Anda di halaman 1dari 10

VERBATIM KONSELING INDIVIDUAL

RET (Rational-Emotive
(Rational-Emotive Therapy)

Subhan adalah seorang siswa SMA kelas X. Dia awalnya berasal dari keluarga yang
mampu dan berkecukupan. Dan suatu ketika Orang Tuanya mengalami musibah kecelakaan
yang menyebabkan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga meninggal dunia yang
 berpengaruh pada usahanya yang mengalami kebangkrutan. Hal ini mengharuskan Subhan
untuk menggantikan tugas ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karena disini Subhan
adalah anak laki-laki tunggal dalam keluarganya.
Dan untuk mencukupi kebutuhan dia dan ibunya yang masih dirawat pasca
kecelakaan tersebut Subhan harus bekerja sepulang dari sekolah. Hal ini pun menjadi beban
tersendiri yang harus ditanggung oleh Subhan sebagai anak yang masih duduk di kelas X
SMA.
Berikut proses konseling yang dilakukan :

PERTEMUAN PERTAMA
Pelaku Pernyataan Keterangan
Klien “Selamat pagi Pak....!”
Konselor  “Oh iya...selamat pagi, mari masuk” Good Rapport 
Konselor  “ Maaf, ini dengan siapa ya..” Good Rapport 
Klien “ Saya Subhan Pak, yang kemarin
menghubungi
menghubungi Bapak minta
mint a untuk diadakan
konseling hari ini”
Konselor  “.O iya-iya,
iya-iya, bagaimana kabarnya Mas Good Rapport 
Subhan”
Klien “Alhamdulillah, baik pak.”
Konselor  “bagaimana pelajarannya Good Rapport 
 barusan?menyenangkan?
Klien “ya lumayan pak”
Konselor  “Bagus kalau begitu. Semoga ke depannya  Reinforcement 
Mas Subhan bisa mengikuti pelajaran di
kelas dengan lebih baik ya.”
Klien “Ya, Pak. Terima kasih”
Konselor  “Baiklah kalau begitu, seperti kesepakatan  Role Limit 
kita kemarin, hari ini kita akan melakukan
konseling. Waktu kita nanti 45 menit, dan
mari kita guanakan waktu tersebut sebaik 
mungkin. Nanti silahkan Mas Subhan
 bercerita tentang masalah Mas Subhan
secara terbuka dan jujur dan tidak usah
menutupi sehingga nanti dapat
memudahkan saya dalam membantu Mas
Subhan dalam mencari solusi yang terbaik.
Dan Mas Subhan tidak usah khawatir,
kalau saya akan bercerita kepada orang
lain terkait konseling ini. Karena disini
saya diikat oleh kode etik jadi saya tidak 
mungkin menbicarakan masalah ini  Lead 
kepada orang lain kecuali atas persetujuan
dari Mas Subhan sendiri ”
“ baiklah sekarang coba Mas Subhan
 bercerita tentang masalah yang saat ini
dihadapi oleh Mas Subhan”
Klien “begini pak, saya dulunya memang berasal  Aktivity
dari keluarga yang mampu dan
 berkecukupan. Tapi setelah Orang Tua
saya mengalami musibah kecelakaan
yang mengakibatkan ayah saya meninggal
dunia kehidupan saya menjadi 180
 berubah Pak”
Konselor  “Iya Mas Subhan, bisa diceritakan lebih  Exploring 
terbuka lagi dengan masalah yang Mas
Subhan hadapi sekarang?”
Klien “Karena setelah kejadiaan itu
mengharuskan saya menggantikan tugas
ayah saya menjadi tulang punggung
keluarga Pak. Jadi mau tidak mau setiap
 pulang sekolah mengharuskan saya
 bekerja keras untuk mencukupi
kelangsungan hidup saya dan ibu saya
yang sekarang masih dirawat pasca
kecelakaan Pak”.
Konselor  “ jadi Mas Subhan sekarang merasa Clarification
terbebani jika harus bekerja setelah pulang
sekolah begitu? .”
