Oleh :
SITI KUSMIATUL HASANAH
G3A017266
oleh tenaga profesional (Dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, dan
perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan standar
untuk menjadikan keadaan kesehatan paling baik ibu hamil dan janin melalui
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
laboratorium atas indikasi tertentu serta indikasi dasar dan khusus. Selain itu,
aspek yang lain yaitu penyuluhan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi),
ibu hamil karena dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Keuntungan yang lain yaitu untuk menjaga agar selalu sehat selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,
hamil dalam keadaan sebaik-baiknya yang sehat, tidak hanya fisik tetapi juga
mental, serta menyelamatkan ibu dan bayi dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifbas dengan baik, sehingga keadaan mereka pada saat kehamila, persalinan,
Sakinah & Fibriana, 2015) yaitu mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik
dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan
dan sosial ibu. Ketiga untuk mengenali dan mengurangi secara dini adanya
seminimal mungkin. Kelima untuk mempersiapkan peran ibu agar masa nifas
berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara
eksklusif. Keenam untuk mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi, agar dapat tumbuh kembang secara normal. Ketujuh untuk
Kedelapan untuk mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi ibu hamil dan
janin.
Antenatal care memiliki tiga fungsi terpenting yaitu yang pertama sebagai
dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu. Fungsi yang ketiga untuk
masalah yang terjadi sejak dini agar tidak sampai berakibat fatal yang dapat
yaitu untuk memberikan saran dan informasi pada seorang wanita mengenai
tempat kelahiran yang tepat sesuai dengan kondisi dan status kesehatannya.
kepada para wanita mengenai tanda – tanda bahaya dan gejala yang memerlukan
kehamilan dan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat
Manfaat Antenatal Care (ANC) sangat besar karena dapat mengetahui berbagai resiko
dan komplikasi kehamilan sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan
agar dapat segera mencari cara untuk mengobati secara dini komplikasi yang
mempengaruhi kehamilan. Melalui antenatal care manfaat yang dapat di peroleh ibu
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam
persalinan(Manuaba, 2009).
Menurut (Mufdlilah, 2009 dalam Ritonga &Asiah, 2012 ) manfaat Antenatal Care
yaitu: Memfasilitasi yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan
Menurut Depkes RI (2010), pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat
dipisahkan dengan pelayanan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi
baru lahir. Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan
ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas. Dalam pelayanan
antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa kehamilan
berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu
hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani
pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar kehamilan berlangsung sehat,
menyiapkan persalinan yang bersih dan aman, merencanakan antisipasi dan persiapan
penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan, melibatkan
ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil,
Hani & Marjati & Yulifah (2010) menyatakan dalam praktiknya terdapat
standar minimal yang harus terpenuhi. Standard tersebut dikenal dengan istilah
lengkap, pemberian tablet zat besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilannya,
tes terhadap penyakit menular seksual, temu wicara dalam rangka persiapan
a) Timbang berat badan, penimbangan berat badan pada setiap kali pemeriksaan
pertumbuhan pada ibu dan janin . Penambahan berat badan yang kurang dari 9
b) Ukur lingkar lengan atas (LILA), pengukuran LILA dilakukan untuk skrining ibu
hamil yang berisiko mengalami kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis
disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan
c) Ukur tekanan darah, pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ”140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
d) Ukur tinggi fundus uteri, pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan
trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian
DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal.DJJ lambat kurang dari 120kali/menit atau DJJ cepat lebih dari
neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.Pada saat kontak pertama, ibu
disesuaikan dengan status imunisasi yang telah di dapatkan ibu saat ini.
g) Beri tablet tambah darah (tablet besi) berfungsi untuk mencegah terjadinya zat gizi
besi yang dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil anemia. Setiap ibu hamil
harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak
kontak pertama.
1) Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis
golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah
2) Pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
3) Pemeriksaan protein dalam urinpada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan
4) Pemeriksaan kadar gula darah, ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes
sekali pada trimester I, sekali pada trimester II, dan sekali pada trimester III
5) Pemeriksaan darah Malaria dimana semua ibu hamil di daerah endemis malaria
6) Pemeriksaan Tes Sifilisdilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang
kehamilan.
7) Pemeriksaan HIVterutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu
i) Tatalaksana/Penanganan Kasus
setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus sesuai dengan standar dan
kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar
beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak
bekerja berat.
2) Perilaku hidup bersih dan sehat, setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga
mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah makan
terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas
kesehatan.
4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi
selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda
maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb.Mengenal
tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga
kesehtan kesehatan.
5) Asupan gizi seimbang, selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan
makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk
proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil
disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada
kehamilannya.
6) Gejala penyakit menular dan tidak menular karena ibu hamil harus tahu mengenai
tidak menular (misalnya hipertensi) karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu
dan janinnya.
7) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu (risiko
tinggi). Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko penularan
HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya
untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka
dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu ke janin, namun sebaliknya
apabila ibu hamil tersebut HIV negatif maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV
8) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif, Setiap ibu dianjurkan
untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI
setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu
10) Imunisasi, setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster) untuk dapat
meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk
a. Minimal 1 (satu) kali kunjungan selama trimester pertama (< 14 minggu) = K1.
b. Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua (antara minggu ke 14-28) = K2.
c. Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga (antara minggu ke 28-36 dan sesudah
dianjurkan untuk menjamin terhadap perlindungan ibu hamil dan janin, berupa
deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan
care hanya diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan dukun bayi (Meilani, et
bekerja dalam pelayanan adalah : Dokter spesialis dalam ilmu kebidanan dan
bidang kebidanan, dokter umum, bidan, public health nurse, tenaga dalam bidang