Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENELITIAN

PRAKTIKUM BIMBINGAN KONSELING INDIVIDU


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Praktikum Konseling II”
Dosen Pengampu: Dr. Abdurrahman, M.Pd.

Disusun Oleh:

Dea Septi Pratiwi


NIM: 0102181037

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas nikmat, taufik dan
hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai yang di rencanakan. Salawat
dan salam sama kita curahkan kepada junjungan alam pembawa kebenaran
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan syafa‘at dari beliaulah
sangat kita harapkan di akhirat kelak. Saya berharap laporan tugas ini dapat
menambah wawasan khususnya dalam mata kuliah Praktikum Konseling II,
yang didalamnya dibahas tentang “Bimbingan Konseling Individu”.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kelemahan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik konstruktif dan saran sangat diharapkan guna
perbaikan kedepannya. Terima kasih.

Medan, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

A. Bimbingan Konseling Individu .................................................................. 4

1. Pengertian Bimbingan Konseling ......................................................... 4

2. Pengertian Bimbingan Konseling Individu ........................................... 4

B. Laporan Bimbingan Konseling Individu .................................................... 5

1. Kasus/Masalah: Kesulitan Membagi Waktu Antara Kuliah Dengan


Organisasi ........................................................................................... 5

2. Treatment ............................................................................................ 5

3. Solusi Dan Permasalahan Dalam Bimbingan Konseling Individu......... 9

a. Identifikasi Masalah....................................................................... 9

b. Diagnosis ....................................................................................... 9

c. Prognosis ..................................................................................... 10

d. Pemberian Bantuan ...................................................................... 10

e. Evaluasi Dan Tindak Lanjut ......................................................... 11

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 13

A. Kesimpulan ............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari Natawidjaja yang mengartikan bahwa bimbingan sebagai proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
agar individu tadi dapat memahami dirinya, sebagai akibatnya beliau mampu
mengarahkan dirinya dan bisa bertindak secara lumrah, sesuai dengan
menggunakan tuntutan dan keadaan lingkungan, kluarga, masyarakat, dan
kehidupan di umumnya. Secara awam program bimbingan dan konseling
artinya suatu rancangan atau planning kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
jangka ketika eksklusif. Sedangkan, program bimbingan dan konseling ialah
suatu rangkaian kegiatan bimbingan serta konseling yang tersusun secara
sistematis, bersiklus, terorganisasi, serta terkoordinasi selama periode waktu
eksklusif. 1
Agar lebih mendekatkan pemahaman perlu dikemukakan bahwa pada
konseling terjadi pertemuan tatap muka antar konselor (orang yang memberi
bimbingan) serta konseli (orang yang menerima bimbingan). Konseling ini
dilihat sebagai inti proses bantuan yang esensial bagi upaya layanan
bimbingan pada seorang individu atau klien ketika mereka berusaha
menuntaskan problema yang mereka hadapi. Tetapii perlu dicatat bahwa pada
praktiknya konseling harus dilakukan oleh seorang yang telah
terlatih/profesional. 2
Bagi beberapa klien atau peserta didik yang aktif pada organisasi,
pengaturan saat menjadikan dilema bagi mereka. Manajemen ketika belajar
bisa diimplementasikan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Dalam
kaitannya dengan global pendidikan, manajemen waktu belajar individu dapat
dikembangkan semenjak usia dini, supaya setiap individu bisa terbiasa
mengatur seluruh kegiatannya dalam kehidupan sehari-hari supaya lebih
1
Yakub and Abdurrahman, ‗Modus Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Islam Sebagai Upaya
Pencegahan Bahaya Narkoba‘, Enlighten: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 2.1 (2019), 40–
51.
2
Abdurrahman, ‗Fungsi Dan Peran Konseling Dalam Pendidikan‘, Islamic Counseling: Jurnal
Bimbingan Dan Konseling Islam, 3.1 (2019), 35.