Klien “iya pak, apa lagi sekarang sepulang  Aktivity
sekolah kan saya pribadi sebenarnya juga
sudah capek ”
Konselor  “Iya..ya.. Bapak mengerti perasaan Mas  Emphaty
Subhan, terus emangnya apakah tidak ada
saudara dekat dari keluarga Mas Subhan
yang bisa membantu perekonomian
keluarga Mas Subhan saat ini?”
Klien “Sebenarnya ada Pak, walaupun masih
satu kota tapi jarak rumah saya dan
keluarga saya tersebut cukup jauh juga”
Konselor  “Iya, dan apakah Mas Subhan pernah  Exploring 
mencoba datang untuk meminta bantuan?”
Klien “Pernah sih Pak sekali, dan mungkin
kerena saya kesananya juga sendirian jadi
tidak begitu diperhatikan. Dan sebenarnya
ibu saya juga sungkan jika harus
 berhutang walaupun dengan keluarga
sendiri”
Konselor  “Mengapa ibu Mas Subhan bisa merasa  Assesment 
demikian?”
Klien “Iya Pak, mungkin ibu saya takut nanti
kalau tidak bisa menggembalikannya
karena ayah saya sekarangkan juga sudah
tidak ada”.
Konselor  “Soal pekerjaan yang biasanya Mas  Assesment 
Subhan lakukan tadi seperti apa ya?”
Klien “Saya melakukan pekerjaan yang bisa
saya kerjakan saja Pak, karena saya sendiri
 juga belum mempunyai ijazah untuk 
mencari pekerjaan yang tetap”
“saya biasanya ikut orang saja seperti
menjadi membantu bersih-bersih dan
mengangkat barang- barang dagangan”
Konselor  “Apakah dengan pekerjaan yang Mas  Lead 
Subhan lakukan tersebut sudah dapat
mencukupi kebutuhan keluarga?”
“dan bagaimana tanggapan ibu Mas
Subhan sendiri dengan pekerjaan yang
dilakukan Mas Subhan tersebut?”
Klien “Sebenarnya masih sangatlah belum Pak,
karena itulah saya merasa sangat pusing
 jika harus memikirkan kebutuhan ekonomi
keluarga sejak dini Pak, mungkin lebih
 baik saya menyusul ayah saya saja Pak,
saya sangat merindukan sosok ayah saya
saat beliau masih hidup”
“sedangkan ibu saya, sebenarnya juga
tidak tega jika melihat saya harus bekerja
Pak, tapi ibu saya taunya juga saya bekerja
yang biasa-biasa saja tidak seperti yang
saya ceritakan tadi Pak.”
Konselor  “Terus dengan Mas Subhan ingin  Lead 
mengakhiri hidup apakah itu jalan keluar 
terbaik? Dan bagaimana dengan nasib ibu
Mas Subhan yang sedang sakit?”
“Dan bagaimana sih sosok ayah Mas
Subhan ketika masih hidup?”
Klien “Iya juga sih Pak, bagaimana dengan ibu Consequence
saya nantinya dan siapa juga yang akan
merawat ibu saya kalau saya juga pergi.
Tapi mungkin sebaiknya saat putus
sekolah saja ya Pak, supaya saya lebih
fokus bekerja untuk mencukupi kebutuhan
keluarga saya?”
“Kalo untuk sosok ayah saya sendiri, ayah
saya adalah seorang pekerja keras sampai
keberhasilan usahanya dapat
membahagiakan keluarganya Pak.”
Konselor  “kalau begitu bagaimana dengan masa  Lead 
depan Mas Subhan, apa Mas Subhan tidak 
ingin cita-citanya tercapai?”
“dan apakah Mas Subhan tidak ingin
seperti ayah Mas Subhan?”
Klien “Iya sih Pak, tapi saya masih binggung
 bagaimana membagi waktu sekolah
dengan bekerja mencari nafkah.”
Konselor  “Iya Mas Subhan, Bapak paham perasaan  Empaty
Mas Subhan rasakan. Kalau begitu apakah
Mas Subhan bicarakan dengan ibu Mas
Subhan terkait dengan masalah yang Mas  Lead 
Subhan hadapi sekarang”
Klien “Saya belum mencobanya Pak, saya takut
membebani pikiran ibu saya yang sedang
sakit Pak.”
