Anda di halaman 1dari 22

REFRESHING

“ANTENATAL CARE (ANC) ”

Dokter Pembimbing :

dr. Rusmaniah, Sp.OG

Oleh :

Anggi Nur Indah Sari

2016730009

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA SUKAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Tugas REFERAT “ANTENATAL CARE (ANC)” Stase
Obstetri dan Ginekologi di RS Islam Jakarta Sukapura. Dalam penyusunan tugas
ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas ini terutama
kepada yang terhormat dr. Rusmaniah, Sp.OG, selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan serta bantuan kepada penulis.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada
pembaca umumnya. Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam tugas ini
baik di segi isi maupun cara penulisan, oleh karena itu penulis menerima kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak agar tugas ini dapat disempurnakan
menjadi lebih baik dimasa mendatang. Amiinn
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Jakarta, Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1 DEFINISI.....................................................................................................3
2.2 JADWAL KUNJUNGAN ASUHAN ANTENATAL...........................3
2.3 STANDAR ASUHAN PELAYANAN PEMERIKSAAN
KEHAMILAN / ANC.........................................................................................4
2.4 PEMERIKSAAN RUTIN SELAMA KEHAMILAN........................11
2.5 MELAKUKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG.............................14
2.6 GEJALA DAN TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN.........15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi masalah yang serius di


Indonesia. AKI di Indonesia pada 2018/2019 berada di angka 305 per 100.000
kelahiran hidup, artinya lebih dari 18.000 ibu tiap tahun atau dua ibu tiap jam
meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas.
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab langsung kematian ibu yang terjadi 90 % pada saat persalinan dan
segera setelah persalinan yaitu perdarahan 28 %, eklamsi 24 %, infeksi 11 %,
komplikasi purperium 8 %, partus macet 5 %, abortus 5 %, trauma obstetrik 5 %,
emboli 3 % dan lain-lain.

Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang


memperberat keadaan ibu hamil seperti EMPAT TERLALU (terlalu muda, terlalu
tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran) menurut SDKI
2002 sebanyak 22.5%, maupun yang mempersulit proses penanganan kedaruratan
kehamilan, persalinan dan nifas seperti TIGA TERLAMBAT (terlambat
mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan). Faktor
berpengaruh lainnya adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti
Malaria, HIV/AIDS, Tuberkulosis, Sifilis; penyakit tidak menular seperti
Hipertensi, Diabetes Mellitus, gangguan jiwa; maupun yang mengalami
kekurangan gizi.

Salah satu solusi efektif dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah dengan cara meningkatkan pertolongan
persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih yang disediakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan. Di samping itu, dibutuhkan partisipasi serta
kesadaran ibu terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan. Salah satunya dengan asuhan antenatal
(antenatal care).

1
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil
sejak konsepsi hingga awal persalinan. Bidan akan menggunakan
pendekatan yang berpusat pada ibu dan keluarganya dalam memberikan
asuhan dengan berbagai informasi untuk memudahkannya membuat
pilihan tentang asuhan yang ia terima. Dengan memberikan asuhan
antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe
motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu dan perinatal. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan kesehatan
diarahkan pada upaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan melalui peningkatan upaya promotif dan preventif. Selain itu
dibutuhkan pula dukungan dan inovasi serta pemanfaatan teknologi,
sehingga pada Bonus Demografi mendatang Indonesia dapat
memperoleh sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya
saing.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Asuhan ANC (antenatal Care) merupakan pemeriksaan kehamilan


yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu
hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas,
menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya
kesehatan alat reproduksi dengan wajar. Ada 7 alasan penting untuk
mendapatkan asuhan antenatal, yaitu

1. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan


pada ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja
terjadi saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat
penyakitdan tindak pembedahan.
3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.

4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi


dengan selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan
terjadi pada masa persalinan.
5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.

