PEMBIMBING:
Oleh:
DESI AYUNINGTYAS
NRP 16.04.170
POLITEKNIK KESEJAHTERAAN
SOSIAL BANDUNG 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing:
Mengetahui:
Ketua Program Studi Pekerjaan Sosial Program Sarjana Terapan
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung,
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya
Trucks Cabang Bandung” dengan baik. Laporan Praktikum II ini disusun sebagai
(Poltekesos) Bandung.
Bandung.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum.............................................................3
1.3 Sasaran Kegiatan Praktikum.................................................................5
1.4 Waktu dan Lokasi Praktikum................................................................5
1.5 Pelaksanaan Praktikum.........................................................................6
1.6 Sistematika Laporan............................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................101
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................103
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
sikap tanggap (responsive) dan keterampilan kerja (work skill) yang memadai.
Intervensi Individu dan Keluarga Berbasis Institusi dan Praktikum III berbasis
Institusi. Praktikum ini memiliki dua tugas utama yaitu pertama, menugaskan
mahasiswa untuk memahami proses dan praktik pelayanan yang diberikan oleh
Lembaga Kesejahteraan Sosial (di dalam pedoman ini selanjutnya akan disebut
1
2
mulai dari tahap pendekatan awal sampai dengan terminasi dengan menerapkan
diperlukan oleh lembaga Poltekesos, Supervisor dan pihak lain yang dipandang
secara terus menerus di salah satu institusi/lembaga yang dikelola oleh pemerintah
dilakukan seusai ujian lisan praktikum sesuai saran dan masukan dari penguji
ujian lisan praktik dan mahasiswa wajib menyerahkan laporan yang sudah
praktikum.
liaison dari Poltekesos Bandung serta pembimbing lapangan dari institusi tempat
output mahasiswa praktikan yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam praktik
Sasaran dari praktik pekerjaan sosial industri adalah pegawai atau karyawan yang
1.2.1 Tujuan
teknologi pekerja sosial mikro dalam menangani masalah klien dengan cara
4
b. Melakukan assessment;
d. Melaksanakan intervensi;
sosial.
1.2.2 Manfaat
sosial mereka.
pekerjaan sosial.
Bandung.
klien.
lingkungan keluarga: orang tua, atau saudara, atau anggota kerabat lainnya,
institusi atau lembaga secara terus menerus sesuai dengan waktu praktikum yang
3. Pascalapangan :
kalender.
b. Ujian lisan praktikum dilaksanakan secara serentak selama dua hari yaitu
Bandung.
Poltekesos Bandung.
7
sejarah berdiri, lingkup/jangkauan kerja, visi dan misi, tujuan, sasaran dan
yang dilakukan;
2. Memahami Klien
pemecahan masalah.
kepada klien.
8
pelayanan di institusi/lembaga.
pertemuan yang dibutuhkan oleh klien dan pihak lain dalam rangka
proses pertolongan.
berikut:
sosialnya.
3) Analisis: sebab akibat baik yang berasal dari dalam diri klien;
berikut.
alternatif.
c. Merumuskan rencana aktivitas yang harus dilakukan oleh klien dan pihak
masalah klien.
5. Melakukan evaluasi
6. Melakukan terminasi
c. Laporan tertulis bagaimana keadaan atau kondisi klien ketika dirujuk dan
d. Bila yang dirujuk lebih dari satu maka perlu ada kejelasan “siapa
melakukan apa”.
sebanyak dua kali, yaitu setelah dilakukan asesmen dan setelah selesai
Hal yang tidak kalah penting dalam penyelesaian praktikum adalah tahap
2. Mengikuti ujian lisan praktikum pada hari yang telah ditentukan secara
serempak.
Laporan ini ditulis dengan bukti tertulis serta bukti dokumentasi atas
sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi penjelasan yang mencakup latar belakang, tujuan dan manfaat praktikum,
PERMASALAHAN
rujukan/ referal, riwayat masa lalu (social history) klien, keberfungsian klien (bio,
psiko, sosial, dan spiritual), kondisi dan situasi sosial keluarga, gambaran
mengenai
14
kondisi ekonomi, politik dan sosial budaya dalam hubungannya dengan masalah
klien, gejala masalah dan jenis permasalahan yang dihadapi, fokus masalah,
rumusan konstelasi dan fakta dominan masalah yang mencakup sebab akibat,
teknik yang digunakan serta sistem dasar praktik), pelaksanaan intervensi (yang
kebutuhan kemanusiaan dan sosial di dunia kerja melalui berbagai intervensi dan
industri dapat menangani beragam kebutuhan individu dan keluarga, relasi dalam
perusahaan, serta relasi yang lebih luas antara tempat kerja dan masyarakat yang
dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility.
Dunia kerja dapat dilihat sebagai setting yang kaya akan untuk dijadikan
interaksi antara orang dan lingkungannya. Tujuan pekerjaan sosial yaitu sebagai
berikut.
dialaminya.
15
16
Pekerjaan, seperti kata Smith (1988), merupakan salah satu dimensi yang
paling penting dalam kehidupan seorang individu. Dalam beberapa aspek, setiap
individu memaknakan dirinya dalam kaitannya dengan apa yang dia lakukan
memberi seseorang sebuah identitas sosial yakni sebuah pijakan bagi masyarakat
yang lebih luas serta sebuah medium dengan mana nilai dan kedudukan seseorang
dalam masyarakat diketahui oleh orang lain (Smith, 1998:3). Namun demikian,
misalnya, adalah salah satu proses perubahan sosial yang sangan berpengaruh
melahirkan rutinitas dan membuat tenaga manusia tampak semakin tidak penting.
Para pegawai kerah biru maupun kerah putih merasa tidak bermakna dan
terancam karena kapan saja dapat digantikan oleh mesin. Perubahan teknologi,
pergantian
17
tenaga kerja (shift), dan pemutusan hubungan kerja yang semakin menjadi
pekerjaan setiap tahunnya. Para pegawai yang merasa tidak berguna dan tidak
dunia industri adalah masalah yang terkait dengan dampak negatif industrialisasi
kerja.
dalam keluarga (suami terhadap istri atau sebaliknya), seperti memukul dan
wanita, kaum minoritas, imigran, remaja, pensiunan, dan para penyandang cacat.
terhadap masyarakat di sekitarnya, seperti polusi (udara, air, suara) dan kerusakan
fisik dan psikis bagi para pegawainya. Para pekerja sosial dapat membantu dunia
industri untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai biaya sosial (social costs)
perusahaan yang sama, namun tidak selalu menjadi anggota serikat buruh), atau
dibawah manajemen organisasi swasta atau negeri. Dalam beberapa kasus, meski
relatif sedikit, pekerja sosial bekerja di bawah naungan lembaga yang secara
program. Aspek lainnya berkaitan dengan bentuk program. Dalam program yang
berbentuk in house atau internal, pekerja sosial secara langsung dipekerjakan oleh
fungsi ini).
19
eksternal atau vendor, organisasi atau serikat buruh membuat sebuah perangkat
sosial konsultasi yang memfokuskan pada program perawatan anak yang akan
dipekerjakan secara langsung oleh sebuah serikat buruh atau oleh rumah sakit
adalah dengan membuat sebuah tipologi model setting pekerjaan sosial industri
bermanfaat bagi pegawai yang bersangkutan, model ini juga sangat bermanfaat
langsung umumnya
20
mental, masalah keluarga dan masalah sosial yang langsung maupun tidak
Program Bantuan bagi Pegawai yang dikenal dengan istilah EAPs, kepanjangan
intervensi pekerjaan sosial yang paling umum dilakukan para pekerja sosial di
peranan yang paling sering dimainkan oleh pekerja sosial (Edi Suharto, 2006).
a. Konselor
dan
21
2) Keterampilan wawancara.
b. Konfrontator Konstruktif
diperlukan
22
lingkungan dan teman, sangat penting dimiliki oleh pekerja sosial dalam
c. Broker
ini. Termasuk dalam peranan broker ini adalah memberikan bimbingan lanjut
d. Pembela
Dipinjam dari profesi di bidang hukum, peranan ini menuntut tugas dan
aktivitas yang sangat dinamis dan aktif. Atas nama pegawai yang dibelanya,
sebagai pembela.
e. Mediator
menjembatani konflik antara dua atau lebih individu atau sistem serta
sikap- sikap tertentu yang diperlukan pegawai. Termasuk dalam peran ini
oleh pegawai.
Dalam model ini yang menjadi klien perusahaan ini adalah pihak
bisa bekerja sebagai konsultan eksternal yang disewa perusahaan atau bisa pula
a. Konsultan
mengatasi masalah.
25
c. Pelatih
Pekerja sosial berfungsi sebagai seorang guru atau pendidik yang membantu
d. Pengembangan Program
yang berusia lanjut. Program ini diberikan dengan alasan bahwa para pelanggan
atau mental terkait dengan ketuaannya. Beberapa peran yang sering dimainkan
para pekerja sosial dalam model ini adalah konselor, perencana dan pengembang
Perusahaan
Model ini pada dasarnya menunjuk pada perluasan peran perusahaan yang
Melainkan, turut pula peduli akan kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar
atau kondisi masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan. Sementara itu, tugas-
pekerjaan sosial dalam model ini juga meliputi perencana dan analisis
negosiator.
intervensi pekerjaan sosial yang paling umum dilakukan para pekerja social di
peranan cukup penting dalam model ini, yakni sebagai perencana dan
baik melalui cetak maupun media lainnya ( radio, tv, public hearing, kampanye,
analisis kebijakan dengan timnya. Namun, dalam situasi lain, advokasi dilakukan
oleh pihak lain sedangkan tugas analisis kebijakan cukup hanya sampai
pedoman oleh pihak lain ketika mereka akan melakukan advokasi. Tipologi ini
merupakan perluasan dari tiga bentuk pelayanan sosial PSI yang dikembangkan di
konstruktif, pembela dan broker adalah beberapa peranan yang paling sering
dimainkan oleh pekerja sosial (Edi Suharto, 2006). Peranan dan keahlian yang
program.
yaitu:
yang ada didalamnya dapat bekerja sama. Manajemen di bidang relasi kepegawain
bertugas meningkatkan relasi antara pegawai dan majikan untuk menjamin dam
yang
29
dikeluarkan dari sakunya sendiri. Pekerja sosial juga dapat melakukan modifikasi
pada beberapa skema dan cakupan jaminan kesehatan, misalnya karena terjadi
perceraian.
Tugas utama pekerja sosial dalam bidang ini adalah memonitor kesesuaian
pihak yang terlbat untuk mencari solusi terbaik. Selain mempunyai keterampilan
informasi atau kesadaran akan isu-isu sensitif yang sedang populer (misalnya isu
gender, perlakuan salah terhadap anak atau pasangan) melalui seminar atau
lokakarya.
kebakaran, gempa bumi atau banjir adalah beberapa topik yang dapat
perusahaan.
Namun, bidang ini lebih luas dari pelatihan, terutama dalam aplikasinya. Pekerja
sosial melakukan survei melalui perasaan dan moral pegawai terhadap situasi
pekerja sosial yang bertugas di bidang ini. Beberapa keahlian lain yang perlu
kelompok.
yang harus ditaati bersama. Agar dapat bekerja dengan efektif pada PBP, seorang
sebagai bagian dari lingkungan bisnis tertentu. Deal dan Kennedy (1982) dalam
McCarty dan Steck (1989) menambahkan beberapa aspek lagi, yaitu hakekat
32
kantor cabang; apakah para individu yang bekerja diperusahaan itu menyukai
1. Perilaku atau artifact. Tingkatan ini merupakan aspek yang dapat diamati.
Perilaku luwes, kaku, keras, tidak kenal kompromi adalah beberapa perilaku
2. Nilai-nilai. Nilai merupakan tingkat kedua dari perusahaan yang relative sulit
paling dlam dan sulit diamati. Keyakinan mendasari nilai-nilai yang dianut
baik’.
6. Keagresifan. Para pegawai dalam perusahaan yang memiliki ciri agresif ini
baik dengan pegawai lain dalam perusahaan itu, maupun dalam perusahaan
pesaing.
lingkungan dan interaksi antara manajer dan bawahannya; serta pengamatan dan
perusahaan.agar berhasil, pekerja sosial harus peka terhadap segenap aspek yang
politik organisai. Setiap perusahaan memiliki budaya yang sehat dan patologis.
Pekerja sosial harus mampu terlibat dan sekaligus melakukan jarak secara
professional agar mengetahui situasi yang kondusif dan berbagai interaksi yang
organisasi, melainkan pula isu-isu yang menyangkut sistem, struktur dan berbagai
35
persoalan klinis dan sosial yang ada di perusahaan. Beberapa isu di bawah ini
pegawainya.
pada peranan lainna. Pada saat anak-anak memiliki masaah di sekolah, perhatian
dan emosi seorang pegawai menjadi terkuras, dan mungkin mengarah pada
menurunnya
38
menjadi sumber stress yang luar biasa dan mempersulit kemampuan menghadapi
masalah dalam wilayah lainnya. Problema ini bisa dilihat antara lain dari
alkohol, narkotia dan obat-obatan terlarang tida jarang digunakan sebagai pelarian
ini.
sudah mengalami kekerasan secara fisik, seksual, dan/ atau emosional oleh
pasangannya atau partner intimnya. Sebagian besar pelaku kekerasan adalah laki-
dirinya, mengatakan dia gila, bersikeras bahwa dia patut diberi hukuman,
3. Isolasi, misalnya: mengontrol apa yang dia lakukan, dengan siapa dia
Secara tipikal, ada suatu siklus kekerasan dengan tiga tahap utama, yaitu:
muncul. Beberapa luapan yang tiba-tiba dapat terjadi tetapi ini semua
secara tipikal mencoba melindungi diri sendiri dan memelihara kontrol atas
kesedihan untuk apa yang telah dilakukan. Pelaku kekerasan takut perempuan
40
menjadi sangat perhatian, penuh kasih sayang, dan penuh pengertian. Karena
perilaku penuh kasih sayang ini tidak sesuai dengan perilaku sebelumnya,
bahwa dia seorang yang bertanggung jawab untuk kekerasan dan berpikir,
“Apabila hanya saya yang melakukan hal-hal benar, dia sebaiknya tidak
1. Perasaan cemburu dan rasa memiliki yang ekstrim dan tidak masuk akal
4. Mood dan perilaku dapat berfluktuasi dari baik dan lembut sampai kasar dan
bersifat menindas.
8. Biasanya merasa menyesal setelah kejadian episode kasar, berjanji bahwa hal
itu tidak pernah terjadi lagi, dan untuk sesaat, menjadi partner yang sangat
setia dan penuh kasih sayang, akan tetapi, ini tidak berlangsung lama dan
Menurut Conte dan Plutchik (1995) coping strategy adalah upaya yang
distres. Coping strategy memiliki dua fungsi, yaitu untuk memecahkan masalah
(coping berfokus tugas) dan untuk mengurangi stres (coping berfokus emosi).
sebagai reaksi dari emosinya. Namun, pekerja sosial dapat membentuk bagaimana
klien merespon situasi sulitnya, agar coping strategy yang dikeluarkan adalah
sitauasi stres.
42
Sebagai akibat dari proses desensitisasi secara alami ini, mereka akhirnya
tersebut.
4. Mencari dukungan, perhatian, dan kasih sayang dari orang lain sebagai sarana
5. Bermimpi dan mimpi buruk yang seringkali berulang sebagai reaksi umum
pengalaman.
dengan coping yang berpusat pada emosi, pekerja sosial harus membantu mereka
memiliki coping yang berpusat pada tugas. Strategi ini terdiri dari tindakan yang
berorientasi
43
pada tugas akan memiliki motivasi, kapasitas, dan kesempatan untuk melakukan
6. Menarik diri dari hubungan atau situasi yang tidak sehat atau stres dan tidak
dapat diubah.
serius.
10. Melepaskan emosi yang terpendam dengan tidak secara verbal atau secara
12. Segera menunda/ memperlambat gratifikasi dalam rangka untuk tetap dengan
rencana yang akan mencapai tujuan yang lebih jauh dan diinginkan.
13. Menggunakan citra mental terhadap tindakan atau peristiwa masa mendatang
kesulitan.
14. Melakukan perubahan yang tepat dalam aktivitas sehari-hari dalam kehidupan
15. Mengabaikan kritik yang tidak dijustifikasi oleh orang lain dan melepaskan
diri sendiri dari situasi yang menyebabkan merugikan diri sendiri atau hal-hal
yang berbahaya.
risiko kecemasan dan dari kesadaran internal atau eksternal stressor atau bahaya.
Represi mengacu pada proses mental di mana pikiran atau pengalaman secara
Salah satu tujuan dari asesmen dalam pekerjaan sosial adalah untuk
menentukan intervensi apa yang paling baik dilakukan dalam melakukan proses
intervensi yang tepat sesuai dengan ciri-ciri budaya perusahaan yang direkannya.
klien, yakni para pegawai, lingkungan kerja dan situasi atau masalah yang
saja mencakup karakteristik budaya perusahaan dalam arti sempit yang menunjuk
populasi khusus.
Menurut Rex A Skidmore (1976) dalam Lina Favourita, dkk. (2016: 18)
pekerjaan sosial dengan perorangan merupakan orientasi nilai dan bentuk praktik
yang digunakan oleh pekerja sosial di mana konsep psikososial, tingkah laku
meningkatkan kapasitas klien. Asumsi nilainya adalah harga diri dan martabat,
ditekankan menurut Piccard, 1979 dalam Lina Favourita, dkk. (2016: 20) yaitu
klien dalam pemecahan masalahnya. Saat proses case work, pekerja sosial
case work.
47
Teknik ini digunakan oleh pekerja sosial pada saat kontak permulaan
dengan klien. Tujuannya adalah untuk tercipta suasana yang dapat memberikan
kemudahan bagi pekerja sosial dan klien untuk melakukan pembicaraan sehingga
hubungan selanjutnya dalam proses intervensi akan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
2.4.1.2 Ventilation
Menurut Jusman Iskandar (1997) teknik ini digunakan oleh pekerja sosial
klien.
2.4.1.3 Support
sosial harus membantu klien apabila klien mengalami kegagalan dan sebaliknya
lebih
48
2.4.1.4 Reassurance
dan tidak dapat dilakukan terhadap kenyataan yang tidak benar, dilakukan
reassurance dalam waktu yang tepat dan memberikan kesempatan kepada klien
untuk menyatakan perhatian dan kegagalannya secara wajar, oleh karena itu
2.4.1.5 Confrontation
teknik yang digunakan di mana dalam siatuasi tertentu berhadapan antara fakta
yang keras dan situasi dengan fakta yang realistik. Pekerja sosial harus
sehingga klien dapat keluar dari situasi yang menyakitkan. Confrontation sering
digunakan dalam kegiatan terapi dengan tujuan agar klien dapat menerima
2.4.1.6 Universalization
berlebihan menyadari bahwa situasi yang sama juga dihadapi orang lain.
2.4.1.7 Reframing
untuk membujuk klien bahwa kejadian atau perilaku dapat dipandang dari sudut
yang berbeda atau lebih positif. Teknik ini berguna pada saat menangani klien
yang berkonflik dengan orang lain. Hal ini mendorong mereka untuk memeriksa
kembali definisi tentang masalah dan kepercayaan mereka tentang mengapa orang
lain berpihak seperti itu. Ketika orang mempersepsikan segalanya dengan cara
2.4.1.8 Konseling
dukungan dan pedoman pada orang lain dalam sebuah tatanan individu atau
dilakukan terhadap klien yang bingung terhadap pilihan. Konseling ini adalah
Klien dengan masalah keluarga cocok diberikan konseling jenis ini. Aktivitas
Menurut Malcolm Payne (2016: xxi) group work adalah metode intervensi
therapeutic, sensitivity.
kelompok yaitu tahap persiapan/ pra kelompok, tahap memulai kelompok, tahap
perubahan.
BAB III
DESKRIPSI INSTITUSI
kontrak dari PLN untuk mendatangkan generator set seniali US$ 8 Juta yang
diimpor dari Amerika Serikat. Di dalam proses impor ini terdapat kesalahan
sehingga LC yang sudah dibuka harus dipakai untuk mengimpor barang yang lain.
Untuk itu PT Astra International Tbk memutuskan untuk mengimpor 800 unit truk
merek Chevrolet dalam bentuk semi knock-down dari General Motor yang
merupakan produsen genset tersebut. Inilah titik awal PT Astra International Tbk
Perusahaan yang bergerak di bidang perakitan kendaraan bermotor roda empat ini
International Tbk ditunjuk oleh Honda Motor Company (HMC) Jepang sebagai
52
53
1970. Tak hanya itu, di tahun yang sama tepatnya tanggal 12 April PT Toyota-
Astra Motor (TAM) didirikan sebagai agen tunggal Toyota yang merupakan
bidang perakitan kendaraan Toyota dan berlokasi di Jalan Sunter 1, Jakarta Utara
ini dibangun sejak tanggal 13 April 1974 tetapi baru diresmikan pada tanggal 20
Maret 1975.
maka pada tanggal 1 Januari 1976 didirikanlah PT Astra Motor Sales yang
karena itu pada tanggal 31 Mei 1979 didirikanlah PT Daihatsu Indonesia yang
merupakan perusahaan patungan antara Astra Daihatsu Motor Sales dan Nichimen
54
pun dilakukan pada tahun yang sama tepatnya pada tanggal 22 Oktober. Yayasan
Dharma Bhakti Astra pun didirikan oleh perusahaan ini pada tahun 1980 guna
Nissan Diesel Motor Co. Dari jepang dan Volvo AB dari Swedia, maka merk
Bank menagambil alih 63 persen saham Bank Permata Tbk dari perusahaan
Pengelola Asset.
sejak Oktober 2010 PT Astra Nissan Diesel Indonesia berganti nama menjadi PT
Astra Multi Trucks Indonesia dan NDSO berganti nama menjadi UD Trucks Sales
Operation pada januari 2011. Untuk pasar Indonesia PT Astra Multi Trucks
awalnya bermula pada PT Astra Multi Trucks Indonesia atau AMT Indonesia
Trucks. PT Astra
55
International – Nissan Diesel Sales Operation (NDSO) adalah salah satu divisi
dari Astra International Incorporation (PT AI) dengan pendiri adalah William
Soeryadjaya dan Tjia Kian Tie yang bergerak di bidang usaha penjualan hasil
dimulai pada tahun 1984 sebagai distributor resmi Nissan Diesel di Indonesia
dengan nama Astra Nissan Diesel. Seiring berjalannya waktu, Nissan Diesel
kategori heavy-duty di tanah air. Setelah pasar kenduaraan mengalami siklus naik-
turun, pertumbuhan pasar kendaraan komersial pada bulan Agustus 2006 tumbuh
29 persen.
pelayanan terbaik kepada pelanggan Nissan Diesel saat itu. Salah satunya melalui
seluruh cabang Astra Nissan Diesel. Layanan ini menawarkan jasa perbaikan atau
perawatan rutin dengan harga menarik untuk paket engine tune-up, paket rem, dan
paket kupling. Layanan purnajual tidak berhenti disitu saja, program training bagi
pelanggan juga dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada para driver dan
yang andal dan hemat BBM saat itu, pada awal tahun 2007 diluncurkan produk
Nissan Diesel Euro 2 yang jauh lebih bertenaga dan hemat bahan bakar.
Teknologi baru yang diusung kendaraan Nissan Diesel Euro 2 saat itu mutlak
dikuasai oleh seluruh tenaga mekanik di cabang maupun dealer. Nissen Diesel di
Training
56
pada bulan Maret-Mei 2007 secara serial dan parallel di seluruh Indonesia yang
dari 30 body builder dari seluruh Indonesia telah mendapat training mengenai
purnajualnya, sehingga peran dari Pusat Pelatihan Nissan Diesel sangat penting.
menambah alat dan sarana peraga simulasi maupun praktik demi meningkatkan
pelanggan, pada bulan April 2010, Astra Nissan Diesel bekerja sama dengan
berada.
kegiatan ni juga dilakukan pengecekan unit secara gratis, dan hal ini cukup
menarik perhatian customer yang telah stand-by untuk dicek. Selain itu, aktivitas
ini juga memberikan diskon sebesar 25% untuk beberapa spare part kategori fast
prinsipnya di Jepang pada tahun 2010. Sejak tahun 2011 Astra Nissan Diesel
customer.
Trucks Cabang Bandung sangat menyadari hal itu. Untuk membuktikan bahwa
sedunia itu.
Bandung untuk menjadi yang terdepan dalam total solusi transportasi melalui
dan Spare. Service Clinik dengan konsep kunjungan servis secara langsung ke
kegiatan ni juga dilakukan pengecekan unit secara gratis, dan hal ini cukup
menarik perhatian customer yang telah stand-by untuk dicek. Selain itu, aktivitas
ini juga memberikan diskon sebesar 25% untuk beberapa spare part kategori fast
moving seperti filter solar dan fiter oli. PT Astra International UD Trucks Cabang
Bandung juga memiliki layanan Mobile Workshop yang dapat menjangkau setiap
yang modern untuk mempercepat proses servis truk di lokasi pelanggan, sehingga
59
down-time.
Lini produk UD Trucks dalam kategori medium duty trucks dan heavy duty trucks
Rigid, 4x2 Tractor Head, 6x2 Rigid, 6x4 Rigid, 6x4 Tractor Head, 6x4 Heavy
Rigid dan 6x4 Heavy Tractor Head. Model andalan Quester telah memiliki
berbagai jenis kondisi jalan. Di tahun 2017, telah diluncurkan 3 varian baru
Quester untuk kebutuhan industri tertentu, yaitu CDE 250WB 51 (62R) yang
diperuntukkan bagi pengangkutan bahan bakar (tangki) serta CQE 280 (82R) dan
GDE 280 (62T) untuk transportasi kargo umum. Selanjutnya pada segmen light
duty trucks, produk baru Kuzer (RKE 42R) merupakan upaya perdana UD Trucks
untuk melakukan penetrasi pada solusi logistik daerah perkotaan dengan beban
lingkungan.
60
Misi yang dijunjung oleh Astra International untuk mencapai visi tersebut
Misi tersebut tertuang dalam sebuah filosofi yang dikenal sebagai Catur Dharma
sebagai wujud nyata tanggung jawab & upaya memberikan kontribusi positif
karyawan yang terbagi menjadi tiga divisi yaitu divisi administrasi, divisi servis
dan divisi marketing. Divisi marketing yang bertugas untuk menjual unit truk
sampai ke customer, dan divisi servis bertugas untuk melakukan after sales servis
dan pengelolaan bengkel. Divisi administrasi terdiri dari tiga staf dan satu kepala
administrasi. Divisi servis terdiri dari satu kepala bengkel, satu service advisor,
dua sales and supply part, satu part service, dan lima mekanik.divisi marketing
terdiri dari satu sales manager dan lima salesman. Selain itu terdapat karyawan
62
63
Kampung Berseri Astra adalah nama yang diberikan untuk kampung yang
tersasar program CSR Astra di mana kampung tersebut merupakan kampung yang
berkolaborasi untuk bersama mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas, dan
Kampung Berseri Astra. Lokasi kampung ini tepat di belakang Astra Bizz Center
pemberdayaan ekonomi.
budaya.
yang mempunyai potensi adat, tradisi, kesenian, kerajinan, arsitekur, dan tata
mengembangkannya.
utama yaitu Truck Kuzer dan Quester, karoseri serta sparepart, juga bersal dari
biaya perbaikan/ servis, selain itu juga ada pendanaan langsung dari kantor pusat
Astra International.
Astra memiliki 2 kerangka kerja yaitu Astra Friendly Company (AFC) dan
Keseluruhan pilar dasar tersebut lalu teruang dalam satu buku “Panduan
AFC dan digunakan sebagai pedoman untuk pengarahan kualitas hubungan sosial
dari bintang satu untuk pencapaian yang terendah dan bintang lima untuk
Astra Green Company (AGC) yang menjadi panduan bagi seluruh anak
perusahaan Grup Astra dalam menjalankan proses operasi yang ramah lingkungan
COV berupa sesi permainan yang dilakukan secara berkelompok dan didalam
permainan tersebut terkandung makna yang sesuai dengan tema nilai perusahaan
yang dipilih.
67
Indonesia, yang terbagi dalam kategori produk knocked down (KD) dan
completely built up (CBU). Sejak tahun 2016, PT Gaya Motor telah ditunjuk
menunjang penguatan brand UD Trucks serta daya saing dan posisinya dalam
Trucks.
2017 terdiri dari 13 cabang dan 8 dealer di seluruh Indonesia. Distribusi jaringan
cabang, maka dibentuk divisi Fleet Sales Operation dengan sasaran segmen
konsumen kelas menengah dan korporasi yang lebih mengutamakan nilai tambah
serta program pelatihan untuk menjalin ikatan dengan para pengguna UD Trucks.
BAB IV
DESKRIPSI KASUS
wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan rujukan dari profesi lain. Praktikan
tidak hanya melakukan wawancara kepada klien tetapi juga pada significant
others, yaitu HRD dan kepala administrasi. Praktikan juga melakukan observasi
ini dilakukan bukan hanya untuk menggali permaslahan klien tetapi juga untuk
dilakukan oleh praktikan, praktikan memperoleh informasi dan data identitas klien
sebagai berikut.
Nama : O (inisial)
68
69
Usia : 35 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : D-III
klien menikah lagi secara siri (tidak tercatat) dan telah berlangsung selama tiga
tahun. Klien O tidak memiliki anak dari pasangannya yang sekarang. Klien
tinggal
70
bersama ayah kandung dan ibu tirinya. Mantan suami klien telah menikah lagi
dengan seorang janda. Sebelum menikahi klien, suaminya adalah seorang duda
dengan dua orang anak. Berikut disajikan informasi tentang keluarga klien dalam
bentuk genogram.
I
(62)
O (35)
S
(34)
3 Tahun
A H
(12) (5)
melakukan asesmen.
di STIE AKPI Bandung pada tahun 2006. Klien melahirkan anak pertama berjenis
kelamin perempuan pada tahun 2007. Sebelumnya, klien bekerja di Bank Artos
sebelum pada tahun 2011 memutuskan bekerja di bidang marketing. Setelah itu,
rumah tangganya mulai terguncang. Klien memergoki suaminya yang pada saat
itu bekerja di bank berselingkuh dengan rekan kerjanya. Setelah mengetahui itu,
klien sering menerima kekerasan dari mantan suaminya. Tidak hanya kekerasan ia
juga mendapatkan tekanan dari mantan mertuanya yang terlalu ikut campur.
Tahun 2014, klien mengajukan perceraian dalam kondisi hamil (namun belum
sekali.
Saat ini, klien memiliki pasangan dan telah bersama selama tiga tahun.
Pasangannya ini telah menikahi klien secara agama, namun belum secara hukum
(disebut pernikahan tidak tercatat). Anak laki-laki klien yang berusia lima tahun
mengetahui bahwa pasangan ibunya yang sekarang itu adalah ayah kandungnya.
1. Biologis
Klien memiliki anggota tubuh yang lengkap. Postur tubuhnya terlalu pendek
yaitu kurang dari 150 cm. Cara berpakaiannya rapi dan penampilannya
masalah dismenorea atau nyeri setiap haid. Klien merupakan seorang perokok
2. Psikologis
memiliki trauma di masa lalu akibat kekerasan dalam rumah tangga yang
dilakukan oleh mantan suaminya hingga berujung perceraian. Saat ini, klien
sudah menikah lagi secara siri (sah dalam hukum agama, tidak sah dalam
hukum negara dan tidak tercatat) dan mengalami kembali kekerasan dari
dan takut tidak bisa mandiri ketika hidup tanpa pasangan. Sehingga ia
3. Sosial
karena klien adalah seorang sales yang pekerjaannya lebih banyak dilakukan
di luar kantor. Klien pun masih termasuk karyawan baru di dalam masa
pernah terlihat ditekan oleh sales manager dan branch manager. Sebelumnya,
klien dekat dengan “T” seorang sales perempuan yang saat ini telah
yaitu ibu, saudara, dan anak laki-lakinya. Klien tidak dekat dengan anak
kekerasan dari pasangannya, bahkan klien pun berkonflik dengan orang tua
gono gini. Klien pun sering mendapat teror dan ancaman dari mantan istri
pasangannya. Namun, klien menyatakan tidak takut dan apabila suatu saat ia
4. Spiritual
Klien beragama islam. Klien terlihat selalu mengerjakan sholat lima waktu dan
Kondisi dan situasi sosial keluarga klien O kurang baik. Klien O menjadi
bercerai, masih banyak masalah yang dihadapi oleh klien O melawan mantan
suami dan mantan mertuanya. Saat masih menikah klien O sering menerima
kekerasan di depan anak dan mertuanya. Namun, mertua lebih membela mantan
suami klien O. Klien O juga sebelumnya juga membantu membayar biaya kuliah
adik iparnya. Namun, setelah klien O bercerai, ia tidak mendapatkan haknya atas
harga gono-gini, semua diterima oleh mantan suaminya termasuk hak asuh anak
suaminya selingkuh di tempat kerja. Sampai saat ini, klien O masih berkonfik
dengan keluarga mantan suaminya. Klien O masih sering mnerima hujatan dari
Situasi keluarga klien O saat ini yaitu klien O menjalani pernikahan yang
sekarang. Klien O tinggal bertiga bersama suami dan anak laki-lakinya yang
mengetahui bahwa suami ibunya tersebut adalah ayah kandungnya. Klien O sering
anak laki- lakinya yang berusia lima tahun. Klien sekarang pun berkonflik dengan
mertuanya karena dinilai terlalu kasar dan ikut campur masalah rumah tangga
yang masih sering menerornya. Mertuanya pun selalu mencurigai klien menguasai
Hubungan klien O dengan ibu dan saudara kandungnya baik. Namun, ibu
klien O tidak mendukung keputusan klien O menikah secara siri (tidak tercatat)
ini. Ibu klien O tidak menyukai mantan suami dan bahkan suami klien O saat ini.
Kondisi klien yang menikah sah secara agama, namun belum secara
hukum atau disebut pernikahan yang tidak tercatat dinilai terlalu merugikannya,
dihadapi klien dengan status pernikahannya tersebut, yaitu stigma dari lingkungan
sosialnya, apabila memiliki anak maka tidak diakui ayahnya oleh hukum, dan
ibunya tersebut adalah ayah kandungnya. Anak tidak akan diakui oleh negara, dan
tersebut adalah pemberian ibunya, sebagian adalah yang ia beli dari tabungannya.
mantan suaminya setelah bercerai. Sekarang, ia memiliki satu mobil yang masih
pernikahan tidak tercatat, seharusnya ia tidak membeli aset yang dicicil berdua,
karena apabila suatu saat terjadi perpisahan, akan sulit untuk membagi harta gono-
gini tersebut. Pembagian harta dan aset juga tidak bisa diperkarakan dalam hukum
Sedangkan, klien O tidak dapat menuntut apa-apa karena suami yang keras
sendiri dan anaknya dengan mengandalkan gaji yang diberikan oleh PT Astra
keluarganya.
terpenuhi, tanpa bisa menuntut secara perdata. Selain itu, pencarian advokasi
terhadap kasus kekerasan yang dialami akan sulit karena pernikahannya tidak
tercatat. Belum lagi masalah anak, anaknya mengetahui bahwa ayah tirinya
tersebut adalah ayah kandungnya. Anaknya yang berusia lima tahun pun sering
melihat
78
kekerasan yang diterima ibunya. Anak rentan menerima perlakuan kasar dari ayah
Belum lagi, perlakuan yang diterima dari mertuanya yang juga kasar dan
perempuan yang dinikahi secara tidak tercatat sebagai pihak yang dirugikan. Laki-
laki merasa memiliki relasi kuasa untuk memperlakukan perempuan secara buruk,
dianggap lebih rendah dari mereka. Masyarakat Indonesia juga lebih rentan
menstigma perempuan yang menikah siri, belum lagi stigma yang diterima apabila
dan gurauan menjurus ke pelecehan seksual yang dilakukan oleh rekan kerjanya
79
maupun oleh kliennya. Hal ini juga merupakan salah satu faktor, suami klien
menjadi seorang pencemburu berat karena semua yang dihubungi klien berkaitan
gambaran keberfungsian klien, hambatan yang dialami oleh klien adalah sebagai
berikut.
positif, dan tegas. Klien O saat bertengkar dan menerima kekerasan lebih memilih
diam, tidak melawan atau beradu argumen. Ia menyatakan juga tidak pernah
menyelesaikan masalah masa lalu tersebut karena sudah terlalu benci. Padahal, ia
sadar bisa berbaikan dan berdamai hanya untuk masalah anak. Klien O juga tidak
4.8.2 Stres
yang dialaminya. Stres juga diakibatkan karena gejala masalah pertama, yaitu
merokok. Klien tidak bisa mendapatkan waktu (me time) untuk dirinya sendiri.
untuk sekadar refreshing, menikmati waktu luangnya. Klien pun sudah jarang
bertemu dengan teman-temannya. Tidak ada siapa pun yang bisa menjadi teman
curhat klien, padahal klien menyadari bahwa bercerita bisa mengurangi stres.
menghindari bertemu siapa pun dan mengisolasi dirinya sendiri di mushola atau
pantry. Klien sering datang terlambat dan pulang dengan cepat. Klien terdapati
absen dari kegiatan family day dengan alasan ada kegiatan lain. Mungkin
sebenarnya suami klien O tidak mengizinkan klien untuk mengikuti kegiatan yang
terhadap klien O serta berdasarkan gejala masalah yang dialami oleh klien O,
81
Cabang Bandung.
Sebab Akibat
Menurut Conte dan Plutchik (1995) coping strategy adalah upaya yang
distres. Coping strategy memiliki dua fungsi, yaitu untuk memecahkan masalah
(coping berfokus tugas) dan untuk mengurangi stres (coping berfokus emosi).
ke pemecahan masalah.
individu tersebut. Masalah yang muncul disebabkan oleh stresor dari luar diri
emosional apabila tidak tertangani dengan coping emosi maka akan berpengaruh
pada coping tugas. Individu yang memiliki coping yang rendah tidak bisa
1. Tidak memiliki seseorang yang bisa dijadikan tempat bercerita oleh klien. Hal
ini disebabkan suami klien mengisolasi dan membatasi kegiatan klien. Semua
terdekatnya. Saat di tempat kerja pun, klien tidak memiliki teman dekat,
2. Tidak mendapatkan dukungan dari siapa pun. Klien pun tidak pernah mencari
dukungan, perhatian, atau pun kasih sayang dari orang-orang dis ekitarnya
3. Acting out yaitu merancang pola pikir dan perilaku untuk mengurangi stres
dan konflik. Ketika klien marah dan frustasi, ia akan mencari pelepasan dari
cemburu.
2. Klien tidak dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan secara jelas, positif,
dan asertif.
5. Menarik diri dari hubungan atau situasi yang tidak sehat atau stres dan tidak
dapat mengatasinya.
6. Tidak dapat mengambil langkah positif dan tepat untuk memecahkan masalah
7. Tidak dapat melepaskan emosi yang terpendam yang secara tidak langsung
yang dimiliki oleh seorang individu rendah, maka individu tersebut cenderung
untuk mengikuti satu-satunya opsi/ pilihan yang masih terbuka, yaitu mengalah
mengetahui apa yang ia harus lakukan, tetapi ia tidak bertindak, ia lakukan hal ini
karena takut membuat kesalahan yang akan disesalinya kemudian hari. Oleh
potensi dan sumber yang dimiliki klien O. Potensi dan sumber yang dimiliki oleh
dan
85
sumber yang dimiliki oleh klien terbagi menjadi dua, yaitu potensi dan sumber
internal serta potensi dan sumber eksternal. Berikut potensi dan sumber yang akan
Potensi dan sumber internal adalah kekuatan yang berasal dari diri klien
diselesaikan.
Potensi dan sumber eksternal adalah kekuatan yang berasal dari luar diri
klien, seperti keluarga dan teman yang dapat mendukung upaya penyelesaian
masalah klien. Melihat klien yang tidak mempunyai teman dekat dan jarang
bergaul di luar rumah, praktikan menilai hanya terdapat anak yang menjadi
sumber kekuatan klien. Selain itu, ada ibunya yang bisa menjadi tempat berbagi
perubahan untuk klien, perubahan yang dibutuhkan dipilih sendiri oleh klien.
86
1. Klien ingin memperbaiki hubungan dengan suaminya. Saat ini belum bisa
intervensi dibuat sebagai pedoman dan tindak lanjut dari hasil asesmen terhadap
klien O yang berisi tentang rencana penanganan masalah. Masalah yang akan
mengetahui apa saja yang akan dilakukan untuk menangani masalahnya. Rencana
intervensi ini dibuat atas persetujuan dari klien. Berikut merupakan rencana
Tujuan umum dari intervensi ini adalah untuk penguatan coping strategy
asesmen, maka program intervensi atau pemecahan masalah yang akan dilakukan
89
berdasarkan kekuatan yang dimiliki oleh klien itu sendiri, dengan kata lain
1. Konseling Fasilitatif
2. Reframing
perasaannya dari perspektif yang berbeda dan lebih positif. Tujuannya untuk
membujuk klien bahwa kejadian atau perilaku dapat dipandang dari sudut
yang berbeda atau lebih positif. Teknik ini berguna pada saat bekerja dengan
klien yang berkonflik dengan suaminya atau ketika mendapatkan tekanan dari
atasannya.
melalui bantuan kelompok. Group work dilaksanakan dalam tujuh sesi setiap hari
Sabtu sejalan dengan program COV untuk seluruh karyawan. Tipe kelompok
Sistem dasar praktik yang digunakan praktikan adalah segala hal yang
digunakan dalam proses penanganan masalah klien. Berikut ini dijabarkan sistem
dasar praktikan.
asesmen. Sistem klien dalam rencana intervensi ini adalah klien O yang memiliki
intervensi terhadap sistem klien dalam relasi pertolongan. Sistem sasaran dari
Bandung.
intervensi ini adalah keluarga klien dan rekan kerjanya di PT Astra International
terminasi. Selain itu, pelaksana perubahan bagi klien adalah klien sendiri,
Bandung.
konseling fasilitatif
92
informasi tersebut dengan baik. Klien pun bertanya kepada praktikan mengenai
perasaannya. Praktikan dan klien sepakat agar lebih terbuka kepada pasangannya,
mengomunikasikan apa-apa saja hal yang tidak disukai dari masing-masing dan
apa
93
saja hal yang harus dikerjakan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berujung
kekerasan.
5.2.2 Reframing
marah kepada suaminya, sekarang ia masih tahan, tetapi apabila suatu saat ia
klien bahwa suaminya terlalu hilang kontrol akibat dibutakan cinta dan perasaan
takut kehilangan. Suaminya ingin memberi pelajaran kepada klien, namun hal
tersebut tidak dibenarkan mengingat pekerjaan klien. Oleh karena itu, komunikasi
94
antarpasangan sangat diperlukan. Karena satu sama lain tidak bisa mengerti
tirinya. Anaknya berhak hidup di lingkungan keluarga yang sehat. Klien takut
apabila anak perempuannya tinggal bersama dirinya, amak ayahnya tidak mau
memenuhi kebutuhan anaknya lagi. Namun, klien bersedia untuk sering lebih
dilakukan sejalan dengan Converse Operating Value (COV). Tujuan group work
95
5.3 Evaluasi
evaluasi untuk menilai seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
berlangsung.
96
Evaluasi terbagi menjadi dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses yaitu suatu bentuk evaluasi untuk menilai apakah seluruh tahapan
kerja atau prosedur pelayanan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai
pedoman. Evaluasi hasil yaitu evaluasi untuk menilai manfaat dari intervensi yang
dilakukan.
kesulitan yang berarti saat memulai kontak. Saat engagement, praktikan mulai
kesulitan karena klien jarang dijumpai di kantor, karena klien bekerja sebagai
intervensi. Kembali lagi klien adalah seorang salesman yang pekerjaannya sering
dilakukan di luar kantor. Saat intervensi berlangsung, masih banyak data asesmen
yang baru diketahui oleh praktikan. Karena klien tidak dekat dengan siapa pun di
kantor, praktikan pun sulit untuk melengkapi data asesmen. Terdapat satu rencana
intervensi yang tidak bisa dilakukan yaitu home visit dan family therapy, karena
dilakukan intervensi adalah 8 (dari skala 1-10) dari yang sebelumnya 6. Masih
5.4 Terminasi
kepada HRD. Rujukan kasus untuk HRD yaitu Ibu Cszahreymedi Florenza.
6.1 Simpulan
Praktikan menjalankan peran sebagai pekerja sosial industri di dalam institusi ini.
Bandung. Masalahnya tidak hanya pada pekerjaan, namun juga masalah keluarga
akibat masalah keluarga dan tekanan di tempat kerja. Selama ini klien tidak
Klien sangat kooperatif saat menjalani proses asesmen dan intervensi hingga
98
99
Akar dari segala masalah yang dihadapi oleh karyawan sebagian besar
adalah masalah keluarga dan relasi dengan atasan. Banyak dari karyawan di sektor
HRD saja tidak cukup untuk mengatasi masalah karyawan yang sebabnya ada di
luar kantor.
6.2 Rekomendasi
dihadapi.
permasalahan
100
3. Hubungan timbal balik dan positif antara manajerial dan karyawan penting
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Albert, R. dkk. (2008). Buku Pintar Pekerja Sosial – Jilid 1. Jakarta: Gunung Mulia.
Conte, Hope, and Robert Plutchilk. (1995). Ego Defenses: theory and
Measurement. New York: Wiley and Sons.
Deal, Terrence & Kennedy, Allan. (1982). Corporate Culture: The Rites and
Rituals of Corporate Life. Addison: Wesley Publishing.
Harway, Michel, ed. (1999). What Causes Men’s Violence Againts Women?.
Thousand Oaks. CA: Sage.
Istian Hermawati. (2001). Metode dan Teknik Dalam Praktik Pekerjaan Sosial.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
McCharthy, dan Steck. (1989). Social Work in Private Industry: Assessing the
Corporate Culture. New York: the Haworth Press. halaman 19-35.
101
102
Smith, Michael Lane. (1998). Social work in the Workplace: An Overview. New
York: Spinger Publishing Co, halaman 3-15.
Siporin, Max. (1975). Introduction to Social Work Practice. New York: MacMillan.
Sumber Lain :
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
CATATAN PROSES
Nama Klien :O
Waktu : 5 Oktober 2019
Tujuan : Asesmen
Keterangan : O = Klien
P = Praktikan
O: R*******
O: Iya hehehe..
O: Iya kan kalo mobil passanger mah kan Klien cukup terbuka
bisa dibeli semua orang, target pasarnya dengan menceritakan
banyak, terus leasingnya juga banyak kesulitannya selama
yang nawarin buat kredit, kalo truk mah bekerja
susah, sasarannya kan minimal ke CV
CV gitu. Terus kalo konsumennya udah
mau, ehh leasingnya yang susah, katanya
takut susah nagihinnya. Kan kalo truk
harganya lumayan ya, bisa lebih dari 2
mobil passanger, banyak kasus juga CV
nya bangkrut sebelum lunas jadi kadang
leasingnya akut gitu..
O: Kalo dari keluarga saya sih fine fine Klien sangat terbuka
aja, orangtua saya juga nerima-nerima menceritakan
aja. Pali dulu keluarganya mantan suami permasalahan rumah
saya sih neng. Merekamah da gitu neng, tangganya.
dulunya kan bilangnya merekateh
keluarga orang kaya, ihh taunyamah
merekateh tinggal dirumah saya, make
mobil saya, sampe sekarang ya saya udah
cerai mobil saya mah dibawa sama dia.
Gak dapet harta gono gini saya. Padahal
saya mah beli mobil sendiri, bukan pake
uang dia. Tapi yaudahlah yaa..
O: Iya neng..
O: Udah neng..
O: Udah neng, 2.
O: Iya neng.
O: Iya neng.
O: Iya neng.
P: Resmi bu?
O: Siri neng.
128
O: Di bank neng..
di STIE AKPI Bandung pada tahun 2006. Klien melahirkan anak pertama berjenis
kelamin perempuan pada tahun 2007. Sebelumnya, klien bekerja di Bank Artos
sebelum pada tahun 2011 memutuskan bekerja di bidang marketing. Setelah itu,
rumah tangganya mulai terguncang. Klien memergoki suaminya yang pada saat
itu bekerja di bank berselingkuh dengan rekan kerjanya. Setelah mengetahui itu,
klien sering menerima kekerasan dari mantan suaminya. Tidak hanya kekerasan ia
juga mendapatkan tekanan dari mantan mertuanya yang terlalu ikut campur.
Tahun 2014, klien mengajukan perceraian dalam kondisi hamil (namun belum
sekali.
Saat ini, klien memiliki pasangan dan telah bersama selama tiga tahun.
Pasangannya ini telah menikahi klien secara agama, namun belum secara hukum
(disebut pernikahan tidak tercatat). Anak laki-laki klien yang berusia lima tahun
mengetahui bahwa pasangan ibunya yang sekarang itu adalah ayah kandungnya.
131
132
133
134
135
136
137