Anda di halaman 1dari 13

DESKRIPSI DIRI

PENDAMPING SOSIAL

PUSAT PENDIDIKAN PELATIHAN PENGEMBANGAN PROFESI


KEMENTERIAN SOSIAL RI
2022
DESKRIPSI DIRI PENDAMPING SOSIAL
PETUNJUK UMUM
 Deskripsi Diri (DD) dibuat berdasarkan tugas yang dilakukan sesuai posisi sebagai
Pendamping Sosial. DD terkait dengan penanganan kasus/masalah
 Kasus/permasalahann yang disajikan merupakan kasus/permasalahan nyata dan bukan
hasil rekaan.
 Jelaskan 2 Kasus/permasalahan yang berbeda (masing masing disajikan pada bagian A
dan B).
 Kasus yang diangkat harus terkait dengan upaya anda melakukan perubahan perilaku
klien atau pihak yang terkait dengan aktifitas pendampingan anda kearah keberfungsian
sosial
 Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.

A. Deskripsi kasus 1
1. Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Pendamping. Gambaran kasus/permasalahan yang dijelaskan sekurang
kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Apa masalahnya
b. Kapan dan dimana masalah itu terjadi
c. Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
d. Mengapa masalah itu terjadi

Deskripsi Kasus 1:
Pada tahun 2019 ketika saya masih menjadi administrator pangkalan data di
PKH, saya permasalahan KPM tidak melakukan pencairan di beberapa kecamatan dan
tidak ada laporan masuk terkait permasalahan tersebut ke saya. Dari permasalahan
tersebut, saya pun mulai mengumpulkan data – data pendukung untuk mengetahui
akar permasalahan kenapa KPM tidak melakukan pencairanbantuan dengan
berkoordinasi dengan beberapa pihak kecamatan maupun pihak desa yang nomor
telefonnya saya simpan. Koordinasi ini saya lakukan beberapa kali sampai saya
menemukan akar permasalahan dari permasalahan ini.
Berdasarkan hasil koordinasi tersebut di peroleh beberapa hal yang menjadi
permasalahan yang mengakibatkan KPM PKH tidak melakukan pencairan bantuan dan
dari banyaknya informasi yang saya peroleh kesimpulan awal yang dapat ditarik yang
mengakibatkan KPM tidak melakukan pencairan bantuan yang pertama pihak desa
maupun pihak kecamatan tidak terinformasikan terkait program PKH, kedua pihak desa
maupun pihak kecamatan tidak mengetahui kalau ada warga mereka yang
mendapatkan bantuan PKH dan yang ketiga setelah pihak desa melakukan pengecekan
ke warga penerima PKH di dapati bahwa penerima PKH belum menerima buku
tabungan dan kartu KKS sebagai sarana pencairan bantuan. Dari kesimpulan awal yang
saya peroleh, saya pun melakukan koordinasi terkait hal tersebut kepada koordinator
kabupaten, dan selanjutnya koordinator kabupaten berkoordinasi dengan pihak dinas
sosial dan dari koordinasi tersebut dilakukanlah pertemuan antara dinas sosial, SDM
PKH dan pihak bank penyalur untuk membahas permasalahan yang di temui tersebut.
Dari hasil pertemuan itu, saya di tunjuk untuk membantu proses penyaluran buku
tabungan dan kartu KKS sekaligus melakunan edukasi kepada KPM, pihak kecamatan,
pihak desa dan pemangku kepentingan lain terkait program PKH di salah satu
kecamatan yang tidak memiliki pendamping PKH.
2. Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing
masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.

