Puji syukur yang tak terhingga peneliti panjatkan kehadirat Tuhan YangMaha
Esa atas segala limpahan rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Berkesinambungan pada Ny. M G2P1A0H1 di TPMB Nuraidah Tahun 2023” dengan
baikdan lancar.
Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan profesi Bidan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu dengan rendah hati penulis menerima semua masukan dan saran untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada Laporan Tugas Akhir ini. Penulisan Laporan
Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang sangat berarti dan
dalam kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak
terhingga kepada :
1. Bapak Rusmimpong, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jambi.
2. Ibu Yuli Suryani, M.Keb selaku ketua jurusan kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes
3. Ibu Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes.
4. Ibu Suryani,S.Pd.MPH selaku Pembimbing I yang senantiasa mengingatkan dan
memberi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
5. Ibu Pauline Kusmaryati,Sst.Bmd selaku pembimbing II yang telah memberi
masukan yang sangat dibutuhkan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Para Dosen dan Staff Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi Prodi
Pofesi Bidan
7. Teristimewa kedua Orang Tua Saya yang telah memberi semangat, doa, serta
dukungan materi dan spiritualnya sehingga Laporan Tugas Akhir
i
8. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat
dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan,
karena keterbatasan yang ada pada penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan penulis demi perbaikan yang akandatang.
Jambi, 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 4
C. Ruang Lingkup 5
D. Manfaat 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Asuhan Berkelanjutan 7
B. Teori Klinis 8
C. Manajemen Asuhan Kebidanan 38
D. Penerapan Manajemen Kebidanan 40
E. Evidence Based Midwifery (EBM) 77
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III 94
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin 101
C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 113
D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 118
E. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana 126
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III 128
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin 132
C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 143
D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 148
E. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana 154
iii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 157
B. Saran 162
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Continuity of Care dalam pelayanan kebidanan merupakan layanan melalui
model pelayanan berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa kehamilan,
kelahiran serta masa post partum (Ningsih, 2017). Semua perempuan berisiko
terjadinya komplikasi selama masa prenatal, natal dan post natal. Pada kehamilan
akan mengalami komplikasi diperkirakan sebesar 20%, komplikasi yang tidak
tertangani dapat menyebabkan kematian, namun sebagian besar komplikasi dapat
dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan,
tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai (Kemenkes RI,
2015). Bidan mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan
kebidanan yang berfokus pada perempuan (woman centered care) secara
berkelanjutan (Continuity of Care) (Mizawati, 2016).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2019,
terdapat 308.000 wanita diseluruh dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan
dan persalinan. Hampir semua kematian 99% penyebab utama kematian ibu yaitu
perdarahan yang sebagian besar terjadi setelah persalinan,hipertensi selama
kehamilan yang dapat menyebabkanpreeklamsiadan eklamsi,sepsis atau infeksi serta
penyebab tidak langsung seperti diabetes,malaria,human immunodefictenc, virus
(HIV) dan obesitas dan kematian bayi didunia pada tahun 2019 mencapai angka
28,2 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2019)
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan atau continiuty
of care sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profesional yang sama atau dari satu tim kecil tenaga profesional, sebab dengan
begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik
selain itu juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena sudah merasa
sudah mengenal si pemberi asuhan (Walyani,2015: 43).
1
2
menyatakan bahwa rupture perineum yang beresiko tinggi saat persalinan (55,5%)
(Hardayanti,2017).
Keluarga berencana (KB) merupakan tindakan membantu individu atau
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara
kelahiran (Matahari dkk, 2018). Ovulasi pertama pada wanita tidak menyusui terjadi
pada 34 hari pasca persalinan, bahkan dapat terjadi lebih awal. Hal ini menyebabkan
pada masa menyusui, sering kali wanita mengalami kehamilan yang tidak diinginkan
pada interval yang dekat dengan kehamilan sebelumnya (Sitorus, 2018). Jenis-jenis
kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan untuk ibu nifas dan menyusui saat ini yaitu
metode aminore laktasi (MAL), alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), suntikan KB
3 bulan , dan pil progestin (Rouf dan Jitowiyono, 2018).
Dampak yang terjadi apabila kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB tidak
dilakukan asuhan kebidanan dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi.
Komplikasi pada kehamilan antara lain hyperemesis gravidarum atau mual muntah,
preeklamsia dan eklamsia, kelainan dalam lamanya kehamilan, kehamilan ektopik,
penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin, perdarahan antepartum, kehamilan
kembar. Komplikasi pada persalinan antara lain distosia karena kelainan tenaga
(kelainan his), distosia karena letak dan bentuk janin, distosia karena kelainan
panggul, distosia karena traktus genetalis, gangguan dalam kala III persalinan,
perlukaan atau peristiwa lain pada persalinan, syok dalam kebidanan (Wiknjosastro,
2017).
Masalah pada neonatal dan perinatal adalah akfiksia, trauma kelahiran, infeksi
tali pusat, prematuritas, kelainan bawaan dan sebab-sebab lain. Jika tidak meninggal,
keadaan ini akan meninggalkan masalah bayi dengan cacat. Masa nifas merupakan
masa yang cukup pentinng bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk selalu
melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapay berlanjut pada
komplikasi masa nifas seperti sepsis puerperalis. Pelayanan nifas sesuai standar
dengan sedikitnya 3 kunjungan yaitu pada 6 jam sampai hari ke-3 pasca salin, pada
minggu ke-2, dan pada minggu ke-6 termasuk pemberian vitamin A dua kali serta
4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan Continuity of Care dalam asuhan kebidanan
komprehensif sesuai standar pelayanan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,nifas,
bayi baru lahir dan keluarga berencana menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan Varney pada Ny. M di PMB Nuraidah Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data, interpretasi data,
identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan, diagnosa atau maslah potensial,
tindakan segera baik mandiri, kolaborasi maupun rujukan, rencana, pelaksanaa
asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan kebutuhan
pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan sesuai dengan rencana yang
efisien dan amanserta evaluasi hasil asuhan ibu hamil timester III pada Ny.M
di PMB NuraidahTahun 2023.
b. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data, interpretasi data,
identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan, diagnosa ataumaslah potensial,
tindakan segera baik mandiri, kolaborasi maupun rujukan, rencana asuhan
menyeluruh, pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan sesuai dengan
rencana yang efisien dan aman serta evaluasi hasil asuhan ibu bersalin pada
Ny.M di PMB Nuraidah Tahun 2023.
5
C. Ruang Lingkup
Penulisan laporan studi kasus ini disusun dalam bentuk studi kasus,
yang bertujuan memberikan asuhan secara komprehensif pada kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas, hingga pelaksanaan pelayanan keluarga
berencana pada Ny.”M” 30 tahun G2P1A0H1 dimulai dari usia kehamilan 31
minggu dengan grande multipara di BPM Nuraidah. Waktu pengambilan data
bulan Oktober 2022 -Desember Tahun 2022. Laporan kasus ini bertujuan untuk
memperoleh tentang gambaran pelaksanaan asuhan kebidanan yang
komprehensif, dimana pengumpulan data dalam pelaksanaan asuhan dilakukan
dengan pengkajian anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetri dan
pemeriksaaan laboratorium jika diperlukan. Asuhan ini menggunakan asuhan
kebidanan Varney .
6
D. Manfaat
1. Bagi PMB Nuraidah
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahir,nifas dan keluarga berencana berupa pemberian pendidikan kesehatan
serta sebagaiskrining awal untuk menentukan asuhan kebidanan
berkesinambungan yang sehat.
2. Bagi institusi Pendidikan
Laporan studi kasus ini dapat menjadi tambahan bahan pustaka sebagai
sumber bacaan sehingga dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
mahasiswa terhadap tata laksana kasus secara Continuity of Care.
3. Bagi Pemberi Asuhan Lainnya
Dapat Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta bahan
dalam penerapan asuhan kebidanan secara Continuity of Care terhadap ibu
hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana.
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
8
yang sama dan bidan digambarkan sebagai teman mereka. Sehingga kepuasan
tersendiri bagi perempuan serta berkontribusi terhadap keberlanjutan kelangsungan
pelayanan kebidanan dan bermanfaat untuk perempuan dan bayi baru lahir. (Homer
2015: 55).
Menurut penelitian Sunarsih, dkk, 2019. Asuhan kebidanan mengutamakan
kesinambungan pelayanan (Continuity of care) sangat pentingbagi wanita untuk
mendapatkan pelayanan dari seserorang profesional yang sama sebab dengan begitu
maka perkembangan kondisi mereka setiap saat terpantau dengan baik selain itu
mereka lebih percaya dan lebih terbuka karena sudah mengenal pemberi asuhan.
Model asuhan Continuity of care juga sebuah contoh praktik terbaik karena mampu
meningkatkan kepercayaanperempuan terhadap bidan, menjamin dukungan
terhadap perempuan secara konsisten sejak hamil, persalinan, nifas dan keluarga
berencana.
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan
secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir,neonatus sampai
pelayanan kontrasepsi (Varney, 2007 : 123).
Tujuan dari asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal apa
saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir, neonatus dan pelayanan kontrasepsi serta melatih dalam melakukan
pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin
terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai
dengan kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
telahdilakukan(Varney,2007:132).
B. Teori Klinis
1. Konsep Kehamilan Trimester III
a. Pengertian kehamilan trimester III
Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang
dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40.Saat ini juga merupakan
waktu untuk mempersiapkankelahiran dan kedudukansebagai orang tua
seperti terpusatnya perhatian padakelahiran bayi (Saifuddin, 2010 : 89).
9
b. Perubahan fisik pada masa kehamilan Trimester III (Pillitteri, 2002: 150)
1) Sistem Reproduksi
Pada trimester III istmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan
berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Setelah minggu ke 28
kontraksi braxton hick semakin jelas, terutama pada wanita yang langsing,
umumnya akan menghilang bila wanita tersebut melakukan aktifitas fisik
atau berjalan.
2) Sistem Traktus Uranius
Karena turunya kepala pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam
bentuk sering berkemih desakan tersebut menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh, selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan
metabolisme air menjadi lancar.
3) Sistem Respirasi
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar ke arah diagfragma sehingga diagfragma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami kesulitan
bernafas.
4) Sirkulasi darah
Peningkatan RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita
dengan hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan pendek nafas.Hal ini
ditemukan pada kehamilan meningkat untuk memenuhikebutuhan bayi.
5) Sistem Muskuloskeletal
Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke
depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan beban berat badan pada
akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (religment) kurvatura
spinalis.
1
c. Antenatal Care
1) Pengertian
Antenatal Care merupakan pengawasan kehamilan untuk
mendapatkan kesehatan umum ibu. Mencegah secara dini penyakit yang
menyertai kehamilan, komplikasi kehamilan, menetapkan resiko
kehamilan, menyiapkan persalinan, menuju ibu sehat dan bayi sehat.
(Saifuddin,2010:278).
2) Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
Ibu hamil dalam masa pandemiini mendapatkan pelayanan ANC
minimal 6 kali selama kehamilan, yang terbagi dalam Asuhan Antenatal
standar 14 T Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, (Buku KIA
2021,16).
Standar minimal 10 T antara lain:
a) Timbang dan ukur pengukuran TB pertambahan BB yang normalpada
ibu
b) Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar
selama kehamilan. Tekanan darah yang adekuat perlu untuk
mempertahankan fungsi plasenta.
c) Nilai status gizi
Ukur lingkar lengan atas dimana lila < 23,5 cm resiko KEK (kurang
energi kronis)
d) Tinggi FundusUteri
Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan
dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai
Mc.Donald
e) TetanusToxoid
Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.Pemberian imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja
imunisasi pertama diberikan pada usia 16 minggu untuk yang ke dua
diberikan 4 minggu kemudian.
1
1) Power (Kekuatan)
Kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatantersebut
meliputi kontraksi dan tenaga meneran.
2) Passenger (Penumpang)
Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal yang perlu
diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin, presentasi, letak,
sikap dan posisi janin, sedangkan yang perlu diperhatikan pada plasenta
adalah letak, besar dan luasnya.
3) Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dari jalan keras adalah ukurandan bentuk
tulang panggul, sedangkan pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah
uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina dan
introitus vagina.
d. Tahapan persalinan
1) Kala I (Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir darah karena serviks
mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement) kala dimulai dari
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung ±12jam, sedangkan pada multigravida sekitar ± 8
jam. Berdasarkan kurva friedmanpembukaan primi 1cm/jam, sedangkan
pada multi 2cm/jam.Kala pembukan dibagi menjadi dua fase, yaitu fase
laten berupa pembukaan serviks sampai ukuran 3 cm dan berlangsung
dalam 7-8 jam serta fase aktif yang berlangsung ± 6 jam, di bagi atas 3
subfase, yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam dan pembukaan
menjadi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks caseosa. Gantihanduk yang
basah dengan handuk kering. Biarkan bayi di atas perutibu.
c) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayidalam
uterus (hamil tunggal)
d) Beritahu ibu bahwa ia akan di suntikkan oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
e) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menuntikkan oksitosin).
f) Setelah 3 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Mendorong tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
g) Pemotongan dan pengikatan talipusat.
(1)Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi) dan lakukan pengguntikan tali pusat diantara 2
klemtersebut.
(2)Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci dengan sisi lainnya.
(3)Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
h) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan bayi
tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
i) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
9) Penatalaksanaan Aktif Persalinan KalaIII
a) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm darivulva.
b) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atassimpisis,
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan talipusat.
c) Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat kearah bawah sambil
1
cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu, beri salep mata antibotika tetrasiklin
1% pada kedua mata, beri suntikanvitamin K 1 mg intramuscular, di paha
kairi anterolateral setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD), beri imunisasi
Hepatitis B 0,5 ml intramuskluar, di paha kanan anterolateral, diberikan kira-
kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K.
e. Penundaan Pemotongan Tali Pusat
Menurut penelitan Setiawan, dkk (2009), pemotongan tali pusat di
antara waktu 30 detik sampai 5 menit adalah termasuk dalam kategori
penundaan pemotongan tali pusat. Kebanyakan penelitian menyebutkan
bahwa penundaan pemotongan tali pusat adalah pemotongan tali pusat yang
dilakukan setelah pulsasi tali pusat berhenti sampai 3 menit pertama setelah
melahirkan (Hutton, dkk, 2007).
Namun menurut penelitian Aziz, dkk (2006), penundaan pemotongan
tali pusat adalah pemotongan tali pusat dalam 2 menit pertama setelah bayi
lahir karena transfusi darah dalam jumlah bermakna sudah terjadi dalam
waktu tersebut,
Di Indonesia, waktu pemotongan tali pusat awalnya dilakukan segera
setelah bayi lahir dan sebelum penyuntikan oksitosin, kemudian mengalami
perubahan yaitu menjadi 2 menit setelah bayi lahir dan setelah pemberian
oksitosin (JNPKR, 2008)
Menurut Djami, 2013 beberapa manfaat dilakukanya penundaan
penjepitan tali pusat diantaranya :
1) Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan terjadinya
perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
2) Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi
benar-benar dapat mulai bernafas sendiri.
3) Penundaan pelepasan tali pusat juga memungkinkan bayi cepat menangis
segera setelah bayi lahir
4) Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan
terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
5) Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk terlepasnya tali pusat bilatali pusat
2
dipotong segera ketika lahir adalah 8-9 hari, ketika berhentiberdenyut 6-7
hari dan jika dibiarkan secara alami 3-4 hari.
6) Buckley (2013), mengatakan : ”Bayi akan menerima tambahan 50- 100 ml
darah yang dikenal sebagai tranfusi placenta. Darah tranfuse ini mengandung
zat besi, sel darah merah, keping darah dan bahan gizi lain, yang akan
bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama.
Hilangnya 30 mL darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan
hilangnya 600 mL darah untuk orang dewasa. Asuhan persalinan umum
dengan pemotongan tali pusarsebelum berhenti berdenyut memungkinkan
bayi baru lahir kehilangan 60 mL darah, yang setara dengan 1200 mL darah
orang dewasa”.
7) Dalam kebanyakan kasus bayi yang disimpan dengan plasenta ibu setelah
kelahiran telah terbukti untuk lebih tenang dan santai dengan transisi lebih
alami.
f. Kebutuhan pada bayi baru lahir (Jitowiyono,2020,66)
1) Jaga kehangatan bayi, bersihkan jalan napas (bila perlu), keringkan dan
tetap jaga kehangatan, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun,
kira- kira 2 menit setelah lahir, lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu,beri salep mata Pastikan
kamar hangat (tidak kurang dari 25ºC dan tidak lembab).
2) Jelaskan pada ibu bahwa menjaga kehangatan bayi penting untuk
membuat bayi tetap sehat.
3) Kenakan pakaian bayi atau selimuti dengan kain yang bersih, kerng dan
lembut. Kenakan topi pada kepala bayi selama beberapa hari pertama,
terutama bila bayi kecil.
4) Pastikan bayi berpakaian atau diselimuti dengan selimut.
5) Menjaga bayi mudah dijangkau oleh ibu. Jangan pisahkan mereka
(rooming- in).
6) Nilai kehangatan bayi setiap 4 jam dengan mereba kaki bayi : jika kaki
bayi teraba dingin, hangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit ke
kulit.
7) Minta ibu atau orang yang menungguinya untuk mengawasi bayi dan
2
4. Masa Nifas
a. Pengertian
Kala puerperium (nifas) yang berlangsung 6 minggu atau 42
hari,merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ kandungan
padakeadaan yang normal. Dijumpai dua kejadian penting pada puerperium
yaituinvolusiuterus danproses laktasi(Manuaba,2010:200).
Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim sebab melahirkan atau setelah
melahirkan.Darah nifas yaitu darah yang tertahan tidak bisa keluar dari rahim
dikarenakan hamil.Maka ketika melahirkan, darah tersebut keluar sedikit demi
sedikit.Darah yang keluar sebelum melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran,
maka itu termasuk darah nifas juga (Saifuddin, 2002: N23).
2
2) Tanda-tanda Vital
a) Suhu Badan
Pasca melahirkan dapat naik + 0,5o c dari keadaan normal.Kenaikan suhu
badan diakibatkan karena kerja keras sewaktu persalianan, kehilangan
cairan, maupun kelelahan.
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60 – 80 kali permenit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi lebih cepat. Namun,jika denyut
nadi lebih dari 100 kali permenit, harus waspada kemungkinan infeksi
atau perdarahan postpartum.
c) Tekanan darah
Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami peningkatan
sementara tekanan darah sistolik dan diastolik, yang kembali secara
spontan ke tekanan darah sebelum hamil selamabeberapahari.
d) Pernafasan
2
mengalami edema, kongesti, dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya
overdistensi pada saat kala dua persalinan dan pengeluaran urine yang
tertahan selamaproses persalinan. Sumbatan pada uretra disebabkan oleh
adanyatrauma saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat berkurang
setelah 24 jam post partum
8) Perubahan Psikologis Ibu Nifas
Periode Postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibubaru,
bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-
faktor yang mempengaruhi suksenya masa transisi kemasa menjadi orang
tua pada masa post partum,yaitu
a) Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b) Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan sertaaspirasi
c) Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
d) Pengaruh budaya
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan (Yanti,2011:2),yaitu:
(1)Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiridanber jalan-
jalan
(2)Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selamakurang lebih
enam minggu
(3)Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembalidalamkeadaan sempurna
terutama ibu bila selama hamil atau waktupersalinan mengalami komplikasi.
c. Tahapan Dalam Masa Nifas (Suherni, 2009: 56)
1) Puerperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam postpartum.
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium Intermedial (early puerperium) : waktu 1-7 hari postpartum.
Remote Puerperium (later puerperium) : waktu 6-8 minggu postpartum.
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila
selama hamil dan waktu persalinan.
3) komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan atau tahun.
2
Dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. Kebijakan
Program Pemerintah Dalam Asuhan Masa Nifas Paling sedikit melakukan 4
kali kunjungan nifas untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Kunjungan antara lain 6-8 jam setelahpersalinan, 6 hari setelah persalinan, 2
minggu setelah persalinan, dan 6minggu setelah persalinan .
d. Tujuan Asuhan Nifas (Prawirohardjo, 2010 ).
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupupsikologik.
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3) Memberikan penkes tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,
menyusui, imunisasi dan perawatan bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan KB
lebih banyak dari biasanya, usahakan mandi lebih sering dan menjaga agar
kulit tetap dalam keadaan kering.
9) Istirahat
Untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, usahakan untukrileks
dan istrahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur, meminta bantuan
suami atau keluarga yang lain jika ibu merasa lelah, putarkan dan
dengarkan lagu- lagu klasik pada saat ibu dan bayi istirahat untuk
menghilangkan tegang dan lelah.
10) Seksual
Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinyake dalam
vagina tanpa ada rasa nyeri, begitu ibu merasa aman untuk melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
11) Rencana kontrasepsi
Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas,
apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung hormone, harus
menggunakan obat yang tidak menganggu produksi ASI dan hubungan
suami istri pada masa nifas tidak terganggu.
12) Senam nifas
Senam nifas yaitu gerakan untuk mengembalikan otot perut yang
kendur karena peregangan selama hamil, senam nifas ini dilakukan sejak
hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yangkesepuluh,terdiri dari
sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan
keadaan ibu (Suherni, 2009).
13) Perawatan payudara
Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksanakan,
baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang dilaksanakan mulai hari
pertama atau kedua setelah melahirkan. Perawatan payudara bertujuan
untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya aliran susu
sehingga mempelancar pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinya
pembekakan dan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan
3
Tabel 2.4
Program Dan Kebijakan Teknik Masa Nifas
Tabel 2.5
Pilihan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tujuan Pemakainya
1 AKDR Steril
2 Akdr Suntikan Akdr
3 Kondom Minipil Implant
4 Implant Pil Suntikan
5 Suntikan Implant Kondom
Sumber : Moegni M.E, dan Ocviyanti, D,2013
3) Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat
mengurangi berbagai efek yang merugikan tersebut.
Beberapa pilihan metode kontrasepi yaitu (Manuaba,1998 : 439) :
a) KB alami digunakan ibu.
(1)amenore laktasi
(2)Metode Kontrasepsi MAL engandalkan air susu ibu (ASI) eksklusif
untuk menekan ovulasi. Resiko kehamilan tinggi bila ibu tidak
menyusui bayinya secara benar. Bila dilakukan secara benar, resiko
kehamilan kurang dari 1 antara 100 ribu dalam 6 bulan setelah
3
persalinan.
(3)Metode kalender Merupakan metode alamiah dengan menghindari
senggama pada masa subur, tidak ada efek samping, tidak perlu
biaya
(4)tetapi memerlukan perhitungan yang cermat, kadang sulit
diterapkan pada ibu yang siklus haidnya tidak teratur.
(5)Senggama terputus
Metode keluarga berencana yang tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi.
b) Metode kontasepsi penghalang
(1)Kondom
Kondom menghalang terjadinya pertemuan sperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet
yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebuttidak tercurah
ke dalam saluran reproduksi perempuan. Keberhasilan sangat
dipengaruhi cara penggunaan, harus disiapkan sebelum
berhubungan seksual.
(2)Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dariyang
dimasukkan kedalam vagina sebelumberhubungan seksual dan
menutup servik sehingga sprema tidak dapat mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi).
c) Metode kontrasepsi hormonal
(1)Pil kombinasi
Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma dan mengganggu
pergerakan tuba sehingga transportasi telur terganggu. Efek
sampingnya terjadi perubahan pola haid, sakit kepala, pusing, mual,
nyeri payudara, perubahan berat badan,dan terjadi peningkatan
tekanan darah.
3
(2)Suntikan progesterin
Suntikan progesterin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks
sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan selpaut rahim tipis
dan atrofi dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan
diberikan 3 bulan sekali.
(3)Pil progestin (minipil)
Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di
ovarium, endometrium mengalami tranformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga
menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma terganggu. Minipil dapat diminum saat
menyusui.
(4)Implant
Kontrasepsi implant menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks,
menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi
transportasi sperma. Implant dimasukkan dibawah kulit dan dapat
bertahan hingga 3-7 tahun, tergantung jenisnya. Efek sampung
kontrasepsi implant ialah terjadi perubahan pola haid,sakit
kepala,pusing,perubahan suasana perasaan, perubahan berat
badan,nyeripayudara,nyeri perut dan mual.
(5)Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
AKDR dimasukkan ke dalam uterus, AKDR menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi, mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah sperma
dan ovum bertemu, mencegahimplantasi telur dalam uterus. Efek
samping yang terjadi ialah perubahan pola haid terutama dalam 3-6
bulan pertama, efektifitas dapat bertahan lama hingga 12 tahun.
d) Kontasepsi Mantap
(1)Tubektomi
Menutup tuba fallopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin),
sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum,kontrasepsi ini
untuk
3
persalinannya.
c) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu :
Untuk mengetahui kejadian masalalu ibu mengenai masake
hamilan, persalinan dan masa nifas-nya. Komplikasi pada kehamilan,
persalinan dan nifas dikaji untuk mengidentifikasi masalah potensial
yang kemungkinan akan muncul pada kehamilan, persalinan dan nifas
kali ini. Lama persalinan sebelumnya merupakan indikasi yang baik
untuk memperkirakan lama persalinan kali ini. Metode persalinan
sebelumnya merupakan indikasi untuk memperkirakan persalinan kali
ini melalui seksio sesaria atau melalui per vaginam. Berat badan janin
sebelumnya yang dilahirkan pervaginam dikaji untuk memastikan
keadekuatan panggul ibu untuk melahirkan bayisaatini
(Kusmiyati,2011:302).
d) Riwayat Hamil Sekarang :
Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi
terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira – kira bayi akan
dilahirkan. Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya
membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran yang disebut taksiran
partus di beberapa tempat. Menurut hokum Naegele perhitungan
dilakukan dengan menambahkan 9 bulandan 7 hari pada haid pertama
haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3,
kemudian menambahkan 7 haridan1tahun. Selain itu juga perlu
ditanyakan jumlah kehamilan karena terdapatnya perbedaan perawatan
antara ibu yang barupertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali
hamil, perluperhatian ekstra pada kehamilannya. Riwayat pemeriksaan
Antenatal Care, untuk mengetahui adanya masalah – masalah pada
trimester Imisalnya hiperemesis gravidarum, anemia, dan lain – lain,
masalah pada trimester II dan trimester III, hal ini untuk sebagai factor
persiapan jikalau kehamilan yangsekarang akanterjadi hal sepertiitulagi.
Penggunaan obat–obatan saat hamil harus selalu memperhatikan
apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin,
4
bersalin secara normal adalah 145 cm. Namun, hal ini tidak menjadi
masalah jika janin dalam kandungannya memiliki taksiran berat janin
yang kecil.
(4)Berat Badan : Penambahan berat badan minimal selama kehamilan
adalah ≥ 9 kg.
(5)LILA : Batas minimal LILA bagii buhamil adalah 23,5 cm.
(6)Tanda-tanda Vital : Rentang tekanan darah normal pada orang
dewasa sehat adalah 100/60 – 140/90 mmHg, tetapi bervariasi
tergantung usia dan variable lainnya.
(7)WHO menetapkan hipertensi jika tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan
tekanan diastolic ≥ 95 mmHg. Pada wanita dewasa sehat yang tidak
hamil memiliki kisaran denyut jantung 70 denyut permenit dengan
rentang normal 60-100 denyut per menit. Namun selama kehamilan
mengalami peningkatan sekitar 15-20 denyut permenit. Nilai normal
untuk suhu per aksila pada orang dewasa yaitu 35,8-37,3°c.
Sedangkan menurut, pernapasan orang dewasa normal adalah
antara 16-20
×/menit.
b) Pemeriksaan Fisik
(1)Mata : Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna yangdalam
keadaan normal berwarna putih. Sedangkanpemeriksaan konjungtiva
dilakukan untuk mengkaji munculnya anemia Konjungtiva
yangnormal berwarna merah muda. Selainitu, perludilakukan
pengkajian terhadap pandangan mata yang kabur. terhadap suatu
benda untuk mendeteksi kemungkinan terjadinyapre-eklampsia.
(2)Payudara : payudara menjadi lunak, membesar, vena-vena dibawah
kulit lebih terlihat, puting susu membesar, kehitaman dantegak,
areolameluas dan kehitaman serta muncul strechmark pada permukaan
kulit payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi
kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran ASI.
(3)Perut
4
anus.
(6)Ektremitas : Tidak ada edema, tidak ada varises dan reflek spatella
menunjukkan respon positif.
c) PemeriksaanKhusus
(1)Tinggi fundus uteri (TFU)
Tinggi fundus di ukur dari simfisis pubis sampai fundus uterus dalam
cm. Konsistensi metode adalah yang yang sangat penting. Pada usia
kehamilan antara 18 dan 30 minggu, jumlah cm sama dengan tinggi
fundus dalam cm
(2)Tafsiran berat janin (TBJ)
Dengan menggunakan Mc Donald untuk mengetahui TFU dengan
pita ukur kemudian dilakukan perhitungan tafsiran berat janin.
Rumusnya : TBJ = (TFU dalam cm - n) x 155 = gram
N : posisi kepala masih diatas spina ischiadika atau bawah. Bila di
atas (-12) dan bila di bawah (-11) (Pantiawati,2010:123).
d) Pemeriksaan Penunjang
(1)Hemoglobin : Wanita hamil dikatakan anemia jika kadar
hemoglobin- nya < 10 gram/dL. Jadi, wanita hamil harus
memiliki hemoglobin
>10gr/dL.
(2)Golongan darah : Untuk mempersiapkan calon pendonor darah jika
sewaktu-waktu diperlukan karena adanya situasi kegawat daruratan.
(3)USG : Pemeriksaan USG dapat digunakan pada kehamilan muda
untuk mendeteksi letak janin, perlekatan plasenta, lilitan tali pusat,
gerakan janin, denyut jantung janin,mendeteksi tafsiran berat janin
dan tafsiran tanggal persalinan serta mendeteksi adanya kelainan
pada kehamilan.
(4)Protein urine dan glukosa urine: Urine negative untuk protein dan
glukosa
b. Langkah II : Interpretasi
Perumusan diagnose kehamilan disesuaikan dengan nomenklatur
kebidanan, seperti. G…..usia…tahun usia kehamilan…..minggu fisiologis dan
4
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksankan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
(8)Ekstremitas
Mengetahui apakah simetris, adakah oedema pada
ekstremitas atas dan bawah (+/+), adakah varises, kuku jari dan
akral apakah pucat, refleks patella dapat (+/-).
(9)Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan vaginal toucher bertujuan untuk mengkaji
penipisan dan pembukaan serviks, bagian terendah, dan status
ketuban. Jika janin dalam presentasi kepala, moulding, kaput
sukse daneum dan posisi janin perlu dikaji dengan pemeriksaan
dalam untuk memastikan adaptasi janin dengan panggul ibu.
Pembukaan serviks pada fase laten berlangsung selama 7-8jam.
Sedangkan pada fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu fase
akselerasi ,fase dilatasi maksimal dan fase deselerasi yang masing-
masing fase berlangsung selama 2 jam (Mochtar,2015:120).
(10) Pemeriksaan Penunjang
(a)Hemoglobin : Selama persalinan, kadar hemoglobin Mengalami
peningkatan 1,2gr/100 ml dan akan kembali kekadar sebelum
persalinan pada hari pertama pasca partum jika tidak kehilangan
darah yang abnormal (Varney,dkk,2007:161).
(b)Cardiotocography (CTG) : Bertujuan untuk mengkaji
kesejahteraan janin.
(c)USG: Pada akhir trimester III menjelang persalinan,
pemeriksaan USG dimaksudkan untuk memastikan presentasi
janin, kecukupan air ketuban, tafsiran berat janin, denyut
jantung janindanmendeteksi adanya komplikasi (Mochtar,2015
: 45).
(d)Protein Urine dan glukosa urine: Urine negative untuk protein
dan glukosa (Varney,dkk,2007:441).
5
(9)Abdomen
Bentuknya, lingkar perutnya, apakah ada tonjolan, apakah ada tanda-
tanda infeksi tali pusat seperti kemerahan didaerah tali pusat, keluar
nanah, berbau, disertai demam. Jika perut sangat cekung kemungkinan
terdapat hernia diafragmatika, jika perut kembali membuncit
kemungkinan karna hepatosplenomegaly atau tumorlainnya, jika peru
tkembung kemungkian adanya entrokolitisvesikalis, amfalokel, atau
duktus amfaloentriskus persiten. Lakukan auskultasi adanya bising usus
jika ada bising usus yang melebihi normal menunjukkan bayi diare
(Marmi,2015 : 108).
(10) Genetalia
Untuk bayi laki-laki testis sudah turun kedalam skrotum atau
belum, jika sudah menandakan bahwa bayi aterm, ujung penis terdapat
lubang uretra atau tidak, untuk bayi perempuan uretra berlubang atau
tidak, apakah labia mayora sudah menutupi labiaminora.
(11) Anus
Anus berada digaris tengah, pastikan keluarnya meconium tidak
terdapat atresia ani atau tidak memiliki lubang anus.
(12) Ekstremitas
Melihat jumlah jari-jari kaki dan tangan apakah (polidaktil)
kelebihan jari dan (sindaktil) kurang jari.
c) Pemeriksaan antopometri:
(1) BB/TB (2500-3500 gram, 48-52 cm).
(2)Lingkar kepala (33 –38cm).
(3)Lingkar lengan atas (10 –11cm).
(4)Ukuran kepala (diametersub oksiput bregmatika).
(5)Antara foramen magnum –ubun-ubun besar (9,5cm).
(6)Diameter frontooksipitalis, antara titik pangkal hidung kejarakterjauh
belakang kepala (12cm).
(7)Diameter mentooksipitalis, antara dagu ketitik terjauh belakang kepala
6
(13,5cm).
d) Pemeriksaan reflek
(1)Morro
Respon bayi baru lahir akan menghentakkan tangan dan kaki lurus ke
arah luar sedangkan lutut fleksi kemudian tangan akan kembali kearah
dada seperti posisi dalam pelukan, jari-jari Nampak terpisah membentuk
huruf C dan bayi mungkin menangis (Ladewig, dkk., 2015). Refleks ini
akan menghilang pada umur3-4 bulan
(2)Rooting
Sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala menoleh kearah
sentuhan (Ladewig,dkk,2015:144). Refleks ini menghilang pada 3-4
bulan, tetapi bisa menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama
tidur.
(3)Sucking
Bayi menghisap dengan kuat dalam berenspons terhadap stimulasi.
Refleks ini menetap selama masa bayi danmungkin terjadi selama tidur
tanpa stimulasi. Refleks yang lemah atau tidak ada menunjukkan
kelambatan perkembangan atau keaadaan neurologi yang abnormal
(HidayatdanUliyah,2018:90).
(4)Grasping
Respons bayi terhadap stimulasi pada telapak tangan bayi dengan
sebuah objek atau jari pemeriksa akan menggenggam (Jari-jari bayi
melengkung) dan memegang object ersebut dengan erat
(Ladewig,dkk,2015:145). Refleks ini menghilang pada 3-4 bulan.
(5)Babinski
Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi, dijumlah sampai
umur 2 tahun.
b. Interpretasi Data Dasar
Interpretasi data subyektif dan data obyektif yang telah diperoleh,
mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan diagnose berdasarkan interpretasi
yang benar atas data yang dikumpulkan. Diagnosa kebidanan ini dibuat sesuai
standard nomenklatur kebidanan. Diagnosa: Neonatus Cukup Bulan, Sesuai
6
2) Berikan Vitamin K1 mg
R/Pemberian vitaminK1 pada bayi barulahir untuk mencegah kemungkinan
terjadinya perdarahan.
3) Lakukan pencegahan infeksi pada tali pusat
R/ dengan membalut tali pusat dengan kasa dapat menghindari infeksi pada
bayi.
4) Oleskan salep mata
R/ dengan diberikan salep mata pada bayi baru lahir dapat mencegah
kebutaan
5) Berikan imunisasi Hb-0
R/ dengan diberikan imunisasi Hb-0 dapa tterhindar dari penyakit hepatitis
6) Monitoring TTV setiap jam sekali terdiri dari suhu nadi dan respirasiR/
dengan dilakukan monitoring TTV dapat mengetahui kondis bayi
4. Data Fokus Ibu Nifas
a. Pengkajian
Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Varney,2007:442).
1) Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang didapat berdasarkan persepsidan pendapat
klien tentang masalah kesehatan mereka. Sumber datapengkajian dapat
berasal dari anamnesa klien, keluarga dan orang terdekat, anggota tim
perawatan kesehatan, catatan medis, dan catatan lainnya.
a) Alasan Datang : Untuk mengetahui alasan klien berkunjung
kepuskesmas.
b) Keluhan Utama : Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat
pemeriksaan. Persoalan yang dirasakan pada ibu nifasadalah rasa nyeri
pada jalan lahir, nyeri uluhati, konstipasi, kaki bengkak, nyeri perut setelah
lahir, payudara membesar, nyeritekan pada payudara dan puting susu,
puting susu pecah-pecah, keringatberlebih serta rasa nyeri selama
beberapa hari
6
(4)Riwayat Kesehatan
(a) Riwayat Kesehatan Klien
Untuk mengetahu iapakah klien pernah mengalami
penyakit menurun seperti asma ,jantung, darah tinggi, diabetes
mellitus, maupun penyakit menular seperti TBC, hepatitis, atau
penyakit lain yang dapat berpengaruh terhadap kehamilan klien.
Atau untuk mengetahui apakah klien mempunyai alergi obat
atau tidak. Mengetahui penyakit yang diderita ibu sekarang.
(b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah ada anggota keluargabaik
pihak suami maupun istri yang pernah mengalamipenyakit
menurun seperti asma, jantung, darah tinggi, diabetes mellitus,
maupun penyakit menular seperti TBC, hepatitis. Atau dari
anggota keluarga ada riwayat mempunyai anak kembar
(c) Riwayat Sosial dan Budaya
I. Respon pasien dan keluarga terhadap kondisi kesehatan klien
saat ini.
II. Pengaruh budaya terhadap penatalaksanaan gejala gangguan
kesehatan reproduksi misalnya penggunaan ramuan tradisional.
(d) Data Psikologis
I. Respon orangtua terhadap kehadiran bayi dan peranbaru
sebagai orang tua: Respon setiap ibu dan ayah terhadap bayinya
dan terhadap pengalaman dalam membesarkan anak berbeda-
bedadan mencakup seluruh spectrum reaksi dan emosi, mulai
daritingginya kesenangan yang tidak terbatas hingga dalamnya
keputusan dan duka (Varney,dkk,2007:443). Ini disesuaikan
dengan periode psikologis ibu nifas yaitu taking in, taking hold
atau lettinggo.
II. Respon anggota keluarga terhadap kehadiran bayi: Bertujuan
untuk mengkaji muncul tidaknya siblingri valry.
III. Dukungan Keluarga : Bertujuan untuk mengkaji kerjasama
6
glukosa (Varney,dkk,2007:446)
b. Interpretasi Data Dasar
Interpretasi data subyektif dan data obyektif yang telah diperoleh,
mengidentifikasi masalah ,kebutuhan ,dan diagnose berdasarkan interpretasi
yang benar atas data yang dikumpulkan. Diagnosa kebidanan ini dibuat sesuai
standard nomenklatur kebidanan. Diagnosa : P....A....usia.. .tahun. postpartum
ke ......
c. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dibuat setelah
mengidentifikasi diagnosa atau masalah kebidanan yang berdasarkan data
ada kemungkinan menimbulkan keadaan yang gawat. Langkah ini memb
utuhkan antisipasi dan bila mungkin dilakukan pencegahan. Diagnosa potens
ial yang mungkin terjadi pada ibu nifas antara lain:
1) Perdarahan Post partum
2) Infeksi puerperium : vulvitis,vaginitis, servisitis,endometritis ,peritonitis,
parametritis, mastitis danabses,
3) ISK (Infeksi Saluran Kencing)
4) Sub involusi Uterus.
5) Depresi Post partum
d. Identifikasi Kebutuhan Segera, Kolaborasi Dan Rujukan
Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera baik
tindakan konsultasi, kolaboras idengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien. Tindakan
bisa terapi yang dibutuhkan segera untuk mengatasi masalah selama kehamilan. Intervensi pada
langkah iniditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya. Informasi atau data yang
kurang dapat dilengkapi. Setiap rencana asuhan harus disetujuioleh kedua belah pihak sehingga
asuhan yang diberikan dapat efektif Karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan oleh klien.
Dx :Ny. “X” usia ... tahun P....A.... usia ... tahun post partum hari ke...
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 24 jam, diharapkan
kondisi kesehatan klien membaik.
Kriteria hasil:
1) TTV dalam batas normal yaitu TD : normalnya 90/60 mmHgsampai
7
130/90 mmHg
2) N : normalnya 60-100 x/menit
3) S : normalnya 36.5-37.5°C
4) RR : normalnya 16-24x/menit
5) Tidak terjadi perdarahanya itu perdarahan <500 mL.
6) Kontraksi uterus baik.
7) TFUsesuaiharipostpartum
e. Intervensi
Langkah ini berisi serangkaian asuhan yang akan diberikan kepadaklien
sesuai diagnosa atau masalah awal yang ada sesuai dengan standar pelayanan
(Varney,dkk,2007:478).
1) Lakukan prosedur PPI dan pendekatan terapeutik pada klien
R/ dengan melakukan prosedur PPI akan memper kecil
kemungkinan Penularan infeksi nosokomial. Dan melalui pendekatan
terapeutik akan terjalin kerjasama yang kooperatif antara klien dan
petugas kesehatan.
2) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien
R/ ibu mempunyai haku ntuk mengetahui kondisi masa nifasnya saat
ini.
3) Berkolaborasi dengan dokter dan berikan terapi klien sesuai hasil
kolaborasi degan dokter R/memberikan terapi yang tepat pada klien, menurunkan
morbiditas dan mencegah komplikasi ibu dan bayi.
4) Berikan informasi tentang cara mengurangi nyeri dengan relaksasi, distraksi,
dan mobilisasi dini R/ dapat memberikan sensasi nyaman, mengurangi nyeri,
mengalihkan perhatian dari nyeri dan melatih diri untuk mobilisasi.
5) Motivasi klien dalam pemberian ASI eksklusif bayi R/ dengan memberikan
ASI eksklusif dapat mempercepat involusi uteri dan memberikan nutrisi
terbaik bagi bayi dalam 6 bulan pertama kehidupannya.
6) Fasilitasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari R/ dapat membantu klien
memenuhi kebutuhan nutrisi dan meningkatkan kenyamanan ibu serta
mencegah infeksi pada ibu.
7) Menjelaskanpadaibumengenaipersonalhygieneagaributetapmenjaga
7
kebersihankemaluannya,antaralaindengan:
a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b) Ajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air. Pastikan bahwa Ia mengerti untuk membersihkandaerah di sekitar
vulva terlebih dahulu, dan depan ke belakang,baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkanibu untuk membersihkan
din setiap kali selesai buang air kecilataubesar.
c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya
dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan balk,
dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
8) Jika ibu mempunyai luka, sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh daerah luka R/ dengan menjaga kebersihan kemaluannya dapat
menghindari infeksi pada ibu.
9) Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga asupan nutrisi dan cairannya
karena penting untuk pemulihan kondisi ibu dan untuk memperlancar ASI
ibu, antara lain dengan:
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui).
d) Pilzat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
10) Minum kapsu lvitamin A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI nya. R/ Nutrisi (protein) berperan penting dalam
proses involusi uterusserta baik untuk memperlancar ASI.
11) Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga pola istirahat karena penting
untuk pemulihan kondisi ibu,
a) Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
7
berlebihan.
b) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
Mengurangi jumlah ASI yang di produksi memperlambat proses
involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
12) Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri R/ Istirahat yang cukup berperan penting dalam proses
involusi uterus serta baik untuk memperlancar ASI
13) Menganjurkan pada ibu untuk selalu atau minimal setiap 2 jam untuk
menyusui bayinya dengan ASInya. R/ Agar nutrisi bayi tetap terpenuhi dan
mempercepat proses pemulihan involusi.
5. Data Fokus Asuhan Keluarga Berencana
a. Pengkajian
Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Varney,2007:442).
1) Data Subjektif
2) Data Subjektif adalah data yang diperoleh dari hasil pengkajian kepada
klien/pasien dengan teknik wawancara, keluarga, konsultan, dan tenaga
kesehatan lainnya serta riwayat sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian (Kemenkes,2017).
a) Biodata
(1)Nama Klien : untuk mengetahui identitas klien, jika klien pengunjung
lama, dapat memudahkan petugas untuk mencari rekammedik yang
terdahulu.
(2)Nama Suami: untuk mengetahui yang bertanggung jawab dan
pemberian persetujuan dalam setiap tindakan.
(3)Umur : untuk mengetahui usia klien saat ini sehingga dapat
memberikan rekomendasi jenis kontrasepsi yang tepat dan minim
efek samping. Salah satu kontraindikasi pemakaian kb suntik 1 bulan
7
e) Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi
kesehatan klien serta tingkat kenyamanan fisik klien. Informasi dari
hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk membuatkeputusa
nklinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan
atau perawatan yang paling sesuai dengan kondisiklien.
(1)Kepala – Wajah : pucat/tidak, terdapat oedema atau tidak
(2)Mata : simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda/pucat, sklera
putih atau tidak, fungsi penglihatan masih baik atau tidak.
(3)Payudara : simetris kanan dan kiri, ada/tidak benjolan abnormal
(4)Abdomen : Untuk mengetahui apakah terdapat luka bekas operasi
SC, adakah massa pada abdomen dan nyeri tekan.
(5)Glutea : Untuk mengetahui apakah glutea bersih, terdapat luka,
terdapat bekas luka, yang dapat mempengaruhi lokasi
penyuntikkan.
b. Interpretasi Data
Interpretasi data subyektif dan data obyektif yang telah diperoleh,
mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan diagnose berdasarkan interpretasi
yang benar atas data yang dikumpulkan. Diagnosa kebidanan ini dibuat sesuai
standard nomenklatur kebidanan. Dilakukanidentifikasi yang benar terhadap
diagnose atau masalah klien atau kebutuhan berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telahdikumpulkan. Kata “masalah dan diagnose”
keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnose tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana
asuhan kebidanan terhadap klien. Masalah bisa menyertai diagnose.
Kebutuhan adalah suatu bentuk asuhan yang harus diberikan kepada klien,
baik klien tahu ataupun tidak tahu (Kemenkes,2017).
Dx : P....Ab....Akseptor aktif/baru.........
Ds : diperoleh dari keterangan dan keluhan yang disampaikan ibu secara
7
langsung
Do : diperoleh dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan yang mengarah
kediagnosa.
Masalah : yang menyertai diagnosa dan keadaan pasien. Kebutuhan : kebutuhan
yang diberikan sesuai masalah yang ada dan tidak harus segera dilakukan.
c. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dibuat setelah
mengidentifikasi diagnosa atau masalah kebidanan yang berdasarkan data ada
kemungkinan menimbulkan keadaan yang gawat. Langkah ini membutuhkan
antisipasi dan bila mungkin dilakukan pencegahan.
Diagnosa potensial dan masalah potensial yang mungkin terjadi pada
ibuakseptor KB. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan. Penting untuk
melakukan asuhan yang aman (Kemenkes,2017).
d. IdentifikasiKebutuhanSegera,Kolaborasi,DanRujukan
Tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik tindakan
intervensi, tindakan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatanlain, atau
rujukan berdasarkan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan
dari proses penatalaksanaan kebidanan yang terjadi dalam kondisi emergensi.
Pada langkah ini mungkin saja diperlukan data baru yang lebih spesifik
sehingga mengetahui penyeba langsung masalah yang ada serta diperlukan
tindakan segera untuk mengetahui penyebab masalah. Jadi tindakan segera bisa
juga berupa observasi/pemeriksaan. Beberapa data mungkin mengidentifikasi
situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan
keselamatan jiwa ibu(Yanti,2017:23).
e. Intervensi
Rencana penatalaksanaan asuhan disusun setelah diagnose ditegakkan.
Pilihan intervensi efektif dipengaruhi oleh bukti-bukti klinik, keinginan dan
kepercayaan ibu, tempat dan waktu asuhan, perlengkapan, dan bahan dan obat-
obatan yang tersedia, serta biaya yang diperlukan (Oktarina,2016).
7
akan lebih
sulit untuk
diobati yaitu
ketika nyeri
sampai
menyebar
kedaerah
pelvis yang
menyebabkan
kesulitan
berjalan
sehingga
memerlukan
kruk ataupun
alat bantu
jalan lainnya
Tabel 2.7
asuhan kebidanan Ibu Bersalin
Terhadap Nyeri massage Scale (NRS) pada terhadap nyeri atau khawatir
Persalinan Di effelurage 30 responden persalinan kala terhadap rasa
Puskesmas dan kompres terdiri dari 15 I persalinan. nyeri yang
Kabupaten dingin responden Massage timbul pada saat
Pekalongan terhadap kelompok massage effleurage persalinan, nyeri
nyeri effleurage dan 15 lebih efektif persalinan
persalinan. kelompok kompres untuk dianggap nyeri
dingin menurunkan yang paling
nyeri menyakitkan
persalinan oleh ibu-ibu
dibanding yang baru
tindakan pertama kali
kompres mengalaminya
dingin pada
ibu bersalin
kala I fase
aktif.
Sehingga
diharapkan
ada sosialisasi
dan penerapan
metode ini
sebagai
alternatif
mengurangi
nyeri
persalinan non
farmakologi.
kala I
persalinan
5. Sri.2020. Teknik Tujuan Jenis penelitian pada asuhan rasa nyeri pada
Massage penelitian survey dengan kebidanan ibu bersalin
Efflurage Dapat untuk desain penelitian dengan kala I
Mengurangi mengetahui metode pre- manajemen
Nyeri Kala I manfaat eksperimen nyeri pada
Pada Ibu teknik dengan persalinan
Bersalin Di massage pendekatannya dengan
Puskesmas Efflurage onegroup pra-post massage
Halmahera Kota terhadap test design. efflurage
Semarang pengurangan Sampelnya ibu dapat
nyeri kala I bersalin di dijadikan
pada ibu puskesmas suatu
bersalin di Halmahera pada intervensi
puskesmas bulan September - dalam
Halmahera November 2019 manajemen
Tahun 2019. berjumlah 68 sensasi nyeri
orang secara persalinan
Accidental pada asuhan
Sampling. sayang ibu.
Tabel 2.8
EBM pada asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir
huan
ibu
dengan
cara
perawat
an tali
pusat.
tangan
bukan
hanya
dalam
perawatan
tali pusat
saja
dalam hal
semua
tindakan
yang
dilakukan
kemanusi
a wajib
untuk
mencuci
tangan,
guna
meningka
tkan
derajat
kesehatan
masyarak
at.
Puskes Kabupa
mas ten
Gebang Cirebon
tahun tahun
2018 2018
Tabel 2.9
EBM pada asuhan kebidanan Ibu Nifas
sesudah bertujuan
dilakukan untuk
kompres melakuka
hangat. p n terapi
value penyembu
0,003 (p < han.
0,05). Selain
Terapi dapat
kompres menguran
dingin gi nyeri,
lebih kompres
efektif hangat
dalam juga dapat
mengatasi digunakan
nyeri luka untuk
perineum menenang
pada ibu kan ibu
post postpartu
partum m
dibanding terhadap
kan kecemasa
dengan n dan
terapi ketakutan
kompres yang
hangat. dialami
2 Susilawa Tujuan Desain penelitian Hasil Melakuka
. ti 2019 penelitia menggunakan quasy penelitian n kegiatan
Efektifit n ini experiment dengan ini secara
as untuk rancangan one group menunjuk rutin pada
Kompre mengeta pretest and posttet kan setiap
s Hangat hui design dengan uji bahwa nifas
Dan efektifita Mann Whitney. terdapat untuk
Kompre s Penelitian ini perbedaan mengerti
s Dingin kompres dilakukan pada bulan antara tentang
Terhada hangat Januari-Juni 2018. terapi perawatan
p dan Jumlah sampel kompres masa nifas
Intensita kompres penelitian yaitu 30 hangat ,
s Nyeri dingin orang, 15 orang dan kebersiha
Luka terhadap kelompok kompres kompres n masa
Perineu intensita hangat dan 15 orang dingin nifas
m Pada s nyeri kelompok kompres dengan
Ibu Post luka dingin. Populasi perbedaan
Partum perineu penelitian yaitu ibu penuruna
Di Bpm m pada post partum yang n
Siti ibu post mengalami luka intensitas
Julaeha partum. perineum di BPM Siti nyeri
Pekanba Julaeha. Teknik dengan
ru pengambilan sampel nilai rata-
menggunakan rata 1,33
purposive sampling. lebih kecil
9
dirumah,Pemberian n yakni
penyuluhan ini ibu nifas
membuat ibu nifas dapat
menjadi antusias memaham
Untuk menjaga i dan bisa
kebersihan diri memprakt
dimasa Nifas. ekkan
cara
menjaga
kebersiha
n diri
dimasa
nifas
melalui
pemberia
n
penyuluha
n dan
pelatihan.
4 Febi.202 untuk Jenis penelitian Pelaksana Diharapka
. 2. mengeta bersifat deskriptif an n bagi
Pendidik hui dengan menggunakan Personal pasien
an pelaksan metode penelitian hygiene di yang telah
Kesehat aan dan kualitatif. RSUD memaham
an menamb Kabupate i tentang
Tentang ah n personal
Personal pengeta Tangeran hygiene
hygiene huan g ditinjau dapat
Pada Ibu pasien dari menerapk
Nifas Di dan struktur, an
Ruang keluarga proses penatalaks
Aster tentang dan anaan
Rsu perawata output personal
Kabupat n vulva yang hygiene
en dan dilaksana seacara
Tangera personal kan cukup mandiri
ng hygiene baik pada dirumah
pada ibu persalinan maupun di
nifas di spontan rumah
RSU maupun sakit.
Kabupat pada
en persalinan
Tangera pasca
ng operasi
caesar.
5 Catur.20 Tujuan Bersifat analitik Hasil Diharapka
. 19. penelitia dengan rancangan penelitian n kepada
Hubung n untuk Cross Sectional. didaptaka ibu
an mengeta n selama
Pemenu hui distribusi masa nifas
9
Tabel 2.10
EBM pada asuhan kebidanan Keluarga Berencana
BAB III
TINJAUAN KASUS
ditemukan pada pola istirahat tidak ada. Riwayat psikososial : ibu mengatakan
kehamilan ini diharapkan dan direncanakan, sosial support dari suami, masalah
psikososial tidak ada.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, berat badan sebelum hamil 49 kg, tinggi badan 154 cm, berat
badan sekarang 55 kg, lingkar lengan atas 24 cm, IMT 20,9 kg/m2. Tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi78x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu 36,7 ˚C.
Pemeriksaan selanjutnya secara lengkap didapatkan rambut bersih, tidak
rontok dan tidak ada ketombe, muka simetris tidak ada oedema, mata
konjungtiva normal sclera tidak ikterik ,mulut dan gigi bersih tidak ada caries
dan gigi berlubang, telinga simetris, tidak ada kelainan, leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis, payudara simetris, tidak ada
benjolan, aerola hiper pigmentasi, abdomen tidak ada bekas operasi,
ekstremitas tidak oedema, dan varisestidak ada, genetelia tidak ada pengeluaran
pervaginam, tidak hemoroid dan tidak oedema. Dilakukan pemeriksaan palpasi
dengan hasil: Leopold I bagian atas teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong) TFU 26 cm, Leopold II bagian kanan ibu teraba panjang dan ada
tahanan (punggung), bagian kanan teraba kecil-kecil (ekstremitas), Leopolad
III bagian terbawah janin teraba bulat, keras, melenting (kepala), Leopold IV
bagian terbawah janin belum masuk panggul.Auskultasi denyut jantung (+)
136x/ menit (teratur, kuat). Perkusi reflek patella positif
(kanan/kiri)Pemeriksaan penunjang pada trimester II laboratoirium Hb 12 gr/dl,
Hepatitis (-) negatif, sipilis (-) negatif, HIV (negatif) dan ibu sudah pernah
melakukan USG.
2. Analisa Masalah/Interpretasi Data Dasar
a)
Diagnosa: G2 P1 A0 hamil 29-30 minggu, janin tunggal hidup, intra uterin
presentasi kepala.
Data dasar:
(1) Ibu mengatakan ini kehamilan ke-2
(2) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 02 -3- 2022, tafsiran
persalinan 09-12-2022.
(3) Tinggi fundus uteri (TFU): 26 cm.
9
perdarahan pervaginam dan keluar air-air yang tidak biasa. Apabila ada tanda-
tanda seperti itu maka ibu segera ke tenaga kesehatan atau ke bidan.
c. Menganjurkan ibu untuk kompres hangat saat nyeri
d. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
e. Menganjurkan ibu untuk mendapatkan nutrisi yang cukup dan pola makan
yang baik.
f. Memberikan suplementasi tambahan berupa Novabion tablet 1 x 1 tablet
sehari, kalk tablet 1 x 1 tablet sehari diminum di malam hari.
g. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
7. Evaluasi
a. Ibu telah mengetahui kesimpulan hasil pemeriksaan
b. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan mengenai tanda-tanda bahaya
kehamilan trimester III.
c. Ibu mau mengikuti anjuran untuk kompres hangat
d. Ibu bersedia untuk mempertahankan pola istirahat.
e. Ibu bersedia untuk meningkatkan pola nutrisi dan pola makan gizi seimbang.
f. Ibu bersedia mengkonsumsi obat yang telah diberikan.
g. Ibu telah mengetahui jadwal dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
b. Kunjungan Kedua Tanggal 20 november 2022 di BPM Nuraidah
Pada kunjungan ulang kedua pada tanggal 20 november 2022 ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, pergerakan janin aktif dan tidak
ada keluhan. HPHT 02-03-2022, Taksiran Persalinan (TP) pada tanggal 09-12-
2022, masalah lain tidak ada. Riwayat persalinan dan nifas yang lalu, ibu
mengatakan ibu hamil anak ke-2, tidak pernah mengalami abortus pada kehamilan
sebelumnya. Pemeriksaan kehamilan saat ini yang ke-2. Usia kehamilan 37-38
minggu.
9
Pada pemeriksaan fisik didapat Keadaan Umum baik, Tekanan darah 85/65
mmHg, Pernapasan 21 x/menit, Nadi 85 x/ menit, Suhu tubuh 36,4°C, Turgor
baik, Tinggi Badan 156 cm, Berat Badan 58 kg, TBJ 2480 gram, DJJ 136
X/menit. Pemeriksaan secara head to toe, didapatkan muka tidak oedem dan tidak
pucat, konjungtiva merah muda. Pada pemeriksaan kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening tidak ada pembesaran.
Pemeriksaan abdomen pembesaran sesuai dengan usia kehamilan. Pada
pemeriksaan palpasi didapat Leopold I TFU 30 cm, teraba bokong. Leopold II
bagian kanan perut ibu teraba punggung (keras, rata dan memanjang), sebaliknya
pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ektremitas). Pada
bagian terbawa janin kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP) dan lebih
banyak. Taksiran berat badan janin 3.000 gram. Auskultasi DJJ 144 x/ menit,
teratur, kuat. Pada pemeriksaan ektremitas tidak tampak cacat. Reflek patella
positif kanan kiri. Akral normal dan pemeriksaan anogenitalia tidak dilakukan.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di Puskesmas Simpang IV Sipin hasil HB:
12,6 gr%, HbsAg: Non Reaktif, HIV: Non Reaktif, Sipilis: Non Reaktif, Protein
Urine: Negatif, Reduksi: Negatif.
1) Interpretasi Data Dasar
a) Diagnosa: G2 P1 A0 H2 Hamil 37-38 minggu, janin tunggal hidup, intra
uterin, presentasi kepala.
Data dasar:
(1) Ibu mengatakan ini kehamilan ke-2, tidak pernah keguguran.
(2)Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 02-03-2022,
Taksiran Persalinan 09-12-2022.
(3)Tinggi fundus uteri (TFU): 30 cm
(4) Leopold I: teraba lunak, tidak melenting (bokong).
(5) Leopold II: bagian kanan perut teraba punggung (keras, rata, dan
memanjang), pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil
janin (ektermitas).
(6) Leopold III: teraba kepala (bulat, keras, melenting) pada bagian
terbawah janin dan kepala sudah terpegang oleh pintu atas panggul
1
(7) Leopold IV: sebagian besar sudah masuk pintu atas panggul
(Divergen) (8)DJJ: 144 x/menit, terdengar kuat dan teratur.
(9)Ibu merasakan gerakan janin aktif
2) Masalah potensial
Tidak ada.
3) Tindakan segera
Tidak ada.
4) Perencanaan
a) Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
b) Ingatkan ibu tanda bahaya pada kehamilan trimester III
c) Jelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda persalinan seperti: rasa mules,
semakin sering dan lama teratur, terasa nyeri perut bagian bawah
menjalar ke pinggang dan mengeluarkan lendir campur darah.
d) Jelaskan kepada ibu mengenai persiapan persalinan seperti
mempersiapkan pakaian ibu dan pakaian bayi dalam tas agar
memudahkan pada saat ibu akan bersalin.
e) Berikan suplementasi tambahan berupa Novabion 1x1 tablet sehari, kalk
1x1 tablet, Laktafit 1x1 tablet (untuk persiapan ASI)
f) Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang setiap minggu atau
apabila ada keluhan serta jika sudah ada tanda-tanda melahirkan.
g) lakukan pendokumentasian.
5) Pelaksanaan
a) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu tekanan darah: 100/70
mmhg, Nadi 85x/menit, suhu: 36,4°C, pernapasan 21x/menit, TB: 154
cm, BB: 58 kg, IMT 20,9 kg/M2, usia kehamilan ibu 37-38 minggu, TBJ
3.000 gram, DJJ 144 x/menit teratur dan kuat. Ibu dan janin dalam
keadaan baik.
b) mengingatkan ibu tanda bahaya pada kehamilan trimester III
c) Menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda persalinan seperti: rasa
mules, semakin sering dan lama teratur, terasa nyeri perut bagian bawah
menjalar ke pinggang dan mengeluarkan lendir campur darah.
1
satu bagian besar janin, agak bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II
sebelah kanan teraba seperti papan (punggung) sebelah kiri teraba bagian besar
panjang keras bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold III teraba bagian besar
janin bulat keras (kepala) sudah masuk PAP, Leopold IV teraba divergen. DJJ
positif, frekuensi 140 x/menit, teratur. Ekstremitas atas tidak ada edem, telapak
tengan tidak pucat, kuku tidak kebiruan dan tidak kekuningan. Ekstremitas
bawah simetris, reflex patella positif kanan dan kiri, tidak ada varises kanan
dan kiri. Pada pemeriksaan anogenitalia tidak ada oedem. Tidak ada varises,
tidak ada pembesaran kelenjar Bartolin dan tidak ada pembesaran kelenjar
skene, vulva bersih, anus tidak ada pembesaran vena atau hemoroid, didapatkan
porsio mulai menipis, ketuban (+) pembukaan 5 cm, presntasi kepala,
penurunan kepala Hodge II, pergerakan janin baik, tidak ada molase,
pengeluaran lender bercampur darah.
b. Analisa Masalah / Interpretasi Data Dasar
Diagnosa G2 P1 A0 H1 hamil 39-40 minggu, inpartu kala I fase aktif janin
tunggal hidup intra uterine presentasi kepala.
c. MasalahPotensial Tidak Ada
d. Tindakan Segera
Tidak ada
e. Perencanaan
1) Lakukan informed consent pada ibu dan keluarga/suami.
2) Jelaskan hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan.
3) Ajarkan keluarga untuk melakukan massage eflurance untuk emngurangi
nyeri kala I
4) Berikan Asuhan Sayang Ibu Kala I meliputi:
a) Berikan dukungan dan semangat pada ibu serta menghadirkan suami
untuk mendampingi ibu dalam proses persalinan.
b) Ajarkan tehnik relaksasi dan pengaturan napas dalam terutama saat ada
kontraksi.
c) Masase, pijat pungung dan ekstremitas ibu
d) Anjurkan suami untuk mendampingi ibu dalam proses persalinan
1
dengan mata melihat ke perut dan mata jangan dipejamkan dan berhenti saat
tidak ada his.
5) Berikan dukungan dan pujian kepada ibu untuk usahanya dalam meneran
dan ibu terlihat semangat untuk meneran karena didampingi oleh suami.
6) Pimpin ibu meneran, menolong persalinan Kala II dan melahirkan bayi.
f. Pelaksanaan.
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga ibu sudah
saatnya melahirkan dan pembukaan sudah lengkap, ketuban pecah sendir,
kepala bayi sudah tampak dan ibu sudah boleh meneran.
2) Mendekatkan alat-alat, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi.
3) menyiapkan perlengkapan alat pelindung diri (APD) yaitu celemek, masker,
kaca-mata, sepatu boat dan handscoon
4) Mengajarkan ibu teknik mengedan yang baik seperti yang dibimbing
sebelumnya yaitu meneran seperti BAB keras, pada saat ada his dengan
merangkul kedua paha dengan tangan dimasukkan kedalam lipatan siku
kaki, kepala diangkat dengan mata melihat keperut dan mata jangan
dipejamkan dan berhenti saat tidak ada his.
5) Memberikan dukungan dan pujian kepada ibu untuk usahanya dalam
meneran dan ibu terlihat semangat untuk meneran karena didampingi suami.
6) Memimpin ibu meneran, menolong persalinan kala II melahirkan bayi:
a) Melihat adanya tanda persalinan kala II
b) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru
lahir. Untuk asfiksia: tempat tidur datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk
bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh
bayi.
c) Memakai APD seperti celemek, masker, kaca mata dan sepatu boat.
d) Melepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan tangan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
e) Memakai sarung tangan DTT
1
g. Evaluasi
1) Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Alat-alat, obat-obatan, perlengkapan bayi dan bayi telah didekatkan.
3) Perlengkapan APD telah dipakai.
4) Ibu telah dijelaskan tehnik meneran dan ibu mengerti.
5) Suami dan keluarga mendampingi ibu memberi semangat dan dukungan
dan pujian kepada ibu telah dilakukan.
6) Ibu telah di pimpin meneran, persalinan kala II telah dilakukan dan bayi
lahir spontan Pukul 18.20 Wib, jenis kelamin laki-laki. Afgar skore 7/9
d. Tindakan Segera
Tidak Ada
e. Perencanaan
1) Beritahu ibu seluruh hasil pemeriksaan.
2) Lakukan pemeriksaan pada jalan lahir dengan menggunakan kasa untuk
melihat adanya laserasi jalan lahir dan lakukan penjahitan pada luka robek
jalan lahir.
3) Lakukan pengecekan ulang dengan menggunakan kasa steril untuk melihat
adanya perdarahan atau tidak.
4) Bersihkan ibu dari darah dengan menggunakan air DTT dan melakukan
dekontaminasi tempat tidur dengan larutan klorin, hasilnya ibu telah
dibersihkan dan tempat tidur juga telah dibersihkan.
5) Rendam alat-alat persalinan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
6) Observasi keadaan ibu.
7) Berikan nutrisi dan hidrasi yang cukup kepada ibu.
8) Ajarkan ibu massase fundus uteri agar tidak terjadi atonia uteri, yaitu
dengan cara meletakkan telapak tangan difundus dan lakukan massase
dengan gerakan melingkar dengan lembut sehingga uterus berkontraksi
(fundus teraba keras) dan beritahu ibu jika fundus teraba lembek
menandakan kontraksi kurang baik segera memberi tahu petugas/bidan.
9) Berikan ibu suplemen tambahan.
10) Jelaskan tanda bahaya nifas.
11) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, minimal setiap 2
jam sekali di kedua payudara.
12) Lakukan pemantauan Kala IV telah dilakukan selama 1-2 jam postpartum.
1
f. Pelaksanaan.
1) Memberitahu ibu seluruh hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik, tanda-
tanda vital normal, dan akan dilakukan penjahitan pada robekan jalan lahir,
hasilnya ibu mengetahui kondisinya.
2) Melakukan pemeriksaan pada jalan lahir dengan menggunakan kain kassa
untuk melihat adanya laserasi jalan lahir dan lakukan penjahitan pada luka
robek jalan lahir.
3) Melakukan pengecekan ulang dengan menggunakan kassa untuk melihat
adanya perdarahan atau tidak.
4) Membersihkan ibu dari darah dengan menggunakan air DTT dan melakukan
dekontaminasi tempat tidur dengan larutan klorin.
5) Merendam alat-alat persalinan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
6) Mengobservasi tanda-tanda vital, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30
menit pada jam ke dua postpartum.
7) Memberikan nutrisi dan hidrasi yaang cukup pada ibu.
8) Mengajarkan ibu cara massase fundus uteri agar tidak terjadi atonia, yaitu
dengan cara meletakkan telapak tangan difundus dan lakukan massase
dengan gerakan melingkar dengan lembut sehingga uterus berkontraksi
(fundus uteri teraba keras) dan beri tahu ibu jika fundus teraba lembek
menandakan kontraksi kurang baik dan segera beri tahu petugas/bidan.
9) Memberikan ibu suplemen tambahan yaitu B12 tablet 3 x 1 tablet sehari, B
complek 3x sehari 1tablet, Laktafit tablet 2 x 1 tablet sehari (Pelancar Asi),
Asam mefenamat 3 x sehari 1 tablet. Ibu tidak di berikan Antibiotika karena
ada riwayat alergi.
10) Menjelaskan tanda bahaya nifas yaitu perdarahan, uterus tidak berkontraksi
(atonia uteri), keluar cairan berbau, demam, sakit kepala yang hebat dan
kejang.
11) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, minimal
setiap 2 jam sekali di kedua payudara.
12) Melakukan pemantauan kala IV telah dilakukan selama 1-2 jam postpartum.
1
g. Evaluasi
1) Ibu mengetahui kondisinya saat ini.
2) Penjahitan perineum telah dilakukan.
3) Pengecekan ulang dengan menggunakan kassa untuk melihat adanya
perdarahan sudah dilakukan hasilnya tidak ada perdarahan.
4) Ibu telah dibersihkan dan tempat tidur sudah dibersihkan.
5) Alat-alat persalinan telah direndam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
6) Observasi tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama postpartum dan
setiap 30 menit pada jam ke dua postpartum telah dilakukan
7) Nutrisi dan hidrasi yang cukup telah diberikan kepada ibu.
8) Ibu telah mengetahui cara massase fundus uteri dan ibu dapat melakukan
massade fundus uteri.
9) Ibu telah minum obat yang telah diberikan.
10) Ibu telah mengetahui tanda dan bahaya nifas.
11) Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
12) Pemantauan Kala IV telah dilakukan dan tidak di temukan tanda-tanda
kegawatdaruratan.
pernafasan cuping hidung, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar getah bening, dada simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi dinding
dada dan tidak ada hernia diafragma, punggung tidak ada spina bifida,
ekstremitas atas dan bawahsimetris tidak ada kelainan sindaktili, polidaktili dan
andaktili, genitaliatestis sudah turun keskrotum, anus positif, kulit turgor baik,
warnakemerahan. Refleks moro positif, refleks rooting positif, reflex walking
positif, reflex grasp/plantar positif, reflex sucking positif, reflex tonikneck
positif, reflex babinsky negatif
b. Analisa Masalah / Interpretasi Data
Dasar Diagnosa : Bayi lahir normal 6
jam
c. Masalah Potensial
Tidak Ada
d. Tindakan Segera
Tidak Ada
e. Perencanaan
1) Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
2) Mandikan bayi dengan menggunakan air hangat.
3) Jaga kehangatan dan kebersihan bayi dengan segera mengganti popok bayi
bila bayi BAB dan BAK dengan popok kering yang baru.
4) Berikan imunisasi HB0.
5) Lakukan perawatan tali pusat.
6) Berikan nasehat pada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi di rumah
serta perawatan tali pusat.
7) Ajarkan kepada ibu berbagai posisi menyusui yang dapat di praktikkan dan
memberitahu perlekatan antara mulut bayi dan puting yang benar.
8) Menginformasikan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.
f. Pelaksanaan
1) menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
2) Memandikan bayi dengan menggunakan air hangat.
3) Menjaga kehangatan dan kebersihan bayi dengan segera mengganti popok
bayi bila bayi BAB dan BAK dengan popok kering yang baru.
1
b. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Umur 7 Hari (KN-II) Tanggal 13
Desember 2022 Pukul 16.00 Wib.
1) Pengumpulan data dasar
Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, bayi mau menyusui,
tidak rewel. Tali pusat sudah terlepas dan kering. Keadaan umum: Frekuensi
denyut jantung 130 x/ menit, suhu 36,4°C, pernapasan 40 x/ menit, berat
badan 3200 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada
34 cm, BAB 3-4 kali sehari, BAK 6-8 kali sehari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan mata bersih, tidak ada sekret, sklera
putih, konjuctiva merah muda, tidak ada pernapasan cuping hidung, mukosa
bibir lembab, bibir kemerahan, reflek sucking dan swallowing baik, tidak
ada oral trash, lidah bersih, tidak ada retraksi dada, pernapasan teratur, perut
tidak kembung, tali pusat sudah kering dan lepas, tidak ada tanda-tanda
infeksi dan
1
tidak ada perdarahan. Genitalia bersih, tidak ada kelainan pada ekstremitas,
warna kulit kemerahan.
2) Interpretasi Data Dasar
Diagnosa: Baru lahir normal umur 7 hari.
3) Masalah Potensial
Tidak ada
4) Tindakan Segera
Tidak ada
5) Perencanaan
a) Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
b) Jaga kebersihan bayi dengan cara memandikan bayi, mengganti pakaian
bayi jika basah.
c) Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin dan
setelah selesai menyusui bayi disendawakan.
d) Beri tahu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.
6) Pelaksanaan
a) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
b) Menjaga kebersihan bayi dengan cara memaandikan bayi, mengganti
pakaian bayi jika basah.
c) Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin dan
setelah selesai menyusui bayi disendawakan.
d) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir seperti: pemberian
ASI sulit, pernapasan lebih cepat > 60 x / menit, suhu badan yang tinggi,
tali pusat merah dan bernanah, mata bengkak, kemungkinan infeksi
bakteri, Berat badan rendah, diare.
7) Evaluasi
a) Ibu dan keluarga mengerti tentang hasil peemeriksaan.
b) Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat melakukannya
dengan baik.
c) Ibu akan menyusui bayinya sesering mungkin dan segera
menyendawakan bayinya setelah menyusui.
1
penglihatan. Hidung bersih tidak ada polip. Pada bagian muka tidak tampak
kelainan. Mulut bersih tidak ada karies dan stomatitis. Telinga bersih tidak
ada pengeluaran serumen. Pada pemeriksaan kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening tidak ada pembesaran. Pemeriksaan payudara simetris, puting
susu bersih dan menonjol kanan dan kiri. Areola mamae hiperpigmentasi,
pengeluaran kolostrum ada sedikit, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus
baik, lokhea rubra, bau khas, konsistensi cair, kandung kemih kosong.
Terdapat luka jahitan perineum dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
2) Interpretasi Data dasar
a) Diagnosa: P2 A0 post partum normal 6 jam
b) Masalah: nyeri pada luka jahitan.
c) Kebutuhan: KIE tentang perawatan luka lacerasi dan ajarkan teknik
relaksasi.
3) Masalah Potensial
Tidak ada.
4) Tindakan Segera
Tidak ada
5) Perencanaan
a) Informasikan dan jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Beritahu ibu tentang perubahan fisiologis pada masa nifas
c) Beritahu ibu tanda bahaya nifas
d) Ajarkan ibu cara perawatan luka perineum.
e) Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah
perineum.
f) Anjurkan ibu mobilisasi dini secara bertahap.
g) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
h) Anjurkan ibu untuk makan-makanan bergizi seimbang dan tinggi protein.
i) Ajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar serta menyusui
sesering mungkin.
j) Informasikan kepada ibu mengenai perawatan bayi.
k) Informasikan ibu tentang ASI Ekslusif.
1
b. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Hari ke-7, Tanggal 13 desember 2022 pukul
16.00 Wib
1) Pengumpulan Data Dasar
Ibu mengatakan luka jahitan sudah kering dan tidak nyeri lagi, bayi
menyusu dengan kuat, ASI keluar banyak. Keadaan umum: baik, Tekanan
darah; 106/ 67 mmHg, Nadi 84 x/menit, suhu 36,4°C, pernapasan 20
x/menit, Muka tidak oedem, tidak pucat, Konjuctiva: merah muda, sklera
tidak ikterik, payudara: tidak ada pembengkakan, ASI keluar lancar. Palpasi
abdomen: TFU pertengahan pusat simpisis, kontraksi baik, lochea
sanguinolenta, pada perineum luka jahitan tampak kering, bersih, tidak
kemerahan, dan tidak ada nanah. Pemeriksaan penunjang Hb: 12 g/dl
2) Interpretasi Data
Diagnosa: P2 A0 post partum normal hari ke-7.
3) Masalah Potensial.
Tidak ada
4) Tindakan segera
Tidak ada
5) Perencanaan
a) Informasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Beritahu ibu kembali kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas.
c) Ingatkan kembali kepada ibu mengenai perawatan bayi.
d) Ingatkan kembali tentang perawatan perineum.
e) Ingatkan kembali kepada ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada
bayinya.
f) Ingatkan kembali tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
g) Anjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
6) Pelaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu
Keadaan umum: baik, Tekanan darah: 106/76 mmHg, Nadi:84 x /menit,
Suhu 36,4
°C, pernapasan 20 x/ menit. Tinggi fundus uteri: Pertengahan pusat
1
c Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Hari ke-27, Tanggal 03 Januari 2023 Pukul
16.15 Wib.
1) Pengumpulan Data Dasar
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ASI lancar. Keadaan umum ibu
baik. Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 82 x/menit, suhu 36,2°C,
pernapasan 20 x/menit, BB 42 kg. Muka: tidak oedem, tidak pucat,
konjuctiva merah muda, sklera tidak ikterik. Payudara: tidak ada
pembengkakan, ASI keluar lancar. Palpasi abdomen TFU: tidak teraba,
pengeluaran pervaginam lochea alba, pada perineum luka jahitan bersih,
tidak kemerahan, tidak ada nanah, dan sudah kering. Ekstremitas tidak
oedema.
2) Interpretasi Data dasar
Diagnosa: P2 A0 post partum normal hari ke-27
3) Masalah Potensial.
Tidak ada.
4) Tindakan Segera.
Tidak ada.
5) Perencanaan
a) Informasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Pastikan ibu memberikan ASI ekslusif pada bayinya dan tidak
mengalami kesulitan dalam memberikan ASI pada bayinya.
c) Ingatkan ibu kembali untuk menjaga kebersihan daerah genetalia.
d) Ingatkan ibu untuk tetap meningkatkan asupan makanan yang bergizi
dan tinggi protein.
e) Berikan pada ibu tentang penjelasan metode kontrasepsi pasca salin, dan
memastikan ibu memilih salah satu metoda kontrasepsi.
f) Beritahu ibu kapan diperbolehkannya melakukan hubungan seksual.
g) Anjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
1
6) Pelaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Memastikan ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan tidak
mengalami kesulitan dalam memberikan ASI pada bayinya.
c) Mengingatkan kembali tentang tentang perawatan perineum dengan cara
sering menganti pembalut dan celana dalam minimal 2 x sehari atau bila
lembab dan membersihkan vagina dengan air bersih dari depan ke
belakang.
d) Mengingatkan ibu untuk tetap meningkatkan asupan makanan bergizi dan
tinggi protein karena makanan yang bergizi berguna untuk meningkatkan
kesehatan ibu, penyembuhan luka, serta meningkatkan produksi ASI
e) Memberikan ibu penjelasan tentang metode kontrasepsi pasca salin, dan
memastikan ibu memilih salah satu metode kontrasepsi.
f) Memberitahu ibu kapan diperbolehkannya melakukan hubungan seksual
yaitu setelah darah tidak lagi keluar dan ibu tidak merasa sakit saat
memasukkan jari ke dalam vagina, dan pastikan ibu berKB supaya tidak
terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
g) Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
7) Evaluasi
a) Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan tidak mengalami dalam
memberikan ASI pada bayinya.
c) Ibu bersedia untuk selalu menjaga kebersihan daerah genetalia.
d) Ibu mengerti dan akan menerapkan anjuran yang diberikan untuk tetap
meningkatkan asupan makanan selama masa nifas.
e) Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan mengenai metode
kontrasepsi pasca salin, dan ibu memilih salah satu metode kontrasepsi
yaitu KB suntik 3 bulan.
f) Ibu sudah mengerti kapan waktu yang diperbolehkan untuk melakukan
hubungan seksual dan akan ber KB
g) Ibu bersedia untuk kontrol ulang jika ada keluhan
1
BAB IV
PEMBAHASAN
128
1
2. Interpertasi Data
Diagnosa kebidanan G2P1A0H1 hamil 29-30 minggu, janin tunggal hidup
intra uterin, presentasi kepala. Hal ini didasari dari pengkajian data yaitu ibu
mengatakan ini kehamilan keduanya dan tidak pernah keguguran,HPHT tanggal
02 Maret 2022, Taksiran Persalinan 09 Desember 2022, TFU 29 cm, Palpasi
abdomen teraba dua bagian besar yaitu kepala dan bokong, DJJ 134 x/ menit
terdengar kuatdan teratur. Ibu merasakan gerakan janin aktif dan tidak ada nyeri
perut, Leopold I (bokong), Leopold II bagian kanan (punggung), bagian kiri
(ekstremitas), Leopolad III (kepala), Leopold IVbagian terbawah janin sudah
masuk panggul. Dan tidak ditemukan masalah sehingga tidak membutuhkan
kebutuhan segera.
3. Diagnosa Potensial
Tidak dilakukan
4. Antisipasi/Tindakan Segera/Kolaborasi
Tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan
karena tidak ditemukannya indikasi dalam kehamilan trimester III untuk
dilakukan tindakan segera.
5. Perencanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny.M yaitu menjelaskankeluhan yang
dirasakan ibu yaitu nyeri punggung, ibu dianjurkan untuk melakukan kompres
hangat. Menurut Hanifa (2022) paritas juga ada hubungannya dengan kejadian
nyeri punggung pada ibu hamil karena, semakin tinggi paritas resiko kejadian
nyeri punggung akan meningkat. Kejadiannya akan memburuk otot-otot ibu hamil
menjadi lemah sehingga akan gagal menompang rahim yang membesar panas
yang menyebabkan menurunkan kekentalan darah, pelebaran pembuluh darah,
melunakan ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan
meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon hamgat ini dapat memberikan efek
rileks terhadap tubuh.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sari (2016) terapi pemberian
kompres hangat yang dapat menurunkan skala nyeri pada penderita hangat dalam
pengobatan dapat dilakukan dengan transfer energi termis ke tubuh dapat melalui
1
konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Energi panas akan masuk ke dalam
jaringan kulit dalam bentuk berkas cahaya secara konduksi dan radiasi, kemudian
akan menghilang di daerah jaringan yang lebih dalam berupa panas. Panas tersebut
kemudian diangkut ke jaringan lain dengan cara konveksi oleh cairan tubuh
keseluruh jaringan tubuh.
Penelitian Rizki, et al, 2017. Hubungan Suplementasi Tablet Fe Dengan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Air Dingin Kota
Padang, Pemberian tablet Fe sesuai dengan standar pelayanan dan diiringi pola
makan yang baik akan memberikan pengaruh terhadap kadar hemoglobin ibu
hamil yaitu berkurangnya jumlah ibu hamil yang mengalamai anemia. tablet fe
Kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat terutama selama trimester II dan III
disebabkan saat kehamilan terjadi peningkatan volume darah dan volume plasma.
Hal ini akan menyebabkan terjadinya hemodilusi atau pengenceran sel darah dan
penurunan kadar hemoglobin. Jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan
cadangan dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan
sehingga diperlukan penambahan asupan zat besi melalui suplementasi tablet Fe
untuk membantu mengembalikan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
6. Penatalaksanaan
Pada tahap ini dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun
oleh penulis adalah: Melakukan informed consent untuk melakukan tindakan
Tetap menjaga protocol kesehatan dengan mencuci tangan, memakai masker dan
menjaga jarak. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sehat,
Tekanan darah 110/70 mmHg ,nadi78x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu
36,7˚C. Leopold I bokongTFU 29 cm, Leopold II bagian kanan punggung, bagian
kiri ekstremitas janin, Leopolad III kepala, Leopold IV bagian terbawah janin
sudah masukpanggul. Memberikan KIE kepada ibu tentang Tanda-tanda
bahayaTM III, menjelaskan mengenai tanda-tanda bahaya pada TM III antar
lainperdarahan pervaginam, sakit kepalayang berat, penglihatan kabur,
preeklamsi, gerak janin berkurang, nyeri perut yang hebat, KPD.
Menjelaskankepada ibu tentang tanda-tanda persalinan, antara lainterjadinya
kontraksi secara terus menerus, ada pengeluaran lenderdarah, ibuterasa ingin
BAB. Menganjurkan ibu untuk diet karbohidrat dan memperbanyak
1
serat seperti sayur dan buah. Memberikan support kepada ibu, bahwa ibu bias
melewati kehamilan ini hingga proses persalinan yang aman dan lancer.
Mengajarkan ibu senam hamil. Minum tablet tambah darah secara teratur. Dengan
demikian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dilahan.
7. Evaluasi
Evaluasi pada kasus Ny. M adalah informed consent sudah dilakukan,ibu
mengerti kondisi ibu dan janinnya dalam keadaan yang baik, serta detak jantung
janin dapat didengar dengan teratur, ibu telah paham mengenai tanda bahaya TM
III , ibu dapat menyebutkan 3 tanda bahaya yaitu perdarahan, ketuban pecah dini,
tekanandarah tinggi, ibu telah memahami tentang persiapan persalinan. Ibu dapat
menyebutkan beberapa hal terkait persiapan persalinan seperti ibu harus
memasukkan baju bayi dan baju ibu serta keperluan lainnya dalam satu tas
kemudian di letakkan ditempat yang mudah dijangkau agar memudahkan pada
saat berangkat ketempat bidan jika tanda–tanda persalinan sudah muncul, telah
dijelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan, antara lain terjadinya
kontraksi secara terus menerus, ada pengeluaran lender darah, ibu terasa ingin bab,
ibu bersedia diet karbohidrat, ibu sangat antusias melakukan senam hamil, ibu
dengan senang hati menerima support mental yang telah diberikan danterlihat
bahagia atas kehamilan sekarang, ibu mengatakan akan melakukan kunjungan
ulang jika ada keluhan atau sudahada tanda-tanda persalinan, sudah dilakukan
pendokumentasiaan. Secara keseluruhan, penulis berpendapat bahwa kehamilan
Ny.M berjalan dengan baik dan tidak terjadi factor resiko. Hal ini terjadi karena
dilakukannya asuhan kebidanan yang berkesinambungan pada Ny.M.
2. Interpretasi Data
Diagnosa kebidanan dalam kasus ini adalah Ibu inpartu kala I fase aktif,
janin tunggal hidup intra uterine presentasi kepala. Diagnosa ditegakkan
berdasarkan anamnesa pasienya pemeriksaan dalam dengan hasil vulva/uretra
tidak ada kelainan, ada pengeluaran lender bercampur darah, tidak ada bekas luka
parut dari vagina, portio menipis,pembukaan 5 cm, ketuban (+) belum pecah,
hodge II, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat. Denyut
jantung janin 140x/menit, His 4x dalam 10 menitlamanya 50 detik. Sehingga dari
hasil yang didapatkan maka penulis menyimpulkan bahwa antara teori dan lahan
tidak ada kesenjangan.
3. Diagnosa Potensial
Menurut Asrinah (2010:62) Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah
atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan dignosis yang
sudah teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-
siap bila diagnosis atau masalah potensial ini benar-benarterjadi.
Diagnosis potensial yang mungkin terjadi pada ibu yaitu infeksi
intrapartal/dalam persalinan, infeksi puerparalis/masanifas, partuslama,
pendarahan postpartum. Sedangkan masalah potensial yang terjad ipada janin
yaitu prolapsfuniculli atau penurunan tali pusat, hipoksia dan asfiksia sekunder
(Marmidkk,2016:67).
Pada kasus Ny. M diagnosa potensial yang terjadi adalah partus lamapada
kala I. Menurut Manuaba (2014:126) Kala I untuk primigravidaberlangsung 12
jam, untuk kala I fase aktif normalnya berjalan selama 6 jam pada primigravida,
sedangkan lama kala I berlangsung pada multigravida 8 jam. Pembukaan
primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam.
4. Antisipasi/tindakansegera/kolaborasi
Menurut Soepardan (2012:57) dalam kondisi tertentu, seorang bidan
mungkin juga perlu melakukan tindakan yang harus disesuaikan dengan prioritas
masalah atau kondisi keseluruhan yang dihadapi klien. Setelah bidan
merumuskan hal-hal
1
a. Kala I
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pengukuran tanda – tanda vital yaitu TD
: 110/80 mmHg, N : 78x/menit, P : 22x/menit, S : 36,4 ˚C, TFU Ny. M yaitu 34
cm, dengan TBJ(34-12)x155=3410 gram. Sesuai dengan teori bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 397minggu sampai 42 minggu,
dengan berat badan 2500-4000 gram (Muslihatun,2011:50).
Kala I dimulai pada pukul 13.00 wib tanggal 07 Desember 2022 Ny.M
mengeluh mules-mules semakin sering sejak pukul 08.00 WIB. Pukul 13.00
WIB Ny. M datang ke PMB Nuraidah dan di lakukan pemeriksaan dalam
dengan hasil vulva/uretra tidak ada kelainan, terdapat pengeluaran lender dan
darah, tidak ada luka parut dari vagina, portiotipis, pembukaan PD:Ø5cm,
presentasi kepala, ketuban positif(+), his3x10’selama 25”.
Lama fase aktif Ny.M adalah 5 jam terhitung sejak pukul 13.00 pembukaan 5
cm hingga 18.00 wib pembukaan 10 cm. Penulis berpendapat hal ini sesuai
dengan teori berdasarkan kurva fiedman, diperhitungkan pembukaan
multigravida 2 cm/jam dengan perhitungan waktu tersebut makawaktu
pembukaan dapat di perkirakan. Pada multigravida akan lebih cepat karena
mulai usia kehamilan 38 minggu serviks mungkin sudah mengalami
pembukaan sehingga memasuki inpartu perlunakan dan dilatasi terjadi
bersama-sama (Manuaba,2010:101).
Intervensi yang diberikan pada kala I Ny. M adalah mengajarkan teknik
relaksasi saat ada his yaitu melakukan menarik napas dari hidungdalam waktu
3-5 detik, lalu menghembuskan napas lewat mulut dalam waktu 3-5 detik pada
saat kontraksi uterus. Kemudian pasien bernapas dengan normal 1-2 menit.
Metode nonfarmakologi dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan,
karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Relaksasi, teknik
pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, relaksasi, hidroterapi,
terapipanas/dingin, musik, guidedimagery, akupresur, aroma terapi merupakan
beberapa teknik nonfarmakologiyang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat
1
HIS persalinan yang mempunyai ciri khas pinggang rasa nyeri yang menjalar
kedepan, sifatnya teratur interval makin pendek dan kekuatannya semakin
besar, mempengaruhi terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas
kekuatan semakin bertambah, dan pengeluaran lender
darah(Widyastuti,2010:60).
c. Kala III
Pukul 18.30 wib plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput ketuban
lengkap, posisi tali pusat marginalis, panjang talipusat 50cm, tebal plasenta ± 2
cm, lebar plasenta ± 20 cm. Lama kala III Ny. M berlangsung ± 10 menit. Hal
ini sesuaidengan teori bahwa persalinan kala III dimulai setelahl ahirnya bayi
dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban, seluruh prosesnya
biasanya berlangsung 5-30menit stelah bayi lahir (Prawiroharjo,2010:145).
Pada kala III, perdarahan kala III Ny. M normal berkisar 150 cc. Hal
tersebut didukung oleh teori yang dikemukakan JNPK-KR tahun 2014, bahwa
perdarahan post partum normal yaitu perdarahan pervaginam ≤ 500 cc setelah
kala II selesai atau setelah placenta lahir. Penulis sependapat dengan
pernyataan diatas, karena dari hasil observasi perdarahan kala III pada Ny. M
tidak melebihi 500 cc yakni hanya berkisar 150 cc. Keluarnya bayi hingga
pelepasan placentaberlangsung sekitar 10 menit
d. Kala IV
Pukul 18.30 wib plasenta telah lahir, pada perineum terdapat tidak terdapat
laserasi . Penulis melanjutkan pemantauan kontraks iuterus dan perdarahan
pervaginam. Bayi lahir dengan berat 3100 gram. Dilakukan pemantauan Kala
IV persalinan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dansetiap 30 menit pada jam
ke 2 dengan hasil keadaan Ny. M dalam keadaan baik. Halini sejalan dengan
teori pemantauan kalaIV dilakukan 2-3 kali dalam 15 menit pertama, setiap 15
menit pada satu jam pertama, setiap 180 20-30 menit pada jam kedua pasca
persalinan meliputi kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam. Pemeriksaan
tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih setiap 15menit selama 1jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan, selain
itu pemeriksaan suhu dilakukan sekali setiap jam selama dua jam pertama
pascapersalinan (Saifuddin, 2011:157). Penulis berpendapat dengan
1
bayi cukup bulan, bayi tidak megap-megap, warna kulit tidak cyanosis, bayi
bergerakaktif. Diagnosa pada kasus ini adalah bayi baru lahir, tidak ditemukan
masalah tetapi tetap menerapkan asuhan bayi barul ahir yaitu menjaga kehangatan
dan pemberian ASI.
Hal ini berdasarkan teori yang dikemukakan Dewi tahun 2012 yang
menyatakan bahwa segera setelah bayilahir dilakukan penilaian selintas secara
cepat dan tepat (0-30detik) untuk membuat diagnose agar cepat dilakukan asuhan
berikutnya. Adapun yang dinilai pada bayi adalah bayi cukup bulan, usaha nafas
bayi, bayi menangis keras, warna kulit bayi terlihat cyanosis atau tidak, gerakan
tonus otot bayi, frekuensi jantung bayi.
3. Masalah Potensial
Identifikasi diagnose atau masalah potensial dibuat setelah mengidentifikasi
diagnosa atau masalah kebidanan yang berdasarkan data ada kemungkinan
menimbulkan keadaan yang gawat. Langkah inimembutuhkan antisipasi dan bila
mungkin dilakukan pencegahan (Varney,2017:440).
4. Tindakan Segera
Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik
tindakan konsultasi, kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi klien. Tindakan
bias terapi yang dibutuhkan segera untuk mengatasimasalah(Varney,2017:440).
Pada tahap ini tidak dilakukan tindakan segera karena tidak terdapat data
yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera.
5. Perencanaan
Pada langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah
sebelumnya.Informasi atau data yang kurang dapatdilengkapi. Setiap rencana
asuhanharus disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan yang diberikan
dapatefektif karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan oleh klien
(Varney,2017:441).
Pada tahap ini asuhan perencanaan yang dilakukan pada bayi barulahira
dalah, jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan, keringkan bayi dengan handuk agar
tidak terjadi hipotermi, bersihkan mata bayi dan berikan salep mata,berikaninjeksi
vit K dan 1 jam kemudian diberikan
1
injeksi HB0, lakukan perawatan tali pusat, anjurkan ibu untuk menyusui
bayi sesering mungkin, berikan informasi pada ibu tentang tanda-tanda bahaya
bayi barulahir,dokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.
Hal ini sesuai teori Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agartetap
hangat, membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak
tangan), memantau tanda bahaya , melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin
K1, member salep mata antibiotic pada keduamata, member immunisasi Hepatitis
B, serta melakukan pemeriksaanf isik (Lyndon,2018:88). Pada tahap ini tidak
terjadi kesenjangana antara teori dengan praktik dilahan.
6. Penatalaksanaan
Melaksanaan rencana kebidanan secara menyeluruh, langkah ini dapat
dilakukan secara keseluruhan oleh bidan atau tim kesehatan yang lain. Apabila
tidak dapat melakukannya sendiri bidan bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa implementasi benar-benar dilakukan (Varney,2017:441).
Penatalaksaan yang dilakukan di PMB setelah bayi lahir yaitu segera
dilakukan penilaian awal bayi baru lahir meliputi warna kulit, tonus otot, masa
gestasi dan air ketuban. Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia
pada bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan
bayimulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks, kemudian bayidiletakkan diatas dada atau perut ibu.
Setelah penyuntikan oksitosin pada ibu, perawatan tali pusat.
Menurut Battya (2019) Cara perawatan tali pusat, penelitian menunjukkan
bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat
puput (lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol; Kelembaban
tali pusat, tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan
membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat juga
menimbulkan resiko infeksi; Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonates, Spora
C. Tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan
yang tidak memenuhi syarat kebersihan. Lama waktu pelepasan tali pusat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang dapat menunda pelepasan
1
tali pusat pada bayi baru lahir adalah pemberian antiseptic yang dapat
menghilangkan flora di sekitar umbilicus dan menurunkan jumlah leukosit yang
akan melepaskan tali pusat.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lestari (2020) tindakan yang
pertama dilakukan dalam langkah-langkah perawatan tali pusat adalah mencuci
tangan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada
tali pusat yang disebabkan karena masuknya kuman dari tangan ke luka tali pusat.
Jika tali pusat mengalami infeksi maka akan Tahun berpengaruh pada kesehatan
bayi
Bayi dilakukan IMD selama kurang lebih 1jam. IMD adalah proses bayi
menyusu segera setelah dilahirkan dimana bayidi biarkan menyusu sendiri tanpa
dibantu orang lain,segera letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak
dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Sebagian besar
bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu pertama
biasanya berlangsung pada menit ke 45-60 dan berlangsung selama 10-20menit
dan bayi cukup menyusu dari satu payudara. Adanya inisiasi menyusu dini
memungkinkan bayi mendapat kolostrum pertama. Pemberian kolostrumyaitu ASI
yang keluar pada minggu pertama sangat penting karena kolostrum mengandung
zat kekebalan dan menjadi makanan bayi yang utama.
Sesuai dengan penelitian Adam, et al, 2016 . dengan judul Pemberian
Inisiasi Menyusu Dini Pada Bayi Baru Lahir, Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian yang diambil dari keseluruhan objek 35 bayi baru lahir, dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan Manfaat Inisiasi Menyusu Dini, bayi dan ibu
menjadi lebih tenang, tidak stres pernafasan dan detak jantung lebih stabil,
dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi. Sentuhan, emutan dan jilatan
bayi pada puting susu ibu akan merangsang pengeluaran hormon oxytosin yang
menyebabkan rahim
1
Beritahu ibu tentang perubahan fisiologis pada masa nifas, sesuai dengan
pendapat Varney (2008:958-962) tentang perubahan fisiologis masa nifas seperti
perubahan pada uterus, pengeluaran lochea, vagina dan perineum, perubahan
payudara, tanda-tanda vital, perubahan renal, perubahan gastrointestinal, perubahan
pada dinding abdomen, penurunan berat badan, dan perubahan hematologi.
Beritahu ibu tanda bahaya nifas, hal ini sejalan dengan teori Wahyuningsih
(2018:181) Tanda-tanda bahaya postpartum adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa
nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.
Tanda- tanda bahaya postpartum antara lain perdarahan postpartum, infeksi pada
masa postpartum, lochea yang berbau busuk (bau dari vagina), sub involusi uterus
(Pengecilan uteris yang terganggo), Nyeri pada perut dan pelvis, Pusing dan lemas
yang berlebihan, sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan Kabur, suhu tubuh ibu
1
Ajarkan ibu cara menjaga kebersihan diri terutama daerah perineum. Hal ini
sejalan dengan teori Wahyuningsih (2018:207) dengan tujuan perineum untuk
mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan proses penyembuhan jaringan.
Untuk mencegah terjadinya infeksi perlu menjaga kebersihan perineum dan
memberikan rasa nyaman pada ibu. Nasehati ibu untuk menjaga perineumnya selalu
bersih dan kering, hindari mengolesi atau memberikan obat atau ramuan tradisional
pada perineum, mencuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir tiga
sampai empat kali sehari, mengganti pembalut setiap kali basah atau lembab oleh
lochea dan keringat maupun setiap habis buang air kecil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Lili, 2022) tentang Pendidikan Kesehatan
Tentang Pentingnya Personal Hygiene Pada Masa Nifas di Puskesmas Bowong
Cindea Kab. Pangkep. Hasil pengabdian Semua Nifas memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang baik tentang pentingnya kebersihan diri dimasa Nifas, serta adanya
sikap positif untuk menerapkan personal hygiene secara mandiri dirumah, Pemberian
penyuluhan ini membuat ibu nifas menjadi antusias Untuk menjaga kebersihan diri
dimasa Nifas (Lili, 2022).
Anjurkan ibu mobilisasi dini secara bertahap hal ini sejalan dengan teori
Walyani (2017) dalam Sumarni & Nahira (2019:18) yaitu dalam 2 jam setelah
bersalin ibu harus sudah melakukan mobilisasi dilakukan secara perlahan-lahan dan
bertahap. Dapat dilakukan dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu dan
berangsur-angsur untuk berdiri dan jalan. Mobilisasi dini bermanfaat untuk
melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi puerperium, ibu merasa lebihi
sehat dan kuat, mempercepat involusi alat kandungan, fungsi usus, sirkulasi, paru-
paru dan perkemihan lebih baik, meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolism, memungkinkan untuk
mengajarkan perawatan bayi pada ibu serta mencegah trombosis pada
pembuluhtungkai.
Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup hal ini sejalan dengan teori Sumarni &
Nahira (2019:18) yaitu Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur
yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan jam pada siang hari.
Pada tiga
1
hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat menumpuknyakelelahan
karena proses persalinan dan nyeri yang timbul pada luka perineum. Pada ibu nifas,
kurang istirahat akan mengakibatkan berkurangnya produksi ASI, memperlambat
proses meningkatkan perdarahan, serta involusi menyebabkan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
Anjurkan kepada ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang dan tinggi
protein. Menurut Wahyuningsih (2018:64) Nutrisi atau gizi adalah zat yang
diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan nutrisi pada
masapostpartum dan menyusui meningkat 25%, karena berguria untuk proses
penyembuhan setelah melahirkan dan untuk produksi ASI untuk pemenuhan
kebutuhan bayi. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang
rusak atau mati Selain nutrisi, ibu juga membutuhkan banyak cairan seperti air
minum. Dimana kebutuhan minum ibu 3 liter sehari (1 liter setiap 8 jam)
(Khasanah& Sulistyawati, 2017:27).
Ajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar serta menyusui sesering
mungkin. Hal ini sesuai dengan teori JNPK-KR (2016:102) posisi bayi saat menyusui
sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI dan mencegah lecet putting susu.
Usahakan agar bayi menyusu sesering mungkin karena ASI merupakan makanan
terbaik bagi bayi (Ulya et al, 2021:11).
Informasikan kepada ibu tentang ASI Ekslusif. Hal ini sejalan dengan teori
Khasanah & Sulistyawati (2017:37) yaitu peranan awal bidan dalam mendukung
pemberian ASI adalah memberikan ASI pada bayi sesering mungkin, memberikan
Kolustrum dan ASI saja, membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu
menyusui bayinya sendiri, mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu
untuk mencegah masalah umum yang timbul, dan membantu ibu pada waktu pertama
kali memberi ASI.
Informasikan kepada ibu mengenai perawatan bayi seperti merawat tali pusat
dengan tidak memberikan apapun pada tali pusat. Hal ini sesuai dengan teori JNPK-
KR (2016:99) jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau
mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat. Mengoleskan alkohol
atau betadine (terutama jika pemotongan tali pusat tidak terjamin DTT atau steril)
masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah
1
atau lembab.
Anjurkan ibu untuk meminum suplemen tambahan yang telah diberikan seperti
metronidazole 2x1, paracetamol 3x1, SF 2x1, amoxilin 3x1, Vit A
200.000 IU. Menurut Sulfianti/dkk (2021:49) Kebutuhan suplemen dan obat- obatan
yang dibutuhkan oleh ibu nifas antara lain Zat besi, Yodium, Vit. A, Vit. B1
(thiamin), Vit. B 12 (riboflavin). Sebagain besar bidan memberikan analgesik atau
penghilang nyeri pada periode pascapartum (Varney, 2008:970)
Beritahu ibu kapan diperbolehkannya melakukan hubungan seksual. Sesuai
dengan teori (Ulya et al, 2021:12) secara fisik aman untuk memulai hubungan suami
istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa sakit. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa
nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Tetapi banyak budaya yang memounyai tradisi menundahubungan sampai masa
waktu tertentu setelah 40 hari atau6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung
pada pasangan yang bersangkutan.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana asuhan yang telah di buat
sebelumnya, yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Pada tahap pelaksanaan asuhan
kebidanan pada Ny. M dari tinjauan pustaka penulis melaksanakan tindakan asuhan
kebidanan sesuai dengan perencanaan yaitu melakukan kunjungan masa nifas
sebanyak empat kali sesuai dengan teori menurut Yulizawati, Fitria, & Chairani
(2021:31) yaitu kunjungan pertama (6 jam - 2 harisetelah persalinan),
kunjungankedua (3-7 hari setelah persalinan), kunjungan ketiga (8-28 hari setelah
persalinan) dan kunjungan keempat (29-42 hari setelah persalinan).
7. Evaluasi
Dari hasil evaluasi setelah asuhan kebidanan yang dilaksanankan dilakukannya
3 kali kunjungan didapatkan hasil yaitu: Kunjungan ke I yaitu tanggal 1 Januari 2023
didapatkan hasil Keadaan umum: baik. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 82
x/menit, suhu 36,5°C, perhapasan 20 x/menit. Seklera tidak icterus, konjungtiva
merah muda, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, lokhea rubra, bau khas,
konsistensi cair, kandung kemih kosong. Kunjungan ke dua yaitu tanggal 8 Januari
2023 dirumah ibu
1
didapatkan hasil keadaan ibu sudah mengalami kemajuan dan membaik ditandai
dengan luka jahitansudah kering, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi, dan tidaknyeri
lagi. Tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi
84 x/menit, suhu 36,6°C, pernapasan 20 x/menit. Tinggi Fundus Uteri: pertengahan
pusat simpisis, kontraksi baik, lochea sanguinolenta, pada perineum bersih, tidak
kemerahan. Kunjungan ke tiga yaitu tanggal 31 Januari 2023 yang dilakukan di
rumah ibu didapatkan hasil keadaan ibu jauh lebih membaik dari sebelumnya tanda-
tanda tal dalam batasnormal yaitu tekanan darah 110/80 mmHg. Nadi 88 x/menit,
suhu36,9°C, pernapasan 20 x/menit. ASI keluar lancar. TFU: tidak teraba.
pengeluaran pervaginam loche alba, pada perineum bersih. Ny. N mengerti tentang
informasi yang diberikan seperti fisiologi masa nifas, tanda-tanda bahaya nifas,
kebutuhan nutrisidan istirahat pada masa nifas, perawatan bayi sehari-hari, serta
pentingnya ASI Ekslusif dan KB.
eksklusif dengan durasi 10-12 kali dalam 24 jam, bayi berusia kurang dari 24 jam
(Hanifah. 2023)
2. Interpretasi Data Dasar
Diagnosa yang ditegakkan pada langkah ini sesuai daftar nomenklatur kebidanan
tentang nifas normal yaitu Ibu pasca bersalin dengan rencana suntik KB 3 bulan.
3. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain,
yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasikan.
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan,
sambil mengamati ibu, bidan diharapkan dapat bersiap- siap bila diagnosa/masalah
potensial ini benar-benar terjadi dilakukan asuhan yang aman. Adapun masalah
potensial yang mungkin akan terjadi pada KB yaitu akan terjadi kehamilan.
4. Tindakan Segera
Tidak ada penanganan tindakan segera pada Ny. M karena tidak ada kasus
kegawadaruratan pada Ny. M yang memerlukan tindakan segera. Hal ini sejalan
dengan teori Juliastuti et al (2021:97) Tindakan segera akan muncul, jika terdapat
diagnose potensial yang mengacu pada keselamatn ibu.
5. Perencanaan
Adapun rencana asuhan yang akan diberikan yaitu beritahu ibu bahwa
keadaan ibu baik, jelaskan jenis-jenis KB yang efektif digunakan bagi ibu yang
sedang menyusui dalah satunya suntik KB 3 bulan, jelaskan ibu kelebihan suntik
KB 3 bulan, jelaskan ibu kekurangan suntik KB 3 bulan, jelaskan pada ibu bahwa
setelah masa nifas nya selesai jika ibu ingin ber KB segera dating ke fasilitas
kesehatan, lakukan pendokumentasian.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana asuhan yang telah di
buat sebelumnya, yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Pada tahap pelaksanaan
asuhan kebidanan pada Ny. M dari tinjauan pustaka penulis melaksanakan
tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan perencanaan yaitu yaitu memberitahu
kepada ibu bahwa keadaan ibu baik, menjelaskan kepada ibu tentang definisi,
macam-macam, kelebihan dan kekurangan dari KB suntik 3 bulan.
1
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Kehamilan Trimester III
a. Pengumpulan Data Dasar
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa secara umum Ny. M G2P1A0H1
usia 25 tahun termasuk dalam kategori fisiologis dan tidak ada tanda-tanda
patologi yang menyertai kehamilannya. usia kehamilan ibukunjungan pertama
tangal 15 Oktober yaitu 29-30 minggu dan pada kunjungan ke dua tanggal 20
november 2022 yaitu 37-38 minggu. Umur kehamilan ibu ini termasuk dalam
kategori trimester III. Frekuensi kunjungan antenatal Ny.M sudah sesuai dengan
anjuran kunjungan antenatal. Hasil anamnesa Hasil pemeriksaan objektif
selama asuhan trimester III ny.M dalam keadaan baik.
b. Interprestasi Data dasar
1)
G2P1A0H1 hamil 29-30 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi
kepala
2)
G2P1A0H1 hamil 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi
kepala
c. Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial.
d. Tindakan Segera
Tidak ada kebutuhan tindakan segera.
e. Perencanaan
Berdasarkan keluhan ibu dilakukan intervensi melakukan kompres hanat untuk
mengurangi nyeri punggung ibu.
f. Pelaksanaan
157
1
e. Perencanaan
Rencana asuhan pada persalinan disusun berdasarkan diagnose mengacu pada
Asuhan persalinan normal (APN) dengan memberikan asuhan sayang ibu dan
pemantauan dengan menggunakan partograf.
f. Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana tindakan implemetasi yang dilakukan berdasarkan
kemajuan persalinan yang mengacu pada asuhan persalinan normal (APN)
dengan memberikanasuhan sayang ibu seperti menghadirkan pendamping
seperti suami serta pengurangan rasa cemas dalam persalinan dengan
menggunakan beberapa metode non farmakologi berdasarkan evidence base
seperti massage punggung.
g. Evaluasi
Asuhan yang diberikan pada Ny. M pada masa persalinan dimulai dari
kala 1 sampai dengan kala IV persalinan berlangsung normal sesuai dengan
asuhan persalinan normal (APN), hasil pemantauan persalinan menggunakan
lembar partograf tidak ditemukan tanda- tanda kegawatdaruratan dalam
persalinan bayi lahir spontan Pukul 18.20 Wib, jenis kelamin laki-laki. Afgar
skore 7/9, Berat badan 3100 gram
3. Neonatus
a. Pengkajian
Hasil pengkajian bayi baru lahir menunjukan bahwasecara umum bayi
Ny. M termasuk dalam kategori fisiologis, Keadaan umum baik. Berat badan
3100 gram, jenis kelamin laki-laki,. Pemeriksaan fisik secara sistematis kepala
ada kaput suksedenum, sefal hematom, muka normal,mata simetris, tidak ada
tanda-tanda infeksi, telinga simetris antara kanan dan kiri, daun telinga lengkap
dan berlubang. Dialkukan kunjungan neonatus berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik bayi dalam keadaan baik.
b. Interprestasi data dasar
1)
Diagnosa: Bayi baru lahir normal umur 6 jam normal.
1
2)
Diagnosa: Bayi baru lahir normal umur 7 hari normal.
3)
Diagnosa: Bayi baru lahir normal umur 27 hari normal.
c. Masalah potensial
Tidak ada masalah potensial
d. Tindakan segera
Tidak ada kebutuhan tindakan segera.
e. Perencanaan
Rencana asuhan pada bayi baru lahir memberikan edukasi pada ibu tentang KIE
Perawatan pada bayi.
f. Pelaksanaan
Berdasarkan rencana asuhan kebidanan, implementasi yang dilakukan pada Ny.
M sesuai dengan waktu kunjungan menurut Kemenkes RI (2021:119) yaitu
melakukan kunjungan neonatus sebanyak 3 kali dengan memberikan
pendidikan kesehatan pada ibu tentang perawatan tali bayi baru lahir, perawatan
tali pusat terbuka, tanda bahaya pada bayi baru lahir,imunisasi dan ASI
eksklusif.
g. Evaluasi
Asuhan yang diberikan pada By. Ny.M dapat dilaksanakandengan baik dengan
dilakukan kunjungan rumah sebanyak 3 kali, tidak ditemukan tandatanda-tanda
bahaya pada bayi, beratbadan bayi mengalami peningkatan, tali pusat dilakukan
perawatan menggunakan kasa steril dan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.
Ny.N memahami pentingnya ASI Ekslusif dan memberikan ASI secara Ekslusif
kepada bayi.
4. Nifas
a. Pengkajian
Pengkajian asuhan nifas pada Ny. M sejak 6 jam post partum hingga hari ke 40
post partum asuhan dilakukan dengan mendatangi langsung kerumah ibu. Hasil
pengkajian tanda vital ibu dalam keadaan normal, Pada kunjungan pertama
TTV dalam batas normal, TFU 2 jari bawahpusat, kontraksi uterus baik, Lochea
rubra dan terdapat luka jahitan perineum dan tidak ada tanda-tanda infeksi nifas.
Pada kunjungan kedua TV dalam batas normal, TFU pertengahan pusat .
simpisis, kontraksi uterus baik, Locheasanguinolenta dan Luka jahitan
perineum bersih,
1
tidak kemerahan, tidak ada nanah dan sudah kering serta ASI keluar lancar.
Pada kunjungan ketiga dan ke empat TTV dalam batas normal, TFU tidak
teraba, Lochea alba dan Luka jahitan perineum tampak kering, bersih, tidak
kemerahan, dan tidak ada namah serta ASI keluar lancar.
b. Interprestasi data dasar
1)
Diagnosa : P2 A0 post partum 6 jam normal.
2)
Diagnosa : P2 A0 post partum 7 hari.
3)
Diagnosa: P2 A0 post partum hari ke 27
c. Masalah potensial.
Tidak ada masalah potensial.
d. Tindakan segera
Tidak ada kebutuhan tindakan segera.
e. Perencanaan
Rencana asuhan yang diberikan dengan melakukan kunjungan nifas sebanyak 3
kali dengan kondisi masa nifas ibu dikategorikan fisiologis serta memberikan
pendidikan kesehatan pada masa nifas tentang tanda- tanda bahaya masa nifas,
perawatan perineum, teknik menyusui,ASI ekslusif dan informasi tentang KB
pasca salin.
f. Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana asuhan kebidanan maka dilakukan kunjungan masa nifas
sesuai dengan teori yaitu dilakukan 3 kali kunjungan dengan memberikan
pendidikan kesehatan tentang tanda tanda bahaya masa nifas, perawatan
perineum dengan antiseptic, teknik menyusui, ASI ekslusif dan
menginformasikan tentang KBpasca salin.
g. Evaluasi
Dari hasil evaluasi setelah dilakukannya 3 kali kunjungan didapatkan hasil
yaitu: Pada kunjungan pertama kondisi ibu dalam batas normal, tidak
ditemukan tanda- tanda infeksi pada masa nifas. nyeri luka perineum pada hari
pertama diatasi dengan mengajarkan vulva hygine dan KIE tentang perawatan
Luka jahitan dengan hasil luka jahitan tanpak bersih, Pada kunjungan ke dua
dirumah klien
1
didapatkan hasil keadaan ibu sudah mengalami kemajuan dan membaik ditandai
dengan luka jahitantampak kering, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi. dan
tidak nyeri lagi.Ny. M mengerti tentang informasi yang diberikan seperti
fisiologi masa nifas, tanda-tanda bahaya nifas, perawatan luka jahitan,
kebutuhan nutrisi dan istirahat pada masa nifas, perawatan bayi sehari-hari,
serta pentingnya ASI Ekslusif dan KB.
5. Keluarga berencanaa.
a. Pengkajian dilakukan pada Ny. M dengan cara
anamnesa,observasi,dan pemeriksaan fisik.
b. Interpretasi Data
Sesuai dengan pengkajian bahwa Ny.M dalam keadaaan normal
dantidak ditemukan diagnosa masalah.
c. Masalah Potensial
Tidak ditemukan masalah potensial.
d. Tindakan Segera
Tidak ditemukan tindakan segera
e. Perencanaan Tindakan
Tindakan rencana asuhan dilakukan dengan konseling yaitu
menjelaskan efektifitas dan efek samping kontrasepsi suntik KB 3
bulan.
f. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan asuhan pada Ny.M telah dilaksanakan dan padapemeriksaan
ditemukan Ny. M dalam keadaan normal.
g. Evaluasi
Asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny. M dapat
terlaksanasesuai dengan rencana tindakan.
B. Saran
1. Bagi pemberi asuhan lain
Diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan terhadappraktek dan tori
sesuai dengan evidence based serta meningkatkankemampuan peneliti lain dalam
1
Affandi. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina. Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Ari, Sulistyawati, Esty Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika
Bahiyatun. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Dinas Kesehatan Kota Jambi. 2020. Profil Kesehatan Kota Jambi tahun 2019. Jambi: Dinas
Kesehatan Kota Jambi
Hananto. 2013. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Heryani, 2019. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Penerbit CV.Trans Info Media
Jakarta.2012+174 hlm
Indriyani, Diyan 2019.Keperawatan Maternitas. Penerbit Ar-ruzz Media Yogyakarta.
2014+212 hlm
JNPK-KR. (2015). Asuhan Esensial, Bagi Ibu Bersalin Dan Bayi Baru Lahir Serta
Penatalaksanaan Komplikasi Segera Pascapersalinan Dan Nifas. Jakarta: Depkes
RI
Kemenkes RI. Buku Ajar Kesehatan Ibu Dan Anak. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan; 2013.
Kemenkes. 2015. Pentingnya Pemantauan Kesehatan pada Masa Periode Emas Balita.
(Kemenkes RI,).
Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Kementerian Kesehatan RI; 2016.
Kemenkes RI. 2018. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan (Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan). Kemenkes RI. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Kementrian Kesehat RI.
2019;8(9):1-58.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. (Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Marmi K, R,. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Marmi, 2017. Gizi dalam kesehatan Produksi. Penerbit Pustaka Belajar Yogyakarta :
2010+450 hlm
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. (Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Maritalia, 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Penerbit Nuha Medika Jakarta. 2013+197
hlm
Medforth, 2016. Kebidanan oxpord dari bidan untuk bidan. Penerbit buku kedokteran Jakarta
: 2015+657
Medforth,Janet dkk.2013. Kebidanan Oxford dari bidan untuk bidan, jakarta:buku kedokteran
EGC.
Myles, 2009. Buku ajar bidan. Penerbit EGC Jakarta. 2009+1055 hlm
Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Ningsih, D.A. (2017). Continuity Of Care Kebidanan. Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan,
2017, 4.2: 67-77.
Nugroho, Nurrezki, Warnaliza, D., & Wilis. 2014. Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Nurjanah, S.N., Maemunah, A. S., & Badriah, D.L. 2013. Asuhan Kebidanan Post Partum
Dilengkapi dengan Asuhan Kebidanan Post Sectio Caesarea. Bandung: PT Refrika
Aditama.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Priyanti S, Syalfina AD. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana.; 2017.
Pudji, R. 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. (Airlangga University Press.,).
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rohani, dkk. (2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba Medika.
Media. Rustam, M. 2012. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. (EGC,).
Saifuddin AB. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin dkk. 2006. Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin dkk. 2009. Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saleha, Siti. 2013. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Sandall, J, et.all. 2013. Midwife-led Continuity versus others Models of care for Childbearing
women (review). The Cochrane Collaboration http://www.thecochranelibrary.com.
Diakses 21 agustus 2013. Diunduh 17 Februari 2017.
Sumarah. 2011. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta :
Fitramaya.
Supriasa, I. D. N., Bakri, B. & Fajar, I. 2014. Penilaian Status Gizi. (Penerbit Buku
Kedokteran EGC,).
Susilawati, E. & Ilda, W. R. 2019. Efektifitas Kompres Hangat Dan Kompres Dingin
Terhadap Intensitas Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Post Partum Di Bpm Siti Julaeha
Pekanbaru. J. Midwifery Sci. 3, 7–14
Sutanto, A. V., & Fitriana, Y. (2018). Asuhan pada Kehamilan : Panduan lengkap Asuhan
selama kehamilan bagi Praktisi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Retrieved
from https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=113441
Ujiningtyas, C. Sri Hari. 2011. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta: Salemba
Medika.
Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi 4. Jakarta: EGC
Varney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2 Edisi 4. Jakarta: EGC
Varney, Helen, Jan M.Kriebs. Carolyn L.Gegor. 2015. Varney’s Midwifery: EGC.
Walyani & Purwoastuti. 2015. Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial untuk Kebidanan. Pustaka
Baru Press.
WHO, UNICEF, United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population
Division, World Bank, 2015. Trends in maternal mortality: 1990 to 2015 : estimates by
WHO, UNICEF, UNFPA, World Bank Group and the United Nations Population
Division.
WHO.2016. WHO Recommendations on Antenatal Care for a Positive Pregnancy Experience.
United Kingdom: Green Ink
Wiknjosastro, Hanifa & Sarwono. . 2010 Ilmu Kebidanan. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo,).
Yuhedi, L. T., & Kurniawati, T. (2015). Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB.
Jakarta: EGC
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAMBI
Tanggal/Jam : (K2)
S O A P
Tanggal/Jam : (KN2)
S O A P
Ibu mengatakan umum: Frekuensi Baru lahir normal 1) Jelaskan kepada ibu
bayinya dalam denyut jantung umur 7 hari. dan keluarga
keadaan sehat dan 130 x/ menit, suhu tentang hasil
bayinya kuat 36,4°C, pemeriksaan.
menyusu, tidak pernapasan 40 x/ 2) Jaga kebersihan
rewel menit, berat bayi dengan cara
badan 3200 gram, memandikan bayi,
panjang badan 50 mengganti pakaian
cm, lingkar kepala bayi jika basah.
33 cm, lingkar 3) Anjurkan ibu untuk
dada 34 cm, BAB tetap menyusui
3-4 kali sehari, bayinya sesering
BAK 6-8 kali mungkin dan
sehari. setelah selesai
menyusui bayi
disendawakan.
4) Beri tahu tanda-
tanda bahaya bayi
baru lahir.
5)
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAMBI
Tanggal/Jam : (KF2)
S O A P
Ibu mengatakan tidak Tekanan darah P1A0, post partum 1. Informasikan hasil
ada keluhan 128/80 mmHg, normal hari ke 7. pemeriksaan yang
Nadi 84 x/menit, telah dilakukan.
suhu 36,6°C. 2. Beritahu ibu kembali
pernapasan 20 kebutuhan nutrisi dan
x/menit, Muka cairan ibu nifas.
tidak oedema, tidak 3. Ingatkan kembali
pucat, Konjugtiva kepada ibu mengenai
merah muda, sclera perawatan bayi.
tidak ikterik, 4. Ingatkan kembali
Payudara : tidak tentang perawatan
ada pembengkakan, perineum.
ASI keluar lancar. 5. Ingatkan kembali
Paplasi abdomen kepada ibu untuk
TFU pertengahan tetap memberikan
pusat simpisis, ASI eksklusif pada
kontraksi baik, bayinya.
lochea 6. Ingatkan kembali
sanguinolenta. pada tanda-tanda bahaya
perineum bersih. pada masa nifas.
7. Anjurkan ibu untuk
kontrol ulang jika
ada keluhan.
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAMBI
S O A P
Ibu mengatakan tidak Tekanan darah P1A0, post a) Informasikan hasil pemeriksaan
ada keluhan 110/70 mmHg, partum normal yang telah dilakukan.
Nadi 82 x/menit, hari ke 27 b) Pastikan ibu memberikan ASI
suhu 36,2°C, ekslusif pada bayinya dan tidak
mengalami kesulitan dalam
pernapasan 20
memberikan ASI pada bayinya.
x/menit, BB 42 c) Ingatkan ibu kembali untuk
kg. menjaga kebersihan daerah
genetalia.
d) Ingatkan ibu untuk tetap
meningkatkan asupan makanan
yang bergizi dan tinggi protein.
e) Berikan pada ibu tentang
penjelasan metode kontrasepsi
pasca salin, dan memastikan ibu
memilih salah satu metoda
kontrasepsi.
f) Beritahu ibu kapan
diperbolehkannya melakukan
hubungan seksual.
g) Anjurkan ibu untuk kontrol ulang
jika ada keluhan.
LAMPIRAN DOKUMENTASI