Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENELITIAN

PRAKTIKUM BIMBINGAN KONSELING INDIVIDU


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Praktikum Konseling II”
Dosen Pengampu: Dr. Abdurrahman, M.Pd.

Disusun Oleh:

Dea Septi Pratiwi


NIM: 0102181037

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas nikmat, taufik dan
hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai yang di rencanakan. Salawat
dan salam sama kita curahkan kepada junjungan alam pembawa kebenaran
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan syafa‘at dari beliaulah
sangat kita harapkan di akhirat kelak. Saya berharap laporan tugas ini dapat
menambah wawasan khususnya dalam mata kuliah Praktikum Konseling II,
yang didalamnya dibahas tentang “Bimbingan Konseling Individu”.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kelemahan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik konstruktif dan saran sangat diharapkan guna
perbaikan kedepannya. Terima kasih.

Medan, Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 4

A. Bimbingan Konseling Individu .................................................................. 4

1. Pengertian Bimbingan Konseling ......................................................... 4

2. Pengertian Bimbingan Konseling Individu ........................................... 5

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 6

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian................................................................ 6

B. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian .................................................... 6

C. Sumber Data ............................................................................................. 6

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 6

E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 9

A. Identitas Klien ........................................................................................... 9

B. Teks Wawancara ....................................................................................... 9

C. Pembahasan ............................................................................................ 13

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 17

A. Kesimpulan ............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18

LAMPIRAN ..................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari Natawidjaja yang mengartikan bahwa bimbingan sebagai proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
agar individu tadi dapat memahami dirinya, sebagai akibatnya beliau mampu
mengarahkan dirinya dan bisa bertindak secara lumrah, sesuai dengan
menggunakan tuntutan dan keadaan lingkungan, kluarga, masyarakat, dan
kehidupan di umumnya. Secara awam program bimbingan dan konseling
artinya suatu rancangan atau planning kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
jangka ketika eksklusif. Sedangkan, program bimbingan dan konseling ialah
suatu rangkaian kegiatan bimbingan serta konseling yang tersusun secara
sistematis, bersiklus, terorganisasi, serta terkoordinasi selama periode waktu
eksklusif. 1
Agar lebih mendekatkan pemahaman perlu dikemukakan bahwa pada
konseling terjadi pertemuan tatap muka antar konselor (orang yang memberi
bimbingan) serta konseli (orang yang menerima bimbingan). Konseling ini
dilihat sebagai inti proses bantuan yang esensial bagi upaya layanan
bimbingan pada seorang individu atau klien ketika mereka berusaha
menuntaskan problema yang mereka hadapi. Tetapi perlu dicatat bahwa pada
praktiknya konseling harus dilakukan oleh seorang yang telah
terlatih/profesional. 2
Bagi beberapa klien atau peserta didik yang aktif pada organisasi,
pengaturan saat menjadikan dilema bagi mereka. Manajemen ketika belajar
bisa diimplementasikan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Dalam
kaitannya dengan global pendidikan, manajemen waktu belajar individu dapat
dikembangkan semenjak usia dini, supaya setiap individu bisa terbiasa
mengatur seluruh kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari supaya lebih
1
Yakub and Abdurrahman, ‗Modus Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Islam Sebagai
Upaya Pencegahan Bahaya Narkoba‘, Enlighten: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 2.1
(2019), 40–51.
2
Abdurrahman, ‗Fungsi Dan Peran Konseling Dalam Pendidikan‘, Islamic Counseling:
Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 3.1 (2019), 35.

1
2

tertata. Manajemen waktu belajar yang kurang baik ditandai menggunakan


kegagalan pada belajar, sedangkan manajemen ketika belajar baik ditandai
menggunakan peningkatan peserta didik dalam menuntaskan/memecahkan
pertarungan belajar. Umumnya klien/siswa yang cerdas mempunyai
manajemen ketika belajar yang tinggi sebab seringkali dipupuk dan memiliki
jadwal kegiatan sehari-hari. Diantara usaha yang dilakukan oleh
konselor/pendidik untuk mengatasi persooalan manajemen ketika belajar ialah
klien/peserta didik dapat mengatur waktunya antara belajar dan aktivitas
organisasi.
Veithzal mengatakan organisasi ialah wadah yang memungkinkan
seseorang dapat meraih yang akan terjadi yang sebelumnya tidak bisa dicapai
oleh indivisu secara sendiri. Organisasi artinya suatu unit terkoordinasi yang
terdiri dari lebih dari 2 orang, yang berfungsi mencapai sasaran tertentu.
Lingkungan pendidikan di luar pembelajaran adalah organisasi-organisasi
sekolah atau kuliah. Lingkungan ini pun bisa mempengaruhi manajemen
ketika belajar. Organisasi artinya wadah bagi peserta didik buat
mengekspresikan diri sinkron menggunakan bakat dan minat yang
dimilikinya. Partisipasi aktif siswa/klien dalam berorganisasi dikhawatirkan
akan mengganggu manajemen ketika belajar. Seperti yang terjadi di SMA 02
Kudus, terdapat beberapa siswa yang aktif berorganisasi dan acapkali
meninggalkan aktivitas belajar mengajar, sebagai akibatnya siswa merasa
kesulitan membagi waktu dan mengejar ketertinggalan pelajaran. Karena
keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi seberapa besar siswa pada
manajemen waktu belajar, semangat belajar, serta pencerahan dalam belajar.
Kurangnya manajemen waktu belajar tadi dapat ditunjukkan dengan adanya
peserta didik yang aktif dalam organisasi namun tidak mampu membagi
waktunya antara organisasi dan belajar, karena itu terdapat beberapa
siswa/mahasiswa yang aktif dalam oragnisasi tetapi ketinggalan pada
pelajaran. 3

3
Ida Afitiya Sari, ‗Mengatasi Kesulitan Membagi Waktu Antara Belajar Dengan
Organisasi Melalui Konseling Behavioristik Teknik Self Management Di SMA 02 Kudus‘, 2019.
3

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bimbingan konseling individu?
2. Bagaimana hasil laporan bimbingan konseling individu mengenai
―Kesulitan Membagi Waktu Antara Kuliah Dengan Organisasi‖?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bimbingan konseling
individu.
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil laporan bimbingan konseling
individu mengenai ―Kesulitan Membagi Waktu Antara Kuliah Dengan
Organisasi‖?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Konseling Individu
1. Pengertian Bimbingan Konseling
Secara etimologis kata bimbingan meruupakan terjemahan dari kata
―guidance‖ berasal dari kata ―to guide‖ yang mempunyai arti
menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun membantu. Menurut
Rahman Natawijaya, bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya,sehingga ia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat, serta
kehidupan umumnya. 4
Konseling ini terlihat sebagai inti dari proses penyediaan bantuan yang
penting untuk layanan-layanan bimbingan kepada seorang klien ketika
mereka mencoba untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Namun, seharusnya diperhatikan bahwa dalam prakteknya konsleing harus
dilakukan oleh seseorang yang telah terlatih/profesional. 5
Menurut Prayitno, bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan
untuk peserta didik, baik secara perorangan maunpun kelompok agar
mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi,
sosial, belajar, maupun karir melalui berbagai jenis leyanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Oleh karena itu,
bimbingan dan konseling merupakan layanan ahli oleh konselor (guru
bimbingan dan konseling). 6

4
Afiatin Nisa, ‗Analisis Kenakalan Siswa Dan Implikasinya Terhadap Layanan
Bimbingan Dan Konseling‘, Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 4.2 (2018), 114–15.
5
Abdurrahman, ‗The Function of Islamic Counseling in Education‘, PGSD UNIMED:
Jurnal Handayani, 11.1 (2020), 43.
6
Kamaluddin, ‗Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah‘, Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 17.4 (2011), 448.

