Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KABUPATEN KUBU RAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik


Stase Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:

RIZKI UTARI MAULIDIYA


NIM. 201133059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK
PROFESI NERS
2020/2021
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam
Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di
Tingkat Regional Tahun 2020"

MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis  Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM


DI PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KABUPATEN KUBU RAYA

Mata Kuliah : Praktek Klinik Keperawatan Maternitas


Semester : I (Ganjil)
Institusi : Poltekkes Kemenkes Pontianak
Prodi : Profesi Ners

Pontianak, 14 Januari 2021

Mahasiswa,

Rizki Utari Maulidiya


NIM. 201133059

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Revani Hardika M.Kep Harry Susilo, S.Kep., Ns


NIP.1990003230180502 NIP.198612232017101001

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kita haturkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas
asuhan keperawatan ini dapat terselesikan tepat pada waktunya.
Terselesainya makalah ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Revani Hardika M.Kep dan tim
selaku koordinator Praktik Klinik Matenitas, serta tidak lupa pula kami
berterimaksih kepada :
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Pontianak
2. Ibu Nurbani, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Singkawang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
3. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M.Kep selaku Ketua Prodi Ners Keperawatan
Pontianak Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
4. Bapak Harry Susilo, S.Kep.,Ns selaku pembimbing klinik puskesmas sungai
durian
5. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Pontianak yang
telah bekerja sama dengan baik dalam penyusunan laporan dan melaksanakan
pengabdian masyarakat stase komunitas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan baik dari sisi penulisan maupun sistem penulisan, karena
keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan
mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang disajikan pada makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.
Pontianak, 14 Januari 2021

Penulis

DAFTAR ISI

VISI DAN MISI.....................................................................................................ii


KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB 1 KONSEP DASAR.......................................................................................1
A. Pengertian......................................................................................................1
B. Etiologi..........................................................................................................1
C. Klasifikasi.....................................................................................................2
D. Manifestasi Klinis.........................................................................................2
E. Komplikasi....................................................................................................4
F. Pemeriksaan Penunjang................................................................................5
BAB II WEB OF COUTION (WOC).......................................................................6
BAB III PROSES KEPERAWATAN.....................................................................7
A. Pengkajian.....................................................................................................7
E. B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................8
F. C. Perencanaa Keperawatan..........................................................................8
G. D. Aplikasi Pemikiran Kritis dalam Asuhan Keperawatan Pasien.............12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB 1
KONSEP DASAR
A.
A. Pengertian
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut post
Partum yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Postpartum adalah masa
6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali
ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan,
waktu kembali pada keadaan hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya
anggota keluarga baru (Mitayani, 2011).
Masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir sekitar
kira-kira 6-8 minggu. Akan tetatpi seluruh alat genetalia baru pulih
kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Siti
Saleha, 2009).

B. Etiologi
Menurut Dewi,dkk (2013), etilogi masa nifas atau postpartum dibagi
menjadi 2 yaitu:
1. Postpartum Dini
Postpartum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan
lahir dan hematoma.
2. Postpartum Lambat
Postpartum lambat adalah tertinggalnya, sebagian plasenta, ubinovilusi
didaerah insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.

1
C. Klasifikasi
Menurut Mitayani (2011), klasifikasi masa nifas dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Puerperineum Dini
Masa kepulihan adalah saat-saat ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Puerperineum Intermedial
Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira Antara
6-8 minggu.
3. Remote Puerperineum
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.

B. D. Manifestasi Klinis
Menurut Hafifah (2011), masa nifas dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Adanya Perubahan Fisik
a. Uterus (Rahim)
Setelah persalinan uterus seberat kurang dari 1 kg, karena involusio
1 minggu kemudian beratnya sekitar 500 gram dan pada akhir
minggu kedua menjadi 300 gram dan segera sesudah minggu
kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang
banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah.
b. Serviks (leher rahim0
Serviks menjadi tebal, kaku dan masih terbuka selama 3-7 hari,
bentuk mulut serviks yang bulat menjadi agak memanjang dan
akan kembali normal dalam 3-4 bulan.
c. Vagina
Vagina yang bengkak serta lipatan (rugae) yang hilang akan
kembali seperti semula setelah 3-4 minggu.

2
d. Abdomen
Perut akan menjadi lembek dan kendor, jika ada garis-garis biru
(striae) tidak akan hilang, yang kemudian akan berubah warna
menjadi keputihan.
e. Payudara
Payudara yang membesar selama hamil dan menyusui akan
kembali normal setelah masa menyusui berakhir.
f. Kulit
Seteah melahirkan pigmentasi akan berkurang, sehingga
hiperpigmentasi pada muka, leher, payudara dan lainnya akan
menghilang secara perlahan-lahan.
2. Involusio Uterus dan Pengeluaran Lochea
Dengan involusio uteri maka lapiran luar dari desidua yang
mengelilingi situs plasenta akan nekrotik. Desidua yang mati akan
keluar bersama-sama dengan sisa cairan, campuran Antara darah yang
dinamakan lochea, biasanya berwarna merah, kemudian semakin pucat
dan berakhir dalam waktu 3-6 minggu.
3. Laktasi atau Pengeluaran ASI
Selama kehamilan hormone estrogen dan progesterone menginduksi
perkembangan alveolus dan duktus lactiverus didalam payudara dan
juga merangsang produksi kolostrum. Namun produksi ASI akan
berlangsung sesudah kelahiran bayi saat kadar hormone estrogen dan
progesterone menurun. Cairan pertama yang diperoleh bayi sesudah
ibunya melahirkan adalah klostrum, yang mengandung campuran yang
lebih kaya akan protein, mineral, antibody dari pada ASI yang telah
mature. ASI yang mature muncul kira-kira pada hari ketiga atau
keempat setelah kelahiran.

4. Perubahan Sistem Tubuh Lain

3
a. Endokrin
Endokrin diproduksi oleh kelenjar hypofise anterior meningkan
dan menekan produksi FSH (Folicle Stimulating Hoemone)
sehingga fungsi ovarium tertunda. Dengan menurunnya hormone
estrogen dan progesterone, kondisi ini akan mengembalikan fungsi
ovarium kepada keadaan semula.
b. Hemokonsentrasi
Volume darah yang meningkat saat hamil akan kembali normal
dengan adanya mekanisme kompensasi yang menimbulkan
hemokonsentrasi, umumnya terjadi pada hari ketiga dan kelima.

C. E. Komplikasi
Menurut Mitayani (2011), komplikasiya dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Pendarahan postpartum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 ml
selama 24 jam pertama setelah kelahiran bayi
2. Infeksi
a. Endometritis (radang endometrium)
b. Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
c. Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
d. Caked breast/bendungan asi (payudara mengalami distensi menjadi
keras dan berbenjol-benjol)
e. Mastitis (mamae membesar dan nyeri pada suatu tempat, kulit
merah membengkak sedikit, nyeri pada perabaan, jika tidak ada
pengobatan bisa terjadi abses
f. Thrombophlebitis, terbentuknya pembekuan darah dalam vena
varicose superficial yang menyebabkan statis dan hiperkoagulasi
pada kehamilan dan nifas yang ditandai dengan kemerahan dan
nyeri
g. Luka perineum, ditandai dengan nyeri local, disuria, suhu badan
naik , edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau nanah
warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas

4
3. Gangguan Psikologis
a. Depresi postpartum
b. Postpartum blues
c. Post partum psikosa

D. F. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan tambahannya menurut Hafifah (2011) yaitu:
1. Pemeriksaan laboratorium
2. USG bila diperlukan

G. Penatalaksanaan
Menurut Dewi,dkk (2013), penatalaksanaannya terbagi menjadi 5 bagian
yaitu:
1. Observasi ketat 2 jam postpartum jika adanya komplikasi perdarahan
2. 6-8 jam pasca persalinan: istirahat dan tidur tenang, usahan miring
kanan dan kiri
3. Hari ke 1-2, memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas
4. Hari ke-2 mulai latihan duduk
5. Hari ke-3 diperkenankan latihan diri dan berjalan

5
BAB II
WEB OF COUTION (WOC)

6
BAB III
PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas atau Biodata
a. Identitas Pasien
b. Identitas Penanggung Jawab (Suami)
2. Anamnesa (Data Subyektif)
a. Alasan Kunjungan
b. Keluhan
c. Riwayat Sosial
d. Riwayat Obstetri yang lalu
e. Riwayat Obstetri sekarang
f. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
g. Riwayat Persalinan
h. Riwayat Kesehatan
i. Kebutuhan Dasar Khusus
3. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
a. Status Emosional
b. Tanda-tanda Vital
c. Wajah
d. Dada
e. Pinggang
f. Ekstremitas
g. Abdomen
h. Pemeriksaan Obstetri
i. Genetalia
j. Pelvimetri Klinis
4. Pemeriksaan Laboratorium (Jika diperlukan)
a. Hemoglobin
b. Golongan Darah
c. Rhesus

7
d. Urine
e. Pemeriksaan Penunjang Lain

E. B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Gangguan Eliminasi Urine
3. Konstipasi
4. Gangguan Pola Tidur
5. Ketidakefektifan Menyusui
6. Risiko Infeksi
7. Risiko Kekurangan Volume Cairan
8. Risiko Gangguan Proses Parenting
9. Intoleransi Aktivitas
10. Defisit Perawatan Diri

F.C. Perencanaa Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Standar luaran


