Anda di halaman 1dari 14

DESKRIPSI DIRI

LALU DENNIS INDRA LESMANA, S.P.

PENDAMPING SOSIAL

PUSAT PENDIDIKAN PELATIHAN PENGEMBANGAN PROFESI


KEMENTERIAN SOSIAL RI
2022
DESKRIPSI DIRI PENDAMPING SOSIAL

PETUNJUK UMUM
 Deskripsi Diri (DD) dibuat berdasarkan tugas yang dilakukan sesuai posisi sebagai
Pendamping Sosial. DD terkait dengan penanganan kasus/masalah
 Kasus/permasalahann yang disajikan merupakan kasus/permasalahan nyata dan bukan
hasil rekaan.
 Jelaskan 2 Kasus/permasalahan yang berbeda (masing masing disajikan pada bagian A
dan B).
 Kasus yang diangkat harus terkait dengan upaya anda melakukan perubahan perilaku
klien atau pihak yang terkait dengan aktifitas pendampingan anda kearah keberfungsian
sosial
 Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.

A. Deskripsi kasus 1

1. Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Pendamping. Gambaran kasus/permasalahan yang dijelaskan sekurang
kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
Deskripsi Kasus 1:
Berbagai masalah bermunculan yang kami hadapi dalam mendampingi Keluarga
Penerima Manfaat Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan kami
selaku pendamping Program Keluarga Harapan harus dapat membantu
semaksimal mungkin untuk menemukan solusi yang tepat pada permasalahan
tersebut.
Kasus yang saya pernah tangani atau hadapi yakni anak Keluarga Penerima
Manfaat yang malas dan selalu membuat masalah di Sekolah. Anak ini sekolah di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lembar, Desa Jembatan Kembar, Kecamatan
Lembar Kabupaten Lombok Barat. Pihak-pihak yang terkait dengan
permasalahan ini antara lain anak KPM yang berisinial “MI”, orang tua (KPM
PKH), Pendamping Sosial PKH, Guru dan teman-teman sepermainannya. “MI”
malas dan nakal dikarenakan salah dalam pergaulan. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut langkah pertama yang saya akan lakukan yakni dengan
mengidentifikasi masalah dengan cara pendekatan yang intens sembari
mewawancarai kepada anak tersebut, kemudian berkomunikasi dengan kedua
orang tuanya, guru serta teman-temannya baik yang di sekitaran rumah maupun
teman sekolahnya. Setelah mengetahui sumber atau akar permasalahannya dari
mana, barulah kami melakukan diskusi terkait permasalahan tersebut bersama
kedua orang tua, guru dan anak tersebut untuk mendapatkan solusi dari masalah
yang dihadapi.
2. Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing
masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.

a. Pendekatan awal yang dilakukan


Pada kasus ini, pendamping melakukan pendekatan kepada anak tersebut,
berkomunikasi dengan kedua orang tua atau Keluarga Penerima Manfaat
dampingan, guru sekolah dan teman-teman sepermainannya guna menanyakan
dan mengkonfirmasi terkait perilaku dari “MI”. Kemudian pendamping
memberikan penjelasan dan pencerahan kepada anak tersebut dan orang tua KPM
dengan menerapkan teori belajar behavioristik, teori sistem dan konsep
keberfungsian sosial sehingga perilaku anak Keluarga Penerima Manfaat dapat
berubah menjadi lebih baik lagi, dan juga Orang tua (KPM) anak tersebut dapat
memahami tindakan yang harus dilakukan untuk dapat membantu anaknya keluar
dari perilaku yang tidak baik dan peran orang tua dalam memberikan dukungan
kepada “MI” untuk selalu rajin dalam menuntut ilmu di sekolah serta menjaga
pergaulan agar tidak membuat masalah kembali karena dampaknya untuk masa
depan “MI” itu sendiri.

b. Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk


mengatasi masalah
Pendamping mengidentifakasi permasalahan yang terjadi kepada individu anak
KPM tersebut yakni “MI”, terkait prilaku “MI” yang Malas sekolah dan sering
buat masalah di sekolah. Dalam permasalahan ini, harus pandai dalam melihat
sumber yang dapat dimanfaatkan nanti untuk langkah penanganan masalah ini
yaitu pendamping mengunjungi siapa saja yang terkait antara lain pihak sekolah
dalam hal ini guru kelas dan guru BK untuk menggali informasi terkait anak ini,
berkomunikasi dengan teman sepermainannya baik dilingkungan sekolah
maupun diluar sekolah. Dan yang lebih penting pendamping melakukan
pendekatan lebih mendalam kepada “MI” agar dapat mengetahui apa sebenarnya
penyebab perilaku yang tidak baik ini terjadi. Dalam hal ini pendamping tidak
berkomunikasi secara singkat melainkan dengn sopan,santun dan penuh
kesabaran sehingga informasi yang didapat lebih valid.

c. Rencana pemecahan masalah

Setelah pendamping melakukan identifikasi masalah serta mendapat sumber-


sumber yang dapat dimanfaatkan, sehingga pendamping dapat melakukan
perencanaan pemecahan masalah antara lain:
1. Pendekatan kepada anak Keluarga Penerima Manfaat
Dalam hal ini, merupakan langkah awal yang sangat efisien guna
membangun hubungan emosional dengan si anak agar menjadi nyaman dan
mudah di ajak untuk komunikasi sehingga anak dapat mengerti pentingnya
masa depan.
2. Berkoordinasi dengan pihak sekolah
Dalam hal ini, Pihak sekolah khususnya guru kelas dan guru BK agar
mampu untuk memberikan perhatian khusus kepada anakini sebagai control
kehadiran dan perilaku di sekolah.
3. Komukasi dengan Keluarga Penerima Manfaaat
Dalam hal ini, pendamping memberikan penjelasan kepada orang tua karena
peran mereka sangat berpengaruh dan sangat penting dalam memberikan
dukungan kepada anak untuk dapat memberikan Hak pendidikan kepada
anak serta dapat mengontrol pergaulan keseharian anak.

d. Melaksanakan pemecahan masalah


Dalam melaksanakan pemecahan masalah maka yang harus dilakukan adalah:
Pendamping memberikan edukasi kepada anak keluarga penerima manfaat terkait
dampak negative dari perilaku yang dia lakukan dengan bahasa yang sopan dan
mudah di pahami agar anak dapat merubah perilakunya menjadi lebih baik lagi.
Pendamping juga memberikan pengarahan kepada keluarga penerima manfaaat
terkait peran orang tua dalam memberikan dukungan penuh terhadap pendidikan
anak serta memberikan perhatian khusus terhadap pergaulan baik dilingkungan
tempat itnggal maupun disekolah. Pendamping tidak lupa juga berkoordinasi
dengan pihak sekolah yakni guru kelas dan guru BK untuk lebih memantau
perkembangan atau perubahan perilaku anak ini. Pihak sekolah memberikan
sambutan yang baik atas tindakan yang dilakukan oleh pendamping, sehingga
pihak sekolahpun ikut membantu dalam pendampingan anak ini disekolah
tersebut.

e. Megevaluasi hasil yang dicapai dan yang belum dicapai


Setelah melakukan serangkain proses dari indentifikasi, perencanaan sampai
pemecahan masalah. Beberapa hal yang dapat dicapai yaitu perubahan perilaku
yang ditunjukkan oleh “MI” seperti sudah mulai rajin untuk masuk sekolah, tidak
pernah membuat masalah di sekolah dan lebih menghargai waktu. Orang uta
selaku Keluarga penerima Manfaat Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan
dapat merubah cara mendidik anak dan sekarang selalu memberikan kebutuhan
penunjang pendidikan anaknya serta dapat mengontrol pergaulan anaknya di
lingkungan sekitar rumah maupun di sekolah sehingga anak merasa lebih
diperhatikan. Dalam hal ini juga pendamping dapat berkoordinasi dengan sangat
baik dengan pihak sekolah khususnya guru kelas dan guru BK sampai tindakan
kami di apresiasi sangat baik oleh pihak sekolah.

f. Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah


Pengakhiran penanganan masalah tentang permasalahan anak malas sekolah dan
sering bermasalah di sekolah ini telah pendamping lalui dengan baik dari proses
pelayanan yang dilakukan, pendampingan kepada anak, orang tua sampai
koordinasi dengan pihak sekolah. Dengan edukasi yang diberikan pendamping
kepada anak kpm untuk merubah perilaku malas dan sering membuat masalah di
sekolah dan sekarang anak tersebut menjadi paham dan mampu merubah perilaku
yang tidak baik tersebut. Selain itu kesadaran dari orang tua untuk selalu
memberikan dukungan dan menjaga anaknya dalam pergaulan keseharian
sehingga anaknya merasa lebih diperhatikan. Keluarga penerima manfaat sangat
berterima kasih terhadap pelayanan yang diberikan pendamping sehingga dapat
membantu dalam menangani masalah perilaku anaknya untuk menjadi yang lebih
baik lagi.
3. Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek dibawah ini
sekurang-kurangnya 100 kata.

a. Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/


konsep yang relevan).
1. Teori yang saya gunakan atau terapkan dalam kasus ini adalah teori belajar
behavioristik dimana teori ini berfokus pada studi tentang prilaku yang dapat
diamati dan perilaku sebagai respon yang dapat dipelajari, kemudian teori ini
menjelaskan bahwa belajar merupakan akibat dari adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Teori ini juga menilai apabila individu dianggap telah
belajar sesuatu jika dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori
ini belajar yang pentingadalah input yang berupa stimulus dan out put yang
berupa respon.
2. Teori system, konsep teori ini meliputi pengaruh interaksi dan relasi antara
berbagai system menyangkut individu-individu, keluarga-keluarga, kelompok-
kelompok ataupun komunitas-komunitas. System tersebut yang meliputi
keluarga, teman, pekerjaan, pelayanan social, pemerintah, pekerja/pegawai,
system keagamaan, system pendidikan serta barang dan jasa. Teori system
menggambarkan keterlibatan secara dinamis orang dengan masing-masing
system tersebut. Teori ini mengarahkan pada upaya meningkatkan interaksi
antara klien degan system tersebut.
3. Konsep keberfungsian social mengacu pada berbagai focus yang cukup luas
yang meliputi:
- Kemampuan menghadapi atau memecahkan masalah yang dihadapinya
sesuai dengan situasi dan kondisi, serta lingkungannya.
- Kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan sosialnya,
baik dalam pendidikannya, pekerjaan, keluarga, kelompok, masyarakat
dan sebagainya secara konstuktir.
- Pelaksanaan tugas-tugas serta peran-peran dalam kehidupannya sesuai
dengan usianya, status, serta tanggung jawab yang disandangnya.
- Berprilaku secara memadai dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Keberfungsian social menunjukkan suatu kondisi pertukaran yang seimbang
dalam kebaikan, serta adaptasi timbal balik antara manusia sebagai individu
dengan lingkungannya.
Dengan demikian, keberfungsian social merupakan hasil sistemastik dari
sebuah pertukaran yang saling mengisi antara kebutuhan, sumber daya yang
tersedia, harapa/motivasi dengan kemampuan seseorang untuk memenuhinya
antara tuntutan, harapan serta kesempatan dengan kemampuan lingkungan
untuk memenuhinya.

b. Teknik teknik yang digunakan dalam penanganan kasus 1


Teknik yang diterapkan yaitu :
1. Teknik wawancara, Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang
mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu). Wawancara dilakukan kepada KPM oleh pendamping
dengan mendengar, mencatat, mengamati, mengajukan pertanyaan untuk
menggali informasi terkait permasalahan yang sedang berlangsung.
2. Teknik memberi informasi dan nasehat, dengan pemilihan kata yang tepat,
keterampilan berbahasa, keterampilan observasi, keterampilan mendengar,
keterampilan untuk bersikap secara tepat, penyampaian informasi atau pesan
secara ringkas, tepat sasaran tetapi mudah dimengerti.
3. Teknik managemen konflik, dengan mengendalikan situasi dan kondisi
konfik, untuk bersama-sama mencari alternatif solusi, mengarahkan kelurga
penerima manfaat untuk menggunakan solusi dan kesepakatan sebagai
motivasi.

c. Nilai nilai/ kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 1


Nilai yang pendamping terapkan dikasus ini adalah:
1. Santun Integritas Profesional
Kami pendamping harus menjunjung tinggi profesionalitas tanpa ada tujuan
tertentu didalamnya. Berkomunikasi dengan klien menggunakan bahasa atau
tutur kata yang sopan dan beretika tanpa merendahkan dalam berkomunikasi
serta memberikan pelayanan dengan sepenuh hati tanpa menekan atau
mengancam.
2. Nilai kerahasiaan
Pendamping menjaga kerahasiaan atau privasi setiap permasalahan klien agar
tidak diketahui oleh orang lain. Dengan menjaga privasi maka Keluarga
Penerima Manfaat akan merasa nyaman dan lebih terbuka dalam
mengungkapkan semua permasalahan yang terjadi atau yang sedang
dihadapinya
B. Deskripsi kasus 2

1. Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Pendamping. Gambarkan kasus/permasalahan dengan memperhatikan aspek-
aspek:
Deskripsi Kasus 2:
Dalam kasus ke dua ini, saya akan mengangkat terkait permasalahan Stunting.
Karena pada tahun ini program No stunting sedang digalakan sebagai akibat
tingkat stunting diseluruh Indonesia meningkat khususnya daerah dampingan
saya di Desa Eyat Mayang.
Pada kasus ini saya akan mengangkat Klien saya yang berisinial N berusia 43
tahun yang beralamat di Dusun Jelateng Baru Desa Eyat Mayang Kecamatan
Lembar Lombok Barat. Pekerjaan yang dilakukan sehari-hari yakni sebagai
buruh bata dan pencari kayu bakar. Ibu N mempunyai Dua orang anak. Yang
paling besar RN (16 tahun), IM (10 tahun), HI (4 tahun), Suaminya Pak M (45
tahun) adalah seorang buruh bata dan buruh bangunan.
Masalah yang saya tangani sebagai pendamping social Program Keluarga
Harapan adalah tentang anak balitanya “HI” yang mengalami kekurangan gizi
yang mengarah ke Stunting. Namun disisi lain orangtuanya tidak merasa anaknya
kekurangan gizi dan malah merasa anaknya baik-baik saja. Di buku KIA hasil
pengecekan bidan atau tenaga kesehatan Anak ini sudah berada di bawah garis
kuning selama beberapa bulan. Stunting sangat membahayakan kesehatan anak
dan tidak bias disembuhkan serta berpengaruh terhadap masa depan anak.
Orangtua sang anak memiliki dua komponen PKH dan setiap tahap memperoleh
bantuan Rp 975.000 dari PKH. Selain itu juga klien memperoleh Bantuan Sosial
Pangan Sembako (dulunya disebut BPNT) setiap bulan. Pihak yang terkait adalah
Ibu N sebagai orang tua, “IM” anak yang mengalami kurang gizi, Bidan Desa
Eyat Mayang Bidan H, Ibu S selaku kader Posyandu dan ketua kelompok PKH,
dan Saya sebagai pendamping PKH.
Masalah ini terjadi karena kurangnya kesadaran orangtua dalam memenuhi hak
anak yakni dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak. beranggapan bahwa anak itu
hanya perlu diberi makan dan jajan saja, tanpa mementingkan gizi seimbang
yang sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak.
2. Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing masing
aspek sekurang kurangnya 100 kata.

a. Pendekatanan awal yang dilakukan

Pendekatan awal yang saya lakukan adalah dengan :

1. Membangun koordinasi dan komunikasi


Langkah awal saya melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan
Bidan Desa Eyat Mayang. Bidan H selalu memberikan informasi jika terdapat
KPM yang tidak aktif atau jarang mengikuti/hadir posyandu, tidak ikut kelas
ibu hamil, kelas laktasi, atau ada balita yang mengalami permasalahan
kesehatan. Koordinasi dan Komunikasi yang kami jalin cukup intensif melalui
media whatsapp. Persoalan Ibu N cukup serius karena sudah lebih dari
delapan bulan anaknya tidak mengalami kenaikan berat dan tinggi badan.
padahal untuk anak seusianya seharusnya sedang mengalami proses
peningkatan berat badan yang cukup pesat.
Selain itu saya berusaha menjalin komunikasi dengan klien saya Ibu N. Ibu n
pada dasarnya menolak dan belum menerima bahwa anaknya adalah anak
yang kurang gizi. Menurutnya dia sudah memberikan makanan yang cukup
dan sehat untuk anaknya. Klien saya sebetulnya sudah mengetahui dan
memahami kriteria anak yang mengalami kekurangan gizi. Sebab Ibu N
sendiri rajin dan aktif dalam mengunjungi posyandu. Di kelompok PKH pun
klien sudah menerima materi P2K2 tentang Pentingnya Gizi Untuk Ibu
Menyusui dan Balita. Selain itu untuk memantau kesehatan anaknya yang
bermasalah yakni “IM” saya berkomunikasi dengan Ibu S selaku kader
posyandu yang juga merupakan KPM PKH dampingan saya.

2. Membangun kepercayaan
Dengan adanya penyangkalan dan penolakan yang dilakukan klien akan
membuat penyelesaian masalah menjadi tidak mudah. Namun hal tersebut
bukanlah halangan bagi saya. Saya berusaha untuk memperoleh kepercayaan
klien dengan cara terus memberikan perhatian kepada anaknya. Serta Saya
pun komunikasi dengan suaminya dan berusaha meyakinkan untuk membantu
menyelesaikan masalah kurang gizi yang dialami oleh anaknya.

b. Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk


mengatasi masalah
1. Identifikasi masalah:
Saya mengidentifikasi permasalahan yang di alami klien yaitu :
- Klien merasa sudah memberikan makanan yang dan kebutuhan yang
cukup kepada anaknya setiap hari. Namun kebutuhan yang diberikan klien
masih belum cukup untuk pemenuhan gizi yang seimbang untuk tumbuh
kembang anaknya.
- Masih kurangnya pemhaman Ibu N dalam mengelola bantuan PKH yang
diperoleh maupun dari hasil yang didapat dalam bekerja.
2. Potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan:
Potensi/sumber yang yang dapat dimanfaatkan yakni ada pada diri klien
yaitu klien dan suami yang mempunyai penghasilan dalam bekerja walaupun
hasilnya tidak tetap. Selain dari bantuan social PKH, Klien juga memperoleh
Bantuan Sosial Pangan Sembako (BSPS) berupa paket beras, sayur, ayam,
buah, dan tahu tempe setiap bulan.
Potensi/sumber dari keluarga dan lingkungan sekitar yaitu keluarga klien dan
tetangga sekitar rumah sangat mendukung agar anak klien segera keluar dari
zona garis kuning pada buku KIA saat melakukan penimbangan berat badan
dan ukur tinggi badan di posyandu.
Potensi/sumber dari tenaga kesehatan dan kader yaitu memiliki tim dan
kader posyandu Jelateng Baru yang sangat kompak. Apalagi ada Ibu S yang
sangat total dalam melayani ibu hamil dan balita di Posyandu Jelateng Baru.
Selain itu ada juga program yang dapat dijadikan salah satu pemecahan
masalah yaitu kegiatan pemberian makan tambahan (PMT) pada saat
posyandu. Bidan desa setempat juga mempunyai program pemberian
bantuan sarapan setiap hari bagi anak yang mengalami kurang gizi. Program
tersebut didanai dari dana desa dan APBD.
Desa Eyat Mayang termasuk ke dalam daftar sepuluh desa dengan angka
stunting tertinggi di Kabupaten Lombok Barat dengan nomer urut Dua
teratas. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat juga aktif dalam membentuk
Tim Kelompok Kerja Penanganan Stunting tingkat kecamatan yang terdiri
dari Pemerintah Desa, UPT Kesehatan, UPT Pendidikan, dan Pendamping
PKH.

c. Rencana pemecahan masalah


Rencana pemecahan masalah yang saya buat adalah :

1. Pendamping Memastikan klien memahami pemenuhan gizi seimbang bagi


tumbuh kembang anaknya. Agar kebutuhan gizi anaknya di masa emasnya
tidak kurang dan tetap terpenuhi. Kegiatan yang saya lakukan adalah dengan
meminta Ibu N mengikuti kelas khusus bagi anak yang mengalami berat badan
kurang yang dilaksanakan setiap bulan. Selain itu bekerja sama dengan Bidan
Desa Eyat Mayang dan kader posyandu dalam memberikan intervensi sensitif
berupa pemberian sarapan sehat dan bergizi setiap pagi pada hari kerja senin-
sabtu. Selain itu pemberian manakan tambahan (PMT) berupa biscuit satu
paket pada setiap pelaksanaan posyandu setiap bulan.
2. Membantu klien untuk dalam mengelola uang bantuan PKH untuk memenuhi
kebutuhan gizi bagi anak-anak dan keluarganya. Memberikan materi FDS
tentang Pengelolaan Keuangan dan Perencanaan Usaha yang dilakukan dalam
dua kali pertemuan.

Hasil yang diharapkan dari pemecahan masalah tersebut adalah :

1. Kebutuhan gizi anak klien terpenuhi sehingga tumbuh kembang secara


optimal kembali dan tidak lagi masuk ke dalam kategori anak kurang gizi
yang ditandai dengan naik berat badan dan keluar dari garis kuning buku
kontrol KIA.
2. Mampu menentukan skala prioritas dalam managemen pengelolaan
keuangan. Sehingga klien akan lebih mengutamakan asupan gizi terbaik
bagi anaknya dibanding dengan kebutuhan atau keinginan yang lain.
d. Melaksanakan pemecahan masalah
Pelaksanaan pemecahan masalah yang dilakukan adalah:

1. Ibu N dapat mengikuti kelas ibu hamil dan balita. Ibu N menerima materi
tentang pemberian makan kepada balita. Pemenuhan gizi makro yang meliputi
karbohidrat, protein, dan lemak serta gizi mikro yang lengkap.
2. Pemberian makanan tambahan kepada anak klien yakni berupa biscuit. Selain
itu diberikan obat tablet penambah darah agar anak cepat mengalami kenaikan
berat badan.
3. Pemberian sarapan yang dilakukan setiap pagi dengan lauk yang bervariatif.
Di dalamnya terdapat nasi sebagai sumber karbohidrat, sayuran, lauk berupa
ayam dan telur goreng, serta sepotong buah. Hal ini dilakukan setiap hari dan
secara variatif untuk mencegah anak menjadi bosan terhadap satu jenis
makanan, sehingga dibuatkan yang berbeda-beda setiap harinya.
4. Pelaksanaan kegiatan P2K2 atau FDS tentang Pengelolaan Keuangan dan
Perencanaan Usaha. Klien belajar banyak tentang mengelola keuangan
terutama saat membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan. Sehingga
klien dapat menentukan prioritas utama yakni sebagai kebutuhan gizi anaknya.
5. Saya melakukan interview mendalam kepada klien dan suaminya. Mencari
akar masalah sebenarnya secara jujur dan terbuka. Klien dan suaminya pun
menanggapi dengan sangat baik. Klien percaya kehadiran kami pendamping
dapat membantu anaknya keluar dari Gizi Buruk atau Stunting.

e. Megevaluasi hasil yang dicapai dan yang belum dicapai


Setelah melalui serangkaian proses pemecahan masalah. Ada beberapa hal yang
telah tercapai yaitu :

1. Anak klien mengalami peningkatan berat badan . Dari yang awalnya berada
di bawah garis kuning perlahan keluar dari garis kuning. Meskipun pelan
tetapi memperlihatkan perubahan yang sangat baik guna mendapatkan
tumbuh kembang yang optimal dalam menangani anak kurang gizi;
2. Klien sadar selama ini makanan yang diberikan tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan gizi anaknya. Klien terbiasa memberikan makan anak
nasi dengan sayur. Tetapi sayur yang diberikan hanya kuahnya saja karena
isi sayur dimakan terlebih dahulu oleh kakak-kakaknya. Hal ini yang
menjadi penyebab anak klien mengalami kurang gizi;
3. Suami klien yang mengakui secara jujur banyak menghabiskan uang untuk
membeli rokok. Sedangkan penghasilannya sebagai buruh bangunan dan
buruh bata tidak pasti. suami klien pun akan berusaha semaksimal mungkin
untuk merubah kebiasaannya dan tidak menggunakan uang PKH untuk
memenuhi keinginannya. Pak M akan lebih memprioritaskan gizi bagi
anaknya terutama yang balita.

f. Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah


Proses pelayanan terhadap klien telah dilalui dengan baik. Setelah proses
evaluasi yang lumayan panjang. Telah terjadi perubahan yang signifikan terhadap
berat badan anak klien. Yang tadinya berada di bawah garis kuning kini menjadi
berat normal kembali. Berkat asupan makanan yang bergizi serta pengetahuan
tentang jenis makanan yang baik untuk tumbuh kembang anak. Klien menjadi
paham bahwa memberi jajan anak tidaklah sebaik memberi makanan bergizi
pada anak. Uang yang tadinya untuk jajan anak dialokasikan untuk membeli susu
atau protein tambahan seperti ikan, tempe, tahu, dll.
Selain itu kesadaran klien untuk memberikan makanan yang bergizi kepada anak-
anaknya pun membaik. Kini klien bisa memprioritaskan uang PKH untuk
membeli bahan makanan yang bergizi dengan ditopang adanya bantuan pangan
BSPS setiap bulannya. Suami klien pun berkomitmen untuk mengurangi
kebiasaan merokok demi pemenuhan gizi anak-anaknya.
Dengan demikian klien dan suami merasa puas dengan pelayanan yang kami
berikan. Untuk itu pelayanan dapat diakhiri dengan baik. Perubahan perilaku
klien dan suami kearah yang lebih baik.
1. Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek dibawah ini
sekurang-kurangnya 100 kata.

a. Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/ konsep


yang relevan).

Konsep pengetahuan yang saya gunakan adalah:

1. Teori Motivasi.
Menurut teori motivasi bahwa setiap individu dalam hal ini klien untuk
memenuhi kebutuhan gizi bagi anaknya agar tidak mengalami kekurangan gizi
yang didorong oleh alasan tertentu. Motivasi yang dimiliki oleh klien datang
dari dua arah yakni motivasi eksternal dan motivasi internal dari dalam diri
klien itu sendiri. Dorongan inilah yanag menentukan sikap dan prilaku klien.
Motivasi eksternal muncul ketika klien mengharapkan bahwa anaknya akan
keluar dari keadaan kurang gizi menuju ke arah anak yang cukup gizi.
Motivasi eksternal muncul ketika klien memperoleh penjelasan tentang
pemenuhan gizi yang baik untuk anak dan bagaimana mengelola keuangan
keluarga. Motivasi internal ketika klien merasa bisa dan merasa tertantang
untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
Tubuh manusia sangat membutuhkan asupan gizi yang cukup dan seimbang.
Sumber gizi tersebut disebut nutrisi. Nutrisi dibagi menjadi dua yakni nutrisi
makro dan nutrisi mikro. Nutrisi makro adalah unsur yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan badan, metabolism tubuh, dan fungsi tubuh. Nutrisi makro
terdiri dari tiga yakni karbohidrat, protein, dan lemak. Nutrisi mikro adalah
nutrisi yang diperlukan oleh tubuh manusia dalam jumlah kecil untuk
membantu tubuh dalam mencukupi kebutuhan hariannya. Yang termasuk
nutrisi mikro adalah zat besi, magnesium, kalium, vitamin, mineral, dll.
Kurang gizi dapat diakibatkan oleh kurangnya makro nutrisi atau mikro
nutrisi. Kekurangan gizi pada anak dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan, berat badan kurang, pendek, gagal tumbuh, bahkan stunting.
Penyebab anak mengalami gizi kurang adalah :
- Orangtua tidak paham tentang gizi
- Sanitasi lingkungan yang buruk
- Ekonomi keluarga yang lemah
- Karena penyakit tertentu
Gejala yang timbul ketika anak mengalami gizi kurang ditandai dengan berat
badan dan tinggi badan yang berada di bawah kurva. Hal ini dapat kita lihat
pada garis kuning pada buku KIA. Selain itu juga tampak secara fisik badan
kurus dan rambut mudah rontok.
b. Teknik teknik yang digunakan dalam penanganan kasus 2

Tehnik yang saya gunakan dalam pelayanan adalah :

1. Melakukan komunikasi antar pribadi

Klien memerlukan solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Namun solusi


tersebut tidak akan muncul atau ada sebelum klien dapat menceritakan secara
jujur dan terus terang kepada saya selaku pendamping. Komunikasi yang saya
dan klien jalani harus didasari rasa saling percaya. Bahwa anak klien bisa
berubah dari kondisi kurang gizi menjadi terpenuhi gizinya. Pada akhirnya
Pak M suami klien juga terbuka dan mengakui bahwa ada andil bapak dalam
hal permasalahan ini.

2. Melakukan interview

Interview yang saya lakukan kepada klien dengan menanyakan sebuah


pertanyaan “bisakah ibu menjelaskan makanan apa yang biasanya ibu
berikan untuk anak ibu?”. Setelah klien menjawab di situlah terbuka celah
informasi bahwa ada yang tidak beres selama ini. Setelah menemukan titik
temu dari permasalahan, saya juga memberikan informasi dengan teknik
menjelasakan. Klien dapat memperoleh informasi secara detail dan lengkap
tentang gizi dan pengelolaan keuangan. Setelah memberikan penjelasan secara
intens terhadap klien, dan hasilnya Klien menjadi paham dan memiliki
pengetahuan baru tentang gizi bagi anak. Awalnya klien menolak berkata jujur
dan malu mengakui. Tapi pada akhirnya tercipta rasa percaya terhadap saya
selaku pendamping. Sehingga ibu jujur bahwa selama ini uang habis untuk
rokok suaminya.

c. Nilai nilai/ kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 2

- Nilai-nilai yang saya terapkan sebagai pendamping dalam penanganan kasus


harus profesional tanpa ada tujuan tertentu. Sebagai pendamping saya juga
menerapkan beberapa hal yang bersifat privacy atau kerahasiaan dengan
menjaga setiap permasalahan klien agar tidak diketahui orang lain. Dengan
menjaga privacy klien maka klien akan merasa lebih nyaman dan terbuka
dalam mengungkapkan semua permasalahan yang dihadapi
- Dalam hal ini nilai/kode etik yang saya terapkan dengan menunjukkan bahwa
masalah klien itu penting dan berharga. Saya selaku pendamping
menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan
kepada klien. Klien pada akhirnya menjadi yakin dan percaya akan
kemampuan pendamping dan timbul rasa hormat. Pada akhirnya timbul rasa
saling percaya, menghargai, dan menjadi sebuah hubungan yang bermakna.
- Prinsip Sikap Tidak Menghakimi. Dalam hal ini nilai/kode etik yang saya
terapkan dengan tidak menilai apa yang sudah dilakukan oleh klien dan suami.
Meskipun hal tersebut berdampak kurang baik terhadap anak klien. Tidak
menyudutkan atau menyalahkan klien ternyata dapat memberikan otivasi
positif dalam menyelesaikan permasalahan. Menghakimi perbuatan klien
justru akan membuat batasan dank lien akan merasa tidak nyaman.
- Saya menggunakan nilai/kode etik Prinsip Penentuan Nasib Sendiri. Dalam
hal ini nilai/kode etik yang saya terapkan dengan menanamkan pemahaman
bahwa apa yang sudah dilakukan oleh pendamping dan semua pihak yang
terlibat akan berhenti dan sia-sia jika tidak ada keinginan dari dalam diri klien
untuk berubah. Klien berhak menentuka apakah ia akan peduli dengan gizi
anaknya atau tidak. Saya menghargai pilihan klien dan suami untuk berubah
menjadi lebih baik dan peduli. Pak M juga saya biarkan menentukan pilihan
antara rokok atau makanan yang bergizi untuk anak. Kita tidak bisa
memaksakan klien untuk berbuat sesuatu atau tidak melakukian sesuatu.

PERNYATAAN PENYUSUN
Saya yang membuat deskripsi diri ini menyatakan bahwa semua yang saya diskripsikan
adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi apapun apabila pernyataan
ini dikemudian hari terbukti tidak benar

Lembar, 20 Oktober 2022

Lalu Dennis Indra Lesmana

Anda mungkin juga menyukai