4
5

2. Pengertian Bimbingan Konseling Individu


Pendapat Sofyan Willis, bimbingan konseling individu adalah
pertemuan konselor dengan konseli secara individual, dimana terjadi
hubungan konseling yang bernuansa rapport dan konselor berupaya
memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi konseli dan konseli
dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinya. Masalah yang
bersifat pribadi dan rahasia. Diperkuat oleh tohirin konseling individu bisa
diartikan proses membantu dari konselor kepada (klien) mendapat apa
yang menjadi tujuan masalah dan upaya mengembangkan pribadi klien
dalam menjadikan diri klien yang bisa beradaptasi dan dapat melakukan
penyesuaian dengan lingkungan sosial dengan normal. 7

7
Zulamri and Ahmad Juki, ‗Pengaruh Layanan Konseling Individual Terhadap
Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II B
Pekanbaru‘, Jurnal At-Taujih: Bimbingan Dan Konseling Islam, 2.2 (2019), 22–23.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan salah
satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan
untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-
praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan
apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan
belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan
pada waktu yang akan datang.
B. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian: Di rumah konseli tepatnya Jl. Megawati No. 25, Kota
Medan, Sumatera Utara
Waktu Penelitian: 18 Desember 2021
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dapat dibagi kepada dua kelompok,
yaitu:
1. Data primer adalah data yang peneliti dapatkan dari observasi dan
wawancara mendalam dengan informan yang terkait dengan tujuan
penelitian. Dalam sumber data primer yaitu dengan melakukan
observasi serta wawancara langsung kepada klien yang mengalami
kesulitan membagi waktu antara kuliah dengan organisasi.
2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data pelengkap dalam penulisan
proposal penelitian ini yang dalam bentuk tertulis dan diperoleh
melalui buku, jurnal, dan sebagainya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka mengumpulkan data sebagaiman yang diharapkan, maka
penulis melakukan pengumpulan data dengan tiga cara:

6
7

1. Observasi
Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara bahwa
sipeneliti langsung terjun kelapangan/lokasi penelitian untuk melakukan
pengamatan langsung bagiamana keadaan yang sebenarnya. Maka peneliti
secara langsung ke lokasi penelitian dengan adanya perlengkapan
observasi seperti alat rekam/kamera, buku catatan beserta alat tulisnya, dan
lain sebagainya.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terstruktur yaitu
wawancara yang dipertanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu oleh
peneliti kepada objek yang ingin diwawancarai. Wawancara yang
dilakukan dengan mengemukakan topik yang berhubungan dengan
penelitian dan pertanyaan yang disampaikan tidak menimbulkan jawaban
yang terlalu susah atau berbelit-belit sehingga lebih dapat dan terfokus dan
bisa mendapatkan informasi sebanyak-banyakanya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Didalam dalam melaksanakan metode dokementasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-
peraturan jurnal, koran, tabel, seperti gambaran umum wilayah.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan pada saat penelitian berlangsung, dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisa data yang dikemukakan oleh Miles
dan Huberman bahwa aktivitas dalam analisa data dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah
jenuh. Miles dan Huberman. Langkah- langkah penelitian dalam model
interaktif ini yaitu: 8

8
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2008).
8

1. Reduksi Data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian,


pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan.
2. Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
berkemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
3. Menarik kesimpulan/verifikasi, keabsahan data yang diperoleh
dilapangan diperiksa dengan menggunakan teknik-teknik sebagai
berikut:
a. Pertanyaan yang sama diajukan kepada Informan yang berbeda
melalui wawancara terstruktur dan tidak berstruktur. Wawancara
berstruktur diajukan saat pertama kali wawancara, berikutnya
kepada informan yang sama diajukan wawancara tidak berstruktur
dengan materi pertanyaan yang sama.
b. Mengkonfirmasikan hasil temuan dengan responden penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Klien
Nama Klien : Ririn Dzuhfany
Umur : 20 Tahun
Alamat : Jl. Megawati No. 25
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Mahasiswa
Kasus/Masalah : Kesulitan membagi waktu antara kuliah dengan
organisasi
B. Teks Wawancara
Attending
Konseli : Assalamu‘alaikum..
Konselor : Wa‘alaikumsalam..
Silahkan masuk!
Konselor : Apa kabar Mbak Ririn?
Konseli : Baik Mbak Dea..
Konselor : Emm.. Alhamdulillah ya..
Gimana perjalanan Mbak Ririn tadi menuju kesini?
Konseli : Perjalanan saya menuju kesini Alhamdulillah, saya sampai
dengan selamat..
Konselor : Alhamdulillah ya Mbak ya..
Penstrukturan
Konselor : Apakah sebelumnya Mbak Ririn sudah pernah melakukan
proses konseling?
Konseli : Sudah Mbak..
Konselor : Baiklah Mbak..
Jadi disini kita akan melakukan proses konseling dengan peraturan yang
ada saat berjalannya konseling ini, dan yang telah kita sepakati bersama,
bagaimana Mbak?
Konseli : Oke Mbak Dea siap!!

