TINJAUAN PUSTAKA
A. Antenatal Care/ANC
1. Kehamilan
Masa kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Wiknjosastro, 2018).
2. Pengertian Antenatal Care/ANC
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono,
2016).
Menurut Rukiah & Yulianti (2014), mendefinisikan bahwa pemeriksaan kehamilan
merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin
secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan.
Pada hakikatnya pemeriksaan kehamilan bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-
hal yang yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan mempengaruhi kesehtan Ibu hamil dan
janinnya. Dalam pelayanan antenatal terintegrasi, tenaga kesehatan harus dapat memastikan
bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang
dialami Ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga Ibu hamil siap untuk
menjalani persalinan normal. Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai resiko
mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan antenatal harus dilakukan
minimal 6 kali sesuai standar dan terintegrasi (Buku KIA, 2021).
Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan paling
sedikit 6 kali kunjungan untuk pemeriksaan selama kehamilan, menurut yaitu paling sedikit
dua kali kunjungan dalam trimester pertama, paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester
kedua, dan paling sedikit tiga kali kunjungan dalam trimester ketiga (Buku KIA, 2021). Selain
untuk ibu hamil sebaiknya melakukan kunjungan ANC minimal sebanyak 6 kali, yaitu sebagai
berikut :
a. Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)
K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika ibu hamil
mengalami terlambat datang bulan. Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal
care adalah sebagai berikut :
bila diperlukan.
6) Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah pada pagi merupakan suatu gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Perasaan mual ini dapat terjadi akibat meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum. Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah berlebihan
(>7 kali dalam sehari) maka disebut dengan hiperemesis gravidarum. Apabila keadaan
tersebut disertai dengan kondisi ibu yang lemah, tidak selera makan, penurunan berat
badan, dan nyeri ulu hati kemungkinan merupakan suatu tanda ibu hamil mengalami
penyakit berat. Pemberian cairan infus merupakan suatu tindakan yang dapat menjadi
pertolongan pertama bagi ibu hamil, sebab jika ibu hamil mengalami kekurangan cairan
akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan bayinya (Lalage, 2013).
7) Selaput Kelopak Mata Pucat
Pada ibu hamil yang mengalami kelopak mata yang menonjol, jemari gemetaran,
sering berdebar-debar, dan panas dan banyak keringat, serta tampak pembengkakan di
batang leher bagian depan merupakan gejala ibu hamil yang mengalami anemia. Anemia
dalam kehamilan sering terjadi karena volume darah meningkat 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat
daripada sel-sel nya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematocrit (volume, jumlah
atau persen sel darah merah dalam darah). Sehingga penurunan ini dapat mengakibatkan
anemia.
8) Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan. Kejadian ketuban pecah dini bisa disebabkan karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intra uteri, bisa juga berasal dari infeksi pada
vagina serviks sehingga dapat mengakibatkan persalinan pre term dan infeksi pada bayi.
Cairan ketuban yang keluar umumnya tidak berwarna dan tidak berbau pesing.
1) Pengertian
hematocrit dan eritrosit dibawah nilai yang normal. Kadar hemoglobin yang normal pada
Menurut WHO mengategorikan anemia pada kehamilan bila kadar hemoglobin darah
kurang dari 11g%, 9-10 g% sebagai anemia ringan, 7-8 g% anemia sedang dan 5-6 g%
anemia berat. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan kadar oksigen pada sirkulasi ibu
dan janin berkurang. Ibu hamil dengan anemia ringan memiliki reisiko besar mengalami
persalinan prematur dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Resiko morbiditas dan
mortalitas pada ibu dan janin dapat meningkat pada ibu hamil dengan anemia berat.
