatkan
perubahan yang terjadi pada siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan , maka saran yang dapat diberikan
yakni : (a) Bagi konselor, hendaknya memberikan layanan-layanan yang tepat pada
permasalahan yang dihadapi siswa, baik masalah pribadi, sosial, belajar dan karir. (b) Bagi
siswa, agar bersedia melakukan proses untuk mengentaskan permasalah yang dihadapi. (c) Para
pihak yang terlibat, kepala sekolah , guru kelas, wali kelas, guru BK dan wali murid disarankan
supanya memberikan bantuan, yang sesuai dengan permasalah yang dihadapi siswa seperti,
perhatian dan bimbingan baik di dalam kelas, lingkungan sekolah maupun rumah. Dan (d) Bagi
sekolah, hendaknya memfasilitasi konselor dengan memberikan kebutuhan secara meteril, agar
fasilitas yang dibutuhkan konselor terpenuhi agar layanan yang diberikan konselor maksimal,
baik dari ruangan dan fasilitas yang lain.

21
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kunjungan rumah adalah salah satu tehnik pengumpul data dengan jalan mengunjungi
rumah siswa untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa dan untuk
melengkapi data siswa yang sudah ada yang diperoleh dengan tehnik lain.

Tujuan kunjungan rumah terbagi atas dua yaitu tujuan umum dan khusus, komponen-
komponen kunjungan rumah terdiri atas kasus, keluarga, dan konselor. Komponen pokok
berkenaan dengan kunjungan rumah yaitu kasus, keluarga dan konselor.

Teknik kunjungan rumah adalah format, materi, peran klien, kegiatan, undangan terhadap
keluarga, waktu dan tempat serta evaluasi.pelaksanaan kegiatan-kegiatan bimbingan yang
lainnya telah disebutkan diatas pelaksaan kegiatan kunjungan rumah juga menempuh tahap-tahap
kegiatan seperti, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi analisis hasil evaluasi, tindak lanjut dan
laporan.

B. SARAN

Kepada pembaca, yaitu makalah saya masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya
meminta kepada para pembaca untuk menyempurnakan isi, bahan dan masih banyak lagi hal-hal
yang lainnya dan semoga makalah saya bisa bermanfaat di masyarakat guna menambah ilmu
pengetahuan masyarakat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Endriani, Ani, (2016). Realita Bimbingan dan Konseling. Jurnal Peneliti dan Pengembangan

Pendidikan, Volume 1, hlm.104-195

Hasgimianti, (2017). Perhatian Orangtua Terhadap Kegiatan Belajar Siswa Yang Berlatar

Belakang Budaya Melayu Dan Jawa Dalam Perspektif Gender. Jurnal Perempuan,
Agama dan Jender, Volume 16, hlm. 56-75

Krismiati, (2017). Hubungan Perhatian Orang Tua dan Motivasi Untuk Anak Dengan Anak

Putus Sekolah Usia Remaja. Jurnal Keperawatan, Volume 5, hlm. 1-8

Puspita, Minda. (2013). “Hubungan Antar Perlakuan Orangtua Dengan Kontrol Diri Siswa Di

Sekolah”. Jurnal Ilmiah Konseling,Volume 1, hlm. 330-337

Ridwan, (2019). Konseling Kasus. Bandung: Alfabate

Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, Bandung:

Alfabet.

Suharamawan, Wahid, (2016). Asesmen Teknik Non Tes Bimbingan & Konseling, Bogor: Grhan

Cipta Media.2016

Sihabudin, Mukh, (2015). Peran Orang Tua Dalam Bimbingan Konseling Siswa. Jurnal

Kependidikan, Volume 3, hlm. 123-137

Setiawan, Muhammad, (2015). Hubungan Perhatian Orang Tua Dan Partisipasi Aktif Siswa

Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Skripsi. Tidak di duplikasikan.Yogyakarta: Program


Pasacasarjana Universitas Negeri Yogyakkarta

Senjari, Ilham, (2017). Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Dalam
Perspektif

23
Hadst. Skripsi. Tidak di duplikasikan, Surakarta: Program Pasacasarjana Institut Agama

Islam Negeri Surakarta.

Yasmine, Charisa, (2017). Pelaksanaan Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua Studi Kasus Unit

Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha (Pstw) Khusnul Khotimah


Pekanbaru

Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Jurnal

Children, Obligations, Parents, Volume 4, hlm. 1-14

24
PETA KONSEP

KELEBIHAN DAN PENGERTIAN


KEKURANGAN

PELAKSANAAN TUJUAN

KUNJUNGAN
RUMAH

KOMPONEN -

TEKNIK KOMPONEN

25

Anda mungkin juga menyukai