Anda di halaman 1dari 16

Embung Kebidanan

Sabar, Ikhlas, & Tawakkal 3 Prinsip Hidup yang harus di Amalkan dan di terapkan

Beranda ▼

Kamis, 14 Mei 2015

Makalah Antenatal Care (ANC)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seorang inu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik ibu yang
mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka perlunya pengawasan dan
pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Petugas
kesehatan ini kemudian dijadikan sebuah program yang disebut Antenatal Care. Program ini
sebuah program untuk menharahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus
dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang
sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para
ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan
dengan minimal pemeriksaan 3 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan trimester
pertama, trimester kedua dan pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal.
Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan,
sebulan dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak
9 bulan.
Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) sangat disarankan bagi para ibu hamil
untuk memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan adalah
serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga proses
persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai kehamilan yang optimal.
Asuhan Antenatal Care meliputi pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan
informasi kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyakit kehamilan,
menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan (resiko
tinggi, resiko meragukan, resiko rendah). (Manuaba, 2008).
Menurut World health organizations (WHO) tahun 2008, menyatakan bahwa masih

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 1 dari 16
tingginya mortalitas dan morbilitas pada ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara
berkembang. di Negara miskin berkisar 25 – 30% kematian usia subur disebabkan oleh hal
yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan
ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997). Sementara
menurut manuaba (2005), kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. menurut Federasi Obstetri
Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (sarwono, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


Dari pembahasan ini kita bisa menarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan antenatal care?
2. Apakah tujuan program antenatal care?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau
dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI,
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Juga mengetahui
kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan
secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (Manuaba, 2009).

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 2 dari 16
2.2Tujuan Antenatal Care (ANC)
Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama ibu
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bagi bayi.
Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan,
dan kala nifas.
Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas.
Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas,
laktasi, dan aspek keluarga berencana.
10. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Manuaba, I.B.G, 1998)

2.3 Manfaat Antenatal Care (ANC)


Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh gambaran dasar
mengenai perubahan fisiologik yang terjadi selama kehamilan dan berbagai kelainan yang
menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-
langkah dalam pertolongan persalinannya (Manuaba, 2009). Pemeriksaan antenatal juga
memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara lain:
1) Bagi ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengobati secara dini
komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam
menghadapi persalinan.
c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat memberikan ASI.
d. Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi (Manuaba, 1999).
2) Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi persalinan
prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal kualitas suber daya
manusia (Manuaba, 1999).

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 3 dari 16
2.4 Kebijakan Antenatal Care (ANC)
1) Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan.
Yaitu :
a) Satu kali pada triwulan pertama

b) Satu kali pada triwulan kedua

c) Dua kali pada triwulan ketiga

d. Standar Pelayanan ANC

2.5Standar Antenatal Care

1) Identifikasi Ibu Hamil


Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, anggota keluarganya agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

2) Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal


Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia,
kurang gizi, hipertensi, PMS / infeksi HIV, memberikan pelayanan iminusasi, nasehat dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

3) Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 4 dari 16
4) Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5) Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan


Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala pre eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
serta merujuknya.

6) Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan
rumah untuk hal ini. (Standar Pelayanan Kebidanan. DepKes RI. 2000).

7. Frekwensi Antenatal Care


Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi
pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Menurut Dep Kes RI
(2003) dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar adanya minimal yaitu
dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan sebagai berikut : 1). Minimal satu kali
pada trimester I ( 0-13 minggu) 2). Minimal satu kali pada trimester II (14-28minggu) 3).
Minimal dua kali pada trimester III (29-36 minggu).

8. Cakupan Antenatal Care


Cakupan pelayanan Antenatal care dapat di pantau melalui kunjungan baru ibu hamil
kunjungan pertama (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standar
paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali triwulan
kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga dan keempat untuk melihat kwalitas. Cakupan
kunjungan ibu hamil keempat (K4) adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal care 4 kali sesuai standar disatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Pemerintah menetapkan cakupan ANC > 95% (Peranginangin, 2006).
9. Pelayanan Anatenatal Care
Menurut Ari, (2009) bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standart minimal
pelayanan antenatal care yang disebut 7T yaitu: (Timbang) berat badan dan tinggi badan,
Ukur (Tekanan) darah. Ukur (Tinggi) fundus uteri, Pemberian imunisasi TT lengkap,
Pemberian Tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil, Tes terhadap penyakit seksual

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 5 dari 16
menular, Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan.
10. Pelaksanaan Antenatal Care
Menurut Kusmiyati, Wahyuningsi,& Sujiyatini (2008) bahwa pemeriksaan yang sering dilakukan
dirumah sakit atau puskesmas yaitu:
a. Inspeksi

1. Muka : adalah kloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, udem, lidah
dan gigi.
2. Leher: apakah ada bendungan vena di leher, kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe
membengkak.
3. Dada : bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan gelanggang susu, keadaan putting
susu, kolustrum.
4. Perut : Perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba,
nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas luka
5. Vulva : keadaan perineum, varises, tanda Chadwick, kondylomata, fluor.
6. Anggota bawah : adalah varises, edema, luka dan sikatris pada lipatan paha

b. Palpasi

1. Untuk menentukan besarnya rahim, konsistensinya


2. Bagian-bagian janin, letak, presentasi
3. Gerakan janin

Cara palpasi menurut Leopold (Prawiroharjo & Wiknjosastro, 2005) yaitu:

1. Leopold I Tujuan untuk menentukan tinggi fundud uteri dan untuk menemukan - presentasi
dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang berada di fundus.
2. Leopold II Tujuan untuk menentukan batas samping rahim kiri-kanan dan untuk
menentukan letak punggung janin dan letak bagian-bagian kecil.

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 6 dari 16
Caranya : Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan
tentukan dimanakan bagian terkecil bayi .(Hidayat, A.Aziz
Alimul, 2008).

3. Leopold III Tujuan untuk menentukan bagian terbawah


sudah atau belum terpegang pada pintu atas panggul.

Caranya : Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah
satu tangan secara lembut dan masuk kedalam abdomen
pasien diatas simpisis pubis.
4. Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian
apakah yang menjadi presentasi tersebut. (Hidayat, A.Aziz
Alimul, 2008).
Caranya :
a. Letakkan kedua tangan disis bawah uterus lalu
b. Tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah romgga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan
apakah bagian presentasi telah masuk .

Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan
bila janin cukup besar, kira-kira bulan ke VI le atas. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008)

6. Leopold IV Tujuan untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh janin
sudah masuk pintu atas panggul.

c. Auskultasi
Uliyah dan Hidayat (2008) mengindikasikan bahwa auskultasi dilakukan menggunakan
stetoskop monoaural untuk mendengarkan:
1. Denyut jantung janin
2. Bising tali pusat, bising rahim, bising usus
3. Gerakan dan tendangan janin
Menurut Saifuddin,B.A. 2006, pelayanan / asuhan standar minimal ”7 T” adalah sebagai berikut :
1. Timbang berat badan
Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur
kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg, selanjutnya pada
trimester II dan III masing – masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan
pertambahan berat total adalah 9 – 12 kg. Bila ada kenaikan berat badan yang
berlebihan perlu dipikirkan kearah adanya resiko seperti bengkak, kehamilan
kembar, hidramnion, dan anak besar (Depkes, 1997).

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 7 dari 16
2. Ukur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih dan atau diastolik
15 mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan
eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat (Depkes, 1997).
3. Ukur tinggi fundus uteri
Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah
sebagai berikut:
12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari diatas
symphysis.
16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan
antara symphysis–pusat.
20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah
pusat.
24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.
32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.
36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-pusat
(Mochtar, 1998).
4. Pemberian imunisasi TT
Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila diberikan
sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Kecuali jika
sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau
pada masa calon pengantin maka TT cukup diberikan satu kali saja. Dosis
pemberian imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM pada lengan atas. Adapun syarat
pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut :
a) Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan diberikan II
sedini mungkin sebanyak dua kali dengan jarak minimal dua minggu.
b) Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan
ulang/boster satu kai pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes RI,
1997).
5. Pemberian tablet zat besi
Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu tablet
sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug,
minimal 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama kopi atau teh
karena akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2002). Sebaiknya tablet besi

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 8 dari 16
diminum bersama air putih ataupun air jeruk. Selain itu perlu diberitahukan
juga bahwa ada kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam setelah ibu minum
obat ini, hal tersebut adalah normal (Depkes, 1997).
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual
seperti HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan sangat
berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit –
penyakit menular seksual harus segera ditangani.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi disebabkan
keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2002).
Perlu diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh
tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat dilakukan oleh dukun bayi.

Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen


(Saifudin, 2006) sebagai berikut:
1. Informasi yang dapat diberikan
Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama
kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga medis lainnya.
Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya. Suami
perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.
2. Anamnesis
Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus
haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus Naegele.
Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk
primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan multigravida
16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14 mingggu.
Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat bayi yang
pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita seperti
penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan riwayat
menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, kontrasepsi, dan faktor risiko yang

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 9 dari 16
mungkin ada pada ibu
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status gizi
dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat, sklera ikterik,
edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk melihat adanya
infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara
lengkap.
4. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum pemeriksaan
kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring terlentang dan
pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.

