Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM SPONTAN

DI RUANG ANGGREK

RSUD SAWAH BESAR

(Untuk Memenuhi Mata Kuliah Maternitas )

Disusun Oleh :

Rici Rianjar

(2011035)

Dosen Pembimbing :

Ns. Veronica Yeni,M.Kep.Sp.Kep.Mat.

Ns. Jehan Puspasari, M.Kep.

PRODI D3 KEPERAWATAN

STIKES RS HUSADA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya Laporan Praktik Klinik dengan judul “ASKEP PADA POST PARTUM SPONTAN”
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun dalam rangka menyelesaikan
tugas klinik maternitas. Dalam penyusunan laporan ini, berbagai bantuan, petunjuk, serta
saran dan masukan penulis dapatkan dari banyak pihak.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah


maternitas yang telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat menambah pengetahuan dan
wawasan yang sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya ataupun
karya atau tulisannya yang telah saya gunakan sebagai bahan materi tambahan sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari,laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan karya
ini.

Semoga laporan ini bisa membawa manfaat serta dampak yang baik bagi kita semua
meskipun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya baik dari segi materi maupun segi
penulisan

Senin, 5 Desember 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Post partum adalah masa atau periode yang dimulai sejak bayi lahir dan plasenta
dilahirkan hingga pulihnya organ-organ reproduksi seperti sebelum hamil yang
membutuhkan waktu 6 minggu. Post pasrtum merupakan masa nifas (peurperium) yaitu
periode sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kandungan ke keadaan tidak
hamil, biasnya membutuhkna waktu lamanya sekitar 6 minggu (Indraswuri, 2017).
Masa nifas merupakan masa pemulihan pasca persalinan yang dimulai sejak lahirnya
bayi sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Asuhan ibu nifas adalah asuhan sesui
standar ibu nifas yang dialakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuia jadwal yang
dianjurkan, yaitu setelah 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke 4
hingga hari ke 28 pasca persalinan dan pada hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 pasca
persalinan (Jaelani, 2017)
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1015, AKI di
Indonesia masih tingi yaitu sebanyak 309 per 100.000 kelahiran hidup.Angka tersebut
turun dibandingkan pada tahun 2012 yaitu sebanyak 359 per 100.000 kelahiran
hidup.Target global Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 yaitu
menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup.Beberapa penyebab utama
kematian ibu persalinan perdarahan (28%), Eklamsia (24%) dan infeksi (11%). Dan pada
tahun 2013 penyebab kematian ibu degan perdarahan (30,3%) (Qonitun & Novitasari,
2018)
Di Negara berkembang seperti Indonesia, infeksi masa nifas hingga saat ini masih
menajdi faktor utama kematian ibu. Faktor utama penyebab infeksi masa nifas adalah
adanya luka perlukaan pada perineum, faktor lain penyebab terjadinya infeksi masa nifas
yaitu akibat perawatan nifas yang kurang maksimal, hygiene yang kurang baik, daya
tahan tubuh yang rendah, dan kurangnya gizi/mal nutrisi (Dwijayanti & Puspasari, 2019)
Setiap melakukan tindakan persalinan dengan mendapatkan luka perineum akan
menimbulkan rasa nyeri. Nyeri yang dirasakan dengan adanya luka perineum akan
memunculkan dampak yang dapat mengurangi rasa nyaman seperti kesakitan, dan rasa
takut untuk bergerak karena merasa takut yang bisa mengakibatkan timbulnya masalah
seperti sub involusi uterus, pengeluaran lokhea yang kurang lancer dan perdarahan post
partyum (Rahmawati, 2013)
Hampir semua persalinan pertama mendapatkan perlukaan jalan lahir. Robekan pada
perineum biasanya terjadi di garis tengah dan menjadi lebar apabila kepala janin lahir
lebih cepat, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar
daripada sirkum ferensia, dan sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasanya (Amiatin,
2019)
Luka perineum yang tidak dirawat dengan benar akan menajdikan kondisi perineum
lembab dan terkena lokhea sehingga sangat mudah adanya penyebaran bakteri yang
mengakibatkan infeksi perineum. Infeksi luka perineum bisa merambat pada saluran
kandung kemih ataupun jalan lahir yang dapat memunculkan adanya komplikasi infeksi
kandung kemih ataupun pada jalan lahir. Penanganan yang lambat pada saat terjadi
komplikasi dapat menyebabakna kematian ibu post pasrtum dikarenakan kondisi ibu
masih lemah (Dwijayanti & Puspitasari, 2019)
Infeksi nifas dapat terjadi pada hari ke 2-10 ditandai dengan suhu 38ºC atau lebih.
Kenaikan suhu tubuh dianggap sebagai infeksi nifas yang terjadi di dalam masa nifas,
apabila tidak ditemukan adanya tanda-tanda ekstra genetalia (Ratih, 2020)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka ditetapkan rumusan masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan pada ibu post partum spontan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pada laporan praktik klinik Maternitas ini akan dibedakan menjadi 2
tujuan yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien post partum spontan.

2. Tujuan Khusus
Laporan ini dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan
pada ibu post partum spontan yang meliputi:
a. Dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan post partum spontan
b. Dapat menentukan masalah keperawatan pada pasien dengan post partum
spontan
c. Dapat merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan post partum
spontan
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan post partum
spontan
e. Dapat melakukan evaluasi pada pasien dengan post partum spontan

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan post
partum spontan

2. Bagi Tempat Peneliti


Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam meningkatkan
pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan pada pasien post partum spontan
khususnya dibidang keperawatan maternitas
3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Membantu meningkatkan pemahaman dan pengembangan kualitas tindakan
keperawatan dalam bidang spesialisasi keperawatan maternitas

4. Bagi Keluarga
Dapat menambah wawasan pasien dan keluarga dalam meningkatkan
kemandirian dan partisipasi pasien dan keluarga dalam melakukan aktivitas.
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat  – alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam.(Abdul Bari Saifuddin, 2008)
Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar
lepas dari rahim, sampai 6 minggu berikutnya disertai dengan pulihnya kembali
organ-organ yang berkaitan dengan kandungan yang mengalami perubahan seperti
perlukaan, keluarnya cairan berupa lochea dan lain sebagainya berkaitan saat
melahirkan (Suherni, 2009)
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak
bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum
hamil (Bobak, 2010).
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Hadijono,2008)

B. MANIFESTASI KLINIS
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki “bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala pendahuluan
(preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawa janin.
4. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus,
kadang disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa
bercampur darah (bloody shoe).
C. KLASIFIKASI
Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut (Saleha, 2009) adalah sebagai berikut:
a. Priode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir 24 jam. Pada masa ini sering terdapat masalah,
misalnya perdarahan pada atonia uteri. Oleh karena itu, bidan harus teratur
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, Pengeluaran lokhea, tekanan darah dan
suhu.
b. Priode early postpartum antara 24 jam sampai 1 minggu
Pada fase ini bisa memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, Tidak ada
perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan
makan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Priode late postpartum antara 1 minggu sampai 5 minggu
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari
serta konseling keluarga berencana.

D. PATOFISIOLOGI/PATHWAY
1. Adaptasi Fisiologi
a. Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi
otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di
garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus
bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus
mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai
2 cm setiap 24 jam. Pada hari pasca partum keenam fundus normal akan
berada di pertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis.
Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil,
berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr
2 minggu setelah lahir. Satu minggu setelah melahirkan uterus berada di
dalam panggul. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gr.
Peningkatan esterogen dan progesteron bertabggung jawab untuk
pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pada masa pasca partum penurunan
kadar hormon menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung
jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama
masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar
setelah hamil.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah
bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume
intrauterin yang sangat besar. homeostasis pasca partum dicapai terutama
akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi
trombosit dan pembentukan bekuan. Hormon oksigen yang dilepas dari
kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi
pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur.
Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara intravena
atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang
merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di
payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang
pelepasan oksitosin.

2. Adaptasi psikologis
Menurut (Gerry morgan & Hamilton, 2010) adaptasi psikologis ibu post
partum dibagi menjadi 3 fase yaitu :
a. Fase taking in / ketergantungan Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua
setelah melahirkan dimana ibu membutuhkan perlindungandan pelayanan.
b. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan Fase ini dimulai pada
hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai
kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar
tentang semua hal-hal baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat
bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan sumber informasi dan
penyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik
c. Fase letting go / saling ketergantungan Dimulai sekitar minggu kelima sampai
keenam setelah kelahiran. Sistem keluarga telah menyesuaiakan diri dengan
anggotanya yang baru. Tubuh pasian telah sembuh, perasan rutinnya telah
kembali dan kegiatan hubungan seksualnya telah dilakukan kembali.
Pada kasus post partum spontan akan terjadi perubahan fisiologis dan psikologis
pada perubahan fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan terjadi peningkatan
kadar ocytosis, peningkatan kontraks uterus sehingga muncul masalah keperawatan
nyeri akut, dan perubahan pada vagina dan perineum terjadi rupture jaringan terjadi
trauma mekanis, personal hygine yang kurang baik, pembuluh darah rusak
menyebabkan genetalia menjadi kotor dan terjadi juga perdarahan sehingga muncul
masalah keperawatan resiko infeksi. Pada perubahan psikologis akan muncul taking
in (ketergantungan) taking hold ( ketergantungan kemandirian), letting go
(kemandirian) pada perubahan taking in pasien akan membutuhkan perlindungan dan
pelayanan ibu akan cenderung berfokus pada diri sendiri dan lemas, sehingga muncul
masalah keperawatan gangguan pola tidur. Taking hold pasien akan belajar mengenai
perawatan diri dan bayi, akan cenderung butuh informasi karena mengalami
perubahan kondisi tubuh sehingga muncul masalah keperawatan kurang pengetahuan.
Letting go ibu akan mulai mengalami perubahan peran, sehingga akan muncul
masalah keperawatan resiko perubahan peran menjadi orang tua.

E.
Post partum normal

Perubahan fisiologi Perubahan Psikologi

VAGINA DAN PERINIUM Taking in


Taking hold Letting go

Belajar mengenai Resiko perubahan


RUPTUR JARINGAN Butuh perlindungan dan perawatan diri dan peran menjadi
pelayanan bayi orang tua

TRAUMA MEKANIS Personal hygine Pembuluh darah rusak


Berfokus pada diri
kurang baik Butuh informasi
sendiri dan lemas

NYERI AKUT Perdarahan


Genetalia kotor Gangguan pola tidur Kurang pengetahuan

Kekurangan volume
Resiko infeksi cairan

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak
3. Riwayat Kehamilan
Umur kehamilan serta riway.at penyakit menyetai
4. Riwayat Persalinan
- Tempat persalinan
- Normal atau terdapat komplikasi
- Keadaan bayi
- Keadaan ibu

5. Riwayat Nifas Yang Lalu


- Pengeluaran ASI lancar / tidak
- BB bayi
- Riwayat ber KB / tidak
6. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum pasien
- Abdomen
- Saluran cerna
- Alat kemih
- Lochea
- Vagina
- Perinium dan rectum
- Ekstremitas
- Kemampuan perawatan diri

7.    Pemeriksaan psikososial

- Respon dan persepsi keluarga

- Status psikologis ayah, respon keluarga terhadap bayi

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan perawatan vulva

H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri ibu berkurang.
Intervensi:
a. Kaji karakteristik nyeri klien
b. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri
c. Berikan posisi yang nyaman, tidak bising, terang dan tenang
d. Kolaborasi pemberian analgetik

Rasional:

a. Untuk menentukan jenis skala, dan tempat nyeri


b. Sebagai salah satu dasar untuk memberikan tindakan atau asuhan keperawatan
sesuai dengan respon klien.
c. Membantu klien rileks dan mengurang nyeri
d. Untuk menekan atau mengurangi nyeri

2. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan perawatan vulva


Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi infeksi
dan pengetahuan bertambah
Intervensi:
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Kaji daerah perineum dan vulva
c. Kaji pengetahuan pasien mengenai cara perawatan ibu post partum
d. Ajarkan perawatan vulva bagi pasien
e. Anjurkan pasien cuci tangan sebelum memegang daerah vulvanya

Rasional:

a. Peningkatan suhu dapat mengidentifikasi adanya infeksi


b. Menentukan adakah tanda peradangan didaerah perineum dan vulva
c. Pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya
d. Pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya
e. Meminimalkan terjadinya infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bari, 2002. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Suherni, 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
Winkjosastro, G.H., Madjid, O.A., Hadijono, R.S., Adjie, J.S., Primadi,

Anda mungkin juga menyukai