Anda di halaman 1dari 15

REFRAT ANTENATALCARE

OLEH :
Chrismasari elxa nirmala A022818008
Diajeng septy komalasari A022818012

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JAYAPURA


PRODI D III KEBIDANAN
TAHUN 2020
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk


mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Manuaba, 1998). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan
ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah
adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi
sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2002). Pemeriksaan
kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga
keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental
(Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan
antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai
prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas
pelayanan antenatal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Antenatal Care/ANC
1. Pengertian Antenatal Care/ANC
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan
secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi
peran baru sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016).
Menurut Depkes RI (2005, dalam Rukiah & Yulianti, 2014) mendefinisikan
bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pada hakikatnya pemeriksaan
kehamilan bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal yang yang tidak
diinginkan bagi ibu dan janin (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

2. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)


Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI (2010)
adalah :
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang
terpadu, komprehensif, serta berkualitas, memberikan konseling
kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI;
meminimalkan “missed opportunity” pada ibu hamil untuk
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif.dan
berkualitas ; mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang
diderita ibu hamil ; dapat melakukan intervensi yang tepat tehadap
kelainan atau penyakit sedini mungkin pada ibu hamil ; dapat
melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
dengan sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu pemeriksaan
kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai ajang
promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan, dan
persiapan menjadi orang tua (Simpson &Creehan, 2008 dalam Novita,
2011
1. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)

Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa


pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan
janinnya, antara lain :
1) Bagi Ibu

a)Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan


dan mengurangi penyulit masa antepartum; b)Mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan jamani dan rohani ibu hamil dalam
menghadapi proses persalinan; c)Dapat meningkatkan kesehatan ibu
pasca persalinan dan untuk dapat memberikan ASI; d)Dapat
melakukan proses persalinan secara aman.
2) Bagi Janin

Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan


ibu sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan
berat bayi lahir rendah.
2. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan/ANC

Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah


dibutuhkan guna memantau kondisi kesahatan ibu dan janinnya.
Sehingga diperlukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Menurut
Saifudin (2007, dalam Ai Yeyeh & Yulianti, 2014) pemeriksaan
kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu);

2) Minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14 – 28 minggu);

3) Minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( >28 minggu sampai


kelahiran).

Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil


melakukan paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan
selama kehamilan, menurut jadwal 1-1-2 yaitu paling sedikit sekali
kunjungan dalam trimester pertama, paling sedikit sekali kunjungan
dalam trimester kedua, dan paling sedikit dua kali kunjungan dalam
trimester ketiga (Kemenkes, 2012). Selain untuk ibu hamil sebaiknya
melakukan kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali.

Kebijakan program kemenkes (2014) Peraturan Mentri KesehatanRepublik


Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil , masa hamil, persalianan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelengaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual
melaksanankan kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai
berikut:

1. Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)

K1 /kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama
kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah
sedini mungkin ketika haidnya terlambat sekurangnya satu bulan. K1
dibedakan menjadi 2 yaitu K1 murni( kunjungan perta kali diluar
waktu trimester satu kehamilan) dan k1 akses (kunjungan pertama kali
diluar trimester satu selama masa kehamilan, dilakukan ditrimester ke
II maupun di trimester ke III). Adapun tujuan pemeriksaan partama
pada perawatan antenatal adalah sebagai berikut:

a) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.

b) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin


dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.

c) Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin


diderita sedini mungkin.

d) Menurunkan angka mortalistas ibu dan anak.

e) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan


keluarga berencana, kehamilan,persalinan,nifas dan laktasi.pada
kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor
risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya,
perencanaan tempat persalinan,juga keparawatan bayi dan
menyusui.

2. kunjungan2( trimester ii)

Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1kali.


Hendrawan(2008) menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus
kegawatdaruratan obstetric yang berbeda-beda dalam rentang yang
cukup luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada
trimester ii. Ibu hamil dianjurkan periksa kehamilan 1 bulan sekali
sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan
kehamilan ditrimester II menurut saifuddin(2012) ialah sebagai berikut:

a) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatanya.

b) Penapisan preeklamsia gemeli, infeksi alat reproduksi dan


saluran perkemihan.

c) Mengulang perencanaan persalinan.

