Anda di halaman 1dari 6

Verbatim

Konseling SFBT

Konselor : Muhammad Fadhillah Hermawan


Konseli : Sri Rahayu Nengsih

A. BUILDING RAPORT (Membangun Hubungan Baik)


Konseli : Assalamualaikum Pak. (mengetuk pintu)
Konselor : Waalaikumsalam. Eh ada Sri, silakan masuk Sri. (membuka pintu dan
mempersilakan konseli masuk)
Konseli : Baik pak. (masuk ruangan)
Konselor : Silakan duduk disini, Sri. (menunjuk kursi yang sudah disediakan dan duduk)
Konseli : (duduk di kursi yang sudah disediakan)
Konselor : Hai Sri, sudah lama sekali ya kita tidak bertemu. Kamu apa kabar?
Konseli : Lumayan baik pak, hehehe.
Konselor : Lumayan baik? Biasanya kalau seorang Sri sudah bilang “lumayan baik” pasti
ada sesuatu ya?
Konseli : Itu bapak tahu. Bapak lama-lama sudah mirip Dilan ya, jago meramal. Hahaha
(tertawa)
Konselor : Hahaha, kamu bisa saja. Berarti kamu Milea nya dong? Kan kamu yang saya
ramal. (ikut tertawa)
Konseli : Hahaha, tidak lah pak, nama saya kan Sri Rahayu Nengsih bukan Milea Adnan
Husein. (tertawa)
Konselor : Dan nama saya Muhammad Fadhillah Hermawan. (tertawa)
Konseli : (tertawa)
Konselor : Oh iya Sri, sekarang lagi sibuk apa nih?
Konseli : Biasalah pak, sudah semester 5 tugas kuliah semakin menumpuk, mana sudah
dikejar deadline pengumpulan.
Konselor : Waduh, pasti butuh perjuangan yang keras untuk menyelesaikan semua tugas
itu ya?
Konseli : Ya, begitulah pak. Saya pusing sekali.
Konselor : Tapi harus selalu semangat ya, saya yakin kamu pasti bisa menyelesaikan
tugas-tugas itu tepat waktu.
Konseli : Aamin…
Konselor : By the way, sekarang lagi hobi apa nih? Kalau tidak salah dulu kamu senang
sekali bermain badminton. Sekarang masih hobi?
Konseli : Masih pak. Hanya saja sejak sudah semester 5 dengan tugas menumpuk
membuat saya semakin jarang bermain badminton seperti biasanya.
Konselor : Ok, berarti sekarang lebih sibuk didepan laptop atau buku untuk mengerjakan
tugas ya?
Konseli : Betul pak, hehe. (tersenyum)

B. GOAL SETTING (Menetapkan Tujuan)


Konselor : Kalau boleh tahu, apa tujuan Sri datang ke ruangan saya?
Konseli : Mau konseling pak.
Konselor : Boleh, sebelumnya kan Sri sudah pernah mengikuti sesi konseling dengan
saya ya? Kalau tidak salah waktu terakhir kita bertemu sekitar 3 bulan yang lalu. Berarti
Sri sudah tahu apa itu konseling dan asas-asas yang harus kita patuhi bersama kan?
Konseli : Oh iya, saya masih ingat beberapa asas-asas konseling itu pak.
Konselor : Apa saja yang Sri ingat dari asas-asas konseling yang harus dipatuhi itu?
Konseli : Saya ingat asas kerahasiaan. Jadi semua data atau cerita yang terungkap di sesi
konseling ini akan terjamin keamanannya dan tidak akan ada yang mengetahui selain
konseli dan konselor. Betul kan pak?
Konselor : Betul sekali Sri. Jadi Sri bebas mau bercerita apapun tanpa khawatir cerita Sri
akan tersebar luas. Selain itu, ada juga asas keterbukaan yang artinya agar sesi konseling
ini berjalan dengan lancar Sri harus bersedia untuk terbuka dalam menceritakan
permasalahan yang dihadapi oleh Sri. Selanjutnya ada asas kesukarelaan yang artinya Sri
datang kesini dengan sukarela atas keinginan diri sendiri tanpa ada paksaan dari pihak
manapun kan?
Konseli : Iya pak.
Konselor : Baik, keberhasilan dalam sesi konseling ini akan bergantung pada keinginan
Sri untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh Sri. Disini saya sebagai
konselor hanya fasilitator saja, artinya Sri yang harus bisa menyelesaikan dan mencari
solusi dari masalah yang dihadapi oleh Sri.

