Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC)

DISUSUN
OLEH:

ELIZA CYNTHIA LELEPADANG (NS2014901039)

PROGRAM PROFESI NERS


STIK STELLA MARIS MAKASSAR
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE (ANC)

I. KONSEP DASAR ANTE NATAL CARE DAN KEHAMILAN


A. Definisi Ante Natal Care dan Kehamilan
Menurut Kemenkes RI (2013) Kehamilan merupakan suatu
peristiwa/ masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal 280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari) dihitung triwulan/trimester
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester ke-2 dari bulan ke-
4 sampai 6 bulan, triwulan ke -3 dari bulan ke-7 sampai ke-9. Kehamilan
merupakan proses dimana bertemunya sel telur dan sel sperma (konsepsi)
yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan psikologis (Kemenkes RI,
2016).
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil
secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini
meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan
dan intervensi dasar yang dilakukan (Manuaba, 2010). Menurut Bobak
(2015) Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat
selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas serta megusahakan bayi
yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko- resiko
kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaanyang optimal terhadap
kehamilan.
ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukkan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim/pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Samita, 2018).

B. Tujuan ANC
Menurut Ketut Suarayasa (2020) tujuan asuhan Antenatal Care
(ANC) adalah sebagai berikut :
1. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial,
pada ibu dan bayi.
3. Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara
umum yaitu pembedahan dan kebidanan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
Menurut Yuanita Syaiful (2019) tujuan dilakukannya Antenatal Care
adalah :
1. Membangun rasa saling percaya antar klien dan petugas kesehatan.
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya.
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan
kehamilannya.
4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi serta
penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan
nifas.
5. Memberikan pendidikan dan nasihat – nasihat kesehatan yang
diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan, persalinan, nifas,
laktasi, merawat bayi dan keluarga berencana.
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungya
(menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak).
7. Menyiapkan fisik dan mental ibu dengan sebaiknya serta
menyelamatkan ibu dan anak selama masa kehamilan, persalinan,
dan nifas guna tetap sehat dan normal.
Target yang harus dicapai dalam antenatal care adalah :
1. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurangnya harus sehat.

2. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dan diobati


secara dini.

3. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi dilahirkan dengan kondisi


sehat fisik maupun mental.

C. Jadwal Pemeriksaan ANC


Menurut Tuti Ekasari (2019), sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui
terlambat haid.
b. Pemeriksaan Ulang
1) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan
2) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
3) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi
persalinan
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) 1 Kali pada trimester ke 1 (0-12 minggu)
2) 1 Kali pada trimester ke 2 (13-28 minggu)
3) 2 Kali pada trimester ke 3 (>28 minggu sampai kelahiran)
Program kesehatan ibu di indonesia menganjurkan agar ibu hamil
Melakukan paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan
selama kehamilan. Selain untuk ibu hamil sebaiknya melakukan
kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut :
1. Kunjungan 1 /K1 (Trimester 1)
K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang
pertama kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang
ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat datang haid
sekurang-kurangnya satu bulan. K1 dibedakan menjadi 2 yaitu K1
murni (kunjungan pertama kali dilakukan pada waktu trimester satu
kehamilan) dan K1 akses (kunjungan pertama kali diluar trimester satu
selama masa kehamilan, dilakukan di trimester II maupun di trimester
III). Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada peawatan antenatal
adalah sebagai berikut:
a. Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.
b. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
c. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin.
d. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
e. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. Pada
kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenalis faktor
risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya,
perencanaan tempat persalinan, juga perawatan bayi dan
menyusui. Informasi yang diberikan sebagai berikut :
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih
dijaga karena selama kehamilan terjadi peningkatan sekret
vagina.
3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi.
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga
kesehatan.
5) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan
kebiasaannya. Cakupan K1 dibawah 70% (dibanding jumlah
sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan
keterjangkauan pelayanan antenatal yang rendah, yang
mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum cukup
aktif. Rendahnya K1 menunjukan bahwa akses petugas kepada
ibu masih perlu ditingkatkan.

2. Kunjungan 2 (Trimester II)


Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali.
menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawat daruratan
obstetrik yang berbeda-beda dalam rentang yang cukup luas, maka
perlu dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada trimester II, ibu
hamil diajurkan periksa kehamilan 1 bulan sekali sampai umur
kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di
trimester II ialah sebagai berikut:
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b. Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.
c. Mengulang perencanaan persalinan.

3. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III)


Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika
klien tidak mengalami keluhan yang membahayakan dirinya dan atau
kandungannya sehingga membutuhkan tindakan segera. Rancangan
pemeriksaan meliputi anamnesa terhadap keadaan normal dan keluhan
ibu hamil trimester III, pemeriksaan fisik (umum, khusus, dan tambahan
pada bulan ke-9 dilakukan pemeriksaan setiap minggu). Kelahiran
dapat terjadi setiap waktu oleh karena itu perlu diberikan petunjuk
kapan harus datang ke rumah sakit. Jadwal kunjungan ulang selama
hamil trimester III adalah setiap dua minggu dan sesudah 36 minggu
setiap satu minggu. Tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan
trimester III yaitu :
a. Mengenali adanya kelainan letak.
b. Memantapkan rencana persalinan.
c. Mengenali tanda-tanda persalinan.
Pertolongan pertama atau penanganan kegawatdaruratan
obstetri neonatal merupakan komponen penting dan bagian tak
terpisahkandari pelayanan maternitas di setiap tingkat pelayanan. Bila
hal tersebut dapat diwujudkan maka angka kematian ibu dapat
diturunkan. Persalinan sesungguhnya merupakan hal fisiologis yang
terjadi pada wanita. Namun, proses normal dalam daur hidup wanita ini
(persalinan) dapat berubah menjadi komplikasi dan mengalami ketidak
lancaran persalinan apabila ditemui komplikasi penyakit atau kelainan
mekanis baik dari bayi maupun ibu dan perubahan psikologis ibu
karena kurang siap dalam menghadapi persalin. Kelancaran persalinan
sangat tergantung faktor mental dan fisik ibu. Faktor fisik berkaitan
dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi.
Sedangkan faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu, terutama
kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas bisa saja
persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan
mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama
persalinan.
Oleh karena itulah pembangunan pola pikir pada ibu hamil
terutama ibu primigravida untuk menyambut kehamilannya dan
menjalani kehamilannya dengan bahagia untuk menekan kecemasan
dan tingkat stress yang dapat mempengaruhi kelancaran persalinan
sejak awal kehamilan sangat diperlukan. Dengan pendidikan
kesehatan, pemeriksaan dan informasi yang diberikan selama
kehamilan diharapkan ibu dapat melewati persalinannya dengan
psikologis yang stabil sehingga mampu memperlancar persalinannya.
Hal ini menunjukan pentingnya ANC. Ketepatan kunjungan pertama
menentukan kepatuhan ibu untuk kunjungan selanjutnya. Penilaian
klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak
pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara
optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada
setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan menganalisis
data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis, pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterin, dan ada tidaknya
masalah atau komplikasi, serta kunjungan berikutnya agar proses
persalinan dapat dilalui tanpa 24 komplikasi. Untuk itulah ketepatan
kunjungan ANC memegang peranan penting dalam persiapan
persalinan untuk mencapai kelancaran persalinan. Dapat dikatakan
bahwa wanita hamil mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi dan
harus mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas.
Bahkan wanita yang digolongkan dalam risiko rendah bisa saja
mengalami komplikasi.

D. Standar Pelayanan ANC


Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal
dengan standar pelayanan minimal “10 T” yang terdiri dari:
1. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Pengukuran ini dilakukan untuk memantau perkembangan tubuh
ibu hamil. Hasil ukur juga dapat dipergunakan sebagai acuan apabila
terjadi sesuatu pada kehamilan, seperti bengkak, kehamilan kembar,
hingga kehamilan dengan obesitas. Penambahan berat badan pada
trimester I berkisar 0,5 kg setiap bulan. Trimester II-III, kenaikan berat
badan bisa mencapai 0,5 kg setiap minggu. Pada akhir kehamilan,
pertambahan berat badan berjumlah sekitar 20-90 kg dari berat badan
sebelum hamil.
2. Pemeriksaan Tekanan Darah
Selama pemeriksaan antenatal, pengukuran tekanan darah atau
tensi selalu dilakukan secara rutin. Tekanan darah yang normal berada
di angka 110/80-140/90mmHg, gangguan kehamilan seperti pre-
eklampsia dan eklampsia mengancam kehamilan karena tekanan darah
tinggi.
3. Pemerikaaan Tinggi Fundus Uteri (puncak uteri)
Tujuan pemeriksaan puncak Rahim adalah untuk menentukan
usia kehamilan. Tinggi puncak rahim dalam sentimeter (cm) akan
disesuaikan dengan minggu usia kehamilan. Pengukuran normal
diharapkan sesuai dengan table ukuran fundus uteri sesuai usia
kehamilan dan toleransi perbedaan ukuran ialah 1-2 cm. Namun, jika
perbedaan lebih kecil 2 cm dari umur kehamilan, kemungkinan ada
gangguan pada pertumbuhan janin.
4. Skrining Stasus Imunisasi Tetanus dan Pemberian Imunisasi
Tetanus Toksoid (TT)
Pemberian imunisasi harus didahului dengan skrining untuk
mengetahui dosis dan status imunisasi tetanus toksoid yang telah
diperoleh sebelumnya. Pemeberian imunisasi TT cukup efektif apabila
dilakukan minimal 2 kali dengan jarak 4 minggu.
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerah-merahan
dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikkan. Ini akan
sembuh tanpa pengobatan.

Tabel Imunisasi TT

5. Pemberian Tablet Zat Besi


Pada umumnya, zat besi yang akan diberikan berjumlah minimal
90 tablet dan maksimal satu tablet setiap hari selama kehamilan.
Hindari meminum tablet zat besi dengan kopi atau teh agar tidak
mengganggu penyerapan. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk
memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa
kehamilan kebutuhannya meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.
6. Tetapkan Status Gizi
Pengukuran ini merupakan satu cara untuk mendeteksi dini
adanya kekurangan gizi saat hamil. Jika kekurangan nutrisi, penyaluran
gizi ke janin akan berkurang dan mengakibatkan pertumbuhan
terhambat juga potensi bayi lahir dengan berat rendah. Cara
pengukuran ini dilakukan dengan pita ukur mengukur jarak pangkal
bahu keujung siku, dan lingkar lengan atas (LILA).
7. Tes Laboraturium (Rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboraturium terdiri dari pemeriksaan kadar HB,
golongan darah dan rhesus, tes HIV juga penyakit menular seksual
lainnya, rapid test untuk malaria. Penanganan lebih baik tentu sangat
bermanfaat bagi proses kehamilan.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada saat antenatal
tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya
untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu
diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester I dan sekali pada trimester III.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut
menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil pada
trimester II dilakukan atas indikasi.
c. Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan
pada trimester II dan III atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui adanya protein uria pada ibu hamil. Protein uria
merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsi pada ibu
hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal
sekali pada trimester I, sekali pada trimester II dan sekali pada
trimester III.
e. Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu hamil didaerah endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada kunjungan
pertama antenatal. Ibu hamil di daerah non endemis malaria
dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.
f. Pemeriksaan HIV
Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan kesemua
ibu hamil secara inklusif dengan pemeriksaan laboratorium rutin
lainnya didaerah epidemi meluas dan terkonsentrasi dan didaerah
epidemi HIV rendah penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan
diprioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB. Teknik
penawaran ini disebut Provider Initiated Testing And Counselling
(PITC) atau tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayan Kesehatan
(TIPK).
g. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai
menderita tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi
tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.
8. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memantau,
mendeteksi, dan menghindarkan faktor risiko kematian prenatal yang
disebabkan oleh hipoksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan
infeksi. Pemeriksaan denyut jantung sendiri biasanya dapat dilakukan
pada usia kehamilan 16 minggu.
9. Tatalaksana Kasus
Ibu hamil berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang memiliki
tenaga kesehatan yang kompeten, serta perlengkapan yang memadai
untuk penanganan lebih lanjut dirumah sakit rujukan. Apabila terjadi
sesuatu hal yang dapat membahayakan kehamilan, anda akan
menerima penawaran untuk segera mendapatkan tatalaksana kasus.
10. Temu Wicara Persiapan Rujukan
Temu wicara dilakukan setiap kali kunjungan. Biasanya, bias
berupa konsultasi, persiapan rujukan dan anamnesa yang meliputi
informasi biodata, riwayat menstruasi, kesehatan, kehamilan,
persalinan, nifas, dan lain-lain. Temu wicara atau konsultasi dapat
membantu untuk menentukan pilihan yang tepat dalam perencanaan,
pencegahan komplikasi, dan juga persalinan. Pelayanaan ini juga
diperlukan untuk menyepakati segala rencana
kelahiran,rujukan,mendaptkan bimbingan soal mempersiapkan asuhan
bayi, serta anjuran pemakaian KB pasca melahirkan.

E. Tanda dan Gejala Kehamilan


Tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi 3 bagian,yaitu:
1. Tanda tidak pasti hamil
a. Amenore (tidak haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid
lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan akan menjadi lebih mudah, dengan memakai rumus
Neagele rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28
hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Caranya yaitu tanggal
hari pertama mestruasi terakhir ditambah 7 dan bulan dikurangi 3.
b. Mual dan muntah
Bisa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut morning
sickness.
c. Mengidam (ingin makan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, Akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e. Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, Tetapi
setelah itu nafsu makan timbul lagi.

f. Mamae menjadi tegang dan membesar


Keadaan ini disebabkan pengaruh hormone estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
g. Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada
triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gelaja ini kembali
karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
h. Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus usus menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk
buang air besar.
i. Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna
lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut
bagian bawah.
j. Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggiva (egusi berdarah). Sering terjadi
pada triwulan pertama.
k. Varises (pemekaran vena-vena)
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Penambahan pembuluh darah
ini terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.
2. Tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan
mulai pembesaran perut.
b. Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar
dan bentuknya makin lama makin bundar.

c. Tanda hegar
Konsitensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah hismus. Pada minggu-minggu pertama hismus
uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofiismus pada
triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih
lunak
d. Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,
vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh
pengaruh hormon estrogen.
e. Tanda piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran tidak
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini
menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga
menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
f. Tanda Braxton-Hicks Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
Tanda
khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang
membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri,
tanda Braxton-hicks tidak ditemukan.
g. Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda
adanya janin di dalam uterus.
h. Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya hormone
chorionigonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing
pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu
menemukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
3. Tanda pasti hamil
a. Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian
bagian janin.
b. Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4) Dilihat pada untrasonograf
c. Diagnosa banding Kehamilan
Diagnosa banding kehamilan meliputi:
1) Hamil palsu
Dijumpai tanda dugaan hamil tetapi dengan pemeriksaan alat
canggih dan tes biologis tidak menunjukkan kehamilan.
2) Tumor kandungan atau mioma uteri
Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda hamil,
bentuk pembesaran tidak merata dan perdarahan banyak saat
menstruasi.
3) Kista ovarium
Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda hamil,
datang bulan terus berlangsung, lamanya perbesaran perut
dapat melampaui umur kehamilan dan pemeriksaan tes biolgis
kehamilan dengan tes negatif.
4) Hematometra
Terlambat datang bulan dapt melampaui umur kehamilan, perut
terasa sakit setiap bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim,
tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukkan hasil yang
positif.