9
10

Konselor : Kelihatannya muka Mbak Ririn sangat murung sekali,


apakah Mbak Ririn sedang mengalami masalah? Boleh diceritakan kepada
saya?
Konseli : Hmm.. beginilah Mbak namanya juga lagi kuliah kan..
Dibalik jadwal kuliah dan organisasi saya, saya kesulittan untuk membagi
waktu saya Mbak agar bisa menjalani keduanya..
Keruntutan
Konselor : Kalau boleh tahu Mbak Ririn kuliah dimana sekarang?
Konseli : Saya kuliah di ITB Mbak Dea..
Konselor : Jurusan apa kalau boleh tahu Mbak?
Konseli : Jurusan teknik Mbak..
Konselor : Wahh.. keren sekali ya Mbak Ririn ya..
Lalu, kalau boleh tahu Mbak sekarang semester berapa kuliahnya?
Konseli : Semester enam Mbak..
Konselor : Hm.. sudah mau lulus ya Mbak ya..
Konseli : Hehe iya Mbak..
Dorongan Minimal
Konselor : Organisasi apa saja yang sedang Mbak Ririn ikuti
sekarang?
Konseli : Ya.. seperti Mapala, seperti Dema..
Seperti itulah Mbak, dan banyak lagi selebihnya gitu..
Refleksi
Konselor : Hm.. apalagi di Mapala ya Mbak ya, kebanyakan keluar,
berpetualang, iya kan?
Konseli : Iyaa.. banyak kegiatan di luar, kadang kalau lagi kuliah
pun banyak kegiatan yang dilakukan, dan organisasi lain yang dilakukan
juga dalam satu waktu gitu Mbak..
Penafsiran
Konselor : Ohh iya begitu ya Mbak..
Konseli : Iya Mbak Dea, karena itulah saya jadi merasa agak
kesulitan untuk membagi waktu saya antara kuliah dan organisasi..
11

Konfrontasi
Konseli : Saya juga lagi ada banyaknya tugas-tugas, sedangkan saya
juga lagi banyak mengikuti organisasi, gitukan Mbak! Jadi waktu saya itu
terbentrok sama jadwal organisasi saya, sama tugas-tugas saya. Seperti itu
Mbak..
Konselor : Iya ya Mbak.. saya mengerti..
Mengenali Perasaan
Konseli : Jadi saya bingung Mbak, saya tidak bisa memilih salah
satunya. Karena organisasi dan kuliah sangat penting buat saya..
Konselor : Keduanya sama-sama memiliki peran penting buat Mbak
ya..
Konseli : Iya Mbak, benar..
Pemberian Informasi
Konselor : Jadi Mbak Ririn sekarang ini sedang mengalami masalah
kan ya, apakah Mbak Ririn pernah menceritakan masalah ini kepada
teman-teman Mbak Ririn?
Konseli : Ya gimana ya Mbak.. mereka pun udah sibuk dengan
kegiatan mereka masing-masing. Jadi ya saya gak sempat gitu untuk cerita
kepada mereka.
Konselor : Jadi Mbak Ririn pernah juga gak menceritakan masalah
ini kepada seseorang atau siapapun selain teman Mbak?
Konseli : Tidak ada Mbak..
Pemberian Nasehat
Konseli : Saya dilema Mbak jadinya sekarang harus gimana..
Konselor : Ya sebaiknya itu ya, Mbak Ririn harus usahakan
sebisanya untuk menceritakan masalah ini kepada orang terdekat Mbak,
seperti teman-teman organisasi Mbak Ririn, atau teman-teman kampus
Mbak Ririn yang sudah seperti sahabat Mbak gitu, saya yakin pasti mereka
mau mendengarkan keluh kesah Mbak selama ini. Agar mereka juga
mengerti apa yang sedang Mbak Ririn alami atau hadapi, agar juga mereka
mungkin bisa membantu kesulitan yang sedang Mbak Ririn alami.
12

