Anda di halaman 1dari 23

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA BANDUNG MELALUI

PROGRAM DINAS SOSIAL

DESAIN PRAKTIK PROFESI MAHASISWA

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

Oleh :

ANNISA NURUL CECEP JAELANI


FATIMAH (1204040022) (1204040026)

AZZAHRA MAULIDDINA S (1204040023) CITA SUCI UTAMI (1204040027)

BELIA PUSPITASARI (1204040024) DAFFA ARRAFLI SYABAN (1204040028)

BRILIAN FEBRIANTO (1204040025) DAFFA MUHAMAD AZIZ S (1204040029)

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


2023
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA BANDUNG MELALUI
PROGRAM DINAS SOSIAL

DESAIN PRAKTIK PROFESI MAHASISWA

ANNISA NURUL FATIMAH (1204040022) CECEP JAELANI (1204040026)

AZZAHRA MAULIDDINA S (1204040023) CITA SUCI UTAMI (1204040027)

BELIA PUSPITASARI (1204040024) DAFFA ARRAFLI SYABAN (1204040028)

BRILIAN FEBRIANTO (1204040025) DAFFA MUHAMAD AZIZ S (1204040029)

Desain Praktik Profesi Mahasiswa ini disetujui setujui oleh,

Dosen Pembimbing

Drs. Dang Eif Saiful, M.Ag.


NIP. 196904041996031003
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
yang tidak terhingga sehingga kami dapat menyelesaikan Desain Praktik Profesi Mahasiswa ini.
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarga, sahabat sampai kepada kita selaku umatnya sampaiakhir zaman. Tidak lupa juga kami
ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Desain Praktik Profesi Mahasiswa ini dengan harapan dapat terlaksana sesuai
dengan rencana.

Secara garis besar, Desain Praktik Profesi Mahasiswa ini memuat gambaran umum dalam
penyelenggaraan, kompetensi, bentuk dan wilayah kegiatan, serta mekanisme kegiatan PPM.
Selain dari itu sebagai proses evaluasi guna membangun kesadaran nalar dan kemampuan untuk
mencapai kesempurnaan, penyusun memohon keritikan dan saran yang membangun demi
kelancaran bersama, dengan harapan semoga Desain Praktik Profesi Mahasiwa ini dapat
bermanfaat.

Semoga keterlibatan dan amal baik kita semua mendapat balasan pahala yang berlipat
ganda di sisi Allah Swt.

Bandung, 25 Januari 2023


Penyusun.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Mahasiswa mendapatkan kebutuhan ilmu pengetahuan sesuai keahlian yang
dipilih melalui bangku kuliah secara intensive. Ilmu pengetahuan ini berupa teori-teori
yang sesuai dengan keahlian yang dipilihnya sehingga bisa dipastikan  mahasiswa
memenuhi kapasitas dalam pemahaman teori. Tapi, ada beberapa hal yang tidak dapat
dipelajari secara intensif dibangku perkuliahan, yaitu aplikasi atau praktik dari teori-teori
yang telah dipelajari. Bobot praktik yang ditentukan di kurikulum perkuliah dirasa belum
cukup untuk menunjang kemampuan mahasiswa dalam mengaflikasikan pembelajaran
yang telahdidapat. Oleh karena itu, dipelukan suatu pembelajaran yang nyata dari
lembaga ataupun industri agar dapat dijadikan pengalaman, meningkatkan kemampuan
dan menciptakan mahasiswa yang kompeten dibidangnya, sehingga mahasiwa dapat
mempunyai kemampuan yang memadai ketika terjun di dunia kerja.
Dalam proses pembelajaran dalam pengembangan suatu kajian keilmuan, harus
disertai kesinambungan antara dasar nilai teoritis yang kemudian ditunjang dengan
analisis dan praktik lapangan, sehingga akan menghasilkan keilmuan yang sesuai dengan
kebutuhan di setiap zamannya. Sepertinya akan lebih baik ketika terdapat relevansi antara
semua kajian dengan kondisi objektif dilapangan karena pada prinsipnya setiap
kebutuhan akan berkembang dengan permasalahannya.
Pemberdayaan secara umum merupakan proses mandiri dimana suatu individu
dapat melakukan usaha-usaha yang melibatkan potensi yang ada dalam dirinya.
Pemberdayaan dalam praktiknya melibatkan dua komponen yang saling berkaitan yaitu
masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang mempunyai keperdulan
dalam proses pemberdayaan.
Salah satu yang terlibat dalam peroses pemberdayaan masyarakat adalah Dinas
Sosial Kota Bandung. Dinas Sosial Kota Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung,
Prodi Pengembangan Masyarakat Islam hadir sebagai jurusan yang memfokuskan
pada kajian pemberdayaan masyarakat berbasis tridaya, yakni Pengembangan sumber
Daya Manusia, pemberdayaan Sumber Daya Ekonomi, dan pengembangan Sumber Daya
Lingkungan. Hal ini adalah salah satu faktor terpenting dalam pendampingan masyarakat
karena Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam adalah sebagai fasilitator dalam
memberdayakan masyarakat.
Dalam Praktik Lapangan Terpadu ini mahasiswa Pengembangan Masyarakat
Islam berusaha berpartisispasi di lembaga yang khusus menaungi pemberdayaan
masyarakat yaitu Dinas Sosial Kota Bandung mendapat banyak pengetahuan dan
pengalaman yang dibutuhkan untuk merelevansikan teori yang kami dapat dikampus
dengan praktik dilapangan.

I.2 Tujuan
1. Memenuhi syarat akademik perkuliah jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,
fakultas Dakwah dan Komunikasi.
2. Menambah wawasan keilmuan mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam pada
ranah keilmuan pemberdayaan masyarakat dalam  persfektif lembaga.
3. Sebagai upaya penyesuaian antara nilai teoritis dengan praktik dilapangan.

I.3 Tempat dan Waktu


Tempat yang akan dijadikan sebagai pelaksanaan Program Profesi Mahasiswa yaitu di

Jl. Babakan Karet, Derwati, Kec. Rancasari, Kota Bandung, Jawa Barat 40292

Waktu kegiatan akan dilaksanakan selama kurang lebih terhitung  dari tanggal 23
Januari 2023 s/d tanggal 20 Febuari 2023 dengan agenda kegiatan yang berbeda.
TINJAUAN PUSTAKA

I.4 Pengertian Peran


Peran adalah kelengkapan dari hubungan – hubungan berdasarkan peran yang di miliki
oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus. Selanjutnya dikatakan bahwa
dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu : harapan – harapan dari masyarakat
terhadap pemegang peran atau kewajiban – kewajiban dari pemegang peran, dan harapan –
harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang –
orang yang berhubungan dengan dalam menjalankan peranannya atau kewajiban-
kewajibannya.

Peranan berasal dari kata “peran”. Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat
diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2007: 845) “peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilksanakan”.

Istilah “peran” sering diucapkan banyak orang kata peran sering dikaitkan dengan posisi
atau kedudukan seseorang. Atau “peran” dikaitkan dengan apa yang dimainkan dengan aktor
dalam suatu drama, lebih jelasnya kata “peran” atau role dalam kamus oxford dictionary di
artikan : Actor’s part; one’s or function. Yang berarti aktor ; tugas seseorang atau fungsi.

Istilah “peran” dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti pemain sandiwara
atau film, tukang lawak, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di peserta didik.

Menurut Soekanto Peran adalah proses dinamis kedudukan (status). Apabila seorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu
peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu
pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain
dan sebaliknya.
Menurut Soerjono Soekanto (2002:243) peran merupakan aspek dinamis kedudukan
(status), apabila seseorang melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka
ia menjalankan suatu peranan. Sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan
kewajibanyang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban sesuai kedudukannya, maka ia menjalankan suatu fungsi. Hakikatnya peran juga
dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu
jabatan tertentu. Kepribadian seseorang juga mempengaruhi bagaimana peran itu harus
dijalankan atau diperankan pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawahannya
mempunyai peranan yang sama. Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan
oleh seseorang yang menempati suatu posisi didalam status sosial.

I.5 Perencanaan Kesejahteraan Sosial


I.5.1 Perencanaan
Pengertian Perencanaan sangat beraneka ragam keanekaragaman pengertian dan definisi
perencanaan di pengaruhi pandangan dari sudut-sudut pandangan tertentu sesuai
kepentingan yang diharapkan.

Dalam arti sempit Perencanaan merupakan kegiatan persiapan dalam perumusan


kebijaksanaa, sedangkan dalam arti yang luas perencanaan itu mencakup Perumusan
Kebijaksanaan, Penetapan Kebijaksanaan Dan Pelaksanaan Kebijaksanaan tersebut.
Pemikiran demikian timbul dari adanya bermacam teori Perencanaan.

Siagian (2008:29), Perencanaan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan


secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam
rangka pencapaian yang sudah ditentukan.

Menurut Siagian ciri-ciri Rencana yang baik (Nasution, 2008:22-23) Adalah:

1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.


2. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami tujuan
organisasi.
3. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik-
teknik perencanaan.
4. Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang diteliti.
5. Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan
6. Rencana harus bersifat sederhana
7. Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko.
8. Rencana harus bersifat praktis (pragmatis)
9. Rencana harus merupakan forecasting.

Terry (2007:92), Perencanaan merupakan pemlihan dan menghubungkan fakta-fakta,


membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkiatan dengan masa akan datang
dengan mengambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini di
perlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.

Dan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Perencanaan adalah suatu proses
untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

I.5.2 Kesejahteraan Sosial


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna kesejahteraan adalah hal atau keadaan
sejahtera, keamanan, keselamatan, ketentraman, kemakmuran dan sebagainya. Sedangkan
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 menyebutkan,
kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, ketentraman lahir dan
batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan
kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan
pancasila. Namun, menurut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Kesejahteraan sosial yaitu
kegiatan-kegiatan yang terorganisir yang bertujuan untuk membantu individu dan
masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan
kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini
menunjukkan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga
pemerintah maupun swasta yang bert ujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan
kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial, peningkatan kualitas hidup individu,
kelompok dan masyarakat.

Kesejahteraan sosial di negara-negara maju, disebut dengan jaminan sosial (social security),
seperti bantuan sosial (social assistance) dan jaminan sosial (social insurance), yang
diselenggarakan oleh negara terutama untuk kaum yang kurang beruntung (disadvantaged
groups). Sedangkan di Indonesia kesejahteraan sosial sering dipandang sebagai tujuan atau
kondisi kehidupan yang sejahtera yakni terpenuhinya kebutuhan pokok manusia.

I.5.3 Peran Dinas Sosial


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, Dinas Sosial Kota Bandung mempunyai
tugas dan kewajiban Membantu Walikota dalam melaksanakan urusan kesejahteraan sosial.
Dalam menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut Dinas Sosial Kota Bandung
mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang sosial

b. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sosial

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang sosial yang meliputi partisipasi sosial dan
masyarakat, rehabilitasi sosial, pelayanan sosial dan pembinaan rawan sosial

d. pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Dinas

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya

I.6 Pengembangan Masyarakat Islam


I.6.1 Pengertian
Secara umum pengembangan masyarakat (community development) dalam bahasa Arab
disebut dengan tathwirul mujtama͛ il-islamiy adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang
dilakukan secara sistematis, terencana, dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat
guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya. Ibnu Khaldun mengatakan bahwa
secara etimologi pengembangan berarti membina dan meningkatkan kualitas. Masyarakat
Islam berarti kumpulan manusia yang beragama Islam, yang meneliti hubungan dan
keterkaitan ideologis yang satu dengan yang lainnya. Dalam pemikiran sosiologis, Ibnu
Khaldun menjelaskan bahwa manusia itu secara individu diberikan kelebihan, namun secara
kodrati manusia memiliki kekurangan. Sehingga kelebihan itu perlu dibina agar dapat
mengembangkan potensi pribadi untuk dapat membangun.

Selain itu, pengertian pengembangan masyarakat terdapat beberapa definisi yang


dikemukakan dalam sejumlah sumber antara lain:

1. Menurut Bhattacarya, pengembangan masyarakat adalah pengembangan manusia yang


bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol
lingkungannya. Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia
mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk
berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong
untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.
2. Menurut Yayasan Indonesia Sejahtera, pengembangan masyarakat adalah usaha-usaha
yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat
menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun
tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan
investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
3. Menurut Com. Dev. Handbook, pengembangan masyarakat adalah evolusi terencana dari
aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya yang ada dalam masyarakat. Dia adalah
sebuah proses dimana anggota masyarakat melakukan aksi bersama dan menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi bersama.
4. Menurut Sudjana, pengembangan masyarakat mengandung arti sebagai upaya yang
terencana dan sistematis yang dilakukan oleh, untuk dan dalam masyarakat guna
meningkatkan kualitas hidup penduduk dalam semua aspek kehidupannya dalam suatu
kesatuan wilayah.6 Upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan dalam
suatu kesatuan wilayah ini mengandung makna bahwa pengembangan masyarakat
dilaksanakan dengan berwawasan lingkungan, sumber daya manusia, sosial maupun
budaya, sehingga terwujudnya pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.

