Oleh :
ARDIYANSYAH SURYANI
NIM. 2020080174
ARDIYANSYAH SURYANI
NIM. 2020080174
Mengetahui,
Puji syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat
dan anugerah-Nya sehingga Laporan Asuhan Kebidanan keluarga berencana di Praktek Mandiri
Bidan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak selama
menyelesaikan Laporan ini, tidak akan mungkin dapat penulis selesaikan dengan baik. Dalam
penyusunan Laporan ini, penyusun banyak mendapat bimbingan dan dukungan serta arahan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM.selaku Ketua STIKES Husada Jombang, yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Zeny Fatmawati, SST., M.PH selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKES
Husada Jombang.
3. Lilis Suryawati, SST., M.Kes selaku pembimbing di PMB
4. Nurul Hidayati, SST., M.Tr.Keb.,selaku pembimbing akademik dalam penyusunan laporan
stase II ini.
5. Ibu, Ayah, suami tercinta serta putra putriku yang senantiasa memberikan motivasi serta
bantuan materiil dan spiritual yang tiada henti.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan kesempatan,
dukungan dan bantuan dalam penyelesaian laporan stase II ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Kebidanan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan ..................................................................................... 5
A. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intraseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat, serta
perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan serta sosialisasi
dan kemandirian (Kemenkes RI, 2016 : 04).
Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tahap ini menyangkut
adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya meliptu perkembangan, emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan (Sulistyawati, 2017 : 01).
Stimulasi atau kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan,
stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan
orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota
keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-
masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat
menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang
menetap kemapuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa
serta kemampuan sosialisasi dan kemamdirian (Kemenkes RI, 2016 : 11).
Terkait hal diatas Keterlambatan tumbuh kembang pada anak dikarenakan
kurangnya orang tua mengenal tanda bahaya perkembangan anak, kurangnya
pemeriksaan deteksi dini atau skrining perkembangan pada anak dan kurangnya
keterlibatan langsung orang tua dengan anak atau stimulasi dari selain orang tua.
Akan sangat berpengaruh, seorang ibu yang berpengetahuan tentang stimulasi dini
dengan ibu yang berpengetahuan stimulasi dini yang rendah akan beresiko lebih
besar untuk mengalami dugaan keterlambatan perkembangan (Jurnal unimus,
2016 : 115).
Masalah yang akan terjadi tidak hanya keterlambatan perkembangan seperti
yang dijelaskan diatas tetapi Adapun faktor penghambat perkembangan lain
terhadap balita yaitu gizi kurang, gizi kurang merupakan salah satu masalah
kesehatan yang berkontribusi terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia
(SDM) di Indonesia. Asupan gizi dengan kualitas dan kuantitas yang baik sangat
dibutuhkan terutama pada usia balita karena pertumbuhan dan perkembangan fisik
serta kognitif sedang tumbuh dengan pesat pada tahap usia tersebut ( jurnal undip,
2017 : 778).
World Health Organisation (WHO) menunjukkan prevalensi disabilitas
Intelektual anak usia dibawah sepuluh tahun pada tahun 2010 di dunia sebesar
1,3% dan di Asia Tenggara sebesar 1,19 % , (jurnal unisayogya, 2016).
Sedangkan di Indonesia terdapat 19.971.366 dimana sebanyak 27% balita terdapat
gangguan perkembangan ( jurnal unimus, 2016 hal : 115).
Prevalensi pertumbuhan menurut WHO pada tahun 2002 menyebutkan
penyebab kematian anak balita urutan pertama disebabkan gizi kurang dengan
angka 54%. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2010, secara
nasional prevalensi balita gizi buruk sebesar 4,9% dan kekurangan gizi 17,9%.
Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia masih terdapat balita dengan gizi buruk
dan kekurangan gizi sehingga pembangunan di Indonesia belum sepenuhnya
mampu meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia (jurnal andalas, 2015 :
255).
Dan ditemukan wilayah provinsi Lampung terdapat balita dan anak
prasekolah berjumlah 1.055.526 jiwa, yang telah dilakukan deteksi dini tumbuh
kembang sebanyak 238,240 jiwa (26,38%), sedangkan target yang telah
ditetapkan untuk deteksi dini balita dan prasekolah adalah 60%, angka ini
menunjukkan bahwa cakupan sasaran deteksi dini tumbuh kembang (DDTK)
masih belum mencapai target dan berdasarkan kesehatan lampung timur pada
tahun 2015 bulan desember terdapat balita dan anak prasekolah yang telah
dilakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang anak sebanyak 88.503 jiwa
(89,07%) dan pada tahun 2016 bulan juni sebanyak 22.237 jiwa (22,38%).
Berdasarkan pada tahun 2015 sampai 2016 terdapat penurunan yang cukup
signifikan dari hasil pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang balita dan anak
prasekolah di kabupaten lampung timur (Dinkes Lam-tim, 2016)
Berdasarkan riset daerah provinsi Lampung ditemukan prevalensi gizi kurang
di provinsi Lampung adalah 17,5% dan sudah mencapai dan sudah mencapai
target nasional perbaikan gizi pada tahun 2015 (20%) dan MDGS (18,5%) dari 10
kabupaten/kota hanya ada 2 kabupaten yang belum mencapai target MDGS yaitu
kabupaten Tanggamus dan Lampung utara (Riskesdas, 2007:20)
Di wilayah lampung Timur terdapat 14 kasus gizi kurang dengan jenjang
pendidikan orang tua setingkat SMA yaitu 29%, jenjang pendidikan orang tua
SMP sebanyak 50%, kasus dengan jenjang pendidikan orang tua tingkat SD
sebanyak 21% dari data tersebut kasus gizi kurang terbanyak adalah dari
kelompok dengan jenjang pendidikan orang tua setingkat SMP yaitu 50% (Dinkes
Lam-Tim, 2017 : 43)
Gizi kurang pada balita dapat menyebabkan kecerdasan anak terganggu,
menurunnya produktivitas anak serta rendahnya kemampuan kognitif dan
menyebabkan terganggunya Perkembangan anak sehingga bisa menyebabkan
keterlambatan perkembangan (jurnal undip, 2017 : 778).
Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 08 maret 2019 di PMB yusriyana
Karyamukti lampung timur pada bulan maret-mei 2019 diperoleh data Balita
umur 1-3 tahun sebanyak 120 balita dan balita dengan gizi kurang sebanyak 3
balita (2,5%) dan dampak yang ditimbulkan oleh gizi kurang mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan dan perkembngan serta balita akan rentan terhadap
penyakit sampai terjadi kematian, maka penulis tertarik mengambil kasus dengan
judul “Asuhan kebidanan balita dengan Keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan pada An. D di PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes dengan
menggunakan manajemen Asuhan kebidanan menurut SOAP.
B. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan uraian di latar belakang ditemukan rumusan masalah pada
studi kasus ini adalah “Asuhan Kebidanan Pada Anak D dengan Keterlambatan
Pertumbuhan dan Perkembangan menggunakan manajemen asuhan kebidanan
menurut SOAP.”
C. Tujuan Penyusunan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada An. D Dengan Keterlambatan
Pertumbuhan dan Perkembangan Di PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes
dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut SOAP, subyek
kasus adalah anak usia 4 tahun dengan waktu asuhan 14 Oktober 2021
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan pengkajian data pada An. D dengan Gangguan pertumbuhan
dan perkembangan di PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes
b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada An. D dengan
Ketrelambatan Pertumbuhan dan Perkembangan di PMB Lilis Suryawati,
SST., M.Kes.
c. Melakukan asuhan kebidanan pada An. D dengan Keterlambatan
Pertumbuhan dan perkembangan di BPM PMB Lilis Suryawati, SST.,
M.Kes .
d. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada An.
D dengan Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan di PMB Lilis
Suryawati, SST., M.Kes.
e. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada An.
D dengan Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan di PMB Lilis
Suryawati, SST., M.Kes
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2
Cara pengukuran berat badan /tinggi badan
No Cara pengukuran
1 Menggunakan timbangan bayi
1. Timbangan bayi di gunakan untuk menimbang anak sampai umur 2
tahun atau selama anak masih bisa berbaring /duduk tenang `
2. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang
3. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka o
4. Bayi sebaiknya telanjang tanpa topi,kaos kaki sarung tangan
5. Baringkan bayi dengan hati=hati di atas timbangan .
6. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
7. Baca angka yang di tunjukan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
8. Bila bayi terus menerus bergerak,perhatikan gerakan jarum,baca
tengah-tengah gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
2. Menggunakan timbangan injak
1. Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak.
2. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka O.
3. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai
alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.
4. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan.
Sumber : Kemenkes RI, 2016 : 18 stimulasi, Deteksi Tumbuh Kembang Anak
Tabel 3
Cara pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) sesuaitabel berikut.
