Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM

KONSELING INDIVIDU PERILAKU MEROKOK


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Praktikum Mata Kuliah Konseling
Dosen Pembimbing : Dra. Iryanti, SKp, M.Kes

Disusun Oleh :
Nilam Kumala Sari
P17336119432

D4 PROMOSI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Praktikum Konseling yang disusun
dan diajukan sebagai salah satu persyaratan tugas praktikum mata kuliah Konseling
di Jurusan Promosi Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini banyak ditemui hambatan


dan rintangan, namun berkat tekad serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya
penulis dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
terutama kepada:

1. Bapak Ridwan Setiawan, S.Kp., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Promosi


Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bandung yang memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini.
2. Dra. Iryanti, SKp, M.Kes, selaku dosen pembimbing mata kuliah konseling yang
telah membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan laporan ini.
3. Kedua orang tua dan sahabat yang telah memberikan dukungan baik secara
materi maupun non materi bagi kelancaran penyusunan laporan ini.
4. Rekan-rekan D-IV Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bandung Tingkat
IV yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak


kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu peneliti mengharap saran dan kritik
yang bersifat konstruktif untuk perbaikan laporan di masa mendatang.

Bandung, November 2022

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................2
1.3 Manfaat.............................................................................................................2
LAPORAN TUGAS.....................................................................................................3
2.1 Jenis Konseling.............................................................................................3
2.2 Metoda..............................................................................................................3
2.3 Naskah.............................................................................................................3
KESIMPULAN................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 9
LAMPIRAN...................................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rokok adalah salah satu produk tembakau, dimaksudkan untuk
dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya termasuk rokok putih, rokok
kretek, rokok cerutu atau bentuk lainnya. Rokok dapat dibuat dari Micotina
tobacum, Nicotiana rustica, spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya
mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan
(Kemenkes RI, 2013).Merokok merupakan hal yang biasa dilakukan oleh
seseorang di segala usia, bagi mereka yang sudah terbiasa merokok,
merokok merupakan suatu kebutuhan yang harus di penuhi dalam
kehidupan sehari-hari.
Merokok merupakan hal yang sulit untuk dipecahkan, karena
merokok merupakan faktor yang memicu. Merokok sudah begitu terkenal di
kalangan dewasa, terutama dalam kalangan remaja, tidak menutup
kemungkinan bahwa dikalangan SD pun merokok juga sudah mereka kenal.
Dilihat dari segi kesehatan, merokok harus segera di hentikan khususnya
bagi pelajar. Karena merokok dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Sebagian besar perokok adalah remaja terutama di dalam kawasan sekolah.
Sehingga perlu adanya pencegahan sejak dini sebelum terlambat. (Almaidah
et al., 2020)ki
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penyebab para remaja mulai
merokok yakni dari peralihan masa kanak-kanak ke masa remaja banyak
menimbulkan kesulitan dalam penyesuaian terhadap dirinya maupun
terhadap lingkungan sosial. Berbagai kesulitan dalam penyesuaian diri
membawa dampak pada sikap yang muncul sebagai cerminan pribadinya
yang masih labil. Keinginan untuk diakui sebagai orang dewasa seringkali
diikuti dengan meniru kebiasaan orang dewasa tanpa disertai oleh pemikiran
yang matang. Padahal berbagai pilihan yang diambil pada masa remaja
merupakan hal penting yang dapat berakibat langsung terhadap sikap dan
perilaku serta berdampak panjang. Dunia pergaulan remaja yang
memasukan merokok sebagai salah satu pembangun eksistensi diri
memunculkan sikap acuh terhadap berbagai dampak negatif yang
diakibatkan (Rochayati & Hidayat, 2015).
Berdasarkan data World Health Organization tahun 2019, tembakau

1
membunuh lebih dari 8 juta orang per tahun di seluruh dunia. Lebih dari 8
juta kematian tersebut dihasilkan dari penggunaan tembakau secara
langsung, sementara sekitar 1,2 juta kematian itu dialami oleh perokok pasif.
Negara pada Association of South East Asian Nations (ASEAN) merupakan
kawasan dengan 10% dari seluruh perokok di dunia dan kawasan dengan
20% penyebab kematian global akibat tembakau. Data tersebut juga
menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan persentase
perokok terbanyak di negara ASEAN (lebih dari 50%) (Drope & Neil, 2018).
Jumlah perokok aktif terbanyak pada usia remaja (10-18 tahun) mengalami
peningkatan dari 7,2% di tahun 2013 menjadi 9,1 % di tahun 2018. Provinsi
Jawa timur menempati peringkat ke-16 se-Indonesia sebagai wilayah
dengan tingkat perokok usia remaja yang cukup tinggi (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian dan fakta permasalahan yang berkaitan
dengan permasalahan perilaku merokok pada remaja, maka penulis akan
melakukan konselingindividu tentang “Perilaku merokok pada remaja.”
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Membantu konseli untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Memperkuat perilaku yang adaptif, dan memperlemah atau
menghilangkan perilaku yang maladaptive.
b. Konseli mau berusaha mencoba melakukan perubahan tingkah
laku kearah yang lebih baik sesuai yang diharapkan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Konselor
Dapat menambah wawasan, pengalaman serta kemampuan dari
proses konseling yang dilakukan.
1.3.2 Bagi Konseli
a. Konseli dapat memperoleh pengetahuan untuk mengatasi
masalahnya.
b. Konseli dapat menyelesaikan masalahnya dengan mandiri.

2
BAB II

LAPORAN TUGAS

2.1 Jenis Konseling


Jenis konseling yang digunakan adalah konseling individu. Pendapat Sofyan
Willis “konseling individu adalah pertemuan konselor dengan konseli secara
individual, dimana terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport dan
konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi konseli
dan konseli dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinnya.”
2.2 Metoda
2.2.1 Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam konseling ini adalah pendekatan
behavioral. Konseling behavioral adalah konseling yang didasarkan pada upaya
perubahan perilaku. Perilaku dalam pandangan ini dibentuk berdasarkan hasil
dari segenap pengalamannya berupa interaksi individu dengan lingkungan sekitar
(Sulthon, 2018)
Berdasarkan asumsi di atas, maka dapat dipahami bahwa manusia itu dalam
hidupnya selalu belajar dari orang lain dan juga dapat membentuk perilaku orang
lain. Dalam terebentuknya perilaku dikarenakan adanya stimulus dari lingkungan
yang membentuknya. Dapat disimpulkan bahwa konseling behavioral adalah
konseling yang didasarkan pada upaya merubah perilaku berdasarkan pada
pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang dikondisikan.
(Thahir & Oktaviana, 2017)
2.2.2 Teknik
Teknik khusus yang digunakan dalam pada konseling ini adalah teknik
adaptive, Teknik ini digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan
klien untuk terus menerus menyesuaikan dirinya dengan perilaku yang
diiinginkan. Latihan-latihan yang diberikan bersifat ppendisiplinan diri klien.
2.3 Naskah
Sahren adalah seorang pelajar sma yang duduk dikelas 3. Ia memiliki
kebiasaan buruk yang sudah diketaui oleh semua warga sekolahnya, yaitu
merokok. Hampir setiap ada kesempatan berkumpul dengan teman-temannya,
Sahren terlihat sedang merokok. Kebiasaan ini akhirnya mengganggu Sahren
yang berencana untuk melanjutkan sekolahnya di sebuah ikatan dinas yang
mengharuskan Sahren untuk tidak merokok.

3
Tahap Pembukaan
Sahren : Assalamu’alaikum bu
Nilam : Wa’alaikumussalam, selamat pagi silahkan masuk mba
Nilam : Mangga silahkan duduk dulu mba
Sahren : Iya ibu, terima kasih banyak
Nilam : Baik silahkan diminum dulu mba, habis dari perjalanan kan ya pasti haus
nih
Sahren : Eh iya ibu terima kasih banyak, saya minum ya bu
Nilam : Oh iya kalo boleh tau ini dengan mba siapa ya?
Sahren : Perkenalkan ibu nama saya Sahren Amalia
Nilam : Oh mba sahren ya, eh iya biar lebih enak nih biasanya dipanggil apa nih
mba, sahren, atau apa ya
Sahren : Boleh apa aja sih bu, mba juga boleh
Nilam : Oh iya baiklah jadi dipanggil mba saja ya. Mba asalnya dari daerah mana
ya?
Sahren : Rumah saya lumayan jauh sih bu kalo dari sini, rumah sala di daerah
solo baru bu
Nilam : Oh solo baru ya mba lumayan lah ya setengah jam an mungkin ya kesini
Sahren : Iya bu.
Nilam : Mba bagaimana kabarnya hari ini?
Sahren : Alhamdulillah baik bu, alhamdulillah sehat juga hari ini
Nilam : Lalu kalo boleh tau sebelumnya mba sudah pernah mengikuti kegiatan
konseling belum ya?
Sahren : Belum sih bu, ini saya baru mau mencoba untuk pertama kalinya
Nilam : Nah baik mba, karena ini baru pertama kali mengikuti kegiatan konseling.
Jadi dalam konseling ini ada beberapa hal yang perlu mba ketahui sebelumnya.
Izinkan saya untuk membantu menjelaskan mengenai konseling hari ini ya. Jadi
di konseling ini adalah proses bantuan yang diberikan oleh saya selaku konselor
kepada mba selaku konseli, nah tujuannya sendiri adalah untuk membantu mba
menyelesaikan permasalahan yang sedang mba hadapi. Apakah dapat dipahami
mba?
Sahren : Baik mengerti bu
Nilam : Nah kemudian mba di dalam pelaksanaan konseling ini ada beberapa
asas-asas diantaranya yaitu ada asas kerahasiaan dimana apa saja hal yang
mba sampaikan hari ini kepada saya itu akan terjamin kerahasiaannya.
Sebelumnya apakah mba datang atas dasar kesukarelaan?
Sahren : Iya bu

4
Nilam : Nah itu juga menjadi salah satu asas dalam pelaksanaan konseling jadi
dimana konseli itu datang tanpa adanya paksaan dari orang lain, dan juga ada
asas-asas yang lainnya. Baik untuk memulaik konseling hari ini sebelumnya
mungkin kita kontrak aktu terlebih dahulu ya, jika untuk konseling hari ini kita
akan melaksanakan konseling selama 45 menit apakah mba sahren bersedia?
Sahren : Bersedia bu
Tahap Kerja
Nilam : Oke baik kita lanjut untuk ke tahap yang selanjutnya ya mba, nah kan tadi
sudah banyak berbicara ya kepada mba sahren sekarang boleh giliran mba
sahren ada angina apa sih yang membaawa mba sahren datang ke tempat ini?
Sahren : Iya bu. Begini, saya mempunyai masalah dengan kebiasaaan buruk
saya.
Nilam : Apakah bisa diceritakan masalah seperti apa yang sedang dialami oleh
mba sahren?
Sahren : Ya begini bu, saya ini merasa tidak bisa lepas dari rokok hingga saat ini
Nilam : Dengan kata lain mba sahren merasa kecanduan terhadap rokok begitu?
Sahren : Ya begitulah bu, saya merokok sudah cukup lama, saya mencoba
merokok sudah sejak masih duduk dibangku SMP walaupun itu masih coba-coba
saja bu
Nilam : Oh iya baiklah, apakah mba cuma kecanduan pada rokok atau ada
kecanduan terhadap yang lain?
Sahren : Tidak bu, hanya pada kebiasaan merokok yang sangat sulit untuk
diubah. Saya merasa berat untuk tidak merokok. Saya sudah seing mencoba
untuk tidak merokok tapi saya selalu gagal ketika sudah berkumpul dengan
teman-teman dekat saya
Nilam : Ketika mba merokok, biasanya apa yang sedang mba sahren lakukan?
Sahren : Ya saya duduk-duduk dan berkumpul dengan teman.
Nilam : Apa yang membuat mba sahren tidak bisa lepas dari rokok? Padahal
mba sudah tau kan ya merokok itu berpengaruh buruk untuk kesehatan?
Sahren : Ya karena, saya rasa ada yang aneh kalo saya tidak menghisap rokok
ketika bersama teman-teman. Rasanya malu bu, teman-teman sering
memojokan saya ketika saya tidak ikut merook juga.
Nilam : Baik jadi dengan kata lain, Mba sahren kecanduan karena tidak mau di
permalukan oleh teman-teman?
Sahren : Iya betul bu
Menentukan tujuan yang diharapkan
Nilam : Dengan situasi seperti ini, apa yang mba harapkan saat ini?

5
Sahren : Ya saya ingin berubah bu, berubah untuk menghilangkan kebiasaan
merokok saya. Apalagi sekarang ini saya sudah mau lulus dan saya ingin sekali
masuk ke perkuliahan ikatan dinas bu, maka dari itu saya harus menghilangkan
kebiasaan buruk ini.
Nilam : Oke saya senang sekali dengan apa yang diharapkan oleh mba sahren,
bahwa mba ingin berhenti merokok. Niat mba ini sudah sangat baik.
Sahren : Iya bu. Kalau terus-terusan merokok pasti kesehatan saya akan
terganggu. Dan saya juga jadi merasa takut saat ujian kesehatan nanti saya tidak
lolos karena perilaku buruk saya ini
Nilam : Baiklah, dari awal tadi kita sudah membicarakan masalah mba sahren,
bahwa mba mempunyai kebiasaan buruk, yaitu merokok. dan mba ingin
menghentikan kebiasaan buruk itu. Lalu, apa yang akan mba lakukan untuk
mendukung keinginan mba untuk lepas dari kebiasaan merokok? Mungkin ada
ide dari diri mba sendiri? Karena yang menentukan keberhasilan juga dari diri
mba sahren sendiri.
Sahren : Begini buu, saya banyak membaca tips-tips untuk menghentikan
kebiasaan merokok, yaitu dengan menggantinya dengan permen karet, atau
mencari kesibukan lain. Bisa juga menghindari sebab-sebab yang membuat kita
ingin merokok.
Nilam : Hmm, bagus sekali mba sudah membaca beberapa tips berhenti
merokok. Lalu, untuk menjauhi sebab-sebab keinginan merokok mba, apa yang
akan mba lakukan?
Sahren : Saya biasanya merokok saat berkumpul dengan teman-teman, karena
teman-teman saya banyak yang merokok dan jika tidak merokok akan di
permalukan bu. Jadi, mungkin saya akan mengurangi inensitas kumpul bareng
mereka, atau memberitahu mereka bahwa saya sedang dalam proses berhenti
merokok.
Nilam : Nah betul sekali mba sahren untuk meninggalkan kebiasaan buruk itu
mba pertama harus mebulatkan tekad terlebih dahulu dengan sungguh-sungguh,
dan melakukannya dengan ikhlas tanpa adanya rasa paksaan dari orang lain.
Penerapan Teknik Penguatan Positif
Nilam : Bagus sekali, saya yakin sekali mba pasti bisa menghilangkan kebiasaan
buruk tersebut dan pasti bisa berubah, setidaknya mba sudah memiliki alternatif
pemecahan permasalahannya. Supaya tidak lupa dengan apa yang akan mba
lakukan, bagaimana kalau tindakan yang akan mba lakukan sebaiknya dicatat
dan diketahui oleh saya.
Sahren : Kenapa harus ditulis bu?

6
Nilam : Ya supaya mba tidak lupa dengan apa yang akan dilakukan. Jadi mba
harus berpedoman dengan apa yang mba tulis tersebut. Apakah mba bersedia?
Nah nanti jika mba sahren berhasil meninggalkan kebiasaan buruk itu ibu akan
memberikan reward karena sudah berhasil melawan dan meninggalkan
kebiasaan buruk itu
Sahren : Iya bu saya bersedia
Nilam : Ini saya berikan kertas, dan sekarang mba tulis apa yang akan dilakukan
oleh mba
Sahren : Iya pak, saya sudah menulisnya.
Nilam : Baiklah mba , sekarang kertas ini silahkan dibawa dan setiap mau
melakukan sesuatu silahkan melihat dan menerapkan apa yang ada dalam isi
tulisan kertas tersebut, dan saya yakin jika mba melakukannya bersungguh-
sugngguh dan membiasakannya maka permasalahan mba akan hilang.
Sahren : Iya bu akan saya laksanakan
Nilam : Baik, nah mulai kapan mba akan melaksanakannya?
Sahren : Ya secepatnya bu, mulai besok insya Alloh akan saya laksanakan
Nilam : Ya, lebih cepat lebih baik mba . dan semoga usaha yang dilakukan untuk
membiasakan meninggalkan perilaku merokok bisa berhasil.
Tahap Akhir
Nilam : Bagaimana mba, ada hal lain yang ingin diceritakan ke saya?
Sahren : Untuk sementara itu saja bu
Nilam : Baik jika tidak ada yang ingin disampaikan atau ditanyakan lagi untuk
konseling hari ini kita cukupkan sampai disini ya mba. Namun jika nanti mba ingin
melakukan konseling kembali mba bisa langsung menghubungi saya, mba sudah
tau kan ya nomernya. Nah nanti kita bisa mengatur jadwal pertemuan
selanjutnya.
Nilam : Sebelum diakhiri saya juga ingin menyampaikan mohon maaf apabila
selama proses konseling ini saya banyak melakukan kesalahan atau ada ucapan
yang kurang berkenan. Semoga konselig ini bisa membantu permasalahan yang
saat ini sedang mba hadapi.

7
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan proses konseling selama 45 menit tersebut, dapat


disimpulkan bahwa konseling tersebut berjalan dengan lancar dan mencapai
tujuan yang diharapkan oleh konseli. Dengan melaksanakan konseling
menggunakan pendekatan behavioural dan menggunakan teknik khusus adaptif,
konseli mau berusaha mencoba melakukan perubahan tingkah laku kearah
yang lebih baik sesuai yang diharapkan yaitu meninggalkan kebiasaan buruk
merokok.

8
DAFTAR PUSTAKA

Almaidah, F., Khairunnisa, S., Sari, I. P., Chrisna, C. D., Firdaus, A., Kamiliya, Z. H.,
Williantari, N. P., Akbar, A. N. M., Pratiwi, L. P. A., Nurhasanah, K., & Puspitasari,
H. P. (2020). Survei Faktor Penyebab Perokok Remaja Mempertahankan Perilaku
Merokok. Jurnal Farmasi Komunitas, 8(1), 20.
https://doi.org/10.20473/jfk.v8i1.21931

Sulthon, S. (2018). Mengatasi Kenakalan Pada Siswa Melalui Pendekatan Konseling


Behavioral. KONSELING EDUKASI “Journal of Guidance and Counseling,” 2(1),
46–66. https://doi.org/10.21043/konseling.v2i2.4464

Thahir, A., & Oktaviana, D. (2017). Pendekatan Konseling Behavior dengan Teknik Self
Control untuk Mengurangi Kebiasaan Merokok pada Peserta Didik di SMA Negeri
13 Bandar Lampung. KONSELI : Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 3(1),
29–40. https://doi.org/10.24042/kons.v3i1.558
Willis, S. S. (2019). Konseling Individual : Teori dan Prakteke. Alfabeta.

9
LAMPIRAN

10
11

Anda mungkin juga menyukai