Anda di halaman 1dari 178

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terhingga peneliti panjatkan kehadirat Tuhan YangMaha
Esa atas segala limpahan rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Berkesinambungan pada Ny. M G2P1A0H1 di TPMB Nuraidah Tahun 2023” dengan
baikdan lancar.
Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan profesi Bidan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu dengan rendah hati penulis menerima semua masukan dan saran untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada Laporan Tugas Akhir ini. Penulisan Laporan
Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang sangat berarti dan
dalam kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak
terhingga kepada :
1. Bapak Rusmimpong, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jambi.
2. Ibu Yuli Suryani, M.Keb selaku ketua jurusan kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes
3. Ibu Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes.
4. Ibu Suryani,S.Pd.MPH selaku Pembimbing I yang senantiasa mengingatkan dan
memberi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
5. Ibu Pauline Kusmaryati,Sst.Bmd selaku pembimbing II yang telah memberi
masukan yang sangat dibutuhkan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Para Dosen dan Staff Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi Prodi
Pofesi Bidan
7. Teristimewa kedua Orang Tua Saya yang telah memberi semangat, doa, serta
dukungan materi dan spiritualnya sehingga Laporan Tugas Akhir

ini dapat terselesaikan tepat waktu.

i
8. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat
dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan,
karena keterbatasan yang ada pada penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan penulis demi perbaikan yang akandatang.

Atas partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak, penulis mengucapkan


terimakasih dan memohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.

Jambi, 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 4
C. Ruang Lingkup 5
D. Manfaat 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Asuhan Berkelanjutan 7
B. Teori Klinis 8
C. Manajemen Asuhan Kebidanan 38
D. Penerapan Manajemen Kebidanan 40
E. Evidence Based Midwifery (EBM) 77
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III 94
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin 101
C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 113
D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 118
E. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana 126
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III 128
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin 132
C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 143
D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 148
E. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana 154

iii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 157
B. Saran 162
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Continuity of Care dalam pelayanan kebidanan merupakan layanan melalui
model pelayanan berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa kehamilan,
kelahiran serta masa post partum (Ningsih, 2017). Semua perempuan berisiko
terjadinya komplikasi selama masa prenatal, natal dan post natal. Pada kehamilan
akan mengalami komplikasi diperkirakan sebesar 20%, komplikasi yang tidak
tertangani dapat menyebabkan kematian, namun sebagian besar komplikasi dapat
dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan,
tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai (Kemenkes RI,
2015). Bidan mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan
kebidanan yang berfokus pada perempuan (woman centered care) secara
berkelanjutan (Continuity of Care) (Mizawati, 2016).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2019,
terdapat 308.000 wanita diseluruh dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan
dan persalinan. Hampir semua kematian 99% penyebab utama kematian ibu yaitu
perdarahan yang sebagian besar terjadi setelah persalinan,hipertensi selama
kehamilan yang dapat menyebabkanpreeklamsiadan eklamsi,sepsis atau infeksi serta
penyebab tidak langsung seperti diabetes,malaria,human immunodefictenc, virus
(HIV) dan obesitas dan kematian bayi didunia pada tahun 2019 mencapai angka
28,2 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2019)
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan atau continiuty
of care sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profesional yang sama atau dari satu tim kecil tenaga profesional, sebab dengan
begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik
selain itu juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena sudah merasa
sudah mengenal si pemberi asuhan (Walyani,2015: 43).

1
2

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) merupakan pemeriksaan kehamilan untuk


mengoptimalkan kesehatan mental dan fisiki buhamil, sehingga mampumenghadapi
persalinan, kala nifas persalinan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar. Pelayanan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian
pelayanan antenatal sekurang-kurangnya enam kali selama kehamilan, yaitu dua kali
trimester pertama, satu kali pada pada trimester kedua dan tiga kali pada trimester
ketiga (Buku KIA, 2021:2).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi padaUmur kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai
(inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis) dan berakhi dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
(JNPK-KR,2013:37).
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari. Setiap
bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar, minimal 2 kali
dalam 1 minggu pertama. Target cakupan kunjungan neonataldi Indonesia pada
tahun 2014 yakni sebesar 90%. Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) pada
tahun 2014 97,70 % dan cakupan kunjungan neonatal lengkap sebesar 93,3%.
Kunjungan neonatal pertama (KN 1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru
lahir (umur 6-48 jam) disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Periode
2010-2015 capaian indicator KN1 selalu mecapai target, dimana capaian untuk
tahun 2015 sebesar 83% lebih tinggi dari restra yaitu 75%
(ProfilKesehatanProvinsijambi,2016:127).
Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah
plsenta keluar,masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat kandungan
akan kembali pulih seperti semula. Masa nifas merupakan masa ibu untuk
memulihkan kesehatan, Desi & Wilis, 2014). Nifas adalah periode mulai dari 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan (Kementrian Kesehatan, 2014). Pada saat proses
persalinan biasanya ibu mengalami robekan jalan lahir berdasarkan penulisan
3

menyatakan bahwa rupture perineum yang beresiko tinggi saat persalinan (55,5%)
(Hardayanti,2017).
Keluarga berencana (KB) merupakan tindakan membantu individu atau
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara
kelahiran (Matahari dkk, 2018). Ovulasi pertama pada wanita tidak menyusui terjadi
pada 34 hari pasca persalinan, bahkan dapat terjadi lebih awal. Hal ini menyebabkan
pada masa menyusui, sering kali wanita mengalami kehamilan yang tidak diinginkan
pada interval yang dekat dengan kehamilan sebelumnya (Sitorus, 2018). Jenis-jenis
kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan untuk ibu nifas dan menyusui saat ini yaitu
metode aminore laktasi (MAL), alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), suntikan KB
3 bulan , dan pil progestin (Rouf dan Jitowiyono, 2018).
Dampak yang terjadi apabila kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB tidak
dilakukan asuhan kebidanan dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi.
Komplikasi pada kehamilan antara lain hyperemesis gravidarum atau mual muntah,
preeklamsia dan eklamsia, kelainan dalam lamanya kehamilan, kehamilan ektopik,
penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin, perdarahan antepartum, kehamilan
kembar. Komplikasi pada persalinan antara lain distosia karena kelainan tenaga
(kelainan his), distosia karena letak dan bentuk janin, distosia karena kelainan
panggul, distosia karena traktus genetalis, gangguan dalam kala III persalinan,
perlukaan atau peristiwa lain pada persalinan, syok dalam kebidanan (Wiknjosastro,
2017).
Masalah pada neonatal dan perinatal adalah akfiksia, trauma kelahiran, infeksi
tali pusat, prematuritas, kelainan bawaan dan sebab-sebab lain. Jika tidak meninggal,
keadaan ini akan meninggalkan masalah bayi dengan cacat. Masa nifas merupakan
masa yang cukup pentinng bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk selalu
melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapay berlanjut pada
komplikasi masa nifas seperti sepsis puerperalis. Pelayanan nifas sesuai standar
dengan sedikitnya 3 kunjungan yaitu pada 6 jam sampai hari ke-3 pasca salin, pada
minggu ke-2, dan pada minggu ke-6 termasuk pemberian vitamin A dua kali serta
4

persiapan dan atau penggunaal alat kontrasepsi setelah persalinan (Wiknjosastro,


2017).
Berdasarkan uraian diatas penulis akan melakukan asuhan berdasarkan latar
belakang maka rumusan masalah pada studi kasus ini adalah “Bagaimana asuhan
kebidanan yang komprehensif pada “Ny.M” selama masa kehamilan hingga ber KB
dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. “M” G2P1A0H1 Di
Praktek Mandiri Bidan Nuraidah Tahun 2023 ”

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan Continuity of Care dalam asuhan kebidanan
komprehensif sesuai standar pelayanan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,nifas,
bayi baru lahir dan keluarga berencana menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan Varney pada Ny. M di PMB Nuraidah Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data, interpretasi data,
identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan, diagnosa atau maslah potensial,
tindakan segera baik mandiri, kolaborasi maupun rujukan, rencana, pelaksanaa
asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan kebutuhan
pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan sesuai dengan rencana yang
efisien dan amanserta evaluasi hasil asuhan ibu hamil timester III pada Ny.M
di PMB NuraidahTahun 2023.
b. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data, interpretasi data,
identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan, diagnosa ataumaslah potensial,
tindakan segera baik mandiri, kolaborasi maupun rujukan, rencana asuhan
menyeluruh, pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan sesuai dengan
rencana yang efisien dan aman serta evaluasi hasil asuhan ibu bersalin pada
Ny.M di PMB Nuraidah Tahun 2023.
5

c. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data, interpretasi data,


identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan, diagnosa atau maslah potensial,
tindakan segera baik mandiri, kolaborasi maupun rujukan, rencana asuhan ,
pelaksamaam dan serta evaluasi hasil asuhan Neonatus pada Ny.M di PMB
Nuraidah Tahun 2023.
d. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data, interpretasi data,
identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan, diagnosa atau maslah potensial,
tindakan segera baik mandiri, kolaborasi maupun rujukan, rencana ,
pelaksanaan serta evaluasi hasil asuhan ibu nifas di PMB Nuraidah Tahun
2023.
e. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data, interpretasi data,
identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan, diagnosa atau maslah potensial,
tindakan segera baik mandiri, kolaborasi maupun rujukan, rencana ,
pelaksanaan, serta evaluasi hasil asuhan KB pada Ny.M di PMB Nuraidah
Tahun 2023

C. Ruang Lingkup
Penulisan laporan studi kasus ini disusun dalam bentuk studi kasus,
yang bertujuan memberikan asuhan secara komprehensif pada kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas, hingga pelaksanaan pelayanan keluarga
berencana pada Ny.”M” 30 tahun G2P1A0H1 dimulai dari usia kehamilan 31
minggu dengan grande multipara di BPM Nuraidah. Waktu pengambilan data
bulan Oktober 2022 -Desember Tahun 2022. Laporan kasus ini bertujuan untuk
memperoleh tentang gambaran pelaksanaan asuhan kebidanan yang
komprehensif, dimana pengumpulan data dalam pelaksanaan asuhan dilakukan
dengan pengkajian anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetri dan
pemeriksaaan laboratorium jika diperlukan. Asuhan ini menggunakan asuhan
kebidanan Varney .
6

D. Manfaat
1. Bagi PMB Nuraidah
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahir,nifas dan keluarga berencana berupa pemberian pendidikan kesehatan
serta sebagaiskrining awal untuk menentukan asuhan kebidanan
berkesinambungan yang sehat.
2. Bagi institusi Pendidikan
Laporan studi kasus ini dapat menjadi tambahan bahan pustaka sebagai
sumber bacaan sehingga dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
mahasiswa terhadap tata laksana kasus secara Continuity of Care.
3. Bagi Pemberi Asuhan Lainnya
Dapat Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta bahan
dalam penerapan asuhan kebidanan secara Continuity of Care terhadap ibu
hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Berkelanjutan


Kemenkes RI (2017) menyatakan bahwa asuhan kebidanan berkelajutan
terdiri dari pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan
masa sesudah meahirka, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan
kesehatan seksual diselenggarakan dengan pendekatan promotif, preventif, koratif,
dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan
berkesinambungan Continity of care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya
berorientasi untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode.
Continity of care dalam kebidanan merupakan serangkaian kegiatan pelayanan
berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta
keluarga berencana yang berhubungan kebutuhan kesehatan perempuan khususnya
dankeadaan pribadi setiap individu (Homer et al., 2014: 54).
Continity of care memiliki tiga jenis pelayanan yaitu manajemen, informasi
dan hubungan. Kesinambungan manajemen melibatkan, komunikasi antar
perempuan dan bidan. Kesinambungan informasi menyangkut ketersediaan waktu
yang relevan. Kedua hal tersebut penting untuk mengatur dan memberikan
pelayanan kebidanan (Ningsih 2017: 76).
Hubungan pelayanan kontunuitas adalah hubungan terapeutic antara
perempuan dan petugas kesehatan khususnya bidan dalam mengalokasikan
pelayanan serta pengetahuan secara komprehensif. Hubungan tersebut salah satunya
dengan dukungan emosional dalam bentuk dorongan pujian, kepastian,
mendengarkan keluhan perempuan dan menyertai perempuan telahdiakui sebagai
komponen kunci perawatan intrapartum. Dukungan bidan tersebut mengarah pada
pelayanan yang berpusat pada perempuan. (Liadou 2012: 13). Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa perempuan yang menerima pelayanan merasa dianggap
sebagai teman serta studi-studi lain telah menemukan perempuan memiliki persepsi

7
8

yang sama dan bidan digambarkan sebagai teman mereka. Sehingga kepuasan
tersendiri bagi perempuan serta berkontribusi terhadap keberlanjutan kelangsungan
pelayanan kebidanan dan bermanfaat untuk perempuan dan bayi baru lahir. (Homer
2015: 55).
Menurut penelitian Sunarsih, dkk, 2019. Asuhan kebidanan mengutamakan
kesinambungan pelayanan (Continuity of care) sangat pentingbagi wanita untuk
mendapatkan pelayanan dari seserorang profesional yang sama sebab dengan begitu
maka perkembangan kondisi mereka setiap saat terpantau dengan baik selain itu
mereka lebih percaya dan lebih terbuka karena sudah mengenal pemberi asuhan.
Model asuhan Continuity of care juga sebuah contoh praktik terbaik karena mampu
meningkatkan kepercayaanperempuan terhadap bidan, menjamin dukungan
terhadap perempuan secara konsisten sejak hamil, persalinan, nifas dan keluarga
berencana.
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan
secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir,neonatus sampai
pelayanan kontrasepsi (Varney, 2007 : 123).
Tujuan dari asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal apa
saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir, neonatus dan pelayanan kontrasepsi serta melatih dalam melakukan
pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin
terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai
dengan kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
telahdilakukan(Varney,2007:132).

B. Teori Klinis
1. Konsep Kehamilan Trimester III
a. Pengertian kehamilan trimester III
Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang
dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40.Saat ini juga merupakan
waktu untuk mempersiapkankelahiran dan kedudukansebagai orang tua
seperti terpusatnya perhatian padakelahiran bayi (Saifuddin, 2010 : 89).
9

b. Perubahan fisik pada masa kehamilan Trimester III (Pillitteri, 2002: 150)
1) Sistem Reproduksi
Pada trimester III istmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan
berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Setelah minggu ke 28
kontraksi braxton hick semakin jelas, terutama pada wanita yang langsing,
umumnya akan menghilang bila wanita tersebut melakukan aktifitas fisik
atau berjalan.
2) Sistem Traktus Uranius
Karena turunya kepala pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam
bentuk sering berkemih desakan tersebut menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh, selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan
metabolisme air menjadi lancar.
3) Sistem Respirasi
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar ke arah diagfragma sehingga diagfragma kurang leluasa
bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami kesulitan
bernafas.
4) Sirkulasi darah
Peningkatan RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita
dengan hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan pendek nafas.Hal ini
ditemukan pada kehamilan meningkat untuk memenuhikebutuhan bayi.
5) Sistem Muskuloskeletal
Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke
depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan beban berat badan pada
akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (religment) kurvatura
spinalis.
1

c. Antenatal Care
1) Pengertian
Antenatal Care merupakan pengawasan kehamilan untuk
mendapatkan kesehatan umum ibu. Mencegah secara dini penyakit yang
menyertai kehamilan, komplikasi kehamilan, menetapkan resiko
kehamilan, menyiapkan persalinan, menuju ibu sehat dan bayi sehat.
(Saifuddin,2010:278).
2) Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
Ibu hamil dalam masa pandemiini mendapatkan pelayanan ANC
minimal 6 kali selama kehamilan, yang terbagi dalam Asuhan Antenatal
standar 14 T Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, (Buku KIA
2021,16).
Standar minimal 10 T antara lain:
a) Timbang dan ukur pengukuran TB pertambahan BB yang normalpada
ibu
b) Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar
selama kehamilan. Tekanan darah yang adekuat perlu untuk
mempertahankan fungsi plasenta.
c) Nilai status gizi
Ukur lingkar lengan atas dimana lila < 23,5 cm resiko KEK (kurang
energi kronis)
d) Tinggi FundusUteri
Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan
dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai
Mc.Donald
e) TetanusToxoid
Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.Pemberian imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja
imunisasi pertama diberikan pada usia 16 minggu untuk yang ke dua
diberikan 4 minggu kemudian.
1

f) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin


g) Tablet Fe (minimal 90 tablet selama hamil)
Zat besi pada ibu hamil adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu
hamil, bukan menaikan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu
menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat
secara signifikan pada trimester 2, karaena absorpsiusus yang tinggi.
h) Tes/periksa laboratorium
i) Tata laksana/penanganan kasus dimana apabila
ditemukan masalah, segera ditangani atau rujuk.
j) Temu wicara
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan.
Bisa berupa anamnesa, konsultasi dan persiapan rujukan.
2. Persalinan
a. Defnisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.(Sumarah,
2009:1)
b. Tanda-tanda persalinan
Tanda dan gejala persalinan menurut sumarah (2009:3) antara lain :
1) Rasa sakit karena his datang lebih kuat, sering dan teratur
2) Keluarnya lendir bercampur darah (blood show) karena robekan-robekan
kecil pada serviks
3) Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya
4) Pada pemeriksaan dalam didapati serviks mendatar dan pembukaan telah ada

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan


Beberapa faktor yang berperan didalam sebuah proses persalinan
menurut Widyastuti (2009:23) meliputi :
1

1) Power (Kekuatan)
Kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatantersebut
meliputi kontraksi dan tenaga meneran.
2) Passenger (Penumpang)
Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal yang perlu
diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin, presentasi, letak,
sikap dan posisi janin, sedangkan yang perlu diperhatikan pada plasenta
adalah letak, besar dan luasnya.
3) Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dari jalan keras adalah ukurandan bentuk
tulang panggul, sedangkan pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah
uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina dan
introitus vagina.
d. Tahapan persalinan
1) Kala I (Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir darah karena serviks
mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement) kala dimulai dari
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung ±12jam, sedangkan pada multigravida sekitar ± 8
jam. Berdasarkan kurva friedmanpembukaan primi 1cm/jam, sedangkan
pada multi 2cm/jam.Kala pembukan dibagi menjadi dua fase, yaitu fase
laten berupa pembukaan serviks sampai ukuran 3 cm dan berlangsung
dalam 7-8 jam serta fase aktif yang berlangsung ± 6 jam, di bagi atas 3
subfase, yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam dan pembukaan
menjadi

4 cm, periode dilatasi maksimal selama 2 jam dan pembukaan


berlangsung cepat menjadi 9 cm, terakhir ialah periode deselerasi
berlangsung lambat selama 2 jam dan pembukaan menjadi 10 cm atau
lengkap (Manuaba, 2010:183-184).
1

2) Kala II (kala pengeluaran janin)


Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi, gejala dan tanda kala II persalinan yaitu ibu
merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasa
adanya peningkatan tekanan pada rectum atau pada vaginanya, perineum
menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka, meningkatnya
pengeluaran lendir bercampur darah. (Manuaba,2010:173).
3) Kala III (kala uri)
Menurut JNPK-KR (2013:124-125). Kala III yaitu waktu dari
keluarnya bayi hingga pelepasan atau pengeluaran uri (plasenta) yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
a) Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu adanya perubahan bentukdan tinggi
fundus, tali pusat memanjang, semburan darahmendadak dan singkat
b) Manajemen aktif kala III, yaitu pemberian suntikan oksitosin,
melakukan peregangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri.
4) Kala IV (Saifuddin, 2010:118)
Kala IV yaitu kala pengawasan atau pemantauan, setiap 15 menit
pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam persalinan meliputi
tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih,perdarahan
pervaginam. Asuhan dan pemantauan kala IV yaitu lakukan
rangsangan taktil
(massase) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat,
evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang
dengan pusat sebagai patokan, perkirakan kehilangan darah secara
keseluruhan, periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau
episiotomy), evaluasi keadaan umum ibu, dokumentasikan semua asuhan
selama persalinan kala IV dibagian belakang partograf, segera setelah
asuhan dan penilaian dilakukan.
Setelah plasenta lahir(JNPK-KR, 2013:137):
a) Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus
berkontraksi baik dan kuat
b) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan anda secara
1

melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus


uterisetinggi atau beberapa jari dibawah pusat.
c) Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
d) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)
perineum.
e) Evaluasi keadaan umum ibu.
Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinankalaempat
dibagian belakang patograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah
penilaian dilakukan.
e. Langkah-langkah PertolonganPersalinan
1) Mengenali Gejala dan Tanda Kala II
a) Mendengar dan melihat tanda gejala kalaII
(1)Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran(doran)
(2)Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum danvagina
(teknus)
(3)Perineum tampak menonjol (perjol)
(4)Vulva dan singter ani membuka(vulka)
2) Menyiapakan pertolonganpersalinan
a) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolon persalinan dan menatalaksanakan komplikasi ibu danBBL.
b) Pakai celemek palastik
c) Mencuci tangan (sekitar 15 detik) dan keringkan
dengantissue/handuk.
d) Pakai sarung tangan DDT pada tangan yang digunakan untuk PD.
e) Masukkan oksitosin kedalam spuit (gunakan tangan yang memakai
sarung tangan DTT/steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi
padaspuit).
3) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janinbaik
a) Membersihkan vulva dan perineum, mengusapnya dengan hati- hati dari
depan kebelakang dengan menggunakan kapasDTT.
b) Lakukan pemeriksaan dalam (PD) untuk memastikan pembukaan
lengkap (bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah
1

lengkap, lakukan amniotomi).


c) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
d) Periksa DJJ setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus bahwa DJJ dalam
batas normal(120-160x/menit).
4) Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan
Meneran
a) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan seusuai
dengan keinginannya.
b) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (Bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu keposisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasanyaman).
c) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran
(1)Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar danektif.
(2)Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai;
(3)Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya, kecuali
posisi terlentang dalam dalam waktu yang lama; Anjurkan ibu untuk
istirahat diantara kontraksi;
(4)Anjurkan keluarga memberi dukungandan semangat untuk ibu;
Berikan asupan peroral yang cukup;
(5)Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai; Segera rujuk jika bayi
belum atau tidak akan segera lahir stelah 120 menit meneran
(primigravida) atau 60 menit meneran(multigravida).
d) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
60menit.
1

5) Persiapan Pertolongan KelahiranBayi


a) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm.
b) Letakkan kain bersihyang di lipat 1/3 bagian dibawah bokongibu.
c) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
d) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
6) Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi Lahirnya KepalaBayi
Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering.
a) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
b) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secaraspontan.
7) Lahirnya Bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
Lahirnya Badan dan Tungkai
a) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu
untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dansiku
sebelahatas.
b) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
kepunggung, bokong, tungkai dan kaki serta pegang masing- masing
kaki dengan ibu jari dan jari-jarilainnya.
8) Penanganan Bayi BaruLahir
a) Lakukan penilaianselintas
(1)Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?
(2)Apakah bayi bergerak aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau mengap-mengap lakukan
langkah resusitasi (lanjut kelangkah resusitasi pada asfiksiaBBL).
1

b) Keringkan tubuh bayi

Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks caseosa. Gantihanduk yang
basah dengan handuk kering. Biarkan bayi di atas perutibu.
c) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayidalam
uterus (hamil tunggal)
d) Beritahu ibu bahwa ia akan di suntikkan oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
e) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menuntikkan oksitosin).
f) Setelah 3 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Mendorong tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
g) Pemotongan dan pengikatan talipusat.
(1)Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi) dan lakukan pengguntikan tali pusat diantara 2
klemtersebut.
(2)Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci dengan sisi lainnya.
(3)Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
h) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan bayi
tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
i) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
9) Penatalaksanaan Aktif Persalinan KalaIII
a) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm darivulva.
b) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atassimpisis,
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan talipusat.
c) Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat kearah bawah sambil
1

tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso cranial)


secara hati- hati (untuk mencegah inversionuteri).
(1)Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan peregangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedurdiatas.
(2)Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puttingsusu.
10) Mengeluarkan Plasenta
a) Lakukan penegangan tali pusat dan dorongan dorso carnial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearahatas, mengikuti proses
jalan lahir (tetap melakukan tekanan dorsocranial)
b) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
c) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
(1)Beri dosis ulang oksitosin 10 unitIM
(2)Lakukan kateterisasi (aseptic) jika kandung kemihparah.
(3)Minta keluarga untuk menyiapkanrujukan
(4)Ulangi penegangan tali pusat 15 menitberikutnya.
(5)Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila
terjadi perdarahan segera lakukan plasenta manual.
d) Saat plasenta muncul di intoitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar palsenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah di
sediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT/steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarakan bagian selaput
yangtertinggal.
11) Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
letakkan telapak tangan di undus dan lakukan masase dengan gerakan
1

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus terabakeras).


12) Menilai perdarahan.
Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung
plastik dan tempatkhusus. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menimbulkan perdarahan aktif
segera lakukan penjahita n.
13) Melakukan prosedur pascapersalinan.
a) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadiperdarahan
pervaginam.
b) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling
sedikit 1 jam.
c) Setelah 1 jam, lakukan penimbangan dan pengukuran bayi, beri tetes
mata antibiotic profilaksis dan vitamin K 1 mg IM dipaha kiri antero
lateral.
d) Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi Hepatitis
B dipaha kanan anterolateral.
14) Evaluasi
a) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan
pervaginam
b) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masa uterus dan
menilaikontraksi.
c) Evaluasi dan estimulasi jumlah kehilangandarah.
d) Memeriksa nadi ibu dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pascapersalinan.
e) Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan
baik (40-60 x/menit) serta suhu tubuh normal (36,5- 37,50C)
15) Kebersihan dan Keamanan
a) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5
% untukdekontaminasi.
b) Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat yang sesuai.
2

c) Bersikan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihakan sisa cairan


ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
d) Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk meberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
e) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
f) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, balik
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5
% selama 10 menit.
g) Cuci kedua tangan dengan sabut dan air mengalir.
16) Dokumentasi
Lengkapi partograf (halaman delapan dan belakang), periksa tanda-tanda
vital dan asuhan kala IV (Widia, 2015:152-161).
3. Bayi Baru Lahir
a. Definisi
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru
saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian
diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine. Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
badannya 2.500-4.000 gram. (Saifuddin,2012:134-138).
b. Penilaian Pada Bayi Baru Lahir (Pillitteri,2002: 127).
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal dengan
menjawab 4 pertanyaan yaitu:
1) Apakah bayi cukup bulan ?
2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
3) Apakah bayi menaangis atau bernapas?
4) Apakah tonus otot baik.Jika bayi tidak cukup bulan, air ketuban bercampur
mekonium, tidak menangis atau tidak bernafas atau megap-megap dan
tonus
2

otot tidak baik, segera lakukan tindakan resusitasi?


Namun, apabila bayi dalam kondisi baik maka lakukan
penanganan asuhan bayi baru lahir normal dan penilaian awal dilakukansecara
cepat dan tepat (0-30 detik). Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap atau
lemah maka segera lakukan resusitasi bayi baru lahir.
c. Ciri-ciri bayi lahir normal (Jitowiyono,2020:61)
1) Berat badan 2500-4000 grm
2) Panjang badan 48-52 cm
3) Lingkar dada 30-38 cm
4) Lingkar kepala 33-35 cm
5) Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180 x/i,
kemudian menurun sampai 120-140 x/i.
6) Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/i,kemudiana
menurun setelah tenang kira-kira 40 x/i
7) Kulit kemerahan dan licin karena jaringa subcutan cukup terbentukdan
diliputi vernix caseosa
8) Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala bisanya telahsempurna
9) Kuku telah agak panjang dan lemas
10) Genitalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan, testis tidak turun (pada laki-laki)
11) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dangan baik
12) Reflek ,oro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkangerakan
seperti memeluk
13) Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan suatu benda diatastelapak
tangan, bayi akan menggenggam
14) Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jampertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan.
d. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir (Jitowiyono,2020:64)
Asuhan bayi baru lahir jaga kehangatan bayi, bersihkan jalan napas (bila
perlu), keringkan dan tetap jaga kehangatan, menunda pemotongan tali pusat
2- 3 menit menit setelah lahir, lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan
2

cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu, beri salep mata antibotika tetrasiklin
1% pada kedua mata, beri suntikanvitamin K 1 mg intramuscular, di paha
kairi anterolateral setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD), beri imunisasi
Hepatitis B 0,5 ml intramuskluar, di paha kanan anterolateral, diberikan kira-
kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K.
e. Penundaan Pemotongan Tali Pusat
Menurut penelitan Setiawan, dkk (2009), pemotongan tali pusat di
antara waktu 30 detik sampai 5 menit adalah termasuk dalam kategori
penundaan pemotongan tali pusat. Kebanyakan penelitian menyebutkan
bahwa penundaan pemotongan tali pusat adalah pemotongan tali pusat yang
dilakukan setelah pulsasi tali pusat berhenti sampai 3 menit pertama setelah
melahirkan (Hutton, dkk, 2007).
Namun menurut penelitian Aziz, dkk (2006), penundaan pemotongan
tali pusat adalah pemotongan tali pusat dalam 2 menit pertama setelah bayi
lahir karena transfusi darah dalam jumlah bermakna sudah terjadi dalam
waktu tersebut,
Di Indonesia, waktu pemotongan tali pusat awalnya dilakukan segera
setelah bayi lahir dan sebelum penyuntikan oksitosin, kemudian mengalami
perubahan yaitu menjadi 2 menit setelah bayi lahir dan setelah pemberian
oksitosin (JNPKR, 2008)
Menurut Djami, 2013 beberapa manfaat dilakukanya penundaan
penjepitan tali pusat diantaranya :
1) Tali pusat dibiarkan terus berdenyut sehingga memungkinkan terjadinya
perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
2) Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi
benar-benar dapat mulai bernafas sendiri.
3) Penundaan pelepasan tali pusat juga memungkinkan bayi cepat menangis
segera setelah bayi lahir
4) Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan
terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
5) Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk terlepasnya tali pusat bilatali pusat
2

dipotong segera ketika lahir adalah 8-9 hari, ketika berhentiberdenyut 6-7
hari dan jika dibiarkan secara alami 3-4 hari.
6) Buckley (2013), mengatakan : ”Bayi akan menerima tambahan 50- 100 ml
darah yang dikenal sebagai tranfusi placenta. Darah tranfuse ini mengandung
zat besi, sel darah merah, keping darah dan bahan gizi lain, yang akan
bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama.
Hilangnya 30 mL darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan
hilangnya 600 mL darah untuk orang dewasa. Asuhan persalinan umum
dengan pemotongan tali pusarsebelum berhenti berdenyut memungkinkan
bayi baru lahir kehilangan 60 mL darah, yang setara dengan 1200 mL darah
orang dewasa”.
7) Dalam kebanyakan kasus bayi yang disimpan dengan plasenta ibu setelah
kelahiran telah terbukti untuk lebih tenang dan santai dengan transisi lebih
alami.
f. Kebutuhan pada bayi baru lahir (Jitowiyono,2020,66)
1) Jaga kehangatan bayi, bersihkan jalan napas (bila perlu), keringkan dan
tetap jaga kehangatan, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun,
kira- kira 2 menit setelah lahir, lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu,beri salep mata Pastikan
kamar hangat (tidak kurang dari 25ºC dan tidak lembab).
2) Jelaskan pada ibu bahwa menjaga kehangatan bayi penting untuk
membuat bayi tetap sehat.
3) Kenakan pakaian bayi atau selimuti dengan kain yang bersih, kerng dan
lembut. Kenakan topi pada kepala bayi selama beberapa hari pertama,
terutama bila bayi kecil.
4) Pastikan bayi berpakaian atau diselimuti dengan selimut.
5) Menjaga bayi mudah dijangkau oleh ibu. Jangan pisahkan mereka
(rooming- in).
6) Nilai kehangatan bayi setiap 4 jam dengan mereba kaki bayi : jika kaki
bayi teraba dingin, hangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit ke
kulit.
7) Minta ibu atau orang yang menungguinya untuk mengawasi bayi dan
2

mengingatkan Anda jika : kaki teraba dingin, terjadi perdarahan dan


kesulitan bernapas, seperti merintih, napas cepat atau lambat, retraksi
dinding dada bawah.
8) Dukung ASI eksklusif, siang dan malam.
9) Minta ibu mengingatkan Anda bila mengalami kesulitan memberi ASI.
10) Periksa pemberian ASI pada semua bayi sebelum memulangkan,
Jangan memulangkan bayi jika bayi belum bisa minum dengan baik.
11) Ajarkan ibu untuk merawat bayi
a) Menjaga bayi tetap hangat.
b) Merawat tali pusat.
c) Memastikan kebersihan:
(1)Jangan paparkan bayi di bawahsinar matahari langsung
(2)Jangan meletakkan bayi di atas permukaan yang dingin
(3)Jangan memandikan bayi sebelum 6 jam
12) Berikan obat sesuai resep menurut jadwal yang telah ditentukan
13) Periksa setiap bayi sebelum merencanakan ibu dan bayi pulang. Jangan
perbolehkan pulang sebelum bayi berumur 24 jam

4. Masa Nifas
a. Pengertian
Kala puerperium (nifas) yang berlangsung 6 minggu atau 42
hari,merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ kandungan
padakeadaan yang normal. Dijumpai dua kejadian penting pada puerperium
yaituinvolusiuterus danproses laktasi(Manuaba,2010:200).
Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim sebab melahirkan atau setelah
melahirkan.Darah nifas yaitu darah yang tertahan tidak bisa keluar dari rahim
dikarenakan hamil.Maka ketika melahirkan, darah tersebut keluar sedikit demi
sedikit.Darah yang keluar sebelum melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran,
maka itu termasuk darah nifas juga (Saifuddin, 2002: N23).
2

b. Perubahan Fisiologis Masa Nifas (Pillitteri,2002:150).


Pada masa nifas, terjadi perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis
pada ibu. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap
normal, di mana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik. Perubahan-
perubahan anatomi dan fisiologisdalammasa nifas yaitu meliputi:
1) SistemReproduksi
a) Involusi uteri dapat dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada
keadaan semula atau keadaan sebelum hamil setelahmelahirkan.
Perubahan-perubahan normal pada uterus selama post partum adalah
seperti berikut ini:

Tabel 2.2 Perubahan Masa Nifas

Involusi TFU Berat Uterus(gr)


Bayilahir Setinggipusat 1000
Urilahir 2jaridibawahpusat 750
1minggu Pertengahansimfisis 500
2minggu Tidakterabadisimfisis 350
6minggu Normal 50
8minggu Normaltapisebelum 30
hamil

Selama masa nifas, ibu akan mengeluarkan lochea, Lokia adalah


ekskresi cairan rahim selama masa nifas yang berasal dari campuran
antara darah dan decidua, biasanya berwarna merah muda atau putih
pucat, memiliki bau amis meskipun tidak terlalu menyengat dan
volumenya berbeda – beda pada setiap wanita. Lochea mengalami
perubahan warna karena proses involusi
2

Tabel 2.3 Perubahan Warna Lochea

Lochea Waktu Warna Ciri-ciri


(hari)
Rubra 1–3 Merah Terdiri dari desidua
kehitaman
Sanguino 3–7 Putih Sisa darah bercampur lendir
lenta bercampur
merah
Serosa 7–14 Kekuningan Lebih sedikit darah dan lebih
atau banyak serum, juga terdiri
kecoklatan leukosit dan robekan laserasi
plasenta
Alba >14 Putih Mengandung leukosit, selaput
Lendir serviks,dan serabut
jaringan yang mati

2) Tanda-tanda Vital
a) Suhu Badan
Pasca melahirkan dapat naik + 0,5o c dari keadaan normal.Kenaikan suhu
badan diakibatkan karena kerja keras sewaktu persalianan, kehilangan
cairan, maupun kelelahan.
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60 – 80 kali permenit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi lebih cepat. Namun,jika denyut
nadi lebih dari 100 kali permenit, harus waspada kemungkinan infeksi
atau perdarahan postpartum.
c) Tekanan darah
Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami peningkatan
sementara tekanan darah sistolik dan diastolik, yang kembali secara
spontan ke tekanan darah sebelum hamil selamabeberapahari.
d) Pernafasan
2

Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali


permenit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal
karena dalam masa pemulihan atau kondisi istirahat.
3) Penurunan Berat Badan
Wanita mengalami penurunan berat badan rata-rata 12 pon (4,5kg)
pada waktu melahirkan. Penurunan ini mewakili gabungan berat bayi,
plasenta dan cairan amnion. Wanita dapat kembali mengalami penurunan
berat badan sebanyak 5 pon selama minggu pertama pasca partum karena
kehilangan cairan.
4) Sistemkardiovaskuler
Pada persalinan pervaginam kehilang darah sekitar 300-400
cc.Perubahan terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi. Apabila pada
persalinan pervaginam, hemo konsentrasi akan naik dan pada SC hemo
konsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4- 6 minggu.
5) Sistem muskulo skeletal
Sistem muskulo skeletal pada ibu selama masa pemulihan/postpartum
termasuk penyebab relaksasi dan kemudian hiper mobilitas sendi serta
perubahan pada pusat gravitasi. Stabilisasisendi lengkapakan terjadi pada
minggu ke-6 sampai ke-8 setelah wanita melahirkan. Dinding abdominal
lembek setelah proses persalinan karena peregangan selama kehamilan.
6) Perubahan Sistem Pencernaan
Setelah kelahiran plasenta, maka terjadi pula penurunan produksi
progesteron. Sehingga hal ini dapat menyebabkan heart burn dan
konstipasi terutama dalam beberapa hari pertama. Kemungkinan terjadi hal
ini karena kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya
reflek hambatan defekasi dikarenakan adanya rasa nyeri pada perineum
karena adanya luka episiotomy.
7) Perubahan Sistem Perkemihan
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari post partum. Dieresis terjadi
karena saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan kembali
normal setelah 4 minggu postpartum. Pada awal postpartum,kandung
kemih
2

mengalami edema, kongesti, dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya
overdistensi pada saat kala dua persalinan dan pengeluaran urine yang
tertahan selamaproses persalinan. Sumbatan pada uretra disebabkan oleh
adanyatrauma saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat berkurang
setelah 24 jam post partum
8) Perubahan Psikologis Ibu Nifas
Periode Postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibubaru,
bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-
faktor yang mempengaruhi suksenya masa transisi kemasa menjadi orang
tua pada masa post partum,yaitu
a) Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b) Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan sertaaspirasi
c) Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
d) Pengaruh budaya
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan (Yanti,2011:2),yaitu:
(1)Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiridanber jalan-
jalan
(2)Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selamakurang lebih
enam minggu
(3)Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembalidalamkeadaan sempurna
terutama ibu bila selama hamil atau waktupersalinan mengalami komplikasi.
c. Tahapan Dalam Masa Nifas (Suherni, 2009: 56)
1) Puerperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam postpartum.
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium Intermedial (early puerperium) : waktu 1-7 hari postpartum.
Remote Puerperium (later puerperium) : waktu 6-8 minggu postpartum.
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila
selama hamil dan waktu persalinan.
3) komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan atau tahun.
2

Dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. Kebijakan
Program Pemerintah Dalam Asuhan Masa Nifas Paling sedikit melakukan 4
kali kunjungan nifas untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Kunjungan antara lain 6-8 jam setelahpersalinan, 6 hari setelah persalinan, 2
minggu setelah persalinan, dan 6minggu setelah persalinan .
d. Tujuan Asuhan Nifas (Prawirohardjo, 2010 ).
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupupsikologik.
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3) Memberikan penkes tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,
menyusui, imunisasi dan perawatan bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan KB

e. Kebutuhan Dasar Masa Nifas (Saifuddin, 2002 : N23)


1) Nutrisi dan cairan
Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan
diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan
seperti biasa bila ingin, namun perlu diperhatikan jumlah kalori dan protein
ibu menyusui harus lebih besar dari pada ibu hamil.
2) Ambulasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh miring- miring kekanan
dan kekiri untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli, pada
hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan pada hari ke 4
atau 5 sudah boleh pulang, mobilisasi diatas mempunyai variasi yang
berbeda, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya
luka-luka.
3) Eliminasi
Rasa nyeri kadang kala menyebabkan keengganan untuk berkemih,
tetapi usahakan lah untuk berkemih secara teratur, karena kandung kemih
yang penuh dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim, yang dapat
3

menyebabkan perdarahan dari rahim hendaknya kencing dapat dilakukan


sendiri secepatnya.
4) Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila masih
sulit buang air besar dan terjadi obstifasi apalagi berak keras dapat
diberikan obat laksans per oral atau per rectal, jika masih belum bisa
dilakukan klisma, dan konsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum.
3) Menjaga kebersihan diri
Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari
infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
4) Kebersihan genetalia
Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak
bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan robekan atauepisiotomi,
anjurkan ibu untuk membersihkan alat genetalianyadengan menggunakan
air bersih, membersihkan daerah vulvaterlebih dahulu dilanjutkan dengan
sekitar anus, keringkan dulu sebelum memakaikan pembalut, dan gentilah
pembalut minimal 3 kali sehari, pada persalinan yang terdapat jahitan,
jangan khawatir untuk membersihkan vulva, justru vulva yang tidak
dibersihkandapat menyebabkan infeksi, bersihkan vulva setiap buang air
besar,buang air kecil dan mandi.
7) Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat
karena produksi keringat pada ibu nifas akan lebih banyak, sebaiknya
menggunakan pakaian yang longgar dibagian dada, sehingga payudara
tidak tertekan dan kering, demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak
terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea.
8) Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan dalam tubuh akan dikeluarkan
kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan
pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena itu, pada minggu-
minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasa jumlah keringat yang
3

lebih banyak dari biasanya, usahakan mandi lebih sering dan menjaga agar
kulit tetap dalam keadaan kering.
9) Istirahat
Untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, usahakan untukrileks
dan istrahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur, meminta bantuan
suami atau keluarga yang lain jika ibu merasa lelah, putarkan dan
dengarkan lagu- lagu klasik pada saat ibu dan bayi istirahat untuk
menghilangkan tegang dan lelah.
10) Seksual
Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinyake dalam
vagina tanpa ada rasa nyeri, begitu ibu merasa aman untuk melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
11) Rencana kontrasepsi
Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas,
apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung hormone, harus
menggunakan obat yang tidak menganggu produksi ASI dan hubungan
suami istri pada masa nifas tidak terganggu.
12) Senam nifas
Senam nifas yaitu gerakan untuk mengembalikan otot perut yang
kendur karena peregangan selama hamil, senam nifas ini dilakukan sejak
hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yangkesepuluh,terdiri dari
sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan
keadaan ibu (Suherni, 2009).
13) Perawatan payudara
Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksanakan,
baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang dilaksanakan mulai hari
pertama atau kedua setelah melahirkan. Perawatan payudara bertujuan
untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya aliran susu
sehingga mempelancar pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinya
pembekakan dan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan
3

payudara agar tidak mudah terkena infeksi. Adapun langkah-langkah dalam


perawatan payudara.
f. Asuhan Nifas
Asuhan kebidanan pada masa nifas menurut (Saleha,2013 : 67) adalah
sebagai berikut: Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis, mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk bola terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan
tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui,
imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari dan memberikan pelayanan KB.
g. Program Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali melakukan kunjungan pada masa nifas,
dengantujuan untuk menilai kondisi ibu dan bayi, melakukan pencegahan
terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas
dan bayi, mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadipada masa
nifas dan menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya.( Saifuddin, 2002:N24)
Adapun program dan kebijakan tehnik masa nifas dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
3

Tabel 2.4
Program Dan Kebijakan Teknik Masa Nifas

6-8 jam setelah - Menjaga perdarahan masa nifas


persalinan karena atonia uteri
- Mendeteksi dan perawatan penyebab
perdarahan lain serta melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut
- Memberikan konseling pada ibu dan
keluarga cara mencegah perdarahan yang
disebabkan atonia uteri
- Pemberian ASI awal
- Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir
- Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermi
- Setelah bidan melakukan pertolongan
persalinan, maka bidan harus menjaga
ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran
6 hari post partum - Memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi dengan baik,
tinggi fundus uteri dibawah umbilicus,
tidakada perdarahan abnormal.
- Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
dan perarahan
- Memastikan ibu mendapat istirahat yang
cukup
- Memastikan ibu mendapat mendapat
makanan yang bergizi dan cukup cairan
- Memastian ibu menyusui dengan benar serta
tidak ada kesulitan menyusui
- Memberikan konseling tentang perawatan
bayi baru lahir.
2 minggu post - Asuhan 2 minggu post partum sama dengan
partum asuhan yang diberikan pada kunjungan 6
hari post partum
6 minggu post - Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami
partum ibu selama nifas
- Memberikan konseling KB secara dini
Sumber : Elisabeth, S. Walyani, dan Endang, P. 2015

5. Keluarga Berencana Pasca Salin dan Menyusui


a. Pengertian KB
Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur
jumlah dan jarak anak yang diinginkan.Usaha yang dimaksud termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.Prisip dasar
3

metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki- laki mencapai


danmembuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah
dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim ( Dewi
2013: 169).
Program keluarga berencana adalah bagian yang terpadu (integral)
dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan ekonomi, spritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar
dapat dicapai keseimbangan yang baik dengankemampuan produksi nasional
(Setiyaningrum, 2014).
b. Fisiologis Keluarga Berencana
Pelayanan kontrasepsi mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus.Tujuan umum yaitu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan
penduduk. Tujuan khusus yaitu meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi
dan kesehatan keluarga berencana dengan cara pengaturan jarak kehamilan
(Saifuddin,2010:MK39).
c. Metode-metode Alat Kontrasepsi Pasca persalinan Kontrasepsi adalah upaya
untuk mencegah terjadinya kehamilan.Kontrasepsi pasca persalinan
merupakan inisiasi pemakaian metode kontrasepsi dalam waktu 6 minggu
pertama pasca persalinan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan, khususnya pada 1 – 2 tahun pertama pasca persalinan.
Adapun konseling yang dianjurkan pada pasien pasca persalinan yaitu
(Purwoastuti, 2015) :
1) Memberi ASI ekslusif kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan.
Sesudah bayi berusia 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI, dengan
pemberian ASI diteruskan sampai anak berusia 2 tahun.
2) Tidak menghentikan ASI untuk memulai suatu metode kontrasepsi
3) Metode kontrasepsi pada pasien menyusui dipilih agar tidakmempengaruhi
ASI atau kesehatan bayi
3

d. Panduan Pemilihan Kontrasepsi


Prinsip pelayanan kontrasepsi adalah memberikan kemandirian pada ibu
dan pasangan untuk memilih metode yang diinginkan. Pemberi pelayanan
sebagai konselor dan fasilitator, sesuai langkah- langkah dibawah ini
(Moegni,2013 : 34) :
1) Jalin komunikasi yang baik dengan ibu
Beri salam kepada ibu, tersenyum dan perkenalkan diri. Gunakan
komunikasi verbal dan non-verbal sebagai awal interaksi dua arah, tanya
ibu tentang identitas dan keinginanya pada kunjungan.
2) Nilai kebutuhan dan kondisi ibu Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan
jelaskan pilihan metode yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut.

Tabel 2.5
Pilihan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tujuan Pemakainya

Urutan Fase Menunda Fase Fase Tidak


Prioritas Kehamilan Menjarangkan HamilLagi
Kehamilan (anak >3)
(anak<2)

1 AKDR Steril
2 Akdr Suntikan Akdr
3 Kondom Minipil Implant
4 Implant Pil Suntikan
5 Suntikan Implant Kondom
Sumber : Moegni M.E, dan Ocviyanti, D,2013
3) Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat
mengurangi berbagai efek yang merugikan tersebut.
Beberapa pilihan metode kontrasepi yaitu (Manuaba,1998 : 439) :
a) KB alami digunakan ibu.
(1)amenore laktasi
(2)Metode Kontrasepsi MAL engandalkan air susu ibu (ASI) eksklusif
untuk menekan ovulasi. Resiko kehamilan tinggi bila ibu tidak
menyusui bayinya secara benar. Bila dilakukan secara benar, resiko
kehamilan kurang dari 1 antara 100 ribu dalam 6 bulan setelah
3

persalinan.
(3)Metode kalender Merupakan metode alamiah dengan menghindari
senggama pada masa subur, tidak ada efek samping, tidak perlu
biaya
(4)tetapi memerlukan perhitungan yang cermat, kadang sulit
diterapkan pada ibu yang siklus haidnya tidak teratur.
(5)Senggama terputus
Metode keluarga berencana yang tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria
mencapai ejakulasi.
b) Metode kontasepsi penghalang
(1)Kondom
Kondom menghalang terjadinya pertemuan sperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet
yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebuttidak tercurah
ke dalam saluran reproduksi perempuan. Keberhasilan sangat
dipengaruhi cara penggunaan, harus disiapkan sebelum
berhubungan seksual.
(2)Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dariyang
dimasukkan kedalam vagina sebelumberhubungan seksual dan
menutup servik sehingga sprema tidak dapat mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi).
c) Metode kontrasepsi hormonal
(1)Pil kombinasi
Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma dan mengganggu
pergerakan tuba sehingga transportasi telur terganggu. Efek
sampingnya terjadi perubahan pola haid, sakit kepala, pusing, mual,
nyeri payudara, perubahan berat badan,dan terjadi peningkatan
tekanan darah.
3

(2)Suntikan progesterin
Suntikan progesterin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks
sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan selpaut rahim tipis
dan atrofi dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan
diberikan 3 bulan sekali.
(3)Pil progestin (minipil)
Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di
ovarium, endometrium mengalami tranformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga
menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma terganggu. Minipil dapat diminum saat
menyusui.
(4)Implant
Kontrasepsi implant menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks,
menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi
transportasi sperma. Implant dimasukkan dibawah kulit dan dapat
bertahan hingga 3-7 tahun, tergantung jenisnya. Efek sampung
kontrasepsi implant ialah terjadi perubahan pola haid,sakit
kepala,pusing,perubahan suasana perasaan, perubahan berat
badan,nyeripayudara,nyeri perut dan mual.
(5)Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
AKDR dimasukkan ke dalam uterus, AKDR menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi, mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah sperma
dan ovum bertemu, mencegahimplantasi telur dalam uterus. Efek
samping yang terjadi ialah perubahan pola haid terutama dalam 3-6
bulan pertama, efektifitas dapat bertahan lama hingga 12 tahun.
d) Kontasepsi Mantap
(1)Tubektomi
Menutup tuba fallopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin),
sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum,kontrasepsi ini
untuk
3

menghentikan kesuburan wanita secara permanen.


(2)Vasektomi
Menghentikan kapasitas reproduksi pria melakukan oklusi vas deferens
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak
terjadi. Metode ini menghentikan kesuburan pada pria secara permanen.

C. Konsep Manajemen Kebidanan


1. Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan
keputusan yang berfokus terhadap klien. (Varni 2013: 26)
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan
keputusan yang berfokus terhadap klien.(Aticeh, dkk, 2014: 149)
2. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
Tujuh Langka Varney terdiri dari pengumpulandata dasar, interprestasi
data, mengindentifikasi diagnosa atau masalah potensial, mengidentifikasi dan
menetapkan kebutuhan yang memerlukan penangan segera, merencanakan dan
penatalaksanaan dan evakuasi. (Nurwiandani 2018: 100)
a. Langkah 1 : Pengumpulan data dasar
Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah ini dilakukan pengkajian
dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untukmengevaluasi dengan
klien secara langsung dan lengkap, yaitu :
1) Identitas pasien
2) Riwayat kesehatan
3) Pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan
4) Meninjau data laboratorium
b. Langkah 2 : Interpretasi data
3

Identifikasi yang benar terhadap diagnosis/masalah dan kebutuhan klien


berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data yang telah
dikumpulkan, data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasi sehingga
ditemukan msalah/diagnosa yang spesifik. Diagnosa kebidanan adalah
diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata cara) diagnosis
kebidanan. Standar nomorklatur diagnosa kebidanantersebut yakni :
1) Diagnosis yang telah di sahkan oleh profesi
2) Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan.
3) Memiliki ciri khas kebidanan.
4) Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
c. Langkah 3: Mengindentifikasi diagnosa/masalah potensial Mengindentisikasi
masalah atau diagnose potensial.
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi,
langkah ini membutuhkan antisipasi bila dilakukan pencegahan bidan dapat
bersiap-siap bila diagnosis/masalah potensial benar benar terjadi.
d. Langkah 4 : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan
Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter untuk
dikonsultasikan/ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai
dengan kondisi klien. Data baru dikumpulkan dengan dievaluasikan
kemungkinan bisa terjadi kegawat daruratan dimana bidan harus bertindak
segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak.
e. Langkah 5 : Merencanakan asuhan menyeluruh
Melakukan perencanaan menyeluruh yang merupakan kelanjutan dari
manajemen terhadap diagnosis/masalah yang telah diidentifikasi/ antisipasi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi pasien/masalah yang berkaitan tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien atau masalah lain.
4

f. Langkah 6 : Melakukan perencanaan


Rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan secara efisien dan aman.
Pada saat bidan berkolaborasi dengan dokter untuk mengawasi klien yang
mengalami komplikasi, maka tanggung jawab terhadap pelaksanaannya
rencana asuhan yang menyeluruh tersebut,manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya untuk meningkatkan mutu dari asuhan klien.
g. Langkah 7 : Evaluasi
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan sebagaimana yang
telah terindentifikasi dalam masalah dan diagnosis.

D. Penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Data Fokus Ibu Hamil Trimester III
a. Langkah I : Identifikasi Data Dasar
Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk evaluasi
pasien.Data dasar ini temasuk kesehatan, hasil pemeriksaan fisik apabila
perlu,tinjauan catatan saat ini atau catatan lama dari rumah sakit. Pada
langkahpertama ini semua informasi akurat dan lengkap di kumpulkan dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data
dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang bila perlu. (Manuaba,2010:160).
1) Data Subyektif
a) Keluhan Utama : keluhan yang muncul pada kehamilan trimester III
meliputi sering kencing, nyeri pinggang dan sesak napas akibat
pembesaran uterus serta merasa khawatir akan kelahiran bayinya dan
keselamatannya. Selain itu, konstipasi dan sering lelah merupakan hal
yang wajar dikeluhkan oleh ibu hamil.
b) Riwayat Menstruasi: Untuk mengkaji kesuburan dan siklus haid ibu
sehingga didapatkan hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk
menentukan usia kehamilan dan memperkirakan anggal aksiran
4

persalinannya.
c) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu :
Untuk mengetahui kejadian masalalu ibu mengenai masake
hamilan, persalinan dan masa nifas-nya. Komplikasi pada kehamilan,
persalinan dan nifas dikaji untuk mengidentifikasi masalah potensial
yang kemungkinan akan muncul pada kehamilan, persalinan dan nifas
kali ini. Lama persalinan sebelumnya merupakan indikasi yang baik
untuk memperkirakan lama persalinan kali ini. Metode persalinan
sebelumnya merupakan indikasi untuk memperkirakan persalinan kali
ini melalui seksio sesaria atau melalui per vaginam. Berat badan janin
sebelumnya yang dilahirkan pervaginam dikaji untuk memastikan
keadekuatan panggul ibu untuk melahirkan bayisaatini
(Kusmiyati,2011:302).
d) Riwayat Hamil Sekarang :
Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi
terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira – kira bayi akan
dilahirkan. Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya
membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran yang disebut taksiran
partus di beberapa tempat. Menurut hokum Naegele perhitungan
dilakukan dengan menambahkan 9 bulandan 7 hari pada haid pertama
haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3,
kemudian menambahkan 7 haridan1tahun. Selain itu juga perlu
ditanyakan jumlah kehamilan karena terdapatnya perbedaan perawatan
antara ibu yang barupertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali
hamil, perluperhatian ekstra pada kehamilannya. Riwayat pemeriksaan
Antenatal Care, untuk mengetahui adanya masalah – masalah pada
trimester Imisalnya hiperemesis gravidarum, anemia, dan lain – lain,
masalah pada trimester II dan trimester III, hal ini untuk sebagai factor
persiapan jikalau kehamilan yangsekarang akanterjadi hal sepertiitulagi.
Penggunaan obat–obatan saat hamil harus selalu memperhatikan
apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin,
4

adakah riwayat alergi obat, mencakup berbagai reaksi yang terjadi


setelah obat di telan, suplemen vitamin, dan pengobatan bukan
tradisional.
Tanyakan pada klien apakah sudah pernah mendapatkan imunisasi
TT. Apabila belum, bidan bisa memberiknnya. Imunisasi tetanus toxoid
diperlukan untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus
neonatorum, imunisasi dapat dilakukanpada trimester I atau II pada
kehamilan 3–5 bulan dengan interval minima l4 minggu Lakukan
penyuntikan secara IM (intramuskuler), dengan dosis 0,5ml
(Walyani,2015:44).
e) Riwayat KesehatanSekarang
Kondisi medis tertentu berpotensi mempengaruhi ibu ataubayi
atau keduanya. Berikut ini adalah beberapa kondisi medis pada kategori
ini adalah anemia, asma, infeksi TORCH, penyakit jantung,diabetes
mellitus, hipertensi, penyakit paru, infeksi ginjaldan salurankemih,
tuberkulosis, hepatitisB, sifilis, dan HIV/AIDS (Romauli2011:166-167).
f) Riwayat Penyakit Keluarga
Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi
wanita beresiko menderita penyakit genetika yang dapat memengaruhi
hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita
penyakit genetika. Informasi ini juga dapat mengidentifikasi latar
belakang ras atau etnik yang diperlukan untuk melakukan pendekatan
berdasarkan pertimbangan budaya atau untuk mengetahui penyakit
organicyang memiliki komponen hereditas (Manurung,2012:36).
2) Data Obyektif (Diana,2017:87).
a) Pemeriksaan Umum
(1)Keadaan Umum : Baik
(2)Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu.
Composmentis adalah status kesadaran dimana ibu mengalami
kesadaran penuh dengan memberikan responsyang cukup terhadap
stimulus yang diberikan.
(3)Tinggi Badan : Untuk mengetahui apakah ibu dapat bersalin dengan
normal. Batas tinggi badan minimal bagi ibu hamil untuk dapat
4

bersalin secara normal adalah 145 cm. Namun, hal ini tidak menjadi
masalah jika janin dalam kandungannya memiliki taksiran berat janin
yang kecil.
(4)Berat Badan : Penambahan berat badan minimal selama kehamilan
adalah ≥ 9 kg.
(5)LILA : Batas minimal LILA bagii buhamil adalah 23,5 cm.
(6)Tanda-tanda Vital : Rentang tekanan darah normal pada orang
dewasa sehat adalah 100/60 – 140/90 mmHg, tetapi bervariasi
tergantung usia dan variable lainnya.
(7)WHO menetapkan hipertensi jika tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan
tekanan diastolic ≥ 95 mmHg. Pada wanita dewasa sehat yang tidak
hamil memiliki kisaran denyut jantung 70 denyut permenit dengan
rentang normal 60-100 denyut per menit. Namun selama kehamilan
mengalami peningkatan sekitar 15-20 denyut permenit. Nilai normal
untuk suhu per aksila pada orang dewasa yaitu 35,8-37,3°c.
Sedangkan menurut, pernapasan orang dewasa normal adalah
antara 16-20
×/menit.
b) Pemeriksaan Fisik
(1)Mata : Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna yangdalam
keadaan normal berwarna putih. Sedangkanpemeriksaan konjungtiva
dilakukan untuk mengkaji munculnya anemia Konjungtiva
yangnormal berwarna merah muda. Selainitu, perludilakukan
pengkajian terhadap pandangan mata yang kabur. terhadap suatu
benda untuk mendeteksi kemungkinan terjadinyapre-eklampsia.
(2)Payudara : payudara menjadi lunak, membesar, vena-vena dibawah
kulit lebih terlihat, puting susu membesar, kehitaman dantegak,
areolameluas dan kehitaman serta muncul strechmark pada permukaan
kulit payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi
kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran ASI.
(3)Perut
4

Inspeksi : Muncul Striae Gravidarum dan Linea Gravidarum


padapermukaan kulit perut akibat Melanocyte Stimulating Hormon.
(4)Palpasi abdomen
(a)Leopold 1, pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu hamil,
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapa
pada fundus.
(b)Leopold 2, menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,
menentukan letak punggung janin dan pada letak lintang,
menentukan letak kepala janin.
(c)Leopold3, menentukan bagian terbawah janin dan menentukan
apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk ke pintu atas
panggul atau masih dapat digerakkan.
(d)Leopold 4, pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil dan
menentukan konvergen (Kedua jari-jari pemeriksa menyatu yang
berarti bagian terendah janin belum masuk panggul) atau divergen
(Kedua jari-jari pemeriksa tidak menyatu yang berarti bagian
terendah janin sudah masuk panggul serta seberapa jauh bagian
terbawah janin masuk ke pintu atas panggul.
(e)Denyut jantung janin normal adalah antara120- 160x/menit. Pada
akhir trimester III menjelang persalinan,presentasi normal janin
adalah presentasi kepala dengan letak memanjang dan sikapj anin
fleksi.
(f) Tafsiran Berat Janin: berat janin dapat ditentukan dengan rumus
Lohnson, yaitu: Jika kepala janin belum masuk ke pintu atas
panggul Berat janin = (TFU – 12) × 155 gram Jika kepala janin
telah masuk ke pintu atas panggul Berat janin = (TFU – 11)
×155gram.
(5)Ano-Genetalia : Pengaruh hormone estrogen dan progesterone adalah
pelebaran pembuluh darah sehingga dapat terjadi varisespada sekitar
genetalia. Namun tidak semua ibu hamil mengalami varises pada
daerah tersebut. Pada keadaan normal, tidak terdapat hemoroid pada
4

anus.
(6)Ektremitas : Tidak ada edema, tidak ada varises dan reflek spatella
menunjukkan respon positif.
c) PemeriksaanKhusus
(1)Tinggi fundus uteri (TFU)
Tinggi fundus di ukur dari simfisis pubis sampai fundus uterus dalam
cm. Konsistensi metode adalah yang yang sangat penting. Pada usia
kehamilan antara 18 dan 30 minggu, jumlah cm sama dengan tinggi
fundus dalam cm
(2)Tafsiran berat janin (TBJ)
Dengan menggunakan Mc Donald untuk mengetahui TFU dengan
pita ukur kemudian dilakukan perhitungan tafsiran berat janin.
Rumusnya : TBJ = (TFU dalam cm - n) x 155 = gram
N : posisi kepala masih diatas spina ischiadika atau bawah. Bila di
atas (-12) dan bila di bawah (-11) (Pantiawati,2010:123).
d) Pemeriksaan Penunjang
(1)Hemoglobin : Wanita hamil dikatakan anemia jika kadar
hemoglobin- nya < 10 gram/dL. Jadi, wanita hamil harus
memiliki hemoglobin
>10gr/dL.
(2)Golongan darah : Untuk mempersiapkan calon pendonor darah jika
sewaktu-waktu diperlukan karena adanya situasi kegawat daruratan.
(3)USG : Pemeriksaan USG dapat digunakan pada kehamilan muda
untuk mendeteksi letak janin, perlekatan plasenta, lilitan tali pusat,
gerakan janin, denyut jantung janin,mendeteksi tafsiran berat janin
dan tafsiran tanggal persalinan serta mendeteksi adanya kelainan
pada kehamilan.
(4)Protein urine dan glukosa urine: Urine negative untuk protein dan
glukosa
b. Langkah II : Interpretasi
Perumusan diagnose kehamilan disesuaikan dengan nomenklatur
kebidanan, seperti. G…..usia…tahun usia kehamilan…..minggu fisiologis dan
4

janin tunggalhidup (KemenkesRI, 2017).


G (Gravida) : jumlah kehamilan yang dialami wanita diikuti dengan
jumlah seluruh kehamilan termasuk kehamilan ini
P (Para) : jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang
memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan (28 minggu/ 1000 gr)
meliputi aterm, premature, imatur, abortus ,hidup (APIAH) dengan penjelasan
seperti berikut.
Aterm : jumlah kelahiran bayi cukup bulan ( lebih dari 36 mingguatau
lebihdari 2500 gr), berisi jumlah seluruh persalinan aterm yang pernah
dialami. Prematur : jumlah kelahiran premature (28-36minggu/1000-2499gr),
berisi jumlah seluruh persalinan premature yang pernah dialami.
Imatur : jumlah kelahiran imatur (21-28minggu/500-1000gr), berisi
jumlah persalinan imatur yang pernah dialami.
Abortus : berisi jumlah seluruh abortus, mola ,dan kehamilan ektopik
yang pernah dialami.
Jumlah anak hidup: jumlah anak hingga kini masih hidup, berisi jumlah
seluruh anak yang masih hidup sampai saat dilakukan anamnesis
Hidup: melalui pemeriksaan auskultasi denyut jantung janin. Janin
tunggalintra uteri:melaluipemeriksaa penunjangUSG(ultrasonografi).
Perumusan masalah disesuaikan dengan kondisi ibu. Keluhan yang
munculpada kehamilan trimester III meliputi sering kencing, nyeripinggang
dansesak napas akibat pembesaran uterus serta rasa khawatir akan kelahiran
bayinya dan keselamatannya. Selainitu, konstipasi dan sering lelah merupakan
hal wajar dikeluhkan oleh ibu hamil .Contoh kebutuhan TM III adalah
perubahan fisik dan psikologis ibu TM III, tanda-tanda persalinan, tanda
bahaya kehamilan TM III, persiapan persalinan, pengurang rasanyeri saat
persalinan, pendamping persalinan, ASI, cara mengasuh bayi, cara memandi
bayi, imunisasi dan KB.
c. Langkah III : Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial Padalangkah ini
kita mengidentifikasikan masalah potensial atau
diagnose potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah
4

diidentifikasi. Langkah ini membutuhka nanti sipasi, bila memungkinkan


membutuhkan pencegahan sambil mengamati klien, Bidan diharapkan
waspada dan bersiap mencegah diagnosis / masalah potensial terjadi dilakukan
asuhan yang aman.
d. Langkah IV : Melaksanakan Tindakan Segera atau Kolaborasi
Pada langkah ini, bidan atau dokter mengidentifikasi perlunya segera
melakukan konsultasi atau melakukan kolaborasi bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Pada kondisiibu dengan
keputihan, usia kehamilan 34-35 minggu, dan tidak mengalami gangguan pada
kehamilannya serta tanda-tanda vitalnya atau sesuatu hal yang mengharuskan
kita melakukan tindakan segera sementara apabila keputihan yang dialaminya
dalam jumlah banyak disertai gatal, berbau busuk, dan berbusa maka harus
dilakukan tindakan sementara yaitu terapi.
e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
ibu, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif.
Perencanaan pada ibu hamil dengan keluhan keputihan adalah informasikan
seluruh hasil pemeriksaan, beritahu ibu tentang keputihan yang dialami,
jelaskan kepada ibu tentang terjadinya keputihan, anjurkan ibu untuk tetap
menjaga kebersihan alatk elaminnya, anjurkan ibu untuk menggunakan celana
dalam yang longgar menyerap keringat dan tidak ketat, anjurkan ibu
untuktidak stress dan beralih pola hidupsehat, berikan terapi tablet Fe1x1
perhari, beritahu kunjungan control ulang, lakukan dokumentasi
(Koes,2014:51).
f. Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan dan Penatalaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah ke 5 dilaksankan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa

dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh

klien atau anggota tim kesehatan lainnya.


4

g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benarbenar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah di identifikasi

didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika

memang benar efektif dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa

sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

2. Data Fokus Ibu Bersalin


a. Pengkajian
1) Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang didapat berdasarkan persepsi dan
pendapat klien tentang masalah kesehatan mereka. Sumber data pengkajian
dapat berasal dari anamnesa klien, keluarga dan orang terdekat, anggota tim
perawatan kesehatan, catatan medis, dan catatan lainnya (Mochtar,2015:110).
a) Alasan Datang
Untuk mengetahui alas an klien berkunjung.
b) Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan.
Persoalan yang dirasakan pada ibu bersalin umumnya adalah rasa sakit
pada perut dan pinggang akibat kontraksi yang datang lebih kuat, sering
dan teratur, keluarnya lendir darah dan keluarnya air ketuban dari jalan
lahir merupakan tanda dan gejala persalinan yang akan dikeluhkan oleh ibu
menjelang akan bersalin.
c) Riwayat Pernikahan
Untuk mengetahui klien menikah berapa kali (pernikahan beberapa
kali dengan klien yang berbeda berisiko mengalami gangguan reproduksi ),
lama pernikahan klien dan usia klien pertama kali menikah.
4

d) Riwayat Obstetri (Hidayat,2013:89).


(1)HPHT
Untuk mengetahui kapan haid terakhir klien sehinggadapat digunakan
untuk memperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan
(2)Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil
konsepsi akhir (abortus, lahir hidup, penolong persalinan, apakah anaknya
masih hidup, dan apakah dalamkesehatan yang baik), apakah terdapat
komplikasi intervensi pada kehamilan, persalinan ataupun nifas
sebelumnya.
(3)Riwayat Keluarga Brencana
Yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah menjadi akseptor KB.
Jika pernah, kontrasepsi apa yang pernah digunakan, berapa lama, mulai
menggunakan,kapan berhenti, keluhan pada saat ikut KB dan alasan
berhenti KB.
(4)Riwayat Kesehatan
(a) Riwayat Kesehatan Klien
Untuk mengetahui apakah klien pernah mengalami penyakit
menurun seperti asma, jantung, daraht inggi, diabetes mellitus,
maupun penyakit menular seperti TBC, hepatitis, atau penyakit lain
yang dapat berpengaruh terhadap kehamilan klien. Atau untuk
mengetahui apakah klien mempunyai alergi obat atau tidak.
Mengetahui penyakit yang dideritaibu sekarang.
(b)Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga baik pihak
suami maupun istri yang pernah mengalami penyakit menurun seperti
asma, jantung, darah tinggi, diabetus mellitus, maupun penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, atau penyakit lain yang dapat
berpengaruh terhadap kehamilan klien. Atau dari anggotakeluarga
ada riwayat mempunyai anak kembar.
5

(c) Riwayat Sosial dan budaya


I. Respon pasien dan keluarga terhadap kondisi kesehatan klien saat
ini.
II. Pengarahan budaya terhadap penatalaksanaan gejala gangguan
kesehatan reproduksi misalnya penggunaan ramuan tradisional.
III. Pola Eliminasi Saat persalinan akan berlangsung,
menganjurkan ibu untuk buang airk ecil secara rutin dan mandiri,
paling sedikits etiap 2 jam (Varney,dkk,2007:441).
2) Data Objektif
Data Objektif adalah data yang dikumpulkan untuk menegakkan
diagnose melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan
pemeriksaan penunjang (Sulistyawati,2014:64).
a) Pemeriksaan Umum
(1)Keadaan umum: untuk mengetahui keadaan klien lemah,cukup
,atau baik
(2)Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu.
Composmentis adalah status kesadaran dimana ibu mengalami
kesadaran penuh dengan memberikan responsyang cukup terhadap
stimulus yang diberikan (Hidayat danUliyah, 2018:37).
(3)Tekanan darah: untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau
hipotensi dengan normalnya systole 100-120 mmHg,diastole 60-
80 mmHg.

(4)Suhu : normalnya 36,5–37,5˚C, >37,5˚C termasuk hipertermi.


(5)Nadi : untuk member gambaran kardiovaskuler. Denyut normal
60– 100x/menit.
(6)Pernafasan : untuk mengetahui sifat pernafasan dan bunyi
pernafasan dalam satu menit. Pernafasan normal 16– 24x/menit.
(7)HPL : Bertujuan untuk mengetahui apakah persalinannya cukup
bulan, prematur, atau postmatur
5

(8)TBJ : Menurut Manuaba,dkk (2017:130) ,berat janin dapat


ditentukan dengan rumus Lohnson, yaitu: a) Jika kepala
janinbelum masuk kepintu atas panggul Beratjanin =(TFU–
12)×155gram,b)Jikakepalajanin sudah masuk PAP Berat janin =
(TFU – 11) × 155 gram. Menurut Irianti (2015:47) berat janin
dapat dihitung dengan rumus Formula Dave, yaitu : TBJ =
TFUxLP (lingkarperut).
b) Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi
kesehatan klien serta tingkat kenyamanan fisik klien. Informasi dari
hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk membuat
keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan
rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai dengan kondisi
klien.
(1)Wajah : pucat/tidak, oedem pada pipi, terdapat kloasma
gravidarum atau tidak
(2)Mata : simetris, konjungtiva merah muda/pucat, sclera putihatau
tidak, fungsi penglihatan masih baik/tidak
(3)Dada/payudara
Menurut Bobak, dkk (2015:71) dan Prawirohardjo
(2015:81), akibat pengaruh hormone kehamilan, payudara menjadi
lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat,
puting payudara membesar, kehitaman dan tegak, areola meluas
dan kehitaman serta muncul Strechmark pada permukaan kulit
payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi
kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran ASI.
(4)Abdomen
Menurut Mochtar (2015:115), muncul garis-garis pada
permukaan kulit perut (Striae Gravidarum) dan garis pertengahan
pada perut (LineaGravidarum) akibat Melanocyte Stimulating
Hormon.
5

(5)Palpasi: Leopold 1: Pemeriksa menghadap ke arah muka ibuhamil,


menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapat pada
fundus. Leopold 2: Menentukan batassamping rahim kanan dan kiri,
menentukan letak punggung janin dan pada letak lintang,
menentukan letak kepala janin. Leopold 3: menentukan bagian
terbawah janin dan menentukan apakah bagian terbawah tersebut
sudah masuk ke pintu atas panggul atau masih dapat digerakkan.
Leopold 4 : pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil dan
menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh bagian terbawah
janin masuk ke pintu atas panggul (Mochtar,2015:115).
(6)Auskultasi : Denyut jantung janin normal adalah antara 120-
160×/menit (Kemenkes RI,2015).
(7)Genitalia dan anus
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
pelebaran pembuluh darah sehingga terjadi varises pada sekitar
genetalia. Namun tidak semua ibu hamil akan mengalami varises
pada daerah tersebut. Pada keadaan normal, tidak terdapat
hemoroid pada anus serta pembengkakan pada kelenjar bartolini
dan kelenjar skene. Pengeluaran pervaginam seperti bloody show
dan airk etubanjuga harus dikaji untuk memastikan adanya tanda
dan gejala persalinan (Mochtar,2015:120).
5

(8)Ekstremitas
Mengetahui apakah simetris, adakah oedema pada
ekstremitas atas dan bawah (+/+), adakah varises, kuku jari dan
akral apakah pucat, refleks patella dapat (+/-).
(9)Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan vaginal toucher bertujuan untuk mengkaji
penipisan dan pembukaan serviks, bagian terendah, dan status
ketuban. Jika janin dalam presentasi kepala, moulding, kaput
sukse daneum dan posisi janin perlu dikaji dengan pemeriksaan
dalam untuk memastikan adaptasi janin dengan panggul ibu.
Pembukaan serviks pada fase laten berlangsung selama 7-8jam.
Sedangkan pada fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu fase
akselerasi ,fase dilatasi maksimal dan fase deselerasi yang masing-
masing fase berlangsung selama 2 jam (Mochtar,2015:120).
(10) Pemeriksaan Penunjang
(a)Hemoglobin : Selama persalinan, kadar hemoglobin Mengalami
peningkatan 1,2gr/100 ml dan akan kembali kekadar sebelum
persalinan pada hari pertama pasca partum jika tidak kehilangan
darah yang abnormal (Varney,dkk,2007:161).
(b)Cardiotocography (CTG) : Bertujuan untuk mengkaji
kesejahteraan janin.
(c)USG: Pada akhir trimester III menjelang persalinan,
pemeriksaan USG dimaksudkan untuk memastikan presentasi
janin, kecukupan air ketuban, tafsiran berat janin, denyut
jantung janindanmendeteksi adanya komplikasi (Mochtar,2015
: 45).
(d)Protein Urine dan glukosa urine: Urine negative untuk protein
dan glukosa (Varney,dkk,2007:441).
5

d. Interprestasi Data Dasar


Menurut Varney, dkk, 2007:442 .Interpretasi data subyektif dan data
obyektif yang telah diperoleh, mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan
diagnose berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang dikumpulkan.
Diagnosa kebidanan ini dibuat sesuai standard nomen klatur kebidanan.
Diagnosa : G....P. A. usia Usia
Kehamilan.....minggu in partu kala 1 fase laten / fase aktif. Janin tunggal
/ganda hidup intrauterine. Masalah : Perumusan masalah disesuaikan dengan
kondisi ibu. Rasa takut,cemas,khawatir dan rasa nyeri merupakan
permasalahan yang dapat muncul padaprosespersalinan. Kebutuhan :
Kebutuhan ibu bersalin adalah pemenuhan kebutuhan fisiologis (makan,minu
oksigenasi, eliminasi, istrirahat dan tidur), kebutuhan pengurangan
rasanyeri,support person(ataupendampingandariorang dekat),penerimaansikap
dantingkah laku serta pemberian informasi tentang keamanan
dankesejahteraanibudanjanin.
e. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Identifikasi diagnose atau masalah potensial dibuat setelah
mengidentifikasi diagnosa atau masalah kebidanan yang berdasarkan data ada
kemungkinan menimbulkan keadaan yang gawat. Langkah ini membutuhkan
antisipasi dan bila mungkin dilakukan pencegahan.
f. Identifikasi Kebutuhan Segera,Kolaborasi Danrujukan
Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik
tindakan konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan
kondisi klien. Tindakan bisa terapi yang dibutuhkan segera untuk mengatasi
masalah selama kehamilan.
g. Intervensi
Pada langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya.
Informasi atau data yang kurang dapat dilengkapi. Setiap rencana asuhan
harus disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan yang diberikan dapat
efektif karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan oleh klien.
5

Dx : Ny. “X” usia ... tahun G....P....Ab.... UK... inpartu kala


…..janin tunggal / kembar, hidup / mati, intrauterin/ekstrauterin Tujuan
: Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama diharapkan persalinan ibudapat
berjalan lancar tanpa ada komplikasi Kriteria:
1) Keadaan umum ibu dan janin baik
2) Tanda-tanda vital dalam batas normal
a) TD : ±120/80 mmHg, stabil
b) N : 60–100 kali/menit
c) S : 36,5–37,5oc
d) RR : 16–24 kali/menit
e) Djj (+) 120-160 kali/menit
f) His adekuat dan sering, his 3-5 kali, lebih dari 40 detik dalam 10 menit
g) Kemajuan persalinan progresif: his teratur, semakin sering, intensitas
kuat, pembukaan 1 cm/jam pada primipara dan 1cm/30 menit pada
multipara.
h) Ibu memahami kondisinya dengan mampu menjelaskan apa yang terjadi
pada dirinya dan kooperatif dengan penanganan persalinan yang
diberikan oleh bidan.
i) Intervensi
(1)Jelaskan kondisi ibu dan janin saat ini berdasarkan hasil pemeriksaan
R/ Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan diharapkan klien dapat
mengerti tentang kondisinya saat ini dan dapat mempersiapkan diri
untuk persalinan yang akan di hadapi.
(2)Berikan dukungan psikologis pada klien
R/Dengan memberikan dukungan psikologis diharapkan kliendan
keluarga dapat merasa tenang dalam menghadapi kondisi
persalinannya saat ini.
(3)Penatalaksanaan teknik relaksasi sebelum persalinan
(a)Berikan penjelasan agar ibu dalam posisi miring ke kiri agar
proses penurunan kepala bayi dapat terjadi lebih cepat
R/ Dengan memberikan penjelasan tentang posisi miring kekiri
5

diharapkan proses persalinan ibu dapat berjalan dengan lancar


karena kepala bayi cepat turun kedalam panggul.
(b)Berikan penjelasan tentang teknis bernafas jika kontraksi datang
agar mengurangi rasa nyeri.
R/ Dengan memberikan KIE tentang teknis bernafas selama
persalinan diharapkan ibu memahami teknik pernafasan sehingga
dapat mengatur pola pernafasannya dan persalinan dapat berjalan
lancar.
(c)Berikan penjelasan bahwa ibu tidak boleh mengejan dahulu karena
pembukaan belum lengkap.
R/ Dengan tidak mengejan sebelum waktunya diharapkan tidak
terjadi masalah pada jalan lahir seperti pembengkakan dan ruptur.
(d)Lakukan observasi kondisi ibu (tekanan darah, suhu, nadi) dan
kondisi janin (denyut jantung janin ), kontraksi, dan
pemeriksaandalamselama persalinan secara teratur.
R/ Dengan melakukan pemeriksaan kondisi ibu dan janin
diharapkan dapat dipantau secara berkelanjutan dan dapat
dideteksi sejak dini jika ada komplikasi selama persalinan.
(e)Anjurkan ibu agar makan dan minum secukupnya untukpersiapan
tenaga mengejan saat persalinan
R/ diharapkan ibu mempunyai energi yang cukup untuk mengejan
sehingga proses persalinannya dapat berjalan lancar
(f) Berikan saran kepada ibu agar sering berkemih dan tidak menahan
buang air kecil
R/ Dengan memberikan saran kepada ibu untuk sering berkemih
diharapkan penurunan kepala dapat lebih cepat terjadi karena
kandung kemih yang penuh dapat menghambat penurunan kepala
(g)Ajarkan ibu tentang cara mengejan yang benar setelah pembukaan
lengkap selama proses persalinan
R/ Dengan mengajarkan cara mengejan yang benar selama
persalinan diharapkan proses persalinan dapat lancar
(h)Berikan saran kepada suami dan keluarga agar menemaniibu dan
5

memijat punggung ibu atau membasuh muka ibu R/ Dengan


ditemani suami dan keluarga sertadi berikan pijatan punggung
diharapkan ibu lebih tenang, rileks dan tidak gelisah selama proses
persalinan
(i) Persiapkan alat dan obat untuk persalinan
R/ Dengan mempersiapkan alat dan obat untuk
menolongpersalinan sejak kala I diharapkan saat pembukaan
sudahlengkap ibu dapat langsung dipimpin bersalin dan proses
persalinan dapat berjalan lancer
(j) Lakukan asuhan kebidanan kala I, II, III, IV dan observasi.
R/ Dengan melakukan asuhan kebidanan diharapkan dapat
mendeteksi kelainan

3. Data Fokus Bayi Baru Lahir


a. Pengkajian
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua
data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan
langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasiyangakurat dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Untuk memperoleh data
dilakukan dengan cara (Ambarwati,2015:130):
1) Data subjektif
a) Anamnesa
Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayatkesehatan, serta
pengetahuan klien.
b) Identitas bayi
(1)Nama jelas atau lengkap bila perlu nama panggilan sehari-hari agar
tidak keliru dalam memberikan penanganan
Umur/tanggal lahir Bayi baru lahir normalnya lahir pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu
(AiiyeyehdanLia,2018:2)
(2)Jenis kelamin untuk mengetahui jenis kelamin bayi.
5

(3)Anak ke untuk mengetahui anak keberapa bay itersebut


(4)Alamat ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan.
2) Data objektif
a) Pemeriksaan umum
(1)Yang perlu diperhatikan dalam kondisi umum ini adalalahkeadaan
umum : kesadaran dan keaktifan.
(2)Tonus otot
Tonus otot bayi normal adalah bergerak aktif.
(3)Pernafasan
Dalam pernafasan bayi barulahir ditandai dengan bayi segeralahir
menangis kuat.
(4)Warna kulit
Warna kulit pada bayi baru lahir normal adalah bewarna kemerahan/
merah muda, dan terdapat lanugo dan vernix caseosa, dan bayi yang
mengalami kelaian dapat menunjukkan perubahan warna sianosis
yang dapat berbahaya pada bayi (MaryunanidanNurhayati,2018:74-
73)
b) Pemeriksaan Fisik
(1)Kepala
Periksa ada tidaknya caput seccudanum benjolan yang berisi cairan yang
akan hilang dalam waktu 2-5 hari, cepalhematoma benjolan yang berisi
darah menyelubungi tulang tengkorak akan hilang dalam waktu 1-3
bulan, jika ukuran kepala melebihi normal menunjukkan terjadinya
hidrosefalus, jika kepala bayi kurang dari ukuran normal menunjukkan
terjadinynya mikrosefalus dampaknyamempengaruhi tumbuh kembang
otak.
(2)Muka
Warna kulit kemerah-merahan. Jika warna kulit birumenunjukkan bayi
mengalami hipotermi
(3)Mata
5

Sklera putih atau kuning untuk melihat bayimenderitapenyakit hepatitis


atau tidak. Konjungtiva merah muda untuk melihat bayi mengalami
anemis atau tidak.
(4)Hidung
Periksa adanya lubang hidung atau tidak, simetris atautidak, periksa
adanya kelainan pernapasan cuping hidung atau tidak, jika iya maka
bayi mengalami gangguan padapernafasan.
(5)Mulut
Adakah reflek menghisap. Dilihat apakah ada labiopalatoskhisis
(palatum terbuka/celah langit-langit), perludi ketahui dengan cara
pemberian minum dan pemeriksaan lebih lanjut.
(6)Telinga
Ketika ditarik horizontal dari mata kedaun telinga, semestinya posisi
telinga dan mata adalah sejajar. Bila posisi telinga dibawah atau lebih
rendah dari garis horizontal tersebut, kemungkinan sibayi menderita
sindrom tertentu (sindrom trisami 9 atau 18).
(7)Leher
Leher tampak lebih pendek akan tetapi pergerakannya baik.
Apabila terdapat keterbatasan perlu diperkirakan adanyakelainan tulang
leher. Tumor didaerah leher seperti tiroid ,hemangioma, higromakristik
selain merupakan masalah sendiri dapat menekan trankea sehingga
memerlukan tindakan segera. Trauma leher dapat menyebabkan
kerusakanpada fleksus brankialis sehingga terjadi variesis pada
tangan,lengan atau diafragma.
(8)Dada
Simetris, tidak ada retaksi dada. Jika ada menandakan bayi
mengalami gangguan pernafasan, periksa ada tidaknya wheezing dan
ronchi jika ada menunjukkan kelainan paru- paru.
6

(9)Abdomen
Bentuknya, lingkar perutnya, apakah ada tonjolan, apakah ada tanda-
tanda infeksi tali pusat seperti kemerahan didaerah tali pusat, keluar
nanah, berbau, disertai demam. Jika perut sangat cekung kemungkinan
terdapat hernia diafragmatika, jika perut kembali membuncit
kemungkinan karna hepatosplenomegaly atau tumorlainnya, jika peru
tkembung kemungkian adanya entrokolitisvesikalis, amfalokel, atau
duktus amfaloentriskus persiten. Lakukan auskultasi adanya bising usus
jika ada bising usus yang melebihi normal menunjukkan bayi diare
(Marmi,2015 : 108).
(10) Genetalia
Untuk bayi laki-laki testis sudah turun kedalam skrotum atau
belum, jika sudah menandakan bahwa bayi aterm, ujung penis terdapat
lubang uretra atau tidak, untuk bayi perempuan uretra berlubang atau
tidak, apakah labia mayora sudah menutupi labiaminora.
(11) Anus
Anus berada digaris tengah, pastikan keluarnya meconium tidak
terdapat atresia ani atau tidak memiliki lubang anus.
(12) Ekstremitas
Melihat jumlah jari-jari kaki dan tangan apakah (polidaktil)
kelebihan jari dan (sindaktil) kurang jari.
c) Pemeriksaan antopometri:
(1) BB/TB (2500-3500 gram, 48-52 cm).
(2)Lingkar kepala (33 –38cm).
(3)Lingkar lengan atas (10 –11cm).
(4)Ukuran kepala (diametersub oksiput bregmatika).
(5)Antara foramen magnum –ubun-ubun besar (9,5cm).
(6)Diameter frontooksipitalis, antara titik pangkal hidung kejarakterjauh
belakang kepala (12cm).
(7)Diameter mentooksipitalis, antara dagu ketitik terjauh belakang kepala
6

(13,5cm).
d) Pemeriksaan reflek
(1)Morro
Respon bayi baru lahir akan menghentakkan tangan dan kaki lurus ke
arah luar sedangkan lutut fleksi kemudian tangan akan kembali kearah
dada seperti posisi dalam pelukan, jari-jari Nampak terpisah membentuk
huruf C dan bayi mungkin menangis (Ladewig, dkk., 2015). Refleks ini
akan menghilang pada umur3-4 bulan
(2)Rooting
Sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala menoleh kearah
sentuhan (Ladewig,dkk,2015:144). Refleks ini menghilang pada 3-4
bulan, tetapi bisa menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama
tidur.
(3)Sucking
Bayi menghisap dengan kuat dalam berenspons terhadap stimulasi.
Refleks ini menetap selama masa bayi danmungkin terjadi selama tidur
tanpa stimulasi. Refleks yang lemah atau tidak ada menunjukkan
kelambatan perkembangan atau keaadaan neurologi yang abnormal
(HidayatdanUliyah,2018:90).
(4)Grasping
Respons bayi terhadap stimulasi pada telapak tangan bayi dengan
sebuah objek atau jari pemeriksa akan menggenggam (Jari-jari bayi
melengkung) dan memegang object ersebut dengan erat
(Ladewig,dkk,2015:145). Refleks ini menghilang pada 3-4 bulan.
(5)Babinski
Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi, dijumlah sampai
umur 2 tahun.
b. Interpretasi Data Dasar
Interpretasi data subyektif dan data obyektif yang telah diperoleh,
mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan diagnose berdasarkan interpretasi
yang benar atas data yang dikumpulkan. Diagnosa kebidanan ini dibuat sesuai
standard nomenklatur kebidanan. Diagnosa: Neonatus Cukup Bulan, Sesuai
6

Masa Kehamilan (NCB SMK).


c. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik
tindakan konsultasi, kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi klien.
Tindakan bias terapi yang dibutuhkan segera untuk mengatasi masalah.
d. Identifikasi Kebutuhan Segera, Kolaborasi Dan Rujukan
Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan
segera,baik tindakan konsultasi, kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi
klien. Tindakan bisaterapi yang dibutuhkan segera untuk mengatasi masalah.
e. Intervensi
Pada langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya.
Informasi atau data yang kurang dapat dilengkapi. Setia prencana asuhan
harus disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan yang diberikan dapat
efektif karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan oleh klien. Dx :
Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan (NCBSMK) Tujuan : setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama 6 jam, diharapkan kondisi kesehatan bayi
baik kriteria hasil.
TTV dalam batas normal yaitu:
1) N:normalnya 110-160 x/menit
2) S : normalnya 36.5-37.5 °C
3) RR : normalnya 30-50 x/menit
4) Tidak ada komplikasi pada neonates
Intervensi : Langkah ini berisi serangkaian asuhan yang akan diberikan
kepada klien sesuai diagnosa atau masalah awal yang ada sesuai
denganstandar pelayanan.
1) Pertahankan suhu tubuh bayi dengan cara mengeringkan bayi
denganhanduk kering dan lakukan IMD
R/ Bayi yang diselimuti kain yang sudah basah dapat terjadi kehilangan
panas secara konduksi. Dengan dilakukan IMD dapat memperkuat jalinan
kasih saying ibu dan bayi, menjaga kehangatan tubuh bayi.
6

2) Berikan Vitamin K1 mg
R/Pemberian vitaminK1 pada bayi barulahir untuk mencegah kemungkinan
terjadinya perdarahan.
3) Lakukan pencegahan infeksi pada tali pusat
R/ dengan membalut tali pusat dengan kasa dapat menghindari infeksi pada
bayi.
4) Oleskan salep mata
R/ dengan diberikan salep mata pada bayi baru lahir dapat mencegah
kebutaan
5) Berikan imunisasi Hb-0
R/ dengan diberikan imunisasi Hb-0 dapa tterhindar dari penyakit hepatitis
6) Monitoring TTV setiap jam sekali terdiri dari suhu nadi dan respirasiR/
dengan dilakukan monitoring TTV dapat mengetahui kondis bayi
4. Data Fokus Ibu Nifas
a. Pengkajian
Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Varney,2007:442).
1) Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang didapat berdasarkan persepsidan pendapat
klien tentang masalah kesehatan mereka. Sumber datapengkajian dapat
berasal dari anamnesa klien, keluarga dan orang terdekat, anggota tim
perawatan kesehatan, catatan medis, dan catatan lainnya.
a) Alasan Datang : Untuk mengetahui alasan klien berkunjung
kepuskesmas.
b) Keluhan Utama : Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat
pemeriksaan. Persoalan yang dirasakan pada ibu nifasadalah rasa nyeri
pada jalan lahir, nyeri uluhati, konstipasi, kaki bengkak, nyeri perut setelah
lahir, payudara membesar, nyeritekan pada payudara dan puting susu,
puting susu pecah-pecah, keringatberlebih serta rasa nyeri selama
beberapa hari
6

jika ibu mengalamihemoroid (Varney,dkk,2007:442).


c) Riwayat Pernikahan Untuk mengetahui klien menikah berapakali
(pernikahan beberapa kali dengan klien yang berbeda berisiko mengalami
gangguan reproduksi), lama pernikahan klien dan usia klien pertama kali
menikah
d) RiwayatObstetri
(1)RiwayatMenstruasi
(a) Menarche: untuk mengetahui usia pertama kali klien mengalami
menstruasi.
(b)Siklus menstruasi: untuk mengetahui siklus menstruasiyang dialami
klien apakah siklusnya teratur atau tidakdan berapa hari siklus menstruasi
klien. Normal 25-38 hari (±28hari).
(c) Lama menstruasi : untuk mengetahui lamanya menstruasi klien,
perkiraan jumlah perdarahan yang dialami klien (dihitung melalui jumlah
pembalut yang digunakan klien dalam 1 hari ketika menstruasi),
mengidentifikasia pakah ada kelainan lamanya menstruasi pada klien atau
tidak. Normal 3-8 hari
(d)Keluhan : untuk mengetahui adakah keluhan yang dirasakan klien
terkait menstruasi misalnya adakah nyeri haid, adakah fluor albus
(keputihan) yang berlebihan danlain-lain.
(2)Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil
konsepsi akhir (abortus, lahir hidup ,penolong persalinan, apakah
anaknya masih hidup, dan apakah dalam kesehatan yang baik),
apakah terdapat komplikasi intervensi pada kehamilan, persalinan
ataupun nifas sebelumnya (Hidayat,2013:56).
(3)Riwayat Keluarga Berencana
Yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah menjadi akseptor
KB. Jika pernah, kontrasepsi apa yang pernah digunakan, berapa
lama, mulai menggunakan, kapan berhenti, keluhan pada saat ikut
KB dan alasan berhenti KB (Hidayat,2013:56).
6

(4)Riwayat Kesehatan
(a) Riwayat Kesehatan Klien
Untuk mengetahu iapakah klien pernah mengalami
penyakit menurun seperti asma ,jantung, darah tinggi, diabetes
mellitus, maupun penyakit menular seperti TBC, hepatitis, atau
penyakit lain yang dapat berpengaruh terhadap kehamilan klien.
Atau untuk mengetahui apakah klien mempunyai alergi obat
atau tidak. Mengetahui penyakit yang diderita ibu sekarang.
(b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah ada anggota keluargabaik
pihak suami maupun istri yang pernah mengalamipenyakit
menurun seperti asma, jantung, darah tinggi, diabetes mellitus,
maupun penyakit menular seperti TBC, hepatitis. Atau dari
anggota keluarga ada riwayat mempunyai anak kembar
(c) Riwayat Sosial dan Budaya
I. Respon pasien dan keluarga terhadap kondisi kesehatan klien
saat ini.
II. Pengaruh budaya terhadap penatalaksanaan gejala gangguan
kesehatan reproduksi misalnya penggunaan ramuan tradisional.
(d) Data Psikologis
I. Respon orangtua terhadap kehadiran bayi dan peranbaru
sebagai orang tua: Respon setiap ibu dan ayah terhadap bayinya
dan terhadap pengalaman dalam membesarkan anak berbeda-
bedadan mencakup seluruh spectrum reaksi dan emosi, mulai
daritingginya kesenangan yang tidak terbatas hingga dalamnya
keputusan dan duka (Varney,dkk,2007:443). Ini disesuaikan
dengan periode psikologis ibu nifas yaitu taking in, taking hold
atau lettinggo.
II. Respon anggota keluarga terhadap kehadiran bayi: Bertujuan
untuk mengkaji muncul tidaknya siblingri valry.
III. Dukungan Keluarga : Bertujuan untuk mengkaji kerjasama
6

dalam keluarga sehubungan dengan pengasuhan dan


penyelesaian tugas rumah tangga.
(e)Pola Kebiasaan Sehari-hari
I. Pola nutrisi dan cairan
Ibu nifas harus mengkonsumsi makanan yang bermutu
tinggi, bergizi dan cukup kalori untukmendapat protein,
mineral, vitamin yang cukup dan minumsedikitnya 2-3
liter/hari. Selainitu, ibu nifas juga harus minum tablet tambah
darah minimal selama 40 hari dan vitamin A
(Varney,dkk,2007:443).
II. Pola istirahat
Ibu nifas harus memperoleh istirahat yang cukup untuk
pemulihan kondisi fisik, psikologis dan kebutuhan menyusui
bayinya dengan cara menyesuaikan jadwal istirahat bayinya
(Varney,dkk,2007:443).
III. Pola seksual
Biasanya tenaga kesehatan memberi batasanrutin 6
minggu pasca persalinan untuk melakukan hubungan seksual
(Varney,dkk,2007:444).
IV. Pola aktifitas
Mobilisasi dapat dilakukan sedini mungkin jika tidak ada
kontra indikasi, dimulai dengan latihan tungkai di tempat tidur,
miring di tempat tidur, duduk dan berjalan. Selain itu, ibu nifas
juga dianjurkan untuk senam nifas dengan gerakan sederhana
dan bertahap sesuai dengan kondisi ibu
(Varney,dkk,2007:444)
V. Pola eliminasi
Ibu nifas harus berkemih dalam4-8 jam pertama dan
minimal sebanyak 200 cc Sedangkan untuk buang air besar,
diharapkan sekitar 3-4 hari setelah melahirkan
(Mochtar,2015:91).
VI. Pola personal hygiene
6

Bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi yang


dilakukan dengan menjaga kebersihan tubuh, termasuk pada
daerah kewanitaannya dan payudara, pakaian ,tempat tidur dan
lingkungan (Varney,dkk,2007:444).
2) Data Objektif
Data Objektif adalah data yang dikumpulkan untuk menegakkan
diagnose melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan
pemeriksaan penunjang (Sulistyawati,2014:77).
a) Pemeriksaan umum
(1) Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan klien lemah,cukup, atau
bau.
(2)Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu.
Composmentis adalah status kesadaran dimana ibu mengalami
kesadaran penuh dengan memberikan responsyang cukup terhadap
stimulus yang diberikan (Hidayat danUliyah, 2018:88).
(3)Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau
hipotensi dengan normalnya systole 100-120 mmHg,diastole 60-80
mmHg.
(a)Suhu : normalnya 36,5-37,5˚c>37,5˚ c termasuk hipertermi.
(b)Nadi : untuk member gambaran kardiovaskuler. Denyut normal 60–
100x/menit.
(c)Pernafasan: untuk mengetahui sifat pernafasan dan bunyi
pernafasan dalam satumenit. Pernafasan normal 16-24x/ menit.
(d)Pemeriksaan fisik
(e)Tujuan pemeriksaan fisika dalah untuk menilai kondisi kesehatan
klien serta tingkat kenyamanan fisik klien. Informasi dari hasil
pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk membuat keputusan
klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan
atau perawatan yang paling sesuai dengan kondisi klien.
(4)Wajah : pucat/tidak, oedem palpebra dan pipi, terdapatkloasma
gravidarum atau tidak.
6

(5)Mata : simetris, konjungtiva merah muda/pucat, sklera putih atau


tidak, fungsi penglihatan masih baik/tidak
(6)Dada/payudara
(7)Bertujuan untuk mengkaji ibu menyusui bayinya atau tidak, tanda-
tanda infeksi pada payudara seperti kemerahan dan muncul nanah
dari putting susu, penampilan putting susu dan areola, apakah ada
kolostrom atau air susu dan pengkajian proses menyusui
(Varney,dkk,2007:445). Produksi air susu akan semakin banyak pada
hari ke-2 sampai ke-3 setelah melahirkan (Mochtar,2015:88).
(8)Abdomen
(9)Bertujuan untuk mengkaji ada tidaknya nyeri pada perut (Varney,
dkk, 2007:445). Pada beberapa wanita, linea nigra dan strechmark
pada perut tidak menghilan g setelah kelahiran bayi
(Bobak,dkk,2015:65).
(10) Genitalia dan anus
(11) Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-tanda infeksi,
keputihan, varises, pembesaran kelenjar bartolini dan pengeluaran
lokhea (lokhea rubra, sanguilenta, serosaataualba).
(12) Luka Perineum
(13) Bertujuan untuk mengkaji nyeri, pembengkakan, kemerahan pada
perineum, dan kerapatan jahitan jika ada jahitan
(Varney,dkk,2007:446).
(14) Ekstremitas
(15) Mengetahui apakah simetris, adakah oedema pada ekstremitas atas
dan bawah (+/+), adakah varises, kuku jari dan akral apakah pucat,
refleks patella dapat(+/-)
b) Pemeriksaan penunjang
(1) Hemoglobin
Pada awal masa nifas jumlah hemoglobin sangat bervariasi
Akibat fluktuasi volume darah, volume plasma dan kadar volume
sel darah merah(Varney,dkk,2007:446).
(2) Protein Urine dan glukosa urine Urine negative untuk protein dan
6

glukosa (Varney,dkk,2007:446)
b. Interpretasi Data Dasar
Interpretasi data subyektif dan data obyektif yang telah diperoleh,
mengidentifikasi masalah ,kebutuhan ,dan diagnose berdasarkan interpretasi
yang benar atas data yang dikumpulkan. Diagnosa kebidanan ini dibuat sesuai
standard nomenklatur kebidanan. Diagnosa : P....A....usia.. .tahun. postpartum
ke ......
c. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dibuat setelah
mengidentifikasi diagnosa atau masalah kebidanan yang berdasarkan data
ada kemungkinan menimbulkan keadaan yang gawat. Langkah ini memb
utuhkan antisipasi dan bila mungkin dilakukan pencegahan. Diagnosa potens
ial yang mungkin terjadi pada ibu nifas antara lain:
1) Perdarahan Post partum
2) Infeksi puerperium : vulvitis,vaginitis, servisitis,endometritis ,peritonitis,
parametritis, mastitis danabses,
3) ISK (Infeksi Saluran Kencing)
4) Sub involusi Uterus.
5) Depresi Post partum
d. Identifikasi Kebutuhan Segera, Kolaborasi Dan Rujukan
Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera baik
tindakan konsultasi, kolaboras idengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien. Tindakan
bisa terapi yang dibutuhkan segera untuk mengatasi masalah selama kehamilan. Intervensi pada
langkah iniditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya. Informasi atau data yang
kurang dapat dilengkapi. Setiap rencana asuhan harus disetujuioleh kedua belah pihak sehingga
asuhan yang diberikan dapat efektif Karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan oleh klien.
Dx :Ny. “X” usia ... tahun P....A.... usia ... tahun post partum hari ke...
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 24 jam, diharapkan
kondisi kesehatan klien membaik.
Kriteria hasil:
1) TTV dalam batas normal yaitu TD : normalnya 90/60 mmHgsampai
7

130/90 mmHg
2) N : normalnya 60-100 x/menit
3) S : normalnya 36.5-37.5°C
4) RR : normalnya 16-24x/menit
5) Tidak terjadi perdarahanya itu perdarahan <500 mL.
6) Kontraksi uterus baik.
7) TFUsesuaiharipostpartum
e. Intervensi
Langkah ini berisi serangkaian asuhan yang akan diberikan kepadaklien
sesuai diagnosa atau masalah awal yang ada sesuai dengan standar pelayanan
(Varney,dkk,2007:478).
1) Lakukan prosedur PPI dan pendekatan terapeutik pada klien
R/ dengan melakukan prosedur PPI akan memper kecil
kemungkinan Penularan infeksi nosokomial. Dan melalui pendekatan
terapeutik akan terjalin kerjasama yang kooperatif antara klien dan
petugas kesehatan.
2) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien
R/ ibu mempunyai haku ntuk mengetahui kondisi masa nifasnya saat
ini.
3) Berkolaborasi dengan dokter dan berikan terapi klien sesuai hasil
kolaborasi degan dokter R/memberikan terapi yang tepat pada klien, menurunkan
morbiditas dan mencegah komplikasi ibu dan bayi.
4) Berikan informasi tentang cara mengurangi nyeri dengan relaksasi, distraksi,
dan mobilisasi dini R/ dapat memberikan sensasi nyaman, mengurangi nyeri,
mengalihkan perhatian dari nyeri dan melatih diri untuk mobilisasi.
5) Motivasi klien dalam pemberian ASI eksklusif bayi R/ dengan memberikan
ASI eksklusif dapat mempercepat involusi uteri dan memberikan nutrisi
terbaik bagi bayi dalam 6 bulan pertama kehidupannya.
6) Fasilitasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari R/ dapat membantu klien
memenuhi kebutuhan nutrisi dan meningkatkan kenyamanan ibu serta
mencegah infeksi pada ibu.
7) Menjelaskanpadaibumengenaipersonalhygieneagaributetapmenjaga
7

kebersihankemaluannya,antaralaindengan:
a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b) Ajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air. Pastikan bahwa Ia mengerti untuk membersihkandaerah di sekitar
vulva terlebih dahulu, dan depan ke belakang,baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkanibu untuk membersihkan
din setiap kali selesai buang air kecilataubesar.
c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya
dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan balk,
dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
8) Jika ibu mempunyai luka, sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh daerah luka R/ dengan menjaga kebersihan kemaluannya dapat
menghindari infeksi pada ibu.
9) Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga asupan nutrisi dan cairannya
karena penting untuk pemulihan kondisi ibu dan untuk memperlancar ASI
ibu, antara lain dengan:
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui).
d) Pilzat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
10) Minum kapsu lvitamin A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI nya. R/ Nutrisi (protein) berperan penting dalam
proses involusi uterusserta baik untuk memperlancar ASI.
11) Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga pola istirahat karena penting
untuk pemulihan kondisi ibu,
a) Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
7

berlebihan.
b) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
Mengurangi jumlah ASI yang di produksi memperlambat proses
involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
12) Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri R/ Istirahat yang cukup berperan penting dalam proses
involusi uterus serta baik untuk memperlancar ASI
13) Menganjurkan pada ibu untuk selalu atau minimal setiap 2 jam untuk
menyusui bayinya dengan ASInya. R/ Agar nutrisi bayi tetap terpenuhi dan
mempercepat proses pemulihan involusi.
5. Data Fokus Asuhan Keluarga Berencana
a. Pengkajian
Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Varney,2007:442).
1) Data Subjektif
2) Data Subjektif adalah data yang diperoleh dari hasil pengkajian kepada
klien/pasien dengan teknik wawancara, keluarga, konsultan, dan tenaga
kesehatan lainnya serta riwayat sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian (Kemenkes,2017).
a) Biodata
(1)Nama Klien : untuk mengetahui identitas klien, jika klien pengunjung
lama, dapat memudahkan petugas untuk mencari rekammedik yang
terdahulu.
(2)Nama Suami: untuk mengetahui yang bertanggung jawab dan
pemberian persetujuan dalam setiap tindakan.
(3)Umur : untuk mengetahui usia klien saat ini sehingga dapat
memberikan rekomendasi jenis kontrasepsi yang tepat dan minim
efek samping. Salah satu kontraindikasi pemakaian kb suntik 1 bulan
7

adalah > 35 tahun


(4)Alamat : untuk mengetahui letak lingkungan tempat tinggal klien
apakah dekat atau jauh dari pelayanan kesehatan khususnya dalam
pemeriksaan prakonsepsi. Selain itu, alamatjuga bertujuan untuk
mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan follow up
terhadap perkembangan ibu.
b) Alasan Datang : Untuk mengetahui alas an klien berkunjung kepelayanan
kesehatan.
c) Keluhan Utama : Untuk mengenal tanda dan gejala yang dialami selama
penggunaan alat kontrasepsi.
d) Riwayat Obstetri
(1)Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu untuk
mengetahui jumlah anak dari klien yang akan menggunakan alat
kontrasepsi.
(2)Riwayat Kontrasepsi untuk mengetahui apakah klien pernah
mengikuti program KB, berapa lama dan adakah keluhan selama
menggunakan metode KB ataukah klien pernah mengganti KB.
(3)Kesehatan
(a)Riwayat Kesehatan Klien
Untuk mengetahui apakah klien pernah mengalami penyakit
menurun seperti asma, jantung, darah tinggi, diabetes mellitus,
maupun penyakit menular seperti TBC, hepatitis atau penyakit hati
akut, dan penyakit lain yang dapat berpengaruh terhadap alat
kontrasepsi. Atau untuk mengetahui apakah klien mempunyai
alergi obat atau tidak. Hal ini juga berkaitan dengan
kontraindikasidari kontrasepsi suntik yaitu tidak dianjurkan untuk
kliendengan riwayat penyakit jantung, stroke, tekanan darahtinggi
diatas180/110,riwayatkelainan tromboemboli, diabetes, maupun
kanker payudara (Affandi,2011:42).

(b)Riwayat Kesehatan Keluarga


7

Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga baik dari


bua tau keluarga yang pernah mengalami penyakit menurun
seperti asma, jantung, darah tinggi, diabetus mellitus, maupun
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, atau penyakit lain yang
dapat berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Hal ini
berkaitan dengan kemungkinan penyakit keluarga yang menurun.
(c)Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil
observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostiklain. Catatan
medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam datao bjektif ini sebagai data penunjang. Data
ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis (kemenkes,2017).
(d)Pemeriksaan Umum
(4)Keaadaan Umum : untuk mengetahui keadaan klien apakah siap
untuk diberikan kontrasepsi suntik 3 bulan, keadaan ini seperti
lemah, cukup
,baik.
(5)Kesadaran: untuk memastikan pemilihan kontrasepsi sesuaidengan
kehendak klien setelah melalui screening, kesadaran meliputi
composmentis, apatis, konfusi.
(6)Postur : untuk mengetahui postur tubuh klien apakah lordosis, kifosis
ataus koliosis.
(7)Pemeriksaan Antropometri
Berat badan sebelum dan sesudah : untuk menjadi pertimbangan
akan efek samping dari kb suntik 3 bulan yaitu kenaikan berat badan
normal selama pemakaian alat kontrasepsi.
(8)Tanda-tanda Vital
Tekanan darah untuk KB suntik 3 Bulan: normalnya systole 100-
120mmHg, diastole 60-80mmHg untuk KB suntik 3 bulan tidak
7

diperbolehkan TD>180/110mmHg, Suhu: 36,5– 37,5˚C , Nadi: 60–


100x/menit. Pernafasan: 16-24x/menit.

e) Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi
kesehatan klien serta tingkat kenyamanan fisik klien. Informasi dari
hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk membuatkeputusa
nklinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan
atau perawatan yang paling sesuai dengan kondisiklien.
(1)Kepala – Wajah : pucat/tidak, terdapat oedema atau tidak
(2)Mata : simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda/pucat, sklera
putih atau tidak, fungsi penglihatan masih baik atau tidak.
(3)Payudara : simetris kanan dan kiri, ada/tidak benjolan abnormal
(4)Abdomen : Untuk mengetahui apakah terdapat luka bekas operasi
SC, adakah massa pada abdomen dan nyeri tekan.
(5)Glutea : Untuk mengetahui apakah glutea bersih, terdapat luka,
terdapat bekas luka, yang dapat mempengaruhi lokasi
penyuntikkan.
b. Interpretasi Data
Interpretasi data subyektif dan data obyektif yang telah diperoleh,
mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan diagnose berdasarkan interpretasi
yang benar atas data yang dikumpulkan. Diagnosa kebidanan ini dibuat sesuai
standard nomenklatur kebidanan. Dilakukanidentifikasi yang benar terhadap
diagnose atau masalah klien atau kebutuhan berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telahdikumpulkan. Kata “masalah dan diagnose”
keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnose tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana
asuhan kebidanan terhadap klien. Masalah bisa menyertai diagnose.
Kebutuhan adalah suatu bentuk asuhan yang harus diberikan kepada klien,
baik klien tahu ataupun tidak tahu (Kemenkes,2017).
Dx : P....Ab....Akseptor aktif/baru.........
Ds : diperoleh dari keterangan dan keluhan yang disampaikan ibu secara
7

langsung
Do : diperoleh dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan yang mengarah
kediagnosa.
Masalah : yang menyertai diagnosa dan keadaan pasien. Kebutuhan : kebutuhan
yang diberikan sesuai masalah yang ada dan tidak harus segera dilakukan.
c. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dibuat setelah
mengidentifikasi diagnosa atau masalah kebidanan yang berdasarkan data ada
kemungkinan menimbulkan keadaan yang gawat. Langkah ini membutuhkan
antisipasi dan bila mungkin dilakukan pencegahan.
Diagnosa potensial dan masalah potensial yang mungkin terjadi pada
ibuakseptor KB. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan. Penting untuk
melakukan asuhan yang aman (Kemenkes,2017).
d. IdentifikasiKebutuhanSegera,Kolaborasi,DanRujukan
Tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik tindakan
intervensi, tindakan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatanlain, atau
rujukan berdasarkan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan
dari proses penatalaksanaan kebidanan yang terjadi dalam kondisi emergensi.
Pada langkah ini mungkin saja diperlukan data baru yang lebih spesifik
sehingga mengetahui penyeba langsung masalah yang ada serta diperlukan
tindakan segera untuk mengetahui penyebab masalah. Jadi tindakan segera bisa
juga berupa observasi/pemeriksaan. Beberapa data mungkin mengidentifikasi
situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan
keselamatan jiwa ibu(Yanti,2017:23).
e. Intervensi
Rencana penatalaksanaan asuhan disusun setelah diagnose ditegakkan.
Pilihan intervensi efektif dipengaruhi oleh bukti-bukti klinik, keinginan dan
kepercayaan ibu, tempat dan waktu asuhan, perlengkapan, dan bahan dan obat-
obatan yang tersedia, serta biaya yang diperlukan (Oktarina,2016).
7

Dx : PAb. Akseptor KB Suntik 1 Bulan, Suntik 3 Bulan, KBKondom,


KB AKDR, KB Implan, KB Pil, KB MAL, KB Mantap, KB MOW.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan ibu mendapatkansuntikan
KB 3 bulan dengan aman. Kriteria hasil:
1) Ibu mengerti penjelasan bidan, ibu dapat mengulang kembali penjelasan
bidan 1 ml Medroxyprogesterone acetate (150 mg) telahmasuk, di
muskulus gluteus maksimus (1/3 bagian luar antara SIAS &os.Coxigeus)
2) Tidak tampak kemerahan diarea suntikan Intervensi:
a) Jelaskan kondisi ibu berdasarkan hasil pemeriksaan R/dengan menjelaskan
hasil pemeriksaan diharapkan klien dapat mengetahui kondisinya dan dapat merasa tenang
setelah mengetahui kondisinya yang mendukung dirinya menggunakan KB yang diinginkan.
b) Injeksikan obat KB 3 bulan yaitu 1 ml Medroxy progesterone acetate
(150mg) secara IM di 1/3 lateral SIAS - coccygeus.
R/ pemberian obat KB suntik 1 bulan dapat menunda kehamilan selama 1
bulan sesuai yang diinginkan klien.
c) Anjurkan ibu untuk tidak memasase bekas penyuntikan.
R/ memasase tempat penyuntikan akan mempengaruhi proses
metabolisme obat, obat akan terserap dengan cepat oleh tubuh akibat
proses pelebaran pembuluh darah sekitar yang mengakibatkan simpanan
obat dalam otot meresap kedalam pembuluh darah. Efek obat yang habis
sebelum waktunya akan meningkatkan kegagalan penggunaan
kontrasepsi.
d) Informasikan ibu waktu suntikan ulang yaitu 12 minggu setelah
penyuntikan.
R/ resiko ibu yang tidak melakukan suntik
ulang adalah program keluarga berencana akan gagal dan
kemungkinan ibu akan hamil kembali sangat besar.
7

E. Evidance Based Midwifery (EBM)


1. EBM pada asuhan kebidanan kehamilan
Tabel 2.6
EBM pada asuhan kebidanan kehamilan

Judul, Tujuan Etode/Populasi/S Hasil Penelitian


O Penulisan, ampel/Teknik Kelebihan Kekurangan
Tahun Penelitian
Risa. Penerapan Tujuan asuhan Asuhan tentang fisiologis Dari masing
Kompres ini adalah penerapan selama 3 hari masing yang
Hangat Untuk untuk kompres hangat mengalami telah
Mengurangi mengurangi untuk penurunan dilakukan
Nyeri nyeri mengurangi nyeri yaitu fisiologis
Punggung Pada punggung punggung telah sebanyak 3 hanya 1 yang
Ibu Hamil pada ibu dilakukan di orang pada tidak nyeri,
Trimester Iii hamil Puskesmas kategori selebihnya
Fisiologis trimester III Karanganyar ringan, 1 masih
fisiologis pada 5 orang ibu orang pada mengalami
yang telah hamil trimester kategori nyeri ringan
diberikan III fisiologis sedang, dan 1 dan sedang.
kompres selama 3 hari orang pada
hangat. kunjungan kategori tidak
nyeri.

Yuli.2021. Tujuan Penelitian Diharapkan Nyeri


Pengaruh penelitian kuantitatif Puskesmas punggung
Kompres untuk dengan desain memberikan yang segera
Hangat mengetahu quasi eksperimen cara pada ibu tidak diatasi,
Terhadap Nyeri pengaruh dengan one group hamil tentang bisa
Punggung Ibu konpres pretest-posttest bagaimana mengakibatka
Hamil hangat untuk mengetahui mengurangi n nyeri
Trimester Iii Di terhadap nyeri Pengaruh nyeri punggung
Puskesmas punggung Kompres Hangat punggung ibu jangka
Sekernan Ilir trimester III Terhadap Nyeri hamil panjang,
Tahun 2020 Punggung Ibu trimester III, meningkatkan
Hamil Trimester yaitu selain kecenderunga
III dengan n nyeri
Di Puskesmas pengobatan punggung
Sekernan Ilir non pasca partum
Tahun 2020. farmakologi dan nyeri
yaitu kompres punggung
hangat. kronis yang
7

akan lebih
sulit untuk
diobati yaitu
ketika nyeri
sampai
menyebar
kedaerah
pelvis yang
menyebabkan
kesulitan
berjalan
sehingga
memerlukan
kruk ataupun
alat bantu
jalan lainnya

Baiq.2018. Penelitian ini Penelitian ini Massage Endorphin


Perbedaan bertujuan merupakan jenis Endorphin Massage dapat
Efektivitas untuk penelitian quasi lebih efektif dijadikan
Endorphin mengetahui eksperimen dibandingkan sebagai
Massage efek dengan model dengan alternatif
Dengan Endorphin pendekatan two perlakuan terapi non
Kompres massage group pre test kompres farmakologi
Hangat dengan post test design hangat dalam untuk
Terhadap kompres yaitu eksperimen menurunkan mengatasi
Penurunan hangat yang dilakukan nyeri keluhan nyeri
Nyeri Punggung terhadap pada dua punggung ibu punggung
Ibu Hamil penurunan kelompok yang hamil sehingga
Trimester Iii Di nyeri diberikan trimester III bidan dapat
Puskesmas punggung perlakuan menerapakan
Wilayah Kerja pada ibu berbeda Endorphin
Sekota Mataram hamil Massage
trimester III dalam
memberikan
asuhan
pelayanan
kebidanan
pada ibu
hamil untuk
mengatasi
nyeri
punggung
selama
trimester III.
Sri.2019. Tujuan Penelitan ini latihan gerak Berdasarkan
Pengaruh penelitian menggunakan pinggul hasil
Latihan Gerak adalah untuk desain pra (streetching) penelitian
Pinggul mengetahui experiment lebih diharapkan
( Streetching ) perbandingan dengan berpengaruh Puskesmas
8

Dan Kompres latihan gerak pendekatan one terhadap Plus Sape


Hangat pinggul group pre test- penurunan dalam
Terhadap (streetching) post test desain. intensitas memberikan
Penurunan dan kompres nyeri asuhan
Intensitas Nyeri Hangat punggung keperawatan
Punggung terhadap bawah pada pada lansia
Bawah Pada penurunan lansia jika tidak hanya
Lansia Di intensitas dibandingkan berupa
Dusun Due nyeri dengan anjuran dan
Desa Parangina punggung pemberian obat-obatan
Kecematan bawah pada kompres tetapi dapat
Sape Kabupaten lansia di hangat, upayakan
Bima Dusun Due dimana nilai t untuk
Desa hitung dilakukan
Parangina kompres latihan gerak
hangat > t pinggul
hitung latihan (streetching)
gerak pinggul dan kompres
(streetching) dengan air
hangat untuk
membantu
mengurangi
rasa nyeri
punggung
bawah yang
dialami oleh
lansia

Rosita.2016. mengetahui Metode Ada pengaruh Setelah


Kompres pengaruh penelitian adalah signifikan dilakukan
Hangat Atasi kompres pre eksperimen, pemberian kompres
Nyeri Pada hangat pendekatan one kompres hangat petani
Petani Penderita terhadap grup pre test post hangat masih
Nyeri penurunan test. terhadap merasakan
Punggung nyeri pada penurunan nyeri , nyeri
Bawah Di petani nyeri pada yang dialami
Kelurahan penderita petani petani yaitu
Candi nyeri penderita nyeri ringan.
Kecamatan punggung nyeri
Ampel bawah punggung
Kabupaten bawah
Boyolali
8

Tabel 2.7
asuhan kebidanan Ibu Bersalin

No Judul, Penulisan Tujuan Metode/Populasi/ Hasil Penelitian


Tahun Sampel/Tknik
Penelitian Kelebihan Kekurangan
1. Titik 2021. Penelitian ini Penelitian ini Hasil analisa uji Nyeri saat
Efektifitas Posisi bertujuan untu menggunakn quasi independent persalinan
miring kiri dan mengetahui eksperiment. diperoleh merupakan kondis
setengah duduk aktifitas posisi Penelitian p=0,023, sehing fisiologis yang
terhadap kemajuan miring kiri dilaksanakan pada posisi miring kir secara umum
persalinan kala I dengan setenga bulan maret sampai lebih efektif dialami oleh
hamp
fase aktif pada duduk terhadap juli 2020. Jumlah dibandingkan semua ibu
ibu bersalin
primigravida di kemajuan sampel sebnanyak 4 posisi setengah
ruang bersalin persalinan kala responden duduk terhadap
RSUD raden fase aktif ibu kecepatan
mataher primigravida kemajuan
persalinan kala I
fase aktif.

2 Marsilia 2021 untuk Peneltian Dari hasil uji Masa persalinan


pengaruh teknik mengetahui menggunakan quasi wilcoxon merupakan
relaksasi nafas pengaruh tekni eksperiment, teknik diperolah hasil fenomena alamiah
dalam terhadap relaksasi nafas pengambilan sampel value 0,000 < yang bagi
intensitas nyeri pa
dalam menggunakan 0,05 maka ada kebanyakan
terhadap
persalinan kala I intensitas nyeri accidental sampling nya pengaruh perempuan secara
fase aktif di PMB pada persalinan sebanyak 28 ibu teknik relaksasi subjektif dirasaka
karawang kala I fase aktif bersalin nafas dalam sebagai proses ny
di PMB Y terhadap yang menimbulka
karawang penurunan kecemasan dan
intensitas nyeri takut secara
persalinan kala bersamaan
fase aktif
3. Wahyu.2019. Tujuan Jenis penelitian terdapat Beberapa wanita
Perbedaan penelitian ini Quasi eksperimen. efektifitas yang pernah
Efektivitas untuk Instrumen massage melahirkanpun
Massage mengetahui penelitian effleurage dan terkadang
Effleurage Dan perbedaan menggunakan kompres memiliki
Kompres Dingin efektivitas Numeral Rating dingin perasaan trauma
8

Terhadap Nyeri massage Scale (NRS) pada terhadap nyeri atau khawatir
Persalinan Di effelurage 30 responden persalinan kala terhadap rasa
Puskesmas dan kompres terdiri dari 15 I persalinan. nyeri yang
Kabupaten dingin responden Massage timbul pada saat
Pekalongan terhadap kelompok massage effleurage persalinan, nyeri
nyeri effleurage dan 15 lebih efektif persalinan
persalinan. kelompok kompres untuk dianggap nyeri
dingin menurunkan yang paling
nyeri menyakitkan
persalinan oleh ibu-ibu
dibanding yang baru
tindakan pertama kali
kompres mengalaminya
dingin pada
ibu bersalin
kala I fase
aktif.
Sehingga
diharapkan
ada sosialisasi
dan penerapan
metode ini
sebagai
alternatif
mengurangi
nyeri
persalinan non
farmakologi.

4. Priharyanti.2015. Tujuan Penelitian ini Ada pengaruh terdapat pasien


Pengaruh penelitian merupakan quasy massage primigravida
Massage adalah untuk eksperimental effleurage sedang dalam
Effleurage mengetahui dengan pendekatan terhadap persalinan kala
Terhadap pengaruh one group pre test- tingkat nyeri I fase aktif. Ibu
Pengurangan massage post testdesign persalinan menyatakan
Tingkat effleurage without control kala I fase tidak tahan
Nyeripersalinan terhadap grup. Populasi aktif pada ibu dengan nyeri
Kala I Fase pengurangan penelitian ini primigravida yang dirasakan
Aktif Pada tingkat nyeri adalah semua ibu di Ruang terutama
Primigravida Di persalinan primigravida yang Bougenville dibagian perut,
Ruang kala I fase melahirkan secara RSUD pinggang,
Bougenville aktif pada normal di RSUD Tugurejo punggung dan
RSUD Tugurejo primigravida Tugurejo Semarang. menjalar
Semarang di Ruang ketulang
Bougenville belakang,
RSUD sehingga ibu
Tugurejo terus merasakan
Semarang. nyeri pada saat
8

kala I
persalinan

5. Sri.2020. Teknik Tujuan Jenis penelitian pada asuhan rasa nyeri pada
Massage penelitian survey dengan kebidanan ibu bersalin
Efflurage Dapat untuk desain penelitian dengan kala I
Mengurangi mengetahui metode pre- manajemen
Nyeri Kala I manfaat eksperimen nyeri pada
Pada Ibu teknik dengan persalinan
Bersalin Di massage pendekatannya dengan
Puskesmas Efflurage onegroup pra-post massage
Halmahera Kota terhadap test design. efflurage
Semarang pengurangan Sampelnya ibu dapat
nyeri kala I bersalin di dijadikan
pada ibu puskesmas suatu
bersalin di Halmahera pada intervensi
puskesmas bulan September - dalam
Halmahera November 2019 manajemen
Tahun 2019. berjumlah 68 sensasi nyeri
orang secara persalinan
Accidental pada asuhan
Sampling. sayang ibu.

Tabel 2.8
EBM pada asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir

N Judul, Tujua Metode/Populasi/Sa Hasil Penelitian


o Penulis, n mpel/Teknik
Tahun Penelitian Kelebi Kekuran
han gan
1 Manggias Peneli Penelitian ini Mayor bagi
. ih.2021. tian ini bersifat deskriptif itas tenaga
Pengaruh bertujua analitik dengan respond kesehatan
Pengetahua n untuk menggunakan en yang di
n Ibu mengan pendekatan cross dapat Puskesma
Terhadap alisis sectional. melaku s Tanah
Perawatan pengaru kan Abang
Tali Pusat h perawat yaitu agar
Pada Bbl pengeta an tali dapat
Di huan pusat memberik
Puskesmas ibu sesuai an
Tanah tentang prosedu Komunik
Abang perawat r yaitu asi,
Jakarta an tali respond Informasi,
8

Pusat pusat en dan


Periode pada dengan Edukasi
2021 bayi faktor (KIE)
baru usia yang
lahir di tidak efektif
Puskes beresik melalui
mas o 20- penyuluh
Tanah 35 an
Abang tahun, mengenai
Periode respond pengertia
2021. en yang n,
tidak tandatand
bekerja a infeksi
Sebagia dan cara
n kecil perawatan
respond tali pusat
en yang pada bayi
dapat baru lahir.
melaku
kan
perawat
an tali
pusat
sesuai
prosedu
r yaitu
respond
en yang
memili
ki
pendidi
kan
tinggi,
respond
en
dengan
faktor
paritas
multigr
avida
dan
respond
en
dengan
pengeta
huan
baik.
Ada
pengaru
h antara
pengeta
8

huan
ibu
dengan
cara
perawat
an tali
pusat.

2 Nurwinda menge kuantitatif dengan ada lebih


. .2020. tahui desain penelitian Pengaru banyak
Pengaruh adanya analitik h katagori
Pendidikan Pengaru menggunakan Pendidi ibu yang
Kesehatan h metode quasi kan tidak
Tentang Pendidi eksperiment dengan Kesehat bekerja
Perawatan kan menggunakan an sehingga
Tali Pusat Kesehat rancangan one group Tentang dalam
Terhadap an pra-post test design Perawat perawatan
Perilaku Tentang pengetahuan ibu dan an Tali bayi baru
Ibu Perawat perilaku perawatan Pusat lahir
Merawat an Tali tali pusat. Terhada dilakukan
Tali Pusat Pusat p sendiri.
Pada Bayi Terhada Perilak
p u ibu
Perilak merawa
u ibu t tali
merawa Pusat
t tali pada
Pusat bayi
pada usia 1-7
bayi hari.
usia 1-7
hari.
3 Ellise.201 Tujua Desain penelitian terdap Saran
. 9. n yang digunakan at kepada
Hubungan peneliti adalah Deskriptif hubung pihak
Perawatan an ini korelasi dengan an puskesma
Tali Pusat untuk analisa data Chi perawat s untuk
Menggunak menget Square. an tali tetap
an Kassa ahui pusat memberik
Kering hubung menggu an
Steril an nakan informasi
Sesuai perawat kassa tentang
Standar an tali kering perawatan
Dengan pusat steril tali pusat
Lama menggu sesuai sesuai
Pelepasan nakan standar standar
Tali Pusat kassa dengan yaitu
Pada Bayi kering lama dengan
Baru Lahir steril pelepas kassa
Di sesuai an tali kering
8

Puskesmas standar pusat steril


Siantan terhada pada karena
Hilir Tahun p lama bayi dapat
2019 pelepas baru dilihat
an tali lahir. dari hasil
pusat penelitian
bayi bahwa
baru kassa
lahir. kering
steril
sesuai
standar
efektif
untuk
melakuka
n
perawatan
tali pusat.
4 Yeni.202 untuk Jenis penelitian ini Harus Hasil
. 1. menget adalah penelitian kita penelitian
Hubungan ahui kuantitatif dengan ketahui ini dapat
Tingkat adanya desain cross-sectional bahwa dijadikan
Pengetahua hubung dengan menggunakan dalam sebagai
n Dan an teknik sampling melaku tambahan
Sikap Ibu tingkat purposive sampling. kan informasi,
Terhadap pengeta perawat menamba
Tindakan huan an tali h
Mencuci dan pusat wawasan
Tangan sikap diperlu dan
Dalam ibu kan kesadaran
Perawatan terhada tindaka diri untuk
Tali Pusat p n ibu
Bayi Baru tindaka mencuc supaya
Lahir n i tangan dapat
mencuc sebelu memperta
i tangan mnya hankan
dalam dan lebih
perawat meningka
an tali tkan lagi
pusat bahwa
bayi pentingny
baru a mencuci
lahir di tangan
wilayah dalam
kerja perawatan
Puskes tali pusat
mas bayi baru
Payung lahir,
Sekaki. Bahkan
mencuci
8

tangan
bukan
hanya
dalam
perawatan
tali pusat
saja
dalam hal
semua
tindakan
yang
dilakukan
kemanusi
a wajib
untuk
mencuci
tangan,
guna
meningka
tkan
derajat
kesehatan
masyarak
at.

5 Annesya. ini Metode penelitian Ada Lama


. 2019. bertujua ini adalah penelitian perbeda tali lepas
Perbedaan n untuk deskriptif komparatif an lama pada
Lama menget dengan rancangan lepas neonatus
Lepas Tali ahui eksperimen two tali yang
Pusat perbeda group postest design. pusat mendapat
Antara an lama antara metode
Perawatan lepas perawat perawatan
Tali Pusat tali an tali tali pusat
Menggunak pusat pusat terbuka di
an Kasa antara menggu Puskesma
Steril perawat nakan s Poned
Dengan an tali kasa Gebang
Perawatan pusat steril Kabupate
Terbuka menggu dengan n Cirebon
Pada nakan perawat tahun
Neonatus kasa an 2018
steril terbuka
dengan pada
perawat neonatu
an s di
terbuka Puskes
pada mas
neonatu Poned
s di Gebang
8

Puskes Kabupa
mas ten
Gebang Cirebon
tahun tahun
2018 2018

Tabel 2.9
EBM pada asuhan kebidanan Ibu Nifas

N Judul, Tujuan Metode/Populasi/Sam Hasi


o Penulis, pel/Teknik Penelitian
Tahun Kelebihan Kekurang
an
1 Choirun untuk Penelitian ini untuk Hasil Kompres
. nisa, mengeta mengetahui efektifitas penelitian Hangat
2019 hui kompres hangat dan ini adalah
Efektifit hubunga kompres dingin menunjuk tindakan
as n terhadap intensitas kan memberik
Kompre perawata nyeri luka perineum bahwa an rasa
s Hangat n luka pada ibu post partum terdapat hangat
Dan perineu Di Depok 2019. perbedaan pada klien
Dingin m antara dengan
Terhada dengan terapi mengguna
p Nyeri perilaku kompres kan cairan
Laserasi personal hangat atau alat
Perineu hygiene dan yang
m Pada ibu post kompres menimbul
Ibu partum dingin kan rasa
Postpart di dengan hangat
um Rumah perbedaan pada
Primipar Sakit penuruna bagian
a Di Pancara n tubuh
Depok n Kasih intensitas tertentu
2019 GMIM nyeri yang
Manado. dengan memerluk
nilai p= annya
0,003 sedangkan
(p<0,05) kompres
sesudah dingin
dilakukan adalah
kompres menempat
dingin kan suatu
sedangka zat
n, nilai p= dengan
0,575 suhu
(p>0,05) rendah
8

sesudah bertujuan
dilakukan untuk
kompres melakuka
hangat. p n terapi
value penyembu
0,003 (p < han.
0,05). Selain
Terapi dapat
kompres menguran
dingin gi nyeri,
lebih kompres
efektif hangat
dalam juga dapat
mengatasi digunakan
nyeri luka untuk
perineum menenang
pada ibu kan ibu
post postpartu
partum m
dibanding terhadap
kan kecemasa
dengan n dan
terapi ketakutan
kompres yang
hangat. dialami
2 Susilawa Tujuan Desain penelitian Hasil Melakuka
. ti 2019 penelitia menggunakan quasy penelitian n kegiatan
Efektifit n ini experiment dengan ini secara
as untuk rancangan one group menunjuk rutin pada
Kompre mengeta pretest and posttet kan setiap
s Hangat hui design dengan uji bahwa nifas
Dan efektifita Mann Whitney. terdapat untuk
Kompre s Penelitian ini perbedaan mengerti
s Dingin kompres dilakukan pada bulan antara tentang
Terhada hangat Januari-Juni 2018. terapi perawatan
p dan Jumlah sampel kompres masa nifas
Intensita kompres penelitian yaitu 30 hangat ,
s Nyeri dingin orang, 15 orang dan kebersiha
Luka terhadap kelompok kompres kompres n masa
Perineu intensita hangat dan 15 orang dingin nifas
m Pada s nyeri kelompok kompres dengan
Ibu Post luka dingin. Populasi perbedaan
Partum perineu penelitian yaitu ibu penuruna
Di Bpm m pada post partum yang n
Siti ibu post mengalami luka intensitas
Julaeha partum. perineum di BPM Siti nyeri
Pekanba Julaeha. Teknik dengan
ru pengambilan sampel nilai rata-
menggunakan rata 1,33
purposive sampling. lebih kecil
9

Teknik kompres dibanding


hangat dan kompres kan rata-
dingin dilakukan rata
selama 20 menit kompres
setelah 6 jam post hangat
partum. 2,60
dengan p
value
0,003 (p <
0,05).
Terapi
kompres
dingin
lebih
efektif
dalam
mengatasi
nyeri luka
perineum
pada ibu
post
partum
dibanding
kan
dengan
terapi
kompres
hangat.
3 Lili.202 untuk Metode yang di Berdasark Kami
. 2. memberi gunakan penyuluhan an hasil sebagai
Pendidik kan dan praktek kepada kegiatan pelaksana
an pengeta masayarakat yang pengabdia PKM
Kesehat huan sasarannya adalah Ibu n kepada berharap
an dan Nifas yang berjumlah masyarak adanya
Tentang keteram 20 orang yang at di kegiatan
Pentingn pilan pelaksanaannya wilayah lanjutan
ya Tentang dilakukan selama 1 Puskesma dari
Personal pentingn hari, Hasil s Bowong tenaga
hygiene ya pengabdian Semua Cindea kesehatan
Pada Persona Nifas memiliki Kabupate lainnya
Masa l pengetahuan dan n untuk
Nifas Di hygiene keterampilan yang Pangkep, memberik
Puskesm di masa baik tentang maka an health
as Nifas. pentingnya dapat di education
Bowong kebersihan diri peroleh terkait
Cindea dimasa Nifas ,serta kesimpula Peningkat
Kab. adanya sikap positif n sebagai an
Pangkep untuk menerapkan berikut; kesehatan
personal hygiene Peserta pada ibu
secara mandiri penyuluha nifas.
9

dirumah,Pemberian n yakni
penyuluhan ini ibu nifas
membuat ibu nifas dapat
menjadi antusias memaham
Untuk menjaga i dan bisa
kebersihan diri memprakt
dimasa Nifas. ekkan
cara
menjaga
kebersiha
n diri
dimasa
nifas
melalui
pemberia
n
penyuluha
n dan
pelatihan.
4 Febi.202 untuk Jenis penelitian Pelaksana Diharapka
. 2. mengeta bersifat deskriptif an n bagi
Pendidik hui dengan menggunakan Personal pasien
an pelaksan metode penelitian hygiene di yang telah
Kesehat aan dan kualitatif. RSUD memaham
an menamb Kabupate i tentang
Tentang ah n personal
Personal pengeta Tangeran hygiene
hygiene huan g ditinjau dapat
Pada Ibu pasien dari menerapk
Nifas Di dan struktur, an
Ruang keluarga proses penatalaks
Aster tentang dan anaan
Rsu perawata output personal
Kabupat n vulva yang hygiene
en dan dilaksana seacara
Tangera personal kan cukup mandiri
ng hygiene baik pada dirumah
pada ibu persalinan maupun di
nifas di spontan rumah
RSU maupun sakit.
Kabupat pada
en persalinan
Tangera pasca
ng operasi
caesar.
5 Catur.20 Tujuan Bersifat analitik Hasil Diharapka
. 19. penelitia dengan rancangan penelitian n kepada
Hubung n untuk Cross Sectional. didaptaka ibu
an mengeta n selama
Pemenu hui distribusi masa nifas
9

han hubunga frekuensi untuk


Nutrisi n pemenuha mengkons
Dan pemenu n nutrisi umsi
Personal han di Bps makanan
hygiene nutrisi Bd. E yang
Dalam dan Kecamata bergizi
Masa personal n untuk
Nifas hygiene Cipondoh memenuhi
Dengan dalam Tahun pasokan
Penyem masa 2015, dari nutrisi
buhan nifas 32 bagi ibu
Luka dengan responden dan
Perineu penyem hampir produksi
m Di buhan saja ASI serta
Klinik luka memiliki dapat
Pratama perineu nutrisi memperce
Alyssa m di yang baik pat
Medika Klinik dalam penyembu
Kota Pratama masa han luka
Tangera AM nifas yaitu perineum.
ng Kecamat sebanyak
Tahun an 19 orang
2018 Ciledug. (53,1%).

Tabel 2.10
EBM pada asuhan kebidanan Keluarga Berencana

Judul, Tujuan Metode/Pop Hasil Penelitian


Penulis, ulasi/Sampel
Tahun /Teknik Kelebihan Kekurangan
Penelitian
Daratulilla Tujuan Penelitian ini Ada hubungan Bagi Profesi
h 2022 penelitian ini menggunaka antara Kesehatan Bagi
Hubungan untuk n desain penggunaan tenaga
Penggunaa mengetahui cross kontrasepsi kesehatan
n Alat adanya sectional suntik 3 bulan khususnya bidan
Kontrasep hubungan yang dengan untuk lebih
si Suntik 3 penggunaan dilaksanakan kecukupan ASI meningkatkan
Bulan alat di Bojong dan ada kualitas
Terhadap kontrasepsi Gede Bogor kecenderungan pelayanan
Kecukupa suntik 3 bulan yang akseptor KB dengan
n Asi Di terhadap melibatkan suntik 3 bulan meningkatkan
Praktek kecukupan 50 memiliki konseling
Mandiri Asi di praktek responden kecukupan ASI khususnya
Bidan D mandiri bidan yang telah yang baik. tentang
Di Bojong di bohong memenuhi pemakaian
Gede gede bogor syarat kontrasepsi
9

Bogor. inklusi suntik KB 3


bulan
Eline.2019 Penelitian penelitian ini Terdapat Dengan tidak
. untuk menggunaka hubungan memproduksi
Pemakaian mengetahui n data antara air susu, maka
KB Suntik hubungan primer dan pemakaian KB pengeluaran
3 Bulan pemakaian sekunder suntik 3 bulan ASI juga
Dengan KB suntik 3 dengan dengan terhambat.
Kecukupa bulan dengan desain cross kecukupan ASI Kontrasepsi
n ASI kecukupan sectional. Eksklusif pada yang tidak
Eksklusif ASI Sampel ibu yang mempengaruhi
Pada Ibu Eksklusif. dalam mempunyai produksi dan
Yang penelitian ini anak usia 7-23 pengeluaran
Mempuny adalah ibu bulan di PMB ASI antara lain,
ai Anak yang Kota Palangka metode
Usia 7-23 mempunyai Raya. kontrasepsi non
Bulan anak usia 7- hormonal dan
23 bulan metode
menggunaka hormonal yang
n KB hanya
maupun mengandung
tidak yang progesteron
bertempat
tinggal di
wilayah
kerja
puskesmas
Jekan Raya.
Sarmauli.2 Penelitian ini Pengambilan Terdapat Sebagai bahan
019. bertujuan sampel hubungan referensi bagi
Hubungan untuk dengan antara institusi
Pemakaian mengetahui teknik pemakaian KB pendidikan yang
Kb Suntik Hubungan purvosive suntik 3 bulan dapat dijadikan
3 Bulan Pemakaian sampling. dengan sebagai
Dengan KB Suntik 3 Jumlah gangguan haid pedoman bagi
Gangguan Bulan sampel 98 di UPT mahasiswa
Haid Di Dengan responden. Puskesmas untuk
Puskesmas Gangguan Baloi Permai mengetahui
Baloi Haid Di Kota Batam tentang
Permai Puskesmas Tahun 2018. hubungan
Kota Baloi Permai pemakaian KB
Batam Kota Batam suntik 3 bulan
Tahun 2018 dengan
gangguan haid.
9

Sri.2015. Tujuan Jenis tidak ada Mengingat


Pengetahu penelitian ini penelitian hubungan ketepatan waktu
an untuk adalah antara tingkat untuk suntik
Akseptor mengetahui penelitian pengetahuan ulang sangat
Tentang hubungan observasiona akseptor berpengaruh
KB Suntik tingkat l analitik tentang KB terhadap
3 Bulan pengetahuan dengan suntik 3 bulan keberhasilan KB
Tidak akseptor rancangan dengan suntik bulan,
Berhubun tentang cross ketepatan maka
gan kontrasepsi sectional. waktu diharapkan
Dengan suntik 3 bulan kunjungan akseptor akan
Ketepatan dengan ulang di BPRB mempunyai
Waktu ketepatan Bina Sehat motivasi yang
Kunjunga waktu Kasihan lebih tinggi
n Ulang kunjungan Bantul. untuk
Di BPRB ulang. melakukan
Bina Sehat suntik ulang
Kasihan, dengan tepat
Bantul, waktu.
Yogyakart
a

Istiqomah. Tujuan: Metode - Mayoritas Bagi tenaga


2015. Untuk Penelitian responden kesehatan
Studi menentukan observasiona mempunyai diharapkan bisa
Komparasi perbedaan l (non jumlah anak memberikan
Kenaikan pertambahan eksperiment dua informasi
Berat berat badan al) dengan - Mayoritas kepada akseptor
Badan akseptor KB sifat responden KB suntik
Pada suntik 1 bulan penelitian berumur dengan baik
Akseptor dan 3 bulan di retrospektif antara 20-40 sehingga
Kb Suntik Klinik Griya desain. tahun permasalahan
1 Husada BB pada
Bulan Dan Karanganyar. akseptor KB
3 Bulan Di suntik baik 1
Klinik bulan maupun 3
Griya bulan
Husada bisa teratasi
Karangany dengan tepat.
ar
9

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III


Pengkajian dilakukan oleh Yolanda mahasiswi Profesi Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jambi dimulai sejak pengambilan data awal pada tanggal 15 Oktober 2022
sampai dengan 20 November 2022 di PMB Nuraidah. Jenis data yaitu data primer
dari anamnesa dan pemeriksaan,serta data sekunder yang diperoleh melalui rekam
medis dan buku KIA pasien.
1. Pengumpulan Data Dasar
a. Kunjungan pertama pada tanggal 15 oktober 2022 di BPM Nuraidah
Asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. M dilakukan pada Tanggal 15
oktober 2022 di PMB Nuraidah di peroleh data Ny M berusia 25 tahun,
kebangsaan Indonesia, beragama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan
IRT, bersuami Tn. D berusia 26 tahun, kebangsaan Indonesia, beragama Islam,
pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Buruh Harian Lepas. Pasangan ini
bertempat tinggal di S.III.Sipin.
Ibu datang ke PMB ingin memeriksakan kehamilannya dan saat ini tidak
ada keluhan. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang diderita selama
kehamilannya. Ibu juga mengatakan tidak ada riwayat alergi Antibiotik.
Riwayat menstruasi haid pertama atau menarche usia 14 tahun, siklusnya 28
hari, banyaknya 4 x ganti pembalut setiap harinya. Haid teratur lamanya 6-7
hari, konsistensi cair. HPHT pada tanggal 02 maret 2022, Taksiran persalinan
pada tanggal 09 desember 2022, ibu mengeluh serig nyeri pada punggungnya.
Riwayat keluarga berencana: ibu mengatakan pernah memakai kb
implant. Pola kebutuhan sehari-hari: pola nutrisi makan 3 kali/hari,minum 8-9
gelas/hari, jenis makanan/minuman yang sering dikonsumsi yaitu nasi, ayam,
ikan, sayur, buah, bubur kacang hijau. Pola eliminasi BAK 5-6kali/ hari, BAB
1kali/hari, kelainan masalah yang ditemukan pada pola eliminasi tidak ada.
Pola istirahat tidur 8jam/hari, tidur terakhir jam 05:30 WIB, masalah
gangguan yang
9

ditemukan pada pola istirahat tidak ada. Riwayat psikososial : ibu mengatakan
kehamilan ini diharapkan dan direncanakan, sosial support dari suami, masalah
psikososial tidak ada.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, berat badan sebelum hamil 49 kg, tinggi badan 154 cm, berat
badan sekarang 55 kg, lingkar lengan atas 24 cm, IMT 20,9 kg/m2. Tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi78x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu 36,7 ˚C.
Pemeriksaan selanjutnya secara lengkap didapatkan rambut bersih, tidak
rontok dan tidak ada ketombe, muka simetris tidak ada oedema, mata
konjungtiva normal sclera tidak ikterik ,mulut dan gigi bersih tidak ada caries
dan gigi berlubang, telinga simetris, tidak ada kelainan, leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis, payudara simetris, tidak ada
benjolan, aerola hiper pigmentasi, abdomen tidak ada bekas operasi,
ekstremitas tidak oedema, dan varisestidak ada, genetelia tidak ada pengeluaran
pervaginam, tidak hemoroid dan tidak oedema. Dilakukan pemeriksaan palpasi
dengan hasil: Leopold I bagian atas teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong) TFU 26 cm, Leopold II bagian kanan ibu teraba panjang dan ada
tahanan (punggung), bagian kanan teraba kecil-kecil (ekstremitas), Leopolad
III bagian terbawah janin teraba bulat, keras, melenting (kepala), Leopold IV
bagian terbawah janin belum masuk panggul.Auskultasi denyut jantung (+)
136x/ menit (teratur, kuat). Perkusi reflek patella positif
(kanan/kiri)Pemeriksaan penunjang pada trimester II laboratoirium Hb 12 gr/dl,
Hepatitis (-) negatif, sipilis (-) negatif, HIV (negatif) dan ibu sudah pernah
melakukan USG.
2. Analisa Masalah/Interpretasi Data Dasar
a)
Diagnosa: G2 P1 A0 hamil 29-30 minggu, janin tunggal hidup, intra uterin
presentasi kepala.
Data dasar:
(1) Ibu mengatakan ini kehamilan ke-2
(2) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 02 -3- 2022, tafsiran
persalinan 09-12-2022.
(3) Tinggi fundus uteri (TFU): 26 cm.
9

(4) Leopold I: teraba lunak, tidak melenting (bokong)


(5) Leopold II: bagian kanan perut ibu teraba punggung (keras, rata dan
memanjang), pada bagian kiri perut ibu teraba bagian bagian bagian kecil
janin (ektremitas).
(6) Leopold III: teraba kepala (bulat, keras, melenting) pada bagian terbawah
janin, kepala belum masuk PAP.
(7) Leopold IV: tidak dilakukan.
(8) DJJ: 136x/menit, terdengar kuat dan
teratur.(9)Ibu merasakan gerakan janin aktif.
3. Masalah Potensial
Tidak Ada
4. Tindakan Segera
Tidak ada
5. Perencanaan
a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
b. Berikan informasi kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III
c. Anjurkan ibu untuk kompres hangat saat merasakan nyeri.
d. Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup.
e. Anjurkan ibu untuk mendapatkan nutrisi yang cukup dan pola makan yang baik.
f. Berikan suplementasi tambahan berupa Novabion tablet 1 x 1 tablet sehari dan
kalk 1 x 1 tablet sehari.
g. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
6. Pelaksanaan
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu Tekanan darah 110/70
mmHg, Nadi 78 x / menit, Suhu 36,7°C, TB: 154 cm, BB: 55 kg, IMT 20,9
kg/m², Usia kehamilan 29-30 minggu, DJJ: 136 x/menit teratur dan kuat. Ibu
dan janin dalam keadaan baik.
b. Memberikan informasi kepada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan trimester
III seperti sakit kepala yang hebat, pandangan kabur, muka dan ektremitas
oedem, demam atau panas tinggi, nyeri epigastrium, pergerakan janin
berkurang,
9

perdarahan pervaginam dan keluar air-air yang tidak biasa. Apabila ada tanda-
tanda seperti itu maka ibu segera ke tenaga kesehatan atau ke bidan.
c. Menganjurkan ibu untuk kompres hangat saat nyeri
d. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
e. Menganjurkan ibu untuk mendapatkan nutrisi yang cukup dan pola makan
yang baik.
f. Memberikan suplementasi tambahan berupa Novabion tablet 1 x 1 tablet
sehari, kalk tablet 1 x 1 tablet sehari diminum di malam hari.
g. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
7. Evaluasi
a. Ibu telah mengetahui kesimpulan hasil pemeriksaan
b. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan mengenai tanda-tanda bahaya
kehamilan trimester III.
c. Ibu mau mengikuti anjuran untuk kompres hangat
d. Ibu bersedia untuk mempertahankan pola istirahat.
e. Ibu bersedia untuk meningkatkan pola nutrisi dan pola makan gizi seimbang.
f. Ibu bersedia mengkonsumsi obat yang telah diberikan.
g. Ibu telah mengetahui jadwal dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
b. Kunjungan Kedua Tanggal 20 november 2022 di BPM Nuraidah
Pada kunjungan ulang kedua pada tanggal 20 november 2022 ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, pergerakan janin aktif dan tidak
ada keluhan. HPHT 02-03-2022, Taksiran Persalinan (TP) pada tanggal 09-12-
2022, masalah lain tidak ada. Riwayat persalinan dan nifas yang lalu, ibu
mengatakan ibu hamil anak ke-2, tidak pernah mengalami abortus pada kehamilan
sebelumnya. Pemeriksaan kehamilan saat ini yang ke-2. Usia kehamilan 37-38
minggu.
9

Pada pemeriksaan fisik didapat Keadaan Umum baik, Tekanan darah 85/65
mmHg, Pernapasan 21 x/menit, Nadi 85 x/ menit, Suhu tubuh 36,4°C, Turgor
baik, Tinggi Badan 156 cm, Berat Badan 58 kg, TBJ 2480 gram, DJJ 136
X/menit. Pemeriksaan secara head to toe, didapatkan muka tidak oedem dan tidak
pucat, konjungtiva merah muda. Pada pemeriksaan kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening tidak ada pembesaran.
Pemeriksaan abdomen pembesaran sesuai dengan usia kehamilan. Pada
pemeriksaan palpasi didapat Leopold I TFU 30 cm, teraba bokong. Leopold II
bagian kanan perut ibu teraba punggung (keras, rata dan memanjang), sebaliknya
pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ektremitas). Pada
bagian terbawa janin kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP) dan lebih
banyak. Taksiran berat badan janin 3.000 gram. Auskultasi DJJ 144 x/ menit,
teratur, kuat. Pada pemeriksaan ektremitas tidak tampak cacat. Reflek patella
positif kanan kiri. Akral normal dan pemeriksaan anogenitalia tidak dilakukan.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di Puskesmas Simpang IV Sipin hasil HB:
12,6 gr%, HbsAg: Non Reaktif, HIV: Non Reaktif, Sipilis: Non Reaktif, Protein
Urine: Negatif, Reduksi: Negatif.
1) Interpretasi Data Dasar
a) Diagnosa: G2 P1 A0 H2 Hamil 37-38 minggu, janin tunggal hidup, intra
uterin, presentasi kepala.
Data dasar:
(1) Ibu mengatakan ini kehamilan ke-2, tidak pernah keguguran.
(2)Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 02-03-2022,
Taksiran Persalinan 09-12-2022.
(3)Tinggi fundus uteri (TFU): 30 cm
(4) Leopold I: teraba lunak, tidak melenting (bokong).
(5) Leopold II: bagian kanan perut teraba punggung (keras, rata, dan
memanjang), pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil
janin (ektermitas).
(6) Leopold III: teraba kepala (bulat, keras, melenting) pada bagian
terbawah janin dan kepala sudah terpegang oleh pintu atas panggul
1

(7) Leopold IV: sebagian besar sudah masuk pintu atas panggul
(Divergen) (8)DJJ: 144 x/menit, terdengar kuat dan teratur.
(9)Ibu merasakan gerakan janin aktif
2) Masalah potensial
Tidak ada.
3) Tindakan segera
Tidak ada.
4) Perencanaan
a) Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
b) Ingatkan ibu tanda bahaya pada kehamilan trimester III
c) Jelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda persalinan seperti: rasa mules,
semakin sering dan lama teratur, terasa nyeri perut bagian bawah
menjalar ke pinggang dan mengeluarkan lendir campur darah.
d) Jelaskan kepada ibu mengenai persiapan persalinan seperti
mempersiapkan pakaian ibu dan pakaian bayi dalam tas agar
memudahkan pada saat ibu akan bersalin.
e) Berikan suplementasi tambahan berupa Novabion 1x1 tablet sehari, kalk
1x1 tablet, Laktafit 1x1 tablet (untuk persiapan ASI)
f) Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang setiap minggu atau
apabila ada keluhan serta jika sudah ada tanda-tanda melahirkan.
g) lakukan pendokumentasian.
5) Pelaksanaan
a) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu tekanan darah: 100/70
mmhg, Nadi 85x/menit, suhu: 36,4°C, pernapasan 21x/menit, TB: 154
cm, BB: 58 kg, IMT 20,9 kg/M2, usia kehamilan ibu 37-38 minggu, TBJ
3.000 gram, DJJ 144 x/menit teratur dan kuat. Ibu dan janin dalam
keadaan baik.
b) mengingatkan ibu tanda bahaya pada kehamilan trimester III
c) Menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda persalinan seperti: rasa
mules, semakin sering dan lama teratur, terasa nyeri perut bagian bawah
menjalar ke pinggang dan mengeluarkan lendir campur darah.
1

d) Menjelaskan kepada ibu mengenai persiapan persalinan seperti


mempersiapkan pakaian ibu dan pakaian bayi dalam tas agar
memudahkan pada saat ibu akan bersalin.
e) Memberikan suplementasi tambahan berupa Novabion 1x1 tablet sehari,
kalk 1x1 tablet, Laktafit 1x1 tablet (untuk persiapan ASI)
f) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang setiap minggu atau
apabila ada keluhan serta jika sudah ada tanda-tanda melahirkan.
g) Melakukan pendokumentasian.
6) Evaluasi
a) Ibu telah mengetahui kesimpulan hasil pemeriksaan.
b) Ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan trimester III.
c) Ibu telah mengetahui tanda-tanda persalinan.
d) Ibu mengerti dan akan mempersiapkan perlengkapan persalinan yang
akan dibawa saat persalinan.
e) Ibu bersedia mengkonsumsi obat yang telah diberikan.
f) Ibu telah mengetahui jadwal dan bersedia untuk melakukan kunjungan
ulang.
g) Pendokumentasian telah dilakukan.
1

B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Pengkajian masa persalinan dilakukan pada tanggal 07 Desember 2023 dengan
Usia Kehamilan 39-40 minggu, kala I dari jam 13.00 wib sampai 18.00 wib, kala II
dari jam 18.00 wib sampai 18.20 kali, kala III dari 18.20 wib sampai 18.30 wib dan
kala IV 2 jam post partum 18.40 wib sampai 20.40 wib . Tidak ditemukan masalah
selama proses persalinan, sebelum dilakukan tindakan membuat Informed Consent
Ibu dan suami bersediadilakukan tindakan persalinan.
1. Kala I Persalinan Jam 13.00 WIB
a. Pengumpulan Data Dasar
1) Data Subjektif
Pengkajian data subjektif dilakukan melalui anamnesa sesuai dengan data
pada saat kehamilan. ibu datang dengan keluhan nyeri pinggang menjalar ke
ari- ari menjalar keari-ari sejak jam 08.00 WIB,keluar darah bercampur lendir
sejak jam 12.10 WIB. Riwayat hamil ini ibu mengatakan tidak ada penyakit
sekarang seperti batuk pilek, demam, asma, jantung ,ginjal, tuberculosis,
hipertensi, diabetesmellitus,tidak adari wayat operasi seperti tumor dalam
kandungan (mioma, kista), tidak ada riwayat kembar dari keluarga ibu maupun
bapak. HPHT tanggal 02 Maret 2022. TP pada tanggal 09 Desember 2022. Ibu
mengatakan pergerakan janin aktif, tidak adaperdarahan pervaginam. Riwayat
psikososial dan kebiasaan sehari- hari, ibu mengatakan tinggal bersama suami.
Ibu mengatakan makan terakhir pukul 10.00 WIB dan minum terakhir pukul
14.40 WIB. BAB terakhir pukul 07.00 WIB dan BAK terakhir pukul 14.00
WIB. Pendamping persalinan adalah suami dan pengambil keputusan adalah
suami.
2) Data Objektif
3) Data objektif didapatkan melalui pemeriksaan fisik yang terdiri dari keadaan
umum ibu baik, kesadaran komposmetis, keadaan emosional stabil, tekanan
darah 110/70 mmHg, suhu 36,40c, denyut nadi 83 x/menit, Rr: 22 x/menit,
muka tidak oedem, kelopak mata tidak oedem, konjungtiva tidak pucat, sclera
tidak kuning, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan ada kontraksi 3x dalam
10 menit lamanya 30 detik dengan hasil TFU 32 cm. leopold I fundus uteri
teraba
1

satu bagian besar janin, agak bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II
sebelah kanan teraba seperti papan (punggung) sebelah kiri teraba bagian besar
panjang keras bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold III teraba bagian besar
janin bulat keras (kepala) sudah masuk PAP, Leopold IV teraba divergen. DJJ
positif, frekuensi 140 x/menit, teratur. Ekstremitas atas tidak ada edem, telapak
tengan tidak pucat, kuku tidak kebiruan dan tidak kekuningan. Ekstremitas
bawah simetris, reflex patella positif kanan dan kiri, tidak ada varises kanan
dan kiri. Pada pemeriksaan anogenitalia tidak ada oedem. Tidak ada varises,
tidak ada pembesaran kelenjar Bartolin dan tidak ada pembesaran kelenjar
skene, vulva bersih, anus tidak ada pembesaran vena atau hemoroid, didapatkan
porsio mulai menipis, ketuban (+) pembukaan 5 cm, presntasi kepala,
penurunan kepala Hodge II, pergerakan janin baik, tidak ada molase,
pengeluaran lender bercampur darah.
b. Analisa Masalah / Interpretasi Data Dasar
Diagnosa G2 P1 A0 H1 hamil 39-40 minggu, inpartu kala I fase aktif janin
tunggal hidup intra uterine presentasi kepala.
c. MasalahPotensial Tidak Ada
d. Tindakan Segera
Tidak ada
e. Perencanaan
1) Lakukan informed consent pada ibu dan keluarga/suami.
2) Jelaskan hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan.
3) Ajarkan keluarga untuk melakukan massage eflurance untuk emngurangi
nyeri kala I
4) Berikan Asuhan Sayang Ibu Kala I meliputi:
a) Berikan dukungan dan semangat pada ibu serta menghadirkan suami
untuk mendampingi ibu dalam proses persalinan.
b) Ajarkan tehnik relaksasi dan pengaturan napas dalam terutama saat ada
kontraksi.
c) Masase, pijat pungung dan ekstremitas ibu
d) Anjurkan suami untuk mendampingi ibu dalam proses persalinan
1

e) Beri intake nutrisi dan cairan yang adekuat.


f) Anjurkan pengosongan kandung kemih jika ibu ingin BAK
g) Atur posisi ibu senyaman mungkin.
5) Siapkan alat-alat, obat-obatan serta keperluan ibu dan bayi.
6) Lakukan pendokumentasian dengan memantau kemajuan persalinan ibu
dengan partograf.
f. Pelaksanaan
1) Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga/suami
2) Menjelaskan hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan. Ibu sekarang
dalam proses persalinan dengan pembukaan 5 cm dan ibu belum boleh
meneran karena pembukaan belum lengkap dan saat ini kondisi janin baik,
tanda-tanda vital ibu dalam batas normal.
3) mengajarkan keluarga untuk melakukan massage eflurance untuk
emngurangi nyeri kala I
4) Memberikan Asuhan Sayang Ibu Kala I:
a) Memberikan dukungan dan semangat pada ibu serta meghadirkan suami
untuk mendampingi ibu.
b) Mengajarkan tehnik relaksasi dan pengaturan nafas dalam terutama saat
ada kontraksi.
c) Memasase, pijat punggung dan ekstremitas ibu.
d) Memberikan intake nutrisi dan cairan yang sdekuat.
e) Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih jika terasa ingin
BAK.
f) Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
5) Menyiapkan alat-alat, obat-obatan serta keperluan ibu dan bayi.
6) Melakukan pendokumentasian dengan memantau kemajuan persalinan ibu
dengan partograf.
g. Evaluasi
1) Informed consent pada ibu dan keluarga/suami telah dilakukan.
2) Ibu telah mengetahui seluruh hasil pemeriksaan.
3) Keluarga mengerti dan mau melakukan massange eflurance
1

4) Asuhan Sayang Ibu Kala I telah diterapkan.


5) Alat-alat, obat-obatan serta keperluan ibu dan bayi telah disiapkan.
6) Pendokumentasian telah dilakukan.

2. Kala II Persalinan Jam 18.00 WIB


a. Pengumpulan Data Dasar
1) Data Subjektif
Ibu merasakan nyeri yang hebat, dan merasa ingin BAB dan mengedan.
2) Data Objektif
keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis, keadaan emosional : ibu
kurang dapat beradaptasi dengan rasa sakit. TD 110/80 mmHg, N 85 x/i,
His 4 x 10’ 50” kuat, DJJ 140x/i teratur. Pukul : 18.00 wib, PD porsio tidak
teraba pembukaan lengkap 10 cm, ketuban (-) pukul 18.04 WIB warna
jernih dan tidak berbau, persentasi kepala penurunan Hodge 4 posisi UUK
kiri depan.
b. Analisa Masalah / Interpretasi Data
Dasar Diagnosa : Ibu inpartu kala I.
c. Masalah Potensial
Tidak Ada
d. Tindakan Segera
Tidak Ada
e. Perencanaan
1) Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, ibu sudah saatnya
akan melahirkan dan pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah pecah
sendiri, kepala bayi sudah tampak dan ibu sudah boleh mengedan.
2) Dekatkan alat-alat, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi.
3) Siapkan perlengkapan alat pelindung diri (APD) yaitu: celemek, masker,
kaca mata, sepatu boat, handscoon.
4) Ajarkan ibu tehnik mengedan yang baik seperti yang dibimbing sebelumnya
yaitu meneran seperti BAB keras pada saat his dengan merangkul kedua
paha dengan tangan dimasukkan kedalam lipatan siku kaki, kepala
diangkat
1

dengan mata melihat ke perut dan mata jangan dipejamkan dan berhenti saat
tidak ada his.
5) Berikan dukungan dan pujian kepada ibu untuk usahanya dalam meneran
dan ibu terlihat semangat untuk meneran karena didampingi oleh suami.
6) Pimpin ibu meneran, menolong persalinan Kala II dan melahirkan bayi.
f. Pelaksanaan.
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga ibu sudah
saatnya melahirkan dan pembukaan sudah lengkap, ketuban pecah sendir,
kepala bayi sudah tampak dan ibu sudah boleh meneran.
2) Mendekatkan alat-alat, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi.
3) menyiapkan perlengkapan alat pelindung diri (APD) yaitu celemek, masker,
kaca-mata, sepatu boat dan handscoon
4) Mengajarkan ibu teknik mengedan yang baik seperti yang dibimbing
sebelumnya yaitu meneran seperti BAB keras, pada saat ada his dengan
merangkul kedua paha dengan tangan dimasukkan kedalam lipatan siku
kaki, kepala diangkat dengan mata melihat keperut dan mata jangan
dipejamkan dan berhenti saat tidak ada his.
5) Memberikan dukungan dan pujian kepada ibu untuk usahanya dalam
meneran dan ibu terlihat semangat untuk meneran karena didampingi suami.
6) Memimpin ibu meneran, menolong persalinan kala II melahirkan bayi:
a) Melihat adanya tanda persalinan kala II
b) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru
lahir. Untuk asfiksia: tempat tidur datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk
bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh
bayi.
c) Memakai APD seperti celemek, masker, kaca mata dan sepatu boat.
d) Melepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan tangan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
e) Memakai sarung tangan DTT
1

f) Memasukkan syntocinon kedalam spuit (menggunakan tangan yang


memakai sarung tangan DTT dan steril, letakkan kedalam wadah partus
set.
g) Bersihkan vulva dan perineum, menyeka dengan hati-hati dari depan
kebelakang dengan mrnggunakan kapas basah yang telah dibasahi oleh
air DTT.
h) Lakukan pemeriksaan dalam, pembukaan sudah lengkap, portio tidak
teraba, UUK, Hodge IV, penurunan 0/5 dan selaput ketuban sudah pecah.
i) Dekontaminasi sarung tangan mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian melepaskan dan
merendam dalam bentuk terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
j) Memeriksa DJJ setelah uterus berkontraksi / saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 -160 x/menit)
k) Beri tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta
ibu meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
l) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
m)Meminta keluarga (suami) membantu menyiapkan posisi meneran (Bila
ada keinginan meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke
posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman).
n) Pimpin ibu meneran saat ibu mempunyai rasa dorongan kuat untuk
meneran.
o) Meletakkan handuk bersih diperut ibu, saat kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5-6 cm.
p) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
q) Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
r) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
1

s) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva


maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan membantu lahirnyla kepala. Anjurkan ibu untuk
meneran perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal.
t) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran
bayi. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
u) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, memegang kepala secara
biparental. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut menggerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul dibawah arcus pubis dan kemudian menggerakkan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
v) Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan bawah kearah perineum ibu
untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Menggunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan kanan atas
berlanjut ke punggung, bokong dan kaki. Memegang kedua mata kaki
(memasukkan tekunjuk diantara kaki dan memegang masing-masing
mata kaki dengan jari kaki dengan ibu jari dan jari lainnya).
w) Melakukan penilaian (selintas):
(1) Apakah bayi menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan?
(2) Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap segera lakukan tindakan
resusitasi.
x) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi diatas perut
ibu. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak bayi kedua
dalam uterus (hamil tunggal)
1

g. Evaluasi
1) Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Alat-alat, obat-obatan, perlengkapan bayi dan bayi telah didekatkan.
3) Perlengkapan APD telah dipakai.
4) Ibu telah dijelaskan tehnik meneran dan ibu mengerti.
5) Suami dan keluarga mendampingi ibu memberi semangat dan dukungan
dan pujian kepada ibu telah dilakukan.
6) Ibu telah di pimpin meneran, persalinan kala II telah dilakukan dan bayi
lahir spontan Pukul 18.20 Wib, jenis kelamin laki-laki. Afgar skore 7/9

3. Kala III Persalinan Jam 18.20 WIB


a. Pengumpulan Data Dasar
1) Data Subjektif
Terlihat tali pusat memanjang, ada semburan darah tiba-tiba dan uterus
berbentuk globuler.
2) Data Objektif
KU ibu baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil,
tekanan darah 100/70 mmHg, Rr 20x/I, N 82 x/I, S 37 oc, palpasi : TFU
sepusat. Kontraksi uterus baik, kandung kemih tidak teraba.
b. Analisa Masalah / Interpretasi
Data Dasar Diagnosa : Parturient Kala III
c. MasalahPotensial
Tidak Ada
d. TindakanSegera
Tidak Ada
e. Perencanaan
1) Beri tahu ibu bahwa bayi sudah lahir, keadaan ibu dalam keadaan baik
2) Periksa fundus uteri untuk memastikan apakah ada janin kedua atau tidak
3) Berikan suntikan oksitosin 10 IU secara IM 1/3 paha bagian luar
4) Melakukan penjepitan dan pemotangan Tali pusat
5) Lakukan Inisiasi Menyusu (IMD)
1

6) Melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan memindahkan klem 5-


10 cm di depan vulva, pastikan tanda-tanda plasenta lepas, perubahan bentuk
dan tinggi uterus, tali memanjang, adanya semburan darah tiba-tiba, uterus
berkontraksi dengan baik, tangan kiri menahan corpus uteri ke arah
dorsocranial dan tangan kanan melakukan peregangan tali pusat terkendali,
saat plasenta tampak di introitus vagina kedua tangan menyambut dan
memutar plasenta searah jarum jam sehingga selaput terpilin.
7) Melahirkan plasenta, plasenta lahir lengkap dengan selaputnya.
8) Melakukan massase fundus uteri agar tidak terjadi atonia uteri sehingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras) kemudian mengajarkan kepada ibu
untuk melakukan massase sendiri, massase fundus uteri sudah dilakukan dan
fundus uteri teraba keras.
9) Memeriksa kelengkapan plasenta bagian maternal dan fetal.
f. Pelaksanaan
1) Memberitahu ibu bahwa bayi sudah lahir, keadaan ibu dalam keadaan baik,
dan plasenta akan dilahirkan.
2) Memeriksa fundus untuk memastikan apakah ada janin kedua atau tidak.
3) Memberikan suntikan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha bagian luar.
4) Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat.
5) Melakukan IMD
6) Melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan memindahkan klem 5-
10 cm di depan vulva, pastikan tanda-tanda pelepasan plasenta, perubahan
bentuk dan tinggi uterus, tali pusat memanjang, adanya semburan darah tiba-
tiba, uterus berkontraksi dengan baik, tangan kiri menahan corpus uteri
kearah dorso cranial dan tangan kanan melakukan peregangan tali pusat
terkendali, saat plasenta tampak di introitus vagina kedua tangan
menyambut dan memutar plasenta searah jarum jam sehingga selaput
terpilin.
7) Melahirkan plasenta, plasenta lahir lengkap dengan selaputnya.
8) Melakukan massase fundus uteri agar tidak terjadi atonia uteri sehingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras) kemudian mengajarkan kepada ibu
1

dan keluarga untuk melakukan sendiri, massase fundus uteri sudah


dilakukan dan fundus teraba keras.
9) Memeriksa kelengkapan plasenta. Plasenta lahir lengkap dengan hasil pada
bagian maternal yaitu kotiledon lengkap 20 buah, selaput korion dan amnion
lengkap, tidak ada pengapuran, diameter 22 cm, tebal: 2,5 cm. Bagian fetal:
panjang tali pusat +- 50 cm, insersi: sentralis, plasenta lengkap
g. Evaluasi
1) Ibu telah mengetahui bahwa bayi lahir, keadaan ibu dalam keadaan baik,
dan plasenta akan dilahirkan.
2) Fundus telah diperiksa dan tidak ada janin kedua.
3) Suntikan oksitosin sudah diberikan.
4) Penjepitan dan pemotongan tali pusat telah dilakukan.
5) IMD telah dilakukan.
6) Peregangan tali pusat terkendali telah dilakukan.
7) Plasenta telah lahir.
8) Massase fundus uteri telah dilakukan.
9) Kelengkapan plasenta bagian maternal dan fetal telah diperiksa.

4. Kala IV Persalinan Jam 18.40 WIB


a. Pengumpulan Data Dasar
1) Data Subjektif
Ibu mengatakan lelah dan legah telah melewati proses persalinan.
2) Data Objektif
KU : Baik, kesadaran comfosmentis, keadaan emosional : stabil TTV :
TD 110/80mmHg, N 82 x/i, S 36,5Oc, Rr 22 x/i. TFU 2 jari di bawah
pusat, uterus teraba keras, bentuk bulat penuh(discoid) kontraksi uterus baik.
Perdarahan
±150 cc, kandung kemih tidak teraba, perineum tidak ada laserasi.
b. Analisa Masalah / Interpretasi Data
Dasar Diagnosa : Parturient Kala IV
c. Masalah Potensial
Tidak Ada
1

d. Tindakan Segera
Tidak Ada
e. Perencanaan
1) Beritahu ibu seluruh hasil pemeriksaan.
2) Lakukan pemeriksaan pada jalan lahir dengan menggunakan kasa untuk
melihat adanya laserasi jalan lahir dan lakukan penjahitan pada luka robek
jalan lahir.
3) Lakukan pengecekan ulang dengan menggunakan kasa steril untuk melihat
adanya perdarahan atau tidak.
4) Bersihkan ibu dari darah dengan menggunakan air DTT dan melakukan
dekontaminasi tempat tidur dengan larutan klorin, hasilnya ibu telah
dibersihkan dan tempat tidur juga telah dibersihkan.
5) Rendam alat-alat persalinan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
6) Observasi keadaan ibu.
7) Berikan nutrisi dan hidrasi yang cukup kepada ibu.
8) Ajarkan ibu massase fundus uteri agar tidak terjadi atonia uteri, yaitu
dengan cara meletakkan telapak tangan difundus dan lakukan massase
dengan gerakan melingkar dengan lembut sehingga uterus berkontraksi
(fundus teraba keras) dan beritahu ibu jika fundus teraba lembek
menandakan kontraksi kurang baik segera memberi tahu petugas/bidan.
9) Berikan ibu suplemen tambahan.
10) Jelaskan tanda bahaya nifas.
11) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, minimal setiap 2
jam sekali di kedua payudara.
12) Lakukan pemantauan Kala IV telah dilakukan selama 1-2 jam postpartum.
1

f. Pelaksanaan.
1) Memberitahu ibu seluruh hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik, tanda-
tanda vital normal, dan akan dilakukan penjahitan pada robekan jalan lahir,
hasilnya ibu mengetahui kondisinya.
2) Melakukan pemeriksaan pada jalan lahir dengan menggunakan kain kassa
untuk melihat adanya laserasi jalan lahir dan lakukan penjahitan pada luka
robek jalan lahir.
3) Melakukan pengecekan ulang dengan menggunakan kassa untuk melihat
adanya perdarahan atau tidak.
4) Membersihkan ibu dari darah dengan menggunakan air DTT dan melakukan
dekontaminasi tempat tidur dengan larutan klorin.
5) Merendam alat-alat persalinan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
6) Mengobservasi tanda-tanda vital, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30
menit pada jam ke dua postpartum.
7) Memberikan nutrisi dan hidrasi yaang cukup pada ibu.
8) Mengajarkan ibu cara massase fundus uteri agar tidak terjadi atonia, yaitu
dengan cara meletakkan telapak tangan difundus dan lakukan massase
dengan gerakan melingkar dengan lembut sehingga uterus berkontraksi
(fundus uteri teraba keras) dan beri tahu ibu jika fundus teraba lembek
menandakan kontraksi kurang baik dan segera beri tahu petugas/bidan.
9) Memberikan ibu suplemen tambahan yaitu B12 tablet 3 x 1 tablet sehari, B
complek 3x sehari 1tablet, Laktafit tablet 2 x 1 tablet sehari (Pelancar Asi),
Asam mefenamat 3 x sehari 1 tablet. Ibu tidak di berikan Antibiotika karena
ada riwayat alergi.
10) Menjelaskan tanda bahaya nifas yaitu perdarahan, uterus tidak berkontraksi
(atonia uteri), keluar cairan berbau, demam, sakit kepala yang hebat dan
kejang.
11) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, minimal
setiap 2 jam sekali di kedua payudara.
12) Melakukan pemantauan kala IV telah dilakukan selama 1-2 jam postpartum.
1

g. Evaluasi
1) Ibu mengetahui kondisinya saat ini.
2) Penjahitan perineum telah dilakukan.
3) Pengecekan ulang dengan menggunakan kassa untuk melihat adanya
perdarahan sudah dilakukan hasilnya tidak ada perdarahan.
4) Ibu telah dibersihkan dan tempat tidur sudah dibersihkan.
5) Alat-alat persalinan telah direndam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
6) Observasi tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama postpartum dan
setiap 30 menit pada jam ke dua postpartum telah dilakukan
7) Nutrisi dan hidrasi yang cukup telah diberikan kepada ibu.
8) Ibu telah mengetahui cara massase fundus uteri dan ibu dapat melakukan
massade fundus uteri.
9) Ibu telah minum obat yang telah diberikan.
10) Ibu telah mengetahui tanda dan bahaya nifas.
11) Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
12) Pemantauan Kala IV telah dilakukan dan tidak di temukan tanda-tanda
kegawatdaruratan.

C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


1. Pengumpulan Data Dasar
a. Bayi baru lahir 6 jam pertama Pada tanggal 07 Desember 2022 di BPM
Nuraidah keadaan umum baik, berat badan 3100 gram, panjang badan 50 cm,
lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm, lingkar lengan atas 11 cm.
Pemeriksaan fisik secara sistematis kepala tidak ada kaput suksedenum, sefal
hematon, tidak ada molase, ubun ubun besar tertutup membrane dan berdenyut,
muka normal dan tidak ada wajah mongoloid, mata simetris, ada bola mata,
konjung tiva tidak ada pendarahan, tidak ada tanda-tanda infeksi, telinga
simetris antara kanan dan kiri, daun telinga lengkap dan berlubang , mulut tidak
ada labio skizis, labio palate skizizs, labio palate gnatoskizis, hidung berlubang,
bersekat dan tidak ada
1

pernafasan cuping hidung, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar getah bening, dada simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi dinding
dada dan tidak ada hernia diafragma, punggung tidak ada spina bifida,
ekstremitas atas dan bawahsimetris tidak ada kelainan sindaktili, polidaktili dan
andaktili, genitaliatestis sudah turun keskrotum, anus positif, kulit turgor baik,
warnakemerahan. Refleks moro positif, refleks rooting positif, reflex walking
positif, reflex grasp/plantar positif, reflex sucking positif, reflex tonikneck
positif, reflex babinsky negatif
b. Analisa Masalah / Interpretasi Data
Dasar Diagnosa : Bayi lahir normal 6
jam
c. Masalah Potensial
Tidak Ada
d. Tindakan Segera
Tidak Ada
e. Perencanaan
1) Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
2) Mandikan bayi dengan menggunakan air hangat.
3) Jaga kehangatan dan kebersihan bayi dengan segera mengganti popok bayi
bila bayi BAB dan BAK dengan popok kering yang baru.
4) Berikan imunisasi HB0.
5) Lakukan perawatan tali pusat.
6) Berikan nasehat pada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi di rumah
serta perawatan tali pusat.
7) Ajarkan kepada ibu berbagai posisi menyusui yang dapat di praktikkan dan
memberitahu perlekatan antara mulut bayi dan puting yang benar.
8) Menginformasikan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.
f. Pelaksanaan
1) menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
2) Memandikan bayi dengan menggunakan air hangat.
3) Menjaga kehangatan dan kebersihan bayi dengan segera mengganti popok
bayi bila bayi BAB dan BAK dengan popok kering yang baru.
1

4) Memberikan imunisasi HB0.


5) Melakukan perawatan tali pusat.
6) Memberikan nasehat pada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi di
rumah serta perawatan tali pusat.
7) Mengajarkan kepada ibu berbagai posisi menyusui yang dapat di praktikkan
dan memberitahu perlekatan antara mulut bayi dan puting yang benar.
8) Menginformasikan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.
g. Evaluasi
1) Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Bayi telah dimandikan.
3) Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat
4) Imunisasi HB0 telah diberikan.
5) Perawatan tali pusat telah diberikan.
6) Ibu dan keluarga telah mengerti tentang perawatan bayi di rumah serta
perawatan tali pusat.
7) Ibu mengerti dan dapat melakukannya.
8) Ibu telah mengerti tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

b. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Umur 7 Hari (KN-II) Tanggal 13
Desember 2022 Pukul 16.00 Wib.
1) Pengumpulan data dasar
Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, bayi mau menyusui,
tidak rewel. Tali pusat sudah terlepas dan kering. Keadaan umum: Frekuensi
denyut jantung 130 x/ menit, suhu 36,4°C, pernapasan 40 x/ menit, berat
badan 3200 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada
34 cm, BAB 3-4 kali sehari, BAK 6-8 kali sehari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan mata bersih, tidak ada sekret, sklera
putih, konjuctiva merah muda, tidak ada pernapasan cuping hidung, mukosa
bibir lembab, bibir kemerahan, reflek sucking dan swallowing baik, tidak
ada oral trash, lidah bersih, tidak ada retraksi dada, pernapasan teratur, perut
tidak kembung, tali pusat sudah kering dan lepas, tidak ada tanda-tanda
infeksi dan
1

tidak ada perdarahan. Genitalia bersih, tidak ada kelainan pada ekstremitas,
warna kulit kemerahan.
2) Interpretasi Data Dasar
Diagnosa: Baru lahir normal umur 7 hari.
3) Masalah Potensial
Tidak ada
4) Tindakan Segera
Tidak ada
5) Perencanaan
a) Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
b) Jaga kebersihan bayi dengan cara memandikan bayi, mengganti pakaian
bayi jika basah.
c) Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin dan
setelah selesai menyusui bayi disendawakan.
d) Beri tahu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.
6) Pelaksanaan
a) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
b) Menjaga kebersihan bayi dengan cara memaandikan bayi, mengganti
pakaian bayi jika basah.
c) Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin dan
setelah selesai menyusui bayi disendawakan.
d) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir seperti: pemberian
ASI sulit, pernapasan lebih cepat > 60 x / menit, suhu badan yang tinggi,
tali pusat merah dan bernanah, mata bengkak, kemungkinan infeksi
bakteri, Berat badan rendah, diare.
7) Evaluasi
a) Ibu dan keluarga mengerti tentang hasil peemeriksaan.
b) Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat melakukannya
dengan baik.
c) Ibu akan menyusui bayinya sesering mungkin dan segera
menyendawakan bayinya setelah menyusui.
1

d) Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.


c Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Umur 27 Hari (KN-III), Tanggal 03
januari 2023 Pukul 16.20 Wib.
1) Pengumpulan Data Dasar
Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat dan bayinya kuat
mnyusui, tidak rewel. Keadaan umum: baik, Frekuensi denyut jantung 136
x/ menit, suhu 36,5°C, Pernapasan 40x/ menit, berat badan 3500 gram,
panjang badan 52 cm, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar
perut 36,5 cm, BAB 2-3 kali sehari, BAK 8-10 kali sehari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan mata bersih, tidak ada secret, sklera
putih, konjuctiva merah muda, tidak ada pernapasan cuping hidung, mukosa
bibir lembab, bibir kemerahan, reflek sucking dan swallowing baik, tidak
ada oral trash, lidah bersih, tidak ada retraksi dada, pernapasan teratur, perut
tidak kembung, tali pusat sudah lepas, bersih dan tidak ada tanda-tanda
infeksi. Genetalia bersih, tidak ada kelainan pada ekstremitas.
2) Interpretasi Data
Diagnosa: Bayi baru lahir normal umur 27 hari
3) Masalah Potensial
Tidak ada.
4) Tindakan segera
Tidak ada.
5) Perencanaan
a) Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
b) Ingatkan ibu untuk melakukan perawatan sehari-hari pada bayi.
c) Anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan apapun
d) Informasikan kepada ibu untuk membawa bayinya ke Puskesmas atau ke
posyandu untuk imunisasi BCG saat umur 1 bulan.
e) Anjurkan ibu membawa bayinya rutin ke posyandu setiap bulan untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya.
1

f) Beritahu ibu untuk membawa bayinya ke tenaga kesehatan bila


mengalami keluhan atau tanda bahaya.
6) Pelaksanaan
a) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
b) Mengingatkan ibu untuk melakukan perawatan sehari-hari pada bayi.
c) Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan
tanpa makanan tambahan apapun.
d) Menginformasikan kepada ibu untuk membawa bayinya ke Puskesmas
atau ke posyandu untuk imunisasi BCG saat umur bayi 1 bulan.
e) Menganjurkan ibu membawa bayinya rutin ke posyandu setiap bulan
setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya.
f) Memberitahu ibu untuk membawa bayinya ke tenaga kesehatan bila
mengalami keluhan atau tanda bahaya.
7) Evaluasi
a) Ibu dan keluarga mengerti tentang hasil pemeriksaan.
b) Ibu bersedia melakukan perawatan sehari-hari pada bayi
c) Ibu bersedia untuk tetap memberikan ASI ekslusif selam 6 bulan.
d) Ibu bersedia membawa bayinya untuk imunisasi BCG saat bayi umur
1 bulan.
e) Ibu bersedia membawa bayinya rutin setiap bulan ke posyandu.
f) Ibu bersedia ke tenaga kesehatan bila bayinya ada keluhan

D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas


1. Pengumpulan Data Dasar
a. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 6 jam, Tanggal 13 Februari 2023
1) Pengumpulan Data Dasar
Ibu mengatakan perut masih mules, nyeri pada luka jahitan. Keadaan
umum: baik, Tekanan darah 105/69 mmHg, Nadi 78 x / menit, Suhu 36,5°C,
Pernapasan 20 x /menit. Pemeriksaan secara head to toe didapatkan rambut:
bersih, tidak kotor, dan tidak rontok. Pada mata sklera tidak icterus,
konjuctiva merah muda, penglihatan jelas, tidak ada pemakaian alat bantu
1

penglihatan. Hidung bersih tidak ada polip. Pada bagian muka tidak tampak
kelainan. Mulut bersih tidak ada karies dan stomatitis. Telinga bersih tidak
ada pengeluaran serumen. Pada pemeriksaan kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening tidak ada pembesaran. Pemeriksaan payudara simetris, puting
susu bersih dan menonjol kanan dan kiri. Areola mamae hiperpigmentasi,
pengeluaran kolostrum ada sedikit, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus
baik, lokhea rubra, bau khas, konsistensi cair, kandung kemih kosong.
Terdapat luka jahitan perineum dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
2) Interpretasi Data dasar
a) Diagnosa: P2 A0 post partum normal 6 jam
b) Masalah: nyeri pada luka jahitan.
c) Kebutuhan: KIE tentang perawatan luka lacerasi dan ajarkan teknik
relaksasi.
3) Masalah Potensial
Tidak ada.
4) Tindakan Segera
Tidak ada
5) Perencanaan
a) Informasikan dan jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Beritahu ibu tentang perubahan fisiologis pada masa nifas
c) Beritahu ibu tanda bahaya nifas
d) Ajarkan ibu cara perawatan luka perineum.
e) Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah
perineum.
f) Anjurkan ibu mobilisasi dini secara bertahap.
g) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
h) Anjurkan ibu untuk makan-makanan bergizi seimbang dan tinggi protein.
i) Ajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar serta menyusui
sesering mungkin.
j) Informasikan kepada ibu mengenai perawatan bayi.
k) Informasikan ibu tentang ASI Ekslusif.
1

l) Anjurkan ibu untuk meminum suplemen tambahan yang telah di berikan


parasetamol 500 mg 3x1, laktafit 2x1, vitamin b komplek 3x1, Vit A
200.00 IU.
m) Anjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
6) Pelaksanaan
a) Menginformasikan dan menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan bahwa keadaan ibu baik TTV normal, Tekanan darah 105/69
mmHg, Nadi 78 x/ menit, Suhu 36,5°C, pernapasan 20 x/ menit, sudah
ada pengeluaran kolostrum dari kedua payudara tapi hanya sedikit,
kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, ada luka jahitan pada
perineum.
b) Memberitahu ibu tentang perubahan fisiologis pada masa nifas.
c) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
(1) Perdarahan pervaginam yang lebih dari 500 ml.
(2) Adanya tanda-tanda infeksi masa nifas seperti nyeri pelvik, demam
38,5°C atau lebih, pengeluaran vagina yang berbau busuk.
(3) Sakit kepala, nyeri epigastrium, penglihatan kabur.
(4) Pembengkakan wajah, tangan dan kaki.
(5) Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih.
(6) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sangat lama.
(7) Rasa sakit, merah lunak, dan pembengkakan di kaki.
(8) Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri
sendiri.
d) Mengajarkan ibu tentang perawatan luka perineum.
e) Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama
daerah perineum.
f) Menganjurkan ibu mobilasasi dini secara bertahap
g) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
h) Menganjurkan kepada ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang
dan tinggi protein.
i) Mengajarkan ibu teknik mnyusui yang baik dan benar serta menyusui
sesering mungkin.
1

j) Menginformasikan kepada ibu mengenai perawatan bayi seperti merawat


tali pusat dengan tidak memberikan apapun pada tali pusat. Menjaga bayi
tetap hangat dengan mengganti pakaian bayi bila lembab.
k) Menginformasikan kepada ibu tentang Asi Eslusif.
l) Menganjurkan ibu untuk meminum suplemen tambahan yang telah
diberikan seperti parasetamol 500 mg 3x1, laktafit 2x1, Vitamin B
komplek 3x1, Vit A 200.000 IU
m)Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
7) Evaluasi
a) Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Ibu mengerti tentang perubahan fisiologis masa nifas.
c) Ibu telah mengetahui tanda bahaya pada masa nifas.
d) Ibu mengerti tentang cara perawatan luka perineum.
e) Ibu mau menjaga kebersihan diri terutama daerah perineum.
f) Ibu telah dapat miring kiri dan kanan, mulai duduk dan berjalan ke wc
secara bertahap.
g) Ibu sudah istirahat.
h) Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi dan tinggi protein.
i) Ibu mengerti penjelasan tentang teknik menyusui yang benar serta mau
menyusui bayinya sesering mungkin.
j) Ibu telah mengetahui mengenai perawatan bayi.
k) Ibu telah mengetahui tentang ASI Ekslusif.
l) Ibu bersedia untuk minum obat yang telah diberikan.
m)Ibu bersedia untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
1

b. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Hari ke-7, Tanggal 13 desember 2022 pukul
16.00 Wib
1) Pengumpulan Data Dasar
Ibu mengatakan luka jahitan sudah kering dan tidak nyeri lagi, bayi
menyusu dengan kuat, ASI keluar banyak. Keadaan umum: baik, Tekanan
darah; 106/ 67 mmHg, Nadi 84 x/menit, suhu 36,4°C, pernapasan 20
x/menit, Muka tidak oedem, tidak pucat, Konjuctiva: merah muda, sklera
tidak ikterik, payudara: tidak ada pembengkakan, ASI keluar lancar. Palpasi
abdomen: TFU pertengahan pusat simpisis, kontraksi baik, lochea
sanguinolenta, pada perineum luka jahitan tampak kering, bersih, tidak
kemerahan, dan tidak ada nanah. Pemeriksaan penunjang Hb: 12 g/dl
2) Interpretasi Data
Diagnosa: P2 A0 post partum normal hari ke-7.
3) Masalah Potensial.
Tidak ada
4) Tindakan segera
Tidak ada
5) Perencanaan
a) Informasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Beritahu ibu kembali kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas.
c) Ingatkan kembali kepada ibu mengenai perawatan bayi.
d) Ingatkan kembali tentang perawatan perineum.
e) Ingatkan kembali kepada ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada
bayinya.
f) Ingatkan kembali tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
g) Anjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
6) Pelaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu
Keadaan umum: baik, Tekanan darah: 106/76 mmHg, Nadi:84 x /menit,
Suhu 36,4
°C, pernapasan 20 x/ menit. Tinggi fundus uteri: Pertengahan pusat
1

simpisis, kontraksi baik, lokhea sanguinolenta, pada perineum luka


jahitan tampak kering, bersih, tidak kemerahan dan tidak ada nanah.
b) Memberitahu ibu kembali kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas agar
kebutuhan gizi tercukupi dan perbanyak minum agar ibu tidak
kehilanagan cairan serta tidak memiliki pantangan selama nifas.
c) Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai perawatan bayi seperti
merawat tali pusat dengan tidak memberikan apapun pada tali pusat.
Menjaga bayi tetap hangat dengan mengganti pakaian bayi bila lembab.
d) Mengingatkan kembali tentang perawatan perineum dengan cara sering
mengganti pembalut dan celana dalam minimal 2 x sehari atau bila
lembab dan membersihkan vagina dengan air bersih dari arah depan ke
belakang.
e) Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif
pada bayinya sampai umur 6 bulan tanpa ada tambahan apapun selain
ASI
f) Mengingatkan kembali kepada ibu tanda dan bahaya pada masa nifas
seperti perdarahan pervaginam yang lebih dari 500 ml. Adanya tanda-
tanda infeksi masa nifas seperti nyeri pelvik, demam 38,5°C, atau lebih,
pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, payudara merah dan bengkak.
7) Evaluasi
a) Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Ibu telah mengetahui kebutuhan nutrisi dan cairan selama nifas.
c) Ibu telah mengetahui mengenai perawatan bayi.
d) Ibu telah mengetahui tentang perawatan perineum.
e) Ibu bersedia untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
f) Ibu telah mengetahui tanda dan bahaya pada masa nifas.
g) Ibu bersedia kontrol ulang jika ada keluhan.
1

c Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Hari ke-27, Tanggal 03 Januari 2023 Pukul
16.15 Wib.
1) Pengumpulan Data Dasar
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ASI lancar. Keadaan umum ibu
baik. Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 82 x/menit, suhu 36,2°C,
pernapasan 20 x/menit, BB 42 kg. Muka: tidak oedem, tidak pucat,
konjuctiva merah muda, sklera tidak ikterik. Payudara: tidak ada
pembengkakan, ASI keluar lancar. Palpasi abdomen TFU: tidak teraba,
pengeluaran pervaginam lochea alba, pada perineum luka jahitan bersih,
tidak kemerahan, tidak ada nanah, dan sudah kering. Ekstremitas tidak
oedema.
2) Interpretasi Data dasar
Diagnosa: P2 A0 post partum normal hari ke-27
3) Masalah Potensial.
Tidak ada.
4) Tindakan Segera.
Tidak ada.
5) Perencanaan
a) Informasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Pastikan ibu memberikan ASI ekslusif pada bayinya dan tidak
mengalami kesulitan dalam memberikan ASI pada bayinya.
c) Ingatkan ibu kembali untuk menjaga kebersihan daerah genetalia.
d) Ingatkan ibu untuk tetap meningkatkan asupan makanan yang bergizi
dan tinggi protein.
e) Berikan pada ibu tentang penjelasan metode kontrasepsi pasca salin, dan
memastikan ibu memilih salah satu metoda kontrasepsi.
f) Beritahu ibu kapan diperbolehkannya melakukan hubungan seksual.
g) Anjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
1

6) Pelaksanaan
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Memastikan ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan tidak
mengalami kesulitan dalam memberikan ASI pada bayinya.
c) Mengingatkan kembali tentang tentang perawatan perineum dengan cara
sering menganti pembalut dan celana dalam minimal 2 x sehari atau bila
lembab dan membersihkan vagina dengan air bersih dari depan ke
belakang.
d) Mengingatkan ibu untuk tetap meningkatkan asupan makanan bergizi dan
tinggi protein karena makanan yang bergizi berguna untuk meningkatkan
kesehatan ibu, penyembuhan luka, serta meningkatkan produksi ASI
e) Memberikan ibu penjelasan tentang metode kontrasepsi pasca salin, dan
memastikan ibu memilih salah satu metode kontrasepsi.
f) Memberitahu ibu kapan diperbolehkannya melakukan hubungan seksual
yaitu setelah darah tidak lagi keluar dan ibu tidak merasa sakit saat
memasukkan jari ke dalam vagina, dan pastikan ibu berKB supaya tidak
terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
g) Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
7) Evaluasi
a) Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b) Ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan tidak mengalami dalam
memberikan ASI pada bayinya.
c) Ibu bersedia untuk selalu menjaga kebersihan daerah genetalia.
d) Ibu mengerti dan akan menerapkan anjuran yang diberikan untuk tetap
meningkatkan asupan makanan selama masa nifas.
e) Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan mengenai metode
kontrasepsi pasca salin, dan ibu memilih salah satu metode kontrasepsi
yaitu KB suntik 3 bulan.
f) Ibu sudah mengerti kapan waktu yang diperbolehkan untuk melakukan
hubungan seksual dan akan ber KB
g) Ibu bersedia untuk kontrol ulang jika ada keluhan
1

E. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana


1. Pengumpulan Data Dasar
Pada tanggal 17 Januari 2023, Jam 09,00 Wib di BPM Nuraidah pengkajian
data subjektif dilakukan melalui anamnesa tentang biodata pasien dan suami
pasien sesuai dengan pada saat kehamilan, persalinan dan nifas. Pada saat
kunjungan ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan saat ini.
Data objektif didapatkan melalui pemeriksaan fisik yang terdiri darikeadaan
umum ibu baik, tekanan darah 120/80x/ menit, pernafasan 20 x/menit, Nadi 80
x/menit. berat badan sekarang 49 kg, pemeriksaan dalam tanda-tanda radang tidak
ada, tumor tidak ada.
2. Analisa Masalah / Interpretasi Data
Dasar Diagnosa : akseptor KB suntik 3
bulan.
3. Masalah Potensial
Tidak Ada
4. Tindakan Segera
Tidak Ada
5. Perencanaan
a) Informasikan kepada ibu dan suami mengenai hasil pemeriksaan yaitu Tekanan
darah: 120/80 x/ menit, nadi 80 x /menit, pernapasan 20 x/ menit, suhu 36,3°C,
BB: 49 kg
b) Berikan konseling tentang efek samping KB suntik 3 bulan yaitu: sering di
temukan gangguan haid seperti siklus haid yang memanjang dan memendek,
perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama
sekali, permasalah berat badan, terlambatny kembali kesuburan setelah
penghentian pemakaian, pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit
menurunkan kepadatan tulang (densitas), kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala dan jerawat.
c) Menyiapkan alat dan kontrasepsi KB suntik 3 bulan (1 vial tryclofem, spuit 3
cc, dan kapas DTT) persiapan petugas dan persiapan pasien.
1

d) Melakukan penyuntikan kontrasepsi 3 bulan di 1/3 sias oskoksigis sesuai


standar.
e) Memberi tahu ibu jadwal kunjungan ulang pada tanggal 10-03-2023.
6. Pelaksanaan
a) Menginformasikan kepada ibu dan suami mengenai hasil pemeriksaan yaitu
Tekanan darah 120/800 mmHg, Nadi 80 x/menit, Pernapasan 20x/menit, Suhu
36,5°C, BB 49 kg.
b) Memberikan konseling tentang efek samping KB suntik 3 bulan yaitu sering
ditemukan gangguan haid seperti siklus haid yang memanjang dan memendek,
perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting), tidak haid sama sekali,
permasalahan berat badan, terlambatnya kembali kesuburan setelah
penghentian pemakaian, pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit
menurunkan kepadatan tulang (densitas), kekeringan pada vagini, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala dan jerawat.
c) Menyiapkan alat dan kontrasepsi KB suntik 3 bulan (1 vial triclofem, spuit 3 cc
dan kapas DTT), persiapan petugas dan persiapan pasien.
d) Melakukan penyuntikan kontrasepsi 3 bulan di 1/3 sias oskoksigis sesuai
standar.
e) Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang pada tanggal 10-03-2023.
7. Evaluasi
a) Ibu dalam keadaan sehat.
b) Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan mengenai efek samping dari
KB suntik 3 bulan.
c) Persiapan alat, obat, petugas dan pasien telah disiapkan.
d) Kontrasepsi KB suntik 3 bulan telah disuntikkan.
e) Ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang sesuai dengan tanggal yang
ditentuka
1

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan


AsuhanKebidanan Berkelanjutan yang diterapkan pada klien Ny.M G2P1A0H1
pada tanggal 19 September 2022 yaitu dimulai pada masa kehamilan trimester III,
persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, dan pelayanan kontrasepsi dengan
pembahasan sebagai berikut
1. Pengkajian
Asuhan kebidanan berkesinambungan masa kehamilan. Berdasarkan data
subjektif, Hari Pertama Haid Terakhir Ibu yaitu tanggal HPHT 02 Maret 2022,
perkiraan partus 09 Desember 2022, pada saat pengkajian, usia kehamilan ibu
adalah 29 minggu 2 hari. Kehamilan ini merupakan kehamilan kedua ibu. Anak
pertama Ny.M lahir spontan dengan berat lahir 3200 gram. Pada pemeriksaan
tanggal 19 September 2022 ibu tidak ada keluhan.
Pada tanggal 15 Oktober 2022 Ny. M melakukan kunjungan ulang dengan
keluhan bengkak pada bagian kaki. Hasil pemeriksaan tekanan darah Ny.M
normal yaitu 110/70 mmHg. Kemudian melakukan pemeriksaan laboratorium
berupa Hb, Protein urine dan Reduksi urine. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
persiapan kelahiran bayi sehingga apabilaterdapat suatu kelainan maka bidan
dapat segera melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk menangani
masalah tersebut. Hasil dari pemeriksaan laboratorium Ny. M, HB 11,8 gr/dL,
protein urine negative dan reduksi urine negatif. Berdasarkan teori bahwa
menjelaskan keluhan yang dirasakan ibu yaitu bengkak pada bagian kaki adalah
ketidaknyamanan yang wajar dirasakan pada kehamilan TM III, akan terja
diperubahan hormon dan peregangan ligamen, sebagai proses alami tubuh dalam
mempersiapkan persalinan.

128
1

2. Interpertasi Data
Diagnosa kebidanan G2P1A0H1 hamil 29-30 minggu, janin tunggal hidup
intra uterin, presentasi kepala. Hal ini didasari dari pengkajian data yaitu ibu
mengatakan ini kehamilan keduanya dan tidak pernah keguguran,HPHT tanggal
02 Maret 2022, Taksiran Persalinan 09 Desember 2022, TFU 29 cm, Palpasi
abdomen teraba dua bagian besar yaitu kepala dan bokong, DJJ 134 x/ menit
terdengar kuatdan teratur. Ibu merasakan gerakan janin aktif dan tidak ada nyeri
perut, Leopold I (bokong), Leopold II bagian kanan (punggung), bagian kiri
(ekstremitas), Leopolad III (kepala), Leopold IVbagian terbawah janin sudah
masuk panggul. Dan tidak ditemukan masalah sehingga tidak membutuhkan
kebutuhan segera.
3. Diagnosa Potensial
Tidak dilakukan
4. Antisipasi/Tindakan Segera/Kolaborasi
Tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan
karena tidak ditemukannya indikasi dalam kehamilan trimester III untuk
dilakukan tindakan segera.
5. Perencanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny.M yaitu menjelaskankeluhan yang
dirasakan ibu yaitu nyeri punggung, ibu dianjurkan untuk melakukan kompres
hangat. Menurut Hanifa (2022) paritas juga ada hubungannya dengan kejadian
nyeri punggung pada ibu hamil karena, semakin tinggi paritas resiko kejadian
nyeri punggung akan meningkat. Kejadiannya akan memburuk otot-otot ibu hamil
menjadi lemah sehingga akan gagal menompang rahim yang membesar panas
yang menyebabkan menurunkan kekentalan darah, pelebaran pembuluh darah,
melunakan ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan
meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon hamgat ini dapat memberikan efek
rileks terhadap tubuh.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sari (2016) terapi pemberian
kompres hangat yang dapat menurunkan skala nyeri pada penderita hangat dalam
pengobatan dapat dilakukan dengan transfer energi termis ke tubuh dapat melalui
1

konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Energi panas akan masuk ke dalam
jaringan kulit dalam bentuk berkas cahaya secara konduksi dan radiasi, kemudian
akan menghilang di daerah jaringan yang lebih dalam berupa panas. Panas tersebut
kemudian diangkut ke jaringan lain dengan cara konveksi oleh cairan tubuh
keseluruh jaringan tubuh.
Penelitian Rizki, et al, 2017. Hubungan Suplementasi Tablet Fe Dengan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Air Dingin Kota
Padang, Pemberian tablet Fe sesuai dengan standar pelayanan dan diiringi pola
makan yang baik akan memberikan pengaruh terhadap kadar hemoglobin ibu
hamil yaitu berkurangnya jumlah ibu hamil yang mengalamai anemia. tablet fe
Kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat terutama selama trimester II dan III
disebabkan saat kehamilan terjadi peningkatan volume darah dan volume plasma.
Hal ini akan menyebabkan terjadinya hemodilusi atau pengenceran sel darah dan
penurunan kadar hemoglobin. Jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan
cadangan dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan
sehingga diperlukan penambahan asupan zat besi melalui suplementasi tablet Fe
untuk membantu mengembalikan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
6. Penatalaksanaan
Pada tahap ini dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun
oleh penulis adalah: Melakukan informed consent untuk melakukan tindakan
Tetap menjaga protocol kesehatan dengan mencuci tangan, memakai masker dan
menjaga jarak. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sehat,
Tekanan darah 110/70 mmHg ,nadi78x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu
36,7˚C. Leopold I bokongTFU 29 cm, Leopold II bagian kanan punggung, bagian
kiri ekstremitas janin, Leopolad III kepala, Leopold IV bagian terbawah janin
sudah masukpanggul. Memberikan KIE kepada ibu tentang Tanda-tanda
bahayaTM III, menjelaskan mengenai tanda-tanda bahaya pada TM III antar
lainperdarahan pervaginam, sakit kepalayang berat, penglihatan kabur,
preeklamsi, gerak janin berkurang, nyeri perut yang hebat, KPD.
Menjelaskankepada ibu tentang tanda-tanda persalinan, antara lainterjadinya
kontraksi secara terus menerus, ada pengeluaran lenderdarah, ibuterasa ingin
BAB. Menganjurkan ibu untuk diet karbohidrat dan memperbanyak
1

serat seperti sayur dan buah. Memberikan support kepada ibu, bahwa ibu bias
melewati kehamilan ini hingga proses persalinan yang aman dan lancer.
Mengajarkan ibu senam hamil. Minum tablet tambah darah secara teratur. Dengan
demikian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dilahan.
7. Evaluasi
Evaluasi pada kasus Ny. M adalah informed consent sudah dilakukan,ibu
mengerti kondisi ibu dan janinnya dalam keadaan yang baik, serta detak jantung
janin dapat didengar dengan teratur, ibu telah paham mengenai tanda bahaya TM
III , ibu dapat menyebutkan 3 tanda bahaya yaitu perdarahan, ketuban pecah dini,
tekanandarah tinggi, ibu telah memahami tentang persiapan persalinan. Ibu dapat
menyebutkan beberapa hal terkait persiapan persalinan seperti ibu harus
memasukkan baju bayi dan baju ibu serta keperluan lainnya dalam satu tas
kemudian di letakkan ditempat yang mudah dijangkau agar memudahkan pada
saat berangkat ketempat bidan jika tanda–tanda persalinan sudah muncul, telah
dijelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan, antara lain terjadinya
kontraksi secara terus menerus, ada pengeluaran lender darah, ibu terasa ingin bab,
ibu bersedia diet karbohidrat, ibu sangat antusias melakukan senam hamil, ibu
dengan senang hati menerima support mental yang telah diberikan danterlihat
bahagia atas kehamilan sekarang, ibu mengatakan akan melakukan kunjungan
ulang jika ada keluhan atau sudahada tanda-tanda persalinan, sudah dilakukan
pendokumentasiaan. Secara keseluruhan, penulis berpendapat bahwa kehamilan
Ny.M berjalan dengan baik dan tidak terjadi factor resiko. Hal ini terjadi karena
dilakukannya asuhan kebidanan yang berkesinambungan pada Ny.M.

B. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin


1. Pengkajian
Ibu datang dengan keluhan nyeri pinggang menjalar keari-ari sejak jam
08.00 WIB, keluar darah bercampur lendir sejak jam 12.10. Hal ini sesuai dengan
tanda mulai persalinan yaitu keluar lendir bercampur darah (show) dan kekuatan
his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
Dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan serviks 5 cm. Tanda
1

dimulainya persalinan menimbulkan perubahan pada serviks berupa perlunakan


dan pembukaan. Pembukaan serviks 5 cm termasuk dalam persalinan fase aktif.
Fase aktif berlangsung dimulai sejak pembukaan 4 cm, kontraksi akan
menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 10
cm. Pada kasus Ny. M dilakukan pemeriksaan dalam pada pukul 13.00 WIB,
namun baru dipimpin meneran pukul 18.00 WIB. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa Ny.M dalam persalinan kala II. Menurut Manuaba (2010) Kala
II persalinan dimulai ketika pembukaan servikssudah lengkap (10cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Pada kasusNy.M kala II berlangsung selama 20 menit dan
pada pukul 18.20 WIB bayi lahir spontan menangi skuat berjenis kelamin laki-
laki. Dari data objektif didapatkan data yaitu tali pusat memanjang dan terdapat
semburan darah. Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tetesan atau pancaran kecil
darah yang mendadak, pemanjangan tali pusat yang terlihat pada introitus vagina,
perubahan bentuk uterus dari bentuk globuler sewaktu uterus berkontraksi dengan
sendirinya, dan perubahan posis iuterus. Pada pukul 18.30 WIB plasenta lahir
lengkap, kala III berlangsung selama 10 menit. Kemudian dilakukan pengecekan
laserasi tidak terdapat laserasi .
Pemantauan kala IV meliputi tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri,
perdarahan dan kandung kemih. Selama kala IV, kondisi ibu harus dipantau setiap
15 menit pada jam pertama setelah plasenta lahir, dan setiap 30 menit pada jam
kedua setelah persalinan. Asuhan dan pemantauan pada kala IV adalah kesadaran
penderita, tekanan darah, nadi, dan pernapasan dan suhu; kontraksi rahim yang
keras ; perdarahan dan kandung kemih dikosongkan karena dapat menggangu
kontraksi rahim.
Menurut Soepardan (2012:56) padalangkah kedua dilakukan identifikasi
terhadap diagnosis ataumasalah berdasarkan interpretasi data yang benar atas data-
data yan gtelah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterpretasikan
sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Baik rumusan
diagnosis maupun masalah, keduanya harus ditangani. Meskipun masalah tidak
diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhka npenanganan.
1

2. Interpretasi Data
Diagnosa kebidanan dalam kasus ini adalah Ibu inpartu kala I fase aktif,
janin tunggal hidup intra uterine presentasi kepala. Diagnosa ditegakkan
berdasarkan anamnesa pasienya pemeriksaan dalam dengan hasil vulva/uretra
tidak ada kelainan, ada pengeluaran lender bercampur darah, tidak ada bekas luka
parut dari vagina, portio menipis,pembukaan 5 cm, ketuban (+) belum pecah,
hodge II, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat. Denyut
jantung janin 140x/menit, His 4x dalam 10 menitlamanya 50 detik. Sehingga dari
hasil yang didapatkan maka penulis menyimpulkan bahwa antara teori dan lahan
tidak ada kesenjangan.
3. Diagnosa Potensial
Menurut Asrinah (2010:62) Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah
atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan dignosis yang
sudah teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-
siap bila diagnosis atau masalah potensial ini benar-benarterjadi.
Diagnosis potensial yang mungkin terjadi pada ibu yaitu infeksi
intrapartal/dalam persalinan, infeksi puerparalis/masanifas, partuslama,
pendarahan postpartum. Sedangkan masalah potensial yang terjad ipada janin
yaitu prolapsfuniculli atau penurunan tali pusat, hipoksia dan asfiksia sekunder
(Marmidkk,2016:67).
Pada kasus Ny. M diagnosa potensial yang terjadi adalah partus lamapada
kala I. Menurut Manuaba (2014:126) Kala I untuk primigravidaberlangsung 12
jam, untuk kala I fase aktif normalnya berjalan selama 6 jam pada primigravida,
sedangkan lama kala I berlangsung pada multigravida 8 jam. Pembukaan
primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam.
4. Antisipasi/tindakansegera/kolaborasi
Menurut Soepardan (2012:57) dalam kondisi tertentu, seorang bidan
mungkin juga perlu melakukan tindakan yang harus disesuaikan dengan prioritas
masalah atau kondisi keseluruhan yang dihadapi klien. Setelah bidan
merumuskan hal-hal
1

yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosis/masalah potensial pada


langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergensi darurat
yang haru sdilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu. Rumusan ini mencakup
tindakan segera yang bias dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau bersifat
rujukan.
Dalam kasusini antisipasi tidak dilakukan tindakan antisipasi karena ibu
masih dalam keadaan normal. Jadi antara lahan dan teori tidak ada kesenjangan
yang signifikan karena prosedur tindakan berdasarkan asuhan persalinan
normaldan ibu tidak mengalami komplikasi atau tindakan segera.
5. Perencanaan
Menurut Mufdillah (2012:150) pada langkah ini direncanakan asuhan yang
menyeluruh ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnose atau masalah yang telah diidentifikasi
atau antisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap
dilengkapi. Suatu rencana asuhan harus sama-sama disetujui oleh bidan maupun
ibu agar efektif, karena padaakhirnya ibu yang akan melaksanakan rencana itu
termasuk membuat dan mendiskusikan rencana.
Pada kasus Ny.M rencana asuhan kebidanannya adalah ,informed consent
ibu dan keluarga atas tindakan yang akan dilakukan, beritahu ibu dan keluarga
hasil pemeriksaan, jelaskan tentang tanda-tanda persalinan, berikan ibu nutrisi dan
hidrasi ringan, pantau ku, ttv, his, djj, anjurkan ibu untuk tidak menahan berkemih,
anjurkan untuk menghadirkan pendampingpersalinan, dokumentasi asuhan yang
diberikan.
Salah satu yang dapat mengurangi rasa nyeri ibu saat persalinan adalah
pendampingan dari suami atau keluarga. Kehadiran seorang pendamping
persalinan memberikan pengaruh karena dapat membantu ibu saat persalinan serta
dapat memberikan perhatian, rasa aman, nyaman, semangat, menentramkan hati
ibu, mengurangi ketegangan ibu atau status emosional menjadi lebih baik
(Yuliastanti & Nurhidayati, 2013:133). Kehadiran seorang suami dapat membuat
persalinan menjadi lebih singkat, nyeri berkurang, robekan jalan lahir jarang serta
nilai APGAR pun menjadi lebihbaik (Lailia&Nisa,2014:89). Pada tahap ini tidak
1

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dilahan.


Menurut wulandari (2015) yaitu kala I fase aktif mayoritas responden
mengalami nyeri berat sehingga peneliti tertarik untuk memberikan terapi non
farmakologis yaitu dengan melakukan massage effleurage pada abdomen untuk
meredakan nyeri persalinan kala I fase aktif pijatan dapat menenangkan dan
merilekskan ketegangan yang muncul saat hamil dan melahirkan. Pijatan pada
leher, bahu, punggung, kaki, dan tangan dapat membuat nyaman. Usapan pelan
pada perut juga akan terasa nyaman saat kontraksi.
Sejalan dengan penelitian yang dialkukan oleh Rahayu (2020) Stimulus
dengan effleurage ini menghasilkan pesan yang dikirim lewat serabut A-beta,
serabut yang menghantarkan nyeri cepat, yang mengakibatkan gerbang tertutup
sehingga korteks serabri tidak menerima sinyal nyeri dan intensitas nyeri
berubah/berkurang. Secara fisiologis teknik massage effleurage dapat menurunkan
tingkat nyeri, hal ini sesuai dengan teori gate control yang menyatakan
rangsangan- rangsangan nyeri dapat diatur atau dihalangi oleh pintu mekanisme
sepanjang sistem pusat neurons
6. Pelaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny.M menganjurkan ibu untuk
melakukan gerakan dengan istirahat dengan tidur miring kiri agar terdapat
kemajuan persalinan . Apa bila ibu tidak miring darah kembali ke jantung dan
mengurangi pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh ibu dan janin selain itu, posisi
tidur miring ke kiri dapat mengurangi nyeripada bagian pinggang, dan membantu
menstabilkan tekanan darah. Memberi motivasi dan dukungan kepada ibu agar ibu
tidak merasa cemas dalam melalui persalinan. Meyakinkan ibu bahwa ibu bisa
melalui persalinan ini. Tanggap terhadap keluhan ibu sehingga ibu merasanyaman
dan tenang selama poses persalinan.
Penelitian Salamah, et al, 2022. Dengan judul Hubungan Penggunaan Gym
Ball Terhadap Lama Persalinan Kala I. Gerakan menggunakan gym ball dengan
cara menggerakkan panggul ke depan, belakang, kanan, kiri secara perlahan dapat
meredakan tekanan dan meningkatkan bidang luas panggul, mendorong turunnya
kepala bayi, membantu kontraksi rahim lebih efektif, mempercepat dilatasi
serviks,
1

danmembantu relaksasi pada panggul.


Menyampaikan pada ibu untuk tidak mengejan terlebih dahulu karena
pembukaan belum lengkap. Mengejan sebelum pembukaan lengkap dapat
menyebabkan pembengkakan pada mulut rahim yang mana dapat menghambat
jalan lahir. Ibu yang mengejan sebelum waktunya dapat mengalami kelelahan
sehingga pada saat kala II ibu kehabisan tenaga. Dampak pada janin jika ibu terus
mengejan sebelum pembukaan lengkapyaitu dapat menyebabkan adanya caput
succedaneum, hal ini karena kepala bayi terus menerus mengalami penekanan
pada saat mengejan padahal jalanlahirnya belumbenar-benarterbuka dengan
sempurna.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Hasanah pada tahun 2019
yang berjudul Efektifitas Pemberian Posisi Miring KeKiri Dan Setengah Duduk
Terhadap Kemajuan Persalinan Kala Satu Fase Aktif Dilatasi Maksimal Pada
Primigravida. Pada penelitian ini dilakukan pada 8 orang responden diwilayah
Puskesmas Tlogosari Bondowoso, dalam penelitian ini dijelaskan tidak ada
perbedaan antara posisi miring ke kiri dan setengahduduk dalam meningkatkan
kemajuan persalinan. Sehingga kedua posisi tersebut dapat digunakan dalam
mempercepat proses persalinan hal ini sesuai dengan Penelitian Indrasari, et al,
2014. Dengan judul Perbedaan Lama Persalinan Kala II Pada Posisi Miring Dan
Posisi Setengah Duduk. Subyek penelitian ini adalah ibu inpartu kala II dengan
sampel 16 ibu inpartu kala II. persalinan posisi miring padaproses persalinan kala
II sehingga dapat mengurangi angka partus lama pada ibu bersalin dan asfiksia
pada bayi. Pengaruh posisi ini pada persalinan adalah memungkinkan ibu yang
lelah untuk istirahat, gaya gravitasi netral, dapat mengurangi hemoroid, dapat
mengatasi masalah detak jantung janin, membantu menurunkan tekanan darah
tinggi khususnya posisi lateral kiri, menghindari tekanan terhadap sakrum, dapat
meningkatkankemajuan persalinan. Selain itu posisi setengah duduk juga dapat
membantu penurunan janin dengan gravitasi untuk menurunkan janin ke dalam
panggul dan terus ke dasar panggul.
Menyarankan ibu untuk makan dan minum. Ketika proses persalinan
berlangsung, ibu memerlukan stamina dan kondisi tubuh yang prima.
Metabolisme pada ibu bersalin akan mengalami peningkatan, hal tersebut
diakibatkan terjadinya
1

peningkatan kegiatan otot tubuh yang disertai dengan adanya kecemasan.


Kegiatan otot tubuh ibu saat mengedan memerlukan energi yang optimal. Dengan
energi yang optimal, ibu akan mendapatkan kekuatan atau energy yang optimal
pula. Energi yang dimiliki oleh ibu berasal dari asupan nutrisi dan hidrasi.
Pemberian makan saat persalinan dapat meningkatkan kekuatan dan energi tetap
aktif sehingga ibu merasa normal dan sehat serta meminimalkan komplikasi yang
disebabkan oleh kelelahan ibu. Ketersediaan karbohidrat yang cukup dapat
mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna yang dapat mensisakan
bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton dan asam beta-hidroksi-
butirat. Keadaan ini menimbulkan ketosis. Peningkatanbahan-bahan keton yang
melebihi ambang batas normal pada ibu bersalin dapat menurunkanaktivitas
kontraksi rahim, sehingga dapat menghambat kemajuan persalinan dan berpeluang
mengakibatkan terjadinya partus lama.
Mengajarkan ibu teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangirasanyeri.
Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan kebidanan, dalam
hal ini bidan mengajarkan kepada klien bagaimana caramelakukan napas dalam,
napas lambat (menahan respirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigen dalam darah.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa antarateori dan praktik
dilahan tidak terjadi kesenjangan
7. Evaluasi
Tindakan evaluasi pada Ny.M asuhan persalinan telah diberikan semaksimal
mungkin dan sesuai standar pelayanan serta komplikasi- komplikasi yang
mungkin terjadi dapat teratasi.
Evaluasi pada Ny.M adalah Ibu mengetahui hasil pemeriksaan ibu mengerti
tentang penjelasan tanda-tanda persalinan, ibu sudah makan buahdan minum air
putih, ibu bersedia untuk tidak menahan BAK, pendampingpersalinan sudah
berada didekat ibu(suami) sudah dilakukan pendokumentasian.
1

a. Kala I
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pengukuran tanda – tanda vital yaitu TD
: 110/80 mmHg, N : 78x/menit, P : 22x/menit, S : 36,4 ˚C, TFU Ny. M yaitu 34
cm, dengan TBJ(34-12)x155=3410 gram. Sesuai dengan teori bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 397minggu sampai 42 minggu,
dengan berat badan 2500-4000 gram (Muslihatun,2011:50).
Kala I dimulai pada pukul 13.00 wib tanggal 07 Desember 2022 Ny.M
mengeluh mules-mules semakin sering sejak pukul 08.00 WIB. Pukul 13.00
WIB Ny. M datang ke PMB Nuraidah dan di lakukan pemeriksaan dalam
dengan hasil vulva/uretra tidak ada kelainan, terdapat pengeluaran lender dan
darah, tidak ada luka parut dari vagina, portiotipis, pembukaan PD:Ø5cm,
presentasi kepala, ketuban positif(+), his3x10’selama 25”.
Lama fase aktif Ny.M adalah 5 jam terhitung sejak pukul 13.00 pembukaan 5
cm hingga 18.00 wib pembukaan 10 cm. Penulis berpendapat hal ini sesuai
dengan teori berdasarkan kurva fiedman, diperhitungkan pembukaan
multigravida 2 cm/jam dengan perhitungan waktu tersebut makawaktu
pembukaan dapat di perkirakan. Pada multigravida akan lebih cepat karena
mulai usia kehamilan 38 minggu serviks mungkin sudah mengalami
pembukaan sehingga memasuki inpartu perlunakan dan dilatasi terjadi
bersama-sama (Manuaba,2010:101).
Intervensi yang diberikan pada kala I Ny. M adalah mengajarkan teknik
relaksasi saat ada his yaitu melakukan menarik napas dari hidungdalam waktu
3-5 detik, lalu menghembuskan napas lewat mulut dalam waktu 3-5 detik pada
saat kontraksi uterus. Kemudian pasien bernapas dengan normal 1-2 menit.
Metode nonfarmakologi dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan,
karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Relaksasi, teknik
pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, relaksasi, hidroterapi,
terapipanas/dingin, musik, guidedimagery, akupresur, aroma terapi merupakan
beberapa teknik nonfarmakologiyang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat
1

bersalin dan mempunyai pengaruh pada koping yang efektif terhadap


pengalaman persalinan (Mander,2013dalamAstuti2019:60).
Hal ini sesuai dengan penelitian Amru, 2022. Dengan judul Efektifitas
Teknik Meneran Terhadap Kejadian Rupture Perineum Pada Ibu Bersalin
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin normal yang
melahirkan di Klinik OW Kota Batam berjumlah 47 orang.Mengedan yang
benar dengan mengedan sesuai dengan dorongan alamiah selama kontrkaksi.
Selain itu juga ibu di anjurkan untuk menahan nafas pada saat mengedan atau
nafas jangan terengaah- engah.Teknik meneran yang benar yakni dimana saat
ibu mengedan tidak mengangkat Bokong. teknik meneran yang bener efektif
terhadap kejadian robekan perineum pada ibu Bersalin.
Menurut Penelitian Himawati, Et al, 2020. Dengan judul Pengaruh Pijat
Oksitosin Terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit
Permata Bunda Purwodadi Grobogan, sampel penelitian ini adalah ibu yang
melahirkan, didapatkan hasil pijat oksitosin menunjukkan penurunan tingkat
nyeri pada ibu bersalin setelah dilakukan pijat oksitosin. Penurunan nyeri ini
dikarenakan teknik ini mempunyai cara kerja merangsang tubuh melepaskan
senyawa endorphin. Pijat oksitosin sangat bermanfaat untuk ibu bersalin karena
dapat menurunkan nyeri saat bersalin. Ketika nyeri dapat ditangani, ibu akan
merasa rileks dan nyaman sehingga bisa mengikuti proses persalinan dengan
tenang. Ketika kondisi ibu saat persalinan dalam kondisi tenang persalinan
akan berjalan dengan normal.
Pada pukul 18.00 wib ibu mengeluh perut semakin mules, terasa ingin
BAB dan ingin mengejan. Dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil
vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak ada pengeluaran lendiri darah dan air-
air, tidak ada luka parut dari vagina, portio tidak teraba, pembukaan 10
cm,effacement 100%, ketuban (-) pecah spontan pukul
18.05 wib, warna ketuban jernih, hodge IV, tidak teraba bagian janin dan tidak
teraba bagian tali pusat menumbung. DJJ140x/menit, iramateratur,
his4x10menitl amanya 50 detik.
1

Penulis menyimpulkan tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan


praktek, dari hasil pemeriksaan tanda-tanda persalinan yang dialami Ny. M
sesuai dengan teori yang ada
b. Kala II
Kala II disebut kala pengeluaran bayi. Pada pukul 18.00 wib. Hiss emakin kuat
4x dalam 10 menit lamanya 50 detik, tampak adanya dorongan untuk
mengejan, tampak lendir bercampur darah keluar dari vagina, dilaukan
pemeriksaan dalam Vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak pengeluaran lendir
dan darah, tidak ada luka parut dari vagina, portio tipis dan lembut, pembukaan
10 cm, efficement 100%, ketuban (-) pukul 18.03 wib, Hodge IV,tidak teraba
bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat menumbung. DJJ 145x/menit,
irama teratur. Pada pukul
18.15 wib kepala tampak 5-6 cm didepan vulva, tampak adanya tekanan pada
anus, perineum menonjol, vulva membuka, pengeluaran lendir darah semakin
meningkat. Ny. M diberikan motivasi untuk meneran apabila ada dorongan
ingin meneran, memasang handuk bersihdiatas perut ibu untuk mengeringkan
bayi, mengambil kain bersih untukalas bokong ibu dan mengambil duksteril
lalu melipat 1/3 bagian, kemudian membuka tutup partus set, memakai sarung
tangan DTT pada kedua tangan, saat sub- occiput tampak didepan vulva,
tangan kanan melindungi perineum dengan dialasi duksteril, sementara tangan
kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat
kepala lahir, bersihkan wajah bayi menggunakan kain bersih dan periksa
adanya lilitan tali pusat pada leher bayi, menunggu hingga kepala bayi
melakukan putaran paksi luar, setelah janin menghadap paha ibu letakkan
tangan secara biparietal, tarik kepala janin dengan berhati-hati ke arah bawah
sampai bahu depan lahir, kemudian tarik secara berhati-hati kearah atas untuk
melahirkan bahu belakang. Setelah bahulahir, tangan kanan menyangga kepala,
leher, dan bahu janin kemudian tangan kiri secara bersamaan menyusuri
punggung ke arah bokong sampai tungkai bawah janin. Setelah seluruh badan
bayi lahir, segera keringkan dan dilakukan penilaian selintas.
Hal tersebut sejalan dengan teoritanda-tanda persalinan berupa terjadinya
1

HIS persalinan yang mempunyai ciri khas pinggang rasa nyeri yang menjalar
kedepan, sifatnya teratur interval makin pendek dan kekuatannya semakin
besar, mempengaruhi terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas
kekuatan semakin bertambah, dan pengeluaran lender
darah(Widyastuti,2010:60).
c. Kala III
Pukul 18.30 wib plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput ketuban
lengkap, posisi tali pusat marginalis, panjang talipusat 50cm, tebal plasenta ± 2
cm, lebar plasenta ± 20 cm. Lama kala III Ny. M berlangsung ± 10 menit. Hal
ini sesuaidengan teori bahwa persalinan kala III dimulai setelahl ahirnya bayi
dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban, seluruh prosesnya
biasanya berlangsung 5-30menit stelah bayi lahir (Prawiroharjo,2010:145).
Pada kala III, perdarahan kala III Ny. M normal berkisar 150 cc. Hal
tersebut didukung oleh teori yang dikemukakan JNPK-KR tahun 2014, bahwa
perdarahan post partum normal yaitu perdarahan pervaginam ≤ 500 cc setelah
kala II selesai atau setelah placenta lahir. Penulis sependapat dengan
pernyataan diatas, karena dari hasil observasi perdarahan kala III pada Ny. M
tidak melebihi 500 cc yakni hanya berkisar 150 cc. Keluarnya bayi hingga
pelepasan placentaberlangsung sekitar 10 menit
d. Kala IV
Pukul 18.30 wib plasenta telah lahir, pada perineum terdapat tidak terdapat
laserasi . Penulis melanjutkan pemantauan kontraks iuterus dan perdarahan
pervaginam. Bayi lahir dengan berat 3100 gram. Dilakukan pemantauan Kala
IV persalinan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dansetiap 30 menit pada jam
ke 2 dengan hasil keadaan Ny. M dalam keadaan baik. Halini sejalan dengan
teori pemantauan kalaIV dilakukan 2-3 kali dalam 15 menit pertama, setiap 15
menit pada satu jam pertama, setiap 180 20-30 menit pada jam kedua pasca
persalinan meliputi kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam. Pemeriksaan
tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih setiap 15menit selama 1jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan, selain
itu pemeriksaan suhu dilakukan sekali setiap jam selama dua jam pertama
pascapersalinan (Saifuddin, 2011:157). Penulis berpendapat dengan
1

dilakukannya pemantauan kalaIV secara komprehensif dapat mengantisipasi


terjadinya masalah atau komplikasi.

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


1. Pengkajian
Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dariberbagaisumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Varney,2007:440).
Bayi Ny. M lahir spontan pada tanggal 07 Desember 2022 pukul
18.20 WIB. Bayi lahir cukup bulan dan menangis kuat, berjenis kelamin
laki- laki,bayi berada dalam kondisi normal. Berdasarkan klasifikasi bayi baru
lahir menurut masa gestasinya, bayi Ny.M termasuk dalam klasifikasicukup bulan
(37- 42minggu). Hasil pemeriksaan antropometri menujukkan hasil berat badan
3100 gram, panjang badan 50 cm, LK 33 cm, LD 34 cm, dan LILA 11cm.
Pada pemeriksaan antropometri yang dikemukakan oleh Saifuddin(2012 :
189) bahwa denyut jantung bayi antara 110-180x/menit, suhutubuh bayi antara
36,5˚C-37,5˚C. Pernafasan bayi antara 40-60x/menit.
Pemeriksaan antropometri menurut menurut berat badan 2500-4000 gram
adalah Panjang badan antara 44-53 cm, Lingkar Kepala antara 31-36 cm, Lingkar
Dada antara 30-34 cm, Lingkar Lengan ≥ 9 cm. Menurut penulis tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktek bahwa pemeriksaan antropometr
ipadabayi normal dan tidak ada masalah.
2. Interpretasi Data
Menginterpretasikan data untuk kemudian diproses menjadi masalah atau
diagnose serta kebutuhan perawatan kesehatan yang diidentifikasikhusus. Kata
masalah dan diagnosa sama-sama digunakan karena beberapamasalah tidak dapat
didefinisikan sebagai sebuah diagnosa tetapi tetap perlu dipertimbangkan dalam
mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh
(Varney,2017:440).
Pada langkah pengkajian ditemukan data Bayi Ny. M lahir pada tanggal07
Desember 2022 pukul 18.20 wib. Setelah bayi lahir dilakukan penilaianselintas,
1

bayi cukup bulan, bayi tidak megap-megap, warna kulit tidak cyanosis, bayi
bergerakaktif. Diagnosa pada kasus ini adalah bayi baru lahir, tidak ditemukan
masalah tetapi tetap menerapkan asuhan bayi barul ahir yaitu menjaga kehangatan
dan pemberian ASI.
Hal ini berdasarkan teori yang dikemukakan Dewi tahun 2012 yang
menyatakan bahwa segera setelah bayilahir dilakukan penilaian selintas secara
cepat dan tepat (0-30detik) untuk membuat diagnose agar cepat dilakukan asuhan
berikutnya. Adapun yang dinilai pada bayi adalah bayi cukup bulan, usaha nafas
bayi, bayi menangis keras, warna kulit bayi terlihat cyanosis atau tidak, gerakan
tonus otot bayi, frekuensi jantung bayi.
3. Masalah Potensial
Identifikasi diagnose atau masalah potensial dibuat setelah mengidentifikasi
diagnosa atau masalah kebidanan yang berdasarkan data ada kemungkinan
menimbulkan keadaan yang gawat. Langkah inimembutuhkan antisipasi dan bila
mungkin dilakukan pencegahan (Varney,2017:440).
4. Tindakan Segera
Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik
tindakan konsultasi, kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi klien. Tindakan
bias terapi yang dibutuhkan segera untuk mengatasimasalah(Varney,2017:440).
Pada tahap ini tidak dilakukan tindakan segera karena tidak terdapat data
yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera.
5. Perencanaan
Pada langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah
sebelumnya.Informasi atau data yang kurang dapatdilengkapi. Setiap rencana
asuhanharus disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan yang diberikan
dapatefektif karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan oleh klien
(Varney,2017:441).
Pada tahap ini asuhan perencanaan yang dilakukan pada bayi barulahira
dalah, jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan, keringkan bayi dengan handuk agar
tidak terjadi hipotermi, bersihkan mata bayi dan berikan salep mata,berikaninjeksi
vit K dan 1 jam kemudian diberikan
1

injeksi HB0, lakukan perawatan tali pusat, anjurkan ibu untuk menyusui
bayi sesering mungkin, berikan informasi pada ibu tentang tanda-tanda bahaya
bayi barulahir,dokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.
Hal ini sesuai teori Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agartetap
hangat, membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak
tangan), memantau tanda bahaya , melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin
K1, member salep mata antibiotic pada keduamata, member immunisasi Hepatitis
B, serta melakukan pemeriksaanf isik (Lyndon,2018:88). Pada tahap ini tidak
terjadi kesenjangana antara teori dengan praktik dilahan.
6. Penatalaksanaan
Melaksanaan rencana kebidanan secara menyeluruh, langkah ini dapat
dilakukan secara keseluruhan oleh bidan atau tim kesehatan yang lain. Apabila
tidak dapat melakukannya sendiri bidan bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa implementasi benar-benar dilakukan (Varney,2017:441).
Penatalaksaan yang dilakukan di PMB setelah bayi lahir yaitu segera
dilakukan penilaian awal bayi baru lahir meliputi warna kulit, tonus otot, masa
gestasi dan air ketuban. Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia
pada bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan
bayimulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks, kemudian bayidiletakkan diatas dada atau perut ibu.
Setelah penyuntikan oksitosin pada ibu, perawatan tali pusat.
Menurut Battya (2019) Cara perawatan tali pusat, penelitian menunjukkan
bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat
puput (lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol; Kelembaban
tali pusat, tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan
membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat juga
menimbulkan resiko infeksi; Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonates, Spora
C. Tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan
yang tidak memenuhi syarat kebersihan. Lama waktu pelepasan tali pusat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang dapat menunda pelepasan
1

tali pusat pada bayi baru lahir adalah pemberian antiseptic yang dapat
menghilangkan flora di sekitar umbilicus dan menurunkan jumlah leukosit yang
akan melepaskan tali pusat.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lestari (2020) tindakan yang
pertama dilakukan dalam langkah-langkah perawatan tali pusat adalah mencuci
tangan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada
tali pusat yang disebabkan karena masuknya kuman dari tangan ke luka tali pusat.
Jika tali pusat mengalami infeksi maka akan Tahun berpengaruh pada kesehatan
bayi
Bayi dilakukan IMD selama kurang lebih 1jam. IMD adalah proses bayi
menyusu segera setelah dilahirkan dimana bayidi biarkan menyusu sendiri tanpa
dibantu orang lain,segera letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak
dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Sebagian besar
bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu pertama
biasanya berlangsung pada menit ke 45-60 dan berlangsung selama 10-20menit
dan bayi cukup menyusu dari satu payudara. Adanya inisiasi menyusu dini
memungkinkan bayi mendapat kolostrum pertama. Pemberian kolostrumyaitu ASI
yang keluar pada minggu pertama sangat penting karena kolostrum mengandung
zat kekebalan dan menjadi makanan bayi yang utama.
Sesuai dengan penelitian Adam, et al, 2016 . dengan judul Pemberian
Inisiasi Menyusu Dini Pada Bayi Baru Lahir, Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian yang diambil dari keseluruhan objek 35 bayi baru lahir, dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan Manfaat Inisiasi Menyusu Dini, bayi dan ibu
menjadi lebih tenang, tidak stres pernafasan dan detak jantung lebih stabil,
dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi. Sentuhan, emutan dan jilatan
bayi pada puting susu ibu akan merangsang pengeluaran hormon oxytosin yang
menyebabkan rahim
1

berkontraksi sehingga mengurangi perdarahaan ibu dan membantu pelepasan


plasenta. Bayi juga akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi
kesulitan posisi menyusu dan mempererat hubungan ikatan ibu dan anak.
Memberikan salep mata dan menyuntikkan vitamin K1 pada bayi.Salepmata
diberikan dengan tujuan agar bayi terhindar dari infeksi mata atauneonatal
conjunctivitis. Salep mata ini diberikan 1 jam setelah bayi lahir. Penyuntikan
vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg dilakukan secara intramuskuler di paha kiri.
Tujuan penyuntikkan vitamin K1 ini adalah untuk mencegah perdarahan BBL
akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami olehsebagian bayi baru lahir.
Pemberian vitamin K sebagai profilaksis melawan hemorragic disease ofthe
newborn. Memberi KIE pada ibu mengena itanda bahaya bayi baru lahir, antara
lain yaitu bayi merintih, demam, muntah, lemas,dan tidak mau menyusu. Apabila
terdapat salah satu tanda tersebut maka ibu diminta untuk melaporkan kebidan.
7. Evaluasi
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif
dalam pelaksanaannya. Meliputi evaluasi tindakan yang dilakukan segera dan
evaluasi asuhan kebidanan yang meliputi catatan perkembangan
(Varney,2017:441).
Evaluasi pada asuhan bayi baru lahir yaitu ibu mengerti penjelasan yang
diberikan, bayi sudah dikeringkan, salep mata telah diberikan, Vit K sudah
disuntikkan dipaha sebelah kiri, ibu sudah mengerti yang telah dianjurkan,
ibumengerti tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, semua asuhan telah
didokumentasikan.
Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek,
karena penulis telah melakukan penilaian selintas pada By.Ny.M dan tidak
ditemukan adanya penyulit.
1

D. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas


1. Pengkajian data dasar
Pengkajian asuhan nifas pada Ny. M sejak 6 jam post partum hingga 7 hari post
partum Menurut Yulizawati, Fitria, & Chairani (2021:31) paling sedikit 4 kali
kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Pada kasus Ny.
M telah dilakukan 4 kali kunjungan ulang yaitu dengan mendatangi langsung
keruamah ibu.
Pada kasus Ny. M keluhan perut masih mules. Menurut Varney (2008:974-
977) keluhan yang sering dialami ibu masa nifas antara lain sebagai berikut : after
pain, keringat berlebih, pembesaran payudara, nyeri luka perineum, konstipasi,
hemoroid.
Perut mules yang dirasakan ibu dinamakan after pain yang sesuai dengan teori
Tonasih & Sari (2020:165-167) hal ini disebabkan adanya serangkaian kontraksi dan
relaksasi yang terus menerus pada uterus. Cara yang efektif untuk menguangi after
pain yaitu dengan mengosongkan kandung kemih yang penuh yang dapat
menyebabkan kontraksi uterus tidak optimal. Sehingga pada kasus Ny. M keluhan
yang dirasakan ibu adalah hal yang normal terjadi, berarti telah terjadi proses
pemulihan dan pengembalian bentuk dan posisi uterus seperti keadaan semula dan
merupakan perubahan fisiologis organ reproduksi pada masa nifas.
Hal ini sejalan dengan penelitian Siti Fadilah (2021) tentang penatalaksanaan
afterpain pada ibu post partum multipara hari ke 2-4 dengan terapinya di bpm siti
azizah wijaya s.st sukolilo bangkalan bahwa Gangguan rasa nyeri (Afterpains) dipicu
oleh terjadinya kontraksi dan releksasi uterus secara terus-menerus. Gangguan rasa
nyeri (Afterpains) banyak dialami pada ibu masa nifas walaupun hal ini pada
persalinan normal tanpa komplikasi menyebabkan rasa tidak nyaman pada ibu.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPM Siti Azizah Wijaya Sukolilo dari 5
bulan terakhir ibu yang mengalami nyeri sekitar 16% jika nyeri segera tidak
ditanganimaka akan berdampak nyeri yang sangat hebat dan rata rata ibu malas untuk
mengurus bayinya dikarenekan terlalu fokus terhadap nyerinya. Tujuan penelitian ini
untuk menganalisis asuhan kebidanan pada ibu post partum yang mengalami
nyeri
1

(Afterpains) dengan menggunakan pendekatan manajemen 7 langkah varney.


Berdasarkan hasil penelitian diharapkan ibu mengetahui dan mengerti tentang
gangguan nyeri pada ibu post partum dan harus melakukan relaksasi untuk
mengurangi nyeri. Jika tidak kunjung berhenti maka segera berkunjung ke fasilitas
kesehatan terdekat.
Pada pemeriksaan kontraksi uterus teraba keras dan pemeriksaan abdomen yang
dilakukan pada setiap kunjungan didapatkan data pada 6 jam partum tinggi fundus
uteri yaitu bawah pusat, pada post partum hari ke-7 tinggi fundus yaitu pertengahan
pusat simpisis hari ke 30 dan post partum tinggi fundus uteri yaitu tidak teraba. Hal
sesuai dengan Teori Wahyuingsih (2019:5) setelah plasenta lahir. uterus akan
mengeras karena kontraksi retraksi otot-ototnya. Waktu lahir tinggi fundus
yaitusetinggi pusat Aritonang Simanjuntak (2021:16) adalah ekskresi rahim selama
nifas. mengalami perubahan proses involusi. Lochea rubra keluar pada hari 1-3 yaitu
cairan keluar warna merah kehitaman. sanguilenta keluar pada 3-7 hari berwarna
bercampur merah. serosa hari 7-14 berwarna kekuningan/kecoklatan lochea alba
keluar setelah hari 14 hari berwarna putih. .

2. Interprestasi data dasar


Diagnosa yang ditegakkan pada langkah ini sesuai daftar nomenklatur
kebidanan tentang nifas normal. Berdasarkan pengumpulan data dasar pada kasus Ny.
N ditegakkan diagnosa yaitu P1A0 post partum normal 6 jam. Ny. N ditegakkan
diagnosa yaitu P2, A0, post partum normal hari ke 7. Masalah yang timbul dari hasil
pengkajian yaitu tidak ada.
3. Identifikasi diagnose atau masalah potensial
Adapun masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada masa nifas adalah
perdarahan >500 cc, demam. bendungan ASI, depresi postpartumn dan post partum
blues (Azizah & Rosyidah, 2019:99).
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny. M tidak ditemukan masalah potensial
dilihat dari data subjektif dan objektif tidak ada yang mendukng munculnya diagnosis
potensial karena Ny. M dalam kondisi fisiologis masa nifas. Hal ini sejalan dengan
teori menurut Kemenkes (2013:50) pada ibu nifas dikatakan normal yaitu tidak
1

mengalami perdarahan berlebihan, sekret vagina tidak berbau, tidak mengalami


demam, tidak ada nyeri perut berat, tidak tampak kelelahan atau sesak, tidak ditemui
bengkak di tangan, wajah, tungkai, atau sakit kepala disertai pandangan kabur, dan
selama masa nifas tidak mengalami nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka
atau perdarahan puting.
4. Identifikasi kebutuhan tindakan segera
Tidak ada penanganan tindakan segera pada Ny. M karena tidak ada kasus
kegawadaruratan pada Ny. M yang memerlukan tindakan segera pada masa nifas. Hal
ini sejalan dengan teori Juliastuti et al (2021:97) Tindakan segera akan muncul, jika
terdapat diagnose potensial yang mengacu pada keselamatan ibu.
5. Perencanaan
Adapun rencana asuhan yang diberikan pada kasus Ny. M yaitu memberitahu
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada
pasien bertujuan untuk mengurangi rasa khawatir pasien terhadap keadaannya. Hal
ini sejalan dengan teori Saifuddin (2014:44) bahwa hak-hak perempuan pada waktu
mendapatkan perawatan maternitas yaitu berhakuntuk mendapatkan informasi tentang
keadaan kesehatan.

Beritahu ibu tentang perubahan fisiologis pada masa nifas, sesuai dengan
pendapat Varney (2008:958-962) tentang perubahan fisiologis masa nifas seperti
perubahan pada uterus, pengeluaran lochea, vagina dan perineum, perubahan
payudara, tanda-tanda vital, perubahan renal, perubahan gastrointestinal, perubahan
pada dinding abdomen, penurunan berat badan, dan perubahan hematologi.
Beritahu ibu tanda bahaya nifas, hal ini sejalan dengan teori Wahyuningsih
(2018:181) Tanda-tanda bahaya postpartum adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa
nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.
Tanda- tanda bahaya postpartum antara lain perdarahan postpartum, infeksi pada
masa postpartum, lochea yang berbau busuk (bau dari vagina), sub involusi uterus
(Pengecilan uteris yang terganggo), Nyeri pada perut dan pelvis, Pusing dan lemas
yang berlebihan, sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan Kabur, suhu tubuh ibu
1

Ajarkan ibu cara menjaga kebersihan diri terutama daerah perineum. Hal ini
sejalan dengan teori Wahyuningsih (2018:207) dengan tujuan perineum untuk
mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan proses penyembuhan jaringan.
Untuk mencegah terjadinya infeksi perlu menjaga kebersihan perineum dan
memberikan rasa nyaman pada ibu. Nasehati ibu untuk menjaga perineumnya selalu
bersih dan kering, hindari mengolesi atau memberikan obat atau ramuan tradisional
pada perineum, mencuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir tiga
sampai empat kali sehari, mengganti pembalut setiap kali basah atau lembab oleh
lochea dan keringat maupun setiap habis buang air kecil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Lili, 2022) tentang Pendidikan Kesehatan
Tentang Pentingnya Personal Hygiene Pada Masa Nifas di Puskesmas Bowong
Cindea Kab. Pangkep. Hasil pengabdian Semua Nifas memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang baik tentang pentingnya kebersihan diri dimasa Nifas, serta adanya
sikap positif untuk menerapkan personal hygiene secara mandiri dirumah, Pemberian
penyuluhan ini membuat ibu nifas menjadi antusias Untuk menjaga kebersihan diri
dimasa Nifas (Lili, 2022).
Anjurkan ibu mobilisasi dini secara bertahap hal ini sejalan dengan teori
Walyani (2017) dalam Sumarni & Nahira (2019:18) yaitu dalam 2 jam setelah
bersalin ibu harus sudah melakukan mobilisasi dilakukan secara perlahan-lahan dan
bertahap. Dapat dilakukan dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu dan
berangsur-angsur untuk berdiri dan jalan. Mobilisasi dini bermanfaat untuk
melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi puerperium, ibu merasa lebihi
sehat dan kuat, mempercepat involusi alat kandungan, fungsi usus, sirkulasi, paru-
paru dan perkemihan lebih baik, meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolism, memungkinkan untuk
mengajarkan perawatan bayi pada ibu serta mencegah trombosis pada
pembuluhtungkai.
Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup hal ini sejalan dengan teori Sumarni &
Nahira (2019:18) yaitu Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur
yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan jam pada siang hari.
Pada tiga
1

hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat menumpuknyakelelahan
karena proses persalinan dan nyeri yang timbul pada luka perineum. Pada ibu nifas,
kurang istirahat akan mengakibatkan berkurangnya produksi ASI, memperlambat
proses meningkatkan perdarahan, serta involusi menyebabkan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
Anjurkan kepada ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang dan tinggi
protein. Menurut Wahyuningsih (2018:64) Nutrisi atau gizi adalah zat yang
diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan nutrisi pada
masapostpartum dan menyusui meningkat 25%, karena berguria untuk proses
penyembuhan setelah melahirkan dan untuk produksi ASI untuk pemenuhan
kebutuhan bayi. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang
rusak atau mati Selain nutrisi, ibu juga membutuhkan banyak cairan seperti air
minum. Dimana kebutuhan minum ibu 3 liter sehari (1 liter setiap 8 jam)
(Khasanah& Sulistyawati, 2017:27).
Ajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar serta menyusui sesering
mungkin. Hal ini sesuai dengan teori JNPK-KR (2016:102) posisi bayi saat menyusui
sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI dan mencegah lecet putting susu.
Usahakan agar bayi menyusu sesering mungkin karena ASI merupakan makanan
terbaik bagi bayi (Ulya et al, 2021:11).
Informasikan kepada ibu tentang ASI Ekslusif. Hal ini sejalan dengan teori
Khasanah & Sulistyawati (2017:37) yaitu peranan awal bidan dalam mendukung
pemberian ASI adalah memberikan ASI pada bayi sesering mungkin, memberikan
Kolustrum dan ASI saja, membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu
menyusui bayinya sendiri, mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu
untuk mencegah masalah umum yang timbul, dan membantu ibu pada waktu pertama
kali memberi ASI.
Informasikan kepada ibu mengenai perawatan bayi seperti merawat tali pusat
dengan tidak memberikan apapun pada tali pusat. Hal ini sesuai dengan teori JNPK-
KR (2016:99) jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau
mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat. Mengoleskan alkohol
atau betadine (terutama jika pemotongan tali pusat tidak terjamin DTT atau steril)
masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah
1

atau lembab.
Anjurkan ibu untuk meminum suplemen tambahan yang telah diberikan seperti
metronidazole 2x1, paracetamol 3x1, SF 2x1, amoxilin 3x1, Vit A
200.000 IU. Menurut Sulfianti/dkk (2021:49) Kebutuhan suplemen dan obat- obatan
yang dibutuhkan oleh ibu nifas antara lain Zat besi, Yodium, Vit. A, Vit. B1
(thiamin), Vit. B 12 (riboflavin). Sebagain besar bidan memberikan analgesik atau
penghilang nyeri pada periode pascapartum (Varney, 2008:970)
Beritahu ibu kapan diperbolehkannya melakukan hubungan seksual. Sesuai
dengan teori (Ulya et al, 2021:12) secara fisik aman untuk memulai hubungan suami
istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa sakit. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa
nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Tetapi banyak budaya yang memounyai tradisi menundahubungan sampai masa
waktu tertentu setelah 40 hari atau6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung
pada pasangan yang bersangkutan.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana asuhan yang telah di buat
sebelumnya, yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Pada tahap pelaksanaan asuhan
kebidanan pada Ny. M dari tinjauan pustaka penulis melaksanakan tindakan asuhan
kebidanan sesuai dengan perencanaan yaitu melakukan kunjungan masa nifas
sebanyak empat kali sesuai dengan teori menurut Yulizawati, Fitria, & Chairani
(2021:31) yaitu kunjungan pertama (6 jam - 2 harisetelah persalinan),
kunjungankedua (3-7 hari setelah persalinan), kunjungan ketiga (8-28 hari setelah
persalinan) dan kunjungan keempat (29-42 hari setelah persalinan).
7. Evaluasi
Dari hasil evaluasi setelah asuhan kebidanan yang dilaksanankan dilakukannya
3 kali kunjungan didapatkan hasil yaitu: Kunjungan ke I yaitu tanggal 1 Januari 2023
didapatkan hasil Keadaan umum: baik. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 82
x/menit, suhu 36,5°C, perhapasan 20 x/menit. Seklera tidak icterus, konjungtiva
merah muda, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, lokhea rubra, bau khas,
konsistensi cair, kandung kemih kosong. Kunjungan ke dua yaitu tanggal 8 Januari
2023 dirumah ibu
1

didapatkan hasil keadaan ibu sudah mengalami kemajuan dan membaik ditandai
dengan luka jahitansudah kering, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi, dan tidaknyeri
lagi. Tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi
84 x/menit, suhu 36,6°C, pernapasan 20 x/menit. Tinggi Fundus Uteri: pertengahan
pusat simpisis, kontraksi baik, lochea sanguinolenta, pada perineum bersih, tidak
kemerahan. Kunjungan ke tiga yaitu tanggal 31 Januari 2023 yang dilakukan di
rumah ibu didapatkan hasil keadaan ibu jauh lebih membaik dari sebelumnya tanda-
tanda tal dalam batasnormal yaitu tekanan darah 110/80 mmHg. Nadi 88 x/menit,
suhu36,9°C, pernapasan 20 x/menit. ASI keluar lancar. TFU: tidak teraba.
pengeluaran pervaginam loche alba, pada perineum bersih. Ny. N mengerti tentang
informasi yang diberikan seperti fisiologi masa nifas, tanda-tanda bahaya nifas,
kebutuhan nutrisidan istirahat pada masa nifas, perawatan bayi sehari-hari, serta
pentingnya ASI Ekslusif dan KB.

E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


1. Pengumpulan Data Dasar
Ibu mengatakan darah nifasnya dalam batas normal dan berencana segera ber
KB. Ibu mengatakan bahwa ibu sudah mendiskusikan dengan suami mengenai alat
kontrasepsi yang ingin digunakan yaitu KB suntik 3 bulan. Ibu mengatakan satat
ini masih memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Ibu mengatakan bahwa ibu
belum pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik. Ibu tidak pernah menderita
atau sedang menderita penyakit hipertensi, jantung, DM, kanker payudara, tumor
payudara, miom.
Ibu memilih Kontrasepsi jenis suntik 3 bulan karena ibu telah memilih
sendiri jenis kontrasepsi yang di inginkan, jika ibu memilih jenis kontrasepsi jenis
MAL ibu tidak memenuhi syarat untuk calon akseptor jenis kontrasepsi MAL
dikarenakan ibu tidak menyusui bayinya secara eksklusif ibu menyusui bayinya
dicampur dengan susu botol jika ASI nya tidak keluar, syarat menggunaan
kontrasepsi MAL yaitu : ibu belum menstruasi sejak melahirkan, ibu menyusui
bayinya secara
1

eksklusif dengan durasi 10-12 kali dalam 24 jam, bayi berusia kurang dari 24 jam
(Hanifah. 2023)
2. Interpretasi Data Dasar
Diagnosa yang ditegakkan pada langkah ini sesuai daftar nomenklatur kebidanan
tentang nifas normal yaitu Ibu pasca bersalin dengan rencana suntik KB 3 bulan.
3. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain,
yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasikan.
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan,
sambil mengamati ibu, bidan diharapkan dapat bersiap- siap bila diagnosa/masalah
potensial ini benar-benar terjadi dilakukan asuhan yang aman. Adapun masalah
potensial yang mungkin akan terjadi pada KB yaitu akan terjadi kehamilan.
4. Tindakan Segera
Tidak ada penanganan tindakan segera pada Ny. M karena tidak ada kasus
kegawadaruratan pada Ny. M yang memerlukan tindakan segera. Hal ini sejalan
dengan teori Juliastuti et al (2021:97) Tindakan segera akan muncul, jika terdapat
diagnose potensial yang mengacu pada keselamatn ibu.
5. Perencanaan
Adapun rencana asuhan yang akan diberikan yaitu beritahu ibu bahwa
keadaan ibu baik, jelaskan jenis-jenis KB yang efektif digunakan bagi ibu yang
sedang menyusui dalah satunya suntik KB 3 bulan, jelaskan ibu kelebihan suntik
KB 3 bulan, jelaskan ibu kekurangan suntik KB 3 bulan, jelaskan pada ibu bahwa
setelah masa nifas nya selesai jika ibu ingin ber KB segera dating ke fasilitas
kesehatan, lakukan pendokumentasian.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana asuhan yang telah di
buat sebelumnya, yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Pada tahap pelaksanaan
asuhan kebidanan pada Ny. M dari tinjauan pustaka penulis melaksanakan
tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan perencanaan yaitu yaitu memberitahu
kepada ibu bahwa keadaan ibu baik, menjelaskan kepada ibu tentang definisi,
macam-macam, kelebihan dan kekurangan dari KB suntik 3 bulan.
1

Menjelaskan kelebihan KB suntik 3 bulan yaitu sangat efektif, pencegahan


kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri, tidak
memiliki pengaruh terhadap ASI.
Menjelaskan kekurangan KB suntik 3 bulan yaitu, sering ditemukan
gangguan haid seperti : siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang
banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting),
tidak haid sama sekali, ibu sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan (harus kembali untuk suntikan), tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
sebelum suntikan berikut, permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering, tidak menjamin terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus atau infeksi virus HIV, terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian (bukan karena kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan
karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Chelia, 2019) tentang Perbedaan
Kecukupan ASI Antara Akseptor KB Suntik Kombinasi dengan KB Sunti
Progestin Pada Ibu Menyusui 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sambirejo
Sragen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 62 orang menggunakan
kontrasepsi suntik. Responden yang menggunakan kontrasepsi suntik kombinasi
sebanyak 28 orang dengan kecukupan ASI termasuk kategori cukup sebanyak 16
orang (25,8%) dan tidak cukup sebanyak 12orang (19,4%), sedangkan responden
yang menggunakan kontrasepsi suntik progestin sebanyak 34 orang dengan
kecukupan ASI termasuk kategori cukup sebanyak 32 orang (51,6%) dan tidak
cukup sebanyak 2 orang (3,2%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi
Squaredidapatkan nilai p= 0,001(α<0,05), jadi ada perbedaan kecukupan ASI
antara akseptor KB suntik kombinasi dengan KB suntik progestin pada ibu
menyusui 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sambirejo Sragen. Hasil ini
menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak sehingga ada hubungan yang
signifikan antara kontrasepsi suntik dengan kecukupan ASI, p= 0,001(α<0,05).
7. evaluasi
Setelah dilakukan pelaksanaan suntik KB 3 bulan pada akseptor, akseptor tau
bahwa dirinya dalam keadaan bai
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Kehamilan Trimester III
a. Pengumpulan Data Dasar
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa secara umum Ny. M G2P1A0H1
usia 25 tahun termasuk dalam kategori fisiologis dan tidak ada tanda-tanda
patologi yang menyertai kehamilannya. usia kehamilan ibukunjungan pertama
tangal 15 Oktober yaitu 29-30 minggu dan pada kunjungan ke dua tanggal 20
november 2022 yaitu 37-38 minggu. Umur kehamilan ibu ini termasuk dalam
kategori trimester III. Frekuensi kunjungan antenatal Ny.M sudah sesuai dengan
anjuran kunjungan antenatal. Hasil anamnesa Hasil pemeriksaan objektif
selama asuhan trimester III ny.M dalam keadaan baik.
b. Interprestasi Data dasar
1)
G2P1A0H1 hamil 29-30 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi
kepala
2)
G2P1A0H1 hamil 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi
kepala
c. Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial.
d. Tindakan Segera
Tidak ada kebutuhan tindakan segera.
e. Perencanaan
Berdasarkan keluhan ibu dilakukan intervensi melakukan kompres hanat untuk
mengurangi nyeri punggung ibu.
f. Pelaksanaan

157
1

Pada kunjungan ANC usia kehamilan 37-38 mingg usemua intervensi


dilaksanakan sesuai dengan teori dan ibu dilakuka konseling agar ibu paham
bagaimana cara mengompres yang baik dan benar jika ibu mengalami nyeri
di rumah.
g. Evaluasi
Asuhan yang diberikan pada Ny. M pada masa kehamilan trimester III dapat
dilaksanakan dan dimengerti dengan hasil Ny. M melakukan kunjungan
antenatal secara teratur sesuai dengan jadwal yang telah di berikan sehingga
kehamilan Ny. M dapat terpantau dan termasuk dalam kategori kehamilan
fisiologis.
2. Persalinan
a. Pengumulan Data Dasar
1)
Kala I : Terdapat tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir bercampur
darah dan nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang, kontraksi uterus
teratur dan his adekuat.
2)
Kala I : Terdapat tanda dan gejala persalinan, pembukaan lengkap,
terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
3)
Kala III : Terdapat tanda kala IlI, tidak ditemnukan tanda-tanda perdarahan
dan retensio plasenta.
4)
Kala IV : tidak ada perdarahan yang berlebihan, kandung kemih kosong,
Kontraksi uterus, TFU, perdarahan dan TTV dilakukan pengawasan dalam 1-
2 jam post partum.
b. Interprestasi data dasar
1)
Diagnosa: Inpartu kala I fase aktif deselerasi.
2)
Diagnosa: Inpartu Kala II.
3)
Diagnosa: Parturient inpartu Kala III.
4)
Diagnosa: Parturient Kala IV.
c. Masalah potensial
Tidak ada masalah potensial.
d. Tindakan segera
Tidak ada tindakan segera.
1

e. Perencanaan
Rencana asuhan pada persalinan disusun berdasarkan diagnose mengacu pada
Asuhan persalinan normal (APN) dengan memberikan asuhan sayang ibu dan
pemantauan dengan menggunakan partograf.
f. Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana tindakan implemetasi yang dilakukan berdasarkan
kemajuan persalinan yang mengacu pada asuhan persalinan normal (APN)
dengan memberikanasuhan sayang ibu seperti menghadirkan pendamping
seperti suami serta pengurangan rasa cemas dalam persalinan dengan
menggunakan beberapa metode non farmakologi berdasarkan evidence base
seperti massage punggung.
g. Evaluasi
Asuhan yang diberikan pada Ny. M pada masa persalinan dimulai dari
kala 1 sampai dengan kala IV persalinan berlangsung normal sesuai dengan
asuhan persalinan normal (APN), hasil pemantauan persalinan menggunakan
lembar partograf tidak ditemukan tanda- tanda kegawatdaruratan dalam
persalinan bayi lahir spontan Pukul 18.20 Wib, jenis kelamin laki-laki. Afgar
skore 7/9, Berat badan 3100 gram
3. Neonatus
a. Pengkajian
Hasil pengkajian bayi baru lahir menunjukan bahwasecara umum bayi
Ny. M termasuk dalam kategori fisiologis, Keadaan umum baik. Berat badan
3100 gram, jenis kelamin laki-laki,. Pemeriksaan fisik secara sistematis kepala
ada kaput suksedenum, sefal hematom, muka normal,mata simetris, tidak ada
tanda-tanda infeksi, telinga simetris antara kanan dan kiri, daun telinga lengkap
dan berlubang. Dialkukan kunjungan neonatus berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik bayi dalam keadaan baik.
b. Interprestasi data dasar
1)
Diagnosa: Bayi baru lahir normal umur 6 jam normal.
1

2)
Diagnosa: Bayi baru lahir normal umur 7 hari normal.
3)
Diagnosa: Bayi baru lahir normal umur 27 hari normal.
c. Masalah potensial
Tidak ada masalah potensial
d. Tindakan segera
Tidak ada kebutuhan tindakan segera.
e. Perencanaan
Rencana asuhan pada bayi baru lahir memberikan edukasi pada ibu tentang KIE
Perawatan pada bayi.
f. Pelaksanaan
Berdasarkan rencana asuhan kebidanan, implementasi yang dilakukan pada Ny.
M sesuai dengan waktu kunjungan menurut Kemenkes RI (2021:119) yaitu
melakukan kunjungan neonatus sebanyak 3 kali dengan memberikan
pendidikan kesehatan pada ibu tentang perawatan tali bayi baru lahir, perawatan
tali pusat terbuka, tanda bahaya pada bayi baru lahir,imunisasi dan ASI
eksklusif.
g. Evaluasi
Asuhan yang diberikan pada By. Ny.M dapat dilaksanakandengan baik dengan
dilakukan kunjungan rumah sebanyak 3 kali, tidak ditemukan tandatanda-tanda
bahaya pada bayi, beratbadan bayi mengalami peningkatan, tali pusat dilakukan
perawatan menggunakan kasa steril dan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.
Ny.N memahami pentingnya ASI Ekslusif dan memberikan ASI secara Ekslusif
kepada bayi.
4. Nifas
a. Pengkajian
Pengkajian asuhan nifas pada Ny. M sejak 6 jam post partum hingga hari ke 40
post partum asuhan dilakukan dengan mendatangi langsung kerumah ibu. Hasil
pengkajian tanda vital ibu dalam keadaan normal, Pada kunjungan pertama
TTV dalam batas normal, TFU 2 jari bawahpusat, kontraksi uterus baik, Lochea
rubra dan terdapat luka jahitan perineum dan tidak ada tanda-tanda infeksi nifas.
Pada kunjungan kedua TV dalam batas normal, TFU pertengahan pusat .
simpisis, kontraksi uterus baik, Locheasanguinolenta dan Luka jahitan
perineum bersih,
1

tidak kemerahan, tidak ada nanah dan sudah kering serta ASI keluar lancar.
Pada kunjungan ketiga dan ke empat TTV dalam batas normal, TFU tidak
teraba, Lochea alba dan Luka jahitan perineum tampak kering, bersih, tidak
kemerahan, dan tidak ada namah serta ASI keluar lancar.
b. Interprestasi data dasar
1)
Diagnosa : P2 A0 post partum 6 jam normal.
2)
Diagnosa : P2 A0 post partum 7 hari.
3)
Diagnosa: P2 A0 post partum hari ke 27
c. Masalah potensial.
Tidak ada masalah potensial.
d. Tindakan segera
Tidak ada kebutuhan tindakan segera.
e. Perencanaan
Rencana asuhan yang diberikan dengan melakukan kunjungan nifas sebanyak 3
kali dengan kondisi masa nifas ibu dikategorikan fisiologis serta memberikan
pendidikan kesehatan pada masa nifas tentang tanda- tanda bahaya masa nifas,
perawatan perineum, teknik menyusui,ASI ekslusif dan informasi tentang KB
pasca salin.
f. Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana asuhan kebidanan maka dilakukan kunjungan masa nifas
sesuai dengan teori yaitu dilakukan 3 kali kunjungan dengan memberikan
pendidikan kesehatan tentang tanda tanda bahaya masa nifas, perawatan
perineum dengan antiseptic, teknik menyusui, ASI ekslusif dan
menginformasikan tentang KBpasca salin.
g. Evaluasi
Dari hasil evaluasi setelah dilakukannya 3 kali kunjungan didapatkan hasil
yaitu: Pada kunjungan pertama kondisi ibu dalam batas normal, tidak
ditemukan tanda- tanda infeksi pada masa nifas. nyeri luka perineum pada hari
pertama diatasi dengan mengajarkan vulva hygine dan KIE tentang perawatan
Luka jahitan dengan hasil luka jahitan tanpak bersih, Pada kunjungan ke dua
dirumah klien
1

didapatkan hasil keadaan ibu sudah mengalami kemajuan dan membaik ditandai
dengan luka jahitantampak kering, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi. dan
tidak nyeri lagi.Ny. M mengerti tentang informasi yang diberikan seperti
fisiologi masa nifas, tanda-tanda bahaya nifas, perawatan luka jahitan,
kebutuhan nutrisi dan istirahat pada masa nifas, perawatan bayi sehari-hari,
serta pentingnya ASI Ekslusif dan KB.
5. Keluarga berencanaa.
a. Pengkajian dilakukan pada Ny. M dengan cara
anamnesa,observasi,dan pemeriksaan fisik.
b. Interpretasi Data
Sesuai dengan pengkajian bahwa Ny.M dalam keadaaan normal
dantidak ditemukan diagnosa masalah.
c. Masalah Potensial
Tidak ditemukan masalah potensial.
d. Tindakan Segera
Tidak ditemukan tindakan segera
e. Perencanaan Tindakan
Tindakan rencana asuhan dilakukan dengan konseling yaitu
menjelaskan efektifitas dan efek samping kontrasepsi suntik KB 3
bulan.
f. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan asuhan pada Ny.M telah dilaksanakan dan padapemeriksaan
ditemukan Ny. M dalam keadaan normal.
g. Evaluasi
Asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny. M dapat
terlaksanasesuai dengan rencana tindakan.

B. Saran
1. Bagi pemberi asuhan lain
Diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan terhadappraktek dan tori
sesuai dengan evidence based serta meningkatkankemampuan peneliti lain dalam
1

mendokumentasikan dan memberikan asuhan pada ibu hamil trimester III,


bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana.
2. Bagi PMB Nuraidah
Diharapkan PMB Nuraidah dapat melengkapi sarana dan prasarana agar pelayanan
dapat sesuai dengan standar kompetensi guna untuk meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas bayi baru lahir dan keluarga berencana
serta dapat menerapkan evidence based midwifery dalam memberikan pelayanan
kebidanan.
3. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi
Diharapkan laporan kasus in terus dilakukan dan ditingkatkan dalam upaya
peningkatan pemehaman asuhan kebidanan secar komprehensif sesuai dengan
evidencebased midwifery.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina. Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Ambarwati, Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Nuha Medika: Yogyakarta.

Ari, Sulistyawati, Esty Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika

Bahiyatun. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

Cunningham, F.G. (2005). Obstetri Williams. Jakarta: EGC

Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.

Dinas Kesehatan Kota Jambi. 2020. Profil Kesehatan Kota Jambi tahun 2019. Jambi: Dinas
Kesehatan Kota Jambi

Hananto. 2013. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. (Pustaka Rihama,).

Heryani, 2019. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Penerbit CV.Trans Info Media
Jakarta.2012+174 hlm
Indriyani, Diyan 2019.Keperawatan Maternitas. Penerbit Ar-ruzz Media Yogyakarta.
2014+212 hlm
JNPK-KR. (2015). Asuhan Esensial, Bagi Ibu Bersalin Dan Bayi Baru Lahir Serta
Penatalaksanaan Komplikasi Segera Pascapersalinan Dan Nifas. Jakarta: Depkes
RI

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI

Kemenkes RI. Buku Ajar Kesehatan Ibu Dan Anak. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan; 2013.
Kemenkes. 2015. Pentingnya Pemantauan Kesehatan pada Masa Periode Emas Balita.
(Kemenkes RI,).

Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Kementerian Kesehatan RI; 2016.

Kemenkes RI. 2017. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat..

Kemenkes RI. 2018. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan (Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan). Kemenkes RI. Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Kementrian Kesehat RI.
2019;8(9):1-58.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. (Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Manuaba. I. B. G. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.

Marmi K, R,. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Marmi, 2017. Gizi dalam kesehatan Produksi. Penerbit Pustaka Belajar Yogyakarta :
2010+450 hlm
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. (Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Maritalia, 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Penerbit Nuha Medika Jakarta. 2013+197
hlm
Medforth, 2016. Kebidanan oxpord dari bidan untuk bidan. Penerbit buku kedokteran Jakarta
: 2015+657
Medforth,Janet dkk.2013. Kebidanan Oxford dari bidan untuk bidan, jakarta:buku kedokteran
EGC.
Myles, 2009. Buku ajar bidan. Penerbit EGC Jakarta. 2009+1055 hlm
Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Ningsih, D.A. (2017). Continuity Of Care Kebidanan. Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan,
2017, 4.2: 67-77.

Nugroho, Nurrezki, Warnaliza, D., & Wilis. 2014. Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Nurjanah, S.N., Maemunah, A. S., & Badriah, D.L. 2013. Asuhan Kebidanan Post Partum
Dilengkapi dengan Asuhan Kebidanan Post Sectio Caesarea. Bandung: PT Refrika
Aditama.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Priyanti S, Syalfina AD. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana.; 2017.
Pudji, R. 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. (Airlangga University Press.,).
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rohani, dkk. (2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba Medika.

Rukiyah A Y, Lia Y. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan. Jakarta:Trans Info

Media. Rustam, M. 2012. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. (EGC,).

Saifuddin AB. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin dkk. 2006. Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin dkk. 2009. Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saleha, Siti. 2013. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Sandall, J, et.all. 2013. Midwife-led Continuity versus others Models of care for Childbearing
women (review). The Cochrane Collaboration http://www.thecochranelibrary.com.
Diakses 21 agustus 2013. Diunduh 17 Februari 2017.

SDKI. 2012. Survei demografi dan kesehatan Indonesia. Jakarta.

Sumarah. 2011. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta :
Fitramaya.

Supriasa, I. D. N., Bakri, B. & Fajar, I. 2014. Penilaian Status Gizi. (Penerbit Buku
Kedokteran EGC,).

Susilawati, E. & Ilda, W. R. 2019. Efektifitas Kompres Hangat Dan Kompres Dingin
Terhadap Intensitas Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Post Partum Di Bpm Siti Julaeha
Pekanbaru. J. Midwifery Sci. 3, 7–14

Sutanto, A. V., & Fitriana, Y. (2018). Asuhan pada Kehamilan : Panduan lengkap Asuhan
selama kehamilan bagi Praktisi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Retrieved
from https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=113441

Ujiningtyas, C. Sri Hari. 2011. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta: Salemba
Medika.

Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi 4. Jakarta: EGC

Varney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2 Edisi 4. Jakarta: EGC

Varney, Helen, Jan M.Kriebs. Carolyn L.Gegor. 2015. Varney’s Midwifery: EGC.

Walyani & Purwoastuti. 2015. Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial untuk Kebidanan. Pustaka
Baru Press.

WHO, UNICEF, United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population
Division, World Bank, 2015. Trends in maternal mortality: 1990 to 2015 : estimates by
WHO, UNICEF, UNFPA, World Bank Group and the United Nations Population
Division.
WHO.2016. WHO Recommendations on Antenatal Care for a Positive Pregnancy Experience.
United Kingdom: Green Ink

Wiknjosastro, Hanifa & Sarwono. . 2010 Ilmu Kebidanan. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo,).

Winkjosastro. 2017. Ilmu Kandungan. (Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,).

Yuhedi, L. T., & Kurniawati, T. (2015). Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB.
Jakarta: EGC
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAMBI

Tanggal/Jam : (K2)
S O A P

ibu mengatakan nyeri Tekanan Darah G2 P1 A0 H2


punggung telah hilang Tekanan darah 85/65 Hamil 37-38 a) Jelaskan hasil
mmHg, Pernapasan 21 minggu, janin pemeriksaan pada
x/menit, Nadi 85 x/ tunggal hidup, intra ibu.
menit, Suhu tubuh uterin, presentasi b) Ingatkan ibu tanda
36,4°C, Turgor baik, kepala. bahaya pada
Tinggi Badan 156 cm, kehamilan trimester
Berat Badan 58 kg, III
TBJ 2480 gram, DJJ c) Jelaskan pada ibu
136 X/menit mengenai tanda-tanda
persalinan seperti:
rasa mules, semakin
sering dan lama
teratur, terasa nyeri
perut bagian bawah
menjalar ke pinggang
dan mengeluarkan
lendir campur darah.
d) Jelaskan kepada ibu
mengenai persiapan
persalinan seperti
mempersiapkan
pakaian ibu dan
pakaian bayi dalam
tas agar memudahkan
pada saat ibu akan
bersalin.
e) Berikan suplementasi
tambahan berupa
Novabion 1x1 tablet
sehari, kalk 1x1 tablet,
Laktafit 1x1 tablet
(untuk persiapan ASI)
f) Anjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan
ulang setiap minggu
atau apabila ada
keluhan serta jika
sudah ada tanda-tanda
melahirkan.
g) lakukan
pendokumentasian.
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAMBI

Tanggal/Jam : (KN2)
S O A P
Ibu mengatakan umum: Frekuensi Baru lahir normal 1) Jelaskan kepada ibu
bayinya dalam denyut jantung umur 7 hari. dan keluarga
keadaan sehat dan 130 x/ menit, suhu tentang hasil
bayinya kuat 36,4°C, pemeriksaan.
menyusu, tidak pernapasan 40 x/ 2) Jaga kebersihan
rewel menit, berat bayi dengan cara
badan 3200 gram, memandikan bayi,
panjang badan 50 mengganti pakaian
cm, lingkar kepala bayi jika basah.
33 cm, lingkar 3) Anjurkan ibu untuk
dada 34 cm, BAB tetap menyusui
3-4 kali sehari, bayinya sesering
BAK 6-8 kali mungkin dan
sehari. setelah selesai
menyusui bayi
disendawakan.
4) Beri tahu tanda-
tanda bahaya bayi
baru lahir.
5)
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAMBI

Tanggal/Jam : (KF2)

S O A P

Ibu mengatakan tidak Tekanan darah P1A0, post partum 1. Informasikan hasil
ada keluhan 128/80 mmHg, normal hari ke 7. pemeriksaan yang
Nadi 84 x/menit, telah dilakukan.
suhu 36,6°C. 2. Beritahu ibu kembali
pernapasan 20 kebutuhan nutrisi dan
x/menit, Muka cairan ibu nifas.
tidak oedema, tidak 3. Ingatkan kembali
pucat, Konjugtiva kepada ibu mengenai
merah muda, sclera perawatan bayi.
tidak ikterik, 4. Ingatkan kembali
Payudara : tidak tentang perawatan
ada pembengkakan, perineum.
ASI keluar lancar. 5. Ingatkan kembali
Paplasi abdomen kepada ibu untuk
TFU pertengahan tetap memberikan
pusat simpisis, ASI eksklusif pada
kontraksi baik, bayinya.
lochea 6. Ingatkan kembali
sanguinolenta. pada tanda-tanda bahaya
perineum bersih. pada masa nifas.
7. Anjurkan ibu untuk
kontrol ulang jika
ada keluhan.
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAMBI

Tanggal/Jam : Wib (KF3)

S O A P

Ibu mengatakan tidak Tekanan darah P1A0, post a) Informasikan hasil pemeriksaan
ada keluhan 110/70 mmHg, partum normal yang telah dilakukan.
Nadi 82 x/menit, hari ke 27 b) Pastikan ibu memberikan ASI
suhu 36,2°C, ekslusif pada bayinya dan tidak
mengalami kesulitan dalam
pernapasan 20
memberikan ASI pada bayinya.
x/menit, BB 42 c) Ingatkan ibu kembali untuk
kg. menjaga kebersihan daerah
genetalia.
d) Ingatkan ibu untuk tetap
meningkatkan asupan makanan
yang bergizi dan tinggi protein.
e) Berikan pada ibu tentang
penjelasan metode kontrasepsi
pasca salin, dan memastikan ibu
memilih salah satu metoda
kontrasepsi.
f) Beritahu ibu kapan
diperbolehkannya melakukan
hubungan seksual.
g) Anjurkan ibu untuk kontrol ulang
jika ada keluhan.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai