ACARA PENYULUHAN
III. PESERTA
Ibu-ibu di Desa Prambatan Kidul
IV. METODE
Ceramah dan Diskusi
V. MEDIA
Poster
VI. EVALUASI
1. Ibu-ibu dapat menyebutkan pengertian ANC
2. Ibu-ibu dapat menyebutkan tujuan dan manfaat ANC
3. Ibu-ibu dapat menyebutkan dampak jika ibu tidak melakukan ANC
4. Ibu-ibu dapat menyebutkan jadwal kunjungan ANC
5. Ibu-ibu dapat menyebutkan tempat kunjungan ANC
6. Ibu-ibu dapat menyebutkan Pemeriksaan 10T
VIII. REFERENSI
Rita Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba
Medika.
MATERI
ANTENATAL CARE (ANC)
Usia
Kehamilan TFU dalam cm Tinggi Fundus Uteri
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh
maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah),
anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan infeksi. Defisiensi besi
bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi
biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat
suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat
dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet
Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari
berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat,
setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.
e) Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi atau
neonatus yang disebabkan oleh penyakit tetanus, maka dilakukan kegiatan pemberian imunisasi
TT.
Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:
1. Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum
adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang
disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan
menyerang sistim saraf pusat.
2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi
secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal (pada ibu hamil) dan tetanus neonatorum
(bayi berusia kurang dari 1 bulan).
Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc di injeksikan
intramuskuler/subkutan (dalam otot atau dibawah kulit). Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum
kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif
hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak
pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama
diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian.. akan tetapi
untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.
Imunisasi TT 0,5 cc
Apabila didapatkan resiko penyakit lainnya saat kehamilan seperti darah tinggi/hipertensi dan kencing
manis/diabetes melitus, maka dapat dilakukan tes laboratorium lainnya seperti tes fungsi ginjal, kadar
protein (albumin dan globulin), kadar gula darah dan urin lengkap.
Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil saat melakukan pemeriksaan
kehamilan dan bertujuan untuk mengatasi risiko penyakit lain selama kehamilan. Sehingga ketika waktu
persalinan dapat berlangsung dengan aman dan sehat.
Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita LILA sepanjang 33 cm, atau meteran kain
dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat dilakukan pengukuran, ibuhamil pada posisi berdiri dan
dilakukan pada titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku lengan kiri, jika ibu hamil yang
bersangkutan tidak kidal.
Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada lengan kanan. Hal ini dilakukan untuk
memperkecil bias yang terjadi, karena adanya pembesaran otot akibat aktivitas, bukan karena
penimbunan lemak. Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan pada lengan kanan.
Dengan pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini dan menapis risiko bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR). Setelah melalui penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh
standar LILA sebagai berikut :
1. Jika LILA kurang dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil kurang, misalnya kemungkinan mengalami
KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia kronis, dan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.
2. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil baik, dan risiko
melahirkan bayi BBLR lebih rendah.
1. Letak presentase bayi dan djj
Dalam melakukan pemeriksaan fisik saat kehamilan, bidan / dokter akan melakukan suatu pemeriksaan
untuk menentukan posisi janin, terutama saat trimester III atau menjelang waktu prediksi persalinan.
Selain itu, akan dilakukan pula pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) sebagai acuan untuk mengetahui
kesehatan ibu dan perkembangan janin, khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Denyut jantung
janin normal permenit adalah sebanyak 120-160 kali. Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan
pada ibu hamil, dan denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Alat yang sering digunakan dalam menentukan posisi janin dan denyut jantung janin saat ini adalah USG
(Ultra Sono Grafi). USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik (gelombang yang memiliki frekuensi yang tinggi yaitu 250 kHz – 2.000 kHz) yang kemudian
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. USG ini aman untuk janin dan sang ibu.
1. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan yang tepat.
2. Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan
3. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan
4. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
5. Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)
6. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
7. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang rencana proses kelahiran
8. Persiapan dan biaya persalinan