F. Keluhan Selama Kehamilan


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana
pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya.
Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada trimester I (usia kehamilan 1-13 minggu)
a. Mual dan muntah : terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang
menjelang tengah hari (morning sickness)
b. Perasaan neg atau mual: terutama bila mencium bau yang
menyengat
c. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena
adanya gangguan keseimbangan perut kosong.
d. Sering kencing : karena tekanan uterus yang membesar dan
menekan pada kandung kencing
e. Keputihan: pengaruh peningkatan hormone kehamilan (estrogen
dan progesterone) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina
f. Pengeluaran darah pervagina : bila terjadi perdarahan pervagina
perlu diwaspadai adanya abortus
g. Perut membesar
2. Keluhan pada trimester II (usia kehamilan 14-26 minggu)
Pada masa ini keluhan bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila
ada ibu masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu
diwaspadai kemungkinan adanya factor psikologis. Pada triwulan ini
sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya, perasaan
ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I
sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merasakan
gerakan bayi, terdengar DJJ melalui alat dropler atau melihat gambar 0
posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman
untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan
berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 27-40 minggu).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat
menunjukan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%
b. Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan
rujukan kemungkinan adanya hipertensi.
c. Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah
satu gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III
perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang)
d. Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervagina
perlu dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta
e. Keluar cairan ditempat tidur pada siang atau malam hari,bukan
pada saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
f. Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat
masuknya kepala ke pintu atas panggul.
g. Psikologis : kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi
G. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang terjadi selama kehamilan atau selama periode antenatal.
Dengan dilakukannya pemeriksaan kehamilan, diharapkan ibu hamil dapat
meningkatkan kewaspadaan serta memiliki kesiapan baik fisik, mental,
maupun finansial untuk menghadapi kegawatdaruratan yang dapat timbul
kapan saja. Berikut merupakan tanda-tanda bahaya kehamilan selama
periode antenatal yang perlu ibu hamil ketahui, yaitu:
1. Perdarahan Pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang
berwarna merah, pendarahan yang banyak, atau perdarahan dengan
nyeri. Bila menemukan adanya pengeluaran darah pada trimester awal
kehamilan, dapat dicurigai bahwa ibu mengalami keguguran atau
abortus. Selain abortus, perdarahan pervaginam dapat juga
menandakan adanya kehamilan diluar rahim atau kehamilan anggur
(mola hidatidosa
a. Keguguran (Abortus)
Berikut merupakan jenis-jenis abortus:
1) Abortus imminens (Threatened)
Pada abortus imminens dapat atau tanpa disertai dengan rasa
mulas ringan seperti pada waktu mestruasi dan rasa nyeri pada
pinggang. Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya
sedikit, namun hal tersebut bisa berlangsung beberapa hari
atau minggu.
2) Abortus Insipiens (Inevitable)
Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi
ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya
pembukaan serviks. Keadaan ini disertai rasa nyeri perut
bagian bawah atau nyerik kolik uterus yang hebat.
3) Abortus inkompletus (Incomplete)
Abortus inkompletus merupakan pengeluran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih
ada sisa yang tertinggal dalam uterus.
4) Abortus kompletus (Complete)
Pada kejadian abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan. Pada penderita ditemukan sedikit perdarahan,
ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.
5) Missed abortion Missed abortion adalah suatu kematian janin
yang berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin tersebut tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
6) Abortus habitualis (Habitual abortion)
Abortus habitualis yaitu abortus spontan yang terjadi berturut-
turut tiga kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sulit
untuk menjadi hamil namun kehamilannya berakhir sebelum 28
minggu.
2. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang terjadi selama kehamilan merupakan
suatuketidaknyamanan yang wajar dalam kehamilan. Keadaan tersebut
bisa terjadi selama kehamilan karena sang ibu tengah mengalami
anemia atau kekurangan darah. Bila hal ini terjadi, diharapkan sang ibu
meningkatkan asupan makanan yang banyak mengandung zat besi
seperti daging sapi, hati sapi, buah bit, dan sayuran hijau. Selain itu
bisa dilanjutkan dengan konsumsi tablet Fe secara rutin. Namun
apabila sakit kepala dirasa semakin berat seperti ditusuk-tusuk dan
berat dibagian belakang kepala serta diikuti dengan penglihatan yang
kabur, bengkak pada tangan dan wajah, nyeri ulu hati, serta tekanan
darah tinggi maka sang ibu dapat waspada karena kumpulan gejala
tersebut menandakan preeklamsia. Sehingga sang ibu dapat segera
untuk menghubungi dokter atau menuju pusat pelayanan kesehatan.
Upaya pencegahan sakit kepala yang berlebihan.

