NRP : 16.04.107
Kelas : 2 B
Istilah Social case work pertama kali ditemukan dalam suatu konferensi amal
dan corrections pada tahun 1909 oleh Mary K. Sinkovitch pada waktu itu istilah ini
kurang diminati dan dinggap sebagai suatu pekerjaan atau upaya yang kurang
memiliki harapan. Secara ilmiah Social case work pertama kali dikemukakan oleh
Mary Richmond pada tahun 1922 dan hingga saat ini metode ini masih terus
dikembangkan untuk memperoleh validasi praktek yang lebih mapan.
Pada tahun 1980, Social case work diakui sebagai salah satu metode pekerjaan
sosial yang dikembangkan oleh ribuan pekerja sosial dalam berbagai bidang
pelayanan sosial yang luas serta berbagai institusi pelayanan sosial. Bagaimana juga
dengan berbagai macam keterbatasan dan kelemahan-kelemahannya, metode
pekerjaan sosial dengan individu merupakan suatu metode yang banyak digunakan
dalam praktek pekerjaan sosial.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
Social case work merupakan suatu metode untuk membantu individu yang dilandasi
oleh pengetahuan ilmiah, pemahaman, dan penggunaan teknik-teknik secara terampil
yang ditujukan untuk memecahkan masalah atau mengembangkan potensi individu
dan kelompok semaksimal mungkin. Metode ini dilakukan dengan didasari oleh suatu
proses relasi yang bersifat individual, tatap muka. Metode ini merupakan suatu
metode ilmiah yang menggunakan landasan pemahaman perilaku manusi ayang
berasal dari ilmua pengetahuan ilmiah. Selain itu metode ini juga merupakan suatu
seni. Metode ini berupaya untuk mengkombinasikan elemen-elemen psikologi
maupun sosial dari kelayan.
Dari definisi tentang Social case work seperti yang telah dibahas di muka,
maka Social case work memiliki sebagai berikut:
1) Untuk membantu individu dan kelompok untuk mengidentifikasi dan
memecahkan atau mengurangi masalah-masalah yang muncul akibat
adanya kondisi ketidaksesuaian antara dirinya dengan lingkungan.
2) Untuk mengidentifikasi bidang-bidang potensial munculnya
ketidaksesuaian antara individu, kelompok, dan lingkungan dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian tersebut.
3) Untuk mengidentifikasi, menemukan dan memperkuat potensi individu,
kelompok dan masyarakat semaksimal mungkin.
Pekerjaan sosial yang mempraktekkan Social case work memilki asumsi yang
melekat tentang pentingnya harga diri dan martabat manusia serta memiliki
keyakinan bahwa hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat
merupakan titik sentral dalam kehidupan kehidupan manusia tersebut. Dengan
demikian pengakuan terhadap martabat dan harga diri seseorang serta
penekanan pada individu dan keluarga merupakan inti dari sosial (ISCW). Istilah
Social case work berarti suatu proses untuk mengembangkan kepribadian
seseorang melalui suatu penyesuaian diri secara sadar antara individu dengan
individu lainnya. Antara individu dengan lingkungan sosialnya. Perkembangan
selanjutnya menjelaskan bahwa Social case work tidak hanya memusatkan
perhatian untuk membatu individu dalam kaitannya dengan masyarakat,
melainkan juga membantu masyarakat dalam hubungannya dengan individu.
Dengan demikian banyak nilai-nilai yang menjadi dasar bagi praktek-praktek
Social case work.
Pengakuan terhadap keunikan dari setiap individu dan setiap situasi atau
penilaian terhadap pemenuhan kebutuhan dan penyaluran kemampuan dari setiap
individu, memiliki implikasi pada kepedulian terhadap orang lain dan
penerimaan terhadap manusia secara menyeluruh. Nilai tersebut juga memiliki
implikasi terhadap pentingnya pemahaman tentang kepribadian manusia secara
total. Tanggapan terhadap kepribadian secara total merupakan suatu usaha keras
dan sikap dari case worker. Sebagai sikap, berarti suatu keterbukaan semaksimal
mungkin terhadap kepribadian, memberikan perhatian yang seimbang antara
aspek baik dan buruk dari kepribadian kelayan. Sebagai usaha keras, berarti
membangun suatu gambaran yang masuk akal tentang seseorang, bukan sekedar
mencatat sejumlah intem yang spesifik dari kelayan.
Memperlakukan seseorang sebagai person, berarti memperlakukan seseorang
dengan memperhatikan martabatnya serta dengan penuh pertimbangan. Tidak
menilai seseorang atas dasar perilakunya terhadap kita. Seorang person juga
merupakan makhluk rasional yang memiliki tujuan dan cara berperilaku yang
masuk akal, walaupun pada kenyataannya seringkali juga dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan internal dan eksternal. Memperlakukan seseorang sebagai
person, berarti menjunjung tinggi tujuan-tujuannya serta membantunya mencapai
atau memenuhi tujuan-tujuan tersebut. Dengan kata lain case worker tidak hanya
membantu kelayan mencapai tujuan-tujuannya saja, tetapi juga usaha-usahanya
dalam mencapai tujuan tersebut.
Nilai ini memiliki implikasi pada kepedulian case worker terhadap otonomi
kelayan. Kelayan harus dipandang sebagai person yang mampu mengambil
keputusan sendiri. Keadaan ini biasa disebut sebagai “Right of Self
Determination”. Konsep “self determination” kelayan ini mengacu pada hak
kelayan untuk menerima atau menolak bantuan yang diberikan, untuk
berpartisipasi secara aktif dalam proses kegiatan, serta haknya untuk tidak
menyerahkan kehidupannya.
Dari uraian diatas, dapat dijelaskan secara ringkas menganai asumsi-asumsi
nilai tentang manusia yang sangat mempengaruhi praktek pekerjaan sosial dengan
menggunakan metode Social case work diantaranya:
1) Nilai tentang harga diri dan martabat individu. Nilai ini menjunjung
tinggi pemahaman yang mengatakan bahwa individu memiliki
kemampuan untuk memandu atau mengarahkan kegiatan atau perilakunya
serta kemampuan untuk menentukan tujuan-tujuan maupun cara mencapai
tujuan tersebut.
2) Nilai tentang keunikan individu. Keyakinan tentang keunikan dan
individualitas mengarahkan pendekatan-pendekatan casework kepada
penerimaan serta cara pandang tentang perbedaan-perbedaan individu.
Kekuatan dari hubungan antar peranan adalah berawal dari perbedaan-
perbedaan ini. Misalnya perkawinan, diperkuat oleh kombinasi kekuatan
antara suami istri, demikian pula dengan asosiasi-asosiasi lain.
3) Nilai tentang kemandirian (self determination). Kemandirian ini
mengacu kepada hak untuk menetukan pilihannya sendiri tentang bantuan
pekerja sosial, proses yang dilalui serta tujuan-tujuan yang akan dicapai.
Ketujuh prinsip ini penting dan dapat digunakan pada banyak bentuk system
kelayan serta besarnya system tersebut, untuk mewujudkan relasi profesional
pekerjaan sosial secara memuaskan. Walaupun pada mulanya Felix D. Biestek
yang mengajukan prinsip-prinsip tersebut ditujukan untuk mengadakan relasi
secara individu dengan kelompok maupun masyarakat.
Penting untuk diketahui, bagaimana pentingnya ketujuh prinsip atau asa atau
nilai tersebut, pekerja sosial harus mengakui pula akan adanya dilemma nilai,
terutama dalam prinsip individualisasi. Walau pekerja sosial mengakui bahwa
setiap manusia itu berbeda satu dengan yang lainnya, tetapi pekerja sosial pun
harus mengakui bahwa konsep generalis pun mempunyai tempat pula dalam
pemikiran pekerjaan sosial. Setiap manusia tumbuh dan berkembang dalam
pertahapan yang sama. Demikian pula nilai-nilai, norma-norma, budaya akan
selalu berbeda pada tempat dan waktu yang berbeda. Kapankah ungkapan
perasaan, kehilangaan kegunaannya? Ide bahwa setiap orang memiliki perasaan
dan perasaan tersebut memainkan peranan yang besar dalam menghadapi
masalah, , tetapi menggunakan perasaan yang terlalu besar akan mengganggu
terciptanya relasi yang membantu antara pekerja sosial dengan kelayan.
Jadi ide tentang perlunya keterlibatan perasaan dalam memecahkan masalah
harus diharapkan pada ide bahwa keterlibatan perasaan yang terlalu besar justru
akan mengganggu terbentuknya relasi yang baik antara pekerja sosial dengan
kelayan dalam menghadap/memecahkan masalah.
