Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN

PADA ANAK “D” DENGAN KETERLAMBATAN PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN DI PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes

Oleh :

ARDIYANSYAH SURYANI
NIM. 2020080174

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HUSADA JOMBANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Anak D Dengan Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan Di


PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes telah disahkan oleh pembimbing pada :
Tanggal : 14 Oktober 2021

Jombang, 14 Oktober 2021


Mahasiswa,

ARDIYANSYAH SURYANI
NIM. 2020080174

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik


Program Studi Profesi Bidan
STIKES Husada Jombang

Lilis Suryawati, SST., M.Kes Nurul Hidayati, SST., M.Tr.Keb

Mengetahui,

Ketua STIKES Husada Jombang Ketua Program Studi


Pendidikan Profesi Bidan

Dra.Hj. SOELIJAH HADI, M.Kes.MM ZENY FATMAWATI, SST., M.PH


NPP. 010201001 NPP. 010305020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat
dan anugerah-Nya sehingga Laporan Asuhan Kebidanan keluarga berencana di Praktek Mandiri
Bidan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak selama
menyelesaikan Laporan ini, tidak akan mungkin dapat penulis selesaikan dengan baik. Dalam
penyusunan Laporan ini, penyusun banyak mendapat bimbingan dan dukungan serta arahan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM.selaku Ketua STIKES Husada Jombang, yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Zeny Fatmawati, SST., M.PH selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKES
Husada Jombang.
3. Lilis Suryawati, SST., M.Kes selaku pembimbing di PMB
4. Nurul Hidayati, SST., M.Tr.Keb.,selaku pembimbing akademik dalam penyusunan laporan
stase II ini.
5. Ibu, Ayah, suami tercinta serta putra putriku yang senantiasa memberikan motivasi serta
bantuan materiil dan spiritual yang tiada henti.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan kesempatan,
dukungan dan bantuan dalam penyelesaian laporan stase II ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Kebidanan