Anemia sering terjadi pada ibu hamil, biasanya disebabkan oleh defisiensi besi karena
kurangnya asupan, kehilangan darah secara mendadak, akibat penyakit menahun, hemolitik,
2) Etiologi
c) Mal absorbs
b. Patofisiologi
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan
perdarahan sebanyak 50-80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30-40 m gr. Disamping
itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi. Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan
cadanganFe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya
menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena
darah ibu mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30%-40% yang
puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% - 30%. Jika Hb ibu
sebelum hamil sekitar 11 gr% dengan terjadi hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologik dan
( Rochayati, 2013 ) :
a) Cepat lelah
b) Sering pusing
c) Mata berkunang-kunang
g) Jantung berdebar
c. Penyebab Anemia
c) Mal absorbsi
d) Kehilangan darah yang banyak, misalnya : persalinan yang lalu, haid, perdarahan
(1) Prematuritas
(1) Abortus
(3) BBLR
a) Memotivasi ibu untuk banyak makan makanan yang mengandung banyak zat besi seperti telur,
susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tempe, tahu, kedelai, kacang hijau), sayuran berwarna
hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk) dan buah-buah (jeruk, jambu dan pisang)
b) Menganjurkan ibu untuk sering beristirahat yaitu tidur pada malam hari 7-8 jam dan siang hari 1-
2 jam
c) Menganjurkan ibu mengkonsumsi tablet Fe dengan dosis 1x1 diminum dengan air putih dan
sebaiknya diminum pada malam hari untuk menghindari mual. Dapat juga menambahkkan
vitamin C (air jeruk) sewaktu meminumnya untk mempermudah penyerapan zat besi dan
menghindari teh dan kopi karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
farmakologi. Cara farmakologis yaitu dengan pemberian tablet Fe dan asam folat, sedangkan
pengobatan nonfarmakologis dan pencegahan pada anemia salah satu diantaranya adalah dengan
Buah bit bermanfaat sebagai obat hati, pembersih alami kandung emedu dan ginjal,
membersihkan dan menetralkan racun di dalam tubuh, melawan infeksi dan radang serta
mengatasi masalah batu ginjal. Kelebihan dari cara non farmakologis, yaitu dapat meningkatkan
pengetahuan pasien tentang suatu penyakit, meningkatkan kemandirian dan keterampilan pasien
dalam penanganan suatu penyakit, meningkatkan rasa percaya diri pasien, meningkatkan
kepatuhan pasien, dan menghindari penggunaan obat-obatan berlebih yang berdampak terhadap
Bit adalah suatu bahan pangan yang belum banyak dikenal banyak orang
yang berwarna merah keunguan. Pigmen yang berwarna merah keunguan pada buah bit adalah
pigmen betalain. Betalain merupakan sebuah kombinasi dari pigmen ungu betacyanin dan
pigmen kuning betaxanthin. Kandungan pigmen yang dimiliki bit diyakini sangat bermanfaat
Bit mengandung berbagai macam zat gizi, diantanya vitamin, mineral, asam amino, kalori,
antioksidan, antikarsinogenik, dan silica. Buah bit yang berukuran 5 cm mengandung 35 kalori.
Dalam 35 kalori terdapat Vitamin B1,B2, B3 dan vitamin A dalam bentuk beta karoten serta
merupakan sumber dari asam folat dan vitamin C yang baik. Buah bit mengandung berbagai
macam mineral, yaitu kalsium, magnesium, fosfor, potasium, sodium, besi, zink, tembaga,
mangan, dan selenium. Di dalam buah bit terdapat air dan karbohidrat dalam jumlah besar dan
juga mengandung sejumlah kecil asam amino (protein). Tak sampai di situ kandungan
karotenoid dan flavonoid di dalam buah bit dapat membantu menurunkan oksidasi pada
kolesterol LDL (low density lipoprotein) yang dapat mengakibatkan kerusakan dinding arteri,
serangan jantung, hingga stroke.
Warna merah tua dari bit mengandung betasianin memiliki efek antikarsinogenik yaitu
kandungan kaya silica di dalamnya membuat kulit, rambut, kuku dan tulang
Buah bibit mengandung asam folat yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan
janin, terutama bagian tulang sumsumnya. Mengonsumsi buah bit secara rutin dapat membantu
mengurangi kelainan atau risiko cacat pada janin.
Oleh karena itu, Ibu hamil yang ingin mengonsumsi buah bit dianjurkan untuk berkonsultasi
dengan dokter kandungan terlebih dahulu untuk menentukan kadar konsumsi buah bit yang pas
selama kehamilan. Berikut beberapa efek samping mengonsumsi buah bit secara berlebihan bagi Ibu
hamil:
a. Mengakibatkan terjadinya beeturia, yakni perubahan urin dan feses menjadi memerah.
b. Kandungan betaine berlebihan mengakibatkan masalah diare, mual, muntah, dan gastrointestinal.
e. Mengonsumsi buah bit secara berlebihan dapat memicu terjadinya batu ginjal.