Anda di halaman 1dari 12

Page 1 of 12

INSTRUMEN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI

DESKRIPSI DIRI

FORM SEMENTARA
SEBELUM INPUT DALAM APLIKASI BP3S

2023
Page 2 of 12

DESKRIPSI DIRI PEKERJA SOSIAL / TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL


PETUNJUK UMUM
• Deskripsi diri dibuat berdasarkan kepada praktik nyata yang anda sedang atau telah
lakukan.
• Kasus/situasi/permasalahan yang disajikan merupakan kasus/situasi/permasalahan
nyata dan bukaan hasil rekaan.
• Kasus/situasi/permasalahan yang disajikan berbeda untuk setiap bagian.
• Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.

A. PENERAPAN PENGETAHUAN DALAM PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL


1. Uraikan satu kasus/situasi/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas
dan fungsi sebagai Pekerja Sosial / Tenaga Kesejahteraan Sosial. Gambarkan
kasus/situasi/permasalahan dengan memperhatikan aspek-aspek: apa masalahnya,
kapan dan dimana masalah itu terjadi, siapa pihak-pihak yang terkait dengan
permasalahan, mengapa dan bagaimana masalah itu terjadi (5W + 1H minimal 100
kata).

Deskripsi Kasus 1:

2. Berdasarkan kasus tersebut, jelaskan:


a. Pemahaman penerapan teori/konsep-konsep/perspektif di bidang pekerjaan
sosial terkait dengan masalah yang ditangani pada kasus 1.
1) Sebutkan teori/konsep-konsep/perspektif yang relevan dengan
permasalahan pada kasus 1 dan jelaskan isi dari teori/konsep-konsep/
perspektif tersebut (minimal 100 kata).
Page 3 of 12

Deskripsi isi teori/ konsep-konsep /perspektif: Pada kasus 1 di atas,


saya menggunakan 3 teori untuk membantu penyelesaian masalah tersebut di atas yakni.
Tiga teori yang dipilih merupakan hasil dari analisis masalah yang ada dengan cara
penyelesaian yang harus ditempuh dalam rangka membantu keluarga Ibu Ni Nyoman Sari
untuk lepas dari trauma (trauma healing)
1. Teori Organisasi Cakupan pekerja sosial makro antara lain salah satunya adalah
organisasi. Organisasi merupakan suatu wadah atau tempat terjadinya kegiatan bersama
untuk mencapai tujuan bersama dan memiliki visi dan misi untuk menampung dan
menyalurkan pendapat atau pikiran yang berbeda. Unsur-unsur organisasi adalah orang-
orang, kerjasama, tujuan bersama, peralatan atau sarana, lingkungan, dan kekayaan
alam. Selain itu, Stephen P. Robbins (1994:36) berpendapat bahwa Teori
organisasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari struktur dan desain organisasi. Teori
organisasi menunjuk aspek-aspek deskriptif maupun perspektif dari disiplin ilmu tersebut.
Teori organisasi menjelaskan bagaimana organisasi sebenarnya distruktur dan
menawarkan tentang bagaimana organisasi bisa dikonstruksi guna meningkatkan
keefektifan organisasi
2. Teori Social Exchange (Pertukaran Sosial) Teori ini mengatakan bahwa seseorang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi
kebutuhannya. Teori pertukaran sosial pun melihat antara perilaku dengan lingkungan
terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Pandangan serupa tentang teori Social
Exhange dari Thibault dan Kelley (1996:89) yakni sebuah teori yang mengemukakan
bahwa kontribusi seseorang dalam suatu hubungan, di mana hubungan tersebut dapat
mempengaruhi kontribusi orang lain.
3. Teori Motivasi. Motivasi pada dasarnya merupakan alasan untuk bertindak atau
dorongan manusia untuk mencapai tujuannya. Motivasi juga merupakan suatu proses
untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang kita
inginkan. Menurut McClleland dalam Notoadmojo (2007), mengatakan bahwa dalam diri
manusia ada dua motivasi, yaitu motif primer atau motif yang tidak dipelajari dan motif
sekunder atau yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain. Oleh
karena motif sekunder timbul karena interaksi dengan orang lain, maka motif ini sering
disebut motif sosial. Motif primer atau motif yang tidak dipelajari ini secara alamiah
timbul pada setiap manusia secara biologis. Motif ini mendorong seseorang untuk
terpenuhinya kebutuhan biologisnya, misalnya makan, minum, seks, dan kebutuhan –
kebutuhan biologis yang lain. Motif sekunder adalah motif yang timbul karena dorongan
dari luar akibat interaksi dengan orang lain atau interaksi sosial.

2) Uraikan pertimbangan profesional anda dalam memilih/menentukan


teori/konsep/perspektif tersebut pada kasus 1 yang anda lakukan (minimal
100 kata).
Page 4 of 12

Deskripsi pertimbangan profesional:


Pada usaha penyelesaian kasus di atas, teori tersebut digunakan sesuai analisis
permasalahan yang timbul akibat abrasi pantai Gilimanuk di Lingkungan Jineng Agung,
Masalah social yang timbul akibat bencana alam dalam kasus di atas adalah rusaknya
tempat tinggal, hilangnya mata pencaharian sementara, dan juga hilangnya dokumen
penting yang mengakibatkan warga tersebut tidak dapat mengakses layan social yang
ada. Adapun dasar pemilihan tiga teori di atas adalah sebagai berikut.
Teori Organisasi digunakan sebagai wadah usaha bersama untuk mencapai
tujuan, kebersamaan yang dimaksud di sini adalah Kepala Rumah Tangga yakni WD
mampu meminta tolong warga setempat atau perkumpulan ojek untuk bersama-sama
memperbaiki rumahnya yang dalam keadaan darurat agar dapat kembali digunakans
ebagai tempat berlindung. Teori ini sangat membantu KPM di atas untuk menyelesaikan
permasalahan pertamanya melalui musyawarah warga setempat atau seperkumpulan.
Kemudian Teori Social Exchange (Pertukaran Sosial) sangat berperan untuk
menyelesaikan dua masalah berikutnya yakni hilangnya mata pencaharian sementara
dan juga hilangnya beberapa dokumen penting milik keluarga. Pada teori ini ditekankan
bahwa hubungan social merupakan kekuatan utama yang harus dimiliki untuk
memenuhi kebutuhan seseorang. Dengan teori ini KPM tersebut dapat memenuhi
kebutuhan sehari-harinya dan juga mendapatkan kembali salinan dan/atau duplikat
dokumen penting keluarga. Selanjutntya, Teori Motivasi dipilih karena pentingnya
mengobati trauma pada seluruh anggota keluarga KPM tersebut pasca masalah yang
menimpanya.

3) Uraikan penerapan teori/konsep-konsep/perspektif dalam penanganan kasus


1 yang telah anda lakukan (minimal 100 kata).
Deskripsi penerapan teori/konsep-konsep/perspektif:
Peneriapan teori tersebut diawali dengan memberikan motivasi kepada KPM
tersebut bahwa setiap hidup dan pilihan hidup pasti memiliki risiko. Hidup di pinggir
berisiko terkena angin keras, ombak, tsunami, dan abrasi yang sedang menimpanya.
Selanjutnya motivasi kembali diberikan agar warga tersebut tidak patah semangat dan
segera berusaha lepas dari permasalahannya. Salain itu, motivasi juga digunakan untuk
menyembuhkan trauma KPM. Kemudian Teori Organisasi diterapkan oleh Kepala
Keluarga dan istrinya guna memperbaiki tempat tinggalnya yakni dengan cara
mengerahkan seluruh anggota perkumpulan OPEL (Ojek Pelabuhan) guna gotong royong
memperbaiki tempat tinggalnya, di satu sisi Ibu NS juga mengerahkan kelompok arisan
ibu-ibu PKH guna menyediakan makanan dan minuman sekedarnya untuk bapak-bapak
yang sedang gotong royong. Selanjutnya, Teori Social Exchange (Pertukaran Sosial)
diterapkan dalam rangka dua masalah krusial. Yakni dengan cara menanamkan diri
bahwa kebutuhan kita dapat dicapai dengan mempertahankan hubungan sosial antar
sesama. Penerapan teori ini dimulai dengan memberikan kepala keluarga tersebut
sebuah pekerjaan baru yang semula tukang ojek karena sepedah motornya rusak dan
belum bias diperbaiki karena belum ada biaya, Bapak WD sekarang bekerja sebagai calo
penumpang di Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk dan Terminal Gilimanuk. Hal ini
terjadi karena sebagaian besar supir dan tukang ojek adalah rekan kerjanya dulu. Dengan
menjadi Calo Penumpang, Bapak Dauh dapat membantu rekannya dan juga dirinya
sendiri.
Page 5 of 12

b. Implikasi penerapan pengetahuan (teori/pendekatan/perspektif) terhadap


tampilan/capaian praktik anda sebagai Pekerja Sosial / Tenaga Kesejahteraan
Sosial. dalam penanganan kasus 1
1) Uraikan implikasi penerapan pengetahuan dalam praktik pekerjaan sosial
yang telah anda lakukan terhadap capaian anda sebagaimana dalam
penanganan kasus 1 (minimal 100 kata).

Deskripsi implikasi penerapan pengetahuan:


Pada Hari Rabu, 8 Agustus 2020. Saya kembali mengunjungi tempat
tinggal KPM PKH a.n. ST di Desa Sukajaya, Kecamatan Cisewu, Kab. Garut. Tidak
seperti biasanya, ibu ST yang kemarin terlihat murung dan suka merenung kini
sedang disibukkan oleh pekerjaan barunya sebagai tukang kopi keliling di
terminal Gilimanuk. Pagi itu, ia terlihat sibuk menyiapkan air panas yang
kemudian dimasukkan ke termos dan menata beraneka kopi sachet yang akan
dibawa keliling terminal.
Meskipun rumahnya tidak sepermanen dan sebagus dulu, kini keluarga
Ibu Nyoman Sari sudah bias berteduh dalam rumah barunya yang hanya
berdinding teriplek dan beratap asbes. Selain itu, sambil mengumpulkan uang
untuk memperbaiki sepedah motornya, Pak WD juga bekerja sebagai calo
pencari penumpang bus. Kartu keluarga dan ATM KKS PKH telah saya bantu
untuk menguruskan kembali.
Dari sini saya sangat terbantu akan teori atau konsep pekerja sosial dalam
menangani masalah-masalah sosial seperti ini. Hal ini terbukti keberhasilan teori
motivasi, teori organisasi, dan teori pertukaran sosial guna menyelesaikan
permasalahan pada kasus 1 keluarga ibu NS.

2) Uraikan implikasi penerapan pengetahuan dalam praktik pekerjaan sosial


yang telah anda lakukan, sehingga hasil intervensi yang anda lakukan lebih
baik dibandingkan dengan jika tanpa menggunakan pengetahuan tersebut
(minimal 100 kata).

Deskripsi implikasi penerapan pengetahuan:


Salah satu kelebihan bekerja pada bidang sosial dengan teori adalah outcame
yang dihasilkan sesuai harapan dan proses yang sistematis jika dibandingkan dengan
tidak menggunakan teori dan langsung praktik. Teori sangat membekali pengetahuan
awal dan prosedur pekerja sosial dalam menjalankan tugasnya sebagai pekerja sosial.
Teori juga memberikan gambaran langkah apa yang seharusnya nanti dilakukan oleh
seorang pekerja sosial saat menemui masalah-masalah di lapangan.
Sepengalaman saya dalam menyelesaikan kasus 1 di atas, saya merasa sangat
terbantu mulai dari penanganan trauma, analisis permasalahan, dan cara mencari jalan
keluar permasalahan. Korban bencana alam yang merupakan KPM PKH saya pun merasa
sangat terbantu dengan masukan-masukan dan alur yang harus ditempuh guna
memperbaiki keadaan darurat.
Jika tanpa teori, mungkin saja saya akan menempuh jalan-jalan yang tidak sesuai
seperti langsung membantu seorang diri, tidak menenangkan kepanikan dan trauma
yang dialami KPM, tidak terciptanya lapangan kerja darurat bagi korban sehingga korban
hanya mengharapkan bantuan-bantuan instan dari donator dan pemerintah.
Page 6 of 12

B. PENERAPAN KETERAMPILAN DALAM PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL


1. Uraikan satu kasus/situasi/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas
dan fungsi sebagai Pekerja Sosial / Tenaga Kesejahteraan Sosial. Gambarkan
kasus/situasi/permasalahan ketidakberfungsian sosial dengan memperhatikan
aspek-aspek: apa masalahnya, kapan dan dimana masalah itu terjadi, siapa pihak-
pihak yang terkait dengan permasalahan, mengapa dan bagaimana masalah itu
terjadi (5W + 1H minimal 100 kata).

Deskripsi Kasus 2:
Sebagai pendamping sosial PKH ada program komplementaritas yang harus juga
didampingi oleh pendamping PKH kepada KPM PKH. Jenisnya pun bermacam-macam, ada
KUBE, KIS, KIP, BPNT dan sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Sebuah
permasalahan muncul di wilayah dampingan saya yakni terjadi sekitar tanggal 9 Februari
2019, tepatnya di SMP Negeri 4 Melaya yang terletak di Wilayah Gilimanuk. Kejadi tersebut
sempat juga menyita perhatian pihak desa dan aparat setempat karena suami KPM saya
terlihat tidak terima anaknya tidak mendapatkan bantuan KIP padahal memiliki kartu KIP, di
satu sisi ada juga KPM saya yang menuntut haknya kepada pihak sekolah yang memotong
bantuan KIP anak SMP dari 750.000; menjadi 500.000;. kejadian ini lebih mirip seperti demo
orang tua kepada pihak sekolah.
Setelah ditelusuri, kemarahan kedua orang tua siswa yang merupakan KPM PKH
dampingan saya tersebut dipicu oleh informasi yang saya sampaikan saat pertemuan
kelompok. Informasi tersebut saya sampaikan bahwa anak sekolah yang memiliki KIP
mendapatkan bantuan dari sekolah yakni 450.000 tingkat SD, 750.000 tingkat SMP, dan
1.000.000 tingkat SMA dengan mendaftarkan anak didiknya ke sekolah masing-masing.
Informasi tersebut terjadi misskomunikasi yang mengakibatkan kemarahan orang tua siswa
kepada pihak sekolah karena nominal bantuan serta beberapa anak yang mendapatkan KIP
tidak mendapatkan uang. Sebagai pendamping PKH yang menyampaikan informasi
tersebut, sayapun harus bertanggung jawab dan datang ke sekolah untuk menyelsaikan
masalah ini. Karena permasalahan menyangkut uang dan kemarahan warga, saya
berkoordinasi dengan Babinkamtibmas untuk mendampingi saya beserta 2 KPM dampingan
saya ke sekolah tersebut.

2. Berdasarkan kasus 2, jelaskan:


a. Sebutkan metode/model pendekatan/strategi yang anda gunakan dalam
penanganan kasus/situasi/permasalahan serta jelaskan penerapannya
sebagaimana yang anda lakukan pada penanganan kasus 2 (minimal 100 kata).

Deskripsi metode/model pendekatan/strategi: (6)


Dalam menyelsaikan masalah pada Kasus 2 di atas, saya memilih menggunakan
Metode Wawancara dan Metode Observasi.
Metode Wawancara, metode ini digunakan dalam penanganan kasus 2 di atas
khususnya pada penggalian informasi dari kedua belah pihak yakni KPM dan Pihak sekolah.
Selain itu, untuk memperkuat hipotesis yang ada, saya juga melakukan wawancara kepada
pihak bank dengan menggunakan teknik catat dan rekam.
Selain metode di atas, untuk menguraikan permasalahan awal saya juga
menggunakan Metode Observasi. Metode ini digunakan untuk mencari benang merah dari
permasalahan yang muncul antara KPM dan Pihak Sekolah. Observasi yang saya lakukan
meliputi peraturan dan alur pengajuan KIP di sekolah, alur pencairan, dan peraturan intern
sekolah tentang bantuan KIP.
Dua metode ini saya gabungkan menjadi satu dan secara kondisional untuk
mengetahui permasalahan awal, alur yang benar tentang KIP, kenyataan yang terjadi di
sekolah, dan kenyataan yang diterima KPM. Sehingga hasil analsisnya nanti dapat
dipertanggungjawabkan.
Page 7 of 12

b. Penerapan metode/model pendekatan/strategi/teknik dalam praktik pekerjaan


sosial yang telah anda lakukan pada proses awal penanganan
kasus/situasi/permasalahan dan dampaknya terhadap proses praktik
selanjutnya.
1) Uraikan teknik yang anda gunakan pada proses awal penanganan
kasus/situasi/permasalahan serta jelaskan penerapannya sebagaimana yang
anda lakukan pada penanganan kasus 2 (minimal 100 kata).

Deskripsi penerapan teknik pada proses awal: (7)


Mula-mula, metode wawancancara yang digunakan dengan teknik smalltalk dan
catat kepada KPM. Percakapan kecil tersebut yakni. “Maaf, Ibu-Bapak, tahap sebelumnya
berapa yang diterima oleh anak Ibu dari sekolah?”, kemudian KPM menjawab, “hanya
500.000 saja, Pak. Padahal kata bapak kan tingkat SMP 750,000.”, Saya membenarkan,
“Benar, Bu.”
Setelah ke KPM saya langsung ke pihak sekolah yang mengatasi masalah KIP
dengan teknik catat dan wawancara di antaranya menanyakan jumlah anak penerima
dan jumlah nominal yang diterima per anak. Yakni pihak sekolah menjelaskan, “Maaf,
Pak. Setiap sekolah dibatasi hanya 100 penerima dan masing-masing menerima 750.000
dan sebebesar 500.000 dicairkan, sedangkan sisanya ditabungkan.” Selanjutnya saya ke
Bank untuk observasi dengan meminta printout tabungan anak KPM saya yang
mendapatkan KIP. Dan ternyata benar sisa 250.000 masih tersisa di saldo rekening anak
KPM.
Teknik selanjutnya adalah smalltalk kembali bersama KPM dengan tujuan
menjelaskan hal yang menjadi penyimbangan informasi dan alur dari pihak sekolah yang
tidak diketahui oleh KPM.

2) Uraikan dampak penerapan teknik tersebut pada proses/tahap awal


terhadap proses selanjutnya (minimal 100 kata).
Deskripsi dampak penerapan teknik pada proses awal: (8)
Dampak penggunaan teknik-teknik di atas dalam menyelesaikan kasus KPM pada
kasus 2 di atas sangatlah relevan dan berujung positif tanpa ada pihak yang dirugikan.
Metode wawancara dengan teknik smalltalk, catat, dan nasehat berimplikasi pada
pengetahuan KPM tentang rentetan alur dan kebijakan KIP, baik itu kebijakan pusat dan
kebijakan sekolah sendiri. Mulanya, KPM merasa dirinya tidak diberlakukan secara adil
karena anaknya tidak mendapatkan bantuan KIP meskipun memiliki kartu KIP. Setelah
mendapatkan penjelasan dari sekolah yang merupakan hasil observasi dan wawancara
pendamping terhadap pihak sekolah ternyata anak pemegang KIP harus didaftarkan
sesuai prosedur dan kuota per sekolah untuk menerima bantuan.
Sedangkan KPM yang merasa bantuan anaknya dipotong karena tidak sesuai
anatar yang diterima dengan informasi yang disampaikan pendamping, menjadi paham
jika bantuannya diterima full, akan tetapi disisakan sebagian untuk ditabung jika ada
keperluan mendadak dan bias dicairkan hanya untuk keperluan sekolah. Hal ini
merupakan hasil dari penerapan observasi tentang kebijakan sekolah dan wawancara
dengan operator sekolah serta smalltalk dengan KPM.
Page 8 of 12

c. Penerapan teknik asesmen dalam mengidentifikasi ketidakberfungsian sosial


beserta sumber dan potensi yang digunakan dalam mengatasi ketidakberfungsian
sosial tersebut.
1) Jelaskan teknik yang anda gunakan pada proses asesmen masalah dan
penerapannya dalam upaya penanganan kasus/situasi/permasalahan yang
ada kasus 2 (minimal 100 kata).

Deskripsi penerapan teknik asesmen masalah: (9)


Pada kasus di atas dan kasus-kasus serupa, saya menerapkan teknik
Pemberian Informasi dan Nasehat. Kedua teknik ini memerlukan keterampilan
Pemilihan kata yang tepat, Keterampilan berbahasa. Keterampilan observasi,
Keterampilan mendengar. Keterampilan untuk bersikap secara tepat,
Penyampaian informasi atau pesan secara ringkas (tidak bertele-tele), tepat
sasaran tetapi mudah dimengerti. https://viuweb7.com/).

2) Jelaskan teknik yang anda gunakan pada proses identifikasi potensi dan
sumber yang relevan untuk penanganan kasus/situasi/permasalahan pada
kasus 2 (minimal 100 kata).
Deskripsi penerapan teknik identifikasi potensi dan sumber: (10)
Page 9 of 12

d. Penerapan teknik perencanaan dan pelaksanaan intervensi yang pernah anda


lakukan dalam praktik pekerjaan sosial.
1) Jelaskan teknik yang anda gunakan pada proses penyusunann rencana
intervensi dalam upaya penanganan kasus/situasi/permasalahan yang ada
kasus 2 (minimal 100 kata).

Deskripsi penerapan teknik perencanaan intervensi: (11)

2) Jelaskan pelaksanaan intervensi untuk mengimplementasikan rencana


intervensi yang telah disusun dalam penanganan kasus/situasi/permasalahan
yang ada kasus 2 (minimal 100 kata).

Deskripsi pelaksanaan intervensi: (12)


Page 10 of 12

C. PENERAPAN NILAI DALAM PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL


1. Uraikan kasus/situasi/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan
fungsi sebagai Pekerja Sosial / Tenaga Kesejahteraan Sosial. Gambarkan
kasus/situasi/permasalahan yang akan terkait dengan nilai-nilai dalam praktik
dengan memperhatikan aspek-aspek: apa masalahnya, kapan dan dimana masalah
itu terjadi, siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan, mengapa dan
bagaimana masalah itu terjadi (5W + 1H minimal 100 kata).

Deskripsi Kasus 3:
Pada hari Senin, 6 Mei 2019. KPM PKH di Kelurahan Gilimanuk dipandu oleh
pendamping PKH mengadakan rapat PKH terkait dengan pengusulan Program
Komplementaritas PKH yakni Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Awalnya rapat berjalan
lancar tentang pembahasan gambaran awal KUBE, syarat, dan sebagainya.
Kemudian tibalah pada sesi penetuan jenis usaha KUBE per kelompok yang nantinya
dikelola oleh KPM PKH Gilimanuk. Sebagai pendamping PKH di Kelurahan Gilimanuk, saya
memberikan saran terhadap KPM saya bahwa usaha yang nantinya dikerjakan adalah usaha
sesuai modul FDS Ekonomi. Kemudian analisis usaha sebaiknya dilakukan sesuai potensi di
tempat tinggal masing-masing. Saya menyarankan kea rah pengembangan wisata karena
Kelurahan Gilimanuk sedang giat-giatnya pengembangan wisata. Oleh karena itu, sebaiknya
usaha yang diusulkan berbau wisata.
Akan tetapi, sebagian besar KPM PKH tidak setuju meskipun saya sebagai pendamping
PKH memberikan gambaran usahanya nanti. Mereka berasalan terlalu sulit dan susah untuk
dijalankan kalau di bidang usaha. Mereka ingin berusaha seperti jual kue kering, cumi kering,
dan sebagainya kemudian dipasarkan. Kendala mereka hanyalah tidak memiliki modal
karena memang ekonomi mereka di bawah rata-rata. Jajak pendapat terjadi cukup alot
antara pendamping dan KPM PKH di Kelurahan Gilimanuk.

2. Berdasarkan kasus tersebut, jelaskan:


a. Penerapan prinsip pekerjaan sosial terkait dengan klien:
Uraikan bagaimana anda menerapkan prinsip pekerjaan sosial dalam bekerja
dengan klien, serta bagaimana implikasinya terhadap praktik pekerjaan sosial
yang dilakukan. (minimal 100 kata).
Deskripsi penerapan prinsip pekerjaan sosial bekerja dengan klien: (13)
Pada kasus penentuan jenis usaha yang nantinya diajukan ke Dinas Sosial
Kabupaten Jembrana, terjadi ketidaksepemahaman antara KPM PKH dan Pendimping
Sosial PKH. Akan tetapi, sebagai pendamping dan pekerja sosial saya berusaha untuk
menerapkan Prinsip Penentuan Diri Sendiri (Self Determination).
Prinsip Self Determination, dimana suatu prinsip yang berdasarkan bahwa manusia
(klien) itu mempunyai hak untuk diri sendiri. Keyakinan bahwa tiap-tiap manusia yang
mengalami penderitaan pribadi, ekonomi, social mempunyai hak untuk diri sendiri dan
bagaimana cara untuk mengatasinya. https://viuweb7.com/)
Page 11 of 12

b. Penerapan prinsip pekerjaan sosial terkait dengan rekan sejawat:


