PEMBIMBING :
Drs. WAWAN HERYANA, M.Pd.
Oleh:
ZULFAHMI RAMADHAN
NRP. 16.04.042
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan nikmat
Nya, yakni nikmat Islam dan nikmat sehat sehingga menjadikan penulis mampu
pada waktunya. Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada suri
beserta para sahabat, tabin, tabiut dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan Praktikum III yang dilaksanakan
mulai dari tanggal 12 Februari -26 Maret 2020, dengan judul laporan “Upaya
Kabupaten Majalengka”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak pihak yang
ikut terlibat dalam proses praktikum hingga penyusunan laporan. membantu hingga
laporan ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh karena itu, pada
1. Ayahanda tercinta Alisyahbana S.Pd dan Ibunda tercinta Sauri, S.Pd, Kakakku
tersayang Sumarti Ansar, S.Pd, Zulkadri Ansar, dan Zulkarnain Ansar, S.Tr.
Kakak Iparku yang tercinta Nuwardi, S.E, dan Suarni Syam, S.Pd. Serta
Alfatih
i
2. Dr. Marjuki, MSc. selaku Direktur Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.
3. Dr. Aep Rusmana, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pekerjaan Sosial
praktikum.
membimbing kami dengan sangat baik dari awal sampai akhir proses praktikum
III.
6. Ibu Diana SE, M.Pd, selaku dosen Liason Praktikum III di Desa Panyingkiran
Kabupaten Majalengka beserta seluruh aparat dan jajaran yang telah membantu
8. Bapak Ade Kusnadi dan Bapak Bambang Hermawanto selaku pendamping dari
ii
9. Para Kader, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Agama dan seluruh warga
10. Para Tenaga Kerja Masyarakat yang telah membantu praktikan dalam kegiatan
Praktikum III.
11. Sahabatku (Datu Novrizal, Rezky Reynaldy Sudrajat) yang selalu memberikan
laporan.
13. Seluruh anggota kelompok saya (Dedi Hernawan, Deni Andriani Jufri, Balyan
Habib Khaer, Merliyana Asepiesta, Annisa Nur Safhira, Sabilla Citra Ayu)
sudah berjuang bersama dalam suka duka selama praktikum III berlangsung.
Akhir kata, penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan pada laporan praktikum III kali ini. Oleh sebab itu, dimohon kepada
pembaca agar dapat memberi saran dan masukan dalam rangka adanya perbaikan
iii
kata pengantar cukup 2-3 halaman saja
Demikian laporan ini disampaikan semoga dapat menjadi sumber ilmu yang
bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Atas bantuan dan bimbingannya,
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................133
LAMPIRAN........................................................................................................134
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.11 Susunan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Panyingkiran. . .74
Desa Panyingkiran...............................................................................75
Tabel 4.1 Daftar Nama Interest Group Desa Panyingkiran Tahun 2020...............100
vii
DAFTAR GAMBAR
Desa............................................................................................89
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
kompetensi tersebut.
III.
Praktikum III, yang berfokus pada praktik Pekerjaan Sosial makro khususnya
pada semester VIII. Praktik ini dijadikan sebagai media pembelajaran untuk
mahasiswa dari berbagai mata kuliah dalam kesatuan praktik di lapangan dalam
sosial serta mengembangkan dan mendayagunakan potensi dan sumber yang ada
disekitar komunitas.
dari tingkat pusat sampai dengan tingkat lokal dalam rangka mencari peluang-
peluang pengembangan.
Komunitas ini yaitu untuk mengasah kompetensi pekerjaan sosial serta kepekaan
masyarakat desa. Praktik Pekerjaan Sosial Berbasis Makro ini dilaksanakan oleh
praktikan beserta kelompok dari tanggal 12 Februari – 22 April 2020 yang dalam
3
Kabupaten Majalengka.
Desa Panyingkiran merupakan salah satu desa yang tidak lepas dari
HIPPA. Karang Taruna merupakan organisasi yang memiliki tugas, pokok dan
fungsi yang dimuat dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 77 Tahun 2010
tentang Pedoman Dasar Karang Taruna bahwa karang taruna bersama dengan
kesejahteraan sosial.
(PSKS) seharusnya mampu menjadi organisasi yang aktif bekerja sama dengan
pemerintah desa untuk peka dalam mengenali, mencegah dan menangani masalah
dimaksudkan sebagai wadah bagi generasi muda agar dapat terhindar dari
kegiatan yang menyimpang seperti masalah kenakalan remaja dan sebagai wadah
yang seharusnya dapat ditangani dan dicegah oleh karang taruna salah satunya
akibat membuang sampah dan sampah yang dapat berhasil guna dalam
4
atau pemuda di Desa Panyingkiran menyebabkan arus gaya hidup bebas dapat
masuk kedalam lingkungan kehidupan remaja desa. Pemuda yang memiliki peran
sebagai kontrol sosial dilingkungannya saat ini tidak berjalan dengan baik
stagnan dan juga muncul berbagai permasalahan dalam internal dan eksternal
organisasi ini diharapkan bisa menjadi organisasi mandiri yang memiliki kegiatan
desa. Harapan lain datang dari kepala desa yang berharap bahwa untuk
kesejahteraan sosial seperti yang tertuang dalam pedoman dasar karang taruna.
mestinya.
5
Majalengka.
Kabupaten Majalengka.
Kabupaten Majalengka.
6
Kabupaten Majalengka.
Majalengka.
Majalengka.
makro.
Poltekesos Bandung.
pekerjaan sosial.
tingkat lokal.
8
eksternal kepengurusan.
berlangsung selama dua setengah bulan, dimulai dari tanggal 12 Februari sampai
3. Pasca lapangan
Metode dan teknik yang digunakan praktikan selama proses praktikum yaitu
sebagai berikut:
disebut dengan Community Work. Metode ini digunakan oleh praktikan terkait
dengan masyarakat luas dan dilakukan secara kolektif. Metode CO/CD yang
sosial makro dalam melaksanaan Praktikum III Praktik Pekerjaan Sosial dalam
Teknik yang digunakan oleh praktikan pada tahap inisiasi sosial adalah
sebagai berikut:
1. Community Involvement
diri dalam berbagai kegiatan masyarakat, baik formal, informal, individu maupun
kepada tokoh masyarakat maupun masyarakat di setiap desa yang bertujuan untuk
komunitas. Kegiatan Home Visit ini juga berguna untuk membangun kepercayaan
3. Transectwalk
masyarakat serta
1
Teknik yang digunakan pada tahap ini adalah melakukan Home Visit
Community Meeting Forum serta diskusi formal dan informal bersama beberapa
lanjutan untuk menggali informasi mengenai masalah yang dihadapi oleh Karang
ide-ide dari target group maupun interest group tentang suatu isu sosial tertentu.
setiap desa.Selain itu, teknik ini dilakukan oleh praktikan pada setiap tahapan
pekerjaan sosial berbasis makro dengan tujuan yang berbeda-beda pada setiap
tahapan salah satunya pada saat melakukan asesmen lanjutan bersama dengan tim
dan potensi serta sumber yang dapat digunakan untuk menangani permasalahan
ini merupakan teknik yang paling sering digunakan oleh praktikan karena
observasi dan wawancara merupakan teknik yang cukup efektik dan efisien dalam
suatu masalah tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Teknik
FGD ini praktikan lakukan bersama masyarakat pada saat rembug warga untuk
membahas faktor penyebab dan akibat serta dampak dari permasalahan yang
terjadi di masyarakat.
5. Penilaian Kapasitas
digunakan praktikan untuk membantu tim kerja masyarakat karang taruna dalam
kerjasama yang kooperatif antara tim kerja karang taruna dan pemuda karang
taruna.
evaluasi dan refleksi terhadap berabagi rangkaian kegiatan yang telah dilakukan
Praktikan melakukan terminasi dan rujukan kepada Kepala Desa dan Tim
Kerja Masyarakat (TKM) Karang Taruna HIPPA Desa Panyingkiran agar dapat
Desa Pajagan. Berikut ini adalah peranan fasilitatif dalam kegiatan praktikum:
sumber yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam bentuk kegiatan
dalam mencapai tujuan dari masing-masing kegiatan intervensi dapat tetap terjaga
dengan baik.
pelaksanaan kegiatan.
target group dan interest group dalam menyusun rencana untuk Reorganisasi
secara informal sebagai bagian dari masyarakat desa sehingga mengikuti adat dan
taruna,
1
2. Pelatihan
menganalisa dan mencari sumber-sumber dan tenaga ahli yang diperlukan dan
sesuai dalam proses peningkatan edukasi pemuda karang taruna mengenai peran
yang ada di dalam dan di luar masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam proses
2. Advokasi
organisasi karang taruna kepada para pihak yang dapat berkontribusi terhadap
Keputusan (SK).
1
kepada potensi atau sistem sumber yang dapat digunakan dalam proses
praktikum yaitu Bapak Drs. Wawan Heryana, M.Pd, dimana proses supervisi
terhadap praktikan.
1
2. Supervisi kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Maret 2020 pukul
diberikan arahan untuk segera membentuk Tim Kerja Masyarakat (TKM) dan
data tersebut.
dihadiri oleh Direktur Poltekesos Bandung, Ketua Prodi Pekerjaan Sosial program
masing-masing kecamatan.
dua kali dengan narasumber dan topik yang berbeda. Pembekalan pertama
diisi oleh Kepala Laboratorium Pekerjaan Sosial, Kepala Prodi Pekerjaan Sosial
pemberian tugas
2
berupa kajian literature, matriks rencana kerja, dan penjajakan praktik sosial
Kabupaten Majalengka.
yang berlaku pada buku pedoman serta hasil penjajakan ke lokasi praktikum
III di tingkat Kabupaten Majalengka pada tanggal 12 Februari 2020 pukul 10.00
diserahkan oleh Wakil Direktur I Bapak Admiral Nelson Aritonang, Ph.D secara
penerimaan ini dihadiri langsung oleh Camat Kecamatan Jatitujuh yaitu Bapak
Rony Setiawan, S.IP dan Dosen Poltekesos Bandung yakni Ibu Lina Favourita
2. Inisiasi Sosial
Pada tahap inisiasi sosial meliputi kegiatan transect walk, kunjungan ke rumah
RT, RW, Kepala Dusun, Kepala Desa dan community involvement pada berbagai
PKK, Karang Taruna dan ngeliwet bersama. Pada tahap ini praktikan
3. Pengorganisasian Sosial
group maupun interest group untuk secara bersama menyadari akan adanya
masalah, kebutuhan dan kekuatan komunitas yang nantinya wadah ini akan
dengan isu komunitas yang ada. Pada tahap pengorganisasian sosial dilaksanakan
4. Asesmen sosial
melakukan asesmen praktikan memperoleh data secara langsung dari hasil MPA
dan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pihak baik dari target group
infromasi tentang isu-isu komunitas tersebut terkait dengan kebijakan yang ada,
gejala masalah, faktor penyebab munculnya masalah, kebutuhan serta potensi dan
Panyingkiran.
5. Perencanaan sosial
memilik alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada untuk mencapai
Maret
2
masukan dan saran dari beberapa Tim Kerja Masyarakat (TKM). Praktikan
praktikan tidak bisa bekerja sama langsung dengan Tim Kerja Masyarakat (TKM)
yang sudah dibentuk dikarenakan ada himbauan untuk social distancing akibat
6. Pelaksanaan Intervensi
makro yang tujuan utamanya adalah untuk mengakhiri program kerja atau proses
intervensi terhadap suatu masalah sosial yang ada di lokasi tertentu. Proses ini
disebut juga pemutusan hubungan kerja baik dengan interest group maupun
berkala. Proses terminasi dan rujukan ini dilaksanakan lebih awal dari waktu yang
sudah ditentukan karena adanya wabah covid-19 sehingga kegiatan praktikum III
a. Terminasi
Pada tahap ini praktikan melakukan terminasi dengan berbagai pihak yaitu
aparat Desa Panyingkiran, tokoh masyarakat dan Tim Kerja Masyarakat (TKM)
pihak.
b. Rujukan
intervensi dari rencana yang sudah dirancang. Oleh karena itu, praktikan merujuk
recana intervensi tersebut kepada pemerintah Desa Panyingkiran dan Tim Kerja
bersangkutan.
3. Tahap pengakhiran
dengan 20 April 2020. Laporan tersebut diserahkan kepada pihak desa sebagai
memberikan gambaran kegiatan apa saja yang telah dilakukan selama 75 hari di
pandemik wabah virus Covid-19. Praktikan ditarik dan dipulangkan kembali oleh
lembaga Poltekesos Bandung pada tanggal 26 maret 2020 dan dilanjutkan dengan
BAB I : PENDAHULUAN
nampak.
sosial makro.
rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
2
pengertian dalam arti sempit dan dalam arti luas. Masyarakat dalam arti sempit
sering disebut dengan komunitas, yaitu sekelompok orang yang tinggal dan
berinteraksi yang dibatasi oleh wilayah geografis tertentu seperti desa, kelurahan,
kampung atau rukun tetangga. Sedangkan dalam arti luas, masyarakat menunjuk
pada interaksi yang kompleks sejumlah orang yang memiliki kepentingan dan
tujuan bersama meskipun tidak bertempat tinggal dalam satu wilayah geografis
bermasyarakat merupakan hal yang sangat penting dan sebagai bagian yang tidak
komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu
27
2
yang memiliki tempat tinggal tetap serta permanen mempunyai ikatan solidaritas
sebagai berikut:
wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dan faktor utama yang
menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya,
kepemudaan karang taruna ini tumbuh dan berkembang atas kesadaan dan
tanggung jawab sosial yang muncul dari masing-masing individu untuk peduli
dan siap berkontribusi bermitra bersama pemerintah desa atau wilayah setempat
pengembangan generasi muda dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya bagi
Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial, maka Karang Taruna memiliki
2. Laki-laki atau perempuan yang berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan
keanggotaan karang taruna ialah stelsel pasif yakni pemuda pemudi yang berusia
Setiap organisasi pasti memilikin tujuan dan fungsi agar dapat berjalan
selayaknya sebuah organisasi. Tujuan dan fungsi karang taruna tertuang pada
Pasal 3 Peraturan Menteri Sosial No. 77 tahun 2010 tentang Pedoman Dasar
muda;
3
berkelanjutan;
pembinaan generasi muda dan kesejahteraan sosial, fungsi karang taruna yaitu:
Tujuan dan fungsi ini menjadi dasar untuk karang taruna dalam merancang
suatu program kerja agar kegiatan yang dikukuhkan dalam program kerja karang
tahun secara otomatis menjadi anggota Karang Taruna, yang selanjutnya disebut
mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa membedakan asal keturunan,
golongan, suku dan budaya, jenis kelamin, kedudukan sosial, pendirian politik
keanggotaannya yang stelsel pasif, karena tingkat kesejahteraan sosial yang lebih
sosial maupun tidak. Oleh karena itu, seluruh generasi muda di desa/kelurahan
yang berusia 13 sampai dengan 45 tahun baik yang telah maupun belum kawin,
3
secara otomatis tanpa mendaftarkan diri adalah anggota Karang Taruna yang
warga, maka yang dimaksud dengan anggota Karang Taruna adalah Warga
3. Usia 13 – 45 tahun
Golongan usia yang dinyatakan sebagai anggota karang taruna yaitu 13-45
batasan usia karena kesejahteraan sosial adalah milik dan kebutuhan semua
sosial psikologisnya.
3
anak/generasi muda yang memasuki masa remaja awal dan remaja akhir.
stelsel pasif yakni seluruh generasi muda di desa/kelurahan setempat yang berusia
masih dalam tahap pembentukan dan proses belajar menjalankan tugas pokok dan
fungsi karang taruna. Adapun indikator dari Karang Taruna Tumbuh yaitu:
a. Secara formal karang taruna telah dibentuk dan telah memiliki struktur
b. Program atau kegiatan yang dimiliki karang taruna masih sederhana, terbatas
e. Anggota yang terlibat dalam kegiatan terdiri dari sebagian kecil generasi
kerangka tubuh dari keperluan organisasi tersebut. Adapun indikator dari karang
c. Mekanisme, tata kerja dan program kerjanya sudah teratur, sistematis dan
d. Anggota yang terlibat dalam kegiatan, terdiri dari sebagian besar generasi
setempat.
Karang taruna yang sudah mulai mandiri dari berbagai aspek baik dari
program kerja yang sudah mulai terarah, dan memiliki kemampuan untuk dapat
warga masyarakat;
Taruna sehingga dapat menjadi mitra kerja bersama dengan karang taruna
oleh lingkungan.
pelaksanaan programnya
Desa adalah suatu kesatuan hukum pada suatu wilayah tertentu yang
bahwa masyarakat desa adalah suatu masyarakat yang memiliki hubungan lebih
erat dan mendalam antara satu dengan lainnya melalui sistem kehidupan yag
berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan dan masyarakat nya hidup dengan
mendefinisian bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan
3
nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
hak asal usul dan/ atau hak tradisional yang diakui dihormati dalam sistem
pemerintahan sehingga kegiatan desa dapat berjalan dengan lancar. Hal ini karena
masing-
4
masing aparat desa dituntut untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan
baik. Kepala desa memiliki masa jabatan selama tiga periode. Artinya, masa
jabatan maksimal kepala desa adalah 18 tahun dengan proses pemilihan yang
Kepala Desa ada perangkat desa yang terdiri dari Sekretaris Desa (Sekdes), Kaur
(Kepala Urusan), Kasi (Kepala Seksi), dan Kadus (Kepala Dusun). Semua
perangkat desa tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melayani
Kepala desa dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tidak dapat
bergerak sendiri tanpa pengawasan dari pihak manapun. Kepala Desa harus
bersama membuat rencana strategis Desa. Hal ini tercantum dalam Pasal 55
4
aparatur desa dan akrab dengan pemerintah desa ini dalam tata tertib
4. Tata laksana dan hak menyatakan pendapat Badan Permusyawaratan Desa dan
Tahun 2014 tentang Desa tercantum dalam Pasal 48 yang menjelaskan bahwa
kantor desa.
4
Dusun).
keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
1. Pendapatan asli desa, terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan
3. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota, paling
4. Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
disalurkan ke Desa.
5. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan
6. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan lain-lain
Kebijakan sosial merupakan salah satu bentuk dari kebijakan publik yang
pencapaiann tujuan sosial. Edi Suharto (2010 hal 62) berpendapat bahwa tujuan
Karang Taruna.
4
diantaranya adalah:
dikenal dengan istilah Intervensi Makro sebagai salah satu metode dalam
2. Perencanaan Sosial
3. Aksi Sosial
Pendekatan aksi sosial mengarah pada kedua tujuan tersebut baik task
goal maupun process goal. Beberapa organisasi aksi sosial memberi penekanan
bahwa agar perubahan ke tingkat yang lebih baik berhasil dilakukan, ada suatu
awarness). Hal ini merupakan inti dari keinginan untuk berubah dan
keinginan untuk mencari bantuan di luar sistem. Pekerja sosial hadir sebagai
pelaku perubahan (community worker) merupakan isu utama pada fase ini.
diperlukan untuk dapat bekerja sama dengan mereka ke arah perubahan yang
masyarakat.
