ANTENATAL CARE
Disusun Oleh:
RANGGA BUDHI SETYAWAN
23510009
2) Gangguan berkemih
Biasanya pada bulan pertama kehamilan ibu merasa ingin
selalu buang air kecil. Ini terjadi karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Selain itu, juga
dipengaruhi oleh hormone oksitosin yang dapat meningkatkan
vaskularisasi pembuluh darah.
3) Obstipasi
Kesulitan BAB yang dialami ibu hamil disebabkan oleh
kekuatan otot traktus digestive menurun akibat pengaruh
hormone progesterone yang mengakibatkan mortalitas saluran
pencernanaan berkurang.
6) Payudara membesar
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormone kehamilan yang menimbulkan pelebaran
pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi
pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
7) Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil
pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan
darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari
duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem
sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing
yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh
faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah,
perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit
kepala.
b) Trimester II
1) Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
mengalami hipertropi dan hyperplasia, sehingga menjadi berat
1000 gram saat kehamilan.
4) Ovarium
Terjadi kehamilan indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuk plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu
5) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudara dipengaruhi oleh hormone estrogen, progesterone,
seomatommatropin.
7) Sistem muskulokeletal
Sendi pelvik sedikit dapat bergerak untuk mengkompensasi
pembesaran janin, bahu tertarik kebelakang dan lumbal lebih
lengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat
menyebabkan nyeri punggung.
8) Sistem perkemihan
Pembesaran uterus menekan kandung kemih dapat
menyebabkan meningkatnya berkemih.
c) Trimester III
1) Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000
gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan
dinding 2,5 cm. pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk
uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16
minggu, uterus berbentuk bulat. Selajutnya pada akhir
kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti
telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan usia kehamilan
sangat penting diketahui untuk membetuk diagnosis, apakah
wanita tersebut hamil fisiologis, hamil ganda atau menderita
penyakit seperti mola hidatosa dan sebagainya.
3) Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari putting susu dapat
keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum.
Colostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi. Payudara membesar.
4) Pernapasan
Bekerja lebih berat (kebutuhan O2 meningkat 15-20%) dan
50% digunakan untuk uterus/janin. Progresteron
mempengaruhi ventilasi paru sehingga mengurangi resistensi
pulmonary. Diafragma terdesak ke atas namun terdapat
kompensasi yang melebarkan rongga thorak sehingga
kapasitas paru tidak berubah. Namun, karena pendesakan
diafragma maka wanita hamil sering merasa sesak
5) Jantung
Bekerja lebih berat (karena meningkatnya volume darah, aliran
ke ibu dan janin. Biasanya meningkat pada minggu ke-5.
Volume darah meningkat 40% pada usia kehamilan mencapai
20-24 minggu. Posisi jantung sedikit berubah secara fisiologis
karena pembesaran janin dalam rahim.
6) Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan, keluhan sering berkemih timbul karena
kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat pula
poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi
darah diginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus
juga meningkat sampai 69%. Reabsorpsi tubulus tidak
berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, glukosa,
asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
7) Kulit
Hiperpigmentasi pada areola mammae, papilla mamae dan
linea alba (garis berwarna putih) dan linea nigra (garis
berwarna gelap/hitam). Pada kulit muka (pipi) disebut
chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada wajah). Pada
dinding perut ditemukan Striae Gavidarum (garis-garis pada
abdomen yang berwarna putih keabuan), Striae Albicans
(garis-garis serupa namun berwarna putih), Striae Gravidarum
yang menjadi “cicatrix” (jaringan perut) karena multigravida.
8) Endokrin
Peningkatan prolactin dan oksitosin memfasilitasi laktasi,
menstimulasi kontraksi uterus. HCG (Hormon ini
menyebabkan korpus luteum menyekresi lebih banyak lagi
hormon-hormon kelamin progesterone dan estrogen), Estrogen
(menyebabkan pembesaran uterus, pembesaran payudara dan
pertumbuhan struktur duktus payudara ibu, pembesaran
genetalia eksterna wanita. Estrogen juga merelaksasikan
ligamentum pelvis, sehingga persendian sakroiliaka menjadi
relatif lentur dan simfisis pubis menjadi elastis. Perubahan ini
akan mempermudah pasase fetus melalui jalan lahir),
Progesteron (membantu perkembangan hasil konsepsi bahkan
sebelum implantasi, karena progesterone secara khusus
meningkatkan sekresi tuba fallopi dan uterus ibu untuk
menyediakan bahan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan
morula dan blastokista, dll)
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum dapat dilakukan dengan cara
inspeksi, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan
panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga
bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu
sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis),
kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
2. Tinggi badan
Tinggi badan seorang ibu hamil tidak boleh kurang dari 145 cm,
karena jika tinggi ibu minus, dimungkinkan ibu memiliki panggul
yang sempit sehingga dapat menjadi faktor risikio dalam proses
persalinan.
3. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan
III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan,
pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB
yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak,
kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
4. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA minus dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi yang minus/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan BBLR.
5. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko
dalam kehamilan. Penanganan yang minus tepat, TD sistolik
30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih
dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
- Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
- Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal
ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
- Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20
kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas,
ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai
mempunyai penyakit jantung.
6. Kepala dan Leher
b) Besar perut
Perut seorang ibu hamil juga akan bertambah besar seiring de
ngan usia kehamilan. Normalya, besar perut mengalami kena
ikan rata-rata 1 sampai 1,5 cm per bulan. Hal ini tentunya jug
a terjadi akibat sang calon buah hati yang mengalami kenaika
n berat badan dan pertambahan panjang tubuh di dalam kand
ungan. Sebenarnya tidak bisa dipastikan kapan perut ibu hami
l mulai terlihat membesar, karena hal ini dipengaruhi oleh ber
bagai faktor seperti sudah berapa kali mengalami kehamilan,
letak rahim, usia, ukuran tubuh, dan lainnya.
c) Gerakan janin
Pergerakan janin yang ditandai dengan tendangan merupakan
pertanda baik bahwa sang bayi memiliki perkembangan yang
baik. Biasanya, pergerakan janin dapat dirasakan ibu hamil p
ada minggu ke-18 hingga minggu ke-25. Hal ini variatif berg
antung pada jumlah kehamilan yang telah terjadi. Untuk keha
milan pertama, biasanya gerakan terjadi mendekati minggu k
e-25. Sementara untuk kehamilan kedua dan seterusnya, gera
kan janin sudah terasa pada minggu ke-18. pada umumnya bi
sa menghitung dalam waktu 45 menit hingga maksimal 2 jam
untuk bisa merasakan 10 kali gerakan janin. Namun bila gera
kan janin tidak mencapai 10 kali dalam waktu 2 jam, hitung l
agi di lain hari ketika janin sedang aktif bergerak
Biasanya gerakan janin akan semakin kuat dan sering seiring bert
ambahnya usia kehamilan. Menghitung gerakan janin bisalakukan
secara mandiri di rumah. Cukup pilih posisi duduk dengan kaki di
luruskan ke depan atau posisi berbaring miring, kemudian tempat
kan tangan di atas perut dan rasakan pergerakannya. Selanjutnya,
buat catatan untuk mengetahui berapa kali dan kapan waktu untuk
janin bergerak aktif dalam sehari.
1. Pengkajian
a) Riwayat kehamilan secara menyeluruh.
b) Pemeriksaan Fisik
1) Melakukan pemeriksaan TTV (TD, suhu, pernapasan, nadi)
2) Kepala dan leher : Inspeksi bentuk kepala simetris atau tidak,
benjolan, dan rambut. Lalu palpasi apakah terjadi pembesaran
tiroid atau tidak
3) Konjungtiva dan sklera : Lihat apakah konjungtiva ibu anemis
(pucat) atau tidak. Sklera apakah ikterik/kuning atau tidak
4) Hidung : Inspeksi Simetris, benjolan
5) Bibir dan gigi gigi : Inspeksi membran mukosa bibir lembap atau
kering. Gigi utuh atau ada karies/bolong
6) Telinga dan mastoid : Inspeksi ada massa pada telinga, tulang
mastoid ditekan apakah mengalami nyeri tekan
7) Dada dan jantung : Lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan
stetoskop daerah jantung dan paru–paru.
8) Payudara : Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak,
palpasi area payudara dan axilla di seluruh kuadran.
9) Kulit : Inspeksi adanya linea nigra, striae gravidarum.
10) Ekstremitas : Lakukan pemeriksaan reflex patella dengan
menggunakan reflex hammer
11) Abdomen : Lakukan pengukuran tinggi fundus uterus (TFU),
lakukan palpasi abdomen, auskultasi denyut jantung janin. Denyut
jantung janin yang diauskultasi dengan USG Doppler dalam
trimester pertama, biasanya antara kehamilan sekitar 10 dan 12
minggu. Denyut jantung janin normal berada antara 120 x/menit
sampai 160 x/menit.
12) Pemeriksaan Leopold
Hasil :
Jika pada saat mempalpasi merasakan bulat, keras,
mudah digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin.
Jika merasakan lembut, agak melenting, maka bagian
itu adalah bokong janin.
Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba memanjang
dan keras maka bagian itu adalah punggung janin.
Jika bagian kanan atau kiri itu teraba bagian–bagian
kecil, maka bagian itu adalah ekstremitas janin.
Pada Leopold III, Jika saat Anda palpasi hasilnya adalah
kepala, maka goyangkan bagian kepala janin tersebut,
apakah kepala masih goyang atau terfiksasi.
13) Vagina vulva : Lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak
warna kebiruan pada mukosa vagina, terjadi peningkatan
leukorhea/ keputihan.
c) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan
untukmemberikan data tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan
dan untuk mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi. Pemeriksaan
laboratorium yang sering dilakukan antara lain pemeriksaan golongan
darah, ultrasonografi (USG), pemeriksaan urin (apakah terdapat
proteinuri atau glukosuria).
2. Diagnosa Keperawatan
Trimester I
a) Defisit Nutrisi (D.0019)
b) Konstipasi (D.0049)
c) Kesiapan penigkatan menjadi orang tua (D.0122)
Trimester II
a) Nyeri Akut (D.0077)
b) Intoleransi Aktivitas (D.0056)
c) Ansietas (D.0080)
Trimester III
a) Pola napas tidak efektif (D.0005)
b) Gangguan Eliminasi urin (D.0040)
c) Gangguan pola tidur (D.0055)
3. Intervensi Keperawatan
TRIMESTER I
1. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan SIKI I.108238 (Manajemen 1. Membantu dalam
keperawatan selama 1 × 24 Nyeri) menentukan kebutuhan
jam diharapakan tingkat Observasi : manajemen nyeri
nyeri berkurang dengan 1. Identifikasi lokasi, 2. Mengetahui tingkatan
Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, nyeri yang dirasakan
frekuensi, intensitas 3. Mengetahui penyebab
SLKI L.13495 nyeri yang ditimbulkan
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri 4. Membantu dalam
3. Identifikasi faktor memperingan nyeri
2. Meringis menurun
yang memperingan 5. Mengurangi rasa nyeri,
nyeri serta dapat
Terapeutik : meningkatkan relaksasi
4. Berikan terapi
non- farmakologi
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi :
5. Berikan analgetik, jika perlu
2. Intoleransi aktifitas Setelah diberikan asuhan SIKI I.05178 (Manajemen 1. Untuk mengetahui bagian
(D.0056) keperawatan diharapkan energi) tubuh pasien yang
toleransi aktifitas meningkat Observasi : bermasalah dan
dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi gangguan fungsi berdampak pada
tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
(SLKI L.05047) kelelahan.
1. Frekuensi nadi meningkat 2. Monitor kelelahan fisik 2. Untuk mengontrol
2. Kemudahan dalam dan emosional. kelelahan fisik dan
melakukan aktivitas sehari- 3. Monitor lokasi dan emosional pada ibu
hari meningkat
3. Kecepatan berjalan ketidaknyamanan selama hamil.
meningkat melakukan aktivitas. 3. Untuk menghindari
4. Kekuatan tubuh bagian Terapeutik : faktor pemberat
atas meningkat 4. Berikan aktivitas distraksi kelelahan.
5. Kekuatan tubuh bagian yang menenangkan. 4. Untuk mengurangi
bawah meningkat
Edukasi : kelelahan pada ibu
6. Keluhan Lelah menurun
7. Perasaan lemah menurun 5. Anjurkan melakukan hamil.
aktivitas secara bertahap. 5. Untuk membiasakan ibu
6. Ajarkan strategi koping dalam melakukan
untuk mengurangi kelelahan. aktivitas tanpa
kelelahan secara
bertahap.
6. Untuk meminimalisir
kelelahan.
3. Ansietas (D.0080) Setelah diberikan asuhan SIKI I.09213 (Reduksi ansietas) 1. Untuk mengetahui
keperawatan diharapkan Observasi : keparahan ansietas yang
ansietas pasien dapat teratasi 1. Identifikasi tanda- dimiliki klien
dengan kriteria hasil : tanda ansietas 2. Untuk mengetahui
(SLKI L.09093) Terapeutik : penyebab ansietas
2. Pahami situasi sehingga dapat
1. Verbalisasi kebingungan
yang membuat mengontrol ansietas
menurun
ansietas 3. Memberikan peningkatan
3. Diskusikan perencanaan informasi pada klien
tentang kehamilan
2. Verbalisasi kekhawatiran Edukasi : 4. Untuk mengurangi
akibat kondisi yang ketegangan dan
4. Ajarkan teknik non-
dihadapi menurun membuat klien merasa
farmakologi seperti teknik
3. Perilaku gelisah menurun tenang
4. Perilaku tegang menurun relaksasi
TRIMESTER III
1. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan SLKI (1.01012) 1. Untuk mengetahui
(D.0005) keperawatan selama 1x24 Manajemen jalan napas keadekuatam
jam diharapkan pola napas Observasi: pernapasan.
membaik dengan kriteria 1. Monitor pola napas 2. Untuk memantau
hasil : (Frekuensi, kedalaman, kondisi klien.
usaha napas). 3. Untuk menetahui
SLKI (L.01004)
2. Monitor tanda-tanda vital. apakah ada
1. Dispnea menurun. 3. Monitor bunyi sumbatan jalan
2. Frekuensi napas Terapeutik napas
napas membaik 4. Berikan posisi untuk 4. Posisi miring kanan
. memaksimalkan ventilasi diberikan pada ibu
3. Tanda-tanda vital (miring kanan kiri) hamil, karena dapat
dalam rentan normal. mengurangi tekanan
pada paru-paru.
2. Gangguan Eliminasi urin Setelah dilakukan asuhan SLKI (1.04152) 1. Untuk mengetahui pola
(D.0040) keperawatan selama 1x24 Manajemen eliminasi urin perubahan eliminasi
jam diharapkan eliminasi Observasi : urin
urin membaik dengan 1. Monitor eliminasi urin 2. Untuk mengetahui
kriteria hasil : (frekuensi,konsistensi, warna) waktu dan jumlah
Terapautik : urin yang keluar.
SLKI (1.04034) 2. Catat waktu dan 3. Untuk memenuhi
1. Desakan berkemih keluaran berkemih. kebutuhan cairan
menurun. Edukasi : akibat sering BAK.
2. Frekuensi BAK membaik 3. Anjurkan minum yang 4. Untuk mencegah sering
3. Sensasi berkemih cukup di siang hari. BAK pada malem hari
dalam batas normal 4. Anjurkan mengurangi yang dapat
minum menjelang tidur mengganggu istirahat
5. Ajarkan terapi modalitas 5. Agar klien mampu
penguatan otot-otot panggul mengontrol berkemih
atau perkemihan
3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan SLKI (1.05174) 1. Untuk mengetahui
(D.0055) keperawatan selama 1x24 Observasi : pola aktivitas dan tidur
jam diharapkan pola tidur 1. Identifikasi pola aktivitas ibu hamil.
membaik dengan kriteria dan tidur 2. Untuk mengetahui
hasil : 2. Identifikasi faktor penyebab sulit
pengganggu tidur (fisik tidur.
SLKI (1. 05045) dan psikologis) 3. Modifikasi lingkungan
1. Keluhan sulit Teraupetik dapat meningkatkan
tidur menurun. 3. Modifikasi lingkungan kualitas tidur.
2. Keluhan pola tidur (mis.pencahayaan, bising, 4. Untuk meningkatkan
berubah menurun. dll) kenyamanan saat
3. Keluhan istirahat tidak 4. Lakukan prosedur untuk ingin tidur.
cukup menurun. meningkatkan kenyamanan 5. Musik merupakan
(mis.pijat, pengaturan posisi) salah satu terapi yang
Edukasi efektif untuk ibu
5. Anjurkan klien untuk hamil yang
melakukan relaksasi musik. mengalami gangguan
pada tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M. dkk., (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Bulechek,
Elizabeth, S. & Endang, P. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui.Yogyakarta: Pustaka Baru Press .
Haen, Forrer. 2009. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: ECG
Handerson, C. (2006). Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta : EGC
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan
Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Hutabarat. (2020). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Sidoarjo: Zifatama Jawara.
Karjatin, A. (2016). Keperawatan Maternitas. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan. Margareth, S. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Kumalasari, Intan. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan
Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta :
Salemba Medika
Manuaba, I.B.G. (2008).Jakarta:EGC Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa
kebidanan.Masriroh, Siti. (2013). Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Yogyakarta
: Imperium Moorhead, Sue.,Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson,
Elizabeth. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia:
Elsevier.
Mochtar, R. (2012). Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Jakarta: EGC.
Nuraruf, Huda Amin, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan nanda Nic-Noc Eisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta.
MediAction
Padila, 2014. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. (2019). Angka Kematian Ibu : Faktor
Penyebab dan Upaya Penanganannya. Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan
Strategis vol 11 no 24.
Saifuddin. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternitas & Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sawrwono Prawirohardjo
Sunarti (2013). Asuhan Kehamilan. Jakarta: In media
Syaiful, Y. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabaya: CV. Jakad
Publishing
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Ed.3.Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi1. Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Edisi 1.Jakarta : DPP PPNI.