1
2

tertata. Manajemen waktu belajar yang kurang baik ditandai menggunakan


kegagalan pada belajar, sedangkan manajemen ketika belajar baik ditandai
menggunakan peningkatan peserta didik dalam menuntaskan/memecahkan
pertarungan belajar. Umumnya klien/siswa yang cerdas mempunyai
manajemen ketika belajar yang tinggi sebab seringkali dipupuk dan memiliki
jadwal kegiatan sehari-hari. Diantara usaha yang dilakukan oleh
konselor/pendidik untuk mengatasi persooalan manajemen ketika belajar ialah
klien/peserta didik dapat mengatur waktunya antara belajar dan aktivitas
organisasi.
Veithzal mengatakan organisasi ialah wadah yang memungkinkan
seseorang dapat meraih yang akan terjadi yang sebelumnya tidak bisa dicapai
oleh indivisu secara sendiri. Organisasi artinya suatu unit terkoordinasi yang
terdiri dari lebih dari 2 orang, yang berfungsi mencapai sasaran tertentu.
Lingkungan pendidikan di luar pembelajaran adalah organisasi-organisasi
sekolah atau kuliah. Lingkungan ini pun bisa mempengaruhi manajemen
ketika belajar. Organisasi artinya wadah bagi peserta didik buat
mengekspresikan diri sinkron menggunakan bakat dan minat yang
dimilikinya. Partisipasi aktif siswa/klien dalam berorganisasi dikhawatirkan
akan mengganggu manajemen ketika belajar. Seperti yang terjadi di SMA 02
Kudus, terdapat beberapa siswa yang aktif berorganisasi dan acapkali
meninggalkan aktivitas belajar mengajar, sebagai akibatnya siswa merasa
kesulitan membagi waktu dan mengejar ketertinggalan pelajaran. Karena
keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi seberapa besar siswa pada
manajemen waktu belajar, semangat belajar, serta pencerahan dalam belajar.
Kurangnya manajemen waktu belajar tadi dapat ditunjukkan dengan adanya
peserta didik yang aktif dalam organisasi namun tidak mampu membagi
waktunya antara organisasi dan belajar, karena itu terdapat beberapa
siswa/mahasiswa yang aktif dalam oragnisasi tetapi ketinggalan pada
pelajaran. 3

3
Ida Afitiya Sari, ‗Mengatasi Kesulitan Membagi Waktu Antara Belajar Dengan Organisasi
Melalui Konseling Behavioristik Teknik Self Management Di SMA 02 Kudus‘, 2019.
3

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bimbingan konseling individu?
2. Bagaimana hasil laporan bimbingan konseling individu mengenai
―Kesulitan Membagi Waktu Antara Kuliah Dengan Organisasi‖?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bimbingan konseling
individu.
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil laporan bimbingan konseling
individu mengenai ―Kesulitan Membagi Waktu Antara Kuliah Dengan
Organisasi‖?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bimbingan Konseling Individu
1. Pengertian Bimbingan Konseling
Secara etimologis kata bimbingan meruupakan terjemahan dari kata
―guidance‖ berasal dari kata ―to guide‖ yang mempunyai arti
menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun membantu. Menurut
Rahman Natawijaya, bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya,sehingga ia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat, serta
kehidupan umumnya. 4
Konseling ini terlihat sebagai inti dari proses penyediaan bantuan yang
penting untuk layanan-layanan bimbingan kepada seorang klien ketika
mereka mencoba untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Namun, seharusnya diperhatikan bahwa dalam prakteknya konsleing harus
dilakukan oleh seseorang yang telah terlatih/profesional. 5
Menurut Prayitno, bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan
untuk peserta didik, baik secara perorangan maunpun kelompok agar
mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi,
sosial, belajar, maupun karir melalui berbagai jenis leyanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Oleh karena itu,
bimbingan dan konseling merupakan layanan ahli oleh konselor (guru
bimbingan dan konseling). 6
2. Pengertian Bimbingan Konseling Individu

4
Afiatin Nisa, ‗Analisis Kenakalan Siswa Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan Dan
Konseling‘, Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 4.2 (2018), 114–15.
5
Abdurrahman, ‗The Function of Islamic Counseling in Education‘, PGSD UNIMED: Jurnal
Handayani, 11.1 (2020), 43.
6
Kamaluddin, ‗Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah‘, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 17.4
(2011), 448.