Mungkin prinsip yang paling sulit untuk diwujudkan adalah prinsip
menentukan nasib sendiri. Mungkinkah pekerja sosial memberikan seseorang
untuk memelihara anaknya sendiri, sedangkan cara orang tersebut memelihara
anak sangat tidak memadai atau berbahaya? Dapatkah seorang pekerja sosial
benar-benar membolehkan seseorang memutuskan tentang penentuan nasibnya
sendiri? Apakah seseorang benar-benar mempunyai hak untuk memutuskan
sendiri? Apakah dia lebih baik hidup dengan menerima bantuan sosial? Ataukah
bekerja dengan gaji dibawah batas minimum?, ataukan pekerja sosial benar-benar
memiliki posisi untuk melindungi orang atau masyarakat, bekerja untuknya,
membuat keputusan untuk mereka? Ini merupakan beberapa pertannyaan penting
yang sangat sulit dijawab.
Akhirnya, nilai tentang kerahasiaan pun dipertanyakan. Jika kesejahteraan
tersebut dipandang sebagai hak. Jika kelayan dianjurkan untuk mencari
pertolongan tersebut?
d) Dasar pengetahuan
Teori-teori yang melandasi Social case work pada dasarnya berasal dari teori
yang melandasi pekerjaan sosial, serta berbagai teori lain tentang manusia dan
kemanusiaan. Dari berbagai disiplin ini kemudian dapat ditarik suatu
pengkhususan terutama yang berupa: psikologi dinamika, psikologi ego, dan
berbagai perkembangan teoritik dalam disiplin sosiologi, psikologi, psikiatri, serta
atropologi budaya.
Psikologi dinamis terutama dalam hal perkembangan kepribadian, struktur
kepribadiab serta fungsinya. Psikologi pavlov dan skinnermerupakan teori-teori
dari aliran yang lebih baru yang diperkenalkan dalam praktek pekerjaan sosial
dalam case work. Teori-teori perubahan perilaku bukan berkembang berdasarkan
teori perkembangan kepribadian, merupakan dari proses-proses perilaku operant
(operant behavior) terutama yang memfokuskan diri pada perilaku-perilaku yang
dapat diamati, dan diteliti.
Sumber:
http://justinlase.blogspot.co.id/2017/02/pekerjaan-sosial-dengan-individu.html
Social Casework A Problem Solving Process
Proses dalam hal ini Social Casework, memusatkan perhatian pada aspek-
aspek yang diindividualisasikan. Proses ini terdiri atas serangkaian usaha pemecahan
masalah (problem solving operations) yang dilakukan melalui relationships yang
diarahkan kepada tujuan tertentu yaitu : mempengaruhi pribadi klien sedemikian
sehingga ia dapat mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya dan atau mempengaruhi masalah tersebut agar dapat dipecahkan.
The Person
Kita harus ingat, bahwa masalah yang dipaparkan kepada klien adalah
masalah klien. Klien menganggap dan merasakan bahwa ia memerlukan
bantuan untuk memecahkannya. Klien mungkin dapat melihat masalahnya
dengan sempurna dan tepat dan mungkin pula ia dapat melihat kemungkinan-
kemungkinan pemecahannya. Tetapi mungkin pula sebaliknya, yakni bahwa
ia tak dapat memahami masalah tersebut. Ini mungkin terjadi apabila masalah
tersebut terlampau mencemaskan untuk dihadapi atau bilamana klien telah
mempunyai kesulitan-kesulitan yang bertumpuk-tumpuk.
Leadership seorang caseworker dapat diberikan untuk membantu klien
dalam usahanya memilih dan memusatkan pada salah satu atau beberapa
bagian aspek dari masalah yang dihadapinya. Kemampuan caseworker dalam
memberikan leadership tergantung pada pengetahuan serta penilaian
profesionalnya.
Ada tiga faktor yang membedakan social casework agency satu sama
lain : (1) Sumber yang memberikan dukungan (support), (2) sumber otoritas
profesionil, dan (3) fungis khusus serta bidang usahanya. Ketiga faktor inilahn
yang terutama membedakan casework agency satu dengan lainnya dalam
hubungan dengan pelayanan mereka terhadap klien, tujuan-tujuannya, serta
kondisi dan tujuan proses pemberian bantuan mereka masing-masing.
The Process
Sumber: