Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Antenatal Care/ANC
1. Kehamilan

Masa kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Wiknjosastro, 2018).
2. Pengertian Antenatal Care/ANC
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono,
2016).
Menurut Rukiah & Yulianti (2014), mendefinisikan bahwa pemeriksaan kehamilan
merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin
secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan.
Pada hakikatnya pemeriksaan kehamilan bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-
hal yang yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).

3. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)


Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) adalah :
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat,
dan melahirkan bayi yang sehat.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu,
komprehensif, serta berkualitas, memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling
KB dan pemberian ASI; meminimalkan “missed opportunity” pada ibu hamil untuk
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif.dan berkualitas ; mendeteksi secara
dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil ; dapat melakukan intervensi yang
tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini mungkin pada ibu hamil ; dapat melakukan rujukan
kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu
pemeriksaan kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi
kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan, dan persiapan menjadi orang tua
(Novita, 2011).
4. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)
Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa pemeriksaan antenatal
juga memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya, antara lain :
a. Bagi Ibu
1) Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengurangi penyulit
masa antepartum;
2) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jamani dan rohani ibu hamil dalam
menghadapi proses persalinan;
3) Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat memberikan ASI;
4) Dapat melakukan proses persalinan secara aman.
b. Bagi Janin
Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi
kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir rendah.

5. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan/ANC

Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan mempengaruhi kesehtan Ibu hamil dan
janinnya. Dalam pelayanan antenatal terintegrasi, tenaga kesehatan harus dapat memastikan
bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang
dialami Ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga Ibu hamil siap untuk
menjalani persalinan normal. Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai resiko
mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan antenatal harus dilakukan
minimal 6 kali sesuai standar dan terintegrasi (Buku KIA, 2021).

Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan paling
sedikit 6 kali kunjungan untuk pemeriksaan selama kehamilan, menurut yaitu paling sedikit
dua kali kunjungan dalam trimester pertama, paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester
kedua, dan paling sedikit tiga kali kunjungan dalam trimester ketiga (Buku KIA, 2021). Selain
untuk ibu hamil sebaiknya melakukan kunjungan ANC minimal sebanyak 6 kali, yaitu sebagai
berikut :
a. Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)
K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika ibu hamil
mengalami terlambat datang bulan. Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal
care adalah sebagai berikut :

1) Mendiagnosis dan menghitung umur Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang


mungkin terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas
2) Mengenali dan mengobati penyakit- penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin
3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak

4) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana,


kehamilan, persalinan, nifas serta laktasi.
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan
informasi bagi ibu hamil supaya dapat mengenali factor resiko ibu dan janin. Informasi
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal;
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena selama kehamilan akan terjadi
peningkatan secret di vagina
3) Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi;
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan
5) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.
b. Kunjungan 2/K2 (Trimester 2)
Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan 1
bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan
di trimester II antara lain :
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2) Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan
3) Mengulang perencanaan persalinan.

c. Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3)


Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan dilakukan
setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang membahayakan dirinya atau
kandungannya. Tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :

1) Mengenali adanya kelainan letak janin

2) Memantapkan rencana persalinan


3) Mengenali tanda-tanda persalinan.
Sedangkan menurut Wagiyo & Putrono (2016), mengemukakan bahwa untuk
mengetahui perkembangan janin maka pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai dengan
standar pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan pertama dapat dilakukan setelah
mengetahui adanya keterlambatan haid atau menstruasi. Idealnya pemeriksaan ulang dapat
dilakukan pada setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, kemudian setiap 2 minggu
sekali setelah usia kehamilan mencapai 9 bulan sampai pada proses persalinan.
Jadwal tersebut di atas merupakan jadwal pemeriksaan dalam kondisi kehamilan
yang normal, karena biasanya penyulit kehamilan baru akan timbul pada tirimester ketiga
hingga menjelang akhir kehamilan. Jika kehamilan tidak normal, maka jadwal
pemeriksaankehamilan akan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010).
6. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan/ANC
Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut Wagiyo (2016)
adalah sebagai berikut :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.


b. Ukur tekanan darah.
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
d. Ukur tinggi fundus uteri.
e. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

bila diperlukan.

g. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

h. Test laboratorium (rutin dan khusus).

i. Tata laksana kasus.

j. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

(P4K) serta KB pasca persalinan.

7. Tenaga Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan / ANC


Dalam pelayanan antenatal juga dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten seperti dokter, bidan, dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan pelayanan
antenatal yang berlaku (Kemenkes RI, 2010).
8. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang mengindikasikan adanya bahaya
yang terjadi selama kehamilan atau selama periode antenatal. Dengan dilakukannya
pemeriksaan kehamilan, diharapkan ibu hamil dapat meningkatkan kewaspadaan serta
memiliki kesiapan baik fisik, mental, maupun finansial untuk menghadapi kegawatdaruratan
yang dapat timbul kapan saja (Jannah & Widajaka, 2012).
Berikut merupakan tanda-tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal yang
perlu ibu hamil ketahui, yaitu :
a. Perdarahan Pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang berwarna
merah, pendarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri (Lalage, 2013). Bila
menemukan adanya pengeluaran darah pada trimester awal kehamilan, dapat dicurigai
bahwa ibu mengalami keguguran atau abortus. Selain abortus, perdarahan pervaginam
dapat juga menandakan adanya kehamilan diluar rahim atau kehamilan anggur (mola
hidatidosa).
1) Keguguran (Abortus)
Berikut merupakan jenis-jenis abortus menurut Nita & Dwi, (2013):
a) Abortus imminens (Threatened)
Pada abortus imminens dapat atau tanpa disertai dengan rasa mulas ringan seperti
pada waktu mestruasi dan rasa nyeri pada pinggang. Perdarahan pada
abortusimminens seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut bisa berlangsung
beberapa hari atau minggu.
b) Abortus Insipiens (Inevitable)
Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi ditandai dengan
pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan serviks. Keadaan ini disertai rasa nyeri
perut bagian bawah atau nyerik kolik uterus yang hebat.
c) Abortus inkompletus (Incomplete)
Abortus inkompletus merupakan pengeluran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus.
d) Abortus kompletus (Complete)
Pada kejadian abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada
penderita ditemukan sedikit perdarahan, ostium uteri telah menutup, dan uterus
sudah banyak mengecil.
e) Missed abortion
Missed abortion adalah suatu kematian janin yang berusia sebelum 20 minggu,
tetapi janin tersebut tidak dikeluaarkan selama 8 minggu atau lebih.
f) Abortus habitualis (Habitual abortion)
Abortus habitualis yaitu abortus spontan yang terjadi berturut- turut tiga kali atau
lebih. Pada umumnya penderita tidak sulit untuk menjadi hamil namun
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.
b. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang terjadi selama kehamilan merupakan suatu ketidaknyamanan
yang wajar dalam kehamilan. Keadaan tersebut bisa terjadi selama kehamilan karena
sang ibu tengah mengalami anemia atau kekurangan darah. Bila hal ini terjadi,
diharapkan sang ibu meningkatkan asupan makanan yang banyak mengandung zat besi
seperti daging sapi, hati sapi, buah bit, dan sayuran hijau. Selain itu bisa dilanjutkan
dengan konsumsi tablet Fe secara rutin. Namun apabila sakit kepala dirasa semakin
berat seperti ditusuk-tusuk dan berat dibagian belakang kepala serta diikuti dengan
penglihatan yang kabur, bengkak pada tangan dan wajah, nyeri ulu hati, serta tekanan
darah tinggi maka sang ibu dapat waspada karena kumpulan gejala tersebut menandakan
preeklamsia. Sehingga sang ibu dapat segera untuk menghubungi dokter atau menuju
pusat pelayanan kesehatan.
c. Pre Eklamsia dan Eklamsia
Pre eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90
mmHg pada kehamilan usia 20 minggu. Eklampsia apabila ditemukan gejala seperti
kejang pada penderita pre eklampsia yang disertai dengan koma.
Menurut Manuaba (2010) dalam Nita & Dwi (2013), preeklampsia digolongkan
menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat, dengan gejala sebagai berikut :
1) Pre eklampsia Ringan
Tekanan darah sistol 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval 6 jam
pemeriksaan.

a) Tekanan darah diastole 90 atau 15 mmg.


b) BB ibu meningkat lebih dari 1kg setiap minggu.
c) Nyeri kepala sementara, tidak ada gangguan penglihatan dan tidak ada nyeri pada ulu
hati.
2) Pre eklampsia Berat
Apabila pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu ditemukan satu atau lebih tanda
dan gejala sebagai berikut:
a)Tekanan darah lebih dari 160/110 mmH
b) Oliguria, urin kurang dari 400 cc/24 jam.
c)Terdapat gangguan pada visus dan serebral.
d) Edema paru dan sianosis
e)Koma
3) Bengkak Pada Muka dan Tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lai. Hal ini
bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia.
System kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi system
kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan dan membuat kulit di kaki bagian
bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang, dan sangat tertarik. Kram kaki juga sering
terjadi di malam hari ketika tidur. Kram pada kaki biasanya dihubungkan dengan kadar
garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi.
4) Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam jiwa
keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal
ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks,
persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta,
infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
5) Bayi Kurang Bergerak
Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada usia kehamilan 14-16 minggu. Gerakan
yang awalnya terasa seperti getaran, lalu lama- kelamaan semakin terasa seperti
tendangan atau sikutan (Lalage, 2013). Jika dalam keadaan tidur maka gerakannya bayi
akan melemah. Selain itu kekurangan oksigen pada bayi di dalam kandungan juga dapat
menyebabkan berkurangnya gerakan dari bayi. Bayi bergerak minimal 3 kali dalam 1 jam
jika ibu berbaring atau sedang beristirahat. Terdapat sebuah teknik yang memudahkan
sang ibu untuk menghitung pergerakan janin yaitu dengan cara memasukkan satu koin
dalam kaleng setiap kali janin terasa bergerak (Jannah & Widajaka, 2012).

6) Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah pada pagi merupakan suatu gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Perasaan mual ini dapat terjadi akibat meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum. Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah berlebihan
(>7 kali dalam sehari) maka disebut dengan hiperemesis gravidarum. Apabila keadaan
tersebut disertai dengan kondisi ibu yang lemah, tidak selera makan, penurunan berat
badan, dan nyeri ulu hati kemungkinan merupakan suatu tanda ibu hamil mengalami
penyakit berat. Pemberian cairan infus merupakan suatu tindakan yang dapat menjadi
pertolongan pertama bagi ibu hamil, sebab jika ibu hamil mengalami kekurangan cairan
akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan bayinya (Lalage, 2013).
7) Selaput Kelopak Mata Pucat
Pada ibu hamil yang mengalami kelopak mata yang menonjol, jemari gemetaran,
sering berdebar-debar, dan panas dan banyak keringat, serta tampak pembengkakan di
batang leher bagian depan merupakan gejala ibu hamil yang mengalami anemia. Anemia
dalam kehamilan sering terjadi karena volume darah meningkat 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat
daripada sel-sel nya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematocrit (volume, jumlah
atau persen sel darah merah dalam darah). Sehingga penurunan ini dapat mengakibatkan
anemia.
8) Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan. Kejadian ketuban pecah dini bisa disebabkan karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intra uteri, bisa juga berasal dari infeksi pada
vagina serviks sehingga dapat mengakibatkan persalinan pre term dan infeksi pada bayi.
Cairan ketuban yang keluar umumnya tidak berwarna dan tidak berbau pesing.

B. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Anemia

1) Pengertian

Anemia dalam kehamilan merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin,

hematocrit dan eritrosit dibawah nilai yang normal. Kadar hemoglobin yang normal pada

wanita hamil adalah 12 gr/dl (Ratna, 2012).

Menurut WHO mengategorikan anemia pada kehamilan bila kadar hemoglobin darah

kurang dari 11g%, 9-10 g% sebagai anemia ringan, 7-8 g% anemia sedang dan 5-6 g%

anemia berat. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan kadar oksigen pada sirkulasi ibu
dan janin berkurang. Ibu hamil dengan anemia ringan memiliki reisiko besar mengalami

persalinan prematur dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Resiko morbiditas dan

mortalitas pada ibu dan janin dapat meningkat pada ibu hamil dengan anemia berat.

Anemia sering terjadi pada ibu hamil, biasanya disebabkan oleh defisiensi besi karena

kurangnya asupan, kehilangan darah secara mendadak, akibat penyakit menahun, hemolitik,

hipoplasia dan aplasia.

2) Etiologi

Penyebab dari anemia pada umumnya adalah:

a) Kurang gizi ( malnutrisi )


b) Kurang zat gizi dalam diet

c) Mal absorbs

d) Kehilangan darah yang banyak: Persalinan yang lalu, haid dll.

e) Penyakit-penyakit kronik : TBC Paru, cacing usus, malaria dll.

b. Patofisiologi

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan

perdarahan sebanyak 50-80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30-40 m gr. Disamping

itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi. Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan

membentuk sel janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan

melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan

cadanganFe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya

menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena

darah ibu mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30%-40% yang

puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% - 30%. Jika Hb ibu

sebelum hamil sekitar 11 gr% dengan terjadi hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologik dan

Hb ibu akan menjadi 9,5 gr%-10gr%.

c. Diagnosa Anemia Dalam Kehamilan


Diagnosa anemia dapat dilakukan melalui anamnese. Pada anamnese didapatkan keluhan antara lain

( Rochayati, 2013 ) :

a) Cepat lelah

b) Sering pusing

c) Mata berkunang-kunang

d) Mual-mual lebih hebat pada primi

e) Kulit tampak pucat

f) Sesak nafas bila melakukan kegiatan jasmani

g) Jantung berdebar

c. Penyebab Anemia

Penyebab anemia umumya antara lain:

a) Kurang gizi ( malnutrisi )

b) Kurang zat besi dalam diit

c) Mal absorbsi

d) Kehilangan darah yang banyak, misalnya : persalinan yang lalu, haid, perdarahan

e) Penyakit-penyakit kronik misalnya TBC, malaria, cacing usus

d. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Dan Persalinan ( Manuaba, 2010 )

a) Bahaya selama kehamilan Abortus

(1) Prematuritas

(2) Terjadi infeksi

(3) Hiperemesis gravidarum

(4) Perdarahan antepartum

(5) Ketuban pecah dini

b) Bahaya saat persalinan

(6) Gangguan His


(7) Kala I berlangsung lama

(8) Perdarahan post partum

(9) Retensio plasenta

b) Bahaya saat Nifas

(1) Infeksi puerperium

(2) Pengeluaran ASI berkurang

(3) Infeksi mamae

c) Bahaya terhadap janin

(1) Abortus

(2) Kematian intrauterine

(3) BBLR

(4) Cacat bawaan

(5) Mudah infeksi

(6) Intelegensi rendah

e. Edukasi untuk ibu hamil dengan anemia

a) Memotivasi ibu untuk banyak makan makanan yang mengandung banyak zat besi seperti telur,

susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tempe, tahu, kedelai, kacang hijau), sayuran berwarna

hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk) dan buah-buah (jeruk, jambu dan pisang)

b) Menganjurkan ibu untuk sering beristirahat yaitu tidur pada malam hari 7-8 jam dan siang hari 1-

2 jam

c) Menganjurkan ibu mengkonsumsi tablet Fe dengan dosis 1x1 diminum dengan air putih dan

sebaiknya diminum pada malam hari untuk menghindari mual. Dapat juga menambahkkan

vitamin C (air jeruk) sewaktu meminumnya untk mempermudah penyerapan zat besi dan

menghindari teh dan kopi karena dapat menghambat penyerapan zat besi.

f. Pencegahan Anemia dengan Buah Bit


Untuk mengatasi anemia ada 2 cara yang dilakukan yaitu secara farmakologi dan non

farmakologi. Cara farmakologis yaitu dengan pemberian tablet Fe dan asam folat, sedangkan

pengobatan nonfarmakologis dan pencegahan pada anemia salah satu diantaranya adalah dengan

cara mengonsumsi buah bit.

