Anda di halaman 1dari 51

Sesi 5

Peran Pekerja Sosial Supervisor


Program Keluarga Harapan
PERAN PEKSOS SUPERVISOR PKH

1. Monitoring 2. Manajemen
P2K2 Kasus

3. Penanganan 4. Media
Pengaduan Informasi dan
Promosi
PERAN 1: MONITORING PELAKSANAAN P2K2
PERAN DALAM MONITORING P2K2

Administrasi Pendidikan Dukungan


1. Mengecek rencana 1. Membahas isu-isu/kesulitan 1. Mendiskusikan kesulitan
pelaksanaan P2K2 dalam pelaksanaan P2K2 dalam memfasilitasi P2K2
2. Mengecek pelaksanaan 2. Memberikan tambahan 2. Mengurangi beban
langkah-langkah setiap sesi pengetahuan dan psikologis dalam
P2K2 keterampilan terkait pelaksanaan P2K2 dan relasi
3. Memeriksa catatan dan pengasuhan dan pendidikan, dengan KPM dan pelaksana
laporan pendamping (form perlindungan, kesehatan, PKH lainnya
P2K2 pendamping). ekonomi, dan kesejahteraan
4. Membuat catatan dan sosial
laporan (3 form supervisor) 3. Membahas materi P2K2
yang sesuai dengan
kebutuhan KPM
INSTRUMEN DAN OUTPUT MONITORING P2K2
UNTUK PEKSOS SUPERVISOR PKH

Instrumen Penggunaan Instrumen Output


• Form Monitoring Pelaksanaan Diisi dan dilaporkan setiap bulan kepada Form yang terisi disertai
P2K2 Kabupaten Korwil ditembuskan kepada Dit JSK melalui dokumentasi pelaksanaan
peksos.supervisor@kemsos.go.id
• Form Ketepatan Materi P2K2 • Spot check minimal 5 kelompok dalam Rekap spot check dilengkapi
(Fidelity) satu bulan di lokasi yang berbeda dengan hasil spot check dan
• Diisi dan dilaporkan setiap bulan kepada dokumentasi
Korwil ditembuskan kepada Dit JSK
melalui peksos.supervisor@kemsos.go.id

• Feedback Form dari Peserta • Spot check minimal 5 kelompok dalam Rekap spot check dilengkapi
P2K2 satu bulan di lokasi yang berbeda dengan hasil spot check dan
• Diisi dan dilaporkan setiap bulan kepada dokumentasi
Korwil ditembuskan kepada Dit JSK
melalui peksos.supervisor@kemsos.go.id
Latihan Mengisi Form
1. Form Monitoring Pelaksanaan P2K2 Kabupaten;
2. Form Ketepatan Materi P2K2 (Fidelity);
3. Feedback Form dari Peserta).
PERAN 2: MANAJEMEN KASUS
CURAH PENDAPAT
“Kasus-kasus apa saja yang pernah Bapak/Ibu tangani ?”

1.Tuliskan dengan jelas pada kertas metaplan yang telah


disediakan. Satu kertas untuk satu jawaban.
2.Bapak/Ibu pun dapat menulsikan kasus-kasus
sederhana seperti: pembuatan BPJS, akta kelahiran,
surat keterangan tidak mampu dan sebagainya
3.Tempelkan pada ‘Pohon Kasus’ yang telah disediakan
CURAH PENDAPAT
“Pihak atau lembaga apa saja yang pernah Bapak/Ibu liatkan
dalam menangani kasus-kasus yang Bapak/Ibu tangani ?”

1.Tuliskan dengan jelas pada kertas metaplan yang telah


disediakan. Satu kertas untuk satu jawaban.
2.Tempelkan pada ‘Pohon Kerjasama’ yang telah
disediakan
SIMULASI
“Memahami Manajemen Kasus”
1. Dipersilahkan Bapak/Ibu untuk melihat kembali ‘Pohon
Kerjasama’ yang telah Bapak/Ibu tempelkan kertas metaplan
berupa pihak-pihak yang pernah Bapak/Ibu libatkan dalam
penanganan kasus
2. Dipersilahkan kepada 1-2 orang perwakilan Bapak/Ibu untuk
maju ke depan menceritakan kasus yang pernah ditangani
beserta pihak-pihak yang pernah dilibatkan sambil membuat
garis penghubung antara satu pihak dengan pihak lainnya yang
ada di dalam ‘Pohon Kerjasama’
PENGERTIAN MANAJEMEN KASUS

Manajemen kasus merupakan suatu prosedur untuk mengkoordinasikan


seluruh pihak, layanan dan/atau profesi dalam membantu KPM .

Membantu KPM untuk mencari dukungan yang


diinginkan atau dibutuhkan;
Termasuk

Menentukan dimana pelayanan-pelayanan


tersebut mungkin tersedia;

Memperkuat pelayanan yang dibutuhkan.


PROSES MANAJEMEN KASUS
MODEL MANAJEMEN KASUS
PERAN PEKSOS SUPEVISOR DALAM MANAJEMEN KASUS

Administrasi Pendidikan Dukungan


1. Mengecek catatan 1. Mentransfer pengetahuan dan 1. Mempertimbangkan
dan laporan terkait keterampilan manajemen kasus ke tingkat kemampuan
perkembangan kasus pendamping pendamping dan beban
2. Mengecek kelayakan 2. Menerapkan manajemen kasus bersama- kerja
kasus untuk ditangani sama 2. Meningkatkan motivasi
3. Mengkompilasi kasus- 3. Memberikan saran terkait penggunaan dan semangat kerja
kasus yang dialami tools asesmen, rencana intervensi, dan pendamping dalam
KPM dan status akses terhadap pelayanan komplementer penanganan kasus
penanganannya yang dibutuhkan oleh KPM (baik anak, 3. Mendampingi
orangtua, disabilitas, maupun lanjut usia) pendamping dalam
4. Membahas pelaksanaan manajemen mengakses pelayanan
kasus termasuk pembahasan kasus komplementer
bersama pendamping
Latihan 1: Praktek Asesmen
PENGERTIAN ASESMEN

• Asesmen dapat diartikan sebagai suatu proses ataupun produk. Proses


berarti pengumpulan informasi, sedangkan produk berarti hasil asesmen
ini akan menjadi dasar dirumuskannya rencana pemecahan masalah
pada tahapan selanjutnya
• Asesmen termasuk:
1. Pengumpulan Informasi
2. Analisis data dan penilaian (Motivasi, Kapasitas dan Kesempatan)
3. Pengambilan Keputusan
TOOLS/ ALAT ASESMEN
yang digunakan pada awal asesmen untuk
Instrumen asesmen menggali identitas, pendidikan, informasi
awal anak tentang keluarga, situasi anak saat ini,
aktivitas sehari-hari, hubungan/komunikasi
anak dengan keluarga, hingga kondisi
kesehatan dan keterampilan yang dimiliki
anak

yang juga digunakan pada awal asesmen


Instrumen asesmen untuk menggali identitas orangtua dan
kerentanan keluarga kondisi keluarga, perkembangan anak, isu
pengasuhan, isu ekonomi, isu perlindungan
dan isu pendidikan.

Instrumen asesmen Bio digunakan pada asesmen lanjutan untuk


Psiko Sosial Spiritual memahami kondisi fisik/biologis, psikologis,
(BPSS) sosial, dan spiritual klien, hingga situasi
pengasuhan yang meliputi keselamatan,
permanensi, dan kesejahteraan diri klien.
TOOLS/ ALAT ASESMEN LAINNYA

History Map
Genogram Ecomap Genomap

Life Road Map


Mobility Map
Body Map Napoleon Hills
GENOGRAM

• Gambarlah bentuk kotak mewakili laki-laki dan bulat untuk


perempuan. Bila salah satunya telah meninggal maka
tambahkan tanda X pada kotak tersebut.
• Tambahkan nama atau inisialnya serta umur.
• Lanjutkan dengan menambahkan garis penghubung diantara
keduanya yang menunjukkan bahwa mereka terikat dalam
perkawinan. Bila keduanya sudah bercerai maka tambahkan
tanda # ditengah garis.
• Untuk menunjukkan bahwa pasangan tersebut memiliki anak,
tambahkan garis ke bawah sesuai dengan jumlah anak yang
mereka miliki.
• Untuk melengkapi informasi dalam bagan tersebut, dapat
ditambahkan kapan seseorang lahir, meninggal, menikah,
memiliki anak.
• Genogram dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan sampai
kepada keluarga besar.
• Genogram juga dapat dikombinasikan dengan ecomap yang
disebut dengan genomap.
ECOMAP

• Gambarlah lingkaran besar ditengah kertas. Lingkaran tersebut


mewakili anggota keluarga.
• Di tengah lingkaran tersebut, tulislah nama anggota keluarga,
relasinya dan umurnya.
• Tanyakan pada keluarga, sistem di luar keluarga yang
mempengaruhi keluarga atau anggota keluarga. Contoh sistem
tersebut misalnya keluarga besar, teman, tempat bekerja, mesjid,
gereja, rumah sakit, tempat olah raga, tempta rekreasi, dll.
• Gambarlah lingkaran yang lebih kecil di luar lingkaran yang
pertama untuk mewakili sistem tersebut dan cantumkan nama
sistemnya.
• Langkah berikutnya adalah menggambarkan koneksi antar anggota
keluarga dengan berbagai sistem di lingkungan mereka.
• Koneksi tersebut diindikasikan dengan menggambar garis antara
anggota keluarga/keluarga dengan lingkaran-lingkaran yang
Makna garis :
• Garis tebal menunjukkan hubungan/koneksi yang kuat mewakili sistem yang telah diidentifikasi oleh anggota
• Tiga garis menunjukkan koneksi yang sangat kuat dan keluarga/keluarga. Garis dapat digambar mewakili individu atau
intensif keluarga secara keseluruhan. Perbedaan ini pun menunjukkan
• Garis putus-putus menunjukkan relasi yang lemah
• Garis zig-zag menunjukkan relasi yang penuh stress bagaimana cara anggota keluarga terhubung dengan
dan konflik lingkungannya.
GENOMAP

• Gambarlah genogram seperti yang telah dijelaskan


sebelumnya.
• Gambarkan hubungan klien dengan anggota
keluarga lainnya dengan menggunakan garis.
Adapun makna garis sama dengan makna garis
pada ecomap sebagai berikut.

Makna garis :
• Garis tebal menunjukkan hubungan/koneksi yang
kuat
• Tiga garis menunjukkan koneksi yang sangat kuat
dan intensif
• Garis putus-putus menunjukkan relasi yang lemah
• Garis zig-zag menunjukkan relasi yang penuh
stress dan konflik
HISTORY MAP

• Gambar garis horizontal dari kiri ke kanan.


• Tulislah tahun lahir klien pada ujung garis sebelah kiri, dan tulislah tahun saat ini pada
ujung garis sebelah kanan.
• Tanyakan tentang peristiwa-peristiwa penting yang tidak terlupakan bagi klien.
• Tuliskan tahun serta ringkasan peristiwa-peristiwa penting yang disebutkan klien secara
berurutan.
• Apabila klien sulit mengingat tahun, pandu klien untuk mengingat “pada usia berapa”
ataupun “pada kelas berapa” klien mengalami peristiwa tersebut. Tetap tuliskan tahun
pada garis dengan mengkonversi usia ataupun kelas yang klien sebutkan.
• Untuk mengetahui sejarah perpindahan ataupun pengasuhan klien, dapat membuat garis
LIFEROAD MAP

• Gambar garis horizontal dari kiri ke kanan.


• Tulislah tahun lahir klien pada ujung garis sebelah kiri, dan tulislah tahun saat ini pada ujung
garis sebelah kanan.
• Gambarkan gelombang longitudinal dengan garis di tengah gelombang tersebut
• Buat emotion  pada sisi atas garis, dan emotion  pada sisi bawah garis
• Tanyakan tentang peristiwa yang menyedihkan yang pernah dialami klien, kemudian tuliskan
tahun dan ringkasan peristiwa tersebut pada gelombang yang berada di bawah garis.
• Tanyakan tentang peristiwa membahagiakan yang pernah klien alami dan berhasil membuat
klien bangkit dari kesedihan yang klien alami, kemudian tuliskan tahun dan ringkasan
peristiwa tersebut pada gelombang yang berada di atas garis.
• Tanyakan kembali peristiwa menyedihkan yang pernah klien alami yang sempat menggangu
peristiwa membahagiakan yang klien alami, kemudian tuliskan tahun dan ringkasan
peristiwa tersebut pada gelombang yang berada di bawah garis.
• Lakukan hal tersebut di atas berurutan sesuai dengan tahun terjadinya peristiwa tersebut.
MOBILITY MAP

• Minta klien untuk menggambarkan tempat tinggal klien


saat ini.
• Minta klien untuk menyebutkan tempat / lokasi yang
sering dikunjungi klien.
• Tanyakan kepada klien perpidahan klien dari tempat
tinggal ke tempat / lokasi yang sering dikunjungi klien.
• Buat garis penghubung antara tempat tinggal klien saat
ini dengan tempat / lokasi yang sering dikunjungi klien.
Sertakan pada pukul berapa klien berada di tempat /
lokasi tersebut
BODY MAP

• Alat ini digunakan untuk mengetahui bagian tubuh yang


mengalami kekerasan baik fisik maupun seksual
• Sebelum melakukan body map, pastikan klien telah merasa
benar-benar siap untuk mengingat peristiwa kekerasan yang
dialami.
• Mintalah klien untuk membayangkan gambar yang ada pada
kertas merupakan gambaran dirinya.
• Tanyakan bagian tubuh mana saja yang disentuh, dipukul,
ataupun dilecehkan oleh pelaku.
NAPOLEON HILLS
• Alat ini digunakan untuk mengetahui cita-cita ataupun
harapan klien di masa mendatang
• Gambarkan pendidikan / sitausi anak saat ini, misalnya
anak sedang menempuh pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
• Tanyakan kepada klien tentang rencana klien
selanjutnya – minimal 2 rencana, misalnya setelah klien
lulus SMP klien berencana akan melanjutkan ke SMA
atau melanjutkan ke SMK.
• Minta klien untuk menggambar dua/lebih cabang terkait
rencana klien selanjutnya.
• Minta klien untuk memilih salah satu dari dua/lebih
rencana klien.
• Lakukan kembali poin 1 s.d 4 sampai kita mengetahui
tujuan akhir klien.
PRAKTEK ASESMEN
1. Dipersilahkan kepada peserta untuk membuat 5 kelompok.
2. Setiap kelompok membahas kasus yang diberikan fasilitator
3. Pilih tool asesmen yang tepat untuk menganalisis kasus tersebut
4. Praktikan tool asesmen tersebut
5. Konsultasikan dengan fasilitator apabila mengalami kesulitan
6. Presentasi hasil asesmen menggunakan tool tersebut
Latihan 2: Praktek Penyusunan
Rencana Intervensi
RENCANA INTERVENSI

• Rencana intervensi adalah proses koginitif untuk menentukan


sejumlah tindakan untuk mencapai tujuan dan memecahkan masalah
• Tujuan disusun secara SMART
• Spesifik (khusus)
• Measurable (dapat diukur)
• Attainable (dapat dicapai)
• Realistic (sesuai kenyataan)
• Time bond (dalam batas waktu tertentu)
CONTOH TUJUAN INTERVENSI

Kasus : Anak KPM (Agus) tetap menjadi anak jalanan diajak


ibunya dan tidak sekolah
Tujuan : Pada tahun ajaran baru 2018, Agus (10 th) dengan
dukungan ibunya, kembali bersekolah dengan tingkat
kehadiran minimal 85% dari jumlah hari belajar efektif

Spesifik : Anak kembali bersekolah


Measurable : Anak terdaftar di sekolah dan tingkat kehadirannya min 85% dari hari
belajar
Attainable : Bisa dicapai jika ibunya mendukung. Intervensi pun harus dilakukan kepada
ibunya
Realistic : Dapat dicapai karena agus masih berusia 10 tahun dan sekolahnya dapat
dijangkau
Timebond : Pada tahun ajaran baru 2018
KEGIATAN DALAM PERENCANAAN INTERVENSI

• Melibatkan anggota keluarga


• Mengidentifikasi dukungan keluarga
• Mendengar
• Membangun relasi
• Mencari pilihan-pilihan
• Mengidentifikasi sumber di masyarakat
• Mengembangkan rencana tertulis
• Terlibat dalam pengambilan keputusan (peran masing-masing pihak)
PRAKTEK PENYUSUNAN RENCANA INTERVENSI
1. Kelompok yang sudah dibentuk melanjutkan praktek menyusun rencana
intervensi
2. Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan, diskusikan tujuan intervensi
menggunakan SMART
3. Konsultasikan dengan fasilitator apabila mengalami kesulitan
4. Presentasikan hasil diskusi tentang penyusunan rencana intervensi
PERAN 3: PENANGANAN PENGADUAN
DESAIN PENANGANAN PENGADUAN DI CONTACT CENTER

PERMASALAHAN UMUM PKH

PERMASALAHAN TERKAIT
PENYALURAN BANTUAN
PENANGANAN PENGADUAN P2K2
1. Jenis pengaduan yang menjadi kewenanganan Peksos Supervisor adalah:
a. Pelaksanaan P2K2 (lokasi, media dan material pembelajaran, dll)
b. Perilaku pendamping terkait sikap dan etika
c. Kemampuan fasilitasi P2K2
d. Masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
e. Masalah akses terhadap layanan komplementer
2. Pengaduan diperoleh melalui:
a. Disampaikan langsung secara verbal kepada pendamping dan Peksos
Supervisor
b. Disampaikan secara tidak langsung melalui Telpon, SMS, dan media sosial
3. Bentuk pengaduan yang diterima dapat dalam bentuk keluhan, curahatan,
permintaan informasi, rujukan, protes, tulisan, dsb.
4. Mekanisme respon pengaduan
a. Menerima, mencatat, dan mempelajari pengaduan
b. Mempelajari ketentuan-ketentuan di dalam program PKH dan menentukan
ketentuan mana yang belum dipenuhi/dilanggar sehubungan dengan
pengaduan tersebut
c. Menyampaikan kepada Korkab/Korkot dan membahas pengaduan tersebut
serta rekomendasi tindakannya
d. Mencari bukti-bukti tambahan dan saksi jika diperlukan
e. Melaksanakan tindakan yang disepakati menjadi bagian supervisor dan
melaporkannya dengan Korkab/Korkot
f. Mengevaluasi sejauh mana perubahan yang terjadi dan melakukan
rekonsiliasi pihak-pihak yang bertikai (jika ada)
5. Pendokumentasian dan pelaporan
a. Mendokumentasikan berkas-berkas pengaduan, bukti-bukti, rekaman-
rekaman, foto-foto dan sebagainya serta menjaga kerahasiaannya
b. Menyampaikan / melaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
INSTRUMEN DAN OUTPUT PENANGANAN PENGADUAN

INSTRUMEN PENGGUNAAN INSTRUMEN OUTPUT


Form Pengaduan (berisi Diisi oleh Supervisor untuk Form yang terisi disertai
tentang materi pengaduan setiap kasus pengaduan bukti-buktinya
dan respon)
PRAKTEK PENANGANAN PENGADUAN
Praktek 1 : Menentukan pengaduan dapat ditangani atau tidak oleh
peksos supervisor (contoh-contoh kasus dibagikan untuk
dibahas secara kelompok)
Praktek 2 : Menentukan respon terhadap pengaduan (praktek mengisi
form pengaduan) contoh-contoh kasus dibagikan untuk
dibahas secara kelompok
PERAN PEKSOS SUPEVISOR DALAM
PENANGANAN PENGADUAN
• Menerima, mencatat, dan mempelajari pengaduan dari KPM mengenai
permasalahan umum maupun permasalahan terkait penyaluran program
• Memastikan penggunaan contact center dalam penanganan pengaduan
• Mempelajari ketentuan-ketentuan di dalam program PKH dan menentukan
ketentuan mana yang dilanggar sehubungan dengan pengaduan tersebut
• Melaporkan kepada Korkab/Korkot dan membahas pengaduan tersebut melalui
case conference (konferensi kasus) serta rekomendasi tindakannya
• Mencari bukti-bukti tambahan dan saksi jika diperlukan
• Melakukan mediasi, rujukan dan tindakan lainnya yang disepakati menjadi bagian
Pekerja Sosial Supervisor.
PERAN 4: MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI
APA ITU MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI?

• Media informasi dan promosi ditujukan untuk meningkatkan brand PKH di mata publik
• Diharapkan berita / informasi tentang PKH dapat ditemukan setiap hari dalam media
massa (baik media cetak, elektronik, dan online)
• Informasi tersebut diharapkan menyajikan success story tentang keberhasilan anak,
orang tua, lansia, dan disabilitas selama/setelah menerima bantuan PKH
• Informasi tersebut dapat berupa tulisan, foto, video, film documenter, ataupun ilustrasi
yang dapat menggambarkan keberhasilan PKH
• Bahasa yang digunakan bersifat popular yang dapat mudah dipahami oleh public
• Informasi disediakan oleh supervisor yang kemudian secara penulisan akan diolah
kembali dan difinalkan oleh Tim Media PKH Pusat
• Penyampaian informasi kepada media massa akan dilakukan oleh Tim Media PKH Pusat
PERAN PEKSOS SUPEVISOR DALAM
MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI

• Mengumpulkan data dan informasi mengenai success story


• Membuat tulisan ataupun audiovisual (ilustrasi, film dokumenter)
mengenai success story yang menggambarkan cerita keberhasilan;
cerita yang paling nyata dapat mengubah kehidupan KPM (the most
significant change); cerita yang dapat menyentuh perasaan public;
dan cerita yang menginspirasi public.
• Melakukan promosi untuk meningkatkan brand PKH melalui media
sosial ataupun media cetak.
KRITERIA SUCCESS STORY

1. Cerita keberhasilan yang ditunjang dengan bukti-bukti.


Contoh: Cerita KPM PKH yang berhasil masuk perguruan tinggi, dsb.
2. Cerita yang paling nyata dapat mengubah kehidupan KPM (Most Significant
Change)
Contoh: KPM dihubungkan oleh pendamping dengan sistem perbankan untuk
mengembangkan usahanya; KPM atas kesadaran sendiri graduasi dari PKH di
tahun ke 3 karena sudah merasa mandiri.
3. Cerita yang dapat menyentuh perasaan publik
Contoh: Cerita ketangguhan pendamping dalam menjangkau KPM di daerah
terpencil.
4. Cerita yang menginsipirasi publik
Contoh: KPM dan Pendamping bersama-sama merespon bencana di
wilayahnya
KRITERIA TULISAN

1. Judul menarik, memikat, dan membuat publik untuk tahu lebih banyak
2. Tulisan sederhana, fokus, to the point, tidak berbelit-belit, dan tidak diulang-ulang.
3. Menjelaskan informasi 5W 1H secara jernih agar publik memahami konteks yang
sedang disampaikan
4. Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami
5. Disertai bukti atau dokumen pendukung seperti foto, hasil karya, kutipan dan
sebagainya dengan menyertakan sumbernya
6. Tulisan bersifat positif dan mengajak publik untuk berpandangan positif
7. Tidak mengeksploitasi penderitaan
8. Tidak mengandung SARA
9. Tulisan dapat memadukan kriteria success story
10. Tulisan maksimal 3 halaman, font 12, spasi 1.0
11. Disebutkan identitas penulis (nama, jenis kelamin, usia, foto), tanggal, dan tempat.
KRITERIA ISI DAN GAYA PENULISAN

• Isi tulisan memuat sekurang-kurangnya:


• Prolog memikat
• Identitas orang yang sedang diceritakan
• Peristiwa/kegiatan yang terjadi-termasuk menyajikan kronologisnya
• Menyajikan pendapat-pendapat terkait peristiwa / kegiatan tersebut
• Keberhasilan yang dicapai
• Kutipan-kutipan termasuk tanggapan orang lain
• Perasaan-perasaan yang dialami oleh subjek dan penulis
• Epilog berupa kesimpulan, pertanyaan refleksi, harapan
• Penulis dapat menulis dengan gaya penulisan sebagai berikut:
• Menulis apa adanya secara objektif tanpa melibatkan perasaan dan pikiran penulis
• Penulis melibatkan emosi dan perasaan di dalam tulisannya
PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

• Setiap orang yang diwawancara atau menyampaikan informasi pada tulisan,


harus menyatakan persetujuannya secara sukarela dan tanpa paksaan.
• Persetujuan mencakup:
• Menyampaikan informasi
• Setuju bahwa informasi akan dipublikasikan
• Setuju untuk difoto, direkam, dimuat dalam tulisan untuk publikasi
• Persetujuan harus tertulis ditandatangani oleh yang diwawancara atau
menyampaikan informasi serta Peksos Supervisor dilengkapi dengan informasi
tanggal dan tempat
• Untuk subjek yang usia dan kondisinya tidak memungkinkan untuk menyatakan
persetujuan, maka dilakukan oleh keluarga.
INSTRUMEN DAN OUTPUT
MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI

Instrumen Penggunaan Instrumen Output


Form pernyataan Disiapkan oleh Pekerja Sosial • Form informed
persetujuan / informed Supervisor, diisi dan consent yang terisi
consent ditandatangani oleh setiap yang • Tulisan
diwawancarai
PRAKTEK 1: MEREVIEW TULISAN
1. Setiap peserta diberikan satu contoh tulisan
2. Peserta dipersilahkan membaca tulisan secara seksama dan teliti
3. Peserta mereview tulisan berdasarkan kriteria success story, tulisan, isi,
dan gaya penulisan
4. Mempresentasikan hasil reviewnya
5. Fasilitator membahas hasil reviewnya
PRAKTEK 2: MEMBUAT TULISAN
1. Setiap peserta ditugaskan menulis satu contoh tulisan
2. Peserta dipersilahkan untuk memilih kriteria success story
3. Peserta berkonsultasi dengan fasilitator dalam proses penulisan
4. Melakukan peer review bersama peserta lain
5. Pembahasan hasil peer review
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai