Anda di halaman 1dari 17

Lampiran 2

Deskripsi Diri *)

INSTRUMEN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL

DESKRIPSI DIRI

PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PEKERJA SOSIAL DAN PENYULUH SOSIAL


BADAN PENDIDIKAN PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL RI
2017
DESKRIPSI DIRI
PEKERJA SOSIAL

Deskripsikan dengan jelas penerapan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai


pekerjaan sosial yang dapat dianggap sebagai prestasi dan/atau kontribusi bagi
pelaksanaan praktik pekerja sosial. Deskripsi ini perlu dilengkapi dengan contoh kasus
yang Anda tangani dalam aktifitas professional sebagai seorang pekerja sosial.

A. Penerapan Pengetahuan dalam Praktik Pekerja Sosial


Berikan contoh penerapan teori-teori/pendekatan/perspektif di bidang pekerjaan
sosial dalam rangka menjalankan praktik pekerjaan sosial yang telah/sedang Anda
lakukan!

Deskripsi:
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa
KTM Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja
berusia 16 tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT
bersekolah di salah satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah
pedagang sayuran di Bdg berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan
melanjutkan sekolah ke SMK karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami
keterpurukan ekonomi sejak mempunyai hutang kepada rentenir dengan bunga
tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW
adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy. Awalnya YT anak Ibu DW tidak
akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai pendamping sosial PKH terus
memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini karena wajar dikdas adalah
pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih balita jarang di timbang setiap
bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi tidak perlu di timbang.
Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu DW supaya
membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan
program PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar
komitmen akan menerima sangsi.

Uraikan kasus yang anda tangani


Penerapan teori-teori/pendekatan/perspektif Pekerja Sosial di dalam Praktik
Pekerjaan Sosial (minimal 150 kata)

a. Identifikasi teori yang Anda pilih dan alasan pemilihan teori tersebut
Kasus yang telah di paparkan di atas dapat saya jelaskan dengan tiga teori yaitu
teori sistem dimana di dalam teori sistem terdapat sub-sub sistem karena dalam
membantu individu ataupun kelompok maupun keluarga harus dilakukan dengan
pihak-pihak terkait. Oleh karenanya saya menghubungkan YT dengan pihak
sekolah dalam bidang pendidikan dan AM juga saya hubungkan dengan posyandu
terdekat. Teori yang saya gunakan selanjutnya dalam permasalahan ini
menggunakan teori motivasi, teori ini dirasa relevan karena sesuai dengan kondisi
ekonomi keluarga penerima manfaat yang sedang terpuruk dengan
menghubungkan juga dengan pihak desa untuk memberikan surat keterangan
kurang mampu kepada pihak sekolah agar di beri keringanan biaya. Juga dari
pihak kader posyandu juga memberikan motivasi agar Ibu DW mau membawa
anaknya ke posyandu. Teori selanjutnya saya memberikan motivasi tentu saja
saya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku Ibu DW.

b. Jelaskan penerapan teori didalam penanganan kasus tersebut

Penerapan Pengetahuan/Teori-teori Pekerjaan Sosial

Pengertian Pekerjaan Sosial menurut Walter A Friedlander dan Robert Z Apte


merupakan suatu pelayanan profesional yang prakteknya didasarkan kepada
pengetahuan dan keterampilan ilmiah tentang relasi manusia, sehingga dapat
membantu individu, kelompok dan masyarakat mencapai kepuasan pribadi dan sosial
serta kebebasan. Penerapan teori diatas di dalam praktek pekerjaan sosial yg telah
dan sedang saya lakukan sebagai pendamping PKH adalah mengenai kemiskinan
dalam aspek pendidikan dan kesehatan. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH
dengan ketidakmampuannya untuk memperoleh pelayanan pendidikan dan
pelayanan rumah sakit, sangat membutuhkan pendamping sebagai :
 Fasilitator yaitu yang menghubungkan antara Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) PKH dengan lembaga lain dalam hal ini sekolah (SD/SMP/SMA) dan
rumah sakit pemerintah. Disamping sebagai fasilitator, pendamping juga
berperan sebagai
 Penguat atau empowering bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH.
Biasanya, masyarakat dengan cap atau stigma sebagai rakyat miskin, merasa
dirinya tidak berdaya dan dianggap tidak mampu oleh masyarakat yang
dianggap mampu. Pendamping dengan pendekatan secara pribadi
memberikan penguatan terhadap kepercayaan diri Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) PKH bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban
yang sama.
 Pendamping juga memberikan perlindungan terhadap Keluarga Penerima
Manfaat (KPM)PKH dari system yang berlaku di masyarakat.
 Selain menerapkan teori-teori diatas, pendamping selalu memberikan
dukungan secara moril terhadap Keluarga Penerima Manfaat PKH.
Berikan contoh nyata perbedaan pelayanan sosial yang dilandasi teori/ pendekatan
pekerjaan sosial dengan pelayanan sosial yang tidak dilandasi teori/pendekatan
pekerjaan sosial serta bagaimana dampaknya terhadap penanganan masalah klien.

Deskripsi:
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa
KTM Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja
berusia 16 tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT
bersekolah di salah satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW
adalah pedagang sayuran di Bdg berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT
tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK karena keterbatasan biaya. Ibu DW
mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai hutang kepada rentenir
dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang kepad ibu DW.
Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy. Awalnya
YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini
karena wajar dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih
balita jarang di timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya
sehat jadi tidak perlu di timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus
memotivasi kepada Ibu DW supaya membawa anaknya di timbang setiap bulan ke
posyandu. Dalam kepesertaan program PKH ada komitmen yang harus di sepakati
yaitu apabila melanggar komitmen akan menerima sangsi.

Uraikan kasus yang Anda tangani

A.2.a Perbedaan Pelayanan Sosial yang dilandasi teori/pendekatan pekerjaan sosial


dengan yang tidak (minimal 150 kata):
1)Jelaskan secara spesifik penggunaan teori/pendekatan pekerjaan sosial dalam
pelayanan yang anda lakukan
• Pelayanan sosial yang dilandasi pengetahuan pekerjaan sosial sebagai
pendamping PKH akan terarah dan mencapai tujuan serta mendapatkan
pelayanan sosial secara maksimal. Contohnya, anak balita peserta PKH yang
kurang sehat (gizi buruk) karena makan seadanya dan jarang ke posyandu ,
maka pendamping akan melakuan home visit atau balita dan ibu tersebut
dikunjungi kerumahnya untuk melihat kondisi kesehariannya dan
mendengarkan alasannya mengapa balita tersebut jarang diberi makanan
bergizi dan jarang ke posyandu. Dari alasan itu, pendamping akan
memberikan gambaran dampak baik buruk atau untung rugi dari tindakan
yang dilakukan oleh peserta PKH tersebut. Sehingga peserta PKH akan berfikir
dan dituntut untuk bertanggung jawab atas tindakan yang dia lakukan selama
ini serta merubah pola hidup yang seadanya menjadi pola hidup sehat. Pola
hidup sehat disini maksudnya agar peserta PKH bisa mengatur keuangan
untuk membeli makanan bergizi tapi terjangkau dan selalu memeriksakan
kesehatan balitanya ke posyandu minimal sekali dalam sebulan agar
terpantau perkembangan kesehatannya.
• Pelayanan sosial yang tidak dilandasi dengan pengetahuan pekerjaan sosial
yang bukan oleh pekerja sosial atau pendamping, tidak akan terarah dan
dalam melakukan pelayanan sosial tidak berdasarkan pengetahuan pekerjaan
sosial tapi berdasarkan pengalaman pribadi dan klien tidak mendapatkan
pelayanan sosial secara maksimal. Contohnya pada anak balita yang kurang
sehat (gizi buruk) tadi jika penanganan masalah ini hanya oleh ibunya saja,
maka akan ada kemungkinan balita tersebut akan tetap kurang sehat (gizi
buruk). Karena ibu tersebut tetap melakukan pola hidupnya yang dulu tanpa
ada pengarahan dari pihak lain (pendamping atau tenaga ahli gizi).
2) Implikasinya terhadap Klien (minimal 150 kata) :
a. Bandingkan respon Klien atas layanan yang didasari teori /pendekatan
yang tidak didasari teori/pendekatan
• Dampak dari tindakan pelayanan yang dilakukan oleh pendamping adalah
tepat sasaran. Artinya, selain anak balita tersebut dipantau, orang tua
balitanya diberi pengertian bahwa dengan tidak memeriksakan balitanya ke
posyandu selain bantuan PKHnya mendapatkan sanksi juga balitanya akan
tetap kurang sehat (gizi buruk). Artinya, untuk pemenuhan kebutuhan balita
di bidang kesehatan akan berkurang. Hal ini akan membuat peserta PKH
tersebut tidak dapat membeli kebutuhan untuk meningkatkan gizi balitanya.
Hal ini akan membuat peserta PKH merasakan kerugian. Selain itu,
pendamping juga berharap dapat merubah pola pikir dan pola hidup sehat
baik secara individu peserta PKH maupun keluarganya untuk terus melakukan
pola hidup sehat dan melaksanakan kewajibannya sebagai peserta PKH.
b. Bandingkan dampak terhadap Klien atas layanan yang didasari
teori/pendekatan dengan yang tidak didasari teori/pendekatan
 Dampak dari tindakan pelayanan yang tidak dilandasi pengetahuan pekerjaan
sosial adalah tidak tepat sasaran. Artinya, biasanya balita tersebut hanya
didiamkan saja, atau diberikan cap sebagai balita gizi buruk. Kalaupun ada
bantuan dari pihak lain paling hanya berupa susu ukuran kecil dan biscuit yang
diberikan hanya sekali saja. Jika pelayanan tersebut dilakukan terus menerus
atau tidak melihat hasilnya, maka pelayanan yang dilakukan dengan tidak
dilandasi pengetahuan pekerjaan sosial, maka tindakan tersebut tidak efektif
bahkan mengalami kegagalan.
A.3. Berikan contoh penerapan metode/teknik terbaru dalam praktik pekerjaan sosial
yang telah anda lakukan, sehingga anda memiliki tampilan yang benar-benar berbeda
dibandingkan dengan praktik pekerjaan sosial sebelumnya dan praktik teman
sejawat.

Deskripsi :
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa KTM
Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja berusia 16
tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT bersekolah di salah
satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah pedagang sayuran di Bdg
berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK
karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai
hutang kepada rentenir dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang
kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy.
Awalnya YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini karena
wajar dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih balita jarang di
timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi tidak perlu di
timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu DW supaya
membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan program
PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar komitmen akan
menerima sangsi.

Uraikan kasus yang anda tangani


A.3.a Sebutkan dan uraikan metoda/teknik terbaru yang pernah/sedang anda
terapkan dalam kasus yang ditangani dan Jelaskan Penerapan Metode/Teknik
tersebut (minimal 150 kata) :

Deskripsi :
Metode atau teknik terbaru sosial treatment yaitu :
 Metode pendekatan sosial secara mikro yaitu keahlian pekerjaan sosial
dalam menangani atau menghadapi masalah yang dialami secara individu,
keluarga atau kelompok.
Contoh nyata dari penerapan teknik pekerjaan sosial secara mikro adalah peserta
PKH ada yang kesulitan dalam memberikan pengertian kepada suaminya untuk
melakukan Keluarga Berencana. Artinya suaminya tidak mengijinkan istrinya untuk
ber KB. Secara umum, permasalahan ini pasti terjadi pada setiap kelompok. Oleh
pendamping, satu persatu individu per individu ditanya siapakah yang mempunyai
permasalahan yang sama. Setelah terkumpul semua, pendamping bekerja sama
dengan bidan desa untuk memberikan penjelasan baik buruk, resiko dan dampak
positif negatif dari ber KB tersebut. Setelah diberikan pengertian oleh pendamping
dan penjelasan secara jelas oleh bidan desa, diharapkan ada perubahan pola pikir
dari keluarga tersebut. Hal ini terbukti dengan menurunnya jumlah ibu hamil pada
peserta PKH.

 Metode pendekatan secara makro yaitu keahlian pekerjaan sosial dalam


menangani atau menghadapi masalah yang dialami oleh komunitas.
Contohnya adalah beberapa kelompok masyarakat yang tidak mendapatkan
bantuan PKH terutama masyarakat yang dianggap miskin pula. Pendamping selalu
berkoordinasi secara berkelanjutan dengan pihak aparat desa, tokoh masyarakat
bahkan dengan organisasi karang taruna dan kader Posyandu dalam memberikan
informasi terbaru atau sosialiasi yang berhubungan dengan kegiatan PKH. Hal ini
untuk memberikan gambaran bahwa Program PKH adalah pemberian bantuan
untuk masyarakat miskin berdasarkan hasil survey dari lembaga survey yang
benar-benar kompeten dan tidak berpihak kepada siapapun. Diharapkan, dari
seringnya pendamping berkoordinasi atau berhubungan baik dengan pihak desa
dan lembaga lainnya yang ada di lingkungan desa, pendamping diberikan
keleluasaan dalam bekerja dan mengurangi angka kemiskinan di desa tersebut.

A.3.a Jelaskan Perbedaan tampilan dengan praktik sebelummya dilakukan dan


Jelaskan pula perbedaan tampilan dengan praktik teman sejawat (minimal 150
kata) :

B. Penerapan Keterampilan Pekerjaan Sosial sebagai Landasan Praktik Pekerjaan Sosial


B.1. Jelaskan teknik yang anda telah dan sedang terapkan dalam membangun relasi
profesional pada tahap awal dan bagaimana dampaknya terhadap proses
pertolongan yang anda lakukan.

Deskripsi
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa KTM
Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja berusia 16
tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT bersekolah di salah
satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah pedagang sayuran di
Bdg berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan melanjutkan sekolah ke
SMK karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami keterpurukan ekonomi sejak
mempunyai hutang kepada rentenir dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang
menagih hutang kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima
manfaat di Blok Sdy. Awalnya YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA
tetapi saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat
PKH ini karena wajar dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih
balita jarang di timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi
tidak perlu di timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu
DW supaya membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan
program PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar komitmen
akan menerima sangsi.

Uraikan kasus yang Anda tangani


B.1.a Jelaskan penerapan teknik tersebut dalam kasus yang telah anda tangani
(minimal 150 kata):

Teknik dalam Membangun Relasi


1. Berperan sebagai fasilitator. Pendamping memfasilitasi kebutuhan peserta
PKH.
2. Berperan sebagai broker atau penghubung antara peserta PKH dengan
pelayanan yang berhubungan dengan program. Misalnya kalau peserta atau
anggotanya ada yang sakit, pendamping memberikan cara atau prosedur
pergi kerumah sakit. Atau pendamping memberikan penjelasan kepada
pihak rumah sakit bahwa tidak boleh memberikan pelayanan yang berbeda
antara peserta PKH dengan masyarakat yang lain.
3. Berperan sebagai mediator atau mediasi tiap kali peserta ada yang terkena
masalah. Misalnya di dalam masyarakat masih saja ada masyarakat yang
tidak mendapatkan bantuan merasa cemburu dengan peserta PKH.
Pendamping memberikan penjelasan bahwa tiap kali peserta mendapatkan
bantuan untuk mempergunakan dana tersebut hanya untuk kepentingan
pendidikan dan kesehatan keluarga dalam hal ini anak yang sekolah dan
balita atau untuk ibu tersebut yang sedang hamil. Hal ini untuk memberikan
bukti kepada masyarakat hahwa dana tersebut benar-benar digunakan tepat
sasaran dan bermanfaat.
4. Berperan sebagai pembela atau advokasi. Bagi peserta ataupun anggotanya
yang terkena masalah dalam hal ketidakadilan system, pendamping harus
siap membela peserta, tentunya sesuai dengan prosedur. Sekolah yang
mempunyai bantuan dari pemerintah, diharapkan bantuan terebut
melibatkan peserta PKH terlebih dulu. Karena di dalam peraturan, bahwa
peserta PKH berhak untuk mendapatkan bantuan lain selain bantuan PKH.
Tentunya peserta harus bertanggung jawab terhadap komitmen yang telah
disepakati yaitu penggunaan uang untuk keperluan sekolah dan menjaga
atau mendorong anak tersebut untuk tetap bersekolah.
B.1.a Jelaskan dampaknya penerapan terhadap proses pertolongan (minimal 150
kata) :
Dampak dari teknik dalam membangun relasi adalah Keluarga Penerima manfaat
PKH akan mengetahui bahwa meskipun tidak mampu, tapi mereka masih punya
hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat lainnya. Respon positif dari
peserta adalah lebih bertanggung jawab terhadap apa yang telah diberikan oleh
pemerintah dalam hal menjalankan komitmen yang telah disepakati.

B.2. Berikan contoh ketidakberfungsian sosial klien yang anda tangani. Bagaimana anda
mengidentifikasinya, dan sumber dan potensi apa yang anda gunakan dalam rangka
penanganan klien tersebut. (Proses Asesmen)

Deskripsi
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa KTM
Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja berusia 16
tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT bersekolah di salah
satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah pedagang sayuran di Bdg
berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK
karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai
hutang kepada rentenir dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang
kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy.
Awalnya YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini karena wajar
dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih balita jarang di
timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi tidak perlu di
timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu DW supaya
membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan program
PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar komitmen akan
menerima sangsi.

Uraikan salah satu kasus yang sudah anda tangani.


B.2.a Jelaskan bentuk ketidak berfungsian sosial klien dan cara melakukan asesmen
(minimal 150 kata):
Disfungsi Sosial Klien
Peserta tidak mempunyai kartu KIS. Banyak peserta yang tidak mempunyai kartu
KIS, padahal keberfungsian kartu tersebut adalah untuk masyarakat miskin atau
tidak mampu. hal ini mempersulit peserta untuk berobat.
Cara Mengidentifikasi :
 Pendamping berkoordinasi dengan pihak desa untuk meminta data-data
peserta KIS Terlihat, bahwa peserta PKH banyak yang tidak mempunyai kartu
tersebut. Pendamping meminta kepada pihak desa untuk memudahkan
peseta PKH dalam menerima pelayanan kartu KIS
 Pendamping menjelaskan dan meminta kepada rumah sakit umum daerah
untuk memberikan kemudahan bagi peserta PKH yang akan memanfaatkan
pelayanan kesehatan tersebut dan tidak membeda-bedakan dengan
masyarakat miskin lainnya.

Sumber Daya
 Pendamping meminta data dari petugas yang menangani masalah
kesejahteraan sosial diantaranya data PMKS ( penyandang masalah
kesejahteraan sosial ) dan potensi sumber kesejahteraan sosial.
B.2. Jelaskan secara spesifik sumber dan potensi yang dapat digunakan untuk
b mengatasi permasalahan klien (minimal 150 kata) :
 Pendamping berkoordinasi dengan pihak desa untuk meminta data-data
peserta KIS Terlihat, bahwa peserta PKH banyak yang tidak mempunyai kartu
tersebut. Pendamping meminta kepada pihak desa untuk memudahkan
peseta PKH dalam menerima pelayanan kartu KIS
 Pendamping menjelaskan dan meminta kepada rumah sakit umum daerah
untuk memberikan kemudahan bagi peserta PKH yang akan memanfaatkan
pelayanan kesehatan tersebut dan tidak membeda-bedakan dengan
masyarakat miskin lainnya.

Sumber Daya
Pendamping meminta data dari petugas yang menangani masalah kesejahteraan
sosial diantaranya data PMKS ( penyandang masalah kesejahteraan sosial ) dan
potensi sumber kesejahteraan sosial.

B.3. Berikan contoh perencanaan dan pelaksanaan intervensi yang pernah anda lakukan
dalam praktik pekerjaan sosial. (Proses Perencanaan dan Pelaksanaan Intervensi):

Deskripsi :
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa KTM
Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja berusia 16
tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT bersekolah di salah
satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah pedagang sayuran di Bdg
berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK
karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai
hutang kepada rentenir dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang
kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy.
Awalnya YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini karena wajar
dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih balita jarang di
timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi tidak perlu di
timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu DW supaya
membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan program
PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar komitmen akan
menerima sangsi.

Uraikan salah satu kasus yang sudah anda tangani.


B.3.a Jelaskan proses dan hasil penyusunan rencana intervensi yang anda lakukan
(minimal 150 kata):
Perencanaan Intervensi

1. Identifikasi Masalah PKH

2. Penentuan Tujuan

3. Penyusunan Rencana Program

4. Pelaksanaan Program

5. Evaluasi Program

Pelaksanaan Intervensi
1. Identifikasi Masalah PKH.
Diawali dengan pertemuan awal semua peserta PKH. Dalam pertemuan
awal, pendamping mengidentifikasi peserta dengan mencatat nama
pengurus, nama suami, alamat, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga,
pendidikan dan pekerjaan anggota rumah tangganya sesuai kartu keluarga.
2. Penentuan Tujuan
 Meningkatkan kondisi sosial ekonomi Keluarga Penerima Manfaat
 Meningkatkan Taraf Pendidikan Anak
 Meningkatkan Taraf Kesehatan Keluarga
 Mengurangi Pekerja Anak
 Meningkatkan Partisipasi Pendidikan dan Kesehatan bagi Keluarga
Miskin.
3. Penyusunan Rencana Program
 Setiap bulan melakukan evaluasi yang telah dilakukan dengan
membuat laporan bulanan untuk melihat perkembangan peserta
PKH.
 Koordinasi dengan pihak Desa, koordinasi dengan pihak sekolah,
pihak puskesmas dan para kader posyandu.
 Melakukan pertemuan ketua kelompok dengan peserta minimal tiap
bulan untuk melakukan pemutakhiran data peserta dan melakukan
home visit atau kunjungan kepada peserta yang mempunyai
masalah yang tidak bisa disampaikan secara terbuka di depan
peserta yang lainnya.
4. Pelaksanaan Program
Inti dari Program Keluarga Harapan adalah pemberian bantuan non tunai
kepada masyarakat miskin untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya baik
dari segi pendidikan dan kesehatan. Tujuannya adalah untuk memutus
mata rantai kemiskinan pada keluarga tersebut dalam jangka waktu
panjang.
 Pemberian bantuan secara langsung ini dilakukan dengan cara
pencairan dana bantuan yang dilakukan di Kantor Pos terdekat dan
dimanfaatkan langsung oleh peserta. Pemberian bantuan tersebut
sesuai dengan kategori kepesertaan PKH berdasarkan jumlah
anggota yang ada di dalam keluarga tersebut.
 Selain itu, pelaksanaan program akan berjalan dengan baik dengan
melihat verifikasi absensi peserta ke sekolah-sekolah dan ke
posyandu.
5. Evaluasi Program
Program PKH akan dilakukan evaluasi atau resertifikasi oleh
kementerian Sosial Pusat setiap 3 tahun sekali.

B.3. Jelaskan pelaksanaan intervensi (minimal 150 kata) :


b  Setiap bulan melakukan evaluasi yang telah dilakukan dengan membuat
laporan bulanan untuk melihat perkembangan peserta PKH.
 Koordinasi dengan pihak Desa, koordinasi dengan pihak sekolah, pihak
puskesmas dan para kader posyandu.
 Melakukan pertemuan ketua kelompok dengan peserta minimal tiap bulan
untuk melakukan pemutakhiran data peserta dan melakukan home visit atau
kunjungan kepada peserta yang mempunyai masalah yang tidak bisa
disampaikan secara terbuka di depan peserta yang lainnya.

C. Penerapan Nilai-Nilai Pekerjaan Sosial Sebagai Landasan Praktik Pekerjaan Sosial


Praktik Pekerjaan Sosial harus dilandasi oleh prinsip-prinsip etik, antara lain:
kerahasiaan, menentukan diri sendiri (self determination), penerimaan, individualisasi,
tidak menghakimi, responsif budaya, kompetensi, integrasi, akuntabilitas, dan lain-lain.

Deskripsi:
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di Desa KTM
Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki remaja berusia 16
tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun, YT bersekolah di salah
satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW adalah pedagang sayuran di Bdg
berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK
karena keterbatasan biaya. Ibu DW mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai
hutang kepada rentenir dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang
kepad ibu DW. Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy.
Awalnya YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini karena wajar
dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih balita jarang di
timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya sehat jadi tidak perlu di
timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus memotivasi kepada Ibu DW supaya
membawa anaknya di timbang setiap bulan ke posyandu. Dalam kepesertaan program
PKH ada komitmen yang harus di sepakati yaitu apabila melanggar komitmen akan
menerima sangsi.

Uraikan salah satu kasus yang sudah anda tangani.


C.1 Berikan contoh bagaimana anda menerapkan prinsip etik dalam bekerja dengan
klien, serta bagaimana implikasinya terhadap praktik pekerjaan sosial.

Penerapan prinsip etik dan implikasi penerapan prinsip etik (minimal 150 kata):
a. Penerapan prinsip etik
Menerima Klien Apa Adanya (acceptance)
Membangun komunikasi yang saling menghargai martabat dan harga diri
peserta. Peserta PKH melihat dirinya sendiri sebagai agen penting yang dapat
mempengaruhi perubahan sosial. Peserta adalah manusia dengan berbagai
karakter yang sangat berbeda satu sama lain dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Dengan kita sebagai pendamping menerima keadaan tersebut
membuat mereka timbul perasaan dihargai.

Respon Klien
Dengan adanya perasaan saling menghargai, maka peserta akan merasa
dihargai dan akan timbul kepercayaan diri yang tinggi dalam melakukan
perubahan sosial dalam dirinya maupun terhadap keluarganya. Beberapa
peserta PKH sudah dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi kader yang
bertugas ketika posyandu berlangsung maupun menghadiri pertemuan-
pertemuan yang diadakan oleh desa maupun UPTD Kesehatan, adapula
beberapa peserta PKH yang tadinya mencari uang sebagai pembantu rumah
tangga dan buruh harian di kebun sekarang sudah dipercaya oleh masyarakat
sekitarnya untuk mengurus KK, KTP dan surat-surat penting lainnya ke desa,
kecamatan maupun ke kota untuk mengurus dana bantuan beasiswa SD/SMP
ke LSM. Bahkan ada salah seorang yang dipercaya pihak kecamatan untuk
menjadi panitia saat e-KTP berlangsung. Subhanallah…

b. Implikasi penerapan prinsip etik


Implikasi
Peserta PKH lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan atau menjalankan
kehidupan dengan mengurus anak anaknya dan lebih berfikir ke depan bahwa
anak anaknya tidak boleh bernasib sama dengan dirinya. Kepercayaan diri
peserta PKH meningkat sehingga lebih dihargai oleh masyarakat di
lingkungannya, mereka sering dilibatkan dalam kegiatan sosial masyarakat.

C.2 Berikan contoh bagaimana anda menerapkan prinsip etik dalam bekerja dengan
teman sejawat, serta bagaimana implikasinya terhadap praktik pekerjaan sosial

Deskripsi
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di
Desa KTM Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki
remaja berusia 16 tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun,
YT bersekolah di salah satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW
adalah pedagang sayuran di Bdg berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT
tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK karena keterbatasan biaya. Ibu DW
mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai hutang kepada rentenir
dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang kepad ibu DW.
Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy. Awalnya
YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini
karena wajar dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih
balita jarang di timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya
sehat jadi tidak perlu di timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus
memotivasi kepada Ibu DW supaya membawa anaknya di timbang setiap bulan ke
posyandu. Dalam kepesertaan program PKH ada komitmen yang harus di sepakati
yaitu apabila melanggar komitmen akan menerima sangsi.

Uraikan salah satu kasus yang sudah anda tangani.


Penerapan prinsip etik dan implikasi penerapan prinsip etik (minimal 150 kata) :
a. Penerapan prinsip etik
Menerima Klien Apa Adanya (acceptance)
Membangun komunikasi yang saling menghargai martabat dan harga diri
peserta. Peserta PKH melihat dirinya sendiri sebagai agen penting yang dapat
mempengaruhi perubahan sosial. Peserta adalah manusia dengan berbagai
karakter yang sangat berbeda satu sama lain dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Dengan kita sebagai pendamping menerima keadaan tersebut
membuat mereka timbul perasaan dihargai.

Respon Klien
Dengan adanya perasaan saling menghargai, maka peserta akan merasa
dihargai dan akan timbul kepercayaan diri yang tinggi dalam melakukan
perubahan sosial dalam dirinya maupun terhadap keluarganya. Beberapa
peserta PKH sudah dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi kader yang
bertugas ketika posyandu berlangsung maupun menghadiri pertemuan-
pertemuan yang diadakan oleh desa maupun UPTD Kesehatan, adapula
beberapa peserta PKH yang tadinya mencari uang sebagai pembantu rumah
tangga dan buruh harian di kebun sekarang sudah dipercaya oleh masyarakat
sekitarnya untuk mengurus KK, KTP dan surat-surat penting lainnya ke desa,
kecamatan maupun ke kota untuk mengurus dana bantuan beasiswa SD/SMP
ke LSM. Bahkan ada salah seorang yang dipercaya pihak kecamatan untuk
menjadi panitia saat e-KTP berlangsung. Subhanallah…

b. Implikasi penerapan prinsip etik


Implikasi
Peserta PKH lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan atau menjalankan
kehidupan dengan mengurus anak anaknya dan lebih berfikir ke depan bahwa
anak anaknya tidak boleh bernasib sama dengan dirinya. Kepercayaan diri
peserta PKH meningkat sehingga lebih dihargai oleh masyarakat di
lingkungannya, mereka sering dilibatkan dalam kegiatan sosial masyarakat.

C.3 Berikan contoh bagaimana anda menerapkan prinsip etik terhadap lembaga
tempat bekerja/masyarakat umum, serta bagaimana implikasinya terhadap
praktik pekerjaan sosial

Deskripsi
Ibu Dw adalah salah satu keluarga penerima manfaat PKH sejak tahun 2008, di
Desa KTM Kec. Cgs Kab. Mjk mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki
remaja berusia 16 tahun dan yang kedua anak balita bernama AM berusia 4 tahun,
YT bersekolah di salah satu sekolah SMK Swasta di Kabupaten M. Suami Ibu DW
adalah pedagang sayuran di Bdg berasalh dari keluarga tidak mampu. Awalnya YT
tidak akan melanjutkan sekolah ke SMK karena keterbatasan biaya. Ibu DW
mengalami keterpurukan ekonomi sejak mempunyai hutang kepada rentenir
dengan bunga tinggi. Setiap hari ada ajah yang menagih hutang kepad ibu DW.
Kebetulan Ibu DW adalah ketua kelompok penerima manfaat di Blok Sdy. Awalnya
YT anak Ibu DW tidak akan melanjutkan ke jenjang SMA tetapi saya sebagai
pendamping sosial PKH terus memotivasi keluarga penerima manfaat PKH ini
karena wajar dikdas adalah pendidikan 12 tahun. Anaknya yang kedua yang masih
balita jarang di timbang setiap bulannya. Ibu DW beranggapan bahwa anaknya
sehat jadi tidak perlu di timbang. Saya sebagai pendamping sosial PKH terus
memotivasi kepada Ibu DW supaya membawa anaknya di timbang setiap bulan ke
posyandu. Dalam kepesertaan program PKH ada komitmen yang harus di sepakati
yaitu apabila melanggar komitmen akan menerima sangsi.
Uraikan salah satu kasus yang sudah anda tangani.

Penerapan prinsip etik dan implikasi penerapan prinsip etik (minimal 150 kata) :
Menjaga Kerahasiaan Klien (confidentiality)
Awal kepercayaan peserta PKH terhadap pendamping adalah sebagai tempat
berbagi cerita semua masalah sosial yang dialami peserta. Pendamping akan
memberikan jalan keluar setiap masalah peserta untuk mendapatkan pelayanan
sosial agar mendapatkan kembali fungsi sosialnya. Awalnya hanya keluh kesah
tentang kurangnya pendapatan yang diterima oleh peserta dari suaminya. Ada
keinginan peserta untuk mencari nafkah diluar negeri. Setelah pendamping melihat
potensi atau kemampuan dalam diri peserta, pendamping memberikan pilihan
untuk lebih mengembangkan kemampuannya tanpa harus meninggalkan keluarga.
Dengan memberikan jaminan bahwa ke depannya akan lebih baik dengan
berkumpul bersama keluarga, maka peserta lebih memilih untuk menjadi pekerja
di industri yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal peserta, menjadi buruh
kebun atau menggarap kerajinan tangan dirumah sambil mengasuh anak dan
melakukan tugas ibu rumah tangga lainnya.

a. Penerapan prinsip etik


Respon Klien
Dengan tidak menceritakan masalah peserta kepada peserta lain dalam pertemuan
kelompok, akan timbul kepercayaan yang lebih mendalam lagi terhadap
pendamping. Bahwa tidak semua masalah harus dibagi kepada orang-orang atau
kepada peserta lainnya. Melihat bahwa tiap manusia selalu berbeda baik secara
pribadi maupun kelompok.

b. Implikasi penerapan prinsip etik


Implikasi
Keberhasilan ataupun kegagalan seseorang bisa terlihat dari bagaimana orang
tersebut menghadapi masalah dan cara menyelesaikan masalah tersebut. Terbukti
dengan menerima masukan dari pendamping apapun masalah kehidupan peserta
selama pendamping memberikan masukan yang terbaik untuk keluarganya, maka
peserta tersebut dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan baik dan semoga
bermanfaat untuk peserta dan keluarganya.
PERNYATAAN PEKERJA SOSIAL
Saya pekerja sosial generalis yang membuat deskripsi diri ini menyatakan bahwa semua
yang saya diskripsikan adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi
apapun apabila pernyataan ini dikemudian hari terbukti tidak benar.

Majalengka, 21 Desember 2017


Pekerja Sosial yang diusulkan

DIAN NURAENI, AKS

Anda mungkin juga menyukai