DISUSUN OLEH :
TATI ZULAICHAH
G3A017194
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengambil kasus pasien
praoperasi dengan penerapan deep breathing (teknik relaksasi napas dalam) sebagai
salah satu intervensi yang diharapkan dapat menurunkan kecemasan.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran dan pengaplikasian berdasarkan jurnal evidence
based nursing riset asuhan keperawatan pada pasien praoperasi.
b. Tujuan khusus
a) Mampu mengetahui tinjauan teori asuhan keperawatan pada pasien
praoperasi
b) Mampu melakukan resume asuhan keperawatan pada pasien praoperasi
c) Mampu melakukan aplikasi jurnal evidence based nursing riset asuhan
keperawatan pada pasien praoperasi
d) Mampu melakukan pembahasan aplikasi evidence based nursing asuhan
keperawatan pada pasien praoperasi
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian Praoperasi
Pada fase praopratif peran perawat dimulai ketika keputusan untuk
intervensi pembedahan dibuat dan berakhir ketika klien dikirim ke meja operasi.
Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan
pengkajian dasar pasien di tatanan klinik ataupun rumah, wawancara praoperatif
dan menyiapkan pasien untuk anstesi yang diberikan dan pembedahan.
Prioritas pada prosedur pembedahan yang utama adalah informed consent
yaitu pernyataan persetujuan klien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan yang berguna untuk mencegah ketidaktahuan klien tentang prosedur yang
akan dilaksanakan dan juga menjaga rumah sakit dan petugas kesehatan dari klien
dan keluarga mengenai tindakan tersebut. Informasi yang perlu dijelaskan antara
lain: kemungkinan resiko, komplikasi, perubahan bentuk tubuh, kecacatan, dan
pengangkatan bagian tubuh yang dapat terjadi selama operasi. Kegiatan pra-operatif
yaitu :
Pendidikan pasien (patient teaching)
Menyiapkan area operasi (skin preparation)
Pengelolaan obat-obatan.
Persiapan yang baik akan mempengaruhi tingkat keberhasilan operasi
disamping faktor usia, status nutrisi, penyakit kronis dan sebagainya.
- Identitas pasien
Pada identitas pasien, hal-hal yang harus dicatat meliputi nama
pasien, umur, jenis kelamin, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit,
status, keluhan penyakit dan siapa yang akan bertanggung jawab
pada biaya pengoperasian pasien nantinya.
Vital sign
Analisi darah
Endoskopi
Pemeriksaan feses dan urine
Status Cardiovaskuler
Biopsi jaringan
Fungsi ginjal dan hepar
Fungsi endoskrin
Fungsi imunologi
- Kondisi fisiologis pasien
Kondisi pasien juga menentukan apakah pasien layak untuk dioperasi
atau tidak. Pasien diharapkan mempunyai stamina yang baik dimana
pasien dianjurkan istirahat dan tidur yang cukup bertujuan agar
pasien tidak mengalami stress fisik dan selain itu tubuh pasien akan
menjadi lebih rileks.
Status nutrisi
Hal- hal yang dapat dicatat pada status nutrisi yaitu :
- Mengukur tinggi dan berat badan pasien
- Mengukur kadar protein darah (albumin dan globulin)
- Mengukur lingkar lengan atas
Pengukuran tersebut dilakukan sebelum pembedahan untuk
mengoreksi apakah pasien mengalami defisiensi nutrisi atau tidak. Jika
pasien mengalami defisiensi nutrisi segera beri asupan nutrisi yang
cukup. Hal itu bertujuan agar protein yang cukup nantinya dapat
memperbaiki jaringan.
- Output
Cairan yang dikeluarkan bisa melaui urine, keringat dan uap air pada
pernafasan
b) Persiapan Mental
Persiapan mental tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi
karena mental pasien yang tidak siap atau lebih dapat mempengaruhi
terhadap kondisi fisiknya dimana tindakan pembedahan merupakan
ancaman potensial maupun actual yang dapat membangkitkan reaksi stress
fisiologis dan psikologis. Adapun penyebab kecemasan pasien menghadapi
pembedahan yaitu :
Takut terhadap nyeri yang akan dialami
Takut terhadap keganasan
Takut menghadapi ruang operasi dan alat bedah
Takut operasi gagal dan cacat
Takut meninggal di meja operasi.