C. STRUCTURING : Time Limit


Konselor : Baik, sebelum kita memulai saya mau bertanya. Kira-kira berapa waktu yang
Sri butuhkan dalam sesi konseling ini?
Konseli : 30-45 menit sepertinya cukup pak.
Konselor : Baik kalau begitu, kita sepakati bahwa sesi konseling ini akan berlangsung
maksimal selama 30-45 menit ya.
Konseli : Baik pak.

D. LEAD (Memulai)
Konselor : Kalau begitu, bisa diceritakan apa yang Sri alami sampai membawa Sri datang
menemui saya?
Konseli : Saya stress sekali pak. Tugas kuliah semakin menumpuk dan itu membuat saya
semakin malas untuk menyelesaikan tugas-tugas ini.
Konselor : Memangnya mengapa tugas yang menumpuk itu membuat Sri merasa stress?
Konseli : Tugas itu selain banyak juga aturan pengerjaannya sangat rumit pak.

E. CLARIFICATION (Klarifikasi)
Konselor : Jadi tugas yang banyak dan rumit itu membuat Sri semakin malas untuk
mengerjakan tugasnya?
Konseli : Iya pak.

F. SCALING (Skala)
Konselor : Ternyata seperti itu ya. Sekarang saya mau bertanya pada Sri. Dari skala
terendah 0 hingga tertinggi 10, berada di skala berapa tingkat stress yang dialami oleh Sri
dalam mengerjakan tugas kuliah itu?
Konseli : Emmm… Saya pikir ada di angka 8 pak.
Konselor : Jadi Sri merasa bahwa tingkat stress yang dialami ada di angka 8. Mengapa
tidak sampai 9 atau 10 ?
Konseli : Karena saya masih merasa punya sisa semangat untuk mengerjakan tugas-tugas
kuliah saya.
Konselor : Jadi rasa stress dalam mengerjakan tugasnya masih bisa diatasi kan ya?
Konseli : Iya pak.
Konselor : Kalau saat ini skala stress yang dialami oleh Sri berada di angka 8, dari skala
0-7 berapa skala yang diharapkan oleh Sri dapat dicapai setelah sesi konseling ini?
Konseli : 3 pak.
Konselor : Mengapa memilih target skala 3 ?
Konselor : Saya berharap dapat setidaknya dapat mengembalikan semangat saya dalam
mengerjakan tugas kuliah, dengan begitu rasa stress pun akan berkurang.

G. EXCEPTION QUESTION
Konselor : Baik kalau begitu, saya mau bertanya dalam jangka waktu berapa lama Sri
dapat menyelesaikan setidaknya 1 tugas kuliah Sri?
Konseli : Biasanya saya dapat menyelesaikan tugas kuliah dalam waktu 5 jam/tugas.
Konselor : Disaat Sri mampu menyelesaikan minimal 1 tugas kuliah, bagaimana perasaan
Sri pada saat itu?
Konseli : Saya merasa sangat senang dan lega pak.

H. ACCEPTANCE
Konselor : Tentunya sangat bahagia ya. Kalau boleh tahu, apa yang membuat Sri pada
saat itu mampu menyelesaikan tugas kuliah Sri yang menurut Sri sangat rumit?
Konseli : Saya membaca buku, artikel, jurnal, dan lain sebagainya untuk mendapatkan
sumber referensi dalam mengerjakan tugas saya. Terkadang saya juga berdiskusi dengan
teman-teman saya, bahkan tidak jarang kami mengerjakan tugas kuliah bersama di suatu
tempat.
Konselor : Bagus sekali itu, jadi Sri banyak membaca sumber-sumber dan berdiskusi
dengan teman-teman Sri untuk menyelesaikan tugas kuliah tersebut ya.