5. Pemeriksaan luar
Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus ditunggu sampai
dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi
dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua
tangan pemeriksa digosokkan dahulu.
Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap.
Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah muka ibu,
sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan
tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi,
tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia
kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula
bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat,
sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.
Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan posisi punggung
pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala. Pemeriksaan
Leopold III menentukan bagian janin yang berada di bawah.
Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga bagian kepala
yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP teraba
balotemen kepala.
Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural atau
doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan 18-20 minggu,
sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 10 dari 16
Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin, persentase
janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.
Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan
penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara
spontan. Rumus tersebut:
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.

1. N = 13 bila kepala belum melewati PAP


2. N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
3. N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.

6. Pemeriksaan dalam
Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum dengan
larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises, radang,
atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna
porsio, dinding, dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan
memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di
liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan letak,
bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang, porsio, dan
pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan cara palpasi
bimanual.
Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 8
minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar
kepala bayi atau tinju orang dewasa.
7. Pemeriksaan panggul

Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena jaringan
dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Masukkan
telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan ujung kedua jari ke
promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba, tentukan panjang konjugata
diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh
mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah
spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh
atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan
bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang
dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 11 dari 16
8. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung
leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.
2.6 Dampak Ibu tidak Antenatal Care (ANC)
1. Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu
2. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan.
3. Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi secara dini.

2.7 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTAK IBU HAMIL DENGAN


TENAGA KESEHATAN (K1)
(Depkes RI, 2008) (kontak ibu hamil diartikan sebagai kepatuhan dalam pelaksanaan
antenatal care)
1.Faktor internal
a. Paritas
Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga dari
pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya.
b. Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya daripada orang
yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia seseorang cukup tinggi
maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu yang mempunyai usia produktif akan
lebih berpikir secara rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
kehamilan.

2. Faktor eksternal
a. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan
berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
b. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini
mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.
c. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi
yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah
yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 12 dari 16
kekurangan energi dan protein (KEK). Hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk
menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.

d. Sosial budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang
menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Perubahan sosial
budaya terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat
yang lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi
kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku
yang dianggap menyimpang.

Tatanan budaya mempengaruhi dalam keputusan ibu dalam memeriksakan kehamilan


pada tenaga kesehatan.
e. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang
terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi yang
sulit menjangkau sampai tempat terpencil.
f. Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan


seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang
berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A, 2005).
Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga kesehatan,
media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam
melakukan kunjungan antenatal care.

g. Dukungan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan bantuan, disini
dukungan dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari orang
terdekat untuk melakukan kunjungan ulang.
Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami
mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada
kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya,

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 13 dari 16
tidak menyakiti istri, berdo’a untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri
dalam proses persalinan (Harymawan, 2007).
Menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan.
Pengertian antenatal care adalah perawatan kehamilan. Pelayanan perawatan kehamilan
merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya
sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan. Sedangkan tujuan
pelaksanaan

Description: tujuan antenatal care

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedimi
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada
setiap kunjungan antenatal care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai
kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 14 dari 16
3.2 Saran
Di harapkan kepada mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu yang hamil
normal dengan baik dan benar. Dan kepada ibu hamil lebih baik sering melakukan
pemeriksaan sedini mungkin agar mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya dan
apa saja yang dibutuhkannya baik diri sendiri maupun janinnya

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.indonesian-publichealth.com/2014/02/tujuan-pelayanan-antenatal-care-anc.html
2. http://asuhankebidanand3.blogspot.com/2013/01/antenatal-care-anc.html
3. http://midwiferyeducator.wordpress.com/2010/01/08/antenatal-care/
4. http://www.kajianpustaka.com/2013/07/antenatal-care.html
5. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-anc-ante-natal-care.html
6. http://zahra-zahrasblog.blogspot.com/2012/03/makalah-anc.html
7. http://arivaibeta.blogspot.com/2010/10/makalah-antenatal-care.html

Siti Zubaidah di 21.55

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

‹ Beranda ›

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 15 dari 16
Lihat versi web

About Me

Siti Zubaidah
Ikuti 40

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

http://sitizubaidah2910.blogspot.co.id/2015/05/makalah-antenatal-care-anc.html?m=1 08/10/17 22.25


Halaman 16 dari 16

Anda mungkin juga menyukai