Anda di halaman 1dari 27

A.

IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA


Tanggal masuk : 11 Mei 2018
Tanggal pengkajian : 12 Mei 2018
1. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Usia : 57 Tahun
No. RM : C681381
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Kudus
Pendidikan Terakhir : Tidak tamat SD
Diagnosa Medis : Neoplasma ovarium kistik (NOK)
Kelas Ruangan : III
DPJP : dr. Julian Dewantiningrum, Sp, OG
Jaminan : BPJS PBI

2. Identitas Penganggung Jawab


Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kudus
Hubungan dengan Klien : Keluarga (Keponakan)

1
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 11 Mei 2018 pukul 13.00 WIB pasien dan keluarga datang ke
TPPRI RSUP Dr. Kariadi rencana operasi SOU dan FS. Pasien mengeluh
nyeri pada bagian perut, keadaaan umum composmentis, TD :
120/70mmHg, RR 20x/menit, suhu : 36,5˚C, N : 84x/menit.
2. Data fokus
No Data fokus Etiologi Masalah
1 DS : Agen Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri pencedera
pada bagian perut. fisiologis
P : nyeri saat beraktivitas (neoplasma)
berat
Q : nyeri seperti di tusuk-
tusuk
R : nyeri di bagian perut
S:2
T : nyeri hilang - timbul
DO :
- Pasien tampak lemah
- KU: Cukup
- Kesadaran: CM
- TTV:
 TD : 120/70 mmHg
 N : 84 x/menit
 RR : 20 x/menit
 S : 36,50C

2
3. Intervensi
No Dx Tujuan dan Kritreria Rencana
Hasil
1. Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
agen pencedera tindakan asuhan 2. Lakukan pengkajian nyeri
fisiologis keperawatan selama secara komprehensif
(neoplasma) 3x24 jam, diharapkan meliputi lokasi,
nyeri berkurang karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
1. TTV dalam batas intensitas atau beratnya
normal nyeri dan faktor pencetus
2. Menggunakan 3. Ajarkan teknik non-
analgesik yang farmakologi (Relaksasi
direkomendasikan nafas dalam)
3. Menggunakan 4. Kolaborasi pemberian obat
tindakan
pencegahan nyeri
tanpa analgesik
(teknik relaksasi
dan distraksi)
4. Melaporkan nyeri
berkurang

3
4.Implementasi
No No Dx Waktu Tindakan Respon pasien
3. 3. 15.00 1. Memonitor TTV S:
O:
TD : 130/90 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,7˚C
15.05 2. Melakukan S:
pengkajian nyeri P : nyeri saat beraktivitas
secara Q : nyeri seperti di tekan
komprehensif R : nyeri pada bagian perut
S:3
T : nyri hilang timbul
O:-
15.10 3. Mengajarkan S:
teknik non- O:
farmakologi Pasien bisa melakukan
(Relaksasi nafas teknik relaksasi nafas
dalam dan dalam dan kompres air
kompres air hangat
hangat)
15.15 4. Melakukan  S:
kolaborasi  O:
pemberian obat Pasien diberikan nitrokaf
retard 2,5mg/12 jam

4
5. Evaluasi
No Dx Evaluasi
1. S:
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut.
P : nyeri saat beraktivitas berat
Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : nyeri di bagian perut
S : Vas 2
T : nyeri hilang - timbul
O:
- KU: Cukup
- Kesadaran: CM
- Pasien tampak lemah
- TTV:
 TD : 120/70 mmHg
 N : 84 x/menit
 RR : 20 x/menit
 S : 36,50C
A:
- Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
- Monitor keluhan nyeri
- Mengulangi teknik non farmakologi (relaksasi nafas dalam
dan kompres air hangat )
- Melanjutkan pemberian obat

5
C. PENGELOLAAN PASIEN BARU
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 11 Mei 2018 pukul
13.00 WIB melalui TPPRI (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap)
untuk menjalani perawatan. Setelah menandatangani formulir persetujuan
rawat inap dan terpasang gelang identitas, pasien dan keluarga lalu
diantar oleh petugas kurir ke ruang Rajawali 4A dengan menggunakan
kursi roda. Pasien dan keluarga tiba di ruang Rajawali 4A dan diterima
oleh perawat penanggung jawab. Kondisi pasien saat tiba di ruangan,
pasien tampak lemah dengan kesadaran composmentis.
Sistem penerimaan pasien oleh petugas TPPRI kepada perawat
penanggung jawab disertai dengan menyertakan lembar formulir transfer
pindah antar ruang dimana dalam formulir tersebut terdapat poin-poin
seperti ruang rawat asal, disini pasien berasal dari TPPRI, ruang rawat
tujuan yaitu ruang Rajawali 4A kelas 3.
Berikut ini hasil pendokumentasian komunikasi SBAR oleh
perawat pada saat transfer pasien :
S :
- Nama Ny. M, umur 57 tahun, DPJP yaitu dr. Julian
Dewantiningrum, Sp, OG diagnosa NOK, masuk pada tanggal
11 Mei 2018. Pasien mengatakan nyeri perut.
B :
- Pasien dengan diagnosa medis NOK
- Pasien dengan diagnosa keperawatan nyeri akut
A :
- Pasien tampak lemah, TD : 120/70 mmHg, N: 84 x/menit, RR:
20 x/menit, S: 36,50C, terpasang RL 20 Tpm
R :
- Monitor TTV
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

6
- Ajarkan teknik non-farmakologi (Relaksasi nafas dalam)
- Kolaborasi pemberian obat

2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien


PPJP melakukan orientasi kepada Ny. M dan keluarga mengenai
ruang perawatan di ruang Rajawali 4A. Perawat menunjukkan pada
keluarga tata letak ruang rawat, letak kamar mandi, menunjukkan
ruangan perawat jika memiliki keperluan untuk menemui perawat serta
bagaimana cara untuk menghubungi jika kondisi klien atau keluarga
tidak memungkinkan ke nurse station, menjelaskan mengenai keterangan
gelang identitas, jam besuk, pelayanan gizi, serta kapan waktu untuk
berkonsultasi dengan dokter.
Keluarga juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, pentingnya pemasangan pengaman
tempat tidur agar mengurangi terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga
diminta untuk menandatangi lembar bukti bahwa klien sudah
mendapatkan orientasi dari perawat.
PPJP juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pasien
dan keluarga serta tata tertib RSUP Dr. Kariadi.

3. Tingkat ketergantungan pasien


Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index Hari 1 Hari 2 Hari 3 Keterangan
0 : Tidak mampu

Makan, Minum 2 2 2 1 : Dibantu


2 : Mandiri

0 : Tergantung orang lain


Mandi 1 1 1
1 : Mandiri
Perawatan diri 0 : Tergantung orang lain
1 1 1
(grooming) 1 : Mandiri

7
0 : Tidak mampu
Berpakaian
2 2 2 1 : Dibantu
(dressing)
2 : Mandiri
0 : Inkontinensia (tidak
teratur/perlu enema)
BAB (bladder) 2 2 2 1 : Kadang inkontinensia
(maks 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Inkontinensia (tidak
teratur/perlu enema)
BAK (bowel) 2 2 2 1 : Kadang inkontinensia
(maks 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2
Transfer 2 2 2 orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 3 3 3 2 : berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan bantuan orang
lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan
2 2 2
toilet tapi beberapa hal
dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
2 2 2 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 19 19 19 Ketergantungan ringan

8
Interpretasi hasil Barthel Index :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total

Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Ny. M dari hari


pertama sampai ketiga didapatkan skor 19 yang termasuk dalam kategori
ketergantungan ringan. Untuk pasien rawat inap, menurut Douglas
(1984) standar waktu pelayanan pasien rawat inap dengan kebutuhan
perawatan ringan memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam. Sehingga jumlah
kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan klien per shift-nya adalah:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 1
= = 0,142 = 1 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Jam kerja efektif per shift 7
Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 1 perawat
dalam setiap shift kerja bisa mengelola 4 pasien dengan tingkat
ketergantungan ringan.

4. Prinsip Pasien Safety


Menurut IPSG (aInternational Patient Safety Goals) terdapat 6
sasaran keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif,
penggunaan obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh.
Perawatan yang didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip
patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas TPPRI.
Ny. M telah terpasang gelang pengenal utama berwarna pink yang
berisi identitas utama klien yaitu Nama, tanggal lahir dan no. Rekam
Medis. Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayanan seperti

9
pemberian obat (oral/iv), perawat selalu mengidentifikasi identitas
pasien dengan mencocokan nama, tanggal lahir dan no. Rekam
medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif
digunakan untuk mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga :
S :
- Nama Ny. M, umur 57 tahun, DPJP yaitu dr. Julian
Dewantiningrum, Sp, OG diagnosa NOK, masuk pada
tanggal 11 Mei 2018. Pasien mengatakan nyeri perut.
B :
- Pasien dengan diagnosa medis NOK
- Pasien dengan diagnosa keperawatan nyeri akut
A :
- Pasien tampak lemah, TD : 120/70 mmHg, N: 84 x/menit,
RR : 20 x/menit, S: 36,50C, terpasang infus RL 20 Tpm dan
sudah diberikan nitrokaf retard 2,5mg/12 jam
R :
- Lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor keluhan nyeri
3. Mengulangi teknik relaksasi nafas dalam dan kompres air
hangat saat nyeri timbul
c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah
menggunakan prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar
cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan

10
benar informasi yang diberikan. Selama dirawat di rumah sakit, Ny.
M mendapatkan obat-obatan yang diantaranya adalah nitrokaf retard
2,5mg/12 jam
d. Safety surgery
Pada Ny. M direncanakan tindakan operasi berupa SOU dan FS
e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme
dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi
nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik,
hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait
pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6 langkah
cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di ruangan.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi
pasien dengan menggunakan the morse fall scale untuk mengukur
resiko jatuh pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Ny.S :

11
Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)

Penilaian Resiko Jatuh Skor Hasil


Riwayat jatuh : Jatuh satu kali atau lebih dalam 25 25
tidak termasuk kurun waktu 6 bulan
kecelakaan kerja
atau rekreasional
Status mental Agitasi/konvulsi 15 0

Dimensia 15 0

Gaya berjalan Terganggu 20 0


Lemah 10 0
Normal 0 0
Alat bantu jalan Benda sekitar, kursi, dinding, dll 30 0
Kruk, tongkat, tripot, dll 15 0
Kondisi medis Diagnose sekunder 15 0
Pasien terpasang infus 20 20
Skor total S.k.o.r.e 45

Kesimpulan Risiko
sedang

Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)

12
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. M didapatkan hasil skore 45
(resiko sedang) tetapi apabila diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh pada
Ny. M yaitu:
- Sarankan untuk minta bantuan
- Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
- Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien
- Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah
- Bantu pasien saat transfer/ ambulasi Pasangkan pengaman sisi tempat tidur
- Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/ penunggu pasien
- Berikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang resiko jatuh pada
pasien.

5. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien

Tindakan Jenis tindakan keperawatan


Hari/
keperawatan yang Tidak
tanggal Langsung Kolaborasi
dilaksanakan langsung
Melakukan operan
15 menit
jaga
Melakukan
5 menit
pengkajian
Mengajarkan teknik
relaksasi nafas 5 menit
12 Mei
dalam
2018
Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV
Injeksi perhari 5 menit
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan 5 menit

13
jaga
Total 50 menit
Melakukan operan
15 menit
jaga
Mengevaluasi
10 menit
keluhan nyeri
Menanyakan
5 menit
keluhan
Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV
Menganjurkan
13 Mei
mengulangi teknik
2018
relaksasi nafas 5 menit
dalam saat nyeri
timbul

Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 60 menit
Melakukan operan
10 menit
jaga
Mengevaluasi
14 Mei keluhan nyeri
2018 Menanyakan
5 menit
keluhan
Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV

14
Menganjurkan
mengulangi teknik
relaksasi nafas
5
dalam dan kompres
air hangat saat nyeri
timbul
Injeksi perhari 5 menit
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 45 menit

15
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
Waktu tindakan keperawatan yang
Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan
1 Siang 50 menit
2 Malam 60 menit
3 Pagi 45 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 3 hari perawatan pasien


yaitu shift pagi 1 kali, shift siang 1 kali dan shift malam 1 kali masing-
masing memiliki waktu ± 50 menit waktu yang dibutuhkan pasien untuk
mendapatkan perawatan.

6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien Minimal
Pagi Siang Malam
1 0,14 0,14 0,14

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan


asuhan keperawatan pada klien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.

7. Kebutuhan Logistik pada Pasien


Jumlah pembiayaan:
Total Harga
No. Tindakan Logistik Total Biaya
penggunaan Satuan
1. Biaya 1 50.000 50.000
administrasi
2. EKG 1 63.000 63.000

3. Tingkat 1 22.500 22.500


ketergantungan
minimal

2. Pemberian ELEKTROLI 4 24.500 98.000


terapi obat T (Na, K, C)
melalui IV line Gula darah 3 24.500 73.500
sewaktu
Hematologi 1 85.000 85.000
paket
Kreatinin 1 29.500 29.500
PPT 1 63.000 63.000
PTTK 1 63.000 63.000
SGOT 1 28.500 28.500
SGPT 1 29.500 29.500
UREUM 1 31.500 31.500
RL 3 7.150 21.450
HYPAFIX 5 1 85.000 85.000
CM X 1M
Nitrokaf retard 4 1. 560 6.240
2,5mg
KSR 2 11.250 22.500
Pengambilan 1 25.000 25.000
darah ke PMI
Fleet 45 ml 1 36.300 36.300
oral saline
Fleet enema 2 17.875 35.750
3. Ruang a. Tempat
Perawatan : Tidur
Kelas 3 b. Meja
c. Kasur
d. Sprei
e. Bantal
f. Sarung
Bantal

17
g. Selimut
h. Tiang Infus
i. Hanscrub
j. Tempat
Sampah
k. Lemari
l. Penerangan
+lampu
m. Air
n. Kamar
Mandi/WC
o. Gayung
p. Pispot
4. Visit Dokter dr. Endy 2 120.000 240.000
Spesialis

Tindakan medis Asuhan 9 10.000 90.000


dan keperawatan/
Keperawatan hari
5. Injeksi/hari 6 10.000 60.000

Memandikan 0 0
pasien/hari

6. Materai 1 6000 6000

Rp
Total Biaya 1.265.240

Total pembiayaan pasien selama 3 hari di rawat di ruang Rajawali


4A adalah Rp 1.265.240

8. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi


a. Masalah keperawatan pasien
Perawat memberikan edukasi kepada Ny. M dan keluarga
mengenai kodisi pasien, tanda gejala, proses penyakit, cara

18
mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres air
hangat ketika nyeri timbul.

9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian
data tentang pasien. Ketika melakukan pengkajian kepada pasien,
keluarga juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan agar transisi dari ruang Rajawali 4A ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah :
1) Data Kesehatan
Diagnosa pasien NOK, pertama pengkajian pasien
mengatakan nyeri pada bagian perut, rencana operasi SOU dan
FS. Keadaaan umum composmentis, TD : 120/70mmHg, RR
20x/menit, suhu : 36,5˚C, N : 84x/menit.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada
pasien saat ini adalah nyeri kronis
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang
baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan
dibawa pulang dan dosis obatnya.

19
2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal
pasien aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika
pasien membutuhkan pelayanan kesehatan dengan segera, pasien
bisa ke tempat pelayanan terdekat seperti puskesmas.
3) Treatment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan
medis/keperawatan yang akan diperoleh pasien ketika sudah
pulang nantinya, pasien harus kontrol dengan dokter penanggung
jawab pasien saat dirumah sakit.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat,
memotivasi untuk melakukan relaksasi nafas dalam dan kompres
air hangta katika nyeri timbul
5) Outpatient referral
Pasien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
6) Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan
nutrisi klien tidak ada diet khusus.
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang

20
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah pasien
sudah bisa pulang atau belum.

10. Survei Kepuasan Pasien


Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Rajawali 4A dinilai
dari hasil kuisioner yang diberikan kepada pasien dan keluarga. Pasien
dan keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh perawat di ruang Rajawali 4A. Berikut
merupakan hasil pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga
menggunakan quisioner tingkat kepuasan:
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya √
2. Perawat melakukan komunikasi sebelum √
melakukan tindakan kepada saya dan saya
paham
3. perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya √
sebagai pasien
4. perawat mengorientasikan fasilitas ruang √
perawatan
5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √
6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah √
dalam melayani saya di ruangan
7. Perawat melayani saya dengan sabar √
8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √
9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √
10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, √
apabila saya membutuhkan (mandi, makan,
minum obat, BAB dan BAK)
11. Perawat merespon dengan cepat saat saya √
membutuhkan bantuan

21
12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √
13. Perawat mendampingi saya saat dokter √
melakukan pemeriksaan
14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √
mengecek gelang pasien
15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau √
memantau keadaan saya secara teratur
16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau √
keluarga sebelum melakukan tindakan

Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan


selama di rawat inap yang telah di berikan perawat di ruang Rajawali 4A.

11. Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi pasien Ny. M
dengan dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi pasien dan proses terapi yang dijalani, keluarga
pasian juga bertanya beberapa hal tentang kondisi pasien. Komunikasi
pasien dan perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat pasien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.

12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial


a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan
mudah dimengerti oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu
dan dosis yang diberikan sudah diatur oleh pihak farmasi. Untuk
penanda tangananan discharge planning pada saat pertama masuk
sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarga. Untuk setiap tindakan
dari perawat selalu meminta persetujuan dari pasien

22
b. Pendukung
 Advice yang sudah diberikan oleh dokter segera dijalankan.

13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian


Dalam Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
1) Defisiensi pengetahuan klien tentang penyakit

b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL pasien
2) Pasien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang dirasakan
sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien.
3) Perawatan yang diberikan pada pasien sudah sesuai dengan SOP
yang ada.
4) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip pemberian obat dengan prinsip 6 benar.

c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan pasien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada
klien. Memberikan edukasi tentang penyakit yang di alami,
mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam dan kompres air hangat
jika nyeri timbul.

23
LAMPIRAN

Hak dan kewajiban pasien


Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Permenkes
No. 69 tahun 2014 tentang kewajiban Rumah Sakit dan kewajiban pasien

1. Setiap klien mempunyai hak :


a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima
g. Memilih dokter dan kelas perawatansesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter
atau Dokter gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar rumah Sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data
medisnya.
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis

24
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran
termaksudkerahasiaan rekam medis
r. Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis
s. Memberikan persetujuan atau menolak menjadi bagian dalam suatu
penelitian kesehatan
t. Menggugat dana atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata atau pidata, dan
u. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Pasien dalam menerima pelayanan pada praktek kedokteran, mempunyai


kewajiban :
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
b. Menggunakan fasilitas rumah sakit dengan penuh tanggungjawab.
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga
kesehatan dan petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuaikemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga

25
kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan
dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga
kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah
kesehatannya.
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

26
TATA TERTIB

Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang:
a. Pasien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
b. Jam berkunjung pasien :
1) Pagi pukul: 10.00 - 12.00 WIB
2) Sore pukul: 17.00 – 19.00 WIB
c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
d. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasien tanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
g. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
h. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur pasien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan pasien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
n. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah
sakit.

27

Anda mungkin juga menyukai