4
5

Pendapat Sofyan Willis, bimbingan konseling individu adalah


pertemuan konselor dengan konseli secara individual, dimana terjadi
hubungan konseling yang bernuansa rapport dan konselor berupaya
memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi konseli dan konseli
dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinya. Masalah yang
bersifat pribadi dan rahasia. Diperkuat oleh tohirin konseling individu bisa
diartikan proses membantu dari konselor kepada (klien) mendapat apa
yang menjadi tujuan masalah dan upaya mengembangkan pribadi klien
dalam menjadikan diri klien yang bisa beradaptasi dan dapat melakukan
penyesuaian dengan lingkungan sosial dengan normal. 7
B. Laporan Bimbingan Konseling Individu
1. Kasus/Masalah: Kesulitan Membagi Waktu Antara Kuliah
Dengan Organisasi
Ririn adalah mahasiswa Universitas ITB (Institut Teknologi Bnadung).
Dia bisa dikatakan mahasiswa yang cukup aktif dalam kuliahnya,
mengikuti lebih dari satu organisasi di Universitasnya, seperti Mapala,
BEM, dan lain sebagainya. Di balik jadwal atau kesehariannya yang
sangat padat dan sibuk karena organisasi, lantas mengakibatkan perjalanan
kuliahnya hampir saja terbengkalai. Dia menjadi kesulitan untuk membagi
waktu antara kuliah dengan organisasi, waktu jam masuk kuliah nya
terkadang sering bertabrakan dengan jadwal organisasi nya. Perkara
jadwal keseharian Ririn yang padat karena organisasi nya, ia menjadi
sering ketinggalan pelajaran mata kuliah dan hampir tidak ada waktu
untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
2. Treatment:
(Pembukaan)
Konseli : Assalamu‘alaikum..
Konselor : Wa‘alaikumsalam..
Silahkan masuk!
7
Zulamri and Ahmad Juki, ‗Pengaruh Layanan Konseling Individual Terhadap Keterbukaan Diri
(Self Disclosure) Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II B Pekanbaru‘, Jurnal At-
Taujih: Bimbingan Dan Konseling Islam, 2.2 (2019), 22–23.
6

(Attending)
Konselor : Apa kabar Mbak Ririn?
Konseli : Baik Mbak Dea..
(Genuine)
Konselor : Emm.. Alhamdulillah ya..
Gimana perjalanan Mbak Ririn tadi menuju kesini?
Konseli : Perjalanan saya menuju kesini Alhamdulillah, saya sampai
dengan selamat..
(Asertif)
Konselor : Alhamdulillah ya Mbak ya..
Kelihatannya muka Mbak Ririn sangat murung sekali,
apakah Mbak Ririn sedang mengalami masalah? Boleh
diceritakan kepada saya?
Konseli : Hmm.. beginilah Mbak namanya juga lagi kuliah kan..
(Bertanya)
Konselor : Kalau boleh tahu Mbak Ririn kuliah dimana sekarang?
Konseli : Saya kuliah di ITB Mbak Dea..
(Dorongan Minimal)
Konselor : Wahh.. keren sekali ya Mbak Ririn ya..
Hm.. masalah apa kalo boleh tau yang Mbak Ririn sedang
hadapi sekarang? Boleh diceritakan kepada saya?
Konseli : Emm.. masalah yang sedang saya hadapi sekarang, saya
lagi ada banyaknya tugas-tugas, sedangkan saya juga lagi
banyak mengikuti organisasi, gitukan Mbak! Jadi waktu
saya itu terbentrok sama jadwal organisasi saya, sama
tugas-tugas saya. Seperti itu Mbak..
Konselor : kalau boleh tahu organisasi apa saja yang sedang Mbak
Ririn ikuti sekarang?
Konseli : Ya.. seperti Mapala, seperti Dema..
Seperti itulah Mbak, dan banyak lagi selebihnya gitu..
Konselor : Hm.. apalagi di Mapala ya Mbak ya, kebanyakan keluar,
7

berpetualang, iya kan..


Konseli : Iyaa.. banyak kegiatan di luar, kadang kalau lagi kuliah
pun banyak kegiatan yang dilakukan, organisasi lain yang
dilakukan juga gitu mbak..
(Pertanyaan Terbuka)
Konselor : Oh.. iya iya Mbak..
Lalu, kalau boleh tahu Mbak sekarang semester berapa
kuliahnya?
Konseli : Semester enam Mbak..
Konselor : Hm.. sudah mau lulus ya Mbak ya..
Jadi mbak Ririn sekarang ini sedang mengalami masalah
kan ya, apakah mbak Ririn pernah menceritakan masalah
ini kepada teman-teman mbak Ririn?
Konseli : Ya gimana ya Mbak.. mereka pun udah sibuk dengan
kegiatan mereka masing-masing. Jadi ya saya gak sempat
gitu untuk cerita kepada mereka.
Konselor : Jadi Mbak Ririn pernah juga gak menceritakan masalah
ini kepada seseorang atau siapapun selain teman Mbak?
Konseli : Tidak ada Mbak..
(Empati)
Konselor : Emm.. begitu ya Mbak ririn ya..
Iya iya saya sangat mengerti dengan keadaan Mbak Ririn
sekarang, dengan masalah yang Mbak Ririn hadapi
sekarang ini. Saya turut prihatin yaa..
Konseli : Iya Mbak..
(Pemecahan Masalah)
Konselor : Terus sekarang kamu maunya gimana?
Konseli : Ya saya ingin waktu saya itu bisa terbagi untuk kuliah
maupun organisasi Mbak. Saya ingin keduanya bisa
berjalan dengan baik..
(Paraphrasing)
8

Konselor : Jadi menurut Mbak Ririn, Mbak Ririn ingin bisa membagi
waktu Mbak antara kuliah dengan organisasi agar
semuanya dapat berjalan dengan lancar?
Konseli : Iya Mbak Dea, begitu..
(Evaluasi)
Konselor : Baiklah Mbak Ririn..
Disini saya akan memberikan solusi kepada Ririn. Yang
pertama itu Mbak Ririn harus usahakan sebisanya untuk
menceritakan masalah ini kepada teman-teman organisasi
Mbak Ririn, atau teman-teman kampus Mbak Ririn agar
mereka juga mengerti apa yang sedang Mbak Ririn alami
atau hadapi, agar juga mereka mungkin bisa membantu
kesulitan yang sedang Mbak Ririn alami.
Yang kedua itu Mbak Ririn harus bisa mengatur jadwal
tentang kegiatan keseharian Mbak, di kos itukan Mbak ada
waktu luang mungkin, nah disitu Mbak bisa membuat
schedule atau jadwal untuk kegiatan sehari-hari mbak.. Jadi
kegiatan sehari-hari Mbak itu bisa berjalan secara lancar
dan teratur.
Yang ketiga itu, memang disini tujuan Mbak kan ingin
kuliah dan untuk sebisanya Mbak itu harus mengutamakan
kuliah Mbak daripada organisasi. Jangan sampai kuliah
Mbak terbengkalai karena organisasi-organisasi yang Mbak
sedang jalani sekarang. Disini kuliah itu memang penting
namun organisasi juga perlu, akan tetapi disini tujuan Mbak
itu ingin cepat-cepat segera lulus dan mendapatkan
pekerjaan secepatnya.
Ya mungkin itu saja solusi yang bisa saya bicarakan dan
berikan kepada Mbak…
Konseli : Iya Mbak Dea, terimakasih yaa..
Konselor : Jadi bagaimana perasaan Mbak setelah menceritakan
9

semua masalah mbak kepada saya?


Konseli : Ya Alhamdulillah Mbak Dea..
Perasaan saya sudah lega.. Saya bisa menceritakan
masalah-masalah saya di perkuliahan ini kepada Mbak Dea.
Jadi pikiran saya lebih terbuka dan apa yang harus saya
lakukan, saya juga sudah tahu berkat solusi dari Mbak Dea..
Konselor : Baiklah..
Terimakasih Mbak Ririn sudah mau bersilaturahmi dan
terbuka untuk konsultasi masalah Mbak kepada saya
kemari…
Kalau misal kedepannya Mbak ririn juga mau kesini lagi
untuk bersilaturahmi atau apapun itu, saya akan membuka
lebar pintu saya sekali untuk Mbak Ririn buat
kedepannya..!
Konseli : Terimakasih Mbak Dea..
Konselor : Iya terimakasih kembali Mbak Ririn..!
Konseli : Assalamu‘alaikum..
Konselor : Wa‘alaikum salam..
Konseli : Saya pamit pulang dulu ya Mbak..
Konselor : Iya iya saya antar kedepan ya Mbak!
3. Solusi Dan Permasalahan Dalam Bimbingan Konseling Individu
a. Identifikasi Masalah
Dari ilustrasi permasalahan diatas dapat dikatakan bahwa Ririn
kesulitan untuk membagi waktunya antara kuliah dengan organisasi,
dikarenakan waktu jam masuk kuliah nya terkadang sering bertabrakan
dengan jadwal organisasi nya.
b. Diagnosis
Diagnosis memiliki arti suatu upaya untuk mengenal, menetapkan
atau menentukan sifat, serta hakekat dalam suatu peristiwa melalui
pengamatan terhadap gejala.
Berdasarkan dari hasil analisis dan sintesis di atas yang menjadi
10

penyebab permasalahan Ririn adalah organisasinya yang memakan


waktu kuliahnya, sehingga ia sulit untuk membagi waktu antara kuliah
dan organisasinya.
c. Prognosis
Dilihat dari permasalahan yang dihadapi oleh Ririn tersebut maka
dapat digunakan beberapa alternatif bantuan untuk membantu
menyelesaikan masalahnya, yaitu dengan dilakukannya konseling
individu untuk memberikan alternatif bantuan kepada klien/konseli
mengenai kesulitan membagi waktu antara kuliah dengan organisasi.
Dalam permasalahan ini saya menggunakan teknik konseling dengan
menekankan pada pendekatan konseling behavioristik dengan teknik
self management, dengan tujuan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara teknik self management terhadap peningkatan
kemampuan mengelola waktu belajar, dan teknik self management
dapat meningkatkan kemampuan mengelola waktu belajar (supaya
klien dapat mengelola dirinya sendiri dengan permasalahan yang
dihadapi dan dapat meningkatkan manajemen waktu belajarnya).
Tujuan konseling behavioristik yaitu dengan mencapai kehidupan
tanpa mengalami kesulitan atau hambatan perilaku, yang dapat
membuat ketidakpuasan dalam jangka panjang dan mengalami konflik
dengan kehidupan sosial. Konseling behavioristik digunakan untuk
merubah tingkah laku klien yang kurang sesuai menjadi tingkah laku
yang sesuai dan diinginkan klien. Oleh karena itu, konsleing
behavioristik perlu dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang
ada.
d. Pemberian Bantuan
Setelah konselor merencanakan pemberian bantuan, maka
dilanjutkan dengan merealisasikan langkah-langkah alternatif bentuk
bantuan berdasarkan masalah dan latar belakang yang menjadi
penyebabnya. Langkah pemberian bantuan ini dilaksanakan dengan
berbagai pendekatan dan teknik pemberian bantuan.
11

Langkah pemberian bantuan:


1. Merencanakan program
2. Pengorganisasian
3. Penganturan dan pembagian tugas
4. Penjadwalan
5. Penyediaan sarana
6. Penggunaan pendekatan dan teknik
7. Koordinasi
8. Pemantauan
9. Evaluasi
Pada kasus Ririn telah direncanakan pemberian bantuan secara
individual. Pada tahap awal diadakan pendekatan secara pribadi,
konselor mengajak Ririn menceritakan masalahnya, mungkin ada
awalnya Ririn akan sangat sulit menceritakan masalahnya, karena
masih memiliki perasaan takut atau tidak percaya terhadap konselor.
Dalam hal ini konselor dituntut kesabarannya untuk bisa membuka hati
Ririn agar mau menceritakan masalahnya, dan meyakinkan kepadanya
bahwa masalahnya tidak akan diceritakan pada orang lain serta akan
dibantu penyelesaiannya. Pemberian bantuan ini dilakukan tidak hanya
sekali atau dua kali pertemuan saja, tetapi perlu waktu yang berulang-
ulang dan dengan jadwal dan sifat pertemuan yang tidak terkait, kapan
Ririn sebagai individu yang mempunyai masalah mempunyai waktu
untuk menceritakan masalahnya dan bersedia diberikan bantuan. Oleh
sebab itu seorang konselor harus dapat menumbuhkan transferensi
yang positif dimana klien mau memproyeksikan perasaan
ketergantungan kepada konselor.
e. Evaluasi Dan Tindak Lanjut
Setelah konselor dan klien melakukan beberapa kali pertemuan,
dan mengumpulkan data dari beberapa individu, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan evaluasi dan tindak lanjut.
Evaluasi dan mengakhiri konseling (evaluation-termination) yaitu,
12

proses yang berkesinambungan, evaluasi dibuat atas dasar apa yang


diperbuat. Dengan menggunakan teknik Self management yang mana
pada teknik ini individu diminta mengelola dirinya sendiri. Adapun
langkah-langkah teknik Self management yaitu, tahap monitor diri atau
observasi diri, yaitu konseli mengamati tingkah lakunya sendiri serta
mencatatnya. Tahap evaluasi diri, yaitu membandingkan hasil catatan
tingkah laku dengan target tingkah laku yang akan dicapai. Tahap
pemberian penguatan, penghapusan atau hukuman, yaitu konseli
mengatur dirinya sendiri apakah harus menggunakan penguatan,
penghapusan atau hukuman.
Teknik Self management (pengelolaan diri) merupakan teknik yang
dilakukan dalam proses perubahan tingkah laku, dimana konseli
diberikan kesempatan untuk lebih aktif dalam pelaksanaan therapy,
dan mampu mengontrol perilaku yang tidak diharapkan mejadi
perilaku yang diharapkan.
Evaluasi dapat dilakukan selama proses pemberian bantuan
berlangsung sampai pada akhir pemberian bantuan. Pengumpulan data
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, seperti melalui
wawancara, angket, observasi diskusi, dokumentasi, dan sebagainya.
Dalam kasus Ririn, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
antara konselor dengan Ririn.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi artinya wadah bagi peserta didik buat mengekspresikan diri
sinkron menggunakan bakat dan minat yang dimilikinya. Partisipasi aktif
siswa/klien dalam berorganisasi dikhawatirkan akan mengganggu manajemen
ketika belajar.
Berdasarkan hasil laporan Bimbingan Konseling Individu mengenai
kesulitan untuk membagi waktu antara kuliah dengan organisasi, maka dapat
digunakan beberapa alternatif bantuan untuk membantu menyelesaikan
masalahnya, yaitu dengan dilakukannya konseling individu untuk memberikan
alternatif bantuan kepada klien/konseli mengenai kesulitan membagi waktu
antara kuliah dengan organisasi. Dalam permasalahan ini saya menggunakan
teknik konseling dengan menekankan pada pendekatan konseling
behavioristik dengan teknik self management, dengan tujuan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara teknik self management terhadap peningkatan
kemampuan mengelola waktu belajar, dan teknik self management dapat
meningkatkan kemampuan mengelola waktu belajar (supaya klien dapat
mengelola dirinya sendiri dengan permasalahan yang dihadapi dan dapat
meningkatkan manajemen waktu belajarnya).

13
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, ‗Fungsi Dan Peran Konseling Dalam Pendidikan‘, Islamic
Counseling: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 3.1 (2019), 35
———, ‗The Function of Islamic Counseling in Education‘, PGSD UNIMED:
Jurnal Handayani, 11.1 (2020), 43
Kamaluddin, ‗Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah‘, Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 17.4 (2011), 448
Nisa, Afiatin, ‗Analisis Kenakalan Siswa Dan Implikasinya Terhadap Layanan
Bimbingan Dan Konseling‘, Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling,
4.2 (2018), 114–15
Sari, Ida Afitiya, ‗Mengatasi Kesulitan Membagi Waktu Antara Belajar Dengan
Organisasi Melalui Konseling Behavioristik Teknik Self Management Di
SMA 02 Kudus‘, 2019
Yakub, and Abdurrahman, ‗Modus Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Islam
Sebagai Upaya Pencegahan Bahaya Narkoba‘, Enlighten: Jurnal Bimbingan
Dan Konseling Islam, 2.1 (2019), 40–51
Zulamri, and Ahmad Juki, ‗Pengaruh Layanan Konseling Individual Terhadap
Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus
Anak Kelas II B Pekanbaru‘, Jurnal At-Taujih: Bimbingan Dan Konseling
Islam, 2.2 (2019), 22–23

14
LAMPIRAN
1. Dokumentasi

2. Video
https://youtu.be/kx5EC5V2oZc

15

Anda mungkin juga menyukai