Konselor  “Baiklah Mas Subhan, sepertinya Mas Teknik Homework 
Subhan membutuhkan waktu istirahat
dulu. Bagaimana kalau Mas Subhan
nantinya coba membicarakan masalah
terkait yang Mas Subhan rasakan sekarang
deng ibu Mas Subhan, ketika nanti ibu
Mas Subhan kelihatan lebih baikkan”
“dan kalau Mas Subhan merasa pekerjaan
yang sekarang dirasa terlalu memberatkan
Mas Subahan bisa juga untuk dibicarakan
 juga dengan bosh diamana Mas Subhan  Lead 
 bekerja untuk ditempatkan dibagian yang
lebih ringan”
Klien “Iya Pak. Sesampainya di rumah, nanti
saya akan coba membicarakan masalah
saya ini dengan ibu saya. Dan juga pada
 bosh ditempat saya bekerja untuk 
diberikan keringanan dalam bekerja”
“Dan besok lusa bila sudah ada
 perkembangan saya akan menemui Bapak 
lagi.”
Konselor  “Baiklah kalau begitu, sebelum kita Termination
akhiripertemuan konseling hari ini, Summary
coba Mas Subhansimpulkan apa saja yang
kita bicarakan dalamproses konseling hari
ini?”
Klien “Baik Pak, saya disini memiliki
 permasalan dimana merasa kelelahan jika
harus menggantikan peran ayah saya
menjadi tulang punggung keluarga, setelah
ayah saya meninggal dunia dalam
kecelakaan. Dan untuk mencukupi
kebutuhan keluarga saya harus bekerja
keras sepulang sekolah Pak”
“Dan saya merasa binggung untuk 
mengatur jadwal bekerja dengan sekolah,
maka dari itu nanti saya akan coba
membicarakan permasalahan saya ini
dengan ibu saya dan juga bosh saya Pak.”
Konselor  “Bagus Mas Subhan, kalau begitu untuk  Termination
 pertemuan konseling hari ini kita
cukupkan sekian dulu, ya?”
Klien “Iya, Pak. Terima kasih, saya permisi
dulu,selamat siang Pak”
Konselor  “Iya, selamat siang” Termination

PERTEMUAN KEDUA
Pelaku Pernyataan Keterangan
Klien “Selamat pagi Pak”
Konselor  “Iya, selamat pagi silahkan masuk. Opening 
Silahkan duduk.”
Klien “Baik Pak, terima kasih “
Konselor  “Mas Subhan, bagaiman kabarnya, Good Rapport 
tampaknya hari ini lebih segar dari yang
kemarin”
Klien “Iya Pak, kemarin setelah pulang dari
konselingdan melihat ibu saya lebih
 baikan saya mencoba membicarakan
 permasalahan yang saya rasakan Pak”.
Konselor  “Terus bagimana tanggapan dari ibu Mas  Reinforcement 
Subhan sendiri?”
Klien “Sebenarnya ibu saya juga tidak ingin
 jika saya merasakan kelelahan jika harus
 bekerja lagi sepulang sekolah, dan ibu
saya juga sempat kaget kalau pekerjaan
yang saya lakukan selama ini adalah
 bersih-bersih dan angkat-angkat barang”
“Ibu saya juga berpesan untuk lebih fokus
saja dalam bersekolah dan ketika nanti
ibu saya sudah sembuh juga akan ikut
 bekerja mencari penghasilan Pak.”
Konselor  “Wah..Bapak merasa ikut senang.  Lead 
Tentunya sekarang Mas Subhan lebih
semangat lagi kan karena telah mendapat
dukungan dari ibu Mas Subhan?”
Klien “Iya, Pak. Sekarang saya lebih semangat
lagi menjalani hari-hari saya, dan saya
tidak ada gunanya juga harus mengeluh
sampai-sampai mempunyai pikiran untuk 
 bunuh diri dan ingin putus sekolah. Saya
harus siap menerima takhdir saya ini Pak,
dan saya akan berusaha untuk meraih
cita-cita.”
Konselor  “Baiklah kalo begitu, terus bagaimana  Lead 
dengan masalah Mas Subhan bosh
ditempat Mas Subhan bekerja?”