6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima


kelahiran anak agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.
7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta
dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

3
2.2 JADWAL KUNJUNGAN ASUHAN ANTENATAL

Bila kehamilan termasuk risiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan


harus lebih ketat. Namun, bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat
kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini
diberi kode angka K ,yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan
antenatal yang lengkap adalah Kl, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal
dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia keharnilan 28 minggu,
sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28 - 36 minggu dan sebanyak
dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di atas 36 minggu.

Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil


akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya
memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan
adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin
dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan
diperoleh melaiui pengenalan perubahan anatomik dan fisiologik kehamilan.
Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan dengan
menggunakan berbagai metode yang tersedia

2.3 STANDAR ASUHAN PELAYANAN PEMERIKSAAN


KEHAMILAN / ANC

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ada 10


pemeriksaan yang harus dipastikan ibu hamil dapatkan pada pemeriksaan
kesehatan / antenatal care, diantaranya meliputi (Kementerian Kesehatan
RI, 2016) :

1. Pengukuran tinggi badan cukup satu kali dan penimbangan berat


badan setiap kali periksa
Bila tinggi badan ibu hamil < 145 cm, maka terdapat faktor risiko
panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara normal. Pada
penimbangan sejak bulan keempat pertambahan berat badan paling sedikit
1 kg/bulan.

4
2. Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah normal pada ibu hamil adalah 120/80 mmHg. Bila
tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, ada faktor risiko hipertensi (tekanan darah
tinggi) dalam kehamilan atau preeklampsia. Pencegahan preeklampsia bagi
semua ibu hamil juga dapat dilakukan terutama yang memiliki risiko tinggi
(riwayat preeklampsia di kehamilan sebelumnya, diabetes, hipertensi
kronik, penyakit ginjal, penyakit autoimun, atau kehamilan ganda) dengan
pemberian suplementasi kalsium 1,5-2 gram / hari. Selain itu pemberian 75
mg aspirin tiap hari dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia bagi ibu
dengan risiko tinggi, dimulai dari usia kehamilan 20 minggu.

3. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)

Bila lingkar lengan atas ibu hamil < 23,5 cm menunjukkan ibu hamil
menderita Kurang Energi Kronis (Ibu hamil KEK) dan memiliki risiko
melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

4. Pengukuran tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri berguna untuk melihat pertumbuhan


janin apakah sesuai dengan usia kehamilan

5. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut


jantung janin

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum
masuk panggul kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain.
Bila denyut jantung janin < 120 kali/ menit atau >160 kali/menit
menunjukkan ada tanda Gawat Janin, Segera Rujuk.

6. Penentuan status imunisasi tetanus toksoid (TT)

Berikan ibu vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai dengan status


imunisasinya. Tujuan pemberian imunisasi tetanus toksoid adalah untuk

5
melindungi janin dari tetanus neonatorum, pemberian imunisasi TT baru
menimbulkan efek perlindungan bila sekurang-kurangnya 2 kali dengan
interval minimal 4 minggu. Pemberian imunisasi pada wanita usia subur
atau ibu hamil harus didahului dengan skrining untuk mengetahui jumlah
dosis (dan status) imunisasi tetanus toksoid (TT) yang telah diperoleh
selama hidupnya. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval
waktu (selang waktu maksimal), hanya terdapat interval minimal antar
dosis TT. Jika ibu belum pernah imunisasi atau status imunisasinya tidak
diketahui, berikan dosis vaksin (0,5 ml IM di lengan atas) sesuai tablet
berikut :

Dosis booster mungkin diperlukan pada ibu yang sudah pernah


diimunisasi. Pemberian dosis booster 0,5 ml IM disesuaikan dengan
jumlah vaksin yang pernah diterima sebelumnya seperti pada tabel berikut

6
Vaksin TT adalah vaksin yang aman dan tidak mempunyai kontra indikasi dalam
pemberiannya. Meskipun demikian imunisasi TT jangan diberikan pada ibu dengan
riwayat reaksi berat terhadap imunisasi TT pada masa lalunya (contoh: kejang, koma,
demam > 40°C, nyeri/bengkak ekstensif di lokasi bekas suntikan). Ibu dengan panas
tinggi dan sakit berat dapat diimunisasi segera setelah sembuh.

7. Pemberian tablet tambah darah

. Berikan ibu 60 mg zat besi elemental segera setelah mual/muntah berkurang, dan
400 µg asam folat 1x/ hari sesegera mungkin selama kehamilan.
60 mg besi elemental setara 320 mg sulfas ferosus. Ibu hamil sejak awal kehamilan
minum satu tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari.Jika memungkinkan,
idealnya asam folat sudah mulai diberikan sehak 2 bulan sebelum hamil (saat
perencanaan kehamilan). Efek samping yang umum dari zat besi adalah gangguan
saluran cerna seperti mual, muntah, diare, konstipasi. Tablet tambah darah diminum
pada malam hari untuk mengurangi rasa mual. Tablet zat besi juga sebaiknya tidak
diminum bersama dengan the atau kopi karena mengganggu penyerapan.
8. Tes Laboratorium

 Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan
 Tes hemoglobin untuk mengetahui mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(anemia)
 Tes pemeriksaan urine

 Tes pemeriksaan darah lainnya seperti HIV dan sifilis, sementara


pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis

9. Konseling atau penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,


pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), nifas,
perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi.
Penjelasan diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil Pastikan bahwa
ibu memahami hal-hal berikut ini :
7
a. Persiapan persalinan, termasuk :

 Siapa yang akan menolong persalinan

 Dimana akan melahirkan

 Siapa yang akan membantu dan menemani dalam persalinan

 Kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan

 Metode transportasi bila diperlukan rujukan

 Dukungan biaya
b. Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama kehamilan dan
persalinan
c. Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai :

 Sakit kepala lebih dari biasa

 Perdarahan per vaginam

 Gangguan penglihatan

 Pembengkakan pada wajah/tangan

 Nyeri abdomen (epigastrium)

 Mual dan muntah berlebihan

 Demam

 Janin tidak bergerak sebanyak biasanya

d. Pemberian makanan bayi, air susu ibu (ASI) eksklusif, dan inisiasi menyusu dini
(IMD). Konseling pemberian makanan bayi sebaiknya dimulai sejak usia kehamilan 12
minggu dan dimantapkan sebelum kehamilan 34 minggu.
e. Penyakit yang dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin misalnya hipertensi, TBC,
HIV, serta infeksi menular seksual lainnya.
f. Perlu menghentikan kebiasaan yang berisiko bagi kesehatan seperti minum alkohol dan
merokok selama hamil karena dapat menimbulkan vasospasme yang berakibat anoksia
janin, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas, kelainan kongenital, dan solusio
plasenta.
g. Informasi terkait kekerasan terhadap perempuan

8
h. Nutrisi yang adekuat

 Kalori. Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2.500
kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat memberikan
kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa yang
dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih dapat
menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya
preeclampsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg
selama hamil.
 Protein. Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.
Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh- tumbuhan (kacang-kacangan)
atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan
kelahiran premature, anemia, dan edema.
 Kalsium. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibuuhkan
untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber
kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat.
Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu
 Zat besi. Metabolism yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi
jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran oksigen melalui hemoglobin
di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal,
diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari terutama setelah
trimester kedua. Bila tidak ditemukan anemia pemberian zat besi per minggu cukup
adekuat. Zat besi yang diberikan dapat berupa ferrous gluconate, ferrous fernarate,
atau ferrous sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia
defisiensi zat besi.
 Asam folat. Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400
mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik
pada ibu hamil

i. Perawatan payudara

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi
dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan
membuka duktus dan sibus laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar

9
karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi
kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan uterotonika. Basuhan lembut
setiap hari pada areola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area
tersebut. Untuk sekresi yang mongering pada putting susu, lakukan bersihan dengan
menggunakan campuran gliserin dan alcohol karena payudara menegang, sensitif, dan
menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunakan penopang payidara yang sesuai (brassiere).
j. Perawatan gigi

Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu pada trimester
pertama dan ketiga. Penjadwalan untuk trimester pertama terkait dengan hiperemis dan
ptialisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu
terjaga. Sementara itu, pada trimester ketiga, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium
untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang
merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan
karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries dan gingivitis.
k. Kesehatan ibu termasuk kebersihan tubuh dan pakaian

Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomic pada perut, area
genitalia/lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih
lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Hal-hal yang bisa dilakukan
diantaranya :
 Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dua kali sehari, mengganti pakaian
dalam yang bersih dan kering, dan membasuh vagina. Sebaiknya gunakan ancuran
atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathup dan
melakukan vaginal douche.
 Menggunakan pakaian yang longgar, bersih, dan nyaman dan hindarkan sepatu
bertongkat tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak elesatis) serta korset
penahan perut.
 Minum cukup cairan

 Latihan fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah. Lakukan gerak tubuh
ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan
pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat
menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
 Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari.

10
 Hubungan suami-istri boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan memakai
kondom)

10. Tatalaksana atau mendapat pengobatan

Tatalaksana diberikan pada ibu yang mempunyai masalah kesehatan pada saat
hamil.
2.4 PEMERIKSAAN RUTIN SELAMA KEHAMILAN

Dalam pemeriksaan rutin, dilakukan pula pencatatan data klien dan keluarganya serta
pemeriksaan fisik dan obstetrik seperti di bawah ini :
Identifikasi dan Riwayat Kesehatan
 Data Umum Pribadi
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan lbu/Suami
- Lamanya menikah
- Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
- Keluhan saat ini
- Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
- Lamanya mengalami gangguan tersebut
 Riwayat Haid
- Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
- Usia Kehamilan dan Taksiran Persalinan (Rumus Naegele: tanggal HPHT ditambah
7 dan bulan dikurangi 3)
 Riwayat Kehamilan dan Persalinan
- Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya
- Cara persalinan
- Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
- Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan
- Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir
 Riwayat Kehamilan Saat Ini
- Identifikasi kehamilan
- Identifikasi penyulit (preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan)
11
- Penyakit lain yang diderita
- Gerakan bayi dalm kandungan
 Riwayat Penyakit dalam Keluarga
- Diabetes Mellitus, Hipertensi atau Hamil Kembar
- Kelainan Bawaan
 Riwayat Penyakit Ibu
- Penyakit yang pernah diderita
- DM, HDK, Infeksi Saluran Kemih
- Penyakit Jantung
- Infeksi Virus Berbahaya
- Alergi obat atau makanan tertentu
- Pernah mendapat transfusi darah dan indikasi tindakan tersebut
- Inkompatibilitas Rhesus
- Paparan sinar-X/Rontgen
 Riwayat Penyakit yang Memerlukan Tindakan Pembedahan
- Dilatasi dan Kurerase
- Reparasi Vagina
- Seksio Sesarea
- Serviks Inkompeten
- Operasi non-ginekologi
 Riwayat Mengikuti Program Keluarga Berencana
 Riwayat Imunisasi
 Riwayat Menyusui
Pemeriksaan
 Keadaan umum
- Tanda vital
- Pemeriksaan jantung dan paru
- Pemeriksaan payudara
- Kelainan otot dan rangka serta neurologik
 Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi
. Bentuk dan ukuran abdomen
. Parut bekas operasi

12
. Tanda-tanda kehamilan
. Gerakan janin
. Varises atau pelebaran vena
. Hernia
. Edema
 Palpasi
. Tinggi fundus
. Punggung bayi
. Presentasi
. Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk
Palpasi dapat dilakukan dengan cara Leopold, yaitu Pemeriksaan presentasi dan
posisi janin : Pasien diminta mengosongkan kandung kemih dan kemudian diminta untuk
berbaring telentang dengan lutut semifleksi.
 Auskultasi
. 10 minggu dengan Doppler
. 20 minggu dengan fetoskop Pinard
Pemeriksaan melalui auskultasi digunakan untuk mendengar denyut jantung janin.
Alat yang digunakan adalah stetoskop monokuler yang dapat mendengar denyut
jantung janin pada pada usia kehamilan 18-20 minggu ke atas. Dengan adanya
denyut jantung janin dapat memastikan adanya kehamilan, janin hidup serta letak
janin di dalam uterus.
Cara menghitung denyut jantung janin :
 Dihitung dalam 5 detik dan dilakukan sampai 3 kali. Hasilnya dijumlah dan
dikalikan 4.
 Denyut jantung normal : 120-152 kali/menit
 Daerah yang terjelas guna mendengarkan denyut jantung janin disebut
punctum maksimum. Ketika mendengarkan denyut jantung janin, perhatikan
frekuensi dan irama.
 Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pintu atas panggul pada Trimester
I/II
2.5 MELAKUKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium
(rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan

13
laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) yang harus dilakukan pada kunjungan
pertama terdiri dari :
 Kadar hemoglobin

 Golongan darah ABO dan rhesus

 Tes HIV (ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemic meluas dan
terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemic rendah tes HIV ditawarkan pada
ibu hamil dengan Infeksi Menular Seksual dan Tuberkulosis.
 Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk memeriksa malaria (untuk ibu
yang tinggal di atau memiliki riwayat berpergian ke daerah endemic malaria
dalam 2 minggu terakhir.
Pemeriksaaan laboratorium sesuai indikasi :

 Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga) jika terdapat
hipertensi
 Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia

 Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA) untuk ibu dengan riwayat
defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm
 Tes sifilis

 Gula darah Puasa

Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) direkomendasikan pada :

 Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu) untuk


menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin, serta deteksi
abnormalitas janin yang berat.
 Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin

 Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan

 Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga kesehatan tidak
tersedia

14
2.6 GEJALA DAN TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN
Pada umumnya 80 - 90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10 -
12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan
patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan
dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur.
Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk
mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu
hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak
awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan
yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang
dikandungnya.

Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu,
umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10 - 12 % kehamilan akan berakhir dengan
keguguran yang pada umumnya (60 - 80 %) disebabkan oleh kelainan kromosom yang
ditemui pada spermarozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala
perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus yang di atas normal, pada
umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji
kehamilan yang tidak jelas, pembesaran urerus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia
kehamilan, dan adanya massa di adneksa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik.

Gambar Plasenta Previa Totalis (A), Parsialis (B), dan Marginalis

15
Perdarahan pada kehamilan lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya disebabkan
oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi
segmen bawah rahim yang menjadi tempat implemenrasi plasenta tersebut. Pada plasenta
yang tipis dan menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak
berulang dan apabila segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit
penurunan bagian terbawah janin, maka perdarahan mulai meningkar hingga tingkatan yang
dapar membahayakan keselamatan ibu. Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan
lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau
berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi penyebab dari 25% kasus perdarahan
antepartum. Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio
plasenta (40 %) atau vasa previa (5 %) dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum.

Preeklampsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu disertai dengan
peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia. Data
atau informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu
petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis (yang sudah ada sebelumnya)
dengan preeklampsia. Gejala dan tanda lain dari preeklampsia adalah sebagai berikut.
 Hiperrefleksia (iritabilitas susunan saraf pusat)
 Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak membaik dengan
pengobatan umum
 Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau atau berkunang-
kunang
 Nyeri epigastrik
 Oliguria (luaran kurang dari 500 ml/24 jam)
 Tekanan darah sistolik 20 - 30 mmHg dan diastolik 10 - 20 mmHg di atas normal
 Proteinuria (di atas positif 3)
 Edema menyeluruh

Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum


Bila hal tersebut di atas terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan
disertai dengan riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada
solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan (revealed) maupun tersembunyi
(concealed):
16
 Trauma abdomen
 Preeklampsia
 Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
 Bagian-bagian janin sulit diraba
 Uterus tegang dan nyeri
 Janin mati dalam rahim

Gambar Solusio Plasenta dengan Perdarahan (A) dan Perdarahan Tersembunyi

Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai


Beberapa gejala dan anda lain yang terkait dengan gangguan serius selama
kehamilan menurut Depkes adalah sebagai berikut.

