IQRA’LANA
SOLUTION-FOCUSED BRIEF COUNSELING
(KONSELING SINGKAT BERFOKUS SOLUSI):
PANDUAN MENINGKATKAN SELF-REGULATED LEARNING SISWA
Penulis:
CV. IQRA’LANA
i
ISBN : 978-602-53880-2-6
Redaksi :
Hp/Wa : 081284184376/181310808657
Email : cv_iqralana@yahoo.com
Dilarang keras mengkopi sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara
apapun, termasuk dengan penggunaan mesin fotokopi, serta
memperjualbelikannya tanpa mendapat izin sah tertulis dari penerbit
CV. Iqralana.
i
ii
Kata Pengantar
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas segala anugerah-Nya sehingga Buku
Solution-Focused Brief Counseling (Konseling Singkat Berfokus Solusi): Panduan
meningkatkan Self-Regulated Learning (SRL) Siswa dapat diselesaikan sebagaimana
mestinya. Tujuan penulisan panduan ini adalah memandu konselor dalam
melaksanakan Solution- Focused Brief Counseling
Dalam kesempatan ini tim penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan terhadap
pengembangan buku ini.
Kami menyadari, bahwa isi buku ini masih jauh dari memadai/sempurna. Oleh
karena itu, masukan dari para pembaca buku ini sangat penulis harapkan demi
perbaikan berikutnya.
Makassar, 2019
Tim Penulis
ii
iii
Petunjuk Penggunaan
Buku ini merupakan buku panduan Solution Focused Brief Counseling (SFBC).
Tujuan Solution Focused Brief Counseling (SFBC) adalah membantu konseli membangun,
merancang dan mengkonstruksikan solusi-solusi atas masalah yang dihadapinya dengan
melakukan langkah-langkah yang lebih positif, konkret, spesifik, dalam kontrol konseli
serta dalam bahasa konseli.
Buku panduan ini dirancang bagi para konselor Sekolah sebagai pedoman dalam
menggunakan Solution Focused Brief Counseling guna membantu meningkatkan Self-
Regulated Learning (SRL) siswa di sekolah.
Konten dari buku terdiri dari tiga bagian:
Bagian I : Tinjauan Solution Focused Brief Counseling dan Self-
Regulated Learning
Bagian II : Teknik-Teknik Solution Focused Brief Counseling
Bagian III : Praktik menggunakan Solution Focused Brief Counseling
Bagian I menjelaskan secara ringkas tentang Solution Focused
Brief Counseling (SFBC) yaitu konseling yang menggunakan pendekatan
postmodern yang berasumsi bahwa setiap individu itu sehat, mampu (kompeten),
memiliki kapasitas untuk membangun, merancang ataupun mengkonstruksikan solusi-
solusi, sehingga individu tersebut tidak terus menerus memusatkan perhatiannya pada
problem-problem yang sedang ia hadapi, namun ia lebih berfokus pada solusi, bertindak
dan mewujudkan solusi yang ia inginkan. Sementara Self-regulated learning adalah
partisipasi aktif siswa dalam mengontrol secara efisien pengalaman belajarnya dengan
cara yang berbeda, mencakup kemampauan membuat planning yakni tujuan dan
strategi belajar yang akan dilakukan, memiliki keyakinan diri dalam belajar, mampu
membuat strategi tugas yang efektif, memantau hasil belajarnya, menilai kepuasan diri
serta kemampuan merefleksikan diri untuk meningkatkan cara belajarnya. Siswa seperti
ini disebut dengan self-regulation learner.
Bagian II menjelaskan tentang teknik Solution Focused Brief
Counseling. Teknik-tekniknya mencakup pertanyaan eksepsi (exception question),
pertanyaan keajaiban (miracle questions), pertanyaan berskala (scaling question), pujian
(compliment), pertanyaan perubahan pra-sesi (presession change questions) dan tugas
formula sesi pertama(formula first session task). Bagian III konselor akan diajak untuk
praktik menggunakan Solution Focused Brief Counseling yang dibahas secara per sesi
untuk memudahkan konselor menguasai konseling ini. Pada sesi pertama di mulai
iii
iv
iv
v
DAFTAR ISI
v
21
BAB I
SOLUTION-FOCUSED BRIEF COUNSELLING DAN SELF-
REGULATED LEARNING
A. PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling sebagai bagian dari pendidikan memiliki peran penting
dalam membantu perkembangan siswa dalam belajar.Tuntutan belajar di sekolah
mengharuskan siswa untuk belajar lebih mandiri, disiplin dalam mengatur waktu, dan
melaksanakan kegiatan belajar yang lebih terarah dan intensif, sehingga memungkinkan
siswa produktif, kreatif, dan inovatif. Bekal utama yang dibutuhkan siswa untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut adalah memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk mengatur kegiatan belajar, mengontrol perilaku belajar, dan
mengetahui tujuan, arah, serta sumber-sumber yang mendukung untuk belajarnya.
Namun di sekolah siswa sering melakukan penundaan terhadap tugas-tugasnya (PR),
mengerjakan tugas ‘asal jadi’, belajar hanya saat akan menghadapi ujian, bolos untuk
menghindari tugas atau mata pelajaran tertentu, tidak fokus di kelas, kurang motivasi
dan sebagainya merupakan gambaran siswa yang masih belum menghayati budaya
belajar di sekolah. Banyak ditemui di sekolah berdasarkan hasil tes intelegensi
siswamenunjukkan kemampuan akademik yang baik namun prestasi belajarnya rendah.
Siswa seperti ini adalah siswa underachieveryaitusiswayangberprestasi rendah meski
memiliki potensi yang baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kurangnya
pengaturan diri siswa dalam belajar atau disebut dengan self-regulated learning (SRL).
Layanan konseling Individual merupakan layanan yang dapat digunakan oleh
konselor dalam membantu siswa meningkatkan SRL. Pendekatan konseling yang sering
digunakan oleh konselor di sekolah adalah pendekatan konseling modern seperti
konseling realita, konseling rationalemotifbehavior (REBT), konseling perilaku
(behavioral) dan beberapa pendekatan konseling lainnya. Meski pendekatan ini efektif
dalam mengubah perilaku siswa namun kelemahan yang sering dirasakan oleh konselor
adalah waktu yang digunakan cukup lama yakni minimal 8 kali pertemuan sementara
21
22
siswa yang harus mendapatkan layanan bimbingan dan konseling melebihi rasio idealnya
yaitu 1 konselor melayani maksimal 150 orang.Kenyataan di lapangan konselor memiliki
siswa asuh lebih dari 150 orang sehingga yang dibutuhkan konselor dalam memberikan
layanan konseling pada siswa adalah sebuah layanan konseling yang bersifat praktis,
singkat namun efektif.
Pada tahun 1980-an Insoo Kim Berg dan suaminya de Shazer mengembangkan
sebuah pendekatan konseling postmodern yang disebut dengan Solution-Focused Brief
Counseling. SFBC pada awalnya diterapkan pada terapi/konseling keluarga dan
selanjutnya digunakan untuk masalah alkohol dan narkoba. SFBC merupakan konseling
berbasis kompetensi yang berfokus pada sumber daya dan kekuatan daripada kegagalan
konseli. Disebut singkat karena eksplorasi masalah tidak begitu mendalam sehingga
hanya membutuhkan beberapa kali pertemuan saja. Jika konseling modern berlangsung
minimal 8 kali pertemuan maka SFBC hanya membutuhkan waktu rata-rata tidak lebih
dari 5-6 kali pertemuan(Prochaska & Norcross, 2003; Kelly dkk, 2008 ).Tentu hal ini
sangat membantu para konselor jika diterapkan di sekolah mengingat kendala utama
konselor adalah minimnya waktu dalam melaksanakan konseling,permasalahan siswa
yang semakin kompleks dan beragam yang perlu segera mendapat bantuan.
Beberapa tempat di Indonesia SFBC mungkin bukanlah hal baru dalam dunia
bimbingan dan konseling. Namun untuk beberapa tempat lainnya SFBC ini merupakan
hal yang baru sama sekali. Oleh karena itu, berikut akan dipaparkan tentang SFBC lebih
rinci dan peranannya dalam membantu meningkatkan SRL siswa di sekolah.
Pengertian
Solution-focused brief counselling (SFBC ) merupakan pendekatan yang berbasis
pada potensi dan kekuatan konseli yang berfokus pada solusi dan masa depan. Disebut
singkat karena pada tahap identifikasi masalah eksplorasinya menjadi lebih pendek dan
mengabaikan deskripsi masalah secara lengkap. Dengan kata lain SFBC tidak berpusat
pada penyebab terjadinya masalah tapi lebih kepada solusi atas masalah tersebut.
Dalamkonseling modern konselor sering mengajukan pertanyaan kepada konselinya
“mengapa masalah ini bisa menimpamu?” maka konselor SFBC akan mengajukan
pertanyaan kepada konselinya “apa yang bisa kita lakukan yang dapat membantumu
keluar dari masalahmu saat ini?. Pertanyaan pertama menggunakan kata ‘mengapa’
mengindikasikan untuk mengeksplorasi penyebab dari munculnya masalah secara
mendalam. Hal ini bisanya memerlukan waktu lebih lama karena berusaha memahami
masalah hingga ke akarnya untuk bisa menentukan intervensi terbaik yang dapat
diberikan. Sementara pertanyaan kedua menggunakan kata ‘apa” lebih mengindikasikan
pada tindakan atau perilaku yang mengarah pada solusi.Artinya, bahwa tujuan utama
dari SFBC adalah bukan untuk mengetahui penyebab terjadinya masalah secara
mendalam namun masalah hanya diperlukan untuk memahami situasi yang sedang
dihadapi konseli sehingga konseli dapat segera dibantu.
SFBC senantiasa menekankan pada kejadian-kejadian eksepsi yaitu saat-saat tidak
terjadinya masalah dalam kehidupan konseli. Para konselor SFBC akan lebih
24
Peran Konselor
Pendekatan SFBC sangat berbeda dengan model pendekatan konseling modern
yang berfokus pada patologi konseli atau analisis masalah. SFBC senantiasa berfokus
pada solusi yang memanfaatkan sumber daya dan kekuatan yang sudah ada dalam diri
konseli. Oleh karena itu, konselor perlu latihan untuk mengubah persepsinya dari
berfokus masalah ke arah membangun solusi dan berorientasi masa depan. Seorang
konselor SFBC perlubersikap fleksibel, menahan diri memberikan saran atau interpretasi
karena pada hakikatnya konseli adalah ahli dalam kehidupannya, memiliki kemampuan
mengendalikan setiap kejadian dalam kehidupannya sehingga konselilah yang berperan
aktif dalam penetapan tujuan dan masa depan yang mereka inginkan.
Adapun tugas dari konselor SFBC yaitu:
1. Bersikap positif: Konselor memiliki sikap yang hormat terhadap apa yang dialami dan
diyakini konseli tentang dirinya. Bersikap positif dan penuh harapanbahwa setiap
orang memiliki ketangguhan, kekuatan dan sumber daya untuk berubah.
2. Menemukan eksepsi: Konselor mencari saat-saat ketika masalahbisa saja terjadi tapi
tidak terjadi. Karena konselor meyakini bahwa dalam kehidupan sehari-hari
perubahan itu pasti terjadi. Tidak selamanya dalam kehidupan konseli selalu
mengalami masalah, pasti ada saat-saat tertentu konseli merasa lebih baik.
3. Bertanya: Pertanyaan memainkan peran penting dalam SFBC . Dalam hal ini,konselor
tidak dianjurkan untukmenafsirkan, menantang atau mengkonfrontasikonseli.
4. Fokus pada masa depan: Konselor berusaha untuk mengarahkan konseli berorientasi
tujuan menuju masa depan dan apa yang berhasil saat ini daripada berfokus
padamasa lalu dan bagaimana masalah terjadi.
5. Kolaboratif: Konselor perlu membentuk hubungan yang kolaboratif dan menciptakan
suatu iklim yang respek, saling menghargai dan membangun suatu dialog yang bisa
menggali konseli untuk mengembangkan kisah-kisah yang mereka pahami dan hayati
dalam kehidupan mereka.
6. Pujian: Mendorong konseli untuk terus melakukan apa yang sudah berhasil dan fokus
pada kekuatan mereka. Konsisten dalam membantu konseli berimajinasi bagaimana
mereka menginginkan hal yang berbeda dan apa yang akan dilakukan agar perubahan
tersebut terjadi .
Bagi konselor pemula, teknik SFBC bisa menjadi sesuatu yang agak sulit untuk
diterapkan mengingat konselor terbiasa untuk berfokus pada masalah yang dihadapi
konseli. Oleh karena itu, konselor perlu mendengarkan dengan hati-hati dan kesadaran
diri untuk mengarahkan konseli berfokus pada solusi dan berorientasi masa depan. Agar
konselor lebih mahir dalam menerapkan SFBC , penilaian oleh pengawas atau teman
27
lakukan bagi diri mereka. Konseli tidak melihat diri mereka sebagai bagian aktif dari
solusi, tetapi pandai memikirkan dan mengamati. Karena itu, konselor perlu meminta
siswa untuk berpikir tentang/mengamati sesuatu yang positif .
3. Tipe pengunjung(visitor).
Tipe Pengunjung adalah tipe konseli yang tidak jelas masalah dan tujuannya datang
ke konselor. Dengan kata lain konseli merasa dirinya tidak memiliki masalah. Konseli
seperti ini biasanya datang atas rekomedasi orang lain yakni guru maupun orang tua.
Cara terbaik adalah hanya mengeksplorasi mengapa mereka mencari bantuan dan
berempati dengan kesulitan mereka. Menawarkan suasana yang aman dan
mengundang mereka untuk kembali jika mereka ingin bantuan lebih lanjut.
Tipe-tipe hubungan di atas juga mempengaruhi konselor dalam memberikan
tugas. Tipe pelanggan adalah konseli yang sepenuhnya mengambil tanggung jawab atas
masalahnya dan berkeinginan kuat untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu, tipe
pelanggan diberi compliment, observetask dan atau ‘do’task.Tipe pengeluh diberi
compliment dan observetask.Observetask ini dimaksudkan agar konseli mengamati hal-
hal positif yang terjadi pada dirinya yang membawa perubahan yang lebih baik. Dengan
observetaskini konseli akan menyadari bahwa mereka perlu berperan aktif dalam
melakukan perubahan atas masalah yang dihadapinya dan tidak menyalahkan orang lain
atas masalah yang menimpanya. sementara tipe pengunjung cukupdiberikan
compliment. Berikut jenis tugas yang dimaksud:
1. Tugas Observasi(Observe Task)
a. Tugas formula sesi pertama (Formulafirstsessiontask) : “Antara sekarang dan
berikutnya kita bertemu, saya ingin kamu mengamati tentang apa yang terjadi
dengan cara belajar kamu yang ingin kamu lanjutkan agar terus terjadi? dan
ceritakan hal tersebut pada saya saat kita bertemu minggu depan”
b. Observasi spesifik (SpesificObservation): “Coba amati apa yang kamu lakukan
minggu ini yang membuat kamu merasa lebih baik meski itu sedikit"."Perhatikan
bagaimana kamu melakukannya sehingga itu terjadi". Pada umumnya tugas
observasi spesifik ini terkait dengan eksepsi (exception)/ bagian dari skenario
keajaiban (miraclescenario).
c. Tugas lain untuk tipe pengeluh. Bagi konseli yang menunda-nunda suatu
tindakan tertentu (misalnya sering menunda menyelesaikan tugas sekolah)
mereka akan diberikan tugas mengamati dan memikirkan tentang apa yang perlu
terjadi pada dirinya yang membuatnya termotivasi untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya. Contoh pernyataan: "Antarasekarang dan waktu berikutnya kita
bertemu, saya ingin kamu untuk berpikir tentang tugas-tugas kamu, sehingga
29
kamu dapat memberitahukan pada saya, apa yang perlu terjadi yang membuat
kamu bisa mengerjakan tugas-tugasmu dengan baik.
2. Tugas ‘Lakukan’ (‘Do’ Task).
Perlu diingat bahwa tugas ini hanya untuk tipe pelanggan.
a. Berpura-pura terjadi keajaiban (pretend miracle) : "Antara sekarang dan waktu
berikutnya kita bertemu, saya ingin kamu memilih satu hari dan pada hari itu
kamu bertindak seolah-olah telah terjadi keajaiban. Ketika kita bertemu kembali,
saya ingin kamu menceritakan apa yang berbeda saat keajaiban itu terjadi".
Tugas ini digunakan bila konselor memiliki skenario keajaiban yang dijelaskan
dengan baik dan rinci dan konseli termotivasi (skala motivasi) untuk melakukan
sesuatu.
b. Lakukan sesuatu melebihi solusi yang ada: tugas ini diberikan berdasarkan apa
pun yang konseli telah identifikasi sebagai eksepsi atau bagian dari keajaiban.
“Antara sekarang dan waktu berikutnya kita bertemu saya ingin kamu lakukan. . .