I. MIRACLE QUESTION
Konselor : Baik Sri, tadi saya mendengar bahwa harapan dari Sri adalah mengembalikan
semangat Sri dalam mengerjakan tugas kuliah. Untuk mewujudkan itu, tentu saja ada
beberapa hal yang harus Sri lakukan. Kalau boleh tahu, langkah-langkah apa saja yang
akan Sri lakukan untuk mengembalikan semangat Sri dalam mengerjakan tugas kuliah?
Silakan ditulis di kertas ini.
Konseli : Saya akan banyak berdiskusi dengan teman saya dan bila perlu mengerjakan
tugas bersama di kampus atau di tempat manapun. (sambil menulis)
Konselor : Betul sekali, kalian bisa jadi saling menyemangati ya. Silakan tulis. Lalu apa
lagi langkah yang akan Sri lakukan?
Konseli : Saat akan mengerjakan tugas, saya akan berusaha menjauhkan barang-barang
yang tidak diperlukan dan fokus pada kerjakan tanpa memikirkan hal lain atau melakukan
hal-hal yang tidak perlu. (sambil menulis)
Konselor : Memangnya apa saja hal-hal yang biasa Sri lakukan saat akan mengerjakan
tugas dan itu membuat Sri kehilangan semangat mengerjakan tugas kembali?
Konseli : Jadi saat saya mengerjakan tugas di laptop saya selalu membuka website lain
yang tidak ada kaitannya dengan tugas saya dan malah lebih asyik dengan hal itu sampai
lupa bahwa tujuan saya buka laptop untuk mengerjakan tugas. Terkadang juga saat tiba-
tiba ada notifikasi whatsapp di handphone saya selalu penasaran untuk membuka
handphone dan tanpa saya sadari saya terlalu asyik bermain handphone sampai lupa sudah
membuang banyak waktu.
Konselor : Jadi Sri berharap dapat menjauhkan handphone dan menghindari buka website
yang tidak berkaitan dengan tugas kuliah dan hanya fokus mengerjakan tugas saja ya. Itu
bagus sekali. Boleh ditulis. Lalu apa lagi langkah selanjutnya?
Konseli : Kalau saya membuat sebuah catatan deadline setiap tugas lalu saya tempelkan
di meja belajar saya bagaimana? Tujuannya supaya semangat saya terpacu jika melihat
deadline tugas saya yang semakin dekat. (sambil menulis)
Konselor : Bagus sekali Sri, itu akan memberikan semangat lebih untuk Sri dalam
mengerjakan tugas tersebut. Terakhir apa lagi?
Konseli : Saya akan memperbaiki rutinitas hidup saya sehari-hari. (sambil menulis)
Konselor : Seperti apa itu contohnya?
Konseli : Saya akan menetapkan jadwal kegiatan saya setiap hari dari mulai bangun tidur
sampai tidur kembali. Dengan begitu, saya jadi bisa meluangkan waktu untuk
mengerjakan tugas dan saya bertanggungjawab atas jadwal yang sudah saya buat.
Konselor : Betul sekali, dengan begitu rutinitas Sri sehari-hari akan lebih teratur dan
jadwal yang dibuat oleh Sri akan memungkinkan Sri untuk meluangkan lebih banyak
waktu untuk mengerjakan tugas kuliah. Silakan ditulis.
Konseli : Iya pak.

