Anda di halaman 1dari 17

Nama: Ekrimah

No. Peserta: ________________

DESKRIPSI DIRI
TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (TKS)

PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PEKERJA SOSIAL DAN PENYULUH


SOSIAL
BADAN PENDIDIKAN PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL RI
2019
DESKRIPSI DIRI
TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (TKS)

PETUNJUK UMUM
 Deskripsi diri dibuat berdasarkan praktik pelayanan nyata yang anda sedang atau telah
lakukan dalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial
 Kasus yang disajikan merupakan kasus nyata dan bukan hasil rekaan.
 Kasus yang disajikan pada bagian A, B, dan C harus berbeda.
 Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.

A. PENERAPAN PENGETAHUAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN


1. Uraikan satu kasus yang anda sedang atau telah tangani mengikuti pola 5W + 1H
(memperhatikan aspek-aspek: apa kasusnya, kapan dan dimana kasus itu terjadi,
siapa pihak-pihak yang terkait dengan kasus tersebut, mengapa kasus tersebut terjadi,
dan bagaimana memecahkan masalah tersebut).
Pertengah Januari 2018 saya bekerja sebagai pendamping PKH dan disana awal mula
saya bertemu dengan ibu JM, beliau merupakan salah satu penerima bantuan Program
Keluarga Harapan tahun 2018 di desa Sungai Tabuk Kota Kecamatan Sungai Tabuk.
ibu JM merupakan ibu rumah tangga biasa yang saat ini memiliki 3 orang anak. Satu
anak laki-laki yang sudah bekerja disalah satu warung makan dan dua anak perempuan
yang masih bersekolah di sekolah dasar SDN Pematang Panjang. Suami ibu JM tidak
memiliki pekerjaan tetap beliau bekerja sebagai pencari anak serangga untuk dijual ,
itupun tidak setiap hari dilakukan, karena keberadaan sarang serangga yang saat ini
susah untuk dicari. Masalah yang mereka hadapi adalah pendapatan keluarga yang
terkadang tidak bisa mencukupi keperluan hidup sehari-hari. Ditambah dua ank mereka
yang masih duduk di bangku sekolah dasar yang selalu meminta uang jajan hal ini
membuat ibu JM tidak jarang terlilit hutang di warung. Pada tanggal 11 Januari tahun
2019 saya selaku pendamping melaksanakna kegiatan bulanan rutin pertemuan
kelompok yang mana dalam pertemuan kala itu, bertempat di Desa Sungai Tabuk Kota
RT 06 Rumah Ibu JM. Pembahasan pada pertemuan kelompok saat itu adalah modul
pendidikan dan pengasuhan anak, yang mana pada setiap akhir sesi saya selalu
mengadakan interaksi tanya jawab dan berbagi kisah, baik menyangkut masalah
bantuan PKH dan masalah lainnya, seperti memotivasi dan memberikan pengarahan
kepada KPM untuk memanfaat dana bantuan sebaik mungkin dan agar dana tersebut
juga dijadikan modal untuk membuka usaha.
Permasalahan yang dihadapi ibu JM dan keluarga adalah keperluan setiap hari yang
harus dipenuhi sedangkan pendapatan tidak setiap hari bisa mereka dapatkan sehingga
ibu JM sering terlilit hutang kepada tetangga bahkan rentenir.
Masalah yang di alamai ibu JM disebabkan pengeluran rumah tangga setiap hari yang
harus dipenuhi, seperti membeli beras, ikan dan sayur, juga biaya jajan sekolah dua
anak mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar, sedangkan anak pertama yang
sudah bekerja tidak bisa membantu banyak karena posisi dia saat ini terpaksa harus
ikut diam dengan sang nenek untuk mengurangi beban hidup ibu JM dan gaji yang di
dapat hanya bisa menutupi keperluan pribadinya.
2. Berdasarkan kasus 1, jelaskan:
a. Penerapan teori/konsep-konsep yang relevan dan terkait dengan kasus 1 yang
ditangani.
1) Sebutkan dan jelaskan setidaknya 3 (tiga) teori/konsep-konsep yang relevan
dengan kasus 1 (minimal 150 kata).
[1] Deskripsi isi teori/ konsep-konsep:
Pada kasus yang di hadapi ibu JM, dalam permasalahan ini saya memakai
konsep komunikasi, motivasi, ekonomi dan agama. Komunikasi disini saya
gunakan untuk acuan pertama mencari permasalah yang dialami keluarga ibu
JM dengan berinteraksi mendengarkan kisah hidup beliau. Selanjutkan saya
menggunakan teori motivasi. Dalam teori motivasi ini saya memberikan
semangat dan dorongan kepada ibu JM agar bisa memanfaatkan dana
bantuan yang didapat untuk sebagai modal membuka usaha jualan sembako,
selain itu saya juga memberikan pengetahuan ekonomi dengan cara
mengelola keuangan keluarga, cermat meminjam dan menabung agar ibu JM
bisa memulai usaha dengan mengembangkan modal kecil menjadi hasil yang
berkelanjutan. Pengetahuan agama juga saya gunakan saat berkomunikasi
dan memotivasi ibu JM untuk selalu memiliki iman (keyakinan) bahwa setiap
makhluk hidup yang ada di bumi ini sudah di jamin rezeki nya masing-masing
tinggal bagaimana manusia mau berusaha untuk mengambilnya. Teori
motivasi juga saya gunakan untuk membangun semangat dan kepercayaan
diri ibu JM dalam memulai usaha berjualan sembako. Teori komunikasi dan
motivasi juga pengetahuan ekonomi dan agama, saling berkaitan satu sama
lainnya, komunikasi saya gunakan untuk berinteraksi menggali permasalahan
yang dialami ibu JM guna mencari solusi terbaik dari permasalahan yang ada,
motivasi digunakan untuk mendorong ibu JM bergerak mewujudkan
keinginannya membuka usaha jualan sembako guna membantu
perekonomian keluarga, pengetahuan ekonomi memberikan ilmu kepada ibu
JM untuk mengelola keuangan keluarga keluarga yang terbatas agar bisa
ditabung sebagai modal memulai usaha, dan pengetahuan agama membuat
ibu JM tetap yakin bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan asalkan manusia
mau berusaha.

2) Uraikan penggunaan teori/ konsep-konsep tersebut dalam pemberian


pelayanan pada kasus 1 yang telah atau sedang anda lakukan (minimal 150
kata)
[2] Deskripsi penerapan teori/ konsep-konsep:
Teori komunikasi, Motivasi, Ekonimi dan Agama 4 teori yang saya pakai untuk
menindaklanjuti masalah yang dihadapi ibu JM, komunikasi adalah suatu proses
di mana seseorang atau beberapa orang , kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan
dan orang lain. Implikasi yang saya lakukan adalah membangun komunikasi
dengan ibu JM untuk mencari informasi permasalahan yang dihadapai ibu JM
sehingga saya bisa memotivasi ibu Jm untuk tetap berusaha mampu dan yakin
mencari solusi dan penyelesai permasalahan yang ada. Di tambah dengan
pengetahuan agama guna memberikan keyakinan kepada ibu JM untuk tetap
berusaha menjemput rezeki yang telah Allah SWT siapkan untuk para hambanya
yang mau berusaha. Pengetahuan ekonomi memberikan ilmu kepada ibu JM
untuk mengelola keuangan keluarga keluarga yang terbatas agar bisa ditabung
sebagai modal memulai usaha.

3) Sebutkan dasar pertimbangan anda dalam penggunaan teori/konsep untuk


kasus 1 (minimal 150 kata)
[3] Deskripsi dasar pertimbangan:
Dasar pertimbangan yang saya gunakan dalam permasalahan ibu JM yakni teori
Komunikasi, Motivasi, Agama dan Ekonomi adalah: 1. Membangun komunikasi
yang baik dengan ibu JM dengan menjadi pendengar yang baik ketika ibu JM
menceritakan permasalahan hidupnya sampai menjadi anggota PKH. 2. Motivasi
yang kuat untuk menambah pendapatan keluarga dengan memulai usaha jualan
sembako, dalam hal ini saya menyampaikan bahwa ibu JM harus memiliki tekad
dan keberanian yang kuat untuk memulai, karena usaha yang baik itu adalah
usaha yang dimulai bukan yang dipikirkan. 3. Peluang usaha dilingkungan tempat
ibu JM juga mendukung karena tempat tinggal ibu JM terisisolir dan dalam gang
sempit ditambah sekitar tempat ibu JM tinggal belum ada orang yang berjualan
sembako. Pada awal ibu JM memulai usaha dia memanfaat bantuan social
dengan nominal yang telah bertambah Karena ada bantuan keluarga sebesar
550.000 yang di salurkan pada tahap pertama ibu JM memanfaat dana Rp 500.00
ditambah sedikit tabungan yang ada untuk membeli barang-barang sembako
dan barang yang diambil sebagian memakai system kepercayaan yakni ibu JM
mengambil barang terlebih dahulu untuk dijual pada pembelian selanjutnya ibu
JM akan membayar barang yang diambil setelah laku dijual. 4. Pengetahuan
Agama disini juga tak kalah pentingnya karena segala sesuatu yang dikerjakan
oleh manusia selalu ada yang mengawasi. saya menyampaikan kepada ibu JM
untuk selalu jujur dan menjaga kepercayaan kepada rekan bisnisnya di pasar.
b. Implikasi penggunaan teori/konsep terhadap capaian praktik anda sebagai TKS
dalam penanganan kasus 1
1) Uraikan implikasi penggunaan pengetahuan dalam praktik pelayanan yang
telah atau sedang anda lakukan terhadap capain penanganan kasus 1
(minimal 150 kata)
[4] Deskripsi implikasi penerapan pengetahuan
implikasi yang saya lakukan adalah setiap pertemuan kelompok atau melakukan kunjungan
membangun komunikasi yang baik dengan memberikan kesempatan kepada KPM untuk
berinteraksi dan bertanya tentang permasalan yang ada dan memberikan motivasi bahwa
setiap kesulitan pasti ada jalan keluar dan setiap orang yang memiliki tekad dan keingan
yang kuat untuk sukses walau dengan berbagai keterbatasan bisa mencapai cita-cita dan
impiannya termasuk ibu JM. Cita-cita ibu JM adalah mampu membuka usaha jualan
sembako untuk menambah pendapatan rumah tangga sehingga bisa membantu suami
memenuhi keperluan rumah tangga sehari-hari. Memotivasi KPM untuk memanfaat dana
bantuan sebagai modal usaha tidaklah mudah, banyak dari mereka beralasan bahwa
bantuan tersebut hanya cukup untuk membantu biaya sekolah anak mereka sedangkan jika
disisihkan untuk modal usaha itu sulit, tak terkecuali kendala yang dihadapi ibu JM, kendala
modal awal tersebut dapat teratasi manakala ibu JM mencoba mencari distributor penjual
sembako untuk di ajak kerjasama dengan modal kepercayaan sehingga ibu JM tidak
memerlukan modal banyak untuk memulai usahanya, ditambah saat itu dana bantuan tahap
3 segera tersalur dan keperluan sekolah anak ibu JM seperti membeli pakaian dan
perlengkapan sekolah sudah terpenuhi pada bantuan tahap 1 dan 2. Melalui system
kepercayaan kepada distributor penjual sembako disinilah impilikasi penerapan
pengetahuan agama diperlukan, sikap jujur dan amanah yang di contohkan nabi
Muhammad Saw dalam berdagang juga harus ibu JM pegang teguh untuk kelancaran
usahanya, sehingga keuntungan yang didapat menjadi berkah, saya juga menyampaikan
bahwa al quran secara tegas menyampaikan bahwa “Allah SWT tidak akan merubah
keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah keadaan nya (qs ar.rad :11.
Implikas yang berhasil dicapai oleh ibu JM adalah kemauan, tekad yang kuat, keyakinan
serta kepercayaan diri untuk memulai usaha yaitu berjualan sembako. Dengan adanya
kemaun yang kuat dari ibu JM untuk memulai usaha, maka pendapatan keluarga ibu JM
yang tadi nya selalu besar pasak dari pada tiang, sekarang sudah mulai stabil. kebutuhan
hidup sehari-hari juga sudah bisa terpenuhi .
2) Uraikan implikasi jika tidak menggunakan pengetahuan dalam praktik
pelayanan yang telah atau sedang anda lakukan terhadap capaian penanganan
kasus 1 (minimal 150 kata)

[5] Deskripsi implikasi tanpa penerapan pengetahuan:


Jika dalam kasus ibu JM impilikasi tanpa penerapan pengetahuan yang terdiri
dari komunikasi, motivasi, ekonomi dan agama dapat mengakibatkan
pengeluaran yang lebih besar daripada penghasilan akan terus terjadi dan
menyebabkan hutang ibu JM tidak bisa dilunasi bahkan bisa bertambah banyak.
Hal ini bisa menjadi masalah yang berdampak pada keharmonisan rumah tangga
ibu JM dan nasib sekolah kedua anaknya jika mereka terus-terusan terlilit
hutang. Awal mula saya menjadi pendamping ketika melaksanakan tugas
dampingan di desa Sungai Tabuk Kota saya sering berkunjung ke rumah ibu JM
dari teori komunikasi yang sering saya lakukan dengan ibu JM beliau termasuk
orang yang penakut dalam memulai hal-hal yang baru termasuk keberanian
memulai usaha jualan sembako, ibu JM takut tidak laku karena gang rumah ibu
JM tinggal sepi dan hanya dihuni oleh beberapa kepala keluarga saja, jadi disni
B.
teori motivasi dan agama juga perlu diterapkan untuk mendorong semangat
dan keyakinan ibu JM dalam memulai usahanya. Pengelolan keuangan ibu JM
juga tidak baik karena sering berhutang barang kepada rentenir yang bayarnya
bisa 2X lipat lebih besar walaupun diiming-imingi waktu pembayaran yang lama.

PENERAPAN KETERAMPILAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN


1. Uraikan satu kasus yang anda sedang atau telah tangani mengikuti pola 5W + 1H
(memperhatikan aspek-aspek: apa kasusnya, kapan dan dimana kasus itu terjadi, siapa
pihak-pihak yang terkait dengan kasus tersebut, mengapa kasus tersebut terjadi, dan
bagaimana memecahkan masalah tersebut).
Deskripsi Kasus 2:
PENGADUAN ATM DAN BUKU TABUNGAN HILANG
Permasalah yang di alami ibu A adalah ATM dan Buku tabungan hilang, Ibu A merupakan
KPM Kohort 2016 yang beralamat di Desa Sungai Pinang Lama RT 03. Pihak Bank
menghubungi saya menanyakan status kepesertaan dari ibu A apakah masih menjadi
anggota PKH, karena selama awal peralihan bantuan dari tunai ( di kantor pos) ke non
tunai ( system perbankan) ibu A belum pernah sama sekali mengambil bantuan tersebut.
Ketika pertemuan kelompok di desa Sungai Pinang Lama bulan Agustus 2018 para ibu-
ibu peserta PKH lain mengatakan dari awal pembukaan rekening di Bank BRI Unit Sungai
Lulut Kecamatan Sungai Tabuk, ibu A merasa tidak pernah menerima buku tabungan dan
ATM atas nama beliau dan pada saat itu rekening saldo awal atas nama beliau masih
kosong, hal ini juga meyebabkan ibu A tidak pernah ikut pertemuan kelompok. Saya pun
berkunjung ke rumah ibu A untuk mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut dan ibu A
menceritakan bahwa benar merasa belum menerima ATM dan buku tabungan meskipun
pada saat pembukaan rekening pertama beliau hadir sendiri ke bank, ibu A juga
menceritakan pendamping sebelum saya mengatakan bahwa dana bantuan beliau belum
masuk dan ibu A menunggu informasi dari pendamping sebelum saya untuk
menghubungi beliau , namun. Sampai saya menggantikan pendamping tersebut ibu A
belum juga mendengar kabar bahwa dana bantuannya sudah masuk sehingga ibu A
enggan untuk datang ke pertemuan kelompok. Akhirnya saya menghubungi pendamping
terdahulu untuk mengkonfirmasi kasus ini dan info yang saya dapat semua anggota PKH
2016 sudah menerima ATM dan Buku tabungan meskipun dana belum masuk dan pada
saat itu saldo punya ibu A memang kasih kosong, saya juga meminta informasi dari pihak
Bank setelah melakukan pengecekan berkas dan data peserta PKH pihak bank
menyatakan bahwa ATM dan Buku tabungan peserta PKH sudah diserahkan ke yang
bersangkutan termasuk punya ibu A, hal ini di buktikan dengan diterbitkannya no seri
pada buku tabungan pemilik dan no seri atas nama ibu A. Pihak bank juga menginfokan
bahwa saldo rekening milik ibu A dana bantuannya sudah masuk ke rekening beliau.
Setelah mendapat informasi dari anggota PKH sungai Pinang Lama dan mendengar
langsung pernyataan dari ibu A serta meminta keterangan dari pendamping terdahulu
dan pihak Bank dapat di ambil kesimpulan bahwa ibu A sebenarnya sudah menerima ATM
dan Buku Tabungan tersebut akan tetapi ibu A lupa dimana meletakkan ATM dan Buku
Tabungan tersebut.

2.
Berdasarkan kasus 2, jelaskan:

a. Penerapan metode/teknik pada tahap awal yang relevan dengan kasus 2 yang
ditangani.

1) Sebut dan jelaskan metode/teknik yang relevan dengan kasus 2 (minimal 150
kata)
[6] Deskripsi penerapan metode/teknik pada tahap awal:
Metode yang saya pakai dalam kasus ibu A adalah:
1. Metode Pekerjaan Sosial dengan Individu & Keluarga
2. Metode Pekerjaan Sosial dengan Kelompok
3.Metode Pekerjaan Sosial dengan Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat
Pada metode pekerja social dengan individu dan kelompok saya menggunakan metode
klarifikasi dan pembicaraan kecil, saya meulai pembicaraan ringan dengan anggota PKH
lain dengan menanyakan kabar mereka sebelum mulai pertemuan kelompok dan bertanya
kepada mereka apabila ada peserta yang tidak hadir ke pertemuan, apakah karena sakit atau
sedang sibuk, atau memang tidak ingin datang, mendengarkan cerita dari anggota PKH
bahwa ibu A sering tidak hadir ke pertemuan kelompok karena dana bantuannya yang tak
kunjung masuk serta ATM dan buku tabungan yang tidak ada, saya mengklarifikasi info
ATM dan Buku tabungan ibu A yang tidak diterima kepada ibu A dengan cara langsung
berkunjung ke rumah beliau juga mengklarifikasi status ATM, buku tabungan dan saldo
rekening yang kata beliau kosong ke pihak bank.
Metode yang kedua adalah pekerjaan social dengan kelompok suatu kesadaran yang
dimiliki oleh anggota kelompok yang berasal dari dalam dirinya sendiri maupun yang
berasal dari lingkungannya. Dalam kasus ibu A jika para anggota PKH lain tidak memiliki
kesadaran untuk membantu menceritakan permasalahan ibu A maka permasalahan ini tidak
akan terselesaikan dengan cepat, saya juga merujuk pada kesadaran anggota akan adanya
hubungan antara dua rangkaian peristiwa yang saling kait mengkait yakni kasus ibu A
sudah berlangsung cukup lama sebelum saya diterima sebagai pendamping social PKH
Dan ibu A tidak aktif bertanya kepada pendamping tentang perkembangan dana bantuannya
yang belum masuk, saya meminta kepada ibu A jika ada kasus serupa baik ATM dan buku
tabungan yang hilang atau saldo kosong segera melapor kepada saya atau ketua kelompok
agar bisa cepat dilakukan penanganan pengaduan masalah bantuan,
Metode yang ketiga adalah pengembangan dan pengorganisasian masyarakat memperoleh
sumber-sumber atau perlakuan yang lebih baik sesuai dengan asas demokrasi dan keadilan
yakni saya berusaha menyelesaikan permasalahan yang dialami ibu A sesuai dengan aturan
yang ada sehingga hak ibu A untuk mendapat dana bantuannya dapat terpenuhi.
2) Uraikan dampak penerapan metode/teknik tersebut terhadap proses
penanganan kasus selanjutnya (minimal 150 kata)

Deskripsi dampak penerapan metode/teknik pada tahap awal:


Dampak penerapan metode yang saya lakukan adalah penanganan masalah ibu A
yakni setelah dilakukan larifikasi keberbagai pihak yang terlibat diketahui bahwa
dana bantuan ibu A sudah masuk, akan tetapi ibu A tidak bisa menarik dana
tersebut karena ATM dan buku tabungan hilang, sedangkan ibu A sebelum tidak
pernah mengadukan kepada saya sehingga sampai bantuan tahap 3 dana
bantuannya belum juga di ambil oleh ibu A. melalui penerapan metode yang saya
sebutkan sebelumnya ibu A yang kurang aktif dan menunggu informasi dari
pendamping sebelumnya sedangkan pendamping sebelumnya sudah tidak
bekerja lagi, masalah dana kosong setelah dilakukan pengecekan ternyata sudah
masuk. Namun, permasalahanya adalah ibu A tidak bisa mengambil dana
tersebut di ATM, agen maupun Bank memalui CS karena ATM dan Buku tabunga
ibu A hilang.

b. Penerapan metode/teknik pada tahap identifikasi masalah, serta identifikasi sumber


dan potensi yang anda gunakan dalam upaya mengatasi kasus 2.
1) Jelaskan metode/teknik yang anda gunakan pada proses identifikasi
masalah/ketidakberfungsian yang ada pada kasus 2 (minimal 150 kata)
[8] Deskripsi penerapan metode/teknik identifikasi masalah:
Pada kasus ibu A penerapan metode identifikasi pekerjaan Sosial dengan
Individu & Keluarga saya menggunakan metode klarifikasi yakni menghubungi
pihak-pihak terkait seperti pendamping terdahulu dan pihak bank untuk mengecek
keberadaan ATM dan buku tabungan ibu A yang merasa tidak menerima ATM
dan buku tabungan pada saat pembukaan buku rekening karena saldo masih
kosong. Saya juga menggunakan tekni penjelasan untuk menjelaskan saldo sudah
masuk dan ATM serta buku tabungan sudah diserahkan di awal pembukaan
rekening.
Pada metode dengan kelompok saya menggunakan metode merujuk pada
kesadaran anggota akan adanya hubungan antara dua rangkaian peristiwa yang
saling kait mengkait dengan pemberian contoh yakni pada kasus ibu A jika ada
KPM mengalami masalah serupa memiliki kesadaran melaporkan dan bertanya
kepada saya tentang penanganan ATM dan buku tabungan hilang.
Metode yang terakhir yakni pekerjaan Sosial dengan Pengembangan dan
Pengorganisasian Masyarakat saya menggunakan teknik adalah memperoleh
sumber-sumber dan perlakuan yang lebih baik sesuai azas demokrasi dan
keadilan yakni dengan mencari informasi kepada pihak-pihak terkait
sebelumnya mengenai keberadaan ATM dan buku tabungan ibu A dengan
mengkonfirmasi pada pendamping terdahulu dan pihak bank, juga melakukan
prosuder pengecekan status ATM dan buku tabungan ibu A juga saldo
rekeining yang tenyata dana bantuannya sudah masuk dan ATM serta buku
tabungan diserahkan kepada ibu .

2) Jelaskan metode/teknik yang anda gunakan pada proses identifikasi sumber


dan potensi yang terkait dengan pemecahan kasus 2 (minimal 150 kata)
[9] Deskripsi penerapan metode/teknik identifikasi potensi dan sumber:
penanganan kasus ibu A ini saya memilih 3 sistem sumber
Tiga sistem sumber ini saya ambil dari Allan Pincus dan Minahan yang membagi ruang
lingkup sistem sumber kesejahteraan sosial menjadi tiga: Pertama Sistem sumber
informal atau alamiah, seperti : keluarga, kerabat, sahabat atau tetangga. Kedua Sistem
sumber formal yaitu sistem sumber yang tersedia hanya oleh karena menjadi anggota
atau melalui ke anggotaan dari suatu organisasi, misalnya : Serikat Pekerja. Ketiga
Sistem sumber kemasyarakatan yaitu sistem sumber yang terbuka untuk umum yang
memerlukannya seperi sekolah, rumah sakit, panti asuhan, panti werdha dan lain-lain.
Pada sistem sumber informal, saya memilih keluarga yakni anak tertua ibu A yang tinggal
disamping rumah ibu A. Kemudian, pada sistem sumber formal, saya memilih anggota
PKH sebagai sumber informasi dalam penanganan kasus ibu A. Dan yang ketiga, sistem
sumber kemasyarakatan, saya memilih kantor balai desa, kantor polisi dan bank penyalur,
dalam hal ini balai desa merupakan sumber kemasyarakatan terdekat untuk ibu A
mengadu masalah barang yang hilang untuk meminta arahan kepada aparat kemana
mereka semesti melapor dan melakukan penanganan masalah. Kantor polisi merupakan
sumber kemasyarakat untuk menerima pengaduan barang berharga yang hilang atau
tercecer, ibu A mendatangi kantor polisi kecamatan Sungai Tabuk untuk meminta surat
keterangan hilang dari kepolisian sebagai syarat untuk membuka buku tabungan baru.
Selanjutnya bank penyalur disini adalah BRI unit Sungai Lulut sebagai sumber
kemasyarakatan yang bisa menyelesaikan ibu A dengan membuuatkan kembali buku
tabungan yang baru agar ibu A bisa mengambil dana bantuannya melalui customer service
bank.
c. Penerapan metode/teknik perencanaan dan pelaksanaan intervensi yang sedang
atau telah anda lakukan dalam penanganan kasus 2.
1) Jelaskan metode/teknik yang anda gunakan pada proses penyusunann rencana
intervensi dalam upaya penanganan kasus 2 (minimal 150 kata)

[10] Deskripsi penerapan teknik dalam perencanaan intervensi:


Dalam penerapan teknik perencanaan dan pelaksanaan intervensi dalam upaya
penanganan kasus ibu A adalah perencanaan keikutsertaan yang melibatkan: 1.
Aparat desa, aparat desa disini adalah kepala desa atau RT yang bertangung
jawab apabila ada warganya menghadapi berbagai masalah, termasuk masalah
yang dialami ibu A, yakni jika hal serupa terjadi yaitu ATM dan buku tabungan
hilang maka aparat bisa mengarahkan kemana harus mengurus surat keterangan
hilang dan bisa menyarankan untuk segera melapor kepada pendamping PKH
yang bertugas di desa tersebut, agar masalah yang dihadapi ibu A cepat
ditangani. Dan mengingatkan kepada para anggota PKH lain untuk lebih
berhati-hati dalam menyimpan ATM dan Buku tabungan PKH nya.
2. Pihak kepolisian dalam hal ini ibu A saya arahkan untuk meminta surat
keterangan hilang ke kantor polisi sebagai syarat untuk membuka tabungan
yang baru. Hal ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada
anggota PKH lain mengenai penanganan permasalahan ATM dan Buku
tabungan hilang bila ingin membuka baru ke pihak bank.
3. Pihak perbankan yang bertugas khusus di bagian bantuan sosial. Untuk
memberikan informasi kepada anggota PKH tentang aturan dan prosedur
perbankkan.
4.Pihak Keluarga ibu A dan Masyarakat lain yang mau ikut dalam upaya
mengetahui informasi mengenai kasus serupa agar mereka paham apa yang
harus dilakukan jika hal serupa terjadi.
2) Jelaskan metode dan teknik yang anda gunakan pada pelaksanaan intervensi
ada kasus 2 (minimal 150 kata)

[11] Deskripsi penerapan teknik intervensi:


penerapan teknik intervensi dalam praktek pelaksanaanya yaitu: 1. Mengadakan
pertemuan dengan KPM, keluarga terdekat ibu A, aparat desa dan masyarakat
sekitar guna membicarakan kasus yang dialami ibu A guna memberika informasi
tentang penanganan kasus sebagai bahan pembelajaran bagi KPM dan
masyarakat lain. Dalam pertemuan ini saya fokuskan ke kasus ibu A meminta
anak ibu A untuk ikut menjaga dan merawat apabila nanti ATM dan Buku
tabungan sudah diganti dengan yang baru.
2. Melibatkan pihak kepolisian untuk membuat surat keterangan barang hilang
sebagai syarat yang diminta pihak Bank penyalur untuk pembukaan buku
tabungan baru.
3. Pihak Bank penyalur yang memberikan informasi mengenai saldo kosong dan
ATM serta buku tabungan yang kata ibu A belum menerima ternyata sudah
diserahkan, namun tidak ada lagi ditangan ibu A, penyelesaian kasus ini pihak
bank menyarankan kepada ibu A untuk meminta surat keterangan hilang dari
kepolisian sebagai syarat dibukakannya buku tabungan baru supaya dana
bantuan ibu A bia diambil melalui CS dikantor Bank penyalur, adapun untuk
ATM/KKS saya melaporkan kepada pihak operator untuk diteruskan ke pusat
agar bisa diganti dengan yang baru.

C. PENERAPAN NILAI DALAM PRAKTIK PELAYANAN


1. Uraikan satu kasus yang anda sedang atau telah tangani mengikuti pola 5W + 1H
(memperhatikan aspek-aspek: apa kasusnya, kapan dan dimana kasus itu terjadi, siapa
pihak-pihak yang terkait dengan kasus tersebut, mengapa kasus tersebut terjadi, dan
bagaimana memecahkan masalah tersebut).
Deskripsi kasus 3:
Kesadaran KPM untuk melaksanakan kewajiban membawa anak balita ke
posyandu
Mengakses layanan kesehatan merupakan kewajiban bagi setiap peserta PKH yang
memiliki komponen kesehatan, Membangun kesadaran peserta PKH terhadap
pentingnya pemenuhan kewajiban dalam bidang kesehatan merupakan salah satu
tujuan dari dilaksanakannya P2K2 agar KPM yang tadinya berprilaku negative
terhadap kesehatan menjadi berprilaku positif. Sebagian besar peserta PKH yang
memilki komponen kesehatan sudah memiliki kesadaran untuk mengakses layanan
kesehatan, hal ini juga dilakukan oleh ibu S peserta PKH tahun 2018 desa Sungai
Pinang Lama Rt 05, Ibu S memiliki 3 anak, anak pertama berumur ± 11 tahun, anak
kedua balita yang berumur ± 3 tahun dan anak ketiga balita berumur ± 1 tahun.
Sebelum menjadi peserta PKH ibu S jarang mengakses layanan kesehatan, hal ini
saya ketahui ketika melaksanakan verifikasi ke fasilitas kesehatan dengan
mengunjungi posyandu dan bertemu bidan posyandu di tempat ibu S tinggal, menurut
bidan posyandu tersebut ibu S sebelumnya tidak pernah menghadiri posyandu atau ke
polindes untuk memeriksa atau sekadar menimbang anak balita nya.
Kesadaran ibu S yang dulunya tidak pernah mengakses layanan kesehatan menjadi
rutin mengakses layanan kesehatan memerlukan waktu beberapa kali pertemuan
untuk memberikan pengetahuna dan motivasi penting nya mengakses layanan
kesetahan, ditambah dengan pendamping melakukan home visit bertemu langsung
dengan ibu S dan suaminya untuk mengedukasi kewajiban ibu S sebagai peserta PKH
untuk mengakses layanan kesehatan.

2. Berdasarkan kasus 3, jelaskan:


a. Penerapan nilai umum terkait dengan klien:
Uraikan nilai nilai apa yang anda terapkan ketika bekerja dengan klien (minimal
150 kata)

[12] Nilai yang diterapkan kerika bekerja dengan klien:


Pada setiap kesempatan pertemuan kelompok pendamping selalu mengingatkan
peserta PKH tentang hak, kewajiban, , tujuan dan sanki ketika mereka sudah
ditetapkan sebagai KPM. Salah satu kewajiban peserta PKH yang memilki
komponen kesehatan bagi bayi Usia 0-11 bulan Imunisasi lengkap serta
pemeriksaan berat badan setiap bulan.Usia 6-11 bulan Mendapat suplemen vit
A, Usia 1-5 tahun imunisasi tambahan dan pemeriksaan berat badan minimal 2
kali dalam setahun. Untuk KPM yang masih tidak konsisten dalam
melaksanakan kewajiban sebagai peserta PKH pada setiap kesempatan
pertemuan kelompok dan kunjungan pendamping memberikan motivasi dan
mengingatkan mereka untuk komitmen melaksanakan kewajiban sebagai
peserta PKH, karena hal tersebut berguna untuk Meningkatkan taraf hidup
keluarga penerima manfaat melalui akses layanan pendidikan , kesehatan dan
kesejahteraan social, Menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian
keluarga penerima manfaat dalam mengakses layanan kesehatan dan
pendidikan serta kesejahteraan social.

b. Penerapan nilai terkait dengan teman sejawat:


Uraikan nilai nilai apa yang anda terapkan ketika bekerja dengan teman sejawat
(minimal 150 kata)
[13] Nilai yang diterapkan kerika bekerja dengan teman sejawat:
Etika yang saya terapkan ketika bekerja dengan teman sejawat dalam hal ini para
pendamping satu kecamatan Sungai Tabuk, saya sebagai orang yang baru menjadi
bagian dari PKH meminta pendapat dan saran mereka tentang penanganan masalah
seperti pada kasus ibu S, mereka memberikan berbagai pendapat dan saran serta
menceritakan pengalaman ketika berhadapan dengan kasus serupa. Dari mendengar
pendapat, pengalaman dan bertukar ide dalam penanganan kasus ibu S saya harus
melakukan cara yang lebih efektif dan intensif lagi dalam melakukan motivasi
untuk ibu S mengingat bahwa ibu S ada sedikit masalah saat berkomunikasi, engan
bersikap jujur, terbuka dan menghormati saran pendamping lain akhirnya ibu S jadi
rutin ke posyandu, perubahan perilaku ibu S ini bisa terjadi setelah saya menemui
ibu bidan untuk sesekali melakukan kunjungan ke rumah ibu , saya juga menemui
suami ibu S untuk aktif dalam mengingatkan dan memotivasi ibu S agar berhadir
setiap kali ada kegiatan posyandu di tempat tinggalnya.

c. Penerapan nilai terkait dengan lembaga tempat bekerja:


Uraikan nilai nilai apa yang anda terapkan ketika bekerja dengan lembaga tempat
bekerja (minimal 150 kata)
[14] Nilai yang diterapkan kerika bekerja dengan lembaga tempat bekerja:
Nilai yang saya terapkan ketika bekerja dilembaga yang menaungi saya yakni
Dinas Sosial Kabupaten Banjar yakni bersikap santun, penuh integritas dan
professional, juga selalu memegang teguh komitmen terhadap lembaga ini.
Bersikap santuan disini yakni ketika menghadapi para KPM yang tidak komitmen
terhadap kewajibannya sebagai peserta PKH maka saya memberikan arahan yang
baik dan sopan dalam menngingatkan memberi motivasi kepada KPM tersebut
termasuk dalam kasus ibu S, juga tidak menekan dan mengancam kepada yang
bersangkutan. Bersikap penuh integritas yakni melaksanakan tugas atasan dan
pihak berwenang sesuai dengan aturan yang ada, tidak memberikan informasi
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan info kedinasan juga menjaga
agara tidak tejadi konflik kepentingan ketika melaksanakan tugas pendampingan.
Bersikap profesional disini melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin,
termasuk ketika ada KPM yang tidak komitmen terhadapa kewajibannya saya
akan mengingatkan dan memberikan pengertian kepada KPM tersebut, tak
terkecuali hal ini juga saya lakukan kepada ibu S dengan menjelaskan bahwa
apabila ibu S tidak komitment untuk mengakses layanan kesehatan maka sesuai
peratutan yang ada bantuanya akan di tangguhkan atau kepesertaanya akan di
cabut. Pada sat koordinasi dengan lembaga tempat bekerja, saya banyak
menerima masukan dan pendapat tentang kasus ibu S. yakni ketika berkunjung ke
rumah ibu S untuk di sampaikan kepada ibu S dan suami bahwa ketika ada KPM
yang tidak komitmen terhadapa kewajibannya saya akan mengingatkan dan
memberikan pengertian kepada KPM tersebut, tak terkecuali hal ini juga saya
lakukan kepada ibu S dengan menjelaskan bahwa apabila ibu S tidak komitment
untuk mengakses layanan kesehatan maka sesuai peratutan yang ada bantuanya
akan di tangguhkan atau kepesertaanya akan di cabut. Sehingga ketika saya pada
verifikasi kesehatan tahap ketiga ibu S menjadi rajin datang keposyandu dan mau
berkomitment untuk terus mengakses layanan kesehatan meskipun suatu saat
tidak menjadi peserta PKH lagi.

PERNYATAAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL


Saya Tenaga Kesejhateraan Sosial yang membuat deskripsi diri ini menyatakan bahwa
semua yang saya diskripsikan adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup
menerimasanksi apapun apabila pernyataan ini dikemudian hari terbukti tidak benar

……………..,……………………. 20….

Pendamping Sosial,

Ekrimah S.Sos.I

Anda mungkin juga menyukai