(menyebutkan apa yang telah konseli identifikasi sebagai eksepsi atau bagian dari
keajaiban) ".
c. Tugas generik atau melakukan sesuatu yang umum: Tugas ini digunakan saat
tujuan konseli tidak jelas tetapi mereka ingin melakukan sesuatu. "Antara
sekarang dan waktu berikutnya kita bertemu, saya ingin kamu melakukan segala
sesuatu yang perlu kamu lakukan untuk menjadi lebih baik atau tidak merasa
tertekan dengan tugas-tugasmu".
d. Undi dan lakukan: Tugas ini diberikan kepada tipe pelanggan yang bimbang
terhadap dua tindakannya yang berbeda. Misalnya konseli bingung mana yang
akan menjadi prioritas utamanya. Apakah akan menyelesaikan tugasnya atau
mengikuti les gitar. "Seminggu kedepan, setiap malam sebelum tidur saya ingin
kamu mengambil uang logam Rp.500 kemudian lemparkan seolah-olah kamu
mengundi sesuatu. Jika kamu mendapatkan gambar garuda saya ingin kamu
bertindak sepanjang hari seolah-olah kamu telah memutuskan untuk
menyelesaikan tugasmu. Di sisi lain, jika mendapatkan angka saya ingin kamu
bertindak sepanjang hari seolah-olah kamu pasti sudah memutuskan tidak akan
melakukan hal itu. Perhatikan apa yang berbeda setiap hari sehingga kamu dapat
memberitahupada saya waktu berikutnya”.
Tahap-tahap SFBC
Proses konseling melibatkan membangun rapport, mengidentifikasi pola masalah,
menetapkan tujuan, mengeksplorasi kekuatan dan solusi, menekankan pemecahan
positif dan dapat diprediksi, serta menyiapkan hal-hal yang perlu dilakukan ketika
30
masalah itu muncul kembali. Dari awal, intervensi secara khusus terfokus pada solusi dan
masa depan. Konseli diperlakukan sebagai ahli dalam kehidupan mereka, pertanyaan
digunakan untuk menetapkan tujuan atau tanda-tanda perubahan, yang kecil, relevan,
dapat dicapai, dan dideskripsikan secara positif dalam bentuk perilaku. Di sesi awal,
tujuan umum seperti 'merasa lebih percaya diri' atau 'akan lebih bersemangat'
selanjutnya disempurnakan dengan menanyakan 'Apa lagi yang akan terjadi karena Anda
sedang merasa lebih percaya diri saat ini? 'Atau' Bagaimana orang akan tahu bahwa Anda
sedang merasa bersemangat? '
Penilaian skala digunakan di seluruh proses konseling dan memberikan penilaian
objektif pada perubahan, sementara itu perlu penekanan pada pembentukan tujuan
konkrit berupa perilaku yang spesifik. Mencari tahu apa yang sudah berhasil dan
melakukan lebih dari apa yang telah dicapai. Beralih dari apa yang salah ke apa yang
terjadi dengan baik - dan apa lagi, dan apa lagi, dan apa lagi?. Berikut adalah tahapan
SFBC :
Sesi pertama:
a. Klarifikasi peran (role clarification): Membina hubungan baik dan mengklarifikasi
peran konselor dan konseli.
b. Deskripsimasalah (problemdescription) : Karena SFBC tidak berfokus pada masalah
maka konselor tidak perlu menggali masalah lebih dalam. Deskripsi masalah
dilakukan agar konselor memiliki gambaran tentang situasi yang dihadapi konseli.
c. Merumuskan tujuan (Goalformulation):SFBC selalu mengasumsikan bahwa suatu
tujuan atau perubahan kecil menjadi langkah awal menuju tujuan yang lebih besar.
Oleh karena itu , tujuan perlu dirancang menjadi langkah-langkah kecil, spesifik,
dapat diamati dan realistis.
d. Bergerakmenujusolusi (moving toward a solution): Konselor perlu mengantar
konseli bergerak menuju solusi. Tahap ini akan memperjelas tujuan spesifik yang
telah dibuat konseli ke dalam bentuk skala. Melalui skala konseli dapat
mengevaluasi situasi yang dihadapinya dan melihat kemungkinan-kemungkinan
solusi yang telah dilakukannya sehingga merasa lebih percaya diri bahwa mereka
memiliki sumberdaya dan kekuatan untuk menyelesaikan masalahnya.
e. Penutup (ending): Sebelum menutup pertemuan pertama, konselor break3-5 menit
untuk mengevaluasi tentang jenis hubungannya dengan konseli dan memahami apa
yang telah konseli kemukakan. Selanjutnya memberikan compliment atau pujian
secara tulus pada konseli, bridge sebagai penghubung antara compliment dan tugas
yang akan diberikan konselor kepada konseli dengan memperhatikan tipe konseli
apakah sebagai pelanggan, pengadu atau pengunjung.
31
peran konselor sangat penting dalam membantu konseli untuk melihat keberhasilan
yang dia miliki sebelum kemunduran dan yang terpenting lagi adalah kembali ke tujuan
awal sesegera mungkin.
Terminasi
Mengakhiri sesi konseling seorang konselor harus memperhatikan beberapa hal
yaitu:
1. Memastikan bahwa tujuan telah tercapai.
2. Memastikan bahwa konseli telah memahami apa yang telah dilakukannya untuk
menemukan solusi atas masalahnya
3. Memastikan bahwa konseli memiliki perasaan yang jelas tentang apa yang telah
mereka lakukan untuk membantu diri mereka sendiri.
4. Memastikan bahwa konseli bisa menerapkan langkah-langkah ini pada situasi lain.
5. Memastikan bahwa konseli dapat mengenali tanda-tanda awal munculnya masalah
bagi dirinya.
6. Memastikan bahwa konseli memiliki ide-ide yang jelas untuk mengatasi masalah
tersebut.
Jika hal tersebut di atas telah tercapai maka sesi konseli sudah dapat diakhiri.
Teknik-Teknik SFBC
Seperti pada konseling pada umumnya, SFBC memiliki beberapa teknik yang dapat
digunakan untuk membantu konseli mengidentifikasi tujuannya yang berfokus solusi dan
berorientasi masa depan. Teknik yang sering digunakan yaitu miracle question,exception
question, scaling question, coping question, compliment, pre-session change question
dan formula first session task.
a. Pertanyaankeajaiban (miracle question):Pertanyaan keajaiban merupakan teknik
terkemuka dari SFBC . Terkadang beberapa konseli tidak dapat mengungkapkan
tujuannya. Pertanyaan keajaiban adalah cara untuk menanyakan tujuan yang
datangnya dari konseli sendiri berdasarkan pertimbangan masa depan yang mereka
inginkan. Pertanyaan ini membantu konseli untuk berpikir luas tentang kemungkinan-
kemungkinan baru untuk masa yang akan datang dan membayangkan bagaiman
hidup mereka akan berubah ketika permasalahan yang dihadapinya selesai.
b. Pertanyaaneksepsi (exceptionquestion): Pertanyaan menemukan eksepsi atau
pengecualian ini bertujuan untuk memberdayakan konseli dalam menemukan solusi
atas permasalahan yang dihadapinya. Dengan menggunakan pertanyaan yang spesifik
konselor membantu konseli mengidentifikasi saat-saat masalah mestinya terjadi tapi
tidak terjadi. Konselor perlu mendengarkan dengan penuh perhatian agar dapat
mengidentifikasi perilaku solusi yang pernah dilakukan konseli.
33
terhadap tapi lebih memusatkan perhatian pada apa yang telah dilakukan konseli untuk
menghadapi masalahnya.
Tantangan berikutnya adalah masalah krisis selama proses konseli, khususnya
resistensi konseli pada perubahan, masalah lebih kritis dan kambuhnya kembali masalah.
Dalam pendekatan SFBC tidakmelihat konseli kekurangan motivasi untuk keluar dari
masalahnya, melainkan konselor mungkintelah salah menafsirkan tingkat mana konseli
dalam proses perubahannya. Itulah sebabnya mengapa tujuan pada SFBC haruslah kecil
dan dapat dicapai serta sesuatu yang telah konseli capai di masa lalu.
Ketika konseli melaporkan bahwa dia telah mengalami krisis atau keadaan semakin
memburuk. Konselor harus berfokus pada cara konseli menghadapi situasi bukan
berfokus pada masalah atau seberapa buruk situasi tersebut bagi konseli. Strategi seperti
ini dapat membantu reorientasi konseli kembali pada sumber daya dan kekuatannya
dalam mengelola situasi buruk.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu asumsi dasar dari SFBC
bahwa perubahan itu bersifat konstan atau sudah pasti terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. SFBC melihat bahwa tidak ada keadaan atau situasi yang semakin memburuk,
sesungguhnya konseli tengah bergerak ke pengalaman yang baru dan berbeda. Jika
keadaan atau masalah menjadi lebih buruk atau muncul kembali, SFBC melihatnya
sebagai suatu tantangan baru dalam proses konseling. Apapunkemunduran atau krisis
yang dialami konseli, konselor SFBC perlu melihat kembali pada apa yang telah berhasil
dilakukan oleh konseli untuk mencapai tujuannya dan mendorong konseli untuk
melakukan lebih dari yang sudah ada sekali lagi. Konselor SFBC haruslah bisa
memanfaatkan teknik-teknik SFBC untuk menjaga agar konseli tetap berada dijalurnya
yaitu mencapai tujuan mereka.
C. SELF-REGULATEDLEARNING (SRL)
Pengertian
Di sekolah banyak ditemui siswa berkemampuan akademik rata-rata, di atas rata-
rata bahkan berbakat namun kurang berprestasi. Hal ini disebabkan karena siswa kurang
memahami dan memanfaatkan setiap potensi yang dimilikinya untuk mencapai
tujuannya dalam belajar. Masih banyak siswa menganggap bahwa sekolah hanyalah
merupakan kewajiban, berprestasi di sekolah bukanlah tujuan mereka tapi melihat
prestasi merupakan tujuan dan ambisi orang tua dan guru. Akibatnya banyak dari mereka
menyelesaikan tugas belajar hanyalah untuk menggugurkan kewajiban. Mereka
cenderung tidak teratur, mengabaikan pekerjaan rumah, menghindari tugas, menyimpan
buku secara sembarangan, sering melamun, tidak mendengarkan, atau banyak berbicara
dengan siswa lain di kelas. Mereka memiliki kemampuan belajar yang rendah.
35
Menganggap dirinya sudah belajar jika sudah membaca sebentar bahan pelajaran sambil
tiduran dan menonton TV. Beberapa diantara mereka tidak memiliki tujuan belajar yang
jelas, mengerjakan tugas asal-asalan, memiliki keyakinan diri rendah atas kemapuan
belajarnya,punya banyak ide yang luar biasa namun jarang sampai pada tindakan-
tindakan nyata. Selain itu, mereka juga sering memanipulasi keadaannya. Sakit untuk
menghindari tugas sekolah, meminta orang tua mengerjakan tugas-tugasnya, atau
meminta guru untuk memperpanjang batas waktu pengumpulan tugas.
Contoh-contoh perilaku di atas mencirikan siswa yang tidak mampu mengatur
dirinya dalam belajar sehingga menjadikan mereka kurang berprestasi di sekolah.
Sebaliknya seorang siswa yang mampu mengatur dirinya adalah siswa yang bisa
memanfaatkan waktu dan semua yang ada disekitarnya secara efesien agar dapat
mencapai tujuan belajarnya. Siswa seperti ini adalah siswa yang berketerampilanself-
regulated learning. Zimmerman (1989)mendefinisikan self-regulated learning sebagai
suatu proses dimana seorang siswa mengaktifkan dan mendorong kognisi (cognition),
perasaan (affect) dan perilakunya (behaviours) secara sistematis dan berorientasi pada
pencapaian tujuan belajar. Dengan kata lain siswa yang SRL adalah siswa yang mampu
belajar secara terorganisir menetapkan tujuan belajar yang ingin dicapainya, mampu
memotivasi dirinya dan memiliki keyakinan diri atas kemampuannya, memiliki strategi
belajar yang efektif , mengevaluasi atas hasil yang dicapainya serta mengontrol segala
perilakunya dalam mencapai tujuan-tujuan belajar.
1. Fase Berfikir
Pada fase ini siswa akan melalui 2 langkah yaitu membuat perencanaan belajar dan
keyakinan diri akademik. Dalam membuat perencanaan belajar siswa harus mampu
menetapkan tujuan yang akan dicapainya dalam belajar baik jangka pendek maupun
panjang. Selanjutnya siswa akan menyusun strategi untuk mencapai tujuan yang telah
dibuatnya dan langkah-langkah yang spesifik untuk melakukannya.
Langkah selanjutnya yaitu keyakinan diri akademik (self-efficacy academic) siswa.
Seorang pebelajar yang mandiri akan memiliki motivasi dan keyakinan diri yang tinggi
terhadap kemampuannya dalam belajar serta memilki keyakinan bahwa belajar itu
penting bagi masa depannya. Dengan keyakinan dan motivasi yang tinggi inilah yang akan
menjadi penggerak utama siswa untuk mencapai performa akademik yang optimal.
2. Fase performa
Fase performa ini melalui 2 langkah yaitu siswa mampu membuat strategi tugas dan
mampu mengobservasi dirinya dalam belajar. Pada strategi tugas seorang pebelajar yang
mandiri akan membuat langkah-langkah yang spesifik dalam mencapai tujuan belajar
yang telah ditetapkannya. Seorang pebelajar mandiri mampu mengontrol diri dan
lingkungannya dalam menjalankan strategi belajar yang telah dibuatnya. Mematuhi
jadwal belajar, menghindari hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasi dalam belajar
serta memberikan penghargaan kepada diri sendiri jika berhasil mencapai target yang
telah ditetapkan merupakan suatu bentuk pengontrolan diri dan lingkungannya.
Seorang pebelajar yang mandiri senantiasa mengamati dan bereksperimen tentang
efektivitas belajar yang telah dilakukannya. Hal ini mereka lakukan untuk melihat sejauh
mana keberhasilan dari strategi yang telah ia tetapkan untuk mencapai tujuannya.
37
Melalui pengamatan diri mereka akan mengetahui seberapa lama waktu yang dapat
mereka gunakan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Selain itu, mereka juga
memperhatikan dirinya seberapa efektif mereka jika belajar secara individual atau
berkelompok. Saat kapan mereka membutuhkan bantuan orang lain dan sumber-sumber
lain yang dapat menunjang belajar mereka.
3. Fase refleksi diri
Fase refleksidiri melalui 2 langkah yaitu evaluasi diri dan reaksi diri. Pada proses
evaluasi diri seorang pebelajar yang mandiri akan menilai hasil-hasil yang telah ia capai
dengan membandingkan standar yang telah ia tetapkan maupun membandingkan
capaiannya dengan pencapaian orang lain. Selain itu, mereka juga akan menilai
kegagalan atau keberhasilan yang mereka peroleh sebagai acuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan performa belajarnya.
Salah satu bentuk dari reaksi diri adalah adanya kepuasan diri terhadap hasil yang
dicapai. Jika pebelajar merasa puas atas hasil yang dicapai maka akan dapat
meningkatkan motivasinya, sebaliknya ketidakpuasan akan menurunkan motivasi dan
tindak lanjut untuk belajar.
5. Untuk perluasan konteks yang diberikan, mereka terlibat dalam upaya-upaya yang
lebih besar yaitu mengatur dan mengontrol tugas-tugas akademik, suasana dan
struktur kelas, desain tugas-tugas kelas serta kelompok kerja.
Pada akhirnya, karakteristik siswa self-regulated learner adalah mereka melihat
diri mereka sebagai agen perilaku mereka sendiri, mereka percaya belajar adalah proses
proaktif, mereka memotivasi diri dan menggunakan strategi-strategi yang
memungkinkan mereka meningkatkan hasil akademik yang diinginkan.
Di sekolah sering ditemui siswa yang memiliki kemampuan akademik yang baik
namun kurang berprestasi. Meski para siswa ini memiliki pengetahuan keterampilan
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik tapi mereka masih
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dalam belajar beberapa siswa memiliki
tujuan dan perencanaan yang kurang jelas dalam belajar, memiliki keyakinan diri
akademik rendah, tidak memiliki strategi yang efektif dalam menyelesaikan tugas, kurang
melakukan pengontrolan dan evaluasi terhadap cara dan hasil belajar serta tidak mampu
mengubah dan menyesuaikan cara belajarnya untuk meningkatkan performa
akademiknya. Siswa seperti inilah yang dicirikan sebagai siswa yang memiliki SRL rendah.
Oleh karena itu, tugas konselor adalah membantu meningkatkan SRL siswa.
40
Banyak intervensi yang efektif yang dapat diterapkan untuk menangani masalah
SRL ini namun bagi sekolah yang memiliki tingkat permasalahan akademik siswa yang
cukup tinggi, sekolah perlu memberikan intervensi yang memberikan efek yang cepat
dan bermakna bagi perilaku siswa. Salah satu intervensi yang terbukti efektif dan cepat
adalah Solution-Focused Brief Counseling . Dibeberapa penelitian seperti yang telah
disebutkan sebelumnya dalam panduan ini, SFBC terbukti cukup efektif untuk diterapkan
di sekolah terutama menangani siswa-siswa yang mengalami masalah akademik. SFBC
cocok diterapkan bagi siswa yang memiliki kemampuan akademik yang baik tapi tidak
memiliki motivasi, keyakinan diri dan ketekunan dalam belajar.
Pendekatan konseling paling mutakhir saat ini adalah Solution-focused brief
counselling (SFBC ). Sesuai dengan namanya,SFBC menawarkan sebuah proses konseling
yang singkat namun efektif. Hal ini terjadi karena dalam SFBC pendalaman masalah lebih
dipersingkat dan lebih memusatkan perhatian pada penemuan solusi dan berorientasi
masa depan. SFBC selalu memanfaatkan kekuatan dan sumber daya positif, menetapkan
tujuan yang spesifik dan konkrit,sehingga siswa dapat bergerak pada perubahan yang
lebih efektif dan dalam kendalinya. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan
pada penetapan tujuan dan penemuan eksepsi akan membantu siswa lebih melihat
dirinya sebagai sesorang individu yang memiliki sumber daya dan kekuatan untuk
menjadi pebelajar yang mandiri (self-regulated learner).
