04011281924118
a. Tujuan umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas
sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan
melahirkan bayi yang sehat.
b. Tujuan khusus
- menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu, komprehensif, serta berkualitas,
- memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian
ASI,
- meminimalkan “missed opportunity” pada ibu hamil,
- mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil
- melakukan intervensi yang tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini mungkin pada
ibu hamil
- melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
rujukan yang sudah ada.
- sebagai ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan, dan
persiapan menjadi orang tua (Simpson & Creehan, 2008 dalam Novita, 2011)
Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa pemeriksaan antenatal juga
memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya, antara lain :
1. Bagi Ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengurangi
penyulit masa antepartum;
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jamani dan rohani ibu hamil dalam
menghadapi proses persalinan;
c. Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat memberikan
ASI;
d. Dapat melakukan proses persalinan secara aman.
2. Bagi Janin
Memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati
dan berat bayi lahir rendah.
Semua ibu hamil dan suami/keluarga diharapkan ikut serta minimal 1 kali pertemuan. Untuk
mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar minimal 4 kali selama
kehamilan.
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan informasi bagi
ibu hamil supaya dapat mengenali faktor resiko ibu dan janin.
Idealnya pemeriksaan ulang dapat dilakukan pada setiap bulan sampai usia kehamilan 7
bulan, kemudian setiap 2 minggu sekali setelah usia kehamilan mencapai 9 bulan sampai pada
proses persalinan (Wagiyo & Putrono, 2016). Jadwal tersebut merupakan jadwal pemeriksaan
dalam kondisi kehamilan yang normal, karena biasanya penyulit kehamilan baru akan timbul
pada tirimester ketiga hingga menjelang akhir kehamilan. Jika kehamilan tidak normal, maka
jadwal pemeriksaan kehamilan akan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010).
Gambar 1. Kerangka konsep antenatal komprehensif dan terpadu
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, yaitu
dokter, bidan, dan perawat terlatih sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelayanan antenatal
terpadu terdiri dari:
1. Anamnesis
Dalam memberikan ANC, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
melakukan anamnesis, yaitu sebagai berikut.
a. Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan yang sekarang,
riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan riwayat penyakit yang diderita ibu.
b. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini
c. Menanyakan tanda bahaya yang terkait dengan masalah kehamilan dan penyakit yang
kemungkinan diderita ibu hamil:
- Muntah berlebihan, pusing, sakit kepala menetap, perdarahan, sakit perut hebat,
demam, batuk lama, berdebar-debar, cepat lelah, sesak napas atau sukar bernapas,
keputihan yang berbau, gerakan janin
- Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri, bicara sendiri,
tidak mandi, dan sebagainya.
- Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan.
d. Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid.
e. Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.
f. Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi
g. Di daerah endemis malaria,tanyakan gejala malaria dan riwayat pemakaian obat
malaria
h. Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit pada
pasangannya.
i. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi dan
kualitas asupan.
j. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi kemungkinan
terjadinya komplikasi dalam kehamilan, antara lain:
- Siapa yang akan menolong persalinan?
- Di mana akan bersalin?
- Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin?
- Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi pendarahan?
- Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk?
- Apakah sudah disiapkan biaya untuk persalinan
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan ANC meliputi berbagai jenis pemeriksaan termasuk menilai keadaan
umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan) ibu hamil. Pemeriksaan laboratorium/penunjang
dapat dikerjakan laboratorium sederhana (Hb, Protein uri dan reduksi). Apabila di
fasilitas tidak tersedia,tenaga kesehatan harus merujuk ibu hamil ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi.
Tabel 1. Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu (Kemenkes, 2010)
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang Efektif
Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut Wagiyo (2016) adalah
sebagai berikut:
1. Klinik bersalin;
2. Rumah Sakit Bersalin;
3. Dokter Umum dan Puskesmas;
4. Organisasi Sukarela;
5. Bidan;
6. Perawatan mandiri
Dalam pelayanan antenatal juga dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
seperti dokter, bidan, dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan pelayanan antenatal yang
berlaku (Kemenkes RI, 2010).
Daftar Pustaka
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. Buku Ajar Kesehatan Ibu
Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI
Putrono, Wagiyo, Ns. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal & Bayi Baru Lahir
Fisiologis dan Patologis. Yogyakata.
Bartini. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Normal. Jakarta: EGC.