Pemberian Contoh
Konselor : Saya juga pernah berada di posisi Mbak seperti ini, saya
bingung harus memilih organisasi atau kuliah. Sampai pada akhirnya saya
berpikir bahwasanya prioritas utama saya ada kuliah, jadi saya akan
mengutamakan kuliah saya daripada organisasi yang sedang saya jalani
pada saat itu..
Konseli : Hmm.. iya bener sih Mbak..
Empati
Konselor : Saya sangat mengerti dengan keadaan Mbak Ririn
sekarang, dengan masalah yang Mbak Ririn hadapi sekarang ini. Saya
turut prihatin yaa..
Konseli : Iya Mbak..
Merumuskan Tujuan, Pemberian Penguatan, Dan Peneguhan Hasrat
Konselor : Terus sekarang kamu maunya gimana?
Konseli : Ya saya ingin waktu saya itu bisa terbagi untuk kuliah
maupun organisasi Mbak. Saya ingin keduanya bisa berjalan dengan baik..
Konselor : Jadi menurut Mbak Ririn, Mbak Ririn ingin bisa membagi
waktu Mbak antara kuliah dengan organisasi agar semuanya dapat berjalan
dengan lancar?
Konseli : Iya Mbak Dea, begitu..
Konselor : Baiklah Mbak Ririn..
Sebaiknya ya, Mbak Ririn harus bisa mengatur jadwal tentang kegiatan
keseharian Mbak, di kos itukan Mbak ada waktu luang mungkin, nah
disitu Mbak bisa membuat schedule atau jadwal untuk kegiatan sehari-hari
Mbak.. Jadi kegiatan sehari-hari Mbak itu bisa berjalan secara lancar dan
teratur. Memang disini tujuan Mbak kan ingin kuliah dan untuk sebisanya
Mbak itu harus mengutamakan kuliah Mbak daripada organisasi. Jangan
sampai kuliah Mbak terbengkalai karena organisasi-organisasi yang Mbak
sedang jalani sekarang. Disini kuliah itu memang penting namun
organisasi juga perlu, akan tetapi disini tujuan Mbak itu ingin cepat-cepat
segera lulus dan mendapatkan pekerjaan secepatnya.
13

Tahap Akhir
Konselor: Ya mungkin itu saja solusi yang bisa saya bicarakan dan berikan
kepada Mbak. Baiklah, sepertinya konseling ini akan segera selesai Mbak
Ririn.. Apakah ada yang mau ingin Mbak tanyakan lagi kepada saya?
Konseli : Iya Mbak Dea, saya rasa cukup Mbak, terimakasih banyak
ya Mbak Dea..
Konselor : Jadi bagaimana perasaan Mbak setelah menceritakan
semua masalah Mbak kepada saya?
Konseli : Ya Alhamdulillah Mbak Dea..
Perasaan saya sudah lega.. Saya bisa menceritakan masalah-masalah saya
di perkuliahan ini kepada Mbak Dea. Jadi pikiran saya lebih terbuka dan
apa yang harus saya lakukan, saya juga sudah tahu berkat solusi dari Mbak
Dea..
Konselor : Baiklah..
Terimakasih Mbak Ririn sudah mau bersilaturahmi dan terbuka untuk
konsultasi masalah Mbak kepada saya kemari…
Kalau misal kedepannya Mbak ririn juga mau kesini lagi untuk
bersilaturahmi atau apapun itu, saya akan membuka lebar pintu saya sekali
untuk Mbak Ririn buat kedepannya..!
Konseli : Terimakasih Mbak Dea..
Konselor : Iya terimakasih kembali Mbak Ririn..!
Konseli : Assalamu‘alaikum..
Konselor : Wa‘alaikum salam..
Konseli : Saya pamit pulang dulu ya Mbak..
Konselor : Iya iya saya antar kedepan ya Mbak!
C. Pembahasan
Dari ilustrasi permasalahan diatas dapat dikatakan bahwa Ririn kesulitan
untuk membagi waktunya antara kuliah dengan organisasi, dikarenakan waktu
jam masuk kuliah nya terkadang sering bertabrakan dengan jadwal organisasi
nya. Berdasarkan dari hasil analisis dan sintesis di atas yang menjadi
penyebab permasalahan Ririn adalah organisasinya yang memakan waktu
14

kuliahnya, sehingga ia sulit untuk membagi waktu antara kuliah dan


organisasinya.
Dilihat dari permasalahan yang dihadapi oleh Ririn tersebut maka dapat
digunakan beberapa alternatif bantuan untuk membantu menyelesaikan
masalahnya, yaitu dengan dilakukannya konseling individu untuk memberikan
alternatif bantuan kepada klien/konseli mengenai kesulitan membagi waktu
antara kuliah dengan organisasi. Dalam permasalahan ini saya menggunakan
teknik konseling dengan menekankan pada pendekatan konseling
behavioristik dengan teknik self management, dengan tujuan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara teknik self management terhadap peningkatan
kemampuan mengelola waktu belajar, dan teknik self management dapat
meningkatkan kemampuan mengelola waktu belajar (supaya klien dapat
mengelola dirinya sendiri dengan permasalahan yang dihadapi dan dapat
meningkatkan manajemen waktu belajarnya).
Tujuan konseling behavioristik yaitu dengan mencapai kehidupan tanpa
mengalami kesulitan atau hambatan perilaku, yang dapat membuat
ketidakpuasan dalam jangka panjang dan mengalami konflik dengan
kehidupan sosial. Konseling behavioristik digunakan untuk merubah tingkah
laku klien yang kurang sesuai menjadi tingkah laku yang sesuai dan
diinginkan klien. Oleh karena itu, konsleing behavioristik perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah-masalah yang ada.
Setelah konselor merencanakan pemberian bantuan, maka dilanjutkan
dengan merealisasikan langkah-langkah alternatif bentuk bantuan berdasarkan
masalah dan latar belakang yang menjadi penyebabnya. Langkah pemberian
bantuan ini dilaksanakan dengan berbagai pendekatan dan teknik pemberian
bantuan. Adapun langkah pemberian bantuan, yaitu merencanakan program,
pengorganisasian, penganturan dan pembagian tugas, penjadwalan,
penyediaan sarana, penggunaan pendekatan dan teknik, koordinasi,
pemantauan, dan evaluasi.
Pada kasus Ririn telah direncanakan pemberian bantuan secara individual.
Pada tahap awal diadakan pendekatan secara pribadi, konselor mengajak Ririn
15

menceritakan masalahnya, mungkin ada awalnya Ririn akan sangat sulit


menceritakan masalahnya, karena masih memiliki perasaan takut atau tidak
percaya terhadap konselor. Dalam hal ini konselor dituntut kesabarannya
untuk bisa membuka hati Ririn agar mau menceritakan masalahnya, dan
meyakinkan kepadanya bahwa masalahnya tidak akan diceritakan pada orang
lain serta akan dibantu penyelesaiannya. Pemberian bantuan ini dilakukan
tidak hanya sekali atau dua kali pertemuan saja, tetapi perlu waktu yang
berulang-ulang dan dengan jadwal dan sifat pertemuan yang tidak terkait,
kapan Ririn sebagai individu yang mempunyai masalah mempunyai waktu
untuk menceritakan masalahnya dan bersedia diberikan bantuan. Oleh sebab
itu seorang konselor harus dapat menumbuhkan transferensi yang positif
dimana klien mau memproyeksikan perasaan ketergantungan kepada konselor.
Setelah konselor dan klien melakukan beberapa kali pertemuan, dan
mengumpulkan data dari beberapa individu, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi dan mengakhiri konseling
(evaluation-termination) yaitu, proses yang berkesinambungan, evaluasi
dibuat atas dasar apa yang diperbuat. Dengan menggunakan teknik Self
management yang mana pada teknik ini individu diminta mengelola dirinya
sendiri. Adapun langkah-langkah teknik Self management yaitu, tahap
monitor diri atau observasi diri, yaitu konseli mengamati tingkah lakunya
sendiri serta mencatatnya. Tahap evaluasi diri, yaitu membandingkan hasil
catatan tingkah laku dengan target tingkah laku yang akan dicapai. Tahap
pemberian penguatan, penghapusan atau hukuman, yaitu konseli mengatur
dirinya sendiri apakah harus menggunakan penguatan, penghapusan atau
hukuman.
Teknik Self management (pengelolaan diri) merupakan teknik yang
dilakukan dalam proses perubahan tingkah laku, dimana konseli diberikan
kesempatan untuk lebih aktif dalam pelaksanaan therapy, dan mampu
mengontrol perilaku yang tidak diharapkan mejadi perilaku yang diharapkan.
Evaluasi dapat dilakukan selama proses pemberian bantuan berlangsung
sampai pada akhir pemberian bantuan. Pengumpulan data dapat dilakukan
16