No Cara pengukuran
1 Cara mengukur dengan posisi berbaring:
1. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
2. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
3. Kepala bayi menempel pada pembatas angka O.
4. Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap
menempelpada pembatas angka 0 (pembatas kepala).
5. Petugas 2: tangan kiri menekan lutu bayi agar lurus, tangan
kananmenekan batas kaki ke telapak kaki
Petugas 2: membaca angka di tepi di luar pengukur
Gambar 1
Pengukuran Panjang Badan dengan Cara Berbaring
2 Gara mengukur dengan posisi berdiri
1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
2. Berdiri tegak menghadap kedepan.
3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
5. Baca angka pada batas tersebut.
Gambar 2
Pengukuran Tinggi Badan dengan Cara Berdiri
Sumber : Kemenkes RI, 2016 :18-19 stimulasi, Deteksi Tumbuh Kembang
Anak
Gambar 3
Pengukuran Lingkar Kepala
Sumber : Kemenkes RI, 2012 : 19 stimulasi, Deteksi Tumbuh Kembang Anak
a) Interpretasi
(1) Apabila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam ”jalur
hijau”, lingkaran kepala anak normal.
(2) Apabila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar ”jalur hijau”,
lingkaran kepala anak tidak normal.
(3) Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal
(4) apabila berada di atas ”jalur hijau” dan mikrosefal apabila berada
di bawah ”jalur hijau”.
b) Intervensi
Apabila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera dirujuk ke
rumah sakit.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA An. D UMUR 4 TAHUN
DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN
Anak ke :2
Analisa data: Bila jawaban “Ya” = 9-10 maka perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan (S). Bila jawaban “Ya” = 7-8 maka perkembangan anak
meragukan (M). Bila jawaban “Ya” = 6 atau kurang maka kemungkinan ada
penyimpangan.Dengan menggunakan KPSP form 30 bulan didapatkan hasil
jawaban “Ya” = 8 maka perkembangan An. D adalah “Meragukan”.
4. PemeriksaanTes daya dengar (TDD) menurut umur anak
Analisa data: Bila ada satu atau lebih jawaban „Tidak‟ kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran.
Didapatkan hasil dengan jawaban “Tidak” = 0, maka pada An. D tidak mengalami
gangguan pendengaran
5. Pemeriksaan Tes Daya Lihat
Analisa data : Bila anak tidak dapat mencocokkan sampai baris ke tiga
poster E dengan kedua matanya, maka diduga anak mengalami gangguan
daya lihat. Didapatkan hasil anak dapat mencocokan sampai baris ke tiga
poster E, maka pada An. D tidak mengalami gangguan daya lihat.
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak anda sering kali terlihat marah tanpa sebab √
yang jelas ?
(seperti banyak menangis, mudah ersinggung atau bereaksi
berlebihan terthadap hal-hal yang sudah biasa dihadapinya)
2. Apakah anak anda tampak menghindardari teman-teman √
atau anggota keluarganya ?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa
sedih sepanjang waktu, khilangan minat terhadap hal-hal
yang biasa sangat dinikmati )
3. Apakah anak anda terlihat berprilaku merusak dan √
menentang terhadap lingkungan disekitarnya ?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkli
melakukan perbuatan yangberbahaya bagi dirinya, atau
menyiksa binatang atau anak-anak lainnya)
Dan tampak tidak pedui dengan nasihat-nasihat yang sudah
diberikan kepadanya ?
4. Apakah anak anda memperlihtkan adanya perasaan √
ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat
dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain
seusianya ?
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena √
adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih
perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam
aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya ?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan √
sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan
membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola √
tidur ?
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari,
sering terbangun sewaktu tidur malam oleh karena mimpi
buruk, mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan ? √
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebih atau tidak
mau makan sama sekali)
9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit √
perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya ?
10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau √
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya ?
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran √
perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya ?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak
mau berpisah dengan orang tua /pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan ang berulang-
ulang tanpa alasan yang je;as ? √
FORMULIR DETEKSI DINI
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)
Keterangan :
Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
Nilai 3 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
Nilai 4 : jika keadaan tersebut selalu ditemukan pada anak
Jika nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH
Nilai total 1
C. A: ANALISIS DATA
D. P: PENATALAKSANAAN
EVALUASI
S : IBU MENGATAKAN mengerti penjelasan bidan dan akan memantau anaknya
dengan baik
O: ibu mampu menjawab dan mengulangi lagi penjelasan
A : anak dengan gizi kurang
P : kontrol ulang 2 minggu lagi