J. SUMMARY
Konselor : Nah, sudah cukup ya langkah-langkah apa saja yang harus Sri lakukan
kedepannya. Boleh saya pinjam catatannya? Mari kita lihat, disini terdapat langkah-
langkah apa saja yang akan Sri lakukan kedepannya agar dapat punya semangat kembali
dalam mengerjakan tugas kuliah. Langkah-langkahnya seperti banyak diskusi dan
mengerjakan tugas bersama teman, menjauhkan barang-barang yang tidak diperlukan dan
fokus sepenuhnya pada tugas serta menghindari melakukan hal yang tidak perlu, membuat
catatan deadline setiap tugas yang ditempelkan di meja belajar, dan memperbaiki rutinitas
hidup sehari-hari. Sudah yakin dengan langkah-langkah ini?
Konseli : Sangat yakin pak.
Konselor : Kalau boleh tahu, memang sebelumnya apa saja kegiatan Sri sebelum
mengerjakan tugas dan itu menghambat semangat Sri dalam mengerjakan tugas?
Konseli : Jadi saya mudah terpancing untuk membuka handphone sebelum mengerjakan
tugas, membuka website games online di laptop, menonton tv, dan lainnya pak.
Konselor : Kalau sudah seperti itu, biasanya kapan akan mulai mengerjakan tugas
kembali?
Konseli : Ya, bisa saja langsung mengerjakan kalau tidak keburu lelah pak. Kadang kalau
keburu lelah mengerjakan tugasnya ditunda lagi pak. Mengerjakan tugas kembali kalau
sudah ada niat lagi, hahaha. (tertawa)
Konselor : Emmm… Begitu ya. Menurut Sri apakah hal itu membuat Sri dapat
menyelesaikan tugas-tugas Sri tepat waktu?
Konseli : Tidak pak, malah terkadang ada tugas yang baru saya kumpulkan setelah
melewati deadline pengumpulan pak.
Konselor : Kalau begitu, apakah Sri bersedia untuk menghindari melakukan hal-hal tadi
supaya kedepannya Sri dapat semangat dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan
tepat waktu?
Konseli : Iya pak, saya akan berubah kedepannya.
Konselor : Bagus sekali, saya sangat senang mendengar bahwa Sri berniat untuk berubah
dan punya semangat lebih untuk mengerjakan tugas kuliah sehingga dapat dikumpulkan
tepat waktu. Semoga sukses selalu ya Sri.
Konseli : Aamiin, terima kasih pak.
K. TASK (Tugas)
Konselor : Selanjutnya, saya ingin Sri dapat menyelesaikan setidaknya 2 tugas dalam
sehari. Sri dapat melaporkan dan mendiskusikan kembali tugas dari saya ini saat kita
bertemu kembali di sesi selanjutnya. Saya harap di sesi selanjutnya, Sri sudah berhasil
mengatasi hal-hal negatif yang mengganggu Sri dalam semangat mengerjakan tugas serta
mampu menyelesaikan tugas kuliah Sri dengan baik sesuai tugas dari saya tadi.
Konseli : Baik pak, akan saya usahakan.
Konselor : Setelah sesi konseling hari ini, sudah berada di skala berapa perasaan Sri saat
ini?
Konseli : 3 pak. Sekarang saya punya semangat baru untuk mengerjakan tugas karena
sudah tahu apa saja yang harus saya lakukan agar semangat itu tetap terjaga.
Konselor : Hebat, saya ikut senang mendengarnya. Semoga selalu konsisten ya Sri.
Konseli : Terimakasih pak.
Konselor : Baik kalau begitu, ada yang ingin didiskusikan kembali Sri?
Konseli : Tidak pak, saya rasa sudah cukup.
Konselor : Baik kalau sudah cukup, sesi konseling hari ini kita cukupkan sampai disini
dulu ya. Terimakasih karena Sri sudah bersedia mengikuti sesi konseling kali ini. Sampai
bertemu di sesi selanjutnya ya Sri. Kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk datang
kembali kesini, saya bersedia mendengarkan curhatan Sri.
Konseli : Terimakasih juga sudah bersedia mendengarkan curhatan saya pak. Kalau
begitu saya pamit dulu karena setelah ini ada perkuliahan lagi.
Konselor : Oh iya sama-sama Sri.
Konseli : Assalamualaikum Pak. (berdiri, salam, dan berjalan meninggalkan ruangan)
Konselor : Waalaikumsalam Sri. (salam dan mengantar Sri keluar ruangan)

Anda mungkin juga menyukai