Buah bit bermanfaat sebagai obat hati, pembersih alami kandung emedu dan ginjal,

membersihkan dan menetralkan racun di dalam tubuh, melawan infeksi dan radang serta

mengatasi masalah batu ginjal. Kelebihan dari cara non farmakologis, yaitu dapat meningkatkan

pengetahuan pasien tentang suatu penyakit, meningkatkan kemandirian dan keterampilan pasien

dalam penanganan suatu penyakit, meningkatkan rasa percaya diri pasien, meningkatkan

kepatuhan pasien, dan menghindari penggunaan obat-obatan berlebih yang berdampak terhadap

ginjal. (Stephana, Wenda., Utami, Sri., Elita, Veny.,2017).

Bit adalah suatu bahan pangan yang belum banyak dikenal banyak orang

yang berwarna merah keunguan. Pigmen yang berwarna merah keunguan pada buah bit adalah

pigmen betalain. Betalain merupakan sebuah kombinasi dari pigmen ungu betacyanin dan

pigmen kuning betaxanthin. Kandungan pigmen yang dimiliki bit diyakini sangat bermanfaat

mencegah penyakit kanker, terutama kanker kolon.

Bit mengandung berbagai macam zat gizi, diantanya vitamin, mineral, asam amino, kalori,

antioksidan, antikarsinogenik, dan silica. Buah bit yang berukuran 5 cm mengandung 35 kalori.

Dalam 35 kalori terdapat Vitamin B1,B2, B3 dan vitamin A dalam bentuk beta karoten serta

merupakan sumber dari asam folat dan vitamin C yang baik. Buah bit mengandung berbagai

macam mineral, yaitu kalsium, magnesium, fosfor, potasium, sodium, besi, zink, tembaga,

mangan, dan selenium. Di dalam buah bit terdapat air dan karbohidrat dalam jumlah besar dan

juga mengandung sejumlah kecil asam amino (protein). Tak sampai di situ kandungan

karotenoid dan flavonoid di dalam buah bit dapat membantu menurunkan oksidasi pada

kolesterol LDL (low density lipoprotein) yang dapat mengakibatkan kerusakan dinding arteri,
serangan jantung, hingga stroke.

Warna merah tua dari bit mengandung betasianin memiliki efek antikarsinogenik yaitu

dapat mencegah kanker kolon. Terakhir, bit memiliki

kandungan kaya silica di dalamnya membuat kulit, rambut, kuku dan tulang

seseorang akan lebih sehat.

Adapun manfaat lain dari buah bit diantaranya

1. Mengurangi Risiko Cacat pada Janin

Buah bibit mengandung asam folat yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan
janin, terutama bagian tulang sumsumnya. Mengonsumsi buah bit secara rutin dapat membantu
mengurangi kelainan atau risiko cacat pada janin.

2. Meningkatkan Kekebalan Tubuh


Ibu hamil memerlukan ketahanan tubuh yang baik agar terhindar dari berbagai penyakit.
Untuk meningkatkan kekebalan tubuh, ibu hamil dapat mengonsumsi buah bit karena buah ini
mengandung antioksidan yang tinggi sehingga mampu meminimalisir risiko infeksi pada ibu
hamil.
3. Janin Berkembang dengan Baik
Buah bit mengandung vitamin A dan vitamin E yang bermanfaat untuk membantu
perkembangan janin dalam kandungan. Mengonsumsi buah bit bisa menjadi salah satu cara untuk
membantu perkembangan janin agar berkembang dengan optimal dan sesuai milestone.
4. Mengurangi Pembengkakan
Biasanya ibu hamil mengalami pembengkakan dan nyeri sendi. Hal ini adalah hal yang
normal terjadi, namun untuk mengurangi risiko ini ibu hamil bisa mengonsumsi buah bit. Buah bit
mengandung betaine yang bisa memberikan efek anti-inflamasi pada tubuh.
5. Sumber Zat Besi
Salah satu zat yang dibutuhkan ibu hamil adalah zat besi. Ketika ibu hamil kekurangan zat
besi, maka dapat menyebabkan anemia yang tidak baik untuk perkembangan janin. Untuk
memenuhi asupan zat besi, ibu hamil dapat mengkonsumsi buah bit secara rutin.
Adapun cara konsumsi buah bit untuk ibu hamil dengan benar yaitu sebagai berikut:
1. Direbus
Buah bit dapat diolah dengan cara direbus. Rebus buah bit kurang lebih selama 30 menit.
Tips agar warna buah bit tidak luntur secara berlebihan antara lain jangan potong buah bit
(pertahankan batang bit setidaknya 5 cm), jangan mengupas kulit buah bit yang akan direbus, dan
tambahkan sedikit cuka ke dalam rebusan. Cara ini juga tepat untuk anda yang tidak memiliki
waktu dalam memasak meskipun rasanya tidak seenak seperti digoreng atau dipanggang.
a. Masukkan beberapa bit yang sudah dicuci dalam panci
b. Rendam bit dalam air di panci dan tambahkan 1 sendok makan gula serta 1 sendok makan
garam
c. Rebus dengan api besar hingga mendidih dan kecilkan api sambil terus direbus.
d. Masak terus selama 40 sampai 60 menit lalu matikan api dan diamkan hingga dingin.
e. Kupas bit yang sudah matang tersebut  dan hidangkan bersama dengan minyak zaitun serta
garam dan lada secukupnya.
2. Dikukus
Cara konsumsi buah bit untuk ibu hamil selain dijadikan sebagai olahan dengan direbus, buah
bit juga bisa diolah dengan cara dikukus. Dalam segi mempertahankan pigmen dan nutrisi,
pengolahan dengan cara dikukus lebih baik dibandingkan dengan direbus.
a. Isi dasar panci pengukus dengan air lalu didihkan.
b. Atur bit dalam kukusan lalu tutup dan masak sampai matang.
c. Masak selama 45 menit atau hingga matang lalu keluarkan dan masukan kedalam air dingin.
d. Kupas kulit bit lalu hidangkan dengan minyak zaitun, lada dan garam atau juga bisa dicampur
dalam salad.
3. Dipanggang
Buah bit juga bisa diolah dengan cara dipanggang, baik dipanggang secara utuh atau diiris
terlebih dahulu. Dalam pengolahannya, buah bit yang sudah dipanggang bisa diolah menjadi
keripik, pelengkap roti, isian pastry, atau isian pie.
4. Diolah Mentah-Mentah
Cara terakhir untuk mengolah buah bit adalah dengan cara diolah mentah-mentah. Buah bit
yang diolah mentah-mentah mampu menjaga kandungan nutrisi di dalamnya. Olahan ini bisa
dalam bentuk acar, salad, dan jus.
Tak hanya manfaat buah bit untuk Ibu hamil, ternyata mengonsumsi secara berlebihan juga
mengakibatkan adanya efek samping buah bit untuk ibu hamil. Segala sesuatu yang dikonsumsi
secara berlebihan tentunya akan memberi dampak buruk bagi tubuh, tak terkecuali mengonsumsi
buah bit.

Oleh karena itu, Ibu hamil yang ingin mengonsumsi buah bit dianjurkan untuk berkonsultasi
dengan dokter kandungan terlebih dahulu untuk menentukan kadar konsumsi buah bit yang pas
selama kehamilan. Berikut beberapa efek samping mengonsumsi buah bit secara berlebihan bagi Ibu
hamil:
a. Mengakibatkan terjadinya beeturia, yakni perubahan urin dan feses menjadi memerah.
b. Kandungan betaine berlebihan mengakibatkan masalah diare, mual, muntah, dan gastrointestinal.

c. Kandungan nitrat yang dapat memicu kelelahan pada Ibu hamil.

d. Membuat pita suara mengalami kelumpuhan sementara.

e. Mengonsumsi buah bit secara berlebihan dapat memicu terjadinya batu ginjal.

Anda mungkin juga menyukai