a. Pendekatanan awal yang dilakukan

- Menggali informasi dengan menghubungi pihak kecamatan dan pihak


desa via telfon untuk memperoleh gambaran permasalahan dan
melakukan penarikan kesimpulan awal dari permasalahan KPM tidak
melakukan transaksi. Alasan saya melakukan koordinasi melalui telfon
dikarenakan cara ini merupakan cara yang paling efektif untuk melakukan
koordinasi mengingat kondisi geografis dari kecamatan yang saya
hubungi termasuk daerah sulit, dimana untuk melakukan koordinasi
tatap muka harus mengakses wilayah tersebut harus melalui jalur sungai
atau jalur darat melalui hutan maupun melalui jalur udara (pesawat) yang
mana hal ini memerlukan waktu dan biyaya yang tidak sedikit. Koordinasi
ini saya lakukan beberapa kali sampai saya dapat menarik kesimpulan
dari permasalahan ini.
- Berkoordinasi dengan koordinator kabupaten. Pendekatan selanjutnya
yang saya laukan untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan
berkoordinasi dengankoordinator kabupaten yang merupakan atasan
saya langsung di PKH. Dengan koordinator mengetahui permasalahan ini,
koordinator dapat melakukan kangkah – langkah yang di perlukan untuk
penyelesaian masalah ini. Hal ini juga selaras dengan tugas pokok
koordinator sebagai pencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi di
wilayah kerjanya. Dari koordinasi dengan koordinator ini akhirnya
dilakukan pertemuan antara dinas sosial, SDM PKH dan pihak bank penyalur
untuk membahas permasalahan yang di temui tersebut.

b. Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk


mengatasi masalah

1) Identifikasi masalah:
Saat melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan dan desa saya
memperoleh beberapa hal diantaranya yaitu :
- saya melakukan koordinasi pihak kecamatan maupun desa tidak
mengetahui terkait program PKH yang ada di wilayah mereka
bagaimana bentuk program PKH itu, siapa penerima PKH di
wilayah mereka, siapa pendamping PKH yang ada di wilawah
mereka dan apa tugas mereka dalam membantua menyukseskan
program PKH.
- Hasil dari koordinasi pihak desa dengan Para penerima bantuan
PKH (KPM PKH) di peroleh informasi bahwa KPM PKH tidak
mengetahui bahwa mereka menerima bantuan. Bahkan mereka
tidak mengetahui apa –apa terkait program PKH.
- Dari data SDM PKH saat permasalahan ini di temukan di ketahui
bahwa beberapa kecamatan tidak memeiliki pendamping PKH
yang bertugas di sana.
- Setelah dilakukan pertemuan dengan dinas sosial, SDM PKH dan
bank penyalur di ketahui bahwa bank penyalur belum
menyalurkan buku tabungan dan KKS karena kesulitan mengakses
wilayah di kecamatan karena kekurangan petugas dalam kasus ini
petugas bansos yang ada di bank penyalur hanya 1 orang sehingga
di perlukan bantuan untuk menyalurkan buku tabungan dan KKS
ke beberapa kecamatan dan batas waktu penyaluran buku
tabungan dan KKS telah usai. Bank tidak dapat melakukan
penyaluran buku tabungan dan KKS bila tidak ada surat dari
Kementerian sosial untuk menyalurkan ulang.
- Dari yang di sampaikan bank, dalam pertemuan di tunjuk lah
beberapa orang untuk membantu bank dalam penyaluran buku
tabungan dan KKS. Salah satu orang yang di tunjuk untuk
membantu penyaluran dalah saya dan kecamatan yang harus saya
salurkan adalah kecamatan Mentarang Hulu.

2) Potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan:


Dari identifikasi masalah diatas dapat saya identifikasikan pihak-pihak
yang dapat menjadi sumber dalam menyelesaikan permasalahan ini,
yaitu:
a. Kementerian sosial dalam hal ini direktorat jaminan sosial selaku
pemilik program PKH dan pengambil keputusan dalam
penyaluran kembali butab dan KKS kepada KPM yang telah
masuk batas akhir penyaluran.
b. Dinas sosial yaitu sebagai kepanjangan tangan dari kementerian
sosial yang mampu menghubungkan antara SDM PKH dengan
pemerinah Kabupaten dalam menangani permasalahan yang ada.
c. Bank penyalur, dengan adanya kebijakan – kebijakan dari bank
penyalur yang mempermudah dalam penyaluran butab dan KKS
akan membuat permasalahan yang ada dapat terselesaikan.
d. Pihak Kecamatan dan desa yang berperan dalam membantu
menginformasikan, mengumpulkan KPM dan menyediakan waktu
dan tempat untuk penyaluran butab dan KKS. Selain itu juga
pihak Kecamatan dan desa dapat memberikan gambaran
mengenai topografi dari daerah dan jalur transportasi yang dapat
digunakan.
e. SDM PKH yang membantu menyalurkan dan berkoordinasi lintas
sektor dalam penyaluran butab dan KKS.

c. Rencana pemecahan masalah


Setelah memperoleh gambaran permasalahan hasil koordinasi dengan
pihak kecamatan dan desa, saya melakukan koordinasi dengan koordinator
kabupaten. Sampai dilakukan pertemuan bersama dengan dinas sosial, SDM
PKH dan bank penyalur di peroleh kesepakatan bahwa buku tabungan dan KKS
disalurkan tetapi menunggu perpanjangan waktu dari Kementerian Sosial.
Adapun langkah langkah penyelesaian masalah ini yaitu:
- Bersurat ke Kementerian sosial untuk menginstruksikan bank
menyalurkan kembali butab dan KKS yang belum di salurkan.
- Setelah surat pemberitahun penyaluran kembali dari kemensos di
peroleh, saya Berkoordinasi dengan bank terkait terkait teknis
penyaluran buku tabungan dan KKS serta dokumen pendukung lain yang
harus di sertakan.
- Berkoordinasi dengan Pihak kecamatan dan kepala desa terkait
keberadaan KPM, lokasi dan waktu penyaluran dan teknis penyaluran di
kecamatan. Selain itu juga berkoordinasi terkait jalur dan alat
transportasi yang dapat digunakan.
- Menyiapkan bahan sosialsisasi yang akan digunakan untuk
menyampaikan program PKH kepada KPM, pihak kecamatan, pihak desa
dan pihak lain yang berhubungan dengan program PKH.

d. Melaksanakan pemecahan masalah


Dalam pelaksaan penyaluran buku tabungan dan KKS di Kecamatan
Mentarang Hulu di pilihlah desa Long Berang sebagai lokasi penyaluran karena
jumlah KPM terbanyak terdapat di desa tersebut dan lokasi kantor kecamatan
juga terdapat di desa tersebut. Pelaksanaan penyaluran buku tabungan dan KKS
ini dilakukan setelah semua hal yang terkait permasalahan koordinasi maupun
administrasi terselesaikan. Untuk sampai di desa tersebut saya memilih jalur
darat sekitar ± 9 jam dimana sebagian besar jalan harus melewati hutan dan
beberapa anak sungai. Sampai waktu yang telah di sepakati, sebelum
melakukan penyaluran buku tabungan dan KKS saya terlebih dahulu
menyampaikan sedikit materi/informasi terkait Program PKH kepada KPM,
pihak kecamatan dan desa. Setelah proses penyampaian selesai barulah saya
melakukan proses penyaluran buku tabungan dan KKS dengan memanggil satu
persatu KPM sembari melengkapi dokumen administrasi yang di perlukan.
Dalam penyaluran ini tidak semua buku tabungan dan KKS tersalurkan karena
beberapa KPM berhalangan hadir karena berada di kecamatan lain.
Keesokan hari sebelum pergi meninggalkan desa Long berang, saya
menyempatkan diri ke rumah – rumah KPM yang dapat di akses untuk
melakukan kunjungan untuk mengetahui kondisi KPM tersebut menilai
kelayakan dan bila ada permasalahan lain agar dapat di ketahui dan di bantu
dalam mencari jalan penyelesaian.

e. Megevaluasi hasil yang dicapai dan yang belum dicapai


Hasil yang dicapai :
Setelah saya melakukan langkah-langkah penyelesaian masalah, terdapat
beberapa hasil yang sudah dicapai yaitu meliputi :
1) KPM telah menerima Butab dan KKS yang digunakan di gunakan untuk
pencairan bantuan.
2) Mengetahui kondisi riil kehidupan KPM karena setelah melakukan
penyaluran saya menyempatkan kunjungan ke beberapa rumah KPM yang
dapat terjangkau.
3) KPM mendapatkan informasi terkait PKH dan mengetahui terkait hak dan
kewajiban sebagai penerima program keluarga harapan.
4) Pihak kecamatan, desa dan pihak – pihak lain yang turut hadir dalam
pertemuan mendapatkan informasi terkait PKH dan mengetahui peran
mereka dalam program PKH.
Hasil yang belum tercapai :
Beberapa hal yang belum tercapai dalam penyelesaian masalah ini yaitu :
1) KPM belum bias merasakan bantuan tersebut karena masih harus
melakukan pencairan bantuan di kota.
2) Beberapa KPM butab dan KKS tidak dapat langsung di salurkan karena ybs
karena tidak menghadiri pertemuan di kecamatan mentarang hulu akibat
berada di kecamatan lain.

f. Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah


Dasar pertimbangan yang saya lakukan sebagai pengakhiran penanganan
masalah ini yaitu
1. karena lebih dari 95% BUTAB dan KKS telah tersalur dan sisanya dapat di
salurkan setelah kembali kekota karena KPM yang belum tersalurkan telah
diketahui keberadaannya.
2. Terkait buku tabungan dan KKS yang belum di salurkan, telah dilakukan
koordinasi dengan pihak bank dan pendamping tempat KPM sekarang
berada untuk di lakukan penyaluran ulang sesuai jadwal yang telah di
sepakati antara KPM, bank dan pendamping di kecamatan tersebut.
3. Persyaratan administrasi yang di telah lengkap.
4. Terciptanya hubungan baik antara aparat desa maupun aparat kecamatan
dengan KPM. Diketahui dengan adanya koordinasi kepada saya baik dari
KPM langsung maupun dari aparat setempat terkait penarikan bantuan
maupun permasalahan terkait KKS terblokir akibat salah PIN.

3. Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek dibawah ini


sekurang-kurangnya 100 kata.

a. Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/


konsep yang relevan).
- Pengetahuan akan Basis intervensi informatif yaitu menyediakan
informasi dan / atau membantu orang untuk memahami situasinya atau
beberapa aspeknya. Hal ini saya lakukan dengan menyiapkan dan
menyajikan data – data dan informasi yang di perlukan bagi pemangku
kepentingan guna mempermudah mengambil keputusan dan
memperoleh kesepakatan dari berbagai pihak agar penerima manfaat
PKH dapat merasakan bantuan mereka dengan cara menyalurkan butab
dan KKS mereka.
- Konsep pekerja sosial sebagai Advokad mewakili dan memperjuangkan
kepentingan KPM yang belum menerima hak mereka dalam hal ini
belum dapat melakukan penarikan bantuan di karenakan belum
menerima butab dan KKS akibat belum disalurkan oleh bank penyalur
dengan alasan geografis sulit dan waktu penyaluran butab dan KKS telah
habis.
- Pengetahuan tentang social planning. Perencanaan suatu kegiatan sosial
merupakan tantangan tersendiri. Perencanaan yang ideal adalah yang
partisipatif, yaitu terdapatnya ruang sebanyak mungkin keikutsertaan
dari kelompok-kelompok sasaran. Dalam penerapan kasus ini saya
berusaha agar pihak – pihak lain selain diri saya pribadi ikut dalam
proses pemecahan masalah terkait buku tabungan dan KKS yang tidak
tersalur. Dengan adanya peran serta dari berbagai pihak membuat
penyelesaian masalah menjadi lebih nudah dan efisien.

b. Teknik teknik yang digunakan dalam penanganan kasus 1


- Koordinasi
Dengan melakukan koordinasi dari tingkat koordinator kabupaten
sampai tingkat kementerian sosial, membantu saya dalam memperoleh
jalan penyelesaian dari permasalahan penyaluran butab dan KKS yang
terjadi di beberapa kecamatan. Selain koordinasi berjenjang koordinasi
antar sektoral juga membantu dalam memetakan permasalahan dan
memperoleh jalan keluar dari hal tersebut.
- Teknik menggali informasi dan menyimpulkan permasalahan
Dalam menyelesaikan permasalahan penyaluran butab dan KKS ini saya
berusaha mengumpulkan informasi – informasi dari berbagai sumber
dalam hal ini kesimpulan awal yang saya peroleh atas kasus ini yaitu saya
mencari informasi sebanyak – banyak nya dari pihak kecamatan selain
itu saya juga mencari informasi – informasi dari pihak desa. Setelah data
dan informasi itu saya peroleh saya menarik kesimpulan atas
permasalahan ini. Tidak berhenti di situ saat pertemuan dengandinas
sosial, bank dan SDM PKH juga saya memperoleh informasi tambahan
yang dapat saya gunakan untuk memperkuat kesimpulan saya.
- Teknik memberi Informasi
Dalam menyampaikan informasi terkait PKH dan menjawab pertanyaan
yang di lontarkan kepada saya menggunakkan pemilihan kata – kata
yang mudah di mengerti dan penyampaian informasi yang saya
sampaikan juga secara ringkas dan di usahakan agar mudah di mengerti.

c. Nilai nilai/ kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 1


Nilai Lembaga Tenpat Bekerja
Tata nilai yang mengatur dan mempengaruhi tindakandan prilaku saya dalam
menyelesaikan permasalahan. Nilai tersebut meliputi :
S – Santun
Dengan menunjukan budi bahasa, sikap, prilaku dan tindakan yang baik, sabar
dan sopan saling menghormati dan menghargai harkat dan martabat KPM,
penanggung jawab PKH dan mitra kerja.
I – Integritas
Menunjukkan sikap jujur dan bertanggung jawab
P – Profesional
Menunjukkan sikap dan prilaku bertanggung jawab, berdisiplin, taat asas dan
berkompeten dalam melaksanakan tugas dan kewajiban untuk mencapai hasil
kerja yang baik

Nilai Kesadaran diri


Sebagai pekerja sosial harus tetap rasional namun tetap objektif dalam
menyelesaikan permasalahan. Serta mampu mengendalikan diri agar tidak
melibatkan perasaan pribadi dalam penyelesaian masalah. Dalam hal ini apabila
saya mengikuti perasaan pribadi saya, kemunginan besar dana yang ada dalam
rekening KPM akan saya tarik terlebih dahulu sebelum saya menuju ke
kecamatan sehingga dapat diserahkan langsung kepada KPM.

Nilai partisipasi
Saya Sebagai pekerja sosial ikut serta secara langsung dalam membantu
permaslahan yang ada dalam upaya mencari penyelesaian atas permasalahan
tersebut.

Nilai Penerimaan
seorang pekerja sosial harus mampu menerima segala kondisi yang ada di
masyarakat dan melakukan tindakan yang menunjukkan kepedulian terhadap
sesama manusia, menghormati sudut pandang orang lain, menjadi seorang
pendengar yang baik, dan menciptakan lingkungan yang saling menghormati.
Nilai ini saya terapkan ketika berkoordinasi dengan pihak – pihak yang terkait
dalam penyelesaian permasalahan ini.
B. Deskripsi kasus 2

1. Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Pendamping. Gambarkan kasus/permasalahan dengan memperhatikan
aspek-aspek:
a. Apa masalahnya
b. Kapan dan dimana masalah itu terjadi
c. Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
d. Mengapa masalah itu terjadi
Deskripsi Kasus 2:
Pada saat melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinan tahun 2022 di desa
malinau hulu rt 2, saya mengunjungi warga yang namanya tertera dalam
aplikasi. Pada saat sampai di rumah warga yang akan di data yaitu ibu R, saya
meminta dokumen KK dan setelah saya cocokkan ternyata data NIK yang
tertera dapa dokumen KK berbeda dengan data NIK yang ada di aplikasi. Saya
pun memohon maaf kepada ibu R bahwa data yang saya cari sepertinya bukan
ibu R. Sesaat sebelum pergi dari rumah ibu R, ibu R berbicara kepada saya
bahwa selama ini keluarga beliau belum pernah mendapatkan bantuan dan
berharap bias mendapatkan bantuan dari kementerian sosial maupun bantuan
lainnya. Saya pun mengurungkan niat untuk meninggalkan rumah ibu R dan
mendengarkan dan mencari informasi lebih jauh terkait permasalahan ibu R.
Saat berkomunikasi dengan ibu R selama ini ternyata ibu R tidak pernah
mencari dan menerima informasi terkait bansos maupun bantuan lain dan
hanya menunggu bila ada petugas atau orang yang melakukan pendataan. Dari
permasalahan itu saya mencoba berkomunikasi lebiha lanjut dengan Ibu R
memberikan beberapa informasi terkait bantuan dan melakukan koordinasi

2. Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing


masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.

a. Pendekatanan awal yang dilakukan


Dalam menyelesaikan permaslahan ibu R ini, mula – mula saya menjadi
pendengar dari cerita ibu R mengenai kondisi keluarga dan kehidupan sehari –
hari. Selain itu sembari mendengarkan cerita dari ibu R saya melakukan Tanya
jawab dengan ibu R untuk mengetahui akar permasalahan keluarga ibu R.
Memberi informasi dan pengetahuan kepada ibu R terkait alur penerima
bantuan dan beberapa informasi bantuan selain dari kementerian sosial. Setelah
selesai dengan ibu R saya melanjutkan pengecekan DTKS melalui operator SIKS –
NG, Kemudian melakukan kunjungan ke ketua RT untuk memperoleh informasi
terkaitkeluarga ibu R dan terkait anggaran dana RT dan dana desa pada tahun
ini maupun rencana anggaran tahun depan.

b. Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk


mengatasi masalah
1. Identifikasi masalah:
Pada saat melakukan wawancara dengan Ibu R diketahui bahwa ibu R tidak
pernah berkoordinasi dengan ketua RT maupun aparat desasetempat dan
ibu R puntidak aktif mencari informasi- informasi terkait bantuan yang ada.
Kurangnya pemahaman ibu R tekait jenis bantuan dan alur bantuan juga
menjadi kendala dalam kasus ini. Selain itu, setelah melakukan
pengecekaakn pada data DTKS di peroleh fakta bahwa keluarga ibu R belum
masuk dalam data DTKS walaupun sebenarnya kondisi keluarga ibu R sangat
layak masuk dalam data DTKS. Saat melakukan koordinasi dengan ketua RT
diketahui bahwa ketua RT tidak mengetahui kondisi dari keluarga ibu R yang
merupakan warga nya karena pekerjaan ibu R sebagai pembuat bata merah
sering berpindah lokasi.

2. Potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan:


Dari identifikasi masalah diatas dapat saya identifikasikan pihak-pihak yang
dapat menjadi sumber dalam menyelesaikan permasalahan ini, yaitu:
a. Operator DTKS sebagai orang yang mengelola sumber data
kemiskinan yang di pakai menjadi acuan dalam penyaluran
bantuan sosial.
b. ketua RT sebagai pelaksa dalam menjembatani hubungan antar
sesame dan antar masyarakat dengan pemerintah desa dan
penanganan masalah kemasyarakatan yang di hadapi warga.
c. Pendamping Sosial, saya sendiri yang membantu
mengkoordinasikan kondisi keluarga ibu R dengan ketua RT dan
aparat desa serta operator SIKS di kabupaten. Sebagai
pendamping juga saya memberikan informasi terkait alur dan
beberapa jenis bantuan.

c. Rencana pemecahan masalah


Beberapa hal yang bisa saya lakukan dalam pemecahan permasalahan ini yaitu
- Membantu berkoordinasi dengan operator SIKS – NG agar data keluarga
ibu R dapat di masukkan dalam data DTKS. Dengan masuknya data
keluarga ibu R dalam DTKS, memungkinkan keluarga ibu R dalam
menerima bantuan sosial.
- Memberikan edukasi kepada ibu R terkait alur dan proses menjadi
penerima bantuan sosial dari kementerian sosial dan beberapa bantuan
lainnya. Serta memberi dorongan dan motifasi kepada ibu R agar lebih
aktif dalam mencari informasi – informasi yang ada baik dalam urusan
bantuan maupun hal yang lain.
- Melaporkan kondisi keluarga ibu R kepada ketua RT setempat agar di
ketahui dan dengan harapan bisa di beri perhatian.
d. Melaksanakan pemecahan masalah
Upaya saya dalam memecahakan masalah saya dalam kasus ibu R yaitu
dengan mengkoordinasikan temuan ini ke operator SIKS NG agar dapat
dilakukan pengecekan data terkait status keluarga ibu R dan di temukan bahwa
keluarga ibu R belum masuk dalam data DTKS. Mengirimkan dokumen yang di
perlukan agar data keluarga ibu R dapat masuk dalam data DTKS.
Memberikan pengetahuan terkait alur penerima bantuan sosial dari
kementerian sosial dalam hal ini bantuan PKH dan sembako dimana calon
penerima bantuan harus terdaftar dalam data DTKS selanjutnya data DTKS
tersebut diolah oleh kementerian sosial untuk menentapkan calon penerima
hingga bantuan di terima oleh KPM. Selain itu juga dikarenakan anak ibu R ada
yang bersekolah, saya member informasi terkait bantuan KIP sekolah. Memberi
motifasi agar ibu R lebih aktif dalam mencari informasi terkait bantuan –
bantuan.
Berkoordinasi dengan RT setempat terkait ibu R agar permasalahan ibu R
diketahui dan bila memungkinkan dapat di bantua baik melalui anggaran RT
maupun anggaran Desa.

e. Megevaluasi hasil yang dicapai dan yang belum dicapai


Setelah saya melakukan beberapa langkah dalam penyelesaian masalah ibu R
yang ingin menerima bantuan dan kondisi nya layak menerima bantuan,
terdapat beberapa hasil yang sudah dicapai yaitu meliputi :
1) Ibu R memiliki pemahaman terkait bantuan – bantuan yang ada
2) Ibu R lebih aktif dalam menghadai masalah sendiri dengan dilihat ibu R
mengurus bantuan di sekolah untuk anaknya. Hal ini saya ketahui setelah
ibu R menginformasikan saya via WA.
3) Data ibu R yang tidak terdaftar dalam DTKS sedang dalam proses
pengajuan dalam dats DTKS.
4) Ketua RT mengetahui permaslahan ibu R dan ikut mencari solusi dalam
penyelesaian masalah

Hasil yang belum tercapai :


hal yang belum tercapai dalam penyelesaian masalah ini yaitu :
Keluarga ibu R belum mendapatkan bantuan seperti yang ibu R harapkan

f. Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah


Saya melakukan terminasi atau pengakhiran penanganan masalah terkait ibu
Rdasar pertimbangan yang saya lakukan sebagai terminasi atau pengakhiran
penanganan masalah ini yaitu :
- Terjadi perubahan sikap yag sebelumnya pasif menjadi lebih aktif dalam
menyelesaikan permasalahan yan g di hadapi.
- Ibu R telah memiliki pengetahuan yang cukup terkait bantuan sosial dan
mengetahui prosedur yang harus di lalui
- Data keluarga ibu R sedang dalam proses pengajuan dalam data DTKS
- Ketua RT telah mengetahui dan memperoleh informasi terkait
permasalahan ibu R sehingga dapat membantu permasalahan ibu R
maupun menjadi penghubung kepada pemangku kepentingan lain.

1. Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek dibawah ini


sekurang-kurangnya 100 kata.

a. Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/


konsep yang relevan).
Konsep pengetahuan yang saya gunakan adalah teori motivasi
Dengan menggunakan teori struktural fungsional saya sebagai pendamping
sosial berusaha membangun kesadaran melalui pemberian pemahaman tentang
Bantuan sosial Mulai dari pendataan dalam data DTKS sampai menerima
bantuan.
Dengan Teori Konflik saya sebagai pendamping sosial yang berusaha
mempengaruhi ibu R untuk memahami konflik yang ditimbulkan akibat dari
ketidak sadaran.
Dengan menggunakan Teori Interaksi Sosial, saya sebagai seorang Pendamping
Sosial berusaha membangun Komunikasi kepada Ibu R untuk dapat
mempengaruhi pikiran mereka agar mereka sadar dan paham dari pentingnya
bersikap aktif dalam menangani masalah- masalah yang di hadapi.

b. Teknik teknik yang digunakan dalam penanganan kasus 2

1) Melakukan komunikasi antarpribadi


Ibu memerlukan solusi atas permasalahanya. Namun solusi tersebut tidak
akan muncul sebelum ibu R bercerita secara jujur dan terus teras kepada
saya. Komunikasi yang saya dan klien jalani harus didasari rasa saling
percaya. Bahwa selalu ada solusi atas semua maslaha yang dihadapi.

2) Prilaku attending
Prilaku attending disebut juga prilaku menghampiri klien. Hal ini mencakup
kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Prilaku attending ini saya
lakukan untuk meningkatkan harga diri Ibu R, meningkatkan suasana
nyaman dan mempermudah ekspresi prasaan ibu R.
3) Dorongan minimal
Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikandorongan langsung
yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan ibu R. Misalnya dalam
menggunakan ungkapan oh…, ya…., terus….
Tujuan dorongan minimal ini agar ibu R terus berbicara dan mengarahkan
agar pembicaraan mencapai tujuan.

c. Nilai nilai/ kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 2

1) Saya menggunakan nilai/kode etik Prinsip Sikap Tidak Menghakimi. Dalam


hal ini nilai/kode etik yang saya terapkan dengan tidak menilai apa yang
sudah dilakukan oleh ibu R. Meskipun hal tersebut berdampak kurang baik.
Tidak menyudutkan atau menyalahkan ibu R ternyata dapat memberikan
motivasi positif dalam menyelesaikan permasalahan. Menghakimi
perbuatan justru akan membuat batasan dan akan merasa tidak nyaman.
2) Saya menggunakan nilai/kode etik Prinsip Penentuan Nasib Sendiri. Dalam
hal ini nilai/kode etik yang saya terapkan dengan menanamkan
pemahaman bahwa apa yang sudah dilakukan oleh pendamping dan semua
pihak yang terlibat akan berhenti dan sia-sia jika tidak ada keinginan dari
dalam diri ibu R untuk berubah. Ibu R berhak menentuka apakah ia akan
peduli atau tidak. Kita tidak bisa memaksakan
3) Kode etik kesopanan dalam melakukan komunikasi dengan ibu R. Menjaga
tata karma dalam berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik dan
mudah dimengerti oleh ibu R, serta dengan prilaku yang sopan dan
menghormati apa yang sedang ibu R sampaiakn atau utarakan terkait
permasalahan yang dialaminya.

PERNYATAAN PENYUSUN
Saya yang membuat deskripsi diri ini menyatakan bahwa semua yang saya diskripsikan
adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi apapun apabila pernyataan
ini dikemudian hari terbukti tidak benar

Malinau, 22 Oktober 2022

WIJI SUHARDI

Anda mungkin juga menyukai