Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PANJANG

ASUHAN KEBIDANAN
PASIEN NY. S UMUR 25 TAHUN P1A0 POST PARTUM
DENGAN PERAWATAN LUKA PERINIUM
DI KLINIK PRATAMA HARAPAN BUNDA

Di Susun oleh
NOVILIA NUR AINI PUTRI
32019077

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN PROFESI


BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI, 2021

LAPORAN PANJANG
ASUHAN KEBIDANAN
PASIEN NY. S UMUR 25 TAHUN P1A0 POST PARTUM
DENGAN PERAWATAN LUKA PERINIUM
DI KLINIK PRATAMA HARAPAN BUNDA

Di Susun oleh
NOVILIA NUR AINI PUTRI
32019077

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN PROFESI


BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI, 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan presentasi kasus asuhan kebidanan pada pasien ini telah dikonsultasikan
pada pembimbing lahan dan pembimbing akademik dan disetujui untuk dipresentasikan
pada:
Tanggal :
Waktu :

Selanjutnya, setelah presentasi telah direvisi sesuai hasil masukan, saran dan
bimbingan dari perseptor wahana dan pembimbing akademik serta disahkan pada:
Tanggal :
waktu :

Demikian laporan ini disusun.

Mengetahui, Boyolali , ………………….


Pembimbing Lahan/CI, Pembimbing Akademik,

Sri Daryanti, S.SiT Herdini Widyaningsih P, S.SiT., M.Kes


NIP : 1959.06.05.02.2016 NRP : 1200321
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas laporan Individu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktek Klinik Kebidanan 1 yang ada di
wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Dalam memperlancar pembuatan laporan
ini banyak memperoleh bantuan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami selaku
penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Sri Daryanti Selaku pemilik Klinik Pratama Bunda
2. Ibu Sri Handayani, S.Si.T., M.Kes sebagai Ketua Stikes Estu Utomo.
3. Ibu Triani Yuliastanti, S.Si.T., M.Kes sebagai Ka.Prodi Profesi Bidan
4. Ibu Herdini Widyaning Pratiwi, S.SiT., M.Kes sebagai pembimbing akademik
5. Kepada Perawat dan Bidan di Klinik Pratama Harapan Bunda yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata, saya berharap Allah, Tuhan yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.

Boyolali, Oktober 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia melaporkan Angka

Kematian Ibu (AKI) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Diharapkan pada

tahun 2017 AKI menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut data Depkes

RI (2018), secara nasional penyebab langsung kematian ibu dengan penyumbang

AKI terbesar adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, komplikasi

puerperium 8%, dan partus macet 5 % (Depkes RI, 2018).

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai

alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas

berlangsung selama 6 minggu (Wulandari dan Handayani, 2011). Episiotomi

merupakan istilah untuk suatu insisi di perineum, tidak semua ibu memerlukan

episiotomi untuk kelahiran namun pengalaman yang matang diperlukan untuk

menentukan kapan episiotomi tidak diperlukan (Liu, 2017)

Luka pada perineum akibat episiotomi, ruptura, atau laserasi merupakan

daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Pada masa

nifas, seorang ibu akan rentan terhadap infeksi. Untuk itu, menjaga kebersihan

sangat penting untuk mencegah infeksi (Bahiyatun, 2009). Setelah buang air besar

atau buang air kecil perineum dibersihkan secara rutin. Caranya yaitu dibersihkan

dengan air hangat atau air bersih dan kassa steril (Uliyah, 2008). Sebelum dan

sesudah membersihkan genetalia, ibu harus mencuci tangan sampai bersih. Pada
waktu mencuci luka (episiotomi), ibu harus mencucinya dari arah depan ke

belakang dan mencuci daerah anusnya yang terakhir (Bahiyatun, 2009). Jika

dilakukan perawatan pada luka perineum post episiotomi maka akan mempercepat

penyembuhan, sedangkan jika tidak dilakukan perawatan maka akan menyebabkan

terjadinya infeksi (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Pada Pasien NY W umur 28 tahun P1A0
Post Partum dengan perawatan luka perinium
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Subyektif
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Obyektif
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada kasus
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan pada kasus
e. Mahasiswa mampu melakukan analisis kasus
f. Mahasiswa mampu melakukan analisis jurnal sesuai kasus dan perasat yang
dilakukan
C. MANFAAT
1. Manfaat untuk Mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai pengalaman nyata
tentang asuhan kebidanan pada pasien dengan perawatan luka perinium
2. Manfaat Bagi Lahan Praktik
Hasil penelitian dapat dijadikan masukan peningkatan dalam rangka
memberikan pelayanan Asuhan kebidanan pada ibu nifas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Kasus
1. Nifas
a. Pengertian Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,

masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009).

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra- hamil.

Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Wulandari dan Handayani, 2011).

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

semula (sebelum hamil), masa nifas berlangsung selama kira- kira 6

minggu (Sulistyawati, 2009).

b. Tahapan Masa Nifas

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011), nifas dibagi menjadi 3 tahapan


yaitu :

1) Puerperium dini

Kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, serta


menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya
2) Puerperium intermedial

Suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6 – 8

minggu.

3) Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama


bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, berbulan-

bulan, atau tahunan.

c. Perubahan-perubahan Normal pada Uterus Selama Nifas

Involusi Tinggi Bera Diameter Palpas


Uterus fundus t uterus i
uteri uteru cervi
s k
Plasenta Setinggi 1000 gr 12,5 cm Lembut
lahir pusat /
7 hari Pertengahan 500 gr 7,5 cm lunak
(1 minggu) antara pusat 2 cm
shympisis
14 hari Tidak teraba 350 gr 5 cm
1 cm
(2 minggu)
6 minggu Normal 60 gr 2,5 cm Menyempit
Sumber : Wulandari dan Handayani (2016)

d. Beberapa Perubahan Lain Pada Masa Nifas

1. Ligamen-ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang meregang


sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur angsur
mengecil kembali seperti sedia kala (Dewi dan Sunarsih, 2011).
1) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama nifas. Proses keluarnya

darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan yaitu :

a) Lochea rubra / merah (kruenta)

Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar,

jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo

(rambut bayi) dan mekonium.

b) Lochea sanguinolenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.

Berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.

c) Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung

serum, laukosit, dan robekan / laserasi plasenta. Muncul pada

hari ke-7 sampai hari ke-14 post partum.

d) Lochea alba / putih

Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir

serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba

berlangsung selama 2 sampai 6 minggu post partum

(Wulandari dan Handayani, 2016).

b. Perawatan Nifas / Post Partum

Perawatan nifas meliputi :

1) Nutrisi dan cairan

Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang

serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat

penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air

susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi,

cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.

Ibu yang menyusui harus mengonsumsi tambahan 500 kalori

tiap hari. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan

protein, mineral, vitamin yang cukup, minum sedikitnya 3

liter air setiap hari (Saleha, 2009).

2) Ambulasi

Disebut juga early ambulation. Early ambulation adalah

kebijakan untuk selekas mungkin membimbing klien keluar

dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin

untuk berjalan. Klien sudah diperbolehkan bangun dari

tempat tidur dalam 24 -


48 jam post partum (Wulandari dan Handayani, 2011).

3) Kebersihan diri

a) Perawatan perineum

Apabila setelah buang air besar atau buang air kecil

perineum dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan

dengan sabun yang lembut minimal 1 x sehari.

Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal sehingga

tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya mengganti

pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi

oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti

paling sedikit 4 x sehari. Sarankan ibu untuk cuci tangan

dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan

daerah kelaminnya (Wulandari dan Handayani, 2011)

4) Kebersihan diri

a) Perawatan perineum

Apabila setelah buang air besar atau buang air kecil

perineum dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan

dengan sabun yang lembut minimal 1 x sehari.

Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal sehingga

tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya mengganti

pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi

oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti

paling sedikit 4 x sehari. Sarankan ibu untuk cuci tangan

dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan

daerah kelaminnya (Wulandari dan Handayani, 2011).


Perawatan payudara

(1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu

dengan menggunakan BH yang menyokong payudara.

