PETUNJUK UMUM
• Deskripsi diri dibuat berdasarkan tugas sebagai pendamping sosial PKH terkait dengan
penanganan kasus/masalah
• Kasus/permasalahann yang disajikan merupakan kasus/permasalahan nyata dan bukan
hasil rekaan.
• Jelaskan 2 Kasus/permasalahan yang berbeda (masing masing disajikan pada bagian A dan
B).
• Kasus yang diangkat harus terkait dengan upaya anda melakukan perubahan perilaku
KPM atau pihak yang terkait dengan aktifitas pendampingan anda kearah keberfungsian
sosial
• Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.
A. Deskripsi kasus 1
1. Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Pendamping PKH. Gambaran kasus/permasalahan yang dijelaskan sekurang
kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Apa masalahnya
b. Kapan dan dimana masalah itu terjadi
c. Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
d. Mengapa masalah itu terjadi
Deskripsi Kasus 1:
KPM SY di desa Laksana Jaya tidak pernah hadir dalam 3 pertemuan yang telah
dilaksanakan. Pada saat itu KPM telah hamper 2 bulan menjadi peserta PKH. Kemudian
saya melakukan kunjungan rumah dan KPM menceritakan bahwa ia malu untuk
menghadiri pertemuan karena hampir semua peserta PKH menceritakan tentang
kebanggaan mereka terhadap anak-anaknya. Sementara dirinya merasa malu dan sedih
melihat anaknya (BS) yang nakal dan tidak mau ke sekolah. KPM lain sudah mengetahui
tentang keadaan anaknya itu. Mereka juga sering bergunjing tentang suaminya (TD) yang
sering memukul anaknya dan sering menganggur daripada bekerja mencari nafkah. BS
sudah 2 minggu sulit bangun pagi dan tidak mau ke sekolah dengan alas an capek. Saya
sebagai pendamping melakukan kunjungan ke sekolah dan memahami bahw BS sering
dibuli oleh teman-temannya. Guru wali kelas mengatakan bahwa prestasi BS sangat
rendah dan ia sering membolos dan tidak mengerjakan PR. Di sekolah selalu menyendiri.
Setelah memahami situasi KPM SY, saya melakukan : 1).edukasi kepada SY tentang
kriteria peserta PKH dan sanksinya bila tidak memenuhi persyaratan FASDIK dan
FASKESOS, 2) Motivasi kepada BS untuk kembali ke sekolah, 3) diskusi dengan wali kelas
tentang perlindungan sosial bagi anak dan hak Pendidikan anak
..
1. Pendekatanan awal yang dilakukan
1) Identifikasi masalah:
1. Edukasi
Pada sesi pertemuan edukasi pertama terkait kasus di atas, saya
bediskusi dengan SY tentang kriteria kepertsertaan PKH dan resiko dari
kelalaian melaksanakan kewajiban FASDIK dan FASKES. Pada
kesempatan ini dialog berlangsung sebagai berikut:
saya : apakah ibu masih ingat tentang syarat menjadi peserta PK?
SY : anak yang menjadi anggota PKH wajib hadir di sekolah 85 % bila
tidak maka akan dikeluarkan dari kepersertaan PKH.
Saya : saying khan kalau BS dikeluarkan dari PKH, berapa rupiah yang
ibu tidak terima dari bantuan PKH. Apakah selama ini jumlah itu
menolong keadaan ekonomi keluarga ibu.
SY : Memang uang sebanyak itu cukup menolong, tapi saya tidak tahu
cara membuat BS mau ke sekolah. Bapaknya aja tidak peduli. Kalau ada
yang membantu bicara dengan BS mungkin lebih baik
Saya: Bagaimana kalau saya berbicara dengan BS? Atau saya menemui
guru wali kelasnya mencari tahu mungkin ada hal lain yang
menyebabkan BS takut atau malas ke sekolah?
SY: Kalau neng bisa bantu, alhamdulilah.
Saya: baik bu, saya usahakan
3. Pertemuan diskusi dengan guru wali kelas BS. Pada kesempatan ini saya
menjelaskan maksud dan tujuan saya dating ke sekolah ini adal untuk
melakukan validasi data kehadiran anak KPM PKH di sekolah. Saya
berusaha mengarahkan percakapan pada situasi BS di sekolah dan
menemukan fakta bahwa BS sering menyendiri, bolos, mendapat nilai
rendah dan diolok oleh beberapa orang temannya. Ini adalah
kesempatan baik bagi saya untuk berdiskusi tentang perlindungan anak
dan hak anak KPM PKH terhadap Pendidikan yang bebas dari kekerasan.
Meskipun ini adalah waktu untuk melakukan identifikasi masalah BS
tetapi menjadi kesempatan penting yang tidak boleh terlewatkan untuk
mengarahkan pembicaraan pada diskusi tentang perlindungan anak.
Berikut ini adalah penggalan diskusi kami:
Saya : Tadi menurut ibu, BS sering menyendiri, bolos,mendapat nilai
rendah dan diolok temannya. Berarti BS mengalami kesulitan belajar ya
bu? Ini berarti peran guru wali kelas sangat berarti dan besar untuk
menyelamatkan murid-murid seperti ini.
Guru: Betul… guru wali memang tidak hanya mengajarkan pelajaran
akademik tetapi juga harus bisa membuat anak-anaknya semangat
belajar dan mampu mengatasi kesulitannya terlebih yang berkaitan
dengan penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah.
Saya : kalau begitu berarti ibu dan sekolah ini sudah berperan aktif
dalam memberikan perlindungan kepada anak sesuai undang-undang
perlindungan anak ya.
Guru: ya, itu sudah menjadi tugas kami, bayangkan kalau anak kita
sendiri yang dibuli. Barangkali BS takut ke sekolah karena teman-
temannya sering mengolok-olok dia lantaran penmapilannya yang
kurang bersih dan berbau tidak sedap. Anak seperti itu memerlukan
pertolongan.
Saya: kalau begitu berarti peran ibu sangat berarti bagi BS ya bu. Saya
yakin bahwa dari percakapan ini, ibu juga paham kalau olok-olok yang
dialami BS adalah salah satu bentuk kekerasan pada anak yang dapat
menghancurkan karakter dan masa depan BS. Kalimat ibu menunjukkan
bahwa ibu paham cara mencegah terjadinya buli oleh murid-murid di
sekolah ini . Ibu juga memiliki empati yang bisa memberi semangat
kepada BS untuk kembali ke sekolah.
Setelah pencapaian hasil yang disebutkan diatas, maka urusan pada kasus ini
diakhiri dengan cara:
1. BS diberi pengertian bahwa ia sudah bisa ke sekolah sendiri dan sudah
mampu mengatasi kesulitannya. Sehingga pendamping PKH tidak harus
mendampinginya, namun bila ada situasi sulit lagi ia boleh minta
bantuan pendamping PKH, ibunya atau wali kelas
2. Ibu SY sudah menghadiri pertemuan pendampingan yang menunjukkan
ia paham tentang pengaruh kehadirannya di kegiatan pertemuan
terhadap keberlanjutannya sebagai peerta PKH sehingga saya sebagai
pendamping tidak perlu memberikan edukasi kepadanya tentang
kriteria kepesertaan PKH dan resiko ketidak hadiran dalam pertemuan
3. Guru wali kelas telah melaksanakan perannya untuk membuar BS rajin
ke sekolah sehingga tidak perlu lagi diskusi dengannya mengenai
perlindungan anak
• Edukasi
Saya yakin bahwa ibu SY mampu memahami resiko dari kelalainnya dalam
memenuhi kewajibannya sebagi peserta PKH. Karena itu, saya memulai edukasi
dari apa yang ia ketahui tentang kriteria kepersertaan PKH. Bila saya mulai
dengan cermah Panjang lebar, hal ini akan membosankan dan memberi kesan
menggurui yang pada akhirnya menimbulkan resistensi dari SY
• Diskusi
Diskusi yang baik apabila kedua belah pihak yang sedang berdiskusi mendapat
kesempatan untuk berbicara tentang apa yang ia ketahui dan pikirkan. Apabila
pemicaraan di dominasi oleh seseorang maka hasil percakapan tersebut tidak
menimbulkan kolaborasi dalam memecahkan masalah. Sebab itu, saya
berusaha untuk tidak menggurui guru wali kelas BS tapi memberikan
pertanyaan dan pernyataan yang menstimulasinya untuk menyatakan pikiran
dan sikapnya yang bisa saya jadikan sebagai referensi untuk berkolaborasi.
c. Nilai nilai/ kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 1
Nilai kerja sama, setiap pihak dalam kasus ini yakni ibu SY,BS,guru wali kelas
dan saya sebagai pendamping saling membantu sesuai peran masing-masing
untuk menyelesaikan masalah ini. Apabila hanya satu pihak saja yang
mengambil porsi lebih besar maka beban masalah akan menumpuk pada orang
tersebut dan akan menjadi penghambat. Karena itu, kerjasama dalam kasus ini
telah menjadi nilai penting.
B. Deskripsi kasus 2
1. Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Pendamping PKH. Gambarkan kasus/permasalahan dengan memperhatikan
aspek-aspek:
a. Apa masalahnya
b. Kapan dan dimana masalah itu terjadi
c. Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
d. Mengapa masalah itu terjadi
Deskripsi Kasus 1:
Ibu RN di desa Sukarjaya telah menjadi KPM selama 2 tahun lebih. Ia memiliki 2 orang
anak berusia sekolah yang menjadi komponen PKH. Anak pertama (TB) berusia 13 tahun
,SMP dan adiknya (LL) 9 tahun masih SD.Setelah 2 tahun salah seorang anaknya (TB)
mengalami putus sekolah atas kemauan sendiri. Ibu Rn mendorong TB untuk bekerja
mencari uang sebagai pengamen. RN tidak mau anak tersebut dikeluarkan dari
komponen PKH karena tidak mau jumlah bantuan yang diterima berkurang dari
biasanya. Saya melakukan pemuktahiran data, lalu memberi pengertian kepada ibu RN
tentang tujuan program PKH yaitu memutus rantai kemiskinan dengan cara menolong
keluarga miskin untuk mandiri dan bermartabat. Bantuan PKH adalah bantuan bersyarat
jadi apabila TB tidak memenuhi syarat dalam hal ini Fasdik maka ia tidak berhak menjadi
komponen PKH. Selanjutnya, saya melaporkan hal ini kepada supervisor kemudian
berlanjut kepada UPPKH. Jadi saya tidak tetap melakukan pemuktahiran data dan
melakukan terminasi terhadap TB meski saya merasa kasihan kepada ibu RN yang kuatir
bantuan yang akan diterima berkurang.
Pemuktahiran data
Pemuktahiran data saya lakukan ketika saya mengetahui bahwa TB sudah tidak
bersekolah. Saat saya bekunjung ke rumh KPM, TB tidak berada dirumah.
Menurut tetangganya TB sedang mengamen mencari uang. Saya melakukan
konfirmasi ke ibu RN dan ia mengakui bahwa TB bekerja sejak pagi sebagai
pengamen dan akan kembali ke rumah nanti malam. Saya mengingatkan
bahwa TB adalah satu komponen dalam kepesertaan PKH dari keluarganya
sehingga bila ia tidak bersekolah maka ia bisa dikeluarkan dari komponen PKH
KPM ini. Ibu RN mengatakan bahwa TB sendiri yang tidak ingin ke sekolah dan
daripada menganggur dirumah tidak jelas maka ibu RN mendorongnya untuk
bekerja. Kemudian saya menjumpai TB dan berusaha memotivasinya untuk
kembali bersekolah terkait persyaratan kepesertaan PKH. TB mengatakan
bahwa ia tidak mampu belajar lagi dan ingin cari uang agar tidak menyusahkan
orangtuanya. Ia kasihan kepada ibunya yang bekerja sebagai tukang cuci dan
menanggung dirinya dan adiknya (S) yang masih SD. Lebih baik ia bekerja agar
adiknya bisa sekolah.
b. Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi masalah
1. Identifikasi masalah:
Motivasi
kepada TB untuk kembali ke bangku sekolah
Edukasi ibu RN tentang hak anak terhadap Pendidikan dan syarat kepesertaan
PKH
PERNYATAAN PENYUSUN
Saya yang membuat deskripsi diri ini menyatakan bahwa semua yang saya diskripsikan
adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi apapun apabila pernyataan
ini dikemudian hari terbukti tidak benar
……………………………..,……………………….......
_____________________
Nama Jelas