Jombang, 14 Oktober 2021


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................................ i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan ..................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ................................... 8
1. Pengertian .......................................................................... 8
2. Ciri-ciri dan prinsip-prinsip tumbuh kembang anak .......... 8
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang
Anak.........................................................................................10
4. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau............................15
5. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita.........................................15
6. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak.....................................16
7. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan..............................17
8. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak..................21
9. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional......................30
10. Deteksi Dini Masalah Mental Emosional pada Anak..............31
11. Deteksi Dini Autis pada anak...................................................32
12. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas
34
B. Penilaian Status Gizi......................................................................36
1. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi..................................36
2. Jenis Penilaian Status Gizi.......................................................38
3. Kebutuhan Gizi Bayi dan Balita..............................................40
BAB III ASUHAN KEBIDANAN
A. Subyektif ................................................................................. 47
B. Obyektif ................................................................................... 49
C. Analisis Data ........................................................................... 55
D. Penatalaksanaan ....................................................................... 56
4. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menaikan berat badan
41
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intraseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat, serta
perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan serta sosialisasi
dan kemandirian (Kemenkes RI, 2016 : 04).
Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tahap ini menyangkut
adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya meliptu perkembangan, emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan (Sulistyawati, 2017 : 01).
Stimulasi atau kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan,
stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan
orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota
keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-
masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat
menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang
menetap kemapuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa
serta kemampuan sosialisasi dan kemamdirian (Kemenkes RI, 2016 : 11).
Terkait hal diatas Keterlambatan tumbuh kembang pada anak dikarenakan
kurangnya orang tua mengenal tanda bahaya perkembangan anak, kurangnya
pemeriksaan deteksi dini atau skrining perkembangan pada anak dan kurangnya
keterlibatan langsung orang tua dengan anak atau stimulasi dari selain orang tua.
Akan sangat berpengaruh, seorang ibu yang berpengetahuan tentang stimulasi dini
dengan ibu yang berpengetahuan stimulasi dini yang rendah akan beresiko lebih
besar untuk mengalami dugaan keterlambatan perkembangan (Jurnal unimus,
2016 : 115).
Masalah yang akan terjadi tidak hanya keterlambatan perkembangan seperti
yang dijelaskan diatas tetapi Adapun faktor penghambat perkembangan lain
terhadap balita yaitu gizi kurang, gizi kurang merupakan salah satu masalah
kesehatan yang berkontribusi terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia
(SDM) di Indonesia. Asupan gizi dengan kualitas dan kuantitas yang baik sangat
dibutuhkan terutama pada usia balita karena pertumbuhan dan perkembangan fisik
serta kognitif sedang tumbuh dengan pesat pada tahap usia tersebut ( jurnal undip,
2017 : 778).
World Health Organisation (WHO) menunjukkan prevalensi disabilitas
Intelektual anak usia dibawah sepuluh tahun pada tahun 2010 di dunia sebesar
1,3% dan di Asia Tenggara sebesar 1,19 % , (jurnal unisayogya, 2016).
Sedangkan di Indonesia terdapat 19.971.366 dimana sebanyak 27% balita terdapat
gangguan perkembangan ( jurnal unimus, 2016 hal : 115).
Prevalensi pertumbuhan menurut WHO pada tahun 2002 menyebutkan
penyebab kematian anak balita urutan pertama disebabkan gizi kurang dengan
angka 54%. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2010, secara
nasional prevalensi balita gizi buruk sebesar 4,9% dan kekurangan gizi 17,9%.
Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia masih terdapat balita dengan gizi buruk
dan kekurangan gizi sehingga pembangunan di Indonesia belum sepenuhnya
mampu meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia (jurnal andalas, 2015 :
255).
Dan ditemukan wilayah provinsi Lampung terdapat balita dan anak
prasekolah berjumlah 1.055.526 jiwa, yang telah dilakukan deteksi dini tumbuh
kembang sebanyak 238,240 jiwa (26,38%), sedangkan target yang telah
ditetapkan untuk deteksi dini balita dan prasekolah adalah 60%, angka ini
menunjukkan bahwa cakupan sasaran deteksi dini tumbuh kembang (DDTK)
masih belum mencapai target dan berdasarkan kesehatan lampung timur pada
tahun 2015 bulan desember terdapat balita dan anak prasekolah yang telah
dilakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang anak sebanyak 88.503 jiwa
(89,07%) dan pada tahun 2016 bulan juni sebanyak 22.237 jiwa (22,38%).
Berdasarkan pada tahun 2015 sampai 2016 terdapat penurunan yang cukup
signifikan dari hasil pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang balita dan anak
prasekolah di kabupaten lampung timur (Dinkes Lam-tim, 2016)
Berdasarkan riset daerah provinsi Lampung ditemukan prevalensi gizi kurang
di provinsi Lampung adalah 17,5% dan sudah mencapai dan sudah mencapai
target nasional perbaikan gizi pada tahun 2015 (20%) dan MDGS (18,5%) dari 10
kabupaten/kota hanya ada 2 kabupaten yang belum mencapai target MDGS yaitu
kabupaten Tanggamus dan Lampung utara (Riskesdas, 2007:20)
Di wilayah lampung Timur terdapat 14 kasus gizi kurang dengan jenjang
pendidikan orang tua setingkat SMA yaitu 29%, jenjang pendidikan orang tua
SMP sebanyak 50%, kasus dengan jenjang pendidikan orang tua tingkat SD
sebanyak 21% dari data tersebut kasus gizi kurang terbanyak adalah dari
kelompok dengan jenjang pendidikan orang tua setingkat SMP yaitu 50% (Dinkes
Lam-Tim, 2017 : 43)
Gizi kurang pada balita dapat menyebabkan kecerdasan anak terganggu,
menurunnya produktivitas anak serta rendahnya kemampuan kognitif dan
menyebabkan terganggunya Perkembangan anak sehingga bisa menyebabkan
keterlambatan perkembangan (jurnal undip, 2017 : 778).
Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 08 maret 2019 di PMB yusriyana
Karyamukti lampung timur pada bulan maret-mei 2019 diperoleh data Balita
umur 1-3 tahun sebanyak 120 balita dan balita dengan gizi kurang sebanyak 3
balita (2,5%) dan dampak yang ditimbulkan oleh gizi kurang mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan dan perkembngan serta balita akan rentan terhadap
penyakit sampai terjadi kematian, maka penulis tertarik mengambil kasus dengan
judul “Asuhan kebidanan balita dengan Keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan pada An. D di PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes dengan
menggunakan manajemen Asuhan kebidanan menurut SOAP.

B. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan uraian di latar belakang ditemukan rumusan masalah pada
studi kasus ini adalah “Asuhan Kebidanan Pada Anak D dengan Keterlambatan
Pertumbuhan dan Perkembangan menggunakan manajemen asuhan kebidanan
menurut SOAP.”