Dengan demikian, pengembangan masyarakat Islam merupakan sebuah proses


peningkatan kualitas hidup melalui individu, keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan
kekuasaan diri dalam pengembangan potensi dan skill, wawasan dan sumber daya yang ada
untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan mengenai kesejahteraan mereka sendiri
sesuai dengan petunjukpetunjuk Islam.

I.6.2 Konsep
Pada hakikatnya semua pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu pembangunan terhadap masyarakat desa
dan kota dipusatkan pada mereka (people centered development) melalui suatu gerakan yang
dinamakan pengembangan masyarakat (community development) sebagaimana rumusan
konsep Brokensha dan Hodge: Community development is a movement designed to promote
better living for the whole community with the active participation and on the initiative of the
community (Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna
meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari
masyarakat).

Definisi di atas pada hakikatnya memberikan gambaran tentang upaya untuk


meningkatkan kemampuan masyarakat serta berusaha menciptakan suatu kondisi yang
memancing kemauan dan inisiatif sendiri dari masyarakat yang bersangkutan. Dengan adanya
peningkatan kemampuan dan inisiatif mereka, diharapkan masyarakat semakin mandiri dan
mampu memahami permasalahan yang dihadapi serta potensi yang mereka miliki untuk
dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Berdasarkan pemikiran tersebut, Dunham menjelaskan bahwa pengembangan masyarakat


mencakup; 1) program terencana yang difokuskan pada seluruh kebutuhan masyarakat, 2)
bantuan teknis, 3) berbagai keahlian yang terintegrasi untuk membantu masyarakat, dan 4)
suatu penekanan utama atas self help dan partisipasi oleh masyarakat. Lebih lanjut Dunham
mengemukakan bahwa dalam usaha menggambarkan pengembangan masyarakat, terdapat 5
(lima) prinsip dasar yang amat penting yaitu:

1. Penekanan pada pentingnya kesatuan kehidupan masyarakat dan hal yang terkait
dengan hal tersebut (ukhuwah).
2. Perlu adanya pendekatan antar tim dalam pengembangan masyarakat (ta’awun).
3. Kebutuhan akan adanya community worker yang serba bisa (multi purpose) pada
wilayah perdesaan (amilun).
4. Pentingnya pemahaman akan pola budaya masyarakat lokal (ma’rifah).
5. Adanya prinsip kemandirian yang menjadi prinsip utama dalam pengembangan
masyarakat (yaqin).
Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1956 mengemukakan
definisi pengembangan masyarakat yang telah digunakan secara luas sebagai dasar
perencanaan dan pengevaluasian berbagai program pembangunan masyarakat. Menurut PBB:
Community Development is the processes by which the efforts of the people themselves are
united with those of govermental authorities to improve the economic, social and cultural
conditions of communities, to integrate these communities into the life of the nation and to
enable them to contribute fully to national progress (pengembangan masyarakat adalah suatu
proses, baik ikhtiar masyarakat yang bersangkutan yang diambil berdasarkan prakarsa sendiri,
maupun kegiatan pemerintah dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan
kebudayaan berbagai komunitas, mengintegrasikan berbagai komunitas itu ke dalam
kehidupan bangsa, dan memampukan mereka untuk memberikan sumbangan sepenuhnya
demi kemajuan bangsa dan negara, berjalan secara terpadu di dalam proses tersebut).
Proses tersebut meliputi dua elemen dasar yaitu partisipasi masyarakat itu sendiri
dalam usaha mereka untuk memperbaiki taraf hidup mereka sedapatdapatnya berdasarkan
kekuatan dan prakarsa mereka sendiri; dan bantuanbantuan teknis serta pelayanan lainnya
yang dimaksud membangkitkan prakarsa, tekad untuk menolong diri sendiri dan kesediaan
membantu orang lain serta membuat semua itu lebih efektif.
Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa salah satu instrumen utama perubahan
dalam pengembangan masyarakat adalah inisiatif lokal. Sehingga untuk menumbuhkan
inisiatif lokal dimaksud dapat dilakukan dengan cara mendorong masyarakat setempat untuk
dapat secara sadar berdasarkan inisiatif sendiri untuk mau dan mampu mengikuti suatu proses
perubahan.
Dari beberapa konsep yang telah dikemukakan di atas, konsep pengembangan
masyarakat pada intinya berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan
lembaga-lembaga non pemerintah untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat melalui
suatu program peningkatan kesejahteraan mereka dengan melibatkan partisipasi aktif dan
inisiatif masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, adanya partisipasi aktif dan inisiatif
masyarakat dalam pembangunan akan mampu memperbaiki kondisi masyarakat yang miskin
dan terbelakang ke arah yang lebih baik.
Terdapat 2 (dua) tipe pengembangan masyarakat, yaitu; pertama, community
development yang penyelenggaraannya dikoordinasikan oleh suatu departemen atau instansi
pemerintah yang khusus bertanggung jawab atas masalah pembangunan masyarakat.
Departemen atau instansi yang bersangkutan mempekerjakan tenaga-tenaga profesional di
bidang pembangunan masyarakat yang bertanggung jawab dalam mendorong serta membantu
segala jenis kegiatan masyarakat setempat diseluruh daerah. Pelaksanaan program
pengembangan masyarakat dengan menggunakan tipe ini mampu mengatasi permasalahan
pokok yaitu kurangnya sumber daya, khususnya sumber daya manusia dan kedua, community
development yang pelaksanaannya melibatkan proyek khusus yang mencakup suatu daerah
yang amat terbatas. Proyek-proyek semacam ini cenderung memiliki cakupan kegiatan yang
lebih luas dari pada yang biasanya dilaksanakan oleh departemen yang bersangkutan. Proyek-
proyek ini memungkinkan terpusatnya perhatian berbagai departemen untuk
mengintegrasikan semua aspek pembangunan di daerah tersebut.
Berpijak pada uraian mengenai beberapa tujuan pengembangan masyarakat yang telah
disampaikan di atas, terdapat nilai-nilai yang menjadi orientasi dari pengembangan
masyarakat. Di antara nilai-nilai tersebut yang pantas di kedepankan adalah nilai kebersamaan
(musawah), demokrasi (syura) dan rasa percaya diri (yaqin) dengan cara mengembangkan
potensi masyarakat. Salah satu ciri khas pengembangan masyarakat menurut Islam adalah
aplikasi tauhid dalam setiap program pengembangan, mulai dari prencanaan (takhtihith),
pengorganisasian (tanzhim), pelakasanaan kegiatan (͚amaliyah) dan evaluasi. Konsep
penerapan tauhid ini telah diperankan Nabi SAW pada negara Madinah sesuai ketentuan al-
Quran sebagai hudan bagi kehidupan manusia.
Tauhid menekankan aktivitas manusia harus didasari atas keyakinan bahwa hanya
Allah yang mencipta, mengatur, memelihara, memberi rezki. Ini berarti bahwa pengembangan
masyarakat merupakan perintah Allah dan tidak terlepas dari kekuasaan dan pengaturan-Nya.
Firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 32:

‫ي فِى ْالبَحْ ِر بِا َ ْم ِر ٖه‬ ِ ‫ض َواَ ْن َز َل ِمنَ ال َّس َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَا َ ْخ َر َج بِ ٖه ِمنَ الثَّ َم ٰر‬
َ ‫ت ِر ْزقًا لَّ ُك ْم َۚو َس َّخ َر لَ ُك ُم ْالفُ ْلكَ لِتَجْ ِر‬ َ ْ‫ت َوااْل َر‬
ِ ‫ق السَّمٰ ٰو‬ َ َ‫هّٰللَا ُ الَّ ِذيْ خَ ل‬
‫َۚو َس َّخ َر لَ ُك ُم ااْل َ ْن ٰه َر‬
“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air (hujan) dari
langit, kemudian dengan (air hujan) itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai
rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan
kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu”.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa sektor pertanian menjadi salah satu sumber
pengembangan masyarakat dengan keyakinan bahwa keberhasilannya harus mendapat rida
Allah seperti halnya sektor peternakan, perdagangan dan sebagainya dengan ketentuan wajib
diikuti ketentuan (hukum) operasionalnya serta wajib dikeluarkan zakatnya bila sampai
nishab dan haul-nya. al-Quran alKarim dan al-Hadits sudah cukup lengkap memberikan
dasar-dasar pokok tentang pengembangan masyarakat dalam berbagai aspeknya, termasuk
aspek mu͛amalah yang mengatur hukum ekonomi dan bisnis Islam berdasarkan syariah,
termasuk transaksi jual beli, simpan pinjam, pegadaian, sewa-menyewa, usaha kerja sama
(koperasi).
Konsekuensi logis dari tauhid rububiyah di atas adalah lahirnya keyakinan bahwa
hanya kepada Allah masyarakat beribadah, berdoa dan berserah diri (tauhid uluhiyah).
Dengan demikian maka keyakinan dan tauhid kepada Allah menjadi motivasi yang kuat bagi
masyarakat untuk mengembangkan dirinya dengan penuh kreativitas dan ketulusan dan
dengan semangat tauhid juga, masyarakat akan terhindar dari prinsip ekonomi kapitalis dan
komunis.
BAB II
GAMBARAN LOKASI

II.1
Jl. Babakan Karet, Derwati, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jawa Barat 40292

II.2 Tugas Pokok dan Fungsi


Cita Suci Utami : BIDANG UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS
SOSIAL KOTA BANDUNG
 Tujuan Pelaksanaan
1. Berfokus dalam meningkatkan kualitas program yang terdapat di bidang bagian
umum dan kepegawaian di Dinas Sosial Kota Bandung
2. Untuk mengetahui tugas, pokok, dan fungsi bidang bagian umum dan kepegawaian di
Dinas Sosial Kota Bandung
3. Untuk mengetahui peran dari beberapa program yang ada di bidang bagian umum dan
kepegawaian bagi masyarakat umum
Daffa Arrafli : PROGRAM PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
TERLANTAR DI UPT RUMAH SINGGAH
 Tujuan Pelaksanaan
4. Menciptakan SDM terlantar yang berkualitas, unggul, dan mandiri dalam bidang yang
diminati di UPT Rumah Singgah
5. Memberikan pelatihan keterampilan agar mereka mengetahui potensi diri masing
masing
6. Memperkenalkan pentingnya ilmu spiritual untuk meningkatkan kualitas diri
Cecep Jaelani : PROGRAM PEMBERDAYAAN PERORANGAN DAN
KELUARGA
 Tujuan Pelaksanaan
7. Penyusunan rencana dan program kerja lingkup perlindungan dan pemberdayaan
sosial
8. Penyiapan bahan perumusan kebijakan lingkup perlindungan dan pemberdayaan
sosial
9. Pelaksanaan dan kebijakan lingkup perlindungan dan pemberdayaan
10. Pelaksanaan evaluasi dan laporan lingkup perlindungan dan pemberdayaan
11. Pelaksanaan administrasi lingkup perlindungan dan pemberdayaan sosial
12. Pelkasanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya

Daffa Muhamad Aziz Syahtian : Bidang Pengendalian Data dan


Evaluasi/Seksi Data & Analisa
 Tujuan Pelaksanaan
1. melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pengendalian, Data dan Evaluasi
lingkup data dan analisa.
2. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Data dan Analisa menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan rencana dan program kerja lingkup data dan analisa,
b) penyiapan bahan kebijakan lingkup data dan analisa;
c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup data dan analisa;
d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup data dan analisa;
e) pelaksanaan administrasi lingkup data dan analisa; dan,
f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan  terkait dengan tugas dan
fungsinya.

Annisa Nurul Fatimah : Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Korban


Perdagangan Orang dan Tindak Kekerasan
 Tujuan Pelaksanaan
1. Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang dan Tindak
Kekerasan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Rehabilitasi
Sosial lingkup rehabilitasi sosial tuna sosial, korban perdagangan orang dan tindak
kekerasan.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial
Tuna Sosial, Korban Perdagangan Orang dan Tindak Kekerasan menyelenggarakan
fungsi:
a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup rehabilitasi sosial tuna sosial,
korban perdagangan orang dan tindak kekerasan;
b) penyiapan bahan kebijakan di lingkup rehabilitasi sosial tuna sosial, korban
perdagangan orang dan tindak kekerasan;
c) pelaksanaan kebijakan di lingkup rehabilitasi sosial tuna sosial, korban
perdagangan orang dan tindak kekerasan;
d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di lingkup rehabilitasi sosial tuna sosial,
korban perdagangan orang dan tindak kekerasan;
e) pelaksanaan administrasi lingkup rehabilitasi sosial tuna sosial, korban
perdagangan orang dan tindak kekerasan;
f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
3. Struktur Organisasi
Azzahra Mauliddina S : Bidang Sistem Layanan Rujukan Terpadu

 Latar belakang masalah program SLRT

kemiskinan menyebabkan seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar bagi


dirinya dan keluarganya, yang mencakup kebutuhan fisik, mental, dan sosial. Hal ini
mungkin saja akan berimplikasi pada ketelantaran anggota keluarga dan ketunaan sosial.
Pemerintah mulai dari pusat hingga daerah secara bertahap senantiasa berupaya untuk
mengentaskan persoalan kemiskinan ini. Hal yang patut kita garis bawahi, bahwa sistem
pelayanan bagi masyarakat miskin selalu diperbaiki dan ditingkatkan, karena persoalan
kemiskinan makin hari makin terasa komplek, dan untuk itu perlu penanganan strategis dan
melibatkan seluruh komponen masyarakat.

 Tujuan Pelaksanan
1. Membantu mengidentifikasi kebutuhan masyarakat miskin dan rentan miskin, dan
menghubungkan mereka dengan layanan yang dikelola pemerintah dan non-pemerintah.
2. Membantu mengindentifikasi  keluhan masyarakat  miskin dan rentan miskin,
melakukan rujukan, dan memantau penanganan keluhan agar ditangani dengan baik.
 Program
1. SLRT dan Puskesos sebagai tempat pengaduan layanan dan program perlindungan sosial
serta sebagai pusat pelaksanaan pelayanan dan rujukan terpadu baik di kota maupun desa
atau kelurahan.
2. Melakukan kegiatan pelayanan sosial bersama secara sinergis dan terpadu antara
kelompok masyarakat dalam kommunitas yang ada di desa/kelurahan/nama lain dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial
BAB III
RENCANA PROGRAM PPM

III.1 Program Kegiatan


Kegiatan ini tersususn atas lima langkah kegiatan yaitu:
1. Persiapan
Pada tahap ini meliputi penentuan objek praktik, melengkapi administrasi dan
persiapan langkah lainnya.
2. Praktik Langsung
Setelah tahapan pertama terpenuhi maka mahasiswa akan melakukan praktik
langsung dengan ketentuan yang telah disepakati.
3. Penyusunan hasil praktik
Penyusunan hasil prkatik ini dilakukan setelah kegiatan selesai sebagai bahan laporan
hasil dari kegiatan yang akan diujikan maka akan dilakukan proses penyususnan data
hasil kegiatan.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan penilaian dosen pembimbing dan pihak DINSOS Kota
Bandung kepada mahasiswa yang melakukan PPM.
5. Pengujian Hasil Kegiatan
Dari keseluruhan bentuk kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa maka hasil
yang diperoleh akan diseminarkan.
III.2 Jadwal (Time Shedule)
Jadwal kegiatan PPM ini terinci atas uraian kegiatan praktik yang dilkaukan
selama kurang lebih sebulan di Dinas Sosial, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kota
Bandung, dengan rincian sebagai berikut:
No Waktu Kegiatan Jenis Kegiatan Tempat Kegiatan
1 Kunjungan awal dan silaturahmi
Mahasiswa PPM dengan Staff
Dinas Sosial Kota Bandung
2 Membuat kesepakatan kerja
tentang kegiatan apa saja yang akan
dilakukan
3 Pemberian arahan dari Pimpinan
dan Staff tentang Job Description
yang diberikan
4 Memulai PPM dengan Job
Description yang telah diberikan

5 Seminar Laporan PPM


DAFTAR PUSTAKA

https://ppid.bandung.go.id/?media_dl=22045

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bayan/article/download/114/103

Anda mungkin juga menyukai