Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ANTENATAL CARE

OLEH :

NAMA:FREDERIKO EDI

NPM :19201015

KELAS :KEPERAWATAN 2019 A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang “ANTENATAL CARE” dengan
baik. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaanya. Demikian
yang dapat penulis sampaikan ,semoga maklalah ini dapat bermanfaat.

ii
DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................. i

KATA PEENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Pengertian Antenatal Care................................................................... 3


B. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care.................................................. 3
C. Standar-Standar pelayanan Antenatal Care...................................... 4

BAB III : PENUTUP......................................................................................... 15

A. Kesimpulan............................................................................................ 15
B. Saran...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik ibu yang
mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya.Maka perlunya pengawasan
dan pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu
hamil.Petugas kesehatan ini kemudian dijadikan sebuah program yang disebut
Antenatal Care. Program ini sebuah program untuk  menharahkan dan memberikan
informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat
dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju
kehamilan yang sehat.Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang
wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui
dokter kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 3 kali selama kehamilan
yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan pada kehamilan
trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya pemeriksaan
kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7-
8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.
Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) sangat disarankan bagi
para ibu hamil untuk memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.
Pemeriksaan kehamilan adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara
berkala dari awal kehamilan hingga proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu
dan janin agar tercapai  kehamilan yang optimal.
Asuhan Antenatal Care meliputi pengawasan terhadap kehamilan untuk
mendapatkan informasi kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang
menyakit kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan
resiko kehamilan  (resiko tinggi, resiko meragukan, resiko rendah). (Manuaba, 2008).
Menurut World health organizations (WHO) tahun 2008, menyatakan bahwa masih
tingginya mortalitas dan morbilitas pada ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar
di negara berkembang.di Negara miskin berkisar 25 – 30%  kematian usia subur
disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.

1
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan
pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton,
1997).Sementara menurut manuaba (2005), kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
persalinan.menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai  fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa  dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
B. Rumusan masalah
Dari pembahasan ini kita bisa menarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan antenatal care?
2. Apakah tujuan dan manfaat program antenatal care?
3. Apa saja yang menjadi standar antenatal care?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian antenatal care.
2. Mengetahui tujuan dan Manfaat antenatal care.
3. Mengetahui standar antenatal care.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau
dokter  kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI,
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).  Juga mengetahui
kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan
secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (Manuaba, 2009).

2.1 Tujuan Antenatal Care (ANC)

1. Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bagi bayi.
7. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
persalinan, dan kala nifas.
8. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas.
9. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala
nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
10. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Manuaba, I.B.G, 1998)

2.3 Manfaat Antenatal Care (ANC)

Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh gambaran


dasar mengenai perubahan fisiologik yang terjadi selama kehamilan dan berbagai kelainan
yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan

3
langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya (Manuaba, 2009).Pemeriksaan antenatal
juga memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara lain:
1) Bagi ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengobati secara
dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam
menghadapi persalinan.
c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat memberikan ASI.
d. Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi (Manuaba, 1999).
2) Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi
persalinan prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal
kualitas suber daya manusia (Manuaba, 1999).

2.4 Kebijakan Antenatal Care (ANC)

1) Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan.Yaitu;

a) Satu kali pada triwulan pertama


b) Satu kali pada triwulan kedua
c) Dua kali pada triwulan ketiga
d) Standar Pelayanan ANC

2.5 Standar Antenatal Care

1) Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara


berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

2) Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.Pemeriksaan meliputi


anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah

4
perkembangan berlangsung normal.Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau
kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS / infeksi HIV, memberikan
pelayanan iminusasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang
diberikan oleh puskesmas.Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.Bila
ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan
merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

3) Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi


untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila kehamilan bertambah memeriksa posisi,
bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

4) Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan


semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5) Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala pre eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
serta merujuknya.

6) Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Standar Pelayanan Kebidanan.
DepKes RI. 2000).

7) Frekwensi Antenatal Care

Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang
memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Menurut Dep Kes

5
RI (2003) dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar adanya minimal
yaitu dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan sebagai berikut : 1). Minimal satu
kali pada trimester I ( 0-13 minggu) 2). Minimal satu kali pada trimester II (14-28minggu)
3).Minimal dua kali pada trimester III (29-36 minggu).

8) Cakupan Antenatal Care 

Cakupan pelayanan Antenatal care dapat di pantau melalui kunjungan baru ibu hamil
kunjungan pertama (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standar
paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali triwulan
kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga dan keempat untuk melihat kwalitas. Cakupan
kunjungan ibu hamil keempat (K4) adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal care 4 kali sesuai standar disatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.Pemerintah menetapkan cakupan ANC > 95% (Peranginangin, 2006).

9) Pelayanan Anatenatal Care

Menurut Ari, (2009) bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standart minimal
pelayanan antenatal care yang disebut 7T yaitu: (Timbang) berat badan dan tinggi badan,
Ukur (Tekanan) darah. Ukur (Tinggi) fundus uteri, Pemberian imunisasi TT lengkap,
Pemberian Tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil, Tes terhadap penyakit seksual
menular, Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan.

10) Pelaksanaan Antenatal Care

Menurut Kusmiyati, Wahyuningsi,& Sujiyatini (2008) bahwa pemeriksaan yang


sering dilakukan dirumah sakit atau puskesmas yaitu:

a. Inspeksi 

1. Muka : adalah kloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, udem,
lidah dan gigi. 
2. Leher: apakah ada bendungan vena di leher, kelenjar gondok membesar atau kelenjar
limfe membengkak. 
3. Dada : bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan gelanggang susu, keadaan
putting susu, kolustrum. 

6
4. Perut : Perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat, pigmentasi linea
alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau
bekas luka 
5. Vulva : keadaan perineum, varises, tanda Chadwick, kondylomata, fluor. 
6. Anggota bawah : adalah varises, edema, luka dan sikatris pada lipatan paha

b.  Palpasi 

1. Untuk menentukan besarnya rahim, konsistensinya 


2. Bagian-bagian janin, letak, presentasi 
3. Gerakan janin

Cara palpasi menurut Leopold (Prawiroharjo & Wiknjosastro, 2005) yaitu:

1. Leopold I Tujuan untuk menentukan tinggi fundud uteri dan untuk menemukan -
presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang berada di
fundus. 
2. Leopold II Tujuan untuk menentukan batas samping rahim kiri-kanan dan untuk
menentukan letak punggung janin dan letak bagian-bagian kecil. 

Caranya : Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakan bagian
terkecil bayi .(Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).

3. Leopold III Tujuan untuk menentukan bagian terbawah sudah atau belum terpegang
pada pintu atas panggul.

Caranya :  Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara
lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.

4. Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi
presentasi tersebut. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).

Caranya :
a.       Letakkan kedua tangan disis bawah uterus lalu
b.      Tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah romgga panggul, dimanakah tonjolan
sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk .

7
                      
5. Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan leopold lengkap
dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan ke VI le atas. (Hidayat, A.Aziz
Alimul, 2008)
6. Leopold IV Tujuan untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
janin sudah masuk pintu atas panggul.

c. Auskultasi 

Uliyah dan Hidayat (2008) mengindikasikan bahwa auskultasi dilakukan menggunakan


stetoskop monoaural untuk mendengarkan:

1.      Denyut jantung janin 

2.      Bising tali pusat, bising rahim, bising usus 

3.      Gerakan dan tendangan janin

      Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen (Saifudin,


2006) sebagai berikut:
1. Informasi yang dapat diberikan

 Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.


 Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama
kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
 Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
 Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga medis
lainnya.
 Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya. Suami
perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.

2. Anamnesis

 Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus
haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus Naegele.

8
 Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk
primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan multigravida
16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14 mingggu.

 Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat bayi yang
pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita seperti
penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan riwayat
menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, kontrasepsi, dan faktor risiko yang
mungkin ada pada ibu

3. Pemeriksaan umum

 Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status gizi
dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat, sklera ikterik,
edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk melihat adanya
infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara
lengkap.

4. Pemeriksaan Obstetri

 Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum pemeriksaan


kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring terlentang dan
pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.

5. Pemeriksaan luar

 Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus ditunggu sampai
dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi
dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua
tangan pemeriksa digosokkan dahulu.

 Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap.
Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah muka ibu,
sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan
tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi,
tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia

9
kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula
bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat,
sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.

 Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan posisi punggung
pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala. Pemeriksaan
Leopold III menentukan bagian janin yang berada di bawah.

 Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga bagian kepala
yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP teraba
balotemen kepala.

 Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural atau
doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan 18-20 minggu,
sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.

 Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin, persentase
janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.

 Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan


penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara
spontan. Rumus tersebut:

 Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.

1. N = 13 bila kepala belum melewati PAP


2. N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
3. N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.

6. Pemeriksaan dalam

 Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum dengan
larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises, radang,
atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna
porsio, dinding, dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan
memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di

10
liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan letak,
bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang, porsio, dan
pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan cara palpasi
bimanual.

 Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 8
minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar
kepala bayi atau tinju orang dewasa.

7. Pemeriksaan panggul

 Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena jaringan
dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Masukkan
telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan ujung kedua jari ke
promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba, tentukan panjang konjugata
diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh
mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah
spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh
atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan
bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang
dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.

8. Pemeriksaan laboratorium

 Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung
leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.

2.6    Dampak Ibu tidak Antenatal Care (ANC)


1. Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu
2. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan.
3. Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi secara dini.

2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontak Ibu Hamil Dengan Tenaga Kesehatan (K1)
(Depkes RI, 2008) (kontak ibu hamil diartikan sebagai kepatuhan dalam pelaksanaan
antenatal care)

11
1.Faktor internal
a. Paritas
Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga dari
pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya.
b. Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya daripada orang
yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia seseorang cukup tinggi maka
pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih
berpikir secara rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan.

2. Faktor eksternal
a. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak
pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
b. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini mencerminkan
kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.
c. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi
yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah
yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan
energi dan protein (KEK). Hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan
kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.

d. Sosial budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang
menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Perubahan
sosial budaya terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum
adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi

12
kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku
yang dianggap menyimpang.

 Tatanan budaya mempengaruhi dalam keputusan ibu dalam memeriksakan kehamilan


pada tenaga kesehatan.

e. Geografis

 Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang


terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi yang
sulit menjangkau sampai tempat terpencil.

f. Informasi

 Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan


seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang
berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A, 2005).
Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga kesehatan,
media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam
melakukan kunjungan antenatal care.

g. Dukungan

 Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan bantuan, disini
dukungan dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari orang
terdekat untuk melakukan kunjungan ulang.

 Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami
mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada
kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya,
tidak menyakiti istri, berdo’a untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri
dalam proses persalinan (Harymawan, 2007).

13
Menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pengertian
antenatal care adalah perawatan kehamilan.Pelayanan perawatan kehamilan merupakan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan
standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan. Sedangkan tujuan pelaksanaan

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedimi mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal care (ANC), petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.

3.2 Saran

Di harapkan kepada mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu yang
hamil normal dengan baik dan benar. Dan kepada ibu hamil lebih baik sering melakukan
pemeriksaan sedini mungkin agar mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya dan
apa saja yang dibutuhkannya baik diri sendiri maupun janinnya

15
DAFTAR PUSTAKA

http://www.indonesian-publichealth.com/2014/02/tujuan-pelayanan-antenatal-care-anc.html
http://asuhankebidanand3.blogspot.com/2013/01/antenatal-care-anc.html
http://midwiferyeducator.wordpress.com/2010/01/08/antenatal-care/
http://www.kajianpustaka.com/2013/07/antenatal-care.html
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-anc-ante-natal-care.html
http://zahra-zahrasblog.blogspot.com/2012/03/makalah-anc.html
http://arivaibeta.blogspot.com/2010/10/makalah-antenatal-care.html

16

Anda mungkin juga menyukai