Gambar 2 menunjukkan teknik-teknik intervensi SFBC untuk meningkatkan SRL
siswa:
Intervensi:
Pertanyaan keajaiban,
pertanyaan coping,
pertanyaan skala dan tugas
observasi
BAB II
TEKNIK SOLUTION-FOCUSED BRIEF COUNSELING
Tujuan
Pertanyaan berskala dapat menjadi cara yang berguna untuk melacak kemajuan
menuju tujuan yang sebenarnya dan memantau perubahan secara bertahap. Pada jenis
pertanyaan ini, konseli mulai dengan menggambarkan skala dari satu sampai sepuluh di
mana setiap angka mewakili peringkat keluhan konseli.
D. PUJIAN (COMPLIMENT)
Pengertian
Pujian adalah salah satu bagian penting dari SFBC . Memvalidasi apa yang konseli
sudah lakukan dengan baik dan mengakui betapa sulitnya masalah mereka mendorong
konseli untuk berubah sambil memberikan pesan bahwa konselor telah mendengarkan
(yaitu, memahami) dan peduli (Berg & Dolan, 2001).
Tujuan
Pujian dalam sesi konseling dapat membantu untuk menekankan bahwa apa yang
konseli lakukan telah berhasil dan meningkatkan percaya diri konseli bahwa mereka
masih memiliki kemampuan untuk mengatasi masalahnya.
Contoh pernyataan
“Wahhh...ternyata kamu begitu banyak ide cemerlang untuk menjadi lebih teratur
dalam belajar”.
“Wow...bagaimana kamu mengaturnya, sehingga bisa menyelesaikan tugasmu
dengan cepat”.
BAB III
PRAKTIK PELAKSANAAN SOLUTION-FOCUSED BRIEF
COUNSELING
A. PETUNJUK UMUM
Panduan Solution-Focused Brief Counseling (SFBC ) merupakan panduan yang
digunakan oleh konselor untuk membantu meningkatkan self-regulatedlearning (SRL)
konseli. Dalam panduan ini terdapat langkah-langkah praktis dan sistematis yang akan
memudahkan konselor dalam melakukan intervensi dari SFBC .
1. Tujuan
Secara umum tujuan SFBC ini adalah membantu para konseli yang memilki self-
regulated learning (SRL) rendah. Adapun tujuan khusus dari konseling ini adalah:
a. Membantu konseli membuat perencanaan dalam belajar.
b. Meningkatkan efikasi diri akademik (self-efficacy academic) konseli.
c. Membantu konseli membuat strategi untuk mencapai tujuan belajarnya.
d. Membantu konseli agar mampu mengamati (self-observation) cara belajarnya yang
dapat meneningkatkan performa belajarnya.
e. Membantu konseli agar mampu mengevaluasi hasil performa belajarnya untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
f. Membantu konseli agar mampu menilai kepuasan yang ia capai dalam belajar yang
dapat meningkatkan motivasi belajarnya.
2. Sasaran
Sasaran SFBC ini adalah konseli yang teridentifikasi memiliki self-regulated
learning rendah berdasarkan hasil skor dari rekomendasi wali kelas dan guru mata
pelajaran serta skala SRL.
3. Peran Konselor dan Konseli
a. Peran Konselor
1) Sikap positif: Konselor memiliki sikap hormat, positif dan penuh harapan.
Meyakini bahwa orang yang tangguh dan memiliki kekuatan serta sumber daya
untuk berubah.
27
28
4. Alokasi Waktu
Waktu yang digunakan melaksanakan SFBC dalam panduan ini selama 60 menit
setiap sesinya. Berikut adalah alokasi waktu dari SFBC :
Sesi ke- Durasi Kegiatan
I 1-10 menit Membangun rapport dan mengklarifikasi peran
Membuat konselor.
perencanaan 11-15 menit Deskripsi masalah belajar konseli dan menilai
belajar kepuasan diri (self-satisfaction) konseli dalam
belajar.
16-25 menit Menetepakan tujuan yaitu perencanaan strategi
belajar.
25-30 menit Eksepsi masalah.
31-37 menit Pertanyaan skala untuk melihat tingkat kesulitan
masalah.
38-40 menit Menyimpulkan hasil pertemuan.
41-45 menit Break
46-57 menit Homework
58-60 menit Menutup sesi pertama.
5. Prosedur Pelaksanaan
K’or Saya dengar kamu dan tim futsalmu masuk babak semi Membicarakan
final ya? topik netral
K’li Iya Pak Alhamdulillah...
K’or Wah...selamat ya kamu dan tim mu memang yang Memberi pujian
terbaik di sekolah kita... dengan tulus
K’li Terima kasih Pak....
K’or Kapan rencananya kamu akan bertanding lagi?
K’li Insya Allah Minggu depan untuk semi finalnya
K’or Pertandingan ini sangat penting bagimu ya?
K’li Iya Pak...Futsal sudah menjadi bagian diriku
K’or Bagus sekali, diusiamu yang sekarang kamu ternyata
sudah memiliki hobi yang menghasilkan prestasi. Pasti
sangat membanggakan dirimu. Siapa yang menjadi
idola kamu dalam sepak bola?
K’li Kalau di Indonesia ya Andik Firmansyah Pak...
K’or Oh yaa...Andik kan yang dijuluki Messinya Indonesia
oleh FIFA ya?
K’li Betul sekali Pak....saya sangat suka permainannya Pak.
Apa lagi dia sudah pernah berlatih di luar negeri. Saya
berharap suatu saat bisa seperti dia Pak...
K’or Pasti...Itu pasti Randy. Melihat prestasimu di Futsal
Bapak tidak meragukan kamu bakal bisa seperti Andik
bahkan bisa jadi kamu bisa mengalahkan kehebatan
Andik di Lapangan....
K’li Waah Bapak bisa aja...
K’or Pastilah, selama kamu berusaha apapun yang kamu
impikan akan tercapai....
K’li Iya Pak...Semoga saja.
K’or Amin. Bapak doakan kamu sukses deh....
K’li Amin..
K’or Randy....kamu pasti bertanya-tanya ya kenapa Bapak
memanggilmu ke ruang BK?
K’li Iya Pak saya bingung...saya punya salah apa ya Pak?
K’or Nggak, kamu nggak punya salah apa-apa kok. Bapak
tadi menerima beberapa informasi dari guru mata
pelajaran katanya semester ini kamu beberapa kali
terlambat mengumpulkan tugas, selain itu nilai-nilaimu
32
2) Mendeskripsikan Masalah.
Setelah tercipta hubungan baik dengan konseli, konselor akan mengajukan
pertanyaan misalnya “Apa yang membuatmu datang menemui Bapak hari ini?” Hal ini
biasanya akan diperoleh beberapa bentuk deskripsi masalah. Pengungkapan masalah
yang dilakukan oleh konseli merupakan langkah awal dimulainya proses konseling dan
membantu konselor untuk memahami situasi yang sedang konseli hadapi, sehingga
konseli dapat segera dibantu. Rasa hormat perlu ditunjukkan pada konseli, sehingga
konseli bisa menjelaskan permasalahan yang dihadapinya. Namun konselor tidak perlu
menggali lebih dalam permasalahan dari konseli ataupun membuat sebuah tanggapan
tertentu.
Dalam dekripsi masalah oleh konseli, kata 'Mengapa' harus dihindari. 'Mengapa'
menyebabkan spekulatif dan jawaban umum yang biasanya tidak memperjelas tujuan
atau perilaku. Jika keterangan lebih lanjut diperlukan untuk proses yang mengarah pada
solusi, maka kata 'Mengapa', diganti menjadi 'Bagaimana bisa ...?' adalah alternatif yang
baik, karena lebih cenderung mengarah pada deskripsi perilaku. Biasanya beberapa
konseli mengungkapkan lebih dari satu masalah maka konselor perlu meminta konseli
untuk memilih salah satu masalah yang dianggap paling penting dan mendesak untuk
segera diselesaikan. Jika terlalu banyak masalah yang harus diselesaikan, ini akan
menyulitkan konseli dan konselor membuat kemajuan.
Setelah konseli mendeskripsikan masalahnya, konselor mengajak konseli untuk
menilai kepuasan dirinya dalam belajar. Hal ini diperlukan agar konseli dapat
merefleksikan usaha belajarnya selama ini. Kepuasan diri tinggi dalam belajar akan
meningkatkan motivasi diri agar usaha belajarnya lebih giat lagi sedangkan kepuasan diri
yang rendah akan menurunkan motivasi dalam usaha belajar konseli. Dalam menilai
kepuasan diri ini, konselor dapat menggunakan pertanyaan berskala.
34
3) Merumuskan Tujuan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam SFBC ini adalah membantu meningkatkan self-
regulated learning pada konseli. Tujuan ini masih terlihat sangat umum dan belum
menunjukkan perilaku yang spesifik dan konkrit. Oleh karena itu, peran konselor adalah
mengarahkan siswa membuat tujuan yang spesifik, jelas dan konkrit. Konselor perlu
mengupayakan agar menetapkan tujuan yang lebih rinci namun dapat dilakukan oleh
konseli. Lebih penting lagi, konseli didorong untuk membingkai tujuan mereka sebagai
sebuah solusi. Sebagai contoh sebuah tujuan, "Aku ingin terbebas dari tugas sekolah yang
menumpuk" - yang perlu dijelaskan lebih detail yakni, "Aku akan mengerjakan tugas
matematika terlebih dahulu. " Jika tujuan dijelaskan dalam bentuk solusi, hal ini akan
dapat lebih mudah ditingkatkan.
Selain itu, tujuan yang ingin dicapai konseli sebaiknya positif; menjelaskan
keberadaan (seseorang melakukan sesuatu) daripada ketiadaan (seseorang tidak
melakukan sesuatu); diuraikan menjadi langkah-langkah yang rinci dan dapat dicapai;
spesifik, interaksional, dapat diamati dan realistis; serta membutuhkan pemikiran dan
usaha. Konselor perlu menekankan bahwa tujuan itu membutuhkan kesungguhan dan
kerja keras untuk mencapainya.
Beberapa konseli kesulitan mengutarakan tujuan yang ingin dicapai, apalagi tujuan
yang mengarah pada solusi. Pertanyaan keajaiban adalah cara untuk menanyakan tujuan
konseli sekaligus menunjukkan penghormatan terhadap besarnya masalah yang dihadapi
konseli, dan pada saat yang sama mengarahkan konseli pada tujuan yang lebih kecil dan
lebih mudah dikelola.
Bahasa yang tepat dari intervensi mungkin berbeda-beda, tetapi kata-kata
dasarnya adalah, "Saya akan mengajukan pertanyaan yang agak aneh [jeda] . Pertanyaan
aneh ini adalah: [jeda] Setelah kita berbicara , kamu akan kembali ke rumah Dalam
perjalanan pulang kamu menemukan sebuah tongkat ajaib. Saat kamu menyentuh
tongkat tersebut sebuah keajaiban terjadi dan masalah yang tengah kamu hadapi
sekarang ini terpecahkan! Karena terjadi secara tiba-tiba, kamu tidak menyadari bahwa
terjadi keajaiban pada dirimu. Agar kamu mengetahui bahwa keajaiban terjadi, apa yang
kamu rasa berbeda dalam dirimu yang menjadi pertanda bahwa masalahmu ini telah
terpecahkan?"
Konseli mungkin memiliki sejumlah reaksi atas pertanyaan ini. Mereka mungkin
tampak bingung. Dan mengatakan mereka tidak mengerti pertanyaan tersebut atau
mereka menjawab "saya tidak tahu" bahkan mereka mungkin hanya tersenyum. Oleh
37
karena itu diperlukan ketekunan dari konselor, mereka akan mulai memunculkan
beberapa hal yang akan berbeda ketika masalah mereka dipecahkan.
Agar tujuan yang telah dirancang melalui pertanyaan keajaiban dapat menjadi
arah menuju solusi maka konselor perlu menggunakan bahasa yang positif seperti:
"Bagaimana kamu akan melakukannya", daripada "Kenapa kamu akan
melakukannya?"
"Ketika ini terjadi....", daripada "Jika ini terjadi ..."
"Apa yang akan konseli lakukan", bukan "Apa yang ingin konselor lakukan"
"Apa yang akan terjadi", bukan "Apa yang tidak akan terjadi?"
Setelah merumuskan tujuan yang ingin dicapai melalui pertanyaan keajaiban maka
langkah selanjutnya adalah mengajukan pertanyaan eksepsi kepada konseli. Hal ini
dimaksudkan untuk melihat apakah bagian-bagian dari keajaiban yang dirumuskan
dalam sebuah tujuan-tujuan kongkrit sudah terjadi atau pernah terjadi. Misalnya
”Apakah bagian-bagian dari keajaiban itu sudah pernah terjadi pada dirimu?´ Atau
“Ceritakan pada saya saat-saat bagian-bagian dari keajaiban itu terjadi di waktu lalu?
Pertanyaan seperti ini biasanya diajukan ketika konselor meyakini bahwa sebenarnya
bagian-bagian keajaiban tersebut telah terjadi namun konseli sering mengabaikannya
atau bahkan menolaknya.
Melalui pertanyaan eksepsi ini, konselor menyadarkan konseli bahwa masih ada
harapan mereka untuk keluar dari masalah. Sebab umumnya dalam memaparkan
masalah, konseli menunjukkan rasa tertekan dan mengarah pada pikiran-pikiran negatif
sehingga sulit bagi dirinya untuk melihat sisi positif yang dia miliki. Misalnya “tadi kamu
mengatakan bahwa kamu sangat tertekan dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
sehingga tidak tahu harus berbuat apa lagi...coba katakan kepada Bapak apa ada saat-
saat dimana masalah yang kamu hadapi ini menjadi lebih baik?”; lalu kapan waktu
terakhir hal tersebut terjadi? Bagaimana kamu melakukannya?”; Apa yang kamu lakukan
secara berbeda saat-saat ketika masalahmu sedikit lebih baik?. Dengan pertanyaan
seperti ini konseli akan menyadari bahwa ada jeda dalam hidupnya tidak diliputi masalah.
Dengan menyadari hal tersebut akan memberikan harapan dan kepercayaan diri pada
konseli bahwa ia memiliki kekuatan dan kemampuan untuk keluar dari masalahnya
tersebut.
Berikut adalah contoh percakapan menetapkan tujuan melalui pertanyaan
keajaiban dan pertanyaan eksepsi:
K’or / Pernyataan Tahap/Teknik
K’li
K’or Baik. Bapak sangat memahami keadaanmu. Pasti Mengarahkan
sangat sulit rasanya kita menyelesaikan sesuatu konseli pada
tujuan.
38
ingin kamu capai dalam konseling ini. Yang pertama kamu ingin terbebas dari tugas yang
menumpuk dan yang kedua kamu ingin mendapat nilai minimal 8 pada mata pelajaran
fisika dan matematika. Nah.....sekarang agar lebih memudahkan kamu mencapai tujuan
yang ingin kamu capai bagaimana kalau kita membuatnya dalam bentuk skala. Misalnya
kita membuat skala antara 1-10 dimana angka 1 menunjukkan bahwa kamu tidak dapat
menyelesaikan tugas fisika dan matematika dengan benar dan 10 menunjukkan bahwa
kamu bisa menyelesaikan tugas fisika dan matematika dengan benar. Dari 1-10 ini
menurutmu kamu berada di posisi mana?”. Jika konseli dapat menyebutkan berada pada
posisi 4 misalnya maka Konselor perlu memperjelas apa saja yang konseli sudah lakukan
sehingga bisa mencapai posisi 4. Contoh misalanya “ Apa yang sudah kamu lakukan
sehingga kamu keluar dari 1 menuju ke posisi 4?”; “Apa yang bisa membantumu?”;
Bagaimana kamu melakukannya sehingga bisa melakukan hal tersebut?”; Apa ada hal
lain lagi yang dapat kamu lakukan yang dapat membantu?”. Hal ini dimaksudkan untuk
melihat apa yang tersedia dan apa yang sudah siap untuk dilakukan.
Setelah konseli jelas mengenai kondisi dan tujuan yang ingin dicapainya maka
Konselor perlu meyakinkan kembali konseli apakah tidak ada lagi yang lain yang perlu ia
sampaikan sebelum “break” beberapa menit. Misalnya “Apakah ada hal lain yang kamu
rasa perlu saya ketahui sebelum kita break?.
Contoh percakapan pertanyaan berskala yaitu:
K’or / K’li Pernyataan Tahap/Teknik
K’or Ada 2 tujuan yang ingin kamu capai dalam konseling ini.
Yang pertama kamu ingin terbebas dari tugas yang
menumpuk dan yang kedua kamu ingin mendapat nilai
minimal 8 pada mata pelajaran fisika dan matematika.
Benar begitu?
K’li Benar Pak.
K’or Nah.....sekarang agar lebih memudahkan kamu Scaling
mencapai tujuan yang ingin kamu capai bagaimana Question
kalo kita membuatnya dalam bentuk skala. Misalnya
kita membuat skala antara 1-10 dimana angka 1
menunjukkan bahwa kamu tidak dapat menyelesaikan
tugas fisika dan matematika dengan benar dan 10
menunjukkan bahwa kamu bisa menyelesaikan tugas
fisika dan matematika dengan benar. Dari 1-10 ini
menurutmu kamu berada di posisi mana?
K’li Hhmmm....saya kira saya berada di posisi 4 Pak.
41
5) Penutup
Sebelum konselor menutup sesi pertama dari proses konseling ini, Konselor perlu
melakukan “break”. Konselor perlu meninggalkan ruangan 3-5 menit untuk meninjau
tujuan konseli, jenis hubungan antara konselor dan konseli serta mengembangkan pujian
untuk konseli. Jeda singkat ini memungkinkan konselor mempertimbangkan tugas yang
segera akan diberikan sesuai kebutuhan konseli. Selain itu, jeda singkat ini juga
memberikan kesempatan kepada konseli untuk memikirkan tentang apa yang akan
konselor katakan padanya setelah konselor kembali. Setelah jeda singkat ini konselor
akan memberikan homework kepada konseli. Salah satunya adalah memberikan pujian
tentang apa yang telah meningkatkan harga diri dan kompetensi konseli. Pujian yang
konselor berikan haruslah tulus dan jujur dalam rangka melahirkan kepercayaan konseli
kepada konselor. Konselor perlu menghargai setiap upaya yang positif, sukses atau
berguna yang telah konseli buat untuk bergerak ke arah tujuannya. Bila memungkinkan
, konselor perlu menggunakan kata-kata konseli untuk meningkatkan kerjasama.
Penggunakan kata-kata istimewa dapat membuat konseli merasa dipahami dan dianggap
penting oleh konselor sehingga mengurangi resistensi konseli.
Selanjutnya konselor perlu memberikan tugas observasional kepada konseli
tentang apa yang berbeda yang terjadi untuk beberapa hari ke depan. Konselor bisa
menggunakan pertanyaan formula first session task. Misalnya “Antara saat ini dan hari-
hari berikutnya kita bertemu, saya ingin kamu mengamati kejadian dalam keseharian
kamu, sehingga kamu dapat menjelaskan kepada saya pada waktu yang akan datang, apa
yang terjadi dengan cara belajar kamu yang ingin kamu lanjutkan agar terus terjadi".
Contoh percakapan menutup sesi:
45
Keadaan konseli
menjadi lebih
Ya baik?
Tidak
Ya Tidak Tidak
Ya Tidak
Sumber: Diadaptasi dari Introduction To Solution Focused Brief Therapy For School Psychologists Ministry Of
Education WA By Andrew Turned And Steve Edward, 1993:21
Pada sesi kedua dan sesi berikutnya konselor perlu fokus untuk mempertahankan
dan meningkatkan kemajuan konseli ke arah tujuan yang telah mereka rencanakan. Sesi
ini bertujuan memunculkan, memperkuat dan meneguhkan kemajuan yang sudah
dicapai konseli. Oleh karena itu, konselor perlu mengklarifikasi apa lagi yang harus
dilakukan agar konseli dapat terus bergerak menuju solusi. Hal ini dapat diwujudkan
melalui dialog yang meneguhkan keberhasilan sekecil apa pun itu, memeriksa kemajuan
skala untuk menilai dimana perasaan konseli sekarang, rencana langkah-langkah
berikutnya dan homework.
49
Pada sesi kedua dan sesi-sesi berikutnya para konselor SFBC sering menggunakan
teknik EAR (akronim dari Eliciting, Amplifying, dan Reinforcing). Eliciting adalah
memunculkan eksepsi-eksepsi. Amplifying mengacu pada meneguhkan pengecualian
tersebut dengan meminta konseli untuk menggambarkan apa yang berbeda antara
waktu terjadinya eksepsi dengan waktu terjadinya masalah serta mengeksplorasi
bagaimana eksepsi terjadi. Reinforcing adalah memperkuat keberhasilan dan kekuatan
bahwa eksepsi telah terjadi secara signifikan (Turnell, A and Hopwood, L: 1994)
1) Eliciting
Pada sesi kedua ini konselor bersama konseli mengidentifikasi apa saja yang telah
berhasil konseli lakukan dengan cara belajarnya setelah sesi pertama. Memunculkan
keberhasilan pada awal sesi akan mendorong sesi ini ke arah yang berfokus solusi dan
menfasilitasi pembicaraan untuk tidak terlalu berpusat pada masalah secara berlebihan.
Mengarahkan konseli pada cara-cara belajarnya yang sukses akan memudahkan pada
tercapainya tujuan konseling yang telah dikembangkan pada sesi pertama. Konseli
mungkin sejenak bingung karena mereka masih mengharapkan konselor fokus pada
masalah mereka. Namun dengan berfokus pada keberhasilan yang terjadi antar sesi akan
memungkinkan konseli benar-benar melihat bahwa mereka sudah mengalami kemajuan
dalam meningkatkan strategi belajarnya.
Untuk memperoleh keberhasilan yang telah dicapai selama beberapa hari terakhir,
konselor akan memulai sesi kedua dengan salah satu pertanyaan-pertanyaan berikut:
"Apa yang lebih baik sejak terakhir kali Bapak melihatmu?"
"Apa yang telah berjalan dengan baik sejak terakhir kali Bapak melihatmu?"
"Apa lagi?"?”
2) Amplifying
Menguatkan perubahan kecil namun signifikan yang telah konseli lakukan dapat
dicapai dengan mengajukan pertanyaan rinci tentang keberhasilan yang telah konseli
jelaskan.
Misalnya:
Kapan : “Kapan saat kamu dapat menyelesaikan tugasmu dengan baik?"
Kemudian bertanya lebih lanjut - "lalu apa lagi yang terjadi? lalu apa lagi".
Siapa : “Siapa lagi yang melihat perubahan kamu? Bagaimana mereka
merespon? Apa yang mereka katakan?”
Dimana : “Dimana hal tersebut terjadi?”
Bagaimana : “Bagaimana kamu melakukan itu? Bagaimana kamu tahu kalau hal
tersebut sudah benar kamu lakukan? Bagaimana perubahan ini bisa
membantu belajar lebih baik?
50
3) Reinforcing
Konselor perlu meneguhkan keberhasilan dan kekuatan eksepsi pada cara belajar konseli
yang signifikan meskipun kecil dan memberikan pujian jika itu diperlukan. Dengan
memberikan reinforcing, konseli akan merasa percaya diri bahwa mereka telah membuat
perubahan yang berguna dalam membantu mereka memperbaiki cara belajarnya.
4) Scaling Progress
Agar konseli mampu merefleksikan perubahannya secara konkrit maka konselor
dapat menggunakan kembali pertanyaan berskala. Pertanyaan berskala berguna dalam
banyak cara, tetapi dalam sesi kedua dan selanjutnya kita fokus pada dua jenis
pertanyaan berskala, yaitu mengenai kemajuan dan kepercayaan diri. Kemajuan
pertanyaan skala ini memberi kita suatu ukuran apakah kemajuan telah benar-benar
terjadi pada konseli.Misalnya "Pada skala satu sampai sepuluh mana hal-hal yang ingin
kamu capai-di mana posisimu sekarang?".
Selanjutnya konselor membantu konseli agar dapat meningkatkan posisinya pada
skala tersebut. Konseli perlu didorong untuk membuat rencana sebagai langkah kecil
selanjutnya dalam memecahkan masalah mereka dengan bertanya, "Jika keadaan
menjadi lebih baik, katakanlah kamu berada di skala 6, hal apa yang akan terjadi yang
membedakan dengan posisi kamu saat ini?”. Pertanyaan ini penting agar konseli benar-
benar dapat mencapai tujuannya secara komprehensif. Hal ini juga memberi ruang
kepada konseli untuk memikirkan ide-ide baru yang dapat dia lakukan dalam mencapai
tujuannya. Selain itu, jawaban yang diberikan konseli akan menuntun konselor dalam
memberikan tugas selanjutnya.
Setelah melihat adanya perubahan yang signifikan, konselor perlu mengetahui
tingkat kepercayaan diri konseli tentang bagaimana kemajuan dapat dipertahankan. Hal
ini dapat dilakukan dengan menggunakan pertanyaan berskala kepercayaan diri.
Misalnya pada skala 1 hingga 10, dimana 10 adalah kamu memiliki kepercayaan bahwa
kamu dapat melanjutkan kemajuan ini, dan 1 dimana kamu benar-benar tidak memiliki
kepercayaan diri, seberapa percayakah kamu?".Pertanyaan ini juga membantu Konselor
untuk merenungkan apakahperubahan benar-benar membuat perbedaan untuk konseli
dan dapat terus dilanjutkan.
5) Break and Homework
Seperti pada sesi pertama, konselor perlu istirahat sejenak untuk berpikir tentang
apa yang telah terjadi dalam sesi ini. Dalam hal ini penting untuk memberikan pujian
kepada konseli tentang kemajuan yang dicapainya, bridge sebagai penghubung dalam
memberikan tugas.
K’or / K’li Pernyataan Tahap/Teknik
K’li Assalamu Alaikum Pak....
K’or Waalaikum Salam...Mari masuk nak Randy
51
K’li Iya Pak. Tadinya saya begitu berputus asa tapi sekarang
saya sudah sedikit yakin akan diri saya.
K’or Bagus sekali Randy. Seminggu ini kamu sudah Scaling progress
membuat kemajuan yang signifikan meski target kita
belum tercapai semuanya namun dengan melanjutkan
apa yang sudah berhasil kamu lakukan. Insya Allah
dalam waktu dekat target itu akan tercapai. Agar kita
dapat melihat kemajuan ini secara jelas mari kita
melihatnya dalam sebuah skala. Dari skala 1 sampai 10
minggu lalu kamu mengatakan berada pada skala 4 dan
ingin meningkat ke skala 7. Dengan kemajuan yang
telah kamu lakukan hingga saat ini. Sekarang kamu
berada di skala berapa?
K’li Saya rasa saya telah mencapai skala 7 Pak.
K’or Ok...sekarang kamu berada di skala 7. Jika saja keadaan
menjadi lebih baik, katakanlah kamu berada di posisi 8.
Hal berbeda apa yang akan terjadi?
K’li Tidak ada lagi tugas yang menumpuk dan saya bisa
meraih nilai 8 Pak.
K’or Ok ini akan menjadi tujuan kita selanjutnya. Lalu apa
yang akan kamu lakukan untuk dapat bergerak ke
angka 8?
K’li Saya ingin ikut les fisika dan matematika Pak. Saya rasa
itu akan membantu saya.
K’or Bagaimana kamu melakukannya?
K’li Saya akan meminta pada orang tua saya Pak agar saya
diijinkan ikut les fisika dan matematika.
K’or Kapan kamu ingin melakukakannya?
K’li Sepertinya saya akan memulainya pada hari minggu ini.
K’or Siapa yang akan membantumu dalam les ini?
K’li Saya akan meminta bantuan kakak saya untuk
mencarikan guru les Pak. Katanya sih dia punya banyak
teman yang sering memberikan les fisika dan
matematika sekaligus.
K’or Jadi kamu akan meminta bantuan teman kakakmu?
K’li Iya Pak.
K’or Jadi dapat Bapak katakan bahwa untuk bergerak ke
skala 8 kamu akan les fisika dan matematika dengan
54
7) Memanfaatkan Kemunduran
Ketika konseli menghadapi kemunduran dalam mencapai tujuan mereka, sering
mereka kehilangan perspektif dan menjadi kewalahan dengan berbagai perasaan. Peran
Konselor sangat penting pada titik ini dalam membantu konseli untuk melihat
keberhasilan yang dia miliki sebelum kemunduran dan yang terpenting lagi adalah
kembali ke tujuan awal sesegera mungkin.
"Bagaimana kemunduran ini berbeda dari yang terakhir?"
"Apa yang kamu lakukan berbeda kali ini?"
"Apa yang telah kamu pelajari tentang dirimu dari pengalaman ini?"
''Apa yang akan kamu lakukan secara berbeda sebagai hasil dari semua ini? "
"Apa yang kamu butuhkan agar dapat berbuat lebih banyak lagi?"
"Apa yang membuatmu yakin kalau kamu melakukan itu?"
"Bagaimana hal itu mempengaruhi cara belajar kamu?"
c. Terminasi
Berikut adalah indikasi bahwa konseling sudah layak untuk diakhiri yaitu:
1) Pencapaian Tujuan Menjadi Kriteria Keberhasilan
Dalam SFBC sinyal pencapaian tujuan bagi konseli dan konselor telah sama jika
solusi telah berkembang atau dikembangkan. Ini berarti konseling sudah dapat diakhiri.
Sudah menjadi tanggung jawab konseli untuk menyampaikan kepada konselor tentang
perubahan yang mereka inginkan terjadi, konselor perlu mengambil peran yang sangat
aktif untuk memastikan bahwa tujuan dapat dicapai dan cukup konkrit sehingga Konselor
akan tahu kapan Konselor sampai pada tujuan. Penentuan tujuan merupakan proses
negosiasi kooperatif.
2) Mengevaluasi Tujuan dan Menilai Kesiapan untuk terminasi
Dalam melakukan tahap terminasi dalam konseling ada dua poin yang perlu
dilakukan yaitu kontinuitas dan evaluasi yang berkesinambungan selama konseling untuk
melihat seberapa dekat konselor pada tujuan. Dengan berjalannya waktu, konselor perlu
menjaga perkembangan dan mengevaluasi tujuan awal yang disepakati dengan konseli.
Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan pertanyaan berskala. Pertanyaan ini tidak
hanya penting untuk konseli tetapi juga diri sendiri, tentang seberapa dekat konselor
mencapai tujuannya.
a) Mengevaluasi tujuan
"Melihat ke belakang, ketika kita pertama melakukan sesi konseling kamu berada di
posisi 1 dan kamu ingin berada di posisi 10, katakan di posisi mana kamu sekarang?"
b) Menilai Kesiapan
K’or: "Kamu telah membuat banyak perubahan sejak kita konseling ini. Pada
skala kepercayaan 1-10, 10 adalah kamu yakin pada dirimu bahwa masalah
57
ini akan selesai dan 1 kamu tidak memiliki keyakinan sama sekali, di mana
posisi kamu sekarang? "
K’li: "Saya rasa saya di posisi 7"
K’or: "Saya pikir itu posisi yang bagus pada perubahan yang telah kamu buat.
Apa lagi yang kira-kira kamu akan butuhkan untuk tetap di 7 pada bulan
depan?”
Menilai kepercayaan diri konseli penting untuk melihat sejauhmana tingkat
kepercayaan konseli dalam menjaga perubahan positif yang terjadi pada dirinya.
Semakin baik kepercayaan diri konseli akan semakin memungkinkan menentukan apa
yang mereka akan lakukan untuk mempertahankan atau melanjutkan perubahan
positif tersebut di masa yang akan datang.
3) Inisiasi terminasi
Saat melakukan terminasi, seorang konselor perlu mempertimbangkan pertanyaan
berikut :
1. Apakah konseli memahami apa yang mereka lakukan untuk menemukan solusi
pada masalahnya? Apakah mereka memiliki perasaan yang jelas tentang apa
yang mereka lakukan untuk membantu diri mereka sendiri?
2. Apakah ini sesuatu yang dapat diterapkan pada situasi lain?
3. Apakah mereka memiliki ide yang jelas tentang apa yang mungkin menjadi
tanda-tanda awal bahwa keadaan mulai memburuk? Apakah mereka tahu apa
yang harus dilakukan jika hal ini terjadi? (Berg, 1991:135 )
Setelah konseli yakin bahwa tujuan telah dicapai dan bahwa perubahan kemungkinan
akan terus berlanjut, maka Konselor dan konseli dapat mengetahui bahwa pertemuan
sudah dapat diakhiri.
PRAKTEK SESI 1
MEMBUAT PERENCANAAN BELAJAR
Tujuan
2. Konseli mampu menilai kemandirian dirinya dalam belajar pada lembar skala
kemandirian belajar.
3. Konseli mampu mendeskripsikan masalahnya dengan jelas.
4. Konseli mampu menilai kepuasan dirinya dalam belajar.
5. Konseli mampu menilai tingkat keyakinan dirinya dalam menyelesaikan masalah
melalui sebuah skala.
6. Konseli mampu menetapkan tujuannya yaitu membuat perencanaan belajar yang
efektif bagi dirinya.
7. Konseli mampu menjabarkan tujuannya menjadi sebuah langkah-langkah kecil,
konkrit dan mudah dicapai yang mengarah pada solusi.
8. Konseli mampu menemukan eksepsi dari masalahnya yang dapat meningkatkan
efikasi dirinya dalam belajar.
9. Konseli mampu memberikan penilaian awal mengenai kemajuan yang telah dicapai
siswa melalui sebuah skala.
10.Konseli bersedia menerima tugas dari konselor yang akan membantunya mencapai
tujuan belajarnya.
Kegiatan
9. Konselor membantu konseli menetapkan tujuan belajar yang ingin dicapai dalam
konseling ini melalui pertanyaan keajaiban pada lembar kerja 4.
10. Konselor membantu konseli menjabarkan tujuannya kedalam langkah-langkah
kecil, konkrit dan mudah dicapai pada lembar kerja 5.
11. Konselor menggunakan pertanyaan eksepsi untuk membantu konseli melihat
bahwa ada saat-saat dalam kehidupan konseli di mana ia dapat belajar dengan
sukses, mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik serta mendapat nilai yang
optimal pada lembar kerja 6.
12. Konselor meminta konseli menilai kemajuan awal yang telah dicapai konseli selama
ini hingga konseli mengikuti konseling pada lembar kerja 7.
13. Sebelum break, konselor menanyakan apakah masih ada hal yang perlu konselor
ketahui mengenai diri konseli berkaitan dengan masalahnya.
14. Konselor membuat kesimpulan hasil pertemuan dengan konseli.
15. Konselor break3-5 menit dan meninggalkan konseli sesaat untuk meninjau kembali
hasil pertemuannya dengan konseli termasuk meninjau hubungannya dengan
konseli apakah pada tipe pelanggan, pengadu atau pengunjung. Setelah menetukan
jenis hubungan ini maka konselor perlu memilih tugas yang akan diberikan kepada
konseli sebagai homework.
16. Konselor kembali menemui konseli setelah break. Konselor membuka pembicaraan
dengan memberikan pujian kepada konseli atas apa yang telah dicapainya selama
ini dan selama sesi konseling.
17. Konselor menunjukkan empati dan penghormatannya atas apa yang konseli alami
dan lakukan untuk tetap bertahan dari masalah yang dihadapinya. Hal ini bertujuan
sebagai penghubung (bridge) agar konselor dapat memberikan homework kepada
konseli.
18. Konselor memberikan homework berupa tugas observasi yakni konseli diminta
untuk mengamati cara-cara belajarnya yang sukses yang dapat meningkatkan
performa belajarnya. Tugas ini diminta oleh konselor saat sesi kedua. Agar konseli
mudah mengidentifikasi pengamatannya maka konselor memberikan lembar
observasi diri (lembar kerja 8).
19. Konselor bersama dengan konseli menetapkan waktu untuk pertemuan selanjutnya.
20. Konselor menutup sesi pertama.
60
SESI 1
Untuk Konselor
Masalah :
2. Pertanyaan keajaiban
3. Eksepsi
6. Break
7. Homework :
Pujian :
Penghubung (Bridge) :
Tugas :
61
Petunjuk:
Berikut ini adalah skala penilaian keterampilan SFBC yang dilengkapi dengan rubrik.
1. Lingkarilah angka skala yang anda rasa sesuai dengan yang telah anda lakukan pada
sesi konseling tadi. Skala 1 menunjukkan tidak anda lakukan dan skala 10 Anda telah
melakukannya dengan sangat baik.
2. Buatlah kesimpulan hasil refleksi diri Anda pada kolom yang telah disediakan.
1. a. Membangun Rapport
SKALA DESKRIPSI
1 Sama sekali tidak menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan,
penghargaan dan empati), tidak menyambut hangat konseli,
membicarakan topik netral tapi tidak menggali potensi siswa
62
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak mengemukakan peran dan fungsi konselor, tidak mengemukakan
peran konseli cukup jelas, mengemukakan tujuan konseling tidak jelas,
kontrak waktu konseling tidak jelas.
2 Mengemukakan peran dan fungsi konselor tidak jelas, mengemukakan peran
konseli kurang jelas, mengemukakan tujuan konseling kurang jelas, kontrak
waktu konseling kurang jelas.
63
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak menggunakan teknik parafrase, pertanyaan terbuka dan
perangkuman, mendengarkan cerita konseli tidak respek dan perhatian,
mengkaji masalah terlalu dalam, tidak jelas dalam memberikan
pertanyaan berskala untuk mengukur kepuasan diri konseli, tidak jelas
dalam memberikan pertanyaan berskala untuk mengukur keyakinan diri
konseli.
2 Kurang tepat menempatkan penggunaan teknik parafrase, pertanyaan
terbuka dan perangkuman, mendengarkan cerita konseli kurang respek
dan perhatian, mengkaji masalah terlalu dalam, tidak jelas dalam
memberikan pertanyaan berskala untuk mengukur kepuasan diri konseli,
64
SKALA DESKRIPSI
1 Penggunaan kalimat pengandaian keajaiban sangat tidak jelas, membantu
konseli membuat tujuan tidak rinci, tidak spesifik, sulit dicapai, tidak dapat
diamati dan tidak realistis.
2 Penggunaan kalimat pengandaian keajaiban tidak jelas, membantu konseli
membuat tujuan tidak rinci, tidak spesifik, sulit dicapai, tidak dapat diamati
dan tidak realistis.
3 Penggunaan kalimat pengandaian keajaiban kurang jelas, membantu
konseli membuat tujuan yang kurang rinci, kurang spesifik, agak sulit
dicapai, agak sulit diamati dan kurang realistis.
4 Penggunaan kalimat pengandaian keajaiban cukup jelas, membantu
konseli membuat tujuan yang kurang rinci, kurang spesifik, mudah dicapai,
dapat diamati dan kurang realistis.
5 Penggunaan kalimat pengandaian keajaiban cukup jelas, membantu
konseli membuat tujuan yang kurang rinci, kurang spesifik, mudah dicapai,
dapat diamati dan cukup realistis.
6 Penggunaan kalimat pengandaian keajaiban cukup jelas, membantu
konseli membuat tujuan yang cukup rinci, cukup spesifik, mudah dicapai,
dapat diamati dan cukup realistis.
66
SKALA DESKRIPSI
1 Pertanyaan eksepsi tidak jelas, tidak tepat menggunakan potensi positif
konseli sebagai aset dalam menyelesaikan masalah, tidak memberikan
pujian atas keberhasilan konseli pada prakonseling.
2 Pertanyaan eksepsi kurang jelas, tidak tepat menggunakan potensi positif
konseli sebagai aset dalam menyelesaikan masalah, memberikan pujian
seadanya atas keberhasilan konseli pada prakonseling.
3 Pertanyaan eksepsi kurang jelas, kurang tepat menggunakan potensi
positif konseli sebagai aset dalam menyelesaikan masalah, memberikan
pujian tidak tulus atas keberhasilan konseli pada prakonseling.
4 Pertanyaan eksepsi cukup jelas, kurang tepat menggunakan potensi
positif konseli sebagai aset dalam menyelesaikan masalah, memberikan
pujian kurang tulus atas keberhasilan konseli pada prakonseling.
5 Pertanyaan eksepsi cukup jelas, cukup tepat menggunakan potensi positif
konseli sebagai aset dalam menyelesaikan masalah, memberikan pujian
kurang tulus atas keberhasilan konseli pada prakonseling.
6 Pertanyaan eksepsi cukup jelas, cukup tepat menggunakan potensi positif
konseli sebagai aset dalam menyelesaikan masalah, memberikan pujian
cukup tulus atas keberhasilan konseli pada prakonseling.
7 Pertanyaan eksepsi jelas, tepat menggunakan potensi positif konseli
sebagai aset dalam menyelesaikan masalah, memberikan pujian cukup
tulus atas keberhasilan konseli prakonseling.
67
SKALA DESKRIPSI
1 Penjelasan makna skala tidak jelas, identifikasi potensi konseli tidak
jelas untuk mencapai tujuan, identifikasi keberhasilan awal konseli
tidak jelas, identifikasi langkah-langkah maju yang akan dilakukan
konseli tidak jelas menuju posisi yang lebih tinggi dalam skala.
2 Penjelasan makna skala kurang jelas, identifikasi potensi konseli kurang
jelas untuk mencapai tujuan, identifikasi keberhasilan awal konseli
tidak jelas, identifikasi langkah-langkah maju yang akan dilakukan
konseli tidak jelas menuju posisi yang lebih tinggi dalam skala.
3 Penjelasan makna skala kurang jelas, identifikasi potensi konseli kurang
jelas untuk mencapai tujuan, identifikasi keberhasilan awal konseli
kurang jelas, identifikasi langkah-langkah maju yang akan dilakukan
konseli kurang jelas menuju posisi yang lebih tinggi dalam skala.
4 Penjelasan makna skala cukup jelas, identifikasi potensi konseli cukup
jelas untuk mencapai tujuan, identifikasi keberhasilan awal konseli
kurang jelas, identifikasi langkah-langkah maju yang akan dilakukan
konseli kurang jelas menuju posisi yang lebih tinggi dalam skala.
5 Penjelasan makna skala cukup jelas, identifikasi potensi konseli cukup
jelas untuk mencapai tujuan, identifikasi keberhasilan awal konseli
cukup jelas, identifikasi langkah-langkah maju yang akan dilakukan
konseli cukup jelas menuju posisi yang lebih tinggi dalam skala.
6 Penjelasan makna skala jelas, identifikasi potensi konseli cukup jelas
untuk mencapai tujuan, identifikasi keberhasilan awal konseli cukup
jelas, identifikasi langkah-langkah maju yang akan dilakukan konseli
cukup jelas menuju posisi yang lebih tinggi dalam skala.
68
SKALA DESKRIPSI
1 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli tidak tepat, kesimpulan
skala posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli
tidak tepat, kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli tidak
tepat
2 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli kurang tepat, kesimpulan
skala posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli
kurang tepat, kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli
kurang tepat
3 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli tepat, kesimpulan skala
posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli kurang
tepat, kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli kurang
tepat
4 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli cukup tepat, kesimpulan
skala posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli
cukup tepat, kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli
cukup tepat
5 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli tepat, kesimpulan skala
posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli cukup
69
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak tepat membuat tinjauan relevansi tujuan dengan masalah konseli,
tidak tepat menentukan jenis hubungan dengan konseli, pemilihan tugas
untuk konseli tidak tepat.
2 Kurang tepat membuat tinjauan relevansi tujuan dengan masalah konseli,
kurang tepat menentukan jenis hubungan dengan konseli, pemilihan tugas
untuk konseli kurang tepat.
3 Cukup tepat membuat tinjauan relevansi tujuan dengan masalah konseli,
cukup tepat menentukan jenis hubungan dengan konseli, pemilihan tugas
untuk konseli kurang tepat.
4 Cukup tepat membuat tinjauan relevansi tujuan dengan masalah konseli,
cukup tepat menentukan jenis hubungan dengan konseli, pemilihan tugas
untuk konseli cukup tepat.
5 Tepat membuat tinjauan relevansi tujuan dengan masalah konseli, cukup
tepat menentukan jenis hubungan dengan konseli, pemilihan tugas untuk
konseli cukup tepat.
70
8. Homework
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak tulus memberikan pujian atas usaha konseli, tidak tepat memberikan
pernyataan penghubung, tidak tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
2 Kurang tulus memberikan pujian atas usaha konseli, kurang tepat
memberikan pernyataan penghubung, kurang tepat memberikan tugas
sesuai tipe konseli.
3 Cukup tulus memberikan pujian atas usaha konseli, cukup tepat
memberikan pernyataan penghubung, kurang tepat memberikan tugas
sesuai tipe konseli.
4 Cukup tulus memberikan pujian atas usaha konseli, cukup tepat
memberikan pernyataan penghubung, cukup tepat memberikan tugas
sesuai tipe konseli.
5 Tulus memberikan pujian atas usaha konseli, cukup tepat memberikan
pernyataan penghubung, cukup tepat memberikan tugas sesuai tipe
konseli.
6 Tulus memberikan pujian atas usaha konseli, tepat memberikan
pernyataan penghubung, cukup tepat memberikan tugas sesuai tipe
konseli.
7 Tulus dalam memberikan pujian atas usaha konseli, tepat memberikan
pernyataan penghubung, tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
71
9. Penutup
SKALA DESKRIPSI
1 Pertemuan sesi berikutnya mutlak dari konselor, tidak tepat menutup sesi
konseling.
2 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, tidak tepat menutup sesi
konseling.
3 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, kurang tepat menutup sesi
konseling.
4 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, cukup tepat menutup sesi
konseling.
5 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, tepat menutup sesi
konseling.
6 Pertemuan sesi berikutnya inisiatif dari konseli, kurang tepat menutup sesi
konseling.
7 Pertemuan sesi berikutnya inisiatif dari konseli, cukup tepat menutup sesi
konseling.
8 Pertemuan sesi berikutnya inisiatif dari konseli, tepat menutup sesi
konseling.
9 Pertemuan sesi berikutnya sepenuhnya inisiatif dari konseli, tepat
menutup sesi konseling.
10 Pertemuan sesi berikutnya sepenuhnya inisiatif dari konseli, sangat tepat
menutup sesi konseling.
72
Kekurangan saya:
PRAKTEK SESI 2
IDENTIFIKASI KEMAJUAN KETERAMPILAN BELAJAR
Tujuan
1. Konseli mampu menjelaskan apa yang telah ia lakukan dengan sukses untuk
mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkannya.
2. Meningkatkan percaya diri konseli atas kemampuan yang dimilikinya dan semakin
termotivasi dalam mencapai tujuan belajarnya.
3. Konseli mampu menilai tingkat kemajuan, kepercayaandan kepuasan dirinya
menggunakan skala.
4. Konseli mampu membuat langkah-langkah konkrit untuk mencapai posisi yang lebih
tinggi dalam skala.
Kegiatan
11. Konselor break3-5 menit untuk meninjau hasil pertemuan serta menyiapkan
homework berikutnya untuk konseli.
12. Konselor kembali menemui konseli setelah break. Konselor membuka pembicaraan
dengan memberikan pujian kepada konseli atas apa yang telah dicapainya selama
ini dan selama sesi konseling.
13. Konselor menunjukkan empati dan penghormatannya atas apa yang konseli alami
dan lakukan untuk tetap bertahan dari masalah yang dihadapinya. Hal ini bertujuan
sebagai penghubung (bridge) agar konselor dapat memberikan homework kepada
konseli.
14. Konselor memberikan homework berupa tugas observasi yakni konseli diminta
untuk mengamati cara-cara belajarnya yang sukses yang dapat membawanya
menuju posisi yang telah ia tentukan sebelum break. Tugas ini diminta oleh konselor
saat sesi kedua. Agar konseli mudah mengedentifikasi pengamatannya maka
konselor memberikan lembar observasi diri (lembar kerja 8).
15. Konselor bersama dengan konseli menetapkan waktu untuk pertemuan selanjutnya.
16. Konselor menutup sesi II.
SESI 2
Untuk Konselor
3. Reinforce
75
Skala progres :
5. Kesimpulan:
6. Homework:
Pujian:
Penghubung:
Tugas:
Setelah konselor melaksanakan sesi konseling, konselor perlu melakukan evaluasi proses
konseling yang telah dilakukannya. Hal ini dimaksudkan agar konselor dapat melihat
kekurangannya untuk dikoreksi dan kelebihannya untuk ditingkatkan dalam melakukan
SFBC .
Petunjuk:
Berikut ini adalah skala penilaian keterampilan SFBC yang dilengkapi dengan rubrik.
1. Lingkarilah angka skala yang anda rasa sesuai dengan yang telah anda lakukan pada
sesi konseling tadi. Skala 1 menunjukkan tidak anda lakukan dan skala 10 Anda telah
melakukannya.
2. Buatlah kesimpulan hasil refleksi diri Anda pada kolom yang telah disediakan
1. Membangun Rapport
SKALA DESKRIPSI
1 Sama sekali tidak menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan,
penghargaan dan empati), tidak menyambut hangat konseli,
membicarakan topik netral tapi tidak menggali potensi siswa
2 Tidak menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan dan
empati), tidak menyambut hangat konseli, membicarakan topik netral tapi
tidak menggali potensi siswa
3 Kurang menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan
dan empati), tidak menyambut hangat konseli, membicarakan topik netral
tapi tidak menggali potensi siswa.
4 Kurang menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan
dan empati), kurang cukup menyambut hangat konseli, membicarakan
topik netral tapi tidak menggali potensi siswa.
5 Kurang menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan
dan empati), kurang cukup menyambut hangat konseli, membicarakan
topik netral kurang menggali potensi siswa.
6 Cukup menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan dan
empati), kurang cukup menyambut hangat konseli, membicarakan topik
netral kurang menggali potensi siswa.
77
SKALA DESKRIPSI
1 Informasi kemajuan konseli sangat tidak jelas, sangat fokus pada
masalah.
2 Informasi kemajuan konseli sangat tidak jelas, fokus pada masalah.
3 Informasi kemajuan konseli tidak jelas, fokus pada masalah.
4 Informasi kemajuan konseli kurang jelas, kurang fokus pada terciptanya
solusi.
5 Informasi kemajuan konseli cukup jelas, kurang fokus pada terciptanya
solusi.
6 Informasi kemajuan konseli cukup jelas, cukup fokus pada terciptanya
solusi.
7 Informasi kemajuan konseli jelas, cukup fokus pada terciptanya solusi.
8 Informasi kemajuan konseli jelas, fokus pada terciptanya solusi.
9 Informasi kemajuan konseli sangat jelas, fokus pada terciptanya solusi.
10 Informasi kemajuan konseli sangat jelas, sangat fokus pada terciptanya
solusi.
78
SKALA DESKRIPSI
1 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli tidak
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli tidak jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi tidak jelas.
2 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli kurang
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli kurang jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi kurang jelas.
3 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli cukup
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli cukup jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi kurang jelas.
4 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli cukup
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli cukup jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi cukup jelas.
5 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli jelas,
informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli cukup jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi cukup jelas.
6 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli jelas,
informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan yang
menunjukkan solusi cukup jelas.
7 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli jelas,
informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan yang
menunjukkan solusi jelas.
8 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli sangat
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan yang
menunjukkan solusi jelas.
9 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli sangat
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
79
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak tulus memberikan pujian, tidak menghargai usaha konseli, tidak
menghargai kemajuan konseli.
2 Kurang tulus memberikan pujian, kurang menghargai usaha konseli,
kurang menghargai kemajuan konseli.
3 Cukup tulus memberikan pujian, cukup menghargai usaha konseli, kurang
menghargai kemajuan konseli.
4 Cukup tulus memberikan pujian, cukup menghargai usaha konseli, cukup
menghargai kemajuan konseli.
5 Tulus memberikan pujian, cukup menghargai usaha konseli, cukup
menghargai kemajuan konseli.
6 Tulus memberikan pujian, menghargai usaha konseli, cukup menghargai
kemajuan konseli.
7 Tulus memberikan pujian, menghargai usaha konseli, menghargai
kemajuan konseli.
8 Sangat tulus memberikan pujian, menghargai usaha konseli, menghargai
kemajuan konseli.
9 Sangat tulus memberikan pujian, sangat menghargai usaha konseli,
menghargai kemajuan konseli.
10 Sangat tulus memberikan pujian, sangat menghargai usaha konseli, sangat
menghargai kemajuan konseli.
SKALA DESKRIPSI
1 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
tidak jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan tidak jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri tidak
80
jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan tidak jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi tidak
jelas.
2 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
kurang jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan kurang jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
kurang jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan kurang jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi kurang
jelas.
3 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
cukup jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan cukup jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
kurang jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan kurang jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi kurang
jelas.
4 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
cukup jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan cukup jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri cukup
jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan cukup jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi cukup
jelas.
5 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan cukup jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri cukup
jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan cukup jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi cukup
jelas.
6 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan jelas, identifikasi
posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri jelas, identifikasi
posisi saat ini pada skala kemajuan cukup jelas, identifikasi langkah-
langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi cukup jelas.
7 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan jelas, identifikasi
posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri jelas, identifikasi
posisi saat ini pada skala kemajuan jelas, identifikasi langkah-langkah
kemajuan yang akan dicapai antar sesi jelas.
81
SKALA DESKRIPSI
1 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli tidak tepat, kesimpulan skala
posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli tidak
tepat, kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli tidak tepat
2 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli kurang tepat, kesimpulan
skala posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli
kurang tepat, kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli
kurang tepat
3 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli tepat, kesimpulan skala posisi
pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli kurang tepat,
kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli kurang tepat
4 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli cukup tepat, kesimpulan
skala posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli
cukup tepat, kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli cukup
tepat
5 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli tepat, kesimpulan skala posisi
pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli cukup tepat,
kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli cukup tepat
82
6 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli tepat, kesimpulan skala posisi
pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli tepat,
kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli cukup tepat
7 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli tepat, kesimpulan skala posisi
pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli tepat,
kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli tepat
8 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli sangat tepat, kesimpulan
skala posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli
tepat, kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli tepat
9 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli sangat tepat, kesimpulan
skala posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli
sangat tepat, kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli tepat
10 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli sangat tepat, kesimpulan
skala posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli
sangat tepat, kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli
sangat tepat
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak tepat membuat tinjauan relevansi tujuan dengan masalah konseli,
tidak tepat menentukan jenis hubungan dengan konseli, pemilihan tugas
untuk konseli tidak tepat.
2 Kurang tepat membuat tinjauan relevansi tujuan dengan masalah konseli,
kurang tepat menentukan jenis hubungan dengan konseli, pemilihan tugas
untuk konseli kurang tepat.
3 Cukup tepat membuat tinjauan relevansi tujuan dengan masalah konseli,
cukup tepat menentukan jenis hubungan dengan konseli, pemilihan tugas
untuk konseli kurang tepat.
4 Cukup tepat membuat tinjauan relevansi tujuan dengan masalah konseli,
cukup tepat menentukan jenis hubungan dengan konseli, pemilihan tugas
untuk konseli cukup tepat.
5 Tepat membuat tinjauan relevansi tujuan dengan masalah konseli, cukup
tepat menentukan jenis hubungan dengan konseli, pemilihan tugas untuk
konseli cukup tepat.
83
8. Homework
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak tulus memberikan pujian atas usaha konseli, tidak tepat memberikan
pernyataan penghubung, tidak tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
2 Kurang tulus memberikan pujian atas usaha konseli, kurang tepat
memberikan pernyataan penghubung, kurang tepat memberikan tugas
sesuai tipe konseli.
3 Cukup tulus memberikan pujian atas usaha konseli, cukup tepat memberikan
pernyataan penghubung, kurang tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
4 Cukup tulus memberikan pujian atas usaha konseli, cukup tepat memberikan
pernyataan penghubung, cukup tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
5 Tulus memberikan pujian atas usaha konseli, cukup tepat memberikan
pernyataan penghubung, cukup tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
6 Tulus memberikan pujian atas usaha konseli, tepat memberikan pernyataan
penghubung, cukup tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
7 Tulus dalam memberikan pujian atas usaha konseli, tepat memberikan
pernyataan penghubung, tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
8 Sangat tulus memberikan pujian atas usaha konseli, tepat memberikan
pernyataan penghubung, tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
84
9. Penutup
SKALA DESKRIPSI
1 Pertemuan sesi berikutnya mutlak dari konselor, penggunaan kalimat
dalam menutup sesi konseling tidak tepat.
2 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, penggunaan kalimat
dalam menutup sesi konseling tidak tepat.
3 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, penggunaan kalimat dalam
menutup sesi konseling kurang tepat.
4 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, penggunaan kalimat dalam
menutup sesi konseling cukup tepat.
5 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, penggunaan kalimat
dalam menutup sesi konseling tepat.
6 Pertemuan sesi berikutnya inisiatif dari konseli, penggunaan kalimat dalam
menutup sesi konseling kurang tepat.
7 Pertemuan sesi berikutnya inisiatif dari konseli, penggunaan kalimat dalam
menutup sesi konseling cukup tepat.
8 Pertemuan sesi berikutnya inisiatif dari konseli, penggunaan kalimat dalam
menutup sesi konseling tepat.
9 Pertemuan sesi berikutnya sepenuhnya inisiatif dari konseli, penggunaan
kalimat dalam menutup sesi konseling tepat.
10 Pertemuan sesi berikutnya sepenuhnya inisiatif dari konseli, penggunaan
kalimat dalam menutup sesi konseling sangat tepat.
Kekurangan saya:
PRAKTEK SESI 3
Tujuan
1. Konseli mampu menjelaskan apa lagi yang telah ia lakukan dengan sukses untuk
mencapai tujuan belajar yang telah ia tetapkan.
2. Meningkatkan percaya diri konseli atas kemampuan yang dimilikinya dan semakin
termotivasi dalam mencapai tujuan belajarnya.
3. Konseli mampu menilai tingkat kemajuan dan percaya dirinya menggunakan skala.
4. Konseli mampu membuat langkah-langkah konkrit untuk mencapai posisi yang lebih
tinggi dalam skala.
Kegiatan
Pada dasarnya langkah-langkah untuk sesi III ini adalah sama dengan langkah pada sesi
II. Pada sesi III ini konselor akan lebih memperkuat lagi apa yang sudah dicapai pada
sesi II
10. Konselor kembali menemui konseli setelah break. Konselor membuka pembicaraan
dengan memberikan pujian kepada konseli atas apa yang telah dicapainya selama
ini dan selama sesi konseling.
11. Konselor menunjukkan empati dan penghormatannya atas apa yang konseli alami
dan lakukan untuk tetap bertahan dari masalah yang dihadapinya. Hal ini bertujuan
sebagai penghubung (bridge) agar konselor dapat memberikan homework kepada
konseli.
12. Konselor memberikan homework berupa tugas observasi yakni konseli diminta
untuk mengamati cara-cara belajarnya yang sukses yang dapat membawanya
menuju posisi yang telah ia tentukan sebelum break. Tugas ini diminta oleh konselor
saat sesi kedua. Agar konseli mudah mengedentifikasi pengamatannya maka
konselor memberikan lebar observasi diri (lembar kerja 7).
13. Konselor bersama dengan konseli menetapkan waktu untuk pertemuan selanjutnya.
14. Konselor menutup sesi III.
SESI 3
Untuk Konselor
3. Reinforce
Skala progres :
5. Kesimpulan:
6. Homework:
Pujian:
Penghubung:
Tugas:
3. Homework:
Pujian:
Penghubung:
Tugas:
Refleksi Diri Konselor
88
Setelah konselor melaksanakan sesi konseling, konselor perlu melakukan evaluasi proses
konseling yang telah dilakukannya. Hal ini dimaksudkan agar konselor dapat melihat
kekurangannya untuk dikoreksi dan kelebihannya untuk ditingkatkan dalam melakukan
SFBC .
Petunjuk:
Berikut ini adalah skala penilaian keterampilan SFBC yang dilengkapi dengan rubrik.
1. Lingkarilah angka skala yang anda rasa sesuai dengan yang telah anda lakukan pada
sesi konseling tadi. Skala 1 menunjukkan tidak anda lakukan dan skala 10 Anda telah
melakukannya.
2. Buatlah kesimpulan hasil refleksi diri Anda pada kolom yang telah disediakan
1. Membangun Rapport
SKALA DESKRIPSI
1 Sama sekali tidak menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan,
penghargaan dan empati), tidak menyambut hangat konseli,
membicarakan topik netral tapi tidak menggali potensi siswa
89
SKALA DESKRIPSI
1 Informasi kemajuan konseli sangat tidak jelas, sangat fokus pada
masalah.
2 Informasi kemajuan konseli sangat tidak jelas, fokus pada masalah.
3 Informasi kemajuan konseli tidak jelas, fokus pada masalah.
90
SKALA DESKRIPSI
1 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli tidak
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli tidak jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi tidak jelas.
2 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli kurang
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli kurang jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi kurang jelas.
3 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli cukup
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli cukup jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi kurang jelas.
4 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli cukup
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli cukup jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi cukup jelas.
5 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli jelas,
informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli cukup jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi cukup jelas.
91
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak tulus memberikan pujian, tidak menghargai usaha konseli, tidak
menghargai kemajuan konseli.
2 Kurang tulus memberikan pujian, kurang menghargai usaha konseli,
kurang menghargai kemajuan konseli.
3 Cukup tulus memberikan pujian, cukup menghargai usaha konseli, kurang
menghargai kemajuan konseli.
4 Cukup tulus memberikan pujian, cukup menghargai usaha konseli, cukup
menghargai kemajuan konseli.
5 Tulus memberikan pujian, cukup menghargai usaha konseli, cukup
menghargai kemajuan konseli.
6 Tulus memberikan pujian, menghargai usaha konseli, cukup menghargai
kemajuan konseli.
92
SKALA DESKRIPSI
1 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
tidak jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan tidak jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri tidak
jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan tidak jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi tidak
jelas.
2 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
kurang jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan kurang jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
kurang jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan kurang jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi kurang
jelas.
3 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
cukup jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan cukup jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
kurang jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan kurang jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi kurang
jelas.
4 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
cukup jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan cukup jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri cukup
jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan cukup jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi cukup
jelas.
5 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan cukup jelas,
93
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri cukup
jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan cukup jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi cukup
jelas.
6 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan jelas, identifikasi
posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri jelas, identifikasi
posisi saat ini pada skala kemajuan cukup jelas, identifikasi langkah-
langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi cukup jelas.
7 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan jelas, identifikasi
posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri jelas, identifikasi
posisi saat ini pada skala kemajuan jelas, identifikasi langkah-langkah
kemajuan yang akan dicapai antar sesi jelas.
8 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
sangat jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan jelas, identifikasi langkah-
langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi jelas.
9 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
sangat jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan sangat jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
sangat jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi jelas.
10 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
sangat jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan sangat jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
sangat jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan sangat jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi sangat
jelas.
SKALA DESKRIPSI
1 Kesimpulan tujuan yang ingin dicapai konseli tidak tepat, kesimpulan skala
posisi pencapaian tujuan, kepuasan dan kepercayaan diri konseli tidak
tepat, kesimpulan langkah-langkah yang akan dicapai konseli tidak tepat
94
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak tepat membuat tinjauan relevansi tujuan dengan masalah konseli,
tidak tepat menentukan jenis hubungan dengan konseli, pemilihan tugas
untuk konseli tidak tepat.
95
8. Homework
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak tulus memberikan pujian atas usaha konseli, tidak tepat memberikan
pernyataan penghubung, tidak tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
2 Kurang tulus memberikan pujian atas usaha konseli, kurang tepat
memberikan pernyataan penghubung, kurang tepat memberikan tugas
sesuai tipe konseli.
3 Cukup tulus memberikan pujian atas usaha konseli, cukup tepat memberikan
pernyataan penghubung, kurang tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
96
4 Cukup tulus memberikan pujian atas usaha konseli, cukup tepat memberikan
pernyataan penghubung, cukup tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
5 Tulus memberikan pujian atas usaha konseli, cukup tepat memberikan
pernyataan penghubung, cukup tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
6 Tulus memberikan pujian atas usaha konseli, tepat memberikan pernyataan
penghubung, cukup tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
7 Tulus dalam memberikan pujian atas usaha konseli, tepat memberikan
pernyataan penghubung, tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
8 Sangat tulus memberikan pujian atas usaha konseli, tepat memberikan
pernyataan penghubung, tepat memberikan tugas sesuai tipe konseli.
9 Sangat tulus memberikan pujian atas usaha konseli, sangat tepat
memberikan pernyataan penghubung, tepat memberikan tugas sesuai tipe
konseli.
10 Sangat tulus memberikan pujian atas usaha konseli, sangat tepat
memberikan pernyataan penghubung, sangat tepat memberikan tugas
sesuai tipe konseli.
9. Penutup
SKALA DESKRIPSI
1 Pertemuan sesi berikutnya mutlak dari konselor, penggunaan kalimat
dalam menutup sesi konseling tidak tepat.
2 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, penggunaan kalimat
dalam menutup sesi konseling tidak tepat.
3 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, penggunaan kalimat dalam
menutup sesi konseling kurang tepat.
4 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, penggunaan kalimat dalam
menutup sesi konseling cukup tepat.
5 Pertemuan sesi berikutnya saran dari konselor, penggunaan kalimat
dalam menutup sesi konseling tepat.
6 Pertemuan sesi berikutnya inisiatif dari konseli, penggunaan kalimat dalam
menutup sesi konseling kurang tepat.
7 Pertemuan sesi berikutnya inisiatif dari konseli, penggunaan kalimat dalam
menutup sesi konseling cukup tepat.
8 Pertemuan sesi berikutnya inisiatif dari konseli, penggunaan kalimat dalam
menutup sesi konseling tepat.
97
Kelebihan saya:
Kekurangan saya:
PRAKTEK SESI 4
TERMINASI
Tujuan
1. Konseli mampu menjelaskan apa lagi yang telah ia lakukan dengan sukses untuk
mencapai tujuan belajar yang telah ia tetapkan.
2. Konseli mampu membuat strategi yang sama yang dapat digunakan ketika ia
menghadapi masalah baru.
3. Konseli mampu merancang ide-ide yang dapat ia lakukan jika keadaan menjadi lebih
buruk dikemudian hari.
Kegiatan
12. Konselor merefleksikan seluruh hasil yang dicapai selama sesi konseling.
13. Konselor menutup sesi konseling.
SESI 4
Untuk Konselor
3. Reinforce
4. Kemajuan siswa :
Skala progres :
5. Inisiasi terminasi:
Pemahaman siswa tentang apa yang sudah
dilakukannya dalam menemukan solusi:
Setelah konselor melaksanakan sesi konseling, konselor perlu melakukan evaluasi proses
konseling yang telah dilakukannya. Hal ini dimaksudkan agar konselor dapat melihat
kekurangannya untuk dikoreksi dan kelebihannya untuk ditingkatkan dalam melakukan
SFBC .
Petunjuk:
Berikut ini adalah skala penilaian keterampilan SFBC yang dilengkapi dengan rubrik.
1. Lingkarilah angka skala yang anda rasa sesuai dengan yang telah anda lakukan pada
sesi konseling tadi. Skala 1 menunjukkan tidak anda lakukan dan skala 10 Anda telah
melakukannya.
2. Buatlah kesimpulan hasil refleksi diri Anda pada kolom yang telah disediakan
6. Inisiasi terminasi
7. Kesimpulan hasil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
pertemuan.
8. Penutup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Membangun Rapport
SKALA DESKRIPSI
1 Sama sekali tidak menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan,
penghargaan dan empati), tidak menyambut hangat konseli,
membicarakan topik netral tapi tidak menggali potensi siswa
2 Tidak menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan dan
empati), tidak menyambut hangat konseli, membicarakan topik netral tapi
tidak menggali potensi siswa
3 Kurang menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan
dan empati), tidak menyambut hangat konseli, membicarakan topik netral
tapi tidak menggali potensi siswa.
4 Kurang menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan
dan empati), kurang cukup menyambut hangat konseli, membicarakan
topik netral tapi tidak menggali potensi siswa.
5 Kurang menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan
dan empati), kurang cukup menyambut hangat konseli, membicarakan
topik netral kurang menggali potensi siswa.
6 Cukup menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan dan
empati), kurang cukup menyambut hangat konseli, membicarakan topik
netral kurang menggali potensi siswa.
7 Cukup menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan dan
empati), cukup menyambut hangat konseli, membicarakan topik netral
kurang menggali potensi siswa.
8 Selalu menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan dan
empati), cukup menyambut hangat konseli, membicarakan topik netral
kurang menggali potensi siswa.
9 Selalu menjaga sikap attending (perhatian, penerimaan, penghargaan dan
empati), cukup menyambut hangat konseli, membicarakan topik netral
cukup menggali potensi siswa.
102
SKALA DESKRIPSI
1 Informasi kemajuan konseli sangat tidak jelas, sangat fokus pada masalah.
2 Informasi kemajuan konseli sangat tidak jelas, fokus pada masalah.
3 Informasi kemajuan konseli tidak jelas, fokus pada masalah.
4 Informasi kemajuan konseli kurang jelas, kurang fokus pada terciptanya
solusi.
5 Informasi kemajuan konseli cukup jelas, kurang fokus pada terciptanya
solusi.
6 Informasi kemajuan konseli cukup jelas, cukup fokus pada terciptanya
solusi.
7 Informasi kemajuan konseli jelas, cukup fokus pada terciptanya solusi.
8 Informasi kemajuan konseli jelas, fokus pada terciptanya solusi.
9 Informasi kemajuan konseli sangat jelas, fokus pada terciptanya solusi.
10 Informasi kemajuan konseli sangat jelas, sangat fokus pada terciptanya
solusi.
SKALA DESKRIPSI
1 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli tidak
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli tidak jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi tidak jelas.
2 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli kurang
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
konseli kurang jelas, informasi rincian cara konseli melakukan perubahan
yang menunjukkan solusi kurang jelas.
3 Informasi rincian waktu dan tempat terjadinya perubahan konseli cukup
jelas, informasi rincian orang lain yang terlibat atau merespon perubahan
103
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak tulus memberikan pujian, tidak menghargai usaha konseli, tidak
menghargai kemajuan konseli.
2 Kurang tulus memberikan pujian, kurang menghargai usaha konseli,
kurang menghargai kemajuan konseli.
104
SKALA DESKRIPSI
1 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
tidak jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan tidak jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri tidak
jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan tidak jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi tidak
jelas.
2 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
kurang jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan kurang jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
kurang jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan kurang jelas,
identifikasi langkah-langkah kemajuan yang akan dicapai antar sesi kurang
jelas.
3 Refleksi posisi sebelumnya pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
cukup jelas, refleksi posisi sebelumnya pada skala kemajuan cukup jelas,
identifikasi posisi saat ini pada skala kepuasan dan kepercayaan diri
kurang jelas, identifikasi posisi saat ini pada skala kemajuan kurang jelas,
105
6. Inisiasi terminasi
SKALA DESKRIPSI
1 Pemahaman konseli tidak jelas tentang peran aktif konseli dalam
menemukan solusi, konseli tidak cakap membuat strategi yang sama
yang dapat digunakan jika menghadapi masalah baru, konseli tidak cakap
membuat ide-ide yang dapat dilakukan jika keadaan lebih buruk
dikemudian hari.
2 Pemahaman konseli kurang jelas tentang peran aktif konseli dalam
menemukan solusi, konseli kurang cakap membuat strategi yang sama
yang dapat digunakan jika menghadapi masalah baru, konseli kurang
cakap membuat ide-ide yang dapat dilakukan jika keadaan lebih buruk
dikemudian hari.
3 Pemahaman konseli cukup jelas tentang peran aktif konseli dalam
menemukan solusi, konseli cukup cakap membuat strategi yang sama
yang dapat digunakan jika menghadapi masalah baru, konseli kurang
cakap membuat ide-ide yang dapat dilakukan jika keadaan lebih buruk
dikemudian hari.
4 Pemahaman konseli cukup jelas tentang peran aktif konseli dalam
menemukan solusi, konseli cukup cakap membuat strategi yang sama
yang dapat digunakan jika menghadapi masalah baru, konseli cukup
cakap membuat ide-ide yang dapat dilakukan jika keadaan lebih buruk
dikemudian hari.
5 Pemahaman konseli jelas tentang peran aktif konseli dalam menemukan
solusi, konseli cukup cakap membuat strategi yang sama yang dapat
digunakan jika menghadapi masalah baru, konseli cukup cakap membuat
ide-ide yang dapat dilakukan jika keadaan lebih buruk dikemudian hari.
6 Pemahaman konseli jelas tentang peran aktif konseli dalam menemukan
solusi, konseli cakap membuat strategi yang sama yang dapat digunakan
jika menghadapi masalah baru, konseli cukup cakap membuat ide-ide
yang dapat dilakukan jika keadaan lebih buruk dikemudian hari.
7 Pemahaman konseli jelas tentang peran aktif konseli dalam menemukan
solusi, konseli cakap membuat strategi yang sama yang dapat digunakan
jika menghadapi masalah baru, konseli cakap membuat ide-ide yang
dapat dilakukan jika keadaan lebih buruk dikemudian hari.
107
SKALA DESKRIPSI
1 Kesimpulan tujuan yang telah dicapai konseli tidak tepat, refleksi seluruh
proses konseling tidak jelas, identifikasi keinginan konseli yang belum
terungkapkan pada sesi-sesi sebelumnya tidak jelas.
2 Kesimpulan tujuan yang telah dicapai konseli kurang tepat, refleksi
seluruh proses konseling kurang jelas, identifikasi keinginan konseli yang
belum terungkapkan pada sesi-sesi sebelumnya kurang jelas.
3 Kesimpulan tujuan yang telah dicapai konseli cukup tepat, refleksi
seluruh proses konseling kurang jelas, identifikasi keinginan konseli yang
belum terungkapkan pada sesi-sesi sebelumnya kurang jelas.
4 Kesimpulan tujuan yang telah dicapai konseli cukup tepat, refleksi
seluruh proses konseling cukup jelas, identifikasi keinginan konseli yang
belum terungkapkan pada sesi-sesi sebelumnya cukup jelas.
5 Kesimpulan tujuan yang telah dicapai konseli tepat, refleksi seluruh
proses konseling cukup jelas, identifikasi keinginan konseli yang belum
terungkapkan pada sesi-sesi sebelumnya cukup jelas.
6 Kesimpulan tujuan yang telah dicapai konseli tepat, refleksi seluruh
proses konseling jelas, identifikasi keinginan konseli yang belum
terungkapkan pada sesi-sesi sebelumnya cukup jelas.
108
8. Penutup
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak memberikan, penggunaan kalimat dalam menutup sesi konseling
sangat tepat.
2 Tidak tulus memberikan pujian, penggunaan kalimat dalam menutup
sesi konseling sangat tidak tepat.
3 Tidak tulus memberikan pujian, penggunaan kalimat dalam menutup
sesi konseling tidak tepat.
4 Kurang tulus memberikan pujian, penggunaan kalimat dalam menutup
sesi konseling tidak tepat.
5 Cukup tulus memberikan pujian, penggunaan kalimat dalam menutup
sesi konseling kurang tepat.
6 Cukup tulus memberikan pujian, penggunaan kalimat dalam menutup
sesi konseling kurang tepat.
7 Tulus memberikan pujian, penggunaan kalimat dalam menutup sesi
konseling cukup tepat.
8 Tulus memberikan pujian, penggunaan kalimat dalam menutup sesi
konseling tepat.
9 Sangat tulus memberikan pujian, penggunaan kalimat dalam menutup
sesi konseling tepat.
10 Sangat tulus memberikan pujian, penggunaan kalimat dalam menutup
sesi konseling sangat tepat.
109
Kelebihan saya:
Kekurangan saya:
TIPS
Mengakui kepada konseli kalau konseling ini tidak berjalan dengan baik: "Saya punya
perasaan bahwa konseling ini tidak membantu kamu, jadi saya bertanya-tanya apa
yang kamu pikirkan perlu terjadi saat ini untuk membantu kamu memecahkan
masalah kamu? "
Jika konseli telah mengikuti konseling sebelumnya: "Apakah konseling yang kamu
terima bermanfaat? "Jika “ya” Konselor perlu bertanya" Bagaimana hal itu terjadi?
2) Mempertimbangkan kembali tipe konseli apakan Visitor, Complainant atau
Costumer.
Apakah Konselor mencoba untuk membuat konseli tipe visitor atau complainant
menjadi tipe costumer? Keyakinan seperti ini menjadi tanda konselor ingin konseli
melakukan sesuatu dan konseli tidak tertarik. Tanyakan pada diri sendiri apa tujuan
Konselor untuk konseli ini. Apakah tujuan Konselor sama seperti tujuan konseli.
Jika konselor melihat lebih dari satu orang yang terlibat lihatlah mereka secara
terpisah.
Jika ada orang lain yang terlibat, tanyakan apakah mereka akan masuk dalam sesi
konseling
Mengganti konselor: Setelah konselor mengakui kalau konselor merasa tidak
membantu terjadinya perubahan pada konseli, maka mintalah konselor lain dari tim
untuk mengambil alih. Atau, konselor bisa meminta konselor lain untuk bergabung
sebagai observer.
Mengubah waktu, dan suasana ruang konseling: Mengubah ruangan yang lebih baik
dan mengubah waktu konselor bertemu dengan konseli.
Jika tidak berhasil dengan hal di atas: Saatnya Konselor mengubah model konseling/
intervensi.
112
DAFTAR RUJUKAN
Berg, I. K., & Dolan, Y. (2001). Tales of solutions: A collection of hope-inspiring stories.
New York: Norton.
Corey, G. (2009). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont, CA:
Brooks/Cole.
de Shazer, S. (1988). Clues: Investigating solutions in brief therapy. New York, NY: W.W.
Norton & Company.
Turnell, A and Hopwood, L. (1994). Solution-Focused Brief Therapy II. An outline for
second and subsequent sessions. Case Studies Brief and Family Theraphy, 8(2):
52-64
Turnell and Edward. (1993). Introduction to Solution Focused Brief Therapy for School
Psychologists Ministry of Education WA : Centrecare Brief Therapy Service and
Michelle Wilson and Andrew Turned
GLOSARIUM
Amplifying : teknik dalam konseling singkat Homework: tugas rumah atau pekerjaan yang
berfokus solusi untuk menguatkan eksepsi harus dilakukan dan diselesaikan oleh konseli
(pengecualian/ketiadaan munculnya) masalah selama rentan waktu antar sesi konseling
Attending: salah satu keterampilan dasar Intervensi: upaya pemberian layanan konseling
konseling berupa perhatian, penerimaan,
Kolaboratif: upaya kerjasama yang dilakukan
penghargaan empati, dll, agar terbangun
oleh konselor dengan konseli untuk
hubungan yang kondusif antara konselor dan
mengoptimalkan proses konseling
konseli dalam proses konseling.
Deviation amplifying: proses sistemik yang Organisasi: salah satu strategi kognitif untuk
dilakukan dalam proses identifikasi dan memperbesar kinerja memori (daya ingat).
eksplorasi terhadap kondisi-kondisi eksepsi
untuk memperluas bagian-bagian eksepsi Motivational beliefs: perasaan efikasi diri
masalah (ketidakhadiran masalah) pada akademik, menggunakan tujuan-tujuan belajar
konseli. mengembangan emosi positif terhadap tugas-
tugas seperti kegembiraan, kepuasan, dan
Konselor: ahli yang memiliki kemampuan semangat besar.
dalam melaksanakan proses konseling.
Recover information: memperoleh kembali
Konseli: klien yang mendapatkan/ diberikan informasi.
layanan konseling.
Help- seeking: pencarian bantuan dari orang
Rapport: keterampilan dasar konseling untuk lain ketika menemui kesulitan
membangun kepercayaan dan hubungan awal
yang baik oleh konseli terhadap konselor Evaluasi diri (self evaluating): proses penilaian
terhadap pencapaian yang telah dilakukan
Klarifikiasi peran: Membina hubungan baik dengan membandingkan standar yang telah
dan mengklarifikasi peran konselor dan konseli ditetapkan maupun membandingkan capaian
diri dengan dengan pencapaian orang lain.
Reinforcing: proses penguatan dan peneguhan
keberhasilan bahwa eksepsi telah terjadi Mencari informasi (seeking information): usaha
secara signifikan atau proses untuk mendapatkan informasi
lanjut dari sumber nonsosial ketika melakukan
Kognisi (cognition): proses atau kegiatan tugas; misalnya ke perpustakaan untuk
memperoleh, mengenali, mengolah, atau mendapatkan informasi sebanyak mungkin
menafsirkan informasi menjadi suatu mengenai suatu topik atau materi.
pengetahuan
Observasi: peninjauan secara cermat
Forethought phase: disebut juga fase berpikir,
yang merupakan satu fase (subproses) dari self- Observer: subjek yang melakukan peninjauan.
regulated learning, dan mengacu pada proses
dan keyakinan yang terjadi sebelum terjadi Psikoterapi: penggunaan teknik-teknik
upaya untuk belajar. psikologis untuk melakukan penyembuhan/
perbaikan
Performance phase: disebut juga fase
performa, yang merupakan salah satu fase Patologi: ilmu tentang penyakit.
(subproses) dari dari self-regulated learning,
Peer: Sebaya, seumuran,
dan mengacu pada proses yang terjadi selama
implementasi perilaku.
Pertanyaan coping: Pertanyaan yang digunakan
untuk mengantarkan konseli pada perilaku
Repetisi: salah satu strategi kognitif berupa
yang mengarah pada solusi ketika konseli
pengulangan.
melaporkan bahwa keadaannya tidak lebih baik.
Elaborasi: salah satu strategi kognitif berupa
Pertanyaan eksepsi (exception question):
penggarapan secara cermat dan tekun.
Pertanyaan untuk menemukan eksepsi atau
pengecualian yang bertujuan memberdayakan
115
konseli dalam menemukan solusi atas Self-reflection phase: fase refleksi diri, yang
permasalahan yang dihadapinya. merupakan salah satu fase(subproses) dari
dari self-regulated learning, dan mengacu pada
Pertanyaan keajaiban (miracle questions): proses yang terjadi setelah terjadinya usaha
Pertanyaan untuk menanyakan tujuan yang belajar.
datangnya dari konseli sendiri berdasarkan
pertimbangan masa depan yang mereka Self-Regulated Learning (SRL): kemampauan
inginkan. membuat perencanaan belajar, strategi belajar
yang efektif, memantau hasil belajar, menilai
Pertanyaan berskala (scaling question): kepuasan diri, serta merefleksikan diri untuk
Pertanyaan yang diberikan kepada konseli untuk meningkatkan cara belajar.
melihat masalah mereka pada sebuah skala,
dengan rentan angka 1 sampai 10, dan Self-regulation learner: individu yang memiliki
mengevaluasi kemajuan mereka untuk kemampuan mengatur dirinya dalam belajar.
menggapai tujuannya.
Self-satisfaction: merasa puas dengan diri sendiri
Pertanyaan perubahan pra-sesi (presession
change questions) : Pertanyaan yang bertujuan Solution Focused Brief Counseling (SFBC) :
untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi merupakan pendekatan yang berbasis pada
pada diri konseli sebelum bertemu dengan potensi dan kekuatan konseli yang berfokus
konselor untuk melakukan sesi konseling pada solusi dan masa depan
pertama kalinya. Biasanya diajukan kepada
Treatment : perlakuan atau pemberian teknik
konseli yang telah membuat janji sebelumnya
konseling tertentu dalam proses konseling
dengan konselor.
Under achiever: yaitu siswa yang berprestasi
Skala: lajur yang digunakan untuk menentukan
rendah meski memiliki potensi yang baik.
tingkatan permasalahan atau sebagai evaluasi
dalam proses konseling.
Visitor: disebut juga tipe pengunjung dalam
hubungan konseling, yaitu tipe konseli yang
Self-efficacy academic: persepsi dan keyakinan
tidak jelas masalah dan tujuannya datang ke
diri seseorang terhadap kemampuan akademik
konselor karena merasa dirinya tidak memiliki
yang dimiliki.
masalah. Konseli seperti ini biasanya datang
Self-esteem: penilaian terkait harga diri. atas rekomedasi orang lain yakni guru maupun
orang tua.
Self-observation: pengamatan terhadap diri
sendiri.
116
INDEKS
konseling kelompok, 10 observe task, 8 pujian, 3, 11, 12, 14, 33, 47,
konseling modern, 1, 2, 3, 5 Observe Task, 8 52, 61, 70, 71, 74, 77, 83,
konseling rational emotif organizing, 20 84, 87, 88, 91, 98, 99, 102,
behavior, 1 103, 111, 112, 116
konseling realita, 1 P
konstan, 4, 15, 25 R
konteks, 20 partisipasi, 3, 7
rapport, 11, 31, 32, 60, 65,
Kontrak, 35 patologi, 2, 5
108
kontrak waktu, 67 peer, 21
rasio, 1
Penataan lingkungan, 20
realitas, 2, 3, 148
L Pendekatan konseling, 1, 3,
REBT, 1
5, 22
recover information, 19
layanan sosial, 2 pendekatan postmodern, 3
refleksi diri, 17, 19, 65, 80,
layanan bimbingan, 1 pendidikan, 1, 9, 20, 21
95, 108
layanan konseling, 1 pengaturan diri, 1, 16
rehearsing, 21
penyakit mental, 9
Reinforcing, 3, 12, 51
M peran aktif, 113, 114
remaja, 2, 9
perilaku, 1, 3, 5, 9, 10, 11,
repetisi, 19
medis, 9 14, 16, 17, 20, 22, 24, 36,
respon verbal, 21
memorizing, 21 38
role clarification, 3
mengisolasi diri, 21 perkembangan, 1, 58
merumuskan tujuan, 3, 5, 39 permasalahan, 2, 3, 13, 22,
metacognition, 19 33, 35, 36 S
miracle questions, 3 pertanyaan perubahan pra- scaling question, 3
miracle scenario, 8 sesi, 3 seeking information, 20
modern, 2, 147, 148 pertanyaan berskala, 3, 10, seeking social assistance, 21
monitoring, 20 12, 25, 36, 42, 43, 52, 58, sekolah, 2, 3, 1, 2, 8, 9, 15,
motivasi, 1, 7, 8, 10, 15, 17, 61, 65, 67, 68, 69, 71, 105 16, 21, 22, 33, 38, 43, 150
18, 19, 22, 30, 31, 36, 38, pertanyaan eksepsi, 3, 23, self evaluating, 20
121, 125 25, 39, 40, 70 self-consequating, 21
Motivasi belajar, 121, 122 pertanyaan keajaiban, 3, 10, self-efficacy, 30
motivasi berprestasi, 10 24, 25, 39, 40, 61 self-esteem, 10, 142
motivasi diri, 36 planning, 3, 20 self-observation, 30
motivational beliefs, 19 postmodern, 3, 2, 3 Self-Regulated Learning, 3
moving toward a solution, potensi, 1, 3, 15, 32, 33, 60, self-regulation learner, 3
3 66, 70, 71, 72, 81, 96, 109 SFBC, 2, 3, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9,
praktis, 1, 30 10, 11, 12, 13, 14, 15, 21,
N presession change questions, 22, 23, 24, 27, 28, 30, 31,
3 33, 38, 51, 58, 59, 65, 80,
narkoba, 2, 9 prestasi, 1, 10, 15, 16, 17, 34 95, 108, 150
nasional, 148, 149 prestasi belajar, 10, 16, 17 signifikan, 3, 10, 12, 16, 17,
problem description, 3 51, 52, 55, 57
O psikologis, 9 skizofrenia, 9
psikoterapi, 2, 9 solusi, 3, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9,
Observasi, 8, 18, 23, 31 10, 11, 13, 14, 22, 24, 25,
118
30, 33, 35, 36, 38, 39, 48, sumber daya, 2, 4, 5, 6, 14,
U
49, 50, 51, 58, 59, 60, 82, 15, 22, 30, 33
universitas, 9
83, 97, 98, 105, 107, 110,
utilitas, 9
111, 113, 114, 150 T
Solution Focused Brief
tanggung jawab, 8
Counseling, 3, 4, 150 V
teachers, 21
Spesific Observation, 8
terapi, 2 visitor, 7, 117
SRL, 2, 3, 4, 1, 2, 15, 16, 17,
transformasi, 20 Visualize a hingher position,
21, 22, 23, 30, 59, 150
transforming, 20 26
Step forward, 26
tugas formula, 3
strategi belajar, 3, 16, 18, 31,
120, 121, 124, 125, 126
119
OLEH :
-------------------------------------
121
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak ada target belajar, tidak memiliki strategi untuk mencapai target
belajar, tidak menjabarkan strategi belajar menjadi langkah-langkah konkrit.
2 Target belajar tidak jelas, tidak dapat membuat strategi untuk mencapai
target, tidak dapat menjabarkan strategi belajar menjadi langkah-langkah
konkrit.
3 Target belajar kurang jelas, kurang dapat membuat strategi untuk mencapai
target, tidak dapat menjabarkan strategi belajar menjadi langkah-langkah
konkrit.
4 Target belajar kurang jelas, kurang jelas membuat strategi untuk mencapai
target, menjabarkan strategi belajar menjadi langkah-langkah konkrit tidak
jelas dan tidak dapat dicapai.
5 Target belajar tidak cukup jelas, membuat strategi untuk mencapai target
tidak cukup jelas, menjabarkan strategi belajar menjadi langkah-langkah
konkrit tidak jelas dan cukup dapat dicapai.
6 Target belajar cukup jelas, membuat strategi yang cukup jelas untuk
mencapai target, menjabarkan strategi belajar menjadi langkah-langkah
konkrit kurang jelas dan cukup dapat dicapai.
7 Target belajar jelas, membuat strategi untuk mencapai target cukup jelas,
menjabarkan strategi belajar menjadi langkah-langkah konkrit kurang jelas
dan cukup dapat dicapai.
8 Target belajar jelas, membuat strategi untuk mencapai target cukup jelas,
menjabarkan strategi belajar menjadi langkah-langkah konkrit cukup jelas
dan dapat dicapai.
122
9 Target belajar sangat jelas, membuat strategi yang jelas untuk mencapai
target, menjabarkan strategi belajar jelas menjadi langkah-langkah konkrit
dan dapat dicapai.
10 Target belajar sangat jelas, membuat strategi untuk mencapai target sangat
jelas, menjabarkan strategi belajar menjadi langkah-langkah konkrit sangat
jelas dan dapat dicapai.
SKALA DESKRIPSI
1 Motivasi belajar tidak ada, sangat tidak yakin atas kemampuan yang dimiliki,
sangat tidak meyakini bahwa belajar berguna bagi masa depan.
2 Motivasi belajar sangat rendah, sangat tidak yakin atas kemampuan yang
dimiliki, sangat tidak meyakini bahwa belajar berguna bagi masa depan
3 Motivasi belajar cukup rendah, tidak yakin atas kemampuan yang dimiliki,
tidak meyakini bahwa belajar berguna bagi masa depan
4 Motivasi belajar rendah, kurang yakin atas kemampuan yang dimiliki, kurang
meyakini bahwa belajar berguna bagi masa depan
5 Motivasi belajar cukup tinggi, cukup yakin atas kemampuan yang dimiliki,
kurang cukup meyakini bahwa belajar berguna bagi masa depan.
6 Motivasi belajar cukup tinggi, cukup yakin atas kemampuan yang dimiliki,
meyakini bahwa belajar berguna bagi masa depan.
7 Motivasi belajar tinggi, cukup yakin atas kemampuan yang dimiliki, cukup
yakinibahwa belajar berguna bagi masa depan.
8 Motivasi belajar tinggi, yakin atas kemampuan yang dimiliki, meyakini bahwa
belajar berguna bagi masa depan.
9 Motivasi belajar sangat tinggi, sangat yakin atas kemampuan yang dimiliki,
meyakini bahwa belajar berguna bagi masa depan.
10 Motivasi belajar sangat tinggi, sangat yakin atas kemampuan yang dimiliki,
sangat yakin bahwa belajar berguna bagi masa depan
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak memiliki jadwal belajar, tidak pernah menyelesaikan tugas/PR tepat
waktu, sangat tidak mampu mengontrol gangguan yang dapat menghambat
kegiatan belajar, tidak pernah memberikan penghargaan/hadiah kepada diri
sendiri ketika berhasil mencapai target belajar yang telah ditetapkan.
2 Tidak memiliki jadwal belajar, menyelesaikan tugas/PR tidak tepat waktu,
tidak mampu mengontrol gangguan yang dapat menghambat kegiatan
123
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak pernah memantau cara-cara belajar diri sendiri yang dapat
meningkatkan hasil belajar, tidak pernah memantau kekurangan diri dalam
124
SKALA DESKRIPSI
1 Tidak pernah menilai kelebihan dan kekurangan terhadap hasil belajar yang
telah dicapai, tidak mampu mengenali penyebab dari kekurangan dan
keberhasil dalam belajar, tidak pernah mengubah strategi belajar yang tidak
efektif
2 Kadang-kadang menilai kelebihan dan kekurangan terhadap hasil belajar
yang telah dicapai, tidak mampu mengenali penyebab dari kekurangan dan
keberhasil dalam belajar, tidak pernah mengubah strategi belajar yang tidak
efektif.
3 Kadang-kadang menilai kelebihan dan kekurangan terhadap hasil belajar
yang telah dicapai, kurang mampu mengenali penyebab dari kekurangan dan
keberhasil dalam belajar, tidak pernah mengubah strategi belajar yang tidak
efektif.
4 Kadang-kadang menilai kelebihan dan kekurangan terhadap hasil belajar
yang telah dicapai, kurang mampu mengenali penyebab dari kekurangan dan
keberhasil dalam belajar, kadang-kadang mengubah strategi belajar yang
tidak efektif.
5 Sering menilai kelebihan dan kekurangan terhadap hasil belajar yang telah
dicapai, cukup mampu mengenali penyebab dari kekurangan dan keberhasil
dalam belajar, kadang-kadang mengubah strategi belajar yang tidak efektif.
6 Sering menilai kelebihan dan kekurangan terhadap hasil belajar yang telah
dicapai, mampu mengenali penyebab dari kekurangan dan keberhasil dalam
belajar, kadang-kadang mengubah strategi belajar yang tidak efektif.
7 Sering menilai kelebihan dan kekurangan terhadap hasil belajar yang telah
dicapai, mampu mengenali penyebab dari kekurangan dan keberhasil dalam
belajar, sering mengubah strategi belajar yang tidak efektif.
8 Selalu menilai kelebihan dan kekurangan terhadap hasil belajar yang telah
dicapai, mampu mengenali penyebab dari kekurangan dan keberhasil dalam
belajar, sering mengubah strategi belajar yang tidak efektif.
9 Selalu menilai kelebihan dan kekurangan terhadap hasil belajar yang telah
dicapai, sangat mampu mengenali penyebab dari kekurangan dan keberhasil
dalam belajar, sering mengubah strategi belajar yang tidak efektif.
10 Selalu menilai kelebihan dan kekurangan terhadap hasil belajar yang telah
dicapai, sangat mampu mengenali penyebab dari kekurangan dan keberhasil
dalam belajar, selalu mengubah strategi belajar yang tidak efektif.
126
SKALA DESKRIPSI
1 Biasa saja ketika hasil belajar memenuhi target awal, tidak pernah
meningkatkan target hasil belajar untuk waktu yang akan datang, tidak
pernah merancang strategi belajar untuk waktu yang akan datang.
2 Cukup puas ketika hasil belajar memenuhi target awal, tidak pernah
meningkatkan target hasil belajar untuk waktu yang akan datang, tidak
pernah merancang strategi belajar untuk waktu yang akan datang.
3 Cukup puas ketika hasil belajar memenuhi target awal, tidak pernah
meningkatkan target hasil belajar untuk waktu yang akan datang, tidak
pernah merancang strategi belajar untuk waktu yang akan datang.
4 Cukup puas ketika hasil belajar memenuhi target awal, jarang meningkatkan
target hasil belajar untuk waktu yang akan datang, tidak pernah merancang
strategi belajar untuk waktu yang akan datang.
5 Puas ketika hasil belajar memenuhi target awal, jarang meningkatkan target
hasil belajar untuk waktu yang akan datang, jarang merancang strategi
belajar untuk waktu yang akan datang.
6 Puas ketika hasil belajar memenuhi target awal, cukup sering meningkatkan
target hasil belajar untuk waktu yang akan datang, cukup sering merancang
strategi belajar untuk waktu yang akan datang.
7 Puas ketika hasil belajar memenuhi target awal, sering meningkatkan target
hasil belajar untuk waktu yang akan datang, sering merancang strategi
belajar untuk waktu yang akan datang.
8 Sangat puas ketika hasil belajar memenuhi target awal, sering meningkatkan
target hasil belajar untuk waktu yang akan datang, sering merancang strategi
belajar untuk waktu yang akan datang.
9 Sangat puas ketika hasil belajar memenuhi target awal, selalu meningkatkan
target hasil belajar untuk waktu yang akan datang, sering merancang strategi
belajar untuk waktu yang akan datang.
10 Sangat puas ketika hasil belajar memenuhi target awal, selalu meningkatkan
target hasil belajar untuk waktu yang akan datang, selalu merancang strategi
belajar untuk waktu yang akan datang.
127
INFORM CONSENT
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari siapa pun.
..........................., ...........20....
Saya yang menyatakan,
____________________
128
LEMBAR KERJA
KONSELING SINGKAT BERFOKUS SOLUSI
Untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama
MY SOLUTION PROBLEM
OLEH :
129
LEMBAR KERJA 1
Akhir-akhir ini saya sedang mengalami masalah yang berhubungan dengan belajar dan
saya ingin segera menyelesaikan masalahku ini. Masalahku ini adalah:
Masalahku adalah:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
130
LEMBAR KERJA 2
Pada skala 1-10, 1 menunjukkan bahwa saya tidak puas dengan cara belajar saya dan 10
saya merasa sangat puas dengan cara belajar saya. Maka posisi saya saat ini adalah:
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
131
LEMBAR KERJA 3
Pada skala 1-10, 1 menunjukkan bahwa saya tidak yakin pada diri sendiri dan 10 saya
merasa sangat yakni bisa menyelesaikan masalahku ini. Maka posisi saya saat ini
adalah:
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
132
LEMBAR KERJA 4
Suatu malam, ketika saya tertidur, terjadi sebuah keajaiban dan masalah saya bisa
terselesaikan. Karena saya tertidur lelap saya tidak tahu jika telah terjadi sebuah
keajaiban. Ketika saya bagun di pagi hari, Saya merasa ada yang berbeda. Beberapa hal
yang bisa saya lihat bahwa keajaiban telah terjadi adalah:
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
__________________________________________
133
LEMBAR KERJA 5
Saya akan membuat tujuan kecil untuk diriku. Tujuan tersebut adalah:
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
Langkah-langkah konkrit yang dapat saya lakukan untuk mencapai tujuan saya ini
adalah:
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
__________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
____________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
____________________
134
LEMBAR KERJA 6
Jika dipikir-pikir, tidak selamanya saya mengalami kesulitan dalam belajar. Ada saat-
saat dimana saya bisa belajar dengan baik. Saat-saat di mana saya bisa belajar dengan
baik ketika..........................
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
_________________________________________________
135
LEMBAR KERJA 7
Pada skala 1-10, 1 menunjukkan masalah besar dan 10 tidak ada masalah, hari ini
masalah saya berada pada skala:
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Sesi I
Usaha yang telah saya lakukan hingga berada pada posisi saya sekarang ini adalah:
1. ________________________________________________________________________
2. ________________________________________________________________________
3. ________________________________________________________________________
4. ________________________________________________________________________
5. ________________________________________________________________________
136
Beberapa hari kedepan saya ingin berada di posisi ____. Agar posisi ini dapat saya capai maka
langkah-langkah konkrit yang akan saya lakukan adalah:
1. __________________________________________________________________________
2. __________________________________________________________________________
3. __________________________________________________________________________
4. __________________________________________________________________________
5. __________________________________________________________________________
Sesi II
Hari ini saya telah berada di posisi ____. Posisi ini lebih baik dari beberapa hari yang lalu.
Agar saya bisa benar-benar dapat mencapai posisi 10 maka hal yang akan saya lakukan
adalah:
1. ________________________________________________________________________
2. ________________________________________________________________________
3. ________________________________________________________________________
4. ________________________________________________________________________
5. ________________________________________________________________________
Sesi III
Hari ini saya telah berada di posisi ____. Posisi ini jauh lebih baik dari beberapa hari yang lalu.
Agar saya bisa benar-benar dapat mencapai posisi 10 maka hal yang akan saya lakukan adalah:
1. __________________________________________________________________________
2. __________________________________________________________________________
3. __________________________________________________________________________
4. __________________________________________________________________________
5. __________________________________________________________________________
137
Sesi IV
Hari ini saya telah berada di posisi ____. Posisi ini jauh lebih baik dari beberapa hari yang lalu.
Agar saya bisa benar-benar dapat mencapai posisi 10 maka hal yang akan saya lakukan adalah:
1. ___________________________________________________________________________
2. ___________________________________________________________________________
3. ___________________________________________________________________________
4. ___________________________________________________________________________
5. ___________________________________________________________________________
138
LEMBAR KERJA 8
Saya telah membuat tujuan yang ingin saya capai. Beberapa hari ke depan saya akan
mencatat beberapa tindakan saya yang dapat membuat saya mencapai tujuan tersebut.
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
139
LEMBAR KERJA 9
Setelah saya mengikuti seluruh proses konseling ini saya telah banyak mengalami
perubahan. Perubahan itu adalah:
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________
140
LEMBAR KERJA 10
Jika saya menemui masalah lagi dalam belajar maka saya akan menggunakan beberapa
strategi yang telah saya dapatkan dalam konseling ini. Strategi tersebut adalah:
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________
141
LEMBAR KERJA 11
Ketika keadaan kembali mulai memburuk maka saya dapat melihat tanda-tandanya dan
akan menggunakan strategi yang pernah saya lakukan dalam konseling ini. Tanda-tanda
bahwa keadaan mulai memburuk yaitu:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
142
BIODATA PENULIS
Untuk memberikan umpan balik dari panduan ini, hubungi penulis di email
suciani.latif@unm.ac.id atau suci.bkunm@gmail.com
143
BIODATA PENULIS
Untuk memberikan umpan balik dari panduan ini, hubungi penulis di email
m.ramli25@yahoo.com atau m.ramli.fip@um.ac.id
146
BIODATA PENULIS
Prof. Dr. Nur Hidayah, M.Pd bekerja sebagai dosen dan Guru Besar
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP) di Universitas Negeri Malang (UM Malang) sejak 1983.
Jabatan sebagai Koordinator Prodi S2 BK dan S3 BK Pascasarjana
UM. Penulis lahir di Gresik, 17 Agustus 1959. Penulis tertarik di
bidang konseling dan asesmen. Penulis telah memiliki banyak
karya tulis di bidang bimbingan dan konseling baik pada
tingkat nasional maupun internasional. Penulis telah memiliki HKI
dengan judul Cybercounseling Cognitive-Behavioral: Panduan Bagi Helper Profesional
dan Siberkonseling Realita Berbasis Android Untuk Meningkatkan Kejujuran Akademik
Siswa SMA pada tahun 2017. Selain itu, Penulis juga telah menerima penghargaan
berupa Satyalancana Karya Satya XX Tahun dan Satyalancana Karya Satya XXX Tahun
dari Presiden RI pada tahun 2010 dan 2015, Award FIP-JIP 2017 sebagai dosen
produktif dalam penelitian dan pembelajaran, Dosen berprestasi II Universitas Negeri
Malang 2017.
Untuk memberikan umpan balik dari panduan ini, hubungi penulis di email
nur.hidayah.fip@um.ac.id
147
SINOPSIS
Buku ini merupakan panduan Konseling Singkat Berfokus Solusi (KSBS) atau
biasa dikenal dengan Solution Focused Brief Counseling (SFBC). Tujuan
Konseling Singkat Berfokus Solusi adalah membantu konseli membangun,
merancang dan mengkonstruksikan solusi-solusi atas masalah yang
dihadapinya dengan melakukan langkah-langkah yang lebih positif, kongret,
spesifik, dalam kontrol konseli serta dalam bahasa konseli.