dengan menggunakan beberapa teknik, seperti melalui wawancara, angket,


observasi diskusi, dokumentasi, dan sebagainya. Dalam kasus Ririn,
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara antara konselor dengan Ririn.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi artinya wadah bagi peserta didik buat mengekspresikan diri
sinkron menggunakan bakat dan minat yang dimilikinya. Partisipasi aktif
siswa/klien dalam berorganisasi dikhawatirkan akan mengganggu manajemen
ketika belajar.
Berdasarkan hasil laporan Bimbingan Konseling Individu mengenai
kesulitan untuk membagi waktu antara kuliah dengan organisasi, maka dapat
digunakan beberapa alternatif bantuan untuk membantu menyelesaikan
masalahnya, yaitu dengan dilakukannya konseling individu untuk memberikan
alternatif bantuan kepada klien/konseli mengenai kesulitan membagi waktu
antara kuliah dengan organisasi. Dalam permasalahan ini saya menggunakan
teknik konseling dengan menekankan pada pendekatan konseling
behavioristik dengan teknik self management, dengan tujuan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara teknik self management terhadap peningkatan
kemampuan mengelola waktu belajar, dan teknik self management dapat
meningkatkan kemampuan mengelola waktu belajar (supaya klien dapat
mengelola dirinya sendiri dengan permasalahan yang dihadapi dan dapat
meningkatkan manajemen waktu belajarnya).

17
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, ‗Fungsi Dan Peran Konseling Dalam Pendidikan‘, Islamic
Counseling: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 3.1 (2019), 35
———, ‗The Function of Islamic Counseling in Education‘, PGSD UNIMED:
Jurnal Handayani, 11.1 (2020), 43
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2008)
Kamaluddin, ‗Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah‘, Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 17.4 (2011), 448
Nisa, Afiatin, ‗Analisis Kenakalan Siswa Dan Implikasinya Terhadap Layanan
Bimbingan Dan Konseling‘, Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling,
4.2 (2018), 114–15
Sari, Ida Afitiya, ‗Mengatasi Kesulitan Membagi Waktu Antara Belajar Dengan
Organisasi Melalui Konseling Behavioristik Teknik Self Management Di
SMA 02 Kudus‘, 2019
Yakub, and Abdurrahman, ‗Modus Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Islam
Sebagai Upaya Pencegahan Bahaya Narkoba‘, Enlighten: Jurnal Bimbingan
Dan Konseling Islam, 2.1 (2019), 40–51
Zulamri, and Ahmad Juki, ‗Pengaruh Layanan Konseling Individual Terhadap
Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus
Anak Kelas II B Pekanbaru‘, Jurnal At-Taujih: Bimbingan Dan Konseling
Islam, 2.2 (2019), 22–23

18
LAMPIRAN
1. Dokumentasi

2. Video
Link:
https://drive.google.com/file/d/1EgtlKzl411RUMTk87tpSqSmKFIIAo2Ih/
view?usp=drivesdk

19

Anda mungkin juga menyukai