Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

RENCANA KONSELING PRA-NIKAH


A. Identitas (disamarkan)
Nama suami : Soleh
Nama istri : Bila
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai swasta
Alamat : Perum Bumi Asri No.22
B. Deskripsi masalah yang dikeluhkan (profil)
S dan B, merupakan pasangan calon suami dan istri yang akan menikah beberapa
bulan ke depan. Namun, semakin mendekati waktu pernikahan masalah-masalah muncul
baik dari diri mereka sendiri maupun lingkungan. Mulai dari perbedaan-perbedaan
pendapat antar kedua calon pasangan yang mana masing-masing dari kedua calon
pasangan memiliki ego yang tinggi sehingga membuat perbedaan-perbedaan pendapat
yang ada tidak menemukan jalan keluar. Komunikasi antar kedua calon pasangan yang
kurang baik karena masing-masing calon pasangan memiliki gengsi yang tinggi, sehingga
sering mengalami salah paham antar kedua belah pihak. Juga faktor lingkungan yang
terkadang sering ikut campur dan meracuni pikiran-pikiran dari masing-masing calon
pasangan yang membuat permasalahan dalam kedua belah pihak semakin keruh.
C. Dinamika Psikologis
Sebagaimana diketahui bahwa bimbingan pernikahan termasuk dalam bimbingan
keluarga, yang merupakan upaya pemberian bantuan kepada individu agar mereka
mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara
produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta
berperan dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Nurihsan (2009: 99) menyebutkan bahwa konseling keluarga tidak menghilangkan
signifikansi proses intrapsikis yang sifatnya individual, tetapi menempatkan perilaku
individu dalam pandangan yang lebih luas. Perilaku individu itu dipandang sebagai suatu
yang terjadi dalam sistem sosial keluarga. Dengan demikian, ada perubahan cara pandang
dalam memahami perilaku manusia.
Pendekatan Humanistik merupakan salah satu pendekatan dalam konseling yang akan
diimmplementasikan dalam praktek konseling pra-nikah. Carl Rogers memperkenalkan
suatu pendekatan dalam konseling pada diri konseli. Selama wawancara konseling
berlangsung, konseli diberi kesempatan dan kebebasan untuk mengekspresikan diri dan
emosinya serta dipercayakan utnuk memikul sebagian besar tanggung jawab bagi
pemecahan masalahnya. Pendekatan ini mulai diperkenalkan pada tahun 1951 (Meyer dan
Meyer, 1975) dalam M. A. Subandi ( 2003: 39).
Rogers sangat yakin, bahwa pengalaman individual yang sesungguhnya hanya dapat
diketahui secara lengkap oleh individu itu sendiri, bahwa seseorang akan merupakan
sumber informasi yang terbaik mengenai dirinya sendiri. Kedua pasangan calon
pengantinlah yang sangat mengetahui permasalahan yang dihadapi, kekhawatiran dan
perbedaan-bperbedaan yang muncul menjelang pernikahan, dan masalah-masalah lainnya
sehingga dengan pendekatan ini diharapkan kedua pasangan calon pengantin dapat
mempersiapkan pernikahannya dalam rangka menuju kebahagiaan.
Pendekatan Humanistik ini oleh Carl Rogers disebut sebagai “Person Centered”
berorientasi monistik. Artinya ia memandang manusia sebagai makhluk yang dilahirkan
dengan pembawaan dasar yang baik, memiliki kecenderungan yang bertujuan positif,
konstruktif, rasional, sosial, berkeinginan untuk maju, realistik, memiliki kapasitas untuk
menilai diri dan mampu membawa dirinya untuk bertingkah laku sehat dan seimbang,
cenderung berusaha untuk mengaktualisasikan diri, memperoleh sesuatu dan
mempertahankannya. Setiap manusia memiliki harga dan martabat dirinya, sehingga
dengan didukung oleh pembawaan dasarnya maka setiap manusia akan siap dan mampu
untuk mengatasi masalah.
D. Diagnosis
Berdasarkan dinamika psikologis, dapat disimpulkan bahwa kedua pasangan calon
pengantin mempunyai permasalahan berupa kekhawatiran menjelang pernikahan dan
kurangnya komunikasi antar kedua pasangan calon pengantin. Hal tersebut disebabkan
beberapa faktor, diantaranya:
a) Kurangnya pengetahuan akan dunia pernikahan dan keluarga
b) Keegoisan dari masing-masing calon
c) Mudah terpengaruh oleh perkataan orang lain
E. Prognosis
Dari hasil diagnosis di atas, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan dari kedua calon pengantin, diantaranya:
a) Melakukan bimbinga pra-nikah

Bimbingan pra-nikah akan membantu kedua pasangan calon pengantin dalam


mempersiapkan pernikahan dan membangun keluarga yang bahagia. Dengan melakukan
bimbingan pra-nikah juga akan menambah pengetahuan dari kedua pasangan calon
mengenai kehidupan berkeluargaa.

b) Melakukan konseling pra-nikah dengan pendekatan Humanistik

Pendekatan Humanistik merupakan salah satu pendekatan dalam konseling yang akan
diimmplementasikan dalam praktek konseling pra-nikah. Selama konseling berlangsung,
kedua pasangan calon pengantin diberi kesempatan dan kebebasan untuk
mengekspresikan diri dan emosinya serta dipercayakan utnuk memikul sebagian besar
tanggung jawab bagi pemecahan masalahnya. Di sini diharapkan kedua pasangan calon
mampu mengatasi permasalahannya secara mandiri dan lebih baik.

c) Memperbaiki komunikasi antar kedua pasangan

Dengan komunikasi yang baik, maka kedua pasangan calon akan saling mengerti dan
memahami keadaan satu sama lain. Sehingga tidak muncul kesalah pahaman di antara
kedua belah pihak

F. Tujuan Pelaksanaan konseling yang diberikan


Dari konseling pra-nikah yang dilaksanakan diharapkan S dan B mampu menjadi
pasangan yang siap untuk membangun dan membina keluarga, siap dalam aspek
psikologis….. selain itu juga diharapkan S dan B dapat berkembang dan mampu
memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya baik sebelum maupum
sesudah menikah melalui cara-cara yang menghargai, toleransi, dan komunikasi yang
baik antar pasangan.
G. Hasil layanan yang akan dicapai
Kedua pasangan calon pengantin memiliki pengetahuan-pengetahuan seputar
penikahan dan keluarga, kedua pasangan calon memiliki sikap saling menghargai antar
kedua belah pihak, dan memiliki komunikasi yang baik sehingga tidak terjadi kesalah
pahaman antar kedua belah pihak dan kemauan dari masing-masing dapat tersampaikan.
H. Rencana Tindak lanjut
a) Memantau perkembangan masalah kedua calon pengantin.
b) Memfasilitasi atau membantu kedua calon pengantin dalam menyakini keputusan-
keputusan yang telah dipilih untuk perubahan kehidupanya dan dapat bertanggung
jawab dan menerima kenyataan.
Yogyakarta, 1 Januari 2020
Mengetahui
Konselor, Konseli,

Eka Septiani Soleh Bila


NIM 17104241021

Keterangan :
Dokumen ini bersifat rahasia

Anda mungkin juga menyukai