1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Penyebab: 3x24 jam, diharapkan masalah nyeri dan
a. Agen pecidera kenyamanan nyeri akut dapat teratasi
fisiologis (misalnya dengan kriteria hasil:
inflamasi, iskemia, dan a. Kemampuan menuntaskan
neoplasma) aktivitas meningkat
b. Agen pecidera kimiawi b. Keluhan nyeri menurun
(misalnya terbakar dan c. Meringis menurun
bahan kimia intan) d. Sikap protektif menurun
c. Agen pecidera fisik e. Gelisah menurun
(misalnya abses, f. Kesulitan tidur menurun
amputasi, terbakar, g. Menarik diri menurun
terpotong, mengangkat h. Berfokus pada diri sendiri
berat, prosedur operasi,

8
trauma, dan latihan menurun
fisik terlalu berlebihan) i. Diaphoresis menurun
j. Perasaaan depresi (tertekan)
menurun
k. Perasaan takut mengalami cidera
berulang menurun
l. Anoreksia menurun
m. Perineum terasa tertekan
menurun
n. Uterus teraba membulat
menurun
o. Ketegangan otot menurun
p. Pupil dilatasi menurun
q. Mual dan muntah menurun
r. Frekuensi nadi membaik
s. Pola napas membaik
t. Tekanan darah membaik
u. Proses berpikir membaik
v. Focus membaik
w. Fungsi berkemih membaik
x. Perilaku membaik
y. Nafsu makan membaik
z. Pola piker membaik
2. Risiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Penyebab: selama 3x24 jam, diharapkan masalah
a. Penyakit kronis keamanan dan proteksi: risiko infeksi
b. Efek prosedur invasif dapat teratasi dengan kriteria hasil:
c. Malnutrisi a. Kebersihan tangan meningkat
d. Peningkatan paparan b. Kebersihan badan meningkat
organisme pathogen c. Demam menurun
lingkungan d. Kemerahan menurun

9
e. Ketidakadekuatan e. Nyeri menurun
pertahanan tubuh primer f. Bengkak menurun
f. Ketidakadekuatan g. Vesikel menurun
pertahanan tubuh sekunder h. Cairan berbau busuk menurun
i. Sputum berwarna hijau menurun
j. Drainase purulent menurun
k. Pyuria menurun
l. Periode malaise menurun
m. Periode menggigil menurun
n. Letargi menurun
o. Gangguan kognitif menurun
p. Kadar sel putih membaik
q. Kultur darah membaik
r. Kultur urin membaik
s. Kultur sputum membaik
t. Kultur area luka membaik
u. Kultur feses membaik
v. Nafsu makan membaik
3. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Penyebab: selama 3x24 jam, diharapkan masalah
a. Ketidakseimbangan antara aktivitas dan istirahat: intoleransi
suplai dan kebutuhan aktivitas dapat teratasi dengan kriteria
oksigen hasil:
b. Tirah baring a. Kemudahan melakukan aktivitas
c. Kelemehan sehari-hari meningkat
d. Imobilitas b. Kecepatan berjalan meningkat
e. Gaya hidup monoton c. Jarak berjalan meningkat
d. Kekuatan tubuh bagian atas
meningkat
e. Kekuatan tubuh bagian bawah
meningkat

10
f. Toleransi menaiki tangga meningkat
g. Keluhan lelah menurun
h. Dispnea saat beraktivitas menurun
i. Dispnea setelah beraktivitas
menurun
j. Aritmia saat beraktivitas menurun
k. Aritmia setelah beraktivitas
menurun
l. Sianosis menurun
m. Perasaan lemah menurun
n. Frekuensi nadi membaik
o. Warna kulit membaik
p. Tekanan darah membaik
q. Saturasi oksigen membaik
r. Frekuensi napas membaik
s. EKG iskemia menurun

11
G. D. Aplikasi Pemikiran Kritis dalam Asuhan Keperawatan Pasien

Perawatan masa nifas merupakan perawatan diri yang dilakukan oleh


tenaga kesehatan terhadap ibu nifas maupun aktivitas perawatan yang
dilakukan oleh ibu nifas itu sendiri untuk memelihara kesehatan organ-organ
reproduksi selama masa nifas, yakni dimulai dari akhir persalinan dan
berakhir hingga embalinya organ-organ reproduksi seperti keadaan sebelum
hamil. Perawatan masa nifas merupakan suatu bentuk tindakan atau praktik
yang dilakukan oleh ibu nifas yang menggambarkan perilaku kesehatan ibu
selama menjalani masa nifas. Dalam perilaku seseorang ada tiga bagian
penting , yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif dapat diukur dari
pengetahuan, afektif dapat diukur dari sikap atau tanggapan dan psikomotor
dapat diukur melalui tindakan (praktik) yang dilakukan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Pendahuluan Pada Pasien dengan Persalinan Normal. Jakarta: EGC


Irmawati, Rosdianah. (2018). Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif Terhadap
Intensitas Nyeri Luka Episiotomi Pada Ibu Post Partum di RSUD
Salewangan Maros. Program Study DIV Kebidanan: Universitas Megarezky
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1 Cetakan 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

13
1

Anda mungkin juga menyukai