C. Tujuan Penyusunan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada An. D Dengan Keterlambatan
Pertumbuhan dan Perkembangan Di PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes
dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut SOAP, subyek
kasus adalah anak usia 4 tahun dengan waktu asuhan 14 Oktober 2021

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan pengkajian data pada An. D dengan Gangguan pertumbuhan
dan perkembangan di PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes
b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada An. D dengan
Ketrelambatan Pertumbuhan dan Perkembangan di PMB Lilis Suryawati,
SST., M.Kes.
c. Melakukan asuhan kebidanan pada An. D dengan Keterlambatan
Pertumbuhan dan perkembangan di BPM PMB Lilis Suryawati, SST.,
M.Kes .
d. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada An.
D dengan Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan di PMB Lilis
Suryawati, SST., M.Kes.
e. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada An.
D dengan Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan di PMB Lilis
Suryawati, SST., M.Kes
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


1. Pengertian
Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). (Adriana,
2017 :03). Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan serta
sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2012 : 04).
2. Ciri-ciri dan Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia
pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bias
berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri
anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis
karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak
sehat, bertambah umur, bertambah berat, dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya.
Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ
tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju
ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)
e. Perkembangan memiliki tahap yag berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak
terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat
gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya. Proses
tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling
berkaitan (Kemenkes RI, 2012 :4-5).
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,
sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan
perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak
memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan
potensi yang dimiliki anak.
2) Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan
berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi
berkesinambungan (Kemenkes RI, 2012 :05).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal
yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara
lain :
a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
1) Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak
memiliki faktor herediter ras/bangsa indonesia atau sebaliknya.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,
pendek, gemuk atau kurus.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
4) Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat
daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas,
pertumbuhan anak laki- laki lebih cepat.
5) Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak
yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
6) Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan
pertumbuhan seperti pada sindroma Down‟s dan sindroma Turner‟s.

b. Faktor luar (eksternal)


1) Faktor Prenatal
a) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
b) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
seperti club foot.
c) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid, dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
d) Endokrin
Diabetes meilitus dapat menyebabkan mekrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal.
e) Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan
jantung.
f) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo Virus Herpers simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin ; katarak, bisu tuli, mikrosefali,
retardasi mental, dan kelainan jantung kongenital.
g) Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang
akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
i) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain.
2) Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
3) Faktor Pascasalin
a) Gizi : Untuk tumbuh kembang bayi, dperlukan zat makanan yang
adekuat.
b) Penyakit kronis/kelainan kongenital : Tuberkulosis, anemia, kelainan
jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan janin.
c) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup
yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari ,
paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d) Psikologis
Hubungan anak dengan prang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
diketahui oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
e) Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
g) Lingkungan pengasuh
Pada lingkungan pengasuh, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
h) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
i) Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan (Kemenkes RI, 2012 : 5-7)
4. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian- bagian
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis,
dan sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya (Kemenkes RI,
2012 :07)
5. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat
stimulasi rutun sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.
Stimulasi tumbuh kembang anak di lakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan
orang terdekat dengan anak.kurangnya stimulasi dapat menyebabkan
penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap
(Kemenkes RI, 2016 : 11).
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak ,ada beberapa prinsip dasar
yang perluu di perhatikan ,yaitu sebagai berikut :
a. Stimulasi di lakukan dengan di landasi rasa cinta dan kasih sayang .
b. Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
tingkah laku orang-orang yang terdekat dengan nya.
c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak .
d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,
bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman .
e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,
terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak .
f. Gunakan alat bantu /permainan yang sederhana ,aman dan ada disekitar
anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
h. Anak selalu di beri pujian, bila perlu diberikan hadiah untuk
keberhasilannya.

6. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


Melakukan deteksi dini Tumbuh Kembang artinya melakukan
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara
dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, makan intervensi akan
lebih mudah dilakukan (Kemenkes RI, 2012 : 40).
7. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Deteksi dini penyimpanggan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui/
menentukan satus gizi kurang /buruk Dan mikro/macrosefal.
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan di lakukan di semua tingkat
pelayanan. Adapun pelaksanaan dan alat yang di gunakan adalah sebagai
berikut.
Tabel 1
Pelaksana Deteksi Dini Gangguan pertumbuhan

Tingkat Alat dan bahan yang


Pelaksana Yang dipantau
Pelayanan digunakan
Keluarga  Orang tua.  Buku KIA Berat Badan
Masyarakat  Kader kesehatan.  Timbangan dacin
 Pendidik PAUD,  Timbangan digital
Petugas BKB, (untuk anak > 5 thn)
petugas TPA dan  Alat ukur tinggi
Guru TK. badan/panjang badan
Puskesmas Tenaga kesehatan Buku KIA  Panjang/
terlatih SDIDTK:  Tabel/Grafik BB/TB Tinggi
 Dokter  Tabel/Grafik TB/U Badan
 Bidan  Grafik LK  Berat
 Perawat  Timbangan Badan
 Ahli gizi  Alat ukur tinggi  Lingkar
 Tenaga badan/panjang kepala
kesehatan badang
lainnya  Pita pengukur
lingkar kepala
(Kemenkes.RI, 2016 : 20)

a. Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (bb/tb)


Tujuan pengukuran BB/TB adalah menentukan status gizii anak
normal,kurus,kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran bb/ tb di
sesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita (Kemenkes
RI, 2016 : 27).
Cara pengukuran berat badan/tinggi badan sesuai tabel sebagai berikut:

Tabel 2
Cara pengukuran berat badan /tinggi badan

No Cara pengukuran
1 Menggunakan timbangan bayi
1. Timbangan bayi di gunakan untuk menimbang anak sampai umur 2
tahun atau selama anak masih bisa berbaring /duduk tenang `
2. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang
3. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka o
4. Bayi sebaiknya telanjang tanpa topi,kaos kaki sarung tangan
5. Baringkan bayi dengan hati=hati di atas timbangan .
6. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
7. Baca angka yang di tunjukan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
8. Bila bayi terus menerus bergerak,perhatikan gerakan jarum,baca
tengah-tengah gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
2. Menggunakan timbangan injak
1. Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak.
2. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka O.
3. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai
alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.
4. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan.
Sumber : Kemenkes RI, 2016 : 18 stimulasi, Deteksi Tumbuh Kembang Anak

Tabel 3
Cara pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) sesuaitabel berikut.

No Cara pengukuran
1 Cara mengukur dengan posisi berbaring:
1. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
2. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
3. Kepala bayi menempel pada pembatas angka O.
4. Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap
menempelpada pembatas angka 0 (pembatas kepala).
5. Petugas 2: tangan kiri menekan lutu bayi agar lurus, tangan
kananmenekan batas kaki ke telapak kaki
Petugas 2: membaca angka di tepi di luar pengukur
Gambar 1
Pengukuran Panjang Badan dengan Cara Berbaring
2 Gara mengukur dengan posisi berdiri
1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
2. Berdiri tegak menghadap kedepan.
3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
5. Baca angka pada batas tersebut.

Gambar 2
Pengukuran Tinggi Badan dengan Cara Berdiri
Sumber : Kemenkes RI, 2016 :18-19 stimulasi, Deteksi Tumbuh Kembang
Anak

Penggunaan Tabel BB/TB


1) Ukur tinggi/panjang dan timbang berat badan anak, sesuai cara diatas.
2) Lihat kolom Tinggi/Panjang Badan anak yang sesuai dengan hasil
pengukuran.
3) Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan) sesuai
jenis kelamin anak, cari angka berat badan yang terdekat dengan berat badan
anak.
4) Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui
angka Standar Deviasi (SD).
5) Untuk menentukan bagaimana dengan status gizi anak tersebut, menggunakan
grafik WHO 2006 dan terdapat pada buku KIA revisi 2015.
b. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)
1) Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui
lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal.
2) Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Umur 0–11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12–72
bulan, pengukuran dilakukan setiap enam bulan. Pengukuran dan penilaian
lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
3) Cara mengukur lingkaran kepala
4) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis
mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang.
5) Baca angka pada pertemuan dengan angka O.
6) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.
7) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan
jenis kelamin anak.
8) Buat garis yang menghubungkan ukuran yang lalu dengan ukuran
sekarang.

Gambar 3
Pengukuran Lingkar Kepala
Sumber : Kemenkes RI, 2012 : 19 stimulasi, Deteksi Tumbuh Kembang Anak

a) Interpretasi
(1) Apabila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam ”jalur
hijau”, lingkaran kepala anak normal.
(2) Apabila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar ”jalur hijau”,
lingkaran kepala anak tidak normal.
(3) Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal
(4) apabila berada di atas ”jalur hijau” dan mikrosefal apabila berada
di bawah ”jalur hijau”.
b) Intervensi
Apabila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera dirujuk ke
rumah sakit.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA An. D UMUR 4 TAHUN
DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN

A. Data Subyektif (S)

1. Identiatas Anak dan Orang Tua


Nama Anak : An. D
Jenis Kelamin : perempuan
Tanggal Lahir : 15 April 2017

Anak ke :2

Nama ibu : Ny. H Nama Ayah : Tn. J

Umur : 39 tahun Umur : 45 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa Suku/Indonesia: Jawa

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Karya mukti RT 02 Alamat : Karya mukti RT 02

2. Anamnesa Tanggal 7 Oktober 2021 Pukul 16.00 WIB


a. Riwayat Kehamilan
Selama hamil kondisi ibu baik, pada bulan pertama kehamilan ibu
mengalami mual muntah tapi mulai menghilang seiring bertambahnya usia
kehamilan. Ibu mendapat vitamin, tambah darah ibu mengatakan
emeriksakan kandungannya rutin satiap bulan atau sewaktu waktu jika ada
keluhan ke Bidan.
b. Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan melahirkan secara spontan pervaginam dengan usia
kehamilannya 40 minggu di PMB. Waktu melahirkan 15 April 2017
dengan jenis kelamin perempuan, BB : 2800 gram, PB 48 cm.
c. Riwayat Penyakit Yang Lalu dan saat ini
Ibu mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat penyakit yang diderita lalu
dan saat ini.
3. Imunisasi (sudah/belum),usia di Imunisasi
BCG : sudah, usia 1 bulan
DPT I : sudah, usia 2 bulan
DPT II : sudah, usia 3 bulan
DPT III : sudah, usia 4 bulan
Polio : sudah, usia 1,2 bulan Campak : sudah, usia 9 bulan
Hepatitis I : sudah, usia 1 bulan Hepatitis II : sudah, usia 2 bulan
Hepatitis III : sudah, usia 3 bulan

4. Pola Kebutuhan Dasar


Nutrisi : Saat ini anak makan dengan 3x sehari dalam porsi banyak.
Makan dengan sayur, lauk pauk dan minum air putih.
Eliminasi : Saat ini BAK ±8x sehari, BAB ±2x sehari feses lunak
bau khas
Personal hygiene : Saat ini mandi 2x sehari pagi dan sore hari
Istirahat : Saat ini anak jarang tidur siang dan malam tidur ± 8
jam sehari
Aktifitas : Saat ini anak aktif bermain dengan teman-temannya.

5. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Saat Ini


Ibu mengatakan pertumbuhan dan perkembangan anak nya hingga saat ini
normal seperti pada anak umumnya.

B. Data Objektif (O)


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
a. Kesadaran : Compos mentis
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
UUK : Datar
UUB : Datar
Bentuk kepala : Bulat, simetris
Keadaan : Rambut hitam, bersih, sedikit
Lingkar Kepala : 49 cm
b. Mata
Bentuk Mata : Simetis ka/ki
Strabismus : Tidak ada
Konjugtiva : merah muda
Sklera : Tidak ikteri
c. Hidung
Bentuk : Simetris
Lubang Hidug : Ada terbentuk sempurna
Keadaan : Bersih
Lendir / Sekret : Tidak ada
d. Mulut
Bentuk : Simetris
Palatum : Normal
Reflek : Baik
Gusi : Normal
Bibir : Bersih, normal
Stomatitis : Tidak ada
Caries : Tidak ada
e. Telinga
Posisi : Memanjang
Bentuk : Simetris
Lubang : Ada dan tidak ada serumen
Leher : Kepala bisa bergerak normal
f. Dada
Posisi : Simetris
Suara pernafasan : Tidak terdengar ronchi dan wheezing
Tarikan dinding dada : Tidak Ada
Bunyi Jantung : Lup-Dup
g. Perut
Bentuk : Bulat
Pembesaran abnormal : Tidak ada
h. Punggung
Tonjolan Tulang Punggung : Tidak ada
i. Ekstremitas
Ekstremitas Atas : Lengkap tanpa cacat
Ekstremitas Bawah : Lengkap tanpa cacat
Pergerakan : Aktif
j. Genetalia
Jenis kelamin : perempuan
Keadaan : normal

3. Pemeriksaan KPSP dengan Menggunakan KPSP Form 30 bulan


1 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti : Gerak halus Ya Tidak
baju, rok, atau celananya (topi dan kaos √
tidak ikut dinilai
2 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Gerak Ya Tidak
Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi Kasar √
tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak
membolehkan anak naik tangga atau anak
harus berpegangan pada seeorang
3 Tanpa bimbingan, petunjuk dan bantuan Gerak halus Ya Tidak
anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar √
paling sedikit satu bagian badannya
4 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa Gerak kasar Ya Tidak
banyak tumpah ? √
5 Dapatkah anak membantu memungut Bicara & Ya Tidak
mainannya sendiri atau membantu bahasa √
mengangkat piring jika diminta?
6 Dapatkah anak menendang bola kecil Gerak kasar Ya Tidak
(sebesar bola tenis) ke depan tanpa √
berpegangan pada apapun ?

7 Bila diberi pensil dapatkah anak mencoret- Gerak kasar Ya Tidak


coret kertas tanpa bantuan/petunjuk ? √
8 Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus Gerak halus Ya Tidak
satu persatu diatas kubus yang lain tanpa √
menjatuhkan kubus itu ?
9 Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada Gerakhalus Ya Tidak
saat berbicara seperti “minta minum”, “mau √
tidur” ?
10 Dapatkah anak menyebutkan 2 diantara Bicara & Ya Tidak
gambar-gambar ini tanpa bantuan bahasa √

Analisa data: Bila jawaban “Ya” = 9-10 maka perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan (S). Bila jawaban “Ya” = 7-8 maka perkembangan anak
meragukan (M). Bila jawaban “Ya” = 6 atau kurang maka kemungkinan ada
penyimpangan.Dengan menggunakan KPSP form 30 bulan didapatkan hasil
jawaban “Ya” = 8 maka perkembangan An. D adalah “Meragukan”.
4. PemeriksaanTes daya dengar (TDD) menurut umur anak

Umur 2-3 tahun Ya Tidak


Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir √
anda, tanyakan pada anak : “pegang matamu”, “pegang kakimu”.
Apakah anak memegang mata dan kakinya dengan benar ?
Pilih gambar dari majalah atau buku bergambar. Tutup mulut anda √
dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir anda, tanyakan
pada anak: “Tunjukan gambar kucing (atau
anjing,kuda,mobil,orang rumah,bunga,dan sebagainya)? “dapatkah
anak menunjukkan gambar yang dimaksud dengan benar ?
Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir √
anda, perintahkan anak untuk mengerjakan sesuatu seperti:
“berikan boneka itu kepada saya”, “Taruh kubus-kubus ini diatas
meja/kursi”, dan sebagainya. Apakah anak dapat mengerjakan
perintah tersebut dengan benar

Analisa data: Bila ada satu atau lebih jawaban „Tidak‟ kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran.
Didapatkan hasil dengan jawaban “Tidak” = 0, maka pada An. D tidak mengalami
gangguan pendengaran
5. Pemeriksaan Tes Daya Lihat

Analisa data : Bila anak tidak dapat mencocokkan sampai baris ke tiga
poster E dengan kedua matanya, maka diduga anak mengalami gangguan
daya lihat. Didapatkan hasil anak dapat mencocokan sampai baris ke tiga
poster E, maka pada An. D tidak mengalami gangguan daya lihat.

6. Pemeriksaan Perkembangan Mental Emosional (Kmee)

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak anda sering kali terlihat marah tanpa sebab √
yang jelas ?
(seperti banyak menangis, mudah ersinggung atau bereaksi
berlebihan terthadap hal-hal yang sudah biasa dihadapinya)
2. Apakah anak anda tampak menghindardari teman-teman √
atau anggota keluarganya ?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa
sedih sepanjang waktu, khilangan minat terhadap hal-hal
yang biasa sangat dinikmati )
3. Apakah anak anda terlihat berprilaku merusak dan √
menentang terhadap lingkungan disekitarnya ?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkli
melakukan perbuatan yangberbahaya bagi dirinya, atau
menyiksa binatang atau anak-anak lainnya)
Dan tampak tidak pedui dengan nasihat-nasihat yang sudah
diberikan kepadanya ?
4. Apakah anak anda memperlihtkan adanya perasaan √
ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat
dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain
seusianya ?
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena √
adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih
perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam
aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya ?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan √
sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan
membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola √
tidur ?
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari,
sering terbangun sewaktu tidur malam oleh karena mimpi
buruk, mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan ? √
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebih atau tidak
mau makan sama sekali)
9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit √
perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya ?
10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau √
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya ?
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran √
perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya ?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak
mau berpisah dengan orang tua /pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan ang berulang-
ulang tanpa alasan yang je;as ? √
FORMULIR DETEKSI DINI
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)

Keterangan :
Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
Nilai 3 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
Nilai 4 : jika keadaan tersebut selalu ditemukan pada anak
Jika nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH

Kegiatan yang diamati 0 1 2 3


1. Tidak kenal lelah √
2. Mudah menjadi gembira, implusive √
3. Mengganggu anak-anak lain √
4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, √
rentang perhatian pendek
5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala √
secara terus menerus
6. Kurang perhatian, mudah teralihkan √

7. Permintaanya harus segera terpenuhi, mudah menjadi √


frustasi
8. Sering dan mudah menangis √

9. Suasana hati mudah berubah dengan cepat dan drastis √

10.Ledakan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak √


terduga
Jumlah 0 1 2

Nilai total 1
C. A: ANALISIS DATA

Diagnosa : An. D usia 4 tahun dengan gangguan pertumbuhan dan


perkembangan.
Dasar :
DS :

1. Ibu mengatakan anaknya lahir pada tanggal 15 april 2017


2. Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat
DO:
1. Keadaan umum : Baik
2. Berat badan : 9,3 Kg
3. Tinggi Badan : 84 cm
4. Lingkar Kepala : 49 cm
5. Pemeriksaan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) :Jumlah
jawaban“Ya” = 8, maka perkembangan An. D Meragukan
6. Pemerikaan TDD (Tes Daya Dengar): Jumlah jawaban “Tidak” = 0, maka
pada An.A tidak mengalami gangguan pendengaran
7. Pemeriksan TDL (Tes Daya Lihat) : Jumlah jawaban “Tidak” = 0, maka
pada An. A tidak mengalami gangguan pendengaran
8. Pemeriksaan pertumbuhan
BB : 9,3 kg
TB : 84 cm

Masalah : Balita dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

D. P: PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan pada anak


didapat bahwa anak mengalami keterlambatan pertumbuhan atau kurus.
Berat badan : 9,3 kg
Tinggi badan : 84cm
LK : 49 cm
2. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan KPSP skor anak yang
berarti tumbuh kembang anak meragukan dan belum sesuai.
3. Menganjurkan ibu untuk menstimulasi anaknya setiap hari selama 2
minggu dan akan dibantu oleh mahasiswa dalam melakukan stimulasi.
4. Menganjurkan ibu agar memantau pola makan anak dan menambahasupan
makanan yang tinggi karbohidrat,
5. Menjalin hubungan baik antara ibu dan keluarga dengan cara
berkomunikasi yang baik pada keluarga
(Hubungan baik antara ibu dan bidan telah terjalin)
6. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang gizi yang baik pada balita,
serta memberikan penjelasan tentang pola makan yang baik pada balita.
(Ibu sudah mengerti tentang apa itu gizi yang baik serta cara menjaga
pola makan anak)
7. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan kebutuhan nutrisi kepada anak
dengan gizi yang seimbang seperti mengonsumsi sayuran hijau dan
makanan bergizi.
(ibu mengerti dan akan memberikan nutrisi yang cukup untuk anak)
8. Menjelaskan ibu untuk memberikan makanan tambahan seperti susu dan
biskuit.
(ibu bersedia untuk memberikan makanan tambahan)
9. Menjelaskan ibu untuk membawa balitanya ke posyandu dengan rutin
untuk mengetahui pertumbuhan anak
(Ibu mengerti dan akans selalu membawa anaknya ke posyandu secara
rutin)
10. Menjelaskan ibu agar anak tetap istirahat yang cukup, agar kondisi anak
baik.
(Ibu mengerti dan akan menganjurkan sang anak agar beristrahat
dirumah)
11. Menjelaskan ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan
kesehatan guna memeriksakan keadaan balitanya
(ibu akan membawa sang balita ke pelayanan kesehatan untuk dilakukan
pemeriksaan lagi).

EVALUASI
S : IBU MENGATAKAN mengerti penjelasan bidan dan akan memantau anaknya
dengan baik
O: ibu mampu menjawab dan mengulangi lagi penjelasan
A : anak dengan gizi kurang
P : kontrol ulang 2 minggu lagi

Anda mungkin juga menyukai