3. Pre Eklamsia dan Eklamsia


Pre eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah
140/90 mmHg pada kehamilan usia 20 minggu. Eklampsia apabila
ditemukan gejala seperti kejang pada penderita pre eklampsia yang
disertai dengan koma.
4. Bengkak Pada Muka dan Tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada
muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan
keluhan fisik yang lai. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal
jantung, atau pre eklamsia.Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada
wanita hamilmempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan
kelebihan cairan dan membuat kulit di kaki bagian bawah meregang,
terlihat mengkilat, tegang, dan sangat tertarik. Kram kaki juga sering
terjadi di malam hari ketika tidur. Kram pada kaki biasanya
dihubungkan dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan
sirkulasi.
5. Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
jiwa keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap, dan tidak
hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan
ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan pre term, gastritis,
penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi
saluran kemih atau infeksi lainnya.
6. Bayi Kurang Bergerak
Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada usia kehamilan 14-
16minggu. Gerakan yang awalnya terasa seperti getaran, lalu lama-
kelamaan semakin terasa seperti tendangan atau sikutan. Jika dalam
keadaan tidur maka gerakannya bayi akan melemah. Selain itu
kekurangan oksigen pada bayi di dalam kandungan juga dapat
menyebabkan berkurangnya gerakan dari bayi. Bayi bergerak minimal
3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau sedang beristirahat. Terdapat
sebuah teknik yang memudahkan sang ibu untuk menghitung
pergerakan janin yaitu dengan cara memasukkan satu koin dalam
kaleng setiap kali janin terasa bergerak.
7. Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah pada pagi merupakan suatu gejala yang
seringditemukan pada kehamilan trimester I. Perasaan mual ini dapat
terjadi akibat meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam
serum. Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah berlebihan (>7 kali
dalam sehari) maka disebut dengan hiperemesis gravidarum. Apabila
keadaan tersebut disertai dengan kondisi ibu yang lemah, tidak selera
makan, penurunan berat badan, dan nyeri ulu hati kemungkinan
merupakan suatu tanda ibu hamil mengalami penyakit berat.
Pemberian cairan infus merupakan suatu tindakan yang dapat menjadi
pertolongan pertama bagi ibu hamil, sebab jika ibu hamil mengalami
kekurangan cairan akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan bayinya.
8. Selaput Kelopak Mata Pucat
Pada ibu hamil yang mengalami kelopak mata yang menonjol,jemari
gemetaran, sering berdebar-debar, dan panas dan banyak keringat,
serta tampak pembengkakan di batang leher bagian depan merupakan
gejala ibu hamil yang mengalami anemia. Anemia dalam kehamilan
sering terjadi karena volume darah meningkat 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat
lebih cepat daripada sel-sel nya. Hal ini dapat mengakibatkan
penurunan hematocrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah
dalam darah). Sehingga penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.
9. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda-tanda persalinan. Kejadian ketuban pecah dini bisa disebabkan
karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan
intra uteri, bisa juga berasal dari infeksi pada vagina serviks sehingga
dapat mengakibatkan persalinan pre term dan infeksi pada bayi. Cairan
ketuban yang keluar umumnya tidak berwarna dan tidak berbau pesing.
H. Upaya Pencegahan
1. Tidak Mengangkat Beban Berat
Ibu hamil terutama ibu hamil trimester pertama tidak diperbolehkan
untuk mengangkat beban yang berat hal itu dikarenakan saat
mengangkat beban berat, otot perut akan ikut bekerja. Akibatnya saat
otot perut digunakan untuk mengangkat beban berat, janin bisa terlepas
dari dinding Rahim karena otot dinding rahim mengalami peregangan.
2. Hindari Naik Turun Tangga
Kegiatan fisik pada saat kehamilan tetap boleh dilakukan, akan tetapi
tetap untuk memperhatikan keseimbangan dan toleran dalam
pekerjaannya. Terlalu sering melakukan kegiatan fisik seperti naik turun
tangga akan menyebabkan resiko kram pada kaki. Selain itu dapat juga
menyebabkan kelelahan pada ibu hamil serta dapat menambah resiko
terpeleset atau terjatuh dari tangga. Keadaan ini juga berbahaya bagi
ibu maupun janin karena bisa menyebabkan perdarahan bahkan
keguguran
3. Pekerjaan dan Gerak Badan Ibu hamil
Masih diperbolehkan untuk bekerja asalkan bersifat ringan. Kelelahan
pada ibu hamil harus dicegah sehingga harus diselingi dengan istirahat.
Istirahat yang diperlukan 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada sing
hari meskipun hanya berbaring.
4. Hindari Rokok dan Asap Rokok
Pada wanita yang sedang mengalami masa kehamilan lebih baik untuk
tidak merokok dan menjauh dari paparan asap rokok. Asap rokok yang
dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima
kali lebih lebih banyak mengandung monoksida Tidak hanya itu saja,
zat nikotin yang terdapat pada rokok juga bisa menyebabkan janin yang
dikandung oleh ibu hamil dapat terlepas dari dinding rahim ibu hamil.
5. Hindari Alkohol
Alkohol merupakan minuman keras dan memiliki dosis tinggi. Sifat
alkohol yang panas sangat tidak cocok untuk janin di dalam rahim.
6. Pakaian
Pada saat kehamilan sangat disarankan untuk menghindari pakaian
ketat. Terutama pakaian yang mengikat perut terlalu kencang dapat
menyebabkan kondisi rahim tertekan, jika rahim tertekan resiko janin
untuk keguguran dan keluar dari Rahim pun semakin besar. Selain itu,
wanita dianjurkan menggunakan bra yang menyokong payudara dan
memakai sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi, karena berat
wanita hamil berubah. Pakaian dalam yang dikenakan harus selalu
bersih dan dianjurkan pula memakai pakaian dari bahan katun yang
dapat menyerap keringat. Pakaian dalam harus selalu kering dan harus
sering diganti sehingga dapat meminimalisir jamur di sekitar vagina.
7. Membatasi Kafein
Pada perempuan yang sedang hamil disarankan untuk tidak
mengkonsumsi kafein. Mengkonsumsi kafein selama hamil dapat
mengubah detak jantung bayi dan mengurangi kalsium serta air dalam
tubuh. Selain itu kafein juga dapat meningkatkan hormone stress yang
menyebabkan pembuluh darah menyempit. Hal ini akan mengurangi
oksigen dan nutrisi yang masuk bagi janin yang dikandung.
8. Konsumsi Tablet Fe
Pencegahan anemia bisa dilakukan dengan pemberian tablet
Fe/tambah darah oleh petugas kesehatan baik bidan dan dokter setiap
dua minggu sekali. Apabila ibu hamil tidak melakukan ANC /
pemeriksaan kehamilan maka ibu hamil tersebut tidak akan
mendapatkan tablet Fe. Ibu hamil yang kurang mengkonsumsi tablet Fe
mempunyai risiko 2,429 kali lebih besar untuk mengalami anemia
dibandingkan dengan yang mengkonsumsi tablet Fe.
II. ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL CARE
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
a. Data Ibu (Istri)
b. Data Suami
2. Riwayat Obstetri yang lalu
3. Riwayat Obstetri Saat ini
a. Kunjungan ke: Kunjungan pertama/kunjungan ulang/kunjungan
rutin
b. Alasan Kunjungan :
c. Keluhan : Keluhan yang dirasakan ibu
d. Riwayat Kehamilan (G : ........... P : ............ A : ............... )
TM I, TM II berapa kali, keluhan dan terapi dan TM III.
Hasil test kehamilan (jika dilakukan) tanggal dan jam
e. HPHT : Kaji kapan hari pertama haid terakhir
f. TP : Kaji tafsiran persalinan klien
g. Usia Kehamilan : Kapan usia kehamilan klien
h. Pergerakan janin pertama kali : Kaji pertama kali fetus dirasakan
bisanya terjadi pada trimester II
i. Kebiasaan Saat Hamil
1) Makanan : Kaji pola makan dan minum sebelum hamil dan
selama hamil. Perubahan makna yang dialami (ngidam, nafsu
makan)
2) Obat-obatan/jamu : Kaji adakah klien mengkonsumsi obat-
obatan dan jamu selama kehamilan
3) Merokok : Kaji apakah klien merokok karenan dapat
membahayakan kondisi janin mengakibakan abortus, kematian
perinatal dan retardasi pertumbuhan janin
j. Imunisasi TT : Kaji berapa kali klien melakukan imunisasi TT
4. Riwayat Reproduksi dan Ginekologi
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : Kaji haid pertama kali pada masa remaja
2) Siklus : Kaji apakah siklus haid klien teratur atau tidak
3) Lamanya : Kaji lamanya haid <1 minggu atau > 1 minggu
4) Keluhan : Kaji adanya keluhan selama haid seperti
keputihan, gatal pada daerah vagina dan nyeri setah haid
b. Riwayat Ginekologi
1) Penyakit yang pernah diderita : Kaji adakah penyakit yang
pernah dialami klien
2) Keluhan: Kaji keluhan yang dirasakan
c. Riwayat KB
1) Jenis KB yang pernah digunakan : Adakah riwayat
penggunakan kontrasepsi
2) Lamanya : Berapa lama penggunaan kontrasepsi di gunakan
3) Keluhan: Adakah keluhan yang dirasakan selama penggunaan
alat kontrasepsi
4) Terakhir menggunakan KB : Kaji terkahir kali klien
menggunakan alat kontrasepsi
5) Alasan berhenti : kapan klien terakhir menggunakan alat
kontrasepsi
5. Pengkajian Pola Kesehatan
a. Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
Apakah terjadi gangguan kenyamanan selama kehamilan?
Bagaimana cara mengatasinya? Apa yang diharapkan dari perawat
untuk mengatasi kenyamanan tersebut, bagimana perawatan kulit
klien? Bagaimna pendapat klien mengenai kehamilannya saat ini?
Bagaimna pengetahuan klien terkait pemeliharaan hewan di rumah
(kucing)?
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
Apa yang ibu ketahui tentang BB?, Adakah perubahan makan?,
Adakah pantangan makanan?, Adalah keluhan mual dan muntah?,
Apa makan utama?, Adalah diiet ibu (komposisi dan persepsi ibu
tentang dietnya).
c. Pola Eliminasi
Adakah perubahan BAB atau BAK dan berapa kali BAB atau BAK
dan apakah mneggunakna obat pencahar ? perbedaan BAB dan
BAK sebelum hamil dan selama hamil, kaji BAB dan BAK terkait
(konsistensi, jumlah dan warna), minuman apa yang disukai dan
tidak disukai? Seberapa banyak klien minum?
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Apakah ada perubahan pernapasan? Bagaimana cara klien
mengatasinya? Bagaiman aktititas sehari-hari dilakukan oleh klien
selama hamil? Adakah sesak yang dirasaka klien jika beraktivitas?
Adakan kelihan mudah letih, kesulitan retang jalan dan bagai cara
klien mengatasinya.
e. Pola Tidur dan Istirahat
Adakah gangguan pola tidur yang dirasakan oleh klien selama
hamil? (seperti sesak), bagaimana posisi klien jika tidur? Berapa
lama ibu istirahat tidur?
f. Pola Persepsi dan Kognitif
Adakah gangguan penglihatan? Seberapa jauh gangguan tersebut?
Adakah alat bantu yang digunakan.
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Bagaimana perasan klien dengan kehamilannya saat ini (seperti
perubahan BB).
h. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
Bagaiman dukungan keluarga selama kehamilan klien ?
i. Pola Reproduksi dan Seksualitas
Apakah ada perubahan seksual? Bagaiman hubungan dengan
suami?
j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
Apakah klien mudah tersinggung, marah, kecewa ? dan apa
tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya.
k. Pola Sistem Nilai Kepercayaan
Adakah kepercayaan klien yang bertentangan dengan kesehatan
6. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital :
Suhu tubuh : 36,5-37,5oC
Tekanan darah : 110/80-130/90mmHg
Denyut nadi : 80-100x/m
Frekuensi pernapasan : 16-24x/m
b. Berat Badan/ Tinggi Badan
Dalam kehamilan normal hingga aterm terjadi peningkatan BB 10-
12 kg, lingkar lengan atas >23,5 cm
7. Pemeriksaan Fisik Sistematis
a. Kepala : Warna rambut, adakah lesi dan kebersihan
kulit dan rambut
Finger print : Kembali < 2dtk atau > 2 dtk
b. Wajah : Pigmentasi muka (kloasma grafidarum)
c. Mata : Adakah cekung
Palpebra : Adakah edema
Sclera : Adakah ikterik
Conjungtiva : Adakah anemis
Tekanan Intra Okuler: Adakah peningkatan atau tidak
d. Telinga : Adakah serumen atau tidak
e. Mulut : Bersih atau tidak (gigi dan lidah)
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe dan vena jugularis
g. Dada : Adakah pembesaran payudarah kiri dan kanan,
dada simetri atau tidak, papila mamae menonjol atau tidak, adakah
benjolan/tumor, adakah pengeluaran cairan pada mamae, adakah
strie atau tidak, bagaimana kebersihannya?
h. Abdomen : Adakah pembesaran atau tidak, adakah lines
alba atau tidak, linea nigra ada atau tidak, adakah bekas luka
oprasi, adakah strie livide, adakah albican ?
i. Palpasi abdomen dengan Leopold :
Leopold I : Untuk mengetahui TFU dan teraba apa di fundus
Leopold II : Untuk mengetahui letak punggung dan bagian terkecil
janin
Leopold III : Untuk mngetahui bagian terbawa janin apakah sudah
masuk PAP
Leopold IV : Seberapa besar bagian terbawa janin masuk PAP
Punctum maximum : Auskultasi menentukan area letak detak
jantung janin (puka/puki)
DJJ :100-180x/m teratur atau tidak
j. Genitalia : Keadaan perineum :utuh /ada bekas luka parut atau
tidak, warna vulva : Kemerahan atau merah kebiruan, adakan
pembengkakan kelanjar bartolini, adakah odema,
k. Anus : Tidak ada hemoroid
l. Ekstremitas
Refleks bisep : Ada/tidak
Refleks trisep : Ada/tidak
Refleks kuadrisep : Ada/tidak
m. Punggung
Bentuk tulang belakang: Tampak seperti (lordosis/kyphosis/scoliosis)
Nyeri ketuk ginjal: Ada/tidak.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien (D.0019)
2. Gangguan rasa nyaman b/d gangguan adaptasi kehamilan (D.0074)
3. Gangguan citra tubuh b/d perubahan fungsi tubuh (D.0083)
4. Gangguan eliminasi urin b/d penurunan kapasitas kandung kemih
(D.0040)
5. Ansietas b/d ancaman terhadap konsep diri (D.0080)
6. Pola napas tidak efektif b/d depresi pusat pernapasan (D.0005)
7. Resiko konstipasi (D.0052)
C. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA SLKI SIKI
1. Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen Nutrisi (I.03119)
ketidakmampuan keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
mengabsorbsi nutrien diharapkan Status Nutrisi ● identifikasi status nutrisi
(D.0019) membaik dengan kriteria hasil : ● Monitor asupan makanan
1. Porsi makanan yang Terapeutik :
dihabiskan meningkat ● Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu.
2. Berat badan membaik ● Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
3. Indeks massa tubuh konstipasi.
membaik ● Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.
4. Nafsu makan membaik Edukasi :
(L.03030) ● Anjurkan posisi duduk, jika mampu
● Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
● Kolaborasi pemberian medikasi sebelum.
● Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.

2. Konseling Nutrisi (I.03094)


Observasi :
● Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan
yang akan diubah.
● Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara reguler.
● Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin,
tekanan darah, kenaikan berat badan, dan
kebiasaan membeli makanan
Terapeutik :
● Bina hubungan terapeutik
● Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam
mengevaluasi kecukupan asupan makanan.
● Pertimbangkan faktor – faktor yang mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan gizi (misal usia, tahap
pertumbuhan dan perkembangan, penyakit).
Edukasi :
● Informasikan perlunya modifikasi diet (misal
penurunan atau penambahan berat badan,
pembatasan natrium dan cairan, pengurangan
kolesterol)
● Jelaskan program gizi dan persepsi pasien
terhadap diet yang diprogramkan.
Kolaborasi
● Rujuk pada ahli gizi, jika perlu.

2. Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Perawatan Kehamilan (I.14561)


nyaman b/d gangguan keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
adaptasi kehamilan diharapkan Status ● Monitor tanda – tanda vital
(D.0074) Kenyamanan meningkat ● Timbang berat badan
dengan kriteria hasil : ● Ukur tinggi fundus uteri
● Keluhan tidak nyaman ● Periksa gerakan janin
menurun ● Periksa denyut jantung janin
● Gelisah menurun Terapeutik :
● Rileks meningkat ● Pertahankan postur tubuh yang benar.
(L.08064) ● Lakukan perawatan kebersihan gigi dan mulut
secara teratur.
● Jaga kuku tetap pendek dan bersih.
● Jaga kebersihan vulva dan vagina.
● Tinggikan kaki saat istirahat.
● Berikan kompres hangat dan dingin pada
punggung.
● Libatkan keluarga untuk pemeberian dukungan.
Edukasi :
● Anjurkan menghindari kelelahan.
● Anjurkan menggunakan pakaian dalam berbahan
katun dan tidak ketat.
● Anjurkan menggunakan bra yang menyokong.
● Ajarkan teknik relaksasi.
Kolaborasi :
● Kolaborasi pemeriksaan USG.
● Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (misal Hb,
protein, glukosa).
● Rujuk jika mengalami masalah atau penyulit
kehamilan.

3. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan 1.Promosi Citra Tubuh(I.09305)


b/d perubahan fungsi keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
tubuh (D.0083) diharapkan Citra Tubuh ● Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
meningkat dengan kriteria hasil perkembangan.
: ● Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur
● Melihat bagian tubuh terkait citra tubuh.
meningkat ● Identifikasi perubahan citra tubuh yang
● Menyentuh bagian mengakibatkan isolasi sosial.
tubuh meningkat ● Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri
● Verbalisasi perasaan sendiri.
negatif tentang ● Monitor apakah pasien bila melihat bagian tubuh
perubahan tubuh yang berubah.
menurun Teraupetik :
(L.09067) ● Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya.
● Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap
harga diri.
● Diskusikan cara mengembangkan harapan citra
tubuh secara realistis.
● Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang
perubahan citra tubuh.
Edukasi :
● Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh.
● Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap
citra tubuh.
● Latih fungsi tubuh yang dimiliki.
● Latih peningkatan penampilan (misal berdandan).

4. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen Eliminasi Urine (I.04152)


urin b/d penurunan keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
kapasitas kandung kemih diharapkan ● Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
(D.0040) Eliminasi Urine membaik inkontinesia urine.
dengan kriteria hasil : ● Monitor eliminasi urine (misal frekuensi, konsistensi,
● Sensasi berkemih aroma, volume, dan warna).
meningkat Terapeutik :
● Frekuensi BAK ● Catat waktu – waktu dan haluaran berkemih.
membaik Edukasi :
(L.04034) ● Ajakan mengukur asupan cairan dan haluaran
urine.
● Ajarkan mengenai tanda berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih.
● Ajarkan terapi modalitas penguat otot – otot
panggul/ berkemih.
● Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi.
● Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur.
Kolaborasi :
● Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika
perlu.
5. Ansietas b/d ancaman Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (I.09314)
terhadap konsep diri keperawatan selama 3x8 jam Observasi :
(D.0080) diharapkan Tingkat Ansietas ● Identifikasi saat tingkat ansietas berubah.
(L.09093) : ● Monitor tanda – tanda ansietas (verbal dan non verbal).
● Verbalisasi khawatir akibat Terapeutik :
kondisi yang dihadapi ● Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
menurun. kepercayaan.
● Perilaku gelisah menurun. ● Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
● Perasaantidak mampu memungkinkan.
melakukan apapun ● Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan.
menurun Edukasi :
● Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika
perlu.
● Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi.
● Latih teknik relaksasi.

6. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen (I.01026)
b/d depresi pusat keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
pernapasan (D.0005) diharapkan ● Monitor kecepatan aliran oksigen.
Pola Napas membaik dengan ● Monitor posisi alat terapi oksigen.
kriteria hasil : ● Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan
● Frekuensi pernapasan fraksi yang diberikan cukup.
pasien membaik ● Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen.
● Penggunaan otot bantu ● Monitor tanda – tanda hipoventilasi.
napas menurun Terapeutik
● Dispnea menurun ● Pertahankan kepatenan jalan napas.
(L.01004) ● Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen.
● Berikan oksigen tambahan, jika perlu.
Edukasi :
● Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen di rumah
Kolaborasi :
● Kolaborasi penggunaaan oksigen saat aktivitas
atau tidur.
● Kolaborasi penentuan dosis oksigen.

7. Resiko konstipasi b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Eliminasi Fekal (I.04151)
kelemahan otot abdomen keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
(D.0052) diharapkan Eliminasi Fekal ● Monitor buang air besar (missal warna, frekuensi,
membaik dengan kriteria hasil : konsistensi, volume).
● Keluhan defekasi lam ● Monitor tanda dan gejala konstipasi
dan sulit menurun Terapeutik :
● Mengejan saat defekasi ● Sediakan makanan tinggi serat
menurun Edukasi :
● Konsistensi feses ● Jelaskan jenis makanan yang membantu
membaik meningkatkan keteraturan peristaltic usus.
● Frekuensi defekasi ● Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi,
membaik volume feses.
● Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik, sesuai
toleransi.
● Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak
ada kontraindikasi.
Kolaborasi :
● Kolaborasi pemberian obat supositoria anal,jika
perlu.
Skenario Kasus

Ny. M berusia 26 tahun datang ke RS Wahidin Makassar tanggal 5 Oktober 2020


dengan keluhan nyeri pada kakinya. Pasien mengatakan sangat cemas karena ini
merupakan kehamilan yang pertamanya sehingga merasa sangat khawatir akan
persalinan yang akan dihadapi, pasien juga mengatakan cemas jika nantinya ia
tidak dapat bersalin dengan normal. Pada saat pengkajian didapatkan data
kedaan umum tampak pasien lemah, kesadaran Composmnetis. HPHT : 3
Februari 2020, TP : 10 Oktober 2020, menarche umur 15 tahun dengan siklus
haid 28 hari dan lama haid + 4-5 hari. Pasien mengatakan selama hamil ia suka
mengonsumsi makanan yang manis dan pasien mengatakan selama hamil ia suka
mengonsumsi makanan yang manis dan asam. Pasien juga mengatakan kadang
terbangun pada malam hari untuk BAK. Pasien mengatakan mengkonsumsi tablet
Fe yang diberikan oleh dokter. Observasi TTV didapatkan TD : 100/80 mmHg,
N : 92 x/ menit, S : 36,8 0 C, P: 18 x/menit.
KAJIAN KEPERAWATAN ANTE-NATAL

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji: Eliza Cynthia Lelepadang Nim :NS2014901039

Rumah Sakit/Klinik : Rumah Sakit Wahidin Makassar/Poliklinik


Tgl Kunjungan (jam) : 19 September 2020 (08.15)
Tgl Pengkajian ( jam) : 19 September 2020 (08.30)

A. Identitas
1. Data Ibu (Istri) 2. Data Suami
Nama Ibu : Ny. M Nama : Tn. F
Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Toraja Suku : Bugis
Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Status Perkawinan : Menikah Status Perkawinan : Menikah
Perkawinan ke- : Pertama Perkawinan ke- : Pertama
Lama Perkawinan : 8 bulan Lama Perkawinan : 8 bulan
Alamat : Jln. Garden Alamat : Jln. Garden

B. Riwayat Obstetri yang lalu

No. Umur Jenis Usia Jenis Penolong Tempat Komplikasi BBL/ Laktasi Lama
Anak Kela Keham Persalin Persalina Persalinan Persalinan PBL (ya/ Meny
(thn min ilan an n tdk) usu
lahir)

C. Riwayat Obstetri Saat ini


1. Kunjungan ke :3
2. Alasan Kunjungan : Nyeri Kedua kaki
3. Keluhan : Nyeri Kaki (skala 5)
4. Riwayat Kehamilan (G:1 P:0 A:0)
a. HPHT : 03 Februari 2020
b. TP : 10 Oktober 2020
c. Usia Kehamilan : 31 minggu
d. Pergerakan janin pertama kali : Usia kehamilan 21 minggu
e. Kebiasaan Saat Hamil
1) Makanan : Makanan yang asam manis seperti rujak dan
kue kering
2) Obat-obatan/jamu: Mengkonsumsi yang obat sesuai resep dari
dokter
3) Merokok : Ibu mengatakan tidak pernah merokok
4) Lain-lain :-
f. Imunisasi TT : Sudah diberikan sebanyak 3 kali

D. Riwayat Reproduksi dan Ginekologi


1. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Ibu mengatakan haid pertama kali pada umur 15 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 5 hari
2. Keluhan : Ibu mengatakan saat menstruasi kadang pasien merasakan
nyeri perut, nyeri dada, dan nyeri belakang pada hari pertama haid
3. Riwayat Ginekologi
a. Penyakit yang pernah diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun yakni
hipertensi. Dan tidak ada didalam keluarganya yang menderita
penyakit-penyakit menahun seperti jantung, dan penyakit menular
(seperti TBC, hepatitis). Ibu juga mengatakan tidak memiliki penyakit
apapun yang berhubungan dengan sistem reproduksi.
b. Keluhan : Tidak Ada Keluhan
4. Riwayat KB
a. Jenis KB yang pernah digunakan : Tidak Ada
b. Lamanya : Tidak Ada
c. Keluhan: Tidak Ada
d. Terakhir menggunakan KB : Tidak Ada
e. Alasan berhenti : Tidak Ada
E. Pengkajian Pola Kesehatan
1. Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan cemas saat hari persalinan nanti karena ini adalah
kehamilan pertamanya. Kesehatan itu penting, maka pasien selalu
mengontrol kesehatan ke RS dan selalu mengikuti anjuran dokter.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan sangat cemas dengan kondisi kakinya. Namun ia
tetap menjaga kesehtan dan pola hidupnya.

2. Pola Nutrisi dan Metabolik


Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan sebelum hamil makan 3 kali sehari dengan satu porsi
penuh dengan nasi, lauk, dan sayur. Pasien sangat suka mengkonsumsi
makanan yang manis.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan makan tidak menentu dalam sehari dengan porsi
sedang dengan lauk, nasi, dan kadang dengan sayur. Pasien mengatakan
tidak ada pantangan untuk konsumsi makanan dan tidak ada diet khusus.

3. Pola Eliminasi
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan sebelum hamil BAK dalam sehari 4-6 kali per hari
berwarna kuning dan berbau khas urin. BAB sehari sekali dengan
konsistensi lunak, berbentuk, berwarna coklat. Pasien mengatakan tidak
ada kesulitan untuk BAK dan BAB.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan selama hamil BAK 6-8 kali sehari, berwarna kuning
dan berbau khas urin. BAB 1 hari sekali, dengan konsistensi keras
berwarna coklat. Rasa BAK sering dirasakan pada malam hari. Pasien
juga sering mengatakan mual saat malam hari dan muntah dialami hanya
saat awal kehamilan.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan melakukan aktivitas sehari secara mandiri.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan setelah hamil kebanyakan duduk atau berbaring.
Setiap minggu merasakan kaki nyeri semakin bertambah dan semakin
bengkak. Pasien mengatakan mengurangi aktivitas yang terlalu berat
seperti mengepel dan mencuci yang terlalu banyak.
5. Pola Tidur dan Istirahat
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan biasanya tidur selama 6 jam per hari, terkadang tidur
siang di hari minggu.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan sering terbangun saat tidur malam hari karena rasa
nyeri pada kedua kaki, dan selalu merasakan mual. Pasein hanya dapat
tidur 4 jam sehari.

6. Pola Persepsi dan Kognitif


Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan pada indra penglihatan
dan pendengaran. Pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan dan
pendengaran.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan tidak ada gangguan penglihatan dn pendengaran.
Pasien mengatakan kakinya biasa terasa kram.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan seorang ibu rumah tangga dan mengurus suaminya
dengan baik

Keadaan Saat Hamil:


Pasien mengatakan sangat senang karena ia akan menjadi seorang ibu,
dan ia berharap janinnya tetap sehat. Pasien mengatakan ia merasa
cemas karena ini adalah kehamilan pertamanya.
8. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga juga
suaminya dan teman-temannya serta masyarakat sekitar tempat tinggal.
Ibu mengatakan biasa mengikuti kegiatan yang dilaksanakan disekitar
rumahnya.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan selama hamil ia tetap memiliki hubungan yang baik
dengan keluarganya juga suaminya dengan teman serta orang-orang di
sekitar rumahnya. Namun semenjak hamil ia sudah jarang mengikuti
kegiatan yang dilaksanakan disekitar rumah.
9. Pola Reproduksi dan Seksualitas
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan tidak ada masalah gangguan pada reproduksinya.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan sangat senang karena bisa mengandung anak
pertamanya.
10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan jika ada masalah selalu menceritakan pada suaminya
dan selalu mencari solusi bersama karena itu membuat pasien merasa
lega.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan merasa cemas karena mengandung anak
pertamanya.
11. Pola Sistem Nilai Kepercayaan
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan selalu mengikuti ibadah hari minggu bersama suami
dan keluarganya.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien bersyukur untuk kehamilan dan tetap mengikuti ibadah hari
minggu.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital :
Suhu tubuh : 36,8 0 C
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Denyut nadi : 92 x/menit
Frekuensi pernapasan : 18 x/menit
2. Berat Badan/ Tinggi Badan
a. Berat badan sebelum hamil : 50 kg
b. Berat badan sekarang : 60 kg
c. Kenaikan berat badan : 10 kg
d. Tinggi badan : 158 cm
e. IMT : 24 kg/m 2 ( Berat Badan Normal )
3. Pemeriksaan Fisik Sistematis
a. Kepala : Rambut bersih, tidak ada ketombe tidak ada
udem/masa, tidak ada lesi.
Finger print : Kembali <2 detik
b. Wajah : Tidak edema, tampak sedikit pucat, tidak ada
cloasma gravidarum.
c. Mata : Tampak pupil isokor
Palpebra : Tidak ada edema, gerakan mata baik mengikuti
arahan
Sclera : Tidak tampak ikterik.
Conjungtiva : Tampak tidak anemis
Tekanan Intra Okuler : TIO mata kiri dan mata kanan teraba sama.
d. Hidung : Tampak simetris, septum berada di tengah, dan tidak
ada sekret.
e. Telinga : Tidak ada gangguan pendengaran, tampak bersih dan tidak
ada sekret.
f. Mulut : Gigi bersih, ibu dapat menelan dengan baik, lidah merah
muda dan berpapila dan bibir tidak kering.
g. Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan kelenjar tyroid.
h. Dada : Payudara simetris kiri dan kanan, dan puting menonjol
berwarna hitam kecoklatan
i. Abdomen : Tampak linea nigra dan striae gravidarum
Palpasi abdomen dengan Leopold :
Leopold I : Tinggi fundus uterus ( usia kehamilan 31 minggu ) 25 cm
Leopold II : Punggung janin berada di perut kanan ibu
Leopold III : Posisi terbawah janin adalahj kepala
Leopold IV : BAP ( Berada di Atas Panggul )
Punctum maximum : Punggung sebelah kanan
DJJ : DJJ (+) 130 x/menit ( menggunakan doppler )
j. Genitalia : Tidak ada keputihan, tidak ada kelainan, tidak ada
pengeluaran berupa darah, lendir atau cairan dari vagina, tampak
perineum utuh juga vulva kemerahan dan tidak ada edema
k. Anus : Tidak ada hemoroid
l. Ekstremitas
Refleks bisep : (+) tidak ada edema
Refleks trisep : (+) tidak ada edema
Refleks kuadrisep: Refleks patella (+) kiri dan kanan serta tidak ada
edema
m. Punggung
Bentuk tulang belakang : Tidak lurus dan membungkuk ke depan.
Nyeri ketuk ginjal : Tidak ada nyeri saat ketuk ginjal

G. Data Medik
1. Diagnosa Medik : G1 P0 A0
2. Keluhan Utama : Nyeri Kaki
3. Riwayat Keluhan Utama : Pasien mengatakan mulai merasakan kaki
nyeri dan bengkak setelah mandi sore. Nyeri dirasakan pada malam hari
seperti tertusuk – tusuk.
P: Pasien mengatakan nyeri pada kedua kaki pada malam hari
Q: Ibu mengatakan nyeri dirasakan pada malam hari seperti ditusuk-tusuk.
R: Nyeri dirasakan hanya pada daerah kedua kaki
S: Skala nyeri 5
T: Nyeri dirasakan hilang timbul 2-5 menit.
Pasien tampak meringis kesakitan dan tampak gelisah
Tes Diagnostik :
Pemeriksaan Lab : Hb 11,4 gr/dl, Protein Urin Negatif, Glukosa urin
Negatif
4. Terapi :
Paracetamol 3 x 1 (oral) atau 500mg-1000 mg/hari

Makassar,..................
Mahasiswa

( Eliza Cynthia Lelepadang )


ANALISA DATA

Nama/Umur: Ny. M/26 tahun


N DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1 DS: Agen pencedera Nyeri Akut
● Pasien mengatakan nyeri fisiologis
pada kedua kaki saat malam
hari.
P : Ibu mengatakan nyeri
pada kedua kakinya saat
malam hari
Q : Ibu mengatakan nyeri
dirasakan pada malam hari
seperti ditusuk-tusuk.
R: Nyeri dirasakan hanya pada
daerah kaki
S: Skala nyeri 5
T: Nyeri dirasakan hilang
timbul 2-5 menit.
DO:
● Tampak pasien meringis

2 DS: Restrain Fisik Gangguan Pola


● Pasien mengatakan tidurnya Tidur
terganggu karena keseringan
BAK.
● Pasien mengatakan jika ia
tidur malam sering terbangun
akibat mual.
DO:
● Tampak pasien mengantuk
● Tampak pasien kelelahan
3 DS: Kurang terpapar Ansietas
informasi
● Pasien mengatakan merasa
cemas saat persalinan karena
ini adalah kehamilan
pertamanya.
● Pasien merasa cemas karena
perubahan bentuk kaki saat
kehamilan.
DO:
● Tampak pasien bengkak pada
kedua kakinya dan meringis
kesakitan juga gelisah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama/Umur: Ny. M/26 tahun


N DIAGNOSA KEPERAWATAN
O
1 Nyeri akut b/d agen pencedera fisik dibuktikan dengan mengeluh nyeri
kedua kaki, tampak meringis, dan sulit tidur (D.0077)
2 Gangguan pola tidur b/d restraint fisik dibuktikan dengan mengeluh sulit
tidur saat malam hari dan pola tidur berubah (D.0055)
3 Ansietas b/d kurang terpapar informasi dibuktikan dengan merasa
khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak gelisah
(D.0080)
RENCANA KEPERAWATAN

Nama/Umur: Ny. M/26 tahun


Tanggal Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan SLKI Tindakan Keperawatan SIKI
19-09- Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.038238)
2020 pencedera fisiologis keperawatan selama 3x8 jam Observasi :
(D.0077) diharapkan Tingkat Nyeri ● Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(L.08066) menurun dengan kriteria frekuesni, kualitas, intensitas nyeri.
hasil : ● Identifikasi skala nyeri
● Keluhan nyeri dipertahankan Terapeutik :
pada skala 2 cukup meningkat ● Berikan teknik nonfarmakologis untuk
ditingkatkan ke skala 4 cukup mengurangi rasa nyeri.
menurun. ● Fasilitasi istirahat dan tidur.
● Gelisah dipertahankan pada Edukasi :
skala 2 cukup meningkat ● Jelaskan penyeba, periode, dan pemiu
ditingkatkan ke skala 4 cukup nyeri.
menurun. ● Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
● Anjarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
● Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

19-09- Gangguan pola tidur b/d Setelah dilakukan tindakan Dukungan Tidur (I.05174)
2020 restraint fisik (D.0055) keperawatan selama 3x8 jam Observasi :
diharapkan Pola Tidur (L.05045) ● Identifikasi pola aktivitas dan tidur.
membaik dengan kriteria hasil : ● Identifikasi faktor penganggu tidur (fisik /
● Keluhan sulit tidur psikologis).
dipertahankan pada skala 2 Terapeutik :
cukup menurun ditingkatkan ke ● Modifikasi lingkungan (misalnya
skala 4 cukup meningkat. pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
● Keluhan pola tidur berubah dan tempat tidur).
dipertahankan pada skala 2 ● Lakukan prosedur untuk meningkatkan
cukup menurun ditingkatkan ke kenyamanan ( misalnya pijat, pengaturan
skala 4 cukup meningkat. posisi, terapi akupresur).
Edukasi
● Anjurkan menepati kebiasaan tidur.
● Anjurkanmenghindari makanan/minuman
yang menganggu tidur.
● Anjurkan pengunaan obat tidur yang tidak
mengandung supressor terhadap tidur REM
19-09- Ansietas b/d kurang Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (I.09314)
2020 terpapar informasi keperawatan selama 3x8 jam Observasi :
(D.0080) diharapkan Tingkat Ansietas ● Identifikasi saat tingkat ansietas berubah.
(L.09093) : ● Monitor tanda – tanda ansietas (verbal dan
● Verbalisasi khawatir akibat non verbal).
kondisi yang dihadapi Terapeutik :
dipertahankan pada skala 2 ● Ciptakan suasana terapeutik untuk
cukup meningkat ditingkatkan menumbuhkan kepercayaan.
ke skala 4 cukup menurun. ● Temani pasien untuk mengurangi
● Perilaku gelisah dipertahankan kecemasan, jika memungkinkan.
pada skala 4 cukup menurun. ● Gunakan pendekatan yang tenang dan
menyakinkan.
Edukasi :
● Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu.
● Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi.
● Latih teknik relaksasi.
EVALUASI KEPERAWATAN

Nama/Umur: Ny. M/26 tahun

NO Diagnosa Evaluasi Keperawatan Perawat


Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen S: Eliza
pencedera fisiologis ● Pasien mengatakan sudah tidak Cynthia
(D.0077) terlalu merasakan nyeri Lelepadang
● Skala nyeri 2
● Nyeri hilang timbul
O:
● Tampak pasien tidak meringis
● Pasien mampu berjalan dengan
jarak yang lebih jauh
A: Nyeri akut b/d agen pencedera
fisiologis teratasi
P: Intervensi Dihentikan

2. Gangguan pola S: Eliza


tidur b/d restraint ● Pasien mengatakan masih sulit Cynthia
fisik (D.0055) untuk tidur Lelepadang
● Tidur hanya 4 jam
O:
● Tampak paisen menguap dan
agak lemas
TTV :
TD : 100/70 mmHg
N : 98x/menit
S : 36,8 o C
P : 20 x/menit
A: Gangguan pola tidur b/d retraint fisik
belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi :
1) Identifikasi faktor penganggu
tidur ( fisik atau psikologis ).
2) Modifikasi lingkungan ( misalnya
pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur ).
3) Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
( misal pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur ).
4) Anjurkan penggunaan obat tidur
yang tidak mengandung
supressor terhadap tidur REM.
3. Ansietas b/d kurang S: Eliza
terpapar informasi Cynthia
● Pasien mengatakan sudah tidak
Lelepadang
(D.0080) terlalu cemas dengan kehamilan
dan siap menjalani proses
persalinan nantinya.
● Pasien sudah tahu kondisi kaki
karena perubahan fisiologis pada
ibu hamil.
O:
● Tampak pasien tenang.
● Tampak pasien selalu ditemani
oleh keluarga.
A: Ansietas b/d kurang terpapar
informasi teratasi
P: Intervensi Dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

- Kemenkes RI. (2016). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Bakti Husada.

- Bobak. (2015). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

- Tuti Ekasari & Mega Silvian. (2019). Deteksi Dini Preeklamasi dengan Antenatal Care.
Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.

- Agustin, I. M., Asti, A. D., & Sumarsih, T. (2018). Proses Evaluasi Penerapan Terapi
Aktivitas Kelompok Stimulasi Presepsi: Defisit Perawatan Diri Pada Klien Gangguan Jiwa di
Panti Rehabilitasi X Kabupaten Wonosobo. 215-220.

- Astuti, L. I. (2019). Gambaran Defisit Perawatan Diri Pada Paisen Dengan Skizofrenia di
Wisma Sadewarsj Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta.

- Ketut Suarayasa. (2020). Strategi Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) Di Indonesia.
Yogyakarta: CV Budi Utama.

- Yuanita Syaiful. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan.Surabaya: CV Jakad

- Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: CV Andi
Offset.

- Samita, L. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Ny. T Dengan Kehamilan Trimester III Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tapan Kabupaten Pesisir Selatan .

- Saputra, D. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Defisit


Perawatan Diri di Ruang Dahlia Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa'anin Padang.

- Sutejo. (2016). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

- Yusuf, A., Fitryasari, R., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai