Oleh :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
pendahuluan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Normal” tepat
pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi
penulis berharap dengan adanya makalah/laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan pengaruh yang baik untuk
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
masa mendatang.
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I 1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. TUJUAN.......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................4
A. KAJIAN TEORI...........................................................................................4
B. MODEL ASUHAN KEBIDANAN..............................................................4
C. LANDASAN TEORI....................................................................................8
BAB III..................................................................................................................17
TINJAUAN KASUS.............................................................................................17
BAB IV..................................................................................................................23
PEMBAHASAN...................................................................................................23
BAB V....................................................................................................................25
PENUTUP.............................................................................................................25
A. KESIMPULAN...........................................................................................25
B. SARAN.......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali dari selesai
persalinan ke masa sebelum hamil. Lama masa setelah persalinan selesai yaitu
sekitar 6-8 minggu. Setelah kelahiran vagina dan perineum tetap terbuka lebar,
mungkin mengalami edema, memar dan rupture pada beberapa bagian perineum
Masalah yang timbul pada masa post partum yaitu nyeri perineum. Nyeri
perineum merupakan hal fisiologis pada ibu post partum, akan tetapi nyeri ini
komplikasi seperti perdarahan post partum. Nyeri perineum akibat adanya laserasi
dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan dispareunia. Nyeri luka perineum akan
perineum dapat terjadi setelah persalinan pervagina akibat laserasi spontan pada
bayi lahir dan dapat diperparah apabila terdapat robekan pada perineum yang
tersebut dapat menyebabkan nyeri pada daerah luka jahitan (Mayangsari, D., &
2015 Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu berjumlah 305 per 1000 kelahiran hidup.
Menurut laporan Dinas Kesehatan Jawa Barat di tahun 2015 disampaikan bahwa
angka kematian ibu dan bayi di Provinsi Jawa Barat masih tergolong tinggi jika
1
tahun 2014 menjadi 823 kasus di tahun 2015. Sekitar 70% ibu melahirkan
mengalami rupture perineum, dengan jumlah 243 orang dengan mayoritas terjadi
pada ibu primipara sebanyak 37 orang (15,22%) pada jarak kelahiran >2 tahun
sebanyak 87 orang (35,80%) pada usia ibu 20-35 tahun sebanyak 46 orang
(18,93%) dan berat badan lahir 2.500-4000 gram sebanyak 37 orang (30,04%)
perineum terjadi pada ibu post partum, dampak dari nyeri perineum tersebut
adalah stress, traumatik, takut terluka, tidak nafsu makan, sulit tidur dan depresi
(Rahayuningsih, 2013
ibu terdiri dari paritas, jarak kelahiran, cara mengejan yang tidak tepat, dan umum
ibu. Faktor janin terdiri dari berat badan bayi baru lahir dan persentasi. Faktor
persalinan pervagina terdiri dari vakum, trauma alat dan episiotomy, kemudian
menimbulkan efek samping dan kadang tidak memiliki kekuatan efek yang
B. TUJUAN
Tujuan pelayanan pada masa nifas untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
yang dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah keluar
dari rumah sakit. Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah Sri
Wahyuningsih, (2019) :
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis harus
daerah kelamin dengan sabun dan air bersihkan daerah di sekitar vulva
dahulu, dari depan ke belakang dan baru sekitar anus. Sarankan ibu
mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudahnya. Jika ibu
3
b. Melaksanakan skrining secara komprehensif
mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum
sebelum menyusui).
3) Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
4
2. Kunjungan Masa Nifas
Tujuan Kunjungan:
belanjut
Tujuan kunjungan:
bau
tanda penyulit
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat
5
c. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
Tujuan kunjungan:
bau
tanda penyulit
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat
Tujuan kunjungan:
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit - penyulit yang ia atau bayi alami
bayi baru lahir tingkatan kontraksi uterus bertambah secara intens. Hal
nyeri seperti kram atau perut mules yang disebut dengan afterpain.
Afterpain atau sering disebut kram perut adalah rasa nyeri disebabkan
6
kotraksi dan relaksasi terus menerus pada uterus sebagian besar berlangsung
dalam 3-4 hari setelah bersalin dan banyak terjadi multipara. Afterpain juga
terjadi pada saat ibu menyusui karena saat proses menyusui terjadi
postparum seperti pemberian analgesik atau sedatif, namun pada kondisi ibu
Upaya lain yang dirasa lebih aman untuk mengurangi rasa nyeri adalah
dengan nonfarmakologi atau yang saat ini lebih banyak dilakukan dengan
relaksasi, mobilisasi dini, istirahat yang cukup serta pemenuhan nutrisi yang
seimbang.
7
Penatalaksanaan afterpain pada ibu postpartum dapat dilakukan dengan
sakit pada ibu postpartum fisiologis primipara dan multipara dengan nilai p-
value 0,001 <α (0,05). Pemberian terapi massage plexus sacralis dalam
darah. Sistem parasimpatis yang sangat berperan ini berasal dari nervus
nyeri ringan.
sakit setelah dilakukan terapi effleurage massage pada ibu nifas, nilai rata –
berurutan dan selaras dari arah atas menuju arah bawah. Terapi pemijatan
8
punggung, dada, lengan dan kaki. Teknik Effleurage ini dapat menimbulkan
dan akhir pemijatan untuk mencapai hasil yang maksimal. Sesuai juga
dengan hasil penelitian Parulian et al., (2014) dimana skala rasa sakit
nifas mengalami rasa sakit dengan skala nyeri rata-rata 3 sebelum dilakukan
terapi. Rasa sakit yang dialami ibu setelah terapi effleurage massage berada
pada kisaran 1-5. Dapat disimpulkan dari hasil diatas bahwa sesudah
sakit afterpain setelah melahirkan terjadi pada sebagian besar ibu nifas,
endorfin, sehingga ibu merasa rileks. dan rasa sakitnya bisa berkurang.
tampak lebih nyaman dan nyeri afterpain berkurang. Selain teknik massage,
terkait candle therapy terjadi penurunan tingkat nyeri yang cukup signifikan
yakni sebelum dilakukan terapi para partisipan sebagian besar (57%) berada
9
dari hipotalamus otak. Sekresinya dipengaruhi oleh hipotalamus dan hasil
sekresinya akan merangsang kelenjar endokrin lain dalam tubuh kita untuk
warna masuk ke pusat syaraf otak, yaitu zat mirip morfin yang dibuat oleh
tubuh. Jadi, sinapsis mendapat sinyal dari neuron nyeri perifer sehingga
antara neuron nyeri perifer dan neuron yang menuju syaraf otak
terbentuklah sinapsis, nyeri perifer dan neuron yang menuju otak, di mana
afterpain.
mempunyai hasil yang efektif dalam mengatasi rasa sakit pada berbagai
terapi dengan metode TENS hampir seluruh partisipan mengalami rasa sakit
yang ringan dan hanya 2 partisipan yang berada dalam ambang nyeri
sedang. Nyeri adalah perasaan yang terjadi akibat trauma pada jaringan
1
0
tubuh akibat iskemia otot rahim akibat efek hormonal dan beban yang
pada ibu nifas yang mengalami nyeri karena efek analgetik hal ini sesuai
hangat hangat dan kompres dingin bisa memberi rasa nyaman pada ibu yang
tujuan terapeutik dalam berbagai situasi dan situasi yang terjadi di dalam
tubuh (Potter and Perry, 2005). Kompres hangat merupakan salah satu
1
1
kompres panas ini sebagai pilihan pengobatan non-farmakologis untuk
efek analgesik dan sifatnya juga dapat mengurangi spasme otot, terapi ini
nyeri yang mencapai otak. Oleh karena itu, rasa sakit yang dirasakan akan
menurunkan transmisi impuls nyeri melalui serabut delta kecil dan serabut
saraf C dengan merangsang serabut saraf beta besar (Potter and Perry,
Jika input dominan berasal dari serat A-Delta dan serat C, pertahanan
melepaskan opiat endogen seperti endorfin, pereda nyeri alami dari tubuh.
kulit meliputi aplikasi pijat, penekanan jari, dan kompres panas atau dingin
(Perry, 2006).
1
2
kemudian bernapas perlahan (menjaga inspirasi pada tingkat maksimal) dan
Asuhan lain yang dapat mengurangi atau mengatasi afterpain antara lain
sensasi tanpa rasa sakit yang menghalangi transmisi impuls melalui sirkuit
cukup; observasi involusi uteri tiap 8 jam; memenuhi kebutuhan nutrisi yang
panggul. Senam nifas yaitu kegiatan yang disarankan untuk para pasca
1
3
memperbaiki sirkulasi darah. Gerakan – gerakan senam nifas difokuskan
pada pergerakan otot kaki, otot perut, otot punggung dan panggul. Gerakan
punggung, perut dan panggul. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari
senam nifas mulai dapat mengembalikan otot – otot seperti keadaan sebelum
2010).
dapat menurunkan intensitas nyeri perineum pada ibu nifas yang mengalami
1
4
menurunkan nyeri perineum pada ibu post partum (Mayangsari, D., & Sari.
D.G, 2021).
Pada masa nifas umumnya klien akan mengeluh tentang keadaannya dimana
klien masih merasakan mules pada bagian perut, dan mulai merawat diri dan
bayinya.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data -
Masa nifas normal hari ke 6 terdapat pengeluaran cairan lochia atau cairan
sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lokhea
berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum. Setelah plasenta
pembuluh darah yang ada diantara anyaman otot - otot uterus akan terjepit dan
hal ini akan menghentikan perdarahan dan bila involusio baik, TFU akan
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
1
5
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
2012: 117). Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis
puerperalis atau infeksi pada traktus genitalia setelah persalinan, biasanya dari
segera untuk kesehatan ibu dan bayi, beberapa data menunjukan situasi yang
situasi setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling tepat.
1
6
5. Langkah V : Intervensi atau perencanaan tindakan asuhan kebidanan
diagnose atau masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi, pada langkah
ini informasi/data dasar yang tidak lengkap di lengkapi (Mufdillah, dkk 2012).
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh
bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien
harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang
up to date serta evidance terkini serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang
nifas yaitu, memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan apakah masa
nifasnya normal atau tidak. Membantu keluarga dalam merawat ibu selama
masa nifas dan memberikan asuhan pasca persalinan serta mengenali masalah
secepatnya dan mengambil keputusan yang tepat guna dan tepat waktu
(efektif dan efisien). Perencanaan asuhan tindakan yang perlu dilakukan juga
dapat berupa pemantauan TTV ibu dan keadaan janin, memenuhi kebutuhan
nutrisi dan dehidrasi ibu, menganjurkan ibu perubahan ambulasi dan posisi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan
oleh bidan dan sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
1
7
7. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
dalam masalah dan diagnose. Rencana tersebut dapat dianggab efektif jika
C. LANDASAN TEORI
1. Pengertian
Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang
yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti
a. Immediate puerperium, yaitu waktu 0-24 jam setelah melahirkan. ibu telah
minggu.
1
8
c. Later puerperium, yaitu waktu 1-6 minggu setelah melahirkan, inilah
waktu yang diperlukan oleh ibu untuk pulih dan sehat sempurna. Waktu
Berikut ini 3 tahap penyesuaian psikologi ibu dalam masa post partum
ke kondisi normal.
nutrisi.
8) Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fase ini adalah
sebagai berikut :
1
9
3) Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB
1) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya. Setelah ibu
a. Uterus
2
0
Tabel 1
Perubahan Uterus
8 Minggu Normal 30 gr
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau
amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita.
keluarnya:
1) Lokhea rubra, lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa
post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar,
berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
2
1
4) Lokhea alba, lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini
tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokhea alba atau serosa yang
dengan nyeri pada abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar
c. Perubahan Vagina
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil
d. Perubahan Perineum
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post partum hari ke-
2
2
menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan
buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah
ciut dan pulih kembali. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8
sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima
postpartum.
2
3
i. Perubahan Tanda-tanda Vital Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang
1) Suhu badan Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik
badan akan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi
karena ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI). Bila suhu tidak turun,
2) Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi
sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi
lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah
partum.
dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan
haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut
2
4
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.
penglihatan.
f. Deman muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak
badan
h. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri-sendiri atau bayi.
2018).
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua pera dangan alat-alat
genitalia dalam masa nifas. Infeksi setelah persa linan disebabkan oleh
bakteri atau kuman. Infeksi masa nifas ini menjadi penyebab tertinggi angka
Demam dalam nifas sebagian besar disebabkan oleh infeksi nifas, Oleh
karena itu, demam menjadi gejala yang penting untuk diwaspadai apabila
terjadi pada ibu postpartum. Demam pada masa nifas sering disebut
nifas ini ditandai dengan suhu 38'C atau lebih yang terjadi selama 2 hari
dalam 10 hari pertama masa nifas. Gambaran klinis infeksi nifas dapat
berbentuk:
2
5
1) Infeksi Lokal, pembengkakan luka episiotomi, terjadi penanahan,
manual).
8) Trauma jaringan yang luas atau luka terbuka seperti laseri yang tidak
diperbaiki.
9) Hematoma.
10) Hemorargia, khususnya jika kehilangan darah lebih dari 1.000 ml.
2
6
7. Kebutuhan Masa Nifas
susunan air susu. Kebutuhan gizi ibu saat menyusui adalah sebagai
berikut:
b. Ambulasi
pada ibu post partum dengan penyulit misalnya anemia, penyakit jantung
dini:
2
7
4) Tidak ada pengaruh buruk terhadap proses pasca persalinan, tidak
c. Eliminasi
kandung kemih penuh atau lebih dari 8 jam belum berkemih disarankan
4) Ibu post partum diharapkan bisa defekasi atau buang air besar setelah hari
kedua post partum jika hari ketiga belum defekasi bisa diberi obat
d. Kebersihan diri
Oleh karena itu kebersihan tubuh pakaian, tempat tidur, dan lingkungan
2) engajarkan ibu cara memberikan alat kelamin dengan sabun dan air dari
depan ke belakang
2
8
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi luka jahit pada alat
2
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIC PADA MASA NIFAS
S DATA SUBJEKTIF
2 Riwayat
: Ibu : Bapak :
Pernikahan
Berapa kali menikah : 1 kali Berapa kali menikah : 1 kali
Lama Pernikahan : 13 tahun Lama Pernikahan : 13 tahun
Usia Pertama kali menikah : 21 Usia Pertama kali menikah : 23 tahun
tahun Adakah Masalah dalam Pernikahan ?-
Adakah Masalah dalam Pernikahan
?-
3 Riwayat
: Obstetri : Usia Masalah
Anak Usia Cara BB TB ASI
Saat Penolong saat IMD
Ke- Hamil Persalinan Lahir Lahir Eksklusif
ini bersalin
1 12 tahun 38 Normal Bidan 2900 49 - Ya Ya
2 5 tahun 36 Normal Bidan 2800 48 - Ya Ya
3 3 hari 40 Normal Bidan 2500 49 - Ya Ya
1
Riwayat : a. Frekuensi kunjungan ANC / bulan ke- : 6/9
Kehamilan b. Imunisasi TT : TT5
Saat ini c. Keluhan selama hamil Trimester I, II, III : mual pada pagi hari
d. Terapi yang diberikan jika ada masalah saat ANC : makan sedikit tapi sering
2
Riwayat : a. Ibu menggunakan KB sebelum kehamilan : IUD
KB b. Jenis KB : AKDR
c. Lama ber-KB : 5 tahun
d. Adakah keluhan selama ber-KB : Keputihan
e. Tindakan yang dilakukan saat ada masalah ber-KB : Sering mengganti CD
………………......................................................... ………………………………………………………......
……………………………………………………..... …………………………………………………………...
……………………………………………………….. …………………………………………………………...
………………………………………………………... …………………………………………………………...
8 Keadaan : a. Apakah arti hidup dan agama bagi ibu Hidup adalah perjalanan dan agama adalah
Spiritual ? penuntunnya
m. Bisa ibu berikan alasan, mengapa ibu Bersyukur adalah salahsatu cara
tetap bersyukur meskipun dalam menenangkan diri
4
keadaan sakit ?
b. Pola aktifitas
Aktifitas ibu sehari – hari, adakah
gangguan mobilisasi atau tidak. Tidak ada gangguan mobilisasi
……………………………………………………………..
c. Pola eliminasi ……………………………………………………………..
BAK:normalnya 6 – 8x/hari,
jernih, bau khas. 8x/hari, jernih, bau khas
BAB: normalnya kurang lebih 1x/hari
1x/hari, konsistensi lembek, warna ……………………………………………………………..
kuning.
d. Pola nutrisi
Makan: normalnya 3x/hari dengan
menu seimbang (nasi, sayur, lauk
pauk, buah).
3x/hari
Minum: normalnya sekitar 8 8 gelas (air putih, susu, jus buah)
……………………………………………………………..
gelas/hari (teh, susu, air putih).
Lain-Lain
: ………………………………………………
………………………………… ……………..
………………………………………………
h. Pola rekreasi ……………..
Hiburan yang biasanya
dilakukan oleh klien. Liburan keluarga
………………………………………………
……………..
………………………………………………
……………..
O DATA OBJEKTIF
1 Pemeriksaan : a. Keadaan umum : Baik/ cukup/ kurang *)
Umum
b. Kesadaran : Composmentis/ apatis/ somnolen/
spoor/ commatus *)
e. Tanda-tanda Vital :
TD :
110/70 mmHg
Nadi :
82x/menit
Suhu :
36,20C
Respirasi :
24 x/menit
f. Antropometri :
BB : 53 Kg
TB : 150 Cm
Lila : 25 Cm
IMT 23,5
2 Pemeriksaan : a. Kepala :
Khusus
b. Wajah :
Pucat / tidak : Tidak
Cloasma gravudarum : Tidak ada
Oedem : Tidak ada
6 c. Mata :
Konjunctiva : Tidak pucat
Sklera : Tidak ikterik
d. Hidung :
Secret / polip : Tidak ada
7
e. Mulut :
Mukosa mulut : .……………………………………………………………………………………………..
Stomatitis : Tidak ada
Caries gigi : Tidak ada
Gigi palsu : Tidak ada
Lidah bersih : Bersih
f. Telinga :
Serumen :
Tidak ada
g. Leher :
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
Peningkatan aliran vena jugularis : Tidak ada
i. Abdomen :
Bekas Luka SC : Tidak ada
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : Ada
Kandung Kemih : Kosong
j. Ekstrimitas :
Oedem : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks Patella : +/+
k. Genitalia :
Vulva/ Vagina : Tidak ada kelainan
Pengeluaran lochea : Rubra
Oedem/ Varices : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Robekan Perineum : Tidak ada
l. Anus :
Haemoroid : Tidak ada
8
b. Pemeriksaan Dalam :
Tidak dilakukan
……………………………………………………………………………………
………………………………....
……………………………………………………………………………………
………………………………....
c. Pemeriksaan USG :
Tidak dilakukan
……………………………………………………………………………………
………………………………....
……………………………………………………………………………………
………………………………....
d. Pemeriksaan Laboratorium :
Tidak dilakukan
……………………………………………………………………………………
………………………………....
……………………………………………………………………………………
………………………………....
A ASESSMENT
1 Diagnosa : Dx Posptpartum (*)
(Dx) P3A0 Postpartum 3 Hari
P PLANNING
1 Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan : TTV dalam batas normal,
pengeluaran pervaginam lochea rubra.
Evaluasi : Ibu mengerti
2 Memastikan involusi uterus berjalan normal serta menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau perdarahan abnormal.
Evaluasi : Involusi uterus berjalan normal dan tidak ada tanda bahaya masa nifas
3 Memberitahu ibu bahwa mules yang dirasakan normal karena proses pengembalian rahim
dapat diatasi dengan pemijatan efflurge
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia
9
5 Memberi KIE tentang ASI eksklusif tanpa tambahan makanan apapun sampai bayi berusia 6
bulan
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia
6 Memberikan KIE tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas yaitu suhu tubuh meningkat,
nyeri, dan pengeluaran berbau tidak sedap
Evaluasi : Ibu mengerti
7 Menganjurkan ibu untuk segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat bila terjadi tanda
bahaya masa nifas
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia
Bandung, ………………………………………………….
(………………………………………………………….) (……………………………………………..……………)
1
0
DAFTAR PUSTAKA