Anda di halaman 1dari 14

DESKRIPSI DIRI

PENDAMPING SOSIAL

PUSAT PENDIDIKAN PELATIHAN PENGEMBANGAN PROFESI


KEMENTERIAN SOSIAL RI
2022
DESKRIPSI DIRI PENDAMPING SOSIAL
PETUNJUK UMUM
 Deskripsi Diri (DD) dibuat berdasarkan tugas yang dilakukan sesuai posisi sebagai
Pendamping Sosial. DD terkait dengan penanganan kasus/masalah
 Kasus/permasalahann yang disajikan merupakan kasus/permasalahan nyata dan bukan
hasil rekaan.
 Jelaskan 2 Kasus/permasalahan yang berbeda (masing masing disajikan pada bagian A dan
B).
 Kasus yang diangkat harus terkait dengan upaya anda melakukan perubahan perilaku klien
atau pihak yang terkait dengan aktifitas pendampingan anda kearah keberfungsian sosial
 Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.

A. Deskripsi kasus 1

1. Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Pendamping. Gambaran kasus/permasalahan yang dijelaskan sekurang
kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Apa masalahnya
b. Kapan dan dimana masalah itu terjadi
c. Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
d. Mengapa masalah itu terjadi
Deskripsi Kasus 1

Masalah/Kasus yang saya tangani sebagai Pendamping PKH adalah KPM yang malas
mengikuti kegiatan Posyandu.
Di wilayah dampingan saya terdapat KPM yang Bernama ibu ES (42) suaminya bernama
bapak OS (45) yang bekerja serabutan mempunyai 6 orang anak yaitu US (18) AG( 14)
MH (8) AH( 5) IH (5) SD (2). Ibu ES mempunyai permasalahan yaitu jarang hadir ke
posyandu untuk melakukan penimbangan, pengukuran berat badan dan imunisasi anak-
anaknya sehingga anak-anaknya yang masih BALITA pertumbuhannya kurang terutama
yang menyangkut Berat badan tidak ada penambahan terutama anaknya SD (2) karena ia
sering sakit akhirnya berat badan AS tidak terkontrol ia berada di garis waspada (warna
kuning) padahal ibu ES mempunyai 3 orang BALITA bahkan di usia 41 tahun dengan
category resiko tinggi menurut medis ibu ES pun hamil lagi anak yang ke 7 dengan usia
kandungan 3 bulan lebih yang mana kehamilannya belum pernah diperiksakan ke medis.
Permasalahan itu diketahui pada saat pendamping melakukan kunjungan ke Posyandu
Dahlia yang menjadi FASKESnya bahkan ibu Es sudah hampir 4 bulan tidak mengikuti
kegiatan diposyandu. Padahal pada bantuan PKH ibu ES category kesehatannya masuk
dalam bantuan. Aturan dalam PKH sudah jelas-jelas setiap yang memiliki komponen
kesehatan memiliki kewajiban bagi peserta PKH untuk hadir ke posyandu.
Masalah ini terjadi di Kampung Sedong Desa CiheulangTonggoah Kecamatan Cibadak pada
tahun 2020.
Pihak yang terkait dalam masalah ini yaitu Ibu ES, suami ibu ES anak-anak ibu ES, ketua
kelompok, Kader Posyandu, Bidan Desa dan Pendamping PKH.
Permasalahan ini terjadi karena kurangnya kesadaran dan pemahaman keluarga tentang
Kesehatan dan masa depan.

2. Berdasarkan kasus tersebut Uraikan Langkah-langkah-langkah penangannya. Masing-


masing Aspek sekurang-kurangnya seratus kata
a. Pendekatan awal yang dilakukan

Langkah Awal yang dilakukan pendamping , Setelah diketahui dari data kehadiran
saya berkoordinasi dengan kader posyandu dan bidan desa mengenai kondisi ibu ES
yang jarang hadir ke posyandu. kemudian saya melakukan pendekatan persuasife
dengan cara mendatangi rumah ibu ES dengan penuh kekeluargaan di temani
kader posyandu(IS) dan ketua kelompok (WM). Saya memberikan motivasi kepada
ibu ES tentang kewajibannya sebagai peserta PKH/KPM dan memberikan arahan
mengenai pentingnya mengikuti kegiatan posyandu yang memberikan banyak
informasi mengenai Kesehatan IBU dan Anak, pencegahan penyakit, memantau
tumbuh kembang anak sehingga anak terhindar dari resiko kekurangan gizi atau gizi
buruk , selain itu saya juga memperlihatkan bukti-bukti dampak negative tidak
mengikuti kegiatan posyandu dan juga dampak positifnya selanjutnya saya
mengajak , membujuk dan mendorong supaya ibu ES bisa hadir lagi mengikuti
kegiatan posyandu dengan lebih rajin lagi supaya Kesehatan anak-anak dan ibunya
terpantau karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, lebih baik
mencegah daripada mengobati dan jagalah Kesehatan seakan-akan kita akan hidup
abadi.

b. Mengidentifikasi Masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk


mengatasi masalah

1. ldentifikasi Masalah
Masalah yang saya identifikasi dari ibu ES antara lain :
a) Ibu ES anaknya banyak
b) Jarak ke posyandu agak jauh dari rumahnya
c) Tidak ada orang untuk menitipkan anaknya jika ibu ES pergi ke posyandu
d) Tidak punya uang untuk jajan anak-anak Ketika di posyandu
e) Merasa anak banyak dan sering hamil itu hal yang biasa saja
f) Tidak ada dukungan suami untuk berKB
g) Karena kurangnya pemahaman terhadap pentingnya kualitas Kesehatan

2. Potensi/sumber yang bisa dimanfaatkan


Potensi/sumber yang bisa dimanfaatkan adalah Kesadaran dari diri sendiri ibu ES
dan suami terhadap pentingnya Kesehatan dan masa depan yang banyak di
dapatkan di posyandu. Selanjutnya Pendamping melakukan Koordinasi dengan
bidan Desa, kader posyandu, PL KB mengenai masalah KPM yang malas ke
posyandu dengan berbagai alasan. Bidan desa dan PL KB serta kader posyandu
menyarankan dan meberikan solusi supaya lokasi faskesnya dipindahkan ke
Posyandu yang jaraknya lebih dekat dari rumahnya meskipun beda RW supaya
KPM tersebut dapat mengakses faskesnya sehingga ibu ES dan anak-anaknya
yang semula melakukan kegiatan posyandu di posyandu Dahlia di kampung
Kebonkai RW 07 selanjutnya dipindahkan ke posyandu sedap malam di kampung
Cimanggu RW 06. Selain itu saudara dan tetangganya yang sama – sama memiliki
balita banyak yang menimbang di posyandu sedap malam sehingga Ketika ada
jadual kegiatan posyandu ibu ES dapat berangkat bersama-sama sehingga anak-
anak ibu ES selain SD bisa ke posyandu dengan saling menjaga anak-anaknya dan
kehamilan ibu ES pun dapat diperiksa pada setiap bulannya Hal itu disampaikan
pula oleh pendamping Ketika pertemuan P2K2 atau pertemuan kelompok supaya
saling membantu dan memudahkan sesama peserta PKH dalam hal kebaikan.

c. Rencana Pemecahan masalah

Rencana pemecahan masalah yang dilakukan pendamping yaitu

1. berkoordinasi dengan bidan desa, kader posyandu dan PL KB mengupayakan


supaya ibu ES tidak malas mengikuti kegiatan posyandu dengan tujuan supaya anak-
anak balitanya hususnya AS dapat tumbuh dan berkembang sebagimana mestinya
anak seusianya yang sehat, ibu ES juga kehamilannya selalu diperiksa setiap
bulannya dan Ketika usai melahirkan nanti bisa mengikuti program KB (Keluarga
Berencana) dengan alasan anaknya sudah banyak, usianya termasuk resiko tinggi
berdasarkan penelitian hamil yang masuk category 4T, terlalu muda, terlalu tua,
terlalu sering dan terlalu banyak itu akan berdampak kurang baik.

2. Memastikan kesadaran dan pemahaman ibu ES tentang pentingnya posyandu

3. mendorong untuk Kembali aktif mengikuti kegiatan di posyandu dengan pindah ke

posyandu terdekat,

4. Dalam pertemuan kelompok meminta bantuan peserta PKH untuk ikut menjaga

anaknya Ketika ibu ES ke posyandu


d. Melaksanakan pemecahan masalah

1) Pendekatan langsung secara persuasife sebanyak 2 kali kunjungan


2) Pertemuan P2k2
3) Melakukan musyawarah ibu ES dengan suami OS tentang pentingnya posyandu
4) Meminta persetujuan suami untuk pindah ke posyandu terdekat
5) Meminta persetujuan bidan desa, PL KB ,kader posyandu untuk diijinkan pindah
layanan
6) Membantu ibu ES dikenalkan dengan kader posyandu baru
7) Pengecekan kehadiran serta mengikuti kegiatan posyandu
8) Menyepakati sanksi jika hasil musyawarah tidak di patuhi

e. Mengevaluasi hasil yang sudah di capai dan belum dicapai

Setelah pendamping melaksanakan tugas yaitu dalam menangani kasus KPM yang
malas ke posyandu ada beberapa evaluasi hasil yang di capai yaitu ibu ES dan
keluarga sudah memahami pentingnya mengikuti kegiatan di posyandu dan
mengetahui dampak buruk jika tidak mengikuti, selanjutnya Alhamdulillah ibu ES
bersedia mengikuti kegiatan posyandu di posyandu terdekat yaitu posyandu sedap
malam pada setiap bulannya ibu ESpun setelah melahirkan mengikuti program KB
dengan cara IUD.

f. Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah

Alhamdulillah setelah pendamping berupaya menyelesaikan kasus ibu ES yang malas


ke posyandu dengan berbagai alasan jaraknya jauh, tidak ada orang untuk menitipkan
anaknya dan ibu ES pun tidak mau berKB khirnya tercapai beberapa capaian yang di
dapat :

1) Ibu ES dan keluarga sudah memahami pentingnya mengikuti kegiatan posyandu


2) Ibu ES mengikuti kegiatan posyandu pada setiap bulannya melakukan
penimbangan dan pengukuran berat badan serta menerima makanan
tambahan untuk semua BALITAnya
3) Suami ibu ES mengijinkan ibu ES untuk berKB
4) IBU ES mengikuti program KB IUD
5) Tumbuh kembang Balita AS

3. Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek dibawah ini


sekurang-kurangnya 100 kata.

a. Pengetahuan konsep yang digunakan ( sekurang-kurangnya 3 pengetahuan/konsep


relevan)

Deskripsi dan teori-teori dan konsep-konsep :

Hak setiap anak dalam bidang Kesehatan

Hak setiap anak untuk mendaptkan pelayanan Kesehatan di dukung dalam UU NO, 36
tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa , upaya pemeliharaan Kesehatan
anak dilakukan sejak dalam kandungan, bayi, BALITA, hingga remaja termasuk upaya
pemeliharaan Kesehatan anak cacat dan anak yang memerlukan perlindungan.
(Sumber ; Sehat negeriku.kemkes.go.id)

UUD 1945 pasal 28B ayat 2 menyebutkan bahwai setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang serta berhak atas prlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi ( Sumber kesmas.ulm.ac,id/i).

Home/Berita ners mengungkapkan “ ibu dengan 4 T adalah ibu yang hamil terlalu
tua, terlalu sering dan terlalu banyak yang di singkat 4T dapat mengakibatkan
kematian karena berbagai komplikasi yang dialaminya. Karena besarnya resiko yang
dihadapi oleh ibu hamil dengan 4T maka perlu adanya kewaspadaan terhadap
komplikasi kehamilan selain itu perlu dilakukan pendataan PUS 4T agar memudahkan
melakukan pemantauanan serta diberikannya penyuluhan yang berkaitan dengan
ancaman terhadap status kesehatanibu 4T jika hamil,persalinan dan pasca perslinan.
b. Teknik – Teknik yang digunakan dalam penanganan kasus

1. Teknik Komunikasi
Dengan Teknik komunikasi yang saya lalukan pada ibu ES saya dapat mengetahui
masalah yang dihadapinya dan dapat memberikan pemahaman serta solusinya,
2. Teknik informasi : memberikan informasi/wawasan/ gambaran yang jelas
tentang dampak positif dan negative jika mengikuti kegiatan di poyandu dan
tidak dan pentingnya kesehatan
3. Teknik motivasi : memberikan dorongan kepada ibu ES dengan pendekatan sikap
baik sehingga menimbulkan semangat untuk Kembali mengikuti kegiatan di
posyandu
4. Teknik fasilitasi : Membantu KPM mencapai tujuan untuk peningkatan kualitas
kesehatannya.

c. Nilai-nilai/kode etik yang di terapkan dalam kasus 1

Kode etik yang dilakukan pendamping dalam menyelesaikan masalah yaitu dengan
SIP (santun, integritas dan professional)

1, Santun : Pendekatan yang dilakukan kepada KPM dengan sopan santun tidak
merendahkan berkomunikasi dengan baik sehingga membuka wawasan pikiran
mereka dan faham akan pentingnya mengikuti kegiatan posyandu yang erat
kaitannya dengan Kesehatan dan masa depan.

2. lntergritas : Dalam melaksanakan tugas hususnya mnyelesaikan kasus ini


pendamping melakukan nya dengan sungguh-sungguh dan tulus ihlas sampai tuntas .

3. Profesional : melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab sesuai


kemampuan yang dimiliki sehingga tercapai situasi yang aman dan kondusif di
lapangan.
B. DESKRIPSI KASUS 2

1. Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Pendamping. Gambaran kasus/permasalahan yang dijelaskan sekurang
kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Apa masalahnya
b. Kapan dan dimana masalah itu terjadi
c. Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
d. Mengapa masalah itu terjadi

Deskripsi Kasus 2
Masalah yang ditangani : KPM sejahtera tidak mau di graduasi

Di wilayah dampingan saya terdapat KPM yang Bernama ibu lM (39) ia seorang ketua
kelompok yang aktif, semangat dan sangat solid. suaminya bernama bapak OM (42) yang
bekerja sebagai tukang ojeg dan penggali pasir permasalahannya yaitu kehidupan ibu IS
dari tahun 2020 - 2021 ini mengalami perubahan yang pesat dan drastis rumahnya
terbangun dua tingkat dengan lantai keramik yang bagus,ruangan dengan kamar tiga,
toilet yang bagus dan kelengkapan isi rumah yang cukup, perhiasan emas ibu lS dan
anaknya yang menempel di badan sangat banyak dan besar-besar, mobil di depan rumah
pun bertengger semua itu menjadi bahan pembicaraan masyarakat sekitar terutama pak
RW dan kader-kader desa. mengapa ibu IM ini tidak segera dikeluarkan dari Pkh ? bagi
saya sebagai seorang pendamping bisa saja menggraduasi ibu IM dengan cepat tetapi
realitanya tidak semudah itu saya hanya ingin ibu IM yang sudah sejahtera secara sadar
bisa mengundurkan diri dari PkH atau graduasi secara mandiri, setiap p2k2 dan
pertemuan kelompok saya selalu membahas dan mengedukasi KPM kalau bantuan PKH
itu hanya stimulan dan jangan di jadikan andalan untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup ,
Dan KPM yang sudah sejahtera di harapkan bisa mengundurkan diri dari kepesertaan dan
dapat memberikan kesempatan kepada orang yang lain yang sangat membutuhkan, selain
itu di propil grup WA pun saya pasang gambar “ KPM PKH SEJAHTERA STOP DI SINI” tetapi
ibu IM ini sepertinya tidak mau mendengar dan tidak mau mengerti padahal sebenarnya
ia faham .. sering kali ia mengutarakan ke pendamping walaupun sudah sejahtera tetap
saja bantuan itu mau karena itu pemberian dari pemerintah dan sudah rezeqinya jadi ibu
IM ternyata masih ingin terus mendapatkan bansos PKH walaupun sudah sejahtera.

Masalah ini terjadi di Kampung Kebonkai Desa CiheulangTonggoah Kecamatan Cibadak


pada tahun 2021.
Pihak yang terkait dalam masalah ini yaitu Ibu lS, suami ibu IS OM, RW, Puskessos desa,
kasie kesos kecamatan dan kepala desa.
Permasalahan ini terjadi karena kurangnya kesadaran dan pemahaman keluarga tentang
Kesehatan dan masa depan.

2. Berdasarkan kasus tersebut Uraikan Langkah-langkah-langkah penangannya. Masing-masing


Aspek sekurang-kurangnya seratus kata.

a. Pendekatan awal yang dilakukan


Pendekatan Awal yang dilakukan pendamping adalah pendekatan persuasife yaitu
dengan cara home visit. saya berkomunikasi dengan penuh hati-hati dari hati ke hati dan
ingin mengetahui sejauh mana kesadarannya terhadap graduasi. Saya menjelaskan Kembali
mengenai syarat-syarat menjadi peserta PKH yang seharusnya diterima oleh masyarakat
miskin dan sangat miskin dan bukan untuk yang sejahtera. Saya menyampaikan jika tangan
yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah masih banyak masyarakat yang lebih
membutuhkan. Saya mengajak dan membujuk supaya ibu lM bisa melakukan graduasi
mandiri dengan kesadaran sendiri lagi pula tidak enak terus menerus mendengar isu di luar
orang sudah sejahtera masih dapat PKH . Saya dapat menangkap jika ibu IM belum siap
untuk digraduasi sehingga ada kata mau konfirmasi dulu dengan suaminya. Akhirnya saya
diantar oleh ibu kasie kesos kecamatan, puskessos desa dan kepala Desa Kembali berkunjung
ke rumah ibu IM, saya Kembali menegaskan dan memberikan pemahaman tentang syarat-
syarat Penerima PKH kepad ibu IM dan suaminya supaya mau graduasi mandiri.

3. Mengidentifikasi Masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi


masalah
a. Mengidentifikasi Masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi masalah

1. Identifikasi Masalah
Ibu IM bukanlah seorang yang tidak mampu meskipun suaminya kerja
serabutan,ia memiliki banyak uang dan asset , ibu IM sudah tidak layak lagi
menjadi peserta PKH hanya saja belum ada kesadaran dari diri sendiri untuk keluar
dari PKH karena ia merasa masih punya komponen dan bantuan itu adalah
pemberian dari pemerintah padahal ia sudah sejahtera, dengan komunikasi yang
baik dan arahan yang terus menerus dari pendamping akhirnya ibu IM sadar dan ia
bersedia mengundurkan diri.
2. Potensi /sumber yang dapat di manfaatkan
- Pertemuan P2k2
- Kesadaran diri ibu IM dan suami
- Asset yang dimiliki ibu IM
- lnformasi dari tetangga terdekat
- Bantuan dari ibu kasie kesos, puskessos dan kepala Desa

C. Rencana Pemecahan Masalah

Rencana pemecahan masalah yang dilakukan pendamping yaitu dengan koordinasi


dahulu dengan korkab, kasie kesos kecamatan, kepala desa dan puskessos dan
menyampaikan bahwa ada KPM yang sudah sejahtera tidak mau graduasi, selanjutnya
pendamping

- Menyadarkan ibu IM untuk tidak terus bergantung pada bantuan PKH karena sudah
sejahtera
- Memberikan gambaran-gambaran mengenai KPM yang sudah graduasi
- Mengajak dan mendorong ibu IM untuk graduasi
- Kesiapan ibu IM untuk graduasi mandiri

D. Melaksanakan Pemecahan Masalah

- Pendamping mencari informasi dan bukti-bukti yang menguatkan jika ibu IM Pemilik
rumah dan assetnya.
- Melakukan koordinasi dengan puskessos, kepala desa dan kasie kesos kecamatan
- melakukan komunikasi yang baik dengan ibu IM dalam rangka menyadarkan, memberi
arahan, mendorong serta mengajak ibu IM supaya mau graduasi
- ibu IM dengan penuh kesadaran bersedia untuk di graduasi

E. Mengevaluasi hasil yang sudah di capai dan belum di capai.

Setelah pendamping melaksanakan tugasnya Adapun hasil yang sudah dan belum di capai
adalah Merubah prilaku dan kemandirian ibu IM sehingga ibu IM dapat :

1. memahami kondisi ekonominya saat ini sudah sejahtera


2. mulai bersikap rasional terhadap kriteria penerima bansos Pkh
3. Menyadari dampak buruk jika tidak graduasi
4. bersyukur atas rezeqi yang dimilikinya
5. akan membuka usaha baru warung sembako

F. Terminasi atau pengakhiran Penanganan Masalah

Dasar pertimbangan saya melakukan terminasi agar supaya ibu IM hidupnya tidak
ketergantungan pada bantuan pemerintah karena ia sudah sejahtera dan dapat hidup
mandiri dengan lebih baik lagi di dukung financial yang ia miliki serta warung sembako yang
dikelola, selanjutnya ibu IM menandatangai surat pengunduran diri secara sadar dan ikhlas.

1. Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan aspek-aspek dibawah ini, sekurang-


kurangnya 100 kata.

a. Pengetahuan konsep yang di gunakan

1. Badan Pusat Statistik (BPS) : 14 indikator Kemiskinan penerima bansos

2. Permensos No 1 tahun 2018, pasal 1 :

“ Program PKH adalah Pogram pemberian bantuan sosial bersyarat yang kepada keluarga
dan/atau sesorang miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu program
penanganan fakir miskin, di olah oleh pusat Data dan lnformasi Kesejahteraan Sosial dan
ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PkH.
3. Transformasi kepesertaan yaitu kepesertaan penerima bantuan PKH selama enam
tahun, setelah itu diharapkan terjadinperubahan prilaku terhadap KPM dalam bidang
kesehtan, Pendidikan dan Kesejahteraan sosial serta peningkatan status sosial ekonomi dan
merupakan proses pengakhiran sebagai KPM PKH resertifikasi ‘’

‘https://sippn.mensos,menpan,go.id

G. Teknik-teknik yang digunakan dalam penanganan kasus :

1. Teknik komunikasi : melalui Teknik komunikasi saya dapat memberikan informasi


dengan jelas tentang program PKH dan graduasi , membangun kepercayaan , kesadaran
dan menciptakan hubungan yang lebih baik

2. Teknik motivasi : Memberikan dorongan supaya ibu IM berubah pola pikirnya bahwa
dengan graduasi kehidupannya akan menjadi lebih baik dengan mengembangkan usaha
kea rah yang lebih besar
3. Teknik optimalisasi : Membantu KPM bersedia melakukan graduasi mandiri dengan
sadar dan ihlas dengan menandatangani surat pengunduran diri yang di saksikan oleh
puskessos desa

H. Nilai-nilai dan kode etik/Kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus

Kode etik yang dilakukan pendamping dalam menyelesaikan masalah yaitu


dengan SIP (santun, integritas dan professional)

1. Santun : Tetap menjaga sikap pada KPM dengan sopan santun tidak
merendahkan dan tidak menyalahkan berkomunikasi dengan baik sehingga
membuka wawasan pikiran dan merubah mindsetnya
2. lntergritas : Dalam melaksanakan tugas hususnya mnyelesaikan kasus ini
pendamping melakukan nya dengan sungguh-sungguh dan tulus ihlas sampai
tuntas .
3. Profesional : melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab sesuai
kemampuan yang dimiliki sehingga tercapai situasi yang aman dan kondusif di
lapangan.
i

Anda mungkin juga menyukai