3. kunjungan 3 dan 4(trimester III)

Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2minggu jika klien tidak
mengalami keluhan yang membahayakan dirinya dan atau
kandungangnya sehinga membutuhkan tindakan segera. Rangcangan
pemeriksaan meliputi anamnesa terhadap keadaan normal dan keluhan
ibu hamil trimester III, pemeriksaan fisik(umum,khusus, dan tambahan
pada bulanke-9dilakukan pemeriksaan setiap minggu). Kelahiran dapat
terjadi setiap waktu oleh karena itu perlu diberikan petunjuk kapan
harus datang ke Rumah sakit. Menurut wigenjosastro (2013), jadwal
kunjungan ulang selama hamil trimester III adalah setiap dua minggu
dan sesudah 36 minggu setiap satu minggu, menurut saifuddin (2012)
menuturkan tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester III
yaitu:

a) Sama seperti kunjungan 2

b) Mengenali adanya kelahiran letak


c) Memantapkan rencana persalinan

B. Kebijakan Program Antenatal Care


Kebijikan program dalam pelayanan antenatal yaitu kunjungan antenatal
sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan. Satu kali pada
trimester pertama, satukali pada trimester kedua, serta dua kali pada trimester
ketiga. Penerapan operasionalnya dikenal standar minimal (10 t) yang terdiri atas:
1. Berat badan pengukuran tinggi badan (timbang)
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil, yaitu berdasarkan massa
tumbuh( BMI:Body mass indekx) dimana metode ini untuk pertambahan berat
badan yang optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang
penting mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada
kehamilan yang normal 11.5-16 kg atau pertambahan berat badan setiap
minggunya adalah 0,4-05kg (kusmiyati,2008).
2. Ukur (tekanan) darah
Pada saat kehamilan, tekanan darah seorang ibu hamil merupakan faktor
penting dalam memberikan makanan pada janin pengaturan tekanan darah
selama kehamilan sangat tergantung pada hubungan antara curah jantung dan
tekanan atau resistensi pada pembuluh darah, yang keduanya berubah selama
kehamilan. Tekanan darah yang normal 110/80-140/90mmhg, bila melebihi
140/90 mmhg perlu diwaspadai adanya preeklamsia (jannah,2012).
3. Ukur ( tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan kehamilan untuk menentukan tuny kehamilan dan berat badan
janin dilakukan dengan pengukuran tinggi funtus uteri yang dapat dihitungdari
tanggal haid terakhir yang mengunakan rumus. Apabila usia kehamilan
dibawah 24 minggu memakai pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi
apabila kehamilan dibawah 24 minggu memakai pengukuran mc Donald, yaitu
dengan cara mengukur tinggi fundus uteri kemudian ditentukan sesuai
rumusnya. Cara menghitungnya adalah modifikasi spegelberg yaitu jarak
fundus –sisfisis dalam centi meter dibagi3,5 merupakan tuanya
kehamilan( kusmiyati,2008).
4. Pemberian imunisasi(tetanus toxoid)/tt lengkap
Imunisasi terutama pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya
tetanus neeonatorium, dengan cara pemberian suntik tetanus tokxoid pada ibu
hamil, pemberian imunisasi tt pada kehamilan umumnya diberikan 2 kal saja,
imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua
diberikan 4minggu kemudian ( selang waktu 4minggu). Apabila pernah
menerima tt dua kali pada kehamilan terdahulu dengan jarak kehamilan tidak
lebih dari dua tahun, maka hanya di berikan satu kali tt saja (jannah,2012)
5. Pemberian (tablet besi,) minimal 90 tablet selama kehamilan.
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadinya
menstruasi dan perdarahan. Dimulai dengan memberikan 1 tablet zat besi
sehari segera mungkin setelah rasa mual hilang. Tablet besi mengandung
FeSO4 320mg(zat besi 60mg) dan asam folat 500 mikrogram.minimal masing-
masing 90 tablet besi yang berfungsi untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
Bila ditemukan anamnesa pada ibu hamil ( <11gr%), berikan tablet zat besi 2
atau 3kali sehari.
6. (tes) laboratorium sederhana (Hemoglobin(HB)dan protein urine)
Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok risiko tinggi terhadap pms.
Pms dapat menimbulkan morbiditas terhadap ibu dan janin yang di
kandunganya.
7. (temu) wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling)
Temu wicara penting dilakukan sebagai media komunikasi antar sesame ibu
hamil dengan bidan yang membina,temu wicara ini di koordiniroleh kepala
desa/ kelurahan dan dilaksanakan oleh kader posyandu bersama puskesmas dan
dilakukan pada saat hari posyandu.temu wicara ini di lakukan setiap pasien
pada saat melakukan kunjungan. Bisa merubah anamnesa, konsultasi, dan
persiapan rujukan,anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan,riwayat kehamilan,persalinan dan nifas.
8. (tentukan) presentase janin dan hitung DJJ
Tujuan pemantauan janin itu adalah mendeteksi dini ada atau tidaknya faktor
faktor resiko kematian prental tersebut( hipoksia/aspeksia,ganguan
pertumbuhan,cacat bawaan,dan infeksi).pemeriksaan denyut jantung janin
adalah salah satu cara untuk memantau janin. Pemeriksaan denyut jantung
janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar
pada usia kehamilan 16 minggu/4bulanan, gambarDJJ:
a) Takirardi berat: detak jantung diatas 180x/menit
b) Takirardi ringan: antar 160-180x/menit
c) Normal:120-160x/menit
d) Bradikardi ringan: antara 100-119x/menit
e) Bradikardi sedang: antara 80-100x/menit
f) Bradikardi berat: kurang dari 80x/menit
9. (tetapkan) status gizi
Pada ibu hamil pengukuran lingkar lengan atas LILA merupakan satu cara
untuk mendeteksi dini adanya kurang energy kronik(KEK) atau kekurangan
gizi.malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient kejanin
berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), BBLRberkaitan dengan volume
otak dan 10 seorang anak. Disebut KEK apabila ukuran LILA<23,5CM, yang
mengambarkan kekurangan panggan dalam jangka baik dalam jumlah maupun
kualitasnya. Cara melakukan pengukuran LILA:
a) Menetukan titik tenggah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
meteran.
b) Lingkaran dan memasukkan ujung pita dilubang yang ada pada pita
LILA, baca menurut tanda panah.
c) Menentukan titik tenggah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
pita LILA.

a. Tempat Pelayanan ANC

Menurut Prasetyawati (2011), pelayanan ANC bisa diperoleh di :

1) Klinik bersalin;

2) Rumah Sakit Bersalin;

3) Dokter Umum dan Puskesmas;

4) Organisasi Sukarela;

5) Bidan;

6) Perawatan mandiri
b. Tenaga Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan / ANC
Dalam pelayanan antenatal juga dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten seperti dokter, bidan, dan perawat terlatih, sesuai
dengan ketentuan pelayanan antenatal yang berlaku (Kemenkes RI,
2010).

C. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang terjadi selama kehamilan atau selama periode antenatal. Dengan
dilakukannya pemeriksaan kehamilan, diharapkan ibu hamil dapat meningkatkan
kewaspadaan serta memiliki kesiapan baik fisik, mental, maupun finansial untuk
menghadapi kegawatdaruratan yang dapat timbul kapan saja (Jannah & Widajaka,
2012).
Berikut merupakan tanda-tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal yang
perlu ibu hamil ketahui, yaitu :
a. Perdarahan Pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang berwarna
merah, pendarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri (Lalage, 2013).
Bila menemukan adanya pengeluaran darah pada trimester awal kehamilan,
dapat dicurigai bahwa ibu mengalami keguguran atau abortus. Selain abortus,
perdarahan pervaginam dapat juga menandakan adanya kehamilan diluar
rahim atau kehamilan anggur (mola hidatidosa).
1) Keguguran (Abortus)
Berikut merupakan jenis-jenis abortus menurut Nita & Dwi, (2013):
a) Abortus imminens (Threatened)
Pada abortus imminens dapat atau tanpa disertai dengan rasa
mulas ringan seperti pada waktu mestruasi dan rasa nyeri pada
pinggang. Perdarahan pada abortusimminens seringkali hanya
sedikit, namun hal tersebut bisa berlangsung beberapa hari atau
minggu.
b) Abortus Insipiens (Inevitable)
Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi
ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan
serviks. Keadaan ini disertai rasa nyeri perut bagian bawah atau
nyerik kolik uterus yang hebat.
c) Abortus inkompletus (Incomplete)
Abortus inkompletus merupakan pengeluran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada
sisa yang tertinggal dalam uterus.
d) Abortus kompletus (Complete)
Pada kejadian abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan. Pada penderita ditemukan sedikit perdarahan,
ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.
e) Missed abortion
Missed abortion adalah suatu kematian janin yang berusia
sebelum 20 minggu, tetapi janin tersebut tidak dikeluaarkan
selama 8 minggu atau lebih.
f) Abortus habitualis (Habitual abortion)
Abortus habitualis yaitu abortus spontan yang terjadi berturut-
turut tiga kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sulit
untuk menjadi hamil namun kehamilannya berakhir sebelum 28
minggu.
b. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang terjadi selama kehamilan merupakan suatu ketidaknyamanan
yang wajar dalam kehamilan. Keadaan tersebut bisa terjadi selama kehamilan
karena sang ibu tengah mengalami anemia atau kekurangan darah. Bila hal ini
terjadi, diharapkan sang ibu meningkatkan asupan makanan yang banyak
mengandung zat besi seperti daging sapi, hati sapi, buah bit, dan sayuran hijau.
Selain itu bisa dilanjutkan dengan konsumsi tablet Fe secara rutin. Namun
apabila sakit kepala dirasa semakin berat seperti ditusuk-tusuk dan berat
dibagian belakang kepala serta diikuti dengan penglihatan yang kabur,
bengkak pada tangan dan wajah, nyeri ulu hati, serta tekanan darah tinggi
maka sang ibu dapat waspada karena kumpulan gejala tersebut menandakan
preeklamsia. Sehingga sang ibu dapat segera untuk menghubungi dokter atau
menuju pusat pelayanan kesehatan.
c. Bengkak Pada Muka dan Tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang
lai. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia.
System kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi
system kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan dan membuat kulit
di kaki bagian bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang, dan sangat tertarik.
Kram kaki juga sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram pada kaki
biasanya dihubungkan dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan
sirkulasi.
d. Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam jiwa
keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah
istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit
radang pelviks, persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi
uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
e. Bayi Kurang Bergerak
Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada usia kehamilan 14-16 minggu.
Gerakan yang awalnya terasa seperti getaran, lalu lama- kelamaan semakin
terasa seperti tendangan atau sikutan (Lalage, 2013). Jika dalam keadaan tidur
maka gerakannya bayi akan melemah. Selain itu kekurangan oksigen pada bayi
di dalam kandungan juga dapat menyebabkan berkurangnya gerakan dari bayi.
Bayi bergerak minimal 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau sedang
beristirahat. Terdapat sebuah teknik yang memudahkan sang ibu untuk
menghitung pergerakan janin yaitu dengan cara memasukkan satu koin dalam
kaleng setiap kali janin terasa bergerak (Jannah & Widajaka, 2012).
f. Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah pada pagi merupakan suatu gejala yang sering ditemukan
pada kehamilan trimester I. Perasaan mual ini dapat terjadi akibat
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Ibu hamil yang
mengalami mual dan muntah berlebihan (>7 kali dalam sehari) maka disebut
dengan hiperemesis gravidarum. Apabila keadaan tersebut disertai dengan
kondisi ibu yang lemah, tidak selera makan, penurunan berat badan, dan nyeri
ulu hati kemungkinan merupakan suatu tanda ibu hamil mengalami penyakit
berat. Pemberian cairan infus merupakan suatu tindakan yang dapat menjadi
pertolongan pertama bagi ibu hamil, sebab jika ibu hamil mengalami
kekurangan cairan akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan bayinya
(Lalage, 2013).
g. Selaput Kelopak Mata Pucat
Pada ibu hamil yang mengalami kelopak mata yang menonjol, jemari
gemetaran, sering berdebar-debar, dan panas dan banyak keringat, serta
tampak pembengkakan di batang leher bagian depan merupakan gejala ibu
hamil yang mengalami anemia. Anemia dalam kehamilan sering terjadi karena
volume darah meningkat 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan
sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel-sel nya. Hal
ini dapat mengakibatkan penurunan hematocrit (volume, jumlah atau persen
sel darah merah dalam darah). Sehingga penurunan ini dapat mengakibatkan
anemia.
h. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-
tanda persalinan. Kejadian ketuban pecah dini bisa disebabkan karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri, bisa
juga berasal dari infeksi pada vagina serviks sehingga dapat mengakibatkan
persalinan pre term dan infeksi pada bayi. Cairan ketuban yang keluar
umumnya tidak berwarna dan tidak berbau pesing

Anda mungkin juga menyukai