(2) Apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar

pada sekitar puting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap

dilakukan dimulai dari putting yang tidak lecet.

(3) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam, ASI

dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.

(4) Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat diberikan paracetamol 1

tablet setiap 4 – 6 jam

2. Perawatan Pasca Persalinan

Menurut Rustam Mochtar (2002) perawatan masa nifas meliputi berbagai

hal yaitu :

a. Mobilisasi karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur

terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring – miring

ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan

tromboemboli.Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan – jalan,

hari ke 4 atau ke 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas

mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan

sembuhnya luka – luka.

b. Diet makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan –

makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur – sayuran dan

buah – buahan.
c. Miksi hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.

Kadang – kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter

uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus

sfingter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema

kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Kandung kemih penuh

dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan katererisasi.

d. Defekasi buang air besar harus dilakukan 3 – 4 hari pasca persalinan.

Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak

keras dapat diberikan obat laksons per oral atau per rektal. Jika masih

belum bisa dilakukan klisma.

e. Perawatan payudara (mammae) telah dimulai sejak wanita hamil supaya

punting susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk

menyusui bayinya. Bila bayi meninggal laktasi harus dihentikan dengan

cara pembalutan mammae sampai tertekan. Pemberian obat esterogen

seperti tablet lynoral. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya

karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.

f. Laktasi untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan

telah terjadi perubahan – perubahan pada kelenjar mammae yaitu proliferasi

jaringan pada kelenjar – kelenjar, alveoli dan jaringan lemak

bertambah,keluar cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut

kolostrum bewarna kuning – kuning susu, hipervasularisasi pada permukaan

dan bagian dalam dimana vena – vena berdilatasi sehingga tampak jelas
3. Luka Perineum

a. Pengertian
Luka perineum adalah luka pada perineum karena adanya robekan jalan

lahir baik maupun karena episiotomi pada waktu melahirkan janin

(Wiknjosastro, 2005). Ruptura perineum adalah robekan yang terjadi pada

perineum sewaktu persalinan (Mochtar, 2002). Robekan jalan lahir adalah

luka atau robekan jaringan yang tidak teratur (Depkes RI 2004).

b. Bentuk Luka Perineum

Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :


1)Rupture

Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya

jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada

saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga

jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan (Hamilton, 2002).

