DISUSUN
OLEH:
B. Tujuan ANC
Menurut Ketut Suarayasa (2020) tujuan asuhan Antenatal Care
(ANC) adalah sebagai berikut :
1. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial,
pada ibu dan bayi.
3. Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara
umum yaitu pembedahan dan kebidanan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
Menurut Yuanita Syaiful (2019) tujuan dilakukannya Antenatal Care
adalah :
1. Membangun rasa saling percaya antar klien dan petugas kesehatan.
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya.
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan
kehamilannya.
4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi serta
penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan
nifas.
5. Memberikan pendidikan dan nasihat – nasihat kesehatan yang
diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan, persalinan, nifas,
laktasi, merawat bayi dan keluarga berencana.
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungya
(menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak).
7. Menyiapkan fisik dan mental ibu dengan sebaiknya serta
menyelamatkan ibu dan anak selama masa kehamilan, persalinan,
dan nifas guna tetap sehat dan normal.
Target yang harus dicapai dalam antenatal care adalah :
1. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurangnya harus sehat.
Tabel Imunisasi TT
c. Tanda hegar
Konsitensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah hismus. Pada minggu-minggu pertama hismus
uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofiismus pada
triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih
lunak
d. Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,
vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh
pengaruh hormon estrogen.
e. Tanda piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran tidak
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini
menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga
menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
f. Tanda Braxton-Hicks Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
Tanda
khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang
membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri,
tanda Braxton-hicks tidak ditemukan.
g. Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda
adanya janin di dalam uterus.
h. Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya hormone
chorionigonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing
pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu
menemukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
3. Tanda pasti hamil
a. Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian
bagian janin.
b. Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4) Dilihat pada untrasonograf
c. Diagnosa banding Kehamilan
Diagnosa banding kehamilan meliputi:
1) Hamil palsu
Dijumpai tanda dugaan hamil tetapi dengan pemeriksaan alat
canggih dan tes biologis tidak menunjukkan kehamilan.
2) Tumor kandungan atau mioma uteri
Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda hamil,
bentuk pembesaran tidak merata dan perdarahan banyak saat
menstruasi.
3) Kista ovarium
Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda hamil,
datang bulan terus berlangsung, lamanya perbesaran perut
dapat melampaui umur kehamilan dan pemeriksaan tes biolgis
kehamilan dengan tes negatif.
4) Hematometra
Terlambat datang bulan dapt melampaui umur kehamilan, perut
terasa sakit setiap bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim,
tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukkan hasil yang
positif.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien (D.0019)
2. Gangguan rasa nyaman b/d gangguan adaptasi kehamilan (D.0074)
3. Gangguan citra tubuh b/d perubahan fungsi tubuh (D.0083)
4. Gangguan eliminasi urin b/d penurunan kapasitas kandung kemih
(D.0040)
5. Ansietas b/d ancaman terhadap konsep diri (D.0080)
6. Pola napas tidak efektif b/d depresi pusat pernapasan (D.0005)
7. Resiko konstipasi (D.0052)
C. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA SLKI SIKI
1. Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen Nutrisi (I.03119)
ketidakmampuan keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
mengabsorbsi nutrien diharapkan Status Nutrisi ● identifikasi status nutrisi
(D.0019) membaik dengan kriteria hasil : ● Monitor asupan makanan
1. Porsi makanan yang Terapeutik :
dihabiskan meningkat ● Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu.
2. Berat badan membaik ● Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
3. Indeks massa tubuh konstipasi.
membaik ● Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.
4. Nafsu makan membaik Edukasi :
(L.03030) ● Anjurkan posisi duduk, jika mampu
● Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
● Kolaborasi pemberian medikasi sebelum.
● Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.
6. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen (I.01026)
b/d depresi pusat keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
pernapasan (D.0005) diharapkan ● Monitor kecepatan aliran oksigen.
Pola Napas membaik dengan ● Monitor posisi alat terapi oksigen.
kriteria hasil : ● Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan
● Frekuensi pernapasan fraksi yang diberikan cukup.
pasien membaik ● Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen.
● Penggunaan otot bantu ● Monitor tanda – tanda hipoventilasi.
napas menurun Terapeutik
● Dispnea menurun ● Pertahankan kepatenan jalan napas.
(L.01004) ● Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen.
● Berikan oksigen tambahan, jika perlu.
Edukasi :
● Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen di rumah
Kolaborasi :
● Kolaborasi penggunaaan oksigen saat aktivitas
atau tidur.
● Kolaborasi penentuan dosis oksigen.
7. Resiko konstipasi b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Eliminasi Fekal (I.04151)
kelemahan otot abdomen keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
(D.0052) diharapkan Eliminasi Fekal ● Monitor buang air besar (missal warna, frekuensi,
membaik dengan kriteria hasil : konsistensi, volume).
● Keluhan defekasi lam ● Monitor tanda dan gejala konstipasi
dan sulit menurun Terapeutik :
● Mengejan saat defekasi ● Sediakan makanan tinggi serat
menurun Edukasi :
● Konsistensi feses ● Jelaskan jenis makanan yang membantu
membaik meningkatkan keteraturan peristaltic usus.
● Frekuensi defekasi ● Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi,
membaik volume feses.
● Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik, sesuai
toleransi.
● Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak
ada kontraindikasi.
Kolaborasi :
● Kolaborasi pemberian obat supositoria anal,jika
perlu.
Skenario Kasus
A. Identitas
1. Data Ibu (Istri) 2. Data Suami
Nama Ibu : Ny. M Nama : Tn. F
Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Toraja Suku : Bugis
Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Status Perkawinan : Menikah Status Perkawinan : Menikah
Perkawinan ke- : Pertama Perkawinan ke- : Pertama
Lama Perkawinan : 8 bulan Lama Perkawinan : 8 bulan
Alamat : Jln. Garden Alamat : Jln. Garden
No. Umur Jenis Usia Jenis Penolong Tempat Komplikasi BBL/ Laktasi Lama
Anak Kela Keham Persalin Persalina Persalinan Persalinan PBL (ya/ Meny
(thn min ilan an n tdk) usu
lahir)
3. Pola Eliminasi
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan sebelum hamil BAK dalam sehari 4-6 kali per hari
berwarna kuning dan berbau khas urin. BAB sehari sekali dengan
konsistensi lunak, berbentuk, berwarna coklat. Pasien mengatakan tidak
ada kesulitan untuk BAK dan BAB.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan selama hamil BAK 6-8 kali sehari, berwarna kuning
dan berbau khas urin. BAB 1 hari sekali, dengan konsistensi keras
berwarna coklat. Rasa BAK sering dirasakan pada malam hari. Pasien
juga sering mengatakan mual saat malam hari dan muntah dialami hanya
saat awal kehamilan.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan melakukan aktivitas sehari secara mandiri.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan setelah hamil kebanyakan duduk atau berbaring.
Setiap minggu merasakan kaki nyeri semakin bertambah dan semakin
bengkak. Pasien mengatakan mengurangi aktivitas yang terlalu berat
seperti mengepel dan mencuci yang terlalu banyak.
5. Pola Tidur dan Istirahat
Keadaan Sebelum Hamil:
Pasien mengatakan biasanya tidur selama 6 jam per hari, terkadang tidur
siang di hari minggu.
Keadaan Saat Hamil:
Pasien mengatakan sering terbangun saat tidur malam hari karena rasa
nyeri pada kedua kaki, dan selalu merasakan mual. Pasein hanya dapat
tidur 4 jam sehari.
G. Data Medik
1. Diagnosa Medik : G1 P0 A0
2. Keluhan Utama : Nyeri Kaki
3. Riwayat Keluhan Utama : Pasien mengatakan mulai merasakan kaki
nyeri dan bengkak setelah mandi sore. Nyeri dirasakan pada malam hari
seperti tertusuk – tusuk.
P: Pasien mengatakan nyeri pada kedua kaki pada malam hari
Q: Ibu mengatakan nyeri dirasakan pada malam hari seperti ditusuk-tusuk.
R: Nyeri dirasakan hanya pada daerah kedua kaki
S: Skala nyeri 5
T: Nyeri dirasakan hilang timbul 2-5 menit.
Pasien tampak meringis kesakitan dan tampak gelisah
Tes Diagnostik :
Pemeriksaan Lab : Hb 11,4 gr/dl, Protein Urin Negatif, Glukosa urin
Negatif
4. Terapi :
Paracetamol 3 x 1 (oral) atau 500mg-1000 mg/hari
Makassar,..................
Mahasiswa
19-09- Gangguan pola tidur b/d Setelah dilakukan tindakan Dukungan Tidur (I.05174)
2020 restraint fisik (D.0055) keperawatan selama 3x8 jam Observasi :
diharapkan Pola Tidur (L.05045) ● Identifikasi pola aktivitas dan tidur.
membaik dengan kriteria hasil : ● Identifikasi faktor penganggu tidur (fisik /
● Keluhan sulit tidur psikologis).
dipertahankan pada skala 2 Terapeutik :
cukup menurun ditingkatkan ke ● Modifikasi lingkungan (misalnya
skala 4 cukup meningkat. pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
● Keluhan pola tidur berubah dan tempat tidur).
dipertahankan pada skala 2 ● Lakukan prosedur untuk meningkatkan
cukup menurun ditingkatkan ke kenyamanan ( misalnya pijat, pengaturan
skala 4 cukup meningkat. posisi, terapi akupresur).
Edukasi
● Anjurkan menepati kebiasaan tidur.
● Anjurkanmenghindari makanan/minuman
yang menganggu tidur.
● Anjurkan pengunaan obat tidur yang tidak
mengandung supressor terhadap tidur REM
19-09- Ansietas b/d kurang Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (I.09314)
2020 terpapar informasi keperawatan selama 3x8 jam Observasi :
(D.0080) diharapkan Tingkat Ansietas ● Identifikasi saat tingkat ansietas berubah.
(L.09093) : ● Monitor tanda – tanda ansietas (verbal dan
● Verbalisasi khawatir akibat non verbal).
kondisi yang dihadapi Terapeutik :
dipertahankan pada skala 2 ● Ciptakan suasana terapeutik untuk
cukup meningkat ditingkatkan menumbuhkan kepercayaan.
ke skala 4 cukup menurun. ● Temani pasien untuk mengurangi
● Perilaku gelisah dipertahankan kecemasan, jika memungkinkan.
pada skala 4 cukup menurun. ● Gunakan pendekatan yang tenang dan
menyakinkan.
Edukasi :
● Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu.
● Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi.
● Latih teknik relaksasi.
EVALUASI KEPERAWATAN
- Kemenkes RI. (2016). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Bakti Husada.
- Tuti Ekasari & Mega Silvian. (2019). Deteksi Dini Preeklamasi dengan Antenatal Care.
Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.
- Agustin, I. M., Asti, A. D., & Sumarsih, T. (2018). Proses Evaluasi Penerapan Terapi
Aktivitas Kelompok Stimulasi Presepsi: Defisit Perawatan Diri Pada Klien Gangguan Jiwa di
Panti Rehabilitasi X Kabupaten Wonosobo. 215-220.
- Astuti, L. I. (2019). Gambaran Defisit Perawatan Diri Pada Paisen Dengan Skizofrenia di
Wisma Sadewarsj Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta.
- Ketut Suarayasa. (2020). Strategi Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) Di Indonesia.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
- Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: CV Andi
Offset.
- Samita, L. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Ny. T Dengan Kehamilan Trimester III Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tapan Kabupaten Pesisir Selatan .
- Yusuf, A., Fitryasari, R., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.