3. Tahap Klarifikasi atau Diagnosis Masalah Sistem Klien. Pada saat data telah
Tujuan Program dan Kehendak untuk melakukan Tindakan. Dari data yang
kegiatan yang akan dilakukan, serta alternatif cara yang akan ditempuh guna
diputuskan alternatif mana yang akan diterapkan serta program kegiatan apa
yang akan dilakukan dalam upaya penanganan masalah sosial yang telah
suatu relasi perubahan dapat terjadi karena waktu bertugas sudah berakhir
merupakan penjenjangan yang ketat, dalam arti setiap tahap harus diselesaikan
dahulu tetapi tahap tersebut berbentuk spiral dan dapat dilakukan secara fleksibel.
beserta taktik yang dapat digunakan didalamnya. Adapun penjelasan lebih rinci
Kolaborasi merupakan salah satu strategi yang digunakan pada saat proses
intervensi bersama masyarakat apabila sistem sasaran setuju karena sudah mudah
5
2. Strategi Kampanye
menolak untuk berkomunikasi dengan sistem kegiatan, akan tetapi konsesus akan
a. Teknik Edukasi
berbagai persepsi, sikap, opini, data dan informasi mengenai perubahan yang
berfikir atau bertindaknya yang selama ini dianggap kurang sejalan dengan
b. Teknik Persuasi
Teknik ini mengacu pada seni untuk meyakinkan orang lain agar
3. Strategi Kontes
dan atau alokasi sumber dan masih terbuka bagi terjadinya komunikasi mengenai
ketidak sepakatan ini.Kegiatan yang termasuk kategori ini adalah Tawar menawar
masyarakat.
pemecahan masalah.
masyarakat setempat dan upaya apa yang sudah dilakukan serta hambatan-
dalam masyarakat.
sama oleh pengurus dan anggota organisasi dimana hasil penilaian tersebut
a. Sosialisasi
pengetahuan dan keterampilan perlu untuk oleh pekerja sosial yang terlibat dalam
Spergel (1975), Zastrow (1986), dan Adi (1994) dalam Isbandi Rukminto
masyarakat yakni:
5
2. Perantara (Broker)
Peranan broker atau sebagai perantara yaitu pekerja sosial bertugas untuk
tidak tahu dan bagaimana mendapatkan bantuan tersebut, dengan lembaga yang
3. Mediator
pada saat terdapat perbedaan yang mencolok dan mengarah pada konflik antara
berbagai pihak. Pekerja sosial berperan sebagai “fungsi kekuatan ketiga” untuk
menghambatnya.
saran, dan dukungan informasi dalam berbagai area. Usulan dan saran yang
keputusan. Pada umumnya klien dari tenaga ahli adalah organisasi pelanan
tindakan yang rasional untuk menangani masalah tersebut. setelah itu, perencana
ataupun kepentingan.
6. Advokat (advocat)
dievakuasi ke suatu tempat. Di tempat itu, mereka menanam 7 buah pohon jati.
Sejak saat itu, daerah tempat itu dinamai Jatitujuh. Jati yang ditanam tersebut
telah berumur ratusan tahun. Jati tersebut harus dijaga tetap berjumlah tujuh.
Apabila ditebang, harus tetap ditanam penggantinya. Kini hanya terdapat 3 buah
sekitar sungai Cimanuk. Dari kata menyingkir ini muncul kata keterangan tempat,
Sunda yang fasih berbahasa Sunda, kata itu berganti menjadi Panyingkiran yang
57
5
Pada awalnya desa ini bermukim di sekitaran sungan Cimanuk. Pada tahun
daerah ini sering terjadi banjir. Tujuh tahun kemudian ketika seorang pengamat
rentang. Karena proses pindah (nyingkir) inilah desa ini di sebut Panyingkiran.
terdapat tempat yang dianggap keramat yaitu Makam Buyut Hujung serta
patilasannya yang dinamakan Singadarepa yang konon katanya ketika ada Polisi
hiburan seperti Organ, sandiwara, tarling dan lainnya ketika Malam Jumat dan
kepemimpinan Desa Panyingkiran dari awal sampai sekarang tertera pada tabel
3.1 berikut:
5
Tabel 3.1
Nama-Nama Kepala Desa Panyingkiran
No Nama Jabatan Tahun
1 2 3 4
1 Maskani Kuwu 1875 – 1888
2 Sawiem Kuwu 1888 – 1900
3 Bane Kuwu 1900 – 1911
4 Tasja Kuwu 1911 – 1922
5 Asja Kuwu 1922 – 1935
6 Kastal Kuwu 1935 – 1947
7 Waski Kuwu 1947 – 1959
8 Nawawi Kuwu 1959 – 1978
9 Neno Sukarna Kuwu 1978 – 1984
10 Kandeg Sutisna Kuwu 1984 – 1998
11 Wahab Kuwu 1998 – 2004
12 Musa Afandi Kuwu 2004 – 2011
13 Rahmat Kepala Desa 2011 – 2017
14 Cecep Kosasih Kepala Desa 2017 – 2023
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
Gambar 3.1
Peta Wilayah Desa Panyingkiran
Sumber: Profil Desa
Panyingkiran
6
a. Batas Wilayah
Tabel 3.2
Batas Wilayah Desa Panyingkiran
No Nama Desa/Kecamatan
1 Sebelah Utara Desa Bajurang Kec. Jatitujuh
2 Sebelah Timur Desa Jatitujuh Kec. Jatitujuh
3 Sebelah Selatan Desa Panongan Kec. Jatitujuh
Desa Biyawak dan Desa Pasiripis Kec.
4 Sebelah Barat
Jatitujuh
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
b. Luas Wilayah
Dataran dengan luas wilayah 395,35 Ha. Adapun pembagian wilayah Desa
Tabel 3.3
Pembagian Wilayah Desa Panyingkiran
No Uraian Wilayah Volume Satuan
1 Lahan Sawah 194 Ha
2 Pekarangan 3,5 Ha
3 Pemukiman 131 Ha
4 Tegalan 65 Ha
5 Lainnya 1,85 Ha
Sumber: Profil Desa Panyingkiran Tahun 2020
6
Tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar luas wilayah Desa
Panyingkiran adalah area persawahan dengan luas yaitu 194 Ha. Sedangkan untuk
luas permukiman hanya seluas 131 Ha. Lebih spesifiknya pada gambar berikut
ini:
1,85
3,5 Sawah
Pemukiman
194
65 Tegalan Pekarangan
Lainnya
131
Gambar 3.2
Luas Wilayah Desa Panyingkiran
Sumber: Profil Desa
Panyingkiran
c. Orbitasi
umum yang terdapat di Desa Panyingkiran yaitu seperti angkutan kota. Namun
untuk akses di dalam Desa sendiri belum ada kendaraan umum seperti ojek atau
beca. Dikarenakan letak Desa yang dilewati oleh jalan raya Jatitujuh, sehingga
6
jalanan di Desa Panyingkiransudah cukup baik dan mudah untuk diakses terutama
terbangun dengan baik, sehingga masih terdapat banyak jalan yang rusak yang
lebih memiliki jarak tempuh sejauh 1, 2 km. Lalu untuk jarak menuju pusat
pemerintahan Provinsi atau ke Kota Bandung adalah sejauh 120 km, namun untuk
saat ini sudah tersedia jalan tol Palimanan yan bisa digunakan jika ingin pergi ke
Kota Bandung untuk kendaraan beroda empat, untuk kendaraan beroda dua bisa
melewati Kota Sumedang. Adapun jarak yang ditempuh untuk menuju ke pusat
1. Kondisi Demografis
dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk
berhasil dikendalikan sampai saat ini. Gambaran kondisi demografis lainnya dapat
adalah merupakan data jumlah penduduk Desa Panyingkiran yang disajikan dalam
Tabel 3.4
Data Jumlah Penduduk Desa Panyingkiran
No Penduduk Jumlah Satuan
1 Laki-laki 2.003 Jiwa
2 Perempuan 2.043 Jiwa
Total 4.046 Jiwa
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
dari berbagai macam penduduk mulai dari balita sampai dengan lanjut usia.
tabel 3.5
Tabel 3.5
Data Penduduk Desa Panyingkiran Berdasarkan Umur
No Penduduk Jumlah Satuan
1 > 4 Tahun 360 Jiwa
2 5-9 Tahun 323 Jiwa
3 10-14 Tahun 245 Jiwa
4 15-19 Tahun 301 Jiwa
5 20-24 Tahun 304 Jiwa
6 25-29 Tahun 280 Jiwa
6
kategori umur 55 tahun keatas memiliki jumlah yang paling besar diantara
kategori umur yang lainnya yaitu sebanyak 580 jiwa. Sedangkan penduduk yang
berdasarkan pada kategori umur yang paling sedikit adalah penduduk dengan
kagetori umur 10 tahun sampai 14 tahun dengan jumlah sebanyak 245 jiwa.
formal maupun non formal, serta terus mendorong dan meningkatkan kesadaran
atau ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi. Berikut ini
yang tamat SLTP/MTS/sederajat yaitu sebanyak 771 orang. Hal ini, menunjukkan
pencaharian. Mulai dari sektor informal sampai dengan sektor formal. Pemerintah
yaitu mayoritas sebagai petani dan buruh atau pekerja lepas. Berikut merupakan
data kuantitatif setiap mata pencaharian yang dimiliki oleh penduduk Desa
Panyingkiran:
Tabel 3.7
Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Satuan
1 Petani 1.017 Jiwa
2 Buruh Tani 922 Jiwa
3 Buruh Bangunan 1.242 Jiwa
4 Pedagang 118 Jiwa
6
5 PNS 30 Jiwa
6 Karyawan Swasta 31 Jiwa
7 Wiraswasta Bengkel 6 Jiwa
8 Bidan 2 Jiwa
9 Industri Rumah Tangga 13 Jiwa
10 Mata Pencaharian Lainnya 125 Jiwa
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
791 orang. Buruh tani menempati posisi kedua, yaitu sebanyak 1.017 orang.
Ditambah lagi yang memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani atau buruh
harian lepas yaitu sebanyak 922 jiwa. Selain bekerja dalam bidang pertanian,
masyarakat desa Panyingkiran juga banyak yang memilih untuk menjadi buruh
bangunan yaitu sebanyak 1.242 jiwa. Namun banyak dari buruh bangunan ini
yang bekerja diluar kota bukan di dalam kota atau di sekitar Desa Panyingkiran.
yang berjumlah 118 orang. Selain itu, ada juga masyarakat yang bekerja sebagai
yang tinggal disini beragama Islam. Hal inilah yang menjadi latarbelakang Desa
Panyingkiran sejak dahulu dikenal sebagai desa yang agamis. Desa Panyingkiran
memiliki pesantren dan membudayakan pengajian setiap harinya baik itu antar RT
6
dan RW dan pengajian besar di desa yang dilakukan situasional atau jika ada
kegiatan desa.
diandalkan adalah sektor ekonomi dalam hal ini didominasi oleh sektor pertanian
yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar warga desa serta menjadi
dari segi bangunan sama dengan wilayah RT lainnya pada umumnya yaitu
bangunan permanen dengan kondisi rumah sebagian besar masyarakat layak huni.
lain tergantung dengan jenis pekerjaan. Mayoritas warga desa bekerja pada sektor
pertanian yaitu sebagai petani persawahan dan buruh bangunan yang mempunyai
penghasilan cukup dan bahkan kurang karena petani Desa Panyingkiran sering
mengalami gagal panen di sebabkan curah hujan yang rendah yang berdampak
pada produktivitas hasil panen yang tidak sesuai harapan warga desa.
dijalani oleh warga Desa Panyingkiran. Bekerja sebagai petani kacang tanah
merupakan pilihan lain selain bekerja sebagai petani sawah, disebabkan curah
6
hujan yang rendah membuat warga desa beralih menjadi petani kacang tanah
harinya.
Aparatur Desa Panyingkiran terdiri atas kepala desa, sekretaris desa, kepala
urusan keuangan, kepala urusan umum, kepala urusan aset, kepala seksi
Tabel 3.8
Susunan Aparatur Pemerintahan Desa Panyingkiran
No Jabatan Nama Usia Pendidikan
1 Kepala Desa Cecep Kosasih 39 SLTA
2 Sekretaris Desa Didi Suryadi, S.Pt 34 S1
3 Kepala urusan Keuangan Apip Pudin 32 SLTA
4 Kepala urusan Umum Sudarto 38 SLTA
5 Kepala urusan Aset Dadang Priatna 31 S1
Kepala seksi
6 Dedi Supriadi 33 SLTA
Pemerintahan
Kepala seksi ekonomi
7 Rohani 27 SLTA
pembangunan
Kepala seksi kesejahtreaan
8 Tarmidi 42 SLTA
sosial
9 Kepala Wilayah I Bambang Hermawanto 41 SLTA
10 Kepala Wilayah II Ade Kurniadi 40 SLTA
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
Tabel 3.9
Susunan Ketua Rukun Warga (RW) Desa Panyingkiran
No Jabatan Nama Umur Pendidikan
1 Ketua RW 01 H. Udin 48 SLTP
2 Ketua RW 02 H. Wahab 50 SLTP
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
Tabel 3.10
Susunan Ketua Rukun Tetangga (RT) Desa Panyingkiran
No Jabatan Nama Umur Pendidikan
1 Ketua RT 01 Amsor 41 SLTP
2 Ketua RT 02 Koncer 48 SLTP
3 Ketua RT 03 Said 39 SLTP
4 Ketua RT 04 Rustamin 42 SLTP
5 Ketua RT 05 A Kusen 59 SD
6 Ketua RT 05 B Ucup 54 SD
7 Ketua RT 06 Sehmudin 45 SLTP
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
digunakan merupakan bahasa sunda yang kasar. Kehidupan sosial yang di jalani
oleh masyarakat Desa Panyingkiran sangat menjunjung tinggi nilai agama dan
gotong royong, dan hubungan antara satu dengan yang lainnya masih sangat erat.
7
Hal ini terlihat ketika melakukan suatu kegiatan gotong royong misalnya dalam
kerja bakti, pembuatan dan perbaikan jalan, pos kamling, dan pembangunan
masjid.
masyarakat Desa Cibulakan sangat menjunjung tinggi nilai agama hal ini dapat
dilihat oleh adanya pengajian rutin yang dilakukan setiap harinya mulai senin
musyawarah mufakat.
7
aspirasi masyarakat warga desa dan melakukan pengawasan kinerja kepada desa
di Desa Panyingkiran, BPD Desa Panyingkiran diketuai oleh Isa Ansori yang
Tabel 3.11
Susunan Badan Permusyarawatan Desa (BPD) Desa Panyingkiran
No Jabatan Nama Umur Pendidikan
1 Ketua Isa Ansori, S.Pdl 43 S1
2 Wakil Ketua Daim Sutisna 52 SLTA
3 Sekretaris Iwan Ridwan 42 S1
4 Anggota Siti Mutmainah, S.Pd 39 S1
5 Anggota Abad 42 SLTA
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
LPM adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat warga
mewujudkan lembaga teknis yang merupakan mitra pemerintah desa dalam hal
Tabel 3.12
Susunan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Panyingkiran
No Jabatan Nama Umur Pendidikan
1 Ketua Tata 48 SLTA
2 Sekretaris Didi 45 SLTA
3 Bendahara Dadang 42 SLTA
4 Anggota Mamat 34 SLTP
5 Anggota Sadiah 42 SLTA
6 Anggota Mi’an 58 SLTP
7 Anggota Umin 44 SLTA
8 Anggota Abdurohman 33 SLTP
9 Anggota Uyat 45 SLTA
10 Anggota Iyus 41 SLTA
11 Anggota Ence 48 SLTP
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
keluarga dapat hidup, sejahtera maju dan mandiri. Kader PKK yang berada di
Desa Panyingkiran diketuai oleh Ibu Lia Dahlia yang mempunyai susunan
Tabel 3.13
Susunan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Panyingkiran
No Jabatan Nama Umur Pendidikan
1 Ketua Lia Dahlia 39 SLTA
2 Wakil Ketua Herminah 36 SLTA
3 Sekretaris Puput Fatimah 27 SLTA
4 Wakil Sekretaris Dewi 35 SLTA
5 Bendahara Putri 30 SLTA
6 Wakil Bendahara Rika Ayu 19 SLTA
7 Ketua Pokja I Euis 40 SLTA
8 Sekretaris Pokja II Eris 34 SLTA
9 Anggota Pokja I Wiwin 35 SLTA
10 Anggota Pokja I Uus 41 SLTA
11 Ketua Pokja II Rizkita 24 SLTA
12 Sekretaris Pokja II Tini 43 SLTA
13 Anggota Pokja II Heni 37 SLTA
14 Anggota Pokja II Santi 37 SLTA
15 Ketua Pokja III Rina 24 SLTA
16 Sekretaris Pokja III Akem 42 SLTA
17 Anggota Pokja III Carinah 34 SLTA
18 Anggota Pokja III Emah 42 SLTA
19 Ketua Pokja IV Intan 27 SLTA
20 Sekretaris Pokja IV Nuryani 30 SLTA
21 Anggota Pokja IV Een 42 SLTA
22 Anggota Pokja IV Yeti 31 SLTA
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
7
4. Posyandu
posyandu dilaksanankan setiap bulan dan dibantu oleh pihak puskesmas. Kegiatan
organisasi yang dikelola oleh jemaah muslim warga Desa Panyingkiran dalam
melakukan aktivitas di masjid. Setiap masjid yang terkelola dengan baik memiliki
Tabel 3.14
Susunan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Desa Panyingkiran
No Jabatan Nama Umur Pendidikan
1 Ketua Ustad Mujib 46 SLTP
2 Sekretaris Isa Ansori 40 S1
3 Bendahara Ustad Jalal 38 SLTA
4 Anggota Ustad Enjo 46 SLTP
5 Anggota Ustad Muip 50 SD
6 Anggota Ustad Handi 49 SD
7 Anggota Ustad Abudin 47 SD
8 Anggota Ustad Abad 40 SLTA
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
7
6. Karang Taruna
pengembangan generasi muda, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa
tanggung jawab sosial, oleh dan untuk masyarakat yang secara khusus generasi
muda di Desa Panyingkiran yang diketuai oleh Arif Suharyono yang mempunyai
Tabel 3.15
Susunan Pengurus Karang Taruna Desa Panyingkiran
No Jabatan Nama Umur Pendidikan
1 Ketua Arif Suharyono 39 SLTA
2 Wakil Ketua Jaenur Ridwan 30 SLTA
3 Sekretaris Nanang Adima 31 SLTA
4 Bendahara Abdul Rohib 32 SLTA
5 Seksi Kerohanian Didi 32 SLTA
6 Seksi Olahraga Maman Darmawan 31 SLTA
7 Seksi Humas Ana Suryana 33 SLTA
8 Seksi Hiburan Iwan Abe 35 SLTA
9 Seksi Baksos Nanang Kosim 34 SLTA
Sumber: Profil Desa Panyingkiran
pelayanan sosial dalam bidang pendidikan, kesehatan dan perumahan dan yang
terdapat di Desa Panyingkiran yaitu pendidikan anak usia dini, taman kanak-
kanak, sekolah dasar, madrasah, posyandu, dan program rumah tidak layak huni
yang merupakan upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan
Panyingkiran.
baik, hal ini terlihat pada kehidupan sehari-hari masyarakat desa yang saling
membantu satu sama lain seperti halnya kegiatan keagamaan yang mencerminkan
warga Desa Panyingkiran yang religius. Terlihat pada setiap kegiatan keagamaan
semua warga desa berkumpul bekerja untuk kelancara kegiatan agama, mulai dari
tahap persiapan hingga akhir kegiatan terlihat tingkat partisipasi warga Desa
bahasa sunda kasar tetapi memiliki sikap yang ramah dan terbuka terhdap semua
orang. Sikap saling tegur sapa warga Desa Panyingkiran yang sangat baik.
Terlihat ketika warga desa saling menyapa ketika saling bertemu, ketika individu
rumah warga, terlihat tingkat komunikasi yang sangat baik antara warga
sangat erat hubungan persaudaraannya, hal ini terlihat dalam lingkungan warga
sehingga terlihat bentuk hubungan yang sangat erat. Ditambah lagi salah seorang
perkumpulan warga atau rembug warga baik yang dilakukan oleh pihak desa
aman. Berkaitan dengan sifat masyarakat panyingkiran yang baik, saling percaya
dan saling mempunyai hubungan yang baik antara warga yang satu dengan
lainnya sehingga mecerminkan masyarakat yang baik dan tidak terdapat konflik di
dilihat dari tingkat pendidikan warga Desa Panyingkiran rata-rata berada pada
jenjang pendidikan SLTP sebanyak 3.469 orang dan SLTA sebanyak 2.812 orang
dan dari segi mata pencaharian warga mayoritas petani yang sebanyak 1.017
orang dan buruh bangunan sebanyak 1.242 orang yang terdapat di Desa
Panyingkiran.
mayoritas industri konveksi pakaian dan terdapat pasar mingguan atau pasar kaget
setiap hari rabu malam yang berlokasi di lapangan balai desa yang sering tidak
sawah, padi ladang, pare-pare, timun, kacang tanah, bawang merah, pisang,
manga, semangka, kambing dana yam buras yang kepemilikannya dimiliki oleh
warga desa dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan warga Desa Panyingkiran.
8
petani dan buruh bangunan serta lainnya, buruh/pekerja lepas, pedagang, pegawai
negeri sipil, karyawan swasta dan paranormal yang bekerja dan menjadi sumber
pengembangan desa yaitu luas sawah 194 Hektar, bengkok atau biasa disebut
lahan garapan yang tidak dapat diperjual belikan tanpa persetujuan seluruh warga
desa namun boleh disewakan mempunyai luas 12,5 Hektar, titisara adalah tanah
desa yang hasilnya untuk membiayai keperluan desa mempunyai luas 6 hektar dan
sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai kesenjangan
antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya. Masalah sosial dipandang
oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai suatu kondisi yang tidak
Tabel 3.16
Permasalahan Sosial Desa Panyingkiran
No Masalah Jiwa KK Keterangan
Anak dengan
1. 9 - Permasalahan akses pendidikan
Kedisabilitasan
Permasalahan tidak mempunyai
2. Lanjut Usia Terlantar 115 -
identitas
3. Penyandang Disabilitas 4 -
Permasalahan PRSE yang
Perempuan Rawan Sosial
4. - mengalami stigma karena tidak
Ekonomi 55 mempunyai pekerjaan tetap
5. Fakir Miskin 65 Permasalahan buruh tani
Permasalahan pola membuang
6. Sampah - -
sampah masyarakat
Permasalahan kurang nya akses
7. Kesehatan - -
program kesehatan
8. Karang Taruna 9 - Permasalahan internal pengurus
Pemberdayaan
Permasalahan organisasi yang
9. Kesejahteraan Keluarga 22 -
belum aktif sepenuhnya
(PKK)
Sumber: Pendataan Praktikan Desa Panyingkiran Tahun 2020
sosial secara umum yaitu sampah dan kesehatan. Serta 2 permasalahan dari
potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang mengalami masalah yaitu karang
pangan dari pemerintah yang diberikan kepada keluarga penerima manfaat setiap
penerima manfaat secara tepat sasaran dan tepat waktu. Pelaksanaan BPNT di
Desa Panyingkiran berjalan satu bulan sekali tetapi dalam pelaksanaanya belum
semua warga desa yang termasuk dalam kelurga penerima manfaat dapat
daerah Jawa Barat dalam membantu masyrakat yang kurang mampu, yang
memiliki tempat tinggal yang tidak layak huni agar diberi bantuan tempat tinggal
layak huni berupa renovasi rumah dengan menciptakan rasa kepedulian dalam
pemberian makanan kepada lanjut usia yang membutuhkan dengan harapan agar
dapat membantu para lanjut usia untuk pemenuhan kebutuhan hidup dengan
5. Program Irigasi
memfasilitasi para buruh tani yang daerah pesawahannya tidak dialiri air yang
mengalami kesulitan dalam pengairan sawah. Curah hujan yang rendah di Desa
yang berdampak pada hasil panen warga yang sering mengalami kerugian.
Desa Panyingkiran. Untuk fakir msikin dan lanjut usia terlantar belum semua
8
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
pekerjaan sosial makro. Kegiatan ini dilaksanakan agar praktikan dapat diterima
di dalam komunitas atau masyarakat, sehingga nantinya pada proses praktikum III
di Desa Panyingkiran dapat berjalan dengan lancar dan didukung oleh seluruh
aparat Pemerintah Desa Panyingkiran, aparat desa (Kepala Dusun yang sama
halnya seperti ketua RW), RT, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Praktikan
diantara praktikan dan seluruh jajaran masyarakat. Praktikan sangat serius dengan
kegiatan ini sebagai langkah awal yang harus berhasil mendapat kepercayaan serta
Panyingkiran seperti Kepala Desa beserta jajarannya, kader PKK, RT, Kepala
sebagai rekan kerja praktikan nantinya dalam menggali potensi dan sumber serta
isu komunitas yang ada di Desa Panyingkiran. Praktikan diharapkan dapat berbaur
85
86
merupakan hal yang paling utama yang harus dilakukan bila memasuki
lingkungan masyarakat khususnya yang baru pada suatu wilayah, agar dalam
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Panyingkiran beserta aparat desa yang
lain. Ketua kelompok memperkenalkan para anggota kelompok satu per satu dan
Panyingkiran ini.
Kegiatan ini disambut baik oleh Kepala Desa beserta aparat pemerintah
gambaran umum kondisi Desa Panyingkiran dari yang dulunya desa tertinggal
sampai jadi desa berkembang sampai saat ini, baik mata pencaharian penduduk
pada umumnya, batas-batas dan luas wilayah, potensi dan sumber yang ada, dan
2. Transect Walk
Salah satu cara yang dilakukan oleh praktikan untuk mengenali wilayah
kondisi desa, baik infrastruktur desa, batas-batas desa, lingkungan desa, serta
beberapa kali (selama satu minggu full) dengan ditemani oleh Bapak Kepala Desa
Panyingkiran yakni Bapak Cecep Kosasaih dan juga Bapak Ade Kurniadi selaku
perbatasan dan melihat potensi sumber yang ada di Desa Panyingkiran. Hasil
sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani serta pekerjaan buruh
lepas lainnya. Masyarakat di Desa Panyingkiran pun sangat senang dan terbuka
jika dibutuhkan.
sumber yang ada seperti banyaknya pelaku ekonomi, dan lahan pertanian.
Sebagian besar wilayah Desa Panyingkiran yang merupakan lahan pertanian ini
Desa Panyingkiran.
3. Community Involvment
mengikuti kegiatan sharing dengan pemuda, bermain sepak bola bersama pemuda,
a. Kegiatan Senam
informasi dari Ibu Kepala Desa yang selaku ketua PKK Desa Panyingkiran.
Kegiatan senam ini dilaksanakan setiap hari Kamis pagi pukul 09.00 WIB.
Kegiatan senam ini mendatangkan instruktur senam dari Kecamatan Jatitujuh, dan
diikuti oleh ibu-ibu kader PKK dan kader posyandu Desa Panyingkiran.
89
b. Kegiatan Pengajian
Desa Bapak Cecep Kosasih yang tergabung di dalamnya, pengajian ini dilakukan
pada setiap hari Jumat Kliwon setiap pukul 19.00 atau bada Isya.
c. Kegiatan Posyandu
tidak menentu, bisa berubah, mengikuti hasil diskusi kader PKK dan kader
posyandu, namun setiap akan ada pelaksanaan posyandu, selalu ada pengumuman
di masjid desa, dan akan disebarkan melalui langsung oleh kader yang terlibat.
Kegiatan posyandu ini bekerja sama dengan bidan desa dan dinas kesehatan
kecamatan.
90
Praktikan mengetahui hal-hal yang dilakukan pada saat posyandu yaitu data
bayi yang sehat, kurang sehat dan rentan terlantar, data tentang hasil penimbangan
mendapatkan tawaran dari masyarakat dan aparat desa untuk makan bersama.
Panyingkiran, dan makan bersama dengan ibu-ibu PKK Desa Panyingkiran, serta
Kepala Desa juga pernah mengajak praktikan untuk makan bersama. Kegiatan
makan bersama ini tidak hanya sekedar makan bersama, namun praktikan dapat
91
lebih seringnya dengan salah satu organisasi pemuda di Desa Panyingkiran, yaitu
dengan Organisasi Karang Taruna dan BOMAS, banyak diskusi yang dilakukan,
entah itu mengenai desa ataupun mengenai informasi luar. Melalui kegiatan
juga.
dilaksanakan di Balai Desa Desa Panyingkiran, kegiatan ini dihadiri oleh aparat
desa dan juga para petani. Praktikan mendapatkan undangan untuk menghadiri
kegiatan tersebut. Kegiatan ini lebih ke arah diskusi untuk mencapai musyawarah
92
4. Home Visit
rasakan serta potensi/sumber yang ada disekitar mereka. Namun sedikit berbeda
saat akan bertemu dengan aparat desa, praktikan saat sudah melakukan janji ingin
bertemu, tidak dirumah aparat desa tersebut, beliau selalu meminta untuk bertemu
di dua tempat yaitu: di balai desa atau di bumdes (badan usaha milik desa).
Kunjungan yang dilakukan oleh praktikan ini dapat memberikan hasil bagi
praktikan yaitu terjalinnya relasi yang baik antara praktikan dan warga, hal ini
5. Studi Dokumentasi
sosial seperti Kader PKK, LPM, BPD, dan Karang taruna HIPPA.
masyarakat warga dan melakukan pengawasan kinerja kepala desa. BPD diketuai
oleh Bapak Isa Ansori S.Pdi yang juga memiliki struktur kepengurusan Ketua,
selanjutnya disebut sebagai LPM adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas
dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat desa pada berbagai aspek
pembangunan.
diketuai oleh Tata yang juga memiliki struktur kepengurusan seperti ketua,
hidup, sejahtera, maju dan mandiri. Kader PKK yang berada di Desa Panyingkiran
diketuai oleh Ibu Lia Dahlia yang juga memiliki struktur kepengurusan ketua,
95
wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara, ketua pokja
I, ketua pokja II, ketua pokja III, dan ketua pokja IV yang masing-masing
Struktur Karang Taruna diketuai oleh Arif Suharyono dan terdapat 9 anggota
sejak tahun 2017 sehingga dalam profil, penyusunan anggaran dasar, dan
membutuhkan bimbingan.
Tujuan dari asesmen yang dilakukan oleh praktikan adalah untuk mengetahui
masalah, kebutuhan dan kekuatan komunitas yang akan diintervensi baik secara
diantaranya :
seperti Kepala Desa Panyingkiran, Pendamping lapangan yaitu Kepala Dusun dan
Perangkat Desa, Kepala Dusun, Ketua RT, Kader PKK, BUMDes, LPM, BPD,
yang ada di Desa Panyingkiran dan nantinya akan mencari prioritas masalah
Desa, Kepala Dusun, Ketua RT, Kader PKK, BUMDes, LPM, BPD, Karang
Taruna HIPPA, dan Tokoh Masyarakat lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan pada
dan spidol kepada setiap peserta yang hadir, lalu praktikan mengarahkan
mengarahkan warga agar menempelkan kertas tersebut di kertas plano yang telah
disediakan.
menemukan titik temu, dan membutuhkan solusi kemudian selain itu terdapat juga
kenyataan.
Karang Taruna, Lanjut Usia Terlantar, Fakir Miskin, dan Perempuan Rawan
ditentukan sesuai dengan jumlah prioritas masalah yang sudah ditentukan oleh
prioritas masalah yang muncul dan juga dilaksanakan di sesi akhir pelaksanaan
dengan memilih 1 orang yang benar-benar dapat dipercaya untuk menjadi TKM
untuk kemudian juga menjadi sebuah penanggung jawab TKM atau coordinator
TKM.
rembug warga yaitu terjadwalnya waktu kegiatan rembug warga yaitu pada hari
diundang pada kegiatan rembug warga yaitu Kepala Desa, Perangkat Desa,
99
Kepala Dusun, Ketua RT, Kader PKK, BUMDes, LPM, BPD, Karang Taruna
masalah penanganan tidak terjadi benturan dengan praktikan yang lain. Maka
akan ditangani oleh praktikan, beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam
yang dijadikan prioritas masalah yaitu 8 masalah yang telah disebutkan diatas;
sosial melainkan masalah sosial lainnya juga dianggap isu komunitas yang
penting;
Interest group dalam Praktikum III ini yaitu orang-orang yang berminat
pada saat MPA. Tahap pengorganisasian ini hanya baru ditemukan orang-orang
Tabel 4.1
Daftar Nama Interest Group Desa Panyingkiran Tahun 2020
No Nama Masalah
1. Pak Ade Sampah
Pak Bambang
2. Pak Bambang Anak dengan Kedisabilitasan
3. Pak Sudarto Lanjut Usia
4. Ibu Rizkita Penggerak Kesejahteraan
Keluarga (PKK)
5. Pak Apip Fakir Miskin
6. Ibu Ani Perempuan Rawan Sosial
Ekonomi (PRSE)
7. Kang Arif Karang taruna
Pak bambang
Sumber : Hasil pelaksanaan MPA Praktikum III Tahun 2020
Kegiatan yang dilakukan selanjutnya yaitu melakukan diskusi dengan
(PRSE)
10
terbentuknya struktur TKM dan susunan rencana kerja praktikan bersama TKM
Tim Kerja Masyarakat (TKM) yang bekerja bersama praktikan adalah Tim
diambil praktikan dari 7 prioritas masalah yang ada di Desa Panyingkiran adalah
Taruna serta membentuk struktur TKM agar lebih mudah untuk melakukan
c) Anggota TKM : Kang Rohib, Kang Nanang, Kang Didi, Kang Maman
b. Rencana Kerja
Pertemuan yang dilakukan juga menyusun rencana kerja yang akan
dilakukan oleh praktikan bersama dengan TKM, rencana kerja tersebut sebagai
berikut :
komunitas kepemudaan
Dusun, Karang Taruna, serta beberapa komunitas kepemudaan yang ada di Desa
Panyingkiran. Pencarian isu masalah ini dilakukan praktikan agar praktikan tau
Karang Taruna. Ketika praktikan di bantu dan di dampingi TKM mencari isu
mengenai isu msalah yang ada, terkerucutnya prioritas masalah terlihat dari
diskusi praktikan bersama TKM. Asesmen awal praktikan dibantu oleh Tim Kerja
Asesmen awal yang dimaksud dalam hal ini merupakan proses mengenali
dan memahami masalah, kebutuhan, dan kekuatan yang dimiliki oleh Karang
Taruna di Desa Panyingkiran serta harapan dari para pengurus Karang Taruna
untuk kemajuan Karang Taruna Desa Panyingkiran yang akan diintervensi baik
secara partisipatif maupun non partisipatif, dan untuk memperoleh data yang
Teknik – teknik yang dilakukan pada asesmen awal ialah sebagai berikut :
1. Home Visit
Taruna Desa Panyingkiran yang dijadikan Target Group. Teknik Home Visit ini
Taruna Desa Panyingkiran. Proses Home Visit ke kediaman Ketua Karang Taruna,
Pak Arif Suharyono. Dalam proses Home Visit ini, praktikan mendapatkan
kesulitan, rencana kerja, serta harapan-harapan dari ketua Karang Taruna Desa
Panyingkiran.
desa dan juga kepala dusun serta pendamping kelompok dalam menemukenali
2. Wawancara
Karang Taruna, Kepala desa, Sekertaris desa yang dalam hal ini adalah
3. Studi Dokumentasi
Selain dengan wawancara dan Home Visit, praktikan juga melakukan studi
kepengurus Karang Taruna ke pihak desa dan dibantu oleh Tenaga Kerja
Masyarakat (TKM) Karang Taruna yaitu dengan melihat SK Karang Taruna yang
sudah akan berakhir masa kepengurusannya pada bulan September tahun 2020 ini.
wakil ketua Karang Taruna yang tidak bisa bersinergi dengan Ketua Karang
Panyingkiran.
10
yakni wakil ketua karang taruna sendiri, serta menyatakan bahwa pihak
Desa Panyingkiran berjalan hanya pada saat kegiatan seremonial saja dan pernah
terjadi kontak fisik dan perang dingin antara pihak pemuda di RT setempat akibat
sebagai sekretariat Karang Taruna, namun Karang Taruna sendiri yang tidak
pernah merespon.
untuk Sumber Daya Manusia (SDM) dari pengurus Karang Taruna itu sendiri.
Karang Taruna Desa Panyingkiran tidak memiliki program kerja yang jelas sejak
mulai dibentuk dan hanya melaksanakan kegiatan seremonial saja hingga masa
10
bhakti sudah mau habis. Karang Taruna Desa Panyingkiran juga memiliki potensi
yang dapat dimanfaatkan yaitu pada bidang agama, olahraga, dan sosial. Kegiatan
Karang Taruna Desa Panyingkiran hanya pada saat lomba untuk memperingati
penanggung jawab kegiatan, namun Karang Taruna hanya menumpang nama dan
anggotanya 25 tahun keatas yang sudah produktif dan memiliki kegiatan masing-
masing.
5. Masalah Organisasi
sangat genting dibandingkan yang lainnya, namun setelah praktikan dan TKM
masalah. Banyak yang sepemikiran dengan satu inti masalah tersebut dan
menceritakan apa saja yang mereka paham dengan isu masalah organisasi serta
internal dalam kepengurusan Karang Taruna, banyak pemuda yang belum paham
komunitas namun tidak mendapatkan ilmu yang sesuai dengan manfaat dan tujuan
pembinaan dan pelatihan, tidak ada wadah organisasi yang membawahi semua
komunitas.
Isu Masalah Karang Taruna adalah sebagai berikut: Karang Taruna tidak
Taruna tidak dekat dengan aparat desa, ada kemungkinan pemuda di komunitas
lainlah yang akan menjadi anggota Karang Taruna, organisasi di bawah Karang
Taruna yang lebih aktif, kepengurusan dan keanggotaan Karang Taruna yang
Taruna, Tidak jalannya tugas Karang Taruna dalam (menaungi, membawahi, dan
Masalah Karang Taruna yaitu tidak terjalin komunikasi yang baik antar
pengurus Karang Taruna maupun antara anggota Karang Taruna dengan pihak
desa. Kesibukan pengurus Karang Taruna juga merupakan masalah yang terdapat
saat ini Karang Taruna Desa Panyingkiran tidak aktif, hanya aktif saat kegiatan
penyegaran dalam kepengurusan dan juga dukungan penuh dari pemerintah desa.
memadai seperti sekretariat agar bisa melakukan rapat rutin anggota Karang
Taruna, juga sarana prasarana yang dapat menunjang kegiatan yang akan
proposal untuk membuat suatu kegiatan sehingga jika ingin melakukan kegiatan
tesebut. Dasar hukum juga dibutuhkan oleh Karang Taruna Desa Panyingkiran,
agar masing-masing baik pihak desa maupun pihak Karang Taruna mengetahui
tugas pokok dan fungsi dari masing-masing pihak agar dapat berjalan beriringan
Panyingkiran ialah perhatian. Masalah yang ada pada Karang Taruna Desa
Panyingkiran ialah kurang dekatnya pihak desa dengan pihak Karang Taruna
Panyingkiran.
Potensi yang dimiliki oleh Karang Taruna Desa Panyingkiran yaitu pada
kolaborasi membuat kegiatan bermain sepak bola atau futsal sebagai kegiatan
rutin, namun karena ketidakaktifan anggota Karang Taruna sendiri, serta tidak
merasa Karang Taruna tidak banyak andil. Potensi lain yang dimiliki Karang
Taruna Desa Panyingkiran selain olahraga ialah pada bidang agama, karena Desa
Panyingkiran dulu sampai sekarang merupakan wilayah atau desa yang agamis.
Banyak harapan dari TKM yang terarah dari isu-isu yang dikemukakan
oleh masyarakat yaitu: melakukan penyegaran dalam pengurus karang taruna yang
masuk menjadi anggota Karang Taruna, para TKM sangat setuju apalagi dengan
para pemuda yang ingin belajar dan dapat mengepentingkan urusan organisasi
dari pada urusan pribadi dan bisa memanage organisasi dengan baik, para TKM
juga setuju bila ketua Karang Taruna setidaknya yang belum menikah dan
11
Taruna dapat menjadi wadah organisasi sosial dan kepemudaan yang dapat
bahwa peran Karang Taruna dapat terlaksana dan dapat bergerak aktif bersama
alternatif yang ada untuk mencapai tujuan intervensi atau upaya perubahan.
Masyarakat (TKM) yang dalam hal lain dapat diartikan dengan target group.
bersama Tim Kerja Masyarakat (TKM) yang bisa disebut juga dengan target
group.
nama kegiatan yang tepat, setelah dilakukan diskusi bersama TKM maka
berorganiasi yang baik antara Pengurus dan anggota serta menciptakan iklim
a. Tujuan Umum
Taruna serta menciptakan iklim positif dan penataan yang baik di dalam
11
fungsinya.
b. Tujuan Khusus
di Desa Panyingkiran
Panyingkiran.
Panyingkiran
waktu dan lokasi yang akan diadakan kegiatan tersebut. Penyusunan jadwal dan
lokasi ini didasarkan atas usulan TKM dengan mempertimbangkan banyak hal
juga menentukan jadwal serta lokasi dengan baik agar pada saat proses kegiatan
dapat terlaksana dengan baik dan dapat dihadiri oleh seluruh anggota Karang
Taruna dengan mencari jadwal yang kosong yang tidak ada kegiatan didesa
tersebut serta mempertimbangkan lokasi yang baik dan dapat memadai untuk
bersama-sama yaitu :
yaitu pihak dari Dinas Sosial Kabupaten Majalengka ataupun pihak dari
karang taruna yang aktif di wilayah Jawa Barat (Penyuluhan Dinas Sosial
April 2020.
c. Kaderisasi pemuda dari pihak desa untuk reorganisasi karang taruna tanggal
13 April 2020.
Tabel 4.2
Rancangan Anggaran Biaya
No Jenis Harga Satuan Banyak Jumlah
1. Banner kegiatan Rp. 45.000,-/pcs 2 Rp. 90.000,-
peningkatan
kapasitas dan
kegiatan
musyawarah
pembahasan
AD/ART
2. Biaya pemberi Rp. 150.000,-/orang 2 Rp. 300.000,-
materi
3. Konsumsi peserta Rp. 5.000/pcs 15 Rp. 75.000,-
4. Komsumsi Rp. 10.000/pcs 2 Rp. 20.000,-
Pemberi materi
Total Rp. 485.000,-
Sumber:Pendataan Pratktikan Poltekesos Bandung Tahun 2020
11
Tim Kerja Masyarakat untuk menjalankan kegiatan program yang ditangani oleh
praktikan. Dalam hal ini praktikan meminta anggota yang menjadi TKM untuk
mengungkapkan komitmen atau janji hatinya dengan wujud komitmen dalam ikut
saran serta pendapat demi mewujudkan iklim positif dalam kepengurusan karang
taruna yang dapat memberikan kinerja terbaiknya di Desa Panyingkiran dan lebih
memajukan tersebut.
intervensi yang dapat dilakukan oleh praktikan dengan cara membuat perencanaan
lapangan yang akan diberikan kepada pihak Desa Panyingkiran dan juga Tim
Nama Program yang dibuat oleh praktikan dan Tim Kerja Masyarakat
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari program yang disusun bersama praktikan dengan TKM
Panyingkiran
1 2 3 4 5 6
Panyingkiran (diskusi Organisasi kader karang taruna
untuk membangun Kepemudaan, HIPPA Desa
kekompakan) dan TKM Panyingkiran
Karang b. Dapat memahami
Taruna di serta melaksanakan
Desa peran dan koordinasi
Panyingkiran untuk kedepannya
antara karang taruna
dengan organisasi
kepemudaan
2. Mendatangkan Kang Arif, Selasa, 7 Kader a. Meningkatnya
narasumber yang Pak Bambang April 2020 Karang pemahaman pengurus
relevan dan faham 09.00-12.00 Taruna dan dan anggota karang
mengenai karang Organisasi taruna dan anggota
taruna, yaitu pihak Kepemudaan organisasi
dari Dinas Sosial dan TKM kepemudaan di Desa
Kabupaten Karang Panyingkiran terkait
Majalengka ataupun Taruna Desa Keorganisasian.
pihak dari karang Panyingkiran b. Anggota masing-
taruna yang aktif di masing organisasi
wilayah Jawa Barat kepemudaan di Desa
(Penyuluhan Dinas Panyingkiran
Sosial Kabupaten memahami peran dan
Majalengka mengenai
fungsi dalam
Karang Taruna)
menjalankan
organisasi.
3. Kaderisasi pemuda Kang Arif, Jumat, 13 Tim Kerja a. TKM mengetahui
dari pihak desa untuk Pak Bambang April 2020 Masyarakat, minat para pemuda
reorganisasi karang Pemuda untuk bergabung di
taruna Anggota kepengurusan dan
organisasi keanggotaan karang
kepemudaan taruna yang akan
Desa diganti
Panyingkiran b. Memahami
bagaimana cara
pemuda
berkepedulian sosial
terhadap lingkungan
4. Pembahasan AD/ART Kang Arif, Senin, 20 Tim Kerja a. Tercapainya penataan
dan Pemilihan Pak Bambang April 2020 Masyarakat, organisasi yang baik
11
dilaksanakan oleh Tim Kerja Masyarakat jika kondisi dan situasi sudah
normal kembali, maka kegiatan tersebut yang telah dirancang dapat benar-benar
terlaksana.
4.5.8.1 Strategi
1. Kolaborasi (collaboration)
menentukan Sistem sasaran setuju ( atau diyakinkan untuk setuju ) dengan system
sumber atau akses dengan sistem sumber. Penggunaan strategi kolaborasi dalam upaya
reorganisasi karang taruna yakni salah satunya pada kegiatan peningkatan kapasitas,
dengan melakukan kolaborasi atau kerjasama dengan pihak Dinas Sosial Kabupaten
11
Majalengka untuk memberikan materi atau bimbingan peningkatan kapasitas bagi karang
taruna.
2. Campaign
Strategi campaign merupakan strategi yang digunakan agar Sistem sasaran mau
berkomunikasi dengan sistem kegiatan, tetapi hanya sedikit kesepakatan akan perlunya
sumber. Campaign dilakukan terhadap aparat desa bahwa kondisi internal karang Taruna
sedang tidak dalam kondisi yang baik sehingga membutuhkan penyegaran dalam internal
kepengurusan dengan melakukan kegiatan kaderisasi kader karang taruna hingga kegiatan
Pemilihan beberapa pengurus inti dan anggota karang taruna melalui kegiatan
4.5.8.2. Taktik
kemampuan atau pemahaman pengurus karang taruna bisa bertambah dan mampu
1. Tujuan Umum
Desa Panyingkiran
12
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari program yang disusun bersama praktikan dengan TKM
Desa Panyingkiran adalah Pengurus dan anggota organisasi Karang Taruna serta
Nama Program yang dibuat oleh praktikan dan Tim Kerja Masyarakat
4.6 Evaluasi
dilaksanakan baik dari segi proses maupun pencapaian hasil. Tujuan utama dari
kegiatan selanjutnya.
analisis SWOT dan melihat ketercapaian tujuan juga manfaat kegiatan. Analisis
SWOT dilakukan kepada setiap kegiatan yang terdapat pada perencanaan sosial.
Hal tersebut dilaksanakan karena intervensi yang dilakukan oleh praktikan berupa
perencanaan sosial (social planning). Adapun hasil analisis SWOT tersebut dapat
Tabel 4.3
Analisis SWOT program Reorganisasi Karang Taruna Desa Panyingkiran
4.7 Terminasi
masyarakat yang telah mendukung dan bersedia untuk membantu dan bekerja
yang dilaksanakan oleh Tim Kerja Masyarakat (TKM) dan kepala Desa
program yang telah dibentuk dapat berkelanjutan dan tidak berhenti ditengah
kepala desa untuk berpamitan secara langsung kepada pihak desa secara simbolis.
BAB V
EVALUASI PRAKTIKUM
praktik pekerjaan sosial makro pada komunitas. Selain itu, praktikum yang
pekerjaan sosial serta kepekaan dalam menangani masalah sosial atau Penyandang
(PSKS)
124
12
lapangan yang tidak sesuai rencana. Ternyata, bekerja dengan masyarakat desa
tidak semudah yang dibayangkan. Kita harus menyesuaikan jadwal dan kebiasaan
6.1 Kesimpulan
Jatitujuh Kabupaten Majalengka dengan luas wilayah sekitar 395,35 hektar yang
terdiri atas 6 dusun atau blok, 2 RW dan 6 RT. Jarak dari Desa Panyingkiran ke
pusat pemerintahan Kecamatan kurang lebih sejauh 1,2 km, dan jarak menuju
sosial, pengorganisasian sosial, asesmen sosial yang terdiri dari asesmen awal dan
konsep teori melalui metode yang digunakan yaitu Community organization atau
128
12
Praktikan dapat membangun relasi dan komunikasi yang baik dengan masyarakat
pengumpulan informasi mengenai isu komunitas yang ada dan terjadi di Desa
Panyingkiran.
dimiliki oleh organisasi karang taruna, praktikan berperan sebagai fasilitator untuk
Karang Taruna HIPPA Desa Panyingkiran karena semua keputusan ada pada
assesmen awal dan wawancara yang dilakukan praktikan bersama pemuda karang
Adapun rencana intervensi yang dilakukan oleh praktikan bersama Tim Kerja
berkoordinasi dengan TKM ini pada saat memobilisasi potensi dan sumber untuk
Kepala Desa Panyingkiran yaitu Bapak Cecep Kosasih dan Ketua Lembaga
Luar Biasa diinisiasi oleh praktikan bersama dengan TKM Karang Taruna HIPPA
Desa Panyingkiran.
6.2 Rekomendasi
bisa menjadi acuan, agar keberadaan pemuda dan organisasi karang taruna bisa
1. Tujuan Rekomendasi
Karang Taruna HIPPA diharapkan dapat kembali kondusif dan bekerja sesuai
dengan peran dan tupoksinya yang tertuang pada Permensos Nomor 77 Tahun
2. Isi Rekomendasi
dan tugas serta fungsi kedudukan karang taruna di Desa Panyingkiran agar
kelompok saja.
3. Langkah-langkah Rekomendasi
dan koordinasi yang baik antar anggota karang taruna baik melalui group
kembali program kegiatan karang taruna yang sudah dibuat oleh internal
1. Taujuan Rekomendasi
2. Isi Rekomendasi
kembali kondusif dan berfungsi secara sosial sesuai dengan Pedoman Dasar
Karang Taruna.
13
3. Langkah-langkah Rekomendasi
iklim organisasi.
6.2.3 Masyarakat
1. Tujuan Rekomendasi
2. Isi Rekomendasi
3. Langkah-langkah Rekomendasi
taruna.
Netting, F. Ellen, dkk. 2004. Social Work Macro Practice. Third Edition. USA:
Pearson Education.
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Sumber Lain :
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan
Lembaga Kemasyarakatan
133
134
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2010 tentang Pedoman
Dasar Karang Taruna
A. Sejarah Desa
1. Bagaimana sejarah terbentuknya desa Panyingkiran?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
2. Bagaimana perkembangan desa Panyingkiran?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
B. Kondisi Geografis
1. Bagaimana letak geografis desa Panyingkiran?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
Sebelah utara: ..........................................................................................
Sebelah timur: .........................................................................................
Sebelah barat: ...........................................................................................
Sebelah selatan: .......................................................................................
2. Berapa luas lahan menurut:
a. Luas pemukiman: ..............................................................................
b. Luas persawahan: ..............................................................................
c. Luas tanah kering: .............................................................................
d. Luas tanah basah: ..............................................................................
e. Luas tanah perkebunan: .....................................................................
f. Luas fasilitas umum: .........................................................................
g. Luas hutan: ........................................................................................
C. Kondisi demografi
1. Berapa persebaran administratif wilayah kependudukan desa
Panyingkiran?
a. Jumlah RT .........................................................................................
b. Jumlah RW ........................................................................................
2. Berapa jumlah penduduk di desa Panyingkiran?
a. Berdasarkan usia
No Usia Jumlah
(Tahun)
1 0- 4
2 5- 9
3 10- 14
4 15- 19
5 20-24
Lampiran Instrumen Profil
6 25- 29
7 30- 34
8 35- 39
9 40- 44
10 45- 49
11 50- 54
12 55- 59
13 60 – 65
14 65 keatas
b. Berdasarkan pendidikan
Jenis Kelamin
No Pendidikan Jumlah
L P
1 Tidak/ belum sekolah
2 Tidak Tamat SD
3 Belum Tamat SD
4 Tamat SD
5 SLTP
6 SLTA
7 Sarjana Muda
8 Sarjana
Total
c. Berdasarkan pekerjaan
Jenis Kelamin
No Pekerjaan Jumlah
L P
1 Pegawai Negeri
2 TNI/POLRI
3 Pegawai Swasta
4 Tani
5 Pedagang
6 Pelajar
7 Mahasiswa
8 Pensiunan
9 Lain-lain
Jumlah
Lampiran Instrumen Profil
d. Berdasarkan agama
No Agama Jumlah
1 Islam
2 Kristen Protestan
3 Kristen Katholik
4 Hindu
5 Budha
D. Kondisi rumah
1. Jenis rumah
a. Berapa jumlah rumah yang permanen................................................
b. Berapa jumlah rumah yang semi permanen .......................................
c. Berapa jumlah rumah yang tidak permanen.......................................
2. Kelayakan rumah
a. Berapa jumlah rumah yang layak huni ..............................................
b. Berapa jumlah rumah yang tidak layak huni .....................................
3. Tata ruang
a. Berapa jumlah rumah yang termasuk kedalam lingkup komplek .....
b. Berapa jumlah rumah yang termasuk kedalam lingkup individu ......
E. Kondisi sosiografi
1. Sistem budaya
a. Bagaimana nilai yang dianut oleh masyarakat di desa Panyingkiran
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
b. Bagaimana norma yang berlaku di masyarakat desa Panyingkiran
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
c. Bagaimana kebiasaan sehari-hari masyarakat desa Panyingkiran
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
d. Bagaimana keyakinan yang dianut oleh masyarakat desa
Panyingkiran
Lampiran Instrumen Profil
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
2. Interaksi masyarakat
a. Bagaimana kerjasama masyarakat desa Panyingkiran
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
b. Bagaimana komunikasi antar anggota masyarkat
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
c. Bagaimana keeratan hubungan antar anggota masyarakat
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
d. Apakah pernah terjadi konfik antar masyarakat Desaa
Panyingkiran
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
c. Apa saja sumber daya kelembagaan yang tersedia di Desa
Panyingkiran
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
Lampiran Instrumen Profil
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
e. Apa saja jenis sumber daya sarana yang tersedia di Panyingkiran
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
F. Masalah yang Tampak
1. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
a. Apa saja jenis PMKS yang nampak di Desa Panyingkiran
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
b. Bagaimana Penanganan PMKS di Desa Panyingkiran
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
2. Masalah Sosial lainnya
a. Apa saja masalah sosial yang nampak di Desa Panyingkiran
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
b. Bagaimana penanganan masalah sosial di Desa Panyingkiran
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
G. Hal lainnya terkait dengan Desa Panyingkiran.
Lampiran Peta Wilayah Desa Panyingkiran Kecamatan Jatitujuh
Majalengka
Lampiran Skenario Pertemuan Warga (Asesmen
NO MATERI PEMBICARA
Hasil Penjelasan Materi PMKS dan PMKS
1. Mempertanyakan WTS (Wanita Tuna Susila) dan bagaimana
mengetahui keberadaannya.
Meminta untuk menjelaskan Human Trafficking.
Ingin mengetahui tugas dan Koordinator TKSK (Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan) Bapak Isa Ansori (Ketua
SARAN BPD)
Tugas untuk perangkat Desa Panyingkiran untuk membentuk
PSM (Pekerja Sosial Masyarakat) yang akan sangat
berpengaruh untuk membantu masalah sosial di Desa.
Hasil dari MPA (Method Participatory Assesment)
2. Beliau menyampaikan masalah sampah menjadi fokus utama
untuk diselesaikan. Banyak warga yang belum sadar akan
dampak yang ditimbulkan apabila sampah dibuang ke sungai
dan air tergenang saat hujan.
Berbagai upaya sudah dilakukan Pak Kades dan Jajarannya
tetapi masyarakat masih memiliki kebiasaan buang sampah Bapak Cecep Kosasih
sembarangan. (Kepala Desa
Panyingkiran)
Pak Kades menyampaikan tahun 2017 Desa Panyingkiran
mendapatkan penghargaan atas meningkatnya kesadaran
untuk membuang sampah walaupun belum 100%, tetapi
perbedaannya sampah-sampah tidak menumpuk di pinggir
jalan dan sudah ada tempat khususnya.
3. Menyampaikan bahwa di Desa Panyingkiran tidak ada yang
dinamakan fakir miskin tetapi masuk pada kategori miskin.
Mempertanyakan kategori fakir miskin. Bapak Isa Ansori (Ketua
Masyarakat Desa Panyingkiran masih memiliki pekerjaan BPD)
minimal buruh tani, sehingga untuk memenuhi kebutuhan
pangan masih tercukupi.
Lampiran 11 Berita Acara Pertemuan
Lampiran 12 Daftar Hadir Pertemuan
Lampiran 12 Daftar Hadir Pertemuan
Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan Praktikum
DOKUMENTASI KEGIATAN