Hal-hal yang perlu digali untuk mengantisipasi masalah kecemasan pasien
antara lain:
Pengalaman operasi pasien
Pengertian pasien tentang tujuan operasi
Peran perawat membantu pasien mengetahui tentang tindakan-
tindakan yang akan di alami pasien sebelum melakukan operasi,
memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi dan hal-hal
yang akan dialami pasien selama proses operasi. Dengan mengetahui
berbagai informasi selama operasi maka diharapkan pasien menjadi
lebih siap menghadapi operasi.
Pengetahuan pasien tentang kondisi kamar operasi
Peran perawat memberikan informasi tentang kondisi kamar operasi
dengan menunjukkan kamar yang akan dijadikan ruangan untuk
pembedahan pasien.
Pengetahuan pasien tentang prosedur perioperatif
Peran perawat memberikan kesempatan pasien dan keluarga untuk
menanyakan tentang segala prosedur yang ada. Dan memberi
kesempatan pada pasien dan keluarga untuk berdoa bersama-sama
sebelum pasien diantar ke kamar operasi.
Pengertian yang salah/keliru tentang pembedahan
Peran perawat mengoreksi pengertian yang salah tentang tindakan
pembedahan dan hal-hal lain karena pengertian yang salah akan
menimbulkan kecemasan pada pasien.
Faktor pendukung/support system.
c) Pendidikan Praopertif
Pada persiapan ini pasien diberikan pendidikan berupa pendidikan tentang
langkah-langkah prosedur dan harus mencakup sensasi yang akan pasien
alami seperti memberitahu pasien hanya medikasi praoperatif yang akan
membuatnya rileks sebelum operasi tidaklah seefektif bila menyebutkan
juga bahwa medikasi tersebut dapat mengakibatkan kepala terasa melayang
dan mengantuk. Terdapat 3 cara medikasi praoperatif yaitu :
Latihan napas dalam
Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi
nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga
pasien lebih mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan
kualitas tidur. Selain itu teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi
paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum. Latihan nafas dalam
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
d) Persiapan penunjang
Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
tindakan pembedahan. Tanpa adanya hasil pemeriksaan penunjang, maka
dokter tidak memungkinkan bisa menentukan tindakan operasi yang harus
dilakukan pada pasien. Adapun yang meliputi pemeriksaan penunjang
antara lain :
Hasil pemeriksaan Radiologi :
- Thorax foto, foto abdomen
- USG
- CT scan
- BNO-IVP
- Colon in loop
- EKG, ECHO
Hasil pemeriksaan Laboratorium
- Hemoglobin
- Angka leukosit
- Limfosit
- Jumlah trombosit
- Protein total (albumin dan globulin)
- Elektrolit (kalium, natrium, chlorida)
- BUN
- LED
- Ureum kreatinin
Biopsi
Tindakan operasi berupa pengambilan bahan jaringan tubuh untuk
memastikan penyakit pasien sebelum dioperasi
Informed Consent
Informed consent merupakan suatu pernyataan tertulis yang dibuat
secara sadar dan sukarela dari pasien diperlukan sebelum surat
pembedahan dilakukan. Dan disini tanggung jawab perawat adalah
memastikan informed consent telah didapat sukarela dari pasien oleh
dokter. Hal-hal yang harus dilakukan oleh ahli bedah dan perawat
sebelum pasien menandatangani formulir consent adalah :
3. Intervensi
NO. NANDA NOC NIC
1. Ansietas b.d krisis Tujuan : cemas dapat Penurunan kecemasan
situasional terkontrol. Bina hubungan saling percaya dengan
Operasi Kriteria hasil : klien / keluarga
Secara verbal dapat Kaji tingkat kecemasan klien.
mendemonstrasikan Tenangkan klien dan dengarkan
teknik menurunkan keluhan klien dengan atensi
cemas. Jelaskan semua prosedur tindakan
Mencari informasi kepada klien setiap akan melakukan
yang dapat tindakan
menurunkan cemas Dampingi klien dan ajak
Menggunakan teknik berkomunikasi yang terapeutik
relaksasi untuk Berikan kesempatan pada klien untuk
menurunkan cemas mengungkapkan perasaannya.
Menerima status Ajarkan teknik relaksasi
kesehatan. Bantu klien untuk mengungkapkan
hal-hal yang membuat cemas.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
untuk pemberian obat penenang,
2. Kurang Tujuan : bertambah-nya Pendidikan kesehatan : proses penyakit
Pengetahuan b.d pengetahuan pasien Kaji tingkat pengetahuan klien.
keterbatasan tentang penyakitnya. Jelaskan proses terjadinya penyakit,
informasi tentang Kriteria hasil : tanda gejala serta komplikasi yang
penyakit dan · Pasien mampu men- mungkin terjadi
proses operasi jelaskan penyebab, Berikan informasi pada keluarga
komplikasi dan cara tentang perkembangan klien.
pencegahannya Berikan informasi pada klien dan
· Klien dan keluarga keluarga tentang tindakan yang akan
kooperatif saat dilakukan.
dilakukan tindakan Diskusikan pilihan terapi
Berikan penjelasan tentang
pentingnya ambulasi dini
Jelaskan komplikasi kronik yang
mungkin akan muncul
3. Gangguan Pola Tujuan : tidur tercukupi, Kaji pola tidur dan aktivitas klien.
tidur dengan kriteria hasil: Jelaskan pentingnya tidur yang cukup
berhubungan Memiliki jam tidur selama klien sakit.
dengan ketakutan yang teratur Monitor/catat waktu dan pola tidur
menjelang operasi Memiliki pola tidur klien.
yang teratur Atur lingkungan (misalnya
Mengalami tidur yang pencahayaan, suara berisik, suhu, kasur,
berkualitas dan tempat tidur) untuk
Merasa segar kembali mempermudahkan klien tidur.
setelah tidur Minta klien untuk menghindari
Bangun pada waktu makanan atau minuman yang dapat
yang tepat mempengaruhi tidur.
Berikan lingkungan yang nyaman
dengan melakukan pijatan, posisi yang
tepat dan sentuhan afektif.
Berikan obat yang dapat membantu
klien tidur.
BAB III
TELAAH JURNAL
A. Judul
Judul jurnal yaitu :” Pengaruh Deep Breathing Terhadap Kecemasan Praoperasi
Pasien Di RSUD 45 Kuningan”
B. Peneliti
Peneliti dalam jurnal ini yaitu
1. Aang Triyadi
2. Khusnul Aini
3. Asep Sufyan Ramadhy
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUD 45 Kuningan
D. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan Aang Triyadi, Khusnul Aini dan Asep Sufyan Ramadhy
merupakan penelitian Quasi Eksperiment dengan pre-post test design. Peneliti
membandingkan tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah diberikan
terapi relaksasi pada kelompok perlakuan. Disain ini dikenal dengan pretest and
post-test design (O1). Besar populasi pasien praoperasi di Ruang Bedah RSUD 45
Kuningan Bulan Januari 2013 adalah 411 orang, diantaranya bedah khusus 197
orang, bedah besar 123 orang, dan bedah sedang 91 orang. Sampel penelitian ini
berjumlah 40 orang yang terdiri dari pasien praoperasi bedah besar dan khusus,
20 orang kelompok perlakuan (yang diberikan intervensi) dan 20 orang untuk
kelompok control. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrument
penelitian yang digunakan adalah kuisioner berupa daftar cek list dengan
pertanyaan. Untuk mengetahui tingkat kecemasan peneliti menggunakan
Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), yaitu mengukur aspek kognitif dan
efektif yang terdiri dari 14 pertanyaan, pertanyaan tersebut menggunakan
checklist dengan beberapa alternatif jawaban (Hawari, 2011). Analisa univariat
untuk mengetahui persentase, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi
masingmasing tingkat kecemasan. Analisia bivariat yang menggunakan data yang
berskala interval dan interval (Pre-test- Post-test) penurunan tingkat kecemasan.
Pengujian perbedaan antara dua mean pada kasus membandingkan penurunan
tingkat kecemasan antara kelompok perlakuan dan kelompok control
menggunakan U Mann-Whitney. Pengujian perbedaan dua mean antara tingkat
kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi napas dalam
menggunakan Wilcoxon Test. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 sampai
dengan tanggal 20 Mei tahun 2013, di Ruang Bedah RSUD 45 Kabupaten
Kuningan Tahun 2013.
Praoperasi
Cemas