1. Tidak Mau Makan dan Muntah Terus-Menerus


Mual-muntah memang banyak dialami oleh ibu hamil, terutama ibu hamil pada
trimester pertama kehamilan. Namun jika mual-muntah tersebut terjadi terus-menerus
dan berlebihan bisa menjadi tanda bahaya pada masa kehamilan. Hal itu dikarenakan
dapat menyebabkan kekurangan gizi, dehidrasi, dan penurunan kesadaran. Segera temui
dokter jika hal ini terjadi agar mendapatkan penanganan dengan cepat.

2. Mengalami Demam Tinggi


Ibu hamil harus mewaspadai hal ini jika terjadi. Hal ini dikarenakan bisa saja jika
demam dipicu karena adanya infeksi. Jika demam terlalu tinggi, ibu hamil harus segera
diperiksakan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.

17
3. Pergerakan Janin di Kandungan Kurang
Pergerakan janin yang kurang aktif atau bahkan berhenti merupakan tanda bahaya
selanjutnya. Hal ini menandakan jika janin mengalami kekurangan oksigen atau
kekurangan gizi. Jika dalam dua jam janin bergerak di bawah sepuluh kali, segera
periksakan kondisi tersebut ke dokter.

4. Beberapa Bagian Tubuh Membengkak


Selama masa kehamilan ibu hamil sering mengalami perubahan bentuk tubuh
seperti bertambahnya berat badan. Ibu hamil akan mengalami beberapa pembengkakan
seperti pada tangan, kaki dan wajah karena hal tersebut. Namun, jika pembengkakan
pada kaki, tangan dan wajah disertai dengan pusing kepala, nyeri ulu hati, kejang dan
pandangan kabur segera bawa ke dokter untuk ditangani, karena bisa saja ini pertanda
terjadinya pre-eklampsia.

5. Terjadi Pendarahan
Ibu hamil harus waspada jika mengalami pendarahan, hal ini bisa menjadi tanda
bahaya yang dapat mengancam pada baik pada janin maupun pada ibu. Jika mengalami
pendarahan hebat pada saat usia kehamilan muda, bisa menjadi tanda mengalami
keguguran. Namun, jika mengalami pendarahan pada usia hamil tua, bisa menjadi
pertanda plasenta menutupi jalan lahir.

6. Air Ketuban Pecah Sebelum Waktunya


Jika ibu hamil mengalami pecah ketuban sebelum waktunya segera periksakan diri
ke dokter, karena kondisi tersebut dapat membahayakan kondisi ibu dan bayi. Hal ini
dapat mempermudah terjadinya infeksi dalam kandungan.

DAFTAR PUSTAKA

KEMENKES RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesahatan. Data Hasil Riskesdas 2018.

KEMENKES RI: Rakerkesnas 2020 : Promotif Preventif Kesehatan Membentuk SDM Unggul
Menuju Indonesia Maju 2045. Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2020.
Available at: http://p2p.kemkes.go.id/rakerkesnas-2020-promotif-preventif-kesehatan-
membentuk-sdm-unggul-menuju-indonesia-maju-2045/
18
Prawirohardjo, Sarwono. Asuhan Antenatal dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta Pusat : Yayasan
Bina Pustaka, 2010.

Kesehatan, Kementrian. http://promkes.kemkes.go.id/tanda-bahaya-kehamilan-yang-harus-


diketahui-oleh-ibu-hamil . [Online] [Cited: Juni 2, 2020.]

19

Anda mungkin juga menyukai