ASUHAN KEBIDANAN
PASIEN NY. S UMUR 25 TAHUN P1A0 POST PARTUM
DENGAN PERAWATAN LUKA PERINIUM
DI KLINIK PRATAMA HARAPAN BUNDA
Di Susun oleh
NOVILIA NUR AINI PUTRI
32019077
LAPORAN PANJANG
ASUHAN KEBIDANAN
PASIEN NY. S UMUR 25 TAHUN P1A0 POST PARTUM
DENGAN PERAWATAN LUKA PERINIUM
DI KLINIK PRATAMA HARAPAN BUNDA
Di Susun oleh
NOVILIA NUR AINI PUTRI
32019077
Laporan presentasi kasus asuhan kebidanan pada pasien ini telah dikonsultasikan
pada pembimbing lahan dan pembimbing akademik dan disetujui untuk dipresentasikan
pada:
Tanggal :
Waktu :
Selanjutnya, setelah presentasi telah direvisi sesuai hasil masukan, saran dan
bimbingan dari perseptor wahana dan pembimbing akademik serta disahkan pada:
Tanggal :
waktu :
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas laporan Individu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktek Klinik Kebidanan 1 yang ada di
wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Dalam memperlancar pembuatan laporan
ini banyak memperoleh bantuan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami selaku
penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Sri Daryanti Selaku pemilik Klinik Pratama Bunda
2. Ibu Sri Handayani, S.Si.T., M.Kes sebagai Ketua Stikes Estu Utomo.
3. Ibu Triani Yuliastanti, S.Si.T., M.Kes sebagai Ka.Prodi Profesi Bidan
4. Ibu Herdini Widyaning Pratiwi, S.SiT., M.Kes sebagai pembimbing akademik
5. Kepada Perawat dan Bidan di Klinik Pratama Harapan Bunda yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata, saya berharap Allah, Tuhan yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kematian Ibu (AKI) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Diharapkan pada
tahun 2017 AKI menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut data Depkes
AKI terbesar adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, komplikasi
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
merupakan istilah untuk suatu insisi di perineum, tidak semua ibu memerlukan
daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Pada masa
nifas, seorang ibu akan rentan terhadap infeksi. Untuk itu, menjaga kebersihan
sangat penting untuk mencegah infeksi (Bahiyatun, 2009). Setelah buang air besar
atau buang air kecil perineum dibersihkan secara rutin. Caranya yaitu dibersihkan
dengan air hangat atau air bersih dan kassa steril (Uliyah, 2008). Sebelum dan
sesudah membersihkan genetalia, ibu harus mencuci tangan sampai bersih. Pada
waktu mencuci luka (episiotomi), ibu harus mencucinya dari arah depan ke
belakang dan mencuci daerah anusnya yang terakhir (Bahiyatun, 2009). Jika
dilakukan perawatan pada luka perineum post episiotomi maka akan mempercepat
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Pada Pasien NY W umur 28 tahun P1A0
Post Partum dengan perawatan luka perinium
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Subyektif
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Obyektif
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada kasus
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan pada kasus
e. Mahasiswa mampu melakukan analisis kasus
f. Mahasiswa mampu melakukan analisis jurnal sesuai kasus dan perasat yang
dilakukan
C. MANFAAT
1. Manfaat untuk Mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai pengalaman nyata
tentang asuhan kebidanan pada pasien dengan perawatan luka perinium
2. Manfaat Bagi Lahan Praktik
Hasil penelitian dapat dijadikan masukan peningkatan dalam rangka
memberikan pelayanan Asuhan kebidanan pada ibu nifas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Kasus
1. Nifas
a. Pengertian Nifas
Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Wulandari dan Handayani, 2011).
1) Puerperium dini
minggu.
3) Remote Puerperium
1. Ligamen-ligamen
b) Lochea sanguinolenta
c) Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
2) Ambulasi
3) Kebersihan diri
a) Perawatan perineum
4) Kebersihan diri
a) Perawatan perineum
(1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu
(2) Apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar
(3) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam, ASI
hal yaitu :
b. Diet makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan –
buah – buahan.
c. Miksi hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.
uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus
Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak
keras dapat diberikan obat laksons per oral atau per rektal. Jika masih
punting susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk
dan bagian dalam dimana vena – vena berdilatasi sehingga tampak jelas
3. Luka Perineum
a. Pengertian
Luka perineum adalah luka pada perineum karena adanya robekan jalan
jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada
2) Episotomi
anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi
besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek,
2017).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. B
Umur : 25 Tahun : 28 Tahun
Pendidikan : SMK : SMP
Pekerjaan : IRT : Swasta
Agama : Islam :Islam
Alamat : Madugondo :Madugondo
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan baru melahirkan secara normal di tolong bidan pada pukul 11.00
WIB, tanggal 21 Oktober 2021
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih merasakan luka nyeri pada luka jahitanya
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 Tahun
Siklus : 28 Hari
Lama : 7 Hari
Jumlah : 2-3 x ganti pembalut
5. Riwayat persalinan sekarang
Hari/ Tanggal persalinan : 21 Oktober 2021
Penolong Persalinan : Bidan
Penyulit Pesalinan : Tidak ada
Lama Persalinan : kala I : 4 Jam 30 Menit
: kala II: 40 Menit
: kala III : 7 Menit
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti
(HIV/AIDS, Hepatitis, TBC) penyakit menurun (hipertensi, asma, DM) penyakit
menhun (jantung, ginjal).
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit
menular seperti (HIV/AIDS, Hepatitis, TBC) penyakit menurun (hipertensi, asma,
DM) penyakit menhun (jantung, ginjal).
7. Pola Kebutuhan Sehari-hari
1) Nutrisi :
Makan terakhir sore pukul 17.00 wib
Minum terakhir baru saja setelah makan pukul 17.05 wib
2) Eliminasi :
a. BAK
BAK terpasang kateter ± 1500 cc
b. BAB
BAB ibu mengatakan belum BAB
3) Istirahat (tidur)
Ibu mengatakan baru tidur sebentar saat bayinya tidur
4) Personal hygiene
Ibu megatakan biasanya mandi, ganti baju dan gosok gigi sehari 2x dan keramas
seminggu 3x, saat ini ibu belum mandi
5) Ambulasi/Aktivitas
Ibu sudah dapat miring kanan atau kiri secara mandiri
8. Riwayat Psikososial Dan Budaya
Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik-baik saja
Ibu mengatakan lingkungan tempat tinggal ibu ntyaman dan bersih
Ibumengatakan kepercayaannya berkaitan dengan kelahiran dan kehamilan
tidak ada.
9. Pengetahuan tentang masa nifas dan perawatan bayi
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang masa nifas dan cara merawat bayi.
B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Sedang
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Suhu : 36,7oC
Respirasi : 23x/menit
Nadi : 84x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Rambut hitam, tidak mudah rontok, tidak ada ketombe
2) Muka : Tidak ada odema, tidak pucat
3) Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda.
4) Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada benjolan abnormal.
5) Mulut :Bersih,mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi,gigi tidak brlubang.
6) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen berlebihan.
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan
kelenjar limfe.
8) Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada.
9) Payudara :Puting susu menonjol, areola menghitam, tidak ada kerutan seperti
kulit jeruk, ASI sudah keluar, tidak ada nyeri tekan , tidak ada benjolan
abnormal
10) Abdomen
a) Inspeksi
Tidak ada luka bekas operasi
b) Palpasi
TFU 2 jari dibawah pusar, kontraksi keras, kandung kemih kosong
11) Genetalia Eksterna
Vulva tidak oedem dan tidak ada varises, pengeluaran lochia rubra, warna
merah, jumlah ± 250cc
12) Anus
Tidak ada hemoroid.
13) Ekstrimitas (Atas dan Bawah)
Tidak odema dan tidak ada varices, tidak ada trombofeblitis.
c. Pemeriksaan Obstetri
- Inspeksi
Wajah : Bersih, tidak pucat
Payudara : Areola menghitam, ASI sudah keluar
Abdomen : Tidak ada luka operasi
Genetalia : Tedapat luka jahitan
- Palpasi
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Kotraksi : Keras
KK : Kosong
C. ANALISA
Ny. S umur 25 tahun P1A0 post partum dengan kebutuhan luka perineum
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaanya yaitu TD : 110/60 mmHg, Nadi
84x/menit, Respirasi :24x/menit
Evaluasi : Ibu sudah mengerti keadaanya
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mules dan nyeri pada luka perineum bekas
jahitan yang dialaminya adalah keadaan yang normal pada ibu nifas. Rasa mules
diakibatkan karena kontraksi uterus yang memproses uterus menjadi normal atau
kembali ke semula seperti sebelum hamil dan nyeri jahitan normal karena jaringan-
jaringan yang telah robek akan membentuk jaringan kembali
Evaluasi : Ibu sudah mengerti bahwa rasa nyeri yang dialami ibu saat ini normal
3. Melakukan perawatan luka perineum dengan teknik aseptik pada daerah genetalia
dan sekitarnya dengan cara membersihkan terlebih dahulu daerah luka kemudian
menggunakan air hangat atau air bersih
Evaluasi : perwatan luka perinum sudah dilakukan
4. Memberitahu ibu tentang cara menjaga luka pada jalan lahir agar tidak infeksi
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga lukanya
5. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan area vagina setiap kali BAB
ataupun BAK
6. Memberitahu Ibu bahwa tidak ada makanan pantangan apapun selama asa nifas,
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi rotein seperti daging, telur,
tempe, tahu karena akan membantu mempercepat penyembuhan luka jahitan dan
mengkonsumsi makanan berat seperti buah dan sayur agar tidak terjadi sembelit
Evaluasi : Ibu sudah mengerti dan bersedia mengkonsumsi makanan yang telah
dianjurkan
7. Memberitahu ibu untuk tidak menggunakan tampon dalam masa perawatan jahitan
Evaluasi : Ibu menggunakan pembalut saja untuk menampung darah nifasnya dan
rutin ganti pembalut setiap penuh
8. Mengajurkan ibu untuk banyak minum air putih
Evaluasi : Ibu sudah minum banyak air putih agar tubuh terhindrasi dengan baik dan
juga bisa mencegah timbulnya sembelit saat BAB
9. Menganjukan ibu untuk sering menyusui bayinya, dan istirahat yang cukup
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
BAB IV
ANALISIS KASUS
B. ANALISIS KASUS
Pada tangal 21 Oktober 2021, pukul 10.00 WIB Ny. S umur 25 tahun baru saja
melahirkan anak pertamanya dengan post partum normal, Ibu mengatakan keluhan
sekarang ibu masih merasakan nyeri pada luka jahitanya dan merasa tidak nyaman.
Pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 21-Oktober-2021, Hasil Observasi Tekanan
Darah : 110/60 mmHg, Nadi : 84x/menit, Suhu 36,6, Respirasi 24x/menit, Hasl
Pemeriksaan TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong,
pengeluaran lochea rubra, warna merah, jumlah 2500 cc. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa segera setelah pengeluaran plasenta, fundus uteri yang berkontraksi tersebut
terltak sedikit dibawah umbilikus. Setelah janin dilahirkan fundu uteri kira-kira
setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir. Lochea rubra, lochea ini muncul pada
hari pertama sampai hari ke tiga masa post partum, waranya merah karena berisi
darah segar dari jaringan sisa-sisa plasenta (Ambarwati, 2015).
Asuhan Pertama yang diberikan adalah perawatan luka perenium yaitu ibu
untuk selalu menjaga kebersihan area vagina setiap kali BAB ataupun BAK, damn
melakukan perawatan luka perineum dengan teknik aseptik pada daerah genetalia dan
sekitarnya dengan cara membersihkan terlebih dahulu daerah luka kemudian
menggunakan air hangat atau air bersih , menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mules
dan nyeri pada luka perineum bekas jahitan yang dialaminya adalah keadaan yang
normal pada ibu nifas. Rasa mules diakibatkan karena kontraksi uterus yang
memproses uterus menjadi normal atau kembali ke semula seperti sebelum hamil dan
nyeri jahitan normal karena jaringan-jaringan yang telah robek akan membentuk
jaringan kembali
Hal ini sejalan dengan peneitian Heltevina (2020). dengan judul Pengetahuan
Ibu Post Partum Tentang Perawatan Luka Peninium Dengan Pencegahan Infeksi
dengan hasil Ibu mengerti tentang penyebab, tanda dan gejala tentang pencegahan
infeksi pada nifas yang baik. Pada masa post partumseorang ibu sangat penting
menjaga kebersihan diri agar tidak rentng terkena infeksi selalu menjaga personal
hygiene dengan baik. Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari
infeksi baik pada luka jahitan ataupun kulit. Jika seorang ibu post partum tidak
melakukan personal hygiene dengan baik maka dapat terjadii infeksi pada masa nifas
yaitu terjadi peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam
alat genetalia
Penelitian lain menurut Vera Virgia (2018) yang menunjukan bahwa dari 37
ibu ternyata ibu yang mengalami pengetahuan baik sebanyak 25 Ibu (67,7) dan yang
memiki pengetahuan kurang sebanyak 12 ibu (32,4%) sedangkan ibu yang mengalami
sikap baik sebanyak 27 ibu (73,0%). Dan ibu yang memiliki sikap kurang sebanyak
10 ibu (27,0%). Berdasarkan uji hipotesis dengan chi-square test dieroleh nilai P=
0,000 < a = 0,05 dengan demikian Ha ditrima berarti ada hubungan antara sikap ibu
terhadap perawatan luka perineum di ruang nifas rumah sakit khusus daerah ibu dan
anak pertiwi Makasar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang diambil Ny W umur 25 tahun P1A0 Post Partum
telah dilakukan perawatan luka perineum pada ibu nifas
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapakan mahasiswa menambah pengetahuan tentang perawatan luka perinium
pada ibu nifas
2. Bagi Institusi
Diharapkan mampu meningkatkan kemampuan serta pengetahuan mahasiswa dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
3. Bagi Rumah Sakit
Bidan di ruangan kebidanan sudah melakukan dengan baik dalam memberikan asuhan
kebidanan untuk ibu post partum. Sesuai dengan SOP Bidan ruangan diharapkan
lebih meningkatkan dalam pendokumentasian kebidanan sehingga dapat memberikan
asuhan kebidanan dengan baik serta dapat mencegah terjadinya komplikasi pada
klien.
DAFTAR PUSTAKA