Klien “Memang awalnya sih bosh saya juga  Disputing 
 binggung ketika saya minta ditempatkan
dibagian yang lebih ringan, apalagi sa ya
masuknya juga tanpa ijazah. Tapi setelah
saya coba jelaskan permasalahan yang
saya hadapi, dan alasan kenapa saya ingin
ditempatkan dibagian yang lebih ringan,
 bosh saya bisa memakluminya dan
sekarang saya ditempatkan dibagian kasir 
Pak”
Konselor  “Waduh, bagian yang mengurusi uang
 berarti Mas Subhan. Bagaimana perasaan
Mas Subhan saat ditempatkan di bagian
itu?”
Klien “Saya awalnya juga merasa terbebani Pak 
 jika harus mengurusi bagian kenguangan,
tetapi sifat jujur dan tidak mengambil hak 
orang lain yang pernah diajarkan oleh
orang tua saya, menjadikan tantangan
 pada diri saya untuk mencobanya Pak”
Konselor  “Bagus Mas Subhan, kalau Mas Subhan  Reinforcement 
mempunyai pemikiran seperti itu ”
Klien “Iya pak, pastinya saya akan berusaha
menjaga kepercayaan yang diberikan
kepada saya.”
Konselor  “ Nah sekarang sekarang apakah Mas  Lead 
Subhan sudah merasa tidak terbebani jika
harus bekerja sepulang sekolah?
Klien “Mungkin bukan saatnya lagi Pak jika
saya harus menganggapnya sebagai
 beban hidup, tetapi saya akan lebih
menganggapnya mulai belajar untuk lebih
 bersikap dewasa dan belajar tanggung
 jawab.”
“Tetapi sebenarnya saya juga masih
 binggung dalam mengatur jadwal belajar 
dan bekerja Pak, walaupun pekerjaan
saya sekarang lebih ringan.”
Konselor  “ Nah sekarang Mas Subhan coba untuk   Lead 
membuat jadwal harian mengenai segala
kegiatan yang biasanya Mas Subhan
kerjakan, dengan syarat Mas Subhan
harus mematuhi Jadwal yang telah Mas
Subhan sendiri”
Klien “Iya Pak, tetapi sepertinya saya
mengerjakannya nanti di rumah saja, biar 
saya juga bisa berbikir panjang dan
sepertinya juga butuh waktu buat saya
membuatnya. Dan takutnya kalu saya
 buat disini malah menyibukan Bapak 
saja.”
Konselor  “Baiklah, kalau itu keinginan Mas  Reflection of felling 
Subhan. Kalau untuk jadwal kegiatan
harian tadi akan Mas Subhan kerjakan di
rumah, terus apa yang bisa kita bicarakan  Lead 
lagi terkait masalah Mas Subhan?”
Klien “Sepertinya dicukupkan sekian dulu Pak,
karena sebentar lagi saya juga mau ada
ulangan. Dan besok kalau jadwal
kegiatan hariannya sudah selesai akan
saya konsultasikan kepada Bapak lagi.”
Konselor  “Baiklah kalau begitu, sukses ya Mas Termination
Subhan untuk ulangannya nanti. Dan saya
tunggu jadwal kegiatan hariannya
secepatnya”
Klien “Iya Pak terimakasih, kalau begitu saya
 permisi dulu Pak dan besuk saya akan
datang kesinilagi membawa jadwal
kegiatan harian yang telah saya buat Pak ”
Konselor  “Baik Mas Subhan, terimakasih juga Termination
sudah berkunjung lagi kekantor Bapak 
hari ini.”
Klien “Iya Pak Terimakasih, saya permisi
dulu Pak,selamat siang”
Konselor  “Iya, selamat siang” Termination

PERTEMUAN KETIGA
Pelaku Pernyataan Keterangan
Klien “Selamat pagi Pak” Opening 
Konselor  “Iya selamat pagi. Silahkan masuk. Good Rapport 
Silahkan duduk Mas Subhan”
“Mas Subhan sekarang tampaknya lebih
ceria dari pada kemarin ya.”
Klien “Iya Pak, sekarang saya lebih ceria dan
semangat lagi Pak. Karena kemaren
ulangan saya berjalan lancar Pak. Dan
saya kesini juga sudah membawa jadwal
kekiatan harian yang telah saya buat Pak”
Konselor  “Bagus kalau begitu Mas  Reinfocement 
Subhan, Bapak juga senang
mendengarnya”
“bisa Bapak lihat Mas Subhan
 jadwalnya?”
Klien “Oh iya Pak silahkan”
“kemarin saya membuatnya berdua Pak,
 bersama ibu saya, biar ada masukan juga
dari orang tua”
Konselor  “Iya bagus kalau begitu Mas Subha, jadi  Reinforcement 
komunikasi dengan orang tua harus tetap
dijaga dengan baik ya Mas Subhan.”
Klien “Baik Pak, bagaimana pendapat Bapak 
terkait jadwal yang saya buat ini Pak?”
konselor  “Baik Mas Subhan, karena jadwal ini  Lead 
yang membuat Mas Subhan sendiri
dengan pemikiran yang matang Bapak 
rasa juga ini sudah yang terbaik. Dan
yang terpenting Mas Subhan nantinya
dapat bertanggung jawab atas jadwal
yang Mas Subhan buat sendiri”
Klien “ Iya Pak saya akan melaksanakan isi
 jadwal yang telah saya buat sebaik 
mungkin, dan saya juga mau
mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak yang sudah menolong saya
dalam masalah yang saya hadapi.”
Konselor  “Begini Mas Subhan, disini Bapak tidak   Role limit/ 
melakukan apa-apa dan hanya bertugas  Effect 
membantu Mas Subhan, tetapi hasil
yang Mas Subhan capai sekarang ini
memang adalah usaha dari Mas
Subhan sendiri. Bapak pun juga merasa
senang Mas Subhan menjadi lebih baik.  Lead 
Bagaimana, apakah Mas Subhansekarang
sudah lebih lega dari pada sebelumnya?”
Klien “Iya Pak, sekarang sekarang saya sudah
lega, karena yang menjadi beban saya
selama ini sudah terselesaikan Pak.”
Konselor  “Iya Bapak ikut senang, baiklah kalau Summary
 begitu coba
sekarang Mas Subhan simpulkan semua
 pembicaraan kita dari awal pertemuan
sampai sekarang”
Klien “Baik Pak, dimana sebelumnya saya
merasa kelelahan jika harus bekerja
sepulang sekolah karena menggantikan
 peran ayah saya sebagai tulang punggung
keluarga, dan saya juga sempat putus asa
dan ingin bunuh diri atau lebih baik putus
sekolah saja, karena saya mengalami
kebingungan dalam pembagian jadwal
 bekerja dan bersekolah. Dan akhirnya
kini saya telah dapat mengatasinya
setelah mengkomunikasikannya dengan
ibu dan bosh saya, selain itu sekarang
saya juga mempunyai jadwal kegiatan
harian yang harus saya patuhi. ”
Konselor  “Benar sekali, masalah Mas Summary
Subhan dimana sempat mengalami  Reflection of felling 
kelelahan karena harus menggantikan
 peran ayah Mas Subhan sebagi tulang
 punggung keluarga tetapi kini Mas
Subhan telah dapat mengambil hikmah
 bahwa kejadian tersebut dapat dijadikan
 pembelajaran untuk menjadi pribadi yang
lebih mandiri dan bertanggung jawab,
dan kini Mas Subhan juga telah membuat
 jadwal harian sendiri Bapak juga
 berpesan untuk tidak melupakannya.
“ Dan Bapak sekarang juga ikut senang
dengan pemikiran Mas Subhan yang
lebih semangat dari yang sebelumnya”
Klien “Saya juga senang sekali, Pak. Oh ya,
Pak. Kalau besok-besok saya ke sini lagi
kalau ada masalah yang ingin saya
ceritakan ke Bapak, boleh ya Pak?”
Konselor  “Iya, Mas Subhan tentu saja. Bapak akan Termination
menerima Mas Subhan kapan pun dan
Bapak akan siap membantu Mas Subhan”
Klien “Kalau begitu, saya permisi dulu ya Pak,
selamat siang Pak ”
Konselor  ”Iya silahkan Mas Subhan, selamat Termination
siang”

Anda mungkin juga menyukai