2) Episotomi

Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk

memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya

kepala bayi (Eisenberg, A., 2015). Episiotomi, suatu tindakan yang

disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan

meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek

teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan

anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi

episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis

tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah

besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek,

2017).
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 21 Oktober 2021


Jam : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. B
Umur : 25 Tahun : 28 Tahun
Pendidikan : SMK : SMP
Pekerjaan : IRT : Swasta
Agama : Islam :Islam
Alamat : Madugondo :Madugondo
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan baru melahirkan secara normal di tolong bidan pada pukul 11.00
WIB, tanggal 21 Oktober 2021
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih merasakan luka nyeri pada luka jahitanya
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 Tahun
Siklus : 28 Hari
Lama : 7 Hari
Jumlah : 2-3 x ganti pembalut
5. Riwayat persalinan sekarang
Hari/ Tanggal persalinan : 21 Oktober 2021
Penolong Persalinan : Bidan
Penyulit Pesalinan : Tidak ada
Lama Persalinan : kala I : 4 Jam 30 Menit
: kala II: 40 Menit
: kala III : 7 Menit
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti
(HIV/AIDS, Hepatitis, TBC) penyakit menurun (hipertensi, asma, DM) penyakit
menhun (jantung, ginjal).
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit
menular seperti (HIV/AIDS, Hepatitis, TBC) penyakit menurun (hipertensi, asma,
DM) penyakit menhun (jantung, ginjal).
7. Pola Kebutuhan Sehari-hari
1) Nutrisi :
Makan terakhir sore pukul 17.00 wib
Minum terakhir baru saja setelah makan pukul 17.05 wib
2) Eliminasi :
a. BAK
BAK terpasang kateter ± 1500 cc
b. BAB
BAB ibu mengatakan belum BAB
3) Istirahat (tidur)
Ibu mengatakan baru tidur sebentar saat bayinya tidur
4) Personal hygiene
Ibu megatakan biasanya mandi, ganti baju dan gosok gigi sehari 2x dan keramas
seminggu 3x, saat ini ibu belum mandi
5) Ambulasi/Aktivitas
Ibu sudah dapat miring kanan atau kiri secara mandiri
8. Riwayat Psikososial Dan Budaya
Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik-baik saja
Ibu mengatakan lingkungan tempat tinggal ibu ntyaman dan bersih
Ibumengatakan kepercayaannya berkaitan dengan kelahiran dan kehamilan
tidak ada.
9. Pengetahuan tentang masa nifas dan perawatan bayi
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang masa nifas dan cara merawat bayi.
B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Sedang
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Suhu : 36,7oC
Respirasi : 23x/menit
Nadi : 84x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Rambut hitam, tidak mudah rontok, tidak ada ketombe
2) Muka : Tidak ada odema, tidak pucat
3) Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda.
4) Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada benjolan abnormal.
5) Mulut :Bersih,mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi,gigi tidak brlubang.
6) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen berlebihan.
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan
kelenjar limfe.
8) Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada.
9) Payudara :Puting susu menonjol, areola menghitam, tidak ada kerutan seperti
kulit jeruk, ASI sudah keluar, tidak ada nyeri tekan , tidak ada benjolan
abnormal
10) Abdomen
a) Inspeksi
Tidak ada luka bekas operasi
b) Palpasi
TFU 2 jari dibawah pusar, kontraksi keras, kandung kemih kosong
11) Genetalia Eksterna
Vulva tidak oedem dan tidak ada varises, pengeluaran lochia rubra, warna
merah, jumlah ± 250cc
12) Anus
Tidak ada hemoroid.
13) Ekstrimitas (Atas dan Bawah)
Tidak odema dan tidak ada varices, tidak ada trombofeblitis.
c. Pemeriksaan Obstetri
- Inspeksi
Wajah : Bersih, tidak pucat
Payudara : Areola menghitam, ASI sudah keluar
Abdomen : Tidak ada luka operasi
Genetalia : Tedapat luka jahitan
- Palpasi
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Kotraksi : Keras
KK : Kosong
C. ANALISA
Ny. S umur 25 tahun P1A0 post partum dengan kebutuhan luka perineum
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaanya yaitu TD : 110/60 mmHg, Nadi
84x/menit, Respirasi :24x/menit
Evaluasi : Ibu sudah mengerti keadaanya
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mules dan nyeri pada luka perineum bekas
jahitan yang dialaminya adalah keadaan yang normal pada ibu nifas. Rasa mules
diakibatkan karena kontraksi uterus yang memproses uterus menjadi normal atau
kembali ke semula seperti sebelum hamil dan nyeri jahitan normal karena jaringan-
jaringan yang telah robek akan membentuk jaringan kembali
Evaluasi : Ibu sudah mengerti bahwa rasa nyeri yang dialami ibu saat ini normal
3. Melakukan perawatan luka perineum dengan teknik aseptik pada daerah genetalia
dan sekitarnya dengan cara membersihkan terlebih dahulu daerah luka kemudian
menggunakan air hangat atau air bersih
Evaluasi : perwatan luka perinum sudah dilakukan
4. Memberitahu ibu tentang cara menjaga luka pada jalan lahir agar tidak infeksi
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga lukanya
5. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan area vagina setiap kali BAB
ataupun BAK
6. Memberitahu Ibu bahwa tidak ada makanan pantangan apapun selama asa nifas,
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi rotein seperti daging, telur,
tempe, tahu karena akan membantu mempercepat penyembuhan luka jahitan dan
mengkonsumsi makanan berat seperti buah dan sayur agar tidak terjadi sembelit
Evaluasi : Ibu sudah mengerti dan bersedia mengkonsumsi makanan yang telah
dianjurkan
7. Memberitahu ibu untuk tidak menggunakan tampon dalam masa perawatan jahitan
Evaluasi : Ibu menggunakan pembalut saja untuk menampung darah nifasnya dan
rutin ganti pembalut setiap penuh
8. Mengajurkan ibu untuk banyak minum air putih
Evaluasi : Ibu sudah minum banyak air putih agar tubuh terhindrasi dengan baik dan
juga bisa mencegah timbulnya sembelit saat BAB
9. Menganjukan ibu untuk sering menyusui bayinya, dan istirahat yang cukup
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
BAB IV
ANALISIS KASUS

A. ANALISIS JURNAL PERAWATAN LUKA PERINIUM

PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG


Judul PERAWATAN LUKA PERINIUM DENGAN
PENCEGAHAN INFEKSI
Nama Jurnal Jurnal Bidan Cerdas
Volume&Halaman Vol. 2 No.2, April 2020
Tahun 2020
Penulis Helvetia
Riviewer Novilia
Tanggal 21 Oktober 2021
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
hubungan pengetahuan ibu post partum tentang perawatan
luka perinium dengan pencegahan infeksi di Klinik Siti
Kholijah Hasibuan. Berdasarkan data di Klinik Siti
Kholijah Hasibun tahun 2015 bahwa dari 130 ibu post
partum terdapat 20 orang (0,15%) yang mengalami infeksi,
sedangkan pada tahun 2016 bahwa dari 132 ibu post
partum terdapat 16 orang (0,13%) yang mengalami infeksi
dan pada tahun 2017 dari ibu post partun terdapat 30 orang
yang menglami infeksi.
Kerangka pemikiran, Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
teori yang mendukung menyehatkan daerah paha yang dibatasi vulva dan anus
penelitian yang pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai
bersangkutan dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu
sebelum hamil. Menurut Wordl Hwalth Organizaton
(WHO) Tahun 2015 Angka Kematian Ibu di dunia
mencapai 228/100.0000 kelahiran hidup.
Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survey analitik dengan pendekatan cross-sectional.
Pengambilan sampel menggunakan total populasi
seebanyak 31 ibu post partum yang mengalami luka
perinium. Penelitian ini menggunakan data primer dari
hasil pengolahan data analisis univariat dan bivariat.
Berdsarka uji sraristik chi-square a=0,05 antara
pengetahuan ibu post partum, diperoleh nilai p=0,003.
Hasil Penelitian dan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat
Temuan Penelitian dismpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu
post partum tentang perawatan luka perenium dengan
pencegaan infeksi di Klinik Siti Kholijah Hasibuan.
Anlisis Kasus dengan Menurut dari hasil penelitian bisa dikatakan sejalan karena
jurnal yang dipilih pengetahuan ibu tentang pengetahuan antara pengetahuan
ibu post partum tentang perawatan luka perinium itu
sangan penting. Kepada tenaga kesehatan khususnya bidan
untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu saat
ibu melakukan kunjngan masa nifas terkait perawatan luka
agar dapat menghindari infeksi peenium.

B. ANALISIS KASUS

Pada tangal 21 Oktober 2021, pukul 10.00 WIB Ny. S umur 25 tahun baru saja
melahirkan anak pertamanya dengan post partum normal, Ibu mengatakan keluhan
sekarang ibu masih merasakan nyeri pada luka jahitanya dan merasa tidak nyaman.
Pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 21-Oktober-2021, Hasil Observasi Tekanan
Darah : 110/60 mmHg, Nadi : 84x/menit, Suhu 36,6, Respirasi 24x/menit, Hasl
Pemeriksaan TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong,
pengeluaran lochea rubra, warna merah, jumlah 2500 cc. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa segera setelah pengeluaran plasenta, fundus uteri yang berkontraksi tersebut
terltak sedikit dibawah umbilikus. Setelah janin dilahirkan fundu uteri kira-kira
setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir. Lochea rubra, lochea ini muncul pada
hari pertama sampai hari ke tiga masa post partum, waranya merah karena berisi
darah segar dari jaringan sisa-sisa plasenta (Ambarwati, 2015).
Asuhan Pertama yang diberikan adalah perawatan luka perenium yaitu ibu
untuk selalu menjaga kebersihan area vagina setiap kali BAB ataupun BAK, damn
melakukan perawatan luka perineum dengan teknik aseptik pada daerah genetalia dan
sekitarnya dengan cara membersihkan terlebih dahulu daerah luka kemudian
menggunakan air hangat atau air bersih , menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mules
dan nyeri pada luka perineum bekas jahitan yang dialaminya adalah keadaan yang
normal pada ibu nifas. Rasa mules diakibatkan karena kontraksi uterus yang
memproses uterus menjadi normal atau kembali ke semula seperti sebelum hamil dan
nyeri jahitan normal karena jaringan-jaringan yang telah robek akan membentuk
jaringan kembali
Hal ini sejalan dengan peneitian Heltevina (2020). dengan judul Pengetahuan
Ibu Post Partum Tentang Perawatan Luka Peninium Dengan Pencegahan Infeksi
dengan hasil Ibu mengerti tentang penyebab, tanda dan gejala tentang pencegahan
infeksi pada nifas yang baik. Pada masa post partumseorang ibu sangat penting
menjaga kebersihan diri agar tidak rentng terkena infeksi selalu menjaga personal
hygiene dengan baik. Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari
infeksi baik pada luka jahitan ataupun kulit. Jika seorang ibu post partum tidak
melakukan personal hygiene dengan baik maka dapat terjadii infeksi pada masa nifas
yaitu terjadi peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam
alat genetalia
Penelitian lain menurut Vera Virgia (2018) yang menunjukan bahwa dari 37
ibu ternyata ibu yang mengalami pengetahuan baik sebanyak 25 Ibu (67,7) dan yang
memiki pengetahuan kurang sebanyak 12 ibu (32,4%) sedangkan ibu yang mengalami
sikap baik sebanyak 27 ibu (73,0%). Dan ibu yang memiliki sikap kurang sebanyak
10 ibu (27,0%). Berdasarkan uji hipotesis dengan chi-square test dieroleh nilai P=
0,000 < a = 0,05 dengan demikian Ha ditrima berarti ada hubungan antara sikap ibu
terhadap perawatan luka perineum di ruang nifas rumah sakit khusus daerah ibu dan
anak pertiwi Makasar.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang diambil Ny W umur 25 tahun P1A0 Post Partum
telah dilakukan perawatan luka perineum pada ibu nifas
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapakan mahasiswa menambah pengetahuan tentang perawatan luka perinium
pada ibu nifas
2. Bagi Institusi
Diharapkan mampu meningkatkan kemampuan serta pengetahuan mahasiswa dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
3. Bagi Rumah Sakit
Bidan di ruangan kebidanan sudah melakukan dengan baik dalam memberikan asuhan
kebidanan untuk ibu post partum. Sesuai dengan SOP Bidan ruangan diharapkan
lebih meningkatkan dalam pendokumentasian kebidanan sehingga dapat memberikan
asuhan kebidanan dengan baik serta dapat mencegah terjadinya komplikasi pada
klien.
DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. EGC; 2009


Fitri E. Faktor Mempengaruhi LamaPenyembuhan Luka Perinium pada Ibu Nifas di RS dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2018. Skripsi STIKES U’budiyah Banda
Aceh;2018
Boyle, Maureen. 2018.Pemulihan Luka Jakarta :EGC
Sari, W. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Luka Eisiotomi di RSMD
Hidayah Kabupaten Sukoharjo. AKBID Kusuma Husada Surakarta Karya Ilmiah
Srini, 2017. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dengan Perawatan Luka Post Partum
Sulistyawati, A. 209. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:Andi
Fathony Z 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Luka Perineum
Dengan Kebersihan Luka Perineum Pada Masa Post Partum Hari ke 2 Di Ruang VK
Bersalin Rumah Sakit IslamBanjarmasih, Jurnal of Midwifery and Reproduction,
vol.1. no.1 , hal.10-14
Handayani, Y. (2014). Fakto-faktor yang mempengaruhi Penyembuhan Luka Perineum Pada
Ibu Post Partum Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr, Zainoel Abidin Banda Aceh.
Skripsi. diakses pada tanggal 12 Januari 2018. dari
http//simtakp.uui.ac.iddacti/YULIA_HANDAYANI-SKRIPSI.pdf.

Anda mungkin juga menyukai