Uraikan bagaimana anda menerapkan prinsip pekerjaan sosial dalam bekerja
dengan rekan sejawat, serta bagaimana implikasinya terhadap praktik pekerjaan
sosial yang dilakukan (minimal 100 kata).
Deskripsi penerapan prinsip pekerjaan sosial bekerja dengan rekan sejawat: (14)
Dalam bekerja sebagai pekerja sosial, dengan teman sejawat pada pendampingan
KPM di Kelurahan Gilimanuk, saya selalu menerapkan prinsip Equal Apportunity
(mempunyai kesempatan yang sama). Pada kasus atau masalah apapun yang kami hadapi
di lapangan dalam pendampingan PKH di Kecamatan Melaya, saya selalu menerapkan
prinsip tersebut untuk membangun relasi antar sesama teman sejawat. Prinsip dasar
Equal Apportunity atua mempunyai kesempatan yang sama, hal ini dijadikan salah satu
prinsip dasar bagi pelaksanaan praktik pekerja social. Setiap manusia atau klien
mempunyai kesempatan yang sama didalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
(https://viuweb7.com/). Prinsip ini membuka lebar kesempatan sesame rekan untuk
berpendapat dan berbuat yang sama, tanpa membatasi satu sama lain. Keterbukaan
antar tim menjadi salah satu hal yang penting dalam bekerja sebagai pekerja sosial. Hal ini
dapat tercapai salah satunya dengan menerapkan prinsip ini.
Kemudian, Implikasinya terhadap praktik pekerjaan sosial yang saya lakukan adalah
pertama, yang mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal apapun di mata rekan
sejawat saya, kedua kami selalu saling bahu-membahu jika ada pekerjaan yang tidak
dapat dikerjakan sendiri, ketiga tidak ada saling deskriminasi, keempat bekerja menjadi
lebih nyaman dan aman karena kami saling menghargai. Jika dikaitkan dengan kasus di
atas, rekan sejawat saya tentu aku terus membantu dalam hal penyiapan dan
pengambilan keputusan jika saya menemui masalah di lapangan. Rekan sejawat juga
merasa dirinya dihargai dalam hal pengambilan keputusan KPM PKH tersebut.

c. Penerapan prinsip pekerjaan sosial terkait dengan lembaga/masyarakat:


Uraikan bagaimana anda menerapkan prinsip pekerjaan sosial terhadap
lembaga tempat bekerja atau masyarakat umum, serta bagaimana implikasinya
terhadap praktik pekerjaan sosial yang dilakukan. (minimal 100 kata).

Deskripsi penerapan prinsip pekerjaan sosial terkait lembaga atau masyarakat: (15)
Dalam bekerja sebagai pekerja social pada pendampingan KPM PKH Kelurahan
Page 12 of 12

3. Penerapan tanggung jawab etik terhadap profesi pekerjaan sosial:


Uraikan bagaimana anda menerapkan tanggung jawab etik terhadap profesi
pekerjaan sosial, serta bagaimana implikasinya terhadap praktik pekerjaan sosial
yang di lakukan. (minimal 100 kata).

Deskripsi penerapan tanggung jawab etik terhadap profesi pekerjaan sosial: (17)
Dalam hal pendampingan PKH di Kelurahan Gilimanuk, kode etik pekerja sosial
selalu saya pegang teguh pada setiap situasi dan kondisi apapun dan dalam menghadap
masalah di lapangan. Tanggung jawab etik pekerja sosial terhadap pekerjaan sosial
berkaitan dengan bagaimana seorang pekerja sosial mampu untuk mempertahankan
nama baik profesinya yakni profesi pekerjaan sosial. Hal ini juga berkenaan dengan apa
saja yang perlu dilakukan pekerja sosial professional untuk mencapai tujuan tersebut.
Menjaga nama baik diri sendiri dan profesi pekerja sosial dengan tidak meminta
upah dari KPM PKH (klien) saat dimintai tolong memecahkan suatu masalah. Upah atau
suap untuk pekerja sosial bagi saya sebagai pendamping PKH yang mendampingi KPM di
Kelurahan Gilimanuk merupakah hal yang sangat tabu dan tidak boleh dilakukan sama
sekali. Selain akan mengurangi kualitas kinerja kita, hal tersebut juga bertentangan
langsung dengan kode etik pekerja sosial.
Selain itu, saya selalu berusaha untuk memelihara integritas profesi, meningkatkan
pelayan terhadap masyarakat, dan juga berusaha untuk meningkatkan dan
mengembangkan keterampilan serta pengetahuan sebagai pekerja sosial.

KETERANGAN
Hindari PLAGIAT (meniru/mengcopy-paste
Deskripsi Diri miliki Asesi lainnya atau dari artikel pada
internet tampa kutipan sumber). Segala bentuk dan
sekecil apapun Plagiat yang temukan oleh system BP3S
dan Asesor akan mendapatkan peringatan atau
diskualisifikasi pengajuan sertifikasi asesi.
https://viuweb7.com/

Anda mungkin juga menyukai