Disusun oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN LEMBAGA PELAYANAN SOSIAL
Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator Pelaksana Supervisor
Dr. H. Soni Akhmad Nurhaqim, S.Sos., M.Si Dr. Hj. Eva Nuriyah Hidayat, S.Sos.,M.Si
NIP. 19680204 199403 1 011 NIP. 19720313 199903 2 001
Mengesahkan,
Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir
Praktikum Manajemen Lembaga Pelayanan Sosial dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya.
Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Praktikum
Manajemen Lembaga Pelayanan Sosial di semester V. Oleh karena itu, besar
harapan dari pembuatan laporan ini dapat memberikan hasil yang terbaik bagi
penulis, serta dapat memberikan presentasi yang memuaskan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang membantu
kelancaran penyusunan laporan akhir ini :
1. Supervisor Ibu Dr. Hj. Eva Nuriyah Hidayat, S.Sos.,M.Si yang telah
membimbing dan memberikan banyak masukan kepada kami.
2. Tim pelaksana praktikum yang senantiasa membimbing penulis dalam
kegiatan praktikum ini.
3. Bapak/Ibu pimpinan dan staff Panti Asuhan Anak Shaleh yang telah
mengizinkan dan banyak membantu penulis dalam pelaksanaan praktikum.
4. Teman-teman yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-
data dalam penyusunan laporan ini.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan dan penulis juga memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan. Semoga laporan ini dapat berguna bagi penulis
sendiri serta pembaca sekalian. Terima kasih.
Jatinangor, 2017
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2: Tampilan Profile Website Rumah Aqiqah Anak Shaleh ..........73
5
DAFTAR BAGAN
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
Anak adalah bagian dari populasi penduduk Indonesia yang masih sering
menghadapi kekerasan, diskriminasi, dan penelantaran, baik oleh orangtua
kandung, keluarga, dan lingkungannya. Hal itu dapat dilihat dari data yang
diunggah pada web resmi KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia)
menyatakan kekerasan pada anak selalu meningkat setiap tahun. Hasil pemantauan
KPAI dari 2011 sampai 2014, terjadi peningkatan yang signikan. Tahun 2011
terjadi 2178 kasus kekerasan, 2012 ada 3512 kasus, 2013 ada 4311 kasus, 2014 ada
5066 kasus. KPAI juga memaparkan 5 kasus tertinggi dengan jumlah kasus per
bidang dari 2011 hingga april 2015:
Kasus Jumlah
Anak berhadapan dengan hukum 6006 kasus
Kasus pengasuhan 3160 kasus
8
Pendidikan 1764 kasus
Kesahatan dan Napza 1366 kasus
Pornografi dan cybercrime 1032 kasus
Tabel 1.1: Kasus Anak di Indonesia (www.kpai.go.id, diakses 24 Desember
2017)
9
Pengasuhan alternatif yang diberikan LKSA cenderung diberikan kepada
anak-anak dengan latar belakang keluarga kurang mampu. Banyaknya keluarga
kurang mampu yang mengirim anak-anaknya ke Lembaga Kesejahteraan Sosial
Anak menjelaskan situasi belum terbangunnya sistem ekonomi untuk mendukung
keluarga-keluarga tersebut. Demikian pula semakin banyaknya LKSA yang
dibangun tanpa memperhatikan kebutuhan anak dan keluarganya, menggambarkan
nilai-nilai masyarakat yang belum sepenuhnya menyadari pentingnya pengasuhan
berbasis keluarga. Di samping itu, masih banyak faktor yang belum mendukung
terlaksananya pelayanan, di antaranya terbatasnya kapasitas pengasuh anak-anak,
belum optimalnya kinerja yang berwenang dalam mengatur pengasuhan anak,
belum tersedianya tenaga profesional yang bekerja mendukung anak dan
keluarganya, dan belum terintegrasinya bidang tugas antar berbagai pemangku
kepentingan dalam pelayanan anak. Berbagai kelemahan tersebut membelajarkan
tentang pentingnya kerja sama antar berbagai komponen dalam pengasuhan anak
baik keluarga inti maupun keluarga akternatif dan Lembaga Kesejahteraan Sosial
Anak.
Oleh karena hal-hal yang telah kita paparkan di atas terbentuklah sebuah
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yaitu Panti Asuhan Anak Shaleh yang
memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan hak dari anak-anak yang harus
mereka dapatkan. Karena Panti Asuhan Anak Shaleh sendiri memiliki visi yaitu
menumbuhkan rasa sayang dan menumbuhkan kepekaan sosial terhadap sesama,
khususnya kepada anak-anak yatim, piatu, ataupun dhuafa sehingga terwujudnya
insan yang mulia.
10
aspek Planning, Organizing, Human Resources Development, Fundraising, dan
Information System Management.
11
terdapat sejumlah anak asuh lainnya yang menjadi binaan Panti Asuhan Anak
Shaleh yang tetap tinggal di dalam sebuah keluarga.
Pada aspek planning Panti Asuhan Anak Shaleh memiliki visi misi
yang sudah terarah sebagai dasar, tetapi dalam kenyataannya visi dan misi
harus diperbaharui dalam perencanaan program dan pelayanan di Panti
Aushan Anak Shaleh dikarenakan evaluasi langsung oleh pengawas Dinsos
terhadap pengurus Panti Asuhan Anak Shaleh langung (Ibu Maida). Selain
itu, kepengurusan Panti Asuhan Anak Shaleh yang berasaskan kekeluargaan
menjadi suatu kekuatan (strength) dalam proses pengambilan keputusan yang
dihadapi lembaga. Namun, Panti Asuhan Anak Shaleh masih belum memiliki
rencana strategis jangka pendek dan jangka panjang terkait keberlangsungan
lembaga. Perencanaan lembaga cenderung dilakukan untuk menyelesaikan
yang sedang dihadapi lembaga pada saat tertentu terlebih masalah anak
asrama didalam panti.
1.2.2. Organizing
Praktikan akan menjelaskan hasil assessment yang telah dilakukan
dalam aspek organizing di Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung. Berdasarkan
hasil assessment tersebut, praktikan mendapatkan beberapa uraian terkait
kelembagaan Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung, yaitu sudah memiliki
Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan pembagian jobsdesk sesuai
dengan peranannya tersendiri, namun hasil informasi yang praktikan
12
dapatkan memang dari Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung sendiri ingin
merevisi SOTK karena ada beberapa hal yang ingin dimasukan ke dalam
SOTK tersebut. Selain itu, Lembaga Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung
sudah memiliki Standart Operating Prosedur (SOP) dalam melaksanakan
pelayanan anak dan mekanisme alur pelayanan sosial anak asuh di Panti
Asuhan Anak Sholeh Bandung. Salah satu contoh pelayanan sosial yang
diberikan oleh Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung ialah dengan memenuhi
segala kebutuhan anak baik itu di bidang fisik, mental, pendidikan,
pengasramaan, sosial, kesehatan, kegamaan, dan bimbingan keterampilan
seperti adanya agenda pelatihan taekwondo setiap pekannya, penyajian
makan yang dapat memenuhi gizi anak setiap harinya, mengenyam
pendidikan formal mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai dengan
tingkat menengah atas atau bahkan Perguruan Tinggi, dan pelatihan
keterampilan bagi anak supaya memiliki kemampuan khusus dalam
beraktivitas sehari-harinya.
13
1.2.3. Human Resources Development (HRD)
Sistem HRD di Panti Asuhan Anak Shaleh masih belum tersedia.
Perekrutan dan staffing masih bergantung dengan kebijakan lembaga, hal ini
dikarenakan Panti Asuhan Anak Shaleh merupakan panti yang menerapkan
asas kekeluargaan dalam melaksanakan tugasnya. Pengurus yang ada di
dalam Panti Asuhan Anak Shaleh mayoritas merupakan anggota keluarga
walaupun beberapa pengurus di bidang-bidang tertentu di isi oleh anggota
yang bukan keluarga. Dalam kepengurusannya, Panti Asuhan Anak Shaleh
masih minim dikarenakan kurangnya SDM dalam panti tersebut.
1.2.4. Fudraising/Budgeting
Fundraising di lembaga Panti Asuhan Anak Shaleh sudah tersedia dan
memiliki pengelolaan dana secara baik dan terstruktur. Sudah tertera dengan
jelas proses pengumpulan dana yang ada di Panti Asuhan Anak Shaleh seperti
yang sedang dijalankan saat ini. Selain itu, Panti Asuhan Anak Shaleh juga
telah memiliki banyak donatur tetap maupun tidak tetap yang sangat
membantu dalam kelancaran program-program ataupun kegiatan yang ada di
Panti Asuhan Anak Shaleh.
14
sebuah kegiatan fundraising di bidang penyedia jasa aqiqah. Rumah Aqiqah
Anak Shaleh terfokus kepada jasa penyedia domba dan katering untuk
membantu masyarakat agar lebih praktis menjalankan ibadah aqiqah bersama
keluarga. Pelayanan penjualan yang dilakukan oleh Panti Asuhan Anak
Shaleh adalah dengan pelanggan dapat langsung melihat dan memilih
dombanya sendiri di kandang dengan akses yang mudah untuk dilalui.
2. Paket Lebaran
Kegiatan fundraising paket lebaran ini merupakan kegiatan yang
hanya dilakukan dalam waktu tertentu, seperti pada bulan Ramadhan. Panti
Asuhan Anak Shaleh menyediakan paket lebaran sebagai sarana penghimpun
dana dalam kegiatan fundraising. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak
donatur agar berpartisipasi dalam kegiatan fundraising yang diadakan oleh
Panti Asuhan Anak Shaleh dan berdonasi dengan paket yang menarik. Media
yang digunakan untuk kegiatan ini adalah dengan melampirkan leaflet kepada
donatur agar tertarik berdonasi untuk kegiatan Panti Asuhan Anak Shaleh
3. Kegiatan Koordinasi dengan Komunitas Panti Asuhan dan Dinas Sosial
Di dalam komunitas panti asuhan ini terdapat beberapa panti asuhan
yang terhimpun di dalamnya. Di dalam komunitas tersebut terdapat beberapa
kegiatan yang dapat dijadikan wadah koordinasi antar panti asuhan yang ada.
Setiap panti asuhan yang tergabung di dalam komunitas ini mendapat
anggaran dana dari Dinas Sosial berupa dana penunjang untuk pemenuhan
kebutuhan anak asuh.
15
instagram. Namun, media sosial yang sudah dibuat belum dapat digunakan
dengan baik, karena tidak ada SDM atau staf khusus yang menangani
kebutuhan pembaharuan media sosial. Hal ini dapat menghambat
penyampaian informasi yang diberikan kepada masyarakat atau donatur yang
ingin mengetahui lebih detail mengenai lembaga Panti Asuhan Anak Shaleh.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
17
dikendalikan melalui perencanaan yang lebih efektif. Hasenfeld (1983:9-10)
mengemukakan dalam Santoso Tri Rahardjo dkk (2015:206-207)
mengemukakan karakteristik dari organisasi pelayanan sosial, yaitu :
18
Berdasarkan jenis organisasi pelayanan sosial dapat dikategorikan
berdasarkan kegiatan bidang lingkup garapan, jenis penanganan, dan
berdasarkan wilayah atau juga berdasarkan teknologi yang dipergunakan
dalam mengolah material dasar oleh badan pelayanan sosial. Friedlander
(1980) dalam Budhi Wibawa dkk (2010:124) mengemukakan beberapa jenis
pelayanan sosial yang diusahakan melalui organisasi sosial, yaitu:
19
dikelola secara professional dalam manajemennya dan upaya untuk
menyelesaikan permasalahan haruslah diperhatikan dengan mendetail agar
tidak salah sasaran satu sama lain.
Selain itu, definisi lain berasal dari Skidmore (dalam Social Work
Administration: Dynamic Management and Human Relations, 1995: 3) yang
mengatakan bahwa administrasi pekerjaan sosial merupakan suatu proses
bekerja dengan orang dengan cara mengarahkan dan menghubungkan energi
mereka, sehingga mereka mampu menggunakan atau memanfaatkan sumber
yang tersedia untuk mencapai tujuan pelayanan dan program pelayanan yang
dibutuhkan masyarakat. Dalam kalimat yang lebih sederhana, APS merupakan
suatu tindakan staf yang menggunakan proses-proses sosial untuk
mentransformasikan kebijakan-kebijakan sosial lembaga kedalam pemberian
pelayanan sosial.
Secara umum, APS dapat diartikan sebagai proses atau wadah pemberian
fasilitas dan dukungan terhadap kegiatan yang diperlukan dalam pemberian
pelayanan secara langsung oleh suatu lembaga sosial dengan memanfaatkan
sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan pelayanan dan program
yang dibutuhkan masyarakat. APS berfungsi untuk melakukan suatu
transformasi social policy menjadi social service dibantu dengan individu-
individu untuk menentukan suatu kebijakan atau kewenangan.
20
APS didefinisikan secara khusus sebagai “suatu metode praktik
pekerjaan sosial”. APS menunjuk pada proses intervensi sistematik yang terdiri
dari tugas-tugas dan fungsi-fungsi serta aktivitas-aktivitas terkait lainnya yang
dilaksanakan oleh petugas manajemen untuk memfasilitasi pencapaian misi
dan tujuan organisasi. APS berkenaan dengan penerapan pengetahuan
keterampilan dan nilai-nilai secara bertujuan dalam melaksanakan tugas-tugas
seperti perumusan tujuan dan perencanaan program, mobilisasi dan
pemeliharaan sumber, serta pengevaluasian hasil-hasil organisasi (Saari, 1977;
Patty, 1983).
21
kepemimpinan, pengambilan keputusan, hubungan antar manusia, komunikasi,
dan persepsi.
22
3. Mempunyai dan mengupayakan identifikasi yang kuat terhadap
profesi pekerjaan sosial dan tujuan fundamental pekerjaan sosial
4. Mengetahui dan mengintegrasikan praktek pekerjaan sosial
dengan teori administrasi
5. Terlibat dalam menciptakan kerja yang efektif dengan orang
6. Bertanggung jawab untuk menjaga kualitas pelayanan yang
diberikan
23
administrator atau manajer dalam organisasi pelayanan sosial. Tugas-
tugas yang harus dilakukan yaitu:
1. Perencanaan dan Pengembangan Program (Planning and
Developing The Program)
Petugas profesional harus mampu merencanakan dan
mengembangkan program organisasi. Program merupakan
instrumen dengan mana organisasi kesejahteraan sosial mencapai
misi dan tujuannya. Rencana program pada dasarnya merupakan
model untuk suatu tindakan, yang meliputi hasil yang ingin dicapai,
pelayanan yang ingin diberikan, klien yang akan dilayani, serta
sumber-sumber yang dibutuhkan.
2. Memperoleh Sumber-Sumber dan Dukungan Finansial
(Acquihiring Financial Resources and Support)
Salah satu tugas penting seorang petugas profesional adalah
meperoleh masukan yang diperlukan untuk mendukung program dan
pelayanan. Kiranya, tugas penting dalam hal ini adalah memperoleh
sumber dan dukungan finansial yang memungkinkan.
3. Merancang Struktur dan Proses Organisasi (Designing
Organization Structures and Processes)
Struktur organisasi merupakan spesifikasi formal yang
mencerminkan otoritas, tanggung jawab, dan harapan-harapan.
Struktur dan proses organisasi biasanya dimodifikasi dalam bentuk
bagan, petunjuk pelaksanaan dan teknis, serta deskripsi kerja.
Petugas fungsional harus mampu merancang struktur dan proses
keorganisasian, baik yang bersifat rutin maupun kejadian-kejadian
kontemporer.
4. Mengembangkan dan Memelihara Kemampuan Staf
(Developing and Maintaining Staff Capability)
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi
kesejahteraan sosial sangat tergantung pada kemampuan intelektual,
keterampilan, dan komitmen para staf. Petugas profesional harus
24
mampu mengembangkan dan memelihara kemampuan dan kualitas
staf. Misalnya, melalui penetapan kebijakan dan tujuan organisasi
yang jelas, komunikasi efektif; pemberian kesempatan pada pekerja
untuk berkreasi; pemberian kesempatan pada pekerja untuk
berkreasi; pemberian ‘on-the-job-supervision’, 'in-service-training',
pendidikan lanjutan; penyelenggaraan evaluasi kinerja, rotasi kerja;
penugasan khusus; penciptaan iklim organisasi yang kondusif bagi
kepuasan kerja, pemberian supervisi ahli dari luar.
25
Pendanaan mereka berasal dari sumbangan anggota, tapi juga memenuhi syarat
untuk negara atau hibah internasional. Saat ini, terminologi ini banyak
digunakan di pemerintahan, antar-pemerintah dan pengaturan non-pemerintah.
(www.unesco.org, diakses 17 Desember 2017)
26
Dari beberapa hal diatas dapat disimpulkan organisasi berbasis
keagamaan adalah suatu organisasi yang muncul karena suatu “nilai” dalam
ajaran agama dan kepercayaan yang dipegang teguh yang mana organisasi ini
sangat strategis dalam kemanusiaan dikarenakan ajaran kepercayaan yang
dipegang dan dipercayai erat kaitannya dengan kehidupan dikarenakan diambil
dari kitap suci. FBO ini muncul didasarkan pada “keyakinan” bahwa mereka
memiliki kewajiban agama untuk membantu orang miskin dan kurang
beruntung sesuai pada pada ajaran kitab suci mereka (Eni Setiyawati,2015).
27
1. Riset, dimaksudkan untuk menganalisis kekuatan-kekuatan
lembaga, kekurangan kelemahan serta menentukan risiko yang
ditimbulkan oleh faktor eksternal
2. Formula objektif, untuk mendefinisikan apa yang akan terjadi
dimasa yang akan datang
3. Perencanaan yang strategis, untuk membangun sebuah sistem
kerja yang mengarah pada tujuan
4. Perencanaan operasional, untuk menciptakan langkah setiap
departemen dan fungsi.
2.1.4.2 Organizing
Organisasi bukan merupakan kata yang asing di telinga.
Pengorganisasian pada umumnya diartikan sebagai proses yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang dibuat oleh suatu kelompok
dengan keteraturan, mempunyai struktur sesuai dengan kebutuhan, dan
pembagian tugas yang jelas.
28
1. Manusia, artinya organisasi baru ada jika ada unsure manusia
yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin.
2. Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada jika ada tempat
kedudukannya.
3. Tujuan artinya, organisasi baru ada apabila ada tujuan yang
hendak dicapai.
4. Pekerjaan, artinya organisasi itu baru ada jika ada pekerjaan
yang akan dikerjakan serta ada pembagian pekerjaan.
5. Struktur, artinya organisasi itu baru ada jika ada hubungannya
dan kerjasama antar manusia yang satu dengan yang lainnya.
6. Teknologi, artinya organisasi itu baru ada jika terdapat unsure
teknis.
7. Lingkungan, artinya organisasi itu baru ada jika ada lingkungan
yang saling mempengaruhi misalnya ada sistem kerjasama
sosial.
29
2.1.4.3 Human Resources Development
Sebuah organisasi, instansi, atau perusahaan tentu mempunyai
aset berharga yang menjadi kunci berjalan atau tidak rencana serta
program-program yang telah disusun, yaitu Sumber Daya Manusia
(SDM). Maka dari itu perlu perhatian khusus agar SDM yang dipunya
dapat menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Dalam
sebuah organisasi, instansi, atau perusahaan mempunyai bidang khusus
yang bekerja fokus untuk mengkaji SDM yang bekerja, yaitu Human
Resources Development (HRD) atau manajemen sumber daya manusia.
1. Fungsi Manajerial
Untuk dapat melaksanakan tugas dan menjalankan perannya
dengan baik dan benar, maka sebuah manajemen memiliki peran
yang dapat mendukung dan membantu dalam penerapannya. Dalam
manajemen terdapat 4 (empat) fungsi atau aktifitas menurut
beberapa ahli, sebagai berikut:
Perencanaan
Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang
keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi
secara efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan.
30
Menurut Robbins dan Coulter (2012): “As managers engage in
planning, they set goals, establish strategies for achieving those
goals, and develop plans to integrate and coordinate activities.”
Perencanaan (Planning) adalah fungsi manajemen yang
mencangkup proses mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi
untuk mencapai sasaran itu, dan menyusun rencana untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan. Bagi
manajer SDM, proses perencanaan berarti menentukan kemajuan
suatu program SDM yang akan 11 berguna dalam pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan bagi perusahaan.
Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai
dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bentuk bagan organisasi.
Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Organisasi
yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan memberi petunjuk kepada
pegawai agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien
dalam membantu tercapainya tujuan organisasi. Pengarahan
dilakukan oleh pemimpin yang dengan kepemimpinannya akan
memberi arahan kepada pegawai agar mengerjakan semua tugasnya
dengan baik. Adapun pengadaan merupakan proses penarikan,
seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan
pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pengadaan yang
baik akan membantu terwujudnya tujuan.
Pengendalian
Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai
menaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana.
Bila terdapat penyimpangan diadakan tindakan perbaikan dan atau
penyempurnaan. Pengendalian pegawai meliputi kehadiran,
31
kedisiplinan, perilaku kerja sama dan menjaga situasi lingkungan
pekerjaan.
2. Fungsi Operasi
Fungsi operasional dalam manajemen sumber daya manusia
merupakan dasar pelaksanaan MSDM yang efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Manajemen sumber
daya manusia secara fungsional memiliki beberapa fungsi yang
saling terkait satu sama lain dan operasional yang dijalankan oleh
manajemen sumber daya manusia sesuai dengan fungsi yang
dimilikinya. Berdasarkan pendapat Gaol (2014: p65) terdapat 6
fungsi operatif manajemen sumber daya manusia, yaitu :
Pengadaan (Procurement)
Fungsi operasi manajemen SDM yang pertama adalah
pengadaan ( procurement). Fungsi pengadaan berhubungan dengan
mendapatkan jenis 12 dan jumlah tenaga kerja yang penting untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Fungsi ini berkaitan dengan
bagaimana penentuan kebutuhan sumber daya manusia berikut
perekrutan, penyeleksian dan penempatan kerja.
Pengembangan (Development)
Setelah tenaga kerja diperoleh, mereka harus mengalami
perkembangan. Perkembangan yang berkaitan dengan peningkatan
keahlian melalui pelatihan, yang penting bagi kinerja pekerjaan.
Kegiatan ini sangat penting dan akan terus berkembang dikarenakan
perubahan perubahan teknologi, penyesuaian kembali jabatan, dan
meningkatnya kerumitan tugas-tugas manajerial.
Kompensasi (Compensation)
Fungsi ini didefinisikan sebagai pemberian upah yang
cukup dan wajar kepada tenaga kerja atas kontribusi/jasa mereka
terhadap tujuan-tujuan organisasi.
32
Integrasi/Penyatuan (Integration)
Walaupun sudah menerima pegawai, sudah
mengembangkannya, dan sudah memberikan kompensasi yang
memadai, perusahaan masih menghadapi masalah yang sulit, yaitu
“integrasi/penyatuan”. Dalam hal ini pegawai secara individu
diminta mengubah pandangannya, kebiasaannya, dan sikapsikap
lainnya yang selama ini kurang menguntungkan bagi perusahaan
agar disesuaikan dengan keinginan serta tujuan perusahaan.
Perawatan/Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan berarti berusaha untuk mempertahankan dan
meningkatkan kondisi yang telah ada.
Pemisahan/Pelepasan/Pensiun (Separation)
Apabila fungsi pertama manajemen SDM adalah unntuk
melindungi karyawan, logis apabila fungsi terakhir harus
memisahkan/mengeluarkan dan mengembalikan karyawan tersebut
kepada masyarakat.
2.1.4.4 Fundraising
Kebutuhan di dalam sebuah organisasi perlu untuk dipenuhi
agar tujuan dari rancangan program yang ingin dicapai dapat berhasil,
maka diperlukan cara-cara khusus untuk mendapatkan pendanaan yang
sesuai dengan harapan. Salah satunya dengan cara fundraising atau
kegiatan pencarian dana. Kegiatan fundraising membutuhkan ide-ide
kreatif agar dapat bersaing dengan yang lainnya. Namun, terkadang
33
kegiatan tersebut tidak didukung dengan persiapan atau bekal yang
matang dengan rancangan strategi untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyusun
strategi fundraising :
1. Rencana program jangka panjang atau rencana strategis.
2. Anggaran jangka panjang untuk rencana strategis.
3. Menetapkan skala prioritas program.
4. Membangun skenario penggalangan sumber lembaga.
5. Tujuan fundraising,
6. Strategi fundraising,
7. Identifikasi sumber-sumber dana/daya,
8. Membuat tim kerja dan rencana kerja,
9. Pemantauan hasil kerja, dan
10. Evaluasi dan rencana ke depan.
34
2.1.4.5 Information System Management
Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan sebuah bidang
yang mulai berkembang sejak tahun 1960-an. Sistem informasi
manajemen mempunyai pengertian sebagai suatu metode formal untuk
menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi manajemen,
yang diperlukan untuk mempermudah proses pengambilan keputusan
dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengendalian dan
operasional organisasi yang bersangkutan dapat dilakukan secara efektif
(Stoner JAF.1991). Dengan adanya sistem informasi manajemen (SIM),
diharapkan dapat menghasilkan output berupa:
35
sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan
kebijakan oleh tingkat manajemen.
36
evaluasi lingkungan luar organisasi, penetapan tujuan
organisasi, dan penentuan strategi organisasi.
Manajer tingkat pengendalian manajemen (management
control); yang dikenal juga dengan istilah manajer tingkat
menengah, mempunyai tanggung jawab untuk menjabarkan
rencana stratejik yang sudah ditetapkan ke dalam
pelaksanaannya dan meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan
tercapai. Termasuk dalam kelompok ini misalnya adalah Pejabat
Eselon II, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Dinas, dan Eselon
III, Kepala Bagian/Bidang.
Manajer tingkat pengendsalian operasi (operational control)
merupakan manajer tingkat bawah misalnya eselon IV dan V,
bertanggung jawab melaksanakan rencana yang sudah
ditetapkan oleh manajer tingkat menengah, yang terwujud
dalam operasi/kegiatan organisasi.
37
Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-
hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities
and threats (O and T). Dimana faktor ini menyangkut dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi
dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup
lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik,
hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.
2. Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths and
weakness (S and W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi
yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi
terbentuknya pembuatan keputusan perusahaan. Faktor internal ini
meliputi semua macam manajemen fungsional: pemasaran,
keuangan, operasi, sumberdaya manusia, penelitian dan
pengembangan, sistem informasi manajemen,; dan budaya
perusahaan.
1. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-
keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan
dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang
diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.
38
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber
daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat
kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas,
sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan
pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Kecendrungan– kecendrungan penting
merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi
dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau
pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan
dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu
utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan.
Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi
dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
39
2.1.5.2 Manfaat SWOT
Manfaat analisis SWOT adalah untuk memadukan 4 faktor atau
komposisi secara tepat tentang bagaimana mempersiapkan kekuatan
(strengths), mengatasi kelemahan (weaknesess), menemukan peluang
(opportunities) dan strategi menghadapi beragam ancaman.
40
set kemungkinan altenatif strategis. Untuk mengembangkan strategi
yang dipertimbangkan profil SWOT, SWOT matriks ditujukan pada
Tabel berikut:
STRENGTHS WEAKNESS
41
BAB III
Panti Asuhan yang dipimpin oleh Ibu Hajah Siti Rahimah Tussa’diah
berada di bawah Yayasan Anak Shaleh (YAS). Awalnya, YAS adalah sebuah
lembaga yang bergerak dibidang sosial, keagamaan dan pendidikan, dengan
tujuan peningkatan kualitas pendidikan serta berusaha membantu pemerintah
dalam pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan.
Pada akhir tahun 1998, tercetuslah ide dari ketua Yayasan Anak Shaleh
pada saat itu untuk mendirikan Panti Asuhan. Hal ini adalah sebuah ide konkrit
dari peningkatan pendidikan dan keagamaan anak-anak yatim piatu atau
dhuafa, karena akan membuat lebih terarahnya dalam mendidik serta membina
mereka. Dan Alhamdulillah setelah sekian lama menempati bangunan dengan
cara mengontrak, pada akhir tahun 2008 Panti Asuhan Anak Shaleh telah
mampu mendirikan gedung asrama/panti seluas 220 m2, dengan bangunan
berlantai dua.
42
juga SMA/SMK. Selain itu, program harian yang diterapkan di Panti Asuhan
ini seperti halnya sistem sebuah pondok pesantren. Dua hal inilah yang
membuat yang membuat panti asuhan ini terlihat sedikit berbeda dari Panti
asuhan lainya di kota Bandung.
Nomor HP : 082121504020
43
dhuafa dan anak terlantar
Visi :
Misi :
Tujuan :
44
Adapun program pelayanan yang sedang diupayakan pihak Panti
Asuhan Anak Shaleh adalah :
2. Pengasramaan
a. Sistem pengasramaan
Sistem pengasramaan yang terdapat di LKSA Anak Shaleh yaitu:
Asrama untuk putera : 3 kamar
Asrama untuk puteri : 2 Kamar
45
Kondisi asrama yang tersedia di LKSA Anak Shaleh cukup
memadai dengan fasilitas yang ada di panti sebagai hak dari penerima
manfaat seperti :
1 Set tempat tidur
1 Set alat makan
1 buah lemari untuk menyimpan pakaian
1 buah meja kecil
d. Permakanan
Jadwal Penyajian Makanan
46
dan Ketua Panti Asuhan Anak Shaleh bersama-sama dengan petugas dapur.
Menu yang disediakan selalu diusahakan untuk bervariasi karena ditujukan
untuk menghindari kebosanan pola makanan yang dikonsumsi oleh anak
asuh.
e. Pemeliharaan Kesehatan
Anak asuh pada Panti Asuhan Anak Shaleh mendapatkan hak untuk
pengecekan kesehatan yang dilaksanakan satu kali dalam satu bulannya oleh
Dokter Yudha, Puskesmas, dan satu tahun sekali oleh dokter gigi di Jalan
Riau. Untuk akses tim medis lainnya Panti Asuhan Anak Shaleh memiliki
jejaring dengan tim kesehatan seperti: Dokter Yudha, Puskesmas
Margahayu, Dokter Gigi, Rumah Sakit Al-Islam, Rumah Sakit Salamun
Cieumbeuluit (paru-paru), tenaga psikiater dan apotik-apotik. Untuk akses
medis mengenai pertolongan pertama saat terjadinya kecelakaan Panti
Asuhan Anak Shaleh memiliki UKS yang menyimpan obat-obatan dan alat
P3K yang setiap waktu dapat digunakan untuk pertolongan pertama.
f. Kebugaran
Untuk menjaga kebugaran anak asuh, Panti Asuhan Anak Shaleh
menyediakan program olah raga untuk tetap menjaga kesehatan anak asuh
dimana mereka mengadakan olah raga futsal yang dilakukan 1 kali dalam
seminggu dan oleh raga renang yang diadakan 1 kali dama 1 bulan
g. Kerohanian
Kegiatan kerohanian yang terdapat di Panti Asuhan Anak Shaleh
adalah pengajian/dawaman, Istighasah, Shalawatan, hafalan Al-Quran,
Asmaul Husna, Pesantrem, dll. Yang dilaksanakan setiap hari kecuali hari
Jum’at dan Istighasah dilaksanakan 1 minggu 1 kali di malam Jum’at.
Kegiatan kerohanian tersebut disambut antusias oleh anak asuh Panti
Asuhan Anak Shaleh, dapat dilihat kegiatan tersebut diikuti oleh ±80% anak
asuh dan dirasakan dapat mendekatkan diri anak anak asuh dengan sang
pencipta Allah SWT.
47
h. Hiburan dan Rekreasi
Kegiatan hiburan yag terdapat di Panti Asuhan Anak Shaleh yaitu
marawis dan rebana. Dan selanjutnya juga terdapat liburan dalam 3 bulan
atau 2 bulan sekali, seperti otbound, berenang atau ke tempat rekreasi
lainnya. Manfaat yang diterima oleh anak asuh yaitu menghilangkan
kejenuhan selama klien berada di Panti Asuhan Anak Shaleh
i. Bimbingan Keterampilan
Kegiatan bimbingan keterampilan yang dilaksanakan dikarenakan
setiap anak asuh belum memiliki keterampilan yang nanti akan menjadi
bekal mereka untuk berkembang. Adapun keterampilan yang diajarkan
seperti batik, sablon, computer, menjahit, wirausaha, peternakan, pertanian,
perikanan, montir, pertukangan, pangkas rambut, dan kerajinan serta
pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan di luar Panti Asuhan Anak Shaleh.
Dalam kegiatan keterampilan ini Panti Asuhan Anak Shaleh menyediaka
fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan.
j. Bimbingan dan Konsultasi Psikososial
Kegiatan bimbingan dan konsultasi psikososial yang terdapat di
Panti Asuhan Anak Shaleh yaitu berupa kegiatan sharing yang dilaksanakan
setipa minggu pagi setelah Shalat Subuh. Selain itu jika anak asuh memiliki
masalah individu yang dihadapi di dalam Panti Asuhan Anak Shaleh,
mereka mengkomunikasikan dan mengkonsultasikan kepada Ibu Kepala
Panti Asuhan Anak Shaleh, petugas perawat, dan kepada pengurus.
48
3.1.5. Struktur Lembaga
KETUA
BENDAHARA SEKRETARIS
Maida Aulia Akbari, S.E. Hj. Syifa Amalia Sakinah
1. Uraian Tugas
a. Yayasan Anak Shaleh
- Melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Panti Asuhan Anak Shaleh
- Mengangkat dan menetapkan personalia pelaksana Panti Asuhan
Anak Shaleh
- Bertanggungjawab atas terselenggaranya Panti Asuhan Anak
Shaleh
- Membina kinerja para pelaksana penyelenggaraan Panti Asuhan
Anak Shaleh
- Kepala Panti Asuhan Anak Shaleh
49
- Bertanggungjawab kepada Pemerintah Kementerian Sosial RI,
Dinas Sosial Provinsu dan DInas Sosial Kota Bandung
- Memimpin dan melaksanakan kebijakan pimpinan Panti Asuhan
- Bertanggungjawab atas terselenggaranya pelayanan sosial dalam
Panti Asuhan Anak Shaleh
- Membina para petugas dalam memberikan pelayanan kepada
anak
- Merencanakan kegiatan-kegiatan Panti Asuhan Anak Shaleh,
termasuk kunjungan rumah keluarga anak asuh.
- Menjaga hubungan baik dengan para relasi dan donator Panti
Asuhan Anak Shaleh melalui kunjungan rumah, dll
- Menerima dan melayani tamu yang datang ke Panti Asuhan Anak
Shaleh
- Membuat program kerja dan menyusun anggaran Panti Asuhan
Anak Shaleh dengan bagian pembukuan
- Mengontrol semua pendapatan dan pengeluaran Panti Asuhan
Anak Shaleh serta menandatangani semua laporan setiap
bulannya kepada Dinas Sosial Kota Bandung
b. Sekretaris
- Mengerjakan surat-menyurat lembaga, mengarsipkan surat
masuk dan surat keluar lembaga
- Melaksanakan urusan administrasi dan registrasi anak
- Mengatur semua surat dari donator/sponsor
- Mengagendakan kegiatan lembaga
- Mencatat/notulensi apabila ada rapat
c. Bendahara
- Melayani staf Panti Asuhan Anak Shaleh dan anak asuh dalam
hal yang berhubungan dengan keuangan
- Meminta persetujuan dari Kepala Panti Asuhan Anak Shaleh
apabila ada keperluan mendadak atau non rutin
50
- Menerima catatan perbelanjaan dari bagain perbelanjaan kantor
dan dapur setiap hari, kemudian menyerahkan pada bagian
pembukuan
- Mengecek semua pengeluaran rutin dan non rutin, apakah semua
sesuai dengan anggaran
- Membayar uang sekolah anak asuh setiap bulan, membayar
rekening listrik, telepon, gas, air, dan Koran pada waktu yang
telah ditentukan
- Mengirim setoran wajib serta mengambil rekening Koran dan
urusan bank setiap bulannya
- Mencatat dan menerima uang yang masuk serta memberikan
bukti penerimaan
d. Bagian Tabungan Anak
- Mengumpulkan dan menyimpan tabungan setiap anak asuh
- Mengatur keuangan anak, baik yang keluar maupun uang yang
masuk ke dalam tabungan setiap anak asuh
- Memastikan uang yang keluar untuk kepentingan serta kebutuhan
anak asuh
e. Bagian Asrama dan Rumah Tangga
- Mengatur/mereview menu makanan serta memeriksa pesanan
bahan makanan
- Mengawasi dan bertanggungjawab untuk persediaan bahan
makanan keluarga besar Panti Asuhan Anak Shaleh
- Menyediakan pakaian, peralatan, dan perlengkapan sekolah anak
- Bertanggungjawab dan mengatur bila ada tamu yang menginap di
Panti Asuhan Anak Shaleh
- Memeriksa kebersihan pakaian anak-anak
f. Bagian kebersihan dan kesehatan
- Mengatur jadwal kerja bakti anak asuh seminggu sekali
- Mengatur jadwal pengasuh dalam menjaga anak
51
- Memeriksa pekerjaan anak asuh dan pegawai Panti Asuhan Anak
Shaleh
- Mengontrol kesehatan anak asuh
- Mengontrol kebersihan diri anak asuh
- Mengatur jadwal potong rambut anak asuh
g. Bagian Dapur
- Bertanggungjawab menyediakan makanan bagi seluruh keluarga
Panti Asuhan Anak Shaleh
- Mengontrol belanja dan melihat menu setiap hari
- Menyediakan bekal anak asuh bila diperlukan
- Mencicipi dan mengolah makanan sehingga terasa anak
- Bertanggungjawab akan kebersihan dapur dan alat-alat dapur
h. Bagian Pengasuh/Urusan Anak
- Menjaga anak asuh pada waktu makan dan waktu menjelang tidur
serta membangunkan anak asuh pada waktu yang telah ditentukan
- Mendampingi dan menjaga anak asuh saat menonton TV
- Memandikan anak asuh yang masih kecil
- Mengontrol kebersihan pakaian anak asuh
- Memeriksa pakaian anak asuh apabila ada yang rusak perlu
dijahit
- Memberitahukan kepada bagain Rumah Tangga bila ada baju
yang harus diganti
52
3.2 Proses Awal Penentuan Kesepakatan antara Praktikan dengan Panti
Asuhan Anak Shaleh
Pada hari pertama kami datang ke Panti Asuhan Anak Shaleh, kami
disambut baik oleh pihak Panti Asuhan Anak Shaleh. Pertama kami
memperkenalkan diri kepada pihak Panti Asuhan Anak Shaleh dan menjelaskan
maksud dan tujuan kami datang ke Panti Asuhan Anak Shaleh. Kami langsung
diterima dengan baik karena sebelumnya juga sudah ada praktikan yang melakukan
praktikum di lembaga tersebut. Dan pada hari berikutnya kami langung
memberikan surat pengantar untuk perizinan praktikum agar kita dapat
melaksanakan praktikum di lembaga tersebut.
53
dengan baik dan kami mulai dengan pengenalan dan maksud tujuan kami
disana dan menjelaskan tentang ruang lingkup praktikum kepada Ibu Maida
dan beliau mulai memberikan beberapa informasi awal terkait panti.
54
di panti. Dari aspek planning, terdapat informasi dari profil kelembagaan
mengenai pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan secara
musyawarah sesuai dengan wewenang jabatan di LKSA Anak Shaleh. Analisis
mendalam terkait proses pengambilan keputusan akan dijelaskan selanjutnya.
Panti asuhan YAS (Yayasan Anak Shaleh) belum memiliki renstra menurut
penyampaian bu Rada dalam menjlankan panti akan tetapi ibu maida selaku
pemilik sudah memiliki rencana untuk menyusunnya diakhir tahun iniuntuk
tahun baru dan rencana untuk keuangan juga belum dianggarkan dan sistemnya
ketika butuh beli dan semua nota dikumpulkan akhir tahun dilaporkan ke
yayasan. Dan belum adanya perencanaan progam dimana beberapa kegiatan
penyambutan hari besar. Yayasan sendiri belum pernah melaksanakan progam
kerjasama dengan yayasan lain akan tetapi sering berkoordinasi mengenai
anak-anak dimana ketika ada anak yang harus ditampung dan yayasan tidak
menyanggupi akan dipindah ke panti lain karena tidak semua anak diterima di
panti ini karena harus melalui assesment dan terbatasnya sarana prasarana panti
sehingga anak bayi tidak diterima di panti anak shaleh ini. selain itu anak
jalanan juga tidak bisa masuk kedalam Panti yayasan anak Shaleh ini
dikarenakan kebijakan pengurus. Yayasan anak shaleh juga memiliki beberapa
link dari donatur yang membantu anak panti ini nantinya memperoleh
pekerjaan, misalnya: di hotel, rumah makan, dll. Dari diskusi dengan bu Rada
selaku pekerja sosial di panti kami membuat analisis SWOT awal sebagai
berikut:
55
ibu rumah tangga dia memiliki urusan rumah tangga yang harus dikerjakan
juga.
- Opportunities : Citra baik panti di lingkungan karena progam
santunan dhuafa membuat panti memiliki nama baik dan sangat diterima
masyarakat. Selain itu jejaring dinsos dan donatur memberikan kemudahan
dalam panti dimana beberapa donatur merupakan dokter dan psikolog yang
akan memberikan layanan gratis bagi anak panti dan pelatihan dinsos
memberikan pengetahuan baru bagi pengurus panti.
- Threat : Masalah anak yang sering menjadi bahasan seperti
anak tidak sekolah, sakit, dll dimana dalam rapat pengurus bersama mencari
solusi dan assesment segala aspek untuk mencari penyebab. Selain itu
birokrasi dari rumah sakit agak menyulitkan terutama rsud dimana
terkadang panti akhirnya mendaftar melalui jalur umum ketika ada anak
yang sakit berat dikarenakan sulitnya pengurusan jalur melalui surat
keterangan tidak mampu.
Untuk role model ibu Maida ketua panti melihat dari Rumah Yatim
dalam pengelolaan panti. Dalam penerimaan penghuni panti akan dilakukan
assesment terlebih dahulu dan yang menjadi prioritas merupakan kaum dhuafa
dan yatim piatu yang tidak ada keluarga yang bisa mengurus. Sedangkan aspek
yang di pertimbangkan dari si anak adalah: Lingkungan tinggalnya, ekonomi
keluarganya, dan akses sekolahnya.
56
seutuhnya diberikan kepada Kepala Panti yang berstatus sebagai Ibu dalam
keluarga. Hal tersebut menjadi kelemahan bagi pihak lembaga karena terdapat
kecenderungan mengenai keputusan yang terbentur atas batasan struktur
kekeluargaan dan tidak berlandaskan pada profesionalitas. Selain itu, beliau
juga menjelaskan bahwa status Panti Asuhan Anak Shaleh yang berada di
bawah Yayasan Anak Shaleh tidak menjadi hambatan untuk proses
pengambilan keputusan karena panti diberikan keleluasaan dalam pengambilan
keputusan terkait masalah yang sedang dihadapi. Secara struktural, pengurus
panti hanya bertanggungjawab untuk memberikan laporan sebulan sekali
kepada pihak yayasan.
57
beberapa CSR dan NGO untuk ikut membantu panti agar lebih baik terutama
pengadaan alat – alat kesehatan.
STRENGTH WEAKNESS
Pekerjaan berasas kekeluargaan. Asas keluarga dalam
Adanya transparansi mengenai pengambilan keputusan
masalah yang dihadapi panti, seringkali menjadikan kendala
Memiliki seorang perkerja sosial untuk panti terutama konteks
yang kompeten dan staf yang profesionalitas,
cekatan. Belum memiliki rencana strategis
jangka pendek atau rencana
strategis jangka panjang,
Minim SDM.
OPPORTUNITY THREAT
Memiliki citra baik dimasyarakat, Kekurangan SDM akan menjadi
Panti memiliki kewewenangan ancaman dimasa mendatang
sendiri dalam pengambilan seiring staff yang sering double
keputusan terkait masalah yang job akan banyak pula pekerjaan
dihadapi internal tanpa menunggu yang tak terselesaikan.
yayasan.
Strength (Kekuatan)
Pekerjaan yang berasas kekeluargaan membuat keterbukaan antar
pengurus panti dan mudahnya menyebarkan informasi antar karyawan
pengurus panti sehingga SDM yang ada di panti sangat baik dan berkualitas.
Adanya transparansi mengenai masalah yang dihadapi panti dan bahkan
pengurus diikutsertakan dalam setiap pengambilan keputusan ketika rapat
terutama saat terjadi masalah anak asuh. Memiliki seorang perkerja sosial
yang kompeten dan staf yang cekatan serta responsif dalam menyelesaikan
beberapa masalah dipanti.
58
Weakness (Kelemahan)
Asas keluarga dalam pengambilan keputusan seringkali menjadikan
kendala untuk panti terutama konteks profesionalitas. Kelemahan aspek
planning karena terkadang perencanaan dan pengambilan keputusan,
cenderung mengarah kepada persetujuan Kepala Panti yang berstatus
sebagai orangtua dalam keluarga. Belum memiliki rencana strategis jangka
pendek atau rencana strategis jangka panjang yang membuat arahan panti
masih sangat tergantung pendiri ( Ibu Siti) yang mana juga dalam keuangan
belum adanya rancangan anggaran membuat kesulitan dalam pembuatan
proposal pengajuan dana. Minimnya SDM menjadikan satu pekerjaan tidak
akan scepet diselesaikan karena disambi mengerjakan pekerjaan lainnya.
Opportunity (Kesempatan)
Memiliki citra baik dimasyarakat dikarenakan panti yang mendekati
warga sekitar dengan bentuk santunan kepada anak kurang mampu yang
tinggal disekitar panti yang mana menurut ibu Maida selaku ketua panti saat
ini ada sekitar 50 anak yang mampu disantuni panti diluar dari anak panti
yang berjumlah 30 anak. Panti memiliki kewewenangan sendiri dalam
pengambilan keputusan terkait masalah yang dihadapi internal tanpa
menunggu yayasan sehingga segala perubahan akan lebih cepat
dilaksanakan.
Threat (Ancaman)
Kekurangan SDM akan menjadi ancaman dimasa mendatang seiring
staff yang sering double job yang mana bila panti semakin besar dikemudian
hari akan terjadi masalah seperti banyak pekerjaan yang tak terselesaikan
baik dan diluar itu perkembangan panti sendiri akan tersendat dengan
minimnya SDM terutama yang bakal mengurusi administrasi panti,
dikarenakan ketua panti yang kewalahan mengurusnya karena sebagai ketua
panti merangkap juga sebagai bendahara.
59
Strength: Weakness:
Pekerjaan berasas Asas keluarga dalam
kekeluargaan. pengambilan
Adanya keputusan seringkali
transparansi menjadikan kendala
mengenai masalah untuk panti terutama
yang dihadapi konteks
panti, profesionalitas,
Memiliki seorang Belum memiliki
perkerja sosial rencana strategis
yang kompeten jangka pendek atau
dan staf yang rencana strategis
cekatan. jangka panjang,
Minim SDM.
Opportunity: SO: WO:
Memiliki citra Koordinasi dan Rencana strategis yang
baik pengambilan keputusan akan terbentuk serta
dimasyarakat, sudah cukup berjalan prekruitan SDM dapat
Panti memiliki dengan baik antara membangun panti
kewewenangan panti dan yayasan dan semakin baik dan besar.
sendiri dalam antar karyawan karena Selain itu hubungan
pengambilan mudah hubungan kekeluargaan yang
keputusan terkait kekeluargaan yang ada dibangun dapat semakin
masalah yang dalam yayasan dan diperkuat dengan
dihadapi internal panti. membangun pola
tanpa menunggu profesionalitas kerja.
yayasan.
60
3.3.2. Organizing
Pada hari Senin, 25 September praktikan mengunjungi lembaga untuk
menanyakan lembaga apakah lembaga memberikan izin kepada praktikan
untuk melakukan kegiatan praktikum di lembaga tersebut atau tidak. Perizinan
ini merupakan perzinan secara informal. Praktikan bertemu dengan Ibu Maida
yang dimana beliau merupakan bendahara Panti Asuhan Anak Sholeh
Bandung. Praktikan menyampaikan maksud untuk melakukan praktikum di
lembaga tersebut. Ibu maida memberikan izin dan meminta praktikan untuk
datang kembali ke lembaga dengan membawa surat perizinan dari pihak
fakultas.
61
menjelaskan ulang maksud dan tujuan kami karena khawatir terjadi kesalah
pahaman terkait pratikum yang dimana kami berkegiatan terhadap anak – anak
panti disana dan bukannya melakukan pratikum manajerial secara
kelembagaan. Kemudian juga disana pratikan berdiskusi mengenai beberapa
aspek POHFI yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Kalau yang dapat dilihat
dari aspek organizing, mekanisme pengambilan keputusan masih
mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan dan musyawarah untuk mufakat.
Selain itu, pratikan juga mendapatkan informasi terkait Yayasan Anak Sholeh
Bandung itu sendiri. Informasi yang pratikan dapatkan bahwasannya pada
Yayasan Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung. Terdapat beberapa unit yang
berfungsi untuk menyelaraskan arah gerak dan tujuan satu sama lain, yaitu
Rumah Aqiqah, Majelis Ta’lim, Rumah Tahfidz, DKM Masjid Al – Thaf dan
tentunya Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung itu sendiri. Penjelasan demi
penjelasan pun pratikan dapat, bahkan Ibu Rada sendiri yang berprofessi
sebagai pekerja sosial belum lama bekerja di Panti Asuhan Anak Sholeh
Bandung serta tenaga pekerja sosial baru hadir kurang lebih 1,5 tahun lamanya
di Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung.
62
yang berada disana belum tertuliskan jabatannya secara struktural serta pada
waktu itu ada wacana untuk mengganti dan merumuskan kembali visi, misi dan
tujuan dari pada Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung itu sendiri.
63
Pada tanggal 15 November 2017 kami kembali lagi ke Panti Asuhan
Anak Sholeh Bandung dengan agenda membahas rancangan startegis
(Planning) yang dimana baru nantu bisa diturunkan kepada aspek – aspek yang
lainnya, terutama pada aspek organizing kelembagaan Panti Asuhan Anak
Sholeh Bandung. Pratikan bertemu dengan Ibu Rada, Ibu Fitri dan Bapak Fuad
yang juga memiliki peran strategis dalam bidang kelembagaan di Yayasan
Anak Sholeh Bandung. Tentunya dalam perancangan visi dan misi lembaga
tentulah harus berasal dari Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung itu sendiri,
fungsi pratikan hanya memfailistasi dan membimbing dari pada pembuatan hal
tersebut. Sehingga pratikan memutuskan untuk memberikan waktu selama satu
pekan untuk nanti pada pertemuan selanjutnya dari pihak Panti Asuhan Anak
Sholeh Bandung sudah ada gambaran sementara terkait visi dan misi yang akan
dibawa selama Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung berdiri untuk ke
depannya.
64
Analisis Swot Organizing
STRENGTH WEAKNESS
Panti Asuhan Anak Sholeh Masih sering terjadinya double job
Bandung sudah memiliki Struktur atau terjadi tumpang tindih di
Organisasi dan Tata Kerja antara jabatan yang satu dengan
(SOTK). yang lain dalam melaksanakan
Sudah memilik Standar tugas.
Operasional Prosedur (SOP)
dalam melakukan pelayanan
sosial kepada anak asuh Panti
Asuhan Anak Sholeh Bandung.
Uraian tugas (job description)
masing-masing jabatan sudah
jelas terpaparkan pada SOTK.
Banyak di antara pengurus
lembaga panti asuhan berasal dari
kalangan keluarga.
Memiliki surat izin operasional
dari Dinas Sosial Kota Bandung
Telah bergabung dengan Forum
Komunikasi Panti Sosial Kota
Bandung.
OPPORTUNITY THREAT
Lembaga telah dikenal oleh Pengaruh kuat nilai kekeluargaan
masyarakat serta kepercayaan dapat menurunkan nilai
masyaraka terhadap lembaga professionalisme pengurus Panti
sangat baik. Asuhan Anak Sholeh Bandung.
Jejaring dan kerja sama antara Double job di antara jabatan satu
lembaga dapat memberikan dengan yang lainnya dapat
kemudahan bagi Panti Asuhan mempercepat proses burn out
Anak Sholeh Bandung dalam pengurus yang berdampak pada
melakukan pelayanan kesehatan menurunnya produktifitas kerja
maupun pendidikan. dalam melaksanakan pelayanan
sosial tersebut.
Tabel 3.4: Analisis SWOT Organizing
65
Berdasarkan assessment yang telah pratikan lakukan, didapakan hasil
assessment berupa analisis SWOT terhadapt aspek organizing sebagai berikut:
Strenght (Kekuatan)
Hasil assessment yang pratikan dapat terkait analisis swot pada aspek
strenght (kekuatan) yaitu berupa Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung sudah
memiliki Struktur Organisasi dan tata Kerja (SOTK) dalam pelaksanaan
manajerial organisasi Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung. Uraian tugas dari
pada masing – masing pengurus sudah tertuliskan didalam SOTK itu sendiri
sehingga ada pembagian peran dan fungsi dari pada masing - masing pengurus
dalam melaksanakan tugasnya. Ketika semuanya sudah tertuliskan dengan
jelas dan dapat berfungsi dengan baik, maka pratikan yakin akan terciptanya
lembaga professional dan berkualitas dalam melaksanakan pelayanan sosial
anak. Selain itu, Panti Asuhan Anak Sholeh Bandung juga sudah memiliki
standar operasional prosedur dalam melakukan proses pelayanan anak dalam
memenuhi segala kebutuhan anak asuh. Mulai dari agenda harian maupun
pekanan yang berfungsi untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan agar
terciptanya kepribadian yang unggul dan mandiri dalam menghadapi beragam
macam tantangan dalam kehidupan. Serta pendirian Panti Asuhan Anak Sholeh
Bandung sudah mengantongi surat izin dari Dinas Kota Bandung, sehingga
dalam pelaksanaannya sudah resmi secara hukum dan dapat menjadi mitra
antara kelembagaan, baik itu dengan pihak pemerintah atau swasta sekalipun.
66
dalam berjejaring dan membangun sinergitas antara lembaga dalam
mengoptimalkan unit – unit pendukung pada panti asuhan itu sendiri.
Weakness (Kelemahan)
Informasi hasil assessment yang pratikan dapatkan dalam aspek
kelemahan ialah masih sering terjadinya double job atau tumpang tindih peran
diantara jabatan yang satu dengan yang lainnya dalam melaksanakan tugas.
Faktor yang juga mempengaruhi hal tersebut adalah minimnya sumber daya
manusia untuk menjalankan tugas satu dengan yang lainnya sehingga
timbulnya tumpang tindah peran diantara sesama pengurus Panti Asuhan Kota
Bandung.
Opportunity (Peluang)
Tergabungnya Panti Asuhan Kota Bandung dalam Forum Komunikasi
Panti Asuhan Kota Bandung berdampak dapat bertambahnya jejaring dalam
membangun kerja sama antara lembaga dengan memberikan kemudahan bagi
Panti Asuhan Kota Bandung. Dalammelakukan pelayanan sosial anak, baik itu
pendidikan, kesehatan, maupun program peningkatan keterampilan yang
lainnya. Selain itu, Panti Asuhan Kota Bandung. telah dikenal baik dan sudah
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut sangat baik, buktinya dapat
kita lihat dari antusiasme masyarakat dalam memberikan bantuan secara
finansial ataupun berpartisipasi pada program – program yang lainnya.
Threat (Ancaman)
Setiap organisasi memiliki nilai dan ciri khas dari karakternya masing
– masing. Kalau dalam konteks Panti Asuhan Kota Bandung, lembaga ini
memiliki nilai kekeluargaan yang kuat satu sama lain. Akan tetapi, dari adanya
nilai kekeluargaan tersebut jika tidak sesuai porsi dan kondisi akan berdampak
pada menurunnya nilai professionalisme pengurus dalam melaksanakan peran
dan fugnsinya sebagai pengurus Panti Asuhan Kota Bandung. Selain itu, slaah
satu dampak dari adanya double job akan berpengaruh pada penurunan
produktifitas kerja pengurus karena belum bisa menjalankan tugas dan
fungsinya dengan baik, walaupun sudah tercantumkan dalam SOTK, tetapi
67
dalam praktiknya tentu akan menyesuaikan dengan fakta yang terjadi
sebagaimana fenomena tersebut hadir dalam kehidupan kelembagaan Panti
Asuhan Kota Bandung.
Strength : Weakness:
1. Panti Asuhan 1. Masih sering
Anak Sholeh terjadinya double
Bandung sudah job atau terjadi
memiliki Struktur tumpang tindih di
Organisasi dan tata antara jabatan yang
Kerja (SOTK). satu dengan yang
2. Sudah memilik lain dalam
Standar melaksanakan tugas.
Operasional
Prosedur (SOP)
dalam melakukan
pelayanan sosial
kepada anak asuh
Panti Asuhan
Anak Sholeh
Bandung.
3. Uraian tugas (job
description)
masing-masing
jabatan sudah jelas
terpaparkan pada
SOTK.
4. Banyak di antara
pengurus lembaga
panti asuhan
berasal dari
kalangan keluarga.
5. Memiliki surat izin
operasional dari
Dinas Sosial Kota
Bandung
6. Telah bergabung
dengan Forum
Komunikasi Panti
Sosial Kota
Bandung.
Opportunity : SO: WO:
1. Lembaga telah Yayasan Panti Pola kerja double job
dikenal oleh Asuhan Anak Sholeh merupakan penghambat
masyarakat serta Bandung sudah dalam
68
kepercayaan memiliki sistem pengoptimalisasian
masyaraka terhadap manajemen yang baik kinerja dan performa
lembaga sangat sehingga masyarakat lembaga sebagai tempat
baik. maupun pihak luar dalam menjalankan
2. Jejaring dan kerja sudah memiliki nilai pelayanan sosial kepada
sama antara lembaga trust kepada Panti anak, terlebih sudah
dapat memberikan Asuhan Anak Sholeh memiliki jejaring yang
kemudahan bagi Bandung dalam luas dan kepercayaan
Panti Asuhan Anak memberikan bantuan, dari masyarakat itu
Sholeh Bandung baik berupa matarial sendiri.
dalam melakukan maupun finansial.
pelayanan kesehatan
maupun pendidikan.
Threat : ST : WT :
1. Pengaruh kuat nilai
kekeluargaan dapat Sistem manajemen Minimnya pengurus
menurunkan nilai kelembagan kurang yang bertugas dalam
professionalisme didukung oleh menjalankan manajemen
pengurus Panti kuantitas SDM yang kelembagaan dapat
Asuhan Anak dapat berdampak pada berdampak pada
Sholeh Bandung. menurunnya nilai terjadinya tumpang
2. Double job di professionalitas dan tindih dalam melakukan
antara jabatan produktifitas kerja aktivitas kelembagaan
satu dengan para pengurus Panti dan menurunkan
yang lainnya Asuhan Anak Sholeh produkifitas kerja
dapat Bandung. Dampak pengurus itu sendiri.
mempercepat dapat berupa tumpang Terlebih kebanyakan
proses burn out tindih tugas dan fungsi pengurus berasal dari
pengurus yang masing – masing keluarga yang sama
berdampak pada pengurus dan burn out sehingga dikhawatirkan
menurunnya dalam melakukan dapat menurunnya nilai
produktifitas aktifitas kerjanya di professinalitas kerja
kerja dalam Panti Asuhan Anak dalam memainkan
melaksanakan Sholeh Bandung. peranannya sebagai
pelayanan sosial pengurus Panti Asuhan
tersebut. Anak Sholeh Bandung.
69
ini merupakan perzinan secara informal. Praktikan bertemu dengan Ibu Maida
yang dimana beliau merupakan Bendahara yayasan tersebut. Praktikan
menyampaikan maksud untuk melakukan praktikum di lembaga tersebut. Ibu
maida memberikan izin dan meminta praktikan untuk datang kembali ke
lembaga dengan membawa surat perizinan dari pihak fakultas
70
tersebut. Ibu Rada menjelaskan bahwa dirinya bekerja sebagai pekerja sosial
di lembaga tersebut kurang lebih 1,5 tahun lamanya. Beliau menjelaskan
bahwa dalam lembaga tersebut mayoritas penggurusnya adalah anggota
keluarga walaupun Ibu Rada bukan merupakan anggota keluarga. Pendaftaran
menjadi staff tidak melalu kualifikasi tertentu, hanya ada musyawarah antar
pengurus.
71
antar anggota (employee relations) dalam lembaga tersebut. Dikarenakan
lembaga tersebut memiliki asas dasar kekeluargaan maka sistem kerja yang ada
pada lembaga tersebut tidak terlalu kaku. Pengambilan keputusan dan lain-lain
dilakukan berdasarkan musyawarah bersama antar pengurus. Selain itu,
hubungan antar anggota di lembaga tersebut dekat sehingga antara anggota satu
dengan yang lain sering melakukan pekerjaan bersama.
STRENGTH WEAKNESS
Struktur Organisasi dan Tata Kurangnya SDM
mengakibatkan tumpang tindih
Kerja sudah di atur
pekerjaan
72
Jejaring dan kerjasama
lembaga memberikan
kemudahan dalam melakukan
pelayanan kesehatan maupun
pendidikan Panti Asuhan Anak
Shaleh dikenal baik oleh
masyarakat sekitar
Strengh (kekuatan)
Hasil assesment yang dilakukan pada Panti Asuhan Anak Shaleh yaitu
adanya Struktur Organisasi dan Tata Kelola yang sudah jelas di miliki oleh
lembaga tersebut. Oleh karena itu, pembagian kerja dan uraian tugas di setiap
anggota dan jabatannya sudah jelas. Struktur di suatu lembaga merupakan
faktor yang sama pentingnya dalam menentukan dan melihat cara kerja suatu
lembaga, yang mana dapat dianalisa melalui strukturnya yang tergambar dan
akan bisa diketahui bagian dan sub bagian, wewenang masing-masingnya serta
hubungan koordinasi antar bagian dan sub bagian dalam pelaksanaan tugas
serta tanggungjawab masing-masing berikut pembagian tugas berdasarkan
spesialisasi yang ada akhirnya menggambarkan saling ketergantungan antar
bagian dan sub bagian dalam suatu organisasi. Dengan adanya pembagian kerja
yang jelas, diharapkan pelaksanaan program kerja akan berjalan dengan baik
dan profesional.
73
Panti Asuhan Anak Shaleh sudah memiliki Standard Operating
Procedure (SOP) yang dimana hal ini sangat diperlukan untuk memudahkan
para angota bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya di bagiannya
masing-masing. Tujuannya adalah untuk menjelaskan perincian atau standard
yang tetap mengenai aktivitas program kerja yang di selenggarakan dalam
suatu lembaga. Dengan demikian maka lembaga akan dapat memberikan
pelayanan dengan baik.
Weakness (kelemahan)
Berdasarkan assesment yang dilakukan oleh praktikan, terdapat
kelemahan atau weakness dalam lembaga tersebut yaitu kurangnya SDM
dalam mengelola Panti Asuhan Anak Shaleh. Jumlah anggota yang tak lebih
dari 10 orang dalam mengurus aktivitas dan kegiatan yang ada di panti tersebut
membuat terjadinya peranan ganda dalam menjalankan fungsi dan peran setiap
anggotanya. Hal tersebut dapat berpengaruh pada turunnya profesionalitas
kerja anggotanya dalam melakukan tugasnya masing-masing. Selain itu,
kurangnya SDM dalam mengelola Panti Asuhan Anak Shaleh membuat anak
yang bukan pelajar menjadi kurang di perhatikan kegiatan sehari-harinya.
Dikarenakan tidak semua anak yang berada pada panti adalah usia sekolah,
maka terkadang anak-anak selain pelajar tidak terpantau kegiatannya di setiap
saat.
Opportunity (Peluang)
Panti Asuhan Anak Shaleh dikenal baik oleh masyarakat sekitar, hal
tersebut menjadi opportunity bagi lembaga tersebut karena akan berdampak
pada bertambahnya kepercayaan masyarakat sekitar terhadap lembaga. Hal ini
dapat menarik simpati donatur untuk memberika donasi terhadap lembaga
tersebut. Selain itu, akan memberikan kemudahan kepada lembaga untuk
melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya yang nantinya dapat
membantu keberlangsungan lembaga. Jejaring dan kerjasama lembaga yang
luas juga dapat memberikan kemudahan dalam melakukan pelayanan
74
kesehatan maupun pendidikan sebagai pelayanan yang dilakukan oleh lembaga
tersebut.
Threat (Ancaman)
Persaingan antar lembaga yang sejenis dengan sistem HRD yang lebih
baik
Strengh Weakness
75
Memiliki Standar Kurangnya SDM
dalam mengelola Panti
Operasional Prosedur
Asuhan Anak Shaleh
(SOP) membuat anak yang
bukan pelajar menjadi
kurang di perhatikan
kegiatan sehari-harinya
Opportunity SO WO
76
kesehatan maupun
pendidikan
Threat ST WT
77
3.3.4. Fundraising
Praktikan melakukan kontak pertama dengan pihak Panti Asuhan Anak
Shaleh yaitu saat kita pertama kali untuk bertanya apakah kita dapat melakukan
praktikum di Panti Asuhan Anak Shaleh pada tanggal 25 September 2017. Pada
hari itu praktikan hanya datang sekedar untuk berkenalan dengan pihak Panti
Asuhan Anak Shaleh yang disambut oleh Bu Fitri sebagai administrator di
Panti Asuhan Anak Shlaeh. Lalu lanjut pada tanggal 29 September 2017
praktikan melakukan perizinan yaitu pemberian surat izin dari fakultas untuk
melakukan pratikum. Praktikan datang ke kantor Panti Asuhan Anak Shaleh
dan disambut oleh administarator dari Panti Asuhan Anak Shaleh yaitu Teh
Fitri. Lalu kita dipertemukan dengan bendahara Panti Asuhan Anak Shaleh
yaitu Bu Maida yang merupakan anak dari pemilik Panti Asuhan Anak Shaleh.
Pada hari itu kita bercengkrama singkat mengenai Panti Asuhan Anak Shaleh
dan kita diizinkan untuk mengelilingi asrama Panti Asuhan Anak Shaleh.
78
“Rumah Aqiqah Anak Shaleh”. Rumah aqiqah merupakan salah satu kegiatan
fundraising terbesar yang dimiliki oleh Panti Asuhan Anak Shaleh. Rumah
Aqiqah Anak Shaleh adalah sebuah kegiatan fundraising di bidang penyedia
jasa aqiqah bagi masyarakat yang akan melaksanakan ibadah aqiqah. Panti
Asuhan Anak Shaleh terfokus kepada jasa penyedia domba dan katering untuk
membantu masyarakat agar lebih praktis menjalankan ibadah aqiqah bersama
keluarga. Pelayanan penjualan yang dilakukan oleh Panti Asuhan Anak Shaleh
adalah dengan langsung melihat dan memilih dombanya sendiri di kandang
dengan akses yang mudah untuk dilalui.
Sudah tertera pada web yang mereka sediakan bahwa 10% dari
keuntungan dari Rumah Aqiqag Anak Shaleh akan disisihkan untuk program
aqiqah yatim dan dhuafa. Akan tetapi yang menjadi hambatan yaitu web yang
sudah tersedia tidak dapat di kelola dengan baik oleh pihak panti asuhan
dikarenakan beberapa alasan tertentu. Seperti kurangnya SDM yang
berkompeten dalam bidang pengelolaan web tersebut.
79
Gambar 3.2: Tampilan Profile Website Rumah Aqiqah Anak Shaleh
80
Analisis Swot Fundraising
Fundraising adalah salah satu aspek dalam fungsi manajemen yang ada
di dalam sebuah organisasi yang mempunyai peran penting dalam proses
pendanaan bagi suatu lembaga. Fundraising tidak hanya bergerak dalam
bidang pencarian dana melainkan memperluas jaringan melalui kegiatan yang
dilakukan oleh pihak lembaga. Adapun hasil SWOT dalam bidang fundraising
yaitu:
STRENGTH WEAKNESS
Sistem kerja berazaskan Kurangnya pengetahuan untuk
kekeluargan pengadaan fundraising melalui
Selalu mengalami surplus di setiap pengajuan ke pihak lembaga terkait
periodenya Kurangnya SDM yang fokus
Memiliki sumber fundraising terhadap masalah fundraising
mandiri Tidak adanya alternatif fundraising
yang lebih beragam
Adanya tumpang tindih jobdesk
dalam mengurus fundraising
Tidak adanya rancangan anggaran
biaya yang disusun di awal sebelum
kegiatan-kegiatan dilaksanakan
OPPORTUNITY THREATH
Fundraising yang berjalan sudah Pemasukan terbanyak hanya dari
memiliki nama yang baik di mata donatur yang tertarik untuk
masyarakat berdonasi
Selalu ada donator yang tertarik Banyaknya lembaga dengan bidang
berdonasi untuk kegiatan yang sejenis yang membuat donatur
dilaksanakan untuk lembaga dengan kegiatan
sejenis tersebut terpecah
81
Tabel 3.6: Analisis SWOT Fundraising
Strength (Kekuatan)
Panti Asuhan Anak Shaleh menganut asas kekeluargaan dalam sistem
manajerial yang ada di Panti Asuhan Anak Shaleh. Hal tersebut menjadi
kekuatan untuk Panti Asuhan Anak Shaleh karena hubungan keluarga antar
pengurus Panti Asuhan Anak Shaleh menjadi suatu kemudahan dalam proses
perencanaan terkait kebijakan yang akan diambil pihak Panti Asuhan Anak
Shaleh. Masalah yang terjadi akan mudah diketahui oleh masing-masing
pengurus karena proses pertukaran informasi lebih cepat terjadi karena
hubungan kekeluargaan tersebut. Oleh karena itu, terdapat kekuatan yang
dimiliki yaitu pengurus dan anggota yang ada di dalam Panti Asuhan Anak
Shaleh melakukan kegiatan fundraising berdasarkan asas kekeluargaan,
sehingga seperti yang telah di jelaskan di atas hal tersebut dapat memudahkan
berjalannya sistem manajerial yang ada di Panti Asuhan Anak Shaleh. Hal
selanjutnya yang menjadi kekuatan bagi PAnti Asuhan Anak Shaleh yaitu
adanya kegiatan fundraising tetap yang selalu dilakukan oleh pihak Panti
Asuhan Anak Shaleh yaitu adanya “Rumah Aqiqah”, di mana kegaiatan
fundraising tersebut menjadi sumber tetap dan utama bagi Pihak Panti Asuhan
Anak Shaleh. Selain itu, Panti Asuhan Anak Shaleh selalu mengelola dana
yang mereka miliki sebaik mungkin sehingga di akhir periode per tahunnya
Panti Asuhan Anak Shaleh selalu mengalami surplus.
Weakness (Kelemahan)
Terbatasnya SDM yang dimiliki oleh Panti Asuhan Anak Shaleh
membuat tidak adanya bagian yang fokus untuk menangani bidang fundraising
ini. Sehingga peluang untuk mengembangkan kegiatan fundraising dengan
kaegiatan yang lebih bervaritif sulit untuk dilakukan. Dikarenakan kurangnya
SDM yang fokus terhadap fundraising Panti Asuhan Anak Shaleh, pihak Panti
82
merasa enggan untuk melakukan kegiatan fundraising lain dan fokus untuk
mengingkatkan satu kegiatan fundraising yang sudah mereka miliki.
Opportunity (Kesempatan)
Peluang yang diraskan oleh panti begitu beasar, dimana ketika
kurangnya pemasaran atau media informasi dan publikasi terkait kegiatan
fundraising yang sudah ada, akan tetapi masyarakat mengenal dan mengetahui
keberadaan kegiatan fundraising yang di lakukan oleh Panti Asuhan Anak
Shaleh. Panti yang posisinya di bawah yayasan, tetap memiliki wewenang
sendiri untuk mengambil keputusan sendiri terkait masalah yang dihadapi
panti. Kondisi tersebut menjadi kesempatan bagi panti dalam aspek
fundraising. Kesempatan yang dapat dimanfaatkan panti adalah melakukan
publikasi terkait kegiatan fundraising hanya dengan melalui cara door to door
atau mempublikasikan melalui sosial media para pengurus panti asuhan. Hal
tersebut menunjukan bawha Panti Asuhan Anak Shaleh sudah mempunyai
kepercayaan yang sangat besar dari masyarakat.
Threat (Ancaman)
Tantangan yang mungkin terjadi dari kondisi kepengurusan panti dan
yayasan yang juga berasaskan kekeluargaan adalah tidak adanya
perkembangan dalam kegiatan fundraising karena banyak kemungkinan terjadi
persaingan dengan lembaga yang bergerak dibidang yang sama dan lembaga
tersebut telah memiliki banyak kegiatan fundraising sehingga lebih cepat untuk
mendapatkan sumber dana melalui orang-orang yang berkompeten dibidang
tersebut.
83
Strength : Weakness:
1. Sistem kerja 1. Kurangnya
berazaskan pengetahuan untuk
kekeluargan pengadaan
2. Selalu mengalami fundraising melalui
surplus di setiap pengajuan ke pihak
periodenya lembaga terkait
3. Memiliki sumber 2. Kurangnya SDM
fundraising yang fokus
mandiri terhadap masalah
fundraising
3. Tidak adanya
alternatif
fundraising yang
lebih beragam
4. Adanya tumpang
tindih jobdesk
dalam mengurus
fundraising
5. Tidak adanya
rancangan
anggaran biaya
yang disusun di
awal sebelum
kegiatan-kegiatan
dilaksanakan
Opportunity : SO WO:
a. Fundraising yang Sistem kerja yang Dengan ada adanya
berasaskan kekeluargaan kepercayaan dari
berjalan sudah
mencipatkan timbulnya masyarakat sekitar
memiliki nama rasa kepercayaan dari mengenai kegiatan
masyarakat mengenai fundraising maka
yang baik di mata
produk layanan yang seharusnya pihak
masyarakat diberikan oleh Panti panti membuat
Asuhan Anak Shaleh, kegiatan fundraising
b. Selalu ada donator
sehingga selalu terdapat baru guna
yang tertarik mendapatkan sumber
84
berdonasi untuk surplus keuangan setiap dana yang lebih
periodenya mencukupi dari
kegiatan yang
sebelumnya. Dan
dilaksanakan untuk meningkatkan
ketertartikan
masyarakat terhadap
kegiatan Panti
Asuhan Anak Shaleh
yang lain, perlu
dibuat sebuah
Rancangan Anggaran
Biaya setiap
periodenya.
Threat : ST : WT :
Pemasukan terbanyak Bekerjasama dengan Penigkatan media
donatur tetap untuk informasi dan SDM
hanya dari donatur melakukan kegiatan yang berkompeten
yang tertarik untuk fundraising baru sehingga dalam aspek
meminimalisir persaingan fundraising agar
berdonasi antar lembaga yang eksistensi lembaga
Banyaknya lembaga bergerak dibidang yang semakin meningkat.
sama. Dan selanjutnya Dan mencari sumber
dengan bidang sejenis mencari sumber dana lain dana lain untuk
yang membuat donatur untuk tindakan preventif memenuhi setiap
kurangnya pemasukan dari kebutuhan Panti
untuk lembaga dengan pihak donatur Asuhan Anak Shaleh
kegiatan sejenis
tersebut terpecah
85
Pada tanggal 17 Oktober 2017, praktikan kembali mengunjungi panti.
Tujuan pada hari tersebut untuk mengetahui keadaan sistem infomasi yang
dimiliki oleh pihak panti diantara pengurus panti atau internal. Praktikan
mendapatkan informasi, bahwa pengurus panti tidak memiliki grup atau forum
komunikasi dengan seluruh pengurus panti yang menggunakan media sosial,
seperti Whatsapp atau Line. Selama ini yang terjadi, semua informasi tidak
langsung hanya disampaikan dari pimpinan langsung kepada pengurus yang
bersangkutan.
86
Gambar 3.3: Tampilan website Yayasan Anak Shaleh
87
STRENGH WEAKNESS
Penyebaran informasi yang Kekurangan SDM yang
baik di antara sesama dapat mengelola sistem
pengurus panti. informasi panti melalui
Rapat rutin tiga bulan sekali. media sosial.
Memiliki perangkat Tidak adanya media sosial
multimedia yang cukup bersama (grup) untuk
memadai. pengurus panti
Memiliki media sosial yang
dapat digunakan sebagai
media sosialisasi.
OPPORTUNITY THREAT
Banyaknya media sosial yang Kalah saing dengan
dimiliki untuk sosialiasi Lembaga serupa yang telah
dengan pihak eksternal. memanfaatkan teknologi
Masyarakat semakin up to dengan maksimal dan konsep
date dengan memanfaatkan yang matang.
teknologi.
Tabel 3.8 : Analisis SWOT Sistem Informasi
Strenght
88
Anak Shaleh pun telah mempunyai media sosial online maupun langsung yang
digunakan sebagai sarana sosialisasi kepada pihak eksternal, seperti website
dan brosur/pamphlet.
Weakness
Hasil analisis SWOT yang terjadi pada Panti Asuhan Anak Shaleh,
menunjukkan bahwa kekurangan yang dimiliki adalah belum terpenuhinya
jumlah SDM yang memadai untuk bekerja fokus pada pengelolaan sistem
informasi (media sosial) yang dimiliki oleh panti. Hal tersebut mengakibatkan
terbengkalainya website yang dimiliki oleh panti, karena SDM yang ada tidak
hanya mengerjakan satu bidang pekerjaan dan belum tercapainya tujuan dari
pembuatan akun media sosial. Kemudian tidak adanya media komunikasi
bersama antar pengurus panti, sehingga terkadang salah satu di antara pengurus
panti terlambat mengetahui informasi penting jika tidak dihubungi oleh
pimpinan panti.
Opportunity
Peluang yang ada dalam pemanfaatan sistem informasi yang maksimal,
cukup besar karena tanpa harus bersusah payah bertemu langsung dengan
pihak eksternal, pihak panti sudah dapat dengan mudah mensosialisaikan
berbagai hal yang ada di panti dengan cakupan masyarakat yang lebih luas.
Sejalan dengan perkembangan zaman, pengemasan media sosial yang menarik
dapat membuat pihak eksternal lebih tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai kehidupan di dalam Panti Asuhan Anak Shaleh.
Threat
Panti Asuhan Anak Shaleh bukan merupakan satu-satunya lembaga
yang ada. Ada banyak lembaga serupa yang sudah memiliki sistem informasi
dengan pemanfaatan yang maksimal. Dengan keadaan panti yang belum dapat
memanfaatkan sistem informasi dengan baik, terutama media sosial untuk
sosialisasi dengan pihak eksternal, lama-kelamaan akan tersusul oleh lembaga
lain yang mempunyai inovasi dan menjadi lebih dikenal masyarakat. Walaupun
penyampaian melalui media sosial bukanlah menjadi satu-satunya sarana,
89
tetapi jika dimanfaatkan dengan baik akan memberikan dampak yang lebih
banyak daripada sebelumnya.
Strength: Weakness:
Penyebaran Kekurangan
informasi yang SDM yang dapat
baik di antara mengelola
sesama
sistem informasi
pengurus panti.
panti melalui
Rapat rutin tiga
bulan sekali. media sosial.
Memiliki Tidak adanya
perangkat media sosial
multimedia bersama (grup)
yang cukup untuk pengurus
memadai.
panti
Memiliki
media sosial
yang dapat
digunakan
sebagai media
sosialisasi.
Opportunity: SO: WO:
90
dengan tujuan yang pengelolaan data
maksimal dan diinginkan tidak secara rutin.
konsep yang tercapai.
matang.
Tabel 3.9 : Matriks Hasil Analisis SWOT Sistem Informasi
91
harus bekerja merangkap di kemudian hari dapat dihindari. Oleh karena itu,
perlu dibuatnya perencanaan untuk pengembangan sumber daya manusia
dalam manajemen lembaga melalui mekanisme perekrutan secara
professional dan dengan pembuatan Susunan Organisasi dan tata kerja
(SOTK) dan Standar Operasional (SOP) untuk mengatur dan mengevaluasi
hasil kerja para pengurus sesuai dengan konteks profesionalitas.
3.4.2 Organizing
Program utama panti adalah pendidikan dan pengajaran. Hal ini adalah
sebuah ide konkrit dari peningkatan pendidikan dan keagamaan karena akan
membuat lebih terarahnya tujuan dalam mendidik serta membina mereka.
Untuk itu, hampir semua anak asuh berstatus pelajar. Baik itu di tingkat SD,
SLTP, dan juga SMA/SMK. Selain itu, program harian yang diterapkan di
Panti Asuhan ini seperti halnya sistem sebuah asrama. Dua hal inilah yang
92
membuat yang membuat panti asuhan ini terlihat sedikit berbeda dari Panti
asuhan lainya di kota Bandung.
Jika melihat dari masih adanya staff yang memiliki double job, maka
praktikan dan pihak-pihak dari lembaga mendiskusikan untuk membuka
volunteer dalam mempermudah pelaksanaan program kerja lembaga. Dalam
hal ini rencana intervensi yang akan dilaksanakan oleh praktikan dan lembaga
adalah membuka volunteer dengan memanfaatkan media sosial yang ada
seperti pada website www.indorelawan.org yang merupakan website untuk
para relawan yang ingin menjadi relawan ataupun lembaga yang akan
mewadahi setiap relawan yang ingin ikut berpastisipasi pada kegiatan
lembaga tersebut.
93
Gambar 3.4 website Indorelawan.org
3.4.4 Fundraising
Pada era globalisasi saat sekarang ini banyak sekali media yang dapat
digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Untuk kegiatan
fundraising pada Panti Asuhan Anak Shaleh ini kita juga dapat
memanfaatkan kecanggihan teknologi yang sudah dapat dijangkau
oleh setiap kalngan. Ada beberapa rekomendasi kegiatan yang
sebaiknya dilaksanakan pada bidang fundraising ataupun budgeting
yang praktikan usulkan kepada Panti Asuhan Anak Shaleh, yaitu :
Memanfaatkan website-website penggalangan dana untuk mendanai
beberapa kegiatan bagi anak asuh pada Panti Asuhan Anak Shaleh
Menyusun proposal pengajuan kebutuhan barang-barang sehari-sehari
anak asuh, seperti alat mandi, obat-obatan, dll ke perusahaan
penghasil barang-barang kebutuhan sehari-hari tersebut
Merancang anggaran dana pada awal periode guna untuk menjadi
bahan pertimbangan pada setiap pengeluaran, dan untuk memudahkan
promosi kepada pihak donator mengenai kebutuhan yang dibutuhkan
dalam setahun.
94
3.4.5 Information System Management
Pencapaian yang dilakukan setelah menganalisis kelebihan dan
kekurangan secara langsung dari Panti Asuhan Anak Shaleh adalah menyusun
perencanaan intervensi pada bagian manajemen sistem informasi. Perencanaan
intervensi kepada lembaga dilakukan dengan melakukan wawancara untuk
mendapatkan data yang akurat guna mendukung manfaat yang tepat bagi
lembaga terkait bidang sistem informasi. Praktikan mendapatkan berbagai
informasi penting dari segi kelebihan maupun kekurang yang dimiliki lembaga
pada bidang sistem informasi. Hasil yang didapat kemudian dianalisis dengan
menggunakan SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, Threat). Berdasarkan
hasil analisis tersebut, intervensi yang direncanakan oleh praktikan dalam
rangka membantu mengembangkan sistem informasi dengan keadaan
kekurangan SDM adalah
1. Menyusun timeline atau jadwal pembaharuan media sosial yang tidak
menyulitkan pengurus, seperti memperbaharui website sebulan sekali
dengan konten yang dirangkum berisikan foto kegiatan dan keterangan
singkat mengenai kegiatan tersebut.
2. Memanfaatkan dengan maksimal media sosial yang dapat diperbaharui
dengan mudah, seperti facebook dan Instagram yang dapat langsung
diperbaharui melalui smartphone saat acara berlangsung atau pasca acara.
3. Membuat grup atau forum komunikasi bagi pengurus panti melalui
Whatsapp atau Line yang dapat membantu untuk mempermudah
penyampaian informasi umum kepada seluruh pengurus panti, selain itu
juga dapat membuat pengurus panti tidak ketinggalan zaman untuk
memanfaatkan teknologi yang ada.
95
Rencana terminasi akan dilaksanakan setelah program tersebut selesai
dilaksanakan.
BAB IV
EVALUASI
Dari proses praktikum yang telah dilaksanakan terdapat beberapa hal yang menjadi
rekomendasi dari praktikan untuk lembaga Panti Asuhan Anak Shaleh yang
diharapkan dapat diperbaiki kedepannya
1. Planning
2. Organizing
3. Human Resources Development
4. Fundraising
5. Information System Manangement
Perlu adanya Sumber Daya Manusia yang fokus kepada bidang fundraising
lembaga dan diharapakan dapat menyusun anggaran lalu berusaha untuk mencari
sumber dana lain ke perusahaan, NGO, atau lembaga yang tertarik dengan kegiatan
kemanusiaan yang dilaksanakan oleh Panti Asuhan Anak Shaleh
96
BAB V
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil assesment dan intervensi yang telah dilakukan selama masa
praktikum, dapat disimpulkan bahwa Panti Asuhan Anak Shaleh sudah memahani
setiap aspek-aspek yang seharusnya ada pada sebuah lembaga. Namun dalam
pelaksanaannya setiap bidang yang dilaksnakan terdapatnya tumpah tindih oleh
satu orang dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Sehingga tujuan yang
diharapakan belum tercapai secara maksimal.
Pada bidang fundraising, Panti Asuhan Anak Shaleh sudah memiliki laporan
keuangan yang dibuat setiap tahunnya. Dan laporan itu diberikan kepada donator
yang telah berdonasi untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan. Namun sayangnya
belum ada Rancangan Anggaran Dana yang seharusnya disusun pada awal periode
yang berguna untuk proposal pengajuan pengadaan bantuan terhadap kegiatan-
kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan.
5.1.1 Planning
Hasil kegiatan praktikum manajemen lembaga di dalam bidang planning
melalui kegiatan assessment mendapatkan suatu kesimpulan tentang belum
dimilikinya perencanaan strategis (Renstra) oleh Panti Asuhan Yayasan Anak
Sholeh menjadi suatu fokus yang ada di lembaga. Belum dimilikinya rencana
strategis jangka pendek dan jangka panjang tentunya akan menjadi masalah bagi
panti seiring panti yang semakin besar. Hasil assessment dianalisis menggunakan
analisis SWOT.
97
Weakness dan Opportunity menghasilkan kesimpulan bahwa rencana strategis yang
belum terbentuk dapat segera terbentuk dengan baik dikarenakan hasil kerja sama
dengan pekerja sosial dalam pelatihan pertama sudah menghasilkan konsep awal
yang mana nantinya akan merujuk kepada gambaran rencana strategis lembaga,
Prekruitan SDM yang mana merupakan salah satu fokus dapat membangun panti
semakin baik dan besar dikemudian hari apalagi hubungan atau asas kekeluargaan
yang dibangun dapat semakin diperkuat dengan membangun pola profesionalitas
kerja antar karyawan dan tidak terjadinya overlaping job yang mana berdampak.
Rekomendasi yang praktikan susun diatas dirumuskan dalam bentuk kegiatan
perencanaan Strategis Lembaga Panti Asuhan Anak Sholeh dan telah disampaikan
oleh praktikan kepada Ibu Siti sebagai pimpinan Panti Asuhan Anak Sholeh dan
Ibu Maida selaku staff yang sering menangani masalah planning dalam manajemen
lembaga.
5.2. Saran
98
dari pemaparan praktikan mengenai analisis SWOT terhadap aspek planning dalam
lembaga. Oleh karena itu, saran untuk aspek planning adalah segera
diselesaikannya rencana strategis jangka panjang dan jangka pendek lembaga agar
lembaga makin menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Time Table Praktikum Manajemen Lembaga Panti Asuhan Anak Shaleh
NO KETERANGAN
WAKTU KEGIATAN OUTPUT
. WAKTU
Senin, 25 Perizinan Perkanalan singkat
September secara informal mengenai kesediaan
2017 ke Panti lembaga untuk dijadikan
1.
Asuhan Anak tempat pratikum manajemen
Sholeh lembaga.
Bandung
Rabu, 29 Konfirmasi Pratikan diterima secara
September Perizinan dan resmi oleh Panti Asuhan
2017 perkenalan Anak Sholeh Bandung untuk
umum tentang melakukan proses
2.
Panti Asuhan pembelajaran pratikum
Anak Sholeh manajemen lembaga dan
Bandung menceri tahu informasi
secara umum tentang Panti
99
Asuhan Anak Sholeh
Bandung.
Kamis, 12 Memastikan Menjelaskan ulang maksud
Oktober Status dan tujuan pratikum itu
2017 Perizinan sendiri, dan juga
Praktikum dan mendapatkan gambaran
melakukan umum tentang Panti Asuhan
3. indentifikasi Anak Sholeh Bandung,
POHFI secara aspek POHFI dan sistem
umum. manajemen pemberian
pelayanan sosial yang
dilakukan oleh Panti Asuhan
Anak Sholeh Bandung.
Rabu, 18 Mendapatkan Mencari tahu informasi lebih
Oktober profil Panti detail mengenai
2017 Asuhan Anak kelembagaan Panti Asuhan
Sholeh Anak Sholeh Bandung.
Bandung dan Sekaligus pada waktu itu
berdiskusikan Pratikan mendapatkan
4.
hal tersebut, keinginan maupun harapan
khususnya bahwasannya ingin adanya
pada aspek perubahan profil panti itu
POHFI itu sendiri karena belum
sendiri. diperbaharui semenjak tahun
2015.
Kamis, 9 Mendiskusikan Menggali informasi lebih
November Profil Panti dalam terkait profil panti
2017 Asuhan Anak dan mulai melakukan
Sholeh
assessment kelembagaan
Bandung.
berupa analisi SWOT
5. karena ternyata pengurus
Panti Asuhan Anak Sholeh
Bandung ingin membuat
rancangan startegis dari
pada lembaganya itu sendiri.
100
startegis dengan melibatkan
seluruh elemen Panti
Asuhan Anak Sholeh
Bandung.
101