Deskripsi Diri *)
INSTRUMEN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL
DESKRIPSI DIRI
Deskripsi:
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa
KTM Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja
berusia 16 tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT
bersekolah di salah satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah
pedagang sayuran di Bdg berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan
melanjutkan sekolah ke SMK karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami
keterpurukan ekonomi sejak mempunyai hutang kepada rentenir dengan bunga
tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW
adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy. Awalnya YT anak Ibu DW tidak
akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai pendamping sosial PKH terus
memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini karena wajar dikdas adalah
pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih balita jarang di timbang setiap
bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi tidak perlu di timbang.
Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu DW supaya
membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan
program PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar
komitmen akan menerima sangsi.
a. Identifikasi teori yang Anda pilih dan alasan pemilihan teori tersebut
Kasus yang telah di paparkan di atas dapat saya jelaskan dengan tiga teori yaitu
teori sistem dimana di dalam teori sistem terdapat sub-sub sistem karena dalam
membantu individu ataupun kelompok maupun keluarga harus dilakukan dengan
pihak-pihak terkait. Oleh karenanya saya menghubungkan YT dengan pihak
sekolah dalam bidang pendidikan dan AM juga saya hubungkan dengan posyandu
terdekat. Teori yang saya gunakan selanjutnya dalam permasalahan ini
menggunakan teori motivasi, teori ini dirasa relevan karena sesuai dengan kondisi
ekonomi keluarga penerima manfaat yang sedang terpuruk dengan
menghubungkan juga dengan pihak desa untuk memberikan surat keterangan
kurang mampu kepada pihak sekolah agar di beri keringanan biaya. Juga dari
pihak kader posyandu juga memberikan motivasi agar Ibu DW mau membawa
anaknya ke posyandu. Teori selanjutnya saya memberikan motivasi tentu saja
saya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku Ibu DW.
Deskripsi:
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa
KTM Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja
berusia 16 tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT
bersekolah di salah satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW
adalah pedagang sayuran di Bdg berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT
tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK karena keterbatasan biaya. Ibu DW
mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai hutang kepada rentenir
dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang kepad ibu DW.
Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy. Awalnya
YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini
karena wajar dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih
balita jarang di timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya
sehat jadi tidak perlu di timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus
memotivasi kepada Ibu DW supaya membawa anaknya di timbang setiap bulan ke
posyandu. Dalam kepesertaan program PKH ada komitmen yang harus di sepakati
yaitu apabila melanggar komitmen akan menerima sangsi.
Deskripsi :
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa KTM
Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja berusia 16
tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT bersekolah di salah
satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah pedagang sayuran di Bdg
berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK
karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai
hutang kepada rentenir dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang
kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy.
Awalnya YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini karena
wajar dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih balita jarang di
timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi tidak perlu di
timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu DW supaya
membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan program
PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar komitmen akan
menerima sangsi.
Deskripsi :
Metode atau teknik terbaru sosial treatment yaitu :
Metode pendekatan sosial secara mikro yaitu keahlian pekerjaan sosial
dalam menangani atau menghadapi masalah yang dialami secara individu,
keluarga atau kelompok.
Contoh nyata dari penerapan teknik pekerjaan sosial secara mikro adalah peserta
PKH ada yang kesulitan dalam memberikan pengertian kepada suaminya untuk
melakukan Keluarga Berencana. Artinya suaminya tidak mengijinkan istrinya untuk
ber KB. Secara umum, permasalahan ini pasti terjadi pada setiap kelompok. Oleh
pendamping, satu persatu individu per individu ditanya siapakah yang mempunyai
permasalahan yang sama. Setelah terkumpul semua, pendamping bekerja sama
dengan bidan desa untuk memberikan penjelasan baik buruk, resiko dan dampak
positif negatif dari ber KB tersebut. Setelah diberikan pengertian oleh pendamping
dan penjelasan secara jelas oleh bidan desa, diharapkan ada perubahan pola pikir
dari keluarga tersebut. Hal ini terbukti dengan menurunnya jumlah ibu hamil pada
peserta PKH.
Deskripsi
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa KTM
Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja berusia 16
tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT bersekolah di salah
satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah pedagang sayuran di
Bdg berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan melanjutkan sekolah ke
SMK karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami keterpurukan ekonomi sejak
mempunyai hutang kepada rentenir dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang
menagih hutang kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima
manfaat di Blok Sdy. Awalnya YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA
tetapi saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat
PKH ini karena wajar dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih
balita jarang di timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi
tidak perlu di timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu
DW supaya membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan
program PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar komitmen
akan menerima sangsi.
B.2. Berikan contoh ketidakberfungsian sosial klien yang anda tangani. Bagaimana anda
mengidentifikasinya, dan sumber dan potensi apa yang anda gunakan dalam rangka
penanganan klien tersebut. (Proses Asesmen)
Deskripsi
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa KTM
Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja berusia 16
tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT bersekolah di salah
satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah pedagang sayuran di Bdg
berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK
karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai
hutang kepada rentenir dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang
kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy.
Awalnya YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini karena wajar
dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih balita jarang di
timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi tidak perlu di
timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu DW supaya
membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan program
PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar komitmen akan
menerima sangsi.
Sumber Daya
Pendamping meminta data dari petugas yang menangani masalah
kesejahteraan sosial diantaranya data PMKS ( penyandang masalah
kesejahteraan sosial ) dan potensi sumber kesejahteraan sosial.
B.2. Jelaskan secara spesifik sumber dan potensi yang dapat digunakan untuk
b mengatasi permasalahan klien (minimal 150 kata) :
Pendamping berkoordinasi dengan pihak desa untuk meminta data-data
peserta KIS Terlihat, bahwa peserta PKH banyak yang tidak mempunyai kartu
tersebut. Pendamping meminta kepada pihak desa untuk memudahkan
peseta PKH dalam menerima pelayanan kartu KIS
Pendamping menjelaskan dan meminta kepada rumah sakit umum daerah
untuk memberikan kemudahan bagi peserta PKH yang akan memanfaatkan
pelayanan kesehatan tersebut dan tidak membeda-bedakan dengan
masyarakat miskin lainnya.
Sumber Daya
Pendamping meminta data dari petugas yang menangani masalah kesejahteraan
sosial diantaranya data PMKS ( penyandang masalah kesejahteraan sosial ) dan
potensi sumber kesejahteraan sosial.
B.3. Berikan contoh perencanaan dan pelaksanaan intervensi yang pernah anda lakukan
dalam praktik pekerjaan sosial. (Proses Perencanaan dan Pelaksanaan Intervensi):
Deskripsi :
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa KTM
Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja berusia 16
tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT bersekolah di salah
satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah pedagang sayuran di Bdg
berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK
karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai
hutang kepada rentenir dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang
kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy.
Awalnya YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini karena wajar
dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih balita jarang di
timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi tidak perlu di
timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu DW supaya
membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan program
PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar komitmen akan
menerima sangsi.
2. Penentuan Tujuan
4. Pelaksanaan Program
5. Evaluasi Program
Pelaksanaan Intervensi
1. Identifikasi Masalah PKH.
Diawali dengan pertemuan awal semua peserta PKH. Dalam pertemuan
awal, pendamping mengidentifikasi peserta dengan mencatat nama
pengurus, nama suami, alamat, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga,
pendidikan dan pekerjaan anggota rumah tangganya sesuai kartu keluarga.
2. Penentuan Tujuan
Meningkatkan kondisi sosial ekonomi Keluarga Penerima Manfaat
Meningkatkan Taraf Pendidikan Anak
Meningkatkan Taraf Kesehatan Keluarga
Mengurangi Pekerja Anak
Meningkatkan Partisipasi Pendidikan dan Kesehatan bagi Keluarga
Miskin.
3. Penyusunan Rencana Program
Setiap bulan melakukan evaluasi yang telah dilakukan dengan
membuat laporan bulanan untuk melihat perkembangan peserta
PKH.
Koordinasi dengan pihak Desa, koordinasi dengan pihak sekolah,
pihak puskesmas dan para kader posyandu.
Melakukan pertemuan ketua kelompok dengan peserta minimal tiap
bulan untuk melakukan pemutakhiran data peserta dan melakukan
home visit atau kunjungan kepada peserta yang mempunyai
masalah yang tidak bisa disampaikan secara terbuka di depan
peserta yang lainnya.
4. Pelaksanaan Program
Inti dari Program Keluarga Harapan adalah pemberian bantuan non tunai
kepada masyarakat miskin untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya baik
dari segi pendidikan dan kesehatan. Tujuannya adalah untuk memutus
mata rantai kemiskinan pada keluarga tersebut dalam jangka waktu
panjang.
Pemberian bantuan secara langsung ini dilakukan dengan cara
pencairan dana bantuan yang dilakukan di Kantor Pos terdekat dan
dimanfaatkan langsung oleh peserta. Pemberian bantuan tersebut
sesuai dengan kategori kepesertaan PKH berdasarkan jumlah
anggota yang ada di dalam keluarga tersebut.
Selain itu, pelaksanaan program akan berjalan dengan baik dengan
melihat verifikasi absensi peserta ke sekolah-sekolah dan ke
posyandu.
5. Evaluasi Program
Program PKH akan dilakukan evaluasi atau resertifikasi oleh
kementerian Sosial Pusat setiap 3 tahun sekali.
Deskripsi:
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa KTM
Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja berusia 16
tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT bersekolah di salah
satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah pedagang sayuran di Bdg
berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK
karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai
hutang kepada rentenir dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang
kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy.
Awalnya YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini karena wajar
dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih balita jarang di
timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi tidak perlu di
timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu DW supaya
membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan program
PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar komitmen akan
menerima sangsi.
Penerapan prinsip etik dan implikasi penerapan prinsip etik (minimal 150 kata):
a. Penerapan prinsip etik
Menerima Klien Apa Adanya (acceptance)
Membangun komunikasi yang saling menghargai martabat dan harga diri
peserta. Peserta PKH melihat dirinya sendiri sebagai agen penting yang dapat
mempengaruhi perubahan sosial. Peserta adalah manusia dengan berbagai
karakter yang sangat berbeda satu sama lain dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Dengan kita sebagai pendamping menerima keadaan tersebut
membuat mereka timbul perasaan dihargai.
Respon Klien
Dengan adanya perasaan saling menghargai, maka peserta akan merasa
dihargai dan akan timbul kepercayaan diri yang tinggi dalam melakukan
perubahan sosial dalam dirinya maupun terhadap keluarganya. Beberapa
peserta PKH sudah dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi kader yang
bertugas ketika posyandu berlangsung maupun menghadiri pertemuan-
pertemuan yang diadakan oleh desa maupun UPTD Kesehatan, adapula
beberapa peserta PKH yang tadinya mencari uang sebagai pembantu rumah
tangga dan buruh harian di kebun sekarang sudah dipercaya oleh masyarakat
sekitarnya untuk mengurus KK, KTP dan surat-surat penting lainnya ke desa,
kecamatan maupun ke kota untuk mengurus dana bantuan beasiswa SD/SMP
ke LSM. Bahkan ada salah seorang yang dipercaya pihak kecamatan untuk
menjadi panitia saat e-KTP berlangsung. Subhanallah…
C.2 Berikan contoh bagaimana anda menerapkan prinsip etik dalam bekerja dengan
teman sejawat, serta bagaimana implikasinya terhadap praktik pekerjaan sosial
Deskripsi
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di
Desa KTM Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki
remaja berusia 16 tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun,
YT bersekolah di salah satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW
adalah pedagang sayuran di Bdg berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT
tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK karena keterbatasan biaya. Ibu DW
mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai hutang kepada rentenir
dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang kepad ibu DW.
Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy. Awalnya
YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini
karena wajar dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih
balita jarang di timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya
sehat jadi tidak perlu di timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus
memotivasi kepada Ibu DW supaya membawa anaknya di timbang setiap bulan ke
posyandu. Dalam kepesertaan program PKH ada komitmen yang harus di sepakati
yaitu apabila melanggar komitmen akan menerima sangsi.
Respon Klien
Dengan adanya perasaan saling menghargai, maka peserta akan merasa
dihargai dan akan timbul kepercayaan diri yang tinggi dalam melakukan
perubahan sosial dalam dirinya maupun terhadap keluarganya. Beberapa
peserta PKH sudah dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi kader yang
bertugas ketika posyandu berlangsung maupun menghadiri pertemuan-
pertemuan yang diadakan oleh desa maupun UPTD Kesehatan, adapula
beberapa peserta PKH yang tadinya mencari uang sebagai pembantu rumah
tangga dan buruh harian di kebun sekarang sudah dipercaya oleh masyarakat
sekitarnya untuk mengurus KK, KTP dan surat-surat penting lainnya ke desa,
kecamatan maupun ke kota untuk mengurus dana bantuan beasiswa SD/SMP
ke LSM. Bahkan ada salah seorang yang dipercaya pihak kecamatan untuk
menjadi panitia saat e-KTP berlangsung. Subhanallah…
C.3 Berikan contoh bagaimana anda menerapkan prinsip etik terhadap lembaga
tempat bekerja/masyarakat umum, serta bagaimana implikasinya terhadap
praktik pekerjaan sosial
Deskripsi
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di
Desa KTM Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki
remaja berusia 16 tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun,
YT bersekolah di salah satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW
adalah pedagang sayuran di Bdg berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT
tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK karena keterbatasan biaya. Ibu DW
mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai hutang kepada rentenir
dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang kepad ibu DW.
Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy. Awalnya
YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini
karena wajar dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih
balita jarang di timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya
sehat jadi tidak perlu di timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus
memotivasi kepada Ibu DW supaya membawa anaknya di timbang setiap bulan ke
posyandu. Dalam kepesertaan program PKH ada komitmen yang harus di sepakati
yaitu apabila melanggar komitmen akan menerima sangsi.
Uraikan salah satu kasus yang sudah anda tangani.
Penerapan prinsip etik dan implikasi penerapan prinsip etik (minimal 150 kata) :
Menjaga Kerahasiaan Klien (confidentiality)
Awal kepercayaan peserta PKH terhadap pendamping adalah sebagai tempat
berbagi cerita semua masalah sosial yang dialami peserta. Pendamping akan
memberikan jalan keluar setiap masalah peserta untuk mendapatkan pelayanan
sosial agar mendapatkan kembali fungsi sosialnya. Awalnya hanya keluh kesah
tentang kurangnya pendapatan yang diterima oleh peserta dari suaminya. Ada
keinginan peserta untuk mencari nafkah diluar negeri. Setelah pendamping melihat
potensi atau kemampuan dalam diri peserta, pendamping memberikan pilihan
untuk lebih mengembangkan kemampuannya tanpa harus meninggalkan keluarga.
Dengan memberikan jaminan bahwa ke depannya akan lebih baik dengan
berkumpul bersama keluarga, maka peserta lebih memilih untuk menjadi pekerja
di industri yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal peserta, menjadi buruh
kebun atau menggarap kerajinan tangan dirumah sambil mengasuh anak dan
melakukan tugas ibu rumah tangga lainnya.